alia 21B 2015
-
Upload
alia-salvira -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of alia 21B 2015
1. Bimo anak pertama dari ibu usia 25 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu.
Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan 3x ke bidan. Segera setelah lahir
langsung menangis. Berat badan waktu lahir 3.500 gram. Bimo bisa tengkurap pada
usia 4 bulan dan berjalan pada usia 14 bulan. Tidak ada riwayat kejang. Sepupu Bimo,
laki-laki usia 5 tahun juga menderita seperti ini.
a. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dan kelahiran bayi terhadap
kelainan pada kasus ini?
Usia kehamilan normal (37-40 minggu), keadaan ibu saat kehamilan normal,
bayi lahir normal, dan berat badan waktu lahir normal. Kemungkinan kelainan
pada Bimo tidak dipengaruhi riwayat kehamilan dan kelahirannya.
Sedangkan faktor-faktor kehamilan dan kelahiran yang dapat menyebabkan
seorang anak autis adalah :
1. Genetik
Perubahan dalam gen berkontribusi pada terjadinya autisme. Menurut
National Institute of Health, keluarga yang memiliki satu anak autisme
memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga
autisme.
Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autis,
kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama. Secara
umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan
spektrum autisme. Gen tersebut berperan penting dalam perkembangan
otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-sel otak berkomunikasi.
2. Pestisida
Pestisida akan mengganggu fungsi gen di sistem saraf pusat. Menurut
Dr Alice Mao, profesor psikiatri, zat kimia dalam pestisida berdampak
pada mereka yang punya bakat autisme.
3. Obat-obatan
Bayi yang terpapar obat-obatan tertentu ketika dalam kandungan
memiliki risiko lebih besar mengalami autisme. Obat-obatan tersebut
termasuk valproic dan thalidomide. Thalidomide adalah obat generasi
lama yang dipakai untuk mengatasi gejala mual dan muntah selama
kehamilan, kecemasan, serta insomnia.
Obat thalidomide sendiri dapat menyebabkan bayi yang lahir cacat.
Namun, obat ini kini diresepkan untuk mengatasi gangguan kulit dan
terapi kanker. Sementara itu, valproic acid adalah obat yang dipakai
untuk penderita gangguan mood dan bipolar disorder.
4. Usia orangtua
Makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si
anak menderita autisme. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010
menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen
memiliki anak autisme dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29
tahun.
2. Pemeriksaan fisik dan pengamatan: berat badan 15 kg, tinggi badan 89 cm, lingkaran
kepala 50 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tetapi tidak mau melihat
dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak
selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Ketika diberikan bola, dia melemparkan
bola kelantai dan dilakukan berulang-ulang. Tidak ada gerakan-gerakan aneh yang
diulang-ulang. Tidak mau bermain dengan anak lain, tetapi sangat tertarik dan senang
membalik-balik kalender bergambar. Bila memerlukan bantuan, dia menarik tangan
ibunya untuk melakukan. Tidak bisa bermain pura-pura. Tidak melihat ke benda yang
ditunju. Tidak bisa munjuk benda yang ditanyakan.tidak ada kelainan neurologis. Tes
pendengaran bisa mendengar pada 25dB.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik dan
pengamatan?
i. Bb, tb, lingkar kepala, dismorfik
Berat badan berdasakan WHO
Berat Badan Normal ( 1 – 6 tahun)
BB = (2 x usia) + 8 = (2 x 2,17) + 8 = 12,33 kg
Tinggi Badan Normal ( 2 – 12 tahun)
TB = (6 x usia ) + 77 = (6 x 2,17) + 77 = 89,33 cm
Berat badan Bimo 15 kg dikatakan normal, tinggi badan juga
termasuk normal
Ukuran lingkar kepala Bimo termasuk normal. Studi MRI
membandingkan orang austisitik dengan kontrol normal menunjukkan
bahawa total otak meningkat pada orang dengan autism, meskipun
anak autism dengan retardasi mental berat umumnya memiliki kepala
yang lebih kecil. Peningkatan persentase rata-rata ukuran terbesar
terdapat pada lobus oksipitalis, lobus parietalis, dan lobus temporalis.
Peningkatan volume dapat terjadi akibat tiga kemungkinan:
meningkatnya neurogenesis, menurunnya kematian neuron, dan
meningkatnya produksi jaringan otak nonneural seperti sel glia atau
pembuluh darah. Pembesaran otak dijadikan kemungkinan sebagai
penanda biologis untuk gangguan autistik.
ii. Tidak bisa bermain pura-pura
Tidak bisa bermain pura-pura: karena kurangnya social play
atau social imitation (qualitative impairment of communication),serta
adanya gangguan interaksi sosial dan perilaku. Pada kasus ini,
gangguan ataupun kemungkinan kerusakannya ada pada bagian
amygdala dan hippocampus yang fungsi utamanya adalah untuk
pengaturan terhadap long term memory. Sehingga, Bimo tidak bisa
bermain pura-pura atau imajinatif.
iii. Tidak melihat ke benda yang ditunjuk maupun yang ditanyakan.
Tidak dapat melihat benda yang ditunjuk: karena adanya
gangguan pada system mirror. Sistem ini berasal dari bagian korteks
prefrontal (korteks premotorik), korteks motorik primer, dan korteks
sensori primer. Kemungkinan lain, karena Bimo tidak memiliki atensi
terhadap orang lain akibat terlalu asyik dengan dunianya sendiri,
sehingga ia tidak merespon terhadap perintah yang ditujukan
kepadanya. Hal ini bisa berkaitan dengan teori penurunan atau pun
atrofi sel purkinje di cerebellum yang dapat menyebabkan kelainan
atensi.
Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan: karena kurangnya
spontaneous sharing (qualitative impairment of social interaction),
serta adanya gangguan interaksi social dan perilaku yang disebabkan
karena adanya ganguan organic atau gangguan perkembangan otak
tepatnya di daerah sistem limbic (amygdala dan hippocampus). Pada
penderita ASD sel-sel saraf dalam amygdale mengalami hipoplasi
(mengecil) dimana amygdale yang berfungsi sebagai pusat emosi tidak
mampu untuk menyampaikan neurotransmitter dengan baik ke sel-sel
saraf berikutnya, impuls saraf terganggu, pusat emosi terganggu, tidak
bisa mengendalikan emosi, interaksi sosial terganggu (tidak bisa
melihat benda yang ditunjuk dan tidak bisa menunjuk benda yang
diperintahkan).
1. Analisis aspek klinis
a. WD?
Autis
b. SKDI?
2A
Seorang dokter umum mampu untuk mendiagnosis selanjutnya merujuk ke
dokter spesialis anak