Amebiasis hati

8
Nama mahasiswa : Najmah (2011730072) Nama tutor : dr. Rayhana 1. AMEBIASIS Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006). 2. HOSPES Hospes parasit ini adalah manusia. Penyakit yang menjadi akibat dari adanya Entamoeba histolitica disebut amebiasis (anonym, 2009). 3. DISTRIBUSI GEOGRAFIK Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang (Srisasi Gandahusada, dkk, 2003). 4. MORFOLOGI Entamoeba histolytica mempunyai tiga stadium, yaitu bentuk histolitika, minuta dan kista. Bentuk histolitika yang bersifat

description

INTERNA

Transcript of Amebiasis hati

Nama mahasiswa: Najmah (2011730072)Nama tutor: dr. Rayhana

1. AMEBIASISEntamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).

2. HOSPESHospes parasit ini adalah manusia. Penyakit yang menjadi akibat dari adanya Entamoeba histolitica disebut amebiasis (anonym, 2009).

3. DISTRIBUSI GEOGRAFIKAmebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang (Srisasi Gandahusada, dkk, 2003).

4. MORFOLOGIEntamoeba histolytica mempunyai tiga stadium, yaitu bentuk histolitika, minuta dan kista. Bentuk histolitika yang bersifat pathogen dan bentuk minuta yang merupakan bentuk esensial adalah bentuk trofozoit, sedangkan bentuk kista bukan merupakan bentuk pathogen tapi merupakan bentuk infektif (Rasmaliah, 2003)

5. DAUR HIDUP

Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk menjadi kista dan dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka, pembentukan kista terjadi diluar tubuh. (Brotowidjoyo,1987).Amoebiasis terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropikdan daerah beriklim sedang. Dalam daur hidupya Entamoeba histolytica memiliki 3stadium yaitu:1. Bentuk histolitika.2. Bentuk minuta3. bentuk kistaBentuk histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk rofozoit. Perbedaan antarakedua bentuk tropozoit tersebut adalah bahwa bentuk histolytika bersifat fatogendan mempunyai ukuran yang lebih besar dari bentuk minuta. Bentuk histolitikaberukuran 20 40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang terdapat di endoplasma.Ektoplasma bening homogen terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata.Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebih seperti daun, dibentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. Endoplasma berbutir halus, biasanya tidak mengandung bakteri atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah. Bentuk histolytica ini patogen dan dapat hidup dijaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina. Bentuk ini berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut sesuai dengan nama spesiesnya Entomoeba histolitica (histo= jaringan, lysis = hancur). Bentuk minuta adalah bentuk pokok esensial, tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat berlangsung, besamya 10-20 mikron. Inti entamoeba terdapat di endoplasma yang berbutir-butir. Endoplasma tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung bakteri dan sisa makanan. Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak bila membentuk pseudopodium. Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat. Bentuk minuta berkembang biak secara belah pasang dan hidup sebagai komensal di rongga usus besar, tetapi dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen.Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar, besamya 10 -20 mikron, berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti entamoeba. Dalam tinja bentuk ini biasanya berinti 1 atau 2, kadang-kadang terdapat yang berinti 2. Di endoplasma terdapat benda kromatoid yang besar, menyerupai lisong dan terdapat juga vakuol glikogen. Benda kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif.Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja. Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar tubuh manusia (Rasmaliah, 2003)

6. PATOLOGI DAN GEJALA KLINISBentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas.Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat menyebar kemana-mana.Gejala dapat timbul secara mendadak atau secara perlahan-lahan. Dalam bentuk akut , gejala biasa timbul dalam masa kurang dari 3 minggu , keluhan yang sering diajukan yaitu rasa nyeri di peryt kanan atas. Rasa nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan panas, demikian nyerinya sampai perujt dipegang terutama jika berjalan sampai membungkuk ke depan kanan. Dapat juga timbul rasa nyeri di dada kanan bawah yang mungkin disebabkan karena iritasi pada pleura diafragmatika. Pada akhirnya dapat timbul tanda-tanda pleuritis. Rasa nyeri pleuropulmonal lebih sering timbul pada abses hepatis jika dibandingkan dengan hepatitis. Rasa nyeri tersebut dapat menjalar ke punggung atau scapulae kanan. Hati membesar dan membangkak pada tempat abses teraba lembek dan nyeri tekan. Lokalisasi abses yang terbanyak ialah di lobus kanan, batas pulmo hepar meninggi dan ikterus jarang sekali ditemukan.

7. DIAGNOSISCara mendiagnosa gangguan yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolitica adalah sesuai dengan gejala atau gangguan yang terjadi, antara lain sebagai berikut :1.Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10 kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan species ini dalam bentuk histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996)2.Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari dapat juga dengan melihat kelainan di sigmoid3.Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma dan pada pemeriksaan darah ada leukositosis. (Srisasi Gandahusada, 2006). Gambaran USG dari abses hati memperlihatkan suatu lesi bebas gema yang bulat atau ovale berdinding irregular.

8. PENGOBATANsetiap penderita yang diduga menderita Amebiasis hati sebaiknya dirawat di rumah sakit dan dianjurkn untuk istirahat. Pengobatan yang dianjurkan ialah :1. Dehidroemetin (D.H.E.) dapat diberikan per oral ataupun parenteral dengan dosis 1-1.5 mg / kgBB/ hari (maksimum 60 80 mg/ hari) selama paling lama 10 hari.2. Chloroquine, ialah suatu senyawa aktif dari 4 quinolon. Menurut Coman (1948), obat ini sangat efektif untuk mengobati Amebiasis hati, walaupun efeknya agak kurang bila dibandingkan dengan penggunaan emetin. Dosis yang dianjurkan ialah 2 x 500 mg / hari selama dua hari pertama, kemudian dilanjutkan 1 x 500 mg atau 2 x 250 mg / hari selama tiga minggu. 3. Metronidazole, merupakan suatu derivate dari nitronidazole. Bila ada kontraindikasi terhadap pemberian emetin, maka dianjurkan untuk memberikan metronidazole dengan dosis 3 x 500 mg selama 10 hari.4. Setelah selesai pengobatan abses hati, dianjurkan untuk memberikan obat-obat amebisidal intestinal untuk mengobati intestinal amebiasis yang mungkin menyertainya. 9. PENCEGAHANCara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut :1.Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.2.Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.3.Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.4.Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.5.Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.6.Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit. 7.Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI edisi ketiga.