Akuntansi sewa full

43
BAHAN AJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN oleh DYAH PURWANTI

Transcript of Akuntansi sewa full

Page 1: Akuntansi sewa full

BAHAN AJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN

oleh

DYAH PURWANTI

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATAHUN 2011

Page 2: Akuntansi sewa full

BAB

AKUNTANSI SEWA

PETA KONSEP

A.SEWA

1. Definisi

Menurut SAK 30, sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor

memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama

periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan

pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

1 | P a g e

4Tujuan Instruksional Khusus :

1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang pengertian definisi sewa.2. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa operasi.3. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa pembiayaan.4. Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan kriteria sewa pembiayaan. 5. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa operasi.6. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa pembiayaan.

Definisi

Sewa Operasi Sewa Pembiayaan (Leasing)Pengakuan

Pengukuran

Klasifikasi Sewa

Page 3: Akuntansi sewa full

Lessor adalah pemilik aset yang memberikan hak penggunaan kepada

pihak lessee. Lessee adalah pihak yang diberi hak untuk menggunakan

aset dalam periode yang disepakati.

2. Manfaat Sewa

Transaksi sewa merupakan sarana untuk memperoleh aset, atau hak

penggunaan aset selain pembelian. Berikut ini beberapa manfaat dari

sewa dibanding pembelian (aset tetap) :

Dilihat dari sisi lessee

o Biaya lebih murah

o Terhindar dari risiko kepemilikan

o Fleksibilitas

Dilihat dari sisi lessor

o Meningkatkan penjualan

o Menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan lessee

o Menahan nilai residu (kepemilikan) aset

3. Klasifikasi Sewa

Transaksi sewa mengalihkan hak penggunaan suatu aset dari pihak lessor

kepada lessee dalam periode yang disepakati. Dalam pengalihan hak

penggunaan tersebut apakah disertai dengan pengalihan manfaat dan

risiko kepemilikan secara signifikan kepada pihak lessee. Jika manfaat

dan risiko kepemilikan secara signifikan berpindah dari lessor kepada

lessee, maka pihak yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan

secara signifikan, dari pihak lessor adalah lessee. Perlakuan akuntansi

bagi pihak lessee yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan atas

aset tersebut, maka lessee akan mengakui “aset” di neraca lessee.

Sebaliknya bagi pihak lessor jika tidak memperoleh manfaat dan risiko

kepemilikan yang tidak signifikan, maka lessor tidaksi mengakui “aset”

atas aset yang disewakan kepada pihak lessee.

2 | P a g e

Page 4: Akuntansi sewa full

Atas dasar pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut,

akuntansi membedakan transaksi sewa menjadi :

a. Sewa operasi (operating lease)

Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam

perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko

kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee.

Misal transaksi sewa dimana pihak lessor menyewakan bangunan

kantor kepada lessee selama 2 tahun. Umur ekonomis bangunan

ditaksir selama 10 tahun. Dalam transaksi sewa ini, manfaat dan risiko

kepemilikan aset berpindah kepada pihak lesse dalam periode yang

tidak signifikan.

b. Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease

Transaksi sewa dikelompokkan dalam sewa pembiayaan jika transaksi

sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara

signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misalnya jika

transaksi sewa pada butir a di atas, pihak lessee menyewa selama 10

tahun, maka selama umur ekonomis bangunan kantor tersebut

dimanfaatkan oleh pihak lessee. Maka lessee yang mendapatkan

seluruh manfaat dan risiko kepemilikan atas bangunan kantor tersebut.

Transaksi sewa ini mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan

kepada pihak lessee.

4. Akuntansi Sewa Operasi

Transaksi sewa operasi, lessor tidak mengalihkan secara signifikan

manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada pihak lessee. Dalam hal ini

lessor tetap menahan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut.

Sehingga lessor akan tetap mengakui kepemilikan aset dan mencatat aset

yang disewakan tersebut di neraca lessor sebagai Properti Investasi. Dan

pada akhir periode akuntansi, lessor akan mencatat penyusutan atas

3 | P a g e

Page 5: Akuntansi sewa full

penggunaan aset tersebut. Pihak lessee akan mengakui pembayaran

sewa sebagai “beban sewa” atau “sewa dibayar dimuka”.

Akuntansi Sewa Operasi-Lessor

Ilustrasi :

PT HENNAI, pada awal 2011 membeli sebuah bangunan dengan harga

Rp600 juta. Bangunan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat

selama 20 tahun. Banguan tersebut hendak disewakan kepada pihak lain.

Dan pada tanggal 5 Januari 2011, PT BONA menyewa bangunan tersebut

selama 5 tahun, dengan pembayaran sewa Rp40 juta/tahun. Transaksi ini

dikelompokkan sebagai sewa operasi, karena masa sewa lessee 5 tahun

dari total umur manfaat 20 tahun, artinya masa sewa 5 tahun tidak

menunjukkan pengalihan yang signifikan atas manfaat dan risiko

kepemilikan aset sewaan, sehingga transaksi ini dikelompokkan sebagai

sewa operasi.

Jurnal :

1) Pembelian aset sewaan (Bangunan) oleh Lessor

Tgl Akun Debit Kredit1/1 Properti Investasi Rp600.000.000

Kas Rp600.000.000

2) Menerima uang sewa dari Lessee

Pendekatan Neraca (Liabilitas)

Tgl Akun Debit Kredit5/1 Kas Rp40.000.000

Pendapatan Sewa Diterima Dimuka Rp40.000.000

Atau

Pendekatan Laba Rugi (Pendapatan)

Tgl Akun Debit Kredit5/1 Kas Rp40.000.000

Pendapatan Sewa Rp40.000.000

4 | P a g e

Page 6: Akuntansi sewa full

3) Jurnal pada akhir tahun

Lessor akan mencatat penyusutan (jika penyajian properti investasi

menggunakan model biaya)

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Beban Penyusutan Rp30.000.000

Akumulasi penyusutan Rp30.000.000

*Rp600 juta / 20 tahun = Rp30 juta/tahun.

