AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur...

93
i AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM (Sorghum bicolor L.) VARIETAS SUPER 2 SECARA IN VITRO Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana sains Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Oleh: NUR AFNI 60300115071 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGER ALAUDDIN MAKASSAR 2019

Transcript of AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur...

Page 1: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

i

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL

SORGUM (Sorghum bicolor L.) VARIETAS SUPER 2

SECARA IN VITRO

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana sains

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NUR AFNI

60300115071

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGER ALAUDDIN MAKASSAR

2019

Page 2: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

ii

Page 3: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

iii

Page 4: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

iv

Page 5: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh……

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. atas limpahan Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Aktivitas Antioksidan Zat Ekstraktif Bekatul Sorgum (Sorghum

bicolor L.) Varietas Super 2 Secara In Vitro”. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi

dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Biologi

Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Salam

serta shalawat tidak lupa penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad saw,

keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia sampai sekarang.

Ungkapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ayahanda Muh.

Sabir Dg. Pasi dan Ibunda tercinta Nurbaya Dg. Sangnging, Nenek tersayang Lilo

Dg Saga dan Tante yang sudah saya anggap sebagai ibu saya sendiri Mardiana Dg

Jintang serta saudariku Rahmadani, Reski Rismadana dan Mulia Safitri yang selalu

memberi Do’a, semangat, dukungan dan kasih sayang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi hingga ke jenjang perguruan tinggi. Terima kasih juga

kepada Keluarga besar H. Radjulang yang telah membina dan membimbing saya

menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, petunjuk, arahan dan masukan yang berharga dari berbagai

Page 6: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

vi

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Hamdan Juannis, M.A., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar, beserta jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

3. Bapak Dr. Mashuri Masri, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Biologi Fakulats

Sains dan Teknologi dan Bapak Hasyimuddin, S.Si., M.Si, selaku Sekretaris

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi.

4. Bapak Dr. Mashuri Masri, S.Si.,M.Kes dan ibu Eka Sukmawaty, S.Si., M.Si

selaku pembimbing I dan II. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala

arahan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi.

5. Ibu Isna Rasdianah Aziz, S.Si.,M.Sc selaku penguji I sekaligus pembimbing

akademik dan bapak Dr. Muhammad Shuhufi, S.Ag., M.Ag selaku penguji II.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala kritik, saran dan arahan yang

membangun selama penyusunan skripsi.

6. Seluruh staf jurusan, staf akademik, terkhusus dosen Jurusan Biologi Fakultas

Sains dan Teknologi yang telah banyak membimbing dan membantu penulis

selama perkuliahan.

7. Untuk seluruh keluarga besar Biologi, terkhusus Angkatan 2015 “IMPULS” yang

telah bersama-sama menjalani metamorfosis. Terima kasih untuk semangat dan

do’a serta setiap moment terbaik yang telah kalian berikan.

Page 7: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

vii

8. Spesial untuk teman seperjuanganku Sitti Rahma sari, Karyati Nur, Nasriah

Nasaruddin, Ika Rini Puspita, Irma, Irmawati, Nurbianti dan Besse Fatimah suka

dan duka hidup sebagai mahasiswa kita rasakan bersama dan selalu setia

menemani terima kasih telah membantu dan memberi saya semangat dalam

penelitian ini.

9. Untuk kakanda senior Afdalia S.Si, Sri Wahyuni S.Si dan Silfana Manan S.Si

yang selalu menemani dan memberi suport selama penelitian ini dan kakak-

kakak “LACTEAL” terima kasih telah menjadi panutan dan motivasi bagi saya

selama penelitian ini.

10. Kepada laboran Mikrobiologi Ibu Kurni yang selalu memberikan nasehat dan

arahan penulis dalam bekerja di laboratorium untuk melakukan penelitian guna

menyelesaikan tugas akhir, semoga Allah swt. selalu memberikan rahmat dan

hidayah-Nya kepada beliau.

11. Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada Kakak Ati yang sangat membantu

penulis dalam urusan surat-menyurat penelitian penulis, semoga Allah swt. selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau.

12. Terima kasih kepada adek adek angkatan 2016, 2017 dan 2018 atas semangat dan

motivasinya.

13. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Dengan segala

keterbatasan, penulis hanya berdoa kepada Allah swt. agar rahmat dan hidayah-

Nya senantiasa terlimpah atas mereka.

Page 8: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

viii

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai

manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa, sehingga dalam menyelesaikan skripsi

ini masih merasa banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

diharapkan yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya hanya kepada

Allah-lah segalah sesuatu kembali dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan semoga Allah swt. senantiasa

memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua Aaaamiiinnn ya

robbal alamin.

Gowa, 06 Agustus, 2019

Penulis

Nur Afni

NIM: 60300115071

Page 9: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v-viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix-x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ASBSTRAK ..................................................................................................... xiv

ABSTRACT ..................................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1-8

A. Latar Belakang .................................................................................... 1-5

B. Rumusan Masalah............................................................................... 5

C. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 5

D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu ............................................... 5-7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7-8

F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................... 9-34

A. Tinjauan Ayat Yang Relevan ....................................................... 9-10

B. Tinjauan Umum Morfologi Tanaman Sorgum ............................ 10-15

C. Tinjaun Umum Bekatul Sorgum .................................................. 15-17

D. Tinjauan Umum Radikal Bebas ................................................... 17-21

E. Tinjauan Umum Aktivitas Antioksidan ....................................... 21-30

F. Tinjauan Umum Zat Ekstraktif ..................................................... 31-32

G. Kerangka Pikir ............................................................................. 33

H. Hipotesis ...................................................................................... 34

Page 10: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 35-41

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .......................................................... 35

B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 35

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 36

D. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 36

E. Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan) ........................................ 36-37

F. Prosedur Kerja .............................................................................. 37-40

G. Analisis Data ................................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 42-53

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 42-45

B. Pembahasan .................................................................................. 46-53

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 54

A. Kesimpulan ................................................................................. 54

B. Saran ............................................................................................. 54

KEPUSTAKAAN ............................................................................................ 55-64

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 65-73

RIWAYAT HIDUP

Page 11: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kadar Fenol Total ........................................................................... 45

Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Antioksidan ............................................................ 45

Page 12: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum ........................................................ 10

Gambar 2.2 Morfologi Biji Sorgum dan Bagiannya ........................................ 13

Gambar 2.3 Struktur Bekatul Sorgum .............................................................. 16

Gambar 2.4 Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan ................................. 30

Gambar 4.1 Bekatul Sorgum Kering ................................................................ 43

Gambar 4.2 Reaksi Reagen Folin-Ciocalteu dengan Senyawa Fenol .............. 48

Gambar 4.3 Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan ................................. 51

Page 13: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Fenol Total .................................................................................... 65-67

Lampiran 2 Aktivitas Antioksidan Secara In Vitro ......................................... 67-71

Lampiran 3 Hasil Pengukuran Serapa Blanko ................................................. 71

Lampiran 4 Perhitungan IC50 ........................................................................... 71-72

Lampiran 5 Kurva Hubungan Konsentrasi Vitamin C dengan % Pengikatan

DPPH. ......................................................................................... 72-73

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 74-76

Page 14: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

xiv

ABSTRAK

Nama : Nur Afni

NIM : 60300115071

Judul Skripsi :Aktivitas Antioksidan Zat Ekstraktif Bekatul Sorgum

(Sorghum bicolor L.) Varietas Super 2 Secara In Vitro

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman pangan penting kelima

setelah padi, gandum, jagung dan barley. Sedangkan di Indonesia menganggap

sorgum sebagai tanaman sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung. Pemanfaatan

sorgum sebagai bahan pangan, pakan dan industri dikarenakan kaya akan komponen

pangan fungsional. Namun adanya kandungan tanin yang menyebabkan sorgum

memiliki rasa agak pahit “sepet” sehingga diperlukan pengolahan dengan cara

menghilangkan kulit biji sorgum dengan menggunakan alat penyosoh. Bekatul

sorgum memiliki kemampuan sebagai antioksidan karena memiliki kandungan

senyawa kimia seperti antosianin dan tanin yang cukup tinggi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total ekstrak bekatul dan untuk menguji

aktivitas antioksidan ekstrak bekatul dengan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan

secara in vitro dengan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-plerylhdrazyl (DPPH).

Hasil penelitian menunjukkan, kadar fenol total yang tertinggi adalah ekstrak bekatul

etil asetat dengan kadar fenol total 25,08 mg, disusul ekstrak bekatul etanol dengan

kadar fenol total 19,76 mg dan terendah ekstrak bekatul n-heksan dengan kadar fenol

total 14,50 mg. Sedangkan aktivitas antioksidan ekstrak bekatul etanol dengan nilai

IC50 98,28 ppm, ekstrak bekatul etil asetat dengan nilai IC50 125,69 ppm dan ekstrak

bekatul n-heksan dengan nilai IC50 167,44 ppm.

Kata kunci : Antioksidan, Bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.), DPPH, Fenol total.

Page 15: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

xv

ABSTRACT

Name : Nur Afni

NIM : 60300115071

Title of Thesis :The Antioxidant Activity of Extractive Substances of

Sorghum Bran (Sorghum bicolor L.) Super Variety 2 In

Vitro

Sorghum (Sorghum bicolor L.) is the fifth important food crop after rice,

wheat, corn and barley. While in Indonesia, sorghum is considered as the third food

real crop after rice and corn. Utilization of sorghum as food, feed and industry due to

the rich components of functional food. However, the content of tannis which causes

the sorghum has asomewhat bitter taste “sepet” so a treatment is needed whith how

to remove skin of grain sorghum by using a vacuuming device. Sorghum bran has the

ability as an antioxidant because it contains chemical compounds such as antho

cyanins and tannins that are quite high. This study aimed to determine the total

phenol content of bran extract with ethanol, ethyl acetate and n-hexane solvents in

vitro using the 1,1diphenyl-2-plerylhdrazyl (DPPH) method. The results show that

the highest total phenol content is ethyl acetate bran extract with a total phenol

content of25,08 mg, follow by ethanol bran extract with a total phenol content of

19,76 mg and the lowest n-heksane bran extract with a total phenol content of 14,50

mg. While the antioxidant activity of ethanol bran extract with IC50 value of 98,28

ppm, ethyl acetate bran extract with IC50 value 125,69 ppm, and n-hexane bran

extract with IC50 value 167,44 ppm.

Key words : The Antioxidant, Sorghum Bran (Sorghum bicolor L.), DPPH, Total

Phenol.

Page 16: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah swt. yang

dianugerahkan kepada makhluk-Nya yang lain yang berada di permukaan bumi untuk

dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam melangsungkan kehidupan.

Dalam firman Allah swt. QS. Yunus/ 10:24.

$ yϑ̄Ρ Î) ã≅ sWtΒ Íο 4θ u‹ys ø9 $# $ u‹÷Ρ ‘‰9 $# > !$ yϑx. çµ≈ uΖø9 t“Ρ r& z ÏΒ Ï !$ yϑ¡¡9 $# xÝn=tG÷z$$ sù ϵÎ/ ßN$ t6tΡ

ÇÚ ö‘ F{ $# $ £ϑÏΒ ã≅ ä.ù' tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# ÞΟ≈ yè÷Ρ F{ $#uρ ∩⊄⊆∪

Terjemahnya:

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan)

yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur

(karena air itu), diantaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak

(Kementerian Agama RI, 2009).

Dalam Tafsir Jalalalin menjelaskan bahwa (Sesungguhnya perumpamaan)

gambaran (kehidupan duniawi itu adalah seperti air) hujan (yang Kami turunkan dari

langit lalu tumbuhlah berkat air itu dengan suburnya) oleh sebab air itu (tanaman-

tanaman bumi) sehingga sebagian di antaranya tampak bersatu dengan sebagian yang

lain karena rimbunnya (di antaranya ada yang dimakan manusia) berupa biji jawawut,

biji gandum dan lain sebagainya (dan binatang ternak) yaitu berupa rerumputan dan

dedaunan (asy-Syuyuthi, 2010).

Page 17: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

2

Adapun hubungan ayat terkait dengan penelitian yaitu kehidupan dunia

berasal dari air yang menumbuhkan tanaman yang ada di bumi yang dapat dijadikan

makanan bagi manusia maupun hewan sehingga dapat berkembang biak dan dapat

melanjutkan kehidupan di bumi, serta air merupakan senyawa utama yang sangat

berperan penting di dalam tubuh makhluk hidup seperti halnya tanaman sorgum

(Sorghum bicolor L.) walaupun tidak banyak membutuhkan air untuk tumbuh namun

jika tidak ada air maka sorgum pun tidak dapat memenuhi nutrisi pertumbuhannya.

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu tanaman pangan selain

padi. Pada daerah tropis setengah kering seperti Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Sorgum merupakan tanaman pangan kelima setelah padi, gandum, jagung, dan barley

(FSD 2003, Reddy et al. 2007). Sedangkan di Indonesia sorgum sebagai tanaman

sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung (Suarni, 2012).

Saat ini Balai Penelitian Tanaman Serealia, unit kerja di bawah payung

koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan yang terletak di

Maros, Sulawesi Selatan mengembangkan lagi sorgum varietas super 2 yang

merupakan salah satu varietas unggul sorgum manis, varietas ini digadang-gadang

dapat menjadi alternatif sumber bahan baku bioetanol di dalam negeri, di samping

fungsi lainnya sebagai sumber pangan dan hijauan untuk pakan ternak. Sorgum

super-2 yang dikembangkan dari galur introduksi ICRISAT (International Crops

Research Institute for the Semi-Arid Tropics) dapat menghasilkan biji mencapai 6

t/ha dan potensi kandungan nira lebih dari 17% skala brix. Varietas ini pada kondisi

pertanaman optimal mampu menghasilkan bioetanol antara 8000-9000 l/ha. Di

Page 18: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

3

samping itu, varietas ini juga memiliki keunggulan tambahan pada biomassa yang

dihasilkannya yaitu mencapai lebih dari 30 t/ha. Dibarengi dengan ketahanannya

terhadap sejumlah hama penyakit utama seperti kutu daun, antraknosa, karat daun,

dan hawar daun. Sorgum varietas 2 cukup menjanjikan untuk dikembangkan secara

luas dalam memenuhi kebutuhan bioetanol dalam negeri (Litbang, 2013).

Pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan, pakan, dan industri dikarenakan

kaya akan komponen pangan fungsional seperti beragamnya antioksidan, unsur

mineral terutama Fe, serat, oligosakarida, dan β-glukan juga termasuk komponen

karbohidrat non starch polysaccharides (NSP) yang terkandung dalam biji sorgum

(Suarni, 2012). Akan tetapi, sorgum kurang diminati dibanding tanaman pangan

lainnya karena memiliki rasa yang kurang enak dan agak pahit ”sepet”. Rasa pahit ini

disebabkan karena kandungan tanin yang tinggi pada kulit biji atau disebut bekatul

pada sorgum. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dengan cara menghilangkan

kulit biji sorgum (Suarni, 2004) atau dikenal dengan istilah disosoh dengan alat

penyosoh (Widowati, dkk., 2010).

