KEP-17 PJ.7 1986 Pelimpahan Wewenang Kakanwil Djp Pnetapan Klasifikasi TB
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
-
Upload
tri-widodo-w-utomo -
Category
Business
-
view
1.731 -
download
4
description
Transcript of Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Pelimpahan Wewenang dan Hubungan Kerja KecamatanDisampaikan dalam Diklat Peningkatan Kapasitas Untuk Aparat KecamatanPusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I (PKP2A I LAN)
Bandung, 6 Oktober 2010
Tri Widodo W. Utomo(Pusat Kajian Manajemen Kebijakan LAN-RI)
Susunan Materi:
Bagian I : Delegasi & Mandat Bagian II : Pelimpahan Wewenang dalam
Konteks Desentralisasi Bagian III : Pelimpahan Wewenang
Bupati/Walikota kpd CamatBagian IV : Teknik Analisis Kebijakan
Pelimpahan Kewenangan/Urusan Pemerintahan kepada Camat & Lurah
Bagian V : Model Kelembagaan KecamatanBagian VI : Model Hubungan Kerja Kecamatan
PELIMPAHAN WEWENANG:Antara DELEGASI dan MANDAT
Bagian 1Bagian 1
Sumber Wewenang
Konstitutif (wewenang pokok / asli). Atributif (wewenang pangkal, delegasi
legislatif). Pelimpahan wewenang:
Mandat Delegasi
Delegasi & Mandat
Delegasi: Umumnya terjadi antara organ
pemerintah yg satu dengan organ pemerintah lain.
Terjadi pengakuan atau pengalihtanganan kewenangan.
Delegan tidak dapat lagi menggunakan wewenang yg dimilikinya karena telah terjadi pengalihan wewenang.
Delegan tidak wajib memberikan instruksi (penjelasan) mengenai penggunaan wewenang namun berhak meminta penjelasan mengenai pelaksanaan wewenang.
Tanggungjawab atas pelaksanaan wewenang beralih kpd Delegataris.
Mandat: Umumnya terjadi dalam hubungan
kerja internal antara atasan & bawahan.
Tidak terjadi pengakuan atau pengalihtanganan kewenangan; mandataris bertindak untuk dan atas nama Mandan.
Mandan masih dapat menggunakan wewenangnya.
Mandan wajib untuk memberikan instruksi (penjelasan) kpd Mandataris dan berhak meminta penjelasan mengenai pelaksanaan wewenang.
Tanggungjawab atas pelaksanaan wewenang tidak beralih dan tetap berada pada Mandan.
Prinsip2 Dasar Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang harus dituangkan dalam bentuk tertulis (SK, Instruksi Dinas atau Surat Kuasa).
Materi yang dilimpahkan harus merupakan tugas dan tanggung jawab pejabat yg melimpahkan.
Penggunaan wewenang hanya sebatas kewenangan yg dilimpahkan kepadanya hati2 muncul 3 bentuk penyalahgunaan wewenang!
Dipertanggungjawabkan oleh yg menerima pelimpahan kpd yg melimpahkan.
PELIMPAHAN WEWENANGdalam KONTEKS DESENTRALISASI
Bagian 2Bagian 2
Background: Desentralisasi & Tuntutan Pelimpahan Wewenang
2 types of autonomy
local governance components
district / city govt
sub district & village
govt
purely private
institutions
semi-govt / semi-private institutions
community groups / neighborhood
association
2 stages of autonomy
Autono
my of local
govt unit (recent)
central role : government units located at the edge of the people
+ – priority line
Autono
my of local
comm
unity unit (fu
ture)
70 : 20 : 10 30 : 40 : 30
Semangat Desentralisasi
Demokratisasi. Meningkatkan Keadilan & Pemerataan Pemb. Mendorong Potensi & Keragaman Daerah. Peningkatan Kemandirian Daerah. Pemberdayaan & Pelayanan Masyarakat.
Penyerahan & Pelimpahan Urusan hukumnya WAJIB !!
