AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD DAERAH … · AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD DAERAH...
Transcript of AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD DAERAH … · AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD DAERAH...
AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD
DAERAH PEMILIHAN SATU KABUPATEN
SERANG TAHUN 2010 - 2011
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
NELA DAYANI
NIM. 072657
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2012
i
ABSTRAK
Nela Dayani, Administrasi Negara, 072657. Akuntabilitas Kinerja Anggota
DPRD Daerah Pemilihan satu Kabupaten Serang Tahun 2010 – 2011.
Kata kunci : Akuntabilitas Kinerja
Penelitian ini dilatar belakangi oleh akuntabilitas kinerja DPRD yang berkaitan
dengan good governance. Untuk mengetahui penelitian ini menggunakan teori
Finner. Metodologi yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu: wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Informan yaitu anggota DPRD, masyarakat daerah pemilihan satu
dan wartawan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif
yang telah dikembangkan oleh Miles dan Hubberman, yaitu: reduksi data,
penyajian data dan verifikasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi, triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil menunjukan
akuntabilitas kinerja anggota DPRD DAPIL satu belum baik, dikarenakan belum
profersional dan belum adanya perubahan dalam pembangunan. Saran kepada
anggota DPRD dapil satu agar lebih meningkatkan peran dan fungsinya DPRD
sebagai penghubung antara masyarakat dengan lembaga legislatif.
i
ABSTRACT
Nela Dayani, Public Administration, 072657. Performance Accountability of local
Parliament Members of Serang region of Year 2010 – 2011
Keywords : Performance Accountabilit
This research is based on performance accountability of local parliament that
relating to good governance. This research usesed theories of finner. This
methodology used a descriptive methods of qualitative approach. The main
instruments was the researcher collected the data by an interviews, observation
and documentation. The informant consisted of the member of local Parliament,
communities of electoral and journalists. Data analysis in this research using
interactive model by Miles and Hubberman. That is reduction of data,
presentation of data and verification. the validity of data tested using
triangulation that is triangulation of sources and triangulation of techniques. The
results showed that performance accountability of members of electoral one’s
local parliament is not good enough, because of unprofersional and have no any
change in development. The recommendation for member of electoral one’s.
Local parliament is to increase the role and the functions as intermediary between
community and legislative.
ii
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : NELA DAYANI
NIM : 6661072657
Judul Skripsi : AKUNTABILITAS KINERJA ANGGOTA DPRD DAERAH
PEMILIHAN SATU KABUPATEN SERANG TAHUN 2010 – 2011.
Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 30 bulan
April tahun 2012 dan dinyatakan LULUS.
Serang, 2012
Ketua penguji :
Gandung Ismanto S.Sos M.M ( )
Nip. 197408072005011001
Anggota :
Drs. H. Oman Supriyadi, M.si ( )
Nip. 195806061986031003
Anggota :
Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si ( )
Nip. 197011252005012001
Mengetahui,
Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi
Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si Rina Yulianti, S.Sos, M.Si
Nip. 197011252005012001 Nip. 1974070520060402011
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NAMA : NELA DAYANI
NIM : 072657
JUDUL : Akuntabilitas Kinerja Anggota DPRD Daerah pemilihan satu
Kabupaten Serang Tahun 2010 – 2011
Serang, April 2012
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si Abdul Hamid S.Ip, M.Si
NIP. 197011252005012001 NIP. 198104102006041023
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si
NIP. 197011252005012001
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nela Dayani
NIM : 072657
Tempat Tanggal Lahir : 04 Mei 1989
Program studi : Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Akuntabilitas Kinerja Anggota DPRD
Kabupaten Serang daerah pemilihan satu tahun 2010 – 2011 adalah hasil karya
saya sendiri, dan seluruh sumber daya dikutip maupun yang dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung
unsur plagiat, maka gelar keserjanaan saya bisa dicabut.
Serang, April 2012
Nela Dayani
vi
“Selalu berbuat kebaikan, dengan siapapun itu dan kapanpun itu, selama
diri kita bisa dan mampu”
My dad cecep juanda
Skripsi ini kupersembahkan:
Keluarga dan kekasihku
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
memberikan kenikmatan dalam hidup ini. Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhamad SAW, Keluarganya, Para Sahabatnya dan umatnya.
Syukur Alhamdullilah dengan izin ALLAH SWT pembuatan penelitian skripsi
ini dapat diselesaikan dengan judul “AKUNTABILITAS KINERJA
ANGGOTA DPRD DAERAH PEMILIHAN SATU (DAPIL) KABUPATEN
SERANG Tahun 2010 – 2011)” dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang dimiliki peneliti.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan penelitian skripsi ini begitu
banyak bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu, maka dari itu peneliti
ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu, yaitu:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan
Agung Tirtayasa.
2. Bpk. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan selaku Dosen
Pembimbing 1 Akademik yang selalu memberikan arahan dan masukan
selama bimbingan.
3. Bpk. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos. M.Si selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
viii
4. Ibu. Mia Dwiana Widyaningtyas, M.Kom selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
5. Bpk. Gandung Ismanto, S.Sos, M.M selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dan selaku dosen penguji
6. Ibu Rina Yulianti, S.Sos, M.Si Selaku Ketua prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Bpk. Anis Fuad, S.Sos., selaku sekretaris Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Bpk. Abdul Hamid S.Ip, M.Si selaku dosen pembimbing II.
terimakasiha atas arahan dan bimbingannya yang insfiratif dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
9. Seluruh Dosen dan Staff prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.
10. Umi dan Bapak terimakasih atas semua kasihsayang dan dukungannya,
sesuatu yang tak mungkin pernah terbalas olehku. Semua keluargaku,
Aa Alfa, Aa Gina dan Ade Audy tercintaku, terimakasih telah menjadi
penyemangatku.
11. Teman spesialku Yopi Kurniawan, penyemangat sekaligus motivator
dalam penelitian skripsi ini, terimakasih atas bantuannya.
ix
12. Sahabat-sahabatku, kiki, olin, teguh dan dee pe, terimaksih sudah
menjadi teman berbagiku, penyemangatku, teman diskusi - diskusi yang
selalu memberi pencerahan untuku dan sekaligus teman bolangku.
13. Anak-anak Kelas B angkatan 2007 Program Studi Administrasi Negara
Universitas Sulatan Ageng Tirtayasa.
14. Untuk semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu,
terima kasih atas segala bantuannya.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini dan untuk
kebaikan peneliti sendiri. Dan semoga amal baik yang telah diberikan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Atas perhatiannya terima kasih.
Serang, April 2012
Peneliti
Nela Dayani
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. i
ABSTRACT ……………………………………………………………………..ii
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………iii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………..iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………………..v
MOTTO …………………………………………………………………………..vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………………vii
DAFTAR ISI ….….……...……….……………………………………………x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiii
DAFTAR BAGAN …………..…………………………………………………xiv
DAFTAR FOTO ………………………………………………………………xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …..………………………………………………...1
1.2. Identifikasi Masalah ...…..………………………………………………..10
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………………….11
1.4. Rumusan Masalah …….…...………………………………………………12
1.5. Tujuan Penelitian ……..…..……………………………………………….12
1.6. Manfaat Penelitian …….…..………………………………………………12
1.7. Sistematika Penelitian ..…..……………………………………………….13
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1. Definisi Akuntabilitas …………………………………………………….18
2.2. Definisi Kinerja ..…………..……………………………………………...25
xi
A. Indikator Kinerja ……………………………………………………….26
2.3. Konsep DPRD …………….………………………………………………28
A. Peran DPRD …….…………………………………………………….29
B. Fungsi ……..…………………………………………………………...30
C. Tugas ……..……………………………………………………………30
D. Hak dan Kewajiban ……..……………………………………………..32
E. Alat Kelengkapan ……..……………………………………………….33
F. Jenis Rapat …….………………………………………………………34
2.4. Kerangka Pemikiran ………………………………………………………35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian …………………………………………………………38
3.2. Instrumen Penelitian ………………………………………………………39
A. Wawancara …………………………………………………………....40
B. Observasi ……………………………………………………………...40
C. Studi Dokumentasi ……………………………………………………41
3.3. Informan Penelitian .……………………………………………………….41
3.4. Teknik Analisis Data .……………………………………………………...43
A. Reduksi Data ………………………………………………………….45
B. Penyajian Data ………………………………………………………...45
C. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan …….…………………………..46
3.5. Pengujian Validitas dan Realibitas ………………………………………..47
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………..48
IV. HASIL PENELITIAN
xii
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ………………………………………………..50
4.1.1. Deskripsi Kabupaten Serang ………………………………………50
4.1.2. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Serang ……………………..52
4.1.3. Susunan Anggota DPRD Kabupaten Serang ……………………..55
4.2. Informan Penelitian ………………………………………………………..62
4.3. Pembahasan DPRD ………………………………………………………..64
A. Menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara terbuka,
cepat, dan tepat kepada masyarakat .…………………………………..67
B. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi public. ………74
C. Mampu menjelaskan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik
secara proporsional. ……………………………………………………78
D. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan. ……………………………………..92
E. Ada sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. ………….94
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………97
5.2. Saran ……………………………………………………………………..98
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….xvi
PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Informan Penelitian ...................................................................... 49
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 55
Tabel 4.1 Susunan Anggota DPRD Kab. Serang ......................................... 61
Tabel 4.2 Susunan Personalia Badan Musyawarah DPRD ………………..63
Tabel 4.3 Nama Anggota DPRD DAPIL 1 ……………………………….64
Tabel 4.4 Nama Kecamatan dan Desa DAPIL 1 …………………………….65
Tabel 4.5 Aksi Unjuk Rasa (UNRAS) …………………………………….74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 43
Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman ......................................... 50
Gambar 4.1 Alur Informasi .......................................................................... 75
Gambar 4.2 Alur Penerimaan Pengaduan Masyarakat ................................ 82
Gambar 4.3 Proses Kebijakan Publik Berupa Perda ……………………….88
Gambar 4.4 Alur RAPERDA Kab. Serang ………………………………...89
xv
DAFTAR FOTO
4.1 Reses …………………………………………………………………94
4.2 Laporan tertulis anggota dprd dalam masa reses ……………………...95
4.3 Sungai ci ujung yang tercemar ………………………………………...97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
DPRD berdasarkan pasal 1 ayat (4) UUD No. 32 Tahun 2004. adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah. Hal ini menunjukan bahwa secara hukum DPRD mempunyai kedudukan
yang strategis dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan di daerah. Sebab
DPRD merupakan suatu lembaga Perwakilan Rakyat yang mencerminkan aspirasi
politik masyarakat. Dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah, sehingga mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dengan mengembangkan prinsip – prinsip Good Governance.
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara
yang berkedaulatan rakyat yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Untuk melaksanakan prinsip - prinsip kedaulatan rakyat tersebut perlu
diwujudkan lembaga perwakilan rakyat baik di pusat maupun di daerah yang
mampu mengejewantahkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
ketatanegaraan. Untuk mengembangkan kehidupan demokrasi dalam
penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan Pemerintah Daerah yang
diharapkan mampu mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
2
masyarakat setempat berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tugas pokok Kepala Daerah adalah sebagai pelaksana kebijaksanaan
Daerah atau Administrator, sedangkan tugas pokok DPRD adalah menetapkan
kebijaksanaan Daerah. Kebijaksanaan itu diwujudkan dalam bentuk Peraturan
Daerah (PERDA) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pasal 30 sub c Undang – undang No. 5 Tahun 1974 menyatakan bahwa DPRD
menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Peraturan Daerah.
Kemudian dalam pasal 38 Undang – undang No.5 Tahun 1974 ditetapkn pula
bahwa Kepala Daerah mempunyai tugas pokok sebagai pemimpin
penyelenggaraan pemerintahanan Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama DPRD. Sebagai realisasi dari uraian di atas. DPRD mempunyai tiga
fungsi yaitu : fungsi legislasi, fungsi anggaran (budgeting), fungsi pengawasan
(controlling). Untuk menjalankan fungsi – fungsi tersebut. DPRD memiliki
kewenangan tertentu atau hak – hak tertentu agar tugas dan fungsinya dapat
berjalan dengan baik. Namun dalam kenyataannya peran aktif DPRD dalam
membentuk pemerintahan yang baik (good governance) di daerah masih banyak
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peraturan perundang – undangan.
DPRD pada masa reformasi sekarang ini sering mendapat sorotan kritis
dari masyarakat. Dimana selama pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU
No. 22 Tahun 1999 yang kemudian dirubah dengan UU No. 32 Tahun 2004
diharapkan peran dan fungsi DPRD ini dapat ditingkatkan, sebab disatu pihak
3
DPRD semakin populer dikalangan masyarakat. Terbukti dari semakin banjirnya
kelompok masyarakat dan mahasiswa yang datang aktif memanfaatkan DPRD
untuk dapat mengaspirasikan aspirasi mereka. Disisi lain, sering sekali terdengar
suara sumbang dari masyarakat terhadap keberadaan DPRD seperti anekdot 5 D,
yaitu datang, duduk, dengar, diam, duit. Anekdot ini sering muncul sebagai akibat
belum optimalnya fungsi DPRD sebagai aspirsi rakyat daerah. Selain itu suara –
suara lainnya mengenai kualitas Anggota Dewan, akibat sistem rekruitment yang
belum sepenuhnya mencerminkan kemandirian Lembaga Legislatif.
Lembaga Perwakilan Rakyat tidak secara efektif menguasai keadaan
sebagai penyerap dan penyalur seta perumus kehendak masyarakat yang terus
berkembang. oleh karena itu bahwa hal yang tidak kurang penting adalah
mengenai kemampuan lembaga perwakilan rakyat dalam dalam menampung
aspirasi.
Untuk menjalankan dua fungsi tersebut DPRD mempunyai kewenangan
tertentu atau hak - hak untuk melakukan tindakan tertentu agar tugas dan fungsi
tersebut dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan fungsi pertama yaitu
menetapkan Peraturan Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
DPRD memiliki hak prakarsa, hak anggran dan hak amandemen (hak mengdakan
perubahan); sedangkan untuk fungsi yang kedua yaitu menjalankan pengawasan.
DPRD memiki hak untuk mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota,
meminta keterangan, mengajukan pernyataan pendapat, dan mengadakan
penyelidikan.
4
Upaya terselenggaranya good governance, merupakan prasyarat bagi
setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan mencapai tujuan serta cita –
cita bangsa dan Negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban tepat, jelas, terukur dan absah, sehingga
penyelenggaraan pemerintah dapat berjalan secara berdayaguna dan berhasilguna,
bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari KKN. Penyelenggaraan pemerintah
tersebut memerlukan pertanggungjawaban sebagai wujud komitmen Pemerintah
untuk bersikap transparan dengan mengungkapkan pelaksanaan mandate atau
amanah yang telah diterimanya. Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu
jawaban untuk mewujudkan pertanggungjawaban tersebut.
Good governance atau tata pemerintahan yang baik merupakan suatu
kesepakatan yang menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh
pemerintahan Daerah, masyarakat madani dan sektor swasta. Untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik tersebut perlu dibangun dialog antara pelaku – pelaku
penting dalam Negara. Good governance yang efektif juga menuntut adanya
profesionalitasme serta etos kerja anggota DPRD dan moral tinggi, karena
terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama guna mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita – cita Bangsa dan Negara.
Dengan lahirnya UU No. 22 Tahun 2003 serta UU No. 32 Tahun 2004,
telah memberi petunjuk kuat bahwa kalangan legislatif (DPRD) harus
mempertanggungjawabkan setiap tugas dan wewenang serta kewajiban yang
diamanatkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Diantaranya adalah memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya
5
selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggungjawab moral dan politik terhadap
daerah pemilihannya.
Di era otonomi Daerah ini, DPRD sebagai Partai politik adalah tiang dari
demokrasi. Demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam
pengambilan kebijakan publik harus didelegasikan dalam pembentukan partai-
partai politik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat
benar - benar tersalurkan. Partai politik juga dianggap sebagai salah satu institusi
yang mampu mengakomodir aspirasi rakyat serta dapat dijadikan alat kontrol bagi
kebijakan - kebijakan DPRD. Dan juga cara yang digunakan oleh suatu partai
politik dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan ialah ikut serta dalam pemilihan umum.
Lembaga perwakilan memiliki peran sentral untuk secara optimal
mewujudkan apa yang menjadiharapan masyarakat atau paling tidak
memperjuangkan aspirasi rakyatnya (konstituen). Dalam konteks ini, perlu
tercipta kedekatan hubungan antar konstituen, baik dalam arti pemilih maupun
dalam arti penduduk wilayah yang diwakili, dengan wakil-wakilnya di DPRD.
Dalam lain perkataan, apa yang dilakukan DPRD semestinya dalam rangka
menuju apa yang menjadi harapan masyarakat dan tentu saja kesemuanya itu
harus mampu dipertanggungjawabkan pada rakyat (accountable).
Untuk dapat menetukan kebijaksanaan yang sesuai dengan kehendak
rakyat yang diwakilinya, DPRD dapat memperhatikan kepentingan dan aspirasi
rakyat. Kepentingan dan aspirasi rakyat ini beraneka ragam, baik karena jumlah
6
rakyat yang sangat besar, maupun karena rakyat terdiri dari berbagai lapisan yang
masing - masing memiliki kepentingan sendiri - sendiri. Aspirasi atau kepentingan
rakyat dapat berwujud material seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan,
dan sebagainya, maupun bersifat spiritual sperti pendidikan, kebebasan. Keadilan,
keagamaan, dan sebagainya. Kadang – kadang keinginan tersebut saling
bertentangan satu sama lain.
Kepentingan rakyat tersebut akan dapat diselenggarakan dengan baik
ketika wakil rakyat itu mengetahui aspirasi mereka yang diwakili dan kemudian
memiliki kemampuan untuk merumuskan secara jelas dan umum serta menetukan
cara - cara pelaksanaannya. Sehingga adanya hubungan timbale balik bagi
masyarakat maupun anggota Dewan.
Pendidikan dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam
tentang bidang yang dipilih atau yang dipelajari seseorang. Dan juga dapat
melatih berfikir secara rasional dan menggunakan kecerdasan kearah yang tepat,
melatih manusia menggunakan akalnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
berfikir, menyatakan pendapat maupun bertindak. Pendidikan juga dapat
memberikan kemampuan dan keterampilan kepada amnesia untuk merumusakan
pikiran, pendapat yang hendak disampaikan orang lain secara logis dan sistematis
sehingga mudah dimengerti.
Hal tersebut akan diperoleh anggota DPRD bila mereka memperoleh
pendidikan yang cukup, pengetahuan yang luas dan mendalam akan memberikan
kemampuan untuk mengartikulasi segala kepentingan rakyat serta menetukan
7
cara yang lebih tepat dan efisien. Kemampuan berfikir secara rasional diperlukan
untuk mempertimbangkan dan menilai berbagai kepentingan rakyat dan cara-cara
pelaksanaannya serta menetapkan kebijaksanaan Daerah berdasarkan urutan
prioritas dan kemampuan dari Pemerintah Daerah. Keterampilan untuk
merumuskan pikiran secara logis dan sitematis diperlukan untuk merumusakan
kebijaksanaan Daerah, sehingga mudah dipahami oleh para pelaksana dan
masyarakat umum.
Kesinergisan hubungan yang harmonis antara penyelengara daerah yaitu
DPRD dengan masyarakat maka perlunya adanya komunikasi timbal balik antara
penyelenggara pemerintah DPRD sebagai jembatan aspirasi dari masyarakat
sebagai pembuat kebijakan dengan masyarakat Kabupaten Serang sebagai bagian
dari pertimbangan pembuat serta pengawas kebijakan.
Akuntabilitas kinerja anggota DPRD kabupaten serang salah satunya dapat
dilihat dari terjalinnya sebuah komunikasi politik yang dilakukan anggota DPRD
terhadap konstituennya, serta untuk memenuhi amanat pasal 129 ayat (1)
Peraturan Tata Tertib DPRD, yaitu kegiatan Reses DAPIL 1 (Daerah Pemilihan),
yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu : kecamatan Tanara, Pontang, Tirtayasa,
Carenang, Binuang dan Ciruas. Dimana anggota DPRD dapat berinteraksi
langsung dengan konstituennya.
Komunikasi politik dapat memberikan pengaruh dalam proses pembuatan
kebijakan, juga berfungsi sebagai jalan mengalirnya informasi politik, sehingga
secara lebih spesifik dapat mengetahui apa-apa yang menjadi aspirasi rakyat yang
8
akan dirumuskan dalam suatu kebijakan yang dapat dirasakan oleh rakyat sebagai
aspirasi mereka. Melalui kegiatan komunikasi politik yang dilandasi oleh
kepentingan seluruh rakyat serta memberikan kelangsungan hidup dari lembaga
perwakilan rakyat daerah (DPRD) sekaligus berfungsinya lembaga tersebut yang
bekerja dalam suatu sistem politik melalui informasi-informasi dari hasil
komunikasi-komunikasi politik yang merupakan input bagi DPRD.
Komunikasi DPRD dapat berjalan efektif dan efesien jika adanya alat
penunjang sebagai jembatan aspirasi dan penyaluran informasi antara masyarakat
dengan anggota dewan, atupun sebaliknya anggota dewan terhadap masyarakat
salah satunya yaitu dengan adanya website. Masyarakat dapat berinteraksi secara
efesien dan adanya transparansi mengenai agenda kegaiatan - kegiatan yang
dilaksankan DPRD serta keterbukaan data – data mengenai APBD.
Akuntabilitas Kinerja dapat dilihat melalui pelaksanaan kegiatan reses.
Kegiatan reses merupakan kewajiban bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dalam
rangka jaring aspirasi masyarakat secara berkala untuk bertemu konstituen pada
daearah pemilihan masing – masing . bertujuan untuk meyerap dan menghimpun
aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala, untuk menampung dan
menindaklanjuti aspirsi dan pengaduan masyarakat, dan guna memberikan
pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah
pemilihannya.
Kegiatan Reses yang dilaksanakan DPRD Kabupaten Serang dilaksanakan
setahun dalam III masa persidangan, menurut peneliti sebagai pengamat kegiatan
9
reses yang dilaksankan masa persidangan II pada bulan Juli sampai Agustus 2011,
dan reses persidangan III pada bulan Desember .
Ketidakpuasan yang dirasakan masyarakat mengenai kinerja anggota
dewan dapat dilihat dari data aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat,
mahasiswa, organisasi maupun LSM. Unjuk rasa merupakan salah satu bentuk
kekecewaan masyarakat terhadap kinerja anggota DPRD dalam hal kinerja dan
hasil perda. Disinilah anggota dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menjelaskannya kepada masyarakat sebagai konstituennya mengenai hasil – hasil
kebijakan yang di keluarkan DPRD.
Peneliti juga melakukan pengamatan di lapangan adanya ketidakpuasan
kinerja dalam hal menjaring aspirasi masyarakat serta kurang adanya pengawasan
yang maksimal yang dilakukan anggota dewan. Adapun pada pasal 41 pada
Undang-Undang Otonomi Daerah 2004 bahwa kedudukan dan fungsinya yaitu
DPRD berfungsi sebagai pengawasan. Seperti yang diberitakan di media
elektronik bahwa:
Pengunjukrasa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Serang
(Hamas) mempertanyakan kinerja DPRD Serang, dalam menyelesaikan
tiga masalah yang dihadapi sebagian masyarakat Kabupaten Serang
dengan tiga perusahaan.