Sorgum memiliki komponen bioaktif seperti asam fenolik, flavonoid dan

kondensat tanin yang memiliki fungsi sebagai penangkal atau memperlambat reaksi

radikal bebas atau bersifat antioksidan (Awika, 2004). Pada biji sorgum terdapat dua

jenis pigmen yaitu karoten dan polifenol. Senyawa polifenol terdiri dari empat

senyawa yaitu flavonoid, antosianin, leukoantosianin dan tanin. Senyawa polifenol

tersebut terdapat pada lapisan epikarp, endokarp dan testa dimana semua senyawa

tersebut memiliki aktivitas antioksidan (Rooney, 2005).

Page 19: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

4

Sorgum memiliki kandungan tanin dari golongan polifenol dengan ciri-ciri

terdapat cincin aromatik dengan satu atau dua gugus hidroksil. Kelompok fenol

terdiri atas ribuan senyawa, meliputi flavonoid, fenilpropanoid, asam fenolat,

antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang tersebar luas pada

berbagai jenis tumbuhan (Harbone, 1996). Beberapa varietas sorgum mengandung

senyawa tanin dan fenol-fenol lain yang terkonsentrasi pada bekatul dan merupakan

sumber alami antioksidan untuk pangan.

Antioksidan berfungi untuk menghambat reaksi oksidasi dalam sel dengan

mengikat radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif. Sebenarnya

tubuh dapat menghasilkan sendiri antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas

seperti enzim SOD (superoksida dismutase), glutionin, dan katalase (Prakash, 2001).

Tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga tubuh manusia membutuhkan tambahan

antioksidan dari luar (Rahardjo, 2005).

Banyak produk antioksidan yang beredar di pasaran umumnya adalah

antioksidan sintetis dengan harga yang cukup mahal. Antioksidan sintetis dapat

berupa butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluene (BHT), propel galar (PG),

dan tetrabutil hidrokuinon (TBHQ) (Rosalia, 2014). Namun, penggunaan antioksidan

sintetik dikhawatirkan dapat bersifat karsinogenik dan toksik sehingga tidak

digunakan sebagai bahan terapi (Wahdaningsi dkk, 2011; Foyosiro dkk, 2006). Hal

ini mengakibatkan semakin berkembangnya penelitian untuk menemukan sumber

antioksidan alami. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai

Page 20: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

5

aktivitas antioksidan dari bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) secara in vitro yang

diharapkan dapat menjadi alternatif bahan antioksidan alami.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa kadar fenol total ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan bekatul sorgum

(Sorghum bicolor L.)?

2. Bagaimana aktivitas antioksidan ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan

bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) secara in vitro dengan menggunakan

metode DPPH?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Bekatul sorgum varietas super 2 diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman

Serealia Maros.

2. Pelarut yang digunakan yaitu pelarut polar seperti etanol, pelarut semi polar

seperti etil asetat dan pelarut non polar seperti n-heksan.

D. Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka atau penelitian terdahulu yang bersifat

membandingkan penelitian ini adalah:

Page 21: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

6

1. Choirun, Nisa, F (2010), dalam penelitiannya yang berjudul ekstraksi

antioksidan alami dari sorgum lokal varietas cokelat serta peningkatan

aktivitasnya dengan perkecambahan dan gelombang mikro. Hasil

penelitiannya yaitu hasil langkah pertama menunjukkan bahwa pengobatan

terbaik digiling gandum diperoleh dari etanol dengan kandungan fenolik

100,28 mg/g, kandungan antosianin 28,34 ppm, kandungan tocopherol 2,24

mg/mL, antioksidan aktivitas 95,96%, dan hasil 10,105%. Perlakuan terbaik

pada dedak diperoleh dari metanol dengan kandungan fenolik 89,74 mg/g,

kandungan antosianin 50,70 ppm, isi tokoferol 10,55 mg/mL, aktivitas

antioksidan 97,15%, dan hasil 9,02%. Hasil dari penelitian langkah kedua

menunjukkan bahwa perkecambahan telah signifikan terpengaruh (α = 0,05)

aktivitas antioksidan dan ekstrak hasil. Ekstrak dikarakterisasi oleh kandungan

fenolik 108,67 mg/g, kandungan antosianin 35,80 ppm, kandungan tocopherol

2,97 mg/mL, aktivitas antioksidan 98,00%, dan hasil 16,94%. Sementara

microwave telah secara signifikan mempengaruhi (α = 0,05) konten tokoferol,

aktivitas antioksidan, dan hasil ekstrak. Karakteristik produk adalah konten

fenolik 113,71 mg/g, kandungan antosianin 48,68 ppm, kandungan tokoferol

17,40 mg/mL ekstrak, aktivitas antioksidan 98,71%, dan hasil 12,47%.

2. Syaifuddin (2015), dalam penelitiannya yang berjudul uji aktivitas

antioksidan bayam merah (Alternanthera amoena voss.) segar dan rebus

dengan metode DPPH (1,1 –diphenyl-2-picylhydrazyl). Hasil penelitiannya

yaitu hasil penelitian menunjukkan nilai ekstrak daun bayam merah segar

Page 22: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

7

memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi yaitu sebesar 4.32 µg/mL

dibandingkan dengan ekstrak daun bayam merah rebus 3 menit sebesar 7.09

µg/ml dan rebus 5 menit sebesar 8.38 µg/mL.

3. Dewi Tristantini, dkk (2016), dalam penelitiannya yang berjudul pengujian

aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada daun tanjung

(Mimusops elengi L.). Hasil penelitiannya yaitu ekstrak daun Mimusops elengi

L yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi atau bernilai IC50 terendah

adalah daun Mimusops elengi L. yang di ekstraksi dengan variasi waktu 45

menit yaitu sebesar 10,6.

4. Lestari Rahayu (2014), dalam penelitiannya yang berjudul uji toksisitas akut,

aktivitas antioksidan in vitro dan efek rebusan bunga kemboja merah

(Plumeria rubra L.) terhadap kadar malondialdehid. Hasil penelitiannya yaitu

pengujian diperoleh nilai LD50 rebusan bunga kamboja adalah > 15 g/kg bb.

Aktivitas antioksidan secara in vitro menunjukkan bahwa nilai IC50 rebusan

bunga kemboja merah sebesar 36,96 µg/mL. Aktivitas antioksidan rebusan

bunga kemboja merah lebih kecil dari pada vitamin C (IC50 5,89 µg/mL).

E. Tujuan Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kadar fenol total ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan

bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.).

Page 23: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

8

2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan

bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) secara in vitro dengan menggunakan

metode DPPH.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan dijadikan bahan penelitian skripsi

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam ilmu biologi.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk beralih dari

antioksidan sintetik ke antioksidan alami.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemanfaatan bekatul

sorgum sebagai antioksidan.

4. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian selanjutnya.

Page 24: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Ayat yang Relevan

Terdapat banyak jenis tanaman yang diciptakan oleh Allah swt. untuk

menjadikan manusia berfikir bagaimana cara memanfaatkan tanaman tersebut, seperti

tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) yang termasuk tanaman biji-bijian yang kaya

akan manfaat bagi makhluk ciptaan Allah swt. Akan tetapi, tidak terlalu dilirik oleh

masyarakat karena rasa sepat pada bijinya.

Berikut ini firman Allah swt. QS. Sad/ 38: 27.

$ tΒ uρ $uΖø)n=yz u !$ yϑ¡¡9 $# uÚö‘ F{ $# uρ $tΒ uρ $ yϑåκs]÷�t/ Wξ ÏÜ≈ t/ 4 y7 Ï9≡sŒ ÷ sß tÏ% ©!$# (#ρã� x�x. 4 ×≅÷ƒ uθ sù t Ï%©#Ïj9

(#ρã� x�x. z ÏΒ Í‘$ ¨Ζ9 $# ∩⊄∠∪

Terjemahnya:

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara

keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-

orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka (Kementerian Agama RI,

2009).

Dalam Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa (Dan Kami tidak menciptakan

langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan batil) dengan main-

main. (Yang demikian itu) yakni penciptaan hal tersebut tanpa hikmah (adalah

anggapan orang-orang kafir) dari penduduk Mekah (maka neraka Waillah) Wail

adalah nama sebuah lembah di neraka (bagi orang-orang yang kafir karena mereka

akan masuk neraka.) (asy-Syuyuthi, 2010).

Page 25: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

10

Adapun hubungan ayat terkait dengan penelitian yaitu Allah swt. telah

menciptakan berbagai macam jenis tumbuhan yang baik dan sebagian dari tumbuhan

itu pasti ada manfaat dan kelebihannya, maka dari itu diperlukan orang-orang yang

mau memperhatikan dan mencari tau manfaat dari tumbuh-tumbuhan tersebut.

Sebenarnya, jika mereka bersedia merenungi dan mengamati hal itu, niscaya mereka

akan mendapatkan petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan dari bumi ini beraneka

ragam tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat

dilakukan oleh Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

B. Tinjauan Umum Morfologi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. )

Gambar 2.1. Morfologi tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) (Zubair, 2016).

Tanaman sorgum merupakan tanaman biji berkeping satu, tidak membentuk

akar tunggang dan perakaran hanya terdiri atas akar lateral. Sistem perakaran sorgum

terdiri atas akar-akar seminal yaitu akar-akar primer pada dasar buku pertama pangkal

batang, akar sekunder dan akar tunjang terdiri atas akar koronal yaitu akar pada

pangkal batang yang tumbuh ke arah atas dan akar udara yaitu akar yang tumbuh di

Page 26: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

11

permukaan tanah. Tanaman sorgum dua kali lebih banyak membentuk perakaran

sekunder dari pada tanaman jagung. Ruang tempat tumbuh akar lateral mencapai

kedalaman 1,3-1,8 m, dengan panjang mencapai 10,8 m. Sebagai tanaman yang

termasuk kelas monokotiledon, sorgum mempunyai sistem perakaran serabut

(Artschwanger, 1948, Singh et al, 1997, Rismunandar, 2006).

Batang tanaman sorgum merupakan rangkaian berseri dari ruas (internodus)

dan buku (nodus), serta tidak memiliki kambium. Pada bagian tengah batang terdapat

seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras (sel-sel parenkim). Tipe

batang bervariasi dari solid, kering hingga sukulen dan manis. Jenis sorgum manis

memiliki kandungan gula yang tinggi yang terdapat pada batang gabusnya, sehingga

dapat berpotensi dijadikan sebagai bahan baku gula sebagaimana halnya tebu (Hunter

and Anderson, 1997, Hoeman, 2012). Bentuk batang tanaman sorgum yaitu silinder

dengan diameter pada bagian pangkal berkisar antara 0,5-5,0 cm. Tinggi batang

bervariasi, berkisar antara 0,5-4,0 m, bergantung pada varietas (House, 1985,

Arthswager, 1948, du Plessis, 2008).

Pada beberapa varietas sorgum, pada bagian batang dapat menghasilkan tunas

baru yang akan membentuk percabangan atau anakan dan dapat tumbuh menjadi

individu baru selain batang utama (House, 1985). Ruas batang sorgum bersifat

gemmiferous, pada setiap ruas terdapat satu mata tunas yang bisa tumbuh sebagai

anakan atau cabang. Tunas yang tumbuh pada ruas yang terdapat di permukaan tanah

akan tumbuh sebagai anakan baru, sedangkan tunas yang tumbuh pada batang bagian

atas menjadi cabang (Arthswager, 1948). Pertumbuhan tunas atau anakan bergantung

Page 27: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

12

pada varietas dan lingkungan tumbuh tanaman sorgum. Pada suhu kurang dari 180 oC

dapat memicu munculnya anakan pada fase pertumbuhan daun ke-4 sampai ke-6.

Tanaman sorgum tahunan mampu menghasilkan anakan 2-3 kali lebih banyak dari

sorgum semusim. Kemampuan menghasilkan anakan dan tunas lebih banyak

menjadikan tanaman sorgum bisa dipanen untuk kemudian di ratun (Hunter and

Anderson, 1997, du Plessis, 2008). Cabang pada tanaman sorgum umumnya tumbuh

bila batang utama rusak. Banyaknya cabang dan anakan dapat dipengaruhi dari segi

varietas, jarak tanam dan kondisi lingkungan (Arthswager, 1948).

Tanaman sorgum mempunyai daun yang berbentuk pita, dengan struktur

terdiri atas helai daun dan tangkai daun. Posisi daun terdistribusi secara berlawanan

sepanjang batang dengan pangkal daun yang menempel pada ruas batang. Panjang

daun sorgum rata-rata 1 m dengan penyimpangan 10-15 cm dengan lebar 5-13 cm

(Arthswager, 1948, House, 1985). Banyaknya daun bervariasi antara 7-40 helai,

bergantung pada varietas (Arthswager, 1948, Martin 1970, Gardner et al, 1981).

Rangkaian bunga sorgum terdapat pada malai di bagian ujung tanaman.

Sorgum merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya dapat dipicu oleh

periode penyinaran pendek dan suhu tinggi (Pedersen et al, 1998). Bunga sorgum

merupakan bunga dengan tipe panicle atau malai (susunan bunga di tangkai) (Hunter

and Anderson, 1997). Struktur bunga sorgum terdiri atas tangkai malai (peduncle),

malai (panicle), rangkaian bunga (raceme) dan bunga (spikelet).

Biji sorgum yang merupakan bagian dari tanaman memiliki ciri-ciri fisik

berbentuk bulat (flattened spherical) dengan berat 25-55 mg (Dicko et al, 2006). Biji

Page 28: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

13

sorgum berbentuk butiran dengan ukuran 4,0 x 2,5 x 3,5 mm. Berdasarkan bentuk

dan ukurannya, sorgum dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu biji berukuran

kecil (8-10 mg), sedang (12-24 mg), dan besar (25-35 mg). Biji sorgum tertutup

sekam dengan warna cokelat muda, krem atau putih, bergantung pada varietas

(Mudjisihono dan Suprapto, 1987). Biji sorgum terdiri atas tiga bagian utama, yaitu

lapisan luar (coat), embrio (germ), dan endosperm.

Bentuk/morfologi biji sorgum dijelaskan dengan Gambar 2.2.

S.A=Stylar area/bagian ujung, E.A=Embryonic axis/inti embrio,

S=Scutellum/Sekutelum.

Gambar 2.2. Morfologi biji sorgum dan bagiannya (Earp et al, 2004).

Biji sorgum terdiri atas 3 bagian utama yaitu lapisan luar (perikrap dan testa),

endosperma (storage tissue) dan germ (embryo). Testa merupakan lapisan zat warna

yang terletak antara kulit biji dan endosperma. Ketebalan testa bervariasi tergantung

dari varietasnya yang berkisar antara 10-140 mikron. Dalam lapisan testa tersebut

Page 29: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

14

terdapat senyawa polifenol yang disebut juga tanin, dalam kadar tinggi serta dapat

menurunkan nilai gizi biji sorgum (Mudjisihono, 1990).