Tapi INI !!!BUKAN ini yang kita inginkan !!
Perbandingan Daerah Immature (Model Sentralisasi) & Daerah Mature (Desentralisasi)
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
E
N
G
AR
A
NEGARA
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Daerah
Tahapan Desentralisasi & Posisi Pelimpahan WewenangTahapan Desentralisasi & Posisi Pelimpahan Wewenang
PUSATPUSAT
Kab / KotaKab / Kota
Cam / LurCam / Lur
Tahap I:• Desentralisasi Politik• “Penyerahan Urusan”
Tahap II:• Desentralisasi Administratif• “Pendelegasian Urusan”
(Pelimpahan wewenang)
Tarik Menarik Pusat – DaerahTarik Menarik Pusat – Daerah
Keraguan Pusat Daerah tidak mampu menjalankan urusan pemerintahan.
Kecurigaan Daerah Pusat tidak serius menyerahkan urusan pemerintahan.
V.S.
Pembagian urusan / kewenangan yg jelas &
tegas.
Penguatan kapasitas Daerah dlm
penyelenggaraan urusan / kwng.
Tarik Menarik Kab/Kota – Cam/LurTarik Menarik Kab/Kota – Cam/Lur
Keraguan Kab/Kota Cam tdk mampu menjalankan urusan pemerintahan.
Kecurigaan Cam/Lur Kab tdk serius melimpahkan urusan pemerintahan.
V.S.
Pembagian urusan / kewenangan & 3P yg
jelas & tegas.
Penguatan kapasitas Cam / Lur sbg “Perangkat Daerah”
TUGAS CAMAT (PP 19/2008)TUGAS CAMAT (PP 19/2008)
Menangani sebagian urusan otonomi daerah (melalui Pelimpahan Kewenangan) luas / besaran kewenangan yg dilimpahkan tergantung kpd kebijakan Kepala Daerah, meliputi 8 aspek: perizinan; rekomendasi; koordinasi; pembinaan; pengawasan; fasilitasi; penetapan; penyelenggaraan.
Menyelenggarakn tugas umum pemerintahan 7 kategori: pemberdayaan masy; ketenteraman & ketertiban umum; penegakan peraturan per-UU-an; pemeliharaan prasarana & fasilitas pelayanan umum; penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; membina penyelenggaraan pemerintahan desa / kelurahan; melaksanakan pelayanan masy yg belum dapat dilaksanakan desa / kelurahan.
Tugas Bidang Pemerintahan1. Pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa;2. Pembinaan TRANTIBUM serta kemasyarakatan.3. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kesatuan Pol PP dan LINMAS.4. Fasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama.5. Pengkoordinasian kegiatan UPTD/Instansi pemerintah.6. Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan KADES dan BPD.7. Pelaksanaan pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan KADES, Pimpinan &
Anggota BPD.8. Melakukan penilaian atas Lap Pertanggungjawaban KADES.9. Fasilitasi penyelenggaraan kerjasama & penyelesaian perselisihan antar desa.10. Fasilitasi penataan Desa/Kelurahan;11. Fasilitasi penyusunan PERDES.12. Penyelanggaraan lomba/penilaian Desa/Kelurahan tingkat Kec.13. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan;14. Pelaksanaan Inventarisasi Aset Daerah atau Kekayaan Daerah lainnya.15. Penegakan dan pelaksanaan PERDA dan Keputusan KDH serta PER UU.16. Pemberian rekomendasi dan perijinan tertentu.17. Pertimbangan pengangkatan Kepala Kelurahan.
Tugas Bidang Ekonomi Pembangunan
1. Fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan.2. Fasilitasi pengembangan perekonomian desa/ kel.3. Pengkoordinasian, BINAWAS serta pelaporan langkah-langkah
penanggulangan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.4. Pelaksanaan pungutan atas pajak retribusi daerah.5. Pembinaan dan pengembangan serta pemantauan kegiatan INDAG,
pertambangan, kepariwisataan, perkoperasian, UKM, dan golongan ekonomi lemah, peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.
