AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan...

115
AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Kota Depok Tahun 2014) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Yasser Resky Pratama Hutabarat 11141120000042 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan...

Page 1: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK

(Studi Atas Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg

DPRD Kota Depok Tahun 2014)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Yasser Resky Pratama Hutabarat

11141120000042

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari
Page 3: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari
Page 4: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari
Page 5: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari
Page 6: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

v

ABSTRAKS

Nama : Yasser Resky Pratama Hutabarat

Judul : AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK

(Studi Atas Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Kota

Depok Tahun 2014)

Penelitian ini membahas mengenai kegagalan calon legislatif petahana

dalam pemilihan legislatif DPRD Kota Depok Tahun 2014. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif melalui deskriptif terhadap aktor politik dan

kampanye politik untuk mengetahui kegagalan caleg petahana di pemilihan

legislatif DPRD Kota Depok tahun 2014. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara sebagai data primer dan studi pustaka sebagai data

sekunder. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aktor

politik, elit politik, partai politik dan kampanye politik.

Dengan berbagai cara yang dilakukan calon legislatif petahana melalui

kampanye politik dengan upaya persuasif untuk mengajak calon pemilih agar

bergabung dan mendukung salah satu calon legislatif petahana telah dilakukan.

Akan tetapi yang dilakukan calon legislatif petahana belum berhasil. Calon

legislatif petahana sebagai aktor politik yang memiliki figur tidak mampu

mempengaruhi pilihan masyarakat di pemilihan legislatif DPRD Kota Depok

Tahun 2014.

Kata kunci: Caleg Petahana, Gagal, Aktor Politik, Kampanye Politik.

Page 7: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam dicurakan kepada Nabi Muhammad

SAW, rasul yang telah membawa umatnya semua dari kegelapan pada masa yang

terang benderang hingga saat ini.

Skripsi yang berjudul “AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK

(Studi Atas Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Kota Depok Tahun

2014)” disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari betul dalam penyusunan skripsi ini belumlah sempurna,

dan masih banyak kekurangan. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak, penulis menyadari betul penelitian ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan jajarannya.

2. Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan

jajarannya.

3. Dr. Iding Rasyidin, M.Si, selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

vii

4. Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Idris Thaha, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini,

Terima kasih atas bimbingan, kritikan dan dorongannya selama

penelitian ini.

6. Dra. Haniah Hanafie, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam mata

kuliah Seminar Proposal Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, kritikan

dan dorongannya selama tahap awal penyusunan penelitian.

7. Seluruh dosen dan Staf pengajar Program Studi Ilmu Politik yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama kuliah.

8. Kepada Orang Tua, TJ Hutabarat dan Basyarahanim yang selalu

mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, serta

karena kerja keras beliau penulis dapat sampai kepada titik ini.

9. Kepada adeku Yolanda Desfira Hutabarat yang telah memberikan

semangat dan motifasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ke

titik ini.

10. Kepada Narasumber yang memberikan data dan informasi kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini antara lain;

Nana Shobarna (Ketua KPUD Kota Depok), Hendrik Tangke Allo

(Ketua DPRD Kota Depok), Ayi Nurhayati, Karno, Siti Zubaida,

Sutopo, Septer Erdward, Susilawati, Andryani, Muttaqin, Nur

Komariyah, Abdul Ghofar, Rojali Tjilut, Lilis Latifah, Enthy Sukarti,

Adrja Djunaedi, dan Otto s, Leander (Caleg Petahana)

Page 9: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

viii

11. Marlizar, Mardi, Rudi, Anisa NR, Milla, Laras, teman seperjuangan dan

tempat bertukar pikiran selama penelitian.

12. Kepada kawan-kawan Ilmu Politik 2014 antara lain; Najem, Aprizal,

Hisyam, Wova, Reno, Eza, Harumbi, Alvin, Barri, Guntur, Igman,

Fahmil, Rizki Sinulingga, Aufarmario, Hammar, Reni, Denny, Yodi,

Cusnul, Siska, dan kawan-kawan lainnya.

13. Keluarga besar HMI Komisariat FISIP Cabang Ciputat yang sudah

memberikan pengalaman serta ilmu pengetahuan dalam

mengembangkan kemampuan berorganisasi.

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu, terima

kasih atas semangat dan dukungan yang diberikan baik berupa doa,

moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Tanpa adanya mereka, penulis tidak yakin penelitian ini dapat selesai

dengan baik. Penulis berterima kasih dengan sepenuh hati, semoga Allah SWT

membalas kebaikan mereka. Penulis bertanggungjawab penuh atas segala

kekurangan dalam penelitian ini, kritik, dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Ciputat, 12 Februari 2019

Yasser Resky Pratama Hutabarat

Page 10: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ............................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10

E. Metode Penelitian................................................................................. 13

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16

BAB II KERANGKA TEORI ....................................................................... 18

A. Teori Aktor Politik ............................................................................... 18

A.1. Pengertian Aktor Politik .............................................................. 18

A.2. Kategori Aktor Politik ................................................................. 20

A.3. Peran Aktor Politik Dalam Partai Politik .................................... 21

B. Elit Politik ........................................................................................... .. 23

C. Teori Partai Politik.. ............................................................................ 25

C.1. Fungsi Partai Politik .................................................................... 27

D. Kampanye Politik .................................................................................. 30

D.1. Pengertian Kampanye Politik ..................................................... 30

D.2. Jenis-jenis Kampanye ................................................................. 35

D.3. Strategi Komunikasi Kampanye ................................................ 36

F. Kerangka Berpikir ................................................................................. 37

Page 11: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

x

BAB III GAMBARAN UMUM DPRD DAN CALEG PETAHANA ........ 39

A. Sejarah DPRD Kota Depok. .................................................................. 39

B. Caleg Petahana Menjalankan Legislatif Di DPRD Kota Depok. .......... 44

B.1. Susunan dan Kedudukan Caleg Petahana dalam

Lembaga Legislatif DPRD Kota Depok. ..................................... 46

C. Biografi Caleg Petahana Gagal Pileg DPRD Kota Depok ................... 48

C.1. Drs. Karno, M.Si (Intelektual, Guru, dan Kepala Sekolah ......... 48

C2. Ayi Nurhayati (Guru) ................................................................ 49

C.3. Siti Zubaida, S.Pd (Guru dan Ustazah) ....................................... 49

C.4. Sutopo (Pengusaha) ..................................................................... 50

C.5. Hj. Susilawati (Ibu Rumah Tangga, Aktifis Sosial, dan LSM) ... 51

C.6. Septer Edward Sihol (Pendeta, dan Guru Agama) ...................... 51

C.7. Andyarini Kencana Wungsu, S.P.d (Guru dan Ustazah). ............ 52

C.8. Mutaqqin, S.Si (Penggurus Partai, Guru, dan Ustaz) .................. 53

C.9. Nurkomariyah (Guru, Pengurus Partai, Ustazah ......................... 54

C.10. Abdul Ghofar Hasan (Pengurus Partai) ...................................... 55

C.11. Hj. Lilis Latifah (Pengurus Partai) ............................................. 55

C.12. Hj. Enthy Sukarti ( Ibu Rumah Tangga dan Penggurus Partai) .. 56

C.13. Rojali H. Tjilut (Guru dan Pengurus Partai) ............................... 57

C.14. H. Ardja Djunaedi (Guru dan Pengurus Partai) .......................... 57

C.15. Otto S Leander (Pengurus Partai) ............................................... 58

BAB IV AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK

CALEG PETAHANA YANG GAGAL DALAM PILEG DPRD KOTA

DEPOK TAHUN 2014 ................................................................................... 60

A. Aktor Politik Sebagai Kekuatan Caleg Petahana Di Pileg DPRD

Kota Depok Tahun 2014. ..................................................................... 60

A.1. Kegagalan Aktor Politik dan Partai Politik di Pemilihan Legislatif

DPRD Kota Depok Tahun 2014 ................................................... 63

A.2. Peran Partai Politik Sebagai Kekuatan Politik Di Pileg DPRD

Kota Depok 2014 ............................................................................ 67

A.3. Basis Kekuatan Caleg Petahana Gagal Pileg DPRD ...................... 73

B. Kampanye Politik Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Kota Depok

Tahun 2014 ............................................................................................ 77

B.1. Kampanye Politik Caleg Petahana Gagal Mempertahankan

Kursi DPRD Kota Depok Tahun 2014 ....................................... 79

B.2. Faktor Kegagalan Caleg Petahana Dalam Strategi dan

Perencanaan Kampanye Di Pileg DPRD 2014 ........................... 84

Page 12: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

xi

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 93

A. Kesimpulan ........................................................................................... 93

B. Saran ..................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96

Page 13: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.A.1.Persebaran Caleg Petahan Gagal.........................................................2

Tabel 1.A.2. Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014.......3

Page 14: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

xiii

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Caleg : Calon Legislatif

Dapil : Daerah Pemilihan

DPC : Dewan Pimpinan Cabang

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPD : Dewan Perwakilan Daerah

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRa : Dewan Pimpinan Ranting

DPW : Dewan Pimpinan Wilayah

FGD : Focus Group Discussion

Golput : Golongan Putih

Hanura : Hati Nurani Rakyat

KPU : Komisi Pemilihan Umum

KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Nasdem : Nasional Demokrat

Ormas : Organisasi Masyarakat

OTDA : Otonomi Daerah

PAC : Pimpinan Anak Cabang

PAN : Partai Amanat Nasional

PBB : Partai Bulan Bintang

Pemilu : Pemilihan Umum

PDI Perjuangan : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

PD : Partai Demokrat

PDS : Partai Damai Sejahtera

Perda : Peraturan Daerah

Page 15: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

xiv

PG : Partai Golongan Karya

Pileg : Pemilihan Legislatif

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

PK : Partai Keadilan

PKB : Partai Kebangkitan Bangsa

PKP : Partai Keadilan dan Persatuan

POLRI : Polisi Republik Indonesia

PPP : Partai Persatuan Pembangunan

Raperda : Pelaksana Peraturan Daerah

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TKIT : Taman Kanak-kanak Islam Terpadu

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TPS : Tempat Pemilihan Suara

Page 16: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini membahas mengenai calon legislatif (caleg) petahana yang

gagal dalam mempertahankan kursi di tingkat II Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Kegagalan caleg petahana

disebabkan ketidakmampuan caleg petahana dalam menghadapi kompetisi

eksternal partai atau caleg berbeda partai dalam mempertahankan kursi di DPRD

Kota Depok.

Ada 26 caleg petahana yang mengikuti pileg DPRD Kota Depok 2014.

Dari jumlah itu 15 caleg petahana gagal mempertahankan kursi, sedangkan

sisanya mampu mempertahankan. Kegagalan caleg petahana terjadi hanya di

beberapa partai saja. Pertama, Demokrat memiliki jumlah caleg petahana gagal

terbesar enam orang. Kondisi politik yang dialami Demokrat membuat perolehan

kursi DPRD berkurang enam kursi. Kedua, PKS terdapat empat caleg petahana

gagal mempertahankan kursi DPRD. PKS dilihat dari perolehan suara stagnan

dengan enam kursi. Ketiga, PAN terdapat tiga caleg petahana gagal

mempertahankan kursi DPRD. Keempat, Golkar terdapat satu orang caleg

petahana gagal mempertahankan kursi DPRD. Kelima, PDI Perjuangan terdapat

satu caleg petahana gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014,

sebagaimana dalam Tabel 1.A.1.

Page 17: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

2

Tabel 1.A.1.1

Persebaran Caleg Petahan Gagal

Jika dilihat dari Tabel 1.A.1, terdapat caleg petahana gagal dalam

memperoleh kursi legislatif yang terjadi di beberapa partai politik. Partai politik

yang gagal mempertahankan caleg petahana di antaranya: Demokrat, PKS, PAN,

Golkar, dan PDI Perjuangan. Caleg petahana gagal mempertahankan kursi DPRD

terjadi di semua daerah pemilihan (dapil) Kota Depok. Pada dapil I meliputi

Kecamatan Cimanggis yang terdapat dua orang caleg petahana gagal, dapil II

meliputi Kecamatan Tapos dan Cilodong yang terdapat dua orang caleg petahana

gagal, dapil III meliputi Kecamatan Bojongsari, Sawangan, dan Cipayung yang

terdapat tiga orang caleg petahana gagal, dapil IV meliputi Kecamatan Cinere,

Limo, dan Beji yang terdapat empat orang caleg petahana gagal, dapil V meliputi

Kecamatan Sukmajaya yang terdapat dua orang caleg petahana gagal dan dapil

VI yang meliputi Kecamatan Pancoran Mas yang terdapat satu orang caleg

petahana gagal. Sebagaimana dalam tabel 1.A.2.

1Profil DPRD Kota Depok, 2009.

No. Partai Jumlah

1 Partai Demokrat 6

2 Partai Keadilan Sejahtera 4

3 Partai Amanat Nasional 3

4 Partai Golongan Karya 1

5 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 1

Page 18: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

3

Tabel 1.A.2.2

Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014

Dari Tabel.I.A.2, penulis melihat beberapa fenomena yang terjadi yang

dialami oleh caleg petahana gagal dalam mempertahankan kursi DPRD Kota

Depok, Di antaranya:

Pertama, terdapat 15 caleg petahana gagal dalam mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok 2014. Kegagalan 15 caleg petahana terdiri dari partai politik

Di,antaranya: Demokrat gagal mempertahankan enam caleg petahana dalam

memperoleh kursi DPRD Kota Depok, yaitu: Drs. Karno, Ayi Nurhayati, Siti

Zubaida, Sutopo, Septer Erdward dan Hj. Susilawati. PKS gagal mempertahankan

2 Perolehan data KPUD Kota Depok hasil suara pileg 2009 dan pileg 2014

No. Nama Partai Dapil Suara

2009 2014 2009 2014

1 Drs. Karno Demokrat 2 1 2,306 1,730

2 Ayi Nurhayati Demokrat 5 3 3,234 1,022

3 Siti Zubaida Demokrat 1 4 2,620 1,292

4 Sutopo Demokrat 6 4 3,000 1,290

5 Septer Erdward Demokrat 4 1 2,140 974

6 Hj. Susilawati Demokrat 3 5 3,787 699

7 Andryani PKS 3 5 2,389 2,852

8 Muttaqin PKS 6 4 2,139 2,713

9 Nur Komariyah PKS 5 3 1,827 2,333

10 Abdul Ghofar PKS 4 6 3,350 1,802

11 Rojali H. Tjilut PAN 5 3 2,180 450

12 Hj. Lilis Latifah PAN 2 2 1,317 2,746

13 Hj. Enthy Sukarti PAN 3 2 1,915 2,364

14 Ardja Djunaedi Golkar 6 4 3,187 4,542

15 Otto S. Leander

PDI

Perjuangan 4 3 2,832 1,009

Page 19: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

4

empat caleg petahana dalam memperoleh kursi DPRD Kota Depok, yaitu:

Andryarini, Muttaqin, Nur Komariyah, dan Abdul Ghofar. PAN gagal

mempertahankan tiga caleg petahana dalam memperoleh kursi DPRD Kota

Depok, yaitu: Hj. Lilis Latifah, Hj. Enrty Sutarti, dan Rojali Htjilut. Partai Golkar

gagal mempertahankan satu caleg petahana dalam memperoleh kursi DPRD Kota

Depok, yaitu Ardja Djunaedi. PDI Perjuangan gagal mempertahankan satu caleg

petahana dalam memperoleh kursi DPRD Kota Depok, yaitu Otto S Leander.

Kedua, kegagalan 15 caleg petahana mendapatkan jumlah suara bervariasi dalam

pemilihan legislatif (pileg) 2014 di Kota Depok, di antaranya: Pertama Demokrat

gagal mempertahankan enam caleg petahana di DPRD Kota Depok. Caleg

petahana yang gagal mempertahankan kursi, dikarenakan memperoleh suara di

pemilihan legislatif (pileg) DPRD Kota Depok menurun, yaitu: Drs. Karno

mendapatkan 2,306 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan

pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 1,730 suara. Perbandingan hasil

dari pemilihan legislatif (pileg) 2009 dan 2014 memperoleh penurunan selisih

576 suara. Ayi Nurhayati mandapatkan 3,234 suara di pemilihan legislatif (pileg)

2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 1,022

suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg) 2009 dan 2014

memperoleh penurunan selisih 2,212 suara. Siti Zubaida mendapatkan 2,620

suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif

(pileg) 2014 mendapatkan 1,292 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan

legilatif (pileg) 2009 dan 2014 memperoleh penurunan selisih 1,328 suara.

Sutopo mendapatkan 3000 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika

Page 20: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

5

dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 1,290 suara.

Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg) 2009 dan 2014 memperoleh

penurunan selisih 1,710 suara. Susilawati mendapatkan 3,787 suara di pemilihan

legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014

mendapatkan 699 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg) 2009

dan 2014 memperoleh penurunan selisih 3,088 suara. Septer Edward

mendapatkan 2,140 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan

pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 974 suara. Perbandingan hasil dari

pemilihan legislatif 2009 dan 2014 memperoleh penurunan selisih 1,166 suara.

Kedua, PKS gagal mempertahankan empat caleg petahana di DPRD Kota

Depok. Caleg petahana yang gagal bervariasi memperoleh suara pemilihan

legislatif (pileg) 2014, yaitu: Andryarini mendapatkan 2,389 suara di pemilihan

legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014

mendapatkan 2,852 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg)

2009 dan 2014 memperoleh peningkatan 463 suara. Mutaqqin mendapatkan

2,139 suara di pemilihan legislatif 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif

(pileg) 2014 mendapatkan 2,713 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan

legislatif (pileg) 2009 dan 2014 memperoleh peningkatan 574 suara. Nur

Komariyah mendapatkan 1,827 suara di pemilihan legislatif 2009. Jika

dibandingkan pemilihan legislatif 2014 mendapatkan 2,333 suara. Perbandingan

hasil dari pemilihan legislatif (pileg) 2009 dan 2014 memperoleh peningkatan

506 suara. Abdul Ghofar mendapatkan 3,350 suara di pemilihan legislatif (pileg)

2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 1,802

Page 21: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

6

suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg) 2009 dan 2014

memperoleh penurunan selisih 1,548 suara.

Ketiga, PAN gagal mempertahankan tiga caleg petahana di DPRD Kota

Depok. Caleg petahana yang gagal bervariasi memperoleh suara pemilihan

legislatif (pileg) 2014, yaitu: Hj. Lilis Latifah mendapatkan 1,317 suara di

pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif 2014

mendapatkan 2,746 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif (pileg)

2009 dan 2014 memperoleh peningkatan 1,429 suara. Hj. Enthy Sukarti

mendapatkan 1,915 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan

pemilihan legislatif 2014 mendapatkan 2,180 suara. Perbandingan hasil dari

pemilihan legislatif 2009 dan 2014 memperoleh peningkatan 265 suara. Rojali

Htjilut mendapatkan 2,180 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika

dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendapatkan 450 suara.

Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif 2009 dan 2014 memperoleh

penurunan selisih 1,730 suara.

Keempat, Partai Golkar gagal mempertahankan satu caleg petahana di

DPRD Kota Depok. Ardja Djunaedi sebagai caleg petahana mendapatkan 3,187

suara di pemilihan legislatif (pileg) 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif

(pileg) 2014 mendapatkan 4,542 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan

legislatif 2009 dan 2014 memperoleh peningkatan 1,355 suara.

Kelima, PDI Perjuangan gagal mempertahankan satu caleg petahana di

DPRD Kota Depok. Otto S. Leander sebagai caleg petahana mendapatkan 2,832

Page 22: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

7

suara di pemilihan legislatif 2009. Jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg)

2014 mendapatkan 1009 suara. Perbandingan hasil dari pemilihan legislatif 2009

dan 2014 memperoleh penurunan selisih 1,823 suara.

Penulis memandang, aktor politik yang dimaksud adalah caleg petahana

yang bertarung di kursi DPRD Kota Depok dan dibantu aktor politik lokal yaitu,

pengurus RT atau RW, tokoh masyarakat dan pemuka agama. Caleg petahana

sebagai aktor politik dan dibantu oleh aktor politik lokal tidak dapat

mempengaruh pemilih.

Dalam menganalisa penelitian ini, penulis menggunakan aktor politik

sebagai modal caleg petahana untuk meraih dukungan masyarakat. Aktor politik

yang dimaksud adalah caleg petahana sebagai kelompok kecil dari warganegara

yang berkuasa dalam sistem politik.3 Aktor politik mampu memobilisasi

masyarakat dalam kegiatan politik. Oleh karena itu, aktor politik sebagai bentuk

dan cara caleg petahana dalam mempengaruhi masyarakat di daerah pemilihan

(dapil).

Dalam upaya memenuhi kepentingan berinteraksi untuk membangun citra

diri, maka menurut konsep Rogers dan Storey, seorang caleg petahana untuk

berinteraksi dengan masyarakat menggunakan kampanye politik. Kampanye

politik merupakan serangkaian suatu tindakan komunikasi yang terencana dengan

tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang

3 Siti Zuhro, Demokrasi lokal: peran aktor dalam demokratisasi, (Jakarta: 2009)

Page 23: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

8

dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.4 Oleh karena itu, caleg

petahana menjalankan masa kampanye dengan membuat kegiatan untuk

mengundang simpati masyarakat. Seperti pendirian posko kemenangan,

pemasangan alat peraga kampanye, pembukaan klinik gratis, tatap muka, dan

dialog.

Berdasarkan penelitian ini, penulis menggunakan teori aktor politik dan

kampanye politik sebagai mempromosikan dirinya (caleg petahana) kepada

masyarakat. Caleg petahana dalam mempromosikan secara keseluruhan mirip

dengan caleg lain. Meskipun cara menyampaian aktor politik dalam berkampanye

sangat identik, namun hasil yang diperoleh caleg petahana tidaklah sama. Objek

penelitian ini kegagalan caleg petahana dalam pileg DPRD di Kota Depok tahun

2014.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah yang dikemukakan di atas, penulis

merumuskan pertanyaan sebagai masalah penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kekuatan aktor politik dalam pileg DPRD Kota Depok tahun

2014?

2. Bagaimana kampanye politik yang digunakan caleg petahana sehingga

gagal mempertahankan kursi DPRD di Kota Depok tahun 2014?

4Venus Antar, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekaatam Media, 2004), h 20

Page 24: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan aktor politik dalam pileg DPRD

Kota Depok tahun 2014.

b. Untuk mengetahui kampanye politik yang digunakan caleg petahana

sehingga gagal mempertahankan kursi DPRD di Kota Depok.

C.2. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian dipisahkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah referensi ilmu sosial

dan ilmu politik khususnya dalam studi aktor politik dan kampanye politik

terkait kegagalan caleg petahana dalam pileg DPRD Kota Depok tahun

2014.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang aktor

politik dan kampanye politik khususnya kegagalan caleg petahana dalam

pileg DPRD Kota Depok tahun 2014.

