alkes bab 1

4
BAB I PENDAHULUAN Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Untuk memberikan efek dan mutu yang konstan, suatu obat harus disimpan dengan cara penyimpanan yang tepat, pentingnya perlakuan pada penyimpanan obat harus diperhatikan. Dalam dunia farmasi penyimpanan suatu obat memerlukan aturan atau perlakuan khusus. Menyimpan obat tidak bisa secara sembarang dikarenakan efek reaksi obat yang ditimbulkan oleh beberapa faktor akan menjadikannya bersifat racun bagi tubuh pengguna. Beberapa faktor seperti suhu penyimpanan, akan mempengaruhi kualitas obat. Dalam makalah ini akan di bahas jenis-jenis obat yang di simpan dalam kondisi khusus yaitu pada suhu dingin. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat Stabilitas produk farmasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Stabilitas produk obat dibagi menjadi stabilitas secara kimia dan fisika. Faktor-faktor fisika seperti suhu, cahaya dan kelembapan, mungkin akan menyebabkan atau mempercepat reaksi kimia, maka setiap menentukan stabilitas kimia, stabilitas fisika juga ditentukan. Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (perode penyimpanan). Contoh dari perubahan fisika antara lain perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tesktur atau penampilan. Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu obat untuk mempertahankan integritas kimia dan potensinya

description

alkes

Transcript of alkes bab 1

Page 1: alkes bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Untuk memberikan efek dan mutu yang konstan, suatu obat harus disimpan dengan cara penyimpanan yang tepat, pentingnya perlakuan pada penyimpanan obat harus diperhatikan. Dalam dunia farmasi penyimpanan suatu obat memerlukan aturan atau perlakuan khusus. Menyimpan obat tidak bisa secara sembarang dikarenakan efek reaksi obat yang ditimbulkan oleh beberapa faktor akan menjadikannya bersifat racun bagi tubuh pengguna. Beberapa faktor seperti suhu penyimpanan, akan mempengaruhi kualitas obat. Dalam makalah ini akan di bahas jenis-jenis obat yang di simpan dalam kondisi khusus yaitu pada suhu dingin.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obatStabilitas produk farmasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk

bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.

Stabilitas produk obat dibagi menjadi stabilitas secara kimia dan fisika. Faktor-faktor fisika seperti suhu, cahaya dan kelembapan, mungkin akan menyebabkan atau mempercepat reaksi kimia, maka setiap menentukan stabilitas kimia, stabilitas fisika juga ditentukan.

Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (perode penyimpanan). Contoh dari perubahan fisika antara lain perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tesktur atau penampilan. Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu obat untuk mempertahankan integritas kimia dan potensinya seperti yang tercantum pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan.

B. Suhu penyimpanan obatSuhu merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan stabilitas obat selama

masa penyimpanan, oleh karena itu diperlukan kesesuaian dalam menyimpan obat sesuai dengan suhu penyimpanan yang telah tercantum pada label obat. Berikut adalah penggolongan suhu penyimpanan obat menurut Farmakope Indonesia Edisi IV:

1. Dingin. Dingin adalah suhu yang tidak lebih dari 8°. Lemari pendingin mempunyai suhu antara 2°-8°, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara minus 20° sampai minus 10°.

2. Sejuk. Sejuk adalah suhu antara 8°-15°. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di dalam lemari pendingin.

3. Suhu kamar. Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar adalah terkendali adalah suhu yang diatur antara 15°-30°.

Page 2: alkes bab 1

4. Hangat. Hangat adalah suhu antara 30°-40°5. Panas berlebih. Panas berlebihan adalah suhu di atas 40°.

C. Tanda-tanda kerusakan obatPada dasarnya obat-obatan memiliki masa kadaluarsa (shelf-life), masa kadaluarsa ini berkaitan dengan stabilitas obat dan masa simpan obat. Namun ada beberapa kondisi yang mempercepat masa kadaluarsa obat seperti kelembapan, suhu dan cahaya. Akibat kondisi tersebut muncul beberapa efek yang tidak diinginkan seperti menurunnya kualitas obat, perubahan bentuk, warna, bau, rasa dan konsistensi.