6. Pengawasan penyaluran dan pengembalian kredit dalam rangka menunjang keberhasilan program produksi pertanian.
7. Pelaksanaan pencegahan atas pengambilan SDA tanpa ijin dan dapat mengganggu serta membahayakan lingkungan hidup.
8. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat.
Tugas Bidang Pendidikan & Kesehatan
1. Fasilitasi penyelenggaraan TK dan Pendidikan Dasar;2. BINAWAS kegiatan program pendidikan, generasi muda,
keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan serta peranan wanita, kesehatan masyarakat.
3. Fasilitasi penyelenggaraan sarana pendidikan dan pelayanan kesehatan dan KB.
4. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya.
5. Pelaksanaan penyuluhan program wajib belajar.6. Pelaksanaan pelantikan dan pengambilan sumpah Kepala SDN
dan MIN.
Tugas Bidang Kesra
1. Pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan dan perburuhan.
2. Pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat;3. Fasilitasi kegiatan ORMAS dan LSM.4. Pembinaan Lembaga Adat dan suku terasing.5. Pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan
pengungsi.6. Penanggulangan masalah sosial.
Tugas Bidang Pertanahan
1. Pengawasan atas tanah negara dan tanah aset PEMDA.2. Pembantuan terhadap pelaksanaan pembebasan tanah milik
dan pelepasan hak yg akan digunakan untuk kepentingan pembangunan, serta peralihan status tanah dari tanah negara menjadi hak milik sesuai dgn ketentuan PER UU.
3. Pembantuan dlm hal penetapan peruntukan, proses pengalihan, dan perubahan status tanah kekayaan desa serta pengalihan status tanah kekayaan desa yg berubah menjadi kelurahan.
4. Pelaksanaan monitoring dan inventarisasi terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah terlantar, tanah negara bebas, dan tanah timbul.
Penguatan Kapasitas Kec / Kel
Kelembagaan Kewenangan / Urusan Pemerintahan
SDM Eselonisasi
Koordinasi, dll
PELIMPAHAN WEWENANGBupati/Walikota kepada Camat
Bagian 3Bagian 3
Keuntungan Pelimpahan Wewenang/UrusanKeuntungan Pelimpahan Wewenang/Urusan
Menciptakan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan umum di daerah;
Beban Pemda dalam penyediaan / pemberian layanan semakin berkurang karena telah diambil alih oleh Kecamatan atau Kelurahan sebagai ujung tombak;
Pemda tidak perlu membentuk kelembagaan yang besar sehingga dapat menghemat anggaran;
Alokasi dan distribusi anggaran lebih merata keseluruh wilayah sehingga dapat menjadi stimulan bagi pertumbuhan ekonomi regional, serta mengurangi kesenjangan antar wilayah.
Menciptakan pemerintah yang demokratis (egalitarian governance) serta untuk mendorong perwujudan good governance & good society.
Kriteria Pelimpahan Urusan - 1Kriteria Pelimpahan Urusan - 1
Dilihat dari lokus dan kepentingannya, lebih banyak dioperasionalisasikan di Kecamatan. Contoh: penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dll.
Dilihat dari fungsi administratifnya, lebih bersifat rowing (pelaksanaan) dari pada steering (pengaturan). Contoh: pemberian ijin IMB (untuk luas tertentu), administrasi kependudukan, dll.
Dilihat dari kebutuhan dasar masyarakat, kewenangan tadi benar-benar dibutuhkan secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: pelayanan sampah / kebersihan, sanitasi & kebutuhan air bersih, pendidikan dasar khususnya yang berkaitan dengan pemberantasan 3 B, dll.
Dilihat dari efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, tidak mungkin dilaksanakan sepenuhnya oleh Kabupaten/Kota karena alasan keterbatasan sumber daya. Contoh: perbaikan & pemeliharaan jalan2 dan jembatan perintis, pelayanan penyuluhan pertanian / KB, dll.