Pada bagian lapisan luar biji sorgum terdiri atas hilum dan perikarp yang

mengisi 7,3-9,3% dari bobot biji (du Plessis, 2008), hilum terletak pada bagian dasar

biji. Hilum ini akan berubah warna menjadi gelap atau hitam pada saat biji sudah

memasuki fase masak secara fisiologis (House, 1985). Sedangkan perikarp terdiri atas

lapisan mesokarp dan endocarp. Mesokarp merupakan lapisan yang terletak ditengah

dan cukup tebal, berbentuk poligonal, dan mengandung sedikit granula pati.

Endokarp tersusun atas sel yang melintang yang berbentuk tabung, yang terletak pada

endokarp yang terdapat testa dan aleuron. Pada lapisan inilah terdapat senyawa

fenolik (Dicko et al, 2005, du Plessis, 2008).

Klasifikasi sorgum adalah sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Sorgum

Spesies : Sorghum bicolor (Tjitrosoepomo, 2000).

Sorgum termasuk ke dalam divisi Magnoliophyta (tanaman berbunga dan

berbiji tertutup), kelas Monocotyledoneae (tumbuhan biji berkeping satu), ordo

Poales yang bercirikan melalui bentuk tanaman ternal dengan siklus hidup semusim,

Page 30: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

15

familia Poaceae atau Gramineae, yaitu tergolong tumbuhan rumput-rumputan dengan

karakteristik batang berbentuk silinder dengan buku-buku yang terlihat jelas dan

genus Sorgum (Tjitrosoepomo, 2000).

Sorgum varietas super-2 adalah galur asal ICRISAT yang juga merupakan

varietas unggul yang telah dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Serealia pada tahun

2013 dengan ciri penampilan tanaman yang tinggi (2,3 m). Varietas ini tahan rebah

karena memiliki batang yang kokoh, dengan potensi hasil biji 6,3 t/ha, kadar gula brix

12,65%, potensi etanol 4.119 liter/ha, dan potensi biomas 39,30 t/ha (Aqil, 2013).

Kegunaan sorgum tidak hanya terbatas sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan

sebagai pangan dan pakan, seperti sorgum manis dari nira batangnya yang dapat

digunakan dalam industri gula. Biji sorgum dapat diproses menjadi bioetanol yang

dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin. Pati dari biji sorgum juga dapat

digunakan sebagai bahan baku industri sedangkan biomas hasil panen yang berupa

limbah juga dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk biogas. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tanaman sorgum memiliki multifungsi yang selama ini

terabaikan dan dilupakan.

C. Tinjauan Umum Bekatul Sorgum

Bekatul (bran) merupakan hasil penyosohan kedua yang terdiri dari lapisan

sebelah dalam dari biji sorgum. Lapisan tersebut terdiri dari lapisan aleuron,

endosperm dan embrio sehingga bekatul memiiki tekstur yang halus (Islam et al,

2011).

Page 31: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

16

Gambar 2.3. Struktur bekatul sorgum (Islam et al, 2011)

Bekatul mempunyai beberapa kandungan seperti air, protein, lemak, abu,

serat kasar dan selulosa. Kandungan pati yang terdapat pada bekatul diperoleh dari

bagian endosperma yang terbawa pada proses penyosohan. Kandungan pati tersebut

akan meningkat dengan semakin banyaknya tahap penyosohan yang dilakukan

(Damayanthi, 2007). Selain memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, bekatul

juga mengandung senyawa fitokimia khususnya antioksidan sehingga bekatul dapat

berpotensi sebagai sumber pangan antioksidan. Fungsi Gamma-oryzanol sebagai

antioksidan dalam tubuh. Terdapat juga Senyawa lainnya, seperti senyawa fenolik

tricin dan tokoferol yang dapat berfungsi sebagai penghambat kanker.

Bekatul mengandung beberapa senyawa antioksidan seperti asam lemak tak

jenuh yang larut dalam lemak yaitu tokoferol, tokotrienol dan oryzanol. Tokoferol

dan tokotrienol adalah komponen pembentuk vitamin E yang termasuk antioksidan

kuat. Vitamin E diketahui berfungsi sebagai pemecah rantai antioksidan yang

mencegah propagasi dari reaksi radikal bebas. Tokotrienol telah dilaporkan terlibat

dalam aktivitas anti kanker. Adanya gugus hidroksil pada struktur kimia α-tochoferol

memberikan kemampuan untuk mendonorkan proton kesenyawa radikal bebas

Page 32: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

17

sehingga dapat berperan sebagai antioksidan (Mumpuni dan Ayustaningwarno,

2013). Oryzanol termasuk kelompok ester asam ferulat dalam alkohol trierpen dan

fitosterol yang merupakan antioksidan yang sangat kuat bahkan empat kali lebih

efektif dalam menghentikan oksidasi dalam jaringan tubuh dibanding vitamin E

dengan cara kerja mencegah ikatan radikal bebas (Patel dan Naik, 2004).

D. Tinjauan Umum Radikal Bebas

Radikal bebas atau sering juga disebut Reactive Oxygen Species (ROS)

berasal dari Bahasa latin radicalis adalah bahan kimia yang dapat berupa atom

maupun molekul yang tidak memeliki elektron berpasangan pada lapisan luarnya.

Sifat dari radikal bebas adalah sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat

cepat. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan cepat dengan mengambil elektron

molekul disekitarnya (Arief, 2012). Radikal bebas dapat merusak jaringan normal

terutama apabila jumlahnya terlalu banyak. Akibat dari radikal bebas dalam jumlah

besar adalah gangguan produksi DNA, lapisan lipid pada dinding sel, pembuluh

darah, produksi prostaglandin, kerusakan sel dan mengurangi kemampuan sel untuk

beradaptasi terhadap lingkungannya. Kadar Reactive Oxygen Species (ROS) yang

tinggi menyebabkan penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah dan

akibatnya timbul atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner

(Pratiwi, 2010).

Radikal bebas adalah salah satu bentuk senyawa reaktif yang secara umum

dapat diketahui sebagai senyawa yang mempunyai elektron yang tunggal di kulit

Page 33: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

18

terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas memiliki peran penting pada saat

terjadinya arterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, gagal ginjal, dan

proses penuaan manusia (Kumalaningsih, 2006; Youngson, 2005). Meskipun

manusia juga dapat memproduksi senyawa-senyawa yang dapat berperan aktif dalam

mengatasi radikal bebas, seperti enzim SOD (superoksida dismutase), glutathione,

dan katalase, namun jumlahnya seringkali tidak mencukupi. Oleh sebab itu

dibutuhkan asupan makanan yang banyak mengandung antioksidan seperti vitamin C,

E, betakaroten, maupun antioksidan fitokimia dari golongan fenolik, sehingga dapat

melindungi dari serangan radikal bebas. Sumber antioksidan alami ini dapat diperoleh

dari buah-buahan dan sayur-sayuran (Kumalaningsih, 2006).

Radikal bebas merupakan molekul yang mengandung satu atau lebih elektron

yang tidak berpasangan dan suatu molekul akan tetap stabil bila elektronnya

berpasangan. Sumber radikal bebas yaitu dapat berasal dari tubuh makhluk hidup itu

sendiri sebagai akibat aktivitas tubuh (Percival, 1996 dalam Beksono, 2014). Ada 2

sumber radikla bebas yaitu radikal bebas internal seperti fagosit, peroksisom,

iskemik, jalur arakidonat dan inflamasi sedangkan radikal bebas eksternal seperti

polusi udara, lapisan UV, merokok, ozon, penggunaan obat-obatan, radiasi, pestisida

dan anestesi. Tidak hanya dampak negatif yang disebabkan radikal bebas namun,

dapat menimbulkan dampak positif apabila jumlah radikal bebas di dalam tubuh tidak

berlebih atau stabil maka radikal bebas dapat berperan sebagai apoptosis sel,

fosforelasi oksidatif dan dapat membunuh mikroorganisme (Supari, 1996).

Page 34: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

19

Umumnya radikal bebas diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses

fisiologis dalam tubuh, terutama untuk transportasi elektron. Radikal bebas dalam

kadar normal dibutuhkan untuk perkembangan sel dan juga membantu sel darah putih

atau leukosit untuk menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam

tubuh. Oleh sebab itu, radikal bebas juga berperan dalam sistem imun dalam tubuh

manusia. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan

yang disebut stress oxidative maka akan mengganggu kerja sistem imun. Sistem imun

yang lemah dapat ditemukan pada perokok baik aktif maupun pasif, hal ini

disebabkan pembakaran asap rokok yang menghasilkan radikal bebas berkali-kali

lipat dibandingkan dengan radikal bebas pada metabolisme tubuh pada keadaan

normal. Seacara alami dalam tubuh manusia telah memiliki mekanisme pertahan

terhadap radikal bebas, yaitu antioksidan endegon intrasel yang terdiri atas enzim-

enzim yang disintesis oleh tubuh seperti Superoksida dismutase (SOD), katalase dan

glutation peroksidase (Venkataraman et al, 2004).

Penyebab radikal bebas terjadi di dalam tubuh, misalnya sebagai akibat

kurang sempurnanya reduksi oksigen dalam rantai transpor elektron di mitokondria.

Penyebab lain radikal bebas bisa terjadi dari luar tubuh yaitu adanya polusi, radiasi,

zat kimia tertentu yang berasal dari makanan dan obat-obatan yang dapat masuk ke

dalam tubuh manusia (Langseth, 1995).

Radikal bebas dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang dipicu oleh

terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Kemampuan radikal bebas yang sangat

berbahaya dengan menyerang sel-sel tubuh yang sehat dan dapat menyebabkan

Page 35: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

20

kerusakan dalam struktur fungsi. Meskipun radikal bebas dapat menimbulkan

berbagai bahaya, namun dapat dikontrol oleh senyawa yang menguntungkan dengan

adanya senyawa antioksidan alami. Antioksidan alami mampu menstabilkan atau

menonaktifkan radikal bebas sebelum dapat menyerang sel-sel sehat. Antioksidan

yang dapat dihasilkan oleh tubuh memiliki keterbatasan sehingga perlu adanya suplai

antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan yang bersumber dari luar tubuh yang bersifat

alami salah satunya berasal dari tanaman. Sedangkan radikal bebas bersumber dari

mitokondria, NADPH oksidase dan 5-lipoksigenase (Nawaly, 2013).

Secara umum, tahapan reaksi pembentukan radikal bebas melalui tahapan

reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. Pada tahap inisiasi merupakan tahap

dimulainya produksi asam lemak radikal. Dimana terjadi serangan radikal bebas

umumnya proses oksigen reaktif (OH) terhadap partikel lipid dan menghasilkan air

(H2O) dan asam lemak radikal (Setiawan dkk, 2007). Pada tahap propagasi, asam

lemak radikal yang dihasilkan dari proses inisiasi bersifat sangat tidak stabil dan

mudah bereaksi dengan molekul oksigen dan akan menghasilkan suatu peroksi

radikal asam lemak. Bahan ini juga ternyata bersifat tidak stabil dan kemudian

bereaksi dengan asam lemak bebas lainnya untuk menghasilkan asam lemak radikal

yang baru dan dapat menghasilkan peroksida lipid atau peroksida siklik bila bereaksi

dengan dirinya sendiri. Siklus ini berlanjut sedemikian rupa hingga memasuki tahap

terminasi (Yasa, 2013 ). Pada tahap terminasi, ketika suatu radikal bereaksi dengan

non radikal maka akan menghasilkan suatu radikal baru. Proses ini dinamakan

dengan mekanisme reaksi rantai. Reaksi radikal akan berhenti bila terdapat dua

Page 36: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

21

radikal yang saling bereaksi dan menghasilkan suatu spesies non radikal. Hal ini

hanya dapat terjadi ketika konsentrasi spesies radikal sudah sedemikian tingginya

sehingga memungkinkan dua spesies radikal untuk saling bereaksi (Setiawan dkk,

2007 dan Yasa, 2013). Beberapa cara penghambatan reaktivitas radikal bebas

(Winarsi, 2007) yaitu:

a. Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas yang baru.

b. Menginaktivikasi atau menangkap radikal bebas dan propagasi (pemutaran rantai).

c. Memperbaiki kerusakan yang dihasilkan oleh radikal bebas.

E. Tinjauan Umum Aktivitas Antioksidan

Pada zaman modern seperti sekarang ini, banyak sekali penyakit yang dapat

timbul yang disebabkan oleh stres oksidatif, seperti kanker, penyakit jantung koroner,

diabetes mellitus, dan stroke. Penyakit tersebut dapat terjadi disebabkan terjadinya

ketidak seimbangan antara pembentukan dan netralisasi radikal bebas. Bekatul kaya

akan antioksidan, sehingga dapat berpotensi sebagai penangkal radikal bebas (Arab,

dkk., 2011). Senyawa antioksidan yang terdapat pada bekatul dapat dikelompokkan

ke dalam 8 kelompok, yaitu asam fenolik, flavonoid, antosianin, proantosianin,

tokoferol, tokotrienol, λ-oryzanol dan asam fitat (Goufo dan Trindade, 2014).

Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi oksidasi atau

mencegah pembentukan radikal bebas pada proses oksidasi. Antioksidan dapat

menjaga keseimbangan antara oksidan dan antioksidan dalam tubuh dan dapat

mencegah penyakit yang disebabkan oleh stres oksidatif atau ketidakseimbangan

Page 37: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

22

antara oksidan dan antioksidan (Gerald, 1987). Antioksidan juga merupakan senyawa

pendonor elektron atau reduktan. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat

menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang

sangat reaktif sehingga dapat menghambat kerusakan sel (Rahayu, 2014).

Antioksidan dapat berupa antioksidan alami dan antioksidan buatan.

Antioksidan alami banyak terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan

hewani. Kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari

antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi salah satu alternatif

yang sangat dibutuhkan. Di Indonesia, terdapat banyak bahan pangan lokal yang

dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami. Namun, kurangnya publikasi

membuat hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui pangan lokal apa saja

yang mengandung antioksidan (Inggrid dkk, 2014).

Antioksidan merupakan zat yang dapat melawan pengaruh yang berbahaya

yang disebabkan oleh radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang

terbentuk sebagai hasil dari metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia

dan juga proses metabolik yang dapat terjadi di dalam tubuh. Hal ini berarti bahwa

antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda dan mencegah terjadinya reaksi

oksidasi radikal bebas pada lipid. Antioksidan berperan penting dalam mencegah

oksidasi radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penuaan

dan karsinogenik (Mardiyah, dkk, 2014).

