Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam...

63
AKTIVITAS DAKWAH KH. Drs. SAIFUDDIN AMSIR DALAM MENSOSIALISASIKAN KONSEP KELUARGA QUR’ANI DI YAYASAN TERPADU SHIBGATULLAH JAKARTA TIMUR Oleh: SITI SOLEHA 104051001926 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1429 H/2008 M

Transcript of Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam...

Page 1: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

AKTIVITAS DAKWAH KH. Drs. SAIFUDDIN AMSIR

DALAM MENSOSIALISASIKAN KONSEP KELUARGA QUR’ANI

DI YAYASAN TERPADU SHIBGATULLAH

JAKARTA TIMUR

Oleh:

SITI SOLEHA

104051001926

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1429 H/2008 M

Page 2: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

AKTIVITAS DAKWAH KH. Drs. SAIFUDDIN AMSIR

DALAM MENSOSIALISASIKAN KONSEP KELUARGA QUR’ANI

DI YAYASAN TERPADU SHIBGATULLAH

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai tugas akhir dalam jenjang Strata Satu (S1) pada Fakultas Dakwah dan

Komunikasi guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

SITI SOLEHA

104051001926

Di bawah bimbingan:

M. Hudri, M. Ag

NIP. 150.289.437

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam

Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’any di Yayasan Terpadu Shibghatullah

Jakarta Timur telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11

Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 15 Desember 2008

17 Dzulhijjah 1429

Panitia Sidang Munaqasah

Ketua Sekretaris

Dr. Murodi. MA Umi Musyarofah, MA

NIP. 150254102 NIP. 150281980

Penguji I Penguji II

Drs. Harun Asfar,MA Drs. Wahidin Saputra,MA

NIP. 150062829 NIP. 150276299

Pembimbing

M. Hudri, M.Ag.

NIP. 150289437

Page 4: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2008

Siti Soleha

Page 5: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

ABSTRAK

AKTIVITAS DAKWAH Drs. KH. SAIFUDDIN AMSIR DALAM

MENSOSIALISASIKAN KONSEP KELUARGA QUR’ANY DI YAYASAN

TERPADU SHIBGATULLAH

Pada saat ini semakin marak munculnya aliran-aliran penyimpangan yang

membuat kita sebagai umat Islam ikut bertanggung jawab dalam menyikapi hal tersebut

karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh Islam, maka

untuk menyikapi hal tersebut sebaiknya segala persoalan yang dihadapi umat Islam harus

dikembalikan kepada pedoman fundamental yakni Al-qur’an dan As-sunnah. Tujuan

hidup kita adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat maka untuk mencapai tujuan

tersebut, kita harus menatanya dari unit yang terkecil yaitu keluarga, dengan menata

keluarga yang didasari dengan Al-Qur’an dan As-sunnah maka tercapailah tujuan

tersebut, untuk itu kunci memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat yaitu bagaimana kita

dapat menjalani hidup ini di landasi dengan Al-qur’an dan As-sunnah.

Drs. KH Saifuddin Amsir memperkenalkan konsep keluarga qur’any sebagai

solusi kemelut yang dihadapi umat Islam, keluarga qur’any adalah keluarga yang

dibangun di atas pondasi Al-qur’an dan As-sunnah untuk dapat menjalankan konsep

tersebut Al-Qur’an dan As-sunnah harus dipelajari secara benar bukan hanya diketahui

secara teoritis tetapi merupakan sesuatu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang ingin diketahui dari penelitian ini

adalah bentuk aktivitas dakwah Drs. KH Saifuddin Amsir dan langkah-langkah yang

dilakukan dalam mensosialisasikan konsep keluarga qur’any

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif dengan

cara analisis deskriptif, yakni menganilisis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan dilapangan, serta buku-buku dengan cara menggambarkan dan menjelaskan

kedalam bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data Teknik pengumpulan data

melalui wawancara dan observasi.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa Aktivitas dakwah yang dilakukan Drs.KH.

Saifuddin Amsir dalam sosialisasi konsep keluarga qur’any di yayasan terpadu

shibgatullah lebih kepada dakwah bil-lisan karena dakwah yang beliau lakukan, melalui

penyajian umum (ceramah), diskusi dan pengajian rutin yang kesemuanya mencakup dari

dakwah bil lisan kemudian sosialisasi yang dilakukan pada tahap awal yaitu

disosialisasikan melaui mars yang beliau ciptakan kemudian melalui majlis ta’lim dengan

adanya ta’lim rutin yang membahas materi bidang fiqih, tafsir, akidah dan akhlak yang

merupakan prinsip dasar dari konsep keluarga qur’any dan diadakannya diskusi-diskusi

yang kesemuanya itu merupakan upaya untuk merealisasikan konsep keluarga qur’any.

Kemudian terdapat beberapa faktor Pendukung diantaranya kualitas keilmuan yang

dimiliki dan adanya respon jama’ah.

Page 6: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir

dalam Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’any Di Yayasan Terpadu

Shibgatullah Jakarta Timur” Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir selama menempuh jenjang Strata Satu (S1)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan sebagai persyaratan dalam meraih gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan,

dukungan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Atas dasar tersebut penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Arief

Subhan, MA selaku Pembantu Dekan I, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu

Dekan II, Drs. Study Rizal L.K, MA selaku Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Dra.

Umi Musyarofah sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Pembimbing Akademik mahasiswa

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2004 kelas E.

Page 7: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

3. M. Hudri, M. Ag sebagai Pembimbing Skripsi, dengan kesabaran dan kebijaksanaan

serta keluasan wawasan keilmuannya telah memberikan bimbingan serta arahan

dalam pembuatan skripsi ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mendidik dan

memberikan ilmu yang berharga selama mengikuti pendidikan di Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah.

5. KH. Drs. Saifuddin Amsir selaku subjek penelitian yang telah meluangkan waktu dan

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses wawancara dan observasi

semoga Allah selalu mencurahkan kasih sayangNya kepada Beliau.

6. Ketua beserta staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Umum yang

telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi selama kuliah dan

dalam pembuatan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua yang tercinta H. Abdul Wahab (alm) dan Ibunda Tersayang

Hj. Faridah yang telah memberikan motivasi, doa yang tak kenal bosan, kasih sayang

yang tak akan pernah padam dan perjuangannya yang tak kenal lelah demi

keberhasilan anak-anaknya,” i love u and u’r the best”.

8. Kepada seluruh kakak dan kakak iparku tercinta yang terus memberikan motivasi dan

atas kasih sayangnya sehingga sampai pada gelar sarjana.

9. Kepada Aa’ & A’nok yang tak henti-henti memberikan spirit, kasih sayang, motivasi

dan bimbingan dari awal penulisan sampai rampungnya skripsi ini.

10. Kepada Ang iis atas spirit, kasih sayang, doa dan kesediaan bantuannya yang tak

bosan-bosan untuk browsing artikel sehingga skripsi ini dapat rampung

Page 8: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

11. Kepada ijholumuth atas doanya semoga Allah terus menjaga persahabatan ini dan

mengabadikan rasa sayang ini.

12. Kepada unun atas kasih sayang, spirit, saran dan atas persahabatan yang kita bina

selama masa perkuliahan semoga tak henti sampai selesainya gelar akademik semoga

persahabatan ini terus abadi.

13. Kepada lail, meong’s, epot, ale (dewi2) atas bantuan dan doanya dan seluruh teman-

teman seperjuangan di KPI-E tanpa terkecuali angkatan 2004 yang telah mewarnai

kisah-kasih di masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini

memberi manfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal A’lamin.

Jakarta, 30 Desember 2008

Penulis

Page 9: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 4

D. Metodologi Penelitian ..................................................... 5

E. Sistematika Penulisan ...................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Aktivitas Dakwah............................................................. 8

1. Pengertian Aktivitas Dakwah................................... 8

2. Bentuk-Bentuk Dakwah............................................. 9

3. Unsur- Unsur Dakwah ............................................. 10

a. Subjek Dakwah.................................................. 10

b. Objek dakwah .................................................... 11

c. Tujuan Dakwah.................................................. 12

d. Metode Dakwah................................................. 13

e. Materi Dakwah .................................................. 15

f. Media Dakwah................................................... 17

Page 10: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

B. Sosialisasi ............................................................... ........... 17

1. Pengertian Sosialisasi .............................................. 17

BAB III BIOGRAFI KH. Drs SAIFUDDIN AMSIR, GAMBARAN UMUM

YAYASAN TERPADU SHIBGATULLAH DAN KONSEP

KELUARGA QUR’ANY

A. Biografi Drs KH Saifuddin Amsir .................................... 20

1. Latar Belakang Keluarga KH. Drs Saifuddin Amsir.... 20

2. Latar Belakang Pendidikan KH. Drs Saifuddin Amsir. 22

B. Gambaran Umum Yayasan Terpadu Shibgatullah............. 27

1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Terpadu Shibgatullah 27

2. Tujuan dan Kegiatan Yayasan Terpadu Shibgatullah .. 28

C. Konsep Keluarga Qur’any Menurut KH. Drs Saifuddin Amsir 30

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Bentuk Aktifitas Dakwah KH. Drs Saifuddin Amsir Dalam

Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’any................... 42

B. Langkah-Langkah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam

Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’any................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kritik ............................................................................... 51

B. Saran- Saran..................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 52

LAMPIRAN

Page 11: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya

untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Setiap muslim dan muslimah pada

dasarnya mempunyai kewajiban untuk berdakwah, menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah yang munkar1.

Persoalan yang dihadapi pada zaman sekarang adalah tantangan dakwah yang

semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul

dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat, seperti perilaku individu atau masyarakat

dalam menyikapi program yang muncul di media, yang semakin membuka peluang

munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika. Kerawanan moral dan etika itu

muncul semakin transparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan

alat-alat teknologi informasi mutakhir seperti televisi, keping-keping VCD, jaringan

Internet, dan sebagainya.

Untuk itu yang perlu ditekankan dalam dakwah yaitu harus mengarah kepada

"How to be managed " bagaimana kegiatan dakwah diatur, disusun, direncanakan serta

diorganisasikan menjadi program yang dilakukan secara sistematis guna mencapai

sebuah tujuan dakwah.

Dakwah bukan hanya bersifat amatir, tetapi sudah sampai pada “profesional”

profesionalisme bukan berarti bersifat materialistis tetapi mempunyai arti kecanggihan

dalam menerapkan strategi dakwah. Pada hakikatnya dakwah Islam adalah realisasi dari

1 M.Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah ( Jakarta : Wijaya,1982), h.25.

Page 12: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

amar makruf nahi munkar. Bagaimanapun besarnya kesulitan, halangan, tantangan,

rintangan dan cobaan yang dihadapi namun dakwah tetap harus berjalan.

Kelalaian dalam berdakwah akan menambah rusaknya umat. Kadang-kadang

orang menjadi tidak peduli, menjadi acuh tak acuh melihat keadaan yang telah berubah;

yang ma’ruf dipandang mungkar; yang mungkar dipandang ma’ruf; tuntunan dibuat

menjadi tontonan; dan tontonan malah menjadi panutan. Melihat kenyataan tersebut ada

sebagian golongan yang tidak berani buka mulut, ada pula golongan yang hanya menolak

dalam hati sambil mengeluh. Padahal berdasarkan hadits shahih disebutkan bahwa yang

tidak berani buka mulut untuk menegur kemunkaran adalah selemah-lemahnya iman.

Rasulullah SAW bersabda :

� ل ا �� ���� ����� ر��ل ا� ص م : ا���رى ر�� ا� �م راى م�-( م�-+ا %#�,�+* ���* %�ن �( ی")'& %$#"� ن� وان : ی��ل

) م"#(روا*( %$�#$� وذا�1 ا��0 ا/ ی��ن �( ی")'&

“ Barangsiapa diantara kamu melihat yang mungkar, maka hendaknya diubah dengan

tangannya, barangsiapa yang tidak kuasa mengubah dengan tangannya, maka ubahlah

dengan lidah. Dan jika tidak pula kuasa dengan lidah, hendaklah mengubah dengan hati.

