ALERGI MAKANAN

15
ALERGI MAKANAN Septia Putri Prayitami FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SEMARANG 2012

Transcript of ALERGI MAKANAN

Page 1: ALERGI MAKANAN

ALERGI MAKANAN

Septia Putri Prayitami

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SEMARANG

2012

Page 2: ALERGI MAKANAN

ALERGI MAKANAN

Alergi makanan merupakan masalah di dunia kedokteran dalam penegakan diagnosis.

Prevalensi bervariasi disetiap negara :

- Anak : 6-8%

- Dewasa : 1-2% Makanan yang sering menimbulkan alergi :

- Telur - Gandum

- Susu sapi - Sayur

- kacang tanah

- Ikan laut dan kacang-kacangan (sering pada anak)

Page 3: ALERGI MAKANAN

ALERGI MAKANAN

Batasan oleh American Academy of Allergy and immunology dan The National Institute of Allergy

and infections disease .

Page 4: ALERGI MAKANAN

ETIOLOGI

Alergi alergen Alergen :

- kelas I : glikoprotein, berat molekul 10-70 kilodalton, tahan tehadap panas, asam

dan enzim proteolitik.

- kelas II : bentuk epitope, sangat labil pada suhu tinggi, rentan terhadap enzim

degradasi, sulit di isolasi.

Page 5: ALERGI MAKANAN

PATOFISIOLOGI MEKANISME TERJADINYA ALERGI MAKANAN

• Struktur limfoepiteal usus yang dikenal dengan istilah GALT (Gut-Associated Lymphoid Tissues) terdiri dari tonsil, patch payer, apendiks, patch sekal dan patch kolon.

• Pada keadaan khusus GALT mempunyai kemampuan untuk mengembangkan respon lokal bersamaan dengan kemampuan untuk menekan induksi respon sistemik terhadap antigen yang sama.

• Pada keadaan normal penyerapan makanan, merupakan peristiwa alami sehari-hari dalam sistem pencernaan manusia. Faktor-faktor dalam lumen intestinal (usus), permukaan epitel (dinding usus) dan dalam lamina propia bekerja bersama untuk membatasi masuknya benda asing ke dalam tubuh melalui saluran cerna.

• Sejumlah mekanisme non imunologis dan imunologis bekerja untuik mencegah penetrasi benda asing seperti bakteri, virus, parasit dan protein penyebab alergi makanan ke dinding batas usus (sawar usus).

Page 6: ALERGI MAKANAN

KLASIFIKASI

Type I (reaksi anafilaksis dini) Type II (reaksi imun sitotoksis) Type III (reaksi berlebihan oleh kompleks imun) Type IV (reaksi lambat tipe tuberkulin)

Page 7: ALERGI MAKANAN

DIAGNOSIS

Bedasarkan diagnosis klinis anamnesis dan pemeriksaan tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi.

Page 8: ALERGI MAKANAN

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Manifestasi Alergi Pada bayi Baru lahir hingga 1 Tahun

No Organ/sistem tubuh

Gejala dan Tanda

1 Sistem pernafasan Bayi lahir dengan sesak (Transient Tachipneu Of The newborn), cold-like respiratory congestion (napas berbunyi/grok-grok).

2 Sistem Pencernaan sering rewel/colic malam hari, hiccups (cegukan), sering “ngeden”, sering mulet, meteorismus, muntah, sering flatus, berak berwarna hitam atau hijau, berak timbul warna darah. Lidah sering berwarna putih. Hernia umbilikalis, scrotalis atau inguinalis.

3 Telinga, Hidung, Tenggorok

Bersin, Hidung berbunyi, kotoran hidung berlebihan, cairan telinga berlebihan, tangan sering menggaruk atau memegang telinga.

4 Sistem pembuluh darah dan jantung

Palpitasi, flushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah

5 Kulit Erthema toksikum, dermatitis atopik, diapers dermatitis, urticaria, insect bite, keringat berlebihan.

6 Sistem saluran kemih berkemih, nyeri saat berkemih, bed wetting (ngompol) Frequent, urgent or painful urination, inability to control bladder; bedwetting, vaginal discharge, itching, swelling, redness or pain in genitals,painful intercourse.

7 Sistem susunan saraf pusat

Sensitif, sering kaget dengan rangsangan suara/cahaya, gemetar, bahkan hingga kejang.