(http/Seputar Banten/22 September 2011)
Seperti yang pengamat ketahui dari observasi peneliti bahwa disiplin
anggota DPRD Kabupaten Serang belum optimal hususnya pada dapil 1. Peneliti
melihat dari daftar kehadiran atau absensi anggota DPRD sangat buruk, dapat
10
terlihat masih banyaknya anggota DPRD yang jarang terlihat di komisi ataupun
rapat - rapat yang ada. Anggota DPRD sibuk dengan kegiatannya masing -
masing. Seperti yang diberitakan bahwa: “sejumlah dewan dinilai indisipliner
karena sering tidak menghadiri agenda rapat tanpa alasan jelas”. (http/Radar
Banten/juli 2011)
Dari latarbelakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti
mengambil judul Akuntabilitas Kinerja Anggota DPRD DAPIL (Daerah
Pemilihan) 1 Kabupaten Serang pada Tahun 2010 hingga 2011.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belaknag diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja
anggota dewan khususnya anggota dewan pada daerah pemilihan satu. Dilihat
dari pendidikan terakhir anggota dewan yang sebagaian besar tamatan SMA
2. Reses merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang dilakukan DPRD
dengan kostituennya dalam hal menjaring aspirasi yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat,berupa tatap muka dan melakukan dialog dan
kunjungan ke lapangan. Namun pada prakteknya komunikasi politik melaui
Reses tidak berjalan dengan baik, peneliti sebagai pengamat, reses yang
diadakan satu tahun dilaksanakan dalam 3 masa persidangan, menurut
pengamat reses yang dilaksanakan masa persidangan 2 pada bulan Juli
11
sampai Agustus 2011. Tidak sesuai dengan Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Serang Bab VIII pasal 6 ayat (4), masa reses
dilaksanakan paling lama enam hari kerja dalam satu kali reses (5) anggota
DPRD secara perseorangan atau kelompok untuk mengunjungi daerah
pemilihannya guna menyerap aspirasi masyarakat, (6) anngota DPRD secara
perseorangan atau kelompok wajib membuat laporan tertulis atas hasil
pelaksanaan tugasnya pada masa reses. Pada praktiknya reses hanya
dilakukan satu hari. Laporan hasil reses tidak dilaksanakan, pada praktiknya
pembuatan laporan reses dikerjakan oleh kasubag persidangan sekretariat
DPRD bidang reses.
3. Disiplin anggota DPRD belum optimal. Dari absensi kehadiran anggota
DPRD yang jarang terlihat di kantor, di komisi ataupun rapat - rapat, anggota
mempunyai kesibukan masing – masing. Dan masih belum adanya perubahan
yang begitu signifikan yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Serang
4. Masih banyaknya aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD, merupakan salah
satu bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota dewan serta
lambannya informasi yang masyarakat dapil 1 terima.
1.3 Batasan Masalah
Peneliti hanya membatasi penelitian ini pada Akuntabilitas Kinerja anggota
DPRD Dapil 1 Kabupaten Serang pada Tahun 2010 – 2011.
12
1.4 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah Akuntabilitas Kinerja anggota DPRD dapil satu Kabupaten
Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari indentifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui dan menganalisis akuntabilitas kinerja anggota DPRD dapil satu
Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian, biasanya memiliki kegunaan teoritis dan praktis. Dalam
penelitian ini, peneliti juga berharap apa yang diteliti dapat memiliki kedua
manfaat tersebut.
1. Manfaat Teoristis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
kajian Ilmu Administrasi Negara yang berkaitan dengan Ilmu
akuntabilitas publik dan politik Indonesia.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberi khazanah baru dalam
dunia akuntabilitas kinerja, khususnya peranan yang dilakukan oleh
anggota DPRD Kabupaten Serang dengan masyarakat.
13
2. Aspek Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dan
manfaat bagi DPRD Kabupaten Serang.
b) Penelitian ini juga diharapkan memberi stimultan bagi penelitian
sejenis.
1.7 Sistematika Penuliasan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang
akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling
umum hingga menukik ke masalah yana paling spesifik, yang relevan dengan
judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah adalah mengidentifikasi dikaitkan dengan topik/juudul
dan fenomena yang akan diteliti, penelitian atau dengan masalah atau variabel
yang akan diteliti.
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan
diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti, langkah selanjutnya
adalah memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan
dengan judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam rumusan masalah
adalah kalimat pertanyaan.
14
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan.
1.5 Manfaat penelitian
Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis temuan penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan
jelas.
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan
permasalahan atau variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur
dan rapi yang digunakan untuk menyusun kerangka berfikir. Deskripsi teori
harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
merujuk ke sumber aslinya.
2.2. Kerangka berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca. Kerangka
berfikir dapat dilengkapai dengan sebuah bagan yang menunjukan alur pikir
peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti.
15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menjelaskan metode yang dipakai dalam penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang
digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas
instrumen. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu
sendiri.
3.3 Informan Penelitian
Informan Penelitian dalam penelitian kualitatif dipilih secara langsung untuk
pengumpulan data-data penelitian.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknk analisis dan disertai rasionalisasinya. Teknik analisis data
hatus sesuai dengan sifat data yang diteliti. Pengumpulan data kualitatif,
melalui pengamatan, wawancara, dokumen. Analisis data kualitatif melalui
pengkodean dan pengkodingan data, interpretasi data, penulisan laporan hasil
dan keabsahan data.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Menjelaskan lokasi dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan
jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.
16
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara
jelas, struktur organisasi dan hal lain yang berhubungan dengan objek
penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah ddari data mentah dengan
mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif maupun
kuantitatif.
4.3 Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Pada akhir
pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang
mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitiannya.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan
mudah dipahami. Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan
sesuai dengan permasalahan.
17
5.2. Saran-saran
Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti
baik secara teoritis maupun praktis.
18
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Definisi Akuntabilitas
Finner dalam Nico Andrianto (2007:23) menjelaskan bahwa :
“Akuntabilitas sebagai konsep yang berkenaan dengan standar eksternal
yang menentukan kebenaran suatu tindakan birokrasi. Pengendalian dari
luar (external control) menjadi sumber akuntabilitas yang memotivasi dan
mendorong aparatur untuk bekerja keras. Masyarakat luas sebagai penilai
objektif yang akan menentukan accountable atau tidaknya sebuah
birokrasi”
Ciri – ciri pemerintahan yang accountable adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara
terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik
3. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan
4. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan,
5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja (performance)
pemerintah. Dengan pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat
menilai derajat pencapaian pelaksanaan program atau kegiatan pemerintah.
19
Menurut Candler dan Plano dalam Joko Widodo M.S. (2006:100)
mengartikan:
“akuntabilitas sebagai “refers to the institution of checks and balances in
an administrative system”. akuntabilkitas menunjuk pada institusi tentang
“checks and balance” dalam sistem administrasi. Akuntabilitas berarti
penyelenggaraan perhitungan (account) terhadap sumber daya atau
kewenangan yang digunakan”
Sedangkan akuntabilitas menurut The Oxford Advance Learner’s
Dictionary yang dikutip oleh lembaga Administrasi Negara dalam Dr. Joko
Widodo M.S (2006:101) akuntabilitas diperlukan atau diharapkan dapat
memberikan penjelasan atas apa yang telah dilakukan.
Dengan demikian akuntabilitas merupakan kewajiban anggota DPRD
dalah hal untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja atas tindakan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Menurut Raharjo dalam bukunya yaitu Manajemen Pemerintah Daerah
2011:78). Jenis akuntabilitas terbagi 2, yaitu:
a) Akuntabilitas internal seseorang. Yaitu Akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban orang tersebut kepada tuhannya. Akuntabilitas ini sulit
diukur karena tidak adanya ukuran yang jelas dan diterima oleh oleh semua
orang.
b) Akuntabilitas eksternal seseorang. Yaitu akuntabilitas orang tersebut kepada
lingkungannya, baik lingkungan formal (atasan - bawahan) maupun
lingkungan masyarakat.
20
Hambatan Akuntabilitas menurut Rahardjo (2011:82-85) yaitu:
a) Ketidak pedulian terhadap hak – hak dan masalah sosial. Yaitu cenderung
menimbulkan peluang yang tinggi terhadap kurangnya akuntabilitas,
terjadinya malpraktik, nepotisme, sogok menyogok (suap) dan korupsi.
b) Standar kehidupan yang rendah. Yaitu pegawai dengan standar gaji yang
rendah, memiliki kecendrungan untuk mencari tambahan penghasilan agar
dapat memenuhi kehidupan keluarganya. Dalam kondisi tersebut setiap
cara mencari penghasilan tambahan yang dikatakan tidak benar dianggap
wajar dan normal, maka dampaknya adalah mengorbankan pelayanan
kepada masyarakat dan akuntabilitas publik.
c) Penurunan nilai dan moral. Yaitu sikap hidup yang materialisme dan
konsumerisme mendorong menurunnya akuntabilitas. Sikap tersebut dapat
menurunkan moral dan tanggungjawab pegawai pemerintah dalam
melayani masyarakat, yang seharusnya dilayani dengan baik dan
berkualitas. Hal inilah yang mendorong pegawai pemerintah untuk
mencari uang atau penghasilan dengan cara tidak wajar yang merugikan
pihak – pihak lainnya.
d) Sikap saling membiarkan. Yaitu penurunan nilai – nilai moral mendorong
manusia akan semakin mudah melakukan hal – hal yang melanggar
aturan. Akibatnya, mereka saling berlomba mencari keuntungan masing –
masing dan mengabaikan kepentingan nasional yang lebih besar
khususnya pelayanan kepada masyarakat luas.
21
e) Faktor budaya. Yaitu budaya masyarakat yang berkembang secara luas,
dimana para pejabat pemerintah lebih mendahulukan kepentingan dirinya
dan keluarganya daripada kepentingan publik, merupakan budaya yang
tidak mendukung akuntabilitas. Budaya semacam ini akan menyuburkan
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
f) Monopoli Pemerintah. Yaitu dalam sistem pemerintahan yang sentralistik,
setiap keputusan dan kebijakan publik menjadi kewajiban pemerintah
sendiri, mengakibatkan penumpukan tanggungjawab sehingga sulit
mengelola, memantau dan mengevaluasinya.
g) Definisi dalam sistem akuntansi. Yaitu akuntabilitas memerlukan
dukungan sistem informasi akuntansi yang benar dan dan memadai untuk
terselenggaranya pelaporan yang baik.
h) Tidak ada tindakan korektif. Yaitu pemerintahan yang melakukan kontrol
sangat ketat terhadap media massa dan pemberitaan akan menimbulkan
suasana yang tidak kondusif dan tidak akuntabel terhadap
penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat tidak berani mengeluarkan
pendapat, sehingga para pejabat pemerintah akan leluasa melakukan
kesalahan yang disengaja.
i) Konflik dalam perspektif dan kekurangan mata rantai institusional. Yaitu
dengan terlalu ketatnya birokrasi, akan mengakibatkan sulit melakukan
review terhadap program – program, dan akan sulit untuk menentukan
siapa siapa yang sebenarnya yang diwajibkan untuk
22
mempertanggungjawabkannya informasi mengenai apa yang ditargetkan
dan bagaimana merealisasikan biasanya tidak tersedia, sehingga sulit
untuk mengetahui capaian kinerjanya suatu instansi pemerintah.
j) Kualitas pejabat. Yaitu kualitas pejabat atau petugas mencakup dua
permasalahan dalam akuntabilitas. Pertama, dengan besarnya jumlah
modal untuk membiayai seluruh program pemerintah, maka dibutuhkan
pula jumlah pegawai pemerintah dalam jumlah banyak. Namun sayangnya
kualitas mereka relatif rendah, sehingga menimbulkan inefisiensi,
pemborosan dan tidak berjalannya akuntabilitas. Masalah yang ke dua,
adalah material yang tersedia (prasarana dan sarana yang tersedia) kurang
menunjang peningkatan efesiensi dan tidak mendorong motivasi para
birokrat untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensinya.
Faktor – faktor keberhasilan akuntabilitas Rahardjo (2011:87-88). Untuk
mencapai keberhasilan akuntabilitas perlu diperhatikan faktor - faktor tersebut :
a) Kepemimpinan yang bekemampuan. Yaitu diperlukan pemimpin yang
sensitif, respontif, dan akuntabel serta transparan kepada bawahannya
maupun kepada masyarakat.
b) Debat publik. Yaitu sebelum kebijakan pokok disyahkan seharusnya
dilakukan debat publik terlebih dahulu untuk memperoleh masukan yang
maksimal. Dengan demikian akan diketahui apa dan bagaimana indikator
kinerja organisasi yang harus dicapai.
23
c) Koordinasi. Yaitu sangat dibutuhkan dalam organisasi atau antar instansi
pemerintah untuk tumbuh berkembangnya akuntabilitas.
d) Otonomi. Yaitu instansi pemerintah dapat melakukan kebijakan menurut
caranya sendiri yang dianggap paling efektif dan efisien bagi pencapaian
tujuan organisasi.
e) Debat diterima oleh semua pihak. Yaitu tujuan dan makna dari
akuntabilitas harus dikomunikasikan secara terbuka kepada semua pihak
sehingga standar dan dan aturannya dapat diterima oleh semua pihak.
f) Negosiasi. Yaitu penentuan siapa yang bertanggungjawab atas suatu
kegiatan dan siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut perlu di
negosiasikan.
g) Perlu pemahan masyarakat. Penerimaan masyarakat akan suatu hal yang
baru akan banyak dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat terhadap hal
tersubut.
h) Adaptasi secara terus menerus. Yaitu perubahan yang terjadi di
masyarakat akan mengakibatkan perubahan dalam akuntabilitas. Sistem
akuntabilitas harus secara terus responsif terhadap setiap perubahan terjadi
di masyarakat.
Prinsip – prinsip Akuntabilitas
Prinsip – prinsip pelaksanaan akuntabilitas menurut Winarno Surakhmad
(1994: 46), sebagai berikut:
24
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber
daya secara konsisten dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil manfaat yang
diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemuktahiran
metode dan teknik pengukuran kinerja dan pencapaian laporan
akuntabilitas.
Gunawan surwodiningrat (1999:251) menyatakan good governance adalah
upaya pemerintahan yang amanah dan untuk menciptakan good governance
pemerintahan perlu di desentralisasi dan sejalan dengan kaidah penyelenggaraan
pemerintah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Good
governance bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang
melibatkan kepentingan publik, jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Negara, 2. Sektor swasta dan 3. Masyarakat madani.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk terciptanya tata pemerintahan yang
baik perlu dibangun dimaka Akuntabilitas menetapkan bahwa setiap kegiatan dan
25
hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
dalam suatu Negara.
2.2 Definisi Kinerja
Bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk mengetahui sejauh mana tujuan organisasi tersebut
berhasil diwujudkan dalam jangka waktu atau periode tertentu. Secara umum
kinerja adalah padanan dari kata “performance”. Konsep kinerja menurut Rue dan
Byars dalam Yeremias T Keban (1995:1) dapat didefinisikan sebagai pencapaian
hasil. Dengan kata lain, kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian bahwa kinerja merupakan suatu tingkatan sejauhmana proses
kegiatan organisasi itu memberikan hasil atau mencapai tujuan.
Kemudian kinerja atau performance menurut Suyadi Prawirosentoso
dalam Joko Widodo (2006:78) kinerja adalah :
“Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab
masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral ataupun etika”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kinerja berhubungan
dengan bagaimana melakukan suatu pekerjaan dan menyempurnakan hasil
pekerjaan berdasarkan tanggungjawab namun tetap mentaati segala peraturan -
peraturan, moral maupun etika.
26
Sejalan dengan pengertin diatas Bernardin dan Russel (1998:379)
menyebutkan bahwa kinerja merupakan tingkat pencapaian atau rekor produksi
akhir pada suatu aktifitas organisasi atau fungsi kerja khusus selama pada priode
tertentu.
A. Indikator Kinerja
Indikator kinerja menurut LAN-RI dalam Harbani Pasolong (2007:177)
yaitu indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini
dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan
perundang – undangan, dan sebagainya. Indikator keluaran (outputs) adalah
sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non
fisik. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator
manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan. Indikator (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik
positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang
ditetapkan.
Menurut Dwiyanto dalam Harbani Pasolong (2007:178-179), menjelaskan
beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik,
yaitu:
27
1. Produktivitas, yaitu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin,
dan hari esok lebih baik dari hari ini.
2. Kualitas layanan, yaitu cenderung menjadi penting dalam menjelaskan
kinerja organisai. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai
organisasi publik muncul karena ketidakpuasan publik terhadap kualitas.
3. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas. Secara singkat responsivitas
di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarsakat. Responsivitas dimaksudkan sebagai
salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung
menggambarkan kemampuan birokrasi publik dalam menjalankan misi da
tujuannya, terutama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip administrasi yang
benar dengan kebijakan birokrasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
5. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh
rakyat, dengan sendirinya akan selalu memperiotaskan kepentingan publik.
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk
melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu
28
konsisten dengan kehendak publik. Kinerja birokrasi publik tidak hanya
bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh birokrasi publik
atau pemerintah, seperati pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus
dilihat dari ukuran eksternal, seperti nilai – nilai dan norma - norma yang
berlaku di masyarakat. Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki
akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai
dengan nilai – nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya atau sebagai gambaran mengenai besar
kecilnya hasil yang dicapai dari suatu kegiatan baik dilihat secara kualitas atau
maupun kuantitas sesuai dengan visi dan misi organisasi yang bersangkutan.
Dengan demikian perlu kiranya menilai kinerja anggota DPRD sebagai suatu
lembaga yang mempunyai pengaruh besar dalam penyelenggaraan. Pemerintahan
Daerah, terutama sebagai penentu kebijakan di daerah. Dengan kinerja ini
diharapkan mampu menjelaskan apakah DPRD mampu melaksanakan secara
optimal dalam mewujudkan aspirasi dan keinginan masyarakat daerah.
2.3. Konsep DPRD
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah (Marbun,2006:156). Kedudukan
DPRD sebagai lembaga Pemerintrahan Daerah mempunyai kedudukan dan fungsi
yang sama dengan Pemerintah Daerah dalam membangun dan mengusahakan
29
dukungan dalam penetapan kebijakan Pemerintah Daerah, yang dapat menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat sehingga kebijakan dimaksud dapat dierima
oleh masyarakat luas. Oleh karena itu DPRD yang merupakan bagian dari
Pemerintahan Daerah wajib menerapkan prinsip – prinsip Good Governance
yaitu: efisien, efektif, ekonomis, transparan, bertanggungjawab, keadilan,
kepatuhan dan manfaat dalam melaksanakan kegiatannya untuk pencapaian
sasaran program – program yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD). Dalam hal inilah maka pokok – pokok pikiran DPRD
dirumuskan sebagai manifestasi dari aspirasi rakyat untuk dituanngkan dalam arah
kebijakan umum yang selanjutnya akan dijabarkan lebih lanjut dalam dokumen
APBD.
A. Peran DPRD
Peran DPRD :
a. Regulator yaitu DPRD sebagai pengatur seluruh kepentingan daerah.
b. policy making yaitu DPRD memiliki peran merumuskan kebijakan
pembangunan dan perencanaan program – program pembangunan di
daerahnya.
c. budgeting yaitu perencanaan anggaran daerah (APBD).
30
B. Fungsi DPRD
DPRD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi, yaitu ;
a. fungsi legislasi yaitu untuk membentuk peraturan daerah Kabupaten/kota
bersama Bupati/Walikota.
b. fungsi Anggaran adalah fungsinDPRD Kabupaten/Kota bersama – sama dengan
pemerintah daerah untuk menyusun dan menetapkan APBD yang didalamnya
termasuk anggaran untuk pelaksanaa fungsi, tugas, dan wewenang DPRD
Kabupaten/Kota.
c. fungsi Pengawasan adalah fungsi DPRD Kabupaten/Kota untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaa undang – undang, peraturan daerah, dan
keputusan bupati/walikota serta kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah.
C. Tugas DPRD
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki fungsi
legilasi, anggaran dan pengawasan. Berdasarkan fungsi tersebut DPR memiliki
tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Membentuk perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat
persetujuan bersama;
31
2. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD bersama
dengan kepala daerah;
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan
perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan
pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah,
dan kerjasama internasional di daerah;
4. Mengusulkan peningkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala
daerah kepada priseden melalui menteri dalam negeri bagi DPRD provinsi,
dan kepada menteri dalam negeri, melalui gubernur bagi DPRD
kabupaten/Kota
5. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
kepala daerah;
6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang
dilakukan oleh pemerintah daerah;
8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah;
9. Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;
10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
11. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antara daerah dan
dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
32
D. Hak dan Kewajiban DPRD
Hak anngota DPRD
a. Hak interpelasi adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada
kepala daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan masyarakat, daerah dan Negara.
b. Hak angket adalah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk
melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah
yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
masyarakat, daerah, dan Negara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang – undangan.
c. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan kepala daerah atau sebagai lembaga mengenai kejadian
luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekopmendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket.
Adapun kewajiban DPRD adalah sebagai berikut:
1. Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD Negara RI Tahun 1945 dan
mentaati segala peraturan perundang-undangan
2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah
33
3. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan
NKRI
4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah
5. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat
6. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan
7. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku
anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral dan politis terhadap
daerah pemilihannya.
8. Menaati peraturan tata tertib, kode etik, dan sumpah janji anggota DPRD
9. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga yang
terkait
E. Alat Kelengkapan DPRD
Alat kelengkapan DPRD, terdiri atas:
1. Pimpinan
2. Komisi
3. Panitia musyawarah
4. Panitia anggaran
5. Badan kehormatan
6. Alat kelengkapan lain yang diperlukan.
34
F. Jenis Rapat DPRD
1) Rapat Paripurna merupakan forum rapat tertinggi anggota DPRD dalam
pengambilan keputusan yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua DPRD.
2) Rapat paripurna istimewa merupakan rapat anggota DPRD yang dipimpin
oleh ketua atau wakil ketua untuk melaksanakan acara tertentu dan tidak
mengambil keputusan.
3) Rapat pimpinan DPRD merupakan rapat anggota pimpinan DPRD yang
dipimpin oleh ketua atau wakil ketua.
4) Rapat Fraksi adalah rapat anggota fraksi yang dipimpin oleh pimpinan
fraksi
5) Rapat Badan Musyawarah merupakan rapat anggota Badan Musyawarah
yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua Badan Musyawarah.
6) Rapat kerja merupakan rapat antara DPRD dan Bupati atau pejabat yang
ditunjuk antara Badan Anggaran, komisi, gabungan komisi, atau panitia
khusus dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
7) Rapat dengar pendapat merupakan rapat antara DPRD dan pemerintah
daerah.
8) Rapat dengar pendapat umum merupakan rapat antara DPRD dan
masyarakat baik lembaga atau organisasi kemasyarakatan maupiun
perseorangan atau antara komisi, gabungan, komisi, atau panitia khusus
dan masyarakat baik lembaga atau organisasi kemasyarakatan maupun
perseorangan.
35
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah Akuntabilitas
Kinerja DPRD daerah pemilihan satu Kabupaten Serang pada Tahun 2010- 2011.
Selama peneliti melakukan pencarian informasi melalui media massa (cetak dan
elektronik) dan pengamatan atau observasi ke lapangan, peneliti menemukan data
dan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam pelaksanaan
akuntabilitas kinerja anggota DPRD di lokus penelitian pada dapil satu. Peneliti
melihat masih rendahnya akuntabilitas kinerja yang dialakukan anggota DPRD
khususnya pada dapil satu.
Dalam Pasal 20A ayat (1) UUD 1945, DPRD memiliki fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Dengan lahirnya UU No. 22 Tahun
2003 serta UU No. 32 Tahun 2004, telah member petunjuk kuat bahwa kalangan
legislatif harus mempertanggungjawabkan setiap tugas dan wewenang serta
kewajiban yang diamanatkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi. Kewajiban Anggota DPRD selain diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004,
yang diantaranya adalah memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan
kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanaggungjawab moral dan
politik terhadap daerah pemilihannya.
Akuntabilitas kinerja legislatif dinilai oleh rakyat dan hasilnya tercermin
pada Pemilu yang dilakukan setiap lima tahun. Oleh karena itu, kinerja DPRD
harus dapat menimbulkan rasa aman dan adil sesuai dengan harapan dari
konstituennya.
