Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur Web viewPEMBAHASAN III. METODE HARGA POKOK...

24
PEMBAHASAN III METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING I. Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha tersebut. Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan tanpa pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan ini, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajiaan harga pokok barang yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi & umum, serta biaya pemasaran. Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa & berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa adalah menyajikan informasi harga pokok persatuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa. Gambar 4.1 Sikllus pembuatan produk SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Pebelian dan penyimpanan bahan baku Pegolahan Bahan baku menjadi Produk Jadi Penyimpanan Produk Jadi dalam Gudang Penentuan Harga pokok Bahan baku yang dibeli Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Biaya Overhea d Pabrik Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengumpula Penentuan Harga Pokok

Transcript of Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur Web viewPEMBAHASAN III. METODE HARGA POKOK...

PEMBAHASAN III

METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING

I. Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha tersebut. Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan tanpa pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan ini, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajiaan harga pokok barang yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi & umum, serta biaya pemasaran.

Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa & berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa adalah menyajikan informasi harga pokok persatuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.

Gambar 4.1 Sikllus pembuatan produk

(Penyimpanan Produk Jadi dalam Gudang) (Biaya Overhead Pabrik) (Penentuan Harga Pokok Barang Jadi ) (Pengumpulan Biaya Produksi) (Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai) (Penentuan Harga pokok Bahan baku yang dibeli ) (Biaya Tenaga Kerja Langsung) (Pegolahan Bahan baku menjadi Produk Jadi) (Pebelian dan penyimpanan bahan baku) SIKLUS PEMBUATAN PRODUKSIKLUS AKUNTANSI BIAYA

Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke gudang. Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok yang dimasukkan dalam proses produksi, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahan ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi persatuan produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang.

Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, didalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini:

Barang dalam Proses/WIPDigunakan untuk mencatat biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (kredit).

Persediaan Bahan BakuDigunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli (debit) dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit)

Gaji dan upahRekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji &upah(debit) dan upah langsung yang digunakan untuk mengolah produk (kredit)

Biaya ohead pabrikDigunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk beradsarkan tarif (kredit)

Persediaan Produk JadiDigunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (debit), dan harga pokok produk yang dijual (kredit) ]

(Persediaan Produk Jadi) (Barang Dalam Proses) (Persediaan Bahan baku)

(Gaji & upah)

(Biaya overhead pabrik)

Gambar 4.2Aliran biaya produksi dalam rekening buku besar

II. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Karakteristik Usaha Perusahaan Yang produksinya Berdasarkan Pesanan

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.

2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.

3. Produksi ditujukan untu memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi persediaan digudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

1. Perusahaan meproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.

2. Biaya produksi harus digologkan menjadi biaya produksi langsung & biaya produksi tidak langsung

3. Biaya produksi lansung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead pabrik dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

4. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produsi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

III. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

3. Memantau realisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

1. Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan

Perusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain.Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan tersebut.

Formula untuk menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan adalah:

Taksiran biaya produksi untuk pesananRp. XX

Taksiran biaya nonproduksi untuk pesananRp. XX +

Taksiran total biaya pesananRp. Y

Laba yang diinginkanRp. Z +

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesanRp. YZ

Taksiran biaya produksi :

a. Taksiran biaya bahan bakuRp. XX

b. Taksiran biaya tenaga kerja langsungRp.XX

c. Taksiran biaya overhead pabrikRp. XX +Taksiran biaya produksiRp.XX

1. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan

Manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang memberikan perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan manajemen tidak mengalami kerugian.

Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya adalah:

Biaya Produksi Pesanan :

Taksiran biaya bahan bakuRp. XX

Taksiran biaya tenaga kerja langsungRp. XX

Taksiran biaya overhead pabrik Rp. XX +

Taksiran total biaya produksiRp. XX

Biaya Non produksi

Taksiran biaya administrasi & umumRp. XX

Taksiran biaya PemasaranRp. XX +

Taksiran total biaya non produksiRp. XX +

Taksiran total harga pokok pesanan Rp XX

2. Memantau realisasi biaya produksi

Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan tertentu.Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengaan formula berkut ini:

Biaya bahan baku sesungguhnyaRp. XX

Biaya tenaga kerja sesunggunyaRp. XX

Taksiran biaya overhead pabrikRp. XX +

Total biaya produksi sesungguhnyaRp. XX

3. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan

Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan yang digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap pesanan dapat dihitung sebagai berikut :

Harga jual yg dibebankan kepada pemesan Rp. XX

Biaya produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnyaRp. XX

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnyaRp. XX

Taksiran biaya overhead pabrikRp. XX +

Total biaya produksi pesananRp. XX-

Laba brutoRp. XX

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.

Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.

Berdasarkan catatan biaya tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

IV. REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU

Rekening pembantu atau Subsidiary Account dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening kontrol (Controlling Account) di dalam buku besar. Rekening kontrol menampung data yang bersumber dari jurnal sedangkan rekening pembantu digunakan menampung data yang bersumber dari rekening sumber. Gambar berikut menjelaskan hubungan antara rekening kontrol dengan rekening pembantu.

(Buku PembantuRekeningPembantu) (Rekonsiliasi) (Buku BesarRekeningkontrol) (Jurnal) (Dok