8 Mata Mata berair, mata gatal, kotoran mata berlebihan, bintil pada mata, conjungtivitis vernalis.

Page 9: ALERGI MAKANAN

Manifestasi Alergi Pada Anak Usia Lebih dari 1 tahun

No Organ / sistem tubuh

Gejala dan tanda

1 Sistem pernafasan Batuk, pilek, bersin, hidung buntu, sesak(astma), sering menggerak-gerakkan /mengusap-usap hidung

2 Sistem pencernaan Nyeri perut, sering buang air besar (>3 kali/perhari), sulit buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana, berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung, muntah, sulit berak, sering flatus, sariawan, mulut berbau.

3 Telinga, Hidung, Tenggorok

Hidung : Hidung buntu, bersin, hidung gatal, pilek, post nasal drip, epitaksis, salam alergi, rabbit nose, nasal creases Tenggorok : tenggorokan nyeri/kering/gatal, palatum gatal, suara parau/serak, batuk pendek (berdehem), Telinga : telinga terasa penuh/ bergemuruh/berdenging, telinga bagian dalam gatal, nyeri telinga dengan gendang telinga kemerahan atau normal, gangguan pendengaran hilang timbul, terdengar suara lebih keras, akumulasi cairan di telinga tengah, pusing, gangguan keseimbangan.

4 Sistem pembuluh daran dan jantung

Palpitasi, flushing (muka kemerahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah.

5 Kulit Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk, berkeringat berlebihan.

6 Sistem susunan saraf pusat

Neuroanatomis :sering sakit kepala, migrain, kejang gangguan tidur.

Neuroanatomis fisiologis: gangguan perilaku : emosi berlebihan, agresif, impulsif, overaktif, gangguan belajar,

gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi, hiperaktif hingga autisme.

7 Mata Mata berair, mata gatal, sering belekan, bintil pada mata (timbilan). Allergic shiner (kulit di bawah mata tampak ke hitaman).

Page 10: ALERGI MAKANAN

PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Catatan buku harian pasien jenis makanan yang dimakan

b. Uji diagnostik

- Tes alergi makanan tipe tetap

1. Tes cukit kulit (prick test)

2. Modifikasi tes cukit kulit (modified prick test)

3. Tes tempel (patch test)

4. Uji IgE spesifik

- Tes alergi makanan tipe siklik

1. Int racutaneous progres s ive dilution food test (IPDFT)

2.Tes provokasi makanan (doubleblind placebo-controlled food challenge, DBPCFC)

 

Page 11: ALERGI MAKANAN

PENATALAKSANAAN Medikamentosa

1. Prescription antihistamines :

- H1-Reseptor antagonis

2. Steroid atau Kortikosteroid yang dihirup (Nasal corticosteroid semprot)

- Glukokortikoid.

3. Beta Arenergic Agonist

4. Metil Xantin (Beta 2 Agonist)

5. Simpatomimetika

6. Leukotrien antagonis

7. Kromolin dan Nedokromil.

Page 12: ALERGI MAKANAN

Non Medikamentosa

1. Terapi desentisasi

2. Terapi probiotik

3. Payung ASI Eksklusif

4. Diet :

- Elimination diet

- Minimal diet 1

- Minimal diet 2

- Egg and fish free diet

- His own’s diet

Page 13: ALERGI MAKANAN

KOMPLIKASI

Syok anafilaktik gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen-antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membrane kapiler dan terjadi dilatasi arteriole, sehingga venous return menurun kematian.

Page 14: ALERGI MAKANAN

DAFTAR PUSTAKA

Christanto A, dkk . Manifestasi alergi makanan pada telinga, hidung dan tenggorok. 2011; 38 (7) : 410-416

Dadiyanto ,D.W dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang : UNDIP

Sampson HA. Update on food allergy. J Allergy Clin Immunol. 2004; 113: 805 – 19

Sampson HA. Food allergy. J Allergy Clin Immunol. 1999; 103: 717 – 28

Judarwanto, Widodo. Alergi Makanan pada Anak Mengganggu Semua Organ Tubuh Anak. http://www.puterakembara.com. Jum’at, 10 juni 2012 : 19:00 WIB

Page 15: ALERGI MAKANAN

TERIMA KASIH