AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

5
1. Pendahuluan Desa Galang, Kecamatan Sei Pinyuh, Kabupaten Mempawah merupakan desa penghasil nenas , yang letaknya ± 30 km dari Kota Pontianak dengan luas wilayah 453.13 km2. Sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani nenas dan berdagang.. Tanah nya didominasi oleh tanah Gambut yang mempunyai sifat kimia yang kurang menguntungkan untuk budidaya tanaman. Sifat kimianya mempunya kemasaman tanah yang sangat rendah, kandungan unsure hara makro (N,P,K) yang rendah, dan unsure hara mikro yang juga rendah. (Hakim, 1986). Lahan gambut tropis memiliki sifat fisik dan kimia yang sangat beragam. Karakteristiknya sangat ditentukan oleh ketebalan gambut, substratum, tanah mineral yang ada di bawahnya, kematangannya, dan ada atau tidak pengayaan yang berasal dari luapan sungai yang ada di sekitarnya. Karakteristik lahan gambut biasanya dijadikan acuan dalam pemanfaatannya untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan. Sesuai dengan Keppres No. 32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, gambut dengan ketebalan >3 m diperuntukkan sebagai kawasan konservasi. Hal ini disebabkan semakin tebal lapisan gambut, maka gambut tersebut akan semakin rapuh (fragile). Lahan Gambut di desa Galang Kabupaten Mempawah termasuk kedalam gambut dalam, dengan ketebalan hingga 4 m. Kebanyakan masyarakatnya melakukan budidaya tanaman nenas diatas lahan gambut tersebut dan masih melakukan pembakaran Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia a I N F O A R T I K E L ABSTRAK Kata kunci: Kompos; kulit nenas; lahan gambut; nenas organic; petani nenas. *Kontak penulis E-mail: [email protected] (U. S. Y. V. Indrawati), [email protected] (R. Hazriani), [email protected] (R. Manurung). http://dx.doi.org/10.29406/al-khidmah.v3i1.2408 Al-Khidmah 2020 Program PKM bertujuan untuk mentransfer teknologi kompos berbasis kulit nanas, sebagai solusi bagi petani nanas organik di desa Galang, Kabupaten Mempawah yang mengalami kesulitan dalam pemanfaatan limbah kulit nanas akibatnya Penggunaan buah nanas menjadi berbagai produk. PKM dilakukan selama 6 (enam) bulan mulai dari kegiatan persiapan, sosialisasi ke UKM Harapan Baru dan dilanjutkan dengan implementasi program inti yaitu penyampaian materi dan praktik pembuatan kompos dan diakhiri dengan evaluasi dan pelaporan. Audiens yang dituju utamanya adalah petani nanas. Metode yang digunakan adalah konseling, ceramah, diskusi, tanya jawab dan evaluasi. Pada prinsipnya kegiatan ini mencakup penyuluhan tentang manfaat kompos untuk budidaya nanas di lahan gambut. Pengetahuan dan keterampilan dalam membuat kompos dari kulit nanas adalah kunci agar masyarakat petani bisa menerapkannya dengan hasil yang baik. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah bahwa masyarakat sangat antusias dengan materi yang disampaikan karena mereka belum mengetahui hal ini sebelumnya. Pasca kegiatan disarankan agar pengembangan kegiatan ini terus dilakukan di bawah naungan PPL dari Kecamatan. AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH Vol. 2, No. 2 November 2019 LEMBAGA PENERBITAN DAN PUBLIKASI ILMIAH (LPPI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/alkhidmah AL-KHIDMAH Urai Suci Yulies Vitri Indrawati , Rini Hazriani , Rinto Manurung a, * Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar melalui Pembuatan Kompos Berbasis Kulit Nenas di Desa Galang, Kabupaten Mempawah a a