Lessor akan mencatat pengakuan pendapatan (jika lessor mencatat

penerimaan sewa dengan pendekatan Liabilitas) :

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Pendapatan Sewa DD Rp40.000.000

Pendapatan Sewa Rp40.000.000

Akuntansi Sewa Operasi – Lessee

Melanjutkan ilustrasi pada akuntansi sewa operasi untuk lessor di atas, jika

pihak lessee yang melakukan pencatatan akuntansinya :

1) Membayar uang sewa kepada lessor

Pendekatan Neraca (aset)

Tgl Akun Debit Kredit5/1 Sewa Dibayar Dimuka Rp40.000.000

Kas Rp40.000.000

Atau

Pendekatan Laba Rugi (Beban)

Tgl Akun Debit Kredit5/1 Beban Sewa Rp40.000.000

Kas Rp40.000.000

2) Penyesuaian pada akhir periode akuntansi

Jika lessee mencatat pembayaran sewa dengan pendekatan laba rugi

(beban)

5 | P a g e

Page 7: Akuntansi sewa full

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Beban Sewa Rp40.000.000

Sewa dibayar dimuka Rp40.000.000

5. Akuntansi Sewa Pembiayaan

Transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika dalam

transaksi tersebut, lessor mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan

aset sewaan secara signifikan kepada pihak lessee. Dan kriteria

pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan dijabarkan menjadi 5 kriteria

(SAK 30 Akuntansi Sewa) yaitu :

a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa

sewa;

b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup

rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat

dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi

memang akan dilaksanakan;

c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset

meskipun hak milik tidak dialihkan;

Catatan : menurut US GAAP, ukuran sebagian besar adalah > 75%

umur manfaat aset sewaan.

d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum

secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan;

Catatan : menurut US GAAP, ukuran substansial adalah >90% dari

nilai wajar aset sewaan pada awal masa sewa.

e) Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat

menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

Syarat tambahan yang disyaratkan SAK 30 adalah :

a) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi yang terkait dengan

pembatalan ditanggung oleh lessee;

6 | P a g e

Page 8: Akuntansi sewa full

b) Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee;

c) Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode

kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari

nilai pasar rental.

Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa. Kapan lessee dan lessor sepakat

untuk mengubah persyaratan sewa, selain melalui pembaharuan sewa,

dimana perubahan tersebut akan menghasilkan klasifikasi sewa yang

berbeda. Transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, jika

memenuhi salah satu kriteria di atas.

Akuntansi Sewa Pembiayaan – Lessee

Menurut SAK 30 :

Lessee akan mencatat dan menyajikan transaksi dan kejadian lainnya

sesuai dengan substansi dan realitas keuangannya, dan tidak selalu

mengikuti bentuk legalnya. Meskipun bentuk legal perjanjian sewa

menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak legal atas aset sewaan,

dalam hal sewa pembiayaan, secara substansi dan realitas keuangan

pihak lessee memperoleh manfaat ekonomis dari pemakaian aset

sewaan tersebut selama sebagian umur ekonomisnya. Sebagai

konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak

7 | P a g e

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai

aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan

atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini

lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian dilakukan di awal kontrak.

Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari

pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit

dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak,

digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee.

Page 9: Akuntansi sewa full

tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai

wajar dari aset dan beban keuangan (finance charge) terkait.

Perlakuan akuntansi bagi lessee pada awal transaksi sewa :

PENGAKUAN AWAL TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSEE

Tgl Akun Debit Kredit2/1 Leased Asset RpXXX

Obligation Lease RpXXX

PENGUKURAN AWAL SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE

Pihak lessee melakukan pembayaran-pembayaran sebagai berikut :

a) Uang sewa yang dibayar secara periodik

b) Biaya eksekutori,

Biaya eksekutori merupakan biaya-biaya yang ditanggung pihak lessee

dalam rangka pemeliharaan aset sewaan, meliputi jasa kebersihan,

keamanan, premi asuransi dan biaya operasionalisasi aset sewaan

tersebut.

c) Kemungkinan pembayaran jaminan nilai residu di akhir masa sewa.

Dalam transaksi sewa pembiayaan, pihak lessor dapat meminta

kepada lessee untuk menjamin nilai aset sewaan sebesar estimasi nilai

pasar aset sewaan pada akhir masa sewa. Jika dalam kontrak sewa

dimasukkan penjaminan nilai residu aset sewaan, maka lessee terikat

kewajiban untuk membayar sejumlah nilai residu di akhir masa sewa.

Maka lessee akan memasukkan jaminan nilai residu ini sebagai bagian

dari liabilitas/kewajiban sewa. Dan kewajiban garansi nilai residu ada

8 | P a g e

PT ABC (LESSEE)Neraca

Per 2 Jan 2011

Aset : Liabilitas :

Aset Tetap : Liabilitas jangka panjang : Leased Asset RpXXX Obligation Lease RpXXX

Page 10: Akuntansi sewa full

jika transaksi sewa tersebut tidak mengalihkan kepemilikan aset

sewaan kepada lessee.

d) Kemungkinan pembayaran atas opsi pembelian aset sewaan, jika

transaksi sewa memasukkan opsi pembelian.