Page 25: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

10

D. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, penulis menemukan literatur yang dapat

memperjelas sekaligus menjadi pelengkap di mana unit analisanya terkait dengan

yang penulis teliti. Tinjauan pustaka yang dimaksudkan diharapkan memberikan

keragaman perspektif yang dapat menjadi pertimbangan sekaligus perbandingan

dalam melakukan penelitian, di antaranya:

Pertama, penelitian yang ditulis Wahid Abdulrahman.5 Penelitian ini

menjelaskan tentang faktor permasalahan caleg petahana gagal dalam pileg

DPRD Jawa Tengah 2014. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini

disebabkan pragmatisme pemilih terhadap caleg petahana. Sehingga faktor

tersebut yang memberikan sumbangan terhadap kekalahan caleg petahana di pileg

DPRD Jawa Tengah 2014.

Kedua, hasil penelitian Wirawan Jaya, Hafied Cangara, dan Hasrullah.6

Penelitian ini menjelaskan tentang strategi komunikasi caleg dalam

mempengaruhi khalayak untuk memilih caleg tersebut. Salah satu untuk

mempengaruhi khalayak untuk merebut kursi DPRD Kab. Barru melalui kegiatan

kampanye. Meskipun memiliki strategi kampanye yang mirip dengan caleg lain

namun hasil yang diperoleh para caleg tidaklah sama. Sehingga keberhasilan dan

kegagalan strategi komunikasi kampanye bisa dibedakan dengan cara kegiatan

yang dilakukan caleg tersebut.

5 Wahid Abdulrahman, “Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Jawa Tengah

2014”, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1 No. 1, (Maret, 2015). 6 Wirawan Jaya. dkk.. “Keberhasilan dan Kegagalan Strategi Komunikasi Kampanye

para Kandidat dalam perebutan kursi legislatif DPRD Kabupaten Barru Periode 2014-2019”,

Jurnal komunikasi, Vol. 4, No. 3 (Juli 2015).

Page 26: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

11

Ketiga, penelitian Firman Noor.7 Penelitian ini menjelaskan tentang caleg

dalam kampanye pileg 2009 yang pragmatis. Pragmatis yang dilakukan oleh

caleg membuat tidak percaya diri. Faktor kurang percaya diri caleg membuat cara

yang instan agar masyarakat memilihnya, oleh karenanya masyarakat diberi uang

oleh caleg.

Keempat, penelitian Shelly Adelina.8 Penelitian ini berfokus kepada

perjuangan caleg perempuan menujuh ke lembaga legislatif namun gagal dalam

pemilihan legislatif 2009. Dalam tesis ini akan menjelaskan jenis kekuasaan apa

yang diterapkan pemimpin atau para penentu kebijakan dalam parpol terhadap

aktifitas atau politikus perempuan untuk maju dalam pileg 2009.

Kelima, penelitian ini yang ditulis oleh Reza Muhammad.9 Penelitian ini

menjelaskan tentang kekalahan petahana Bupati di Kabupaten Luwu Utara

dikarenakan faktor kurangnya petahana dalam menjalankan visi misi Bupati

tersebut. Sehingga ketika menjadi Bupati program yang dibuat kurang efektif dan

tidak berdampak baik untuk masyarakat Kabupaten Luwu Utara, oleh karenanya

faktor tersebut yang membuat kalah petahana dalam pilkada 2015.

Keenam, penelitian Muhammad Rosit.10

Penelitian ini berfokus pada

strategi pemenangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno di pilkada Banten

7 Noor Firman, Mencermati Kampanye Pileg 2009: Gradasi Peran Partai dan Gejala

Pragmatisme, (Jurusan Ilmu Politik). 8 Shelly Adelina, “Hambatan Calon Legislatif Perempuan dalam Sistem Politik Menuju

Lembaga Legislatif Studi Kasus: Kegagalan Caleg Perempuan dalam Pemilu 2009”, (Tesis Tesis

S2 Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012) 9 Reza Muhammad, “Kekalahan Petahana dalam Pilkada 2015 di Kabupaten Luwu

Utara”, (Skripsi S1 Universitas Hasanuddin Makassar, 2017) 10

Rosit muhammad, “Strategi Komunikasi Politik dalam Pikada”, (Tesis S2 Program

Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012)

Page 27: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

12

2012. Pendukung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno sebagai aktor

politik yang mampu meningkatkan partisipasi pemilih. Selain itu Ratu Atut

Chosiyah dan Rano Karno membuat jaringan organisasi yang membawahi

organisasi kepemudaan, badan-badan sosial dan lainnya. Cara strategi politik

itulah dibuat untuk memenangkan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano karno

dalam pilkada Banten. Strategi komunikasi yang dibentuk oleh timses Ratu Atut

Chosiyah dan Rano Karno yang dibangun adalah sosok ketokohan kedua

pasangan sehingga bisa diterima oleh masyarakat Banten.

Keenam penelitian sebelumnya yang membahas aktor politik dan

kampanye politik serta permasalahannya tersebut menjadi rujukan yang

digunakan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian

yang penulis buat adalah terletak pada waktu dan tempat yang berbeda.

Penelitian kedua, strategi komunikasi caleg dalam mempengaruhi masyarakat di

pemilihan legislatif (pileg) 2014. Penelitian ketiga, tentang caleg dalam

kampanye pileg 2009 yang pragmatis. Penelitian keempat dan kelima membahas

calon legislatif (caleg) perempuan dan calon kepala daerah petahana yang gagal

mempertahankan kursi eksekutif dan legislatif. Penelitian keenam, membahas

keberhasilan aktor politik Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno dalam pilkada

kepala daerah Banten 2012.

Pada penelitian pertama, dikatakan sebagai awal kasus dari penelitian

yang penulis teliti saat ini, dengan tempat yang berbeda. Penelitian keempat dan

kelima membahas kegagalan calon petahana dalam pemilihan umum (pemilu)

dapat digunakan sebagai tinjauan dalam menganalisis kegagalan caleg petahana

Page 28: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

13

dalam pileg di Kota Depok 2014. Sebelumnya yang telah membahas majunya

calon petahana dalam pemilu namun gagal dalam pileg dan pilkada serta

permasalahannya tersebut menjadi rujukan yang digunakan oleh peneliti.

Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang saya tulis adalah

permasalahan caleg petahana sebagai aktor politik tidak mampu meningkatkan

perolehan suara di pemilihan legislatif (pileg) 2014. Oleh karenanya kampanye

politik yang dilakukan aktor politik tidak meningkatkan simpati masyarakat

terhadap caleg petahana tersebut.

Ada 26 caleg petahana yang maju kembali di pemilihan legislatif (pileg)

2014, dari jumlah itu 15 caleg petahana gagal mempertahankan kursi DPRD Kota

Depok. Penelitian skripsi ini membahas mengenai aktor politik dan kampanye

politik untuk mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan legislatif (pileg) 2014,

namun gagal dalam mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014.

E. Metode Penelitian

E.1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Penulis menganggap model penelitian kualitatif akan mampu

menguraikan secara deskriptif terhadap objek yang akan di teliti.11

Oleh

karenanya hasil penelitian akan mampu menjelaskan 15 caleg petahana gagal

dalam pileg DPRD Kota Depok tahun 2014.

11

Alam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), h. 30.

Page 29: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

14

E.2. Sumber dan Jenis Data

E.2.2 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui sumber

utama dengan pihak yang berkait di dalam masalah-masalah penelitian

dan sesuai keinginan penelitian yang dikaitkan dengan kriteria mengenai

topik penelitian.12

Kriteria penulis dalam mengambil sampel dikaitkan

dengan individu masing-masing caleg petahana yang gagal dalam pileg

DPRD 2014 Di Kota Depok.

E.2.3 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian skripsi ini bersumber pada buku-buku,

skripsi, tesis, koran, dan data elektronik dari internet yang berkaitan

dengan topik penelitian.

E.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dipadukan dengan teori,

berdasarkan fakta-fakta yang ditemuka pada saat di lapangan, oleh karena itu

analisa data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan dan kemudian dapat dikonstuksikan menjadi analisa.

12

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),

h. 12.

Page 30: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

15

E.3.1 Studi Literatur dan Dokumentasi

Studi literatur dan dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan

dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini melalui literatur buku,

surat kabar, jurnal ilmiah, serta artikel dan berita yang berasal dari media

internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui dokumentasi,

untuk memperoleh data, yaitu sumber yang memberikan penjelasan

bahan-bahan utama.

E.3.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

berhadapan langsung dengan informan. Wawancara ialah cara yang baik

untuk menghidupkan topik riset,13

menggali permasalahan-permasalahan

yang terkait dengan judul skripsi penulis yang akan ditanya kepada

narasumber.

Penulis memilih narasumber yang dianggap layak dalam pemberian data,

wawancara sendiri dilakukan dengan 15 caleg petahana seperti Drs. Karno (Partai

Demokrat), Siti zubaidah (Partai Demokrat), Ayi Nurhayati (Partai Demokrat),

Sutopo (Partai Demokrat), Septer Erdward (Partai Demokrat), Hj.Susilawati

(Partai Demokrat), Nur Komariyah (PKS), Muttaqin (PKS), Andyarini (PKS),

Abdul Ghofar (PKS), Hj. Lilis Latifah (PAN), Hj. Enthy Sukarti (PAN), Rojali H

Tjilut (PAN), Ardja Djunaedi (Golkar), dan Otto S. Leander (PDI Perjuangan).

13

Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, h. 104.

Page 31: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

16

E.3.3 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif yang

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala. Penelitian

deskriptif atau biasa juga disebut penelitian taksonomik merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan

mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan

unit yang diteliti.14

Dalam penelitian ini data-data tersebut di analisis

berdasarkan teori aktor politik, dan kampanye politik.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menguraikan secara sistematis ke

dalam lima bab. Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I, penulis memaparkan pernyataan masalah dan pertanyaan masalah

yang menjadi titik fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian aktor politik dan kampanye politik, sistematika

penulisan serta metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini.

Bab II, penulis mengkaji lebih dalam mengenai kerangka teori yang

penulis jadikan sebagai analisis untuk menjelaskan fenomena yang penulis

jadikan sebagai objek penelitian. Dalam hal ini teori yang dijadikan alat analisis

14

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosia l, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), h. 14.

Page 32: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

17

oleh penulis yaitu teori aktor politik dan kampanye politik. Serta partai politik

dan elit politik menjadi pelengkap kedua teori yang berkaitan dengan kegagalan

caleg petahana di pileg DPRD Kota Depok tahun 2014.

Bab III, penulis membahas tentang profil dan sejarah DPRD Kota Depok,

caleg petahana sebagai legislatif DPRD Kota Depok, dan profil caleg petahana

yang gagal dalam pileg DPRD 2014. Hal ini dilakukan guna memahami latar

belakang dari penelitian ini.

Bab IV, penulis akan memaparkan inti dari penulisan skripsi ini yaitu

tentang aktor politik dan kampanye politik caleg petahana yang gagal

mempertahankan kursi DPRD Kota Depok. Serta kegagalan caleg petahana

dalam menghadapi kompetisi di internal dengan sesama caleg dalam satu partai

dan ketidakmampuan caleg petahana merawat daerah pemilihan (dapil) dalam

pemilihan legislatif (pileg) 2014. Peneliti menggunakan data hasil wawancara

sebagai data primer dalam penelitian tersebut, tidak hanya itu adanya hasil

observasi dan kajian pustaka juga sebagai bahan acuan dalam penelitian tersebut.

Bab V, penulis memberikan kesimpulan atas pembahasan skripsi mulai

dari Bab I sampai Bab V dalam memaparkan hasil temuan. Untuk kemudian

dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini serta memberikan saran dalam

penelitian tersebut.

Page 33: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

18

BAB II

KERANGKA TEORI

Pada bab ini menjelaskan beberapa teori pendukung yang digunakan

untuk membantu dalam menganalisa penelitian ini. Teori yang digunakan adalah

aktor politik, elit politik, partai politik, dan kampanye politik. Beberapa teori ini

digunakan sebagai bahan dasar penguat argumentasi dan menganalisis lebih jauh

mengenai aktor politik dan kampanye politik. Dari teori tersebut, akan dikaitkan

terjadinya kegagalan caleg petahana dalam pileg DPRD Kota Depok tahun 2014.

A. Aktor Politik

A.1. Pengertian Aktor Politik

Subjek dalam penelitian ini adalah aktor politik.15

Aktor politik secara

sederhana disebutkan orang-orang yang terlibat dalam serangkaian proses politik.

Aktor politik yang dimaksud penelitian ini adalah caleg petahana. Aktor

merupakan orang-orang yang berhasil menduduki jabatan tinggi dalam tatanan

masyarakat. Brian McNair 16

menjelaskan aktor politik merupakan individu-

individu yang memiliki cita-cita tinggi untuk mempengaruhi proses pengambilan

keputusan, melalui suatu organisasi atau kelembagaan lainnya. Aktor politik

berupaya mencapai kekuasaan di institusi politik, pemerintahan, atau majelis

konstituen lainnya, dengan tujuan agar kebijakan yang mereka miliki dapat

diimplementasikan ketika telah mendapatkan kekuasaan.

15 Aktor politik berasal dari bahasa latin yaitu agere, yang berarti berbuat atau

melakukan. Lihat http://jabar.tribunnews.com/, 4 Oktober 2015, Aktor politik mempunyai arti

lebih luas yaitu, pembuat, perintis, dan pelaku. Lihat Warjio, Politik Pembangunan (Paradoks,

Teori, Aktor, dan Ideologi), (Jakarta: Kencana, 2016), h. 206.

16 Brian McNair, An introduction to Political Communication (London and New York:

routledge, 2011), h. 5.

Page 34: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

19

Aktor politik pelaku yang mempunyai kekuasaan dalam sistem politik.

Aktor didefinisikan sebagai mereka yang berhubungan dengan kedudukan atau

memiliki posisi penting. Aktor politik adalah manusia terpilih (the chosen people),

mereka adalah pribadi unggul yang mempunyai hati nurani, kecerdasaan, dan

kedewasaan yang akan membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan

mandiri.17

Aktor politik yang dimaksud adalah caleg petahana yang mempunyai

pengaruh dimasyarakat. Caleg petahana dianggap sudah berkontribusi dalam

merealisasikan aspirasi ke daerah pemilihan (dapil). Jadi aktor politik berkaitan

dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh di masyarakat. Disini peran

aktor politik adalah bagaimana dapat mempengaruhi masyarakat untuk dipilih

kembali di pemilihan legislatif 2014. Hal itu aktor politik dapat melanjutkan

fungsi dan peran menjadi wakil rakyat diperiode selanjutnya.

Aktor politik merupakan orang-orang yang berhasil menduduki jabatan

tinggi di lapisan masyarakat. Setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil

orang (aktor politik) yang mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan dalam

masyarakat, sehingga kehadiran mereka pada kekuasaan sosial dan politik dapat

terpenuhi.18

Aktor politik terbagi menjadi dua kelas masyarakat di antaranya:

pertama, kelas atas merupakan aktor yang terbagi ke dalam aktor yang

memerintah atau yang mempunyai jabatan di lembaga pemerintah. Kedua, lapisan

yang lebih rendah, yaitu non aktor sekelompok orang yang tidak mempunyai

kekuasaan di pemerintahan dan lembaga lainnya.

17

Siti Zuhro, Demokrasi lokal: peran aktor dalam demokratisasi, (Jakarta: 2009) 18

Warjio, Politik Pembangunan (Paradoks, Teori, Aktor, dan Ideologi), (Jakarta:

Kencana, 2016), h. 207.

Page 35: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

20

Jadi aktor politik sebagai kelas atas mempunyai kedudukan dalam

lembaga pemerintahan, yaitu legislatif. Kelas masyarakat non aktor yang

dimaksud sekelompok kecil masyarakat yang tidak memiliki jabatan di

pemerintah. Masyarakat non aktor yang dimaksudkan adalah tokoh masyarakat

dan pemuka agama.

Gaetano Mosca19

menjelaskan bahwa aktor merupakan kelompok kecil

dari warganegara yang berkuasa dalam sistem politik. Aktor politik sebagai

penguasa memiliki kewenangan yang luas untuk mendinamiskan struktur dan

fungsi sebuah sistem politik. Secara operasional para aktor atau penguasa

mendominasi segi kehidupan dalam sistem politik. Penentuan kebijakan sangat

ditentukan oleh kelompok aktor politik.

Jadi aktor politik memiliki posisi penting di masyarakat dalam

menentukan sebuah kebijakan. Kebijakan tersebut bisa berupa program kerja dan

aspirasi. Oleh karena itu, masyarakat bisa merasakan perubahan hasil yang dicapai

oleh caleg petahana di lingkungan daerah pemilihan (dapil) tersebut. Secara

keseluruhan bahwa aktor politik mendominasi segi kehidupan dalam sistem

politik di masyarakat.

A.2. Kategori Aktor Politik

Gaetano Mosca20

mengidentifikasi dalam kategori aktor politik, maka

terdapat tiga metode yaitu: pertama, metode posisi aktor politik adalah mereka

yang menduduki posisi atau jabatan strategis dalam sistem politik. Jabatan

19

Brian McNair, An Introduction to Political Communication (London and New York:

routledge, 2011), h. 5. 20

Brian McNair, An Introduction to Political Communication, h. 5.

Page 36: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

21

strategis yaitu dapat membuat keputusan dan kebijakan dan dinyatakan atas nama

negara. Aktor ini jumlahnya ratusan mencakup para pemegang jabatan tinggi

dalam pemerintahan, parpol, dan kelompok kepentingan. Kedua, metode reputasi

aktor politik ditentukan berdasarkan reputasi dan kemampuan dalam memproses

berbagai permasalahan dan kemudian dirumuskan menjadi keputusan politik yang

berdampak pada kehidupan masyarakat. Ketiga, metode pengaruh atau keputusan

aktor politik adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada berbagai

tingkatan kekuasaan. Jadi seseorang yang memiliki kemampuan dalam

mengendalikan masyarakat sesuai kemampuan pengaruh yang dimiliki aktor

politik (caleg petahana) secara spontan masyarakat menaati aktor politik.21

A.3. Peran Aktor Dalam Partai Politik

Aktor politik merupakan kemampuan individu (caleg petahana) untuk

mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan politik. Miriam Budiardjo22

menjelaskan kekuatan politik dapat dibedakan atas dua hal, yakni secara individu

atau institusional. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kekuatan politik

berasal dari aktor politik, partai politik, media massa, birokrasi, militer,

pengusaha, buruh, cendekiawan, agama, LSM, dan mahasiswa. Fokus penelitian

ini adalah terletak pada peran aktor politik dan partai politik dalam kekuatan

politik caleg petahana yang gagal pileg 2014.

Kekuatan politik secara institusional dapat diartikan sebagai lembaga atau

organisasi yang memiliki tujuan mempengaruhi proses pengambilan keputusan

dalam sistem politik. Dukungan caleg petahana untuk mencalonkan kembali pileg

21

Siti Zuhro, Demokrasi lokal: peran aktor dalam demokratisasi, (Jakarta: 2009) 22

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia, 2009), h. 58.

Page 37: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

22

2014 dari kekuatan politik institusional. Kekuatan politik institusional merupakan

lembaga yakni, partai politik. Partai politik merupakan sebuah aspek kekuatan

politik yang terlembaga dan menjadi pengusung caleg yang mencalonkan kembali

pileg 2014.

Aktor politik bisa dikatakan seseorang yang menjadi pusat perhatian

masyarakat dalam bidang politik. Letser G. Seligman mengemukakan bahwa

proses pengangkatan aktor-aktor politik akan berkaitan dengan aspek yaitu:

masalah kekusaan, legitimasi elit poitik, representativitas elit politik, dan korelasi

antara pengangkatan aktor-aktor politik dengan perubahan.23

Aktor politik tak akan lepas dari sebuah partai politik. Partai politik yang

membentuk anggota atau kader partai menjadi calon aktor politik, yang kemudian

berkecimpung dalam dunia politik. Peranan aktor politik sangat penting guna

menghimpun kekuatan politik suatu partai. Biasanya sosok aktor politik yang

mempunyai citra positif di masyarakat cenderung akan mudah dimobilisasi.24

Begitu halnya ketika seorang aktor politik suatu partai politik tidak

menjalankan amanah sebagai wakil rakyat dengan baik atau terjerat sebuah kasus,

maka secara tidak langsung hal itu juga akan berdampak kepada partai politik.

Artinya seorang aktor politik merupakan kunci keberhasilan atau menjadi awal

penyebab keterpurukan sebuah partai politik, dikarenakan aktor politik

mempunyai posisi yang fital dalam suatu partai politik.

23

Johan Jasin, Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, (Yogyakarta: PT. Deepublish,

2012), h. 91. 24

John Jasin, Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, h. 91.

Page 38: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

23

B. Teori Elit Politik

Dalam struktur kepengurusan partai politik mempunyai kelompok elit di

setiap kepengurusan. Elit ini yang kemudian menjadi penentu arah tujuan partai

politik. Pasca pencalonan kembali menjadi anggota dewan di periode 2014-2019,

caleg petahana dipilih oleh elit politik. Elit politik mempunyai pertimbangan yang

luas untuk mencalonkan kembali caleg petahana dalam pileg DPRD Kota Depok

tahun 2014.

Teori elit politik25

percaya bahwa setiap masyarakat diperintah oleh

sekelompok kecil orang yang memiliki kualitas yang diperlukan bagi kehadiran

mereka dalam mempertahankan kekuasaan sosial politik. Elit politik adalah

mereka yang mampu menjangkau pusat kekuasaan yang terbaik. Elit sendiri

merupakan orang-orang berhasil yang mampu menduduki jabatan-jabatan tinggi

dalam masyarakat. Teori ini lahir dari para ilmuan sosial Amerika Serikat

diantaranya Vilvredo Paretto (1848-1923), Gaetano Mosca (1858-1941), Robert

Michels (1876-1936) dan Joseph Ortega Y. Gasset.26

Elit merupakan segelintir orang yang mempunyai kelompok minoritas

superior yang memiliki posisi dalam mengendalikan perekonomian, politik, dan

tatanan sosial di masyarakat. Hal ini kelompok minoritas selalu menempati strata

atas biasanya memiliki posisi yang dihormati dalam masyarakat atau kelompok.

Mereka dipercaya dalam mengambil sebuah keputusan penting dalam masyarakat.

25

Kata elit dalam kamus ilmiah memiliki golongan orang terpelajar atau terpandang

dalam masyarakat. Lihat Suzanne Keller, Penguasa dan Kelompok Elit; Peranan Elit Penentu

Dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 1995). 26

Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 82.

Page 39: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

24

Pada awalnya teori elit diperuntukan untuk Eropa Barat dan Eropa

Tengah, sebagai kritikan terhadap demokrasi dan sosialisme. Ilmuan Amerika

menelaah dengan baik untuk menjelaskan proses-proses politik yang ada di negara

mereka dan negara-negara demokrasi lainnya. Dasar teori ini mengemukakan

bahwa di dalam kelompok penguasa (the ruling class) selain ada elit yang

berkuasa (the ruling elite) juga ada elit tandingan. Elit tandingan yang dimaksud

yang mampu meraih kekuasaan melalui masa, jika elit yang berkuasa kehilangan

kemampuannya untuk menjabat.27

Aristoteles28

mengartikan elit adalah sejumlah kecil individu yang

memikul semua tanggung jawab kemasyarakat. Definisi elit yang dikemukakan

oleh aristoteles, merupakan penegasan lebih lanjut dari pernyataan Plato tentang

inti teori demokrasi elitis klasik bahwa di setiap masyarakat dalam suatu minoritas

membuat keputusan besar.