36
Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir peneliti dalam penelitian ciri – ciri
pemerintahan yang accountable adalah menurut Finner yaitu
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara
terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik
3. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan
4. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan,
5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja (performance)
pemerintah. Dengan pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat
menilai derajat pencapaian pelaksanaan program atau kegiatan pemerintah.
37
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Anggota DPRD pada DAPIL 1
Masalah dalam akuntabilitas kinerja :
1. Sumber daya manusia (SDM) yang berlatarbelakang pendidikan
yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja anggota dewan.
2. salah satu kinerja anggota DPRD hususnya dapil 1 dalam
melakukan reses, namun praktiknya Reses tidak berjalan dengan
aturan tata tertib DPRD Kabupaten Serang Tahun Nomor 1
Tahun 2010.
3. Disiplin anggota DPRD Kabupaten Serang belum optimal.
4. masih banyaknya aksi unjuk rasa di kantor DPRD, hal tersebut
merupakan bentuk kekecewaan kepada wakil rakyatnya dalam
hal hasil kebijakan.
pemerintahan yang accountable menurut Finner adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintahan
secara terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik
3. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap
kebijakan
4. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam
proses pembangunan dan pemerintahan,
5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja (performance)
pemerintah. Dengan pertanggungjawaban publik, masyarakat
dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program/kegiatan
pemerintah
Akuntabilitas kinerja anggota DPRD akan semkin baik bagi konstituennya
daerah pemilihan satu
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiono (2008:2), metode penelitian pada dasarnya cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian
mengenai akuntabilitas kinerja anggota DPRD dapil satu Kabupaten Serang,
metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Bogdad dan Taylor dalam Moleong (2007:4) mendefinisikan
metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku
yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keadaan utuh.
Kemudian David Wiliam (Moleong 2007:5) menulis bahwa penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data dari suatu latar ilmiah dengan menggunakan
metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah. Jelas definisi ini memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif
mengutamakan latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian
ilmiah.
39
Penulis buku kualitatif lainnya, Denzin dan Lincoln dalam Moleong,
(2007:5) menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan
maksud mendefinisikan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam peenlitian kualitatif metode yang
biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan
dokumen.
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian mengenai akuntabilitas kinerja DPRD DAPIL 1
Kabupaten Serang yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti
sediri. Menurut Irawan (2006:17), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen terpenting adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong
(2007:19) pencari tahu alamiah (peneliti) dalam pengumpulan data lebih banyak
bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data. Adapun alat - alat
tambahan yang digunakan dalam pengumpulan datanya terdiri dari; panduan
wawancara, alat perekam (tape recorder), buku catatan dan kamera digital.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer
dan data sekunder. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata - kata dan
tindakan orang - orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi berperan
serta. Sedangkan data - data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis,
Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa
teknik, yaitu:
40
a. Wawancara.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) dan yang diwawancarai
(interview). Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam (indepth
interview). Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstuktur
dan tak berstruktur. Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, tetapi disesuaikan
dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab
mengalir seperti dalam percakapan sehari -hari. Sedangkan wawancara terstuktur,
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya.
b. Observasi
Observasi atau yang lebih umum dikenal dengan pengamatan menurut
Moleong adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi
motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, teknik observasi atau pengamatan yang digunakan adalah
observasi berperanserta (observation participant).
Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini memanfaatkan teknik
observasi dan pengamatan, seperti yang dikemukakan oleh Guba & Lincoln dalam
Moleong (2007:126) diantaranya:
a. Teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.
b. Memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
41
c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan
pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data.
d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang
didapatnya ada yang bias.
e. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, karena
harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang kompleks sekaligus. Dalam
kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan,
pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Kaitannya dengan penelitian ini adalah, karena dalam penelitian ini
merupakan penelitian yang rumit, karena dalam prosesnya akan bertemu dengan
berbagai karakter yang berbeda.
c. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan
dalam sebuah penelitian. Menurut Guba & Lincoln (Moeleong, 2007:126)
dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, gambar dan foto-foto yang
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Studi dokumentasi
dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis
yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian, baik
berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta
berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).
3.3 Informan Penelitian
Sebuah penelitian dengan pendekatan kualitatif informan menjadi salah
satu hal yang sangat penting. Dalam penelitian peneliti menentukan informan
dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu merupakan metode
42
penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria - kriteria tertentu disesuaikan
dengan informasi yang dibutuhkan.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu: anggota DPRD
DAPIL 1. Tokoh masyarakat DAPIL 1 kecamatan Tirtayasa, kecamatan Binuang,
kecamatan Pontang, kecamatan Ciruas, kecamatan Tanara dan kecamatan
Carenang dan wartawan media lokal.
Informan - informan yang diambil dalam penelitian ini akan dilengkapi
dengan informan diluar anggota DPRD Serang dengan pendekatan teknik
pengumpulan data yaitu snowball sampling (sampling berkembang) yaitu
informan diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka peneliti mengambil
sumber data dari beberapa orang yang dianggap mempunyai informasi yang
relevan dengan fokus penelitian dan purposive sampling yaitu cara pengambilan
sampling berdasarkan pertimbangan tertentu.
43
Table 3.1
Informan Penelitian
No. Katagori Informan Kode Keterangan
1. Anggota DPRD I1 Anggota DPRD Daerah Pemilihan 1
Kabupaten Serang.
2. Masyarakat I2 a) Tokoh masyarakat DAPIL 1:
1) Kecamatan Tanara
2) Kecamatan Pontang
3) Kecamatan Tirtayasa
4) Kecamatan Carenang
5) Kecamatan Binuang
6) Kecamatan Ciruas
3. Pers atau Media I3 Wartawan dan media lokal
3.4. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti
melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis
data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat
jenuh. Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah:
”Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain” (Moleong, 2007;248)
44
Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman Miles dan
Hubberman (1992:15), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga
kegiatan penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display) dan verifikasi (verification).
Gambar 3.1
Analisis data menurut Miles & Huberman
Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan melakukan
kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu tersebut
merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data. Ketiga kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Data Colection
Data Colection Data Display
Data Reduction Verification
45
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentunya akan
sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama peneliti
berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin kompleks
dan rumit, sehingga apabila tidak segera diolah akan dapat menyulitkan
peneliti, oleh karena itu proses analisis data pada tahap ini juga harus
dilakukan. Untuk memperjelas data yang didapatkan dan mempermudah
peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya,maka dilakukan reduksi data.
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan. Reduksi
data berlangsung selama proses pengumpulan data masih berlangsung.
Pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan
membuat partisi (bagian-bagian). Proses transformasi ini berlanjut terus
sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.
b. Penyajian Data ( Data Dispay )
Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif adalah
penyajian data. Secara sederhana penyajian data dapat diartikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam sebuah penelitian
kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalambentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
46
Namun pada peneltian ini, penyajian data yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini adalah bentuk teks narasi, hal ini seperti yang dikatakan oleh
Miles &Huberman, ”the most frequent form display data for qualitative
research data inithe past has been narrative text” (yang paling sering
digunakan untuk penyajian data kualitatif pada masa yang lalu adalah
bentuk teks naratif). Selain itu penyajian data dalam bentuk bagan dan
jejaring juga dilakukan pada penelitian ini. Penyajian data bertujuan agar
peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan merencanakan tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan.
c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan (Verification)
Langkah ketiga dalam tahapan analisis interkatif menurut
Miles&Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari
permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-
hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan.
Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan dimuka masih
bersifat sementara, dan akan terus berubah selama proses pengumpulan
data masih terus berlangsung. Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut
didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten yang peneliti
temukan di lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
47
3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas lebih merupakan tujuan bukannya hasil, bukan sesuatu yang
dapat dibuktikan dan dianggap biasa-biasa saja. Validitas juga relatif dalam
pengertian bahwa seyogyanya dinilai dalam kaitannya dengan tujuan dan
lingkungan penelitian itu sendiri bukan sekedar persoalan metode atau kesimpulan
yang terlepas dari konteksnya. Menurut Alwasilah (2002: 169) menyatakan
bahwa validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan,
penjelasan, tafsiran dan segala jenis laporan. Terdapat dua macam validitas
penelitian yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal
merujuk pada persoalan apakah temuan penelitian sesuai dengan realitas yang ada,
sedangkan validitas eksternal merujuk pada ide sejauh mana temuan-temuan
penelitian itu dapat diterapkan pada situasi-situasi lain yakni generalisasi populasi
di mana sampel tersebut diambil.
Sedangkan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan
yang terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian kuantitatif
reliabilitas berkenaan dengan konsistensi data, di mana bila terdapat peneliti yang
melakukan penelitian pada obyek yang sama, maka akan mendapatkan data yang
sama. Maka dalam penelitian kualitatif tidak demikian, suatu realitas (social
situation) bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada data yang bersifat
konsisten dan berulang seperti semula. Adapun untuk pengujian validitas dan
keabsahan datanya, pada penelitian ini dilakukan cara triangulasi.
48
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi
(Irawan, 2006:79) adalah proses check and recheck antara satu sumber data
dengan sumber alinnya. Terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Namun dalam penelitian ini hanya
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari lapangan melalui
beberapa sumber. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pengecekan
dilakukan dengan mengunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Lokasi dalam penelitian ini yakni kantor DPRD Kabupaten
Serang, yang berada di Serang Jl. Veteran nomer 1, serang –
Banten
Waktu : Penelitian ini membutuhkan waktu selama dua belas bulan,
mulai dari April 2011 hingga April 2012.
49
Tabel 3.2
Waktu Penelitian
Kegiatan 2011 2012
Apr
Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb mar Apr
Pengajuan
Judul
Observasi
Awal
Penyusunan
Proposal (Bab
1-3)
Seminar
Proposal
Penelitian
Lapangan
Penyusunan
Bab 4-5
Sidang Skripsi
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Deskripsi Kabupaten Serang
Kabupaten Serang merupakan daerah penyangga Ibu Kota Negara RI,
dengan Jarak antara Kabupaten Serang dan Jakarta sekitar 70 KM dan berada
pada Wilayah Propinsi Banten. Kabupaten Serang terdiri dari 28 kecamatan terdiri
dari : Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikande, Kecamatan Jawilan, Kecamatan
Kragilan, Kecamatan Binuang, Kecamatan Kibin, Kecamatan Pontang,
Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Tanara, Kecamatan Bandung, Kecamatan
Carenang, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Petir, Kecamatan Cikeusal,
Kecamatan Tunjung Teja, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Baros, Kecamatan
Mancak, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Anyer,
Kecamatan Cinangka, Kecamatan Padarincang, Kecamatan Ciomas, Kecamatan
Kramat Watu, Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Pulo Ampel dan
Kecamatan Bojo Negara. Dan mempunyai 314 Desa.
Luas wilayah Kabupaten Serang memiliki luas 1.700 km² dengan jumlah
penduduk 1.332.914 jiwa. Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak
51
pada Lintang Selatan di ujung pulau jawa bagian Barat. Batas-batas wilayah
administrasi Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Sunda,
Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang,
Sebelah Selatan: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak,
Sebelah Barat : Kota Cilegon.
Dengan pembagian zona atau wilayah kabupaten Serang terdiri dari:
Wilayah Timur: Zona Industry, Wilayah Barat : Zona Pertanian, Perkebunan dan
Perhutanan, Wilayah Selatan: Zona Pertanian, Perkebunan, Perhutanan dan
Perternakan dan Wilayah Utara: Zona Pertambakan dan Pertanian.
Sejarah masyarakat kabupaten serang terkenal dengan masyarakat yang
religious, karena dahulu merupakan bagian dari wilayah kesultanan Banten.
Dengan latarbelakang budaya masyarakat kabupaten Serang yang kental, dan
sejarah heroic yang gagah berani melawan penjajah Belanda dulu. Dengan
semangat kebersamaan, keteguhan dan kegigihan masyarakat Serang dalam
membangun wilayah Serang menuju Kabupaten Serang yang agamis, adil dan
sejahtera sesuai dengan visi pemerintah Kabupaten Serang yaitu : “Terwujudnya
Masyarakat yang Berkualitas Menuju Kabupaten Serang yang Agamis, Adil
dan Sejahtera”. Tercermin dalam lambang daerah Kabupaten Serang yang
bermottokan (Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe) yang berarti (Semangat
52
Selalu Bekerja Keras, Tanpa Mengharap Imbalan). http://serangkab.go.id/rabu
19 Agustus 2011)
4.1.2. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Serang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang, merupakan
lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lembaga
pemerintahan daerah, dengan tanggung jawab dalam membentuk peraturan daerah
untuk kesejahteraan rakyat.
DPRD terdiri dari anggota partai politik peserta pemilihan umum yang
dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum.
DPRD mempunyai fungsi :
(1) Legislasi, membentuk Peraturan Daerah (Perda) bersama Bupati;
(2) Budgeting (Anggaran), merencanakan, menyusun dan menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama Pemerintah
Daerah;
(3) Pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang,
Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Kebijakan yang ditetapkan
Pemerintahan Daerah.
53
Keberadaan jumlah anggota DPRD Kabupaten Serang yaitu berjumlah 50
orang. Yang terdiri dari 46 anggota dan 4 unsur pimpinan. Dan memiliki 4 komisi
yaitu:
Komisi 1: Bidang pemerintahan
Komisi II: Bidang perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Komisi III: Bidang Keuangan
Komisi IV: Bidang Pembangunan
Pembidangan tugas masing – masing komisi meliputi:
1. Komisi I, Bidang Pemerintahan meliputi:
1. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian.
2. Ketertiban dan ketentraman
3. Kependudukan dan catatan sipil
4. Komunikasi dan informatika
5. Hukum, perundang – undangan dan hak asasi manusia.
6. Perizinan dan kerjasama dunia usaha
7. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
8. Perencanaan pembangunan
9. Pertahanan
10. Statistik, dan
11. Kearsipan dan perpustakaan
2. Komisi II, Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat meliputi :
1. Ketenagakerjaan dan transmigrasi
54
2. Pendidikan
3. Kepemudaan dan olahraga
4. Agama
5. Budaya dan pariwisata
6. Kesehatan
7. Sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga
berencana dan keluarga sejahtera.
8. Pertanian, kelautan dan perikanan
9. Kehutan
10. Ketahanan pangan
11. Perdagangan dan industri, dan
12. Koperasi, usaha kecil menengah dan pasar
3. Komisi III. Bidang Keuangan meliputi:
1. Keuangan daerah
2. Perpajakan
3. Retribusi
4. Perbankan
5. Perusahaan daerah
6. Penanaman modal. dan
7. Asset daerah
4. Komisi IV, Bidang Pembangunan meliputi :
1. Pekerjaan umum
2. Penataan ruang
55
3. Perhubungan
4. Perumahan
5. Lingkungan hidup, dan
6. Energi dan sumber daya mineral.
4.1.3. Susunan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Serang
Tabel 4.1
Susunan Anggota DPRD Kabupaten Serang
No. Nama anggota Jabatan Asal fraksi
1. Fahmi Hakim Ketua p. Golkar
2. H. Muchyidin Musa Wakil ketua P. Demokrat
3. Ir. Gembong Rusdiansyah s. Wakil ketua PKS
4. Feri Teruna, S.Ag Wakil ketua PAN
5. Ahmad Zaini Anggota P. Golkar
6. H. Fadhil Anggota P. Golkar
7. H. Abdul Anggota P. Golkar
8. H. Samlawi Anggota P. Golkar
9. Wahyu Megahita Anggota P. Demokrat
10. Ahmad Husni Anggota p. Demokrat
11. Heri Handoko, SE Anggota P. Demokrat
12. Abdul Muhyi, S.Ag Anggota PKS
13. Moch. Dana Anggota PKS
14. Drs. A. Cholis Rawiyan Anggota PAN
56
15. H. Rs. Purbo Asmoro Anggota PAN
16. H. Ubaidillah, SE Anggota PPP
17. Heri Azhari Anggota PPP
18. Muhamad Ama Anggota PDI-P
19. Drs. H. Nabhani Anggota PDI-P
20. Sopwan, SH Anggota Gerindra
21. Tb. Yayan Hendrayana Anggota Gerindra
22. H. Jamaksari Anggota Hanura
23. Ahmad Soleh Anggota Hanura
24. H. Madsuri Anggota Madani
25. Moch. Sapei Anggota Madani
26. Usen, SH Anggota Madani
27. Ir. H. Um Setiajaya Anggota P. Golkar
28. Hj. Eli Komariyah Anggota p. Golkar
29. Abdul Hamid, M,MPd Anggota p. Demokrat
30. Mamay Maemunah, S.Thi Anggota p. Demokrat
31. Abdul Muhyi Anggota PKS
32. Masrori, SP Anggota PAN
33. Heri Azhari Anggota PPP
34. Adhadi Romli, SH Anggota PDI-P
35. Ubaedillah Anggota Gerindra
36. H. Sahari Anggota Madani
37. Sanggiti Anggota Madani
38. H. Muhsinin, SE Anggota P. Golkar
39. Ahmad Husni Anggota P. Demokrat
40. Khariri, SE Anggota PPP
57
41. Drs. H. Masdukra Ibnu Sarwan Anggota P. Golkar
42. Tati Sumiyati, S.Ag Anggota P. Demokrat
43. M. Najib Hamas, SE, MM Anggota PKS
44. Mansur B, SP Anggota PKS
45. Ishak B. Sidik Anggota PAN
46. Sanusi Anggota PDI-P
47. Muhajir Anggota Gerindra
48. H. Jamaksari Anggota Hanura
49. Aep Syaefullah Anggota Hanura
50. Khotib, SH Anggota Madani
Tabel 4.2
Susunan Personalia Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Serang
No. Nama Jabatan dalam Badan
Musyawarah
Asal Fraksi
1. Fahmi Hakim Ketua P. Golkar
2. H. Muchyidin Musa Wakil ketua P.Demokrat
3. Ir. Gembong Rusdianyah.S Wakil ketua PKS
4. Feri Teruna Wakil ketua PAN
5. Sekretaris DPRD Sekretaris Bukan Anggota
6. Ahmad Zaini Anggota P. Golkar
7. H. Fadhil Anggota P. Golkar
8. H. Abdul Anggota P. Golkar
9. H. Samlawi Anggota P. Golkar
10. Wahyu Megahita Anggota P. Demokrat
58
11. Ahmad Husni Anggota P. Demokrat
12. Heri Handoko, SE Anggota P..Demokrat
13. Abdul Muhyi, S.Ag Anggota PKS
14. Moch. Dana Anggota PKS
15. Drs. A. Cholis Rawiyan Anggota PAN
16. H. RS. Purbo Asmoro Anggota PAN
17. H. Ubaidillah, SE Anggota PPP
18. Heri Azhari Anggota PPP
19. Muhamad Ama Anggota PDI-P
20. Drs. H. Nabhani Anggota PDI-P
21. Sopwan, SH Anggota Gerindra
22. Tb. Yayan Hendrayana Anggota Gerindra
23. H. Jamaksari Anggota Hanura
24. Ahmad Soleh Anggota Hanura
25. H. Madsuri Anggota Madani
26. Moch. Sapei Anggota Madani
Tabel 4.3
Nama Anggota DPRD DAPIL 1 Kabupaten Serang
NO. NAMA ANGGOTA FRAKSI
1. H. Muchyidin Musa P. Demokrat
2. H. Ubaidilla, SE P. PPP
3. H. Fadhil P. Golkar
4. Ir. H. Um Setiajaya P. Golkar
59
5. Drs. Cholis Rowiyan P. PAN
6. Abdul Muhyi P. PKS
7. Ahmad Soleh P. Hanura
8. Sanusi PDI-P
9. H. Sahari Madani
10. Sanggiti Madani
Tabel 4.4
Nama – Nama Kecamatan dan Desa Dapil 1 Kabupaten Serang
KECAMATAN DESA
NAMA
KEPALA DESA
LUAS
WILAYAH
(Km2)
JUMLAH
PENDUDUK
(Jiwa)
Binuang Binuang Bakruni 311.00 4,031
Cakung H. Muksin 270.00 3,545
Renged Zaki Ghozali 308.70 2,510
Gembor Drs. Nurjaman 373.00 5,705
Warakas Ahmad Yamin 378.85 3,387
Sukamampir Yayang Sukandi 502.45 3,815
Lamaran H.Yanto Rudianto 473.00 3,902
Pontang Pontang Hujaeni 125.00 3,590
Sukanegara Halwani 512.00 4,065
Linduk Murtopo 1,116.00 4,073
Pulokencana Bahdiyan 316.00 3,527
60
Pegandikan Syaokani 687.00 4,361
Kelapian Maftuhi 124.00 3,186
Lebak Kepuh
Sukenda B.
Sarban 319.53 2,045
Kubang Puji Ada Suhada 525.00 4,137
Domas H. Halimi 728.00 4,518
Singarajan Saefulloh 172.00 3,681
Kaserangan Tohir 275.00 3,766
Wanayasa Romli 695.58 2,151
Suka Jaya Bastomi 1,111.00 4,067
Kencana
Harapan
Sobur
417.00 2,730
Lebak Wangi Ahmad 315.00 2,889
Tirtayasa Tirtayasa H. Muhidin 242.00 3,150
Samparwadi H. Sahrani 227.00 2,612
Kamanisan Ahmad Safian 189.00 2,599
Pontang
Legon
Makmun M.
681.00 2,371
Kebon A. Syihabuddin 26.00 2,710
Sujung Zamroni, SH. 887.00 4,149
Lontar H. Sukemi 97.00 5,170
Susukan H. Mardani 836.00 3,567
Wargasara Samsudin 4.00 971
Laban Rafiudin 22.00 2,130
Tengkurak Samsudin 691.00 2,495
Alang-alang Sanusi, MD. 497.00 2,340
Kebuyutan Habudin 188.00 1,883
61
Puser Asmuni, SP 158.00 2,328
Tanara Bendung Supriadi, FA 205.00 4,837
Cerukcuk Dada Suhada 391.00 3,850
Cibodas Toni Bustomi 198.00 3,828
Lempuyang Saefudin 1,335.00 6,350
Pedaleman Rusyadi 57.00 4,998
Siremen Sarani, SH 227.00 3,485
Sukanmanah Madsae 143.00 2,312
Tanara H. Fahrurizi 365.00 2,283
Tenjoayu
H.Suwandi
Efendi 1,469.00 3,888
Carenang Carenang Saniri 405.43 2,184
Pamanuk H. Suhandi 409.4 3,374
Mandaya
Drs. H.M.
Supandi 279.72 4,081
Teras
H. Umjaya
Rochmat. HS 418.15 5,390
Purwadadi Sukandar HS 194.30 4,934
Ragasmasigit Patak 646.94 5,316
Walikukun
Asep
Fathurrohman,
SH.I 423.40 4,358
Bolang Moch. Tahudin 154.30 3,254
Panenjoan Warto 203.66 3,331
Mekarsari Muhriji 284.20 3,025
Ciruas Ciruas Nahrowi 153.00 2,205
Citerep H. Sjahroni 105.00 6,747
Pulo Tambi. HM 475.00 5,424
62
Kadikaran Samuri. HD 176.00 3,781
Kepandean Abdul Hadi 195.00 4,891
Gosara Nokrawi 176.00 2,274
Kebonratu H. Mad Umar 406.00 3,532
Tirem Khaeroni 409.00 4,429
Bumijaya H. Johari 234.00 4,218
Penggalang Sartamin, S.Sos 373.00 3,330
Pamong Ahmad Suandi 275.00 4,025
Cigelam Sakam 434.00 4,658
Singamerta
Ade Faisal
Mabtuhi, SE 195.00 3,551
Ranjeng Agus Supriadi 165.00 6,701
Beberan H. Khaerudin 236.00 5,401
Kaserangan Jayadi 301.00 3,424
Pelawad Haerudin 114.00 7,232
JUMLAH 1.244.709
Sekretariat DPRD kabupaten serang
4.2 Informan Penelitian
Penelitian mengenai Akuntabilitas Kinerja Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah pemilihan 1 Kabupaten Serang ini, penentuan informannya
berdasarkan peran dan fungsinya informan tersebut. Informan di kelompokan
menjadi tiga kelompok yaitu : Anggota DPRD daerah pemilihan 1, tokoh
masyarakat dan media atau pers.
