ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama...

12
i ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? (Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan Terhadap Pembangunan Gedung Ibadah ) TESIS Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh : MARTHA JUNITA NOMSEO 752015027 PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama...

Page 1: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

i

ALIENASI ATAU PEMBEBASAN?

(Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan Terhadap Pembangunan Gedung

Ibadah )

TESIS

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh :

MARTHA JUNITA NOMSEO

752015027

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

ii

Page 3: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

iii

Page 4: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

iv

Page 5: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

v

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Sang Kuasa, karena penyertaanNya yang sempurna maka penulis

mampu menyelesaikan studi Magister Sosiologi Agama di Fakultas Teologi Universitas

Satya Wacana. Keberhasilan dalam proses studi hingga penulisan tesis semata bukan karena

kemampuan dan keahlian penulis, tetapi kesempurnaan dan kekuatan ada pada penulis karena

diberikan oleh Sang Empunya. Tesis dengan judul Alienasi atau Pembebasan? Studi

Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan Terhadap Pembangunan Gedung

Ibadah merupakan suatu fenomena yang menggeletik benak penulis untuk menelusurinya

dengan beberapa pokoknya permasalahan yang menurut penulis patut diperhatikan dan

diuraikan dalam sebuah tesis. Sebuah kegelisahan yang mendorong penulis untuk melihat

pemahaman tentang pemanfaatn gedung ibadah, apakah gedung ibadah dijadikan sebagai

ruang alienasi sosial dalam hidup bergereja ataukah dapat dijadikan sebagai ruang

pembebasan yang memerangi anggota gereja dari persoalan sosial seperti kemiskinan. Pada

akhirnya, dengan rahmat dan hikmat Sang Kuasa maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penulis menyadari, bahwa proses studi dan penulisan tesis ini tidak akan

diselesaikan dengan baik bila tanpa campur tangan, dukungan, dan inspirasi dari pihak-pihak

yang terlibat dan selalu hadir untuk penulis seakan sebagai perantara Sang Kuasa dalam

menemani setiap proses yang dilalui. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terkhusus Program

Studi Magister Sosiologi Agama yang telah membekali kami dengan berbagai ilmu

pengetahuan dalam bidang sosiologi agama, dan memberikan “ruang” bagi kami

dalam berproses demi mempersiapkan diri dalam karya-karya yang akan dilakukan ke

depan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dewan dosen, staf dan

karyawan yang turut berbagi ilmu, motivasi dan dukungan dalam penyelesaian studi

di Program Studi Sosiologi Agama. Kepada Pdt. Izak Lattu, Ph. D (Kak Chaken)

selaku dosen pembimbing 1 selama proses penulisan tesis ini. Terima kasih atas

bimbingan materi, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis, sehingga

penulis tidak saja merasa sebagai mahasiswi bimbingan tesis, melainkan juga

merasakan seperti seorang adik yang selalu berdiskusi dengan kakaknya. Kepada Pdt.

Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo (Bp Eben) selaku dosen pembimbing 2. Terima kasih

Bapa atas bimbingan, motivasi dan dorongan bagi penulis dalam proses belajar

menjadi kritis dan mendalami setiap apa yang dikerjakan serta belajar untuk

mempertanggung jawabkannya dan konsisten dalam penulisan. Kepada Pdt. Dr. Tony

Tampake, selaku dosen penguji. Terima kasih untuk masukan dan saran positif yang

membantu penulis untuk semakin memperdalam tulisan penulis, kiranya tulisan ini

dapat memberikan manfaat baik.

2. Kepada GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan dan seluruh anggota jemaat, serta setiap

pihak yang mengambil bagian di dalamnya. Terima kasih telah menerima,

mendukung dan membantu penulis dalam proses penulisan yang kedua. Dukungan

Page 6: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

vi

mulia yang tidak akan pernah terlupakan oleh penulis, karena GMIT Jemaat Zaitun

begitu setia mendukung dan mendoakan penulis dalam proses studi dari mencapai

gelar sarjana hingga dalam proses studi magister.

3. Untuk Alm. papa tersayang, sebagai motivator dan penasehat terbaik bagi penulis.

Terima kasih alm. papa, karena telah membesarkan serta mendidik penulis semasa

kita hidup bersama. Tercapailah sudah cita-cita yang kita impikan bersama,

menggapai gelar Sarjana dan kini anakmu dapat menyelesaikan proses studi magister.

Semoga kebahagiaan ini dapat dirasakan oleh alm. papa meskipun di tempat yang

berbeda. Juga kepada keluarga tercinta; untuk mama, kak Yan, kak Raineldis, kak

Yanti, kak Elyakim, kak Olny, kak Yance, kak Bernath, kak Lia, kak Jhony, kak

Tiffanny, kak Aryanti dan ponaan-ponaan tercinta. Terima kasih telah mendukung

penulis dengan cinta dan perhatian yang begitu tulus, baik lewat doa maupun materiil

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi magister, dan juga selalu

berusaha menjadi pengganti alm. papa bagi penulis. Kepada Asuk Leang (adik laki-

laki dari alm. papa) dan keluarga, Kuku (adik perempuan dari alm.papa) dan keluarga,

beserta keluarg besar Nomseo-Mbeo. Terima kasih selalu mendoakan dan mendukung

penulis hingga saat ini. Semoga cinta kasih Sang Kuasa senantiasi memerangi

kehidupan keluarga kita.