Dilihat dari penggunaan teknologi, tidak membutuhkan pemakaian teknologi tinggi atau menengah. Contoh: pembinaan UKM, dll.
Dilihat dari kapasitas, kecamatan memiliki kemampuan yang memadai untuk melaksanakan kewenangan tersebut, baik dari aspek SDM, keuangan, maupun sarana dan prasarana.
Kriteria Pelimpahan Urusan - 2Kriteria Pelimpahan Urusan - 2
• Kewenangan Perijinan.• Kewenangan Rekomendasi.• Kewenangan Koordinasi.• Kewenangan Pembinaan.• Kewenangan Pengawasan.• Kewenangan Fasilitasi.• Kewenangan Penetapan.• Kewenangan Penyelenggaraan.• Kewenangan lain yang dilimpahkan.
Jenis2 kewenangan yg dpt dilimpahkan kpd Camat:
Pendekatan dlm Pelimpahan Urusan/ KewenanganPendekatan dlm Pelimpahan Urusan/ Kewenangan
Kepmendagri 158/2004 = Pemerintahan (17 rincian), Ekonomi dan Pembangunan (8 rincian), Pendidikan dan Kesehatan (8 rincian), Sosial & Kesra (6 rincian), Pertanahan (4 rincian).
Keputusan Bupati / Walikota ttg Pelimpahan Wewenang.
Yuridis / Formal rincian urusan ditentukan secara limitatif melalui peraturan perundangan
Bersumber dari aspirasi masyarakat atas dasar kemampuan riil & kebutuhan obyektif.
Pengakuan kewenangan: Kepmendagri No. 130-67 / 2002.
Sosiologis Bottom-up
Pola Pelimpahan Wewenang - 1
Seragam utk kewenangan tertentu yg bersifat umum (KEWENANGAN GENERIK), ditambah kewenangan spesifik sesuai karakteristik wilayah & penduduk (KEWENANGAN KONDISIONAL).
Menjadikan Kecamatan sbg pusat pelayanan masyarakat utk pelayanan yg sederhana, murah & cepat.
Pola I : HOMOGEN (Seragam untuk semua Kec).
Pola II: HETEROGEN (beraneka ragam).
Pola Pelimpahan Wewenang - 2
Keunggulan Pola Seragam:
1. Mudah dalam pembuatannya;2. Mudah dalam pengaturan dan pengendaliannya;3. Mudah dalam pembinaan personil, anggaran & logistik.
Kelemahan Pola Seragam:
1. Tidak responsif dgn kebutuhan masyarakat;2. Menegasikan perbedaan dan keragaman daerah & masyarakatnya.3. Penyediaan personil, anggaran & logistik tdk sesuai
dgn kebutuhan nyata shg sulit untuk mencapai efektivitasdan efisiensi;
4. Sulit utk mengukur kinerja organisasi secara obyektif.
Pola Pelimpahan Wewenang - 3
Keunggulan Pola Beranekaragam:
1. Lebih responsif thd kebutuhan pelayanan masyarakat;2. Kebutuhan personil, anggaran & logistik dpt dihitung scr obyektif & rasional;3. Memudahkan dalam pengukuran kinerja.
Kelemahan Pola Beranekaragam:
1. Memerlukan waktu & tenaga utk menyusunnya;2. Agak sulit dlm pengendalian & pengawasannya;3. Memerlukan personil yg memiliki kualifikasi sesuai dgn kebutuhan pelayanan masyarakat.
Kabupaten/Kota Nomor/Tanggal SK Kewenangan yang Dilimpahkan Kepada Camat (Delegatif)
Kota Bandung No. 1342 Tahun 2001 1. Pekerjaan Umum, Kesehatan;2. Pendudukan dan Kebudayaan;3. Pertanian;4. Perhubungan;5. Industri dan Perdagangan;6. Penanaman Modal;7. Lingkungan Hidup;8. Pertanahan;9. Koperasi, Tenaga Kerja, Sosial;10. Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik;11. Pengembangan Otonomi Daerah;12. Perimbangan Keuangan;13. Kependudukan;14. Hukum dan Perundang-undangan;15. Olah Raga;16. Penerangan.