63
Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 14 orang, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. H. Muchyidin Musa. Beliau adalah Anggota DPRD dari Fraksi Partai
DEMOKRAT.
2. H. Ubaidillah, SE. Beliau adalah Anggota DPRD dari Fraksi Partai PPP.
3. H. Fadhil. Beliau adalah Anggota DPRD dari Fraksi Partai GOLKAR.
4. Ir. H. Um setiajaya. Beliau adalah Anggota DPRD dari Fraksi Partai
GOLKAR.
5. Ahmad soleh. Beliau adalah Anggota DPRD dari Fraksi Partai HANURA.
6. Aep Saefullah. Beliau adalah Tokoh Masyarakat dari Desa Tanara,
kecamatan Tanara.
7. Mia Magfiruh. Beliau adalah Mahasiswi dari Desa Sukajaya, Kecamatan
Pontang.
8. H. Sibli. Beliau adalah Warga desa Ragas Masigit, Kecamatan Carenang.
9. H. Rukman Soleh. Beliau adalah Warga Desa Lontar. Kec. Tirtayasa.
10. Imron. Beliau adalah Nelayan Desa binuang, kecamatan Binuang.
11. Mafruji Hamdah. Beliau adalah Tokoh masyarakat Desa Citerep, kec. Ciruas.
12. Yomanti Hasbullah. Beliau adalah Wartawan media Kabar Banten.
13. Sutanto. Beliau adalah Wartawan Media Tangerang Ekspres.
64
14. Kijing. Beliau adalah Wartawan Media Radar Banten.
4.3. Pembahasan DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan unsur yang
terdapat dalam sistem pemerintahan di daerah, yang mempunyai segala fungsi dan
tugas yang cukup berat. Menurut UU Nomer 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan
lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintah daerah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah sebuah Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah yang terdiri atas partai politik peserta pemilihan umum
(pemilu) yang dipilih berdasarkan pemilihan umum. DPRD juga berkedudukan
sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memiliki
fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.
Dalam mencermati DPRD sebagai lembaga legislasi, harus dipahami
bahwa setelah mendapatkan mandat dan kepercayaan dari rakyat, maka anggota
DPRD bertugas menyerap aspirasi dan mengartikulasi kepentingan rakyat serta
merumuskannya dalam sebuah kebijakan daerah (PERDA). Kebijakan inilah yang
nantinya akan menjadi landasan kerja bagi para eksekutif, dengan dukungan
jajaran birokrasi.
65
Fungsi yang kedua yaitu DPRD sebagai Budgeting (Anggaran),
merencanakan, menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) bersama Pemerintah Daerah;
Fungsi DPRD yang ketiga yaitu fungsi kontrol atau pengawasan, harus
dipahami bahwa setelah merumuskan dan mengesahkan suatu kebijakan daerah,
maka DPRD harus melaksanakan fungsi pengawasan atas implementasi kebijakan
daerah tersebut, apakah sudah sesuai dengan aspirasi yang berkembang di
masyarakat tentunya hal ini harus ada jaminan bahwa penerima mandat, yaitu
eksekutif menjalankan kebijakan tersebut. Persoalan klasik yang turut menghantui
proses pengawasan ini adalah DPRD belum memiliki kemampuan yang memadai.
Karena harus ada perimbangan kemampuan dan keahlian antara lembaga yang
diawasi dan lembaga yang mengawasi, sangat sulit bagi institusi yang memiliki
obyek pengawasan. Pada konteks inilah seharusnya DPRD perlu menyiapkan Tim
ahli untuk dapat membantu dalam menunjang kelancaran tugas – tugasnya
sebagaimana eksekutif yang juga memiliki banyak tim ahli yang cukup
berpengalaman.
Dari tiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DPRD merupakan
lembaga perwakilan rakyat daerah yang mempunyai segala fungsi dan tugas yang
berat. Bila melihat pengertian diatas berarti DPRD adalah orang – orang yang
diberikan kepercayaan oleh masyarakat suatu daerah (kabupaten/kota/provinsi)
untuk menjadi wakil mereka yang bias mengaspirasi keinginan masyarakat untuk
hidup lebih baik lagi.
66
Untuk dapat merealisasikan fungsinya dengan baik, dengan sendirinya
mutu atau kualitas anggota DPRD harus memiliki kecakapan, pengalam serta
pengetahuan dalam hal untuk memecahkan masalah - masalah kehidupan yang
dihadapi rakyat . Pengetahuan dan kecakapan itu diperoleh melaui pendidikan dan
pengalaman. Demikian juga dalam menjalankan fungsi pengawasan, maka
diperlukan pula pendidikan dan pengalaman. Dari data peneliti ketahui
latarbelakang pendidikan anggota DPRD Kabupaten Serang hususnya DAPIL
(daerah pemilihan) 1 yaitu terdiri dari sepuluh anggota, enam diantaranya
berpendidikan tamatan SMA.
Pendidikan serta pengalaman sangat dibutuhkan anggota DPRD dalam
memahami peran dan fungsinya sebagai anggota DPRD dan sebagai perwakilan
yang ditunjuk dan dipercaya rakyatnya sebagai pembawa amanat rakyat dan
diharapkan dapat mensejahterakan konstetuenya hususnya pada Daerah Pemilihan
satu. Dengan adanya pengalaman dan pendidika anggota juga mampu memahi
aspirasi masyarakat yang akan dijadikan sebuah formulasi kebijakan.
DPRD Kabupaten Serang khususnya pada Daerah Pemilihan Satu . Daerah
yang memiliki 6 (enam) Kecamatan, yaitu : Kecamatan Binuang, Kecamatan
Pontang, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Tanara, Kecamatan Carenang, dan
Kecamatan Ciruas. Isue yang banyak terjadi pada Daerah Pemilihan Satu masih
banyaknya aksi unjuk rasa yang terjadi di Kantor anggota DPRD Kabupaten
Serang, aksi unjuk rasa merupakan bentuk kontrol dan bentuk kasih sayang
masyarakatnya terhadap akuntabilitas kinerja perwakilan rakyatnya yang duduk
sebagai anggota DPRD Kabupaten Serang, hususnya pada daerah pemilihan satu.
67
Ketidakpuasan yang dirasakan masyarakat mengenai kinerja anggota
DPRD salah satunya dapat dilihat dari data aksi unjuk rasa yang dilakukan
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kurang efektifnya proses komunikasi dan
kurangnya transparansi mengenai hasil – hasil kebijakan yang di keluarkan
DPRD. Berikut ini merupakan data aksi unjuk rasa yang kelompok masyarakat,
organisai, LSM dan mahasiswa yang di lakukan di kantor DPRD Kabupaten
Serang.
Tabel 4.6
Aksi Unjuk Rasa (UNRAS)
(Sumber : DATA KEJADIAN AKSI UNJUK RASA SAT INTELKAM POLRES
SERANG TAHUN 2010 – SEPTEMBER 2011).
A. Kemampuan DPRD dalam Menyajikan informasi penyelenggaraan
pemerintahan secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat.
Salah satu instrumen penting yang perlu diperkuat dalam rangka
pencapaian pemerintahan yang baik dan bersih adalah membuka kran informasi
kepada publik. Karena bisa memberikan stimulus bagi partisipasi masyarakat
dalam proses pemerintahan. Dalam hal ini keterbukaan informasi dalam setiap
No.
Tahun
Lokasi UNRAS JUMLAH
UNRAS
JUMLAH
MASA UNRAS
1. 2010 DPRD Kab. Serang 9 230
2. 2011 DPRD Kab. Serang 11 255
JUMLAH 20 458
68
praktek pemerintahan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi
terhadap efektifitas kebijakan, menjadi sangat urgen. Dalam batas maksimal,
anggota DPRD sebagai penyelenggara daerah harus siap memberikan informasi
kepada masyarakat konstituen atau masyarakat publik. Sejatinya, informasi
tersebut hendaknya didesiminasikan kepada publik, tanpa harus menunggu
permintaan dari masyarakat. Informasi yang diberikan kepada konstituen daerah
pemilihan satu yaitu mengenai informasi APBD dan agenda menjaring informasi.
UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan informasi publik, karenanya
menjadi sangat relevan untuk terwujudnya kepemerintahan yang partisipatif,
transparan dan akuntabel.
Gambar 4.1 Alur Informasi DPRD kepada Masyarakat
Sumber : Hasil Penelitian
Tiga cara dapat melalui:
1.Melalui website
2.Terjun langsung ke masyarakat
3.Media massa Radar Banten
masyarakat
menyampaikan
disampaikan
DPRD Kabupaten Serang
69
Gambar diatas menerangkan bahwa DPRD untuk dapat memberikan
informasi yang terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat. Maka dapat
disampaikan dengan melalui tiga cara yaitu : (1) melalui website, dimana anggota
DPRD menfasilitasi sarana informasi yang efektif dan efesien. Website tersebut
juga bermanfaat bagi rakyatnya dalam hal menampung aspirasi, tidak hanya
memberikan informasi kepada rakyatnya juga sebaliknya memberikan informasi
kepada anggota DPRD sebagai input bagi anggota DPRD. Sehingga secara lebih
spesifik dapat mengetahui apa yang menjadi aspirasi rakyatnya yang akan
dirumuskan dalam suatu kebijakan yang dapat dirasakan oleh rakyat sebagai
aspirasi mereka. (2). Anggota dapat terjun langsung kelapangan menuju sasaran
yang akan di capai, dimana anggota DPRD menyampaikan kepada konstituennya
pada saat pengawasan, kunjungan kerja, dan cara lainnya seperti kegiatan
pengajian yang dilakukan anggota dewan. Informasi yang diberikan kepada
konstituennya dapat berupa program kerja, raperda dan sebagainya. Contohnya
seperti akan adanya perbaikan jalan hotmik, pembangunan sekolah, rancangan
peraturan daerah, serta mengenai anggaran APBD. (3). Informasi yang diberikan
anggota DPRD Kabupaten Serang juga dapat melalui media massa, dimana media
massa seperti Koran lokal merupakan salah satu media yang dapat membentuk
opini publik. Media massa dapat memeberikan informasi – informasi DPRD
kepada konstituennya. Konstituen dapat menerima dan mengetahui informasi
begitupun sebaliknya pada salah satu media lokal yaitu pada media Radar Banten.
Bahwa dalam media tersebut tersedia kolom aspirasi, dimana masyarakat dapat
mengkritik ataupun memberikan saran akan kinerja anggota dewan ataupun
70
masalah yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Seperti ketika masyarakat
membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai ataupun dalam hal perbaikan
jalan yang berada di desa – desa.
Menurut H. U, salah seorang anggota DPRD dari fraksi partai PPP daerah
pemilihan 1, menyatakan bahwa :
“Semua informasi mengenai DPRD kita selalu berikan, dan tidak ada yang
kami tutup - tutupi, semua jenis informasi bersifat terbuka”
Keterbukaan informasi memiliki tujuan utama yang mengatur secara tegas
ketentuan tentang, meningkatkan akses publik pada data dan informasi yang ada
pada penyelenggara negara atau pemerintahan. Benang merah dari uraian di atas
adalah bila masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam pembangunan,
kebebasan memperoleh informasi publik ini harus benar - benar menjadi hak
warga yang dijamin dan dihormati dalam suatu undang-undang.
Walaupun dalam kenyataan masyarakat DAPIL satu, mereka menyatakan
tidak mendapatkan informasi yang anggota DPRD paparkan diatas. Seperti yang
di ungkapkan oleh H. Sibli, salah satu Warga desa Ragas Masigit, Kecamatan
Carenang:
“Kurangnya perhatian anggota dewan, sehingga masyarakat kurang
mendapatkan informasi apa – apa, baik itu kebijakan maupun program –
program anggota dewan”
Keterbukaan informasi publik dapat ditempatkan sebagai cara yang
mumpuni dalam membangkitkan partisipasi. Pada tataran ini masyarakat
memperoleh jaminan kebebasan terhadap informasi yang diinginkan dan dalam
71
mengakses informasi. Pada tataran selanjutnya, dipakai masyarakat untuk
menentukan sikap dan pandangannya, menyatakan pendapatnya baik berupa
dukungan, keberatan maupun catatan-catatan tertentu lainnya. Kemudian, segala
bentuk tanggapan atau respon dari penyelenggara pemerintahan akan terus
dipandang oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penyelenggara pemerintahan
terhadap pendapat mereka.
Adanya pendewasaan proses demokrasi, tata pemerintahan yang baik dan
bersih serta diakuinya pemerintahan yang akuntabel. Tiadanya informasi “negatif”
yang sengaja ditutup - tutupi untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu.
membuka akses bagi publik untuk turut mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan program, kebijakan dan langkah-langkah Pemerintah dalam
pembangunan. Sebagai contoh, terlihat bahwa keterbukaan informasi publik dapat
dipakai sebagai sarana untuk mendukung pemberantasan korupsi, menghilangkan
penyalahgunaan wewenang, mendukung upaya penegakan hukum. DPRD
diharapkan menjadi lebih berkualitas.
Sosialisasi politik akan lebih cepat penyebarannya dan segera
terealisasikan, apabila dilakukan dengan melalui media massa. Harold Laswell
menjelaskna hubungan antara politik dan komunikasi, yakni politik tidak lepas
dari persoalan “siapa”, serta “dengan pengaruh yang bagaimana”. Bagi
pengertian masyarakat luas, politik yang disebarluaskan melalui media massa,
adalah serangkaian gambaran tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara
yang seharusnya.
72
Sebagaimana tercantum didalam GBHN (TAP MPR RI No.II/MPR/1988):
“ Penerangan dan media massa sebagai wahana informasi dan komunikasi
timbal balik antara sesama warga masyarakat dan antara masyarakat dengan
pemerintah, diarahkan untuk menggelorakan semangat pengabdian dan
perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional,
meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, mempertebal
nilai-nilai budaya bangsa untuk mempertebal kepribadian Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan komunikasi sosial, serta
menyalurkan aspirasi dan menggairahkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan”.
Seperti yang diungkapkan Yomati Hasbullah, salah satu wartawan dari
media Fajar Banten:
“Anggota DPRD menggunakan media massa maupun media elektronik
sebagai jembatan menyampaikan informasi kemasyarakat. Berita atau
informasi yang biasa dimuat ada yg soal sosial, politik, kesehatan,
pendidikan, lingkungan, ada juga program kegiatan Dprd, sinergitas anata
dprd dengan pemkab, masalah anggaran untuk pemkab, regulasi perda
(peraturan daerah), kedisiplinan dewan, pengawasan dewan baik pada
eksekutif maupun lingkungan yang berkaitan dengan penerapan peraturan”.
Berdasarkan uraian diatas, media sangat berperan penting sebagai jembatan
komunikasi politik yang dilakukan anggota DPRD DAPIL satu dalam hal
transparansi kepada masyarakat maupun sebaliknya informasi dari masyarakat
untuk anggota DPRD. Namun disayangkan masih sedikitnya akses dan
kesempatan yang dimiliki oleh masyarakat untuk mempersoalkan kinerja DPRD
yang belum memiliki mekanisme menampung, menindaklanjuti dan
73
menyelesaikan keluhan (complaint mechanism). Sehingga keluhan masyarakat
terhadap kinerja dan kebijakan pemerintahan daerah nyaris tidak pernah diketahui
hasilnya. Karena tidak ada kepastian mekanisme dan hasil yang akan didapat,
maka masyarakat juga menjadi enggan untuk menyampaikan keluhan pelayanan
publik kepada pemerintah.
Anggota DPRD sendiri tidak begitu mengetahui ada atau tidaknya DPRD
memilki website, seperti yang diungkapkan oleh anggota dewan H. M M,
menyatakan bahwa:
“Adanya website yang saya ketahui mulai aktif dari awal januari tahun ini
awal 2012. Sehingga masyarakat dapat membuka dan meilhat semua
kegiatan, perda dan jadwal kegiatan anggota DPRD, ”
Website merupakan salah satu sarana bagi anggota DPRD terhadap
masyarakat, masyarakat seharusnya lebih efektif dan efisien mengakses seluruh
kegiatan – kegiatan dan berita – berita terbaru yang anggota dewan lakukan dan
dapat menjaring dan menampung keluhan – keluhan yang dirasakan masyarakat
dapil satu khususnya. Namun pernyataan di atas tidak sejalan dengan apa yang
masyarakat dapil 1 katakan ketika peneliti wawancara, seperti yang dikatakan oleh
Mafruji Hamdah salah satu warga masyarakat Dapil 1 Desa Citerep, kec. Ciruas.
“website yang dimiliki DPRD Kabupaten Serang yaitu
www.dprd.Serangkab.go.id. Namun disayangkan informasi di dalam
website tersebut tidak begitu maksimal, karena tidaknya perubahan yang
begitu spesifik, kegiatan anggota DPRD tidak update atau tidak berubah,
dan tidak adanya transparansi dalam hal APBD dan RAPERDA”.
Berdasarkan uraian di atas, Masyarakat Dapil satu kurang begitu mudah
untuk menyampaikan atau mendapatkan informasi secara terbuka dan cepat
74
kepada masyarakat khususnya Dapil satu. Masyarakat dapat membuka website
DPRD Kabupaten Serang, namun informasi yang ada di dalam website itu tidak
selalu di update atau tidak ada yang perubahan kegiatan – kegiatan anggota
dewan. Yang peneliti ketahui di lapangan juga bahwa yang menjalankan website
tersebut yaitu staf sekretariat DPRD, sehingga ketika bertanya kepada salah satu
anggota dewan kebanyakan tidak tahu menahu apakah anggota memiliki website
atau tidak.
Seprti dipahami bahwa salah satu unsur good governance yaitu
transparansi dan keterbukaan. Dalam konteks penyelenggaraan Negara, aspek
transparansi penyelenggara pemerintahan diarahkan pada kejelasan mekanisme
formulasi dan implementasi kebijakan dan program yang dibuat dan dijalankan
oleh penyelenggara pemerintahan. Dengan demikian rakyat baik secara pribadi
maupun berkelompok dapat mengetahui secara jelas tanpa ada yang ditutup –
tutupi tentang proses perumusan kebijakan publik dan implementasinya.
B. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik
Anggota DPRD sebagai perwakilan rakyat khususnya masyarakat daerah
pemilihan satu, yang memegang amanat masyarakat sehingga berkewajiban
memberikan pelayanan yang prima dan maksimal, dan juga sebagai salah satu
wujud dari prinsip – prinsip good governance. Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk perhatian anggota terhadap konstituennya. Bentuk pelayanannya yaitu
berupa pengaduan rakyatnya terhadap kinerja anggota dewan, dimana anggota
dewan merupakan perwakilan rakyatnya yang diamanatkan dan dipercaya duduk
75
di parlemen. Berikut ini gambar alur penerimaan pengaduan DPRD Kabupaten
Serang.
Gambar 4.2 Alur penerimaan pengaduan dan penyaluran masyarakat
Aspirasi
masyaraka
t
Pimpinan DPRD, alat
kelengkapan DPRD,
Anggota DPRD atau
fraksi di DPRD sesuai
kewenangannya.
1. Rapat dengar pendapat umum.
2. Rapat dengar pendapat 3. Kunjungan kerja. 4. Rapat kerja alat
kelengkpan DPRD dengan mitra kerjanya.
diterima
Aspirasi dilakukan
dengan cara:
1. Langsung
2. Tertulis dite
rus
kan
Proses administratif
oleh Sekretariat DPRD
ditindaklanjuti
output
Rekomendasi anggota DPRD (legislatif) untuk disampaikan kepada pemerintahan daerah (eksekutif) dan dinas (SKPD) terkait untuk ditindaklanjuti.
Tindak lanjut eksekutif
bersama SKPD yang terkait.
outcome
76
Sumber : Hasil Penelitian.
Gambar di atas menerangkan bahwa. Pimpinan DPRD, alat kelengkapan
DPRD, anggota DPRD atau fraksi di DPRD menerima, menampung, menyerap,
dan menindaklanjuti pengaduan dan atau aspirasi masyarakat yang disampaikan
secara langsung ataupun tertulis, tentang suatu permasalahan, sesuai dengan tugas,
fungsi dan wewenang DPRD. pengaduan dan atau aspirasi sebagaimana dimaksud
dilakukan proses administratif oleh sekretariat DPRD dan diteruskan kepada
pimpinan DPRD, alat kelengkapan DPRD yang terkait, anggota DPRD, atau
fraksi di DPRD. Aspirasi tersebut lalu dapat ditindaklanjuti pada rapat dengar
pendapat umum, rapat dengar pendapat, kunjungan kerja, rapat kerja kelengkapan
DPRD dengan mitra kerjanya. Hasil dari salah satu rapat tersebut secara
administratif yaitu berupa rekomendasi anggota DPRD (legislatif) kepada
Pemerintahan Daerah (Eksekutif) dan dinas (SKPD) terkait untuk ditindaklanjuti.
Hasil dari arus informasi aspirasi masyarakat yaitu tindaklanjut Pemerintah
Daerah (Eksekutif) berasama SKPD untuk menindaklanjuti.
Namun disayangkan masih sedikitnya akses dan kesempatan yang dimiliki
oleh masyarakat untuk mempersoalkan kinerja DPRD yang belum memiliki
mekanisme menampung, menindaklanjuti dan menyelesaikan keluhan (complaint
mechanism). Sehingga keluhan masyarakat terhadap kinerja dan kebijakan
pemerintahan daerah nyaris tidak pernah diketahui hasilnya. Karena tidak ada
77
kepastian mekanisme dan hasil yang akan didapat, maka masyarakat juga menjadi
enggan untuk menyampaikan keluhan pelayanan publik kepada pemerintah.
Seperti yang diungkapkan oleh Warga desa Ragas Masigit, Kecamatan
Carenang, beliau mengatakan bahwa :
“Hingga sat ini pelayanan yang saya rasakan belum maksimal,
dikarenakan mereka jarang datang atau mengunjungi Desa kita. Dan ketika
kita ingin menyampaikan keluhan ke kantor DPRD, mereka jarang berada
dan jarang terlihat dikantor.”
Contoh pelayanan yang tidak memuaskan yang diterima oleh warga serang
utara yaitu pada masyarakat Kecamatan Binuang, salah satunya yaitu mengenai
persengketaan tanah antara masyarakat dengan tanah milik TNI AD dengan tanah
leluhur nenek moyag mereka, dimana masyarakat hingga saat ini belum diberi
kejelasan dan kepastian mengenai hak – hak tanah mereka, bpk Hafifi mengatakan
bahwa ketika mereka melaporkan ke anggota DPRD komisi 1 Ahmad Soleh,
namun tidak ada tanggapan dari anggota komisi 1 hingga sekarang.
Berdasarkan uraian di atas, Anggota DPRD sebagai aktor politik dalam
memperjuangkan hak-hak rakyat harus melalui kegiatan komunikasi politik.
Pengertian komunikasi politik secara sederhana bermakna komunikasi yang
melibatkan aktor aktor politik, atau berkaitan dengan pemerintahan dan kebijakan.
Aktor - aktor politik dimaksud bisa sebagai kelompok seperti Parpol, Organisasi
Masyarakat, dan bisa juga sebagai individual seperti anggota anggota DPRD,
Tokoh Politik dan Pengusaha. Komunikasi politik merupakan proses
penyampaian pesan yang terjadi pada saat fungsi anggota DPRD dijalankan,
antara lain: menyalurkan aneka ragam aspirasi dan pendapat politik rakyat dan
78
mengaturnya sedemikian rupa penggabungan kepentingan (interest aggregation)
dan perumusan kepentingan untuk diperjuangkan menjadi “kebijakan publik” baik
berupa Perda, Keputusan atau Peraturan Kepala Daerah. Dalam prakteknya
komunikasi politik anggota DPRD sangat kental dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kemampuan DPRD dalam menjelaskan mempertanggungjawabkan
setiap kebijakan publik secara proporsional
Pertanggungjawaban DPRD menjadi penting untuk akuntabilitas publik.
Bahkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
secara tegas mengharuskan setiap anggota DPRD melakukan pertanggungjawaban
secara moral ke daerah pemilihan (konstituen). Mekanisme pertanggungjawaban
tersebut diatur lebih lanjut dalam tata tertib masing-masing DPRD.
Publik sesungguhnya sangat menaruh harapan untuk bisa mendapatkan
informasi tentang kinerja wakilnya di parlemen. Seberapa jauh realisasi aspirasi
yang diperjuangkan termasuk janji-janjinya saat pemilu. Ini menjadi penting
sekaligus sebagai akuntabiltas kinerja sebagai pejabat publik yang harus selalu
siap dievaluasi oleh publik. Bukan hanya itu, kemampuan anggota DPRD
menjaga hubungan dengan pemilih, secara rutin berbagi informasi perkembangan
agenda kerja di DPRD telah berhasil menanamkan investasi politik untuk jangka
panjang.
Di era otonomi Daerah ini, DPRD sebagai lembaga perwakilan memiliki
peran sentral untuk secara optimal mewujudkan apa yang menjadiharapan
masyarakat atau paling tidak memperjuangkan aspirasi rakyatnya (konstituen).
79
Dalam konteks ini, perlu tercipta kedekatan hubungan antar konstituen, baik
dalam arti pemilih maupun dalam arti penduduk wilayah yang diwakili, dengan
wakil – wakilnya di DPRD. Dalam lain perkataan, apa yang dilakukan DPRD
semestinya dalam rangka menuju apa yang menjadi harapan masyarakat dan tentu
saja kesemuanya itu harus mampu dipertanggungjawabkan pada rakyat
(accountable).
Ironisnya dalam sistem proporsional dengan daftar calon terbuka ini,
hubungan antara konstituen dengan anggota dewan yang diwakili di parlemen
cenderung kabur, sehingga akuntabilitas anggota DPRD pun cenderung rendah.
Ini berarti bahwa rakyat konstituen, sering tidak tahu kepada siapa mereka harus
menyampaikan tuntutan dan dukungan politik mereka harus menyampaikan
tuntutan dan dukungan politik mereka.
Hanya saja dari pengalaman kita mengetahui bahwa tugas – tugas tersebut
tidak berjalan secara optimal karena masih minimnya pemahaman anggota DPRD
tentang fungsi – fungsi utamanya. Sebagaimana kita ketahui, bahwa ada 3 fungsi
penting yang dimiliki oleh DPRD, yaitu : fungsi legislasi, fungsi kontrol atau
pengawasan, dan fungsi budget atau anggaran. Dalam mencermati DPRD sebagai
lembaga legislasi, harus dipahami bahwa setelah mendapatkan mandat dan
kepercayaan dari rakyat, maka anggota DPRD bertugas menyerap aspirasi dan
mengartikulasi kepentingan rakyat serta merumuskannya dalam sebuah kebijakan
daerah (PERDA). Kebijakan inilah yang nantinya akan menjadi landasan kerja
bagi para eksekutif, dengan dukungan jajaran birokrasi.
80
Untuk dapat merealisasikan fungsinya dengan baik, dengan sendirinya
mutu atau kualitas anggota DPRD harus memiliki kecakapan, pengalam serta
pengetahuan dalam hal untuk memecahkan masalah - masalah kehidupan yang
dihadapi rakyat . Pengetahuan dan kecakapan itu diperoleh melaui pendidikan dan
pengalaman. Demikian juga dalam menjalankan fungsi pengawasan, maka
diperlukan pula pendidikan dan pengalaman. Dari data peneliti ketahui
latarbelakang pendidikan anggota DPRD Kabupaten Serang hususnya DAPIL
(daerah pemilihan) satu yaitu terdiri dari sepuluh anggota, enam diantaranya
berpendidikan tamatan SMA.
Salah satu fungsi DPRD yaitu fungsi kontrol atau pengawasan, harus
dipahami bahwa setelah merumuskan dan mengesahkan suatu kebijakan daerah,
maka DPRD harus melaksanakan fungsi pengawasan atas implementasi kebijakan
daerah tersebut, apakah sudah sesuai dengan aspirasi yang berkembang di
masyarakat tentunya hal ini harus ada jaminan bahwa penerima mandat, yaitu
eksekutif menjalankan kebijakan tersebut. Persoalan klasik yang turut menghantui
proses pengawasan ini adalah DPRD belum memiliki kemampuan yang memadai.
Karena harus ada perimbangan kemampuan dan keahlian antara lembaga yang
diawasi dan lembaga yang mengawasi, sangat sulit bagi institusi yang memiliki
obyek pengawasan. Pada konteks inilah seharusnya DPRD perlu menyiapkan Tim
ahli untuk dapat membantu dalam menunjang kelancaran tugas – tugasnya
sebagaimana eksekutif yang juga memiliki banyak tim ahli yang cukup
berpengalaman.
81
Gambar 4.3 Proses Kebijakan Publik Berupa Perda
Sumber: Hasil Penelitian
Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa perda adalah peraturan
perundang – undangan yang dibentuk dewan perwakilan rakyat daerah dengan
persetujuan bersama kepala daerah. Materi muatan perda adalah seluruh materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Termasuk menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang – undangan lebih tinggi.
Undang - Undang
PP
(peraturan presiden)
PERDA
PERPUB
(Peraturan Bupati)
82
Gambar 4.4
Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) DPRD Kab. Serang
Sumber : Hasil Penelitian
Keterangan dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa rancangan
peraturan daerah dapat berasal dari DPRD atau Bupati. Rancangan peraturan
daerah yang bersala dari DPRD atau Bupati disertai penjelasan atau keterangan
dan atau naskah akademik. Rancangan raperda diajukan berdasarkan program
legislasi daerah. Rancangan perda yang berasal dari DPRD dapat diajukan oleh
anggota DPRD, komisi, gabungan komisi, atau Badan Legislasi Daerah
disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD disertai dengan penjelasan
atau keterangan dan atau naskah akademik, daftar nama dan tanda tangan
pengusul, dan diberikan nomor pokok oleh Sekretariat DPRD. Dari pimpinan
DPRD lalu disampaikan kepada Badan Legislasi Daerah untuk dilakukan
Raperda bersal dari:
1.Hak inisiatif DPRD
2. Bupati
Raperda DPRD secara
tertulis disampaikan ke
pimpinan DPRD
Badan legislasi
daerah untuk
dilakukan
pengkajian.
Rapat paripurna
DPRD
a. Setuju
b. Setuju dengan
pengubahan
c. penolakan
BUPATI
BUPATI dan
DPRD untuk
mendapatkan
persetujuan
bersama
Persetujuan tidak dapat
dicapai secara
musyawarah untuk
mufakat, keputusan
diambil berdasarkan suara
terbanyak dan sesuai
dengan peraturan
perundang - undangan.
83
pengkajian pada rapat paripurna DPRD. Dalam rapat paripurna DPRD yaitu
adanya pengusul memberikan penjelasan, fraksi dan anggota DPRD lainnya
memberikan pandangan, dan pengusul memberikan jawaban atas pandangan
fraksi dan anggota DPRD lainnya. Dan di rapat paripurna DPRD memutuskan
usul rancangan peraturan daerah berupa: a. persetujuan, b. persetujuan dengan
pengubahan atau c. Penolakan.
Rancangan peraturan daerah yang berasal dari Bupati diajukan dengan
surat Bupati kepada pimpinan DPRD. Rancangan peraturan daerah yang berasal
dari Bupati disiapkan dan diajukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
– undangan.
Rancangan peraturan daerah yang berasal dari DPRD atau Bupati dibhas
oleh DPRD dan Bupati untuk mendapatkan persetujuan bersama. Pembahsan
rancangan peraturan daerah dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan, yaitu
pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat II.
Pembicaraan tingkat I.
1. Rancangan peraturan daerah berasal dari Bupati dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut :
a. Penjelasan Bupati dalam rapat paripurna mengenai rancangan
peraturan daerah
b. Pandangan umum fraksi terhadap rancangan peraturan daerah, dan
84
c. Tanggapan dan atau jawaban Bupati terhadap pemandangan umum
fraksi.
2. Rancangan peraturan daerah berasal dari DPRD dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut :
a. Penjelasan pimpinan komisi, pimpinan gabungan komisi, pimpinan
Badan Legislasi Daerah, atau pimpinan panitia khusus dalam rapat
paripurna mengenai rancangan peraturan daerah.
b. Pendapat Bupati terhadap rancangan peraturan daerah, dan
c. Tanggapan dan atau jawaban fraksi terhadap pendapat Bupati
3. Pembicaraan tingkat II meliputi :
a. Penyampaian laporan pimpinan komisi atau pimpinan gabungan
komisi atau pimpinan panitia khusus yang berisi proses pembahasan.
b. Permintaan persetujuan dari anggota secara lisan oleh pimpinan rapat
paripurna.
c. Pendapat akhir bupati
Ketika Persetujuan tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat,
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan.
Sesuai dengan Tata Tertib DPRD Tahun 2010 Bab II Pasal 2, bahwa
DPRD memiliki fungsi salah satunya yaitu fungsi legislasi dimana DPRD
85
merupakan institusi yang sangat penting bagi demokrasi dan pembangunan. Juga
bagi tercapainya potensi demokrasi yang diwujudkan melalui pemilihan umum.
Lembaga legislasi daerah adalah lembaga penyampai kepentingan dan aspirasi
masyarakat yang diubah ke dalam kebijakan.
Fungsi utama lembaga ini adalah mewakili kebutuhan, aspirasi, perhatian
dan prioritas masyarakat dengan mengartikulasikan masukan serta aspirasi
masyarakat, lalu mengubahnya menjadi kebijakan.
Seperti yang diungkapkan oleh anggota DPRD H. F dari fraksi partai Golkar
mengatakan bahwa :
“Setiap kebijakan yang anggota buat bersama eksekutif selalu berpihak
pada kepentingan rakyat banyak, kebijakan di buat berasal dari aspirasi
masyarakat.”
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses kebijakan publik itu
berlangsung dalam ruang yang dipenuhi oleh beragam kepentingan, baik dari para
aktor pemerintah, Parlemen, masyarakat sipil atau pun para pelaku ekonomi.
Fungsi legislasi merupakan suatu proses untuk mengakomodasi berbagai
kepentingan para pihak (stakeholders), untuk menetapkan bagaimana
pembangunan di daerah akan dilaksanakan.
Disamping itu, dalam menjalankan fungsi legislasi ini DPRD berperan
pula sebagai policy maker, dan bukan policy implementer di daerah. Artinya,
antara DPRD sebagai pejabat publik dengan masyarakat sebagai stakeholders, ada
kontrak sosial yang dilandasi dengan fiduciary duty. Dengan demikian, fiduciary
duty atau kewajiban ini harus dijunjung tinggi dalam setiap proses fungsi legislasi.
86
Karena berkaitan dengan produk legislasi maka dalam menjalankan fungsi
pengawasan akan lebih melihat sejauhmana dan bagaimana lembaga legislatif
telah menjalankan kegiatan sesuai dengan arah dan tujuan kebijakan yang telah
ditetapkan. Apakah dalam mencapai tujuan kebijakan atau program itu, lembaga
legislatif telah menggunakan cara - cara yang benar. Serta apakah dalam
mencapai tujuan kebijakan atau program muncul kendala atau persoalan.
Namun pada praktiknya anggota dewan tidak melakukan kewajiban
sebagai anggota dewan, seperti yang dikatakan oleh warga yang bernama Mia
Magfiroh, bahwa:
“ seperti yang saya pribadi rasakan selama ini, masyarakat tidak dilibatkan
dalam setiap proses pembuatan kebijakan, mereka hanya lebih
memetingkan kepentingan pribadi maupun kepentingan partai politiknya.”
Jika sebuah kebijakan tidak melibatkan masyarakat bawah, maka sebuah
kebijakan itu akan berdampak buruk bagi pembuat kebijakan, seperti masih
banyaknya aksi demonstrasi yang terjadi selama ini. Bagaimana anggota DPRD
menyikapi efek atau dampak dari sebuah kebijakan yang menyebabkan konflik
yang terjadi, seperti yang dikatakan H. Ubaedillah Anggota DPRD dari Fraksi
Partai PPP:
“Itu hak mereka, tidak apa mereka melakukan aspirasi mereka melaui aksi
demo selama meraka masih terkendali dan sesuai dengan aturan yang ada
dan selama aksi tersebut tidak anarkis.
Sebuah kebijakan sebaiknya lebih memprioritaskan keinginan masyarakat
banyak, aspirasi masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan reses yang
dilakukan anggota dewan yang dilakukan tiga kali dalam setahun, dapat juga
melalui pengawasan, ataupun dapat melalui proposal yang diajukan masyarakat ke
87
kantor dewan ataupun aspirasi dapat langsung dibicarakan melalui anggota dewan
perwakilan daerahnya. Namun semua hal tersebut tidak berjalan efektif, seperti
yang diungkapkan Mia Magfiroh Mahasiswi dari Desa Sukajaya, Kecamatan
Pontang yang berpendapat mengenai kegiatan reses bahwa:
Menurut saya kegiatan reses selama ini belum maksimal, masih banyaknya
aspirasi yang belum terealisasi. Dan menurut saya, kegiatan reses yang
dilakukan anggota dewan selama ini belum sesuai dengan aturan Tata
Tertib DPRD 2010, dikarenakan yang saya sedikit ketahui itu kalau
kegiatan reses itu dilakukan satu kegiatan satu anggota selama 6 hari,
namun kalau saya liat, kegiatan reses yang saya liat itu satu kegiatan reses
dilaksanakan dengan banyak anggota atau berkelompok, itupun
dilalaksanakan hanya dengan beberapa jam. Jadi tidak sesuai dengan
aturan tata tertib DPRD yang ada.
Foto 4. 1
Kegiatan Reses masa Sidang III, yang dilakukan di kecamatan
Binuang tanggal 19 – 27 Desember 2011.
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Dari gambar di atas terlihat bahwa kegiatan reses tidak berlangsung
efektif, dikarenakan kegiatan reses yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten
serang hususnya anggota DPRD dapil satu selama periode 2009 hingga periode
2014, pada praktiknya pada masa persidangan ke III Desember Tahun 2011,
kurang lebih 27 bulan mereka dianggkat menjadi anggota dewan, baru sekali itu
88
bulan Desember 2011 masa persidangan III mereka melakukan kunjungan
kegiatan reses. Dan kegiatan resesnya pun tidak sesuai dengan aturan Tata Tertib
DPRD Tahun 2010 Kabupaten Serang. BAB VIII Pasal 66 ayat (4) bahwa masa
reses dilaksanakan paling lama 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) kali reses.
Namun pada kenyataan di lapangan bahwa kegiatan reses sebagai salah satu jaring
aspirasi hanya dilakukan satu hari dengan berkelompok. Dan SPJ (surat
pertanggungjawaban) anggota berubah menjadi singkatan Surat Pura - pura jujur.
Seperti yang terlihat dibawah ini :
Foto 4.2
Laporan tertulis anggota DPRD dalam pelaksanaan masa reses
Sumber : Hasil Penelitian
Dari foto di atas terlihat bahwa pertanggungjawaban akan laporan tertulis
atas hasil pelaksanaan pada masa reses sebagaimana yang disampaikan pada pasal
(6) bertuliskan bahwa Anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok wajib
membuat laporan tertulis atas hasil pelaksanaan tugasnya pada masa reses. Pada
89
prakteknya anggota tidak melalukan laporan tertulis, yang melakukan SPJ yaitu
Kasi dan staf Sekretariat DPRD yang dilakukan di dalam rumah, dan melakukan
absensi atau daftar hadir masyarakat, kwitansi, nota dan cap palsu.
Masih minimnya akuntabilitas yang dilakukan anggota DPRD, sehingga
hingga saat ini masih banyaknya kebijakan yang masih bermasalah, seperti
masalah yang belum kunjung yang terjadi di Serang Utara yaitu daerah pemilihan
satu (DAPIL 1), seperti kebijakan mengenai penambangan pasir tirtayasa SK No
540/-Kep-Huk 2003 tertanggal 21 Januari 2003 tentang pemberian izin
penambangan pasir laut lepas di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa. dan
permasalahan mengenai air limbah perusahaan Indah Kiat, seperti yang
diungkapkan oleh MM, Mahasiswi dari Desa Sukajaya, Kecamatan Pontang.
bahwa:
“Meski telah ditolak oleh masyarakat serang utara dari tahun 2004.
Pemerintah daerah kabupaten serang tetap saja mengeluarkan izin
penambangan pasir di pesisir serang utara khususnya kecamatan Tirtayasa.
Saya menilai kebijakan pemerintah daerah ini merupakan bentuk
penghianatan terhadap rakyat. Penambangan pasir laut tahun 2004 yang
lalu saja tidak ada pengawasan secara maksimal dalam kegiatan
pembangunan, tidak ada batas – batas wilayah penambangan, teknis
penambangan yang tidak jelas. Dan Sungai ciujung yang diakibatkan dari
limbah pabrik PT. Indah Kiat, sungainya itu sudah tidak bisa dimanfaatkan
dan digunakan lagi oleh warga karena kondisi dan kualitasnya yang tidak
memungkinkan untuk digunakan. Selain warna air yang sudah menjadi
hitam pekat, ternyata mengandung minyak dan berbau busuk, oleh karena
itu, airnya nya itu tidak bisa digunakan masyarakat dalam aktivitas sehari
– hari seperti mandi, mencuci, memasak karena telah menyebabkan
munculnya penyakit – penyakit pada warga yang memaksa tetep
menggunakan air sungai ciujung”.
Seperti yang terlihat dalam foto di bawah ini.
90
Foto 4. 3
Sungai Ciujung yang tercemar
Sumber: Dokumentasi komisi IV
Dari foto di atas terlihat bahwa keadaan air sungai Ciujung yang semakin
keruh dan berwarna, sehingga tidak layak digunakan masyarakat lagi.
Degradasi kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Serang telah semakin
mengkhawatirkan, hal ini dipicu akibat berbagai aktivitas korporasi yang tidak
ramah lingkungan serta didukung kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Serang
yang tidak melindungi hak – hak serta sumber – sumber kehidupan rakyat.
Praktek kebijakan tersebut terlihat jelas dalam pemberian ijin eksploitasi
pasir laut di teluk Banten. DI Kecamatan Tirtayasa sejak Tahun 2004 dan
Pembiaran pencemaran sungai DAS Ciujung, oleh PT. Indah Kiat.
Kerusakan laut di Teluk Banten, Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang,
akibat eksploitasi pasir laut telah menyeabkan dampak ekologis yang luar biasa,
diantaranya abrasi pantai, keruhnya air laut, serta rusaknya ekosistem di Teluk
Banten, selain itu, eksploitasi pun berdampak ekonomis, yaitu mengancam
sumber – sumber kehidupan rakyat setempat yang mayoritas nelayan.
91
Dan pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung di lebih 5
kecamatan yang dialiri oleh PT. Indah Kiat yang berdampak pada musnahnya
biota sungai dan menurunnya pendapatan petani serta nelayan.
Berdasarkan uraian di atas, praktek kebijakan ini jelas sangat bertentangan
dengan Undang – undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup dan tidak sesuai dengan amanat UUD 1945 dan TAP MPR No.
IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dengan
prinsip – prinsip dan tugas – tugas – tugas pokok sebagai berikut:
1. Memastikan bahwa seluruh kebijakan agraria dan pengelolaan sumberdaya
alam diselenggarakan berdasarkan semngat dan substansi dasar yang
tertuang dalam UU No. 32 tahun 2009.
2. Memberikan rekomendasi kepada siding paripurna DPRD untuk mencabut
berbagai kebijakan baik berupa keputusan maupun peraturan daerah tidak
sesuai dengan UU dan UUD 1945, serta merugikan bangsa Indonesia.
3. Memberikan rekomendasi kepada DPRD dan Presiden untuk mencabut
izin usaha pertambangan, yang menimbulkan perampasan sumberdaya
alam serta merusak lingkungan hidup dan menyebabkan bencana ekologis.
4. Melakukan evalasi menyeluruh terhadap system dan system dan
mekanisme pemberian ijin usaha eksploitasi sumberdaya alam dan
pemanfaatan tanah kepada perusahaan transnasional, swasta nasional dan
BUMN yang berakibat pada perampasan hal – hak masyarakat adat, petani
dan nelayan.
92
Dari uraian di atas jelas bahwa jika sebuah kebijakan atau perda yang
menyengsarakan kehidupan masyarakat seperti penambangan pasir tirtayasa dan
pencemaran sungai Ciujung, maka diharapkan melakukan pencabutan ijin
perusahaan dan mengevaluasi kembali kebijakan – kebijakan dan perda yang
menyengsarakan dan merugikan masyarakat. Namun sayangnya DPRD tidak
dapat memberikan sanksi kepada perusahaan yang melanggars ebuah kebijakan,
namun DPRD hanya bertugas mengawasi dan merekomendasikan kepada
eksekutif (pemerintahan daerah) yang bertindak, berwenang memberikan sanksi
kepada siapa saja yang melanggarnya.
D. Kemampuan DPRD memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan dan pemerintahan
Dalam aplikasinya, partisipasi politik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara guna mewujudkan pembanguna nasional yang sama rata dapat
dilakukan dalam proses pemilihan umum. Selain itu masih besarnya dominasi
pemerintah dalam proses - proses pembuatan kebijakan, perencanaan
pembangunan, pengganggaran, penyelenggaraan pelayanan publik serta
pengelolaan sumber daya dan aset daerah.
Dalam pelembagaan partisipasi, pemerintah dan daerah seringkali hanya
mengakui dan melibatkan kelompok - kelompok organisasi masyarakat sipil yang
berbadan hukum formal. Hal ini menyebabkan organisasi masyarakat dan atau
organisasi yang tidak berbadan hukum, misalnya paguyuban petani lokal,
93
pengusaha informal, seperti pedagang sayur, PKL, ojeg, kelompok nelayan,
kelompok kesenian lokal, dan asosiasi masyarakat adat tidak dilibatkan dalam
proses - proses pembangunan dan pemerintahan, perencanaan, penganggaran,
pelayanan publik serta pengelolaan sumber daya alam dan aset daerah. Padahal
peran mereka sebagai organisasi sosial, ekonomi dan budaya sangat kongkrit dan
berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan baik secara ekonomi, sosial
maupun budaya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Mia Magfiroh salah satu
warga daerah pemilihan satu, menyatakan bahwa :
“Jarang sekali ditemukan PP maupun Perda yang mengatur tentang
partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. Padahal PP atau Perda
merupakan sarana hukum yang penting bagi jaminan pengakuan keterlibatan
masyarakat dalam pemerintahan. Dilain pihak partisipasi saat ini lebih
bersifat spontan melalui beberapa wahana. Diantara wahana utama yang
sering dipergunakan sebagai media partisipasi adalah dengar pendapat
publik (public hearing) di DPRD, pengaduan di kotak-kotak saran, dan
melalui lembaga-lembaga resmi lainnya di desa seperti Badan
Permusyawaratan Desa. Meskipun demikian keterlibatan masyarakat tidak
sampai pada tingkatan pengambilan keputusan bersama dan kontrol oleh
warga, melainkan hanya sampai pada tingkat informasi dan konsultasi”.
Berdasarkan uraian di atas, anggota DPRD seringkali tidak melaksanakan
kewajiban untuk melibatkan warga dalam proses - proses kepemerintahan karena
tidak adanya insentif dan dis-insentif dari pemerintah pusat untuk menjalankan hal
tersebut. Karena itu kewajiban untuk menjalankan proses kepemerintahan yang
partisipatif wajib didorong melalui mekanisme insentif dan dis-insentif oleh
pemerintah pusat. Mekanisme insentif dan dis-insentif harus dilakukan baik
94
terhadap kelembagaan maupun terhadap pejabat publik yang mendorong atau
menghambat partisipasi masyarakat.