Transcript of AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

Page 1: AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

1. Pendahuluan Desa Galang, Kecamatan Sei Pinyuh, Kabupaten Mempawah merupakan desa penghasil nenas , yang letaknya ± 30 km dari Kota Pontianak dengan luas wilayah 453.13 km2. Sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani nenas dan berdagang.. Tanah nya didominasi oleh tanah Gambut yang mempunyai sifat kimia yang kurang menguntungkan untuk budidaya tanaman. Sifat kimianya mempunya kemasaman tanah yang sangat rendah, kandungan unsure hara makro (N,P,K) yang rendah, dan unsure hara mikro yang juga rendah. (Hakim, 1986). Lahan gambut tropis memiliki sifat fisik dan kimia yang sangat beragam. Karakteristiknya sangat ditentukan oleh ketebalan gambut, substratum, tanah mineral yang ada di bawahnya, kematangannya, dan ada atau tidak pengayaan yang berasal dari luapan sungai yang ada di sekitarnya. Karakteristik lahan gambut biasanya dijadikan acuan dalam pemanfaatannya untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan. Sesuai dengan Keppres No. 32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, gambut dengan ketebalan >3 m diperuntukkan sebagai kawasan konservasi. Hal ini disebabkan semakin tebal lapisan gambut, maka gambut tersebut akan semakin rapuh (fragile). Lahan Gambut di desa Galang Kabupaten Mempawah termasuk kedalam gambut dalam, dengan ketebalan hingga 4 m. Kebanyakan masyarakatnya melakukan budidaya tanaman nenas diatas lahan gambut tersebut dan masih melakukan pembakaran

Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesiaa

I N F O A R T I K E L A B S T R A K

Kata kunci:

Kompos;

kulit nenas;

lahan gambut;

nenas organic;

petani nenas.

*Kontak penulisE-mail: [email protected] (U. S. Y. V. Indrawati), [email protected] (R. Hazriani), [email protected] (R. Manurung).

http://dx.doi.org/10.29406/al-khidmah.v3i1.2408

Al-Khidmah 2020

Program PKM bertujuan untuk mentransfer teknologi kompos berbasis kulit nanas, sebagai solusi bagi petani nanas organik di desa Galang, Kabupaten Mempawah yang mengalami kesulitan dalam pemanfaatan limbah kulit nanas akibatnya Penggunaan buah nanas menjadi berbagai produk. PKM dilakukan selama 6 (enam) bulan mulai dari kegiatan persiapan, sosialisasi ke UKM Harapan Baru dan dilanjutkan dengan implementasi program inti yaitu penyampaian materi dan praktik pembuatan kompos dan diakhiri dengan evaluasi dan pelaporan. Audiens yang dituju utamanya adalah petani nanas. Metode yang digunakan adalah konseling, ceramah, diskusi, tanya jawab dan evaluasi. Pada prinsipnya kegiatan ini mencakup penyuluhan tentang manfaat kompos untuk budidaya nanas di lahan gambut. Pengetahuan dan keterampilan dalam membuat kompos dari kulit nanas adalah kunci agar masyarakat petani bisa menerapkannya dengan hasil yang baik. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah bahwa masyarakat sangat antusias dengan materi yang disampaikan karena mereka belum mengetahui hal ini sebelumnya. Pasca kegiatan disarankan agar pengembangan kegiatan ini terus dilakukan di bawah naungan PPL dari Kecamatan.

AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29

AL-KHIDMAH

Vol. 2, No. 2 November 2019

LEMBAGA PENERBITAN DAN PUBLIKASI ILMIAH (LPPI)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/alkhidmah

AL-KHIDMAH

Urai Suci Yulies Vitri Indrawati , Rini Hazriani , Rinto Manurunga,*

Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar melalui Pembuatan Kompos Berbasis Kulit Nenas di Desa Galang, Kabupaten Mempawah

aa

Page 2: AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

U. S. Y. V. Indrawati; R. Hazriani; R. Manurung. AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29

lahan untuk menyuburkan tanah gambutnya. Mereka masih kurang informasi untuk melakukan budidaya tanpa bakar lahan gambut. Beberapa hal lainnya yang harus mendapatkan perhatian dalam pemanfaatan gambut sebagai lahan budidaya adalah: drainase, pengelolaan air, muka air tanah, pH gambut, dan pemupukan (Hakim, 2016). Tanah gambut memang memiliki ciri khas tersendiri dibanding tanah pada umumnya. Tanah gambut dapat diolah menjadi lahan pertanian asalkan dengan prosedur yang tepat. Tidak semua lahan gambut dapat dijadikan lahan pertanian, ada beberapa jenis lahan gambut yang tidak boleh dijadikan lahan tani. Cara mengolah tanah gambut menjadi lahan pertanian yang baik dan benar adalah dengan mematuhi semua kebijakan kebijakan dari pemerintah, selalu menjaga kelestarian tanah dan lingkungan. Jadi tidak serta merta asal mengolah lahan gambut menjadi lahan pertanian. Dari hasil kunjungan dan diskusi dengan ketua UKM harapan Baru, Bapak Soleh terdapat beberapa permasalahan pada mitra yaitu antara lain : - Mereka masih menerapkan sistem bakar lahan untuk meningkatkan kesuburan lahan gambut untuk budidaya nenas. - Mereka belum begitu menguasai teknologi pembuatan kompos dari kulit nenas Menurut Sumarjito, 2017 seorang penggagas pengembangan sistem Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di Kabupaten Kuala Kapuas, Kalteng. Menurutnya pengolahan lahan gambut harus dilakukan dengan hati-hati. cara manual akan lebih baik. yaitu dengan cara mencabut pohon yang ada, kemudian meratakan tanahnya. Setelah rata barulah dilakukan pembajakan. Jika menggunakan alat berat, akan membuat kadar asam naik tinggi, hasilnya tanaman tak akan tumbuh. Menurutnya, dengan menerapkan PLTB dengan cara manual membutuhkan waktu yang lama. Biaya lebih murah. Sumarjito telah berhasil menaman nenas dan jeruk untuk 6 ha lahan gambutnya, dengan metode pembersihan, pembajakan, pemberian pukan, pemberian pupuk an organic dan ditanami jagung, setelah panen biasanya tanah sudah subur, baru ditanami jeruk atau karet. Dari sisi ekonomi ia mengatakan, secara hitung-hitungan menanam nanas dan jeruk jauh lebih menguntungkan.

