AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN SOSIAL … · SKRIPSI. DAN . SUMBER INFORMASI SERTA...

41
AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR FULL DAY DAN NON FULL DAY MIRAWATI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN SOSIAL … · SKRIPSI. DAN . SUMBER INFORMASI SERTA...

AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN

SOSIAL EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SEKOLAH DASAR FULL DAY DAN NON FULL DAY

MIRAWATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Harian,

Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Full

Day dan Non Full Day adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Mirawati

NIM I14080122

ABSTRAK

MIRAWATI. Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi, dan

Prestasi Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day. Dibimbing oleh M.

RIZAL M. DAMANIK.

Sistem penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia terdiri atas sistem

pendidikan full day school (pembelajaran selama kurang lebih 9 jam per hari) dan

sekolah non full day (waktu pembelajaran kurang lebih 5 jam per hari). Perbedaan

waktu belajar tersebut tentunya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis

siswa yang dapat berdampak pada perolehan prestasinya. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis perbandingan dan hubungan aktivitas harian, status gizi,

perkembangan sosial emosi dan prestasi siswa sekolah dasar full day dan non full

day. Kriteria sekolah yang termasuk sekolah full day adalah SDIT Nur Al Rahman

dan non full day adalah SDN Cibeureum Mandiri I. Kedua sekolah beralamat di

kota Cimahi. Jumlah contoh pada penelitian ini sebanyak 30 siswa setiap sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara aktivitas harian di

kedua sekolah dimana aktivitas harian di sekolah full day tertinggi pada kategori

sedang yaitu sebesar 70% dan non full day tertinggi pada kategori ringan yaitu

sebesar 86,7%. Berdasarkan IMT/U, persentase status gizi subjek sekolah full day

terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 50%, gemuk 30%, obesitas 20% dan

tidak ada yang berkategori kurus, sedangkan pada jenis non full day persentase

status gizi subjek terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 70%, kurus dan

gemuk masing-masing 30%, obesitas 3,3%. Perkembangan sosial emosi siswa di

sekolah full day dan non full day termasuk kedalam kategori tinggi, yaitu indeks

lebih dari 80. Rata-rata prestasi belajar siswa di sekolah full day termasuk dalam

kategori sangat baik (80-100), sedangkan rata-rata prestasi siswa di sekolah non

full day termasuk kedalam kategori baik (70-79). Terdapat hubungan antara status

gizi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,036) di sekolah full day dan prestasi

dengan perkembangan sosial emosi (p=0,021) di sekolah non full day.

Kata kunci: aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial emosi, prestasi

belajar, sekolah full day, sekolah non full day

ABSTRACT

MIRAWATI. Daily Activities, Nutritional Status, Social Emotional Development,

and Cognitive Intelligence in full day and non full day Elementary School

Children. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK.

The formal education system is devided into a full day school (studying

about 9 hours/day) and non full day school (only takes less than 5 hours/day). The

difference which previously of these school day hour determined physical and

psicological for students, therefore can affected to their cognitive performance.

The study is aimed to analyze daily activity, nutritional status, social emotional

development, and cognitive intelligence and it’s comparison and correlation in full

day and non full day elementary school student. SDIT Nur Al Rahman represents

full day school category and SDN Cibeureum Mandiri I was represent non full

day school category. Both of school was located in Cimahi. The sample of the

research is 30 students of each school. The study results show that there is

significant differences between student who take daily activity in full day and non

full day school. Most of full day school student had daily activity in everage

category, by 70%. Beside, most of non full day school student had low category,

by 86,5%. Based on IMT/U, most of subject nutritional status presentation of full

day school was in normal level by 50%, fat 30%, obese 20% an none in thin

category. Therefore in non full day school, the most subject nutritional status

presentation was in normal category by 70%, each thin and fat by 30%, and obese

3,3%. Social emotional development in full day and non full day school was in

high category, by more than 80. Achievement student everage in full day school

was in excellent category (80-100), beside for non full day students was in good

category (70-79). The was any correlation between nutritional status and social

emotional development in full day school (p=0,036) and non full day school

(p=0,021).

Keywords: Daily Activity, Nutritional Status, Social Emotional Development,

Cognitive Intelligence, full day school, non full day school

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN

SOSIAL EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SEKOLAH DASAR FULL DAY DAN NON FULL DAY

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

MIRAWATI

Judul Skripsi : Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi dan

Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day

Nama : Mirawati

NIM : I14080122

Disetujui oleh

Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah faktor

yang mempengaruhi prestasi anak, dengan judul “Aktivitas Harian, Status Gizi,

Perkembangan Sosial Emosi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day

dan Non Full Day”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD selaku dosen pembimbing

skripsi, atas segala perhatian, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan

kepada penulis

2. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji atas segala saran dan

kritik yang diberikan kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi

3. Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc selaku pembimbing akademik dan

perwakilan komisi akademik Departemen Gizi Masyarakat

4. Dr. Rimbawan selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat

5. Staf dosen dan administrasi Departemen Gizi Masyarakat

6. Mamah Yani (ibunda), bapak Yuyun Wahyudin (Alm), teteh, wa Imas, bibi,

bapa Odeh, ibu mertua (ibu Euis Rosmiati), dan yuyut dedeku (H. M. Rustandi

SHAF) serta adik-adik tercinta yang telah memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan materi maupun moril serta doanya kepada penulis

7. Suami dan anakku tercinta: Rifki Fazar Firmansyah dan dede M. Rashidqi

Ilham Kautsar yang selalu menemani dan memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan materi maupun moril serta doanya kepada penulis

8. Teman-teman Al Fatah Cileungsi dan 3G alcent yang selalu ku rindukan

(bedah, neng ayu, pia, rani, pani, umi, ka yakfi, ka mif, alpi, ica, ka oki dan

yang Lainya)

9. Bapak H. Sony Sugema, MBA (Ketua Yayasan SMA Alfa Centauri Bandung)

atas segala bantuan dan dukungan serta doanya kepada penulis

10. Siti Raudhoh dan keluarga (Umi, Abi, Umu, Awa dan adik-adik) atas bantuan

dan dukungan yang diberikan kepada penulis

11. Keluarga besar SDIT Nur Al Rahman dan SDN Cibeureum Mandiri I atas ijin

dan informasi yang diberikan kepada penulis

12. Keluarga besar bimbingan belajar Etos Study sejak awal berdiri hingga

sekarang dan Beastudi Etos Bogor atas motivasi dan semangat yang diberikan.

13. Teman seperjuangan GM angkatan 45, 46, dan 47, atas segala bantuan dan

motivasinya

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

Bogor, September 2014

Mirawati

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................................................. 2

Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3

Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3

Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 3

KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................... 4

METODE ................................................................................................................ 6

Desain, Tempat, Waktu Penelitian ...................................................................... 6

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh .................................................................... 6

Jenis dan Cara Pengambilan Data ....................................................................... 6

Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 7

Definisi Operasional ............................................................................................ 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10

Gambaran Umum Sekolah................................................................................. 10

Karakteristik Contoh ......................................................................................... 11

Aktivitas Harian ................................................................................................. 15

Status Gizi ......................................................................................................... 17

Perkembangan Sosial Emosi ............................................................................. 18

Prestasi ............................................................................................................... 19

Hubungan antar Variabel ................................................................................... 20

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 22

Simpulan ............................................................................................................ 22

Saran .................................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 29

DAFTAR TABEL

1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data ............................................ 6

2 Kategori variabel penelitian ........................................................................... 8

3 Karakteristik siswa sekolah full day dan non full day .................................. 12

4 Sebaran subjek berdasarkan pendidikan orangtua ....................................... 13

5 Sebaran subjek berdasarkan pekerjaan orangtua ......................................... 14

6 Sebaran subjek berdasarkan pendapatan keluarga ....................................... 14

7 Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga ................................................. 15

8 Sebaran subjek berdasarkan rata-rata lama aktivitas ................................... 16

9 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas harian ............................................... 16

10 Sebaran subjek berdasarkan status gizi ........................................................ 17

11 Perbedaan perkembangan sosial emosi sekolah full day dan non full

day ................................................................................................................. 18

12 Perbedaan prestasi belajar sekolah full day dan non full day ....................... 19

13 Hubungan karakteristik siswa dengan aktivitas harian, status

gizi, dan perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day

dan non full day ............................................................................................. 20

Hubungan antar variabel penelitian ............................................................... 21

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pemikiran contoh .................................................................. 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner penelitian ....................................................................................... 25 2 Uji korelasi antar variabel siswa di sekolah full day ...................................... 27

3 Uji korelasi dan regresi antar variabel siswa di sekolah non full day ................. 28

PENDAHULUAN

Latar belakang

Anak merupakan aset bangsa, pewaris, sekaligus sebagai generasi

penerus bangsa. Oleh sebab itu, diharapkan anak dapat tumbuh dan

berkembang sebaik-baiknya sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang

sehat secara fisik, mental, maupun sosial-emosinya. Dengan mencapai

perkembangan optimal pada potensi yang ada pada dirinya, maka seseorang

dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Saidah 2003).