Atas dasar hal tersebut, sangat dibutuhkan instrumen kebijakan yang
memberikan kewajiban kepada pemerintah daerah untuk menjamin keterlibatan
masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan, perencanaan, penganggaran,
pengelolaan aset daerah dan pelayanan publik dengan memperhatikan secara
sungguh - sungguh kebutuhan, aspirasi dan harapan masyarakat.
Produk hukum yang dihasilkan para penyelenggara pemerintahan di
daerah (perda) harus dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur baku yang telah melembaga dan diketahui oleh masyarakat. Dalam hal
ini perlu pelibatan masyarakat secara sungguh – sungguh dan massih bukan
hanya sekedar simbolistik dalam proses pembahasan sampai pada penetapan.
E. Ada sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Dengan
pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian
pelaksanaan program atau kegiatan.
Kinerja anggota DPRD dapt dinilai kinerjanya oleh masyarakatnya atau
konstituennya Dapil satu. Kinerja dapat dilihat melalui beberapa katagori, dapat
dinilai melaui hasil prodak hukum yang dikeluarkan berupa perda – perda yang
anggota keluarkan, serta perubahan pembangunan kearah yang lebih baik bagi
konstituennya.
Seperti yang diungkapkan oleh anggota DPRD H. Um Setiajaya dari
Fraksi Partai Golkar, bahwa:
95
“. Kami sudah melaksanakan kinerja sudah sangat maksimal dan sudah
sesuai aturan, kita melaksanakan fungsi kami sebagai anggota DPRD
seperti melaksanakan pembuatan kebijakan, pengawasan dan
penganggaran keuangan”.
Anggota DPRD khususnya anggota yang berasal dari dapil satu sudah
merasa selama ini kinerja yang dilaksankan sudah cukup maksimal, namun tidak
sejalan dengan yang dikatakan oleh warga masyarakat H. Rukman Soleh, Warga
Desa Lontar. Kec. Tirtayasa bahwa:
“Kinerja anggota dewan Belum maksimal, sedangkan mereka bisa duduk
di DPRD akibat di pilih oleh masyarakat kita, yang seharusnya lebih
memperhatikan lagi masyarakat kita yaitu dapil 1 khususnya.bagaimana
menjalankan kewajibannya sebagai anggota DPRD jika kehadirannya saja
mereka jarang terlihat masuk kantor, bagaimana akan menjalankan
kegiatan dan melaksanakan kewajibannya. Ditambah anggota dari dapil 1,
10 anggota,hanya 4 yang lulusan sarjana”.
Masih banyaknya prodak hukum berupa perda yang belum efektif. Dimana
perda yang tidak sesuai dan tidak berpihak pada masyarakat. Perda itu sendiri
adalah peraturan daerah yang dibentuk dewan perwakilan rakyat daerah dengan
persetujuan bersama kepala daerah. Materi muatan perda adalah seluruh materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan,
termasusk menampung kondisi khusus daerah penjabaran lebih lanjut peraturan
perundang – undangan lebih tinggi.
Contoh kasus yang terjadi selama ini di daerah kabupaten Serang
mengenai penambangan pasir yang dapat merusak lingkungan hidup, dengan
adanya surat Keputusan Bupati bersama DPRD yang perlu di evaluasi kembali
karena SK tersebut tidak sesuai dengan perda No. 8 Tahun 2010, PP Nomer 19
96
Tahun 1999 dan tidak sejalan dengan Undang – Undang Nomer 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan penegelolaan lingkungan hidup.
Dan beberapa contoh perda yang lambat dibuat oleh DPRD bersama
eksekutif, yaitu pada kasus kemiskinan yang terjadi d kecamatan Binuang karena
sampai saat ini yaitu masalah alokasi anggaran untuk penanganan kemiskinan
terkendala payung hukum karena sampai sampai sekarang tidak memiliki
peraturan daerah mengenai hal itu. Kecamatan Binuang merupakan masuk
katagori paling miskin, terdapat 50 persen dari total 6.363 rumah tangga. (data
Bappeda Kab. Serang).
Berdasarkan uraian di atas bahwa kinerja anggota dewan yang diberikan
kepada kostituennya belum maksimal, dan tidak adanya sarana bagi masyarakat
konstituen DAPIL satu dalam menilai kinerja anggota dewan.
97
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Akuntabilitas Kinerja Anggota
DPRD Daerah Pemilihan satu belum baik, dimana anggota dewan belum
melaksanakan peran dan fungsinya secara maksimal. Maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tidak adanya trnsparansi atau keterbukaan informasi anggota dewan
berikan kepada konstituennya.
2. Pelayanan yang diberikan anggota dewan kepada konstituennya tidak
memuaskan, karena masih lambannya pelayanan, dalam hal pengaduan
aspirasi, kritik dan permasalahan yang dialami konstituennya.
3. Masih adanya kebijakan perda yang menyengsarakan masyarakat daerah
pemilihan satu, seperti belum dicabutnya SK No.540/-Kep-Huk 2003
tentang pemberian izin penambangan pasir laut lepas di Desa Lontar
Kecamatan Tirtayasa, dan belum juga dicabutnya izin perusahaan indah
kiat karena limbah pabrik yang mencemarkan sungai ciujung. Kedua kasus
tersebut menunjukan lambatnya kinerja anggota legislatif dalam mencabut
kedua izin tersebut karena kebijakan tersebut tidak berpihak pada
masyarakat daerah pemilihan satu.
98
4. Masyarakat dapil satu tidak pernah dilibatkan dalam proses pembangunan,
kurangnya perhatian anggota legislatif untuk lebih mengenal
konstituennya, sehingga tidak adanya ruang bagi masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan pemerintahan.
5. Rakyat hanya dapat menilai kinerja anggota dewan dari hasil kebijakan
atau ouput yang dikeluarkan. Output tersebut berupa perda yang dapat
dirasakan langsung dampakya oleh masyarakat. Jika kebijakan tersebut
lebih berpihak pada kehidupan yang lebih baik untuk rakyatnya, maka
kinerja anggota dewan dapat dikatakan cukup baik. Namun sebaliknya,
jika setiap kebijakan berdampak negatif atau mensengsarakan rakyat dapil
satu, maka masyarakat dapat menilai kinerja anggota dewan tersebut
buruk. Jadi intinya masyarakat hanya dapat menilai kinerja dari output
yang dikeluarkan anggota dewan dapil satu berpihak atau tidak terhadap
kontituennya.
5.2.Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, berikut saran yang peneliti
berikan kepada nggota DPRD Kabupaten Serang daerah pemilihan satu dalam hal
meningkatkan akuntabilitas kinerja :
1. Memaksimalkan kinerja dengan lebih membuka keran informasi, dengan
memkasimalkan situs website yang di miliki anggota dewan. Harus lebih
sering mendatangi konstituennya untuk memberikan informasi yang akurat,
sehingga konstituen merasa diperhatikan anggota dewan.
99
2. Meningkatkan pelayanan yang prima dengan melakukan kegiatan
pembekalan budaya kerja, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis
kepada anggota.
3. Mengevaluasi kembali perda atau kebijakan yang meyesengsarakan rakyat.
4. Lebih memperhatikan konstituennya untuk terlibat dalam pembuatan raperda
(rancangan peraturan daerah). Agar konstituen merasa dilibatkan dalam
proses pembuatan kebijakan.
5. Perlu dilakukan peningkatan kualitas anggota, baik dari segi pengalaman dan
juga pelatihan yang berhubungan dengan tugas dan fungsinya agar kualitas
kinerja anggota semakin baik.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita,Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
Graham Ilmu.
Alwasilah,A.Chaedar.2006. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Andrianto,Nico. 2007. Good e-Government: Transoaransi dan Akuntabilitas
Publik Melalalui e-Government. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.
Anwar,Yusuf. 2006. Good Governance dalam Rangka Optimalisasi Fungsi dan
Peran DPRD, KPK, Jakarta.
Cipto,Bambang. 1995. DPR dalam era pemerintahan modern. Jakarta : PT.
Grafindo Perkasa
Cipto,Bambang. 2000. Teori Perbandingan Politik: penelusuran paradigm.
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Huberman & Miles. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
Press
Irawan,Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta : DIA FISIP Universitas Indonesia
Keban,Yeremis T. 1995. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah: Pendekatan
Manajement dan Kebijakan. Yogyakarta : MAP-UGM
Lapalombara danWeiner. 2008. Mengelola Partai Politik.. Jakarta : Yayasan
Obor,
Marbun,BN. 2006. DPRD,Pertumbuhan dan cara kerjanya.Jakarta:Pustaka Sinar
Harapan.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Andi
“ .2006. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Rosda.
Miles,B Matthew dan Huberman, Michael A.1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI Perss.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Nasution.S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Pasolong,Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
Perwira,Indra. 2006. Tinjauan Umum Peran dan Fungsi DPRD, KPK Jakarta
Prawirosentono,Suyudi. 1992. Kebijakan kinerja karyawan : kiat membangun
organisai kompetitif menjelang perdagangan bebas dunia. Yogyakarta :
BPFE
xvii
Rush,Michael dan Philip Althoff. 2003. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:
Rajawali Pers.
Subagyo,firman. 2009. Menata partai politik,dalam arus demokratisasi Indonesia.
Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sumarto,Hetifah.2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance (20 Prakarsa
Inovatif dan Partisipatif di Indonesia). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sumodiningrat,Gunawan.1999. Pemberdayaan masyarakat & JPS. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Surakhmad, winarno. 1994. Metode dan tekhnik akuntabilitas. Bandung
Suryabrata,Sumadi. 1992. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Suwandi,dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta
Toha,Miftah. 2000. Peran Ilmu Administrasi Publik dalam Mewujudkan Tata
Pemerintahan yang Baik. Yogyakarta
Widodo,Joko. 2006. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Jawa timur:
Bayumedia Publishing
Dokumen
Undang - Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
Data kejadian aksi unjuk rasa Sat Intelkam Polres Serang Tahun 2010- September
2011
Suber Lain
www. Serangkab.go.id
www.DPRD.kab.go.id
1
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI
Q
I
I1.1
Q1
Bentuk informasi seperti apa yang anggota DPRD berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
Informasi yang biasa itu bias berupa program kerja anggota dewan.
Q2
Cara atau pendekatan seperti apa yang anggota DPRD lakukan
kepada konstituennya dapil 1?
Pendekatannya ya berupa sharing, hearing, atau face to face, dengan
datang
Q3
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
Sebenanya segala informasi tidak ada yang ditutupi, kita bersifat
terbuka, apalagi di zaman skarang ini, masyarakat sudah lebih pintar
dan cerdas dalam mencari dan mendapatkan informasi..
Q4
Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
Semua informasi kita publikasikan, dari pengawasan, program anggota
dewan.dsb
Q5
Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai
kemasyarakat secara tepat?
Biasanya kita mengadakan pertemuan dengan masyarakat atau forum,
sehingga informasi bias sampai kemasyarakat dengan tepat.
Q6
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Kita mulai ada websait mulai dari awal januari tahun ini awal 2012.
Sehingga masyarakat dapat membuka dan meilhat semua kegiatan dan
jadwal kegiatan anggota DPRD.
Q7
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
tidak perlu waktu banyak atau lama, masyarakat dapat membuka di
website nya kita DPRD.go.id
2
Q8
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
konstituennya dapil 1?
Kisa selalu memberikan pelayanan secara maksimal untuk seluruh
masyarakat khususnya konstituen kita dapil 1, jika ketika masyarakat
mempunyai keluhan atau saran, kita selalu tampung, dan sebisa mungkin,
kita selalu usahakan apa yang masyarakat mau dan minta dari kita.
Q9 Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di
dengar atau ditindaklanjuti?
Kita selalu mengusahakan setiap masalah atau pengaduan yang
masyarakat keluhkan ke kita, sebisa mungkin kita usahakan untuk
memecahkan masalah yang mereka punya.
Q10 Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini
diberikan kepada kontituennya selama ini sudah maksimal?
Selama ini kita merasa sudah cukup maksimal.
Q11
Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan
yang bermasalah dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
Wajar saja, setiap kebijakan masyarakat selalu ada yang pro maupun
ada yang kontra, namun kita selalu menyikapinya secara baik saja.
Ketika mereka yang kontra maka kita akan menjelaskannya.
Q12
Apakah ada hambatan dalam merealissikan sebuah kebijakan di
lingkungan masyarakat dapil 1?
Hambatan selalu ada saja, ya itu tadi ketika menemukan masyarakat
yang kontra atau melihat sesuatu tidak secara keseluruhan.
3
Q13
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
konstituen dapil 1?
Tidak hanya saja yang mnsosialisasikan sebuah kebijakan, bias juga
instansi yang terkai maupun dari media elektronik ataupun media cetak.
Q14
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
Semua elemen masyarakat terlibat dalam pembangunan pemerintahan,
hanya mungkin jalurnya saja, aspirasi masyarakat ditampung kemudian
diwakili oleh tokoh masyarakat, dan seterusnya, jadi aspirasi masyarakat
yang paling bawah ikut sangat berperan penting.
Q15
Apakah kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
kita sendiri merasa apa yang kita lakukan untuk masyarakat khususnya
masyarakat dapil 1 sudah merasa maksimal.
Q16
Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil
1 terhadap konstituennya?
Yaa kita selalu mengedapankan hak – hak konstituen kita, ketika mereka
mempunyai masalah maka kita coba menyelesaikannya.
Q17 Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya? Apa hanya dengan reses sajakah?
Kegiatan tidak hanya berupa sosialisasi kepada masyarakat, ajang
aspirassi masrakat atau yang kita sebut dengan reses, kita juga selalu
melaksanakan pengawasa – pengawasan.
4
Q18 Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk
rasa dikantor dewan selama ini?
Unjuk rasa merupakan bntuk kasih sayang masyarakat terhadap
pemerintahan.. mereka tanya kita mencoba meluruskannya saja.
Q19
Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
Issu unjur rasa untuk tahun – tahun ini sih seringnya masyarakat
berdemo masalah kasus kasus limgkungan, kalau di dapil 1 sendiri
seperti penambangan pasir tirtaysa dan masih mengenai pencemaran
limbah PT. indah kiat.
Q20
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan Indah
Kiat ?
Samapai saat ini masih kita bicarakan bersama bupati, pengusaha dan
masyarakat untuk mendapatkan winwin solution.
Perusahaan yang membuang limbah ke sungai Ciujung bukan PT IKPP
saja, tapi masih ada puluhan perusahaan lain. Tetapi volume limbah
puluhan perusahaan itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan volume
limbah yang dikeluarkan oleh IKPP. Indah Kiat itu mencapai 43 ribu
kubik per hari. Kalau perusahaan – perusahaan yang lain dikumpulkan,
itu sampai 1.500 kubik juga tidak ada.
5
Q
I
I1.2
Q1
Bentuk informasi seperti apa yang anggota berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
Semua informasi kita berikan, tidak ada yng kami tutup tutupi, semua
jenis informasi bersifat terbuka.
Q2
Cara atau strategi seperti apa yang anggota DPRD lakukan kepada
konstituennya dapil 1?
Kita dapat melakukan dengan strategi kunjungan kerja ataupun reses.
Q3
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
Kita usahakan smua jenis informasi itu tidak ada yang ditutupi, kita
bersifat terbuka.
Q4
Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
Semua bentuk informasi.
Q5
Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai
kemasyarakat secara tepat?
Dengnan cara ketika kita kunjungan kerja, ataupun misalnya masyarakat
yang dating ke kita, bias juga melaui media ataupun website kita.
Q6
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
kita mempunya website yaitu www.DPRDkab.serang.go.id disitu
masyarakat dapat mudah mengakses dan melihat kegiatan dan berita apa
saja yang terjadi di lingkungan DPRD Kab. Serang.
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
6
Q7 Masyarakat dengan mudah mengakses, sehingga tidak perlu waktu yang
cukup lama.
Q8
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
konstituennya dapil 1?
Kita sebagaI anggota DPRD hususnya dapil 1 yaitu dengan cara
menerima dan menampung aspirasi masyarakat kita, ketika mereka
daang ke kantor kami, kita usahakan menampung aspirasi mereka.
Q9
Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di
dengar atau ditindaklanjuti?
Sebisa mungkin kita tindaklanjuti setiap aspirasi dan keluhan mereka.
Q10
Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini
diberikan kepada kontituennya selama ini sudah maksimal?
Selama ino kita merasa sudah maksimal.
Q11
Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan
yang bermasalah dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
Prodak hukum yang kita buat kan untuk kemaslahatan masyarakat
banyak, bukan untuk mensengserakan rakyat kita. Jadi
Kita selalu terima setiap ada nya aksi unjuk rasa. Dan kita coba jelaskan
dan luruskan.
Q12
Apakah ada hambatan dalam merealissikan sebuah kebijakan di
lingkungan masyarakat dapil 1?
Tidak ada.
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
7
Q13 konstituen dapil 1?
Dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan mengedepankan tugas
pokok Dewan salah satu diantaranya yaitu Pengawasan.
Q14
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
Masyarakat yang kritis akan kebijakan Pembangunan seperti Tokoh
Masyarakat, LSM dan Mahasiswa.
Q15 Apakah kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
Belum karena masih belum terasanya Pemerataan Pembangunan
Daerah.
Q16
Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil
1 terhadap konstituennya?
Dalam bentuk Rekomendasi Komisi maupun dalam Rekomendasi Hasil
Laporan dari kegiatan Reses.
Q17
Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya?
Kita selalu melaukan kegiatan salahsatunya yaitu kegiatan menampung
aspirasi konstituen, dimana kita melaksanakan ASMARA menjaring
aspirasi masyarakat yang sudah diatur didalam TATIB DPRD. Itu salah
satu bentuk pertanggungjawaban kita terhadap masyarakat.
Q18
Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk
rasa dikantor dewan selama ini?
8
Itu hak mereka ya, tidak apa mereka melakukan aspirasi mereka selama
meraka masih terkendali dan sesuai dengan aturan yang ada dan selama
tidak anarkis.
Q19
Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
Biasanya bertema Sosial Pembangunan.
Q20
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan Indah
Kiat ?
Harus adanya pengkajian ulang untuk seluruh galian C dari Pemerintah
Daerah selaku pemberi izin dan audit lingkungan dari Kementerian
Lingkungan Hidup.
Terjadi kerusakan lingkungan di kawasan Serang Utara akibat limbah
Indah Kiat, perusahaan lain juga ikut mencemari. Tetapi Indah Kiat yang
paling besar andilnya. Tapi kita tidak bias emosional dan menutupnya
begitu saja. Di sana kan banyak yang kerja sampai puluhan ribu.
Q
I
I1.3
Q1
Bentuk informasi seperti apa yang anggota berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
Dalam Bentuk Reses yang dilakukan setiap 3 kali dalam satu tahun.
Q2
Cara atau strategi seperti apa yang anggota DPRD lakukan kepada
konstituennya dapil 1?
Dengan cara terjun langsung dan biasanya dilakukan dalam cara
9
Pengawasan komisi.
Q3
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
Tidak ada.
Q4
Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
Semua bentuk informasi, kita selalu terbuka dan tidak ada yang ditutupi.
Q5
Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai
kemasyarakat secara tepat?
Dengan cara sering melakukan pertemuan secara personal kepada
masyarakat
Q6
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Ada gak ya, bp juga kurang tau, kayanya mah ada ya.
Q7
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Biasanya Masyarakat sendiri yang menanyakan kepada anggota jikala
tidak adanya ini formasi yang diberikan dari anggota tersebut kepada
masyarakat.
Q8
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
konstituennya dapil 1?
Biasanya Anggota memberikan kemudahan dalam hal Pengajuan
proposal dari masyarakat.
Q9
Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di
dengar atau ditindaklanjuti?
Sebagian besar ditinjak lanjuti oleh anggota.
Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini
10
Q10 diberikan kepada kontituennya selama ini sudah maksimal?
Kita rasa sudah maksimal.
Q11
Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan
yang bermasalah dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
Jika ada suatu dampak yang terjadi pada masyarakat, biasanya
masyarakat melakukan atau meminta audiensi melalui pihak LSM
Maupun melalui pihak dari Desa atau kecamatan.
Q12
Apakah ada hambatan dalam merealisasikan sebuah kebijakan di
lingkungan masyarakat dapil 1?
Hambatan selau ada, tingga; bagaimana kita menyikapinya.
Q13
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
konstituen dapil 1?
Dengan cara mengadakan pertemuan langsung dengan mayarakat.
Q14
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
Biasanya masyarakan yang aktif dalam organisasi masyarakat atau pun
masyarakat yang aktif di organisasi kemahasiswaan.
Q15
Apakah kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
sudah
Q16
Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil
1 terhadap konstituennya?
Dengan melakukan fungsinya sebagai anggota Dewan dan mau
11
mendengarkan Keluhan dari Masyarakatnya.
Q17
Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya?
Banyak
Q18
Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk
rasa dikantor dewan selama ini?
Itu suatu tanggapan masyarakat yang positif karena masyarakatnya pun
ingin berkembang dengan adanya aksi unjukrasa.
Q19
Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
Pembangunan Jalan, Pembangunan Sekolah, Limbah dan yang sedang
ada saat ini yaitu Penggalian pasir.
Q20
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan Indah
Kiat ?
Kita akan membehas kembali denan investornya, agar tidak satu orngpun
yang dirugikan atas kasus itu, jikalau penambangan itu harus di tutup ya
kita tutup.
Kita dan Pemerintah daerah akan mengkaji ulang perijinan pembuangan
Limbahnya. Keberadaan PT IKPP selama ini nihil terhadap
pembangunan Kabupaten Serang. Kalaupun pajak, itu ke pusat. Saya
tidak pernah melihat peran Indah Kiat yang riil.
12
Q
I
I1.4
Q1
Bentuk informasi seperti apa yang anggota berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
Dengan bentuk lisan melalui pertemuan yang dilakukan oleh
perseorangan anggota tersebut.
Q2
Cara atau strategi seperti apa yang anggota DPRD lakukan kepada
konstituennya dapil 1?
Biasanya anggota melakukan pertemuan secara pribadi ataupun
penerimaan yang positif jikala masyarakat menjumpainya di kantor
DPRD.
Q3
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
Kita selalu terbuka qo untuk semua jenis informasi.
Q4
Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
Biasanya yang disajikan berupa data pembangunan di daerah dapil 1
Q5
Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai
kemasyarakat secara tepat?
Bias melalui media massa maupun biasanya masyarakat yang adatang ke
kita ataupun ke kantor kita.
Q6
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Saya kurang tahu ya. Udah ada apa belum.
Q7
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Tergantung apa dan siapa yang memberikan maupun yang menerima
Informasi tersebut. Bias juga disampaikan melalui media elektronik
maupun media ncetak.
Q8
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
13
konstituennya dapil 1?
Biasanya anggota dewan memberikan memo untuk membantu kelancaran
suatu acara atau pengajuan proposal.
Q9
Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di
dengar atau ditindaklanjuti?
Terganatung kepada siapa dan siapa yang mengajukan
Q10
Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini
diberikan kepada kontituennya selama ini sudah maksimal?
Sudah maksimal menurut saya.
Q11
Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan
yang bermasalah dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
Kita sebagai anggota DPRD selalu menyikapinya dengan positif.
Q12
Apakah ada hambatan dalam merealissikan sebuah kebijakan di
lingkungan masyarakat dapil 1?
Sudah tentu hambatan itu pasti ada.
Q13
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
konstituen dapil 1?
Dengan cara mengadakan pertemuan di masyarakat maupun di gedung
dewan.
Q14
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
Biasanya para sepuh, para aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat
maupun para mahasiswa.
14
Q15
Apakah kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
Sudah sangat maksimal.
Q16
Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil 1
terhadap konstituennya?
Dengan cara melakukan reses yang dilakukan 3 kali selama 1 tahun
Q17
Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya?
