Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

13
1 Pertemuan 1 AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN KEBUTUHAN ATAS ETIKA

description

Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika, Etika Profesi Akuntan

Transcript of Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Page 1: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

1

Pertemuan 1

AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN KEBUTUHAN ATAS ETIKA

Page 2: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Profesi

• Kamus Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan , dsb) tertentu.

• Profesional ciri suatu profesi/orang yang profesional

• Brooks (2006) :

“Profesi adalah suatu kombinasi fitur, kewajiban dan hak yang kesemuanya dibingkai dalam seperangkat nilai nilai profesional yang umum”

2

Page 3: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Akuntansi Sebagai Profesi

• Profesi Akuntansi: suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan pelatihan di bidang akuntansi, serta mengikuti perkembangan bisnis dan profesinya, memahami, mempelajari dan menerapkan prinsip akuntansi dan standar (auditing) yang dtetapkan IAI.

3

Page 4: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Akuntan

• Mereka yang telah lulus dari pendidikan strata satu (S1) program studi akuntansi dan telah memperoleh gelar profesi akuntan melalui pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh PT yg telah mendapat izin dari Depdiknas atas rekomendasi dari organisasi profesi Institut Akuntan Indonesia (IAI)

4

Page 5: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Akuntan sebagai profesi :

1. Memerlukan pengetahuan akuntansi dan/atau disiplin ilmu lain yang relevan melalui pendidikan formal (knowledge)

2. Memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan menyajikan laporan khususnya dengan memanfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi akuntansi (skill) serta

3. Harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude)

5

Page 6: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

Akuntansi Sebagai Profesi

Etika profesi;

studi tentang benar dan salah, atau baik dan buruk yang berkaitan dengan perilaku orang dalam menjalankankan profesinya

6

Page 7: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

7

Kesadaran akan Etika Profesi

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama Mereka membentuk suatu profesi yang disatukan dengan latar belakang pendidikan yang sama dan bersama-sama memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain.

Seperti kita ketahui masing-masing profesi itu mempunyai Etika Profesi atau Kode Etiknya, seperti Kode Etik Akuntan, Kode Etik Hukum, Kode Etik Kedokteran dan sebagainya.

Page 8: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

8

Kesadaran akan Etika Profesi

Begitu juga dalam Perusahaan Lembaga Keuangan : baik Bank maupun Non-Bank ada kewajiban pada Direksi dan Komisarisnya untuk memenuhi persyaratan sebelum mereka menduduki posisi tersebut dilakukan penilaian Kemampuan dan Kepatutan (lazimnya disebut sebagai “Fit and Proper Test”) mereka dalam menduduki jabatan/profesi tersebut. Uji keprofesionalan mereka dilakukan oleh Regulator (jadi untuk perusahaan yang dijadikan contoh ini dilakukan oleh Bank Indonesia / Departemen Keuangan)

Page 9: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

9

Kesadaran akan Etika Profesi

Secara garis besar test dan penilaian tersebut dilakukan terhadap dua faktor yang menjadi dasar karakter bagi profesional yang terkait, yaitu

Kompetensi dan Integritas. Contohnya :

- Faktor Kompetensi meliputi :

1. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya

2. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan dibidang

nya dan yang berhubungan dengan usahanya

3. Pengalaman dan keahlian dibidangnya dan atau bidang lain

lain yang relevan dengan jabatan yang akan diduduki

4. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan usaha perusahaan yang sehat.

Page 10: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

10

Kesadaran akan Etika Profesi- Faktor Integritas meliputi :

1. Praktek-praktek yang sehat dibidang usahanya.

2. Memenuhi segala komitmen yang telah disepakati dengan

Regulator/Instansi Pembina dan Pengawas bidang usahanya

3. Tidak melakukan perbuatan tindak pidana dibidang usahanya

atau perekonomian umumnya.

4. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar perundang-

undangan dibidangnya dan atau peraturan perundang-

undangan lainnya yang terkait.

Page 11: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

11

Kesadaran akan Etika Profesi

Contoh lain : bagi Akuntan Publik juga mempunyai tanggung-jawab profesi. Tanggung-jawab ini meliputi tanggung-jawab untuk mematuhi standar/ketentutan yang telah disepakati bersama oleh semua anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) , termasuk tanggung-jawab untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum , standar auditing yang ditetapkan oleh IAI dan Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia

Page 12: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

12

Kesadaran akan Etika Profesi

• Supaya dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah Kode Etik itu dibuat oleh profesi itu sendiri

• Kode Etik harus menjadi self regulation (pengaturan diri) dari anggota profesi itu sendiri

• Syarat lain adalah bahwa pelaksanaan kode etik itu harus diawasi terus menerus oleh organisasi profesi tersebut. Sangsi atas pelanggaran kode etik, pelanggarannya akan dinilai dan ditindak oleh “dewan kehormatan” atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu.

Page 13: Akuntansi Sebagai Profesi dan Kebutuhan Akan Etika

13

Peranan Etika dalam Dunia Modern

Akuntan independen yang sudah pernah mendapatkan pendidikan profesi, pasti sudah pernah mendapatkan pendidikan Kode

Etik. Dengan demikian ia tidak akan mengalami cultural schock *) karena SDM sudah dianggap sebagai multinational

corporation.

Akuntan independen akan menghadapi :• Pluralisme Moral : dalam masyarakat yang berbeda, norma dan

moral pun berbeda• Masalah Etis baru sering timbul, yang semula tidak diduga• Dalam dunia modern, tampak makin jelas suatu kepedulian Etis

yang universal (isu-isu etika penting yang dihadapi Bisnis dan Akuntan)