Dinamika pembangunan di Indonesia sebagai negara yang sedang

berkembang berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang berkualitas

biasanya disertai dengan kuantitas prestasi belajar yang baik sehingga

prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari perbuatan belajar karena belajar

merupakan proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasilnya. Salah

satu cara menilai kualitas siswa adalah dengan melihat prestasi belajarnya

(Wasis 2001).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal yaitu jasmani,

fisiologis, psikologi, panca indra dan faktor eksternal meliputi lingkungan,

sosial, instrumental (Slameto 2010, Wasis 2001 & Setiawati dkk 2002).

Berhubungan dengan faktor jasmani dan panca indra, Friedman & Clark

dalam Kusumaningrum 2006 mengatakan bahwa pencapaian prestasi

sekolah anak sangat berhubungan dengan perkembangan fisik dan

aktifitasnya. Anak yang mendapat kesempatan untuk melatih fisiknya akan

lebih memiliki kemampuan dalam aspek mental intelektual dibandingkan

dengan anak yang kurang mendapatkan kesempatan untuk melatih fisiknya.

Aktifitas fisik selain membuat sehat juga mampu berpengaruh pada

pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Anak-anak yang tetap aktif secara

fisik memiliki kebiasaan tidur yang lebih baik, selain itu mereka juga

mampu menangani tantangan fisik dan emosional seperti berlari atau belajar

untuk menghadapi ujian jauh lebih baik dibandingkan anak-anak yang

inaktif. Ada beberapa manfaat akademis dari kelas pendidikan jasmani atau

anak yang terlibat aktivitas fisik dalam waktu istirahat selama di sekolah.

Beberapa peneliti menunjukkan adanya pengaruh positif dari aktivitas

jasmani terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa dan juga dapat

meningkatkan rentan perhatian mereka. Hal ini dapat menghasilkan

performa yang lebih baik secara keseluruhan di bidang akademik.

Sebagai salah satu faktor internal yang penting pula adalah status

gizi yang berpengaruh sehingga dapat menurunkan konsentrasi sesorang

dalam proses belajar. Malnutrisi berhubungan dengan kecerdasan intelegensi

dan perolehan hasil belajar yang rendah (Krisnawati dkk 2009). Menurut

Khomsan (2004) mencetak generasi yang sehat dan cerdas harus dimulai

sejak anak dalam janin sampai remaja. Berbagai intervensi harus diberikan

kepada anak-anak khususnya dalam hal gizi, kesehatan dan pendidikan.

Selain dari faktor jasmani, panca indra dan fisiologis ternyata faktor

psikologi yang salah satunya adalah kecerdasan emosional memiliki

2

sumbangan yang lebih besar dari pada Intellegency Questien (IQ) dalam

proses pembelajaran (Setiawati dkk 2002). Dalam hal ini Goleman (2004)

dalam bukunya “Mengapa EI lebih penting daripada IQ” menyatakan bahwa

kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,

mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.

Kecerdasan emosional juga berperan dalam pencapaian prestasi seseorang

dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar.

Zink et al. (2001) diacu dalam Megawangi (2004) menyatakan

bahwa penyebab kegagalan anak di sekolah bukan semata terletak pada

kecerdasan kognitif, tetapi juga kecerdasan emosional yang terkait dengan

rasa percaya diri, kemampuan bekerjasama, bergaul, berkonsentrasi,

berkomunikasi dan rasa empati. Penelitian Coover dan Murphy (2000)

menunjukkan bahwa semakin tinggi konsep diri dan perencanaan diri, maka

semaki positif gambaran diri seseorang dan cenderung memiliki prestasi

akademik yang lebih baik. penelitian ini juga menunjukkan bahwa

pengenalan akan diri sendiri berkembang melalui interaksi sosial dan adanya

komunikasi dengan orang lain yang akan meningkatkan prestasi seseorang.

Hal ini sekaligus menggambarkan faktor eksternal (salah satunya sosial)

yang mempengaruhi prestasi belajar.

Sistem penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia terus

mengalami perubahan salah satunya adalah adanya sistem pendidikan full

day school, yaitu sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan

pembelajaran selama sehari penuh layaknya waktu seorang pekerja. Sekolah

tersebut menerapkan kurang lebih 9 jam belajar dalam sehari, yakni mulai

dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Hal ini berarti siswa

lebih lama tinggal di sekolah dan mengurangi waktu mereka untuk bermain

dan menyosialisasikan pribadi mereka dengan teman-teman atau orang-

orang di sekitar rumahnya. Kondisi seperti ini sering kali menyebabkan

siswa menjadi kurang terlatih jiwa sosialnya terhadap lingkungan rumahnya,

karena teman yang dimilikinya hanyalah teman di sekolah. Selain itu,

mereka kurang tanggap terhadap lingkungan (Fatimah 2011).

Perbedaan alokasi waktu pada siswa di sekolah full day dan non full

day (sekolah negeri) tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hal tersebut penelitian mengenai aktivitas fisik, status gizi,

perkembangan sosial emosi dan prestasi belajar siswa di sekolah full day dan

non full day perlu dilakukan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka

rumusan pokok-pokok permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan aktivitas harian, status gizi, perkembangan

sosial emosi dan prestasi siswa sekolah dasar full day dan non full day

2. Bagaimana hubungan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial

emosi dan prestasi siswa sekolah dasar full day dan non full day.

3

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan dan

hubungan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial-emosi dan

prestasi belajar siswa kelas VI di sekolah dasar full day dan non full day.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis karakteristik siswa dan orang tua kelas VI di sekolah full

day dan non full day

2. Menganalisis perbandingan aktivitas harian siswa kelas VI di sekolah

full day dan non full day.

3. Menganalisis perbandingan status gizi siswa kelas VI di sekolah full day

dan non full day

4. Menganalisis perbandingan perkembangan sosial emosi siswa kelas VI

di sekolah full day dan non full day.

5. Menganalisis perbandingan prestasi belajar siswa kelas VI di sekolah

full day dan non full day.

6. Menganalisis hubungan antar variabel (karakteristik siswa, aktifitas

harian, status gizi, perkembangan sosial emosi, dan prestasi) siswa kelas

VI di sekolah full day dan non full day.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang

tua atau pihak yang terkait dengan pendidikan mengenai aktivitas harian,

status gizi, perkembangan sosial-emosi dan prestasi belajar siswa sekolah

dasar full day dan non full day. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

bahan rujukan untuk menentukan jalur pendidikan yang baik untuk anak.

Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Semakin lama waktu belajar di sekolah, maka semakin tinggi akivitas

fisik siswa.

2. Semakin tinggi aktivitas fisik siswa, maka semakin rendah status gizi

siswa.

3. Semakin rendah status gizi siswa, maka semakin rendah perkembangan

sosial emosi siswa.

4. Semakin rendah perkembangan sosial emosi siswa, maka semakin rendah

pula prestasinya.

4

KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem penyelenggaran pendidikan formal di Indonesia terus

mengalami perubahan salah satunya adalah adanya sistem pendidikan full

day school, yaitu sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan

pembelajaran selama sehari penuh layaknya waktu seorang pekerja. Sekolah

tersebut menerapkan kurang lebih 9 jam belajar dalam sehari, yakni mulai

dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Hal ini berarti siswa

lebih lama tinggal di sekolah dan mengurangi waktu mereka untuk bermain

dan menyosialisasikan pribadi mereka dengan teman-teman atau orang-

orang di sekitar rumahnya. Kondisi seperti ini sering kali menyebabkan

siswa menjadi kurang terlatih jiwa sosialnya terhadap lingkungan rumahnya,

karena teman yang dimilikinya hanyalah teman di sekolah. Selain itu,

mereka kurang tanggap terhadap lingkungan.

Hal lain yang terjadi di sekolah full day, selain perkembangan sosial-

emosi siswa yang diperkirakan berbeda dengan siswa di sekolah non full

day, siswa juga diperkirakan mengalami penurunan status gizi disebabkan

oleh padatnya aktivitas harian dan kurangnya pemantauan pola makan anak

dari orang tua. Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar di

sekolah.

Adapun waktu belajar di sekolah non full day adalah 5 jam sehari.

Kondisi ini diperkirakan membuat siswa memiliki waktu lebih banyak untuk

melatih jiwa sosialnya (berinteraksi dengan keluarga/teman sebaya di sekitar

rumah). Hal tersebut juga memungkinkan adanya kontrol pola makan dari

orang tua sehingga diharapkan anak memiliki status gizi baik yang akan

mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kemampuannya dalam menangkap

pelajaran menjadi lebih baik.

Penelitian ini secara umum dilakukan untuk mengetahui

perbandingan dan hubungan antara aktivitas harian status gizi,

perkembangan sosial-emosi dan prestasi belajar siswa kelas VI di sekolah

full day dan non full day. Kerangka pemikira penelitian ini digambarkan

dalam skema di Gambar I.