Salah karakteristik sewa pembiayaan adalah transaksi sewa tersebut

menawarkan opsi pembelian aset sewaan kepada lessee selama masa

sewa dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga

pasarnya. Jika dalam transaksi sewa tersebut, terdapat opsi

pembelian, maka lessee juga akan memasukkan adanya pembayaran

di masa depan atas opsi pembelian sebagai bagian dari

liabilitas/kewajiban sewa.

PEMBAYARAN SEWA MINIMUM

Pada awal perjanjian sewa, lessee akan mencatat aset sewaan sebagai aset

dan kewajiban yang mengikat lessee selama masa sewa. Nilai kewajiban

yang diakui lessee adalah seluruh pembayaran yang harus ditanggung oleh

lessee selama masa kontrak, dan lessee akan menggunakan teknik

pengukuran present value (nilai kini) atas semua pembayaran di masa

mendatang yang akan ditanggung lessee. Total pembayaran sewa disebut

juga sebagai pembayaran sewa minimum (minimum lease payment).

Pembayaran sewa minimum terdiri dari :

Pembayaran sewa periodik, dan

Jaminan nilai residu (jika kontrak mempersyaratkan jaminan nilai

residu), dan atau

Harga opsi pembelian (jika kontrak mempersyaratkan opsi pembelian).

Biaya eksekutori tidak dimasukkan dalam perhitungan pembayaran sewa

minimum.

TINGKAT DISKONTO

Dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum, digunakan faktor

pendiskonto berupa tingkat bunga implisit, jika diketahui oleh lessee, atau

9 | P a g e

Page 11: Akuntansi sewa full

menggunakan tingkat bunga inkremental jika lessee tidak mengetahui tingkat

bunga implisit.

Tingkat bunga implisit adalah tingkat bunga yang digunakan oleh lessor

dalam perhitungan pendapatan bunga (financial revenue), sehingga jika

digunakan untuk mendiskontokan semua pembayaran sewa akan didapatkan

nilai yang setara dengan nilai wajar aset sewaan pada awal sewa.

Tingkat bunga inkremental adalah tingkat bunga pinjaman uang,

seandainya lessee meminjam kepada pihak kreditur, dan membeli aset

sewaan secara tunai dengan uang pinjaman tersebut.

Jika lessee mengetahui secara pasti nilai wajar dari aset sewaan, maka

lessee akan menggunakan nilai wajar untuk mengakui nilai aset sewaan

sebagai aset dan kewajiban di neraca lessee.

NILAI KINI PEMBAYARAN SEWA MINIMUM (PSM)

Perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum dengan rumus =

R = uang sewa yang secara periodik (tahun/bulan)

% = tingkat diskonto

N = masa sewa

(n- 1) = total periode pembayaran sewa dikurangi dengan pembayaran sewa

pertama. Hal ini dikarenakan pembayaran uang sewa dilakukan di awal masa

sewa. Sehingga dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum,

pembayaran pertama tidak terkena nilai diskonto.

Penjabaran perhitungan

Nilai kini PSM = R + R x {PVA(%, n-1)}

Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1))

Jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian garansi/jaminan nilai

residu, maka perhitungan menjadi :

10 | P a g e

Nilai kini PSM = R x (1+ (PVA(%, n-1))

Page 12: Akuntansi sewa full

NR = nilai residu yang dijamin

Dan jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian opsi pembelian, maka

perhitungan menjadi :

HO = harga opsi pembelian

Dalam perjanjian sewa, pihak lessor meminta jaminan nilai residu dari pihak

lessee, dan biasanya terpisah dengan adanya klausul opsi pembelian.

Jaminan nilai residu biasanya dipersyaratkan jika dalam transaksi sewa

tersebut tidak terjadi perpindahan kepemilikan aset sewaan dari lessor

kepada pihak lessee. Dan jika persyaratan sewa menyebutkan adanya

perpindahan kepemilikan aset sewaan, pihak lessor tidak perlu meminta

adanya jaminan nilai residu.

Ilustrasi :

1) Awal 2011, PT WIRA menyewa peralatan dengan masa sewa 5 tahun,

dan pembayaran tahunan Rp50 juta. Peralatan tersebut diperkirakan

memiliki masa manfaat 5 tahun. Biaya eksekutori Rp5 juta/tahun. Tingkat

bunga implisit 10%. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir

tahun.

a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas?

b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari

pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?

Jawab :

11 | P a g e

Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + NR x PV (%,n)

Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + HO x PV (%,n)

Page 13: Akuntansi sewa full

a) Termasuk sewa pembiayaan, karena memenuhi kriteria ketiga, yaitu

masa sewa =100% masa manfaat aset sewaan. Masa sewa 5 tahun

sama dengan masa ekonomis umur aset.

b) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum sebesar = Rp50 juta x (PVA

(10%,4th) + 1)

= Rp50.000.000 x (3,1699 + 1)

= Rp208.495.000

2) PT PUTRA mengikat kontrak dengan PT MUDA, untuk menyewa

bangunan kantor dengan masa kontrak 10 tahun. Biaya sewa tahunan

Rp40 juta, dengan jaminan nilai residu di akhir masa sewa Rp100 juta.

Bangunan kantor tersebut diperkirakan masih dapat dipakai selama 15

tahun. Tingkat bunga impilisit 12%. Nilai pasar wajar aset pada awal

kontrak sebesar Rp285.000.000.

Pertanyaan :

a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas?

b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari

pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?