Beberapa Contoh Pelimpahan Kewenangan kpd Camat - 1
Kabupaten/Kota Nomor/Tanggal SK Kewenangan yang Dilimpahkan Kepada Camat (Delegatif)
Agam No. 182 Tahun 2001 1. Pemungutan Pajak Daerah;2. Pemungutan Retribusi Daerah.
Beberapa Contoh Pelimpahan Kewenangan kpd Camat - 2
Kabupaten/Kota Nomor/Tanggal SK Kewenangan yang Dilimpahkan Kepada Camat (Delegatif)
Sumedang No. 44 Tahun 2001
No. 91 Tahun 2001
1. Pekerjaan Umum;2. Kesehatan;3. Pendidikan;4. Pertanian;5. Industri dan Perdagangan;6. Penerangan;7. Pariwisata dan Kebudayaan;8. Pemerintahan Desa;9. Kepegawaian
10. Sebagian kewenangan bidang kependudukan, meliputi penandatanganan :
a. Kartu Tanda Penduduk (KTP);b. Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM); c. Kartu Keluarga (KK);d. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara
(SKPPS);e. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT);f. Surat Keterangan Pindah (SKP)
Kabupaten/Kota Nomor/Tanggal SK Kewenangan yang Dilimpahkan Kepada Camat (Delegatif)
Kota Ternate No. 27 Tahun 2001 1. Pemerintahan Umum dan Kelurahan;2. Administrasi Kependudukan;3. Pembinaan Politik Dalam Negeri;4. Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban;5. Pembangunan Masyarakat;6. Pembinaan Kesejahteraan Sosial;7. Pelayanan Umum.
Beberapa Contoh Pelimpahan Kewenangan kpd Camat - 3
Kabupaten/Kota Nomor/Tanggal SK Kewenangan yang Dilimpahkan Kepada Camat (Delegatif)
Kutai Kertanegara No. 44 Tahun 2001 1. Bidang Pertanian;2. Bidang Perindustrian dan Perdagangan;3. Bidang Ketenagakerjaan;4. Bidang Pekerjaan Umum;5. Bidang Perhubungan;6. Bidang Pertambangan;7. Bidang Pariwisata;8. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olah Raga;9. Bidang Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik;10. Bidang Administrasi Kependudukan;11. Bidang Pertanahan;12. Bidang Pelayanan Pungutan Daerah.
Perbandingan Jumlah Kewenangan yg dilimpahkan kpd Camat - 1
NO LOKASI DASARHUKUM
BIDANGKEWENANGAN
1 Kota Bandung Kep. Walikota No. 1342/2001
19 Bid Kewenangan,96 rincian kewenangan
2 Kota Surabaya Kep. Walikota No. 55/2001
15 Bid Kewenangan,68 rincian kewenangan
3 Kabupaten Bandung
Kep. BupatiNo. 21/2001
27 Bid Kewenangan,109 rincian kewenangan
4 Kabupaten Sumedang
Kep. BupatiNo. 44/2001
9 Bid Kewenangan,18 rincian kewenangan
5 Kab. Lampung Utara
Kep. Bupati No. 299/2001
23 Bid Kewenangan,317 rincian kewenangan
No. Kabupaten/Kota Kewenangan Atributif
Kewenangan Delegatif
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.
Bupati AgamBupati SumedangBupati BandungBupati PonorogoBupati Lampung UtaraBupati Kutai KertanegaraWalikota SurabayaWalikota TernateWalikota BandungKabupaten SemarangKabupaten Sragen
9 (Bidang)Dalam
UU No. 22/1999 tidak ada
kewenangan ini !
