aldo.docx

19
Hematemesis dan Melena et causa Ulkus Gaster Reinaldo Putra Hardian E10 10-2013-036 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 E-mail: [email protected] Pendahuluan Banyak masalah yang dapat terjadi pada sistem gastrointestinal, salah satu dari penyakit gastrointestinal yang ada ialah ulkus gaster. Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz. Untuk keperluan klinik dibedakan perdarahan varises esofagus dan non-varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam pengelolaan dan prognosis. Manifestasi perdarahan saluran makanan bagian atas bisa

Transcript of aldo.docx

Hematemesis dan Melena et causa Ulkus Gaster

Reinaldo Putra HardianE1010-2013-036Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDAAlamat Korespondensi:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510E-mail: [email protected] Banyak masalah yang dapat terjadi pada sistem gastrointestinal, salah satu dari penyakit gastrointestinal yang ada ialah ulkus gaster. Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz. Untuk keperluan klinik dibedakan perdarahan varises esofagus dan non-varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam pengelolaan dan prognosis. Manifestasi perdarahan saluran makanan bagian atas bisa beragam tergantung lama, kecepatan, banyak sedikitnya darah yang hilang, dan apakah perdarahan berlangsung terus-menerus atau tidak.Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk membahas lebih lanjut mengenai hematemesis dan melena ec ulkus gaster dari sisi penyebab, penyebaran, gejala, klasifikasi, pengobatan serta rehabilitasinya.

AnamnesisAnamnesis yang akurat sangat vital dalam menegakkan diagnosis yang tepat. Pada gangguan pencernaan terdapat berbagai kondisi dpata berupa nyeri abdomen, sulit menelan, refluks asam, nyeri retrostrenal, dan lain-lain. Gejala-gejala ini dapat menjadi suatu pertanda dari banyak penyakit seperti ulkus peptikum, kanker lambung, atau refluks esophagus. Yang dapat ditanyakan pada anamnesis ialah :11. Identitas pasien, termasuk didalamnya usia dan pekerjaan yang dapat menunjang diagnosis.2. Keluhan utama, keluhan utama yang ada pada kasus ialah nyeri pada ulu hati sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sudah hilang timbul sejak 1 tahun.3. Riwayat penyakit sekarang :1 Meminta pasien untuk menjelaskan gejala nyeri menggunakan tangan. Lokasi nyeri dapat diketahui dengan jelas atau difus. Bagaimana sifat nyeri atau rasa tak enaknya? Terbakar, nyeri atau menusuk? Apakah rasa nyerinya menjalar? Kapan gejala nyeri tersebut tampak jelas? Sebelum atau setelah makan? Setelah makan makanan tertentu ? minum alkohol? Atau pada malam hari? Apakah nyeri ada berhubungan dengan aktvitas? (pertimbangkan jantung sebagai sumber gejala) Apakah ada gejala penurunan berat badan, anoreksia, ikterus, gejala anemia? Apakah ada mual, muntah, perubahan BAB, tinja hitam atau hematemesis? Adakah yang dapat meringankan gejala? Misalnya duduk tegak, minum antacid?4. Riwayat penyakit dahulu1 Apakah sebelumnya pernah ada riwayat gangguan pencernaan? Penyakit lainnya? Ada riwayat ulkus peptikum? Pernahkah pasien jalan endoskopi sebelumnya? Pernahkah menkonsumsi PPI atau H2-blocker? Riwayat operasi lambung ? 5. Riwayat penggunaaan obat-obatan 1 Apakah pasien minum alkohol? Merokok? Konsumsi obat-obatan secara rutin? Misalnya OAINS?6. Riwayat alergi Apakah ada alergi obat? Alergi lainnya? 17. Riwayat keluarga Adakah yang mengalami kelainnan yang serupa? 18. Riwayat sosial Riwayat pekerjaan pasien? 1 Kondisi ekonomi pasien? Kebersihan pasien?Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan observasi terhadap keadaan umum pasien. 2Yang akan diperiksaan ialah bagian abdomen pada keempat quadran abdomen dengan melakukan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 21. Inspeksi Memperhatikan kulit bagian abdomen. (jaringan parut, striae, dilatasi vena) Kontur abdomen (cekung, rata, cembung), kesimetrisan abdomen. Benjolan atau massa Gerakan peristatik usus2. Palpasi Palpasi ringan dengan lembut untuk mengetahui adanya : nyeri tekan abdomen, nyeri lepas, massa, rigiditas otot. Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui batas-batas abdomen3. Perkusi Membantu untuk mengetahui distribusi gas dalam abdomen, massa padat, atau cairan serta batas-batas organ.4. Auskultasi Mendengarkan bising usus pasien, apakah normal (5-34 kali per menit), hiperperistaltik, atau bising usus dibawah normal.