Sangat banyak.
Q18
Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk
rasa dikantor dewan selama ini?
Sangat bagus karena masyarakat sekarang ini harus peka dan kritis agar
Pembanunan dapat terealisasi dengan baik
Q19
Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
Biasanya isu yang diangkat mengenai pembangunan dan lingkungan.
Q20
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah PT Indah Kiat ?
Pemerintah daerah harus tegas dalam melaksanakan tugasnya agar
pencemaran tidak berdampak buruk kepada masyarakat.
Pemkab Serang memiliki hak bertindak tegas sesuai dengan undang –
undang jika terjadi pencemaran, kalau Indah Kiat tidak mengindahkan,
kita harus berani mengevaluasi keberadaan Indah Kiat.
15
Kita sangat melindungi investasi, tetapi jika investasi itu merusak
masyarakat, mending kita buang saja.
Q
I
I1.5
Q1
Bentuk informasi seperti apa yang anggota berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
Biasanya dalam bentuk lisan yang disampaikan oleh anggota Dewan
kepada masyarakat dapil 1.
Q2
Cara atau strategi seperti apa yang anggota DPRD lakukan kepada
konstituennya dapil 1?
Biasanya mengadakan pertemuan atau pengajian dirumah kita, atau
dengan acara pengajian di masyarakat.
Q3
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
Untuk informasi kita selalu terbuka untuk masyarakat kita khususnya
masyarakat dapil 1.
Q4
Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
Semua jenis informasi.
Q5
Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai
kemasyarakat secara tepat?
Biasanya dengan mengadakan jajak pendapat hearing.
Q6
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Ada namun kurang untuk pendelegasian web tersebut.
Q7
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Tergantung kepada pendeketan antara konsituen degan anggotanya.
16
Q8
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
konstituennya dapil 1?
Seluruh pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarskat.
Q9
Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di
dengar atau ditindaklanjuti?
Didengar dan ditinjaklanjuti sesuai dengan peraturan dan perundangan
yang berlaku.
Q10
Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini
diberikan kepada kontituennya selama ini sudah maksimal?
Sudah
Q11
Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan
yang bermasalah dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
Dengan cara yang positif tanpa berpihak kepada siapapun.
Q12
Apakah ada hambatan dalam merealissikan sebuah kebijakan di
lingkungan masyarakat dapil 1?
Sudah barang tentu hambatan itu pasti adanya dan tidak mungkin tidak
ada.
Q13
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
konstituen dapil 1?
Dengan cara melalui reses maupun mengadakan hearing bersama
dengan masyarakat.
Q14
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
17
Masyarakat yang kritis akan pembangunan biasanya masyarakat yang
tergabung dalam organisasi masyarakat, LSM atau mahasiswa dari
masyarakat sekitar.
Q15
Apakah kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
Sudah sangat maksimal menurut saya.
Q16
Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil
1 terhadap konstituennya?
Dalam bentuk penampungan atau perjuangan aspirasi
Q17
Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya?
Sudah banyak seperti melakukan kunjung kerja ke kecamatan –
kecamatan, ke sekolah – sekolah maupun ke desa - desa.
Q18
Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk
rasa dikantor dewan selama ini?
Kita menyikapinya dengan sangat bagus sekali karena masyarakat yang
seperti itu sangat membantu sekali untuk mengkritik sebuah kebijakan
maupun Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah terutama
Pemerintah Kabupaten Serang.
Q19
Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
Biasanya isu tentang pembangunan.
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
18
Q20
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan Indah
Kiat ?
Seharusnya pemerintah daerah peka dan sangat ketat mengawasi dan
memberikan Izin yang sangat ketat terhadap perusahaan – perusahaan
yang ada di kabupaten serang.
Kondisi realita di masyarakat Serang utara memang tercemari. Tetapi
apapun hasilnya, Indah Kiat tetap harus membuat pipa khusus ke laut.
Saya pesimis pencemaran akan tetap terjadi jika membuangnya masih ke
sungai.
Q
I
I2.1
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan program kerja anggota DPRD khususnya dapil
1?
Kita sebagai masyarakat dapil 1 belum begitu diperhatikan oleh anggota
dewan.
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Saya sih gak pernah tau menau ada atau egaknya website di kantor
anggota dewan.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Berapa lama, saya kurang tau, karena saya gak pernah buka – buka dan
gak pernah tau..
19
Q4
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
anggota DPRD dapil 1?
Saya pribadi berpendapat sih bahwa pelayanan yang anggota berikan
belum begitu maksimal.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Menurut saya belum maksimal, masalahnya, ketika kita menemui anggota
di aknornya, jarang terlihat, dan ketika proposal yang kita masukan ke
DPRD lama untuk ditinjaklajuti.
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
masyarakat dapil 1?
Tidak semua, nyatanya masalah ijin penambangan pasir tirtaysa yang
belum kunjung juga usai, dari tahun 2004, hingga sekarang masih
bermasalah.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Menurut saya pribadi sih tidak, mereka mempunyai kepentingan pribadi
bersama eksekutif juga.
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Saya pribadi tidak.
Q9
Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
20
1 sudah maksimal?
Menurut saya belum begitu maksimal.
Q10
Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
Perubahan ada namun tidak begitu signifikan, masih banyaknya jalan
yang rusak, dan bangunan sekolah yang belum sampai saat ini belum
diperbaiki.
Q11
Menurut masysrakat apakah kegiatan reses yang anggota DPRD
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Menurut saya kegiatan reses sebagai salah satu jejaring aspirasi kepada
masyarakat belum begitu maksimal, dikarenakan, belum begitu efektifnya
kettika sebuah kegiatan reses yang seharusnya di hadiri oleh anggota
DPRD yang berasal dari daerah pemilihan kami, namun hanya beberapa
saja yang dating melakukan reses, dan kami juga tidak tahu apakah
aspirasi yang mereka catat di dengar dan ditindaklanjuti atau hanya
formalitas saja.
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Biassanya kita melakukan unjuk rasa ataupun dengan tidak memilih
kembali wakil rakyat dari daerah kami yang meneurut kami tidak pantas
untuk dipilih.
Q13
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
Aksi yang biasa kita lakukan biasanya masalah pembangunan dan
21
lingkungan.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah PT. Indah Kiat ?
Pembangunan pasir laut di wilayah patai serang utara adalah awal dari
malapetaka panjang yang mengiring nelayan tradisional ke neraka.
Bagaimana tidak, bila aktifitas yang terjadi selama ini telah memberikan
begitu banyak dampak negative terhadap nilai – nilai sosial, ekonomi,
budaya dan lingkungan masyarakat setempat khususnya masyarakat
petani tambak dan nelayan tradisional di wilayah kabupaten serang
utara.
Kami berharap perusahaan Kertas PT. Indah Kiat Pulp dan Paper untuk
mempertanggungjawabkan untuk memulihkan kondisi sungai Ciujung
yang kualitasnya semakin menurun.
Q
I
I2.2
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum
berupa perda - perda?
Menurut saya sulit.
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
22
Yang saya liat, ada website nya tapi kayanya gak update ya.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Mudah di akses namun ya itu tadi berita dan kegiatannya gak up date.
Q4
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
anggota DPRD dapil 1?
Saya pribadi merasa tidak.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Belum maksimal. Proposal dari masyarakat kita saja lama di prosesnya.
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
masyarakat dapil 1?
Tidak berpiak pada rakyat.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Saya pribadi egak.
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Egak.
Q9
Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
1 sudah maksimal?
Saya pribadi beluk maksimal.
Q10
Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
Belum ada.
23
Q11
Menurut masysrakat apakah kegiatan reses yang anggota DPRD
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Menurut saya belum maksimal, masih banyaknya aspirasi yang belum
terealisasi. Dan menurut saya, kegiatan reses yang dilaukuan anggota
dewan selama ini belum sesuai dengan aturan tata tertib DPRD,
dikarenakan yang saya sedikit ketahui itu kalau kegiatan reses itu
dilakukan satu kegiatan satu anggota selama 6 hari, namun kalau saya
liat, kegiatan reses yang saya liat itu satu kegiatan reses dilaksanakan
dengan banyak anggota atau berkelompok, itupun dilaukan hanya
dengan beberapa jam. Jadi tidak sesuai dengan aturan tata tertib yang
ada.
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Biasanya dengan melakukan demo ke kantor DPRD ataupun dengar
pendapat dengan anggota dewan di kantor dewan.
Q13
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
Yang saya tau sekarang – sekarang ini sih mengenai msalah lingkungan.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah PT Indah Kiat ?
Meski telah ditolak oleh masyarakat seranmg utara dari tahun 2004.
Pemerintah daerah kabupaten serang tetap saja mengeluarkan izin
penambangan pasir di pesisir serang utara khususnya kecamatan
24
Tirtayasa. Saya menilai kebijakan pemerintah daerah ini merupakan
bentuk penghianatan terhadap rakyat.
Penambangan pasir laut tahun 2004 yang lalu saja gak ada pengawasan
secara maksimal dalam kegiatan pembangunan, tidak ada batas – batas
wilayah penambangan, teknis penambangan yang tidak jelas.
Sungai ciujung yang diakibatkan dari limbah pabrik PT. Indah Kiat,
sungainya itu udah egak bias dimanfaatkan dan digunakan lagi oleh
warga karena kondisi dan kualitasnya yang tidak memungkinkan untuk
digunakan. Selain warna air yang sudah menjadi hitam pekat, ternyata
mengandung minyak dan berbau busuk, oleh karena itu, airnya nya itu
gak bias digunakan dalam aktivitas sehari – hari seperti mandi, mencuci,
memasak karena telah menyebabkan munculnya penyakit – penyakity
pada warga yang memaksa tetep menggunakan air sungai ciujung.
Q
I
I2.3
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum
berupa perda - perda?
Kurangnya perhatian anggota dewan sehingga saya kurang
mendapatkan informasi apa – apa.
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Kurang tau saya.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
25
Q4
anggota DPRD dapil 1?
Samapi sat ini yg saya rasakan belum maksimal ya de, soalnya mereka
jarang banget datang atau mengunjungi desa kita.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Belum maskimal sih menurut saya,.
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
masyarakat dapil 1?
Mereka yang disana punya kepentingan pribadi, entah untuk individu
atau untuk kepentingan partainya.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam proses formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Saya sendiri egak.
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Egak.
Q9 Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
1 sudah maksimal?
Belum ya, menurut saya sih belum maksimal.
Q10
Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
26
Baru sebagaian, paling pembangunan jalan, itupun prosesnya lama.
Q11
Menurut masysrakat apakah kegiatan reses yang anggota DPRD
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Belum maksimal, kalau meneurut saya kegiatan kaya gitu Cuma
formalitas, kegiatan duitnya dimakan sendiri sama mereka.
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Ya paling kalau udah kecewa banget kita melakukan aksi unjuk rasa atau
demo ke kantor dewan.
Q13
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
Biasanya sih issue mengenai pembangunan, kseshatann, pendidikan dan
masalah lingkungan.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan indah kiat
?
Yang saya ketahui penambangan pasir tersebut tanpa adanya sosialisasi
kepada masyarakat, yang ada hanya pihak pemerintah daerah
mengumpulkan beberapa warga yang tidak tau apa – apa yang didalam
musyawarahnya hanya memberikan iming – iming kompensasi atau
penggiringan sepihak menegenai kesepakatan yang kemudian daftar
hadir tersebut dijadikan dasar persetujuan masyarakat tentang legalisasi
kegiatan penambangan pasir dis erang utara oleh PT JETSAR.
27
Limbah yang dikeluarkan PT. Indah Kiat sangat mencemari Irigasi yang
mengalir ke persawahan warga, kualitas airnya sangat buruk dan minim,
sehingga mengancam gagalnya panen.
Q
I
I2.4
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum
berupa perda - perda?
Cukup sulit, mungkin karena ketertutupan anggota kita dan ketidak
pedulian mereka kepada kami, sehingga saya sebagai masyarakat tidak
tau apa – apa.
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Situs resmi? Yaaahh saya kurang tau mbak.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Q4
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
anggota DPRD dapil 1?
Saya rasa belum ya, mereka terlalu sibuk sendiri, tapi mana hasil kerja
mereka, kita tidak pernah merasakannya.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Belum maksimal. Saya pernah kesana, ke kantor DPRD, tapi jarang
menemui . sepertinya sulit untuk menemui anggota.
28
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
masyarakat dapil 1?
Belum berpihak kepada kita sebagai rakyat kecil, contoh nya saja, kita
sebagai masyarakat serang utara berharap bupati dan DPRD untuk
mencabut izin penambangan pasir tirtayasa, namun hingga saat ini
belum beres juga. Sehingga masyarakatlah yang dirugikan.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Saya pribadi egak.
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Egak.
Q9
Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
1 sudah maksimal?
Belum maksimal ya, padahal mereka bisa duduk di DPRD akibat di pilih
oleh masyarakat kita, yang seharusnya lebih memperhatikan lagi
masyarakat kita yaitu dapil 1 khususnya.
Q10
Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
Perubhan ada, tapi tidak signifikan.
Q11
Menurut masysrakat apakah kegiatan reses yang anggota DPRD
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Kegiatan reses
29
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Dalam bentuk jajak pendapat dengan anggota ke kantor DPRD.
Q13
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
Diantaranya yaitu belum juga dicabutnya surat perijinan penambangan
pasir yang sudah sangat mertesahkan warga. Juga termasuk masalah
pendidikan dan kesehatan yang sampai saat ini.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah perusahaan indah kiat
?
Kami berharap untuk eksekutif dan legislative mencabut ijin
penambangan pasir karena sudah melanhgar undang – undang no. 32
tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup, yang seharusnya
bupati serang dan DPRD lebih mengutamakan kesejahteraan warganya,
ini malah mementingkan kepentingan pribadinya dengan terus
mengijinkan perusahaan penambang pasir merusak lingkungan.
Saya berpendapat perusahaan indah kiat tidak perduli dengan
lingkungan dan masyarakat kita hususnya, hal itu dikarenakan bahwa
kualitas limbah IKPP yang dibuang di malam hari berbeda dengan di
siang hari. Malamhari limbah yang dibuang masih beracun.
30
Q
I
I2.5
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum
berupa perda - perda?
Egak..
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Kayanya gak ada apa saya gak tau ya.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Q4
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
anggota DPRD dapil 1?
Tidak maksimal, sikap anggota DPRD yang sering tidak merespon
aspirasi masyarakat.aspirasi dari masyarakat yang tidak di temui oleh
satupun anggota dewan, dengan alesan seang melakukan studi banding
ke luar kota.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Cukup maksimal dan masih berbelit – belit.
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
31
masyarakat dapil 1?
yang dirasakan saya pribadi belum begitu berpihak sepenuhnya.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Saya sendiri egak pernah.
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Egak.
Q9 Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
1 sudah maksimal?
Menurut pendapat saya sih belum.
Q10 Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
Perubahannya hanya sedikit, tupun prosesnya lama, seperti perbaikan
jalan saja.
Q11
Menurut masysrakat apakah kegiatan rsess yang anggota DPRD
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Yang saya ketahui anggaran untuk kegiatan reses yang dilakukan
anggota yakni sebesar Rp. 7 juta per anggota dewan, namun pada
kenyataannya, kegiatan hanya dilakukan sekali dalam masa kegiatan
reses, itupun berkelompok.
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Dalam bentuk aksi demo atau tidak memilih kembali anggota itu lagi.
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
32
Q13 permasalahkan selama ini?
Pendidikan, kesehatan dan pembangunan jalan rusak.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah PT Indah Kiat ?
Penambangan pasir sudah dapat dipastikan akan berpotensi
mengganggu biota dibawah permukaan laut. Air akan keruh dan ini akan
mempengaruhi kualitas ikan dan jumlah oksigen di dalam air, ini tentu
akan mempengaruhi kehidupan biota laut lainnya selain ikan.
Saya berharap PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) DI Kecamatan
Kragilan, karena limbah pabrik tersebut dapat mencemari sungai ci
ujung, sehingga masyarakat tidak dapat memanfaatkan lagi sungai
tersebut.
Q
I
I2.6
Q1
Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi
mengenai kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum
berupa perda - perda?
Belum
Q2
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?
Kalau gak salah sih ada, apa ya www.dprdkab.serang.go.id kalau gak
salah. Namun kayanya itu itu aja kegiatannya gak ada yang berubah.
Q3
Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
Cukup cepat namun berita nya gak ada yang baru, jadwal kegiatan nya
33
juga.
Q4
Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari
anggota DPRD dapil 1?
Pelayanan sih ada, namun gak prima.
Q5
Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang
dirasakan selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah
maksimal?
Belum maksimal, karena anggota jarang berada dikantornya.
Q6
Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD
selalau berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan
masyarakat dapil 1?
Selama ini sih belum berpihak.
Q7
Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi
kebijakan berupa perda – perda?
Tidak
Q8
Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
Tidak
Q9
Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil
1 sudah maksimal?
Saya pribadi sih belum begitu maksimal
Q10
Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat
dapil 1?
Hanya sedikit
Q11
Menurut masyarakat apakah kegiatan reses yang anggota DPRD
34
lakukan selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
Hanya formalitas saja sih menurut saya
Q12
Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
Dalam bentuk unjuk rasa ke akantor anggota dewan
Q13
Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
Saya sih paling lingkungan sama pembangunan gedung sekolah.
Q14
Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di pontang dan pencemaran limbah PT Indah Kiat ?
Menurut saya dewan diam dan tidak proaktif. Banyak warga menolak
karena efek dari penambangan bias sangat terasa, saat ini air dilontar
sudah tidak pernah surut. Perusahaan harusnya mendengarkan, apa
kemauan dari masyarakat. Penambangan pasir laut yang berlebihan dpat
merusak ekosistem laut sehingga merugikan masyrakat.
Air limbah indah kiat dapat merugikan masyarakat khususnya nelayan,
dikarenakan ekosistem bawah laut ikan pada mati, masyarakat juga tidak
bias memanfaatkan air sungai lagi, kan biasanya digunakan untuk mandi
dan mencuci.
35
Q
I
I3.1
Q1
Apakah ada keterbukaan informasi untuk media mengenai berita
atau kasus – kasus di DPRD Kab. Serang?
kalau untuk keterbukaan kasus – kasus di internal DPRD, itu tidak begitu
terbuka pastinya, karena kan berkaitan dengan citra lembaganya, tapi
terkadang kita mendengar satu kasus atau masalah itu memang kadang
dari internal DPRDnya biasanya terungkap pas WWC atau ngobrol
santai.tapi itu kadang ada yang of the recor ada juga yang terbuka untuk
kita tindaklanjutin atau konfirmasi ke terkai kasus yg trungkap”. Kalau
untuk kasus – kasus tentang social, politik ekonomi dan sebagainya
biasanya anggota dprd itu terbuka, kaya misalnya soal masalah
pencemaran ligkungan, mereka itu biasanya melaporkan atau
menginformasikan sendiri ke media untuk di ekspos.
Q2
Berita apa saja yang biasa di muat di dalam media mengenai dprd.
kab. serang?
Berita yang biasa dimuat ada yg soal sosial, politik, kesehatan,
pendidikan, lingkungan, ada juga program kegiatan dprd, sinergitas
anata dprd dengan pemkab, masalah anggaran untuk pemkab, regulasi
perda (peraturan daerah), kedisiplinan dewan, pengawasan dewan baik
pada eksekutif maupun lingkungan yang berkaitan dengan penerapan
peraturan.
Q3
Apakah media diberikan kebebasan dalam memuat informasi?
Media sangat bebas sebenarnya, memberikan informasi itu sekarangkan
jamannya keterbukaan publik. Tapi kadang ada juga narasumber yang
minta of the record ya kita penuhi itu, karena kan itu hak mereka juga.
Q4
Berapa lama atau waktu yang diperlukan media untuk mendapatkan
informasi mengenai DPRD?
Kalau untuk beberapa lama jam untuk mendapatkan informasi gak tentu,
yang pasti pas deadline info itu biasanya sudah terkumpul.
Q5
Apakah ada kesulitas atau tidak dalam mendapatkan pemberitaan
atau informasi?
Untuk waktu mendapatkan informasi tergantung informasi apa yang
ingin kita dapat gali, kalau masalah internal dprd biasanya agak susah,
ada yang kasih info tp mereka of the record jangan dari mereka. Kalau
untuk informasi yang sifatnya bukan kasus itu biasanya semua anggota
dewan juga terbuka, atau misalnya menanggapi sebuah peristiwa atau
persoalan.
Q6
Apakah ada batasan informasi yang media terima selama ini?
Kalau batasan informasi ada aja, itu tergantung kemampuan kita
menggali informasi itu sampe dapet
36
Q7
Apakah media melakukan transparansi dalam memberikan
informasi atau memebritakan mengenai DPRD ataukah pilih – pilih?
Media itu lembaga yang harus netral. Kita tdk pilih2 berita, ada yang
bagus kita beritakan, ada yang buruk kita beritakan uga tapi tentu
dengan informasi yang berimbang. Kaau saya Alhamdulillah rasanya
tidak pernah berpihak pada siapapun, netral saja. Tapi kalau pandangan
orang lain ke kita ya tidak tau juga. Kita beri informasi transparan aja.
Ga pernah menutupi kesalahan atau kebaikan orang. Yg tentunya itu
tadi beritanya harus disajikan dengan berimbang.
Q8
Bagaimana menilai kinerja anggota dprd kab. serang selama ini?
dari sudut media atau wartawan?
Kinerja dprd. Kalau boleh berpendapat, semua kan tidak ada yang
sempurna, kinerjanya sudah baik, tapi masih harus ditingkatkan.
Penilaian itu kita liat misalnya ada prodak hukum yakni perda yang
dihasilkan, itu juga kan hasil pembahasan mereka dipansus. Nah kalau
yang yg masih harus ditingkatkan lagi, kecakapan mereka
menindaklanjuti aspirasi masyarakat, jangan terlalu lama disikapi,
karena itu tugas mereka sebagai wakil rakyat mendengarkan dan
mengupayakan agar terealisasi harapan rakyatnya.
Q9
Menurut anda apakah ada transparansi di dalam seluruh kegiatan
atau prorgam kegiatan anggota dprd kepada media?
Soal transparansi kegiatan dprd itu cukup terbuka, karena kadang dewan
itu malah menginformasikan ke media mereka ada kegiatan apa saja.
Misalnya kegiatan pengawasan ke lapangan. Itu diinformasikan tapi ada
juga yang tidak. Untuk kegiatan study banding, workshop dewan keluar
daerah, itu biasanya kita tahu dr anggota deannya tapi kadang kita juga
tahunya pas ke ruang komisi sepi nanya ke orang yang ada, dijawab lagi
kea nu misalnya, dan itu diluar daerah. Yg cukup jauh biasnya.
Q10
.
Bagaimana dengan kasus penambangan pasir tirtayasa?
Menurut saya salah satu piak sebaiknya mengalah, daripada membuat
konflik yang semakin besar. Tentu harus lebih mengedapankan keinginan
rakyat, karena pemerintah ada kan untuk melayani rakyatnya. Tapi
terkait masalah itu juga sebaliknya dikomunikasikan dengan baik – baik
jangan ada terkesan adu kekuatan antara pemerintah dan masyarakat.
Kalau bias diselesaikan baik – baik tdk perlu pake otot. Masyarakat juga
jangan hanya di dengarkan tapi harus bersikap mendengar dn
memahami juga, kedua belahpihak harus sama2 berkepala dingin. Untuk
pihak investor juga jangan semata2 ingin segera meraup keuntungan,
tapi coba semua komunikasikan, beri informasi yg terkait masalh itu
semua sejelas2nya pada masyarakat dn beri bukti jika memang tidak
membahayakan. Untuk dprd sebaiknya bisa lebih bersikap. Tentu dengan
tidak berpihak pada siapapun, demi untuk kondusifitas masyarakat. Hal
itu kemudian bisa direkomendasikan pada bupati agar mengambil sikap
yang baik.
37
Q11
Bagaimana dengan kedisiplinan anggota dewan hususnya dapil 1,
menurut anda dinilai dari sudut wartawan?