Menurut Nareswati (2007), menyatakan bahwa antioksidan diartikan sebagai

senyawa yang secara nyata dapat memperlambat oksidasi, walaupun dengan

Page 38: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

23

konsentrasi yang cukup rendah. Husnah (2009), menyatakan bahwa antioksidan yang

terdapat pada bahan pangan dapat digunakan sebagai pertahanan mutu produk

pangan. Kerusakan yang dapat dihasilkan seperti ketengikan, perubahan warna dan

aroma, perubahan nilai gizi serta kerusakan fisik lainnya.

Antioksidan adalah substansi yang cukup penting yang mampu melindungi

tubuh dari serangan radikal bebas. Dengan mengonsumsi antioksidan dalam jumlah

yang memadai sehingga mampu menurunkan resiko terkena penyakit degeneratif

seperti kardiovaskuler, aterosklerosis, kanker dan osteoporosis. Mengonsumsi

makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan sistem imun serta dapat

menghambat timbulnya penyakit degeneratif yang disebabkan oleh penuaan.

Terpenuhinya antioksidan secara optimal sangat dibutuhkan oleh semua golongan

usia (Winari, 2007).

Antioksidan merupakan substansi nutrisi maupun non nutrisi yang dapat

terkandung dalam bahan pangan, dapat mencegah atau memperlambat terjadinya

kerusakan oksidatif yang dapat terjadi di dalam tubuh. Antioksidan juga merupakan

senyawa pemberi donor atau reduktan di dalam tubuh. Antioksidan dapat

menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang

sangat reaktif sehingga kerusakan sel yang dihasilkan dapat dicegah. Antioksidan

memiliki berat molekul kecil akan tetapi mampu menginvasi reaksi oksidasi dengan

cara mencegah terbentuknya radikal bebas (Winarsi, 2007).

Antioksidan dapat bersumber dari makanan yang dikonsumsi, baik secara

alami maupun secara sintesis. Secara umum, berdasarkan sumbernya antioksidan

Page 39: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

24

dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu antioksidan endogen dan antioksidan

eksogen (Percival, 1998).

Dalam keadaan normal, secara fisiologis sel dapat memproduksi radikal bebas

sebagai akibat reaksi biokimia di dalam metabolisme sel aerob. Secara alami tubuh

dapat memiliki sistem imun terhadap radikal bebas yaitu antioksidan endogen intrasel

yang dapat terdiri dari enzim-enzim yang disintesis oleh tubuh seperti Superoksida

dismutase (SOD), glutation peroksidase dan katalase. Di dalam tubuh harus terdapat

antioksidan dalam jumlah yang berlebihan, sehingga fungsi dari enzim-enzim sebagai

antioksidan endogen dapat menurunkan aktivitasnya (Afifah, 2015).

Antioksidan eksogen dapat dibedakan menjadi antioksidan alami dan

antioksidan sintetik. Antioksidan alami diperoleh dari ekstraksi bahan alami,

sedangkan antioksidan sintetik dapat diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia

(Muawwanah, dkk, 1997). Antioksidan sintetik saat ini sering digunakan pada bahan

pangan seperti butylated hydroxytoluene (BHT), butylated hydroxyanisole (BHA),

nordihi droquairetic acid (NDGA) dan propyl gallate (PG) (Pramesti, 2013).

Penggunaan antioksidan sintetik pada setiap bahan pangan harus terkontrol dengan

baik, karena apabila memakainya terlalu berlebihan maka antioksidan tidak berfungsi

sebagaimana mestinya akan berubah menjadi racun di dalam tubuh kita (Maulida,

2007).

Efek samping yang dikhawatirkan dapat dihasilkan dari antioksidan sintetik

akan menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif. Antioksidan alami mampu

melindungi tubuh dari kerusakan akibat senyawa oksigen reaktif, dapat menghambat

Page 40: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

25

terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat peroksidasi lipid pada

makanan. Pengembangan antioksidan alami sangat dibutuhkan untuk memperoleh

antioksidan yang lebih aman dikonsumsi pada penderita gangguan fungsi hati, hamil

dan menyusui serta gangguan ginjal. Sehingga obat tradisonal seperti bakteri endofit

yang berasal dari tanaman dapat memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh obat-

obatan sintesis kimia, yaitu mengakibatkan efek samping yang lebih ekonomi dan

relatif kecil (Sunarni, 2005).

Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa antioksidan alami

memiliki aktivitas antioksidan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan antioksidan

sintetik, hal itu terbukti karena antioksidan alami mulai meningkat dalam

penggunaanya serta menggantikannya sebagai antioksidan sintetik. Secara

toksikologi antioksidan alami lebih alami lebih aman dikonsumsi serta lebih mudah

diserap oleh tubuh daripada antioksidan sintetik (Paiva, 1999).

Di dalam tubuh manusia memiliki sistem antioksidan untuk mencegah

reaktivitas radikal bebas yang secara kontinyu yang dapat dibentuk oleh tubuh.

Keruskan-kerusakan disebabkan oleh radikal bebas pada dasarnya disebabkan oleh

jumlah senyawa oksigen reaktif yang dapat melebihi jumlah antioksidan yang berada

di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sangat labil dan

akan mengambil elektron dari zat atau senyawa lain yang berada disekitarnya.

Pengambilan elektron akan mengakibatkan zat atau senyawa lain akan kehilangan

elektron, sehingga senyawa tersebut akan menjadi radikal. Sebetulnya radikal bebas

sangat diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis di dalam tubuh,

Page 41: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

26

terutama untuk transportasi elektron. Akan tetapi radikal bebas yang berlebihan juga

dapat membahayakan tubuh, karena dapat menyebabkan kerusakan makro molekul

dalam sel seperti DNA dan protein ( Julyasih, dkk, 2009).

Menurut Pratt dan Hudson (1990), senyawa-senyawa yang umumnya

terkandung di dalam antioksidan alami yaitu fenol, polifenol dan yang paling umum

yaitu plavanoid (flavanol, isoflavon, favon, katekin dan flavonon) turunan asam

sinamat, tokoferol dan asam oragnik polifungsi. Asam askorbat merupakan

antioksidan alami yang terdapat di dalam berbagai jenis sayur dan buah-buahan.

Antioksidan ini dapat larut di dalam air dan menjadi pertahanan pertama ROS di

dalam plasma. Senyawa ini secara aktif dapat menangkap O2, OH, peroksil radikal,

singgel oksigen dan juga dapat berperan dalam regenerasi vitamin E. Sedangkan

vitamin C dapat melindungi biomembran dari kerusakan peroksidase dan juga

merupakan substrat bagi askorbat peroksidase yang merupakan enzim penting dalam

menghilangkan H2O2 yang terdapat pada kloroplas. Menurut Recsanti (2009), pada

senyawa kimia yang tergolong sebagai antioksidan dapat ditemukan secara alami

seperti glutation merupakan molekul yang mampu menetralisir radikal bebas dan

meningkatkan sistem imun serta membantu hati mengeluarkan racun dari dalam

tubuh, dapat ditemukan pada susu kambing, brokoli, asparagus, peterseli dan alpukat ,

asam ellagic merupakan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dapat

ditemukan pada buah rashberry merah, kenari, bluberry, stroberry dan delima,

astaxhantin merupakan antioksidan yang 1000 kali lebih kuat dibanding dengan

vitamin E dapat ditemukan pada kerang, udang, ikan salmon dan kandungan

Page 42: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

27

terbanyak ditemukan pada jenis makroalga yaitu Haematococcus pluvialis

(Rohmatussalihat, 2009), tokoferol merupakan sumber antioksidan yang dapat

melindungi lipid dari peroksidase asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan

dapat membantu oksidasi vitamin A serta mempertahankan kesuburan dapat

ditemukan pada kacang-kacangan, minyak hijau, minyak gandum dan minyak sayur,

prontosinidin merupakan keluarga flavonoid yang dapat memberikan senyawa merah

dan biru pada buah dapat ditemukan pada kulit buah anggur, biji anggur, kulit kayu

manis, teh hitam, kismis, kakao dan teh hijau, karotenoid merupakan larutan yang

dikenal dengan sebutan ß-karoten yang dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh

dapat ditemukan pada lemon, lobak, wortel, jeruk dan tomat dan polifenol merupakan

kelompok besar antioksidan yang termasuk kedalam flavonoid dan antosianidin serta

dapat mencegah kondisi degeneratif dapat ditemukan pada sayuran hijau, stroberry,

bawang, apel, kakao, brokoli dan teh.

Antioksidan memiliki 2 fungsi utama dalam mekanisme kerjanya yaitu

sebagai:

1. Antioksidan primer merupakan jenis antioksidan enzimatis yaitu mampu

memberikan atom hidrogen kepada radikal bebas sehingga bisa kembali stabil dan

dapat diproduksi secara alami dan kontinyu oleh tubuh. Mekanisme kerja antioksidan

primer yaitu dengan cara mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru atau

mengubah radikal bebas dengan cara memutus rantai reaksinya. Contohnya adalah

enzim glutation peroksidase, katalase dan superoksida dismutase (Afifah, 2015).

Page 43: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

28

Penambahan antioksidan primer dengan konsentrasi rendah pada lipid dapat

menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak sehingga radikal-

radikal antioksidan yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak

mempunyai cukup energi agar dapat bereaksi dengan molekul lipid yang lain untuk

membentuk radikal lipid baru (Trilaksani, 2003).

2. Antioksidan sekunder (antioksidan eksogema atau antioksidan non-enzimatis)

merupakan antioksidan yang tidak diproduksi secara alami oleh tubuh dan diperoleh

melalui asupan makanan dan minuman. Mekanisme kerja antioksidan sekunder yaitu

dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara

menangkap radikal bebas, sehingga radikal bebas tidak dapat bereaksi dengan

komponen seluler (Afifah, 2015).

Apabila antioksidan melebihi batas konsentrasi maka aktivitasnya dapat

berubah menjadi peroksidan sehingga dapat menyebabkan efek samping seperti

munculnya penyakit gangguan liver dan kanker. Ada 4 cara untuk menghambat

terjadinya mekanisme yang dapat menimbulkan efek negatif terjadinya peroksidan

yaitu penambahan lipid dan cincin aromatik antioksidan, pemberian hidrogen dan

elektron serta pembentukan kompleks antara lipid dan cincin aromatik antioksidan.

Mekanisme penghambatan dengan pemberian hidrogen lebih baik dibandingkan

pemberian elektron karena ketika atom hidrogen dalam keadaan labil pada suatu

antioksidan tertentu diganti dengan deuterium maka antioksidan tersebut menjadi

tidak efektif (Husnah, 2009).

Page 44: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

29

Beberapa metode pengukuran aktivitas antioksidan diantaranya FRAP (Ferric

reducing antioxidant power), CUPRAC (Cupric ion reducing antioxidant capacity)

dan DPPH (1,1–diphenyl-2-picylhydrazyl). Metode yang biasa digunakan dalam

pengukuran daya penangkapan radikal bebas adalah DPPH, karena merupakan

senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi

dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan. Sealin itu DPPH jika

disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik, akan stabil

selama bertahun-tahun (Packer, 1995).

DPPH merupakan metode yang dapat mengukur aktivitas total antioksidan

baik dalam pelarut polar maupun non polar dan merupakan metode yang paling

sering digunakan untuk skrining aktivitas antioksidan dan berbagai jenis tanaman

serta dapat mengukur semua komponen antioksidan baik yang larut dalam lemak

ataupun dalam air. Sedangkan metode yang lain hanya terbatas dalam mengukur

komponen yang larut dalam pelarut yang digunakan dalam analisa. Metode dalam

perendaman radikal bebas oleh DPPH didasarkan pada reduksi yang berasal dari

radikal bebas DPPH yang memiliki warna dari penghambatan radikal bebas. Prosedur

ini akan melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang

maksimalnya yang sebanding terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang

ditambahkan ke dalam larutan reagen DPPH. Aktivitas tersebut dapat dinyatakan

sebagai konsentrasi efektif (Praksh, 2001).

DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila

digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan

Page 45: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

30

dan bila disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik dan

stabil bisa bertahan selama bertahun-tahun. Nilai absorbansi DPPH berkisar antara

515-520 nm (Vanselow, 2007). Metode peredaman radikal bebas DPPH didasarkan

pada reduksi dari larutan metanol radikal bebas DPPH yang berwarna oleh

penghambatan radikal bebas. Ketika larutan DPPH yang berwarna ungu bertemu

dengan bahan pendonor elektron maka DPPH akan tereduksi sehingga menyebabkan

warna ungu akan memudar dan berubah warna menjadi kuning yang berasal dari

gugus pikril. (Prayoga, 2013).

Gambar 2.4. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan (Windono et al., 2001).

Metode DPPH digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan

menggunakan DPPH (1,1 –diphenyl-2- picylhydrazyl). Analisis dari DPPH dapat

digunakan sebagai uji dalam mencari kemampuan menangkap radikal suatu senyawa

dalam ekstrak tumbuhan. DPPH adalah komponen yang memiliki warna ungu yang

tidak berdimerisasi dan berbentuk kristalin. Dalam metode ini, DPPH akan

mentransfer elektron atau atom hidrogen ke radikal bebas sehingga menyebabkan

karakter radikal bebas ternetralisasi. Keuntungan pada metode DPPH adalah lebih

sederhana dan waktu analisis yang lebih cepat (Kartika, 2010).

Page 46: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

31

F. Tinjauan Umum Zat Ekstraktif

Ekstraktif merupakan produk akhir dari proses metabolism dalam pohon

hidup. Istilah zat ekstraktif dalam arti sempit merupakan senyawa kimia yang

terdapat di dalam sel-sel tumbuhan dan bukan merupakan penyusun utama dinding

sel, yang dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut polar dan non polar (Fengel

dan Wegener, 1995).

Zat ekstraktif merupakan komponen non-struktural tanaman terutama berupa

bahan organik yang terdapat pada lumen dan sebagian pada dinding sel. Dengan

menggunakan air dingin atau panas dan bahan pelarut organik netral seperti alkohol

atau eter maka dapat dilakukan ekstraksi. Jumlah dan jenis zat ekstraktif yang

terdapat pada tanaman tergantung pada letaknya dan jenis tanaman. Getah, lemak,

resin, gula, lilin, tanin, alkaloid merupakan beberapa contoh zat ekstraktif (Higuchi,

1985; Tsoumis, 1991 dan Walker, 1993).

Ekstraktif dapat dibagi dalam dua kategori yaitu metabolit primer dan

metabolit sekunder. Metabolit primer terdapat pada semua jenis tanaman, struktur

kimianya relatif sederhana dan tidak berbeda secara taksonomi. Sedangkan metabolit

sekunder terdapat pada tanaman tertentu saja, komposisinya lebih kompleks daripada

metabolit primer dan berbeda secara taksonomi. Metabolit sekunder dalam pohon

meliputi berbagai senyawa, seperti flavonoid, terpene, fenol, alkaloid, sterol, lilin,

lemak, tanin, gula, gum, suberin, asam resin dan karotenoid. Konsentrasi metabolid

ini bervariasi antar spesies, antar jaringan (konsentrasi tertinggi berada di kulit, kayu

Page 47: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

32

teras, akar, pangkal percabangan dan jaringan luka), antar pohon dalam spesies sama

dan antar musim (Forestry Commision GIFNFC, 2007).