Pemeriksaan penunjang Pada kasus ini pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:3 1. Pemeriksaan darah rutin, untuk mengetahui apakah adanya infeksi. Pada keadaan infeksi maka dapat ditemukan leukositosis.2. Amilase. Pada pankreatitis akut kadar amilase akan naik dimulai dari 2-12 jam setelahnya dan kembali ke kadar nomalnya dalam 2-4 hari. Kadar normal : 6-160 U/dl atau 30-170 U/l. 4 3. Lipase serum. Pada pankreatitis akut akan terjadi kenaikan lipase (normal: 20-180 IU/l) kenaikan lipase dapat bertahan sampai 14 hari setelah pankreatitis akut. Penurunan nya dapa menandakan adanya kanker pancreas stadium akhir dan hepatitis.4 4. Ultrasonografi. Mengidentifikasi kelainan pada intra abdomen, misalnya adanya batu kandung empedu, kolesistitis, sirosis hati dsb.5. Endoskopi (esofagogastroduodenoskopi): pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan bila disertai keadaan yang disebut alarm symptoms yaitu adanya penurunan berat badan, anemia, muntah hebat dengan dugaan adanya obstruksi, muntah darah, melena, atau keluhan sudah berlangsung lama dan terjadi pada usia lebih dari 45 tahun. Keadaan ini sangat mengarah pada gangguan organik, terutama keganasan, sehingga memerlukan eksplorasi diagnosis secepatnya. Tehnik pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi dengan akurat adanya kelainan struktural atau organik intra lumen saluran cerna bagian atas seperti adanya tukak/ulkus, tumor dsb, serta dapat disertai pengambilan contoh jaringan (biopsi) dari jaringan yang dicurigai untuk memperoleh gambaran histopatologiknya atau untuk keperluan lain seperti mengidentifikasi adanya kuman helicobacter pylori.6. Radiologi (dalam hal ini pemeriksaan barium meal): pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi kelainan struktural dinding/mukosa saluran cerna bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah tumor. Pemeriksaan ini terutama bermanfaat pada kelainan yang bersifat penyempitan/ stenotik/ obstruktif dimana skop endoskopi tidak dapat melewatinya.7. Pemeriksaan darah samar. Darah samar dalam feses biasanya mengindikasikan pendarahan gastrointestinal. Darah merah segar dari rectum dapat mengindikasikan pendarahan usus besar bagian bawah dan feses hitam mengindikasikan pendarahan gastrointestinal bagian atas.48. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit. Pada anemia defisiensi besi didapatkan anemia hipokrom mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MCH menurun. Kadar hemoglobin sering turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang mencolok karena anemia timbul perlahan-perlahan. Leukosit dan trombosit normal.9. Konsentrasi besi serum, total iron binding capacity (TIBC). Pada anemia defisiensi besi kadar besi serum menurun 350 g /dl, dan saturasi transferin< 15%.10. Feritin serum. Pada anemia defisisensi besi menurut Hercberg untuk daerah tropic dianjurkan iuntuk memakai angka feritin serum