5

Keterangan:

: variabel yang diteliti

: hubungan yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

: hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka Pemikiran “Aktivitas Harian, Status Gizi,

Perkembangan Sosial Emosi dan Prestasi Belajar Siswa

Sekolah Full day dan Non Full Day”

Sekolah full day Sekolah non full day

Karakteristik siswa:

Umur

Jenis kelamin

Berat badan

Tinggi badan

Karakteristik keluarga siswa:

Pendidikan orang tua

Pekerjaan orang tua

Pendapatan keluarga

Besar keluarga

Aktivitas harian Status gizi

Prestasi belajar

Perkembangan

sosial-emosi

6

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan

desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu

waktu untuk menggambarkan karakteristik sampel. Lokasi penelitian

dilakukan di SDN Cibeureum Mandiri dan SDIT Nur Al Rahman Kota

Cimahi. Penentuan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan

secara purposive dengan pertimbangan sekolah terletak di lingkungan

strategis, dan mudah dijangkau. SDN Cibeureum Mandiri mewakili

karakteristik sekolah non full day dan SDIT Nur Al Rahman mewakili

karakterisik sekolah full day. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni -

November 2013.

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

Populasi penelitian adalah siswa kelas VI di SDN Cibeureum

Mandiri dan SDIT Nur Al Rahman. Pertimbangan memilih siswa kelas VI

adalah bahwa siswa yang bersangkutan selain memiliki tingkat

perkembangan dan kemampuan anak untuk berpikir logis terhadap hal

konkrit sudah baik (dapat menjawab pertanyaan) juga karena pada masa

tersebut aktivitas harian siswa cukup padat atau terkategori paling padat

dibandingkan tingkat sebelumnya. Pengambilan contoh dilakukan secara

acak sederhana. Jumlah contoh dari penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa

yang terdiri atas 30 siswa SDN Cibeureum Mandiri dan 30 siswa SDIT Nur

Al Rahman.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer didapatkan melalui wawancara langsung yang meliputi karakteristik

contoh dan recall aktivitas fisik (2x24 jam). Data primer dikumpulkan

dengan alat bantu kuesioner dan observasi langsung. Data lain yang

dikumpulkan adalah status gizi dan prestasi belajar. Data status gizi

diperoleh dengan menggunakan rumus indeks masa tubuh menurut umur

(IMT/U). variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data ditamplkan dalam

tabel 1.

Data hasil prestasi belajar menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari guru kelas. Data hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai

rapor pada semester 1 dan 2 kelas IV dan V dan rapor semester 1 kelas VI

untuk mata pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, bahasa

Inggris dan Agama. Adapun gambaran umum lokasi penelitian diperoleh

melalui pengamatan langsung, data dari kepala sekolah dan website sekolah

tersebut.

7

Perkembangan sosial-emosi siswa diukur menggunakan instrumen

Social Emotional Assets and Resilience Scale (SEARS) (Cohn et.al 2009).

Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SERAS A, yakni

SEARS untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun

dengan menggunakan teknik laporan sendiri (self report). Jenis dan cara

pengumpulan data primer dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data

No Variabel dan data Jenis Data

Cara

pengambilan

data

1 Karakteristik siswa

Usia

Jenis kelamin

Berat badan

Tinggi badan

Primer Pengisian

kuesioner dan

pengukuran

langsung (BB,

TB)

2 Karakteristik keluarga siswa

Pendidikan orang tua

Pekerjaan orang tua

Pendapatan keluarga

Besar keluarga

Primer Pengisian

kuesioner dan

wawancara

3 Aktivitas fisik

Jenis dan alokasi waktu

aktivitas

Primer Recall aktivitas

fisik (2x24 jam)

4 Prestasi belajar siswa

Nilai rapor kelas IV – VI

Sekunder Data dari guru

kelas

5 Perkembangan sosial-emosi

siswa

Primer Pengisian

kuesioner dan

wawancara

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer selanjutnya dianalisis secara statistik. Tahapan pengolahan data

dimulai dari verifikasi, coding, entri, cleaning, dan selanjutnya dianalisis.

Verifikasi dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi. Penyusunan

code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya

dilakukan entri data, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan

tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data menggunakan

program komputer Microsoft Excell dan Statistical Program for Social

Science (SPSS) version 20 for Windows.

Data aktifitas fisik diperoleh dengan mengelompokkan kegiatan

menjadi tiga (duduk/berdiri dan pekerjaan tertentu) kemudian masing-

masing jenis kegiatan dihitung alokasi waktunya dengan rumus:

8

x 100%

Pengukuran status gizi dengan metode antropometri melalui

perhitungan indeks massa tubuh dibandingkan dengan umur (IMT/U)

dengan menggunakan software WHO Anthroplus 2007. Kemudian hasilnya

disesuaikan dengan nilai yang telah ditentukan oleh WHO 2007. Kategori

status gizi pada anak yang berumur 5 – 19 tahun yaitu kurus (-3 ≤z ≤-2),

normal (-2 ≤z ≤+1), gemuk (+1 ≤z ≤+2) dan obese (z > +2).

Data prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor pada semester 1 dan 2

kelas IV dan V dan rapor semester 1 kelas VI. Untuk mengukur prestasi

belajar siswa maka dilakukan pencarian nilai rata-rata dari mata pelajaran

Matematika, IPA, IPS, B. Indonesia, B. Inggris dan Agama yang ada dalam

rapor siswa. Pengambilan nilai rata-rata ini ditujukan agar hasil penelitian

yang diperoleh dapat menggambarkan perkembangan prestasi dalam waktu

yang cukup lama (lebih dari 2 tahun), bukan prestasi esaat saat penelitian

dilakukan..

Perkembangan sosial-emosi siswa diukur menggunakan instrumen

Social Emotional Assets and Resilience Scale (SEARS) (Cohn et.al 2009).

Pertanyaan yang digunakan adalah 53 pertanyaan. Jawaban pertanyaan

menggunakan skala likert, yaitu: (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-

kadang, dan (4) hampir selalu. Kategori penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Kategori variabel penelitian

No Variabel Kategori Keterangan

1 Aktivitas fisik

Tingkat

aktivitas fisik

Ringan : 75% duduk

dan berdiri, 25%

pekerjaan tertentu

Sedang : 40% duduk

dan berdiri, 60%

pekerjaan tertentu

Berat : 25% duduk dan

berdiri, 75% pekerjaan

tertentu

Kristina (2010)

2 Status gizi Sangat kurus : z < -3

Kurus : -3 < z < -2

Normal : -2 < z < +1

Gemuk : +1 < z < +2

Obese : z > +2

WHO (2007)

3 Prestasi belajar Sangat baik : 80 – 100

Baik : 70 – 79

Cukup : 60 – 69

Kurang : 50 – 59

Syah (2010)

4 Perkembangan

sosial-emosi Tinggi : indeks > 80

Sedang : indeks 60-80

Rendah : indeks < 60

Cohn et.al (2009)

9

Pertanyaan yang digunakan dalam instrumen ini adalah pertanyaan

positif. Jawaban “selalu” diberi nilai tiga, “kadang-kadang” diberi nilai dua,

“jarang” diberi nilai satu, dan “tidak pernah” diberi nilai nol. Skor yang

diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh indeks perkembangan sosial

emosinya. Selanjutnya, indeks dikategorikan menjadi tinggi (indeks > 80),

sedang (indeks 60 – 80), dan rendah (indeks < 60).

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif meliputi :

a. Karakteristik siswa meliputi umur, jenis kelamin berat badan dan

tinggi badan.

b. Karakteristik keluarga siswa meliputi pendidikan orang tua,

pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga.

c. Aktivitas fisik siswa meliputi jenis kegiatan, lamanya waktu

kegiatan, dan tingkat aktifitas fisik siswa.

d. Status gizi, prestasi belajar, dan kategori perkembangan sosial-emosi

siswa.

2. Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan dilakukan untuk mengetahui perbandingan

antar variabel di kedua sekolah. Analisis ini dilakukan dengan

menggunakan uji beda (t-test) untuk data normal (p<0,05) dan uji mann-

Whitney untuk data yang tidak normal (p 0,05).

3. Analisis Hubungan

Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan melakukan uji

korelasi Pearson dan Spearman

Definisi Operasional

Siswa kelas VI sekolah dasar adalah anak yang terdaftar di sekolah sebagai

siswa kelas VI

Karakteristik siswa adalah data atau informasi mengenai siswa meliputi

umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan.

Karakteristik orang tua siswa adalah data atau informasi mengenai siswa

meliputi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan orang tua, serta

besar keluarga.

Aktivitas harian adalah seluruh kegiatan contoh yang melibatkan fisik

(tubuh) dan diperoleh melalui metode recall 2x24 jam dan dilakukan

sebanyak dua kali yaitu hari sekolah dan hari libur.

Status gizi adalah keadaan fisik siswa yang diukur dengan antropometri

dengan indeks IMT/U.