Pandangan Mills mengenai elit adalah mereka yang menempati posisi-

posisi penting dalam institusi-institusi tertinggi dalam bidang ekonomi dan politik.

The Power Elite29

karya Mills menghubungkan kekuatan ekonomi, politik, dan

militer sebagai kekuatan yang saling berhubungan. Dalam suatu negara jika ketiga

kekuatan ini sudah tergabung dalam tataran elit pemerintah, negara tersebut dapat

dikatakan sebagai negara kuat.

Dalam konteks lokal elit politik terbagi menjadi dua di antaranya, pertama

elit politik lokal seseorang yang menduduki jabatan-jabatan publik (kekuasaan) di

eksekutif dan legislatif yang dipilih melalui pemilihan umum dan dipilih dalam

27

S.P. Varma, Teori Politik Modern (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), h. 199. 28

S.P. Varma, Teori Politik Modern, h. 199-200. 29

Wright Mills, The Power Elite (New york: Oxford University Press, 2000), h. 82.

Page 40: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

25

proses politik yang demokratis di tingkat lokal. Jadi seorang caleg petahana yang

mempunyai kedudukan di tingkat DPRD Kota Depok bisa dikatakan elit politik.30

Kedua, elit non politik lokal adalah seseorang yang menduduki jabatan-jabatan

strategi dan mempunyai pengaruh untuk mempengaruhi orang lain dalam lingkup

masyarakat. Elit non politik lokal dapat dikategorikan seperti: elit keagamaan, elit

organisasi masyarakat, kepemudaan, dan profesi.31

Elit disandingkan dengan politik maka memiliki arti kelompok penguasa.

Dapat diartikan bahwa konsep elit politik menjelaskan seputar kelompok

penguasa. Kelompok penguasa yang dimaksud adalah caleg petahana yang sudah

pernah duduk di kursi legislatif dan ingin mempertahankan kedudukan diperiode

selanjutnya, guna untuk mencapai kepentingan tersebut.

Dalam struktur kepengurusan di institusi atau lembaga terdapat kelompok

elit. Kelompok elit yang dimaksud merupakan tataran kepengurusan institusi atau

Lembaga Negara, Provinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan, dan Kelurahan/ Desa.

Elit ini yang kemudian menjadi penentu arah tujuan setiap institusi. Institusi ini

bisa berupa institusi kelompok masyarakat, partai politik dan institusi

pemerintahan.

C. Teori Partai Politik

Sigmund neumann dalam bukunya modern political parties, yang dikutip

oleh Miriam Budiardjo,32

memberikan penjelasan mengenai partai politik, sebagai

berikut:

30

Dhurorudin Mashad. dkk., Konflik antar elit politik lokal ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005), h.13. 31

Dhurorudin Mashad. Dkk., Konflik antar elit Politik lokal, h.13 32

Meriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia, 2009), h. 403

Page 41: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

26

“Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk

menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui

persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai

pandangan yang berbeda”.

Partai politik dapat menguasai lembaga eksekutif dan legislatif melalui

perwakilan kader partai politik, yang mengikuti proses pemilihan umum. Caleg

petahana yang maju kembali di pileg 2014 diharapkan terpilih. Keterpilihan caleg

petahana dalam mempertahankan kursi DPRD Kota Depok memberikan

kepercayaan masyarakat terhadap caleg petahana tersebut. Menurut Carl J.

Friedrich yang dikutip oleh Miriam Budiardjo,33

memberikan penjelasan

mengenai partai politik sebagai berikut:

“Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan

tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi

pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota

partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil”.

Jadi, Partai Politik memiliki tujuan untuk mempertahankan kekuasaan

melalui caleg petahana di pileg 2014. Partai politik mengharapkan kepada caleg

petahana mampu mempertahankan jabatannya di lembaga legislatif tersebut. Hal

itu, kepentingan partai politik dan masyarakat bisa diakomodir, jika caleg

petahana terpilih.

Menurut Gabriel A. Almond yang dikutip oleh Mohtar mas’oed dan Colin

MacAndrew,34

memberikan penjelasan mengenai partai politik, sebagai berikut:

“Politik adalah organisasi manusia dimana di dalamnya terdapat pembagian tugas

dan petugas untuk mencapai suatu tujuan mempunyai ideologi (ideal objective),

mempunyai program politik platform, sebagai rencana pelaksanaan atau cara

pencapai tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai

jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa”

33 Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 404.

34Mohtar Mas’oed dan colin MacAndrews, Colin, Perbandingan Sistem Politik

(Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 1993), h. 52.

Page 42: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

27

Dengan demikian, setiap caleg petahana memiliki identitas dan ideologi

yang berbeda-beda, melalui asal partai politik. Dalam hal ini menunjukkan bahwa

partai politik bisa dibedakan berdasarkan ideologi dan basis sosial yang

mendukungnya.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan atas beberapa unsur dan

elemen dari partai politik. Pertama, partai politik merupakan sebuah organisasi

yang terorganisir. Kedua, anggota organisasi tersebut mempunyai cita-cita,

orientasi, nilai-nilai dan pandangan yang sama untuk menjadi kesatuan politik.

Ketiga, partai politik mewakilkan caleg petahana sebagai penghubung dan

penyambung aspirasi masyarakat dalam pemilihan legislatif (pileg). Ketika caleg

petahana tersebut berhasil mempertahankan kedudukannya di kursi DPRD Kota

Depok. Dengan demikian partai politik menjadi penghubung antara rakyat dengan

pemerintah. Keempat, partai politik akhirnya bertujuan untuk mempengaruhi dan

mengontrol pemerintah atau menguasai pemerintah. Peran partai politik disini bisa

menjadi penguasa dan bisa menjadi oposisi.

C.1. Fungsi Partai Politik

Fungsi utama partai politik yaitu mencari dan mempertahankan kekuasaan

guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu

dengan cara mengikuti pemilihan umum. Oleh karena itu, aktor politik sebagai

caleg petahana dituntut untuk mampu mempertahankan jabatan sebagai anggota

legislatif ditingkat DPRD Kota Depok.

Page 43: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

28

Partai politik yang mengajuhkan caleg petahana di antaranya, Partai

Demokrat, PKS, Golkar, PDI Perjuangan, dan PAN. Lima partai politik yang

mengusung kembali caleg petahana di pileg DPRD Kota Depok 2014, telah

memiliki track record yang jelas dan sudah dikenal oleh sebagian masyarakat.

Oleh karena itu, partai politik dan caleg petahana harus bersinergi untuk

mempertahankan kekuasaan.

Ada fungsi lain dari partai politik yang dikemukakan oleh Ramlan

Surbakti, pertama, partai politik sebagai sosialisasi politik, melalui proses

sosialisasi inilah masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan

politik yang ada di masyarakat.35

Sisi lain dari fungsi sosialisasi politik ialah

upaya menciptakan citra bahwa partai politik akan perjuangankan kepentingan

umum. Karena itu partai harus memperoleh dukungan luas dari masyarakat dan

para pendukungnya memiliki loyalitas yang kuat terhadap partainya.36

Kedua, sebagai partai politik mempunyai fungsi untuk membuka

kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan partai

politik sebagai saluran kegiatan proses politik. Jadi partai politik merupakan

wadah partisipasi politik.37

Mobilisasi warganegara ke dalam kehidupan dan

kegiatan politik merupakan fungsi khas dari partai politik. Zaman modern seperti

sekarang ini partai politik dibentuk ketika semakin banyak jumlah rakyat yang

diberi hal pilih dan ketika kelompok-kelompok masyarakat menuntut bahwa

35

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu politik, (Jakarta: PT. Grafindo, 2010), h. 149-150. 36

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu politik, h. 407-408. 37

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu politik, h. 151.

Page 44: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

29

mereka harus diberi hak suara untuk bersaing memperebutkan suatu jabatan

pemerintahan.38

Ketiga, sebagai pemandu kepentingan. Partai politik dibentuk untuk

menampung dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan

bertentangan. Partai merumuskan program politik dan menyampaikan usul-usul

pada badan legislatif, dan calon-calon yang diajukan untuk jabatan-jabatan

pemerintahan mengadakan tawar-menawar dengan kelompok-kelompok

kepentingan, kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan

keputusan politik. Fungsi ini merupakan salah satu fungsi utama partai politik

sebelum mencari dan mempertahankan kekuasaan.39

Keempat, sebagai komunikasi politik. partai politik berperan sebagai

komunikator penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masyarakat.

Partai politik berperan sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang

diperintah. Peran partai politik menjadi sangat penting, karena di satu pihak

kebijakan pemerintah harus disampaikan kepada masyarakat, dan di pihak lain

pemerintah harus tanggap terhadap tuntunan masyarakat.

Kelima, sebagai pengendalian konflik. Partai politik berperan sebagai

pengatur konflik untuk membantu mengatasinya. Minimal partai politik

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari konflik tersebut. Banyak cara

yang bisa dilakukan oleh partai politik untuk meminimalisir dampak negatif yang

ditimbulkan dari konflik dan membawa permasalahan ke dalam musyawarah

untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.

38

Mohtar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, h. 65. 39

Ramlan Surbakti, Memahami ilu politik, (Jakarta: PT. Grafindo, 2010), h. 152.

Page 45: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

30

Keenam, sebagai kontrol politik. Tolak ukur yang diterapkan oleh partai

politik berupa nilai-nilai politik yang dianggap ideal dan baik (Ideologi) yang

dijabarkan ke dalam berbagai kebijakan atau aturan perundang-undangan. Tujuan

dilakukan kontrol politik untuk meluruskan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan

oleh pemerintah agar tidak keliru sehingga kebijakan tersebut sejalan dengan tolak

ukurnya.40

D. Kampanye Politik

D.1. Pengertian Kampanye Politik

Kampanye dapat diartikan sebagai pengenalan diri partai poitik, atau caleg

petahana kepada masyarakat. Kampanye menjadi serangkaian tindakan yang telah

terencana yang dimaksudkan untuk mempengaruhi tindakan orang banyak secara

berkelanjutan dengan maksud dan tujuan tertentu. Kegiatan kampanye biasanya

diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan kognitif.

Tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran dan keyakinan masyarakat pada

hal tertentu dan diharapkan kepada perubahan sikap. Kampanye dilakukan untuk

memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian dan keterpihakkan masyarakat

terhadap isu yang diangkat dalam kampanye.41

Kampanye menurut Roger dan Storey adalah serangkaian tindakan

komunikasi yang dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat dengan

tujuan menciptakan efek tertentu yang dilaksanakan dalam waktu yang telah

ditentukan. Dalam pasal 1 ayat 26 undang-undang nomor 10 tahun 2008 tentang

pemilihan umum DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten atau Kota

40

Ramlan Surbakti, Memahami ilu politik, h. 154. 41

Gun-Gun Heryanto dan Ahulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor: Galia Indonesia,

2013), h. 23.

Page 46: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

31

yang disebut kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan

para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu. Jadi

kampanye bagian dari aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi

orang lain agar khalayak memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan

kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi.42

Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk menyakinkan

para pemilih dengan menawarkan visi, misi, program kerja perserta pemilu dan

atau informasi lainnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terdapat dua

pengertian kampanye. Pertama, kampanye merupakan suatu gerakan atau

tindakan secara serentak dengan tujuan untuk melawan atau melakukan aksi.

Kedua, kampanye adalah kegiatan yang dilakukan oleh organisasi politik untuk

meraih dukungan dari massa pemilih dengan tujuan agar mereka terpilih dan

mendapatkan kedudukan diparlemen.43

Kampanye pada dasarnya melalui komunikasi dengan publik sehingga

tujuan kampanye juga akan mengarah pada tujuan komunikasi. Menurut Anne

Gregory, tujuan kampanye mengarah pada tiga level yaitu:44

a. Level cognitive, yaitu untuk mencapai tujuan kesadaran (awareness).

Diharapkan publik sasaran berpikir tentang suatu hal dan mencoba untuk

mengetahui sampai tingkatan pemahaman tertentu sesuai pesan yang

disampaikan.

42

Cangara, 2011:223 43

Panwaslu, “pengertian-kampanye”, http://panwaslu.go.id 4 April 2014 44

Wahyuni Pudjiastuti, Kampanye dengan Komunikasi Persuasi, ( Depok: Prenadamedia

Group, 2017), h. 18.

Page 47: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

32

b. Level offective, yaitu untuk mencapai tujuan afektif. Diharapkan publik

sasaran untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu subjek

yang disampaikan dalam kampanye tersebut.

c. Level conative / psikomotoric, yaitu untuk mencapai tujuan konatif /

psikomotorik atau perilaku. Diharapkan publik sasaran bertindak sesuai dengan

yang diinginkan oleh kampanye tersebut.

Jadi, kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan

pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau

sekelompok orang untuk menyampaikan pesan kepada pemilih. Untuk itu

diperlukan penyampaian suatu visi, misi, dan program kerja yang mudah

dipahami oleh calon pemilih.

Kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik. Kampanye

politik adalah periode yang diberikan panitia pemilu kepada semua kontestan,

baik caleg petahana dan partai politik. kampanye merupakan ajang penyampaian

visi misi caleg petahana dalam mempengaruhi opini publik untuk menarik

sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga meraih kemenangan saat

pemilihan. Kampanye dalam hal ini dilihat sebagai aktifitas pengumpulan massa,

parade, orasi politik, pemasangan atribut (seperti spanduk, umbul-umbul, poster)

dan pengiklanan.45

Look dan Haris46

menjelaskan ada dua hubungan yang

dibangun dalam kampanye politik, yaitu internal dan eksternal. Hubungan internal

adalah proses hubungan antara anggota partai dengan pendukung untuk

45

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008), 271. 46

Firmanzah, Persaingan, Legitimasi kekuasaan, dan Marketing Politik Pembelajaran

Politik pemilu 2009, h. 1.

Page 48: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

33

mempererat ikatan ideologis dan identitas mereka. Sedangkan eksternal adalah

untuk membangun image partai atau caleg petahana terhadap masyarakat luas.

Kampanye politik berbeda dengan kampanye pemilu. Kampanye politik

adalah kampanye yang dilakukan terus menerus oleh partai atau kontestan caleg

petahana untuk pembentukan image politik yang nantinya akan mempengaruhi

perilaku pemilih dalam menilai kontestan. Jangka waktu dalam kampanye politik

tidak terbatas dan memang harus dilakukan secara terus menerus, sedangkan

kampanye pemilu adalah aktifitas pengumpulan massa yang dilakukan dalam

waktu tertentu dan terbatas yang tujuannya untuk menggiring pemilih kebilik

suara dan memilih partai atau kontestan caleg petahana.47

Masyarakat awam yang menilai pengertian kedua kampanye sama. Partai

politik dan kontestan caleg petahana banyak terfokus pada kampanye pemilu.

Oleh karenanya, dana, energi, usaha dan perhatian dari partai banyak terfokus saat

pelaksanaan kampanye pemilu. Biasanya pelaksanaan kampanye pemilu ini rentan

akan penyalahgunaan dana, dikarenakan tidak ada aturan yang membatasi

penggunaan dana dalam kampanye. Kelonggaran ini, memberikan ruang bagi

kontestan caleg petahana atau partai untuk mendapatkan dana kampanye dari

mana saja. Penggunaan dana kampanye ini juga menjadi persoalan terhadap

pemilihan masyarakat. Dengan dana kampanye yang tidak terbatas partai bisa saja

membeli suara pemilihan atau yang lebih kita kenal dengan politik uang (money

politics).48

47

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, h. 276. 48

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, h. 277.

Page 49: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

34

Pada kampanye pemilu, partai atau caleg petahana sering kali

memanfaatkannya sebagai arena menebar janji politik yang terkadang tidak

rasional untuk menjadi pemenang. Tetapi setelah berkuasa, biasanya partai atau

caleg petahana melupakan janji politik dan hanya mementingkan kepentingan

pribadi dan golongannya saja.49

Hal ini acap kali terjadi, dari dahulu hingga

sekarang kampanye banyak dilakukan hanya untuk menarik sebanyak mungkin

pemilih sehingga bisa meraih kekuasaan.

Perilaku partai politik atau caleg petahana seperti ini membuat masyarakat

semakin tidak percaya. Hal ini akan mengakibatkan semakin banyaknya

masyarakat kalangan skeptis yang kritis memilih menjadi golongan putih

(Golput). Karena meraka akan menilai siapapun yang menjadi pemimpin atau

wakil rakyat tidak akan mengubah keadaan yang ada.50

Dalam kampanye, setiap partai politik, dan caleg petahana mempunyai

strategi yang berbeda-beda untuk meraih dukungan masyarakat. Dalam

pembangunan strategi kampanye, positioning, branding, dan segmenting.

positioning menurut morissan adalah komunikasi yang dilakukan kepada

masyarakat untuk menempatkan produk agar mudah diingat dan menciptakan

image politik yang berbeda dengan yang lain. Keseragaman akan menyulitkan

masyarakat mengidentifikasi suatu partai politik.51

Branding dapat diartikan sebagai merek, nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan. Dalam konteks politik branding diartikan sebagai upaya strategis

49

Saldi Isra, Catatan Hukum Saldi Isra Kekuasaan dan Perilaku Korupsi, (Jakarta:

Kompas, 2009), h. 7. 50

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, h. 268. 51

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, h. 268-269.

Page 50: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

35

mengembangkan identitas caleg petahana untuk menarik perhatian dan

masyarakat agar lebih mengenal produk politik. Sehingga partai dan caleg

petahana dituntut untuk menonjolkan keistimewaan dan keunggulan terhadap

pemilih.52

Segmenting atau pemetaan dilakukan agar partai politik dan caleg

petahana mengetahui sasaran pemilih suara. Sehingga partai politik dan caleg

petahana hadir dalam berbagai karakteristik pemilih untuk mendulang suara.

Partai politik dan caleg petahana diharapkan mampu mengatasi persoalan dan

permasalahan masyarakat di daerah pemilihan (dapil). Partai dan caleg petahana

membuat program kerja yang berkaitan dengan kebutuhan pemilih. Sehingga

masyarakat atau pemilih bisa merasakan hasil progam selama menjabat menjadi

anggota DPRD. Agar masyarakat dapat memberikan dukungan terhadap partai

dan caleg petahana.53

D.2. Jenis-Jenis Kampanye

Menurut Cherles U Larson,54

kampanye dapat dibagi menjadi empat jenis.

Pertama, product-oriented campaigns, kampanye ini biasanya dilakukan

dilingkungan bisnis, yang berorientasi kepada pemasaran produk. Dengan

motifasi mendapatkan keuntungan finansial. Kedua, candidat-oriented

campaigns, kampanye jenis ini sering disebut sebagai kampanye politik seorang

kandidat. Umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh kekuasaan politik.

Ketiga, ideologicalyl campaigns, kampanye ini berorientasi kepada tujuan yang

biasanya berdimensi kepada perubahan sosial, kampanye jenis ini biasa disebut

52

Gun-Gun Heryanto dan Ahulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2013), h. 35. 53

Gun-Gun Heryanto dan Ahulhan Rumaru, Komunikasi Politik, h. 36. 54

Zaenal Mukarom, Komunikasi Politik, (Bandung: PT. Pustaka Setia, 2016), h. 169.

Page 51: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

36

juga social change campaigns dan cakupan dalam kampanye ini sangat luas.55

Keempat, attacking campaign, kampanye yang bersifat menyerang yang meliputi:

1. kampanye negatif (negative campaign), yaitu menyerang pihak lain

melalui sejumlah data atau fakta yang dapat diverifikasi dan

diperdebatkan;

2. kampanye hitam (black campaign), yaitu kampanye yang bersifat

fitnah dengan cara menjatuhkan lawan politik untuk mendapatkan

keuntungan.

Jadi jenis kampanye politik yang dijelaskan sebelumnya mempunyai

kelebihan untuk mengetahui jenis kampanye yang dilakukan caleg petahana. Dari

jenis kampanye politik nanti akan di elaborasi dengan kampanye politik yang

dilakukan oleh 15 caleg petahana.

D.3. Strategi Komunikasi Kampanye

Menurut R. Wayne Pace56

dalam bukunya Techniques For Effective

Communication, tujuan strategi komunikasi yaitu to secure understanding (untuk

memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam komunikasi), to establish

acceptance (cara penerimaan itu terus dibina dengan baik), to motive action, the

goals which the communicator sought to achieve (untuk menggerakkan tindakan,

tujuan yang ingin dicapai oleh komunikator). Dalam proses komunikasi kampanye

melibatkan konseptor, teknisi komunikasi, dan komunikator dengan segala

55

Gun-Gun Heryanto dan Ahulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2013), h. 36-37. 56

Onong Efenndy, Hubungan Masyarakat suatu Studi Komunikologis, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002), h. 56.

Page 52: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

37

kemampuan komunikasi dalam mempengaruhi komunikasi dengan hubungan

berbagai aspek taktis dan strategi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam konteks ini caleg petahana harus mampu berkomunikasi dengan

masyarakat dengan baik, agar masyarakat tersebut memahami pesan yang

disampaikan caleg petahana. Tetapi caleg petahana tanpa tidak disadari tidak

mampu memberikan pesan agar permasalahan masyarakat di daerah pemilihan

(dapil) dapat diselesaikan. Kondisi yang mendukung sukses tidaknya

penyampaian pesan dalam berkampanye, menurut Schramm57

dalam bukunya,

The Process and Effects Of Mass Communications, yaitu: pertama, pesan yang

dibuat menarik perhatian. Kedua, pesan dirumuskan melalui lambang-lambang

yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan. Ketiga, pesan

menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya. Keempat, pesan tersebut

berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan.

E. Kerangka Berpikir

Penelitian ini mengambil studi yang terjadi pada caleg petahana gagal

pemilihan legislatif (pileg) DPRD di Kota Depok tahun 2014. Dalam penelitian

ini mencoba menganalisis kasus dengan teori yang digunakan. Teori aktor politik

dan kampanye politik yang digunakan penelitian ini untuk melihat bagaimana

pengaruh aktor politik mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan legislatif

(pileg) DPRD Kota Depok tahun 2014. Selain itu, partai politik dan elit politik

memiliki posisi penting di masyarakat untuk menentukan sebuah kebijakan.

57

Zaenal Mukarom, Komunikasi Politik, (Bandung: PT. Pustaka Setia, 2016), h. 176.

Page 53: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

38

Kebijakan tersebut yang akan dilakukan oleh aktor politik berupa program

kerja dan aspirasi. Oleh karena itu, masyarakat bisa merasakan hasil program

kerja atau aspirasi yang di capai atau tidak dicapai yang telah dilakukan caleg

petahana di daerah pemilihan (dapil) tersebut. Secara keseluruhan bahwa aktor

mendominasi segi kehidupan dalam sistem politik di masyarakat.

Selain itu kampanye politik sebagai mitra dalam mempromosikan kadidat

petahana mengarah pada komunikasi yang disampaikan tiga level, di antaranya:

level cognitive merupakan pemahaman pemilih atau masyarakat terhadap pesan

yang disampaikan oleh partai politik dan caleg petahana. Level offective,

merupakan sikap yang menghasilkan pesan yang telah disampaikan oleh partai

politik dan caleg petahana. Level conative / psikomotoric, merupakan tindakan

masyarakat atau pemilih terhadap pesan yang telah disampaikan oleh partai politik

dan caleg petahana.

