Akuntansi Persediaan

13
Akuntansi Persediaan 1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual. Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang. Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet

Transcript of Akuntansi Persediaan

Akuntansi Persediaan

Akuntansi Persediaan

1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN

Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.

Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang.

Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode.

Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon.TransaksiSistem PeriodekSistem Perpetual

1.Membeli barang dagangan secara kredit Rp 10.000Pembelian

Hutang10.000

10.000Persediaan Brg Dag

Hutang10.000

10.000

2.Retur pembelian Rp 500Hutang

Retur Pembelian500

500Hutang

Persediaan Brg Dag500

500

3.Terdapat barang yang dijual. Harga jual Rp 4.000 dan harga pokok barang Rp 1.500Piutang/Kas

Penjualan4.000

4.000Piutang/Kas

Penjualan

HPP

Persediaan Brg Dag4.000

1.500

4.000

1.500

4. Pada akhir tahunMutlak harus dilakukan inventarisasi fisik karena tanpa inventarisasi fisik barang, tidak dapat diketahui persediaan yang adaTanpa inventarisasi sudah dapat diketahui persediaan, namun inventarisasi perlu dilakukan

Misalkan menurut perhitungan fisik pada akhir tahun saldo persediaan Rp 200 dan pada awal tahun Rp 150.

Ikhtisar L/R

Persediaan B.D.

Persediaan B.D

Ikhtisar L/R

150

200

150

200Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama dengan saldo rekening persediaan, perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama tidak perlu membuat jurnal.

1. MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR

Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.

Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:

Januari 1 Persediaan200 unit @ $10 = $2,000

12 Pembelian400 unit @ $12 = $4,800

26 Pembelian300 unit @ $11 = $3,300

30 Pembelian100 unit @ $13 = $1,300

Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan:

1. Persediaan per 31 Januari 2006.

2. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.

Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:

1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.

2. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.

3. Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.

Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.

1. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik1. FIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:

200 unit@ $10 = $2,000

400 unit@ $12 = $4,800

100 unit@ $11 = $1,100Harga pokok penjualan $7,900

Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:

200 unit@ $11 = $2,200

100 unit@ $13 = $1,300Persediaan akhir $3,500

2. LIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:

100 unit@ $13 = $1,300

300 unit@ $11 = $3,300

300 unit@ $12 = $3,600Harga pokok penjualan $8,200

Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:

200 unit@ $10 = $2,000

100 unit@ $12 = $1,200Persediaan akhir $3,200

3). Metode Rata-rata

Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut:

TanggalKeteranganUnitHarga per UnitJumlah

Jan 1Persediaan200$10$2,000

12Pembelian400$12$4,800

26Pembelian300$11$3,300

30Pembelian100$13$1,300

Jumlah1,000$11,400

Rata-rata = $11,400 : 1,000$11.4

Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980

Persediaan akhir = 300 x $11.4 = 3,240

Pengertian LIFO DAN FIFO1. FIFO* Pengertian Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.

Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.

Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.

*SejarahMetode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru.Pada metode FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir.*Perbandingan Metode-metode Persediaan- FIFO1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggiSelama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.- LIFO1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi2. Menghasilkan laba kotor yang rendah3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah

- Biaya rata-rataMemperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.

2. LIFOPengertianMetode LIFO adalah membebankan biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten.*Kelebihan : 1. Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang

2. Jika harga naik, harga barang konservatif

3. laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga

4. Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.

*Kelemahan : 1. bertentangan dengan aliran fisik sesungguhnya

2. Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah usang.

v Penerapan Metode LIFO dan FIFO di Negara IFRS *6 SISTEM AKUNTANSI NASIONAL :PERANCIS

JERMAN

JEPANG

BELANDA

INGGRIS

AMERIKA SERIKAT

1.PERANCIS Plan Comptable General berisi: Tujuan dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan

Definisi aktifa, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban

Aturan pengakuan dan penilaian

Daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya

Contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya.