Alloy Logam

5
1 Menuerut Marek (1990) penglepasan Hg dari dental amalgam dapat terjadi sejak dilakukan kondensasi amalgam di dalam mulut dan terus berlangsung selama amalgam berada di dalam mulut. Hg yang larut di dalam saliva dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pencernaan, pernafasan dan peresapan melalui mukosa mulut. Hg dapat diserap melalui jaringan paru–paru dan pencernaan kemudian masuk ke dalam aliran darah. Hg tersebut dalam utbuh akan terikat dengan protein yang mempunyai gugus S- S yang berfungsi mentransfer logam berat ke hati dan ginjal. Sedangkan pengeluaran Hg dari dalam tubuh dapat melalui kulit (keringat), ginjal (urin). Dan saluran pencernaan (tinja) Horald, 1980) Ketahanan aus dan korosi pada amalgam Cu tinggi, meningkat PR.... Kelemahan -remelting adalah ketangguhannya menurun seiring dengan perlakuan remelting yang - direndam di dalam air dengan tujuan agar bahan tanam tuang cracking sehingga logam mudah dilepaskan dari bumbung tuang. shg proses harus dimulai dari awal lagi kandungan chrome yang tinggi akan mengurangi korosi Sebagaimana sifat logam paduan pada umumnya, maka paduan logam dental (alloy) akan mengalami korosi dalam saliva sebagai cairan elektrolit rongga mulut Komposisi Stainless Steel Crown (SSC) terdiri dari 18% Chrome, 8% Nikel (disebut alloy 18-8) dengan kandungan karbon sebesar 0,8-20%. Proses pembekuan logam cair dimulai dari bagian logam cair yang bersentuhan dengan dinding cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam yang berrsentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku. Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri. Pada dasarnya dental amalgam terdiri dari merkuri (Hg), perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), dan bahan bahan lainnya.1-4 Amalgam merupakan pilihan untuk restorasi gigi posterior Burnout dan preheating a. Melepas crucible former dari bumbung tuang yang berisi bahan tanam b. Malam yang terdapat di dalam bumbung tuang dibuang dengan cara meletakkannya diatas kompor dengan posisi bagian datar dari bumbung tuang menghadap keatas, sedangkan bagian cekung menghadap ke bawah dengan kemiringan 45 derajat c. Kemudian kompor dinyalakan, bumbung tuang dibiarkan sampai malanm terbakar habis d. Setelah malam diperkirakan habis, bumbung tuang diambil kemudian diletakkan terbalik dengan posisi yang cekung diatas. Kemudian dicek dengan lempeng kaca jika kaca buram berarti masih ada uap air yang menempel pada kaca. Maka pembakaran dilanjutkan sampai uap air benar- benar habis.

description

hh

Transcript of Alloy Logam

Page 1: Alloy Logam

1

Menuerut Marek (1990) penglepasan Hg dari dental amalgam dapat terjadi sejak dilakukan kondensasi amalgam di dalam mulut dan terus berlangsung selama amalgam berada di dalam mulut. Hg yang larut di dalam saliva dapat masuk ke dalam tubuhmanusia melalui pencernaan, pernafasan dan peresapan melalui mukosa mulut. Hg dapat diserap melalui jaringan paru–paru dan pencernaan kemudian masuk ke dalam aliran darah. Hg tersebut dalam utbuh akan terikat dengan protein yang mempunyai gugus S-S yang berfungsi mentransfer logam berat ke hati dan ginjal.

Sedangkan pengeluaran Hg dari dalam tubuh dapat melalui kulit (keringat), ginjal(urin). Dan saluran pencernaan (tinja) Horald, 1980)Ketahanan aus dan korosi pada amalgam Cu tinggi, meningkatPR.... Kelemahan

-remelting adalah ketangguhannya menurunseiring dengan perlakuan remelting yang- direndam di dalam air dengan tujuan agar bahan tanam tuang cracking sehingga logam mudah dilepaskan dari bumbung tuang. shg proses harus dimulai dari awal lagi

kandungan chrome yang tinggi akan mengurangi korosi

Sebagaimana sifat logam paduan pada umumnya, maka paduan logam dental (alloy) akan mengalami korosi dalam saliva sebagai cairan elektrolit rongga mulut

Komposisi Stainless Steel Crown (SSC) terdiri dari 18% Chrome, 8% Nikel (disebut alloy 18-8) dengan kandungan karbon sebesar 0,8-20%.

Proses pembekuan logam cair dimulai dari bagian logam cair yang bersentuhan dengan dinding cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam yang berrsentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku.

Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri. Pada dasarnya dental amalgam terdiri dari merkuri (Hg), perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), dan bahan – bahan lainnya.1-4 Amalgam merupakan pilihan untuk restorasi gigi posterior

Burnout dan preheating

a. Melepas crucible former dari bumbung tuang yang berisi bahan tanam b. Malam yang terdapat di dalam bumbung tuang dibuang dengan cara meletakkannya diatas kompor dengan posisi bagian datar dari bumbung tuang menghadap keatas, sedangkan bagian cekung menghadap ke bawah dengan kemiringan 45 derajatc. Kemudian kompor dinyalakan, bumbung tuang dibiarkan sampai malanm terbakar habisd. Setelah malam diperkirakan habis, bumbung tuang diambil kemudian diletakkan terbalik dengan posisi yang cekung diatas. Kemudian dicek dengan lempeng kaca jika kaca buram berarti masih ada uap air yang menempel pada kaca. Maka pembakaran dilanjutkan sampai uap air benar-benar habis.e. Setelah uap air habis bumbung tuang tersebut dimasukkan ke dalam oven yang sudah dinyalakan sebelumnya. Pintu oven tersebut ditutup kemudian ditunggu sampai suhu oven mencapai 7500C

Pengecoran (casting) a. Sebagai langkah awal alat sentrifugal diputar sebanyak 3 kali puratan lalu ditahan dengan menaikkan kenop pemutar. b. Setelah itu cawan tuang disiapkan dengan terlebih dahulu dipanaskan dengan blow torch, kemudian meletakkan logam yang akan dituang. c. Bumbung tuang dikeluarkan dari oven, kemudian logam yang akan dituang diletakkan pada cawan tuang. d. Logam dipanaskan dengan api dari blow torch sampai terlihat kisut bila diberi getaran akan bergoyang, kemudian kenop ditekan, alat setrifugal tersebut berputar. e. Setelah logam dipastikan masuk ke dalam

bumbung tuang, kemudian putaran alat dihentikan dengan cara poros ditekan sampai alat tuang berhenti berputar.

f. Bumbung tuang diambil, kemudian didiamkan diatas meja, baru setelah itu direndam di dalam air dengan tujuan agar bahan tanam tuang cracking sehingga logam mudah dilepaskan dari bumbung tuang.

g. Setelah dipastikan bahwa hasil tuangan tersebut dingin, kemudian logam dikeluarkan dari dalam bumbung tuang dan dibersihkan dari bahan tanam dibawah air yang mengalir.

PemanasanSalah satu cara melihat pemanasan ini sudah sesuai maka logam yang dipanaskan akan menjadi terang dan jernih . Jika salah maka logam akan berwarna merah gelap maka itu telah terjadi oksidasi dan pemanasan tidak efektif dan kusam. Posisi blowtorch juga tidak boleh terlalu dekat, karena