Prestasi belajar adalah hasil pembelajaran siswa dalam bentuk angka atau

nilai yang ditulis dalam rapor dari kelas IV dan V semester I dan II

serta kelas VI semester I seluruh mata pelajaran yang dihitung rataan

nilainya.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu

rumah

Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang

diikuti orang tua siswa

10

Pendapatan orang tua adalah besar penghasilan yang diterima oleh orang

tua dalam sebulan dan dinyatakan dalam satuan rupiah

Perkembangan sosial-emosi adalah kemampuan seseorang untuk

berhubungan dengan orang lain. Termasuk didalamnya adalah

kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, Mengelola emosi

diri, memotivasi diri, berempati, dan kemampuan membina

hubungan dengan orang lain.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada prestasi belajar

dimana prestasi belajar diukur dengan melihat nilai rapor siswa, sebaiknya

jika ingin melihat hasil prestasi belajar siswa dapat dilihat pada nilai ulangan

harian atau nilai hasil ulangan semester.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Al Rahman merupakan

salah satu sekolah full day yang berada di kota Cimahi, yaitu sekolah yang

menerapkan pembelajaran selama sehari penuh, kurang lebih 8 jam belajar

dalam sehari, yakni mulai jam 07.00 hingga jam 15.30 (Fatimah 2011).

SDIT Nur Al Rahman beralamat di Jl. Daeng Muhammad Ardiwinata

(Cihanjuang) No. 77 A, kota Cimahi.

Visi sekolah ini adalah menjadi berakhlak mulia, mandiri, dan

unggul dalam prestasi, menuju insan Indonesia bermartabat, cerdas

komprehensif, dan kompetitif. Adapun misi sekolah ini adalah menerapkan

nilai-nilai islam dalam sistem pendidikan dengan semangat dakwah

berdasarkan alqur’an dan al hadits, meningkatkan kesiapan input dan

kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan output yang unggul,

mengelola lembaga pendidikan secara amanah dan profesional,

memfasilitasi pengembangan potensi anak untuk menjadi pribadi

bermartabat, mandiri, dan siap berkompetisi, dan mengembangkan sekolah

model yang berwawasan global dan rahmatan lil alamin.

Jumlah guru yang ada di SDIT Nur Al Rahman terdiri atas 50 orang

dengan tingkat pendidikan S2 (2 orang), S1 (46 orang), dan SMA (2 orang).

Jumlah siswa sebanyak 399 orang yang terdiri atas 190 siswa laki-laki dan

209 siswa perempuan. Fasilitas yang dimiliki sekolah antara lain fasilitas

antar jemput, lapangan olah raga, lab.komputer, lab fisika dan kimia, masjid,

ruang makan bersama, aula, kolam renang, UKS, klinik gigi, kelas bilingual,

taman bermain TK, dan kantin. Adapun ekstrakurikuler di sekolah ini

terbagi menjadi dua, yaitu ekstrakulikuler wajib (calistung, futsal, mewarnai,

pramuka, PMR, dan TTQ) dan ekstrakulikuler pilihan (berenang, tifan,

futsal, badminton, taekwondo, gitar, drum, biola, fotografi, dan robotik).

11

Jam pelajaran di SDIT Nur Al Rahman pada hari Senin hingga

Kamis dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB (kelas 1 dan kelas

2) dan 15.30 WIB (kelas 3 sampai kelas 6). Sedangkan hari Jum’at, jam

belajar diselenggarakan sejak pukul 07.00 WIB hingga 12.30 WIB.

Adapun salah satu sekolah yang termasuk ke dalam sekolah non full

day dalam penelitian ini adalah SDN Cibeureum Mandiri, yaitu sekolah

yang dikelola oleh pemerintah dengan konsep pembelajaran yang mengacu

penuh pada kurikulum dan kebijakan yang ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional. Waktu belajar sekolah negeri dimulai pada pukul

07.00 WIB hingga 11.00 WIB (hari jum’at) dan 12.00 WIB (hari senin

hingga kamis dan hari sabtu). SDN Cibeureum Mandiri beralamat di Jl.

Mahar Martanegara No. 35, Kota Cimahi.

Visi dari SDN Cibeureum Mandiri adalah “IMAN” (inisiatif,

mandiri, agamis, dan nyaman), sedangkan misinya adalah “ISLAM”

(intensif, selektif, lugas, akurat dan menyenangkan). Jumlah guru yang ada

di SDN Cibeureum Mandiri terdiri atas 24 orang PNS dan 20 orang honorer

dengan tingkat pendidikan S1 dan S2 (kepala sekolah). Jumlah siswa

sebanyak 646 orang yang terdiri atas 302 siswa laki-laki dan 344 siswa

perempuan. Fasilitas yang dimiliki sekolah antara lain 23 ruang kelas,

lapangan olah raga, UKS, perpustakaan, ruang TIK dan kantin. Adapun

ekstrakulikuler yang diselenggarakan di sekolah ini antara lain pramuka,

paskibra, dan taekwondo.

Karakteristik Contoh

Karakteristik siswa

Karakteristik siswa yang diteliti dalam penelitian ini mencakup umur,

jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan (Tabel 3).

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada sekolah full day, siswa yang

diteliti adalah lebih dari setengahnya yaitu 17 orang (56,7%) berumur 12

tahun, 12 orang (40%) berumur 11 tahun dan 1 orang (3,3%) berumur 13

tahun. Sedangkan pada sekolah non full day, sebagian besar yaitu 24 orang

(80%) berumur 12 tahun, 4 orang (13,3%) berumur 13 tahun dan 2 orang

(6,7%) berumur 11 tahun. Berdasarkan uji statistik, sebaran siswa

berdasarkan umur pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan

yang bermakna (p=0,006).

Menurut Yusuf (2005) masa usia sekolah dasar disebut juga masa

intelektual karena keterbukaan keinginan anak untuk mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman masa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase,

yaitu masa kelas rendah (6–9 tahun) dan masa kelas tinggi (12-13 tahun).

Dilihat dari jenis kelamin, dari kedua jenis sekolah full day dan non

full day secara persentase terbanyak berjenis kelamin perempuan dimana

masing-masingnya adalah 63,3% dan 66,7%. Berdasarkan uji statistik,

sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin pada sekolah full day dan non full

day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,787).

Adapun berat badan siswa, dalam Tabel 3 terlihat bahwa siswa di

sekolah full day secara rata-rata lebih besar daripada sekolah non full day,

12

yaitu 48,48 kg (full day) dan 39,83% (non full day). Berdasarkan uji

statistik, berat badan siswa pada sekolah full day dan non full day terdapat

perbedaan yang bermakna (p=0,004). Sedangkan untuk tinggi badan siswa

full day dan non full day rata-ratanya masing-masing adalah 148,27 cm dan

150,77 cm, secara uji statistik, tinggi badan siswa pada sekolah full day dan

non full day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,198).

Tabel 3 Karakteristik siswa sekolah full day dan non full day

Karakteristik

Siswa Penelitian

Jenis Sekolah

P Full day

Non Full day

n % n %

Umur 0.006

11 tahun 12 40 2 6.7

12 tahun 17 56.7 24 80

13 tahun 1 3.3 4 13.3

Jenis Kelamin 0.787

Laki – laki 11 36.7 10 33.3

Perempuan 19 63.3 20 66.7

Berat Badan (kg) 0.004

Mean (SD) 48.48 (13.84) 39.83 (8.38)

Median(Rentang) 44.5 (30-89) 38 (30-65)

Tinggi Badan (cm) 0.198

Mean (SD) 148.27 (8.115) 150.77 (8.110)

Median(Rentang) 147.5 (130-162) 150 (137-167)

Karakteristik Orang Tua Siswa

Pendidikan Orang Tua

Sebaran pendidikan orang tua siswa terdapat dalam Tabel 4. Tabel

tersebut memperlihatkan bahwa persentase ayah yang berpendidikan sarjana

di sekolah full day lebih besar dibanding sekolah non full day yaitu masing-

masing 73,3% dan 13,3%. Persentase pendidikan ayah di sekolah non full

day hampir setengahnya 46,7% berpendidikan SMA. Begitu pula persentase

pendidikan ibu pada sekolah full day sebagian besar yaitu 66,7%

berpendidikan sarjana sedangkan pada sekolah non full day hampir

setengahnya yaitu 46,7% berpendidikan SMA. Secara uji statistik, sebaran

pendidikan orangtua (ayah dan ibu) pada sekolah full day dan non full day

terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).

Menurut Ginting (2005), orang tua yang memiliki pendidikan formal

rendah memiliki partisipasi yang sedikit pada segala sesuatu yang

berhubungan dengan aktivitas sekolah anaknya dibandingkan dengan orang

tua yang berpendidikan tinggi. Hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar

anak baik secara langsung ataupun tidak karena orang tua berperan penting

dalam memenuhi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak.