Page 54: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

39

BAB III

GAMBARAN UMUM

DPRD KOTA DEPOK DAN CALEG PETAHANA

Pada bab ini peneliti membahas mengenai gambaran umum DPRD di Kota

Depok dan caleg petahana 2014. Melalui pembahasan singkat, peneliti menggali

lebih dalam sejauh mana perkembangan dinamika proses politik legislatif di

tingkat DPRD Kota Depok dan peneliti berupaya menjelaskan profil caleg

petahana yang mewakili dari partai politik.

A. Sejarah DPRD Kota Depok

Kota Depok58

merupakan sebuah Kecamatan Depok yang berada di

lingkungan Kewedanan wilayah Parung Kabupaten Bogor.59

Kemudian pada 1976

mulai dibangun pembangunan perumahan, perkantoran, serta diikuti dengan

dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI). Pada 1981 pemerintah

membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan peraturan pemerintah Nomor

43 Tahun 1981 yang diresmikan pada 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri

H. Amir Machmud.

58

Kata Depok berasal dari sebuah nama Padepokan Kristiani yang bernama De Eerste

Protestante Organisatie Van Christenen. Semboyan mereka Deze Einheid Predikt Ons Kristus

juga disingkat Depok atau ada juga mengatakan akronim dari De Eerste Protestants Onderdaan

Kerk yang artinya adalah Gereja Kristen rakyat pertama. Dalam bahasa Sunda Depok berarti

pertapaan atau tempat bertapa. Lihat Redaktur, “Sejarah Kota Depok yang diketahui”,

http://depoknews.id, 1 September 2017. 59

Redaktur, “Sejarah Kota Depok yang jarang diketahui”, http://depoknews.id, 1

September 2017.

Page 55: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

40

Sebagai implikasi atas tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin

berkembang dan mendesak untuk menjadikan Kota Administratif Depok sebagai

Kotamadya dengan harapan menciptakan pelayanan yang lebih efektif dan efesien

maka, 27 April 1999 Depok resmi berganti menjadi Kotamadya. Hal ini

berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang pembentukan

Kotamadya Daerah tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah tingkat II Cilegon.

Atas urgensi tersebut maka dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Depok berdasarkan surat keputusan Gubernur Nuriana selaku

Kepala Daerah tingkat I Jawa Barat Nomor 171/SK979-Otda/99 tentang

peresmian anggota dewan perwakilan rakyat daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Depok pada hasil pemilihan umum tahun 1999, yang peresmiannya dilakukan 3

September 1999.

Selama kurun waktu tiga tahun DPRD Kota Depok mengalami perubahan

jumlah Fraksi dan susunan kepengurusan dalam Fraksi yang semula pada awal

pembentukannya berjumlah enam Fraksi. Ini ditetapkan oleh keputusan DPRD

Kota Depok Nomor 01 Tahun 1999 tentang penetapan pimpinan dan keanggotaan

Fraksi-Fraksi DPRD Kota Depok masa keanggotaan 1999-2004 yang terdiri dari:

Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PAN, Fraksi Golkar, Fraksi Madani (gabungan dari

PK,PKB,PBB, dan PKP), Fraksi TNI dan POLRI. Kemudian melalui keputusan

DPRD Kota Depok Nomor 06 Tahun 1999 Fraksi DPRD menjadi tujuh Fraksi

yang mana satu Fraksi ini merupakan hasil pemisahan diri Partai Keadilan (PK)

dan Fraksi Madani kemudian membentuk satu Fraksi sendiri bersama Fraksi

Partai Keadilan (F-PK).

Page 56: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

41

Dengan bertambahnya fungsi dan peran DPRD Kota Depok sebagai Badan

Legislatif Daerah dan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang seluas-

luasnya maka DPRD Kota Depok menetapkan alat kelengkapan DPRD. Tidak

berbeda dengan alat kelengkapan pada umumnya, alat kelengkapan DPRD Depok

juga terdiri pimpinan DPRD, Komisi-komisi dan Panitia-panitia.

Oleh karena itu DPRD Kota Depok untuk pertama kalinya melakukan

pemilihan pimpinan DPRD 27 September 1999. Terpilih sebagai Ketua DPRD

Kotamadya Depok yaitu : Sutadi, SH (Fraksi PDI Perjuangan), Wakil Ketua I H.

Naming D. Bothin, S. Sos (Fraksi Golkar), Wakil Ketua II M. Hasbullah

Rachmat, S.Pd (Fraksi PAN) dan Wakil Ketua III M. Amien (Fraksi TNI/POLRI)

masa jabatan 1999-2004 dengan keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor

06 Tahun 1999 tentang peresmian pimpinan DPRD Kota Depok.

Sesuai dengan hal tersebut maka dibentuklah alat-alat kelengkapan DPRD

yang terdiri dari panitia musyawarah, panitia anggaran, dan komisi-komisi yang

ditetapkan dengan keputusan DPRD Kota Depok Nomor 07 Tahun 1999 tentang

penetapan susunan pimpinan dan anggota alat-alat kelengkapan DPRD Kota

Depok masa bakti 1999-2004. Selanjutnya, alat-alat kelengkapan DPRD kecuali

pimpinan DPRD mengalami dua kali pergantian susunan pimpinan dan

keanggotaan, yaitu pada 20 Februari 2001 yang ditetapkan dengan keputusan

DPRD Kota Depok Nomor 07 Tahun 2001 tentang penetapan perubahan susunan

pimpinan dan keanggotaan alat-alat kelengkapan DPRD Kota Depok tahun 2001-

2002 dan 2 April 2002 yang ditetapkan dengan keputusan DPRD Kota Depok

Nomor 04 Tahun 2002 tentang penetapan perubahan susunan pimpinan dan

Page 57: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

42

keanggotaan alat-alat kelengkapan DPRD Kota Depok tahun 2002-2004, yang

ditetapkan dengan keputusan DPRD Kota Depok.60

Kemudian pada periode kedua, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kota Depok terbentuk berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat II Kota Depok hasil pemilihan umum tahun 2004, yang peresmiannya

dilaksanakan pada 3 September 2004. Anggota DPRD Kota Depok berjumlah 45

orang yang terdiri dari delapan partai politik yaitu PKS, Golkar, Demokrat, PDI

Perjuangan, PAN, PPP, PKB, dan PDS. Periode ini dibentuk enam Fraksi yaitu

Fraksi PKS, Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi PDI Perjuangan yang

merupakan gabungan dengan PDS. Fraksi Persatuan Bangsa (F.PB) yang

merupakan gabungan PPP, PKB, dan Fraksi PAN. Pada periode ini terpilih

Naming D. Bothin sebagai Ketua DPRD, Amri Yusra, dan Agung Witjaksono

sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Depok masa jabatan 2004-2009 dengan

keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor: 170/KEP.1125-Dekon 1999

tentang peresmian pimpinan DPRD Kota Depok.

Periode ketiga, untuk masa jabatan 2009-2014 sesuai dengan surat

keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor: 171/KEP.1089-Pem-Um/2009

pada 14 Agustus 2009 tentang peresmian keanggotaan DPRD Kota Depok hasil

pemilu 2009 untuk masa jabatan 2009-2014 yang peresmiannya diadakan pada 3

September 2009 berjumlah 50 orang yang terdiri dari 9 partai politik. Partai

politik tersebut adalah Demokrat, PKS, Golkar, PDI Perjuangan, PPP, PAN,

Gerindra, PKB, dan PDS. Dalam pembentukan kepengurusan DPRD Kota Depok

60

Buku Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2009-2014, h. 5-6.

Page 58: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

43

hasil pemilihan umum 2009 dibentuklah enam Fraksi yang terdiri dari Fraksi

Demokrat yang merupakan gabungan antara Demokrat dan PDS, Fraksi PKS,

Fraksi Golkar, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PAN yang merupakan gabungan

dengan PPP, dan Fraksi Gerindra yang merupakan gabungan dari Gerindra, dan

PKB.

Kemudian ditetapkannya alat kelengkapan DPRD yang terdiri dari

pimpinan DPRD, Komisi-komisi, dan Badan-Badan sesuai Undang-undang

Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Oleh karena itu

DPRD Kota Depok untuk ketiga kalinya melakukan pemilihan pimpinan DPRD

dan terpilihlah Rintis Yanto sebagai Ketua DPRD dan Naming D.Bothin,

Prihandoko M.IT, dan Soetadi Dipowongso sebagai Wakil Ketua DPRD masa

bakti 2009-2014 sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor:

170/Kep.1552-Pem.Um/2009.

Periode keempat, berdasarkan hasil pemilihan umum 2014 DPRD Kota

Depok terbentuk dengan masa bakti 2014-2019. Dengan jumlah anggota DPRD

Kota Depok sebanyak 50 orang, yang akan dilantik pada 3 September 2014.

Dengan berkembangnya peran dan fungsi DPRD Kotamadya Depok sebagai

badan legislatif daerah dalam rangka menghadapi tantangan millenium ke dua

serta pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya, maka selama kurun waktu tiga

tahun DPRD Kotamadya Depok mengalami perubahan jumlah Fraksi dan susunan

kepengurusan dalam Fraksi.

Page 59: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

44

Sehingga DPRD Depok menetapkan alat kelengkapan DPRD yang terdiri

dari pimpinan DPRD, komisi-komisi dan panitia-panitia. Untuk pimpinan dan

anggota DPRD Kota Depok masa bakti 2014-2019, berdasarkan surat keputusan

Gubernur Provinsi Jawa Barat No: 170/KEP.1343-PEM-UM/2014 tentang

peresmian pengangkatan pimpinan dan anggota DPRD Kota Depok dengan masa

jabatan periode 2014-2019 terdiri dari : Ketua DPRD, Hendrik Tangke Allo,

Wakil Ketua I, Yeti Wulandari, Wakil Ketua II, M.Supariyono,A.Md.Ak, dan

Wakil Ketua III, H.Igun Sumarno, S.Pd.MM. Dalam pembentukan kepengurusan

Fraksi DPRD Kota Depok masa bakti 2014-2019, maka telah dibentuk delapan

Fraksi yang terdiri dari : Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Gerindra, Fraksi PKS,

Fraksi PAN, Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar, Fraksi PPP, Fraksi Restorasi Nurani

Bangsa (gabungan dari partai Nasdem, Hanura, dan PKB).

B. Caleg Petahana Menjalankan Legislatif Di DPRD Kota Depok

Dalam menjalankan legislatif di DPRD Kota Depok tentu caleg petahana

mempunyai pengalaman. Pengalaman caleg petahana dalam menjalankan tugas di

lembaga legislatif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan, agar tujuan tersebut

bisa diimplementasikan. Tujuan yang dijalankan caleg petahana selama menjabat

menjadi anggota DPRD di periode 2009-2014 berupa visi dan misi. Visi dan misi

dimaksud adalah caleg petahana dengan lembaga legislatif yaitu DPRD Kota

Depok yang mempunyai konsep yang sama. Inti tujuan dari visi dan misi tersebut

ialah menyampaikan aspirasi masyarakat yang menghubungkan kepentingan

antara pemerintah daerah dengan rakyat.

Page 60: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

45

Bisa dikatakan bahwa caleg petahana telah menjalankan visi dan misi

tersebut. Sebagai caleg petahana tentu mempunyai pengalaman dalam

menjalankan sebuah mekanisme di lembaga legislatif ketika menjabat di periode

2009-2014. Dalam menjalankan visi dan misi, caleg petahana di tuntut saling

bersinergi dengan lembaga legislatif dari pada mementingkan kepentingan pribadi

atau kelompoknya (caleg petahana). Sehingga visi dan misi caleg petahana dan

lembaga legislatif yaitu DPRD terhujud dalam menjalankan amanah rakyat. Serta

mengusahakan kesepakatan maupun dukungan terhadap sistem politik secara

keseluruhan maupun terhadap kebijakan spesifik tertentu.61

Dalam visi misi DPRD menjadikan lembaga legislatif Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Depok sebagai lembaga terpercaya, kreatif, dan produktif

dalam menjalankan tugasnya. Oleh karenanya anggota dewan harus mampu

menghujudkan kinerja yang lebih baik dan menunjukkan kinerja yang nyata untuk

mewakili aspirasi masyarakat di daerah pilihan (dapil). Sehingga masyarakat bisa

menyalurkan aspirasinya melalui wakil rakyat di daerah pilihan (dapil) tersebut.

Ketika visi dan misi sudah dijalankan sebagai mestinya, maka anggota

dewan akan mudah melakukan fungsi, tugas dan wewenangnya dalam

menghujudkan kinerja yang lebih profesional dan transparan. Jika anggota dewan

menjalankan visi dan misi dalam kehidupan sebagai wakil rakyat dengan baik,

maka masyarakat akan memperoleh dampak yang positif di lingkungannya.

Sehingga persoalan yang dialami masyarakat di dapil tersebut bisa teratasi oleh

anggota dewan yang mewakili aspirasi rakyat. Sebaliknya ketika anggota dewan

61

Buku Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2009-2014, h. 6.

Page 61: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

46

mengabaikan dan tidak menjalankan visi dan misi lembaga legislatif, maka

masyarakat belum mendapatkan dampak yang positif atas kinerja anggota dewan

di periode 2009-2014. Masyarakat cendrung tidak akan memilih caleg petahana di

pileg 2014, dikarenakan aspirasi masyarakat tidak dapat diimplementasikan di

daerah pilihan (dapil) tersebut.

B.1 Susunan dan Kedudukan Caleg Petahana dalam Lembaga Legislatif

DPRD Kota Depok

Susunan dan kedudukan anggota DPRD Kota Depok sangat diperlukan

dalam menyelenggarakan pemilihan umum. Sebab, susunan dan kedudukan

DPRD Kota Depok terdiri anggota dewan yang menjadi peserta anggota partai

politik yang dipilih melalui pemilihan umum. Hal ini sesuai dengan pasal 2 ayat 1

yang berbunyi “ DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum

yang dipilih melalui pemilihan umum”.

Dalam Susunan dan kedudukan DPRD sebagai unsur pemerintahan daerah

bersama-sama menjalankan roda pemerintahan daerah, caleg petahana sebagai

perwakilan anggota partai peserta pemilu harus menjalankan sebagaimana

fungsinya dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan rakyat dan daerah. Hal

ini sesuai dengan pasal 3 ayat 1 yang berbunyi “DPRD merupakan lembaga

perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah bersama-sama pemerintah daerah”.

Dalam susunan dan kedudukan DPRD sejajar dengan pemerintah daerah

Kota Depok. Sebab, DPRD harus menjadi mitra terbaik dalam menjalankan tugas

dan fungsi. Hal ini sesuai dengan pasal 3 ayat 1 yang berbunyi “DPRD sebagai

Page 62: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

47

lembaga perwakilan rakyat di daerah berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari

pemerintahan daerah.62

Susunan dan kedudukan anggota DPRD pun memiliki tanggung jawab

yang sama dalam membuat kebijakan membentuk peraturan daerah (PERDA)

untuk kepentingan rakyat. Sesuai dengan pasal 3 ayat 3 yang berbunyi “DPRD

sebagai unsur lembaga pemerintahan daerah memiliki tanggung jawab yang sama

dengan pemerintah daerah dalam membentuk peraturan daerah (PERDA) untuk

kesejahteraan rakyat”.63

Oleh karena itu dalam pasal 3 yang dijelaskan di atas,

bahwa anggota dewan harus memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan

masyarakat. Jika kepentingan masyarakat bisa di implementasikan dalam bentuk

program pemerintahan daerah, maka kinerja anggota DPRD dapat di apresiasi

oleh masyarakat.

Susunan dan kedudukaan anggota DPRD menjadi tolak ukur dalam

menjalankan tugas sebagai anggota di lembaga legislatif. Sebab anggota dewan

yang duduk di lembaga legislatif merupakan bagian dari wakil rakyat di daerah

pilihan (dapil) yang dipilih oleh masyarakat. Sunanan dan kedudukan anggota

DPRD dapat mempengaruhi pemilih, jika anggota DPRD mencalonkan kembali

menjadi caleg petahana di periode 2014-2019. Dikarenakan anggota DPRD sudah

berbuat banyak untuk lingkungan dan daerah pilihan (dapil). Sebaliknya, ketika

anggota DPRD tidak berbuat suatu program yang tidak bisa dimanfaatkan orang

banyak, maka pontensi keterpilihan anggota DPRD akan gagal dalam pileg 2014.

62

Buku Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2009-2014, h. 9. 63

Buku Profil DPRD Kota Depok Masa Jabatan 2009-2014, h. 9-10.

Page 63: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

48

Sebab kegagalan caleg petahana disebabkan ketidakmampuan anggota dewan

untuk membina masyarakat di daerah pemilihan.

C. Biografi Caleg Petahana Gagal Pileg DPRD Kota Depok 2014

15 caleg petahana gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok.

Kegagalan caleg petahana dikarenakan tidak dapat mempengaruhi dan

mendongkrak suara hasil pemilu 2014. Berikut ini biografi caleg petahana yang

gagal mempertahankan kursi legislatif DPRD Kota Depok 2014:

C.1. Drs. Karno, M.Si (Intelektual, Guru dan Kepala Sekolah)

Drs.Karno, M.Si 64

yang dikenal dengan nama Karno lahir di Sragen 06

Juli 1959. Karno berprofesi sebagai Kepala Sekolah di SMA swasta yang ada di

Kota Depok. Selain itu Karno aktif disalah satu partai politik yaitu partai

Demokrat. Karno mulai masuk partai politik sejak 2008. Satu tahun aktif di partai

Demokrat, Karno mendaftarkan diri menjadi caleg DPRD Kota Depok dari dapil

II Kecamatan Cimanggis. Dengan mengikuti beberapa proses pemilu, beliau

terpilih menjadi anggota DPRD pada pileg 2009. Karno mendapatkan 2,306 suara

di pemilihan legislatif 2009. Setelah selesai menjabat selama lima tahun sebagai

anggota DPRD Kota Depok. Karno mencalonkan kembali di pileg 2014. Namun

di pileg 2014, Karno mendapatkan 1,730 suara. Sebagai caleg petahana gagal

mempertahankan kursi di lembaga legislatif 2014.

64

Alamat di Kp. Jl Bhineka IV No.36 Rt.06/09 Pasir Gunung Selatan Kota Depok

Provinsi Jawa Barat.

Page 64: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

49

C.2. Ayi Nurhayati (Intelektual dan Guru)

Ayi Nurhayati65

atau dipanggil Ayi lahir di Cibatu 01 September 1963.

Kegiatan Ayi Nurhayati adalah mengajar di SMP Negeri 14 Depok. Selain

mengajar beliau aktif di lingkungan rumahnya. Ayi Nurhayati masuk ke politik

2009 dan beliau mendaftarkan dirinya menjadi caleg dari partai Demokrat dapil V

Kecamatan Sawangan. Setelah proses pemilu berjalan, maka hasil pileg DPRD

Kota Depok 2009 Ayi Nurhayati terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok

Periode 2009-2014. Ayi Nurhayati mendapatkan hasil 3,234 suara di pileg 2009.

Setelah selesai menjabat selama lima tahun menjadi anggota DPRD Kota Depok,

Ayi mencalonkan kembali menjadi caleg petahana di pileg 2014 atas permintaan

dari partainya. Setelah berjalan proses pemilu 2014, Ayi Nurhayati mendapatkan

1,022 suara di pileg 2014. Ayi Nurhayati sebagai caleg petahana gagal

mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014.

C.3. Siti Zubaida, S.Pd (Intelektual, Guru dan Ustazah)

Siti Zubaida66

atau dipanggil Siti lahir di Tanjung Karang 27 September

1955. Siti adalah seorang guru yang mengajar di SMA swasta. Selain mengajar,

Siti aktif di majelis taklim di Kelurahan dan Kecamatan. Setelah beliau dikenal

oleh masyarakat Kelurahan dan Kecamatan di tempat beliau tinggal, Siti Zubaida

mendaftarkan diri menjadi anggota partai Demokrat 2008. Selanjutnya pada 2009

Siti mendaftarkan diri menjadi caleg dari dapil Kecamatan Beji. Berjalannya

65

Alamat Perumahan BSI Blok CIII. No.98 Rt.02/Rw 10 Kelurahan Pengasinan

Kecamatan Sawangan Kota Depok Provinsi Jawa Barat. 66

Alamat di Jalan Ambon No. 3A Kelurahan Beji Timur Kecamatan Beji Kota Depok

Provinsi Jawa Barat.

Page 65: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

50

proses pemilu 2009, maka hasil pileg DPRD Kota Depok mengumumkan bahwa

Siti Zubaida mendapatkan 2,620 suara di pileg 2009. Dengan hasil tersebut Siti

Zubaida terpilih menjadi anggota DPRD dari dapil I Kecamatan Beji periode

2009-2014. Setelah selesai menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok selama

lima tahun, Siti Zubaida mencalonkan kembali di pileg 2014. Siti Zubaida sebagai

caleg petahana mengikuti proses pileg 2014, namun hasil pileg 2014 Siti Zubaida

mendapatkan 1,292 suara. Dari hasil tersebut Siti Zubaida sebagai caleg petahana

gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014.

C.4. Sutopo (Pengusaha)

Sutopo67

lahir di Magetan, 13 April 1962. Sutopo adalah seorang

kontraktor di salah satu perusahaan di Jakarta. Sutopo mulai tertarik ke politik

sejak 2005. Dengan berjalannya waktu Sutopo mulai masuk ke partai politik

2008. Sutopo memilih partai Demokrat untuk mendaftarkan diri menjadi caleg

dapil IV Kecamatan Limo. Berjalannya hasil proses pemilu 2009, Sutopo

mendapatkan 3,000 suara di pileg 2009. Dengan hasil pileg 2009, Sutopo terpilih

menjadi anggota DPRD Kota Depok periode 2009-2014. Setelah selesai menjabat

sebagai anggota DPRD Kota Depok selama lima tahun, Sutopo mencalonkan

kembali di pileg 2014. Berjalannya pileg 2014, Sutopo sebagai caleg petahana

gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok periode 2014-2019.

67

Alamat di Jl. Masjid Alhujahidin Rt01/Rw06 No.3 Kelurahan Meruyung Kecamatan

Limo Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 66: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

51

C.5. Hj. Susilawati (Ibu Rumah Tangga, Aktifis Sosial, dan LSM)

Hj. Susilawati atau disapa dengan nama panggilan Hj. Susi 68

lahir di

Bangka Belitung 21 Mei 1969. Hj. Susi adalah seorang Ibu Rumah Tangah yang

ingin mendaftarkan dirinya menjadi caleg dari partai Demokrat. Walaupun Hj. Siti

hanya Ibu rumah tangga tetapi mempunyai aktifitas sosial di LSM daerah

Sukmajaya Kota Depok. Hj. Susilawati mengikuti serangkaian proses pileg DPRD

Kota Depok 2009. Setelah berjalan proses pileg DPRD Kota Depok maka, KPUD

mengumumkan bahwa Hj. Susilawati mendapatkan 3,787 suara di pileg 2009.