2. Metode

2.1. Tempat dan Waktu Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan PKM dilaksanakan di Desa Galang, Kabupaten Mempawah, pada hari Rabu, 9 Oktober 2019. Diikuti oleh kurang lebih 30 peserta, kegiatan berlangsung sangat antusias dan lancar.

2.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahapan yaitu :

a. Sosialisasi dan Praktek pembuatan kompos berbasis kulit nenas Dalam setiap tahapan kegiatan, peserta dirangsang untuk melakukan diskusi agar pelatihan secara teori dapat menjadi dasar

untuk melaksanakan praktek tentang cara-cara pembuatan produk. Praktek dilakukan dengan alat dan bahan yang telah disiapkan.

b. Pada akhir kegiatan, dilakukan evaluasi terhadap program-program yang telah dilakukan oleh Tim dosen. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hambatan/kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan, dan kemudian didiskusikan untuk diselesaikan.

2.3. Evaluasi

Cara untuk mengevaluasi keberhasilan program kegiatan penerapan teknologi pada PKM ini dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut :

a. Evaluasi adopsi alih teknologi dilakukan dengan cara penilaian pre-test dan post-test, untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Program dianggap berhasil diadopsi oleh peserta jika nilai post-test menunjukkan nilai 60 persen peserta mencapai nilai diatas 60.

b. Evaluasi demonstrasi, dengan menilai keikutsertaan peserta dalam praktik kegiatan yang dilakukan. Program dianggap berhasil jika minimal 80 persen peserta terlibat di dalam kegiatan dan mampu mengadopsi teknologi inovasi yang diberikan.

c. Evaluasi dampak kegiatan dilakukan dengan melihat banyaknya peserta yang telah mempraktikkan teknologi inovasi yang diberikan dan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi mereka.

3. Hasil dan Pembahasan

Desa Galang, sebagai salah satu sentra nenas organik di Kabupaten Mempawah, sangatlah potensi untuk dijadikan lokasi PKM tentang pembuatan kompos berbasis kulit nenas. Selama ini, petaninya membuang kulit nenas setelah mengolah buah nenas menjadi aneka produk makanan, dengan ditumpuk disuatu tempat. Sejalan dengan dicanangkannya Program Pertanian Organik oleh Pemerintah Pusat, maka pertanian organic berbasis nenas tengah diusung oleh Pemerintah Kabupaten Mempawah dan sejalan dengan program tersebut, Kegiatan PKM yang dilaksanakan di Desa Galang, sangat tepat dan bermanfaat bagi masyarakat tani, untuk membantu menyuburkan tanah gambutnya. Keseriusan dan kemauan merupakan kunci utama dari keberhasilan pembuatan kompos dari kulit nenas, oleh karena itu, para peserta PKM terus diberi petunjuk, diberi semangat. Kegiatan PKM yang diberikan memberikan respon yang sangat positif, baik dari pihak Kecamatan maupun Kelurahan. Hal ini disebabkan karena selain dapat membantu meningkatkan kesuburan lahan

26

Page 3: AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

gambut, secara langsung dapat meningkatkan hasil buah nenas organiknya.