13

Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan pendidikan orangtua

Subjek

berdasarkan

Pendidikan

Jenis Sekolah

P Full day Non Full

day

n % n %

Ayah (n=30) 0.000*)

SD 0 0 1 3.3

SMP 0 0 10 33.3

SMA 2 6.7 14 46.7

Diploma 1 3.3 1 3.3

Sarjana 22 73.3 4 13.3

Pasca Sarjana 5 16.7 0 0

Ibu (n=30) 0.000*)

SD 0 0 2 6.7

SMP 0 0 12 40

SMA 3 10 14 46.7

Diploma 6 20 0 0

Sarjana 20 66.7 2 6.7

Pasca Sarjana 1 3.3 0 0

Pekerjaan Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan sebaran pekerjaan ayah (Tabel 5) pada

sekolah full day lebih merata dimana secara persentase sebesar 26,7%

bekerja di BUMN, 23,3% bekerja sebagai PNS dan pegawai swasta, 20%

wiraswasta dan 3,3% dokter, sedangkan pada sekolah non full day,

pekerjaan ayah secara persentase sebagian besar yaitu 70% pegawai swasta

dan sisanya 30% berwiraswasta. Secara uji statistik, sebaran pekerjaan ayah

pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna

(p=0,000). Sebaran pekerjaan ibu pada sekolah full day, secara persentase

menunjukan hampir setengahnya yaitu 46,7% sebagai ibu rumah tangga,

13,3% PNS, pegawai swasta dan wiraswasta, serta 3,3% bekerja di BUMN

dan sebagai dokter, sedangkan pada sekolah non full day sebarannya

menunjukan lebih dari setengahnya yaitu 56,7% sebagai ibu rumah tangga,

33,3% pegawai swasta dan 10% berwiraswasta. Secara uji statistik, sebaran

pekerjaan orangtua ibu pada sekolah full day dan non full day tidak terdapat

perbedaan yang bermakna (p=0,088).

Pekerjaan orang tua akan mempengaruhi ekonomi keluarga karena

berhubungan dengan pendapatan dan penghasilan keluarga. Keadaan sosial

ekonomi keluarga erat kaitannya dengan pendidikan anak. Faktor biaya

merupakan hal yang sangat penting karena proses belajar memerlukan biaya

untuk membeli perlengkapan sekolah, fasilitas untuk mendukung

pembelajaran, uang sekolah, dan biaya lainnya (Slameto 2010).

14

Tabel 5 Sebaran subjek berdasarkan pekerjaan orangtua

Subjek berdasarkan

Pekerjaan

Jenis Sekolah P

Full day Non full day

n % n %

Ayah (n=30) 0.000*)

PNS 7 23.3 0 0

Pegawai Swasta 7 23.3 21 70

Bekerja di BUMN 8 26.7 0 0

TNI/POLRI 1 3.3 0 0

Wiraswasta 6 20 9 30

Dokter 1 3.3 0 0

Ibu (n=30) 0.088

PNS 4 13.3 0 0

Pegawai Swasta 4 13.3 10 33.3

Bekerja di BUMN 1 3.3 0 0

TNI/POLRI 2 6.7 0 0

Wiraswasta 4 13.3 3 10

Dokter 1 3.3 0 0

Ibu Rumah Tangga 14 46.7 17 56.7

Pendapatan Keluarga

Hasil penelitian pada sekolah full day, pendapatan keluarga (Tabel 6)

secara persentase hampir seluruhnya yaitu 96,7% memiliki pendapatan ≥

UMR sedangkan pada sekolah non full day, lebih dari setengahnya 56,7%

memiliki pendapatan ≥ UMR dan 43,3% memiliki pendapatan < UMR.

Secara uji statistik, sebaran pendapatan keluarga pada sekolah full day dan

non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).

Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan pendapatan keluarga

Subjek

berdasarkan

Pendapatan

Jenis Sekolah

P Full day Non Full day

n % n %

< UMR 1 3.3 13 43.3 0.000*)

≥ UMR 29 96.7 17 56.7

Tingkat pendapatan keluarga sangat mempengaruhi tercukupi atau

tidaknya kebutuhan primer, sekunder, serta perhatian dan kasih sayang yang

akan diperoleh anak. Hal tersebut tentu berkaitan erat dengan jumlah

saudara dan pendidikan orang tua. (Supariasa dkk 2002). Hasil penelitian

Idrawati (2008) di SMAN 09 Padang menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan orang tua berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

prestasi belajar siswa.

15

Besar Keluarga

Dilihat dari besar keluarga (Tabel 7), penelitian pada sekolah full day

menunjukkan secara persentase lebih dari setengah yaitu 53,3% merupakan

keluarga kecil, sisanya yaitu 43,3% merupakan keluarga sedang dan 3,3 %

merupakan keluarga besar. Sedangkan pada sekolah non full day

menunjukkan secara persentase sebagian besar yaitu 70% merupakan

keluarga kecil dan sisanya yaitu 30% merupakan keluarga sedang. Secara uji

statistik , sebaran besar keluarga pada sekolah full day dan non full day tidak

terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,301).

Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga

Subjek

berdasarkan

Besar Keluarga

Jenis Sekolah

P Full day Non Full day

n % n %

Keluarga Kecil

(≤ 4 orang)

16 53.3 21 70 0.301

Keluarga Sedang

(5-7 orang)

13 43.3 9 30

Keluarga Besar

(> 7 orang)

1 3.3 0 0

Besar keluarga menunjukkan banyaknya anggota dalam suatu

keluarga. Adanya kepadatan dalam keluarga akan mengganggu pola dan

corak hubungan antar anggota keluarga sehingga jaringan komunikasi antara

anggota keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya (Gunarsa & Gunarsa

2004). Hasil penelitian Idrawati (2008) menunjukkan bahwa besar keluarga

berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap prestasi belajar siswa di

SMAN 09 Padang.

Aktivitas Harian

Aktivitas Fisik Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan siswa yang menjadi

subjek penelitian, baik di sekolah atau pun di luar sekolah, yang diukur

berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan dan alokasi waktunya. Menurut

Hoeger dan Hoeger (2005) aktifitas fisik adalah pergerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot skeletal dan membutuhkan pengeluaran energi. Aktifitas

fisik pada anak sekolah dasar dikelompokkan menjadi lima yaitu belajar di

sekolah, belajar di rumah, waktu luang, waktu pribadi dan aktivitas antara.

Berikut ini ditampilkan hasil penelitian terkait rata-rata lama aktivitas siswa

dalam tabel 8.

16

Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan rata-rata lama aktivitas

Jenis Aktivitas

Fisik

Rata-rata

lama aktivitas siswa

Rata-rata

lama aktivitas siswa

Full day Non Full day

(Menit/hari/orang) (Menit/hari/orang)

1. Belajar di sekolah 480 300

2. Belajar di rumah 50 100

3. Waktu luang

- Menonton TV 120 150

- Main game 90 50

- Baca macalah/buku

cerita

45 45

- Main diluar

(sepeda, dll)

60 120

4. Pribadi

- Tidur 480 560

- Mandi 30 30

- Makan 30 30

- Ibadah 25 25

5. Aktivitas antara 30 30

Total 1440 1440

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata lama aktivitas sekolah full day

(480 menit/hari/orang) lebih lama daripada sekolah non full day (300

menit/hari/orang), sedangkan sebaliknya aktivitas belajar di rumah siswa

non full day (100 menit/hari/orang) lebih lama daripada siswa sekolah full

day (50 menit/hari/orang), begitu pula waktu luang main di luar (120

menit/hari/orang) dan aktivitas tidur siswa non full day (560

menit/hari/orang) lebih lama daripada siswa full day dimana masing-masing

waktunya (480 menit/hari/orang) dan (560 menit/hari/orang).

Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas harian

Aktivitas

Harian

Jenis Sekolah

Full day Non Full day

n % n %

Ringan 9 30 26 86.7

Sedang 21 70 4 13.3

Berdasarkan penelitian Masti (2009), di SD negeri dan swasta kota

Bogor, rata-rata kegiatan ringan siswa SD swasta lebih lama dibandingkan

dengan SD negri. Sedangkan rata-rata kegiatan sedang pada siswa SD negri

lebih besar dibandingkan dengan SD swasta. Hal tersebut bertentangan

dengan hasil penelitian ini (Tabel 9) dimana aktivitas harian pada jenis

sekolah full day (swasta) tertinggi pada kategori sedang yaitu sebesar 70%

dan dibandingkan dengan aktivitas harian pada jenis sekolah non full day

17

(negri) berbeda dimana pada sekolah non full day terbanyak pada kategori

ringan yaitu sebesar 86,7%, perbedaan tersebut secara statistik hal ini

bermakna (p = 0,000).

Status Gizi

Menurut WHO (2007) pengukuran status gizi pada anak usia 5

hingga 19 tahun sudah tidak menggunakan indikator BB/TB, akan tetapi

menggunakan indeks masa tubuh berdasarkan umur (IMT/U). Klasifikasi

pengkategorian status gizi siswa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu

kurus (-3 z normal (-2 +1), gemuk (+1 z +2) dan

obese (z > +2). Penentuan nilai status gizi ditentukan berdasarkan software

anthroplus 2007 yang mengacu pada referensi WHO 2007.

Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan status gizi

Status Gizi

Jenis Sekolah

Full day Non Full day

n % n %

Kurus 0 0 4 13.3

Normal 15 50 21 70

Gemuk 9 30 4 13.3

Obes 6 20 1 3.3

Jumlah 30 100 30 100

Tabel 10 menunjukan bahwa terdapat sebaran status gizi pada jenis

sekolah full day dimana persentase subjek terbanyak pada kategori normal

yaitu sebesar 50%, gemuk 30%, obes 20% dan tidak ada yang berkategori

kurus, sedangkan pada jenis non full day persentase subjek terbanyak pada

kategori normal yaitu sebesar 70%, kurus dan gemuk masing-masing 13,3%,

obes 3,3% . Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara status

gizi pada full day dan non full day (p = 0,015).

Keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok dengan setatus

gizi yang lebih baik adalah pada sekolah full day. Hal ini disebabkan oleh

latar belakang sosial ekonomi siswa full day yang lebih tingi dari siswa non

full day mempengaruhi jenis asupan makanan yang dikonsumsi siswa full

day. Selain itu, latar pendidikan orang tua siswa full day yang lebih tinggi

dari siswa non full day mempengaruhi perhatian orang tua terhadap pilihan

makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi oleh anaknya sehingga

dilihat dari recall konsumsi pangan selama 2x24 jam terlihat bahwa siswa

full day mengkonsumsi makanan yang padat gizi, sedangkan siswa non full

day sebagian besar mengonsumsi makanan dengan kuantitas yang banyak

namun kurang bergizi.

18

Perkembangan Sosial Emosi

Menurut Cohn et. al (2009), perkembangan sosial emosi siswa

diukur menggunakan instrumen Social Emotioal Assets and Resillience.

Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SEARS A untuk

mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun dengan

menggunakan tekhnik laporan sendiri (self report). Hasil penelitian

mengenai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full

day ditampilkan dalam tabel 11.

Tabel 11 Perbedaan perkembangan sosial emosi sekolah full day dan non

full day

Perkembangan Sosial Emosi Jenis Sekolah

Full day Non Full day

Mean (SD) 106.37 (17.729) 118.5 (15.222)

Median (Rentang) 104 (67-147) 122 (84-144)

Tabel 11 menunjukan bahwa rata-rata nilai perkembangan sosial

emosi siswa di sekolah full day dan non full day termasuk kedalam kategori

tinggi, yaitu indeks lebih dari 80. Namun dilihat dari nilai rata-ratanya, nilai

perkembangan sosial emosi siswa di sekolah non full day lebih tinggi

dibandingkan di sekolah full day. Secara statistik, terdapat perbedaan antara

perkembangan sosial emosi di sekolah full day dan perkembangan sosial

emosi di sekolah non full day (p = 0,004).

Instrumen perkembangan sosial emosi memuat dimensi kompetensi

emosional dan konsep diri, pengaturan diri, keterampilan dalam

memecahkan masalah, ketahanan sosial emosi, strategi kognitif, dukungan,

kematangan, dan kemerdekaan sosial, empati dan keterampilan

interpersonal/bergaul (Elmanora et al. 2012). Perbedaan yang terjadi dalam

hasil penelitian kali ini disebabkan oleh adanya dimensi tertentu yang lebih

unggul pada siswa-siswa di sekolah non full day, misalnya pada dimensi

pengaturan diri, kematangan, empati dan interpersonal/bergaul dimana hal

ini terlihat dari perilaku mereka selama proses pengambilan data pnelitian.

Adapun rincian mengenai dimensi perkembangan sosial emosi tidak dibahas

lebih lanjut dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian Ali dan Asrori (2004), sekolah berperan

dalam proses perkembangan sosial anak. Dalam mengembangkan

kemampun bersosialisasinya, anak memerlukan kecerdasan emosional yang

baik. Goleman (2004) menyatakan bahwa kecerdasan emosional berperan

dalam pencapaian prestasi seseorang dan merupakan salah satu faktor yang

mempe ngaruhi kemampuan belajar. Selain itu, kematangan sosial dapat

menentukan keberhasilan seseorang dalam meraih prestasi akademik melalui

kemampuannya dalam bekerjasama, kemudahan dalam bergaul dengan

sesama, kemampun berkomunikasi, dan rasa percaya diri. Adapun menurut

Parke dan Gauvain (2009), perkembangan sosial emosi anak dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya genetik, lingkungan, interaksi dalam

keluarga, interaksi dengan teman sebaya, dan faktor lainnya.

19

Prestasi Belajar

Prestasi belajar seringkali diukur dari nilai rapor siswa. Rapor

merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan

atau hasil belajar siswa selama masa tertentu (Suryabrata 2005 dalam Juliani

2007). Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sekolah full day dan

non full day di tampikan dalam tabel 12.

Tabel 12 Perbedaan prestasi belajar sekolah full day dan non full day

Prestasi Belajar

Jenis Sekolah

Full day

n=30

Non Full day

n=30

Mean (SD) 87.15 (5.122) 79.36 (5.277)

Median (Rentang) 88.28 (76.57-95.63) 78.98 (71.63-89.38)

Tabel 12 menunjukan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa di

sekolah full day termasuk dalam kategori sangat baik (80-100), sedangkan

rata-rata prestasi siswa di sekolah non full day termasuk kedalam kategori

baik (70-79). Terdapat perbedaan antara prestasi belajar di sekolah full day

dan prestasi belajar di sekolah non full day (p = 0,000). Menurut Slameto

(2003), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain keadaan

gizi adalah hereditas, keadaan sosial ekonomi keluarga, faktor lingkungan,

stimulus, fasilitas belajar dan daya tahan tubuh.

Penelitian kali ini menunjukkan adanya perbedaan prestasi antara

siswa di sekolah full day dan non full day dimana prestasi siswa sekolah full

day lebih baik dibandingkan prestasi siswa sekolah non full day. Hal ini

disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi orang tua

siswa sekolah full day yang lebih baik daripada orang tua siswa sekolah non

full day. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ginting (2005) bahwa orang tua

yang memiliki pendidikan formal rendah memiliki partisipasi yang sedikit

pada segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas sekolah anaknya

dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan tinggi. Hal ini akan

mempengaruhi prestasi belajar anak baik secara langsung ataupun tidak

karena orang tua berperan penting dalam memenuhi faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan anak dan pernyataan Slameto (2010) bahwa

keadaan sosial ekonomi keluarga erat kaitannya dengan pendidikan anak.

Faktor biaya merupakan hal yang sangat penting karena proses belajar

memerlukan biaya untuk membeli perlengkapan sekolah, fasilitas untuk

mendukung pembelajaran, uang sekolah, dan biaya lainnya.

20

Hubungan Antar Variabel

Hubungan karakteristik siswa dan orang tua dengan aktivitas fisik,

status gizi, perkembangan sosial emosi, dan prestasi belajar siswa

sekolah full day dan non full day

Suatu variabel dapat dikatakan berhubungan jika nilai p<0,05. Tabel

13 memperlihatkan bahwa di sekolah non full day terdapat korelasi negatif

(r=-0,377) antara pendapatan keluarga dengan status gizi siswa (p=0,040).

Korelasi negatif artinya bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga maka

status gizi siswa semakin rendah atau sebaliknya, semakin rendah

pendapatan keluarga maka status gizi siswa semakin baik. Hal ini

bertentangan dengan hasil penelitian Hardinsyah (1997) dimana pendapatan

akan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain, seperti

pendidikan, perumahan, kesehatan, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi

status gizi. Jika anak hidup dalam keluarga yang memiliki tingkat ekonomi

rendah maka kebutuhan anak akan konsumsi menjadi kurang terpenuhi

sehingga belajarnya juga terganggu.

Tabel 13 Hubungan karakteristik siswa dengan aktivitas harian, status gizi,

dan perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day

Variabel

Sekolah full day Sekolah non full day

Aktivitas

Harian

Status

Gizi

Sosial

Emosi

Aktivitas

Harian

Status

Gizi

Sosial

Emosi

Usia siswa r -0.173 0.261 0.069 0.163 -0.102 0.255

p 0.361 0.164 0.716 0.391 0.591 0.174

Pendidikan

Ayah

r -0.106 -0.061 0.163 -0.058 0.307 0.083

p 0.575 0.750 0.391 0.760 0.099 0.664

Pendidikan

Ibu

r -0.237 -0.033 -0.058 -0.156 0.155 -0.111

p 0.208 0.861 0.760 0.410 0.413 0.559

Pendapatan

Keluarga

r 0.284 0.177 0.039 0.145 -0.377 -0.113

p 0.129 0.349 0.837 0.444 0.040*) 0.553

Besar

Keluarga

r 0.089 -0.118 -0.021 -0.009 -0.149 0.074

p 0.642 0.535 0.914 0.962 0.431 0.699

Perbedaan hasil penelitian ini dapat terjadi karena keterbatasan

pengolahan data status gizi, dimana urutan disesuaikan dengan tingkatan

status gizi (kurus, normal, gemuk, obesitas). Sebaiknya urutan disesuaikan

dengan kondisi yang terbaik ke kondisi terburuk (normal, gemuk, obesitas,

kurus). Kesalahan ini diduga menyebabkan data tidak sesuai dengan kondisi

sebenarnya.

