ampi salinitas

12
Ikan Indonesia yang paling diburu Jepang utk Kepintaran dan Tinggi Badan Jijik boleh-boleh saja. Tapi, jika tahu khasiatnya, orang bakal tak sempat membayangkan rasa jijiknya. Itulah yang biasa dialami orang ketika melihat ikan sidat alias anguilla. Badannya yang pipih memanjang sekilas mirip belut. Cuma, kalau lebih ditelisik, kepalanya ternyata berbeda. Bentuknya lebih mirip ikan lele yang ber-sungut dua. Ngerinya, pada umur setahun, bentuknya tak berbeda dengan ular. Panjangnya bisa mencapai 2-3 meter. Di Indonesia ikan ini dikenal dengan berbagai nama menurut bahasa daerah. Orang Betawi menyebutnya Moa, orang Sulawesi menyebutnya Sogili, orang Sunda menyebutnya Lubang, sementara ada juga yang menyebutnya Massapi. Dalam bahasa Indonesia ikan ini disebut ikan Sidat (anguilla sp.). Ikan sidat mempunyai banyak keunggulan. Konon, tekstur dagingnya yang lembut mampu menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa, sidat digemari karena memiliki kandungan protein, terutama vitamin A. Kandungan vitamin A sidat 45 kali lipat dari kandungan vitamin A susu sapi. Kandungan vitamin B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi. Kandungan vitamin B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi. Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Masih banyak lagi kandungan zat ajaib yang terkandung dalam tubuh sidat. Tak heran, di Eropa, Amerika, Taiwan, dan Jepang, konsumsi ikan sidat cukup tinggi. Tengoklah pasar ikan sidat sekarang. Kebutuhan dunia akan sidat saat ini sekitar 300.000 ton. Dan, khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun. Memang, Negeri Matahari Terbit juga membiakkan ikan jenis ini. Hanya, kini 75% di antaranya kudu diimpor lantaran benih di perairan Jepang kian

description

salinitas

Transcript of ampi salinitas

Ikan Indonesia yang paling diburu Jepang utk Kepintaran dan Tinggi Badan

Jijik boleh-boleh saja. Tapi, jika tahu khasiatnya, orang bakal tak sempat membayangkan rasa jijiknya. Itulah yang biasa dialami orang ketika melihat ikan sidat alias anguilla. Badannya yang pipih memanjang sekilas mirip belut. Cuma, kalau lebih ditelisik, kepalanya ternyata berbeda. Bentuknya lebih mirip ikan lele yang ber-sungut dua. Ngerinya, pada umur setahun, bentuknya tak berbeda dengan ular. Panjangnya bisa mencapai 2-3 meter. Di Indonesia ikan ini dikenal dengan berbagai nama menurut bahasa daerah. Orang Betawi menyebutnya Moa, orang Sulawesi menyebutnya Sogili, orang Sunda menyebutnya Lubang, sementara ada juga yang menyebutnya Massapi. Dalam bahasa Indonesia ikan ini disebut ikan Sidat (anguilla sp.).

Ikan sidat mempunyai banyak keunggulan. Konon, tekstur dagingnya yang lembut mampu menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa, sidat digemari karena memiliki kandungan protein, terutama vitamin A. Kandungan vitamin A sidat 45 kali lipat dari kandungan vitamin A susu sapi. Kandungan vitamin B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi. Kandungan vitamin B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi. Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Masih banyak lagi kandungan zat ajaib yang terkandung dalam tubuh sidat. Tak heran, di Eropa, Amerika, Taiwan, dan Jepang, konsumsi ikan sidat cukup tinggi.

Tengoklah pasar ikan sidat sekarang. Kebutuhan dunia akan sidat saat ini sekitar 300.000 ton. Dan, khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun. Memang, Negeri Matahari Terbit juga membiakkan ikan jenis ini. Hanya, kini 75% di antaranya kudu diimpor lantaran benih di perairan Jepang kian menurun. Hebatnya lagi, dari 18 spesies sidat di dunia, tujuh di antaranya ada di Indonesia. Malah, diduga, nenek moyang ikan mirip belut ini berasal dari perairan Sulawesi.

Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di resetoran Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton pertahun .

Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu.