4. Kepada teman-teman seperjuangan MSA 2015, terima kasih untuk kebersamaan,

kekeluargaan dan dukungan yang dirasakan bersama. 1 tahun 5 bulan bukanlah waktu

yang lama untuk kita saling mengenal, saling mengasihi dan saling bebagi, tetapi 1

tahun 5 bulan telah membuat kita menjadi keluarga yang akan mengingatkan kita

bahkan membuat kita selalu rindu di mana kita berada. Mari terus berjuang dan

berkarya sebagaimana yang dikehendaki Sang Kuasa. Kepada sahabat setia mbakku

Sri Susilaningtyas, terima kasih sudah menemani penulis sejak berproses bersama di

studi Strata 1 hingga di tahap ini. Perkenalan yang membuat kita tidak saja menjadi

teman, sahabat, tetapi sudah menjadi saudara. Mari saling dan selalu mendukung

dalam suka maupun duka, dalam memperjuangkan cita dan cinta kita maisng-masing.

Sekali lagi, penulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya bagi seluruh pihak yang telah

mendukung penulis dan tidak dapat disebukan namanya satu per satu. Kiranya Sang Pemilik

hiduplah yang akan membalas segala kebaikan saudara-saudari atas apa yang diberikan bagi

penulis. Semoga tesis ini menjadi manfaat bagi setiap pembaca. Tuhan Memberkati.

Salatiga, 05 Desember 2016

Penulis

Page 7: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sejenak aku menoleh...

Mencoba merasakan kembali betapa besar penyertaanNya dalam hidupku,

Dalam peziarahan cita dan cinta, IA hadir sebagai penolong sejatiku,

Dengan cinta bersama kami menaklukkan cinta dalam hidup yang adalah

petualangan cinta, dan dengan cinta pula bersama kami mematahkan segala

kekuatiran dalam menggapai cita,

Bersyukur karena kasihNya, bersyukur karena anugerahNya,

Terima kasih Sang Penolongku...

Di balik ungkapan syukurku atas pertolonganNya, tak lupa juga hati ini bersyukur

karena IA juga menghadirkan orang-orang yang mencintai dan mendukungku

dalam suka dan duka.

Secara khusus tulisan ini dipersembahkan kepada Alm. Papa tercinta

Mama, Kak Yan, Kak Renny, Kak Kim, Kak Yanti, Kak Olny, Kak

Yance, Kak Bernath, Ka Lia, Kak Jhony dan Kak Fanny

Teristimewa untuk ponakan-ponakan tercinta

Page 8: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

viii

MOTTO

“Menggapai hal yang mustahil menjadi mungkin

adalah dengan mengerjakannya.

Sesekali akan gagal, tapi mengerjakannya lagi dan

lagi akan mengantarkan pada keberhasilan”.

(Rini Handayani)

Page 9: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………… i

Halaman Pengesahan……………………………………………………………………. ii

Kata Pengantar……...…………………………………………………………………… iii

Halaman Persembahan........................................................................................................v

Motto..................................................................................................................................vi

Daftar Isi.............................................................................................................................vii

Abstraksi..............................................................................................................................x

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................1

I. Latar Belakang............................................................................................ 1

II. Metode Penelitian....................................................................................... 10

III. Sistematika Penulisan.................................................................................11

BAB II: GEREJA DALAM KONTEKS KEMISKINAN, ALIENASI DAN

PEMBEBASAN..................................................................................................................13

I. Pendahuluan.................................................................................................13

II. Pemahaman tentang Gereja..........................................................................13

III. Kemiskinan: Beragam Konteks dan Ideologi...............................................15

IV. Alienasi dalam Konteks Sosial.....................................................................17

IV.1. Alienasi Menurut Karl Marx...............................................................18

IV.2. Gereja dan Alienasi Sosial..................................................................21

V. Pembebasan sebagai Karya Penyelamatan...................................................24

Page 10: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

x

V.1. Teologi Pembebasan Asia....................................................................27

V.2. Gereja sebagai Jalan Pembebasan........................................................29

V.2.1. Pembebasan Melalui Aspek Sosial...................................................30

V.2.2. Pembebasan Secara Doktrinal..........................................................32

VI. Kesimpulan.......................................................................................................34

BAB III: PEMBANGUNAN GEDUNG IBADAH DI TENGAH KONTEKS

KEMISKINAN...................................................................................................................35

I. Pendahuluan.................................................................................................35

II. Profil dan Data.............................................................................................35

II.1. Kemiskinan di Desa Tuapuakan...........................................................35

