Aktivitas Enzimatis Mikroba Slah

25
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN IX AKTIVITAS ENZIMATIS MIKROBA O L E H NAMA : MUH. YAMIN A STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK : V ASISTEN : JASNIA ASNAL LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

Transcript of Aktivitas Enzimatis Mikroba Slah

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN IX

AKTIVITAS ENZIMATIS MIKROBA

O L E H

NAMA : MUH. YAMIN A

STAMBUK : F1C1 08 049

KELOMPOK : V

ASISTEN : JASNIA ASNAL

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

AKTIVITAS ENZIMATIS MIKTOBA

I. TUJUAN

Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui beberapa teknik uji

aktivitas enzimatik.

II. PRINSIP DASAR

Amilase merupakan enzim yang mampu memecah molekul-molekul pati dan

glikogen, sehingga banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti indusri tekstil,

deterjen dan gula cair non tebu. Hingga saat ini kebutuhan akan enzim amilase di

Indonesia belum dapat dipenuhi sehingga masih harus diimpor. Padahal, mikrobia

lokal terseleksi dapat digunakan sebagai penghasil enzim. Beberapa jenis mikrobia

dari kelompok bakteri, kapang dan khamir dilaporkan sebagai penghasil amilase, di

antaranya kapang Aspergillus spp., serta khamir Endomyces sp. Dan

Saccharomycopsis fibuligera (Naiola, 2008).

Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk memproduksi

enzim amilase pada skala industri, antara lain: Bacillus licheniformis dan B.

Stearothermophillus. Penggunaan B. stearothermophillus lebih disukai karena

mampu menghasilkan enzim yang bersifat termostabil sehingga menekan biaya

produksi (Lestari et al., 2001). Hingga saat ini kebutuhan akan enzim amilase di

Indonesia belum dapat dipenuhi, sehingga masih harus diimpor. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan mikrobia lokal yang potensial sebagai

penghasil amilase (Naiola, 2008).

Pada uji katalase, perbedaan kuantitas oksigen yang dilepaskan diduga

berkaitan dengan tebal tipisnya selaput lendir yang menyelimuti permukaan sel. Tebal

tipisnya selaput lendir akan mempengaruhi penetrasi H2O2 ke dalam sel. Sebagian

besar isolat yang diperoleh menunjukkan sifat katalase positif (Wedhastri, 2002).

Tujuan uji katalase adalah untuk mengetahui sifat bakteri dalam menghasilkan enzim

katalase. Cara kerja dari uji katalase yaitu larutan H2O2 3% diteteskan pada obyek,

kemudian suspensikan koloni bakteri dengan ose (Yusuf, 2009).

Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan

bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati

menjadi gula‐gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan

polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (glukoamilase).

Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan

mikroorganisme. Saat ini sejumlah enzim amilase telah diproduksi secara komersial.

Penggunaan mikroba dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat

menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan (Anam, 2010).

Bakteri R. solanacearum mempunyai reaksi negatif terhadap hidrolisis pati,

gelatin, arginin dan produksi levan, dan bereaksi positif terhadap uji katalase,

oksidase, akumulasi PHB, dan denitrifikasi. Isolat bakteri patogen dapat tumbuh pada

NaCl 0−2% dengan pH 4−8,50 dan suhu 13−37oC, tetapi tidak dapat tumbuh pada

suhu 41oC. Jika bakteri ditumbuhkan pada medium YPA ditambah tetrazolium salt

dan diinkubasi selama 24 jam maka akan terlihat koloni berwarna putih, fluidal

dengan pusat koloni berwarna merah jambu. Tipe koloni ini merupakan koloni R.

solanacearum virulen (Nasrun dan Nuryani, 2007).

- Diinokulasi dengan Bacillus sp. secara

streak

- Diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu

ruang

- Ditetesi dengan lugol’s iodine

secukupnya hingga seluruh permukaan

media terkena

- Diinokulasi

- Diinkubasi selama 48 jam pada suhu

370C

III. CARA KERJA/DIAGRAM ALIR (SKEAMA)

1. Uji Amilolitik

2. Uji Proteolitik

Nutrien Agar yang mengandung patiNutrien Agar yang mengandung pati

Uji Negatif

Bacillus sp. Dan E.coli pada SMABacillus sp. Dan E.coli pada SMA

Uji Positif

- Diambil dengan ose secara aseptis

- Diinokulasikan pada kaca objek

- Ditetesi larutan H2O2 3%

- Diamati

3. Uji Katalase

Koloni BakteriKoloni Bakteri

Uji Negatif

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Pewarnaan Sederhana

Perlakuan Hasil Pengamatan

- NA yang mengandung pati

diinokulasikan dengan mikroba

secara streak

- Diinkubasi sela 24-48 jam pada

suhu ruang

- Ditetesi cawan dengan lugol’s

iodine Warna sekitar koloni tetap hitam (Uji

negatif)

2. Uji Proteolitik

Perlakuan Hasil Pengamatan

- Diinokulasikan Bacillus sp. Dan

E. coli pada SMA

- Diinkubasi pada suhu 370C

selama 48 jam.