Realitas lapangan membutuhkan
hal ini.
2 Bidang10 Bidang27 Bidang25 Bidang23 Bidang12 Bidang15 Bidang
7 Bidang19 Bidang
7 Bidang11 Bidang
Perbandingan Jumlah Kewenangan yg dilimpahkan kpd Camat - 2
Implikasi Pelimpahan KewenanganImplikasi Pelimpahan Kewenangan
Koordinasi Antar Lembaga dan Standarisasi Tata Kerja.
Kebutuhan Perimbangan Sumber Daya Keuangan, SDM dan Sarana.
Pengembangan / Penguatan Struktur Organisasi Kecamatan.
Teknik Analisis Kebijakan Pelimpahan Kewenangan/Urusan
Pemerintahan kepada Camat & Lurah
Bagian 4Bagian 4
METODE KRITERIA DASAR - 1
Banyaknya jumlah penduduk dalam wilayah kecamatan. Banyaknya jumlah desa/kelurahan atau kampung/dusun/RT/RW. Banyaknya penduduk diluar wilayah kecamatan yang ikut menikmati jasa
layanan / urusan tertentu.
EKSTERNALITAS luas, besaran, serta jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan.
Perbandingan jarak antara kantor unit penyelenggara urusan di tingkat kecamatan dengan desa / kelurahan tempat dimana masyarakat pengguna layanan berada.
Perbandingan jumlah pengguna layanan yang dapat dicakup oleh kantor unit penyelenggara urusan di tingkat kecamatan.
AKUNTABILITAS kedekatan suatu tingkat pemerintahan dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan.
Besarnya biaya total dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat kecamatan, dibandingkan jika dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota.
Besarnya biaya per unit dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di kecamatan, dibandingkan jika dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota.
Besarnya biaya rata-rata dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di kecamatan, dibandingkan jika dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota.
Besarnya biaya per kapita dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di kecamatan, dibandingkan jika dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota.
EFISIENSI perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan.
METODE KRITERIA DASAR - 2
METODE PEMECAHAN URUSAN
Identifikasikan dahulu bidang-bidang yang menjadi urusan / kewenangan daerah.
Tentukan fungsi-fungsi manajemen yang melekat pada urusan / kewenangan daerah tersebut. Contoh: Penyelenggaraan, Fasilitasi, Pengaturan, Penetapan, Pengendalian, Perijinan, Pertimbangan, Koordinasi, Perencanaan, Pembinaan, dsb.
Buatlah analisis silang antara bidang urusan dengan fungsi manajemen. Dari matriks analisis akan terlihat jenis dan sebaran urusan.
Dalam menentukan urusan mana yang akan didelegasikan kepada unit organisasi yang lebih kecil, didasarkan pada karakteristik fungsi manajemen yang melekat pada urusan yang akan didelegasikan. Fungsi penyelenggaraan (rowing) memiliki urgensi lebih tinggi untuk didelegasikan; sedangkan fungsi pengaturan (steering) dapat dipertimbangkan untuk tetap melekat pada induk organisasi.
METODE PRIOR OPTION REVIEW
Kebijakan Penghapusan. Privatisasi. Kemitraan. Kontrak Karya / Kontrak Kerja. Market Testing. Efisiensi Internal.
Metode Analisis Public Goods – Private Goods
Excludable Non-Excludable
Divisible
Non-Divisible
Private goods
Public goods
1 2
3 4
MODEL KELEMBAGAANKECAMATAN
Bagian 5Bagian 5
Opsi Kelembagaan Kecamatan
Penguatan Kelembagaan & Fungsi Kec. Kec. sbg ujung tombak pelayanan. Paling dekat dg masy. & paling paham kebthan masy. Mengurangi beban kerja & keterbatasan Pemda. Perlu penguatan struktur & penambahan urusan + 3P.