Penggunaan metanol sebagai bahan pelarut dalam proses ekstraksi dapat

menyebabkan ekstrak tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. BPOM (2010)

mensyaratkan bahwa pelarut yang dapat digunakan untuk mengekstrak zat berkhasiat

tumbuhan dalam aplikasi pembuatan sediaan obat adalah air, eter, etanol, atau

campuran air dan etanol.

Page 48: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

33

G. Kerangka Pikir

INPUT

PROSES

OUTPUT

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan

tanaman pangan penting kelima setelah padi,

gandum, jagung, dan barley. Sedangkan di

Indonesia mengaggap sorgum sebagai tanaman

sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung.

Pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan,

pakan, dan industri dikarenakan kaya akan

komponen pangan fungsional. Namun adanya

kandungan tanin yang menyebabkan sorgum

memiliki rasa agak pahit ”sepet” sehingga

diperlukan pengolahan dengan cara

menghilangkan kulit biji sorgum dengan

menggunakan alat penyosoh.

Bekatul sorgum memiliki kemampuan sebagai

antioksidan karena memiliki kandungan

senyawa kimia seperti antosianin dan tanin

yang cukup tinggi.

Bekatul sorgum dapat dijadikan sebagai

antioksidan alami penangkal radikal bebas.

Persiapan bahan baku

Proses ekstraksi

Analisis total fenol

Uji antioksidan secara in vitro

Analisis data

Page 49: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

34

H. Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah bekatul sorgum dapat dijadikan

sebagai antioksidan penangkal radikal bebas.

Page 50: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan lokasi penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif eksploratif. Penelitian ini

ditujukan untuk mengetahui kemampuan antioksidan bekatul sorgum dengan

menggunakan tiga jenis pelarut.

2. Waktu dan lokasi penelitian

Waktu dan lokasi penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 12 November

2018 - Kamis, 14 Februari 2019 yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Sampel diambil di Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros.

B. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif eksperimental yaitu

suatu metode yang menerapkan prinsip-prinsip pengontrolan terhadap hal-hal yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode ini bersifat menguji pengaruh satu atau

lebih variabel terhadap variabel lain.

Page 51: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

36

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu aktivitas antioksidan

bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.).

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Bekatul sorgum merupakan gabungan antara lapisan pericarp dan aleuron yang

terlepas selama proses penggilingan biji sorgum yang dapat melawan radikal

bebas yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros.

2. Antioksidan merupakan zat atau senyawa yang diperoleh dari bekatul sorgum

yang dapat melawan pengaruh bahaya radikal bebas yang terbentuk dari hasil

metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik

yang terjadi di dalam tubuh.

3. Aktivitas antioksidan merupakan reaksi yang terjadi dari perubahan warna

larutan dari ungu menjadi warna kuning.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu mesh screen, neraca

analitik, rotary evaporator, oven, cuvet, spektrofotometer UV-Vis, toples, gelas

beker 2000 mL, corong, spatula, labu Erlenmeyer 1000 mL, tabung reaksi, pipet

ukur, gelas ukur 500 mL, gunting, stopwatch, rak tabung, aluminium foil,

Page 52: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

37

mikropipet dan tip, plastik buah, kertas saring, label, masker, hand scoon, alat

tulis dan kamera.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bekatul sorgum

varietas super 2. Pelarut yang digunakan adalah etanol, n-heksana dan etil asetat.

Adapun bahan kimia lain yang digunakan adalah, 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil

(DPPH), Folin ciocalteu reagen 7,5%, asam galat, vitamin C, aquades, aquades

bebas CO2, DMSO (dimetil sulfoksida), Na2CO3 (natrium karbonat) dan metanol.

H. Prosedur Kerja

a. Persiapan bahan baku

Bekatul sorgum disaring menggunakan ayakan lalu dikeringkan di dalam oven

pada suhu 103 oC selama 24 jam. (modifikasi dari penelitian Rosilia, 2014).

b. Proses ekstraksi

Ekstraksi sorgum (Sorghum bicolor L.) dilakukan secara maserasi

menggunakan pelarut etanol 96 %, n-heksana, dan etil asetat. Sebanyak ±500 g

masing-masing serbuk bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) dimasukkan ke dalam

gelas kimia 2000 mL dan toples, kemudian ditambahkan pelarut masing-masing 2 L,

lalu didiamkan selama 3x24 jam pada suhu kamar. Filtrat disaring lalu diuapkan

untuk memisahkan pelarut dengan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu

50oC dan tekanan 50 mmHg (modifikasi dari penelitian Sembiring dkk, 2016).

Page 53: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

38

c. Pengukuran kandungan fenol total

Penentuan kandungan fenol total metode Folin-Ciocalteu (BPOM, 2008).

Pengukuran kandungan fenol total pada ekstrak dilakukan dengan menggunakan

pereaksi Folin-Ciocalteu. Standar yang digunakan adalah asam galat. Dalam

penetapan kandungan fenol total ini, dilakukan tiga langkah, yaitu pembuatan larutan

Na2CO3 7,5 % yang akan digunakan, pembuatan kurva kalibrasi standar asam galat

dan pengukuran serapan sampel.

1) Pembuatan Larutan Na2CO3 7,5 %

Larutan Na2CO3 dibuat dengan cara melarutkan Na2CO3 7,5 % ke dalam 100

mL aquadest bebas CO2 (Sugiat, 2010) .

2) Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dari larutan induk asam galat 100 ppm yang telah dibuat sebelumnya, diambil

dengan menggunakan mikro pipet 1000 masing-masing 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0

dan 4,5 mL. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke

dalam tabung reaksi tersebut masing-masing ditambahkan 500 µL pereaksi Folin-

Ciocalteu lalu dihomogenkan selama 1 menit, selanjutnya ditambahkan 4,0 mL

Na2CO3 7,5 % lalu dihomogenkan selama 1 menit dan ditambahkan aquadest

sebanyak 1 mL lalu dihomogenkan kembali selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan

pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis sinar tampak dengan panjang

gelombang 750 nm (Sugiat, 2010).

Page 54: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

39

3) Pengukuran Serapan Sampel

Dibuat 100 ppm larutan ekstrak. Larutan ekstrak tersebut diambil 1,0 mL

dengan menggunakan mikro pipet 1000 dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung

reaksi. Ke dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 500 µL pereaksi Folin-

Ciocalteu, lalu dihomogenkan selama 1 menit. Kemudian ditambahkan 4,0 mL

Na2CO3 7,5 % lalu dihomogenkan selama 1 menit dan ditambahkan aquadest

sebanyak 1 mL lalu dihomogenkan kembali selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan

pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis sinar tampak dengan panjang

gelombang 750 nm (Sugiat, 2010).

d. Uji aktivitas antioksidan secara in vitro

a. Penetapan IC50 (Sihombing dan Kuncahyono, 2007)

Penetapan IC50 dari ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan bekatul sorgum

(Sorghum bicolor L.) (sampel) dan vitamin C (standar) dilakukan dengan metode

peredaman radikal bebas dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

secara spektrofotometri UV-Vis.

b. Pembuatan larutan DPPH

Serbuk DPPH sebanyak 15 mg dilarutkan dengan 100 ml metanol dalam labu

ukur. Larutan dijaga pada suhu kamar, terlindung dari cahaya untuk segera digunakan

(Suhaling, 2010).

c. Pengukuran aktivitas antioksidan vitamin C

Ditimbang vitamin C sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dengan metanol

100 ml, diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 100 ppm. Dari larutan stok masing-

Page 55: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

40

masing dipipet 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, dan 2 ml, kemudian ditambahkan 1 ml larutan

DPPH dan dicukupkan volumenya dengan metanol sampai 5 ml sehingga diperoleh

konsentrasi vitamin C 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm. Campuran tersebut

dikocok dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar. Masing-masing larutan

tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang 515 nm, dilakukan sebanyak 3

replikasi (Suhaling, 2010).

d. Pengukuran aktivitas antioksidan bekatul sorgum

Ditimbang ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan bekatul sorgum sebanyak

100 mg kemudian dilarutkan dengan metanol 100 ml, diperoleh larutan stok dengan

konsentrasi 1000 ppm. Dari larutan stok masing-masing dipipet 0,5 ml, 1 ml, 2 ml,

dan 4 ml, kemudian ditambahkan larutan DPPH sebanyak 1 ml dan dicukupkan

volumenya dengan metanol sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 100 ppm,

200 ppm, 400 ppm, dan 800 ppm. Campuran tersebut dikocok dan dibiarkan selama

30 menit pada suhu kamar. Masing-masing larutan tersebut diukur serapannya pada

panjang gelombang 515 nm, dilakukan sebanyak 3 replikasi (Suhaling, 2010).

e. Pengukuran serapan blangko

Pengukuran dilakukan dengan memipet 1 ml larutan DPPH dan dicukupkan

volumenya dengan metanol sampai 5 ml. Campuran dikocok dan dibiarkan selama 30

menit pada suhu kamar kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 515

nm (Suhaling, 2010).

Page 56: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

41

I. Analisis Data

Data diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi terhadap ekstrak metanol

bekatul sorgum dan vitamin C dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan

dilakukan analisis data secara statistik menggunakan regresi linear (Suhaling, 2010).

Korelasi antara persen penangkapan radikal dan konsentrasi ekstrak akan

menghasilkan nilai IC50 yang dihitung melalui persamaan regresi hasil interpolasinya.

IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak yang akan

mampu menghambat aktivitas suatu radikal bebas sebesar 50% (Kartike, 2010).

Apabila semakin kecil nilai IC50 berarti aktivitas antioksidannya semakin tinggi.

Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang

dari 50 µg/ml, kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 µg/ml, sedang apabila nilai IC50

berkisar antara 100-150 µg/ml, dan lemah apabila nilai IC50 berkisar antara 150-200

µg/ml (Hudaya, 2010). Menurut Shyur et al. (2005), IC50 dapat menggambarkan

bahwa aktivitas antioksidan dari suatu tumbuhan. IC50 adalah konsentrasi efektif

ekstrak yang akan mampu menangkap (menurunkan) konsentrasi radikal bebas DPPH

sebesar 50%. Nilai IC50 yang semakin rendah akan menunjukan aktivitas antioksidan

ekstrak semakin tinggi.

Menurut Blois (1958) dalam Ukhty (2011), aktivitas antioksidan dari suatu

senyawa dinyatakan sangat kuat jika memiliki nilai IC50< 50 µg/mL (sangat kuat),

IC50 bernilai 50-100 µg/mL (kuat), IC50 bernilai 100–150 µg/mL (sedang) dan jika

IC50 bernilai 150–200 µg/mL (lemah).

Page 57: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Allah swt. memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit dan

Allah swt. pula yang menyembuhkan dengan menyeru kepada hamba-Nya untuk

memanfaatkan segala apa yang Dia telah ciptakan di permukaan bumi salah satunya

adalah dari tanaman. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt. dalam QS. Asy-

Syu’araa/26: 7-8 yang berbunyi:

öΝs9 uρ r& (#÷ρ t�tƒ ’ n<Î) ÇÚ ö‘ F{ $# ö/ x. $ oΨ ÷Gu;/Ρ r& $ pκ� Ïù ÏΒ Èe≅ ä. 8l ÷ρ y— AΟƒÍ�x. ∩∠∪ ¨βÎ) ’ Îû y7 Ï9≡sŒ

ZπtƒUψ ( $ tΒuρ tβ% x. Νèδç�sY ø.r& t ÏΖÏΒ÷σ•Β ∩∇∪

Terjemahnya:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami

tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah dan

kebanyakan mereka tidak beriman (Kementerian Agama RI, 2009).

Dalam Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa (Dan apakah mereka tidak

memperhatikan) maksudnya tidak memikirkan tentang (bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu) alangkah banyaknya (dari bermacam-

macam tumbuh-tumbuhan yang baik) jenisnya? (Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda) yang menunjukkan akan

kesempurnaan kekuasaan Allah swt. (Dan kebanyakan mereka tidak beriman),

Page 58: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

43

menurut ilmu Allah. Imam Sibawaih berpendapat bahwa lafal Kaana di sini

adalah Zaidah (asy-Syuyuthi, 2010).

Adapun hubungan ayat terkait dengan penelitian yaitu semua makhluk yang

ada di permukaan bumi ini merupakan ciptaan Allah swt. tak terkecuali berbagai jenis

tanaman. Ciptaan-Nya ini tidak ada yang sia-sia semua ada manfaatnya bagi orang-

orang yang mau berfikir. Pada tanaman tertentu terdapat senyawa aktif yang

dihasilkan dari metabolit sekunder yang dapat berpotensi sebagai obat untuk

menyembuhkan berbagai penyakit. Oleh karenanya seseorang harus bersabar dalam

melakukan penelitian guna mendapatkan kandungan senyawa yang terkandung di

dalam berbagai jenis tanaman yang bisa berpotensi sebagai obat yang dapat

meyembuhkan penyakit degeneratif yang ditimbulkan oleh radikal bebas.

a. Persiapan bahan baku

Bekatul sorgum disaring menggunakan ayakan lalu dikeringkan dalam oven

selama 24 jam pada suhu 103 oC selama 24 jam.

Gambar 4.1. Bekatul sorgum kering

Page 59: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

44

b. Proses Ekstraksi

Ekstraksi bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) dilakukan secara maserasi

menggunakan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan. Setelah diuapkan diperoleh

ekstrak kental yang berwarna cokelat kehitaman (ekstrak etanol) sebanyak ± 8,457

gram, berwarna cokelat (ekstrak etil asetat) sebanyak ± 7,491 gram dan berwarna

merah bata (ekstrak n-heksan) sebanyak ± 7,283 gram.

c. Pengukuran kandungan fenol total

Salah satu syarat metode analisis dikatakan valid menurut Harmita (2004)

adalah nilai koefisien korelasinya ≥ 0,999. Nilai koefisien korelasi yang semakin

mendekati angka 1 menandakan bahwa suatu kurva kalibrasi menghasilkan garis

yang linear dan kesalahan yang dapat terjadi antara 2 variabel yang berhubungan

(absorbansi dan konsentrasi) semakin kecil. Berdasarkan hasil yang menunjukkan

nilai koefisien korelasi yag dihasilkan berdasarkan rasio serapan terhadap konsentrasi

menunjukkan nilai 0,9796. Hal ini membuktikan bahwa metode analisis yang

digunakan telah memenuhi syarat linearitas (Harmita, 2012).