Page 2: Alloy Logam

2

juga akan menyebabkan oksidasi.(Craig,2002, pg.531). Ada beberapa bagian dari api yang pada torch yaitu yang berwarna hijau dan paling dekat dengan inner cone adalah zona kombusi. Yang kedua adalah yang berwarna biru yang teletak tepat diluar zona kombusi disebut zona reduksi, pada zona ini merupakan nyala api yang paling panas. Yang ketiga adalah zona yang berada di outer cone,dimana pada zona ini terjadi pembakaran dengan oksigen di udara yang disebut zona oksidasi . Dalam praktikum ini kita menggunakan zona reduksi yang merupakan tempat nyala api yang paling panas yang digunakan untuk melelehkan logam. (Annusavice,2003,pg.334). Jika logam dipanaskan sampai temperatur yang terlalu tinggi (over heating) sebelum pengecoran, permukaan bahan tanam cenderung rusak dan timbul permukaan kasar pada tuangan. (Annusavice,2003,pg.340). Setelah itu tekan porosnya hingga alat ini berhenti. Lalu angkat bumbung tuang. Setelah itu didiamkan sampai logam tidak berwarna merah membara. Lalu dilakukan proses quenching. Ada dua manfaat melakukan quenching yaitu logam dalam kondisi annealed untuk burnishing, polishing dan prosedur lain yang serupa. Dan ketika air kontak langsung dengan bumbung tuang yang masih panas kemudian terjadi reaksi yang keras sehingga logam mudah dilepaskan. (Annusavice,2003,pg.335).Kegagalan saat casting disebabkan oleh beberapa hal yaitu :1. Ada/tidaknya porositas Rongga atau porositas dapat terjadi jika gas yang terbentuk saat alloy dipanaskan berkontak dengan sisa karbon (Annusavice, 2003, hal 340). Porositas berbentuk bulatan yang lebih besar dapat disebabkan oleh gas yang dikeluarkan oleh semburan api tidak diatur dengan baik, atau penggunaan zona oksidasi dari semburan api bukan zona reduksi(Annusavice, 2003, hal 346). Porositas karena udara yang terjebak pada permukaan dalam casting disebut sebagai porositas back pressure, yang dapat menghasilkan cekungan yang besar. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan udara di dalam mould untuk keluar melalui pori bahan tanam atau karena perbedaan tekanan yang memindahkan pocket udara ke ujung bahan tanam melalui sprue yang mencair (Annusavice, 2003, hal 346). Porositas dapat dikurangi dengan menghindari overheating pada alloy (McCabe & Walls, 2008, hal. 82)

2. Terdapat bintil Bulatan pada hasil casting ini disebabkan oleh gelembung udara yang melekat pada model malam selama atau sesudah penanaman (Annusavice, 2003, hal 338). Jika melakukan metode manual, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengilangkan udara dari adonan bahan tanam sebelum penanaman dilakukan. Wetting agent dapat membantu mencegah pengumpulan gelembung udara di permukaan model malam. Wetting agent hanya boleh dioleskan selapis tipis saja Selain penggunaan wetting agent, bintil pada hasil casting dapat dihindari apabila pada saat penanaman model malam tidak ada udara yang terjebak. (Annusavice, 2003, hal338-339). 3. Cetakan tidak utuh

Penyebab dari keadaan ini adalah terhalangnya cairan alloy untuk mengisi mould secara utuh. Ada dua faktor yang dapat menghambat jalannya cairan logam, yaitu: a.Pemanasan yang kurang Hal ini berhubungan langsung dengan back pressure dari udara di dalam mould. Jika udara tidak dapat dikeluarkan dengan cepat, maka cairan alloy tidak dapat mengisi mould sebelum mengeras. Jika tekanan casting yang digunakan kurang benar, maka back pressure juga tidak dapat diatasi. Tekanan casting harus ditahan sampai alloy benar-benar sudah masuk ke dalam mould, walaupun alloy masih cukup lunak pada tahap awal. Oleh karena itu, tekanan harus ditahan beberapa detik lagi.Kegagalan ini biasanya terlihat berupa tepi yang membulat dan tidak lengkap (Annusavice, 2003, hal 347). b.Pembuangan sisa malam yang tidak sempurna dari dalam mould. Jika terlalu banyak hasil pembakaran yang tertinggal di dalam mould, maka pori-pori dari bahan tanam tertutup malam sehingga udara tidak dapat keluar seutuhnya. Jika ada cairan atau partikel malam yang tertinggal,maka kontak dari alloy dengan sisa malam dapat menimbulkan back pressure untuk menghalangi masuknya alloy ke dalam mould. Kegagalan ini terlihat berupa tepi yang membulat. (Annusavice, 2003,hal 347). 4. Distorsi

Distorsi pada proses penuangan logam terjadi saat manipulasi malam inlay, sehingga pencegahan terjadinya distorsi tergantung pada proses manipulasi malam inlay. Distorsi terjadi akibat stress release, yaitu tekanan yang sangat besar pada material akibat malam dicetak tanpa pemanasan yang cukup hingga diatas suhu transisi

Page 3: Alloy Logam

3

solid-solid. Distorsi dapat terjadi sewaktu membentuk dan melepas model malam dari mulut atau die. Keadaan ini terjadi karena perubahan suhu dan pelepasan stress yang muncul sewaktu terjadinya kontraksi saat pendinginan, udara yang terjebak, serta temperatur selama penyimpanan (Craig, 2002, pg.438).