Dan yang demikian itu (dengan hati) adalah selemah-lemah iman” ( H.R. Imam Muslim

dan Tirmidzi ).

Selain persoalan diatas, saat ini juga semakin marak munculnya aliran-aliran

penyimpangan yang membuat kita sebagai umat Islam ikut bertanggung jawab dalam

menyikapi hal tersebut karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan

dalam tubuh Islam, maka untuk menyikapi hal tersebut sebaiknya segala persoalan yang

dihadapi umat Islam harus dikembalikan kepada pedoman fundamental yakni Al-qur’an.

Al-Qur'an harus dipahami umat Islam secara benar. Salah satu faktor munculnya

aliran penyimpangan karena adanya kesalahan dalam menafsirkan makna al-qur’an yang

Page 13: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

sesungguhnya. Hal tersebut menginspirasi saya untuk mengangkat seorang ulama yang

bernama KH. Drs Saifuddin Amsir yang telah melahirkan konsep “ keluarga qur’any”

untuk dijadikan sebagai tema skripsi.

KH. Drs. Saifuddin Amsir adalah seorang ulama sekaligus akademisi yang aktif

memberikan ceramah agama di berbagai lapisan masyarakat dan di berbagai media.

Tidak cukup berdakwah keliling, beliau juga mengasuh beberapa majlis taklim dosen di

beberapa perguruan tinggi dan banyak kiprah-kiprah beliau dalam bidang dakwah.

Kelugasan retorika dalam berdakwah serta keluasan ilmu agama, pengetahuan

umum dan keantausiasan jama’ah ketika beliau memberikan materi dakwah menarik

perhatian saya untuk memilih beliau sebagai objek penelitian selain itu beliau

mempunyai kepedulian terhadap problematika yang muncul dalam Islam maupun

problematika di masyarakat.

Keluarga qur'any merupakan gagasan beliau dalam menghadapi kemelut yang

dihadapi. Dari berbagai pengalaman, beliau berkesimpulan bahwa solusi dari berbagai

kemelut yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya masyarakat ibukota adalah “keluarga

qur'any” yaitu keluarga yang gerak-gerik anggotanya berdasarkan Al-Qur'an dan As-

sunnah oleh karena itu beliau mengajak masyarakat untuk selalu cinta kepada Al-Qur'an

dan selalu berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dari latar belakang permasalahan tersebut maka diangkat menjadi sebuah judul :

“Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir dalam Mensosialisasikan Konsep

Keluarga Qur’any Di Yayasan Terpadu Shibgatullah Jakarta Timur”

Page 14: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu

aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Drs Saifuddin Amsir hanya dalam

mensosialisasikan konsep keluarga qur'any.

Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah KH. Drs Saifuddin Amsir dalam

mensosialisasikan keluarga qur’any di yayasan terpadu shibgatullah?

2. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan KH. Drs Saifuddin Amsir dalam

mensosialisasikan konsep keluarga qur’any di yayasan terpadu shibgatullah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah KH. Drs Saifuddin Amsir dalam

mensosialisasikan keluarga qur'any di yayasan terpadu shibgatullah

2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan KH. Drs Saifuddin Amsir dalam

mensosialisasikan konsep keluarga qur'any di yayasan terpadu shibgatullah

Manfaat dari Penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang

Komunikasi dan Dakwah dan memberikan kontribusi yang positif dalam berbagai

analisis studi mengenai sosialisasi kegiatan dakwah.

Page 15: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

2. Manfaat Praktis :

Menambah wawasan bagi penulis serta pembaca mengenai sosialisasi kegiatan

dakwah serta dapat menarik penelitian lain sehingga dapat menjadi referensi untuk

peneliti selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif, penulis menganilisis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan dilapangan, serta buku-buku dengan cara menggambarkan dan menjelaskan

kedalam bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data2. Pendekatan deskriptif dalam

penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan aktivitas dakwah KH. Drs saifuddin

Amsir dalam mensosialisasikan konsep keluarga qur’any di yayasan Terpadu

Shibgatullah.

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu KH. Drs. Saifuddin Amsir.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data digunakan metode sebagai berikut :

a. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada KH.

Drs. Saifuddin Amsir serta pihak-pihak yang terkait dalam pembahasan ini,

wawancara dilakukan selama lima kali.

b. Observasi

2 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Rosdakarya, 2004), cet ke-18,

h.6

Page 16: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Metode observasi yaitu untuk mengamati dan meneliti obyek penelitian.

Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian

perilaku dan suasana yang berkenaan in situ sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.3

Observasi sering juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematika fenomena-fenomena yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini,

observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dakwah KH.

Drs. Saifuddin Amsir di Yayasan Terpadu Shibgatullah, memperoleh pemahaman

yang jelas mengenai konsep keluarga qur’any dan upaya sosialisasi konsep

keluarga qur’any.

3. Tehnik Analisis Data

Setelah menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini selanjutnya data

diolah dan dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif yakni setelah data

dikategorisasikan sesuai dengan aspek yang terkumpul kemudian dengan menjelaskan

suatu data serta diinterpretasikan secara logis.

E. Sistematika Penulisan

Masalah- masalah yang dibahas dalam skripsi ini dibagi ke dalam lima bab dan

terbagi ke dalam sub- sub bab sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, berisi tentang : Latar Belakang Masalah,Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

3 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi ( Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2004 ),

h. 83.

Page 17: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Bab II : Tinjauan Teoritis, berisi tentang : Aktivitas Dakwah dan Ruang Lingkup

Dakwah, Pengertian Sosialisasi.

Bab III : Biografi KH. Drs Saifuddin Amsir Yang berisi tentang Latar Belakang

Keluarga dan Latar Belakang Pendidikan, Gambaran mengenai Yayasan Terpadu

Shibgatullah dan Konsep Keluarga Qur’any KH. Drs Saifuddin Amsir

Bab IV : Hasil Penelitian, berisi tentang : Bentuk Aktivitas Dakwah KH. Drs

Saifuddin Amsir, langkah- langkah yang dihadapi dalam mensosialisasikan konsep

keluarga qur’any.

Bab V : Kesimpulan, berisi tentang Kritik dan Saran

Page 18: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Aktivitas Dakwah

1. Pengertian Aktivitas Dakwah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk

keaktifan dan kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian.4 Menurut ilmu sosial,

aktivitas adalah segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat, seperti gotong royong

atau kerja bakti disebut sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan tetangga

ataupun hubungan kekerabatan5

Kata dakwah secara etimologis ( Bahasa ) berasal dari bahasa arab yaitu da’a,

yadu’, da’watan yang berarti seruan, ajakan, panggilan. Secara semantik (istilah) dakwah

adalah suatu proses penyampaian (tablig) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan/

seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut yang berpedoman kepada

Al-Qur’an dan As-Sunnah.6

Banyak para ahli yang mendefinisikan pengertian dakwah dan mereka bervariasi

dalam mengungkapkannya. Diantara para ahli tersebut adalah :

a. Syeikh Ali Makhfuz, memberikan definisi dakwah yaitu mendorong manusia untuk

mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang

mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan

diakhirat.

4 Ahmadi, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 32. 5 Sojogyo dan Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan (Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press, 1999)…cet 12, jilid 1, h.28. 6 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al-Ikhlas, 2000).h.23

8

Page 19: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

b. Menurut HMS. Nasaruddin Latif, dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan

lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya

untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis- garis aqidah dan syari’ah

serta akhlak Islamiyah.7

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa aktivitas dakwah

adalah segala bentuk kegiatan yang berkesinambungan yang mengandung nilai-nilai yang

mendorong manusia agar berbuat kebaikan berdasarkan Al-qur’an dan As-sunnah.

Pengertian lain dari aktivitas dakwah yaitu suatu kegiatan, kesibukan, atau suatu

proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk

mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah SWT dan secara bertahap

menuju peri kehidupan Islami.

Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental

atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran

dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

2. Bentuk-Bentuk Dakwah

a. Dakwah bil lisan. Dakwah ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain :

1) Qaulun ma’rufun, dengan berbicara dalam pergaulannya sehari- hari yang

disertai dengan misi agama yaitu agama Islam, seperti penyebarluasan salam,

mengawali segala perbuatan dengan membaca basmalah. dll.

2) Mudzakarah, yaitu mengingatkan orang lain jika berbuat salah, baik dalam

ibadah maupun perbuatan.

3) Nasihatuddin, yaitu memberi nasihat kepada orang yang dilanda problem

kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik, seperti

bimbingan penyuluhan agama dan sebagainya.

4) Majelis Ta'lim, seperti pembahasan terhadap bab-bab dengan menggunakan

buku atau kitab dan berakhir dengan dialog.

5) Penyajian umum, yaitu menyajikan materi dakwah di depan umum.

7 Rafi’udin, dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, ( Bandung : Pustaka Setia,

2001) h. 24.

Page 20: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

6) Mujadalah, yaitu berdebat dengan menggunakan argumentasi serta alasan

dan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan menarik satu kesimpulan.

b. Dakwah bil kitab, yaitu dakwah yang menggunakan keterampilan tulis menulis

berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau surat

kabar, bulletin, buku dan sebagainya. Dakwah seperti ini mempunyai kelebihan

dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama serta lebih luas jangkauannya,di

samping masyarakat juga dapat mempelajari serta memahaminya sendiri.

c. Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang

langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah atau berdakwah

melalui perbuatan, mulai dari tutur kata, tingkah laku, sampai pada kerja bentuk

nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah- sekolah, rumah

ibadah dll.8

3. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur- unsur dakwah adalah komponen- komponen yang selalu ada dalam setiap

kegiatan dakwah, unsur- unsur tersebut di antaranya :

a. Subjek Dakwah

Subjek dakwah yaitu pelaku dakwah atau orang yang melaksanakan dakwah

secara lisan, tulisan maupun perbuatan, baik secara individu, kelompok, atau berbentuk

organisasi atau lembaga.9

Berkaitan dengan subjek dakwah, maka subjek dakwah dapat dibedakan menjadi

dua bagian:

Pertama ; da’i dalam kriteria umum, artinya setiap muslim atau muslimat yang

berdakwah sebagai kewajiban seorang muslim yang melekat dari misinya sebagai

penganut Islam, sesuai dengan perintah “ ballighu “anni walau ayat “.10

Kedua; secara khusus, yakni mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhassis)

dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa.

Sebagaimana dapat dipahami dari makna surat Al-Imron ayat 104 :

8 Ibid, hal. 30. 9 Ibid, hal. 47. 10 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), cet. Ke-1,

h.23

Page 21: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

و�)- م�-( أم<= ی��ن إ�� ا���+ وی:م+ون �����+وف وی7��ن )١٠٤(ا���-+ وأو1C� ه( ا��A#@�ن

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-

orang yang beruntung”

Dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan kompleks sebagai

akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, globalisasi, dan tuntutan

kebutuhan hidup maka tidak memadai kegiatan dakwah hanya dilakukan secara fardhi

(merencanakan dan mengerjakan sendiri). Maka dakwah bisa dilakukan secara jama’i

melalui sebuah kelembagaan yang ditata secara baik serta menghimpun berbagai keahlian

yang diperlukan.