Perubahan Status sbg “Badan Koordinasi Kewilayahan” Kec. difungsikan scr murni sbg lembaga koordinasi (tidak menerima
pelimpahan urusan spt Kelurahan, yg malah menimbulkan potensi overlap). Mensyaratkan peningkatan Eselon setara Dinas/Badan. Pelimpahan urusan sektoral langsung kpd Kelurahan. Pasal 15 PP 19/2008 Tugas Kec sbgian besar adlh “koordinasi”.
Penghapusan. Tidak mendapat perhatian serius (anggaran, SDM, dll). Inefisiensi dlm penyelenggaraan urusan miskoordinasi dg Instansi teknis. Lebih banyak menjalankan urusan atributif, sbgmana Kelurahan.
LOGIKA RESTRUKTURISASI
Logika “Jika – Maka” (cara berpikir linier). Semakin besar urusan, anggaran, jumlah
penduduk & luas wilayah, maka semakin besar struktur atau lembaga yang dibutuhkan.
Logika “Bagaimana Jika” (cara berpikir sistemik). Bagaimana jika kondisi X terjadi?; bagaimana jika
variable Y berubah?; bagaimana jika alternatif Z dipilih?
Model2 Alternatif Kelembagaan Daerah
Badan / Kawasan Otorita. Tim Ad-hoc / Komisi. Lembaga Semi-Publik/Semi-Privat atau
Government-Initiated Private Management. Pengelolaan Bersama (Joint Management)
–”Badan Kerjasama Antar Daerah”.
Model Tipologi Kelembagaan Kecamatan
Tipologi Berdasarkan Luas Kewenangan Delegatif. Tipologi Berdasarkan Kondisi / Potensi Wilayah. Tipologi Berdasarkan Pola Gabungan I dan II. Tipologi Berdasar TRW Berbasis Kompetensi.
MODEL HUBUNGAN KERJAKECAMATAN
Bagian 6Bagian 6
Hubungan Kerja Kecamatan
(1) Hubungan kerja Kecamatan dgn Bupati/Walikota bersifat hierarki (pertanggungjawaban vertikal).
(2) Hubungan kerja Kecamatan dgn perangkat daerah Kab/Kota atau perangkat Kotamadya/Kab Administrastif di Prov DKI Jakarta bersifat koordinasi teknis fungsional dan teknis operasional.
(3) Hubungan kerja Kecamatan dgn instansi vertikal di wilayah kerjanya, bersifat koordinasi teknis fungsional.
(4) Hubungan kerja Kecamatan dgn pemerintahan desa bersifat koordinasi dan fasilitasi.
(5) Hubungan kerja Kecamatan dgn kelurahan bersifat hierarki.
Perubahan Pola Hubungan Kerja Kecamatan dgn Desa/Kelurahan
Hierarkis & Subordinatif
Berubah Menjadi :• Koordinasi• Fasilitasi• Pembinaan & Pengawasan• Kerjasama
4 Bentuk Hubungan Kerja
a. Hubungan Kerja Fasilitatif Camat menjadi penghubung kebijakan dari Pemerintah Kabupaten;
b. Hubungan Kerja Koordinatif Camat mengkoordinasikan kegiatan – baik rutin maupun pembangunan – yang ada di wilayahnya agar memenuhi asas sinkronisasi & integrasi. Hasil koordinasi disampaikan kepada Bupati.
c. Hubungan Kerjasama Camat yg memimpin satuan unit pemerintahan bekerjasama dengan lurah/ Kades yg memimpin satu unit pemerintahan dalam kedudukan setara untuk mencapai tujuan bersama;
d. Hubungan Pembinaan & Pengawasan Camat dapat melaksanakan fungsi pembinaan & pengawasan (berupa pemberian pemahaman, penyempurnaan kerja, atau meningkatkan kemampuan aparatur) terhadap jalannya pemerintahan, termasuk mengatasi konflik intra & antar pemerintah diwilayahnya.