Jawab :

a) Sewa pembiayaan, karena nilai kini PSM (Rp285.332.000) > nilai wajar

aset pada awal sewa (Rp285.000.000).

b) Nilai kini dari PSM

=Rp40 juta x (PV(12%,9)+1) + Rp100 juta x PV(12%,10)

=Rp40 juta x (5,3283 + 1) + Rp100 juta x 0,3220

=Rp253.132.000 + Rp32.200.000

=Rp285.332.000

3. PT MUDA menyewa peralatan dengan opsi pembelian di akhir masa

sewa. Biaya sewa per tahun Rp25 juta. Masa sewa 6 tahun, dan umur

ekonomis aset masih dapat dipakai selama 7 tahun lagi. Opsi pembelian

12 | P a g e

Page 14: Akuntansi sewa full

aset pada akhir masa sewa sebesar Rp50 juta. PT MUDA tidak

mengetahui tingkat bunga implisit lessor dan menggunakan tingkat bunga

inkremental pinjaman sebesar 8%.

Pertanyaan :

a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di

atas?

b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari

pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?

Jawab :

a) Sewa pembiayaan, karena masa sewa >75% dari umur manfaat

aset sewaan.

b) Nilai kini dari PSM :

= Rp25 juta x (PV(8%,5)+1) + Rp50 juta x PV(8%,6)

=Rp25 juta x (3,9927 + 1) + Rp50 juta x 0,6302

=Rp99.817.500 + Rp31.510.000

=Rp131.327.500

AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE

Pada awal sewa lessee akan mencatat (lihat contoh no 1) :

1. Jurnal PT WIRA untuk mencatat kontrak sewa

Tgl Akun Debit Kredit2/1 Leased Equipment Rp208.495.000

Lease Obligation Rp208.495.000

PT Wira akan mencatat “Leased Equipment” sebesar Rp208.495.000

sebagai Aset Tetap di neraca awal tahun 2011. Dan sebagai

imbangannya, di sisi kanan (kredit), muncul akun liabilitas “Lease

Obligation” sebesar Rp208.495.000,-.

2. Jurnal PT WIRA untuk mencatat pembayaran sewa pertama

Tgl Akun Debit Kredit2/1 Lease Obligation Rp50.000.000

Prepaid Executory cost 5.000.000

13 | P a g e

Page 15: Akuntansi sewa full

Cash Rp55.000.000

Pembayaran sewa dicatat sebagai pengurang liabilitas “Lease Obligation”.

Pada pembayaran sewa yang pertama, pengurangan sebesar nilai sewa

per tahun. Biaya eksekutori dapat dicatat dengan akun aset “Prepaid

Executory Cost”, dan pada akhir tahun akan dibuat penyesuaian atas

terpakainya biaya eksekutori tersebut.

3. Jurnal PT WIRA pada akhir tahun

Jurnal pembayaran kedua

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Lease Obligation Rp34.105.500

Interest Expense 15.894.500Prepaid Executory cost 5.000.000 Cash Rp55.000.000

Penghitungan nilai aset sewaan dengan cara mneghitung nilai kini PSM

mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga didapatkan nilai kini

PSM = Rp208.945.000. Padahal jika kita mengalikan biaya sewa per

tahun Rp50.000.000,- dengan masa sewa 5 tahun, maka dengan

mengabaikan nilai waktu dari uang seharusnya total nilai kontrak sewa

Rp250.000.000,-. Perbedaan nilai kini PSM (Rp208.945.000) dengan nilai

yang tidak didiskonto (Rp250.000.000), diakui sebagai nilai waktu dari

uang, dengan akun “Interest Expense”.

Cara perhitungan beban bunga tiap periode adalah :

Periode Pembayaran Sewa

Pembayaran Beban Bunga

Pembayaran Pokok Sewa

Nilai Tercatat Sewa

2/1/2011 Rp208.945.000

2/1/2011 Rp50.000.000 0 Rp50.000.000

Rp158.945.000

31/12/2011

Rp50.000.000 Rp15.894.500

Rp34.105.500

Rp124.839.500

31/12/2012

Rp50.000.000 Rp12.483.950

Rp37.516.050

Rp87.323.450

14 | P a g e

Page 16: Akuntansi sewa full

31/12/2013

Rp50.000.000 Rp8.732.345 Rp41.267,655

Rp46.055.795

31/12/2014

Rp50.000.000 Rp4.605.580 Rp46.055.795

0

Jumlah Rp250.000.000

Rp41.716.375

Rp208.945.000

Keterangan :Pada pembayaran ke-2 :

*Beban bunga =10% x Rp158.945.000=Rp15.894.500;*Pokok sewa = Rp50.000.000 – Rp15.894.500 = Rp34.105.500;

Jurnal amortisasi (penyusutan hak guna ) aset sewaan

Pada akhir tahun, pihak lessee akan mencatat amortisasi atas aset

sewaan yang dimanfaatkan lessee dalam kegiatan operasionalnya. Meski

aset sewaan secara formal bukan milik lessee, tetapi manfaat kepemilikan

dikendalikan oleh pihak lessee.

Jika kita mengasumsikan lessee (PT WIRA) menggunakan metode garis

lurus, maka pada akhir periode akan membuat jurnal :

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Amortization Expense Rp41.789.000

Accumulated Amortization

Rp41.789.000

Keterangan : Rp208.945.000/5 =Rp41.789.000

Masa Amortisasi

Masa amortisasi bagi pihak lessee adalah :

a) Menggunakan umur ekonomis aset sewaan, jika dalam perjanjian

sewa mensyaratkan adanya transfer kepemilikan (syarat 1 dan syarat

2).

b) Menggunakan masa sewa asew sewaan (jika masa sewa berbeda

dengan sisa umur manfaat aset sewaan), jika dalam penrjanjian sewa

tidak mensyaratkan adanya transfer kepemilikan.

