Al Quran Pedoaman Hidup

6
Materi Ceramah Umum Ustadz HM Ihsan Tanjung 19 Agustus 2000 Membangun Generasi Islam Berqur'ani Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ......... ( Surat Al Baqoroh : 185 ) Ayat diatas ini menjelaskan Al Qur'an merupakan petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan bathil .Kita hidup di jaman yang kadang-kadang antara haq dan bathil sulit dibedakan . Orang yang membela yang haq dibilang b dan begitupun sebaliknya.Fenomena terjadi karena kita tidak pernah menjadikan alQur'an menjadi satu-satunya petunjuk dan pembeda yang haq dan bathil . Dalam Surat Al Baqoroh ayat 2 menjelaskan bahwa al Qur'an merupakan petunjuk dan tidak ada keraguan didalamnya bagi orang -orang bertakwa . dan Kedua ayat tersebut benar bahwa alqur'an petunjuk bagi manusia secara umum dan khusus nya bagi orang-orang bertakwa Kita hidup di negeri yang bernama Indonesia , dimana negeri yang didiami oleh islam secara mayoritas dan juga didiami oleh non-muslim . Tuntutan Kita adalah dengan menjadikan alqur'an dan hadist rasulullah menjadi pedoman hidup muslim indonesia walaupun itu bukan merupakan tuntutan yang optimal . Untuk menjadi al Qur'an seperti tujuan surat Al Baqoroh ayat 185 yaitu petunju seluruh manusia merupakan tugas yang harus diemban oleh kita untuk mempromosikan al Qur'an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia . Untuk mencapai hal tersebut perlu dimunculkan barisan orang-orang yang bertakwa. Orang -orang yang benar-benar memahami Al Qur'an sebagai petunjuk dan pembeda yang haq dan bathil Selama ini kesalahan kita tidak pernah bersungguh-sungguh menjadikan al Qur'an menjadikan satu-satunya pedoman hidup , kita masih saja menyandarkan pancasila sebagai pedoman hidup. Kita , umat muslim di Indonesia telah dipersatukan deng Al Qur'an , Pancasila hanyalah kesepakatan nasional kita sebagai warganegara, tidak lebih dari itu. Pancasila tidak dapat dijadikan pedoman hidup karena bua manusia yang tidak terlepas dari kesalahan Upaya membentuk generasi Qur'ani adalah sebagai berikut : Membaca serta mengerti isi dan kandungan Al Qur'an Mentadaburkan Al Qur'an dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup kita dan tidak ada keraguan did

Transcript of Al Quran Pedoaman Hidup

Materi Ceramah UmumUstadz HM Ihsan Tanjung 19 Agustus 2000 Membangun Generasi Islam Berqur'aniBeberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ......... ( Surat Al Baqoroh : 185 ) Ayat diatas ini menjelaskan Al Qur'an merupakan petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan bathil .Kita hidup di jaman yang kadang-kadang antara haq dan bathil sulit dibedakan . Orang yang membela yang haq dibilang bathil dan begitupun sebaliknya.Fenomena terjadi karena kita tidak pernah menjadikan alQur'an menjadi satu-satunya petunjuk dan pembeda yang haq dan bathil . Dalam Surat Al Baqoroh ayat 2 menjelaskan bahwa al Qur'an merupakan petunjuk dan tidak ada keraguan didalamnya bagi orang -orang bertakwa . dan Kedua ayat tersebut benar bahwa alqur'an petunjuk bagi manusia secara umum dan khusus nya bagi orang-orang bertakwa Kita hidup di negeri yang bernama Indonesia , dimana negeri yang didiami oleh umat islam secara mayoritas dan juga didiami oleh non-muslim . Tuntutan Kita adalah dengan menjadikan alqur'an dan hadist rasulullah menjadi pedoman hidup muslim di indonesia walaupun itu bukan merupakan tuntutan yang optimal . Untuk menjadi al Qur'an seperti tujuan surat Al Baqoroh ayat 185 yaitu petunjuk bagi seluruh manusia merupakan tugas yang harus diemban oleh kita untuk mempromosikan al Qur'an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia . Untuk mencapai hal tersebut perlu dimunculkan barisan orang-orang yang bertakwa. Orang -orang yang benar-benar memahami Al Qur'an sebagai petunjuk dan pembeda yang haq dan bathil Selama ini kesalahan kita tidak pernah bersungguh-sungguh menjadikan al Qur'an menjadikan satu-satunya pedoman hidup , kita masih saja menyandarkan pancasila sebagai pedoman hidup. Kita , umat muslim di Indonesia telah dipersatukan dengan Al Qur'an , Pancasila hanyalah kesepakatan nasional kita sebagai warganegara, tidak lebih dari itu. Pancasila tidak dapat dijadikan pedoman hidup karena buatan manusia yang tidak terlepas dari kesalahan Upaya membentuk generasi Qur'ani adalah sebagai berikut :