3.1. Persiapan Kegiatan

Persiapan dilakukan tepat sehari sebelum hari pelaksanaan dibantu oleh beberapa mahasiswa. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah penggandaan modul pelatihan beserta alat tulis yang dikemas didalam “goodybag” untuk dibagikan kepada peserta, memasang spanduk, dan mempersiapkan konsumsi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan.Selain itu juga disiapkan alat dan bahan untuk pembuatan kompos seperti decomposer, karung sebagai wadah komposnya, cangkul.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pelatihan pembuatan kompos berbasis kulit nenas ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak. Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan selama 1 hari dimulai pukul 08.30 hingga 17.00 WIB pada tanggal 9 Oktober 2019. Kegiatan diawali dengan proses registrasi peserta pada pukul 08.00 WIB. Peserta yang melakukan proses registrasi berjumlah 30 orang petani nenas, 5 orang mahasiswa dan 4 orang dosen. Setelah registrasi dilakukan dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan yang bertempat di UKM Harapan Baru, desa Galang, Kabupaten Mempawah..Pembukaan kegiatan dimulai dengan kata sambutan oleh Ketua PKM , dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua UKM Harapan Baru. Pada pembukaan kegiatan disampaikan mengenai alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompos berbasis kulit nenas, tujuan pelaksanaan kegiatan, serta manfaat dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Kemudian dilakukan praktek pembuatan kompos langsung disaksikan peserta, dilanjutkan dengan foto bersama.

Gambar 1. Foto bersama tim dosen dengan peserta PKM

Gambar 2. Persiapan Pembuatan Kompos berbasis Kulit Nenas

27

U. S. Y. V. Indrawati; R. Hazriani; R. Manurung. AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29

Page 4: AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

Gambar 3. Pencacahan dan Pembuatan dekomposer

Gambar 2. Pengisian tanah gambut, decomposer dan kulit nenas

Tanah gambut + decomposer + kulit nenas yang sudah dicacah, kemudian diinkubasi selama 2 minggu, dan diaduk. Setelah itu diisi lagi dengan tanah gambut + decomposer + kulit nenas. Inkubasi lagi 2 minggu. Perlakuan diulang sampai kurang lebih 2 bulan, kompos siap digunakan.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Dari respon yang diperlihatkan oleh masyarakat pada saat melaksanakan kegiatan, dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Masyarakat sangat berantusias terhadap materi dan kegiatan yang diberikan berupa penyuluhan dan praktek tentang

pembuatan kompos dari kulit nenas2. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui teknik pembuatan kompos yang benar walaupun cara pembuatannya sangat

mudah dan sederhana.3. Kegiatan pembuatan produk, apabila dilakukan dengan serius, dan teliti akan menghasilkan produk yang bernilai jual,

sehingga dapat menambah pendapatan keluarga.

4.2. Saran

Saran yang diberikan adalah :1. Perlu pembinaan dalam waktu yang cukup untuk melatih masyarakat tentang pembuatan kompos dari kulit nenas2. Perlu perhatian dan binaan yang berkelanjutan dari instansi yang berkaitan langsung dengan masalah pupuk organic (kompos)

baik dari pihak Kecamatan, maupun Kelurahan.

28

U. S. Y. V. Indrawati; R. Hazriani; R. Manurung. AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29

Page 5: AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29 AL-KHIDMAH

Ucapan Terima Kasih

Kegiatan PKM DIPA ini didanai oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai SK Rektor Universitas Tanjungpura, dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 47/UN22.3/PM/2019, Tgl 5 April 2019.

Daftar Pustaka

Hakim, N. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. 1986. Penerbit : Universitas Lampung. Lampung.

Pioner. 2017. Naibaho: Petani Karo Ini Panen Jagung di Lahan Gambut 9 Ton/Ha.

Mongabay. 2016. Sumarjito : Pertanian Lahan Tanpa Bakar Bisa Dilakukan di Lahan Gambut. https://www.mongabay.co.id/2016/09/01/sumarjito-pertanian-lahan-tanpa-bakar-bisa-dilakukan-di-lahan-gambut/

Wahyu, W.H. 2017. Cara Tepat Pengolahan Tanah Gambut Menjadi Lahan Pertanian. Dasar Pertanian. Informasi Seputar Pertanian.file:///D:/my%20job/iBM%20DAN%20pENELITIAN%202019/pkm%20dipa/Cara%20Tepat%20Pengolahan%20Tanah%20Gambut%20Menjadi%20Lahan%20Pertanian%20_%20Dasar-Dasar%20Pertanian.html

U. S. Y. V. Indrawati; R. Hazriani; R. Manurung. AL-KHIDMAH 3 (2020) 25-29

29