Kedisipinan dewan memang masih harus ditingkatkan. OK dewan itu
kerjanya tidak perlu hanya duduk dibalik meja di ruang komisi atau
ruang pimpinan atau diruangan pimpinan atau diruangan lain yg ada di
dilingkungan kantor dprd, tp juga sebaiknya jangan terlalu sering tidak
terlihat dibalik meja diruangannya masing 2 saat jam kerja misalnya
pagi hari atau siang sebelum jm pulang kerja.
Q12 Apakah media atau wartawan dilibatkan dalam mensosialisasikan
sebuah kebijakan khususnya dapil 1?
Terlibat pastinya, sehingga masyarakat mudah dan cepat mengetahui
sebuah kebijakan yang baru maupun yang terjadi.
Q
I
I3.2
Q1
Apakah ada keterbukaan informasi untuk media mengenai berita
atau kasus – kasus di DPRD Kab. Serang?
Ya, ada
Q2
Berita apa saja yang biasa di muat di dalam media mengenai dprd.
kab. serang?
berita tentang pengawasan DPRD, rapat-rapat paripurna, rapat-rapat
audiensi, dan sebagainya
Q3
Apakah media diberikan kebebasan dalam memuat informasi?
ya bebas tapi harus bertanggung jawab.
Q4
Berapa lama atau waktu yang diperlukan media untuk mendapatkan
informasi mengenai dprd?
kadang satu hari, kadang juga beberapa hari kalau anggota yang
bersangkutan tidak ada..
Q5
Apakah ada kesulitas atau tidak dalam mendapatkan pemberitaan
atau informasi?
Tidak
Q6
Apakah ada batasan informasi yang media terima selama ini?
Tidak
Q7
Apakah media melakukan transparansi dalam memberikan
informasi atau memebritakan mengenai dprd ataukah pilih – pilih?
Ya
Q8
Bagaimana menilai kinerja anggota dprd kab. serang selama ini?
dari sudut media atau wartawan?
variatif. Dari segi kemudahan dalam memberikan informasi kalau
dipersentase, menurut saya, baru sekitar 30 persen yang sudah baik
Menurut anda apakah ada transparansi di dalam seluruh kegiatan
38
Q9 atau prorgam kegiatan anggota dprd kepada media?
sejauh ini cukup ada transparansi di DPRD Kabupaten Serang.
Q10
.
Bagaimana dengan kasus penambangan pasir tirtayasa dan Indah
Kiat di Serang Utara?
Pemkab Serang baik eksekutif maupun legislatif harus bersinergi dalam
penanganan kedua kasus itu. Jika memang benar penambangan pasir di
Teluk Lontar banyak manfaatnya bagi masyarakat Kabupaten Serang
daripada dampak negatifnya, maka sebaiknya diteruskan. Tapi terlebih
dahulu harus dibuktikan dengan hasil kajian yang dapat
dipertanggungjawabkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Begitu
juga jika terjadi sebaliknya maka harus secara tegas distop.
Sementara terkait kasus dugaan pencemaran limbah di Sungai Ciujung
oleh IKPP, Pemkab Serang baik eksekutif dan legislatif harus
mencarikan solusi terbaik yang tidak merugikan IKPP atau masyarakat
yang biasa menggantungkan hidupnya di Sungai Ciujung. Misalnya
dengan sama sekali limbah itu tidak dibuang ke Sungai Ciujung, tapi ke
tengah laut. Atau kalaupun dibuang ke sungai, itu harus sudah steril atau
sesuai baku mutu sehingga tidak merusak lingkungan atau
membahayakan masyarakat.
Q11 Bagaimana dengan kedisiplinan anggota dewan hususnya dapil 1,
menurut anda dinilai dari sudut wartawan?
Menurut saya belum begitu baik, masih banyaknya anggota yang jarang
terlihat di ruangan atau komisi – komisi.
Q12 Apakah media atau wartawan dilibatkan dalam mensoosialisasikan
sebuah kebijakan khususnya dapil 1?
Terlibat.
39
Q
I
I3.3
Q1
Apakah ada keterbukaan informasi untuk media mengenai berita
atau kasus – kasus di DPRD Kab. Serang?
ada
#
Berita apa saja yang biasa di muat di dalam media mengenai dprd.
kab. serang?
Kegiatan dewan sesuai dengan tugas dan fungsinya, misalnya masalah
anggaran, pembuatan kebijakan atau peraturan daerah, serta
pengawasan.
Q3
Apakah media diberikan kebebasan dalam memuat informasi?
Ya.
Q4
Berapa lama atau waktu yang diperlukan media untuk mendapatkan
informasi mengenai dprd? tergantung. Jika narasumbernya ada, anggota DPRD biasanya langsung memberikan informsi. Terkadang anggota dewan juga dikonfirmasi lewat telpon.
Q5
Apakah ada kesulitas atau tidak dalam mendapatkan pemberitaan
atau informasi?
selama ini tidak ada..
Q6
Apakah ada batasan informasi yang media terima selama ini?
Tidak ada
Q7
Apakah media melakukan transparansi dalam memberikan
informasi atau memebritakan mengenai dprd ataukah pilih – pilih?
Selama informasi itu penting bagi pulik maka akan diberitakan.
Q8
Bagaimana menilai kinerja anggota dprd kab. serang selama ini?
dari sudut media atau wartawan?
beberapa anggota DPRD sangat koperatif dan aktif dalam memberikan
informasi.
Q9
Menurut anda apakah ada transparansi di dalam seluruh kegiatan
atau prorgam kegiatan anggota dprd kepada media?
Ada beberapa yang belum transparan, misalnya dalam proses
penyusunan APBD.
Q10
Bagaimana dengan kasus penambangan pasir tirtayasa?
Q11
Bagaimana dengan kedisiplinan anggota dewan hususnya dapil 1,
menurut anda dinilai dari sudut wartawan?
40
Q12
Apakah media atau wartawan dilibatkan dalam mensosialisasikan
sebuah kebijakan khususnya dapil 1?
Media terlibat dalam mensosialisasikan melaui berita – berita yang kita
muat, sehingga orang masyarakat kabupaten Serang mengetahui nya,
bahkan di media saya, yaitu Radar Banten salah satu media yang
menampung kolom aspirasi masyarakat kabupaten Serang.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaran pemerintahan secara
terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat
Q
I
Bentuk informasi seperti apa yang anggota DPRD berikan kepada
konstituennya, khususnya dapil 1?
I1.2 Semua informasi kita berikan, tidak ada yng kami tutup tutupi, semua
jenis informasi bersifat terbuka.
I2.3 Kurangnya perhatian anggota dewan sehingga saya kurang
mendapatkan informasi apa – apa.
I3.1
Berita atau informasi yang biasa dimuat biasanya sosial, politik,
kesehatan, pendidikan, lingkungan, ada juga program kegiatan DPRD,
sinergitas anata DPRD dengan pemkab, masalah anggaran untuk
pemkab, regulasi perda (peraturan daerah), kedisiplinan dewan,
pengawasan dewan baik pada eksekutif maupun lingkungan yang
berkaitan dengan penerapan peraturan.
Q
I
Apakah ada kesulitan atau tidak dalam mendapatkan pemberitaan
atau informasi?
I1.1
Semua informasi kita publikasikan, dari pengawasan, program anggota
dewan.dsb
I2.3
Kurangnya perhatian anggota dewan sehingga kurang mendapatkan
informasi apa – apa.
I3.1
Untuk waktu mendapatkan informasi tergantung informasi apa yang
ingin kita dapat gali, kalau masalah internal dprd biasanya agak susah,
ada yang kasih info tp mereka of the record jangan dari mereka. jika
untuk informasi yang sifatnya bukan kasus itu biasanya semua anggota
dewan juga terbuka, atau misalnya menanggapi sebuah peristiwa atau
persoalan.
Q
I
Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya
agar mudah mengakses informasi?.
I1.1
adanya website mulai aktif dari awal januari tahun ini awal 2012.
Sehingga masyarakat dapat membuka dan meilhat semua kegiatan dan
jadwal kegiatan anggota DPRD.
I2.6
Kalau tidak salah ada, www.dprdkab.serang.go.id kalau tidak salah.
Namun sepertinya hanya itu aja kegiatannya tidak ada yang berubah
Q
I
Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya
dapil 1?
I1.4 Kita selalu terbuka untuk semua jenis informasi.
I3.1 Kalau batasan informasi ada aja, itu tergantung kemampuan kita
menggali informasi itu sampe dapet
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik
Q
I
Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada
konstituennya dapil 1, apakah sudah maksimal?
I1.1
Kisa selalu memberikan pelayanan secara maksimal untuk seluruh
masyarakat khususnya konstituen kita dapil 1, jika ketika masyarakat
mempunyai keluhan atau saran, kita selalu tampung, dan sebisa
mungkin, kita selalu usahakan apa yang masyarakat mau dan minta dari
kita
I2.3 Samapi sat ini yg saya rasakan belum maksimal, mereka jarang banget
datang atau mengunjungi desa kita.
I2.5 Tidak maksimal, sikap anggota DPRD yang sering tidak merespon
aspirasi masyarakat.aspirasi dari masyarakat yang tidak di temui oleh
satupun anggota dewan, dengan alesan seang melakukan studi banding
ke luar kota.
3. Mampu menjelaskan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan
publik secara proporsional
Q
I
Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada
konstituen dapil 1?
I1.4
Tergantung apa dan siapa yang memberikan maupun yang menerima
Informasi tersebut. dapt juga disampaikan melalui media elektronik
maupun media ncetak.
I1.5 Dengan cara melalui reses maupun mengadakan hearing bersama
dengan masyarakat
I3.3 Media terlibat dalam mensosialisasikan melaui berita – berita yang kita
muat, sehingga orang masyarakat kabupaten Serang mengetahui nya,
bahkan di media saya, yaitu Radar Banten salah satu media yang
menampung kolom aspirasi masyarakat kabupaten Serang.
Q
I
Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum
kunjung usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan
pasir laut di Pontang Tirtayyasa dan pencemaran limbah PT Indah
Kiat ?
I1.5
Seharusnya pemerintah daerah peka dan sangat ketat mengawasi dan
memberikan Izin yang sangat ketat terhadap perusahaan – perusahaan
yang ada di kabupaten serang.
Kondisi realita di masyarakat Serang utara memang tercemari. Tetapi
apapun hasilnya, Indah Kiat tetap harus membuat pipa khusus ke laut.
Saya pesimis pencemaran akan tetap terjadi jika membuangnya masih ke
sungai.
I2.2
Meski telah ditolak oleh masyarakat seranmg utara dari tahun 2004.
Pemerintah daerah kabupaten serang tetap saja mengeluarkan izin
penambangan pasir di pesisir serang utara khususnya kecamatan
Tirtayasa. Saya menilai kebijakan pemerintah daerah ini merupakan
bentuk penghianatan terhadap rakyat.
Penambangan pasir laut tahun 2004 yang lalu saja tidak ada
pengawasan secara maksimal dalam kegiatan pembangunan, tidak ada
batas – batas wilayah penambangan, teknis penambangan yang tidak
jelas.
Sungai ciujung yang diakibatkan dari limbah pabrik PT. Indah Kiat,
sungainya itu udah tidak bias dimanfaatkan dan digunakan lagi oleh
warga karena kondisi dan kualitasnya yang tidak memungkinkan untuk
digunakan. Selain warna air yang sudah menjadi hitam pekat, ternyata
mengandung minyak dan berbau busuk, oleh karena itu, airnya nya itu
gak bias digunakan dalam aktivitas sehari – hari seperti mandi, mencuci,
memasak karena telah menyebabkan munculnya penyakit – penyakity
pada warga yang memaksa tetep menggunakan air sungai ciujung.
I3.1
Menurut saya salah satu piak sebaiknya mengalah, daripada membuat
konflik yang semakin besar. Tentu harus lebih mengedapankan keinginan
rakyat, karena pemerintah ada kan untuk melayani rakyatnya. Tapi
terkait masalah itu juga sebaliknya dikomunikasikan dengan baik – baik
jangan ada terkesan adu kekuatan antara pemerintah dan masyarakat.
Kalau bias diselesaikan baik – baik tidak perlu pake otot. Masyarakat
juga jangan hanya di dengarkan tapi harus bersikap mendengar dn
memahami juga, kedua belahpihak harus sama2 berkepala dingin. Untuk
pihak investor juga jangan semata2 ingin segera meraup keuntungan,
tapi coba semua komunikasikan, beri informasi yg terkait masalh itu
semua sejelas - jelasnya pada masyarakat dn beri bukti jika memang
tidak membahayakan. Untuk dprd sebaiknya bisa lebih bersikap. Tentu
dengan tidak berpihak pada siapapun, demi untuk kondusifitas
masyarakat. Hal itu kemudian bisa direkomendasikan pada bupati agar
mengambil sikap yang baik.
4. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam
proses pembangunan dan pemerintahan
Q
I
Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan?
I1.1
Semua elemen masyarakat terlibat dalam pembangunan pemerintahan,
hanya mungkin jalurnya saja, aspirasi masyarakat ditampung kemudian
diwakili oleh tokoh masyarakat, dan seterusnya, jadi aspirasi
masyarakat yang paling bawah ikut sangat berperan penting.
I1.2 Masyarakat yang kritis akan kebijakan Pembangunan seperti Tokoh
Masyarakat, LSM dan Mahasiswa
I2.5 Saya sendiri egak pernah.
5. Ada sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Dengan
pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat
pencapaian pelaksanaan program/kegiatan.
Q
I
Bagaimana dengan kinerja anggota dewan hususnya dapil 1?
I1.4
Sudah sangat maksimal. Kami sudah melaksanakan kinerja sesuai
aturan, kita melaksanakan kewajiban kami sebagai anggota DPRD
seperti melaksanakan pembuatan kebijakan, pengawasan dan penggaran
keuangan.
I2.4 Belum maksimal, sedangkan mereka bisa duduk di DPRD akibat di pilih
oleh masyarakat kita, yang seharusnya lebih memperhatikan lagi
masyarakat kita yaitu dapil 1 khususnya. bagaimana menjalankan
kewajibannya sebagai anggota DPRD jika kehadirannya saja mereka
jarang terlihat masuk kantor, bagaimana akan menjalankan kegiatan
dan melaksanakan kewajibannya. Ditambah dari 10 anggota dari dapil 1
hanya 4 yang lulusan sarjana.
I3.1
Kedisipinan dewan memang masih harus ditingkatkan. OK dewan itu
kerjanya tidak perlu hanya duduk dibalik meja di ruang komisi atau
ruang pimpinan atau diruangan pimpinan atau diruangan lain yg ada di
dilingkungan kantor dprd, tp juga sebaiknya jangan terlalu sering tidak
terlihat dibalik meja diruangannya masing 2 saat jam kerja misalnya
pagi hari atau siang sebelum jm pulang kerja.
Q
I
Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan
selama ini untuk konstiuennya? Apa hanya dengan reses sajakah?
I1.2
Kita selalu melaukan kegiatan salahsatunya yaitu kegiatan menampung
aspirasi konstituen, dimana kita melaksanakan ASMARA menjaring
aspirasi masyarakat yang sudah diatur didalam TATIB DPRD. Itu salah
satu bentuk pertanggungjawaban kita terhadap masyarakat.
I2.2
Menurut saya belum maksimal, masih banyaknya aspirasi yang belum
terealisasi. Dan menurut saya, kegiatan reses yang dilaukuan anggota
dewan selama ini belum sesuai dengan aturan tata tertib DPRD,
dikarenakan yang saya sedikit ketahui itu kalau kegiatan reses itu
dilakukan satu kegiatan satu anggota selama 6 hari, namun kalau saya
liat, kegiatan reses yang saya liat itu satu kegiatan reses dilaksanakan
dengan banyak anggota atau berkelompok, itupun dilaukan hanya
dengan beberapa jam. Jadi tidak sesuai dengan aturan tata tertib yang
ada.
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : H. Muchyidin musa
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Serang , Januari 2012
ttd
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : H. Ubaidillah, SE
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Serang , Januari 2012
ttd
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : H. Fadhil
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Serang , Januari 2012
ttd
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ir. H. Um setiajaya,
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Serang , Januari 2012
ttd
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ahmad soleh
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Se
rang , Januari 2012
ttd
MEMBERCHEK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jabatan :
Nip :
Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakn wawancara untuk keperluan
penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut dibawah ini :
Nama : Nela Dayani
Nim : 072657
Pekerjaan : Mahasiwi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA
Program studi : Administrai Negara
Dan saya tidak keberatan apabila nama yang dalam penelitian ini
dicantumkan guna keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.
Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana semestinya
untuk bahan penelitian ini.
Serang , Desember 2011
ttd
PERTANYAAN DAN JAWABAN BUAT ANGGOTA DPRD
1. Bentuk informasi seperti apa yang anggota berikan kepada konstituennya, khususnya
dapil 1?
2. Cara atau strategi seperti apa yang anggota DPRD lakukan kepada konstituennya dapil 1
dalam hal menjaring aspirasi?
3. Apakah ada bentuk informasi yang tertutup untuk konstituennya dapil 1?
4. Bentuk informasi seperti apa yang disajikan untuk dipublikasikan?
5. Bagaimana cara agar sebuah informasi itu dapat sampai kemasyarakat secara tepat?
6. Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya agar mudah mengakses
informasi?
7. Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
8. Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan anggota DPRD kepada konstituennya dapil
1?
9. Apakah setiap pengaduan konstituennya dapil 1 khususnya di dengar atau
ditindaklanjuti?
10. Menurut Anggota DPRD Dapil 1, Apakah pelayanan yang selama ini diberikan kepada
kontituennya selama ini sudah maksimal?
11. Bagaimana cara menyikapi sebuah dampak atau efek kebijakan yang bermasalah
dimasyarakat, khususnya masyarakat dapil 1?
12. Apakah ada hambatan dalam merealissikan sebuah kebijakan di lingkungan masyarakat
dapil 1?
13. Bagaimana cara mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada konstituen dapil 1?
14. Masyarakat yang bagaimana yang terlibat dalam proses pembangunan dan
pemerintahan?
15. Apakah selama ini kinerja yang diberikan anggota DPRD dapil 1 sudah merasa
maksimal?
16. Bentuk pertanggungjawan apa yang diberikan anggota DPRD dapil 1 terhadap
konstituennya?
17. Kegiatan apa sajakah yang sudah anggota DPRD dapil 1 lakukan selama ini untuk
konstiuennya? Apakah hanya dengan melakukan kegiatan reses kah?
18. Bagaimana menurut anggota DPRD mengenai banyaknya aksi unjuk rasa dikantor dewan
selama ini?
19. Kasus atau isue apa yang biasa mereka angkat?
20. Bagaimana pendapat anggota DPRD mengenai kasus yang belum kunjung usai sampai
saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan pasir laut di pontang dan pencemaran
limbah perusahaan Indah Kiat ?
PERTANYAAN BUAT MASYARAKAT DAPIL 1
1. Apakah masyarakat dapil 1 mudah mendapatkan informasi mengenai
kegiatan, program kerja ataupun sebuah prodak hukum berupa perda -
perda?
2. Apakah ada situs resmi dari DPRD berikan kepada konstituennya agar
mudah mengakses informasi?
3. Berapa lama informasi itu bisa diakses oleh masyarakat?
4. Apakah masyarakat dapil 1 merasakan pelayanan yang prima dari anggota
DPRD dapil 1?
5. Menurut masyarakat dapil 1 apakah proses pelayanan yang dirasakan
selama ini apakah berbelit – belit ataukah sudah maksimal?
6. Apakah selama ini prodak hukum yang dikeluarkan anggota DPRD selalau
berpihak pada masyarakat, khususnya yang dirasakan masyarakat dapil 1?
7. Apakah masyarakat diikutsertakan dalam prosem formulasi kebijakan
berupa perda – perda?
8. Apakah masyarakat terlibat dalam proses pembangunan?
9. Menurut masyarakat apakah selama ini kinerja anggota DPRD dapil 1
sudah maksimal?
10. Apakah ada perubahan yang signifikan yang dirasakan masyarakat dapil
1?
11. Menurut masysrakat apakah kegiatan rsess yang anggota DPRD lakukan
selama ini sudah cukup baik dan maksimal?
12. Dalam bentuk apa masyarakat menunjukan kekecewaanya?
13. Aksi atau issue apa sih yang biasnya masyarakat tuntut atau
permasalahkan selama ini?
14. Bagaimana pendapat masyarakat mengenai kasus yang belum kunjung
usai sampai saat ini, yaitu mengenai kasus penambangan pasir laut di
pontang dan pencemaran limbah perusahaan indah kiat ?
PERTANYAAN UNTUK MEDIA ATAU WARTAWAN
1. Apakah ada keterbukaan informasi untuk media mengenai berita atau
kasus – kasus di Dprd Kab. Serang?
2. Berita apa saja yang biasa di muat di dalam media mengenai dprd. kab.
serang?
3. Apakah media diberikan kebebasan dalam memuat informasi?
4. Berapa lama atau waktu yang diperlukan media untuk mendapatkan
informasi mengenai dprd?
5. Apakah ada kesulitan atau tidak dalam mendapatkan pemberitaan atau
informasi?
6. Apakah media diberikan ruang gerak dalam hal mencari informasi?
7. apakah ada batasan informasi yang media terima selama ini?
8. Apakah media melakukan transparansi dalam memberikan informasi atau
memebritakan mengenai dprd ataukah pilih – pilih?
9. Bagaimana menilai kinerja anggota dprd kab. serang selama ini? dari sudut
media atau wartawan?
10. Menurut anda apakah ada transparansi di dalam seluruh kegiatan atau
prorgam kegiatan anggota Dprd kepada media?
11. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai kasus penambangan pasir
tirtayasa dan kasus mengenai perusahaan indah kiat, dari sudut pandang
media?
12. Apakah media atau wartawan dilibatkan dalam mensosialisasikan sebuah
kebijakan khususnya dapil 1?
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Jalan Veteran No. 1 Telp. (0254) 200020 – (0254) 223967 Fax. (0254) 223966
SURAT KETERANGAN
Nomor : 175 / 89 -Um / Set.DPRD / 2012
Berdasarkan surat dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Nomor : 081/H.43.VI.I/PG/2012. Perihal : permohonan izin mencari data dan
wawancara. Maka, Sekretariat DPRD Kabupaten Serang menerangkan bahwa :
Nama : Kiki Rizki Desianti
NIM : 072717
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program studi : Ilmu Administrasi Negara
Kami menyatakan benar bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan izin penelitian
dan wawancara di instansi kami.
Demikianlah surat ini kami samapaikan. Semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
SEKRETARIS DPRD
KABUPATEN SERANG
H. R SETIAWAN, SH, M.Si
NIP. 196106041989031007
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Jalan Veteran No. 1 Telp. (0254) 200020 – (0254) 223967 Fax. (0254) 223966
SURAT KETERANGAN
Nomor : 176 / 89 -Um / Set.DPRD / 2012
Berdasarkan surat dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Nomor : 080/H.43.VI.I/PG/2012. Perihal : permohonan izin mencari data dan
wawancara. Maka, Sekretariat DPRD Kabupaten Serang menerangkan bahwa :
Nama : Nela Dayani
NIM : 072657
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program studi : Ilmu Administrasi Negara
Kami menyatakan benar bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan izin penelitian
dan wawancara di instansi kami.
Demikianlah surat ini kami samapaikan. Semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
SEKRETARIS DPRD
KABUPATEN SERANG
H. R SETIAWAN, SH, M.Si
NIP. 196106041989031007
LAMPIRAN FOTO
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Nela Dayani
Tempat, tanggal lahir : Serang, 04 Mei 1989
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Kiajurum No. 44 Sempu Serang
Pendidikan Formal
Tahun 1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri 2 Serang
Tahun 2001-2004 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 7
Serang
Tahun 2004 – 2007 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pandeglang
Tahun 2007-2012 : Strata 1 Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Serang Banten