Penyajian di neraca pada akhir tahun pertama :

15 | P a g e

Fixed Aset : Liabilities :Leased Equipment Rp208.945.000 Lease Obligation Rp124.839.500Less: Acc amortiz ( 41.789.000)

Book Value Rp167.156.000

Page 17: Akuntansi sewa full

Jurnal penyesuaian atas biaya eksekutori yang telah habis terpakai

selama tahun berjalan (biaya eksekutori tahun pertama)

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Lease Expense Rp5.000.000

Prepaid Executory Cost

Rp5.000.000

SEWA PEMBIAYAAN DENGAN NILAI RESIDU YANG DIJAMIN OLEH

LESSEE

Jika kontrak sewa mensyaratkan adanya penjaminan nilai residu oleh

pihak lessee di akhir masa sewa, maka lessee akan memasukkan nilai

residu aset sewaan sebagai bagian dari kewajiban yang ditanggung oleh

pihak lessee. Dalam perhitungan nilai kini PSM termasuk juga nilai kini

dari nilai residu yang dijamin oleh lessee.

Pihak lessor dapat meminta jaminan nilai residu aset yang disewakan

kepada lessee, sehingga pada akhir masa sewa, pihak lessor akan

mendapatkan kembali aset sewaan sebesar estimasi nilai pasar pada

akhir masa sewa.

Ilustrasi :

WAYAN Company menyewa bangunan kantor dari PT MADE. Kontrak

sewa dimulai pada 1 Juli 2011, dengan masa sewa 7 tahun. Biaya sewa

tahunan Rp60.000.000,-. PT MADE meminta WAYAN menjamin nilai

residu aset sewaan yang ditaksir sebesar Rp129.500.000; pada akhir

masa sewa. Tingkat bunga implisit 9%. WAYAN menggunakan metode

garis lurus untuk menyusutkan bangunan kantor tersebut, Masa manfaat

aset masih terpakai hingga 8 tahun yang akan datang.

16 | P a g e

Page 18: Akuntansi sewa full

Jurnal yang dibuat WAYAN Company :

2011

Tgl Akun Debit Kredit1/7 Leased Equipment Rp400.000.0002011 Lease Obligation Rp400.000.000

Keterangan :PV PSM = Rp60.000.000 x (PV(9%,6)+1) + Rp129.500.000 x PV(9%, 7)PV PSM = Rp60.000.000 x 5,4859 + Rp129.500.000 x 0,5470PV PSM = Rp329.160.000 + Rp70.563.000PV PSM = Rp399.999.500 (pembulatan menjadi Rp400.000.000)

Pembayaran sewa pertama :

Tgl Akun Debit Kredit1/7 Lease Obligation Rp60.000.0002011 Cash Rp60.000.000

Jurnal pada akhir 2011 :

Amortisasi 6 bulan pertama

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Amortization Exp Rp19.321.428,5

02011 Acc amortization Rp19.321.428,5

0Keterangan :Beban amortisasi = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 tahun=Rp38.642.857,- x 6/12 Beban amortisasi = Rp19.321.428,50

Pengakuan beban bunga 6 buan pertama

Tgl Akun Debit Kredit31/12 Interest Expense Rp15.300.0002011 Interest Payable Rp15.300.000

Keterangan :Beban bunga =6/12 x 9% x (Rp400.000.000 – Rp60.000.000) =Rp15.300.000

Skedul Pembayaran Sewa

Periode Pembayaran Sewa

Pembayaran Beban Bunga

Pembayaran Pokok Sewa

Nilai Tercatat Sewa

1/7/2011 Rp400.000.000

17 | P a g e

Page 19: Akuntansi sewa full

1/7/2011 Rp60.000.000 0 Rp60.000.000

Rp340.000.000

1/7/2012 Rp60.000.000 Rp30.600.000

Rp29.400.000

Rp310.600.000

1/7/2013 Rp60.000.000 Rp27.954.000

Rp32.046.000

Rp278.554.000

1/7/2014 Rp60.000.000 Rp25.069.860

34.930.140 243.623.860

1/7/2015 Rp60.000.000 21.926.147 38.073.853 205.550.0071/7/2016 Rp60.000.000 18.499.501 41.500.499 164.049.5081/7/2017 Rp60.000.000 14.764.456 45.235.544 118.813.9641/7/2018 Rp129.507.22

010.693.256 118.813.964 0

Keterangan : pada perhitungan baris terakhir menggunakan pendekatan pembulatan terdekat.

2012

Jurnal balik atas penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011

Tgl Akun Debit Kredit1/1 Interest Payable Rp15.300.0002012 Interest Expense Rp15.300.000

Pembayaran sewa yang kedua

Tgl Akun Debit Kredit30/6/2012

Lease Obligation Rp29.400.000

Interest Expense Rp30.600.000 Cash Rp60.000.000

Pencatatan selanjutnya mengikuti jurnal di atas, dan untuk jumlahnya

mengikuti tabel skedul pembayaran sewa di atas.

Jurnal Pengembalian Aset Sewaan kepada Lessor

Ketika kontrak sewa berakhir, dan tidak ada ketentuan pemindahan hak

kepemilikan aset sewaan kepada lessee, maka pada akhir masa sewa lessee

akan mengembalikan aset sewaan kepada lessor.