II.2. GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan...........................................................37

III. Data Empiris GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan.............................................41

III.1. Hidup Bergereja GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan...............................41

III.2. Gereja sebagai Kebanggaan Kolektif..................................................50

III.2.1. Dimensi Sosial-Teologis......................................................51

III.3. Gereja sebagai Rumah Tuhan dan Persembahan Umat......................52

III.3.1. Dimensi Spiritual..................................................................54

IV. Gereja sebagai Pusat Kehidupan Warga Gereja...........................................55

V. Sikap Warga Gereja di Tengah Konteks Kemiskinan..................................57

VI. Kesimpulan...................................................................................................59

BAB IV: GEDUNG IBADAH SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN BERGEREJA GMIT

JEMAAT ZAITUN TUAPUKAN......................................................................................60

I. Pendahuluan...................................................................................................60

Page 11: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

xi

II. Gedung Ibadah sebagai Wujud Syalom Allah................................................61

III. Rumah Tuhan sebagai Ruang Alienasi Sosial................................................64

IV. Hakekat Hubungan Persekutuan dan Ketaatan Gereja Kepada Kristus..........70

V. Gereja di Tahap Prakondisi Lepas Landas......................................................72

VI. Sistem Tu’u Sebagai Upaya Perubahan Sosial...............................................74

VII. Kesimpulan......................................................................................................76

BAB V: PENUTUP

I. Kesimpulan......................................................................................................77

Daftar Pustaka..........................................................................................................................78

Lampiran 1..............................................................................................................................81

Lampiran 2: Tabulasi..............................................................................................................85

Page 12: ALIENASI ATAU PEMBEBASAN? · 2017. 12. 14. · pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama

xii

ABSTRAKSI

Fenomena pembangunan gedung ibadah merupakan sikap yang begitu fenomenal

dalam kalangan hidup bergereja di GMIT, terkhususnya GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan.

Salah satu cita-cita mulia yang ingin dicapai dan dinilai sebagai keberhasilan, yaitu ketika

warga gereja mampu membangun gedung ibadah yang besar, bagus dan nyaman untuk

dijadikan sebagai ruang persekutuan yang sakral. Persoalan sosial seperti kemiskinan tidak

menjadi penghalang bagi gereja untuk mencapai cita-cita dalam membangun gedung ibadah.

Gereja tetap memberikan nilai juang yang tinggi dalam membangun gedung ibadah, karena

gedung ibadah dibangun dengan harapan dapat menjadi sarana yang tepat untuk proses

pembangunan iman. Karl Marx melihat kehadiran agama di tengah kancah konflik sebagai

ruang alienasi sosial, karena menurut Marx agama bisa menjadi sebagai sebuah opium yang

dapat memberikan ketenangan seperti rasa fantasi tapi rasa itu hanya dimiliki sekejap.

Sebagaimana yang diperkirakan Marx di tengah kancah konflik, hal ini juga secara

tidak sadar telah dilakukan oleh gereja-gereja yang berupaya membangun gedung ibadah

yang megah meskipun di tengah realitas sosial. Persoalan sosial merupakan pergumulan

bersama, yakni pemerintahan, agama (dalam hal ini yang adalah gereja), pihak-pihak secara

individual maupun komunal. Dalam pergumulan realitas sosial ini, maka secara bersama-

sama perlu menyuarakan pembebasan untuk memerangi kemiskinan. Sebagaimana yang

dilakukan oleh Gustavo Gutierrez dalam menyuarakan teologi pembebasan untuk

memberikan solusi di Amerika Latin. Fenomena pembangunan gedung ibadah di tengah

konteks kemiskinan inilah yang menjadi daya tarik bagi penulis untuk mempelajari, melihat

dan mendalami akan pemahaman pemanfaatan seperti apakah yang dimiliki oleh warga

gereja tentang gedung ibadah. Oleh karena itu, daya tarik dan kegelisahan yang meresahi

pikiran penulis, membuat penulis mengangkat sebuah topik dalam penulisan tesis dengan

judul, Alienasi atau Pembebasan? Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun

Tuapukan Terhadap Pembangunan Gedung Ibadah. Dengan judul tesis ini, maka akhirnya

menjawab yang selama ini diresahi oleh penulis terkait fenomena pembangunan gedung

ibadah di tengah konteks kemiskinan. Kejelasan untuk melihat pemahaman warga gereja

tentang pemanfaatan gedung ibadah dibantu dari dua indikator, yakni alienasi sosial

sebagaimana diuraikan oleh Karl Marx dan teologi pembebasan yang diuraikan oleh Gustavo

Gutierrez. Uraian tajam dan kritis yang membantu penulis untuk melihat peranan gereja di

tengah realitas sosial.

Kata Kunci: Pembangunan Gedung Ibadah, Fenomena Kemiskinan, Alienasi Sosial,

Teologi Pembebasan.