Dari hasil tersebut Hj. Susi terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok periode

2009-2014. Setelah selesai menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok selama

lima tahun, Hj. Susi mencalonkan kembali di pileg DPRD Kota Depok periode

2014-2019. Setelah berjalannya pileg 2014, Hj. Susi sebagai caleg petahana

mendapatkan 699 suara di pileg 2014. Dari hasil pileg tersebut Hj. Susi gagal

mempertahankan kursi DPRD Kota Depok periode 2014-2019.

C.6. Septer Edward Sihol (Pendeta, dan Guru Agama)

Septer Erdward Sihol69

lahir Medan 12 september 1965. Septer Erdward

Sihol atau disapa Septer seorang pendeta di Gereja Paroki Santo Thomas di

daerah Cimanggis Depok. Selain itu beliau seorang guru agama di salah satu

sekolah swasta di Kota Depok. Pada 2008 beliau masuk ke dunia politik, dan

bergabung ke partai Demokrat. 2009 beliau mencalonkan diri menjadi caleg dan

68

Tinggal di Perumahan Pondok Duta II Jl. Metro Duta Blok AA1 No. 1 Kelurahan

Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat. 69

Alamt di Jl. Bukit Cengkeh II Blok 6 No. 36 Rt03/Rw16 Kelurahan Tugu Kecamatan

Cimanggis Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 67: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

52

terpilih menjadi anggota dewan dari dapil IV untuk periode 2009-2014. Septer

mendapatkan hasil 2,140 suara di pileg 2009. Setelah selesai menjabat menjabat

menjadi anggota DPRD selama lima tahun, Septer mencalonkan kembali di pileg

2014. Berjalannya pileg 2014, Septer sebagai caleg petahana mendaptkan 974

suara di pileg 2014. Dari hasil tersebut Septer gagal mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok di periode 2014-2019.

C.7. Andyarini Kencana Wungsu, S.Pd.i (Guru, dan Ustazah)

Andyarini Kencana Wungsu, S.Pd.i atau dikenal dengan nama panggilan

Rini70

lahir di Jakarta 04 Agustus 1968. Rini berprofesi seorang guru di SMP

Islamic Depok dan menjadi ketua masjelis taklim di tingkat Kelurahan. Selain itu

Rini aktif kegiatan lingkungan dan masjelis. Rini mulai 2007 tertarik masuk ke

partai politik. Selanjutnya 2008 Rini mendaftarkan diri menjadi anggota PKS di

Kota Depok. Setelah aktif di partai politik selama satu tahun, Rini mendaftarkan

diri menjadi caleg. Berjalan proses pileg DPRD Kota Depok maka, KPUD

mengumumkan bahwa Rini mendapatkan 2,389 suara di pileg 2009. Dengan hasil

tersebut Rini terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok periode 2009-2014.

Setelah selesai menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok selama lima tahun,

Andyarini mencalonkan kembali di pileg 2014. Berjalannya pileg 2014, Andyarini

mendapatkan 2,852 suara di pileg 2014. Dari hasil tersebut Rini gagal

mempertahankan kursi DPRD di periode 2014-2019. Walaupun Rini

mendapatkan suara meningkat di pileg 2014, namun kegagalan Rini dikarenakan

70

Alamat di Komplek Adhikarya Kapling 49 Rt08/Rw24 No.40 Kelurahan Baktijaya

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 68: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

53

suara PKS di dapil tersebut kecil. Sehingga Rini tidak bisa mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok.

C.8. Mutaqqin, S.Si (Ketua PAC Limo PKS, Guru, dan Ustaz)

Mutaqqin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ustaz Taqin,71

adalah

seorang Ustaz di lingkungannya. Ustaz Taqin lahir di Jakarta 14 April 1965. Ustaz

Taqin adalah seorang guru agama dan mengajar di SMP swasta di Depok. Ustaz

Taqin aktif di lingkungan dan organisasi Islam. Ustaz taqin merupakan Ketua

PAC Limo PKS yang mendaftarkan diri menjadi caleg dari dapil VI kecamatan

Limo. Setelah berjalan proses pemilu 2014, maka KPUD mengumumkan bahwa

Mutaqqin atau Ustaz Taqin mendapatkan 2,139 suara di pileg 2009. Dari hasil

tersebut Ustaz Taqin terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok periode 2009-

2014. Setelah selesai menjabat selama lima tahun menjadi anggota DPRD Kota

Depok. Ustaz Taqin mencalonkan kembali menjadi caleg di pileg 2014.

Berjalannya proses pileg 2014, Ustaz Taqin mendapatkan 2,713 suara di pileg

2014. Sebagai caleg petahana Ustaz Taqin gagal mempertahankan kursi DPRD

Kota Depok periode 2014-2019. Walaupun Ustaz Taqin mendapatkan suara

meningkat di pileg 2014, namun kegagalan Ustaz Taqin dikarenakan suara PKS di

dapil tersebut kecil. Sehingga Ustaz taqin tidak bisa mempertahankan kursi DPRD

Kota Depok.

71

Tinggal di Perumahan Grogol Asri Blok B2 No. 18 Rt06/Rw01 Kelurahan Grogol

Kecamatan Beji Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 69: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

54

C.9. Nur Komariyah (Guru, Pengurus Partai, Ustazah)

Nur Komariyah72

atau lebih dikenal dengan nama Nur, lahir di Jakarta 12

Juli 1970. Nur adalah seorang guru TKIT di Yayasan Ghiffari. Saat ini Nur juga

aktif dalam mengisi taklim rutin dibeberapa majelis taklim di Kecamatan

Sawangan dan Bojongsari. Nur mulai masuk partai politik tahun 1999. Saat itu

Nur memilih menjadi anggota PKS di Kota Depok. Nur adalah mantan Ketua

kewanitaan PKS bidang salimah Kota Depok tahun 2004-2009. Nur 2009 mulai

mendaftarkan diri menjadi caleg dari dapil V Kecamatan Sawangan. Setelah

berjalannya proses hasil pileg DPRD Kota Depok, maka KPUD mengumumkan

bahwa Nur mendapatkan 1,827 suara di pileg 2009. Dari hasil tersebut Nur

terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok periode 2009-2014. Setelah selesai

menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok selama lima tahun, Nur

mencalonkan kembali di pileg 2014. Berjalannya proses pileg 2014, Nur

mendapatkan 2,333 suara di pileg 2014. Dari hasil tersebut Nur sebagai caleg

petahana gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014. Walaupun Nur

mendapatkan suara meningkat di pileg 2014, namun kegagalan Nur dikarenakan

suara PKS di dapil tersebut kecil. Sehingga Nur tidak bisa mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok.

72

Alamat Perumahan BSI Bloc C 6A No. 20 Rt 01/Rw 11 Kelurahan Pengasinan

Kecamatan sawangan Kota depok dan Provinsi Jawa Barat.

Page 70: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

55

C.10. Abdul Ghofar Hasan, SEI (Pengurus Partai)

Abdul Ghofar Hasan, SEI atau disapa Ustaz Abdul73

lahir di Lamongan 16

September 1965. Ustaz Abdul bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta. Ustaz

Abdul sudah lama aktif diorganisasi PKS sejak 1999. Pada pileg 2009 Ustaz

Abdul mendaftarkan dirinya menjadi caleg DPRD Kota Depok. Berjalannya

proses pileg, Ustaz Abdul mendapatkan 3,350 suara di pileg 2009. Dari hasil

tersebut terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok di periode 2009-2014.

Setelah selesai menjabat lima tahun menjadi anggota DPRD Kota Depok. Ustaz

Abdul mencalonkan kembali di pileg 2014. Berjalannya proses pileg 2014, Ustaz

Abdul mendapatkan 1,802 suara di pileg 2014. Dari hasil tersebut Ustaz Abdul

sebagai caleg petahana gagal mempertahankan kursi DPRD di periode 2014-2019.

C.11. H.j Lilis Latifah (Pengurus Partai)

Hj. Lilis Latifah atau di sapa dengan Lilis74

lahir di Indramayu 31 Mei

1964. Lilis bekerja sebagai karyawan swasta sekaligus beliau pengurus partai di

tingkat DPW ( Dewan Pimpinan Wilayah) Kota Depok. Lilis mulai tertarik ke

dunia politik 2007. Lilis mulai bergabung dengan PAN pada 2008. Setelah satu

tahun aktif di partai politik, Lilis mencalonkan diri menjadi caleg di pileg 2009.

Pileg 2009 Lilis mencalonkan diri untuk dapil II yang diusung PAN. Setelah

beliau menjalankan berbagai dinamika pileg 2009, beliau mendapatkan 1,317

suara di pileg 2009. Dari hasil tersebut, Lilis terpilih menjadi anggota DPRD di

73

Tinggal di Kp. Kekupu Rt 09/ Rw 05 Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan Pancoran

Mas Kota Depok Provinsi Jawa Barat. 74

Tinggal di Jl. cibinong Tapos Kp. Cimpaeun Rt01/Rw04 Kelurahan Cimpaeun

Kecamatan Cimanggis Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 71: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

56

periode 2009-2014. Setelah selesai menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok,

Lilis mencalonkan kembali di pileg 2014. Berjalannya proses pileg 2014, Lilis

mendapatkan 2,746 suara di pileg 2014. Dari hasil tersebut Lilis sebagai caleg

petahana gagal mempertahankan kursi DPRD Kota Depok 2014. Walaupun Lilis

mendapatkan suara meningkat di pileg 2014, namun kegagalan Lilis dikarenakan

suara PAN di dapil tersebut kecil. Sehingga Lilis tidak bisa mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok.

C.12. Hj. Enthy Sukarti (Ibu Rumah Tangga dan Pengurus Partai)

Hj. Enthy Sukarti atau dipanggil dengan sebutan Hj. Enthy75

lahir di

Bogor 18 September 1970. Kegiatan Hj. Enthy sehari-hari sebagai ibu rumah

tangga yang mengurusi keluarga. Selain mengurusi kelurga beliau aktif di salah

satu partai politik yaitu PAN. Hj. Enthy bergabung ke PAN 2008, setelah satu

tahun di PAN Hj. Enthy mencalonkan diri menjadi caleg dari PAN yang mewakili

dari dapil III di pileg 2009. Setelah Hj. Enthy melewati berbagai dinamika di pileg

2009, beliau mendapatkan 1,915 suara di pileg 2009. Dari hasil tersebut, Hj.

Enthy terpilih menjadi anggota DPRD Kota di periode 2009-2014. Setelah selesai

selama lima tahun menjabat menjadi anggota DPRD Kota Depok. Hj. Enthy

Sukarti mencalonkan kembali di pileg 2014. Hj. Enthy mendapatkan 2,364 suara

di pileg 2014. Dari hasil tersebut mendapatkan peningkatan suara di pileg 2014.

Walaupun Hj. Enthy mendapatkan suara meningkat di pileg 2014, namun

75

Alamat di Jalan Kencana 1 Kebun Duren No. 45 Rt.05 / Rw04 Kel. Kalimulya

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 72: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

57

kegagalan Hj. Enhty dikarenakan suara PAN di dapil tersebut kecil. Sehingga Hj.

Enhty tidak bisa mempertahankan kursi DPRD Kota Depok.

C.13. Rojali H. Tjilut (Guru dan Pengurus Partai)

Rojali H. Tjilut atau dikenal dengan nama Rojali76

lahir di Bogor 12 Juli

1968. Rojali berprofesi seorang guru di salah satu sekolah swasta di Kota Depok.

Dibalik profesinya menjadi guru, Rojali aktif di organisasi sosial di Kota Depok.

Rojali pada 2006 yang lalu mulai tertarik politik. Pada 2007 Rojali mendaftarkan

diri menjadi anggota PAN. Setelah aktif di partai politik selama satu tahun, Rojali

mendaftarkan diri menjadi caleg DPRD Kota Depok di pileg 2009. Rojali

mencalonkan diri menjadi caleg di dapil V yang diusung oleh PAN. Berbagai

dinamika pileg 2009 yang dialami Rojali mendapatkan 2,180 suara di pileg 2009.

Dari hasil tersebut, Rojali terpilih menjadi anggota DPRD Kota Depok di periode

2009-2014. Setelah selesai menjabat selama lima tahun menjadi anggota DPRD

Kota Depok. Rojali mencalonkan kembali di pileg 2014. Rojali sebagai caleg

petahana di pileg 2014 mendapatkan 450 suara. Dari hasil tersebut Rojali sebagai

caleg petahana gagal mempertahankan kursi di DPRD Kota Depok 2014.

C.14. H. Ardja Djunaedi (Ketua LSM)

H. Ardja Djunaedi atau dikenal dengan panggilan H. Ardja77

lahir di

Bogor 21 Mei 1953. H. Ardja aktif di Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila

di Depok. Ardja Djunaedi adalah pensiunan pegawai negeri sipil di Bogor.

76

Alamat di Jalan Jambu Rt.003/Rw.001 Kelurahan pasir putih Kecamatan sawangan

Kota Depok Provinsi Jawa barat. 77

Tinggal di Kp. Rawa Kalong Rt001/Rw07 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kota

Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 73: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

58

Setelah Ardja pensiun dari PNS, Ardja aktif disalah satu organisasi partai politik.

Adrja mendaftarkan diri menjadi caleg DPRD Kota Depok dari partai Golkar.

Berjalannya proses pileg 2009, maka KPUD mengumumkan bahwa H. Ardja

Djunaedi mendapatkan 3,187 suara. Dari hasil tersebut Ardja terpilih menjadi

anggota DPRD Kota Depok periode 2009-2014. Setelah selesai menjabat selama

lima tahun menjadi anggota DPRD Kota Depok. Rojali mencalonkan kembali di

pileg 2014. Dari hasil pileg 2014 Ardja mendapatkan 4,542 suara di pileg 2014.

Walaupun Ardja mendapatkan suara meningkat di pileg 2014, namun kegagalan

Ardja dikarenakan suara Golkar di dapil tersebut kecil. Hal tersebut Ardja tidak

bisa mempertahankan kursi DPRD Kota Depok.

C.15. Otto S Leander (Pengurus Partai)

Otto S Leander78

atau dikenal dengan nama panggilan Otto lahir di Depok

04 Oktober 1948. Otto adalah pensiunan pegawai negeri sipil di Jakarta. Setelah

beliau pensiun, 2004 Otto S Leander masuk ke partai politik. Satu tahun aktif di

partai politik, beliau mendapatkan posisi bendahara DPC PDI Perjuangan Kota

Depok. Selanjutnya selama lima tahun aktif di partai politik, Otto mendaftarkan

dirinya menjadi caleg DPRD Kota Depok 2009. Berjalannya proses pileg 2009

maka mendapatkan 2,832 suara. Dari hasil tersebut, Otto terpilih menjadi anggota

DPRD Kota Depok periode 2009-2014. Setelah selesai menjabat selama lima

tahun menjadi anggota DPRD Kota Depok. Otto S Leander mencalonkan kembali

78

Alamat di Jalan Flamboyan No.38 Rt03/Rw07 Kelurahan Depok Kecamatan Panmas

Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Page 74: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

59

di pileg 2014. Dari hasil pileg 2014 mendapatkan 1009 suara. Dari hasil tersebut

Otto gagal mempertahankan kursi anggota DPRD Kota Depok 2014.

Page 75: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

60

BAB IV

AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK CALEG PETAHANA

YANG GAGAL DALAM PILEG DPRD KOTA DEPOK TAHUN 2014

Pada bab ini merupakan analisis dari hasil penelitian aktor politik dan

kampanye politik dari masing caleg petahana yang gagal dalam pemilihan

legislatif (pileg) DPRD Kota Depok tahun 2014. Aktor politik dan kampanye

politik yang dilakukan caleg petahana dalam pemilihan legislatif (pileg) tahun

2014 untuk memperkuat basis pemilih caleg petahana di daerah pemilihan (dapil)

tersebut. Aktor politik dan kampanye politik yang berfokus terhadap kegagalan

caleg petahana memunculkan hal yang menarik untuk di teliti. Oleh karena itu,

caleg petahana sebagai aktor politik tidak mampu mempengaruhi masyarakat

untuk memilih kembali caleg petahana tersebut. Hal itu kampanye politik yang

dilakukan caleg petahana tidak dapat mempengaruhi suara dalam pemilihan

legislatif DPRD Kota Depok tahun 2014.

A. Aktor Politik Sebagai Kekuatan Caleg Petahana Di Pileg DPRD Kota

Depok Tahun 2014

Aktor politik adalah caleg petahana yang bertarung di kursi DPRD Kota

Depok dan di bantu oleh aktor politik lokal seperti tokoh masyarakat, pemuka

agama, dan pengurus RT/RW dalam pileg 2014. Aktor politik menjadi bagian

strategi caleg petahana dalam mempertahankan basis suara pemilih atau

memperluas suara pemilih di dapil tersebut. Aktor politik menjadi penentu

keterpilihan caleg petahana di pemilihan legislatif (pileg) 2014.

Page 76: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

61

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pencalonan kembali caleg

petahana ialah kekuatan politik. Kekuatan politik menjadi faktor penting bagi

caleg petahana untuk menakar kemampuan dalam mempertahankan suara pemilih.

Jika kekuatan politik caleg petahana tidak maksimal, maka caleg petahana akan

terancam kalah. Dalam hal ini kekuatan politik sangat berperan penting dalam

sistem politik. Kekuatan politik menjadi penopang politik yang ada di suatu

negara. Berbicara tentang kekuatan politik, tentunya setiap negara berbeda-beda

dalam kekuatan politikya. Kekuatan politik di setiap negara memiliki

keberagaman bentuk dan corak yang digunakan.

Kekuatan politik yang ada di Indonesia banyak dimiliki oleh suatu

lembaga atau aktor yang ada di dunia politik. Kekuatan politik yang dibangun

oleh suatu lembaga dan aktor dapat mempengaruhi sistem politik yang ada di

Indonesia. Dalam perkembangannya kekuatan politik yang diwakilkan oleh suatu

lembaga maupun aktor telah memberikan kontribusi dalam membangun dan

memberikan corak tersendiri bagi sistem politik Indonesia.

Kekuatan politik di Indonesia, dalam perkembangannya telah muncul

banyak lembaga maupun aktor politik yang menjadi kekuatan politik. Lembaga

dan aktor manjadi kekuatan politik yang berperan dalam perjuangan dan

pembangunan politik yang ada di Indonesia. Lembaga dan aktor yang menjadi

kekuatan politik di Indonesia ada sepuluh,79

di antaranya: militer, pengusaha,

partai politik, buruh, mahasiswa, cendekiawan, agama, LSM, birokrasi, dan pers.

79

Haniah Hanafie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik (Jakarta: UIN

Jakarta Press), h. 17.

Page 77: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

62

Dari bagian kekuatan politik tersebut mempunyai peranan masing-masing dalam

perpolitikan di Indonesia.

Partai Politik dan aktor politik menjadi kekuatan caleg petahana dalam

mencalonkan kembali di pileg 2014. Langkah anggota DPRD yang mencalonkan

kembali disebabkan beberapa faktor. Pertama, partai sebagai upaya untuk

memenangkan pileg 2014 dengan menempatkan caleg petahana yang dianggap

sudah dikenal masyarakat pemilih atau juga karena mereka dianggap memiliki

aksetabilitas, kredibilitas dan akuntabilitas. Kedua, aktor politik mempunyai

pengikut, dan pengaruh dimasyarakat di setiap dapil.

Jika dilihat di atas, secara kapasitas caleg petahana memiliki nilai plus atau

keuntungan tersediri kalau dibandingkan dengan caleg pendatang baru. Dengan

nilai plus yang dimiliki, tidak menjamin caleg petahana berhasil mempertahankan

kursi kekuasaannya. Untuk itu diperlukan berbagai upaya yang mereka lakukan

mulai dari proses kandidasi, karena caleg petahana merupakan kandidat yang

sudah pernah menjabat pada periode sebelumnya. Untuk itu mereka harus

berupaya menjaga image positif dengan cara memberikan kinerja yang baik. Hal

ini karena masyarakat akan memberikan punishment atau reward kepada anggota

dewan atas kinerja serta track record mereka selama menjabat periode

sebelumnya.

Page 78: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

63

A.1. Kegagalan Aktor Politik dan Partai Politik di Pemilihan Legislatif

DPRD Kota Depok Tahun 2014.

Aktor politik merupakan kemampuan individu (caleg petahana) untuk

mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan politik. Miriam Budiardjo80

menjelaskan kekuatan politik dapat dibedakan atas dua hal, yakni secara individu

atau institusional. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kekuatan politik

berasal dari aktor politik, partai politik, media massa, birokrasi, militer,

pengusaha, buruh, cendekiawan, agama, LSM, dan mahasiswa. Fokus penelitian

ini adalah terletak pada peran aktor politik dan partai politik dalam kekuatan

politik caleg petahana yang gagal pileg 2014.

Kekuatan politik secara institusional dapat diartikan sebagai lembaga atau

organisasi yang memiliki tujuan mempengaruhi proses pengambilan keputusan

dalam sistem politik. Dukungan caleg petahana untuk mencalonkan kembali pileg

2014 dari kekuatan politik institusional. Kekuatan politik institusional merupakan

lembaga yakni, partai politik. Partai politik merupakan sebuah aspek kekuatan

politik yang terlembaga dan menjadi pengusung caleg yang mencalonkan kembali

pileg 2014.

Partai politik sebuah motor penggerak caleg petahana untuk melenggang

ke DPRD Kabupaten atau Kota. Partai politik yang merekomendasi kadernya

untuk maju kembali menjadi caleg dalam mempertahankan kursi kekuasaan di

tingkat legislatif. Sebab itu, anggota dewan yang sudah berakhir masa jabatannya

selama lima tahun 2009-2014 dapat mencalonkan kembali menjadi caleg

80

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia, 2009), h. 58.

Page 79: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

64

diperiode 2014-2019. Seperti yang disampaikan oleh Muttaqin, S.Si, mantan

anggota DPRD dari PKS:

“Tradisi dari PKS yang sudah menjadi dewan diperiode 2009-2014 diharapkan

dapat mencalonkan kembali menjadi caleg di 2014, baik itu di dapil yang sama

maupun berbeda dapil. Atau maju di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi atau

Kabupatan dan Kota. Tapi saya diperintahkan partai untuk mencalonkan diri

kembali di dapil yang sama untuk di tingkat II Kota Depok.”81

Hal tersebut juga disampaikan oleh Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD

dari Demokrat:

“Seorang kader partai, harus ikut perintah partai untuk mencalonkan kembali di

pileg 2014. Saya di rekomendasi partai Demokrat maju di pileg 2014, karena

sudah dikenal oleh masyarakat di dapil. Oleh karenanya saya mencalonkan

kembali di pileg 2014. Pencalonan saya tentu sudah di perhitungkan untuk

mendulang suara. Saya harus mampu mencari suara yang meningkat di pileg

2014, agar saya bisa mempertahankan kursi DPRD Kota Depok.” 82

Jadi, partai politik yang menentukan caleg layak atau tidak untuk maju

kembali ke periode selanjutnya. Partai politik yang menentuhkan arah bagi caleg

petahana yang mencalonkan kembali. Sebab, caleg petahana yang pernah

menjabat menjadi anggota dewan periode 2009-2014 tentu sudah dikenal

masyarakat di dapil tersebut. Caleg petahana mendapatkan dukungan masyarakat

di dapil menjadi peluang besar bagi suara partai. Seperti disampaikan oleh Nur

Komariyah, mantan anggota DPRD dari PKS:

“Saya mencalonkan kembali caleg di periode selanjutnya tentu direkomendasi

oleh partai politik. Di lain sisi dapat dukungan dalam pencalonan saya di pileg

2014. Dukungan tersebut dari tokoh masyarakat, ibu-ibu pengajian, ibu-ibu

ustazah di Kecamatan Sawangan dan Cipayung. Oleh karenanya, saya

mencalonkan kembali di pileg 2014 agar aspirasi mereka bisa tersalurkan

kembali dengan baik dan apa yang sudah saya kerjakan untuk di dapil saya untuk

masyarakat.”83

Hal yang serupa disampaikan oleh Lilis Latifah, mantan anggota DPRD

dari PAN:

81

Wawancara dengan Muttaqin, S.Si, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 20 November 2018 pukul 16.30 WIB. 82

Wawamcara dengan Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 20 November 2018 pukul 10.00 WIB. 83

Wawancara dengan Nur Komariyah, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB.