18 | P a g e

Page 20: Akuntansi sewa full

Melanjutkan ilustrasi di atas, pada tanggal 1 Juli 2018, lessee akan

mengembalikan aset sewaan dengan jurnal :

Tgl Akun Debit Kredit1/7/2018

Lease Obligation Rp118.813.964

Interest Expense 10.686.036Acc. amortization 270.500.000 Leased Building Rp400.000.000

Keterangan :Acc. Amortization = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 x 7 =Rp270.500.000

TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN DENGAN OPSI PEMBELIAN

Jika transaksi sewa pembiayaan memuat ketentuan opsi pembelian aset

sewaan di tengah atau pada akhir masa sewa, maka lessee akan

memasukkan nilai opsi pembelian dalam perhitungan nilai kini PSM. Harga

dengan opsi pembelian disyaratkan lebih kecil dibanding dengan harga pasar

wajar pada saat opsi pembelian dilaksanakan.

Ilustrasi :

PT KAJE menyewa peralatan mesin pintal dengan masa sewa 8 tahun. Biaya

sewa tahunan Rp50 juta, dan kontrak sewa dimulai pada tanggal 1 Januari

2011. Dalam perjanjian sewa tersebut, terdapat opsi pembelian dengan harga

Rp100.000.000,-. Bunga implisit 10%. Umur ekonomis peralatan tersebut 12

tahun. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir tahun.

Nilai kini PSM =Rp50 juta x (PVA(10%,7)+1) + Rp100 juta x PV(10%,8)

Nilai kini PSM =Rp50 juta x (4,8684 + 1) + Rp100 juta x 0,4665

Nilai kini PSM =Rp293.420.000 + 46.650.000

Nilai kini PSM = Rp340.070.000,-

Skedul Pembayaran Sewa

Periode Pembayaran Sewa

Pembayaran Beban

Pembayaran Pokok Sewa

Nilai Tercatat Sewa

19 | P a g e

Page 21: Akuntansi sewa full

Bunga1/1/2011 Rp340.070.0

001/1/2011 Rp50.000.000 0 Rp50.000.00

0290.070.000

1/1/2012 Rp50.000.000 29.007.000 20.993.000 269.077.0001/1/2013 Rp50.000.000 26.907.700 23.092.300 245.984.7001/1/2014 Rp50.000.000 24.598.470 25.401.530 220.583.1701/1/2015 Rp50.000.000 22.058.317 27.941.683 192.641.4871/1/2016 Rp50.000.000 19.264.149 30.735.851 161.905.6361/1/2017 Rp50.000.000 16.190.564 33.809.436 128.096.2001/1/2018 Rp50.000.000 12.809.962 37.190.038 90.906.16231/12/2018

Rp100.000.000

9.093.838* 90.906.162 0

*pembulatan

Jurnal yang diperlukan oleh lessee adalah :

2011 dan 2012

2011 2012Tgl Akun Debit Kredit Debit Kredit

1/1 Leased Equipment 340.070.000 Lease Obligation 340.070.000

Lease Obligation 50.000.000 Cash 50.000.000

31/12

Lease obligation 20.993.000 23.092.300

Interest Expense 29.007.000 26.907.700 Cash 50.000.000 50.000.000

Amortization Expense* 28.339.167 28.339.167 Acc amortization 28.339.167 28.339.167

Keterangan :Amortization expense = (Rp340.070.000/12) =Rp28.339.167

Jika pada akhir masa sewa lessee membeli aset sewaan tersebut, maka

jurnal yang dicatat adalah :

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2018 Lease Obligation 90.906.162

Interest Expense 9.093.838 Cash 100.000.000

Equipment 113.356.664Acc amortization 226.713.336 Leased Equipment 340.070.000

20 | P a g e

Page 22: Akuntansi sewa full

Jika lesse ternyata tidak jadi membeli aset sewaan pada akhir periode sewa,

maka jurnal yang dibuat lessee adalah :

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2018 Lease Obligation 90.906.162

Interest Expense 9.093.838Acc amortization 226.713.336Loss on failure purchase 13. 356.664 Leased Equipment 340.070.000

AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSOR

Bagi pihak lessor, sewa pembiayaan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

a) Direct Financing Lease (DFL) = Sewa Pembiayaan Langsung

b) Sales type lease = Sewa Tipe Penjualan

Dasar pengelompokan kedua jenis tipe sewa pembiayaan adalah :

Asal perolehan aset sewaan, apakah diproduksi oleh sendiri atau dibeli

langsung dari pihak produsen.

DFL : aset sewaan dibeli langsung dari produsen, dan pihak lessor

menyewakan kepada pihak lessee.

Sales type lease : aset sewaan diproduksi sendiri oleh pihak lessor.

Pendapatan yang dihasilkan

DFL = pihak lessor hanya mendapatkan pendapatan bunga (financing

revenue)

Sales type lease = pihak lessor mendapatkan dua keuntungan, yaitu

marjin laba (selisih antara nilai wajar aset sewaan dengan harga pokok

produksi) dan pendapatan bunga.

Menurut SAK 30 par 32 :

21 | P a g e

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa

pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa

neto tersebut.

Page 23: Akuntansi sewa full

Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan semua risiko dan manfaat yang

terkait dengan kepemilikan legal telah dialihkan lessor kepada pihak lessee,

dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor

sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (finance income)

yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan

jasanya.

Biaya Langsung Awal (Initial Direct Cost/IDC)

Lessor akan mengeluarkan biaya-biaya pada awal masa sewa. Biaya ini

berupa komisi, biaya legal, biaya administrasi sewa dan biaya langsung di

awal sewa. Biaya langsung awal akan dicatat sebagai aset. Biaya langsung

awal diukur berdasarkan kas yang dikeluarkan oleh lessor pada awal sewa.

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2010 Initial Direct Cost Rp500.000

Cash Rp500.000

Pengakuan lanjutan biaya langsung di awal sewa :

a) DFL : biaya langsung awal akan diperlakukan sebagai bagian dari

pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan

yang diakui selama masa sewa. Tingkat bunga implisit dalam sewa

ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara

otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan.