Ikan yang menjadi santapan kalangan elite di Jepang ini kini semakin diminati pebisnis di Indonesia. Apalagi dengan terbukanya pasar ekspor sidat ke negara-negara Asia Timur (Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Kini, permintaan sidat sangat tinggi baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Sayangnya permintaan yang sangat tinggi tidak diimbangi oleh ketersediaan pasokan. Beberapa supermarket besar di Jakarta masing-masing membutuhkan sidat segar 3 ton perbulan sementara yang terpenuhi baru 10 persennya, inipun pasokannya tidak kontinyu. Ini belum terhitung kebutuhan restoran dan perusahaan-perusahaan pengolah hasil perikanan.

Di Indonesia, keberadaan ikan ini gencar disosialisasikan oleh Agromania dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan workshop bekerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Tambak Pandu Karawang. Jika Anda ingin mendapatkan informasi yang lengkap atau mengikuti ACARA TEMU, PELATIHAN, ATAU ANJANGKARYA BUDIDAYA DAN BISNIS SIDAT, silahkan hubungi Pusat Informasi Sidat Agromania: (021)719.0833, 719.0851, 719.0864 atau SMS ke 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9. (DARI BERBAGAI SUMBER).http://sidatmania.blogspot.com/Sidat, Komoditi Yang Terlupakan Khasiat Dan Potensi BisnisnyaOleh AlamsyahBentuknya mirip belut hanya saja berukuran lebih besar dan memiliki semacam telinga atau sirip di bagian kepalanya, ditambah sirip tipis diatas punggungnya. Sidat termasuk kedalam jenis ikan yang hidup di air tawar dan asin (laut). Siklus hidupnya yang luar biasa dimulai ketika telur-telur sidat yang terbawa arus ke sungai menetas menjadi larva dan tumbuh menjadi sidat dewasa dan tetap hidup di sungai sampai mencapai usia matang untuk melakukan pemijahan. Saat inilah sidat dewasa akan kembali ke laut dan melakukan pemijahan, dan luar biasanya pemijahan tersebut dilakukan di kedalaman laut hingga mencapai lebih dari 6000 m. Setelah memijah dan bertelur, sidat akan mati. Telur-telur yang jumlahnya bisa mencapai jutaan dalam sekali proses pemijahan itu akan naik ke permukaan laut dan terbawa arus ke sungai lalu menetas disana dan berulanglah siklus hidup ikan sidat tersebut.

ikan sidatKemampuan ikan sidat untuk hidup di dua alam yang berbeda (air tawar dan laut) itulah yang menjadikan ikan sidat istimewa karena proses tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi dibanding ikan lainnya. Kandungan gizi daging ikan sidat jauh lebih baik dibanding daging lainnya termasuk ikan salmon yang sampai saat ini diklaim memiliki kandungan gizi paling baik (lihat tabel).Kandungan gizi daging ikan sidat Ikan sidat Ikan salmon MentegaVitamin A 4700 IU/100 gr - 1900 IU/100 grDHA 1337 mg/100 gr 820 mg /100 gr -EPA 742 mg / 100 gr 492 mg / 100 gr -Dan mengandung : Vitamin B1 25 kali lipat dari susu sapi Vitamin B2 5 kali lipat dari susu sapi Vitamin A 45 kali lipat dari susu sapi Zinc (emas otak) 9 kali lipat dari susu sapi Asam lemak omega 3 tinggi, 10.9 gr/100 gr Gizi tinggi, kaya protein, vitamin D dan E serta asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat Mempunyai rentang salinitas sangat tinggiManfaat daging ikan sidat bagi kesehatan Menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah Menghindari penyakit aterosklerosis dan mengurangi keletihan Mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar Meningkatkan daya ingat Memperbaiki sirkulasi kapiler Mempertahankan tekanan darah normal Mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh, rabun dekat, glaukoma dan penyakit mata kering karena kelelahan Meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidanhttp://www.artikelwirausaha.com/category/database/sidatSidat dan orang Jepang