Page 80: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

65

“Pencalonan saya di periode 2014-2019 atas dukungan dari keluarga, tokoh

masyarakat, dan teman-teman saya khususnya di Kecamatan Tapos. Saya

mencalonkan kembali di pileg 2014 atas dukungan PAN, karena sebagai kader

harus siap menerima amanah tersebut.”84

Jika dilihat, partai politik sangat mendukung pencalonan caleg petahana

dikarenakan masyarakat sudah mengenal nama-nama caleg yang sudah pernah

menjabat menjadi anggota dewan. Sebab itu, menurut penulis kuat atau lemahnya

kekuasaan partai politik tersebut sebagai kekuatan politik sangat bergantung pada

jumlah dukungan yang diberikan oleh rakyat atau masyarakat kepada partai

politik. Tanpa memiliki basis massa tentu dalam pembuatan kekuatan partai

politik akan menemui kesulitan dalam tugasnya untuk memenangkan pileg 2014.

Oleh karenanya, partai politik sangat mendukung anggota dewan yang ingin

mencalonkan kembali ke periode selanjutnya untuk mendulang suara partai di

pileg 2014.

Berdasarkan konsep aktor dari Gaetano Mosca menjelaskan pengaruh

aktor politik adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada berbagai tingkat

kekuasaan, maka dari itu penulis melihat caleg petahana yang pernah menjabat

menjadi anggota dewan mempunyai pengaruh di partai politik. Berdasarkan

metode pengaruh/keputusan dalam mengidentifikasi siapa yang termasuk dalam

kategori aktor politik yaitu orang-orang yang mempunyai pengaruh pada berbagai

tingkatan kekuasaan.

Selain itu menurut analisis penulis, kegagalan caleg petahana terjadi faktor

dukungan masyarakat terhadap partai politik tersebut berkurang. Dikarenakan

84

Wawancara dengan Lilis Latifah, mantan anngota DPRD Fraksi PAN, di Kota Depok

pada 23 November 2018 pukul 18.45 WIB.

Page 81: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

66

suara partai tidak bisa menyangi partai politik lain. Kegagalan caleg petahana bisa

terjadi karena basis massa yang dibuat caleg petahana belum jelas dan tidak

merata di setiap tingkatan wilayah, seperti Keluarahan dan RW/RT. Sebab, tanpa

memiliki basis massa tentu saja dalam membentuk kekuatan politik partai akan

menemui kesulitan dalam tugasnya untuk memenangkan caleg di pileg 2014.

Seperti yang disampaikan oleh Sutopo, mantan anggota DPRD dari Demokrat:

“ Saya mencalonkan diri di pileg 2014 tentu sudah mempertimbangkan agar bisa

mendapatkan peningkatan suara. Namun setelah pileg 2014 berjalan, saya

mendapatkan penurunan 1710 suara di pileg 2014. Suara Demokrat memang di

pemilu 2014 sangat anjlok karena kader Demokrat khususnya di DPP tersangkut

korupsi. Oleh karenanya suara dari Demokrat di daerah mengalami menurunan

yang sangat signifikan. Sehingga caleg petahana dari Demokrat yang

mencalonkan kembali gagal disebabkan faktor tersebut.”85

Hal serupa disampaikan juga oleh Andryarini, mantan anggota DPRD dari

PKS:

“Pemilu 2014 partai kami (PKS) mengalami musibah sangat besar, dikarenakan

Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq menjadi tersangka korupsi. Maka dari itu suara

PKS di pusat maupun di daerah memperoleh suara yang anjlok di pemilu 2014.

Akibatnya beberapa caleg petahana dari PKS gagal di pileg 2014, termaksud

saya.”86

Septer Erdward, mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

“ Pencalonan saya di pileg 2014 sudah dipertimbangkan dengan sebaik mungkin.

Di pileg 2014 saya mempunyai tim pemenangan di tingkat RW. Dengan adanya

tim pemenangan di tingkat RW diharapkan bisa mendapatkan peningkatan suara

di pileg 2014. Akan tetapi berbagai starategi yang saya lakukan tidak mampu

mendulang suara di pileg 2014. Maka dari itu saya gagal dalam pileg DPRD

tingkat II di Kota Depok.”87

Siti Zubaida, mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

85

Wawancara dengan Sutopo, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 14.45. 86

Wawancara dengan Andryarini, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 09.50 WIB. 87

Wawancara dengan Septer Erdward, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 27 November 2018 pukul 19.00 WIB.

Page 82: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

67

“pencalonan saya di pileg 2014 tentu mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Tetapi di pileg 2014 saya gagal mempertahankan kursi DPRD. Kegagalan saya

dalam pileg 2014 dikarena tim pemenangan yang saya buat berahli dukungan ke

partai lain. Saya tidak tahu mengapa beberapa tim pemenangan saya pindah. Tapi

di pileg 2014 yang lalu memang cobaan buat saya dan Demokrat, karena suara

partai dan saya menurun.”88

Dari beberapa pernyataan wawancara sebelumnya terlihat jelas bahwa

kegagalan caleg petahana disebabkan dukungan masyarakat ke pada partai politik

dan caleg petahana belum memberikan dampak yang positif terhadap pemilih.

Dikarenakan pemilih belum merasakan hasil kinerja dari caleg petahana tersebut.

Pemilih cendrung lebih melihat perkembangan politik nasional di media massa

tentang kasus korupsi yang menjerat beberapa kader partai politik.89

Oleh sebab

itu masyarakat berahli dukungan, dan dampaknya merembet ke daerah.

A.2. Peran Aktor Politik Sebagai Kekuatan Politik Di Pileg DPRD Kota

Depok 2014

Dalam hasil wawancara dengan beberapa narasumber, penulis

menemukan bahwa aktor politik yang sebagaimana penulis maksud adalah caleg

petahana. Aktor politik biasanya tidak akan lepas dari citra atau pribadi mereka

dimata khalayak umum, karena sebagai aktor politik mereka mempunyai peran

yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Aktor politik merupakan bagian

dari kekuatan politik untuk membuat dan mempengaruhi suatu kebijakan

pemerintah. Aktor politik merupakan kelompok kecil yang ada di masyarakat

yang berkuasa di sistem politik.

88

Wawancara dengan Siti Zubaida, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 27 November 2018 pukul 13.30 WIB. 89

Sepudin Zuhri, “Penyebab suara Demokrat turun drastis”, www.kabar24.bisnis.com, 14

April 2014.

Page 83: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

68

Aktor politik dianggap sudah berkontribusi membuat suatu kebijakan di

pemerintahan, selama menjabat menjadi anggota dewan di DPRD Kota Depok.

Aktor politik bisa mengeluarkan suatu kebijakan untuk kepentingan-kepentingan

umum dan kelompoknya. Di sini peran aktor politik adalah bagaimana dapat

mempengaruhi masyarakat untuk dapat dipilih kembali menjadi dewan legislatif

di periode 2014-2019. Pengaruh ini dapat berasal dari figur atau ketokohan dari

aktor politik maupun jaringan politik yang telah dibentuk. Seperti yang

disampaikan oleh Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD dari Golkar:

“Memang caleg harus sering bersilaturahmi dengan tetangga, tokoh masyarakat

dan pemuka agama setempat agar kita dapat mengenal beliau dan beliau

mengenal kita. Saya sebenarnya tidak terlalu akrab dengan tokoh masyarakat.

Akan tetapi mereka banyak mengenal saya. Kebetulan saya aktif dalam kegiatan

di Kecamatan, dan saya kebetulan aktif juga di LSM di Depok. Makanya saya

banyak dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Babe Ardja.”90

Hal ini disampaikan yang sama oleh Nur Komariyah, mantan anggota

DPRD Kota Depok dari PKS bahwa:

“Ketika saya mencalonkan diri kembali menjadi caleg, saya silaturahmi ke tokoh

masyarakat yang sudah saya pernah turun ketika reses di wilayahnya. Saya juga

silaturahmi dengan kelompok pengajian ibu-ibu di wilayah saya. Dengan cara itu

saya melakukan pendekatan saya dengan tokoh masyarakat, dan ibu-ibu

mengajian agar mereka bisa sosialisikan diri saya kepada masyarakat di masing-

masing daerah.”91

Cara caleg petahana untuk mendulang suara dalam mempengaruhi

masyarakat di dapil dengan bersosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya

pendekatan dengan tokoh masyarakat, pemuka agama dan para ketua RW/RT

untuk membantu caleg petahana dalam sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Sebab, untuk memulai pendekatan dengan masyarakat harus cara tersebut. Seperti

90

Wawancara dengan Ardja Djunaedi mantan anggota DPRD Fraksi Golkar, di Kota

Depok pada 25 November 2018 pukul 15.32 WIB. 91

Wawancara dengan Nurkomariyah,mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB.

Page 84: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

69

yang disampaikan oleh Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD Kota Depok dari

PAN:

“Awal mulanya ketika saya bersosialisasi kepada masyarakat, saya mendatangi

Ketua RW setempat. Karena saya belum mengetahui area yang saya mau

sosialisasi di wilayah tersebut. Disamping itu saya sosialisasikan diri saya bahwa

saya caleg dari PAN yang mengikuti pileg 2014 untuk DPRD tingkat II Kota

Depok. Ketika saya sosialisasikan pencalonan saya kepada RW tersebut, saya

dikenalkan oleh RW untuk memperkenal diri saya kepada seluruh RT setempat.

Dari situlah saya bertemu dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama di

wilayah tersebut.”92

Dari pernyataan wawancara terlihat jelas bagaimana pendekatan caleg

dengan masyarakat ketika memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat

setempat. Penulis melihat bahwa caleg petahana memiliki peluang untuk

membentuk jaringan politik dalam mendukung pemenangan caleg petahana

sampai ke tingkat RT untuk mendapatkan suara di pileg DPRD Kota Depok.

Seperti yang disampaikan oleh Drs. Karno, mantan anggota DPRD Kota Depok,

dari Demokrat:

“Memang sangat diperlukan membangun jaringan ke tingkat RT atau RW untuk

mendulang suara. Untuk itu saya sempat berkomunikasi ke RT atau RW dalam

pencalonan saya di pileg 2014. Dibalik kepentingan saya ke RT dan RW untuk

meminta suara sebaliknya mereka minta diperhatikan agar aspirasi mereka bisa

terwujud dalam bentuk infrastuktur jalan di perkampungan”

Otto S. Leander, mantan anggota DPRD dari PDI Perjuangan

menyampaikan hal serupa:

“untuk memperkenalkan diri saya kepada masyarakat tentu harus mempunyai

kenalan warga atau masyarakat setempat disana, ketika kita ingin turun

kelingkungan tersebut. selain itu saya harus membangun komunikasi ke RT atau

RW setempat agar mereka bisa membuka hatinya untuk dapat mendukung saya di

pileg 2014. Dari situlah saya membangun silaturahmi dengan masyarakat”

92

Wawancara dengan Enthy Sukart,i mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota Depok

pada 28 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Page 85: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

70

Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan:

“Pencalonan saya kembali menjadi caleg petahana atas dukungan dari teman

kader PAN. Kalau ditanya membuat tim pemenangan di pileg, tentu punya. Saya

membuat tim intinya saja. Untuk di tingkat RW/RT saya meminta kepada kawan

tim inti membuat jaringan kepada tokoh masyarakat, dan ketua RW/RT dalam

sosialisasi pencalonan saya di pileg DPRD 2014. Selain itu saya juga dibantu

oleh struktur pengurus PAN di daerah setempat.”93

Dari pernyataan sebelumnya mengenai jaringan politik caleg petahana

sudah telihat jelas. Bahwa caleg petahana belum terlalu siap untuk menghadapi

pileg 2014 di Kota Depok. Sebab, menurut penulis persiapan caleg petahana

untuk pileg DPRD tingkat II Kota Depok tidak memaksimalkan tim-tim

pemenangan dalam membuat strategi politik. Seharusnya tim pemenangan

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Menetapkan target dan tujuan, masing-masing tim di wilayah yang

telah ditetapkan wajib menentapkan target perolehan suara caleg

petahana tersebut. Sebagaimana yang telah ditentukan dalam peta kerja

dan rencana strategis tim pemenangan.

b. Fokus menggarap pemilih yang menjadi target. Tim yang bertugas

pada wilayah-wilayah yang telah ditentukan hanya berkonsentrasi dan

bertanggung jawab penuh pada wilayah tugasnya masing-masing.

c. Memahami karakter pemilih yang menjadi target, mengetahui apa

preferensi (kesukaan) atau tidak sukaan pemilih dan mengindentifikasi

issue-issue yang berkembang di masyarakat untuk kemudian menjadi

program yang akan dijalankan.

93

Wawancara dengan Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 20.00 WIB.

Page 86: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

71

d. Mengawasi gerakan pesaing, (mengetahui apa yang dilakukan oleh tim

pesaing, mengindentifikasi tokoh masyarakat yang melakukan

pergerakan untuk pesaing), mengelola secara kreatif hubungan dengan

stakeholder dan menjaga hubungan baik dengan penggurus partai

politik, tim relawan, tokoh masyarakat, pemuka agama, pemilih, dan

caleg petahana diharapkan tidak mengeluarkan statemen yang kontra

produktif kepada publik sehingga dapat menurunkan akseptabilitas

caleg tersebut.

e. Mencari peluang-peluang baru untuk merebut hati pemilih, dengan

cara hal-hal baru yang dapat mempengaruhi selera pemilih untuk

memilih caleg petahana.

f. Menyusun program kerja dan rencana pencitraan caleg petahana,

masing-masing wilayah memberikan informasi spesifik kepada

struktur tim pemenangan untuk diolah menjadikan suatu program

kerja.

Dari pernyataan penulis sebelumnya, caleg petahana seharusnya sudah

melakukan kepada tim pemenangan. Penulis menilai bahwa caleg petahana sudah

melakukan, akan tetapi belum maksimal menjalankan fungsi dan tugas sebagai

tim pemenangan. Sehingga faktor kegagalan caleg petahana bisa disebabkan oleh

caleg tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Hj. Susilawati mantan DPRD dari

Demokrat:

“Pencalonan saya di pileg 2009 dengan 2014 membuat tim pemenangan. Saya

membuat tim pemenangan 10 orang, mereka dari daerah yang berbeda-beda agar

mempermudah saya mencari basis suara saya di pileg 2014. Setiap pertemuan

Page 87: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

72

dengan tim pemenangan saya selalu mengadakan fokus group discussion (FGD)

untuk membahas fokus yang kita targetkan suara saya di pileg 2014. Selama tiga

bulan berjalan target yang kita inginkan meleset dari apa yang diharapkan. Hal

hasil saya mendapatkan 699 suara di pileg 2014 menurun jika dibandingkan

dengan pileg 2009 mendapatkan 3,787 suara.”94

Kegagalan caleg petahana 2014 disebabkan oleh aktor politik yang tidak

memperhatikan beberapa hal di antarnya:

Pertama, Caleg petahana tidak melibatkan unsur-unsur tokoh masyarakat.

Unsur-unsur tokoh masyarakat bisa dikatakan masyarakat setempat yang telah

tinggal lama dan berpengaruh di wilayah tersebut dan masyarakat yang yang

paling dituakan atau sesepuh yang berpengaruh di wilayah tersebut. Contohnya

tokoh masyarakat, tokoh sesepuh, alim ulama/ pemuka agama, struktur organisasi

masyarakat seperti ketua RW/RT yang mempunyai pengaruh di wilayah tersebut.

Dari beberapa unsur tokoh masyarakat sebagian caleg petahana belum melibatkan

dalam pemenangan pileg 2014 atau tidak memaksimalkan kekuatan caleg

petahana dalam meraih suara di tiap-tiap wilayah.

Kedua, Caleg petahana (aktor politik) kurang dikenal oleh masyarakat.

Sebagian masyarakat mungkin tidak mengenal aktor politik yang mencalonkan

kembali menjadi caleg di periode 2014. Oleh sebabnya, ketokohannya yang dulu

menjadi anggota DPRD di periode 2009 dan mencalonkan kembali (caleg

petahana) di pileg 2014 tidak dikenal oleh masyarakat, dikarenakan kurangnya

caleg petahana bersosialisasi ke dapil yang belum mereka kunjungi disaat menjadi

anggota DPRD.

94

Wawancara dengan Susilawati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 14.26 WIB.

Page 88: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

73

Ketiga, Caleg petahana (Aktor Politik) tidak turun langsung ke

masyarakat. Sebagian aktor politik tidak turun langsung kemasyarakat, sehingga

caleg petahana lebih mempercayakan kepada tim pemenangan yang turun

kemasyarakat. Caleg petahana hanya turun kemasyarakat dalam rangka acara-

acara besar dimasyarakat. Sehingga aspirasi masyarakat belum bisa diakomodir

caleg petahana. Oleh sebab itu, masyarakat cendrung tidak tertarik dengan caleg

petahana. Dikarenakan caleg petahana tidak bisa mewakili aspirasi mereka.

Dari pernyataan penulis di atas, hal ini yang mempengaruhi kegagalan

caleg petahana dalam pileg DPRD 2014 sebagai kekuatan politik. Sehingga

sebagian caleg petahana banyak mengabaikan persoalan-persoalan tersebut di

masa kampanye pileg 2014.

A.3. Basis Kekuatan Caleg Petahana Gagal Pileg DPRD Kota Depok 2014

Partai politik menjadi bagian kekuatan politik yang ada di Indonesia.

Perannya sangat penting dalam sistem politik di Indonesia, ketika seseorang ingin

menjadi wakil rakyat di parlemen maka salah satu jalur untuk memasuki lewat

partai politik. Dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia, partai politik memiliki

peran dalam mempertahankan dan merebut basis dukungan untuk memperoleh

suara di masyarakat. Partai politik juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk

menjadi penyambung lidah antara pemerintah dengan rakyat, serta turut aktif

dalam membuat kebijakan yang ditentukan oleh negara. Tidak bisa dipungkiri

bahwa peran partai politik di Indonesia sangat penting dan menjadi acuan bagi

Page 89: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

74

negara untuk menentukan kebijakan bagi masyarakat.95

Keterlibatan partai politik

dalam pemerintahan sebenarnya bukan hal yang biasa, melalui partai politiklah

aspirasi masyarakat dapat disalurkan dan disampaikan dalam bentuk apapun.

Alasan utama partai politik menjadi bagian dari salah satu kekuatan politik

yang ada di Indonesia khususnya di kalangan pemerintahan dan masyarakat,

karena partai politik menjadi salah satu pilar utama dalam menjalankan negara

selain peran pemerintahan di dalamnya yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif

serta kepentingan pers. Pada era ini, Indonesia memberikan ruang gerak yang luas

kepada partai politik untuk mengontrol kegiatan yang ada di masyarakat.96

Selain berfungsi memberikan edukasi dan mengontrol masyarakat, partai

politik juga harus mendorong masyarakat agar mampu berpartisipasi dan

menggunakan hak-hak politiknya guna menjanlankan sistem politik di Indonesia

agar berjalan dengan baik. Dengan berjalannya partisipasi masyarakat, maka dari

itu partai politik berkesempatan untuk mempertahankan dan merebut basis massa

dalam kekuatan politik partai. Basis massa kekuatan politik partai sangat perlu,

dikarenakan untuk memperluas suara dukungan masyarakat dan mempertahankan

suara masyarakat kepada partai politik.97

Oleh karenanya, partai politik menjadi

kekuatan politik caleg petahana untuk mempertahankan basis massa suara partai

politik. Seperti yang disampaikan oleh Nur Komariyah, mantan anggota DPRD

dari PKS:

95

Firmanzah, Mengelolah Partai politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. 56-57. 96

Firmanzah, Mengelolah Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, h. 57. 97

Wahyuni Pudjiastuti, Kampanye dengan komunikasi persuasi (Depok: Prenadamedia

Group, 2017), h. 60.

Page 90: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

75

“Kalau di Kota Depok basis suara PKS sangat banyak sekali dibeberapa wilayah.

Untuk di dapil saya PKS sangat kuat tetapi hanya beberapa wilayah saja. Untuk

mempertahankan suara tersebut saya dan beberapa caleg dari PKS merebut hati

simpatisan agar mereka bisa memilih saya. Tapi untuk basis massa suara saya

selama pileg 2014 di komplek perumahan.”98

Hal serupa disampaikan oleh Drs. Karno, mantan anggota DPRD dari

Demokrat:

“2009 basis suara Demokrat sangat baik jika dibandingkan dengan pileg 2014. Di

pileg 2014 basis suara Demokrat sudah menghilang, oleh partai politik lain.

Begitu pun dengan basis suara saya dan partai Demokrat yang tadinya suara di

dapil tersebut sangat bagus, tapi kenyataannya suara partai atau nama saya tidak

ada sama sekali, itu pun terjadi ada di 10 TPS.”99

Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD dari Golkar menyampaikan:

“Berbicara basis suara di dapil pemilihan saya cukup membaik. Tetapi yang

sangat disayangkan untuk pileg 2014 khususnya dapil limo dan cinere suara

partai sangat kecil sekali. Walaupun suara saya meningkat di 2014 tapi saya tidak

mendapatkan kursi di legislatif.”100

Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan:

“Basis suara yang saya petakan selama pileg 2014 belum memperkirakan di

daerah mana. Intinya selama pileg 2014 suara saya anjlok di dapil saya.”101

Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

“Untuk pemetaan basis suara saya di pileg sudah ditentukan. Tapi sayangnya

strategi saya dalam mempertahankan basis suara partai dan saya tidak bisa

dipertahankan. Ada beberapa tren sisi negatif selama pileg 2014 terjadi di partai

kami. Oleh karenanya suara Demokrat dan saya sangat turun jika dibandingkan

dengan pileg 2009 yang lalu.”102

98

Wawancara dengan Nur Komariyah, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 99

Wawancara dengan Drs.Karno, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 1 Desember 2018 pukul 10.00 WIB. 100

Wawancara dengan Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 25 November 2018 pukul 15.32 WIB. 101

Wawancara dengan Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 20.00 WIB. 102

Wawancara dengan Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 20 November pukul 10.00 WIB.

Page 91: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

76

Andryarini, mantan anggota DPRD dari PKS, menyampaikan:

“Basis suara saya di pileg 2014 ada di beberapa titik daerah komplek perumahan.