Kandungan kadar total fenol dilakukan dengan menggunakan metode Folin-

Ciocalteu dengan menggunakan standar asam galat dengan panjang gelombang 750

nm yang diperoleh dengan cara mengatur alat spektrofotometer UV-Vis. Adapun

hasil dari uji aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 60: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

45

Tabel 4.1 Kadar Fenol Total

No Pelarut Fenol total (mg)

1 Etil asetat 25,08

2 Etanol 19,76

3 N-heksan 14,50

(Sumber: Data Primer, 2019)

d. Uji aktivitas antioksidan secara in vitro

Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran

serapan radikal DPPH tereduksi pada panjang gelombang 515 nm karena memiliki

serapan kuat yang diperoleh dengan cara mengatur alat spektrofotometer UV-Vis.

Dari hasil penelitian aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh dari larutan etanol

seperti yang terlihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil uji aktivitas antioksidan

No Sampel Konsentrasi

(ppm)

%

Hambatan

IC50

(ppm) Keterangan

1 Etanol

100 81,48

98,28 Kuat 200 85,76

400 88,30

800 91,61

2 Etil asetat

100 2,14

125,69 Sedang 200 6,04

400 17,34

800 23,39

3 N-heksan

100 81,48

167,44 Lemah 200 85,76

400 88,30

800 91,61

4 Vitamin C

100 0,02

88,64 Kuat 200 0,05

400 0,19

800 0,27

(Sumber: Data Primer, 2019)

Page 61: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

46

B. Pembahasan

a. Persiapan bahan baku

Proses pengayakan menggunakan mesh screen dan proses pengeringan

menggunakan oven dengan suhu 103oC selama 24 jam juga perlu dilakukan untuk

menghilangkan kadar air yang masih terkandung di dalam bekatul sorgum. Hal ini

perlu dilakukan agar kandungan senyawa yang terdapat pada bekatul sorgum bisa

tertarik seutuhnya atau terekstrak secara maksimal melalui proses ekstraksi.

b. Proses Ekstraksi

Hasil maserasi sampel dengan pelarut etanol menarik senyawa fenol lebih

banyak dibandingkan pelarut etil asetat dan n-heksan. Hal ini terjadi karena etanol

termasuk pelarut polar yang memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, sehingga dapat

menarik senyawa aktif dalam sorgum varietas super 2 berupa tanin yang memiliki

polaritas tinggi sehingga mudah larut dalam pelarut etanol (Aqil et al, 2013).

Walaupun polar, tetap dapat mengekstrak senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran

yang lebih rendah, sehingga cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa polar yang

aktif yang bersifat antioksidan dari tanaman (Hirasawa et al., 1999).

Selama proses maserasi ini, terjadi namanya proses difusi antara zat terlarut

bekatul sorgum dengan zat pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan. Proses ini akan

berlangsung sampai terjadi keseimbangan antara larutan yang ada di dalam sel dan di

luar sel. Ketika keseimbangan tercapai maka proses difusi tidak akan lagi

berlangsung (Khopkar, 2008).

Page 62: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

47

Kelemahan proses maserasi adalah pengerjaannya yang lama dan

penyariannya kurang sempurna. Proses ekstraksi dilakukan selama 3x24 jam pada

suhu kamar. Hal ini sangat mempengaruhi proses ekstraksi sebagaimana pernyataan

Shinta dkk (2008) menyatakan faktor waktu ekstraksi merupakan hal yang cukup

penting diperhatikan dalam proses ekstraksi tanin karena juga dapat mempengaruhi

kualitas hasil ekstraksi. Proses ekstraksi yang terlalu lama akan mengakibatkan

rusaknya kandungan tanin. Proses ekstraksi yang terlalu singkat akan menghasilkan

kandungan tanin yang kurang optimal. Kondisi maksimum untuk ekstraksi suatu

produk terjadi pada suhu dan waktu tertentu.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pelarutan suatu senyawa yang

terdapat di dalam bahan baku selama proses ekstraksi diantaranya kemurnian pelarut,

suhu pelarut, ukuran partikel-partikel bahan yang diekstraksi, sifat kimia pelarut dan

zat terlarut, waktu ekstraksi atau kontak antara bahan dengan pelarut, kadar air bahan

yang diekstraksi dan sistem ekstraksi yang dilakukan (Fellow, 1990).

c. Pengukuran kandungan fenol total

Uji kandungan fenol total dilakukan untuk mengetahui jumlah fenol yang

terdapat pada sampel. Uji kandungan total fenol dilakukan dengan menggunakan

metode Follin-Ciocalteu. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi. Senyawa

fenolik akan mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam Folin-Cioucalteu yang

akan membentuk molybdenum yang berwarna biru. Adapun reaksi yang terjadi

sebagai berikut :

Page 63: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

48

Gambar 4.2. Reaksi reagen Follin-Cioucalteu dengan senyawa fenol (Tursiman dkk,

2012).

Digunakan asam galat sebagai larutan standar karena merupakan salah satu

fenol alami dan stabil, serta relatif murah dibanding yang lainnya. Asam galat

termasuk ke dalam senyawa fenolik turunan asam hidroksibenzoad yang tergolong ke

dalam asam fenol sederhana. Asam galat menjadi pilihan sebagai standar ketersediaan

substansi yang stabil dan murni. Asam galat direaksikan dengan reagen Folin-

Ciocalteu sehingga menghasilkan warna kuning yang menandakan adanya kandungan

fenol (Alfian and Susanti, 2013).

Pada umumnya senyawa yang memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan

adalah senyawa golongan fenol yang memiliki gugus hidroksi yang tersubstitusi pada

cincin benzena dengan posisi orto dan para terhadap gugus –OH dan – OR. Senyawa

fenol akan menghambat radikal bebas dengan cara mendonorkan protonnya dan akan

membentuk radikal yang stabil. Terbentuknya radikal stabil ini dikarenakan elektron

bebas yang terdapat pada radikal distabilkan oleh delokalisasi elektron dengan adanya

resonansi pada cincin aromatik (Tursiman dkk, 2012).

Pada pengukuran senyawa fenol total dibuat sebanyak tiga replikasi untuk

keperluan akurasi data. Dari hasil pengukuran dan dilakukan perhitungan diperoleh

Page 64: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

49

ekstrak etil asetat bekatul sorgum adalah sebesar 25,08 mg, disusul ektrak etanol

adalah sebesar 19,76 mg dan terendah ekstrak n-heksan adalah sebesar 14,50 mg. Hal

ini berarti bahwa sampel bekatul sorgum lebih banyak mengandung senyawa

semipolar seperti likopen, ß-karten, vitamin C, padatan terlarut dan total fenol

(Ma’sum dkk, 2014). Hal ini terjadi dimungkinkan adanya gugus etoksi yang terdapat

pada struktur kimia etil asetat. Adanya gugus etoksi tersebut yang menyebabkan etil

asetat dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa yang terdapat pada sampel

(Tursiman dkk, 2012). Hal ini berarti bahwa senyawa-senyawa aktif pada bekatul

sorgum (Sorghum bicolor L.) relatif larut dalam pelarut semipolar. Sebaliknya,

komponen senyawa aktif yang bersifat polar dan nonpolar terdapat dalam jumlah

yang lebih kecil dalam jaringan bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) varietas super

2.

Pada penelitian ini konsentrasi pelarut etanol 96 % yang digunakan tidak

efektif untuk menarik senyawa tanin pada bekatul sorgum varietas super 2 karena

semakin tinggi konsentrasi pelarut etanol yang digunakan untuk proses ekstraksi

menghasilkan kadar tanin yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena

perbedaan konsentrasi etanol sebagai pelarut mempengaruhi banyaknya tanin yang

terlarut dalam proses ekstraksi dan juga tingkat kepolaran pelarut yang berbeda

sehingga kemampuan mengekstrak tanin akan berbeda pula.

Berdasarkan uji fitokimia sebelumnya diketahui bahwa etil asetat

mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, alkaloid dan saponin (Rudiansah,

Page 65: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

50

2012). Adanya kandungan senyawa-senyawa tersebut yang menyebabkan etil asetat

ekstrak bekatul sorgum memiliki peran sebagai antioksidan.

Dalam penelitian sebelumnya, senyawa fenol diketahui memiliki berbagai

efek biologis sebagai antioksidan, melindungi struktur sel, anti inflamasi, dan sebagai

antiseptik (Ahmad et al., 2017). Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh Wojdylo et al., 2007, mengemukakan bahwa terdapat aktivitas

antioksidan dari senyawa fenolik dalam 32 tanaman herba yang telah dipilih. Menurut

Panchon et al., 2008, juga mengatakan bahwa terdapat aktivitas antioksidan dari

senyawa fenolik yang dibuktikan secara in vitro dan in vivo dan menurut Lafarga et

al., 2019 menjelaskan bahwa terdapat aktivitas antioksidan dari senyawa fenolik

dalam kacang-kacangan yang dimasak.

d. Uji aktivitas antioksidan secara in vitro

Uji aktivitas antioksidan dalam suatu tanaman sangat penting dilakukan agar

dapat mengetahui apakah tanaman tersebut terbukti memiliki aktivitas pengikatan

terhadap radikal bebas.

Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah metode

serapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) karena merupakan metode yang

sederhana, cepat, mudah, dan menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit

dengan waktu yang singkat (Hanani, 2005). Selain itu metode ini terbukti akurat dan

praktis (Pratimasari, 2009).

Metode peredaman radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari larutan

metanol radikal bebas DPPH yang berwarna oleh penghambatan radikal bebas.

Page 66: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

51

Ketika larutan DPPH yang berwarna ungu bertemu dengan bahan pendonor elektron

maka DPPH akan tereduksi sehingga menyebabkan warna ungu akan memudar dan

berubah warna menjadi kuning yang berasal dari gugus pikril (Prayoga, 2013).

Reaksi dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan (Windono et al., 2001)

Senyawa DPPH merupakan sebuah molekul yang mengandung senyawa

radikal bebas nitrogen yang tidak stabil yang dapat mengikat ion hidrogen sehingga

digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan. Adanya senyawa antioksidan dari

sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol (semua

konsentrasi) dan etil asetat (konsentrasi 400 ppm) yang semula berwarna violet pekat

menjadi kuning pucat (Permana, 2003). Perubahan warna ini terjadi karena DPPH

mengalami reduksi sehingga menyebabkan elektron menjadi berpasangan.

Dalam penelitian ini vitamin C yang telah diketahui sebagai antioksidan alami

digunakan sebagai pembanding. Hal ini dikarenakan vitamin C memiliki gugus

pendonor elektron. Gugus ini terletak pada atom C2 dan C3. Adanya gugus ini

memungkinkan vitamin C untuk menangkap radikal bebas .

Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 515 nm yang merupakan panjang

Page 67: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

52

gelombang maksimum untuk DPPH. Intensitas perubahan warna yang telah diukur

nilai absorbansinya dengan panjang gelombang 515 nm dinyatakan sebagai persen

inhibisi (% inhibisi) sehingga makin kecil nilai absorbansi maka semakin tinggi nilai

% inhibisinya (Ishak, 2018).

Aktivitas antioksidan dapat diketahui dari nilai persen inhibisi, naiknya persen

inhibisi dipengaruhi oleh menurunnya nilai absorbansi yang dihasilkan oleh sampel.

Penurunan nilai absorbansi disebabkan oleh tingginya konsentrasi sampel. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin kecil

nilai absorbansi sehingga mengakibatkan persen inhibisi semakin tinggi (Ishak,

2018).

Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu konsentrasi

larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH.

Larutan sampel dengan nilai IC50 yang kurang dari 200 ppm memiliki aktivitas

antioksidan yang kuat (Blouis, 1958). Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode

DPPH terhadap ekstrak etanol bekatul sorgum diperoleh IC50 sebesar 98,28 ppm

(kuat), ekstrak etil asetat bekatul sorgum diperoleh IC50 sebesar 125,69 ppm (sedang)

dan ekstrak n-heksan bekatul sorgum diperoleh IC50 sebesar 167,44 ppm (lemah)

sedangkan vitamin C dengan diperoleh IC50 sebesar 88,64 ppm.

Meskipun ekstrak etanol bekatul tergolong kuat sebagai antioksidan, tetapi

apabila dibandingkan dengan aktivitas antioksidan vitamin C (kontrol positif)

aktivitas antioksidan ekstrak etanol bekatul lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan

vitamin C merupakan senyawa murni yang memiliki aktivitas antioksidan kuat

Page 68: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

53

terbukti dengan nilai IC50 yang kecil (Arindah, 2010). Vitamin C mudah mengalami

oksidasi oleh radikal bebas karena mempunyai ikatan rangkap serta terdapat 2 gugus

–OH yang terikat pada ikatan rangkap tersebut. Vitamin C mampu menangkap

radikal bebas dengan atau tanpa katalisator enzim. Reaksinya terhadap senyawa

oksigen relatif lebih cepat dibandingkan dengan komponen cair lainnya (Winarsi,

2007).

Rendahnya aktivitas antioksidan dari ekstrak bekatul ini kemungkinan

disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena metode ekstraksi yang

digunakan kemungkinan tidak cukup menarik komponen kimia yang bersifat

antioksidan dalam bekatul sorgum.

Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai fenol total tertinggi terdapat pada

pelarut etil asetat akan tetapi tidak berkolerasi dengan hasil yang diperoleh dari

aktivitas antioksidan yaitu pelarut etanol yang termasuk golongan kuat. Hal ini

kemungkinan karena terdapat senyawa antioksidan lain selain fenol yang terkandung

di dalam bekatul sorgum varietas super 2 yang tidak dapat ditarik oleh pelarut etil

asetat. Hal ini sejalan dengan penelitian Zuraida dkk, 2017, yang mengemukakan

bahwa aktivitas antioksidan tidak selalu dikolerasikan dengan kadar total fenol,

karena dapat disebabkan adanya beberapa faktor seperti perbedaan komponen aktif

pada tanaman, efek sinergis ataupun efek antagonis antara komponen aktif yang

terkandung, kondisi penelitian dan metode yang digunakan dapat mempengaruhi

aktivitas antioksidan pada tanaman.

Page 69: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap bekatul sorgum

(Sorghum bicolor L.) maka hasil yang diperoleh adalah:

1. Kandungan fenol total tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat bekatul

sorgum (Sorghum bicolor L.) diperoleh 25,08 mg, disusul ekstrak etanol

bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) diperoleh 19,76 mg dan terendah

ekstrak n-heksan bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) diperoleh 14,50 mg.

2. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.)

dengan nilai IC50 98,28 ppm, ekstrak etil asetat bekatul sorgum (Sorghum

bicolor L.) dengan nilai IC50 125,69 ppm dan ekstrak n-heksan bekatul sorgum

(Sorghum bicolor L.) dengan nilai IC50 167,44 ppm.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan perlu diadakan penelitian lanjutan

dengan parameter tambahan untuk mencari senyawa antioksidan lain selain fenol

yang terkandung di dalam bekatul sorgum varietas super 2.

Page 70: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

55

KEPUSTAKAAN

Adeng Hudaya, “Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang

(Etlingera elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap Staphylococcus

aureus dan Escherichia Coli “, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

2010), hlm. 47.