1. Tablet, kerusakan pada tablet berupa perubahan rasa, warna (timbul noda/bintik), bau, dan menjadi bubuk lembab atau lengket dan basah.

2. Obat cairan, pada cairan kerusakan terjadi meliputi perubahan warna, timbul endapan, timbul kekeruhan, perubahan kekentalan dan perubahan rasa.

3. Sediaan setengah padat (salep, krim dan gel), tanda kerusakan ini meliputi perubahan warna, bau dan juga ditandai dari wadah pot atau tube menjadi rusak atau bocor.

D. Tips menyimpan obat dengan baikSeiring dengan kesadaran akan pentingnya kualitas kesehatan, pemakaian obat juga terjadi peningkatan. Orang cenderung mempunyai persediaan obat dirumah untuk keadaan-keadaan darurat tertentu atau bagi orang-orang yang memang yang harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Obat membutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tergantung dari karakteristiknya sehingga obat tetap bisa dipakai dan tidak kehilangan efeknya.Berikut ini tips penyimpanan obat yang benar yang dapat dilakukan dirumah :- Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Jika anda punya kebiasaan untuk menyimpan obat ditempat yang mudah terlihat agar mudah ingat untuk meminumnya, tinggalkan wadah oat yang kosong ditempat itu dan simpan obatnya pada tempat yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak.

- Simpan sesuai petunjuk yang terteraKebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang jauh dari sumber panas. Jika obat tidak tahan terhadap cahaya maka dapat digunakan botol berwarna cokelat atau botol plastik yang tidak tembus cahaya. Beberapa obat harus disimpan dilemari pendingin tetapi jangan disimpan di freezer.

- Simpan obat dalam kemasan aslinyaPenandaan pada kemasan asli serta brosur jangan dibuang, karena pada etiket obat tersebut terdapat cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang penting. Ini penting agar anda selalu mengetahui keterangan obat dengan lengkap.

- Hal-hal lain yang harus diperhatikan : Simpan obat dalam wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan jangan

terkena sinar matahari langsung karena obat akan rusak jika terkena sinar matahari langsung

Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas atau lembab karena dapat menyebakan obat terseut rusak

Page 3: alkes bab 1

Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat

Jangan meletakkan obat dalam mobil dalam jangka waktu lama karena perubahan suhu dapat merusak obat

Sebelum minum obat selalu lihat tanggal kadaluarsa pada kemasan obat dan jangan simpan obat yang telah kadaluarsa, apalagi sampai mencampur obat kadaluarsa dengan obat yang masih baik.

Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah

E. Obat-obat yang disimpan di lemari pendinginDengan desain yang sedemikian rupa, temperatur tentulah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kestabilan obat. Oleh sebab obat dirancang sesuai suhu ruangan, maka penyimpanan obat disuhu yang lebih panas (seperti di dekat pemanas, berdekatan dengan alat elektronik yang mengeluarkan panas) atau pada suhu yang lebih dingin (di kulkas) dapat mengganggu stailitas obat.

Obat-obat tertentu memang ada yang mesti disimpan di kulkas. Misalnya, insulin (obat untuk penderita diabetes), suppositoria (obat yang diberikan melalui anus), beberapa produk biologi seperti plasma, beberapa antibiotik untuk obat suntik. Untuk obat-obat yang diinstruksikan disimpan di kulkas, maka simpanlah pada suhu 2 - 8°C. Dan ada juga obat-obatan yang mesti disimpan di freezer, maka mestilah disimpan di dalam freezer yang memiliki pemisah dengan bahan makanan lain. Pemisah boleh menggunakan suatu kotak atau lainnya yang tertutup rapat, yang terpenting tidak tercampur dengan bahan makanan.

F. Alasan penyimpanan obat pada lemari pendinginObat-obat disimpan di lemari pendingin dimaksudkan agar stabilitas obat tersebut terjaga. Jika stabilitas obat terganggu, maka sangat mungkin dapat mengurangi khasiat zat aktif. Gangguan stailitas tersebutlah salah satu sebabnya, kadang ketika kita sudah minum obat dengan teratur, ternyata kita masih merasakan gejala.