Seorang pelaku dakwah sebaiknya perlu mempelajari psikologi, sosiologi

disamping memperhatikan ekonomi dan kebudayaan masyarakat, dengan mengetahui

ruang lingkup tersebut diharapkan kegiatan dakwah berjalan dengan baik.

b. Objek Dakwah

Objek dakwah yaitu orang-orang yang dituju oleh suatu kegiatan dakwah atau

sering disebut dengan mad’u. Sebagaimana orang yang dituju oleh kegiatan dakwah

sangat bervariasi, maka agar dakwah bisa dilakukan secara efisien dan efektif, dan sesuai

dengan kebutuhan, seorang juru dakwah harus memperhatikan berdasarkan tingkat usia,

pendidikan, pengetahuan, sosial, ekonomi, profesi dan sebagainya11

.

Mengetahui umur sasaran dakwah diperlukan karena secara psikologis terdapat

perbedaan kesenangan antara anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Kelompok anak-

anak lebih menyukai permainan dan segala sesuatu yang tidak memerlukan pemikiran

inilah tugas da’i yang terkadang da’i harus ikut bermain atau mengkoordinasikan

11 Rafi’udin, Prinsip dan Strategi Dakwah,h. 33

Page 22: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

permainan agar materi yang disajikan menarik, untuk itu seorang da’i dituntut menguasai

psikologi anak.

Berbeda dengan remaja, kalangan remaja memiliki pemikiran yang ringan tetapi

kritis, untuk itu seorang da’i harus pintar-pintar menyajikan dakwah sesuai dengan usia

remaja. Beragam perbedaan dalam usia, profesi, ekonomi atau hal lainnya maka

diperlukan pendekatan dan ciri-ciri tersendiri dalam menghadapinya.

c. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar

mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam tataran kenyataan kehidupan

sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun sosial

kemasyarakatan sehingga tercapai umat yang sejahtera lahir dan batin, bahagia di dunia

dan diakhirat12

.

Tujuan-tujuan umum ini harus dirumuskan ke dalam tujuan-tujuan yang lebih

operasional dan dapat dievaluasi keberhasilan yang telah dicapainya. Misalnya tingkat

keistiqamahan di dalam mengerjakan shalat, tingkat keamanahan dan kejujurannya,

berkurangnya angka kemaksiatan, ramainya shalat berjamaah di masjid dan sebagainya,

karena tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada

Allah untuk itu agar mencapai sasaran ini diperlukan adanya aktivitas dakwah.

d. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara berdakwah yang tepat sehingga materi dapat diterima

oleh subjek dakwah. Seorang mubaligh harus mempunyai berbagai cara dan harus dapat

memilih cara yang tepat agar dakwahnya tidak sia-sia belaka.

12 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 78.

Page 23: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

J= ا�@"�= وI�د7�( ���<)� ه� ���= وا�-@��� 1Kر� L�$� ��ادع ا�7)�ی#� )# �$�#� وه� ا >L� �� )# . اح" ان< ر�<1 ه� ا

“Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

Metode dakwah yang terdapat pada ayat di atas yaitu ;

1. Al-Hikmah

Kata hikmah seringkali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu

pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah melaksanakan apa yang di

dakwahkan, atas kemauannya sendiri, tidak merasakan adanya paksaan, konflik maupun

rasa tertekan.13

Menurut istilah (syar'i) para ulama berbeda penafsiran mengenai kata hikmah baik

yang ada dalam Al-Qur'an maupun As-sunnah, antara lain :

a). Valid (Tepat) dalam perkataan dan perbuatan

b). Mengetahui yang benar dan mengamalkannya (ilmu dan pengamalan)

c). Wara' dalam Din Allah

d). Meletakkan sesuatu pada tempatnya

e). Menjawab dengan tegas dan tepat.14

Adapun definisi hikmah secara umum adalah ketepatan dalam perkataan, perbuatan,

dan keyakinan serta meletakkan sesuatu pada tempatnya.15

Dari berbagai definisi

dapat disimpulkan bahwa hikmah adalah mengajak manusia menuju jalan Allah tidak

hanya terbatas pada perkataan lembut, tetapi dengan keteladanan.

2. Mauidzah Hasanah

Menurut Ali Ya'qub mauidzah hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat

yang baik. Dimana nasehat-nasehat tersebut dapat bermanfaat bagi orang yang

13 Siti Muriah, Metodologi Dakwah kontemporer, (Yogjakarta : Mitra Pustaka, 2000), cet ke-1

h.29 14 Ibid. h. 42 15 Ibid. h.42

Page 24: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

mendengarkannya, atau atgumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak audiens

membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.16

Adapun dakwah yang dapat dikategorikan ke dalam metode mauidzah hasanah antara

lain :

a) Pengajian di majlis ta'lim

b) Ceramah umum

c) Tabligh, dan sebagainya

3. Mujadalah

Mujadalah adalah cara terakhir yang digunakan dalam berdakwah, manakala dua cara

sebelumnya tidak mampu, lazimnya cara ini digunakan untuk orang-orang yang taraf

berpikirnya cukup maju dan kritis.17

Adapun dakwah yang dikategorikan ke dalam metode mujadalah, diantaranya:

a) Dialog

b) Debat

c) Diskusi

d) Seminar, dan lain sebagainya

e. Materi Dakwah

Materi dakwah menurut Drs. H.M Masyhur Amin dalam buku “ Dakwah Islam

dan pesan Moral “ materi dakwah adalah ajaran-ajaran agama Islam yang wajib

16 Hasanuddin, Hukum Dakwah ( Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia), (

Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.35 17 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, h. 48-49

Page 25: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka agar mau menerima dan

mengikutinya. Ajaran-ajaran tersebut berdasarkan Al-qur’an dan Hadits.18

Ajaran-ajaran Islam tersebut dibagi menjadi tiga macam, yakni :

1. Aqidah atau keyakinan

Aqidah merupakan pegangan bagi setiap muslim, dengan aqidah inilah yang

menjadikan dasar dan yang memberi arah bagi kehidupan seorang muslim. Ketika

pertama kali Nabi Muhammad melakukan dakwah di mekkah maka Aqidah

merupakan salah satu tema dakwah beliau..

2. Syariat atau Hukum-hukum

Hukum-hukum ini merupakan peraturan-peraturan atau sistem-sistem yang

disyariatkan oleh Allah SWT untuk umat manusia, baik secara terperinci maupun

pokok-pokoknya. Kemudian Rasulullah yang memberikan penjelasan. Hukum-hukum

ini meliputi lima bagian

a. Ibadah, yaitu suatu sistem yang mengatur tentang hubungan manusia sebagai

hamba dengan Tuhannya sebagi Dzat yang wajib disembah.ibadah ini melipu

shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.

b. Hukum Keluarga atau Al-Ahwalusy Syakhshiyah, meliputi hukum pernikahan,

nasab, nafaqah, waris dan masalah lain yang berada dalam lingkupnya.

c. Hukum yang mengatur tentang ekonomi atau Al-Muamalatul maliyah, meliputi

hukum jual beli, pertanian, gadai, dan masalah-masalah lain yang masih dalam

ruang lingkupnya.

d. Hukum pidana, meliputi qishash, ta’zir dsb

18 Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta : Al Amin Press, 1997), Cet. Ke-

1, h.12.

Page 26: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

e. Hukum ketatanegaraan, meliputi hukum perang, perdamaian, ghanimah dll.19

3. Akhlaq dan Moral

Akhlaq atau moral merupakan pendidikan jiwa agar jiwa seseorang dapat bersih dari

sifat-sifat tercela dan dihiasi dengan sifat-sifat terpuji. Pendidikan jiwa ini amat

penting karena jiwa merupakan sumber dari perilaku manusia. Nabi Muhammad

SAW bersabda :

ا/ وان< %� اS�"� مW,= اذا T#U �@#U اS�"� آ#Q� واذا %"�ت X#�روا* ا�$��ري وم"#( ا�����ن (%"�اS�"� آ#Q� ا/وه� ا�

+�Z� �( “ Ingatlah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada sekerat daging. Jika ia baik, maka

baiklah tubuh itu semuanya, dan jika ia rusak, maka rusaklah tubuh itu semuanya.

Ingatlah! Sekerat daging itu adalah hati “ (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari An-

Nu’man bin Basyir) 20

a. Media Dakwah

Media dakwah banyak ragamnya diantaranya adalah :

1. Alat-alat elektronik, seperti radio, televisi, tape recorder, computer, dan lain-lain.

2. Tempat terbuka, seperti lapangan, halaman, dll.

3. Alat-alat cetak, seperti brosur, artikel, majalah, Koran, buku, dll.

4. Gedung atau bangunan, seperti masjid, sekolah, kantin, balai desa, gedung

pertemuan, dll.

5. Seni, seperti kaligrafi, film, wayang, drama, lukisan, ukiran, dll.

B. Sosialisasi

1. Pengertian Sosialisasi

19 Ibid, h. 12-13. 20 Ibid, h.14.

Page 27: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Pengertian sosialisasi dalam kamus istilah pendidikan dan umum berarti usaha

untuk mengubah milik seseorang menjadi milik umum, kata mensosialisasikan

mempunyai arti menjadikan milik umum secara sosialisme. Adapun sosialisme itu sendiri

yaitu ajaran atau paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, industri, dan

perusahaan menjadi milik negara21

Sosialisasi didefinisikan sebagai proses seorang berinteraksi sosial sepanjang

hidupnya yang di dalam proses itu ia mempelajari pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan

perilaku yang penting supaya bisa terlibat secara efektif dalam hidup bermasyarakat

( Zenden, 1998: 140).22

Makna mensosialisasikan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu proses

atau usaha untuk menginformasikan, menyebarluaskan, atau memperkenalkan suatu

konsep.

Proses sosialisasi adalah proses belajar meskipun sosialisasi kerap kali disama

artikan dengan proses belajar, tetapi beberapa ahli mengartikannya sebagai proses belajar

yang bersifat khusus. Thomas Ford Hould berpendapat, proses sosialisasi adalah proses

belajar individu atau kelompok untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang

terdapat dalam kebudayaan masyarakat.23

Dalam proses sosialisasi, individu atau kelompok mengadopsi kebiasaan, sikap

dan ide- ide dari orang atau kelompok lain dan menyusunnya kembali sebagai suatu

sistem diri pribadi atau kelompoknya.24

21 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1981 ),

h.450. 22 M.Amin Nurdin dan ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami Konsep-Konsep

Sosiologi ( Jakarta: UIN Jakarta Press ) h. 73. 23 St. Vembriarto, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 1993 ) h.18. 24 Ibid. h. 19.

Page 28: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Agen sosialisasi adalah sekelompok orang yang didalamnya setiap anggotanya

terus menerus berinteraksi, yang biasa mempengaruhi perkembangan kepribadian

seseorang sepanjang hidupnya. Yang termasuk agen sosialisasi adalah individu-individu,

seperti orang tua dan guru, namun yang paling dikenal adalah : keluarga, sekolah, teman

bermain, masyarakat, Negara dan media massa.25

Terdapat 3 metode yang mempengaruhi proses sosialisasi dalam suatu organisasi:

b. Metode ganjaran dan hukuman

Tingkah laku individu dalam organisasi yang salah, tidak baik, kurang pantas,

tidak diterima dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam mendapatkan hukuman

(punishman) sedangkan yang sesuai dengan ajaran Islam serta mematuhi peraturan

organisasi yang telah menjadi kesepakatan umum akan mendapatkan ganjaran (

reward ). Hukuman dapat berupa hukuman badan atau hukuman sosial ( diasingkan

atau dikucilkan dan dikurangi hak-haknya ).

Dengan hukuman ini diharapkan individu- individu dalam organisasi menjadi

sadar bahwa tingkah lakunya salah, tidak baik, tidak sesuai dengan nilai- nilai Islam

dan ditolak masyarakat.

c. Metode Didactic Teaching

Dengan metode ini kepada pengurus dan anggota dalam organisasi diajarkan

berbagai macam pengetahuan dan keterampilan melalui pemberian informasi,

ceramah, dan penjelasan. Metode ini digunakan dalam pendidikan di sekolah,

pendidikan agama dan pendidikan kepramukaan.

d. Metode Pemberian Contoh

25 M.Amin Nurdin dan ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami Konsep-Konsep

Sosiologi ,h.80.