Asy-Syuyuthi, Jalaluddin. Tafsir Jalalain. Pesantren Persatuan Islam. Tasikmalaya:

Kompilasi CHM, 2010.

Affifah, Y, M. “Potensi Antioksidan dan Antifungi Ekstrak Etanol Kombinasi Acorus

calamus (L.), Curcuma mangga VAL., dan Allium sativum (LINN.) Secara

Invitro”. Skripsi. Malang. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015.

Ahmad, A. R., Juwita, J., Ratulangi, S. A. D. & Malik, A. Penetapan Kadar Fenolik

Dan Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah Dan Daun Patikala (Etlingera

Elatior (Jack) Rm Sm). Pharmaceutical Sciences And Research (Psr) 2,( 2017):

1-10.

Arief S. Radikal Bebas. J Pediatri Unair (2012)1:1–9.

Alfian, R. & Susanti, H. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Kelopak

Bunga Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa Linn) Dengan Variasi Tempat

Tumbuh Secara Spektrofotometri. Pharmaciana, 2, 2013.

Arab F., Alemzadehb I., dan Maghsoudi V. Determination of Antioxidant Component

and Activity of Rice Bran Extract. Scientia Iranica, Transactions C: Chemistry

and Chemical Engineering. Vol. 18(6) (2011): 1402– 1406.

Amrino W, ddk.’’ Metode Pembuatan Sorgum Sosoh Rendah Tanin Pada Pembuatan

Nasi Sorgum (Sorghum Bicolor L) Instan’’. Comtech. 6 no. 1 Maret, 2015: 9-

19.

Artschwager, E. Anatomy and morphology of the vegetative organs of sorghum

vulgare. United States Department of Agriculture. Thechnical Bulletin 975.

(1948): Pp 55.

Arindah, D. Fraksinasi dan Identifikasi Golongan Senyawa pada Daging Buah Pepino

(Solanum muricatum Aiton) yang berpotensi sebagai Antioksidan. Malang:

UIN Malang, 2010.

Page 71: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

56

Awika, J.M. dan Rooney L.W. Sorghum Phytochemical and Their Potential

Impact on Human Health. J Sci Direct: Phytochemistry (2004)65:1199-

1221.

Awika, J. M., L. W. Rooney, and R. D. Waniska. Comparing Antioxidant Potential of

High Tannin Sorghums With Those of Common Fruits. Texas A&M

University, Cereal Quality Lab, 2474 TAMUS, College Station, TX (2000):

77843-2474 USA.

Aqil, M., Zubachtirodin, dan C. Rapar. Deskripsi varietas unggul jagung, sorgum,

dan gandum. Edisi 2012. Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2013.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. Acuan Sediaan Herbal Volume

Kelima Edisi Pertama. Jakarta (ID): BPOM RI, 2010.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Monografi Ekstrak

Tanaman Obat Indonesia. Jakarta :Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 2008.

Blouis, M.S Antioxidant Determinations by the Use of a Stable Free Radical. Nature,

181, (1958): 1199-1200.

Beksono, H.R. Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak biji kopi robusta (coffea

canephora) dengan metode DPPH. Unpublished thesis, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2014.

Choirun Nisa, F.”Ekstraksi Antioksidan Alami Dari Sorgum Lokal Varietas Cokelat

Serta Peningkatan Aktivitasnya Dengan Perkecambahan Dan Gelombang

Mikro”. Jurnal Teknologi, 11. no. 3 (Desember 2010): 184-195.

Damayanthi E. Rice Bran Stabilization and γ-Oryzanol Content of Two Local Paddy

Varieties “IR 64” and “Cisadane Muncul”. J Teknologi dan Industri Pangan

XV (1) 2001 : 11-19

Dicko, M.H., H. Gruppen, A.S. Traoré, W.J.H van Berkel, and A.G.J Voragen.

Evaluation of the effect of germination on content of phenolic compounds and

antioxidant activities in sorghum varieties. J. Agric. Food Chem. 53 (2005):

2581-2588.

Dicko, M.H., H. Gruppen, A.S. Traoré, W.J.H van Berkel, and A.G.J Voragen.

Sorghum grain as human food in Africa: relevance of content of starch and

amylase activities. African Journal of Biotechnology 5 (5) (2006): 384-395.

Page 72: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

57

du Plessis, J. Sorghum production. Republic of South Africa Department of

Agriculture. www.nda.agric.za/publications, 2008.

Earp, CF, Donough, CM, Rooney LW. Microscopy of pericarp development in the

caryopsis of Sorghum bicolor (L.) Moench. J Cereal Sci 39 (2004) 21–27.

Fatimah, Siti. “Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Kubis (Brassica oleracea var.

capitata f. alba) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro”.

Biogenesis. 4, No. 2 (Desember, 2016): hal 102-106.

Fellow, P. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis Horword, New

York, 1990.

Fengel D, Wegener G. Kayu : Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Hardjono S,

Penerjemah; Soenardi P, Penyunting. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. Terjemahan dari: Wood : Chemistry, Ultrastructure, Reactions, 1995.

Forestry Commission GIFNFC. Chemicals from Trees. 2007.

FSD (Food Security Departement). Sorghum: postharvest operations.

http://www.fao.org./inpho/ compend/text/ch07.htm. diakses 12 Januari 2012.

Gerald Scott, 1987,Antioxidants, Bull.Chem. Soc. Jpn., 61, (2003): 165-170.

Fosoyiro SB, Adegoke, Idowu OO. Characterizatio and Partial Purification of

Antioxidant Component of Ethereal Fractions of Aframomum danielli. World

Che, (2006): 1:15.

Gardner, B.R, B.L. Blad, R.E. Maurer, and D.G. Watt. Relationship between crop

temperature and physiological and fenological development of differentially

irrigated corn. Agron. J. 73 (1981): 743-747.

Goufo P. dan Trindade H. Rice Antioxidants: Phenolic Acids, Flavonoids,

Anthocyanins, Proanthocyanidins, Tocopherols, Tocotrienols, γ-Oryzanol and

Phytic Acid. Food Science and Nutrition. Vol. 2(20) (2014): 75– 104.

Hernani, Rahardjo M. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya, 2005.

Hanani, E, A. Mun’im, R. Sekarini. Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam Spons

Callyspongia SP Dari Kepulauan Seribu, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II,

No 3 (2005).

Hirasawa, M., Shouji, N., Neta, T., Fukushima, K & Takada, K. The Kinds Of

Antibacterial Subtances From Lentinus Adobes Singshitake An Edible

Page 73: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

58

Mushroom. International ajournal Of Antibacterial Agents, 11, (1999):1561-

1567.

Hunter, E.L. and I.C. Anderson. Sweet sorghum. In J. Janick (Eds.) Horticultural

riviews. Vol. 21 Department of Agronomy Iowa State University. John willey

& Sons.Inc. (1997): pp 73-104.

Hudaya, Adeng. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang

(Etlingera elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap Staphylococcus aureus

dan Escerichia coli). Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.

Hoeman, S. Prospek dan potensi sorgum sebagai bahan baku bioetanol. Pusat

Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) dan Badan Tenaga Nuklir

Nasional (BATAN). Jakarta Selatan, 2012.

House, L.R. A guide to sorghum breeding. 2ndEd. International Crops Research

Institute for Semi-Arid Tropics (ICRISAT). India. (1985): 206 p.

Harbone, J.B. Metode fitokimia cara modern menganalisis tumbuhan. Diterjemahkan

Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro. Edisi kedua. ITB. Bandung. Hediger

M.L., L.J. England, 1996: p. 102-108.

Husnah, M.’’Golongan Senyawa Antioksidan Ekstrak Kasar Buah Pepino (Solanum

maricatum) Berdasarkan Variasi Pelarut’’. Skripsi. Malang. Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Malang, 2009.

Higuchi, T. Biosynthesis and Biodegradation of Wood Components. Wood Research

Institute Kyoto University. Uji, Kyoto, Japan, 1985.

Inggrid, H. M., Santoso H. Ekstraksi antioksidan dan senyawa aktif dari buah kiwi

(actinidia deliciosa). Unpublished dissertation, Universitas Katolik

Parahyangan, Bandung, 2014.

Ishak A.”Analisis Fitokimia dan Uji Aktifitas Antioksidan Biskuit Biji Labu Kuning

(Cucurbuta sp.) Sebagai Snack Sehat”. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Program Studi Ilmu Gizi, Makassar, 2018.

Islam MS, Nagasaka R, Ohara K, Hosoya T, Ozaki H, Ushio H, Hori M. Biological

abilities of rice bran-derived antioxidant phytochemicals for medical therapy.

Current Topics in Medicinal Chemistry. 11(14) 2011 :1847–53.

Julyasih K S., Wirawan IG., Harijani W. S., Wiludjeng W. “Aktivitas Antioksidan

Beberapa Jenis Rumput Laut Komersial di Bali”. Seminar Nasional Fakultas

Pertanian dan LPPM UPM Veteran Jawa Timur, Surabaya, 2 Desember, 2009.

Page 74: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

59

Kartika, “Profil Kimiawi dari Formulasi Ekstrak Meniran, Kunyit, dan Temulawak

Berdasarkan Aktivitas Antioksidan Terbaik”, Skripsi (Bogor: IPB, 2010),

hlm.16

Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Pustaka Agung

Harapan, 2009.

Kumalaningsih, S. Antioksidan Alami, Trubus Agrisarana, Surabaya, 2006.

Khopkar, S.M. Konsep Dasar kimiaAnalitik, UI Press: Jakarta, 2008.

Langseth, L., Oxidant, Antioxidant, and Desease Prevention, International Life

Science Institute press, Belgium, 1995.

Lafarga, Tomas et al.,”Bioaccessibility and Antioxidant Activity of Phenolic

Compounds in Cooke Pulses”. International Journal of Food Science +

Technology. 54 no. 5 (2019): 1816-1823.

Litbang pertanian’’Super 1 dan 2, VUB Sorgum Manis untuk Sumber Bioetanol’’.

Agro inovasi, 2013.

Maulida R. Aktivitas Antioksidan dan Rumput Laut Caleurpa lentillifer. Skripsi.

Universitas Institut Pertanian Bogor, 2007.

Mardiyah, U., Fasya AG., Fauziah B., Amalia S. “Ekstraksi, Uji Aktivitas

Antioksidan dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif Alga Merah Euchema

spinosum dari Perairan Banyuwangi”. Teknosains 3 no. 1 (Maret, 2014).

Ma’sum J., Isnaini, R Primaharinastiti, F Annuryanti. Perbandingan Aktivitas Ekstrak

Aseton Tomat Segar dan Pasta Tomat Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl

(DPPH). Jurnal Farmasi dan Ilmu kefarmasian Indonesia. Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga, 1 no. 2, 2014.

Muawwanah, dkk. “Ekstraksi Antioksidan dari Alga Laut Sargassum sp dan

Efektivitasnya Dalam Menghambat Kerusakan Awal Emulsi Minyak Ikan”.

Bulletin Teknologi Perikanan 3 no. 1 (1997).

Mumpuni PD, Ayustaningwarno F. Analisis kadar tokoferol, y-oryzanol, dan b-

karoten serta aktivitas antioksidan minyak bekatul kasar. Journal of Nutrition

College. 2(3) 2013 :350–7.

Molyneux P.Use of DPPH to estimate antioxidant activity. Songklanakarin J Sci.

Tecnol.26:2, 2004.

Page 75: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

60

Mudjisihono R. Struktur dan karakter biji sorgum serta pemanfaatannya untuk bahan

makanan. Reflektor. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Sukamandi, 3 No.1-2

1990.

Martin, J. H. History and classification of sorghum. In J.S. Wall and W.M. Ross

(Eds.). Sorghum production and utilization. The Avi Publishing Co. Inc.

Westport Connecticut. (1970): 702 p.

Mudjisihono dan Suprapto. Budidaya dan pengolahan sorgum. Penebar Swadaya,

Jakarta, 1987.

Nawaly, Hermanus., Susanto AB., A Jacob L., Utoisega. “Senyawa Bioaktif dari

Rumput Laut Sebagai Antioksidan”. Seminar Nasional Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Diponegoro, Semarang, 10 Juni, 2013.

Nareswaty, N. Proses Ekstraksi, “Pengujian Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas

dan Penghambatan Pembentukan Hidrogen Perksida Ekstrak Ubi Jalar Kuning

Varietas Daya dengan Berbagai Rasio Pelarut Heksana”. Skripsi. Malang .

Universitas Brawijaya, 2007.

Paiva A. R. ß-Carotene and Carotenoids As Antioxidant. Jurnal Of The American

College Of Nutrition 18 no. 5 (1999).

Panchon, M.S Fernandez et al.,”Antioxidant Activity of Phenolic Compounds:From

In Vitro Results ti In Vivo Evidence”. Journal Cricital Reviews in Food

Science and Nutrition. 48 no. 7 (2008): 649-671.

Patel M, Naik SN. Gamma-oryzanol from rice bran oil - areview. Journal of

Scientific and Industrial Research. 63(7) 2004 :569–78.

Packer, L. Oxidative stress, antioxidants, aging and desease, in: Cutler, R.G. L.

Pancer; J. Bertram and A. Mori. Oxidatise steaa and aging. Birkhauser Verlag,

Basel Switzerland. (1995): Pp. 1-14.

Prayoga G. Fraksinasi, Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH dan

Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Ekstrak Teraktif Daun Sambang

Darah (Excoecaria cochinchinensis Lour). Fakultas Farmasi Program Studi

Sarjana Ekstensi Universitas Indonesia, 2013.

Pramesti, Rini. “Aktividas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Caleurpa serullata

dengan Metode DPPH (1,1 difenil 2 pikrilhydraksil)”. Buletin Oseanografi

Marina 2 no. 7 (April, 2013).

Page 76: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

61

Pratiwi AS. Respon Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Dikontaminasi Radikal

Bebas terhadap Pemberian Tepung Delima (Punica granatum L.) sebagai

Sumber Antioksidan. 2010;2-3.

Pratimasari, D. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Carica papaya L. Dengan

Metode DPPH dan Penetapan Kadar Fenolik Serta Flavonoid Totalnya,

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta, 2009.

Pratt, D.E. dan Hudson, B.J.F. Natural antioxidant not exploited commercially, in

food antioxidant. London and New York: Elsevier Applied Science, 1990.

Prakash, A,. Antioxidant Activity. Medallion Laboratories: Analithycal Progres, 19, 2,

(2001): 1 – 4.

Percival, M. Antioxidants. Clinical Nutrition Insights, Advanced Nutrition

Publications, Inc, 1998.

Permana, D.,N. Hj. Lajis, Faridah Abas, A. Ghafar othman, Rohaya Ahmad, Mariko

Kitajama, Hiromitsu Takayama, Nario Aimi, Cl, Antioksidative Constituents

Of Hedotis Diffusa Wild “., Natural Product Sciences, 9(1), (2003): 7-9.

Percival, M. Antioxidants, Clinical Nutrition insights. NUT031 1/96 Rev. 10/98,

1996.