Sebab, untuk menggiring pemilih di basis masyarakat perumahan sangat lebih

efektif jika dibandingkan di daerah perkampungan. Karena untuk

mempertahankan suara di perkampungan masyarakatnya cendrung prakmatis.

Untuk itu alhamdulillah basis suara di komplek perumahan cukup membaik.

Walaupun saya tidak bisa memperthankan kursi di legislatif 2014, tapi suara saya

sangat meningkat dibanding pileg 2009.”103

Sutopo, mantan anggota DPRD dari Demokrat, menyampaikan:

“Kalau basis suara pada pileg 2014 saya belum pemetaan dimana target suara

saya. Karena saya lebih fokus satu titik wilayah saya saja. yakni di sekitaran

lingkungan saya saja.”104

Nur Komariyah, mantan anggota DPRD dari PKS menyampaikan:

“Jika berbicara basis saya di pileg 2014 saya belum tahu dimana suara saya yang

paling banyak. Kalau pemetaan di pileg 2014 saya lebih banyak bersosialisasi ke

masyarakat komplek perumahan. Saya memilih sosialisasi di komplek perumahan

dikarenakan masyarakatnya cerdas dan aktif dalam memberikan aspirasi

ketimbang di masyarakat perkampungan. Kalau di perkampungan masyarakat

sana membutuhkan imbalan sesuatu dan itu mau tidak mau disaat saya sosialisasi

harus saya kasih untuk mendapatkan suara disana. Tapi saya hanya berkunjung

ke daerah perkampungan hanya dua perkampungan saja.”105

Hj. Lilis Latifah, mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan:

“Saya berfokus hanya di lingkungan saja, untuk mempertahankan basis massa.

Dikarenkan saya hanya fokus ke sembilan RW dari beberapa RT di lingkungan

saya. Sebab, masyarakat di daerah lingkungan saya sangat padat jumlah

penduduknya. Jadi menurut saya cukup untuk bersosialisasi kepada masyarakat

untuk menggaet calon pemilih di pileg 2014.”106

Hj. Susilawati, mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

“Pileg 2014 yang lalu basis suara di daerah yang saya harapkan menang sangat

mengecewakan hasilnya. Karena suara saya dan partai Demokrat kalah dengan

partai politik lain. Jika dibandingkan pada pileg 2009 suara saya banyak di

103

Wawancara dengan Andryarini, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 09.50 WIB. 104

wawancara dengan Sutopo, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 14.45 WIB. 105

Wawancara dengan Nur Komariyah, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 106

Wawancara dengan Lilis latifah, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota Depok

pada 23 November 2018 pukul 18.45 WIB.

Page 92: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

77

darerah tersebut karena pada pileg 2009 disitulah basis suara saya paling banyak

yakni di daerah sukmajaya.”107

Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD dari PKS menyampaikan:

“Basis suara di pileg 2014, saya hanya cukup memetakan suara di lima

kelurahan. Dari lima kelurahan tersebut saya harus menguasai sepuluh RW dari

setiap RT agar suara saya banyak disetiap TPS. Akan tetapi berjalannya waktu

pileg 2014 tidak membuahkan hasil yang baik, dikarenakan pileg 2014 saya

hanya mendapatkan 1,802 suara.”108

Dari pernyataan di atas, bahwa di setiap caleg petahana bervariasi untuk

menanggapi pernyataan basis massa dalam pileg 2014 yang dimiliki atau tidak

dimiliki caleg petahana. Pada intinya setiap caleg petahana belum mampu

mempertahankan basis massa suara caleg petahana di setiap dapil. caleg petahana

tidak mempunyai strategi khusus dalam menggaet calon pemilih di setiap dapil

yang mereka perebutkan. Oleh sebabnya caleg petahana gagal dalam memperoleh

dukungan dari masyarakat di dapilnya.

B. Kampanye Politik Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Kota Depok

Tahun 2014

Kampanye politik merupakan salah satu penyampaian komunikasi politik

caleg petahana dengan pemilih. Kampanye politik merupakan arena penyampaian

visi, misi, dan program yang akan dilakukan oleh partai politik atau caleg

petahana. Kampanye politik dapat menjadi media dialogis bagi rakyat untuk

menguji dan menilai partai politik atau caleg yang memiliki visi, misi, dan

program yang mampu mewakili aspirasi mereka. Sehingga persoalan masyarakat

di dapil yang diwakili bisa diakomodir dengan baik. Kampanye politik bukan

107

Wawancara dengan Hj.Susilawati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 14.26 WIB. 108

Wawancara dengan Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 28 November 2018 pukul 19.30 WIB.

Page 93: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

78

meraih kekuasaan saja bagi caleg, tetapi menjadi bagian pendidikan politik rakyat

dalam memecahkan persoalan di dapil tersebut.

Rogers dan Story mendefinisikan kampanye sebagian serangkaian tindakan

komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada

sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu

tertentu.109

Dari definisi di atas, maka aktivitas kampanye setidaknya caleg harus

memperoleh efek kepada khalayak untuk meyakinkan calon pemilih bahwa

mereka tidak salah pilih dalam pileg 2014. Segala tindakan dalam kegiatan

kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, terutama mengajak dan mendorong

masyarakat untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar

kesukarelaan. Dengan demikian, kampanye pada prinsipnya adalah contoh

tindakan persuasi secara nyata.

Sasaran kampanye politik caleg petahana adalah khalayak. Mcquail dan

Windahl mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang yang

pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.

Perubahan sikap, presepsi, dan tingkah laku dari objek komunikasi (komunikan)

dicapai melalui imbauan dan ajakan. Oleh karenanya penting di sini adalah

membuat komunikan tertarik, sehingga secara sadar dan sukarela menerima dan

menuruti keinginan komunikator.

109

Firmanzah, Mengelolah Partai politik: komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, h. 58.

Page 94: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

79

B.1. Kampanye Politik Caleg Petahana Gagal Mempertahankan Kursi

DPRD Kota Depok Tahun 2014

Kampanye politik menjadi perantara komunikasi caleg petahana dengan

khalayak. Peran kampanye caleg petahana menyampaikan sesuatu misi, visi dan

program kerja untuk menggaet khalayak sebagai calon pemilih. Kampanye politik

tidak di lepas dari kegiatan untuk memaparkan program-program kerja saja, tetapi

memobilisasi masyarakat agar memberikan suara pada partai politik atau caleg

tertentu.110

Dengan demikian, kampanye pileg 2014 bertujuan merebut dan

mempertahankan perilaku masyarakat dalam memilih caleg petahana atau partai

politik.

Kampanye politik banyak dilakukan oleh caleg petahana untuk

membangun image. Image yang dibangun oleh caleg petahana di bentuk sebagai

anggapan atau opini publik terhadap caleg petahana. Tanpa adanya kampanye,

publik tidak akan tahu informasi mendalam tentang caleg petahana, terkait hal

positif yang dimiliki caleg petahana tersebut. Kampanye adalah sebuah tindakan

yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa

dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisasi untuk

melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu

kelompok, dengan mengunakan berbagai media komunikasi untuk mendapatkan

dukungan publik.111

110

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008), h. 271. 111

Wahyuni Pudjiastuti, Kampanye dengan Komunikasi Persuasi, (Depok: Prenadamedia

group, 2017), h. 18.

Page 95: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

80

Hal ini disampaikan oleh Nur Komariyah, mantan anggota DPRD dari

PKS:

“Kampanye yang saya lakukan di pileg 2014 membangun komunikasi dengan

tokoh masyarakat, masyarakat lingkungan yang saya kunjungi, dan

bersilaturahmi dengan teman-teman organisasi saya, agar mereka dapat

mendukung saya di pileg 2014. Untuk kampanye pileg 2014 saya lebih suka

bersilaturahmi dengan masyarakat, baik yang dikenal maupun baru dikenal.”112

Ardja Djunedi mantan anggota DPRD dari Golkar menyampaikan bahwa:

“Kampanye saya di pileg 2014 mengadakan suatu turnamen olahraga untuk

menggaet calon pemilih di dapil saya. Selain itu saya berkomunikasi dengan

teman-teman di organisasi yang saya ikuti selama ini. Selain itu saya

bersosialisasi dan bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat, masyarakat

dilingkungan, dan tokoh pemuka agama yang ada di dapil. Karena disaat pileg

2009 yang lalu, saya melakukan hal serupa dan membuahkan hasil dan saya

mendapatkan kursi DPRD. Tapi di pileg 2014 saya kalah dengan teman saya satu

partai dikarenakan mendapatkan suara lebih tinggi dibanding saya.”113

Ayi Nurhayati mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan

bahwa:

“Kampanye untuk pileg 2014 saya bersosialisasi kepada teman-teman saya,

masyarakat lingkungan, dan ibu ustazah yang saya kenal maupun baru dikenal.

Tapi saya lebih cendrung bersosialisasi ke majelis talim, bersama para pimpinan

pengajian ibu ustazah. Karena dengan cara itu saya mendapatkan suara banyak

jika saya bercermin di pileg 2009. Tapi di pileg 2014 saya gagal dalam

memperoleh suara yang banyak.”114

Otto S.Leander mantan anggota DPRD dari PDI Perjuangan,

menyampaikan:

“Pileg 2014 ketika menjadi caleg saya berkampanye membangun komunikasi

kepada organisasi yang selama saya ikuti, membangun komunikasi dengan tokoh

masyarakat, RW/RT, dan pemuka agama. Selain itu mendirikan rumah aspirasi

untuk masyarakat di dapil. pendirian rumah aspirasi sudah berjalan lama sekali

ketika saya menjabat menjadi anggota dewan, dan untuk pileg 2014 rumah

112

Wawancara dengan Nur Komariyah, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 113

Wawancara dengan Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD Fraksi Golkar, di Kota

Depok pada 25 November 2018 pukul 15.32 WIB. 114

Wawancara dengan Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat , di Kota

Depok pada 20 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Page 96: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

81

aspirasi ini terbuka untuk masyarakat umum khususnya dapil tiga. Kampanye

politik tentu banyak sekali yang saya lakukan, seperti membuat akte kelahiran

gratis.”115

Sutopo mantan anggota DPRD dari Demokrat, menyampaikan hal serupa

bahwa:

“Kampanye 2014 yang saya lakukan yaitu membangun komunikasi terhadap

masyarakat lingkungan, RW/RT, tokoh masyarakat dan pemuka agama. Dengan

komunikasi yang saya bangun saya membuat kesehatan gratis untuk masyarakat

di lingkungan yang saya petakan. Dengan cara itu saya mendapatkan suara dari

masyarakat setempat.”116

Abdul Ghofar mantan anggota DPRD dari PKS menyampaikan hal serupa

bahwa:

“Kampanye politik yang saya lakukan selama ini membangun komunikasi kepada

teman organisasi, tokoh masyarakat, RT/RW, dan masyarakat. Selain itu, saya

melakukan strategi setiap hari keliling masjid untuk shalat subuh berjamaah dan

memberikan tausiah agama. Dengan cara tersebut untuk memperkenalan diri saya

dengan masyarakat setempat.”117

Hj. Enthy Sukarti mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan

bahwa:

“Kampanye politik selama pileg 2014 yang lalu saya bersosialisasi dengan tokoh

organisasi masyarakat atau yang disingkat ormas seperti, FBR (Forum Betawai Rempug)

dan ormas Pemuda Pancasila. Selian itu saya bersosialisasi dengan tokoh masyarakat,

pemuka agama, dan pengurus RW/RT. Dengan cara tersebut saya membangun

komunikasi dengan berbagai pihak agar mereka bisa membantu saya dalam pemenangan

pileg 2014. Selain itu saya membuka posko aspirasi di beberapa keluarahan.”118

Rojali H. Tjilut mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan:

115

Wawancara dengan Otto S. Leander, mantan anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan,

di Kota Depok pada 24 November 2018 pukul 19.45 WIB. 116

Wawancara dengan Sutopo, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 14.45 WIB. 117

Wawancara dengan Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 28 November 2018 pukul 19.30 WIB 118

Wawancara dengan Hj. Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 28 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Page 97: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

82

“Kampanye yang saya lakukan selama menjadi caleg membuat posko aspirasi,

membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat, dan bersosialisasi dengan

RW?RT setempat sambil membagikan sovenir untuk masyarakat.”119

Andyarini mantan anggota DPRD dari PKS menyampaikan hal serupa

bahwa:

“Kampanye politik selama menjadi caleg petahana tentu sama dengan saya

mencalonkan diri di pileg 2009. Kampanye saya yaitu membuat posko aspirasi di

beberapa kelurahan yang ada di dapil kecamatan Sukmajaya. Selain itu saya

menghadiri atau blusukan untuk melihat posyandu bersama ibu-ibu yang ada

dilingkungan tersebut. dan membangun komunikasi kepada tokoh masyarakat,

ibu-ibu majelis taklim yang selama saya ikuti saat ini. Dengan cara itulah saya

berkampanye untuk meminta doa dan dukungan pada saat itu.”120

Dari pernyataan caleg petahana di atas, bahwa kampanye adalah upaya

persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada

ide-ide yang ditawarkan, agar mereka bersedia bergabung atau mendukung salah

satu caleg petahana tersebut. Oleh sebab itu, ide-ide yang ditawarkan caleg

petahana terhadap calon pemilih haruslah yang baik yang bisa mudah dipahami

oleh masyarakat. Berdasarkan pemahaman tersebut, suatu kesalahan jika

kampanye dilakukan dengan cara-cara yang tidak simpatik karena sasaran

kampanye adalah merebut hati orang lain agar mereka bersedia menerima dan

mendukung caleg petahana tersebut.

Dalam kampanye, terdapat dua unsur penting yang harus diketahui oleh

masing-masing caleg petahana, yaitu pesan yang akan disampaikan kepada

pemilih dan perubahan perilaku pemilih. Perubahan merupakan tujuan utama

kampanye maka, isi bentuk dan acara penyampaian pesan menjadi peranan sangat

119

Wawancara dengan Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 20.00 WIB. 120

Wawancara dengan Andyarini, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 24 November pukul 09.50 WIB.

Page 98: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

83

penting bagi tercapainya tujuan tersebut. Perubahan dapat terjadi bila pesan yang

disampaikan mudah dimengerti oleh masyarakat. Terkadang caleg petahana

terlalu ribet dalam bersosialisasi kepada calon pemilih. Oleh karenanya pemilih

cendrung belum memastikan menentukan pilihan.

Dalam kampanye, seorang caleg petahana untuk menyampaikan pesan-

pesan politik dalam berbagai bentuk, mulai dari poster, baliho, diskusi, iklan,

hingga komunikasi langsung oleh masyarakat. Apa pun bentuknya pesan selalu

mengguakan simbol-simbol verbal yang diharapkan memikat pemilih secara luas.

Hal serupa disampaikan oleh Nur Komariah, dari PKS:

“Selain saya berkampanye langsung ke masyarakat. Saya juga membuat banner,

spanduk, dan baliho digambar saya. Saya menggunakan alat peraga tersebut

untuk memperkenalan diri saya kepada masyarakat yang belum menggenal

saya.”121

Hal serupa disampaikan oleh Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD dari

PAN menyampaikan:

“Terkadang saya sosialisasi kepada masyarakat belum bisa meyakinkan,

dikarenakan masyarakat suka lupa terhadap nomor pasangan calon. Maka dari itu

saya menggunakan alat peraga kampanye seperti banner, spanduk, kartu nama,

dan selembaran untuk menyampaikan pesan dukungan saya pileg 2014. Dengan

cara itu saya banyak menguarkan biasa yang besar untuk membuat alat peraga

kampanye.”122

Ardja Djunaedi mantan anggota DPRD dari Golkar menyampaikan:

“Untuk mempromosikan diri saya dengan masyarakat tentu saya membuat alat peraga

kampanye. Dengan cara itu saya bisa mempromosikan diri saya kepada masyarakat.”123

121

Wawancara dengan Nur Komariyah, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 122

Wawancara dengan Hj. Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 28 November 2018 pukul 10.00 WIB. 123

Wawancara dengan Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD Fraksi Golkar, di Kota

Depok pada 25 November 2018 pukul 15.32 WIB.

Page 99: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

84

Hj. Susilawati mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

“Selama saya kampanye tentu saya membuat alat peraga kampanye seperti

kalender, kartu nama, poster, dan spanduk. Dengan cara itu masyarakat akan

mengingat saya disaat pencoblosan. Terkadang masyarakat kita sering lupa

nomur saya, oleh karenanya saya membuat alat peraga kampanye.”124

Dari pernyataan caleg petahana sebelumnya, bahwa kesuksesan kampanye

hadir untuk memberikan pesan yang menarik sehingga memikat calon pemilih.

Untuk itu perlu ada nya pesan yang menarik yang disampaikan caleg petahana

melalui alat peraga kampanye. Pesan atau isu sangat penting dalam meningkatkan

“nilai jual” caleg petahana. Caleg petahana akan berupaya untuk memaksimalkan

dan meyakinkan masyarakat dengan pesan yang ia sampaikan. Singkatnya, pesan

itu disampaikan menarik mungkin agar calon pemilih dapat tertarik untuk

memilih.

Tetapi penulis menilai bahwa caleg petahana kurang memaksimalkan

membuat pesan yang menarik pada alat peraga kampanye. Caleg petahana hanya

membuat dialat peraga kampanye seperti gambar dirinya dan nomor urutnya,

tanpa ada embel-embel pesan apapun. Sehingga calon pemilih kurang tertarik

dengan pesan atau alat paraga kampanye yang di gunakan caleg petahan tersebut.

B.2. Faktor Kegagalan Caleg Petahana Dalam Strategi dan Perencanaan

Kampanye Di Pileg DPRD 2014

Ketika kampanye politik dimaknai sebagai kegiatan caleg petahana dalam

mempersuasi pemilih yang bertujuan untuk meningkatan elektabilitas dan

popularitas, maka seorang kandidat perlu memiliki strategi dan perencanaan yang

124

Wawancara dengan Hj. Susilawati, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 14.26 WIB.

Page 100: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

85

matang. Caleg petahana yang ikut serta dalam pemilu tentunya memiliki cara

kampanye yang berbeda dengan calon lainnya. Kampanye bagian dari sarana

untuk pencapaian cita-cita politik membutuhkan strategi, yang akan menjadi

sangat penting dalam mempertahankan dan merebut suatu kekuasaan.125

Hal ini

dalam pemenangan pemilu serta cita-cita yang diinginkan caleg dan partai politik

bisa tercapai.

Berikut ini beberapa yang perlu diperhatikan dalam strategi kampanye,

yaitu analisa peta politik, penentuan target pemenangan, pembentukan tim

kampanye, perumusan strategi kampanye, pengorganisasian kampanye, dan

pengawalan perolehan suara.

Pertama, adalah menganalisa peta politik. Dalam sisi ini, calon perlu

memetakan calon pemilih potensial. Teknisnya bisa dengan menelaah dapil,

menggali informasi tentang perolehan suara dalam dua massa pemilu terdahulu

dengan maksud untuk membandingkan. Dalam analisa ini juga perlu untuk

memetakan data key person atau orang-orang yang berpengaruh dalam

masyarakat. Misalnya menentuhkan dan mengetahui tokoh agama, tokoh

masyarakat, dan penggurus RW/RT yang ada di lingkungan.

Jadi dari beberapa caleg petahana yang gagal sudah melakukan pemetaan

orang yang berpengaruh di masyarakat lingkungan. Akan tetapi ada beberapa

kejanggalan yang didapatkan seorang caleg petahana. Hal tersebut disampaikan

oleh Nur Komariyah, mantan anggota DPRD dari PKS bahwa:

125

Herpamudji, Kampanye politik, (Jakarta: PT.Obor Indonesia, 2010), h. 45.

Page 101: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

86

“Perlunya sebagai caleg harus bersilaturahmi dengan beberapa tokoh masyarakat

dan pemuka agama yang akan kita singah untuk mendapatkan suara di daerah

tersebut. Sebagai caleg harus mempunyai nyali yang kuat untuk menghadapi

beberapa karakter orang lain dalam menyampaikan pendapat. Pendapat yang

disampaikan tokoh masyarakat atau pemuka agama merupakan kepentingan dari

masyarakat tersebut. Ada beberapa tokoh masyarakat yang meminta ini itu dan

lain sebagainya akan tetapi saya tidak bisa memenuhinya. Dari faktor tersebut

saya tidak mendapatkan suara yang signifikan di pileg 2014. Walaupun ada

beberapa tokoh masyarakat mendukung saya itu karena mereka sudah mengenal

saya”126

Hal serupa yang disampaikan Ayi Nurhayati, mantan anggota DPRD dari

Demokrat bahwa:

“Saya sudah memetakan politik yang mana akan saya turun kemasyarakat untuk

mendulang suara di pileg 2014. Setelah memetakan barulah saya bersilaturahmi

dengan tokoh masyarakat setempat. Dalam bersilaturahmi dengan tokoh

masyarakat, berbagai macam pendapat atau kepentingan yang dikemukakan oleh

tokoh masyarakat. Jika saya sangup apa yang dinginkan tokoh masyarakat

barulah saya dapat dukung oleh masyarakat setempat. Akan tetapi saya hanya

melakukan kerja sama dengan tiga tokoh masyarakat yang dimana aspirasi

mereka bisa saya sanggupi.”127

Kedua, caleg petahana harus menentuhkan target suara. Jumlah suara yang

ditargetkan perlu dirumuskan dengan memahami sebaran wilayah, segmentasi

pemilih, dan kecenderungan pemilih. Hal tersebut perlu untuk di kalkulasi.

Semakin dalam informasi yang diperoleh, perhitungan atau prediksi semakin bisa

diandalkan dalam memperoleh kemenangan.

Jadi seorang caleg petahana harus mampu memahami sebaran wilayah

dalam menargetkan suara di pemilihan legislatif 2014. Akan tetapi caleg

petahanan yang gagal belum memikirkan hal tersebut untuk memahami sebaran

126

Wawancara dengan Nur Komariyah mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 127

Wawancara dengan Ayi Nurhayati mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 20 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Page 102: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

87

wilayah yang akan di raihnya. Seperti yang disampaikan oleh Sutopo, mantan

anggota DPRD, dari Demokrat:

“pada pileg 2014 saya belum memikirkan untuk pemetaan politik dimana yang

saya akan turun. Tetapi saya hanya menargetkan suara saya di lingkungan di

daerah saya. Akan tetapi suara pileg 2014 di daerah lingkungan saya kalah

dengan caleg lain dari PDI Perjuangan.”128

Siti Zubaida, mantan anggota DPRD, dari Demokrat menyampaikan

bahwa:

“Kalau menentukan target suara pasti saya sudah menargetkan suara di pileg

2014. Saya menargetkan 4560 suara di pemilihan legislatif (pileg) 2014. Hal

tersebut saya sampaikan kepada tim pemenangan. Akan tetapi untuk memahami

wilayah yang saya akan turun belum terpikirkan oleh saya. Dikarenakan saya

hanya memikirkan bahwa saya harus turun kemasyarakat dan meyakinkan

masyarakat di wilayah baru yang saya turun tersebut.”129

Lilis latifah, mantan anggota DPRD, dari PAN menyampaikan bahwa:

“saya di pemilihan legislatif (pileg) 2014 tentu mempunyai target suara yang saya

akan capai. Target tersebut 4000 suara di pemilihan legislatif 2014. Akan tetapi

setelah melihat hasil pemilihan legislatif 2014 saya hanya mampu mendapatkan

2,746 suara. Dan saya pun belum memikirkan pemetaan wilayah yang saya raih,

karena prinsip saya dimana saya akan turun kemasyarakat disitu pengabdian saya

kepada masyarakt. Sehingga saya tidak memikirkan hal tersebut”130

Ketiga, pembentukan tim pemenangan. Sebelumnya sudah dijelaskan

bahwa adanya tim pemenangan sangat penting untuk membantu segala proses

kampanye dari awal sampai akhir. Tim kampanye adalah perseorangan atau

institusi yang mendukung pencalonan caleg petahana. Tim pemenangan adalah

perseorangan atau organisasi masyarakat yang mendukung pencalonan caleg

tersebut. Tim juga dapat terdiri dari konsultan, manajer kampanye, direktur

128 Wawancara dengan Sutopo, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 14.45 WIB. 129

Wawancara dengan Siti Zubaida, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 27 November 2018 pukul 13.30 WIB. 130

Wawancara dengan Lilis Latifah, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 23 November 2018 pukul 18.45 WIB.