Page 29: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Para senior dapat mensosialisasikan nilai- nilai Islam kepada juniornya melalui

praktek dan aplikasi langsung dalam kehidupan sehari- hari. Contoh : akhlak yang

baik ini secara sadar akan diserap para anggota apalagi semakin intensif dan interaksi

maka sosialisasi nilai- nilai dapat ditransfer dengan cepat.

Page 30: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

BAB III

BIOGRAFI KH. Drs. SAIFUDDIN AMSIR,

YAYASAN TERPADU SHIBGATULLAH DAN

KONSEP KELUARGA QUR’ANY

A. Biografi KH. Drs. Saifuddin Amsir

1. Latar Belakang Keluarga

KH Drs.Saifuddin Amsir dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 1955,

beliau anak ke-enam dari 11 bersaudara jika dihitung dari anak pertama yang telah

meninggal dunia. Ayahnya bernama Amsir bin Naiman yang lahir pada tanggal 21

Agustus 1921, sedangkan Ibunya bernama Nur’ain binti Anwar beliau lebih muda sekitar

enam tahun dibandingkan ayahnya. Kedua orang tuanya berasal dari daerah Kebun

Manggis, Matraman Jakarta Timur.26

KH Drs. Saifuddin Amsir bukan putra dari seorang ulama dan tidak pula terlahir dari

kalangan pesantren beliau hanyalah seorang anak guru ngaji dan ibunya hanya seorang ibu

rumah tangga yang secara penuh mengabdi untuk mengurus keluarga. Ayah beliau

merupakan seorang yang tegas dalam urusan agama untuk itu tidak ada kompromi bagi suatu

pelanggaran yang telah ditetapkan ayahnya.

KH Drs. Saifuddin Amsir dilahirkan di lingkungan keluarga yang sederhana,

penerapan pola hidup kedua orang tuanya yang senantiasa memberikan keteladanan

dalam kesabaran, kesederhanaan, ketaatan kepada Allah SWT dan berkat kegigihannya

dalam mencari ilmu merupakan faktor kesuksesan beliau sampai menjadi seorang ulama

yang disegani saat ini.

26 Wawancara Pribadi dengan Saifuddin Amsir, Jakarta, 7 juli 2008.

20

Page 31: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Beliau menikah diusia 27 tahun tepatnya pada tanggal 18 Juli 1982 dengan

seorang putri dari salah seorang lurah di daerah Cakung, Jakarta Timur. Awal perkenalan

antara KH. Drs Saifuddin Amsir dengan isterinya yang bernama Hj. Siti Mas’udah putri

dari bapak H. Marzuki (alm) dan ibu Hj. Marhati bermula di lingkungan pondok

pesantren As-syafi’iyah yang beralamat di Bali Matraman Jakarta Timur. Pada saat itu

beliau mengajar di yayasan tersebut dan isterinya merupakan salah satu muridnya. Beliau

dijodohkan oleh pimpinan Pondok Pesantren As-syafi’iyah yaitu KH. Abdullah Syafi’i

karena kedua belah pihak keluarga saling setuju maka dilangsungkan pernikahan

walaupun istrinya masih duduk di kelas II Aliyah.

Dari perkawinan ini beliau memperoleh empat orang putri yaitu Hj. Badrah

Uyuni, MA yang telah menikah dengan Ustadz H. Mohammad Adnan Lc,MA,LL.M pada

tahun 2003. Putri keduanya bernama Raichanatul Quddus lulusan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dirasah Islamiyyah dan sekarang telah

menikah dengan Ustadz H. Zulkarnain, putri ketiga Kasyifatudduja dan yang bungsu Hj.

Rabiah Al-Adawiyyah.27

KH. Drs Saifuddin Amsir merupakan sosok ayah yang sangat memperhatikan

keluarga, demokratis, sabar, tegas persis mewarisi sifat ayahnya, Beliau bagaikan guru,

sahabat bagi isteri dan putri-putrinya. Beliau selalu mengajarkan tentang pentingnya

agama dan ilmu pengetahuan pada anaknya sejak mereka masih kecil. Disiplin dalam

shalat merupakan suatu didikan yang selalu ditanamkan dalam keluarga dan shalat

berjamaah adalah salah satu keharusan dalam keluarga. Dengan menerapkan pola

pembinaan dan pendidikan keluarga yang demikian menjadikan putri-putri beliau orang-

orang yang cinta akan ilmu agama sehingga banyak prestasi yang telah diraih keempat

27 Wawancara Pribadi dengan Saifuddin Amsir.

Page 32: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

putrinya, di antaranya semua putri beliau selalu mendapatkan beasiswa. Si bungsu Hj.

Rabi’ah Al-Adawiyah sejak berusia 12 tahun mampu menghafal Al-qur’an 30 juz.

Isteri beliau tidak kurang perannya dalam membentuk citra kebersahajaan dan

kemandirian dalam keluarga. Di samping menangani urusan rumah tangga isterinya

masih menyempatkan untuk berkiprah di bidang sosial dan agama dengan mengajar di

beberapa majlis taklim.

2. Latar Belakang Pendidikan

Sebelum masuk SD beliau terlebih dahulu belajar mengaji di rumah dengan

ayahnya dan juga belajar dengan gurunya yang sering disapa Kong Perin dan setelah

Kong Perin meninggal dunia dilanjutkan dengan Ustadz H. Sayuti yang kebetulan sepupu

dari ibu beliau sendiri. Metode belajar mengaji di waktu itu menurut beliau tidak terlalu

efektif disebabkan karena kurangnya tenaga pengajar sedangkan jumlah murid terlalu

banyak serta daya tangkap masing-masing murid berbeda-beda hasilnya tergantung

daripada kecepatan daya tangkap masing-masing anak.

Kemudian barulah beliau masuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) Matraman, dan

sore harinya beliau belajar di Madrasah Diniyyah Al-Jam’iyatul Washliyyah Matraman

untuk mendapatkan pelajaran agama secara intensif. Adapun jenjang menengah ditempuh

di Madrasah Tsanawiyah Assyafi’iyah, suatu prestasi bagi beliau masuk As-syafi’iyah

karena pada saat itu merupakan madrasah yang standarnya tinggi sehingga sulit orang

untuk bisa sekolah di As-syafi’iyah.

Modal utama yang dimiliki pada saat itu yaitu memahami dan hafal kitab Al-

Ajrumiyah, Matnul bina wal-ashash, Rub’ul Ibadat dari kitab Matn Al-Ghayah wa at-

taqrib, karena kemampuannya tersebut, banyak guru yang kagum kepada beliau sehingga

Page 33: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

ketika kenaikan kelas beliau loncat dari kelas satu ke kelas tiga sehingga hanya

menduduki Tsanawiyah dua tahun.

Beliau dikenal siswa yang pintar dan cerdas karena sejak kecil beliau sangat

gemar membaca dari buku bacaan ringan seperti majalah, sampai buku yang terbilang

serius juga ia gemari. Kegemaran membaca dilatar belakangi karena lingkungannya yang

cukup kondusif dan berdirinya perpustakaan di sekitar tempat tinggalnya.

Sejak kecil beliau sering mendapat panggilan untuk membaca Al-qur’an pada

acara-acara tertentu karena beliau dikenal sebagai seorang qori namun setelah semakin

beranjak remaja beliau tidak hanya ingin menjadi seorang yang pandai dalam membaca

Al-Qur’an tetapi ingin memahami makna dari Al-Qur’an untuk itu beliaupun

mempelajari ilmu tafsif dan kemudian di usia remaja pula beliau dikenal sebagai seorang

muballigh.

Tidak cukup belajar ilmu tafsir beliau juga mempelajari ilmu Al-qur’an yaitu

Ilmu Asbab An-Nuzul, ilmu Nasikh Mansukh. Secara informal beliau telah banyak

mendapatkan pendidikan terutama dari orang tuanya namun beliau juga aktif untuk

belajar kepada ulama-ulama besar diantaranya pada akhir 1976 beliau ikut bergabung

mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh KH. Abdullah Syafi’i pada waktu itu

membahas kitab Fathul Mu’in dan kitab Jauhar Makmun yang mengajar pada waktu itu

adalah ulama yang merupakan salah satu guru utama beliau yaitu KH. Syafi’i Hadzami

dan Prof. Ibrahim Husen. Ketika ikut bergabung dalam pengajian tersebut beliau baru

lulus dari Aliyah As-Syafi’iyah.

Selanjutnya beliau bergabung dengan pengajian KH. Syafe’i yang diadakan di

daerah Rawabunga, Jakarta Timur yang perlu dicatat adalah bahwa ketika beliau mulai

Page 34: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

mengikuti pengajian tingkat lanjutan pada guru-guru utamanya, beliau telah memiliki

bekal yang sangat memadai dam memiliki potensi yang sangat memungkinkan untuk

terlibat dalam masalah-masalah yang di bahas.

Selain di Rawabunga beliau juga mengikuti pengajian mualim KH. Syafi’i

Hadzami di daerah Kepu. Jakarta Pusat beliau sempat menghatamkan kitab Al-Luma’

yang mengesankan bagi KH. Saifuddin Amsir adalah beliau di dampingi oleh para ulama

dan guru-guru sepuh, yang membanggakan justru beliau sering kali diminta untuk

menjadi semacam ujung tombak untuk menanyakan hal-hal yang mereka sendiri enggan

menanyakannya.

Sampai saat mua’lim KH. Syafi’i Hadzami meninggal dunia, beliau yang

dipercaya untuk menggantikan mualim mengajarkan jamaah yang kebanyakan adalah

para ustadz di salah satu ta’lim KH. Syafi’i Hadzami di Majlis Al-Ijabah yang berada di

Jakarta Timur.

Selain itu beliau juga mengaji pada Habib Abdullah Syami Al-A’ttas di awal

tahun 1978 kitab yang di baca pada saat itu adalah Fathul Mu’in, Ghayatul Bayan dan Al-

Mahalli.kemudian pada KH. Hasan Murtadho kitab yang dibacanya yaitu Mukhtasar

jamrah kemudian kitab Tanqihul Qaul dan Fathul Wahab. Kurang lebih tiga tahun beliau

menimba ilmu pada guru Hasan. Beliau banyak bergabung pada pengajian-pengajian

yang berada disekitar Ibukota.

Banyak kitab-kitab yang telah beliau pelajari diantaranya

-+ی( و��=م���= ا/S�ز ا��#�� %� ا��+\ن ا� .1

ا��'7<+ة

ا��+ش� ا�� %7( ای�ت ا��+\ن .2

Page 35: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

ا��S�( ا��7A<+س A�c�ظ ا��+\ن ا�-+ی( .3

ا�"K+ة ا��<$�ی<= .4

5. 1#A�ا = م���

@-(ش+اح ا� .6

��ع .7I/ا = م���

8. =���7%

l ة ا�@W�رة .9 Beliau melanjutkan perguruan tinggi di As-syafi’iyah ketika masuk ke Universitas

Islam As-syafi’iyah ( UIA ) awalnya beliau kuliah di fakultas Tarbiyah karena ketika itu

hanya ada fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin Jurusan dakwah, tetapi karena Fakultas

Tarbiyah tidak berjalan maka ujian yang beliau ikuti adalah di Jurusan dakwah yang

berada di bawah Fakultas Ushuluddin.

Kondisi perkuliahan di UIA saat itu masih mengkhawatirkan karena kebanyakan

dosen hanya mampu menyajikan materi-materi yang ia dapatkan di bangku kuliahnya

dulu yang terkadang tidak relevan lagi ketika itu. Akibatnya banyak diantara mereka

yang tidak lulus mengikuti ujian sarjana bahkan banyak yang tidak mendapatkan gelar

sarjana muda tetapi ketika banyak dosen dari IAIN yang direkrut untuk mengajar di UIA

maka kondisinya semakin membaik.