aneka olahan sidatMasyarakat Jepang sudah lama mengenal sidat sebagai masakan khas dan sumber gizi terbaik. Karena itulah konsumsi sidat atau unagi (mereka menyebutnya unagi) sudah menjadi budaya yang baik dan luas bagi masyarakat Jepang. Tentu saja bukan hanya karena rasanya yang memang lezat namun juga karena mereka mengetahui kandungan gizi daging ikan sidat yang luar biasa tersebut. Bagi masyarakat Jepang, sidat juga dipandang sebagai masakan kehormatan yang biasa disajikan untuk tamu istimewa dan terhormat. Bahkan ada satu hari dalam setahun yang diperingati dan dirayakan oleh warga Jepang sebagai hari makan sidat dan menjadi agenda dalam kalender nasional.Sidat di IndonesiaMengejutkan mengetahui bahwa 12 dari 18 spesies sidat ternyata ada di Indonesia, namun justru sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengenal ikan sidat ini. Lebih mengejutkan lagi jika mengetahui bahwa ternyata potensi bisnis di bidang ikan sidat ini luar biasa besar menguntungkan namun sekali lagi belum digarap secara maksimal.Potensi bisnis ikan sidatSaat ini pengkonsumsi ikan sidat terbesar adalah negara Jepang dengan 150 ribu ton pertahun dari total 250 ribu ton konsumsi ikan sidat di seluruh dunia. Namun produksi negari sakura itu hanya 21 ribu ton per tahun dan sisanya dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain termasuk Indonesia (sebagian sangat kecil). Negara peng ekspor sidat terbesar saat ini adalah Tiongkok, namun itupun masih sangat jauh dari dari total kebutuhan dunia akan ikan sidat dan ditambah lagi saat ini ikan sidat produksi Tiongkok mulai dijauhi karena banyak mengandung bahan kimia. Harga ikan sidat yang mencapai 70 ribu / kg nya dan kebutuhan yang jauh melebihi supplai tentu menjadikan bisnis pembesaran ikan sidat ini sebagai salah satu bidang usaha yang sangat layak untuk dilirik. Sebagai gambaran sederhana perhitungan bisnis pembesaran ikan sidat dengan modal awal 15 juta bisa menghasilkan laba kotor hingga 13 juta dengan lama waktu 3 bulan. Dalam kacamata bisnis tentu ini sebuah peluang yang sangat menggiurkan. Lalu masihkan kita melupakan khasiat dan potensi bisnis ikan sidat ini ? Apalagi sekarang negara Jepang lebih melirik kita (Indonesia) sebagai penyuplai bagi kebutuhan ikan sidat mereka karena luas dan masih terjaganya kondisi perairan Indonesia. Jadi sekali lagi masihkan kita menyiakan serta melupakan anugerah hebat ini ?Selamat ber wirausaha dan sukses.Referensi , materi pelatihan :Teknik Budidaya Ikan Sidat oleh H.Ir. Raden GunadiAnalisa Usaha Pembesaran Sidat oleh Ricky KristiyantoTEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN SIDAT BPPT AKAN DITERAPKAN DI MASYARAKAT Senin, 05 April 2010 15:02 16 Comments

{rokbox}images/stories/bicolor.jpg{/rokbox}Indonesia merupakan tempat asal usul beragam spesies Ikan sidat (Anguilla sp.) yang tersebar di seluruh dunia. Belum banyak nelayan di Indonesia yang mengetahui dan mengembangkan ikan ini, padahal ikan ini sangat diminati di pasar internasional khususnya Cina dan Jepang. Masyarakat Jepang menyadari banyaknya manfaat yang terkandung di dalam ikan sidat. Kandungan energi ikan sidat lebih besar dari telur ayam yang mencapai 270 kkal/100 g, sementara vitamin A yang terkandung di dalamnya tujuh kali lipat lebih banyak dari yang terkandung dalam telur ayam hingga mencapai 4700 IU/100 g.Sejak tahun 1994 BPPT mencoba untuk memetakan dan mencari spawning ground ikan sidat jenis Anguilla bicolor bicolor yang masih berupa glass eel dan elver. Siklus hidup ikan sidat ini berbanding terbalik dengan ikan salmon. Ikan sidat dewasa akan mengeluarkan telurnya di laut dalam, kemudian setelah menjadi glass eel dan elver, akan berpindah ke air tawar atau payau. Baru setelah menjadi dewasa ikan ini akan bermigrasi kembali ke laut dalam untuk melakukan proses pemijahan, tutur Perekayasa Bidang Teknologi Pengelolaan Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Kawasan, BPPT Odilia Rovara, Senin (5/04).