Membaca serta mengerti isi dan kandungan Al Qur'an Mentadaburkan Al Qur'an dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup kita dan tidak ada keraguan didalamnya

Menjadikan Al Qur'an sebagai tata nilai pergaulan hidup antar bangsa dan dijadikan jatidiri bangsa.

Dengan AlQur'an dijadikan satu-satunya petunjuk dan pembeda yang haq dan bathil membuat hidup kita pribadi dan umumnya bangsa kita selalu dibawah naungan ridho ALLAH SWT.

Dialog Menghidupkan Alquran sebagai Sumber Bacaan, Hari Ini Medan, (Analisa). Rumah produksi Sineas Film Dokumentary (SFD) Indonesia, Senin (10/10) ini pukul 15.00 WIB akan menggelar dialog yang bertema Menghidupkan Alquran Sebagai Sumber Bacaan dan Pedoman Hidup Umat Islam di salah satu stasiun televisi lokal di Medan. Dialog Alquran ini diselenggarakan sekaligus peluncuran album DVD Alquran yang diproduksi SFD Indonesia. Penyelenggara dialog Alquran Usep Kurnia, S.Sos, MA, Minggu (9/10) mengatakan, program ini dilatarbelakangi adanya upaya mendorong generasi muda untuk menghidupi dan mencintai Alquran sebagai sumber utama bacaan, sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam. "Alquran dipahami secara umum sebagai verbum dei (kalam Allah) merupakan petunjuk yang harus diterjemahkan dalam kehidupan manusia. Jaminan keselamatan dan kebahagian adalah garansi mutlak bagi siapa saja yang mengikuti dan mengamalkannya" ungkapnya. Menurut Usep, di era modern dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai yang dianut umat Islam. "Semangat untuk menjadikan Alquran sebagai acuan hidup mulai redup akibat hantaman peradaban global yang menyeret umat Islam pada seluruh lapisan kurang mengamalkan isi kandungan Alquran." ujarnya.

Tidak Pandai Hal ini, jelas Usep, diindikasikan dengan banyaknya umat Islam tidak pandai membaca Alquran. Padahal tempat untuk belajar, media dan fasilitas serba lengkap untuk bisa mengetahui Alquran. Di era modren ini Alquran mulai banyak ditinggalkan. Alquran tidak lagi hidup dan mewarnai kehidupan umat Islam yang hampir dapat dikatakan sudah jauh dari tuntunan Alquran itu sendiri. "Jangankan untuk mengamalkannya dengan benar dan komitmen, dalam membacanya saja ada yang tidak mampu" tandasnya. Terkait dengan itu, kata Usep, dengan dialog Alquran yang dirangkai dengan peluncuran Album DVD Alquran Qori Internasional Drs H Fadhlan Zainuddin dapat menjadi sumbangsih dan dorongan agar generasi muda Islam tertarik mendalami dan mencintai Alquran. Dialog dan pembuatan album DVD Alquran ini didukung oleh Bank Sumut Syariah akan menghadirkan empat narasumber yaitu, Direktur Utama Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu, Dosen Pascasarjana IAIN dan Anggota MUI Sumut Dr H Muhammad Sofyan Saha, MA, Qori Internasional Fadhlan Zainuddin, dan Direktur SFD Indonesia Onny Kresnawan. (sug)

Al-Quran Sebagai Pedoman HidupLombok Utara - Peringatan Nuzulul Quran atau turunnya Al-Quran merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh umat Islam. Dan yang paling penting dari peringatan ini adalah bagaimana kita menjadikan Al-Quran itu sebagai pedoman hidup sehari-hari. Hal tersebut dikemukakan camat Bayan, Pahri, S.Pd dalam sambutannya memperingati Nuzulul Quran di Masjid Jamik Al-Fatah Ancak desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Rabu malam 24/8/11. Menurut Pahri, yang paling penting dalam setiap peringatan keagamaan itu adalah bagaimana kita menterjemahkan dan mengimplementasikan dalah menjalani kehidupan kita dimuka bumi ini. Ibarat kita membeli hp baru atau sepeda motor, yang dilengkapi dengan buku petunjuknya, yang bila digunakan tidak sesuai dengan buku petunjuknya, hp atau sepeda motor tersebut akan rusak. Demikian juga manusia yang hidup didunia, dilengkapi dengan kitab suci Al-Quran sebagi petunjuk bagi hamba_nya yang bertaqwa, kata Pahri memberi contoh. Sementara TGH. Mustafa Alawi dalam uraian hikmah Nuzulul Quran mengungkapkan, sebagai manusia, entah itu ulama, cendikiawan ataun orang pintar, tentu tidak luput