Selama masa kuliah di UIA beliau juga mengajar di Tsanawiyah dan Aliyah

Asyafi’iyah sekaligus ditunjuk sebagai tutor bahasa Arab ketika beliau duduk di semester

II. Selain itu beliau juga menjadi salah satu koordinator yang meluluskan orang-orang

yang akan ujian di Lembaga Bahasa. Jika dihitung-hitung beliau menempuh pendidikan

di As-syafi’iyah selama 10 tahun, 2 tahun pada tingkat Tsanawiyah, 3 tahun tingkat

Aliyah dan lima tahun menyelesaikan kuliahnya dan kemudian beliau langsung mengajar

di As-syafi’iyah sehingga kurang lebih beliau berada di As-syafi’iyah selama 20 tahun.

Page 36: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Setelah selesai mengambil gelar Sarjana Muda (BA) di UIA, beliau melanjutkan

kuliah di IAIN pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat, kesempatan kuliah di

IAIN menjadi terbuka karena ada kuliah sore hari ( ekstensi) disebabkan sebagian gedung

sedang dibangun dengan demikian kegiatan kuliah beliau tidak terganggu karena pagi

hari beliau mengajar

Jurusan yang baru dibuka ketika beliau masuk IAIN ini dipilih karena beliau

menginginkan sesuatu yang baru, menurutnya kalau ia memilih jurusan Syari’ah maka

tentu penekananya pada materi bidang fiqih yang menurut beliau bisa dicari di luar IAIN,

beliau memilih jurusan aqidah filsafat.

Selepas lulus dari IAIN dengan predikat lulusan terbaik pada tahun 1985 beliau

langsung diminta aktif mengajar diperguruan tempat ia menimba ilmu (IAIN), beliau

mengajar sampai saat ini, kegiatan akademisi ini dilengkapi dengan tugas dari instansinya

untuk membimbing para mahasiswa dalam melakukan dialog dengan tokoh-tokoh lintas

agama dan aliran kepercayaan. Selain menjadi dosen di IAIN ( UIN ) beliau juga aktif

mengajar di Paramadina ( Pimpinan Nurcholis Madjid ), IMAN ( Pimpinan Haidar

Bagir). Beliau juga aktif sebagai nara sumber pada beberapa seminar dan diskusi ilmiah

berskala nasional seperti diskusi tentang korupsi, fikih, dan tafsir dan beberapa diskusi

lainnya. Beliau juga diangkat sebagai Direktur Ma’had Al-Arba’in, staff ahli Rektor

Universitas Islam As-syafi’iyah dan dewan Masjid Agung Sunda Kelapa. 28

Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang padat akan keilmuan serta aktif

mengikuti perkembangan dunia Islam. Kegigihan dan kedisiplinan beliau sejak kecil

untuk selalu mencari ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum serta didukung dengan

28 Yayasan Terpadu Shibgatullah,Bersama Drs. KH.Saifuddin Amsir Menuju Keluarga Qur’any, (

Jakarta :T.pn., 2006) h.1.

Page 37: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

kepribadian beliau yang terpuji, menjadikan beliau kini menjadi orang yang disegani

dalam keluarga dan masyarakat.

B. Gambaran Umum Yayasan Terpadu Shibgatullah

1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Terpadu Shibgatullah

Sebagai ulama, beliau aktif memberikan ceramah-ceramah agama di berbagai

lapisan masyarakat serta mengasuh beberapa majlis ta’lim yang tersebar di DKI Jakarta

dan sekitarnya tercatat lebih dari 20 majelis taklim yang diasuhnya. Pada tahun 2001

semua majelis ta’lim yang diasuhnya digabungkan dengan nama “ Majelis Ta’lim

Terpadu KH. Saifuddin Amsir ” Peresmian majelis ta’lim ini dihadiri oleh Bapak Dr.

Hamzah Haz yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua umum Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Selain Hamzah

Haz, tercatat beberapa tokoh dan ulama penting lainnya hadir dalam peresmian majelis

ta’lim tersebut diantaranya : Brig.Jend.TNI (Purn) dr.A.Syukur, SKM yang pada waktu

itu menjabat sebagai ketua umum bamus (Badan Musyawarah Masyarakat) Betawi,

Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami, Habib Hud bin Baqir Al-Attas dan lain-lain.29

Tidak cukup berdakwah keliling atau menjadi pengasuh beberapa majelis ta’lim,

beliau juga membuka majelis ta’lim yang diberi nama “Ma’had At-Tamhid Al-Islami”

untuk asatidz dan “At-Tamhid lil Ummahat” untuk asatdizah serta majelis zikir yang

diberi nama “ Hizbul Mustaghfirin”. sama halnya dengan Hizbul Mustaghfirin yang telah

puluhan tahun diasuhnya, majelis ta’lim yang tunasnya sudah dipupuk belasan tahun ini

bertujuan mempersiapkan generasi muda Islam menjadi mubaligh/ustadz dan

mubalighah/ustadzah dengan kurikulum yang disusun beliau sendiri.

29 Ibid..,h.3.

Page 38: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Yayasan Terpadu Shibgatullah merupakan induk dari semua majlis ta’lim dan

majlis dzikir yang diasuhnya. Yayasan ini berdiri tahun 2005, berdirinya yayasan ini

karena beliau merasa perlu ada payung hukum yang menaungi segala kegiatan yang

merupakan refleksi dari gagasan-gagasannya.

Yayasan Terpadu Shibgatullah berisikan perpaduan dari berbagai aspek

pendidikan, agama, dan sosial. Banyak kiprah yang dilakukan beliau bersama Yayasan

Terpadu di berbagai bidang yang kesemuanya bertujuan untuk menegakkan kalimat

tauhid.

2. Tujuan dan Kegiatan Yayasan Terpadu Shibgatullah

Tujuan berdirinya yayasan ini yaitu membentuk generasi Islam yang berkualitas

dalam bidang keagamaan, kemanusiaan, sosial, mensyiarkan ajaran Islam dan ingin

membangun keluarga qur’any.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka yayasan ini menjalankan kegiatan30

1) Bidang Keagamaan

a. Menyelenggarakan tuntunan dan bimbingan dalam melaksanakan ibadah haji dan

umrah

b. Mengadakan bimbingan dalam kunjungan ke tempat- tempat bersejarah

c. Membina kerjasama dengan pemerintah dan swasta, khususnya dalam

meningkatkan pelayanan ibadah haji dan umrah

30 R.Hendro.N. Asmoro, Akta Notaris Pendirian Yayasan Terpadu Shibgatullah ( Jakarta : Pejabat

Pembuat Akta Tanah, 2005 )

Page 39: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

d. Mendirikan sarana ibadah

e. Mengelola pengembangan kemakmuran masjid, mushollah dan tempat-tempat

peribadatan lainnya.

f. Menyelenggarakan pengajian, majlis ta’lim dan kegiatan sosial budaya yang

bernafaskan Islam

g. Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah

h. Menerima dan menyalurkan amal, zakat, infaq, dan shadaqoh

i. Meningkatkan pemahaman keagamaan

j. Melaksanakan syiar keagamaan

k. Mengadakan studi banding keagamaan

2) Bidang Kemanusiaan

a. Memberi bantuan kepada korban bencana alam

b. Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat perang dsb

c. Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin, dan gelandangan

d. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah dan rumah duka

e. Melestarikan lingkungan hidup

3) Bidang Sosial

a. Lembaga formal dan nonformal

b. Panti asuhan, panti jompo, panti wreda

c. Pembinaan olahraga

d. Penelitian di bidang ilmu pengetahuan

e. Studi banding

C. Konsep Keluarga Qur’any KH. Drs. Saifuddin Amsir

Page 40: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Keluarga qur’any merupakan konsep yang dikembangkan oleh KH. Drs.

Saifuddin Amsir. Konsep ini lahir pada tahun 2006, lahirnya konsep keluarga qur’any

dilatar belakangi karena orang non muslim khususnya di negara bagian Barat

mempelajari kitab suci Al-Qur’an dengan berbagai misi diantaranya ada yang memang

mempelajari Al-qur’an karena ingin mengetahui tentang keIslaman namun sebagian

mempunyai misi menghancurkan makna Al-qur’an kemudian di tanah air sendiri muncul

polemik yang menganggap bahwa al-qur’an tidak relevan, meragukan isi dari al-qur’an

bahkan ingin mencabut al-qur’an dengan memunculkan kitab suci baru.

Terkadang orang juga mengesampingkan makna dari Al-qur’an dengan lebih

mengusung aspek lagu bacaan/ nagham sehingga timbul opini dari masyarakat bahwa

orang yang paling ahli dalam Al-qur’an yaitu orang yang ahli dalam seni baca al-qur’an

bukan orang yang memahami substansi dari Al-qur’an.

Menurut beliau Umat Islam harus mempunyai kepeduliaan untuk mencegah adanya

kehancuran akidah dan moral untuk itu dari latar belakang tersebut dan melalui

pemikirannya beliau mencoba mengembangkan konsep keluarga qur’any31

.

Keluarga qur’any adalah keluarga yang gerak-gerik anggotanya berdasarkan Al-

Qur'an dan As-sunnah. Keluarga qur'any juga dapat diartikan yaitu keluarga yang

dibangun di atas pondasi Al-qur’an dan As-sunnah. Menurut beliau keluarga adalah basis

utama yang menjadi pondasi bangunan masyarakat. Dengan menata keluarga yang

didasari dengan Al-Qur’an dan As-sunnah maka dapat menciptakan suatu masyarakat

yang Islami untuk dapat menjalankan konsep keluarga tersebut maka harus mempelajari

Al-Qur’an dan As-sunnah secara benar bukan hanya diketahui secara teoritis tetapi

merupakan sesuatu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

31 Wawancara Pribadi dengan Saifuddin Amsir.

Page 41: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Tujuan lahirnya konsep keluarga qur’any yaitu

a. Menciptakan keluarga di atas landasan Al-qur’an dan As-sunnah

b. Menjadikan Al-qur’an sebagai gaya hidup sehingga Al-qur’an tidak diketahui secara

teoritis saja tetapi merupakan sesuatu yang diterapkan

c. Mempunyai kecintaan terhadap Al-qur’an

d. Memahami Al-qur’an dan As-sunnah secara murni sehingga tidak adanya

penyimpangan ajaran Islam

Untuk membangun keluarga di atas landasan Al-qur’an dan As-sunnah seseorang

harus memahami terlebih dahulu proses pembentukan keluarga yang benar dan sejalan

dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Pada dasarnya cikal bakal dari keluarga adalah suami

dan isteri, selamat atau tidaknya keluarga sangat bergantung pada keduanya. Selain

lingkungan sesungguhnya suami-isteri (orang tua) merupakan faktor dominan yang

menentukan bentuk dan corak keluarga.

Kehidupan keluarga Islami harus dimulai dari kehidupan suami-isteri yang sah

menurut syariat. Islam telah mengatur masalah ini dengan aturan yang berhubungan

dengan aturan yang berhubungan dengan persiapan menuju kehidupan suami-isteri. Islam

telah menjelaskan tata cara membangun rumah tangga yang kuat dan kokoh. Islam juga

telah memberikan penjelasan mengenai kriteria suami dan isteri yang baik. Islam juga

telah menjelaskan hak dan kewajiban suami-isteri dalam kehidupan rumah tangga. Dari

hukum-hukum ini bisa dijelaskan proses pembentukan keluarga yang dilandasi dari Al-

qur’an dan As-sunnah, untuk itu perlu diperhatika pilar-pilar rumah tangga.