Selama ini, menurut Odilia, belum ada pihak yang mampu melakukan budidaya dan pemijahan ikan sidat. Di Jepang sendiri dengan tingkat konsumsi ikan sidat yang tinggi belum berhasil melakukan pemijahan buatan. Dalam proses pemetaan spawning ground, kita berhasil memetakan glass eel dan betinanya saja, tetapi kami kesulitan dalam menemukan ikan sidat jantan yang akan membuahi. Kondisi itulah yang menyebabkan mengapa hingga saat ini belum ada pihak yang berhasil melakukan pemijahan.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa daerah spawning ground terkonsentrasi di Perairan Mentawai, Sumatera Barat. Melalui arus laut, larva ikan sidat tersebut diketahui banyak ditemukan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi dan di Segara Anakan, Cilacap. Kenapa di kedua daerah tersebut? Karena daerah-daerah tersebut memiliki perairan mangrove yang memang merupakan habitat ikan sidat sebelum menjadi dewasa dan siap kembali bermigrasi ke laut dalam, jelas Odilia.

Mulai dari tahun 2007, Tim BPPT yang terdiri dari Odilia Rovara, Iwan Eka Setiawan, Husni Amarullah dan Dedi Yaniharto bekerjasama dengan Kantor Pengelola Sumberdaya Konservasi Segara Anakan (KPSKSA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) di Sukabumi dan mitra industri lainnya, mencoba membudidayakan benih ikan sidat teradaptasi di Desa Panikel, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap.

Dikarenakan kami tidak bisa menemukan ikan sidat jantan untuk melakukan pembuahan, akhirnya kami mencoba menjantankan benih-benih ikan sidat dengan mengkondisikan benih ikan sidat, selain juga melakukan penambahan hormon metiltestosteron. Hasilnya, kami berhasil melakukan penjantanan ikan sidat yang nantinya akan menjadi induk, katanya.

Berbicara tentang kualitas, Odilia mengatakan bahwa masyarakat Jepang sangat mengutamakan faktor kualitas. Pada umumnya yang mereka inginkan adalah ikan sidat ukuran 50 gram. Selanjutnya mereka lah yang akan membesarkan ikan sidat tersebut hingga ukuran yang mereka inginkan. Dengan itu, rasa dan kualitas daging ikan sidat akan terjaga dengan baik

Ketidaktahuan masyarakat terhadap potensi ikan sidat menyebabkan harga ikan sidat dipasaran dalam negeri sangatlah murah. Untuk satu kilogram, hanya dibutuhkan uang sebesar Rp. 300 ribu, padahal di Jepang satu ekor benih ikan sidat dihargai sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ikan sidat internasional terutama Jepang sangat menjanjikan.

Tahun 2010 ini BPPT akan mencoba untuk melakukan alih teknologi pemeliharaan ikan sidat teradaptasi. Jadi, benih ikan sidat yang berhasil dibiakkan akan disosialisasikan kepada masyarakat, terutama nelayan. Setelah sosialisasi, kemudian kami juga akan mengadakan pelatihan bagi instruktur dan nelayan itu sendiri. Diharapkan setelah itu masyarakat dan nelayan Segara Anakan dapat mengembangbiakkan sendiri benih ikan sidat hingga ukuran 50 gram dan dapat diekspor ke negara-negara konsumen ikan sidat. Hal ini tentunya akan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri yang nantinya juga dapat berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, kata Odilia. (YRA/humas)http://www.bppt.go.id/index.php/terkini/62-teknologi-kelautan-dan-kedirgantaraan/400-teknologi-budidaya-ikan-sidat-bppt-akan-diterapkan-di-masyarakatDibalik Khasiat Ikan Sidat yang Diburu Negara TetanggaOPINI | 23 October 2012 | 20:24 Dibaca: 729 Komentar: 1 1 menarik Ikan merupakan sumber protein yang lebih baik dibanding hewan ternak lainnya karena rendahnya kadar kandungan kolestrol. Ikan sidat salah satu jenis hewan yang potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar masyarakat di Indonesia menyebut jenis ikan ini dengan nama yang berbeda-beda, misalnya Sumatera menyebutnya sogili, Betawi menyebutnya moa, Sunda menyebutnya lubang, Jawa Tengah menyebutnya pelus, dan ada juga yang menyebut dengan belut bertelinga karena bentuknya mirip dengan belut. Tetapi, hanya saja ikan ini memiliki ukuran yang lebih besar dan memilki semacam telinga atau sirip di bagian telinga.