dengan salah dan dosa. Karena musuh manusia itu ada dua yaitu nafsu dan syetan. Kedua musuh itu tidak bisa dilawan kecuali dengan bantuan Nur Ilahi, karenanya perlu banyak beristighfar, katanya. Dikatakan, ibadah puasa yang kita laksanakan adalah sebagai latihan untuk melawan hawa nafsu yang selalu mengarahkan kita kejurang kehancuran, sehingga puasa itu sendiri disebut juga bulan rahmat, maghfirah dan bulan pembebasan atau penghapusan dari dosa.

Membunuh Kemajuan Umat IslamDalam suatu mimbar Jumat di bulan September, sang khotib menukil sebuah artikel yang pernah dibacanya, sebuah tulisan seorang non-muslim tentang kebangkitan Islam. Dikisahkannya, sebagai orang Barat dengan tradisi Nasrani dan sekuler, sang penulis artikel melihat ketaatan orang Islam pada agamanya sungguh kuat. Sholat yang merupakan perwujudan kesujudan pada Tuhan bukan hanya seminggu, bahkan sehari sampai 5 kali, itu dilakukan orang Islam dengan taat. Bulan Ramadhan, mau bersusah payah melaparkan diri dan kehausan hanya semata-mata karena menjalankan perintah Tuhannya. Kemudian, mengeluarkan sebagian harta untuk orang miskin dalam bentuk zakat. Semuanya tanpa pengawasan, semuanya datang dari diri sendiri, tetapi ketaatan umat Islam sungguh tak bisa disangkal. Masjid-masjid selalu dihadiri umat dari berbagai lapisan usia, sementara gerejagereja di Eropa yang dulu menjadi pusat peradaban Kristen semakin kosong hanya dihadiri segelintir jemaat berumur lanjut. Ketakjuban sang penulis tersebut yang namanya tak pernah disebut oleh sang khotib membawanya ke penelitian lebih jauh dan membuatnya lebih takjub. Umat Islam di seluruh dunia menjalankan kaidah agamanya sekalipun tidak ada khalifah tunggal seperti halnya agama Katolik. Orang Islam tidak berkumpul dalam wilayah tertentu, melainkan tersebar dalam rentangan geografis yang sangat luas di Asia bahkan belakangan di Eropa dan Amerika Serikat, namun semuanya menjalankan perintah yang sama dengan cara yang sama seolah-olah digerakkan oleh sesuatu yang besar. Padahal, pengajaran agama ini melalui sekurangnya 4 mazhab besar, dan entah berapa banyak tafsir Quran dan Hadits yang tersebar di seluruh dunia. Islam adalah agama dengan perkembangan yang terhebat di Eropa, Amerika, dan dunia. Meskipun Nabi Muhammad sudah wafat sekian abad silam, pengaruh pengajarannya masih sedemikian kuat. Bukan hanya memimpin umat Islam dalam agama, beliau juga seorang kepala pemerintahan, panglima perang, waktu mudanya menjadi wirausahawan, yang mengajarkan semuanya sebagai sebuah pengetahuan yang komprehensif. Segenap perilaku dan ucapannya adalah pengejawantahan Al-Quran sebagai kitab suci yang dibawanya. Jadi, orang Islam