Pilar-Pilar rumah tangga diantaranya:32

32 Syamsuddin Ramadhan, Fikih Rumah Tangga Pedoman Membangun Keluarga Bahagia, (

Bogor : Idea Pustaka, 2004), h.20.

Page 42: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

a. Motivasi pernikahan

Unsur terpenting yang harus dipenuhi sebelum mengarungi kehidupan suami

isteri adalah motivasi pernikahan. Motivasi pernikahan yang benar merupakan

pondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan rumah tangga untuk itu Islam

telah menerangkan apa yang seharusnya memotivasi seseorang untuk melangsungkan

kehidupan suami-isteri.

Secara umum tatkala melakukan perbuatan apapun, seorang muslim harus

meniatkannya secara ikhlas kerena Allah SWT. Ini didasarkan pada firman Allah

SWT :

��ا ا�m>nة ��وم� أم+وا إ/ ���$�وا ا�#<� م�#�n �� ا��ی حA��ء وی�= ویsت�ا ا�q<آ�ة وذ1� دی �� )٥(ا�

Artinya : Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agamanya yang lurus

( QS Al-Bayyinah : 5)

Dalam sebuah hadits shahih telah dututurkan bahwa motivasi seseorang melakukan

pernikahan ada empat perkara. Rasulullah SAW bersabda :

��7�� و��یu� +Av�% �7�ات���Kی I7�� و��"$7� و��ت�-T ا��+اة /ر�& � ت+�� ی�اك

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara : karena hartanya; karena keturunannya

(kelas sosialnya); karena kecantikannya; karena agamanya. Pilihlah olehmu wanita

beragama, niscaya kamu akan bahagia. ( HR Al-Bukhori dan Muslim).

Hadits di atas telah menjelaskan kepada kita bahwa motivasi pernikahan harus

didasarkan pada prinsip ketakwaan. Seorang Muslim dan Muslimat tidak

diperkenankan melakukan pernikahan dengan motivasi selain mencari keridhaan

Page 43: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Allah. Ini didasarkan pada kenyataan, bahwa pernikahan adalah ibadah kepada Allah

SWT.

Sebagaimana membangun sebuah rumah, membangun rumah tangga juga

diperlukan pondasi yang kokoh dan kuat. Pondasi itu adalah ketakwaan kepada Allah.

Ketakwaan harus dijadikan dasar dalam membangun rumah tangga. Seorang laki-laki,

tatkala hendak membangun rumah tangga dengan seorang wanita, harus termotivasi

untuk membangun rumah tangga yang dihiasi dengan ketakwaan. Tatkala ia

menjatuhkan pilihan kepada seorang wanita ia harus berfikir, apakah dengan

pilihannya kepada wanita tersebut ia bisa semakin dekat dengan Allah atau tidak. Ia

memahami benar bahwa pernikahan merupakan ibadah yang bisa menyempurnakan

agamanya.

Demikianlah motivasi pernikahan yang benar merupakan faktor penentu

keberhasilan dan kebahagiaan kehidupan rumah tangga, lebih dari itu motivasi yang

benar merupakan jaminan bagi kuat dan kokohnya kehidupan rumah tangga.

b. Memilih calon suami/ isteri

Setelah menetapkan motivasi pernikahan yang benar langkah selanjutnya

adalah menentukan calon suami/isteri sejalan dengan tuntunan sunnah rasul. Sebelum

menjatuhkan pilihan, seorang muslim dan muslimat wajib memahami terlebih dahulu

muslim/muslimat yang boleh dinikahinya. Hal ini telah diatur oleh ketentuan syariat

Islam wanita-wanita yang boleh dinikahi dan yang haram dinikahi. Memilih calon

suami/isteri yang sesuai dengan tuntunan syariat merupakan kewajiban seorang

muslim dan muslimat.

Page 44: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

c. Karakter calon Isteri

Memahami karakter calon isteri merupakan faktor terpenting sebelum

menjatuhkan ketetapan untuk menikah. Hal tersebut didasarkan karena pada

kenyataannya, bahwa kedudukan isteri dalam rumah tangga sangatlah penting.

Seorang isteri akan memegang peran sentral sebagai ibu dan pengatur rumah tangga

ia berkewajiban untuk mengasuh dan mendidik anak, mengatur urusan rumah tangga,

dan menjaga kenyamanan rumah tangga. Tugas dan tanggung jawab semacam ini

tidak mungkin dipikul oleh seorang wanita yang moral dan akhlaknya rusak. Dengan

demikian wanita yang akan dinikahi hendaknya bisa melaksanakan fungsinya sebagai

ibu dan pengatur rumah tangga.

Wanita muslimah yang hendak dinikahi hendaknya memiliki sifat-sifat

sebagai berikut:

1. Taat beragama dan berusaha menjalankan urusan agamanya

Sangat dianjurkan seseorang menikahi wanita yang sejalan pemikirannya dan

perasaannya. Ini ditujukan agar keduanya dapat mengarungi kehidupan rumah

tangga dengan visi misi yang sama. Jika kondisi seperti ini terwujud tentu dalam

menyelesaikan masalah apapun, keduanya bisa beranjak dari sudut pandang yang

benar dan sama jika keduanya sudah memiliki sudut pandang yang sama tentu

keduanya akan sangat mudah untuk saling mengerti dan memahami satu sama

lain.

2. Menyejukan dam menyenangkan hati

3. berasal dari keturunan yang subur

d. Karakter calon suami

Page 45: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Seorang wanita muslimah hendaknya memilih calon suami yang shalih dan

berakhlak mulia sehingga bisa mempergaulinya dengan cara yang baik.calon suami

haruslah orang yang bertakwa, ramah, pengasih, penyayang, dan lembut namun sikap

demikian harus dimengerti bahwa sikap dan karakter tersebut sejalan dengan akidah

dan syariat Islam. Seorang suami yang bersikap lembut dan membiarkan istrinya

melakukan kemaksiatan bukanlah contoh suami yang terpuji.

Karakter lembut tidak terlepas dari pemahaman Islam. Seorang suami kadang-

kadang harus bersikap tegas dan keras terhadap isterinya yang melakukan

pembangkangan atau yang sudah tidak taat lagi kepada suami. Seorang suami tidak

boleh mengikuti perasaan dan hawa nafsunya dengan mengesampingkan pemahaman

yang benar.

Karakter yang dimiliki calon suami dan isteri harus terbentuk dari pemahaman

Islam, bukan sekedar karakter liar yang lahir dari hawa nafsu. Sebab sifat atau

karakter yang tidak dipandu dengan akidah dan pemahaman yang benar tentu akan

menyebabkan seseorang berjalan hanya berdasarkan hawa nafsunya belaka. Karakter

suami yang baik adalah karakter yang lahir dari akidah dan syariat Islam, serta yang

memiliki akhlak yang lahir dari Al-qur’an dan As-sunnah.

Untuk mencapai tujuan utama dari kehidupan suami-isteri maka Islam datang

dengan seperangkat aturan yang mengatur hak dan kewajiban suami-isteri. Dengan

aturan-aturan ini, seorang suami bisa memahami kewajiban sekaligus haknya sebagai

seorang suami sehingga ia bisa berlaku adil, bertanggung jawab, dan tidak

berperilaku zalim kepada isterinya. Demikian juga dengan pihak isteri ia akan

memahami hak dan kewajibannya sebagai seorang isteri.

Page 46: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Hak dan kewajiban suami-isteri adalah :

a. Hak isteri atas suaminya.

Pada dasarnya seorang suami diwajibkan memenuhi hak-hak isterinya,

berdasarkan fiman Allah SWT :

� +وء و/ ی@QL 7�< أن ی-) =ymy >7"Aن:� n>�+(ت ی��>#'�وا�م� خ#| ا� %� أرح�م7< إن آ< یsم< ���#<� وا���م ا}خ+

U< %� ذ1� إن أرادوا إده+� Q|< أحي و����)7u>ا� L}< مح� و7�m��+وف و�#+I�ل #7�< درI= وا� qیq ح-�( ��� >7�#)٢٢٨(

“Isteri-isteri itu mempunyai hak (dari suami mereka) sebagaimana pada diri mereka

terdapat kewajiban (terhadap suaminya) dengan cara yang baik. ( QS Al-Baqarah :

228 )

Diantara hak isteri atas suaminya adalah sebagai berikut :33

1. Suami berkewajiban memberikan nafkah kepada isterinya baik makanan,

minuman, pakaian, maupun tempat tinggal dengan cara yang baik.

2. Suami berkewajiban memenuhi kebutuhan seksual isterinya, sekalipun hanya

sekali dalam setiap empat bulan yakni jika suami berada dalam kondisi lemah.

Batas semacam ini ditetapkan berdasarkan firman Allah SWT :

�#<uی یs��ن م ن"�ئ7( ت+�lQ أر��= أش7+ %�ن %�ءوا %�ن< ا� )٢٢٦(�A�ر رح�(

“Kepada orang-orang yang telah bersumpah hendak menjauhkan dirinya dari

isteri-isterinya, bagi mereka ada masa tangguh sampai empat bulan. Kemudian

jika mereka kembali kepada isterinya maka sesungguhnya Allah maha

pengampun lagi maha penyayang” (QS. Al-Baqarah : 226)

3. Minimal tidur bersama isteri sekali dalam setiap empat hari. Pada masa Umar bin

Khathab ketetapan ini pernah diberlakukan.

33 Ibid., h.82.

Page 47: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

4. Berbuat adil dalam pembagian jika suami mempunyai isteri lebih dari satu orang

5. Jika isterinya seorang gadis maka sang suami hendaknya tinggal bersamanya

selama seminggu dari permulaan pernikahan dan tiga hari jika isterinya seorang

janda.

6. Suami disunnahkan memberikan izin kepada isterinya jika ingin menengok

saudaranya yang sakit atau bertakziyah jika ada yang meninggal dunia.

b. Hak suami atas isterinya

Diantara hak suami atas isterinya adalah :34

Isteri harus mentaati suaminya dalam hal kebaikan, bukan dalam kemaksiatan kepada

Allah SWT, namun demikian seorang suami hendaknya tidak memberatkan ataupun

menyusahkan isterinya

1. Seorang isteri harus menjaga harta kekayaan dan rahasia suaminya dan isteri juga

tidak boleh keluar rumah kecuali atas izin suaminya

2. Bepergian bersama suaminya jika diajak, kecuali sudah diisyaratkan dalam akad

nikah, bahwa pernikahan bisa dilangsungkan asal suami tidak bepergian

dengannya. Sebab bepergian bersama suami merupakan hak suami yang harus

ditaati

3. Isteri harus melayani suami jika suami meminta dirinya sebab melayani

kebutuhan seksual suami merupakan kewajiban isteri dan hak bagi suami

4. Seorang isteri harus meminta izin suaminya jika ia hendak mengerjakan puasa

sunnah

34 Ibid., h. 84.

Page 48: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Inilah hak dan kewajiban suami-isteri. Pada dasarnya hak dan kewajiban ini wajib

diketahui oleh suami dan isteri agar mereka memahami tanggung jawab serta

kedudukannya di dalam rumah tangga.

Jika suami isteri tidak memahami hak dan tanggung jawabnya, tentu akan terjadi

penyimpangan-penyimpangan dan kezhaliman, yang akan berakhir pada konflik rumah

tangga karena itu, memahami dengan cermat hak dan kewajiban suami-isteri merupakan

keharusan demi terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Selain itu

jika kedua belah pihak memahami hak dan kewajibannya masing-masing, tentu akan

tercipta hubungan kerjasama yang indah, dan meringankan kedua belah pihak. Tentu saja

hal demikian harus didasarkan pada prinsip persahabatan, kasih sayang dan empati.

Kemudian tujuan konsep keluarga qur’any selanjutnya menjadikan Al-qur’an dan

As-sunnah sebagai gaya hidup. Menurut beliau upaya agar masyarakat dapat menjadikan

Al-qur’an dan As-sunnah sebagai gaya hidup maka :35

1. Al-qur’an dan As-sunnah harus dipahami secara benar tidak dipahami secara

setengah-setengah.

