Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

19
AMPHYBIA Amphybia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa

description

task

Transcript of Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Page 1: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

AMPHYBIA

Amphybia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios

yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua

bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus

hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Amphibi merupakan

hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan Pada fase

berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu

bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan

paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara

bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan

menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada

anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam

liang dan bergerak dengan cara melompat. Amphibia memiliki kelopak mata dan

kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang

berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang

menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring

dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium

cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada

fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau

perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan

perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap

tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase

berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa

jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu

kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup

di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air

(Duellman and Trueb, 1986).

Page 2: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut:

1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada

apoda yang anggota geraknya terduksi.

2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang

pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh

Xenopus sp..

3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil

(biasanya beracun).

4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.

5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal

dengan tympanum.

6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium).

7. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.

8. Merupakan hewan poikiloterm.

KLASIFIKASI

Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animali

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Super class : Tetrapoda

Class : Amphibia

Ordo :          1. Gymnophiona (Salamander)

2. Apoda (Caecilia)

3. Anura ( katak dan kodok)

4.Proanura (telah punah).

Page 3: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

1. Ordo Caecilia Gymnophiona

- Familia Ichthyopidae , Familia Caecilidae, Familia Rhinatrematidae, Familia

Scoleocomorphidae, Familia Uracotyphlidae, Familia Typhlonectidae

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki

sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai,

dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup

oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di

bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini

menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan

bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya

ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi

secara internal. ( Webb et.al, 1981). Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu

Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae.

Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan

Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981).  Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae.

Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif

berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga

pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu

yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di

indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.

Page 4: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Anatomi tulang kepala ordo Gymnophiona :

2. Ordo Urodela

Sub ordo : Cryptobranchoidea

- Familia Cryptobranchidae, Familia Hynobiidae

Sub ordo : Salamandroidea

- Familia Salamandridae, Familia Proteidae, Familia Ambystomatidae, Familia

Amphiumidae, Familia Dicamtodontidae, Familia Plethodontidae

Sub ordo : Meantes

- Familia Sirenidae

3. Ordo Caudata

Page 5: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Caudata disebut juga urodela. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang,

mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat

dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan

yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang

kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip

dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas

dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan

Eropa.  Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan

Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae,

sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan

Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae,

Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan

Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)

            Salamander memiliki tubuh yang memanjang dan memiliki ekor. Sebagian besar

Salamander memiliki empat kaki, meskipun tungkai pada beberapa spesies akuatik

jelas sekali mereduksi. Ada 2 kecenderungan yang cukup menonjol dalam proses

evolusi Salamander yaitu hilangnya (mereduksi) paru-paru serta adanya

paedomorphosis (adanya karakteristik larva pada Salamander dewasa) (Pough et al.,

1998). Sangat mengherankan jika suatu hewan terestrial dapat bertahan hidup tanpa

adanya paru-paru akan tetapi pada family terbesar Salamander yaitu Plethodontidae

memiliki karakteristik tidak adanya paru-paru. Tidak adanya paru-paru mungkin terjadi

pada Salamander karena kulit Salamander memungkinkan terjadinya pertukaran gas.

Beberapa penjelasan telah disusun untuk menunjukkan keuntungan dari hilangnya

paru-paru pada Plethodontidae, hipotesis yang paling mudah diterima berkaitan dengan

evolusi hilangnya paru-paru adalah spesialisasi dari apparatus hyoideus yang terdapat

di dalam tenggorokan sebagai suatu mekanisme dalam menjulurkan lidah untuk

menangkap mangsa. Kartilago hyoideus merupakan bagian dari alat bantu pernapasan

pada Salamander yang memiliki paru-paru. Jadi pada Plethodontidae, apparatus

hyoideus yang seharusnya berperan sebagai alat bantu pernapasan jika dia memiliki

paru-paru mengalami modifikasi menjadi mekanisme penjuluran lidah untuk menangkap

mangsa dikarenakan paru-paru mereduksi. Anggota dari Pletodhontidae yang mampu

Page 6: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

menjulurkan lidah lebih jauh daripada panjang kepala dan tubuh dikelompokkan dalam

Bolitoglossine (Pough et al., 1998).  Paedomorphosis adalah salah satu contoh dari

fenomena evolusi yang disebut dengan heterochrony. Herterochorny terkait dengan

perubahan waktu dan tingkat dari proses perkembangan (terutama dalam masa

embryonik) yang merubah bentuk tubuh hewan dewasanya. Hewan dewasa yang

paedomorphic biasanya memiliki habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva seperti

adanya insang luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi dewasanya.

Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander aquatic seperti

Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa spesies paedomorphic

tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial (Pough et al.,

1998). Cau data atau Urodela mempunya anggota sekitar 350 spesies, tersebar

terbatas di belahan bumi utara; Amerika Utara, Amerika Tengah, Asia Tengah (Cina,

Jepang) dan Eropa. Bentuk tubuh setiap anggota Salamander sangat berbeda,

sehingga mudah untuk mengidentifikasi. Kebanyakan family-family dari urodela

terdapat di amerika dan tidak terdapat di Indonesia. Sebagian besar masa hidupnya di

darat. Pembuahan ada yang eksternal dan ada yang internal. Reproduksinya ovipar

dan ovovivipar. Ciri yang lainnya yaitu tidak memiliki tympanum, mempunyai insang

atau tanpa insang dan mata kecil atau mereduksi (Pough et al., 1998).