foto:google.comIkan ini hidup di air tawar dan air asin (laut). Ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yang berbeda yaitu air tawar dan air laut yang menjadikan ikan tersebut istimewa. Karena proses yang hidup di dua tempat tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi. Kandungan gizi yang ada dalam ikan sidat dibanding dengan daging lainnya, termasuk ikan salmon yang sampai saat ini diklaim memiliki kandungan gizi paling baik.Melihat jenis ikan ini pasti banyak yang jijik, tetapi setelah tahu khasiat yang ada dalam ikan sidat orang tidak bisa membayangkan rasa jijiknya. Ikan sidat ini mempunyai banyak keunggulan, dagingnya yang lembut dapat menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa ikan sidat digemari karena banyak mengandung vitamin A. Beberapa manfaat ikan sidat untuk kesehatan yaitu:1. Menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah,2. Menghindari penyakit aterosklerosis dan mengurangi keletihan, 3. Mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar,4. Meningkatkan daya ingat, 5. Memperbaiki sirkulasi kapiler, 6. Mempertahankan tekanan darah normal, 7. Mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh, rabun dekat, glaukoma, dan penyakitmata kering akibat kelelahan,8. Meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidan.Ikan sidat atau dikenal dengan unagi bukanlah makanan biasa tetapi merupakan makanan termahal yang ada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang ikan sidat dipandang sebagai masakan kehoramatan karena disajikan untuk tamu istimewa dan terhormat. Lain halnya di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya belum mengenal ikan sidat ini. Padahal kebanyakan spesies ini berada di Indonesia, dapat kita temui wilayah yang menjadi pengembangan benih ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat, dan Pelabuhan Ratu.Memang benar jika dikatakan bahwa kekayaan kelautan dan perikanan di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Buktinya salah satu spesies ikan kegemaran orang Jepang yaitu ikan sidat atau unagi, yang kebanyakan berada di perairan Indonesia. Sehingga benih ikan sidat yang bisa hidup di air tawar dan asin menjadi incaran para pengusaha perikanan di Jepang. Karena harganya yang tergolong Wah dan cukup merogoh kantong. Harganya per kilo saja mencapai ratusan ribu rupiah tergantung jenis ikannya. Misalnya, ikan sidat jenis marmorata apabila kita ingin membeli harus menyediakan uang sejumlah Rp 300.000. Tetapi, ada juga yang di jual seharga Rp 150.000 per kilo yaitu jenis bacilor.Saat ini untuk pembudidayaan ikan sidat, benihnya hanya didatangkan dari alam. Tetapi, tidak semua benihnya bisa dimanfaatkan karena banyak nelayan yang belum mengerti cara menangkapnya. Nelayan yang sudah memiliki kemampuan untuk menangkap benih ikan sidat hanya nelayan yang berada di Pelabuhan Ratu. Karena wilayah ini memiliki paling dan muara sungai yang mengalir ke laut.Sekarang ini masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan sidat adalah masalah daya saing yang ketat dengan produsen lainnya. Negara yang sudah mampu membudidayakan ikan sidat adalah Vietnam dan Korea, begitu juga Jepang. Tetapi, negara-negara tersebut membudidaya dan benihnya pun juga dari Indonesia. Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melindungi ekspor benih ikan sidat dengan alasan untuk melindungi spesies dan meningkatkan nilai tambah dalam negeri.Apabila penyelundupan tersebut bisa diatasi, maka produksi ikan sidat sangat diandalkan sebagai nilai tambah bagi pembudidaya dalam negeri termasuk menambah devisa negara. Setelah mengetahui berbagai manfaat dari ikan sidat, lalu masikah kita akan melupakan ikan sidat ini ??? Apalagi Jepang yang melirik Indonesia sebagai penyuplai ikan sidat bagi kebutuhan mereka karena ikan ini masih terjaga kondisinya di perairan Indonesia. Jadi, masihkah kita menyia-nyiakan ataupun melupakan anugerah yang hebat ini ????http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/10/23/dibalik-khasiat-ikan-sidat-yang-diburu-negara-tetangga-503657.html

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/10/23/dibalik-khasiat-ikan-sidat-yang-diburu-negara-tetangga-503657.htmhttp://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/10/23/dibalik-khasiat-ikan-sidat-yang-diburu-negara-tetangga-50365http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/10/23/dibalik-khasiat-ikan-sidat-yang-diburu-negara-tetangga-503657.html7.htmll