Jurnal pada awal periode sewa :

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2010 Lease Payment Receivable Rp500.000

Initial Direct Cost Rp500.000

b) Sales type lease : biaya langsung awal akan dibebankan sebagai

tambahan ke harga pokok produksi, yang akan mengurangi marjin laba.

22 | P a g e

Page 24: Akuntansi sewa full

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2010 Cost of Goods Sold Rp200.500.000

Inventory Rp200.000.000 Initial Direct Cost Rp500.000

FAKTOR DISKONTO

Lessor akan selalu menggunakan tingkat bunga implisit untuk

mendiskontokan pembayaran yang akan diterima selama masa sewa. Jika

pada DFL, lessor akan mengakui nilai aset sewaan sebesar nilai wajarnya,

dan akan menetapkan besarnya cicilan dengan menentukan terlebih dahulu

berapa besarnya tingkat pendapatan bunga yang diinginkan.

Ilustrasi :

PT KAJE membeli peralatan baru dengan harga Rp300.000.000,-. Peralatan

tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 6 tahun. Jika lessor hendak

menyewakan peralatan tersebut selama 6 tahun, dan menginginkan

pendapatan bunga 8%, berapakah besarnya uang sewa setiap tahunnya?

PT KAJE akan menggunakan persamaan nilai kini untuk PSM =

Rp300.000.000 = R x ((PVA(8%,5)+1))

Rp300.000.000 = R x (3,9927 +1)

Rp300.000.000 = R x 4,9927

R = Rp60.087.728,-

Jadi sewa tahunan ditetapkan besarnya Rp60.087.728,-

Jika lesse menggunakan tingkat bunga implisit, maka perhitungan nilai kini

pembayaran sewa minimum lessee akan sama dengan nilai wajar aset

sewaan pada awal sewa.

Akuntansi Sewa Pembiayaan Langsung

Sebelum transaksi sewa dilaksanakan, pihak lessor akan melakukan

pengeluaran untuk :

23 | P a g e

Page 25: Akuntansi sewa full

a) Pembelian aset sewaan

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Asset (Equipment) Rpxxx

Cash Rp xxx

b) Mengeluarkan biaya langsung awal

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Initial Direct Cost Rpxxx

Cash Rpxxx

c) Menyewakan dengan sewa pembiayaan kepada lessee

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Lease Payment Receivable Rpxxx

Initial Direct Cost Rpxxx Asset (Equipment) Rpxxx

Ilustrasi :

IRGEN Company membeli mesin percetakan seharga Rp295.000.000, pada

tanggal 1 Januari 2011. Mesin tersebut disewakan kepada AMWI Company

dengan masa sewa 5 tahun. Umur manfaat dari mesin tersebut juga selama 5

tahun. IRGEN mengeluarkan biaya langsung awal Rp6.200.000,-. Pada

perjanjian sewa dengan AMWI, IRGEN menetapkan pendapatan bunga

sebesar 10%. Pembayaran sewa selanjutnya akan dibayarkan tiap akhir

tahun.

Pertanyaan :

a) Termasuk sewa manakah transaksi di atas?

b) Jika termasuk sewa pembiayaan, tentukan besarnya pembayaran sewa

tahunan?

c) Buatlah jurnal untuk IRGEN selama tahun 2011 dan 2012.

Jawab :

a) Termasuk sewa pembiayaan, lihat kriteria no. 3

b) Besarnya uang sewa tahunan =

(Rp295.000.000 + Rp6.200.000) = R x (1 + PVA (10%, 4))

Rp301.200.000 = R x (1+3,1699)

24 | P a g e

Page 26: Akuntansi sewa full

R = Rp72.232.554

Atau bisa dibalik perhitungannya =

PV PSM = Rp72.232.554 x (1+(PVA(10%,4))

PV PSM = Rp72.232.554 x 4,1699

PV PSM = Rp301.200.000,- (pembulatan)

Jurnal oleh IRGEN

2011

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Asset (Equipment) Rp295.000.000

Cash Rp295.000.000

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Initial Direct Cost Rp6.200.000

Cash Rp6.200.000

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp301.200.000

Equipment Rp295.000.000 Initial Direct Cost 6.200.000

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Cash Rp72.232.554

Lease Payment Receivb Rp72.232.554

Pembayaran sewa kedua pada akhir tahun

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2011 Cash Rp72.232.554

Lease Payment Receivab 49.335.809 Interest Revenue 22.896.745

Keterangan : 10% x (Rp301.200.000 – Rp72.232.554) = 22.896.745

Skedul Penerimaan Sewa (bunga 10%)

Periode Penerimaan Sewa

Pendapatan Bunga

Penerimaan Pokok Sewa

Nilai Tercatat Sewa

1/1/2011 Rp301.200.000

1/1/2011 Rp72.232.554 0 Rp72.232.554 228.967.4461/1/2012 Rp72.232.554 22.896.745 49.335.809 179.631.637

25 | P a g e

Page 27: Akuntansi sewa full

1/1/2013 Rp72.232.554 17.963.164 54.269.390 125.362.2471/1/2014 Rp72.232.554 12.536.225 59.696.329 65.665.9181/1/2015 Rp72.232.554 6.566.592 *65.665.962 0

Rp361.162.770 Rp59.962.726

Rp301.200.044

*penyesuaian

Jurnal tahun 2012

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2012 Cash Rp72.200.000

Lease Payment Receivab Rp54.332.000 Interest Revenue 17.868.000

Direct Financing Lease dengan Nilai Residu

Jika aset yang disewakan diharapkan memiliki nilai residu, nilai kini dari nilai

residu yang diharapkan ditambahkan ke nilai piutang sewa (lease payment

receivable). Tidak masalah apakah nilai residu dijamin oleh lessee atau tidak

dijamin. Jika dijamin, nilai residu akan diperlakukan seperti opsi pembelian,

sedangkan jika tidak dijamin, lessor akan mengharapkan akan kembali

memiliki aset sewaan tersebut sebesar nilai residu pada akhir masa sewa.