Terbentuk zona jernih disekeliling

koloni

3. Uji Katalase

Perlakuan Hasil Pengamatan

- Diambil satu ose koloni bakteri

secara aseptis.

- Diinokulasikan pada kaca objek.

- Diteteskan 3% H2O2

- Tidak ada gelembung (Uji negatif)

B. Pembahasan

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.

Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis

oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi

metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim

adalah suatu atau beberapa gugus poli peptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis

(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi

kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang

bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Sebahagian besar enzim

bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu

macam senyawwa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap

enzim yang bersifat tetap.

Berdasarkan tempat bekerjanya enzim terbagi atas dua yaitu endoenzim dan

eksoenzim. Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya

di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di

dalam sel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses

kehidupan sel, misal dalam proses respirasi. Sedangkan Eksoenzim disebut juga

enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi

untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih

sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.

Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan

dalam proses kehidupan sel.

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian aktivitas enzimatis dari mikroba

berdasarkan tempat bekerjanya yaitu dengan uji aktivitas eksoenzim dan uji aktivitas

endoenzim. Pada uji aktivitas eksoenzim yang dilakukaan yaitu uji amilolitik dan uji

proteolitik, sedangkan pada uji endoenzim yang dilakukan hanya uji katalase. Pada

uji amilolitik ditujukan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme menghasilkan

enzim amilase. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati

menjadi gula‐gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan

polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (glukoamilase). Pada

uji ini digunakan NA yang tersuspensi pati sebagai media. Indikator yang dipakai

adalah iodine. Amilum akan bereaksi dengan iodine membentuk komplex warna biru

hitam yang terlihat pada media. Apabila iodine menyebabkan media pati berwarna

biru pada koloni bakteri maka tidak ada amilase yang diproduksi. Dan pada

percobaan ini menunjukkan hasil negatif karena warna disekeliling koloni tetap biru

hitam, hal ini menandakan tidak adanya aktivitas amilase. Komposisi dan konsentrasi

media sangat mempengaruhi produksi enzim amilase pada bakteri. Serta keadaan

lingkungan dan sumber nitrogen pada media kultur juga akan mempengaruhi

produksi amilase dan pertumbuhan mikroorganisme. Mungkin karena faktor-faktor

itulah pada percobaan ini menunjukkan uji negatif.

Selanjutnya, uji proteolitik ditujukkan untuk mengetahui kemampuan

mikroorganisme menghasilkan enzim protease. Protease merupakan enzim yang

menguraikan golongan protein. Protein yang digunakan dalam bentuk kasein susu,

hidrolisis kasein secara bertahap akan menghasilkan monomernya berupa asam

amino, proses ini dikenal dengan peptonisasi atau proteolisis. Pada percobaan ini

menunjukkan hasil positif yaitu adanya aktivitas enzim proteolitik karena

terbentuknya zona jernih disekeliliing koloni.

Begitu pula pada pengujian katalase ditunjukkan untuk mengetahui

kemampuan mikroorganisme menghasilkan enzim katalase. Katalase adalah enzim

yang mengkatalis penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan

oksigen (O2). Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini

menginaktivasikan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu

metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkaran aerob

harus menguraikan bahan toksik tersebut. Itulah sebabnya, produksi katalase bisa

diidentifikasi dengan menambahkan reagen H2O2 pada suspensi bakteri. Jika

dihasilkan gelembung gas, berarti bakteri tersebut mampu memproduksi enzim

katalase. Jika tidak dihasilkan gelembung gas berarti uji katalase dinyatakan negatif.

Namun pada percobaan kali ini, menunjukkan hasil negatif karena tidak adanya

gelembung gas setelah diberikan reagen H2O2 3%. Ini menandakan bakteri yang

digunakan tidak memproduksi enzim katalase.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu Berdasarkan

tempat bekerjanya uji aktivitas enzim terbagi atas dua yaitu uji aktivitas endoenzim

dan uji aktivitas eksoenzim.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, K., 2010, “Kinetika Reaksi Enzimatis”, IPB-Bogor,

Lestari, P, N. Richana, D.S. Damardjati, A.A. Darwis, K. Syamsu. 2001, “Analisis gula reduksi hasil hidrolisis enzimatik pati ubi kayu oleh aamilase termostabil dari Bacillus stearothemophilus TII12”, Jurnal Mikrobiologi Vol.6, No. 1.

Naiola, E., 2008, “Mikrobia Amilolitik Pada Nira Dan Laru Dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur”, B I O D I V E R S I T A S, Vol. 9, No.3.

Nasrun dan Nuryani, Y., 2007, “Penyakit Layu Bakteri Pada Nilam Dan Strategi Pengendaliannya”, Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 26, No.1.

Wedhastri, S., 2002, “ Isolasi dan Seleksi Azotobacter spp. Penghasil Faktor Tumbuh Dan Penambat Nitrogen Dari Tanah Masam”, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3, No. 1.

Yusuf, R.W.N., 2009, “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus sp.”, Artikel Ilmiah Skripsi, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.