            Salamander merupakan kelompok Amphibia yang berekor. Semua anggota dari

family ini memiliki ekor yang panjang, tubuh silinder yang memanjang serta kepala yang

berbeda. Sebagian besar memiliki tungkai yang berkembang dengan baik, biasanya

pendek tergantung pada ukuran tubuh. Tengkoraknya mereduksi dikarenakan adanya

beberapa bagian yang menghilang. Sebagian besar anggotanya memiliki fertilisasi

internal meski tak satu pun anggota dari family ini yang memiliki organ kopulasi.

Fertilisasi internal terjadi ketika jantan mendepositkan spermatopora yang kemudian

akan diterima oleh betina melalui bibir kloakanya (Zug, 1993).

Page 8: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Anatomi dalam ordo urodela :

3. Ordo Anura

Sub ordo : Archaeobatrachia

- Familia Discoglossidae , Familia Ascaphidae, Familia Leiopelmatidae

Sub ordo : Mesobatrachia

- Familia Pipidae, Familia Rhinophrynidae, Familia Pelobatidae, Familia Pelodytidae

Sub ordo : Neobatrachia

- Familia Bufonidae, Familia Microhylidae, Familia Ranidae, Familia Pelobatidae

(Megophrydae) , Familia Rhacophoridae, Familia Dendrobatidae, Familia Hylidae,

Familia Pelodryadidae, Familia Myobatrachidae, Familia Sooglossidae, Familia

Psedidae.

Page 9: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

Ordo anura atau katak mudah dikenali dari tubuhnya yang seperti sedang

berjongkok, leher tidak jelas. Tubuh katak tersususn dari tiga bagian: kepala, badan dan

anggota gerak. Pada kepalanya pipih lebar begitu juga dengan mulutnya memiliki lidah

yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsa , pangkal lidah

terdapat di depan dan ujung lidah di belakang mulut.  Giginya terdapat pada langit-

langit mulut yang disebut gigi vormer, matanya yang besar menonjol di sisi kepala,

terdapat du kelopak yaitu atas dan bawah tetapi sulit digerakkan, sebagai gantinya

katak memiliki selaput bening tipis yang disebut selaput niktitans , pada ujung depan

atas mulut erdapat lubang hidung yang dapat menutup saat menyelam di air. Di bagian

sisi belakang mata terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran tympani. 

Badan katak juga lebar  memiliki dua pasang anggota gerak (kaki) ,  bagian depan lebih

kecil dan pendek dari kaki  bagian belakang.  Jari kaki depan ada empat sedangkan jari

kaki belakang ada lima, untuk memudahkan berenang pada bagian diantara jari-jarinya

terdapat slaput renang. Kulit katak selalu di basahi oleh kelenjar kulit yang

menghasilkan lendir.  

(Pough et. al.,1998). 

Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae,

Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae.

Page 12: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

4.      Ordo Proanura ( telah punah )

           Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan

telah punah. Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva

dan hanya sedikit saja yang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa. Ciri-

ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang,

kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar dan paru-

paru mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan adanya

dua bentuk dalam daur hidupnya. (Duellman and Trueb, 1986).

Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae,

Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae. Adapun penjelasan mengenai kelima

famili tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bufonidae

Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar

dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat

pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis

melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi.

Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak

mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Famili ini terdiri

dari 18 genera dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang

ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan

Leptophryne borbonica ( Eprilurahman, 2007 ).

b. Megophryidae

Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti

tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada

umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga

pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal.

Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat mulut seperti

mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh spesies

anggota famili ini adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti

( Eprilurahman, 2007).

Page 13: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

c. Ranidae

Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping.

Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk

membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil.

Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada

Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. Sacral

diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri

dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii,

Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya

limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana ( Eprilurahman, 2007).

d. Microhylidae

Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif

panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan

mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota famili

ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang bahunya

firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina ( Eprilurahman,

2007).

e. Rachoporidae

Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai

kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu

firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum.

Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara

eksternal ( Eprilurahman, 2007).

HABITAT DAN PERSEBARAN AMPHYBI

Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai

vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang

poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk

mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh

Page 14: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk di

seluruh indonesia.

Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada

daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang

hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang

hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa,

kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan. 

      REPRODUKSI AMPHYBI

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada

umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal

dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura

ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang

berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina

yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar

mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi

antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi

persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan

amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara

ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar,

yaitu beberapa anggota ordo apoda.(Duellman and Trueb, 1986).

Page 15: Amphibia Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu Amphi Yang Berarti Dua Dan Bios Yang Berarti Hidup

DAFTAR PUSTAKA

Duellman, W. E. and L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book

Company.      New York.

Eprilurahman, 2007. Frogs and Toads of Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

International    Seminar Advances in Biological Science. Fakultas Bilogi UGM

http://www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.htm

Iskandar, D. T. and E. Colijn. 2000. Preliminary Checklist of Southeast Asian and New

Guinean   Herpetofauna: Amphibians. Treubia 31 (3): 1-133.

Pough, F. H, et. al. 1998. Herpetology. Prentice-Hall,Inc. New Jersey. Pp. 37-131

Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and Reptiles.

Academic Press. London, p : 357 – 358.