Implementasi 4 Bentuk Hub. Kerja
Sumber : PP No. 19 Tahun 2008 dan Kepmendagri 158 Tahun 2004
Koordinasi
•Melaksanakan dan menegakkan produk hukum pemerintah kabupaten serta peraturan perundang-undangan lain di wilayah kecamatan
•Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan dan inventarisasi aset dan kekayaan pemerintah kabupaten
•Pengumpulan data pengembangan ketenagakerjaan dan perburuhan
•Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan
•Pengintegrasian Rencana Program
•Temu Konsultasi•Pembentukan Gugus Kerja
Fasilitasi
•Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan, pengambilan sumpah, pelantikan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
•Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat desa / kelurahan
•Memfasilitasi Administrasi Desa/ Kelurahan
•Fasilitasi Musyawarah Antar Desa/ Kelurahan
•Fasilitasi Kerjasama dan penyelesaian perselisihan Desa/ Kelurahan
•Fasilitasi penataan Desa/ Kelurahan
•Fasilitasi penyusunan peraturan Desa
•Fasilitasi pengembangan perekonomian desa/ kelurahan
Pembinaan & Pengawasan
•Pembinaan pengelolaan keuangan dan kekayaan desa/ Kelurahan
•Pembinaan perangkat desa•Pengawasan Administrasi Desa/ Kelurahan
•Melaksanakan pengawasan serta memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama Desa/ Kelurahan
•Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan Administrasi Desa/ Kelurahan
•Membina penyelenggaraan pemerintahan Desa/ Kelurahan
•Pembinaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), perdagangan, pasar desa, Usaha Ekonomi Desa (UED), pemberdayaan perempuan serta tugas-tugas ekonomi lainnya
•Pembinaan ketertiban dan ketentraman masyarakat
•Penilaian atas Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa
•Pembinaan dan pengawasan kegiatan program sosial, ekonomi dan kemasyarakatan
Kerjasama
•pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi
•penanggulangan masalah sosial•penyelenggaraan lomba/ penilaian Desa/ Kelurahan tingkat Kecamatan
Temuan Empirik Hub. Kerja
Bupati
Camat
Desa
1
2
Keterangan :
1. Alur Pertanggungjawaban2. Alur Pembinaan, Pengawasan,
Fasilitasi, Koordinasi & Kerjasama
Pola Hubungan Kerja Antara Kecamatan dengan Kelurahan/ Desa di Kab. Kutai Kartanegara & Kab. Kutai Timur
Perda No. 5 Tahun 2007 Persepsi Responden
Camat
Kelurahan/ Desa
*) Kelurahan/ Desa Masih Menganggap Camat Sebagai Atasannya
Korelasi Antara Struktur Organisasi Kecamatan Dengan Pola Hubungan Kerja Kecamatan Dengan Desa & Kelurahan
1. Setiap pengurangan atau penambahan susunan struktur organisasi kecamatan akan menimbulkan pengaruh terhadap pola hubungan kerja dengan desa dan kelurahan
2. Rendah atau Tingginya beban kerja yang diemban kecamatan pada struktur organisasi yang ada akan berpengaruh pada pola hubungan kerja dengan desa dan kelurahan
3. Tinggi atau rendahnya kapasitas aparatur kecamatan dalam menjalankan peran dan fungsinya akan berpengaruh pada pola hubungan kerja dengan desa dan kelurahan
4. Semakin kuat atau lemahnya tata kerja kecamatan dengan desa dan kelurahan tentunya akan berpengaruh pada pola hubungan kerja yang tercipta
5. Tinggi atau rendahnya pemahaman kelurahan dan desa akan kedudukan kecamatan sebagai koordinator wilayah yang tentunya akan berpengaruh pada pola hubungan kerja yang tercipta
TERIMA KASIH …Semoga Bermanfaat !!
Bandung, 6 Oktober 2010
Tri Widodo W. Utomo(Pusat Kajian Manajemen Kebijakan LAN-RI)
Email: [email protected]. 08195034500Website/Blog: www.blogspot.triwidodowutomo