2. mengikuti pola hidup orang-orang yang diketahui sebagai seorang yang taat

3. menghindari dari bentuk intervensi luar yang berniat tidak baik terhadap Al-qur’an

dan As-sunnah dengan jalan menafsirkan dengan selera masing-masing.

4. belajar ilmu agama kepada orang yang memahami serta pandai memilih seorang yang

akan dijadikan sebagai guru agar kita tidak pada jalan kesesatan.

5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan

Umat Islam harus memahami ajaran Islam yang murni. Islam yang tidak

terintervensi oleh gerakan-gerakan sepiilis yang menggeser nilai-nilai Al-qur’an sehingga

35 Wawancara Pribadi dengan Saifuddin Amsir.

Page 49: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

umat Islam mudah dikotak-kotakan sampai timbulnya perpecahan dalam tubuh Islam

sendiri. Perpecahan di antara umat Islam memang bukan merupakan gejala yang baru

melainkan sudah tercatat oleh sejarah sejak awal perkembangan Islam.

Segala sumber terjadinya perpecahan dapat ditinjau dari dua segi, yang pertama

dari tubuh umat Islam sendiri dan yang kedua dari serangan-serangan musuh Islam.

Sumber dari dalam dapat disebutkan berupa kebodohan umat islam, kesempitan

pandangan, tidak berpegang pada tali Allah serta fanatisme golongan. Kebodohan umat

terhadap agamanya merupakan salah satu penyebab terjadinya perpecahan, sebagian dari

umat Islam tidak tahu akan hukum-hukum agamanya, akidah agamanya, adab serta yang

terkait dengan syariat Islam, dengan keadaan demikian maka lebih mudah bagi musuh-

musuh Islam untuk mencabik-cabik ukhuwah Islamiyah. Musuh-musuh Islam lebih

leluasa menyebarkan kesesatan dan meniupkan racun-racun kepada umat Islam dan lebih

jauh lagi akan memperlancar upaya mereka untuk mendidik kaki tangan yang diambil

dari kaum muslimin yang kemudian dijadikan sebagai kader untuk memerangi akidah

kaum muslimin serta menyebarkan berbagai kesesatan pada barisan-barisan kaum

muslimin.

Umat Islam harus berjihad untuk menegakan agama Islam melawan segala bentuk

kesesatan atau penyimpangan-penyimpangan, dengan penuh kesabaran menghadapi

segala ancaman yang dapat merusak Islam. Kita harus bercermin kepada Nabi

Muhammad SAW yang membina ukhuwah di kalangan umat Islam.

Secara umum ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan Islam yang dibina,

diciptakan, diwujudkan, diikat, dan dijiwai oleh akidah atau iman.36

Demi persaudaraan

36 Mahfudh Syamsul Hadi, dkk., KH.Zainuddin MZ. Figur Da’I Berjuta Umat (Surabaya :

Karunia, 1994),h. 239.

Page 50: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

itulah timbul iman dan sebaliknya karena iman atau akidah tumbuhlah persaudaraan.

Nabi telah memulai membina ukhuwah sejak di Makkah, mereka merasa senasib

seperjuangan. Ukhuwah ini tetap terwujud hingga mereka tiba di Madinah, bahkan lebih

luas hingga meliputi ukhuwah diantara Muhajirin dan Anshar. Mereka bersatu dan

bersaudara berlandaskan iman mereka saling menyayangi dan tolong menolong dan

toleransi antara satu sama lain, dengan sikap demikian dapat menarik orang masuk Islam.

Karakteristik dari keluarga qur’any yang ingin diwujudkan yaitu pada umumnya

tidak ada sesuatu yang ditonjolkan secara spesifik namun dengan menegakan amar

ma’ruf nahi munkar serta konsisten menjaga serta mengantisipasi dari gejala-gejala yang

ingin menghancurkan Islam maka diharapkan tujuan dari konsep ini dapat direalisasikan.

Keluarga qur’any menolak kalau ada intervensi-intervensi dari gagasan lain diluar

Al-qur’an yang akan mengacak-acak nilai-nilai dari Al-qur’an dan As-sunnah. Hal ini

menggejala ketika globalisasi dari pihak-pihak luar sangat mengusung gerakan sepilis

yang menjadikan Al-qur’an menjadi suatu kendaraan dengan metode memanipulasi

terhadap makna-makna Al-qur’an jadi hal demikian sangat dijaga.

Jika dilihat secara khusus karakter keluarga qur’any yaitu :

a) Menjalankan perintah Allah sesuai dengan landasan Al-qur’an dan As-sunnah

b) Menjaga kemurnian Al-qur’an dan As-sunnah dengan tidak memanipulasikan makna

Al-qur’an dan As-sunnah

Karakter keluarga yang tidak qur’any:

a) Melanggar perintah Allah dan tidak menjalankan segala perintahNya

b) Mengacak-acak nilai Al-qur’an dan terintervensi oleh gerakan-gerakan yang ingin

menghancurkan Al-qur’an dan As-sunnah.

Page 51: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Selain ingin mewujudkan agar nilai-nilai Al-qur’an terjaga juga mengupayakan

agar masyarakat cinta terhadap Al-qur’an tak cukup hanya sekedar membacanya namun

perlu adanya pengamalan serta usaha untuk mensyiarkan nilai-nilai Al-qur’an dengan

berbagai jalan.

Page 52: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Bentuk Aktifitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam Mensosialisasikan

Konsep Keluarga Qur’any

Aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Drs.Saifuddin Amsir sejalan dengan tujuan

yang ingin dicapai keluarga qur’any. Beliau tidak mempunyai gebrakan-gebrakan dengan

menonjolkan berbagai atribut-atribut yang khas, berjalan perlahan namun pasti tidak

diupayakan dengan eksklusif namun mempunyai panduan dengan tujuan keluarga

qur’any dapat melekat di tengah masyarakat.

Bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Drs. Saifuddin Amsir dalam

mensosialisasikan konsep keluarga qur’any :

a. Ceramah agama, metode ini biasa dilakukan para da’i pada umumnya namun

dalam hal ini beliau menekankan atau mendorong agar para jama’ah selalu cinta

terhadap Al-qur’an. Tak hanya sekedar mencintai Al-Qur’an dengan membacanya

saja namun dalam membangun keluarga qur’any maka perlu adanya pengamalan

ketika Al-qur’an memerintahkan maka mau mengamalkannya.

b. Majlis ta’lim yang membahas materi bidang tafsir, fiqih, akidah dan akhlak.

Beliau sangat mempertahankan kitab-kitab padat ilmu karya para ulama klasik

atau sering disebut dengan kutub al-turuts atau kitab kuning karena kitab tersebut padat

tentang pemahaman ajaran Islam dan kitab turats juga sangat relevan dengan kehidupan

karena tanpa adanya kitab turats maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Membaca Al-

qur’an saja tidak akan bisa tanpa adanya pemahaman ilmu yang merujuk pada kitab turats

seperti ilmu tajwid dan tidak bisa memahami Al-qur’an secara utuh tanpa adanya ilmu

42

Page 53: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

tafsir, nahwu dan shorof, kemudian untuk mengklasifikasikan hadits shahih atau dhoif

maka diperlukan rujukan dari kitab turats dan untuk bisa memahami nash Al-qur’an dan

Hadits maka diperlukan usul fiqh yang merupakan bagian dari kitab turats. Bahkan kitab-

kitab kontemporer sekarang ini tidak bisa lepas dan tetap merujuk pada kitab-kitab karya

ulama klasik atau ulama salaf namun seharusnya penulis kitab kontemporer tetap

menjaga keorisinilan kitab turats tersebut. Beliau sangat menghimbau kepada

masyarakat untuk tidak meninggalkan para ulama karena dari para ulamalah umat Islam

dapat mereguk ilmu-ilmu agama secara mendalam.

Menurut beliau kajian tentang tafsir ini perlu untuk dibahas karena ilmu tafsir

mengkaji arti atau makna yang terkandung di dalam Al-qur’an dan ini juga sangat

mendukung upaya realisasi konsep keluarga qur’any.

Begitupun kajian ilmu fiqih sangat penting karena untuk mencapai salah satu

tujuan keluarga qur’any yaitu untuk menciptakan suatu keluarga yang berlandaskan Al-

qur’an maka pembahasan ini sebagai materi pendukung. Dalam bidang fiqih terdapat

kajian tentang fiqih rumah tangga yang mengkaji tentang pedoman membangun keluarga

berdasarkan ajaran Islam.

Ilmu fiqih juga merupakan ilmu pokok untuk dipelajari karena pada garis

besarnya syariah Islam ( Fiqih ) di bagi menjadi dua bagian :37

1. Qaidah Ibadah ( Qaidah Ubudiyyah) yaitu tata aturan ilahi yang mengatur hubungan

ritual langsung antara hamba dengan tuhannya yang tata caranya telah ditentukan

secara terperinci dalam Al-Qur’an dan sunnah rasul.

37 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam dan Umatnya,

( Bandung : Pustaka, 1983 ), h. 25.

Page 54: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

2. Qaidah Muamalah yaitu tata aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan

sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda.

Jika dalam suatu Negara terdapat perundang-undangan agar masyarakatnya dapat

hidup dengan aman maka Islampun memiliki peraturan-peraturan yang meyangkut soal

kehidupan. Peraturan atau hukum ini dinamakan ilmu fiqih. Fiqih merupakan ilmu yang

menerangkan hukum-hukum syara’ yang diperoleh dari dalil-dalil yang tafshil.

Menurut Hasan Ahmad Khathib pengertian fiqih adalah sekumpulan hukum

syara’ yang sudah dibukukan dari berbagai mazhab, baik dari mazhab yang empat atau

dari mazhab lainnya, dan yang dinukilkan dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in, baik dari

fuqaha yang tujuh38

di Madinah, atau di Makkah, fuqaha Syam dan fuqaha Mesir, Iraq,

Bashrah dan sebagainya.39

Ilmu fiqh mempunyai cakupan yang luas seperti yang akan dipaparkan di dalam

skema yang meliputi individu, mayarakat, dan Negara yang melengkapi bidang-bidang:

ibadah, mu’amalah, kekeluargaan, kekayaan, warisan, kriminal, peradilan, kenegaraan

dan sebagainya.

Kemudian Pembahasan mengenai akidah pada umumnya berkisar pada Arkanul

Iman ( rukun iman ) yaitu :

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Rasul

3. Iman kepada kitab

4. Iman kepada Malaikat

38 Fuqaha tujuh : Sa’ad ibn Musaiyub, Abu Bakar ibn Abdurrahman, Urwah Ibn Zubair, Sulaiman

Ibn Yassar, Al-Qasim Ibn Muhammad, Kharidjah Ibn Zaid, dan Ubaidullah Ibn Abdillah 39 Ash Shiddieqy, M Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: CV Bulan Bintang, 1967),h.19.

Page 55: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

5. Iman kepada Hari Kiamat

6. Iman kepada Qadha dan Qadhar

Akidah dipelajari untuk menambah keyakinan kepada Allah SWT sehingga

diharapkan tidak terjadi penyimpangan. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan

adanya penyimpangan ajaran Islam dan aliran kesesatan. Faktor tersebut timbul karena

umat Islam sendiri yang kurang memahami atau ketidak sempurnaan dalam memahami

Al-qur’an kemudian dilihat dari faktor eksternal yaitu adanya pengaruh dari luar seperti

misi-misi orang-orang yahudi yang ingin menghancurkan Islam dengan mendoktrin dan

menyebarluaskan aliran-aliran penyimpangan

Kajian akhlak juga sangat penting, adapun ilmu yang mencakup bidang akhlak

yaitu ilmu akhlak dan ilmu tasawuf ( ilmu atau metode pembersian jiwa ). Ajaran Islam

pada pokoknya terdiri atas 3 cabang ajaran mengenai Akidah, Akhlak dan Hukum ( Fiqih

), pembagian ajaran Islam tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan

dengan yang lainnya.40

Ketiga ajaran tersebut juga merupakan prinsip dasar keluarga

qur’any.