Hubungan aktivitas fisik, status gizi, perkembangan sosial emosi, dan

prestasi belajar siswa sekolah full day dan non full day

Menurut Friedman & Clark dalam Kusumaningrum (2006), aktifitas

fisik selain membuat sehat juga berpengaruh pada pencapaian hasil belajar

yang lebih baik. Anak-anak yang tetap aktif secara fisik memiliki kebiasaan

21

tidur yang lebih baik, selain itu mereka juga mampu menangani tantangan

fisik dan emosional seperti berlari atau belajar untuk menghadapi ujian jauh

lebih baik dibandingkan anak-anak yang inaktif. Hal tersebut tidak terjadi

dalam penelitian ini dimana di kedua sekolah baik full day maupun non full

day tidak terdapat hubungan antara prestasi dengan aktifitas fisik siswa.

Tabel 15 menunjukkan hubungan antar variabel dimana variabel yang

memiliki hubungan ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Berdasarkan uji

korelasi Spearman, variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah

status gizi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,036) di sekolah full day

dan perkembangan sosial emosi dengan prestasi (p=0,021) di sekolah non

full day.

Tabel 15 Hubungan antar variabel penelitian

Variabel Sekolah full day Sekolah non full day

R p r p

Aktivitas harian – Status gizi 0.081 0.669 0.070 0.716

Aktivitas harian – Prestasi 0.139 0.465 0.198 0.294

Aktivitas harian –

Perkembangan sosial emosi 0.025 0.895 0.340 0.066

Status gizi – Prestasi -0.074 0.697 -0.043 0.826

Status gizi – Perkembangan

sosial emosi -0.385 0.036*) 0.078 0.668

Perkembangan sosial emosi –

Prestasi 0.005 0.980 0.421 0.021*)

Menurut Parke dan Gauvain (2009), perkembangan emosi anak

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah genetik, lingkungan,

interaksi dalam keluarga, interaksi dengan teman sebaya, dan faktor lainnya.

Dalam penelitian ini, perkembangan sosial emosi siswa dipengaruhi oleh

status gizi siswa di sekolah full day dan mempengaruhi prestasi belajar siswa

di sekolah non full day.

Berdasarkan hasil tersebut, perlu kiranya di setiap sekolah diadakan

program semacam posyandu (PSP = Pos Sehat Prestatif) agar pemantauan

status gizi dan pendidikan mengenai gizi dapat diperoleh oleh setiap siswa.

Dengan adanya pos tersebut, diharapkan pencatata n data status gizi dan

pesan gizi yang tertulis dalam lembar setiap anak dapat menjadi perhatian

orang tua dan guru dalam menjaga/memperbaiki status gizi siswa.

Dengan demikian, diharapkan setiap sekolah mampu memfasilitasi

siswa untuk melatih perkembangan sosial emosinya. Misalnya dengan

mengadakan kegiatan bakti sosial atau dapat pula berupa pemantauan dan

pengarahan kegiatan kelompok sehingga setiap anak dapat tergali dan

terarahkan sosial emosinya.

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Contoh adalah siswa kelas 6 SD di sekolah full day dan non full day.

Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,006) untuk umur siswa di sekolah

full day dan non full day. Adapun terkait jenis kelamin siswa, dari kedua

jenis sekolah full day dan non full day secara persentase terbanyak berjenis

kelamin perempuan. Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,004) untuk

berat badan siswa di sekolah full day secara rata-rata lebih besar daripada

sekolah non full day. Sedangkan untuk tinggi badan, tidak terdapat

perbedaan yang bermakna (p=0,198).

Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) untuk distribusi

pendidikan orangtua (ayah dan ibu) pada sekolah full day dan non full day.

Begitu pula untuk distribusi pekerjaan ayah dan ibu di sekolah full day dan

non full day, terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) dimana sebaran

pekerjaan ayah pada sekolah full day lebih merata dibandingkan pada

sekolah non full day.

Hasil penelitian pada sekolah full day, pendapatan keluarga secara

persentase hampir seluruhnya yaitu 96,7% memiliki pendapatan ≥ UMR

sedangkan pada sekolah non full day, lebih dari setengahnya 56,7%

memiliki pendapatan ≥ UMR dan 43,3% memiliki pendapatan < UMR.

Sebaran pendapatan keluarga pada sekolah full day dan non full day terdapat

perbedaan yang bermakna (p=0,000). Sedangkan untuk besar keluarga

contoh, tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,301).

Aktivitas harian pada jenis sekolah full day tertinggi pada kategori

sedang, sedangkan aktivitas harian pada jenis sekolah non full day terbanyak

pada kategori ringan, perbedaan tersebut bermakna (p = 0,000). Status gizi

pada jenis sekolah full day memiliki persentase subjek terbanyak pada

kategori normal, begitu pula pada sekolah non full day. Secara statistik

terdapat perbedaan yang bermakna antara status gizi pada full day dan non

full day (p = 0,010).

Rata-rata nilai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day

dan non full day termasuk kedalam kategori tinggi. Secara statistik, terdapat

perbedaan antara perkembangan sosial emosi di sekolah full day dan

perkembangan sosial emosi di sekolah non full day (p = 0,004). Rata-rata

prestasi belajar siswa di sekolah full day termasuk dalam kategori sangat

baik (80-100), sedangkan rata-rata prestasi siswa di sekolah non full day

termasuk kedalam kategori baik (70-79). Terdapat perbedaan antara prestasi

belajar di sekolah full day dan prestasi belajar di sekolah non full day (p =

0,000).

Variabel yang menyatakan hubungan adalah pendapatan orang tua

dengan status gizi siswa dimana korelasi menunjukkan hubungan yang

negatif (r=-0,377). Selain itu, variabel yang memiliki hubungan diantaranya

adalah status gizi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,036) di sekolah

full day dan prestasi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,021) di

sekolah non full day.

23

Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak orang tua dan calon orang

tua untuk lebih mempersiapkan dan memperhatikan keperluan anak

terutama dalam hal gizi, pendidikan, dan pekembangan sosial emosi

sehingga dengan terpenuhinya semua aspek yang dibutukan anak, anak

dapat tumbuh optimal dan dapat menjadi generasi bangsa yang

membanggakan. Adapun saran untuk civitas akademika, agar dalam

penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama, khususnya terkait sosial

emosi, dapat lebih dibahas mengenai dimensi sosial emosi siswa sekolah

dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup.

Jakarta : Gramedia.

Chon B, Merrell KW, Grant JF, Tom K, Endrulat NR. 2009. Strength-based

assessment of social and emotional functioning: SEARS-C and

SEARS A. Annual Meeting of the National Association of School

Psychologists. 2009 Feb 27. Boston (US ).

Elmanora, Muflikhati, Alfiasari. 2012. Gaya pengasuhan dan perkembangan

sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis.

JIKK. 5(2):128-137.

Fatimah. 2011. Plus minus full day school.

http://www.fatahasolo.net/fataha/berita.php?id=28 [diakses 23

november 2013]

Ginting, EBR. 2005. Hubungan Pengsuhan dan Kecerdasan Emosi dengan

Prestasi Belajar pada Remaja [skripsi]. Bogor (ID): Insttut Pertanian

Bogor

Goleman D. 2004. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting

daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S. 2004. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan

Keluarga. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Hoeger & Hoeger. 2005. Lifetime Physical Fitness and Wellness, a

Personalized Program. Ed ke-5. USA: Thomson Wadsworth.

Krisnawati. Soelisyowati E, Itiyati A. 2009. Hubungan status gizi dengan

prestasi belajar anak kelas satu SDN Trisobo 2 Sidoarjo. Juke 11(3):

67-75.

Kusumaningrum, A. 2006. Keragaan anak-anak sibuk: prestasi belajar,

kecerdasan emosional, status gizi, dan status kesehatan [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Masti S E. 2009. Keragaan Status Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan

sertaTingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Anak Sekolah Dasar Di

Kota Bogor [Skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas

Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

24

Parke RD, Gauvain M. 2009. Child Psychology: A Contemporary

Viewpoint. New York (US): Mc Graw Hill Companies, Inc.

Saidah, E. S. 2003. Pentingnya Stimulasi Mental Dini. PJIP. 2(51)

Setiawati M, Wijayanto P, Setiadi W. 2002. Hubungan kecerdasan

emosional, status gizi dengan prestasi belajar [Tesis]. Semarang (ID):

Universitas Diponegoro Hlm: 19-29

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta. Jakarta. Hlm: 42-50

Supariasa, Bakri dan Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta.

Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.Cohn at al 2009 (kategori sosem)

[USU] Universitas Sumatera Utara (ID). [Tahun terbit tidak diketahui].