Kesimpulan 1. Pembuatan restorasi dapat menggunakan proses casting untuk mendapatkan hasil yang akurat 2. W/P rasio yang rendah menyebabkan tidak pas dengan shrinkage yang terjadi dan menyebabkan ketidaksesuaian marginal fit (kemungkinan kebesaran) 3. w/p rasio terlalu besar akan menyebabkan marginal fit tidak pas (timbul marginal gap) akibat adanya kekasaran dan bintil pada bagian dalam dari hasil casting

Tahap-tahap casting

Tahap-tahap yang dilalui :

Pembuatan model malam restorasi

Pemasangan sprue dan crucible former

Penanaman model pada bumbung tuang

PROSEDUR PENANAMAN>Model malam harus bersih dari kotoran, debu dan minyak

perlu pembersih model malam komersial atau detergen cair

dibiarkan mengering.

mengurangi tegangan permukaan model malam

pembasahan oleh bahan tanam akan lebih baik

perlekatan yang sempurna pada bagian model yang kecil dan tipis

>> Seluruh model malam diulasi dengan selapis bahan tanam.

Bumbung tuang ditempatkan pada crucible former, lalu bahan tanam dituang sedikit demi sedikit diatas vibrator.

Diisi sampai penuh dan diratakan setinggi bumbung tuang .

Bahan tanam akan setting dan mengeras setelah waktu tertentu. (sekitar 1 jam untuk sebagian besar bahan gipsum dan fosfat)

Pemanasan bumbung tuang dan bahan tanam

-Dilakukan pembuangan malam dengan cara dipanaskan pada tungku sampai suhu tertentu pada oven/furnace

-Untuk bhn tanam gipsum 468º - 650º C

-Untuk bahan fosfat 700º - 870º C, tergantung jenis logam campur yang digunakan.

-Selama pembakaran, malam yang cair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair akan terperangkap dalam bahan tanam.

Penuangan / pengecoran / casting

-Sprue adalah saluran yang mana akan dilalui logam cair yang mengalir ke cetakan (mould) yang ada pada bumbung tuang (cincin cor / casting ring) setelah model malamnya dibuang.

-Bumbung tuang (casting ring)terbuat dari logam padat

perlu sesuatu untuk memungkinkan terjadinya ekspansi bahan tanam

diberi pelapik dari :

- asbes ( sudah jarang dipakai karena potensi karsinogenik )

- keramik aluminium silikat

- selulose ( kertas )

ekspansi bahan tanam ini diperlukan untuk mengimbangi kontraksi logam saat membeku

PROSEDUR PENGECORAN

Crucible & sprue dilepas dengan hati-hati

Semua kotoran pada lubang masuk dibersihkan

Pemanasan

Teknik pemanasan

Jarak waktu tuang yang diperbolehkan

Page 4: Alloy Logam

4

Mesin tuang / mesin cor / casting machine

Crucible tuang

Mencairkan logam campur / alloy

Membersihkan tuangan

MEMBERSIHKAN TUANGAN

Setelah casting selesai bumbung tuang dikeluarkan

Direndam dalam air segera setelah logam pada sprue berkilau merah-gelap

Manfaat direndam

– Annealing

– Bahan tanam akan lunak bergranular mudah dibersihkan

warna gelap kerena oksidasi atau karat dipanaskan kemudian dimasukkan dalam asam HCl 50%

Pengasaman ini hanya untuk menghilang-kan oksida pada permukakaan logam

Kelemahan cara ini tepi logam dapat berubah bentuk akibat thermal shock