Ilustrasi :

Pada tanggal 1 Januari 2011, PT DIPANG membeli truk pengaduk semen

dengan harga Rp315.000.000,-. Pada tanggal 2 Januari 2011, BENBEN

menyewa truk tersebut selama 6 tahun dengan sewa tahunan

Rp61.800.000,-. Umur ekonomis truk adalah 8 tahun. DIPANG

mengestimasikan truk memiliki nilai residu Rp33.535.000,- pada akhir tahun

ke-6. DIPANG meminta BENBEN untuk menjamin nilai residu truk tersebut.

Pembayaran sewa pertama kali dilakukan pada tanggal 2 Januari 2011, dan

pembayaran berikutnya tiap tanggal 1 Januari tahun berikutnya. DIPANG

menetapkan tingkat bunga implisit 10%. DIPANG juga menggunakan metode

penyusutan garis lurus untuk semua aset yang dimilikinya.

Pencatatan akuntansi yang diperlukan oleh DIPANG

a) Pada saat pembelian truk

26 | P a g e

Page 28: Akuntansi sewa full

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Equipment Rp315.000.000

Cash/Payable Rp315.000.000

b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN

Sebelum membuat jurnal transaksi sewa, terlebih dahulu kita tentukan

dulu apakah transaksi sewa DIPANG dengan BENBEN termasuk sewa

operasi atau sewa pembiayaan.

Transaksi sewa DIPANG dan BENBEN termasuk sewa pembiayaan

karena ada 2 kriteria yang terpenuhi :

(1) Masa sewa 6 tahun dari 8 tahun umur manfaat aset sewaan; masa

sewa mencakup hampir keseluruhan umur manfaat aset sewaan.

(2) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum = nilai wajar

PV PSM = Rp61.800.000 x (1+PVA(10%,5)) + Rp33.535.000xPV(10%,6)

PV PSM =Rp61.800.000 x (1+3,790786769) + Rp33.535.000 x 0,56447393

PV PSM = Rp296.070.622 + Rp18.929.633

PV PSM =Rp315.000.255 (pembulatan jadi Rp315.000.000)

Jurnal untuk mencatat transaksi sewa dengan BENBEN :

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp315.000.000

Equipment Rp315.000.000

c) Pada saat pembayaran sewa pertama

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Cash Rp61.800.000

Lease Payment Receivab Rp61.800.000

d) Pada akhir tahun pertama

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2011 Interest Receivable Rp25.320.000

Interest Revenue Rp25.320.000*10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000

Skedul Penerimaan Uang Sewa

Periode Penerimaan Sewa

Pendapatan Bunga

Penerimaan Pokok Sewa

Nilai Tercatat Sewa

2/1/2011 Rp315.000.000

27 | P a g e

Page 29: Akuntansi sewa full

1/1/2011 Rp61.800.000 0 Rp61.800.000

253.200.000

1/1/2012 Rp61.800.000 Rp25.320.000

36.480.000 216.720.000

1/1/2013 61.800.000 21,672.000 40.128.000 176.592.0001/1/2014 61.800.000 17.659.200 44.141.000 132.451.0001/1/2015 61.800.000 13.245.100 48.554.900 83.896.1001/1/2016 61.800.000 8.389.610 53.410.390 30.486.100

*33.535.000 3.048.900 30.486.100 0*pembulatan

e) Pada pembayaran sewa kedua

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2012 Cash Rp72.232.554

Lease Payment Receivab 49.335.809

Pada akhir periode sewa, ketika lessor menerima kembali aset sewaan dari

pihak lessee :

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2017 Equipment Rp33.535.000

Lease Payment Receivabl Rp30.486.100 Interest Revenue Rp3.048.900

Akuntansi Sewa Pembiayaan Tipe Penjualan

Menurut SAK 30 par 39 :

Mengacu kepada contoh di atas , dan mengandaikan jika DIPANG memproduksi

sendiri truk yang disewakan kepada BENBEN. Biaya produksi truk Rp200.000.000,-.

Dan timbul biaya langsung awal Rp5.000.000,-. Jurnal yang dicatat oleh pihak lessor

adalah :

a) Pada saat selesai produksi dan menghasilkan barang jadi truk

Tgl Akun Debit Kredit1/1/2011 Finished Goods Inventory Rp200.000.000

28 | P a g e

Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai kebijakan ekuitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

Page 30: Akuntansi sewa full

Work in Process Rp200.000.000Tgl Akun Debit Kredit

1/1/2011 Initial Direct Cost Rp5.000.000 Cash Rp5.000.000

b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp315.000.000

Sales Rp315.000.000

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Cost of Goods Sold Rp205.000.000

Finished Goods Inventory Rp200.000.000 Initial Direcy Cost 5.000.000

c) pembayaran sewa pertama

Tgl Akun Debit Kredit2/1/2011 Cash Rp61.800.000

Lease Payment Receivab Rp61.800.000

d) Pada akhir tahun pertama

Tgl Akun Debit Kredit31/12/2011 Interest Receivable Rp25.320.000

Interest Revenue Rp25.320.000*10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000

29 | P a g e

Page 31: Akuntansi sewa full

30 | P a g e