Page 103: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

88

komunikasi, staf hukum, direktur lapangan, pengatur jadwal, koordinator relawan,

database admin, dan direktur penggalangan dana. Elemen ini bisa menjadi acuan

bagi caleg petahana dalam pileg DPRD Kota Depok 2014.

Jadi setiap caleg petahana harus mempunyai tim untuk membantu kadidat

dalam pemilihan legislatif (pileg) 2014. Caleg petahana harus mengetahui fungsi

tim pemenangan tersebut. Jangan sampai ketika membuat tim pemenangan

mereka yang ditugaskan sebagai tim tidak mengetahui cara kerja. Sehingga apa

yang sudah dilakukan oleh caleg petahana hanya sia-sia dan tidak mencapai target

suara yang diinginkan. Seperti yang disampaikan oleh Siti Zubaidah, mantan

anggota DPRD dari Demokrat:

“Pencalonan saya di pemilihan legislatif (pileg) 2014 pasti membutuhkan tim.

Tim tersebut nantinya akan bekerja apa yang saya perintah untuk membantu

sosialisasi kepada masyarakat di daerah pemilihan (dapil). Akan tetapi tim

pemenangan yang saya buat mereka belum mengerti soal mengaet pemilih.

Ketika tim saya turun mereka hanya membagikan stiker dan kalender disetiap

rumah yang disingaih tanpa mereka tidak menjelaskan visi misi saya menjadi

caleg.”131

Septer Erdward, mantan anggota DPRD dari Demokrat menyampaikan:

“Saya di pemilihan legislatif (pileg) 2014 mempunyai tim. Tim yang saya buat

ada di beberapa Kecamatan. Setiap Kecamatan saya buat tim di beberapa RW

untuk membantu sosialisasikan pencalonan saya di pemilihan legislatif (pileg)

2014. Dilain sisi mereka harus mampu menargetkan suara yang harus

dicapainya. Setelah berjalan pencoblosan mereka tidak mengawal proses

pencoblosan di setiap TPS hal tersebut yang membuat suara saya hilang di setiap

TPS.132

Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD dari PKS bahwa:

“Pembentukan tim pemenangan di pileg 2014 memang diharuskan, karena saya

sebagai caleg petahana tidak bisa bekerja sendiri. Apalagi petahana harus siap

131

Wawancara dengan Siti Zubaidah mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 27 November 2018 pukul 13.30 WIB. 132

Wawancara dengan Septer Erdward, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 27 November 2018 pukul 19.00 WIB.

Page 104: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

89

mempertahankaan basis pemilih di dapil VI Pancoran Mas. Saya membuat tim

dari tingkat RT sampai Kecamatan untuk sosialisasikan program yang saya sudah

kerjakan selama menjadi dewan di periode sebelumnya. Untuk tim pemenangan,

saya mengandalkan mesin partai politik. Kebetulan saya ketua DPC PKS di

wilayah Pancoran Mas. Alhamdulilah struktur kepengurusan partai kami di

tingkat DPC dan DPRa terisi semua.133

Jadi saya percayakan semuanya kepada

tim-tim saya dalam pileg 2014.”134

Keempat, adalah perumusan strategi kampanye. Dalam hal ini, tim perlu

membuat pemetaan tentang penentuan segmen pemilih yang dibidik, penentuan

skala prioritas penyampaian, penyusunan isu-isu kampanye, media kampanye, alat

kelengkapan kampanye, bentuk dan model kampanye. Hal yang dimaksudkan

untuk mempersiapkan bahwa caleg petahana harus segera membuat tim agar

berjalan dengan lancar.

Jadi setiap caleg petahana harus mempunyai starategi kampanye untuk

menggaet calon pemilih. Caleg petahana sebagai aktor harus mampu

mempengaruhi masyarakat di pemilihan legislatif (pileg) 2014 untuk memilih

kembali caleg petahana tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Andryarini,

mantan anggota DPRD dari PKS:

“Saya di pemilihan legislatif (pileg) tidak mempersiapkan khusus dalam

melakukan strategi kampanye . Paling yang saya lakukan selama masa kampanye

sosialisasi dengan masyarakat, tokoh masyarakat, dan ibu pengajian. Untuk APK

(alat peraga kampanye) saya hanya mengeluarkan stiker, banner, dan kartu nama

saya untuk sebagai sosialisasi saya kepada masyarakat.”135

Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD Kota Depok dari PAN:

“Saya tidak mempersiapkan diri untuk membuat strategi kampanye. Yang saya

lakukan selama kampanye adalah sosialisasi saja dengan masyarakat. Tidak ada

133

Dalam pasal 13 AD/ART PKS menyebutkan bahwa tingkatan struktur organisasi di

tingkat kecamatan disebut DPC (Dewan Pengurus Cabang). Untuk kepengurusan ditingkat

kelurahan disebut DPRa (Dewan Pengurus Ranting) 134

Wawancara dengan Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 28 November pukul 19.30 WIB. 135

Wawancara dengan Andryarini, mantan anggota DPRD Fraksi PKS, di Kota Depok

pada 24 November 2018 pukul 09.50 WIB.

Page 105: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

90

perlakuan khusus untuk membuat strategi kampanye. Sebab saya percaya kepada

Allah apa yang saya lakukan hanya untuk masyarakat.” 136

Kelima, jejaring sosial. Dalam hal ini berkaitan dengan luasan konek sosial

caleg petahana yang dapat saja digunakan untuk menjaring funding atau

pendanaan. Selain itu tentunya jejaring dapat berupa ormas, LSM, organisasi

profesi, jaringan organisasi mitra, asosiasi jurnalis, organisasi agama, dan

organisasi lain yang sepaham dengan ide dan gagasan untuk calon pemilih.

Sehingga caleg petahana mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Jadi sebagian caleg petahana belum mempunyai koneksi sosial. Koneksi

sosial atau jejaring sosial sangat diperlukan caleg petahana karena untuk

menambah dukungan dari berbagai latar belakang sosial. Sehingga caleg petahana

bisa memanfaatkan koneksi sosial atau jejaring sosial tersebut. seperti yang

disampaikan oleh Ardja Djunaedi mantan anggota DPRD Kota Depok, dari

Golkar:

“Sebagai caleg petahana harus mempunyai koneksi sosial untuk membantu

sosialisasikan pencalonan saya di pemilihan legislatif 2014. Saya pun termaksud

meminta kepada teman-teman organisasi saya untuk membantu sosialisasikan diri

saya kepada teman, kerabat bahkan saudara jika tinggal Kecamatan Cinere dan

Limo. Dengan cara tersebut sangat efektif sekali, tanpa mengeluarkan biaya

politik.”137

Rojali Tjilut, mantan anggota DPRD dari PAN menyampaikan:

“koneksi sosial atau jejaring sosial menurut saya kurang efektif dalam sosialisasi.

Lebih baik saya sosialisasi dengan tatap muka langsung dengan masyarakat

ketimbang dengan koneksi sosial yang digunakan. Bagi saya koneksi sosial atau

136

Wawancara dengan Enthy Sukarti, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota Depok

pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB. 137

Wawancara dengan Ardja Djunaedi, mantan anggota DPRD Fraksi Golkar, di Kota

Depok pada 25 November 2018 pukul 09.35 WIB.

Page 106: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

91

jejaring sosial belum tentu mereka mendukung saya di pemilihan legislatif (pileg)

2014. Oleh karena itu saya tidak melakukan hal tersebut dalam kampanye”138

Keenam, adalah perlunya dilakukan pengawalan perolehan suara. Dalam

aspek ini, caleg petahana harus memastikan bahwa perolehan suara aman dalam

setiap tempat pemilihan suara atau disingkat (TPS). Caleg petahana membuat tim

dalam menentukan saksi dan relawan dalam prosesnya pemungutan suara dan

penghitungan surat suara. Selain itu, jaringan pemantau independen juga sangat

penting. Hal ini dapat digunakan sebagai sumber dan bahan perbandingan tentang

informasi perolehan suara. Setelah itu, tentunya harus ada sistem pengawalan

dalam proses pemilu. Seperti yang disampaikan oleh Otto S. Leander, mantan

anggota DPRD dari PDI Perjuangan bahwa:

“Sangat diperlukan sekali membuat tim untuk mengawal proses pemilu di TPS.

Akan tetapi saya tidak membuat tim khusus untuk mengawal suara saya di TPS.

Karena di TPS sudah ada yang menjadi saksi dari PDI Perjuangan untuk

mengawal proses berjalannya pencoblosan di setiap TPS.”139

Hal serupa disampaikan oleh Karno, mantan anggota DPRD dari

Demokrat bahwa:

“Untuk membuat tim pengawas di setiap TPS saya belum memikirkan hal

tersebut, dikarenakan saya mempercayakan saksi dari Demokrat di setiap TPS.

Oleh karenanya saya hanya menungguh proses hasil akhir dari penyelenggara

pemilu. Tapi memang suara saya di setiap TPS hilang karena sebelumnya saya

sudah mapping tempat suara saya yang akan mendapatkan suara banyak.

Kemungkinan faktor suara saya hilang disetiap TPS karena tidak ada tim saya

untuk mengawasi setiap TPS yang sudah di mapping.”140

138

Wawancara dengan Rojali H.Tjilut, mantan anggota DPRD Fraksi PAN, di Kota

Depok pada 30 November 2018 pukul 20.00 WIB. 139

Wawancara dengan Otto S. Leander, mantan anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan,

di Kota Depok pada 24 November 2018 pukul 19.45 WIB. 140

Wawancara dengan Drs. Karno, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat, di Kota

Depok pada 1 Desember 2018 pukul 10.00 WIB.

Page 107: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

92

Dari pernyataan sebelumnya merupakan contoh strategi dan perencanaan

kampanye politik. Meski demikian, alternatif teknis lain bisa saja dipilih. Akan

tetapi caleg petahana gagal pileg 2014 tidak mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari lawan politiknya. Walaupun tanpa mereka sadari caleg petahana sudah

mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya di pileg 2014. Aspek yang harus

diperhatikan caleg petahana dalam penilaian dengan segi ini adalah latar belakang

pribadi, profil sebagai kandidat, pengalaman politik sebelumnya, janji/ ide/ pesan-

pesan kampanye, dan sumber dana.

Page 108: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

93

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan aktor politik dan kampanye

politik caleg petahana gagal pileg DPRD di Kota Depok tahun 2014. Dalam bab

ini juga berisikan saran bagi caleg petahana dalam mempertahankan kursi

kekuasaan di pemilihan legislatif (pileg).

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya mengenai kegagalan caleg

petahana dalam pemilihan legislatif (pileg) tahun 2014 di DPRD Kota Depok,

maka pada bab akhir ini penulis menemukan beberapa hal yang dapat dijadikan

sebagai kesimpulan. Kegagalan caleg petahana terjadi di beberapa partai politik.

Partai politik yang memperoleh caleg petahana gagal di antaranya: Demokrat

dengan enam caleg petahana, PKS dengan empat caleg petahana, PAN dengan

tiga caleg petahana, Golkar dengan satu caleg petahana, dan PDI Perjuangan

dengan satu caleg petahana yang gagal dalam mempertahankan kursi legislatif

tahun 2014. Dari 32 caleg petahana, yang gagal dalam mempertahankan kursi

DPRD Kota Depok berjumlah 15 orang.

Aktor politik adalah caleg petahana yang bertarung di kursi DPRD Kota

Depok dan di bantu oleh aktor politik lokal seperti tokoh masyarakat, pemuka

agama, dan pengurus RT/RW dalam pileg 2014. Dari kedua aktor tidak dapat

mempengaruhi masyarakat di daerah pemilihan (dapil). Aktor politik tidak

mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat ketika menjadi

Page 109: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

94

anggota dewan di periode 2009-2014. Aktor politik faktor penting dalam

memperkuat kekuatan caleg petahana dalam mempertahankan kursi di legislatif.

Dalam hal ini aktor politik menjadi faktor utama bagi caleg petahana untuk

melakukan strategi dalam pileg 2014. Masing-masing aktor politik mempunyai

cara untuk memperkuat dalam pemilihan legislatif (pileg) tahun 2014. Aktor

politik sebagai caleg petahana termaksud bagian kekuatan politik. Kekuatan

politik terbagi menjadi dua yaitu, partai politik sebagai institusi yang

merekomendasi caleg petahana untuk mencalonkan kembali di pileg tahun 2014.

Sedangkan aktor politik, sebagai pelaku untuk dapat mempengaruhi pemilih di

pileg tahun 2014. Maka dari itu, adanya faktor partai politik sebagai kekuatan

caleg petahana mempersiapkan kader terbaiknya untuk mencalonkan kembali

menjadi caleg di periode 2014-2019. Maka aktor politik sebagai peran untuk

mempengaruhi calon pemilih agar dapat dipilih kembali diperiode selanjutnya.

Tampaknya caleg petahana sebagai aktor politik tidak mampu mempertahankan

kedudukan di kursi legislatif DPRD Kota Depok.

Kegagalan caleg petahana di pileg DPRD Kota Depk tahun 2014

disebabkan, yaitu: pertama, kinerja caleg petahana selama menjabat menjadi

anggota DPRD tidak berdampak positif sehingga tidak dapat dinikmati oleh

masyarakat di daerah pemilihan (dapil) tersebut. Kedua, caleg petahana tidak

bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pengurus RT/RW

yang disinggahi di daerah pemilihan (dapil) tersebut. Ketiga, caleg petahana

tidak melibatkan tokoh masyarakat dan pengurus RT/RW ke tim pemenangan.

Page 110: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

95

Caleg petahana hanya mempercayakan kepada tim yang mereka bentuk tanpa

tidak mengetahui persoalan masalah di lingkungan daerah pemilihan (dapil).

Caleg petahana melakukan kampanye untuk mencari simpati masyarakat

untuk mendulang suara di pemilihan legislatif (pileg) tahun 2014. Hal itu

kampanye politik yang dilakukan caleg petahana sama dengan lima tahun lalu

(2009-2014). Semua caleg petahana menyebutkan bahwa model kampanye

dalam pileg tahun 2014 menggunakan model dialogis, pemasangan alat peraga

kampanye dan melakukan kegiatan sosial. Akan tetapi apa yang dilakukan caleg

petahana selama kampanye hanya sedikit mempengaruhi pemilih. Akan tetapi

kegagalan caleg petahana disebabkan tidak melakukan pembinaan di daerah

pemilihan (dapil) masing-masing dengan berbagai jenis program selama

menjabat menjadi anggota dewan. Faktor tersebutlah masyarakat tidak dipilih

kembali caleg petahana di daerah pemilihan (dapil) dalam pileg DPRD Kota

Depok tahun 2014.

B. Saran

1. Untuk para akademisi, metode penelitan ini menggunakan beberapa teori

aktor politik dan kampanye politik. Aktor politik dan kampanye politik

yang lebih menekankan pada pengaruh aktor untuk mempengaruhi

khalayak dalam pileg DPRD Kota Depok Tahun 2014 dan memahami

pola komunikasi kampanye para aktor politik.

2. Untuk para caleg petahana menjadi bahan evaluasi aktor politik (caleg

petahana) yang gagal dalam pileg DPRD Kota Depok tahun 2014.

Page 111: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 2009.

Hanafie, haniah dan Ana Sabhana. Kekuatan-kekuatan Politik. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2016.

Zuhro, Siti. Demokrasi Lokal: Peran aktor dalam Demokrasi. 2009.

Keller, Suzanne. Penguasa dan Kelompok Elit: Peranan Elit Penentu Dalam

Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Masyarakat Modern. Jakarta: Radia Grafindo Pesada, 1995.

Sitepu, Anthonius. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Pudjiastuti, Wahyuni. Kampanye dengan Komunikasi Persuasi. Depok:

Prenademedia Group, 2017.

Firmanzah, Mengelolah Partai Politik: Komunikasi dan Positioing Ideologi

Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.

Mohtar, Mas’oed dan Colin MacAndrews. Perbandingan Sistem Politik.

Firmanzah. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008.

Mukarom, Zaenal. Komunikasi Politik. Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Mashad, Dhurorudin., dkk. Konflik Antar elit Politik Lokal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005.

Page 112: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

97

Firmanzah. Persaingan, Legitimasi kekuasaan, dan Marketing Politik

Pembelajaran Politik pemilu 2009. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008.

Isra, Saldi. Catatan Hukum Saldi Isra Kekuasaan dan Perilaku Korupsi. Jakarta:

Kompas, 2009.

Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.

Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana, 2007.

Herpamudji. Kampanye politik, Jakarta: PT.Obor Indonesia, 2010.

Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wancana

2006.

McNair, Brian. An Introduction to Political Communication. London and New

York: Routledge, 2011.

Salam, Syamsir, Aripin. Metodologi Penelitian Sosia l, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006.

Warjio. Politik Pembangunan (Paradoks, Teori, Aktor, dan Ideologi), Jakarta: PT.

Kencana, 2016.

Heryanto Gun-Gun dan Rumaru Shulhan. Komunikasi Politik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2013), h. 21.

Haroean, Dewi. Personal Branding Kunci Kesuksesan Berkiprah Di Dunia

Politik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014.

Nimmo, Dan. Komunikasi Politik khalayak dan efek. Bandung: Rosdakarya, 2010.

Page 113: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

98

Tesis

Adelia, Shelly. “Hambatan Calon Legislatif Perempuan dalam Partai dan Sistem

Politik Menuju Lembaga Legislatif Studi Kasus: Kegagalan Caleg

Perempuan dalam Pemilu 2009”, ( Tesis S2 Universitas Indonesia, 2012)

Rosit, muhammad.“Strategi Komunikasi Politik dalam Pikada”, (Tesis S2

Universitas Indonesia, 2012)

Gentur, Paring. “Komunikasi Politik Calon Legislatif dalam Pemilihan Umum

Anggota DPRD Kota Studi Strategi Kampanye Calon Legislatif Partai

Berideologi Nasionalis dan Islam Periode Kampanye Bulan Maret Pada

Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Blitar Tahun 2009”, (Tesis S2

Universitas Sebelas Maret, 2009)

Skripsi

Reza, Muhammad. “Kekalahan Petahana Dalam Pilkada 2015 Di Kabupaten

Luwu Utara”, (Skripsi S1 Universitas Hasanuddin Makassar, 2017)

Jurnal

Wahid, Abdulrahman, “Kegagalan Caleg Petahana Dalam Pileg DPRD Jawa

Tengah 2014”. Jurnal Ilmu Pemerintahan 2015.

Wirawan Jaya, dkk..“Keberhasilan dan Kegagalan Strategi Komunikasi

Kampanye para Kandidat dalam perebutan kursi legislatif DPRD

Kabupaten Barru Periode 2014-2019”. Jurnal komunikasi 2015.

Noor, Firman. “Mencermati Kampanye Pileg 2009: Gradasi Peran Partai dan

Gejala Pragmatisme”, Jurusan Ilmu Politik 2012.

Page 114: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

99

Dokumen Resmi

Sejarah DPRD Kota Depok dan Profil Anggota DPRD Kota Depok Periode

2009-2014

Rekap hasil suara calon legislatif (caleg) di pemilihan legislatif (pileg) DPRD

Kota Depok periode 2009-2014.

Rekap hasil suara calon legislatif (caleg) di pemilihan legislatif (pileg) DPRD

Kota Depok periode 2014-2019.

Berita

Redaktur. “Sejarah Kota Depok yang jarang Diketahui”. http://depoknews.id,

1 September 2017.

Sepudin, Zuhri. “Penyebab suara Demokrat turun drastis”.

http://kabar24bisnis.com, 14 April 2014.

Wawancara

Wawancara langsung dengan mantan anggota DPRD Kota Depok Fraksi

Demokrat Drs.Karno, M.Si, pada 1 Desember 2018 pukul 10.00 WIB.

Wawancara langsung dengan mantan anggota DPRD Kota Depok Fraksi PKS

Muttaqin, S.Si pada ,20 November 2018 pukul 16.30 WIB.

Wawamcara langsung dengan Ayi Nurhayati mantan anggota DPRD Fraksi

Demokrat, pada , 20 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Wawancara langsung dengan Nur Komariyah mantan anggota DPRD Fraksi PKS,

pada 23 November 2018 pukul 09.35 WIB.

Page 115: AKTOR POLITIK DAN KAMPANYE POLITIK (Studi Atas Kegagalan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Persebaran Suara Caleg Petahana dalam Pemilu 2009 dan 2014 Dari

100

Wawancara langsung dengan Lilis Latifah mantan anngota DPRD Fraksi PAN,

pada 23 November 2018 pukul 18.45 WIB.

Wawancara langsung dengan Sutopo, mantan anggota DPRD Fraksi Demokrat,

pada 24 November 2018 pukul 14.45. WIB.

Wawancara langsung dengan Andryarini, mantan anggota DPRD Fraksi PKS

pada 24 November 2018 pukul 09.50 WIB.

Wawancara langsung dengan Septer Erdward, mantan anggota DPRD Fraksi

Demokrat, pada 27 November 2018 pukul 19.00 WIB.

Wawancara langsung dengan Siti Zubaida, mantan anggota DPRD Fraksi

Demokrat, pada 27 November 2018 pukul 13.30 WIB.

Wawancara langsung dengan Ardja Djunaedi mantan anggota DPRD Fraksi

Golkar, pada 25 November 2018 pukul 15.32 WIB.

Wawancara langsung dengan Enthy Sukarti mantan anggota DPRD Fraksi PAN,

pada 28 November 2018 pukul 10.00 WIB.

Wawancara langsung dengan Abdul Ghofar, mantan anggota DPRD Fraksi PKS,

pada 28 November pukul 19.30 WIB.

Wawancara langsung dengan Otto S. Leander, mantan anggota DPRD Fraksi PDI

Perjuangan, pada 24 November 2018 pukul 19.45 WIB.

Wawancara langsung dengan Rojali H. Tjilut, mantan anggota DPRD Fraksi PAN

pada 30 November 2018 pukul 20.00 WIB.

Wawancara langsung dengan Susilawati, mantan anggota DPRD dari Fraksi

Demokrat, pada 30 November 2018 pukul 14.26 WIB.