menjalankan Islam tidak sekedar menjalankan syariat agama tetapi juga cara hidup dan berperilaku Islami. Dalam kesimpulannya, artikel itu menyebutkan bahwa kunci dari semua kekuatan Islam adalah Al-Quran. Sebenarnya, inilah negeri bayangan (virtual country) yang bernama Islam itu. Di sanalah umat Islam tinggal dan menjalankan semua peri kehidupannya. Jadi, bila ingin meruntuhkan orang Islam, bukan dengan kekerasan fisik atau penindasan. Sudah terbukti bahwa penindasan, kekerasan, bahkan penjajahan ternyata tidak mampu menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Cara yang tersisa hanya satu: menjauhkan orang Islam dari AlQuran. Karena, Al-Quran adalah pedoman hidup yang luar biasa dan memberi inspirasi tiada habisnya. Bila orang Islam sudah tidak lagi mempercayai kitan suci ini, mereka akan mudah digoyang dan tinggal menunggu kejatuhan. Menurut sang khotib, ini adalah pengakuan jujur dari seorang non-muslim. Sebuah pengakuan tetapi (bagi saya) juga ancaman terbuka dari pihak-pihak yang tidak menyukai bangkitnya kultur Islam sebagai pandangan hidup. Inilah sebabnya modus untuk melunturkan keimanan orang Islam tidak sekonvensional dulu lagi, yang kebanyakan berupa kekerasan atau tipu daya berlandaskan ekonomi. Modus semacam itu, kalaupun berhasil pada satu dua orang, tampaknya tidak akan berhasil mengubah pikiran massa Islam. Langkah paling logis setelah tidak berhasil menekuk peradaban Islam dengan kekerasan adalah membuat umat Islam meragukan Al-Quran. Hal pertama yang bisa diperdebatkan adalah asal usul Al-Quran dan logika di dalamnya, yang dirujukkan pada cara orang Barat dan Yahudi berlogika. Beberapa debat seperti ini (yang akhirnya jadi debat kusir tiada akhir) bisa dijumpai dalam pemikiran liberal orang-orang JIL. Saya tidak hendak mengatakan JIL identik dengan model berpikir seperti ini, tetapi pemikiran yang liberal bebas seperti ini diwadahi dalam JIL. Bagi saya pribadi, manusia diberi akal untuk menalar dan berlogika, baik dengan pikiran maupun perasaan. Ini sudah menjadi ketentuan dari Allah, dan karena Indonesia bukan negara Islam, silakan saja siapa saja berpikir bebas tentang Islam dan Al-Quran. Yang jelas, AlQuran sudah ada yang menjaga, dan hingga akhir jaman akan selalu ada orang yang meneguhkan kemurnian kalam Allah ini. Ini juga menjadi ketentuan Allah di dalam Al-Quran. Kotbah sang khotib berhenti di sini. Tetapi saya pernah membaca hal yang lebih jauh lagi. Dari beberapa sumber yang cukup banyak beredar, misalnya majalah Hidayatullah, beberapa buletin Jumat berbasis salafi, pengajian-pengajian, disebutkan bahwa ancaman paling serius yang berpotensi besar menjauhkan umat Islam dari Al-Quran adalah cara terhalus bagi generasi muda yakni gaya hidup modern. Ini adalah tipu daya kaum Yahudi. Gaya hidup modern yang hedonistik, yang memuja kesenangan fisik, membuat generasi muda yang secara akidah tidak terkawal mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan. Generasi muda adalah kata kunci pertama, dan hedonistik adalah kata kunci kedua. Sambungkan kedua kata kunci ini, maka bila berhasil umat Islam akan kehilangan sebuah generasi yang penting. Cara ini butuh waktu, tetapi dampaknya sangat luar biasa. Kekuatan sebuah bangsa bisa dilihat dari generasi mudanya. Semakin kuat dan tangguh mereka, kian berkarakter mereka, maka generasi muda tersebut bisa menopang tegaknya bangsa. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa, bila pemuda di sebuah negeri (setingkat kota sekarang ini) rajin solat subuh berjamaah, tidak ada kekuatan asing yang berani menyerang negeri itu. Bila pemudanya sudah lemah, tidak lagi tergerak untuk solat subuh berjamaah, keruntuhan tinggal menunggu waktu.

Bangsa ini mungkin sedang dalam posisi yang kurang baik, tetapi pertolongan Allah selalu muncul. Kita beruntung, sisi religius bangsa ini masih cukup mudah digerakkan, sehingga sekularisme tidak bergerak cepat sebagaimana yang muncul di Turki dan Mesir. Elemen masyarakat sendiri juga tidak menghendaki sekulerisme yang memisahkan urusan agama dengan peri kehidupan sehari-hari merebak di Indonesia. Pancasila menghendaki agama sebagai panduan tiap penduduk Indonesia. Menjadi Islam haruslah kaffah, mendekatkan diri dengan jalan Allah dengan wujud melaksanakan tuntunan Al-Quran dan Hadits. Kehilangan keduanya sama saja dengan kehilangan Islam. Untuk tetap menjadi muslim yang kuat, hanya satu cara yang ada yakni memperkuat ikatan dengan mengaji Al-Quran dan memahami isinya, melalui guru dan pembimbing yang mumpuni.