Hubungan Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik dengan tingkat

ringan, sedang, dan berat. http://www.repository.usu.ac.id/bitstream

[23 November 2013]

Wasis, D. 2001. Hubungan intelegensi, status gizi dengan prestasi belajar

siswa SLTP [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Semarang. Hlm: 11 – 30

[WHO] World Health Organization. 2007. BMI for Age (5-19 years).

http://www.who.int/growthref/who2007bmi-for-age/en/index.html

[diakses 11 Oktober 2013]

Yusuf, S. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

25

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Instrumen SEARS A (Cohn et al. 2009)

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kebiasaan atau sikap Anda

dengan cara memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai.

Ada empat pilihan jawaban untuk masing-masing pertanyaan yang

mempunyai arti sebagai berikut:

S = Selalu KK = Kadang-Kadang J = Jarang TP = Tidak Pernah

NO Pertanyaan S KK J TP

1 Jika ada masalah, saya .... melewatinya

dengan tenang

2 Saya ... mengetahui apa yang dipikirkan orang

lain

3 Saya ... mencoba membantu orang lain yang

membutuhkan pertolongan

4 Orang lain ... merasa nyaman dekat dengan

saya

5 Saya ... suka mengobrol dengan banyak orang

6 Saya ... mudah berteman

7 Jika saya tidak sependapat dengan orang lain,

saya ... menyampaikan tanpa berdebat

8 Saya ... mencoba merasakan perasaan teman

yang sedang kecewa

9 Saya... menjadi tempat curhat orang lain

10 Anak-anak lain ... meminta saya untuk

bermain dan berkumpul bersama

11 Orang lain ... menilai saya sebagai orang yang

menyenangkan

12 Saya ... dapat melalui hal buruk dengan

tenang

13 Orang lain ... suka kepada saya

14 Teman- teman ... suka membantu saya

15 Saya ... melakukan sesuatu untuk orang lain

16 Saya ... pintar menyelesaikan masalah

17 Saya ... membuka pembicaraan dengan orang

lain dengan mudah

18 Saya ... faham yang dirasakan orang lain

19 Saya ... memutuskan sesuatu dengan mudah

20 Saya ... mengagumi diri saya

21 Saya ... dpat menyelesaikan pertentangan

dengan orang lain

22 Saya ... menyampaikan perasaan saya kepada

orang lain dengan mudah

23 Saya ... meminta bantuan orang lain saat

26

membutuhkan

24 Saya ... mengajarkan orang lain untuk tenang

saat marah

25 Saya ... memberikan pujian kepada orang lain

26 Saya ... mengerti bahwa setiap orang memiliki

pandangan yang berbeda terhadap suatu hal

27 Saya ... mengetahui perbedaan amarah dan

agresi

28 Saya ... bersikap tenang saat merasakan

amarah

29 Saya ... peduli terhadap orang lain

30 Saya ... berpikir dahulu sebelum bertindak

31 Saya ... merasa nyaman dalam sebuah

kelompok besar

32 Orang lain ... menganggap saya sebagai ketua

33 Saya ... mengagumi diri saya

34 Teman-teman ... menghargai saya

35 Saya ... menjadi teman curhat teman-teman

saya

36 Saya ... membuat keputusan yang tepat

37 Saya ... memikirkan penyelesaian masalah

saya

38 Saya ... bertanggung jawab atas perbuatan

saya

39 Saya ... menyelesaikan masalah saya tanpa

bantuan orang lain

40 Saya ... membiarkan teman-teman yang

mengejek saya

41 Saya ... tegar dalam masalah apapun

42 Saya ... dapat membedakan berbagai perasaan

(marah/sedih/kecewa)

43 Saya ... tetap bersikap tenang saat kecewa

atau stres

44 Saya ... berusaha berpikir hal-hal yang baik

45 Saya ... dalam memahami perasaan dengan

mudah

46 Jika ada masalah, saya ... berusaha bersikap

baik (tidak marah dan tidak bersedih)

47 Saya ... dapat menentukan tujuan sesuai yang

saya inginkan dalam hidup

48 Saya ... dapat membantu mengatasi masalah

teman

49 Saya ... bertanya kepada guru ketika tidak

memahami tugas sekolah

50 Orang tua saya ... mempercayai saya

51 Saya ... dapat bekerjasama dengan baik ketika

mengerjakan tugas kelompok

27

52 Saya ... dapat mengindari pemikiran negatif

yang muncul

53 Saya merasa ... diterima dan merasa nyaman

di sekolah

Lampiran 2 Hasil uji korelasi antar variabel dan regresi siswa sekolah

full day

Hasil uji korelasi parametrik

Aktivitas

Harian

Status Gizi Prestasi Sosial

Emosi

Aktivitas

Harian

Pearson

Correlation 1 0.081 0.111 -0.036

Sig. (2-tailed) 0.669 0.558 0.849

Status.Gizi Pearson

Correlation 0.081 1 -0.120 -0.444

Sig. (2-tailed) 0.669 0.526 0.014

Prestasi Pearson

Correlation 0.111 -0.120 1 0.109

Sig. (2-tailed) 0.558 0.526 0.565

Sosial.Emosi Pearson

Correlation -0.036 -0.444 0.109 1

Sig. (2-tailed) 0.849 0.014 0.565

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil uji korelasi non parametrik

Aktivitas

Harian

Status

Gizi

Prestasi Sosial

Emosi

Spearman's

rho

Aktivitas

Harian

Correlation

Coefficient 1 0.122 0.139 0.025

Sig. (2-tailed) . 0.519 0.465 0.895

Status.Gizi

Correlation

Coefficient 0.122 1 -0.074 -0.385

*

Sig. (2-tailed) 0.519 . 0.697 0.036

Prestasi

Correlation

Coefficient 0.139 -0.074 1 0.005

Sig. (2-tailed) 0.465 0.697 . 0.980

Sosial.Emosi

Correlation

Coefficient 0.025 -0.385

* 0.005 1

Sig. (2-tailed) 0.895 0.036 0.980 .

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

28

Lampiran 3 Hasil uji korelasi antar variabel dan regresi siswa sekolah

non full day

Hasil uji korelasi parametrik

Aktivitas

Harian

Status

Gizi

Prestasi Sosial

Emosi

Aktivitas

Harian

Pearson

Correlation 1 0.034 0.195 0.288

Sig. (2-tailed) 0.861 0.302 0.122

Status Gizi

Pearson

Correlation 0.034 1 0.018 0.063

Sig. (2-tailed) 0.861 0.928 0.744

Prestasi

Pearson

Correlation 0.195 0.018 1 0.345

Sig. (2-tailed) 0.302 0.928 0.061

Sosial Emosi

Pearson

Correlation 0.288 0.063 0.345 1

Sig. (2-tailed) 0.122 0.744 0.061

Uji korelasi non parametrik

Aktivitas

Harian

Status

Gizi

Prestasi Sosial

Emosi

Spearman's

rho

Aktivitas

Harian

Correlation

Coefficient 1 0.070 0.198 0.340

Sig. (2-tailed) . 0.716 0.294 0.066

Status

Gizi

Correlation

Coefficient 0.070 1 -0.043 0.078

Sig. (2-tailed) 0.716 . 0.826 0.688

Prestasi

Correlation

Coefficient 0.198 -0.043 1 0.421

Sig. (2-tailed) 0.294 0.826 . 0.021

Sosial

Emosi

Correlation

Coefficient 0.340 0.078 0.421 1

Sig. (2-tailed) 0.066 0.688 0.021 .

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 1 Oktober 1989. Penulis

merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Yuyun

Wahyudin (Alm) dan Ibu Yani Maryani. Penulis memulai jenjang

pendidikan formal di MI Cimindi I (1996-2002), MTS. Al-Fatah Cileungsi

(2002-2005), SMA Alfa Centauri Bandung (2005-2008). Penulis diterima di

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 di Fakultas Ekologi Manusia,

Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi

kewirausahaan seperti UKM Koran Kampus IPB sebagai staf perusahaan

(2008-2009) dan anggota Entrepreneur Community Beastudi Etos Bogor

(2009-2011). Penulis aktif menjadi panitia dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan di Institut Pertanian Bogor. Penulis juga pernah mengikuti

Kuliah Kerja Profesi (KKP) di desa Taraban, Brebes pada Juni-Agustus 2011.

Selain itu penulis juga pernah Internship Dietetic di Rumah Sakit Umum

Daerah Cibinong, Bogor pada Februari-Maret 2012.

Semasa berkuliah, penulis juga pernah mendapatkan beberapa

penghargaan, diantaranya sebagai juara simulasi Pekan Kreativitas

Mahasiswa bidang penelitian dengan judul “Pemanfaatan Mengkudu sebagai

Bahan Baku Pembuatan Shampoo Anti Ketombe” (2009), penerima dana

hibah Program Mahasiswa Wirausaha yang diselenggarakan oleh Career

Development Affair (CDA) IPB (2011) dan Gerakan Kewirausahaan

Nasional (2012). Penulis mendirikan sebuah bimbingan belajar siswa TK

hingga SMA dan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB “ETOS STUDY”

sejak tahun 2009 hingga kini.