Seorang mukmin tidaklah mungkin dapat memahami ajaran Islam secara utuh dan

benar, dengan hanya menguasai salah satu dari cabang ajaran tersebut melainkan

haruslah menguasai atau memahami ketiga cabang ajaran Islam tersebut secara

bersamaan. Ketika seorang muslim hanya mempelajari misalnya tasawuf saja tanpa

memahami soal syari’ah maka tidaklah utuh pemahamannya tentang ajaran Islam.

Menurut Imam Ghozali :

“Siapa orang mendalami ilmu tasawuf sebelum mendalami ilmu fiqih maka dia telah

menyerupai kafir zindik”

40 Endang, Wawasan Islam, h.24.

Page 56: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Ketika orang hanya mengikuti jalan tasawuf tapi dia tidak mempunyai basic fiqih

artinya ia terlepas dari syariah maka akan menjadi zindik, kelihatannya seperti orang

yang ahli dalam ibadah namun ketaatannya kurang kepada Allah. Jika kita lihat gambaran

masa lalu bahwa orang kafir zindik itu adalah orang yang dulunya nonmuslim ia

berdandan dengan gaya Islam dan mereka pandai membuat ungkapan-ungkapan secara

Islam dengan cara mendekatkan kepada orang Islam ketika ia sudah bisa menyatu dengan

Islam maka ia bunuh orang-orang Islam. 41

Demikian akan dipaparkan skema mengenai keterkaitan ketiga pokok ajaran

Islam

41 Wawancara Pribadi dengan Saifuddin Amsir, Jakarta, 14 Agustus 2008.

I

S

L

A

Akidah

Syariah

Rukun iman

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Rasul

3. Iman kepada kitab

4. Iman kepada Malaikat 5. Iman kepada Hari Kiamat

6. Iman kepada Qadha dan Qadhar

Ibadah

Muamalah

1. Thaharah 4 Puasa 2. Sholat 5. Haji

3. Zakat

Hukum Perdata

Hukum Publik

a. Muamalah (niaga)

b. Munakahah

c. Waratsah

d.dll

a. Jinayah (Pidana) b. Khilafah (H. Negara)

c. Jihad (H. Peperangan)

d. dll

Page 57: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Semakin banyak seseorang menguasai berbagai ilmu pengetahuan tentang Islam,

maka tentunya akan semakin luas dan semakin mendalam pemahamannya tentang Islam,

melalui penguasaan berbagai ilmu pengetahuan Islam maka akan lebih mengenali Allah

SWT semakin luas, mendalam dan utuh atau dapat dikatakan bahwa melalui penguasaan

berbagai ilmu pengetahuan Islam seseorang dapat mencapai maqam tertinggi dalam

ma’rifatullah.

Dengan kita menguasai lingkup tersebut maka akan lebih mudah juga

merealisasikan apa yang dianjurkan dalam Al-qur’an dengan demikian maka Al-qur’an

tidak difahami maknanya secara setengah-setengah yang menyebabkan adanya

kesalahfahaman dalam menafsirkan makna dari Al-qur’an. Hal demikian juga merupakan

faktor yang menyebabkan adanya penyimpangan ajaran Islam apalagi pemahaman yang

setengah-setengah ini diajarkan atau disebarluaskan kepada orang lain yang

pemikirannya masih awam.

Page 58: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

B. Langkah-Langkah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam Mensosialisasikan Konsep

Keluarga Qur’any

Langkah-langkah yang dilakukan agar konsep keluarga qur’any dikenal

diantaranya :42

1. Menciptakan mars keluarga qur’any (Asyiro Qur’aniyah) kemudian

mensosialisasikannya di majelis-majelis yang beliau asuh. Langkah ini dilakukan karena

menurut beliau melalui seni membuat orang mudah tertarik, dengan mars ini beliau ingin

menyampaikan tujuan dari adanya keluarga qur’any.

2. Melalui pengajian yang sudah rutin dilaksanakan setiap minggunya

Majelis ta’lim yang sudah berdiri sebelum lahirnya konsep ini merupakan suatu

wadah sebagai upaya sosialisasi. Majlis ta’lim merupakan salah satu bentuk kegiatan

yang ada di Yayasan Terpadu Shibghatullah, pengajian ini membahas materi bidang

tafsir, fiqih, akidah dan akhlak.

3. Mengadakan diskusi

Diskusi yang diadakan masih bersifat tentative kegiatan diskusi ini diharapkan bisa

membantu merealisasikan konsep keluarga qur’any tema-tema yang di bahas

diantaranya :

1. Membangun Keluarga Qur’any

2. Seputar tentang ilmu Mawaris

3. Ilmu Tasawuf “ Mengenal Tarekat “ dll.

Pembicara dalam diskusi tersebut yaitu di isi oleh beliau sendiri dan peserta dari

diskusi tersebut yaitu jama’ah majlis ta’lim Shibghatullah.

4. Mengadakan Seminar

42 K.H Drs Saifuddin Amsir, Wawancara Pribadi, senin 8 juli 2008.

Page 59: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Selain diskusi ada kegiatan yang lebih terbuka untuk umum yaitu seminar

diantaranya:

a. Seminar tentang “Fikih Syahwati“ dengan menghadirkan Dr. Hidayat Nurwahid

sebagai pembicara.

b. Seminar tentang “Apostolos” dengan menghadirkan almarhum Nurul Fajri, MA dan

Husein Umar ( pimpinan Dewan Dakwah ) sebagai pembicara.

c. Seminar “Khazanah Jakarta dalam menghadapi Tantangan zaman” dengan

menghadirkan Daellami Firdaus, M.BA.,L.L.M., Mustafa Edwin Masution, Ph.D dan

KH. Saifuddin sendiri sebagai pembicara.

d. Acara Halaqah Ulama dan Tokoh Masyarakat dengan tema “Kritik terhadap Fikih

Liberal ( Fikih Lintas Agama )” pada Januari 2006 diadakan dalam rangka

memperingati Tahun Baru Hijriyah 1427.

Jadi dakwah yang dilakukan KH. Drs. Saifuddin Amsir dalam mensosialisasikan

konsep keluarga qur’any lebih kepada dakwah bil lisan karena aktivitas yang beliau

lakukan seperti mengadakan diskusi, ceramah agama, seminar, majlis ta’lim yang

kesemuanya mencakup pada dakwah bil-lisan.

Page 60: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang mengkaji tentang “Aktivitas

Dakwah KH Drs. Saifuddin Amsir dalam mensosoialisasikan konsep keluarga qur’any di

Yayasan Terpadu Shibghatullah Jakarta Timur“ maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Drs. Saifuddin Amsir dalam mensosialisasikan

konsep keluarga qur’any di yayasan terpadu Shibgatullah Jakarta lebih kepada

dakwah bil-lisan karena dakwah yang beliau lakukan melalui penyajian umum

(Ceramah), Majlis ta’lim, diskusi dan seminar yang kesemuanya mencakup dari

dakwah bil lisan.

2. Langkah- langkah yang dilakukan dalam proses sosialisasi konsep keluarga qur’any

di yayasan Shibgatullah Jakarta pada tahap awal beliau menciptakan mars keluarga

qur’any kemudian disosialisasikan di masyarakat kemudian pembahasan kitab tafsir,

fiqih, akidah dan akhlaq yang merupakan prinsip dasar dari konsep keluarga qur’any

agar keluarga qur’any dapat melekat di masyarakat dan mengadakan diskusi, seminar

yang kesemuanya itu merupakan upaya untuk merealisasikan konsep keluarga

qur’any.

B. Saran- Saran

1. Kepada Drs KH. Saifuddin Amsir untuk terus berjuang dan konsen memperkenalkan

konsep keluarga qur’any baik dalam lingkup jama’ah Yayasan Terpadu Shibgatullah

maupun kepada masyarakat secara luas

Page 61: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

2. Kepada para jama’ah Yayasan Terpadu Shibgatullah agar isthiqamah berjuang dan

berpartisipasi merealisasikan konsep keluarga Qur’any.

3. Kepada umat muslim senantiasa terus menggali ilmu agama khususnya kepada

seorang ulama, ustadz dan guru untuk kebaikan dunia dan akherat dan menyadari

betapa pentingnya sosok ulama ditengah masyarakat sebagai pemecahan

permasalahan agama.

Page 62: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,

2000.

Al-Munawar, Husin Said Agil, Prof. Dr. MA, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam

Sistem Pendidikan Islam. Jakarta : PT Ciputat Press, 2005.

Amin, Masyhur. Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta : Al Amin Press, 1997.

Amin, M. Nurdin dan Abrori, Ahmad M.Si. Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami

Konsep-Konsep Sosiologi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Anshari, Endang Saifuddin.Wawasan Islam Pokok-pokok pikiran tentang Islam dan

Umatnya. Bandung : Pustaka, 1983.

Arifin, M Noor. ISD ( Ilmu Sosial Dasar ). Bandung : Pustaka Setia, 1997.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia. cet. I. Jakarta: Balai

Pustaka, 1988.

D. Gunarsa, Singgih Prof. Dr. dan Dra. Singgih, Y. Psikologi Praktis : Anak, Remaja,

dan Keluarga. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000.

Dwi, J, Narwoko dan Suyanto, Bagong. Sosiologi Teks Pengantar dan terapan, Jakarta :

Prenada Media, 2004.

Habib, M Syafa’at. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta : Wijaya,1982.

Hadi, Mahfudh Syamsul, MR, Drs dan Aminan, Muaddib, Drs, et.al. KH.Zainuddin MZ

Figur Da’I Berjuta Umat. Surabaya : CV. Karunia, 1994.

Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani, 2001.

Moleong, Lexy.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2000.

Muhiddin, Asep. MA, Dakwah Dalam Perspektif Al-qur’an. Bandung : CV Pustaka

Setia, 2002.

Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000.

Nurdin, Ali. Qur’anic Society ( Menelusuri konsep masyarakat ideal dalam Al-qur’an.

Jakarta : Erlangga, 2006.

Rafi’udin dan Djaliel, Maman Abdul. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung : Pustaka

Setia, 2001.

Ramadhan, Syamsuddin, Fikih Rumah Tangga Pedoman Membangun Keluarga Bahagia,

Bogor : Idea Pustaka, 2004.

Salam, Syamsir, Prof. Dr dan Aripin, Jaenal, M.Ag. Metodologi Penelitian Sosiologi.

Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2006.

Page 63: Aktivitas Dakwah KH. Drs. Saifuddin Amsir Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7201/1/SITI...karena beragam faktor yang menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh

Shiddieqy, Ash dan Hasbi, M. Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta : CV Bulan Bintang, 1967.

Sojogyo dan Sajogyo, Pujiwati. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 1999.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2004.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas, 1995.

Vembriarto, St. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 1993.

Yayasan Terpadu Shibgatullah, Bersama Drs. KH.Saifuddin Amsir Menuju Keluarga

Qur’any, Jakarta : 2006.

Zaidan, Abdul Karim. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Jakarta : Media Dakwah, 1984.

Dari Internet :

Natsir, M. Membangun Generasi. Artikel diakses pada 10 Juni 2008 dari

http://www.waspada.co.id/Mimbar Jumat/Membangun generasi Qurani.html

Farid Achmad Okbah, Cita-cita Islam Dalam Membentuk Masyarakat Qur’any, Artikel

diakses pada tanggal 19 April 2008 dari htpp://assunnah.jeeran.com/cita2Islam.html