Pedersen, J.F., H.F. Kaeppler, D.J. Andrews, and R.D. Lee. Chapter 14. Sorghum In

Banga S.S and S.K Banga (Eds.) Hybrid cultivar development. Springer-

Verlag. India. (1998): p.432-354.

Recsanti, D. Pengaruh pemberian jus stroberi terhadap kerusakan histologis

hepatosit mencit akibat pemberian asetaminofen. (Skripsi), Surakarta: Fakultas

Kedokteran Universtas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta, 2009.

Rismunandar. Sorgum tanaman serba guna. Sinar Baru. Bandung, (2006.): 71 p.

Rispair, N., P Morris., K Judith Webb. Phenolic Compound:Extraction an Analysis.

UK, Lotus Japonicus Handbook, 2005.

Rahayu, L.” Uji Toksisitas Akut, Aktivitas Antioksidan In Vitro dan Efek Rebusan

Bunga Kemboja Merah (Plumeria rubra L.) terhadap Kadar Malondialdehid”.

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 12. no. 1 (April 2014): hlm. 43-49.

Reddy, B.V.S., S. Ramesh, S.T. Borikar, and H. Sahib. ICRISAT-Indian NARS

partnership sorghum improvement research: strategies and impacts. Current

Science 92 (7) (2007): 9 09-915.

Page 77: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

62

Rohmatussolihat. Antioksidan, Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia. BioTrends 4 (1)

(2009): 5-9.

Rosilia, R.”Aktivitas Antioksidan Zat Ekstraktif Daun Mangium (Acacia Mangium

Willd) Berdasar Uji Secara In Vitro Dan In Vivo”. Skripsi. Bogor. Departemen

Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, 2014.

Rooney, L.W. Sorghum and Millet Food Research Failures and Successes:

Overview. Texas: Food Science Faculty, Texas A and M Univ, College

Station, 2005.

Rudiansah. Aktivitas Pengawetan Fraksi Etil asetat Buah Asam kandis (G. Dioica

Blum) Terhadap Tingkat Kesegaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

(Skripsi), 2012.

Singh, F., K.N. Rai, B.V.S Reddy, and B. Diwakar. Development of cultivars and

seed product ion techniques in sorghum and pear l millet. Training manual.

Training and Fellowships Program and Genet ic Enhancement Division,

ICRISAT Asia Center , India. Patancheru 502-324, Andhra Pradesh.

InternationalCrops Research Institute for the Semi -Arid Tropics. India. (1997):

118 pp. (Semi - formal publication).

Sihombing, C, N, Wathoni, N, dan Rusdiana, T, Formulasi Gel Antioksidan ekstrak

Buah buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Menggunakan Basis Aqupec 505

hv, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Sumedang. Sumedang, 2017.

Sembiring Elia, dkk. “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Dari Biji Jagung

(ZEA MAYS L.)”. Jurnal Kimia 9 no. 1 (2016): 1-24.

Supari F. Radikal Bebas dan Parasitologi Beberapa Penyakit. Seminar Senyawa

Radikal dan Sistem Pangan. Jakarta, 1996.

Suarni. Evaluasi Sifat Fisik dan Kandungan Kimia Biji Sorgum Setelah Penyosohan.

Jurnal Stigma XII(1) 2004: 88-91.

Suarni.’’Potensi Sorgum sebagai Bahan Pangan Fungsional’’. Iptek Tanaman

Pangan. 7 no. 1 (2012).

Setiawan B, Suhartono E. Peroksidasi Lipid dan Penyakit Terkait Stres Oksidatif

pada Bayi Prematur. Maj Kedokt Indones. 2007;57:10–4.

Shinta, Endro & Anjani P. Pengaruh Konsentrasi Alkohol dan Waktu Ekstraksi

Terhadap Ekstraksi Tannin dan Natrium Bisulfit dari Kulit Buah Manggis.

Page 78: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

63

Makalah Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono. Surabaya, (2008). Hal

31-34.

Suhaling S. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kacang Merah (Phaseolus

vulgaris L.) dengan Metode DPPH. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UINAM,

2010.

Sugiat D. Penetapan Kadar Fenol Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol

Dedak Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa). Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi Depok, 2010.

Syaifuddin. “ Uji Aktivitas Antioksidan Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss.)

Segar Dan Rebus Dengan Metode Dpph (1,1 –diphenyl-2-picylhydrazyl)”.

Skripsi. Semarang. Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015.

Shyur, L.-F., Tsung, J.-H., Chen, J.-H., Chiu, C.-Y. and Lo, J.-P. Antioxidant

properties of extracts from medicinal plants popularly used in Taiwan. Int J

Appl Sci Eng 3, (2005): 195–202.

Tristantini, D.” Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH pada

Daun Tanjung (Mimusops elengi L)”. Prosiding Seminar Nasional Teknik

Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan

Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 17 Maret, 2016: 1-7.

Tjitrosoepomo, G. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2000.

Tsoumis G. Science and Technology of Wood (Structure, Properties, Utilization).

New York : Van Nostrand Reinhold, 1991.

Tursiman, dkk. “Total Fenol Fraksi Etil Asetat Dari Buah Asam Kandis (Garcinia

Dioica Blume)”. JKK, 1 no. 1 (2014):45-48.

Unit Pengelola Benih Sumber Balitsereal. Laporan produksi dan distribusi benih

jagung, sorgum, dan gandum. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros,

Sulawesi Selatan, 2013.

Ukhty, N. Kandungan Senyawa Fitokimia, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan

Lamun Syringodium isoetifolium. Skripsi. IPB. Bogor, 2011.

Van de Laan, P.A. Pest of Crops in Indonesia. Revised from the Plagen van de

Cultuur gewassen in Indonesia by L.G.G. Kalshoven. PT. Ichtiar Bon-Van

Hoene, Jakarta (1981) P.197-201; 387-437.

Page 79: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

64

Venkataraman S, Schafer FQ, Buettner GR. Detection of Lipid Radicals Using EPR.

Mary Ann Liebert, Inc. 2004;6(3).

Vanselow et al. Determination of DPPH Radical Oxidation Caused by Methanolic

Extracts of Some Microalgal Species by Linear Regression Analysis of

Spectrophotometric Measurements, Sensors, 7, (2007): 2080-2095.

Winarsi H. Antioksidan alami dan radikal bebas: potensi dan aplikasinya dalam

kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2007.15-20, 79-81, 87, 97, 101, 137.

Windono, dkk. Uji Peredam radikal Bebas Terhadap 2,2-Diphenyl-1- picryhidrazil

(DDPH) dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis vinifera L.)

Probolinggo biru dan Bali, Jurnal Penelitian Artoarpus, Vol I no.1, Fakultas

Farmasi UNAIR, Surabaya, 2001: Hal 34-43.

Wahdaningsih. S.’’Aktivitas Penangkal Radikal Bebas Dari Batang Pakis (Alsophila

glauca J. Sm)’’. Majalah Obat Tradisional. 16 (3) (2011): 156 – 160.

Walker, G., and Daniels, S. Improving debate in soft systems methodology:

Collaborative argument about change. In Argument and the Postmodern

Challenge: Proceedings of the Eighth SCA /AFA Conference on

Argumentation, R.E. McKerrow (ed). Annandale, VA: Epeech Communication

Association, 1993.

Wojdylo, Aneta et al., “Antioxidant Activity and Phenolic in 32 Selected Herbs”.

Journal Food Chemistry. 105 (2007): 940-949.

Widowati, S., B.A.S. Santosa, S. Lubis, H. Herawati dan R. Nurdjanah. Reduksi

Tanin dalam Proses Pembuatan Tepung Sorgum. Makalah Seminar Rutin BB

Pascapanen 27 Januari, 2010.

Youngson, R., Antioksidan: Manfaat Vitamin C dan E Bagi Kesehatan, alih bahasa

SusiPurwoko, Arcan Jakarta, 2005.

Yasa GP. Peranan Peroksidasi Lipid pada Patogenesis Preeklamsia. Universitas

Udayana. 2013; 7-9.

Zubair, Anas. SORGUM: Tanaman Multi Manfaat. Bandung: Unpad Press, 2016.

Zuraida, dkk.”Fenol, Flavanoid dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Kulit Batang

Pulai (Alstania scholaris R.Br)”. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 35 no. 3

(September, 2017): 211-219.

Page 80: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

65

Page 81: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

65

LAMPIRAN

Lampiran1. Fenol Total

Hasil Pengukuran Kurva Baku untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total

Seri Konsentrasi (mL) Absorbansi (750 nm) Persamaan Kurva

Baku

1 1 0,123

y = 0.0213x + 0.1129

R² = 0.9796

2 1,5 0,157

3 2 0,178

4 2,5 0,206

5 3 0,229

6 3,5 0,245

7 4 0,259

8 4,5 0,274

N-heksan

Replika 1

y = 0,0213x + 0,1129

0,319 = 0,0213x + 0,1129

y = 0.0213x + 0.1129

R² = 0.9796

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 2 4 6 8 10

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (mL)

Kurva Standar Asam Galat

Absorbasi

Linear (Absorbasi)

Page 82: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

66

x =0,319 − 0,1129

0,0213

= 9,67%

Replika 2

y = 0,0213x + 0,1129

0,342 = 0,0213x + 0,1129

x =0,342 − 0,1129

0,0213

= 10,75%

Etil asetat

Replika 1

y = 0,0213x + 0,1129

0,842 = 0,0213x + 0,1129

x =0,842 − 0,1129

0,0213

= 34,23%

Replika 2

y = 0,0213x + 0,1129

0,549 = 0,0213x + 0,1129

x =0,549 − 0,1129

0,0213

= 20,47%

Replika 3

y = 0,0213x + 0,1129

0,605 = 0,0213x + 0,1129

x =0,605 − 0,1129

0,0213

= 23,10%

Replika 3

y = 0,0213x + 0,1129

0,551 = 0,0213x + 0,1129

x =0,551 − 0,1129

0,0213

= 20,56%

Page 83: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

67

Etanol

Replika 1

y = 0,0213x + 0,1129

0,939 = 0,0213x + 0,1129

x =0,939 − 0,1129

0,0213

= 38,78%

Replika 2

y = 0,0213x + 0,1129

0,346 = 0,0213x + 0,1129

Lampiran 2. Uji aktivitas antioksidan secara in vitro

Hasil pengukuran serapan ekstrak etanol bekatul sorgum terhadap DPPH

No Konsentrasi Etanol

Bekatul sorgum (ppm)

Absorbansi (515 nm) Rata-rata

1 2 3

1 100 0,306 0,364 0,407 0,359

2 200 0,327 0,336 0,328 0,330

3 400 0,205 0,215 0,216 0,212

4 800 0,089 0,076 0,079 0,081

100 ppm

=0,513 − 0,359

0,513

= 30,01%

200 ppm

=0,513 − 0,330

0,513

x =0,346 − 0,1129

0,0213

= 10,94%

Replika 3

y = 0,0213x + 0,1129

0,317 = 0,0213x + 0,1129

x =0,317 − 0,1129

0,0213

= 9,58%

Page 84: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

68

= 35,61%

400 ppm

=0,513 − 0,212

0,513

= 58,67%

800 ppm

=0,513 − 0,081

0,513

= 84,15%

Hasil pengukuran serapan ekstrak etil asetat bekatul sorgum terhadap DPPH

No

Konsentrasi Ekstrak Etil

Asetat Bekatul sorgum

(ppm)

Absorbansi (515 nm) Rata-rata

1 2 3

1 100 0,505 0,500 0,502 0,502

2 200 0,483 0,475 0,489 0,482

3 400 0,439 0,388 0,446 0,424

4 800 0,366 0,449 0,365 0,393

100 ppm

=0,513 − 0,502

0,513

= 2,14%

200 ppm

=0,513 − 0,482

0,513

= 6,04%

Page 85: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

69

400 ppm

=0,513 − 0,424

0,513

= 17,34%

800 ppm

=0,513 − 0,393

0,513

= 23,39%

Hasil pengukuran serapan ekstrak n-heksan bekatul sorgum terhadap DPPH

No

Konsentrasi Ekstrak N-

heksan Bekatul sorgum

(ppm)

Absorbansi (515 nm) Rata-rata

1 2 3

1 100 0,119 0,111 0,054 0,094

2 200 0,094 0,073 0,053 0,073

3 400 0,064 0,068 0,050 0,060

4 800 0,040 0,050 0,040 0,043

100 ppm

=0,513 − 0,094

0,513

= 81,48%

200 ppm

=0,513 − 0,073

0,513

= 85,76%

400 ppm

=0,513 − 0,060

0,513

Page 86: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

70

= 88,30%

800 ppm

=0,513 − 0,043

0,513

= 91,61%

Hasil pengukuran serapan vitamin C terhadap DPPH

No Konsentrasi Vitamin C

(ppm)

Absorbansi (515 nm) Rata-rata

1 2 3

1 10 0,518 0,490 0,519 0,509

2 20 0,480 0,480 0,490 0,483

3 30 0,400 0,390 0,450 0,413

4 40 0,350 0,323 0,446 0,373

10 ppm

=0,513 − 0,509

0,513

= 0,02%

20 ppm

=0,513 − 0,483

0,513

= 0,05%

30 ppm

=0,513 − 0,413

0,513

= 0,19%

Page 87: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

71

40 ppm

=0,513 − 0,373

0,513

= 0,27%

Lampiran 3. Hasil pengukuran serapan blanko

Nama Absorbansi (515 nm) Rata-rata

Blanko

0,521

0,513 0,510

0,508

Lampiran 4. Perhitungan IC50

Perhitungan IC50 Vitamin C

y = a + bx, y = IC50 = 50

y = 0,0048 + 0,564x

x =50 − 0,0048

0,564

= 88,64 ppm

Perhitungan IC50 ekstrak etanol 96 % bekatul sorgum

y = a + bx, y = IC50 = 50

y = 0,0002 + 0,5087x

x =50 − 0,0002

0,5087

= 98,28 ppm

Perhitungan IC50 ekstrak etil asetat bekatul sorgum

y = a + bx, y = IC50 = 50

Page 88: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

72

y = 0,0004 + 0,3978x

x =50 − 0,0004

0,3978

= 125,69 ppm

Perhitungan IC50 ekstrak n-heksan bekatul sorgum

y = a + bx, y = IC50 = 50

y = 0,1338 + 0,2978x

Lampiran 5. Kurva hubungan konsentrasi dengan % pengikatan DPPH

Kurva hubungan antara konsentrasi vitamin C dengan % pengikatan terhadap DPPH

Kurva hubungan antara konsentrasi etil asetat dengan % pengikatan terhadap DPPH

x =50 − 0,1338

0,2978

= 167,44 ppm

y = 0.0089x - 0.09

R² = 0.9503

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0 20 40 60

% P

engik

ata

n D

PP

H

Konsentrasi vitamin C

Absorbansi Vitamin C

absorbansi

Linear

(absorbansi)

y = 0.0304x + 0.8422

R² = 0.9114

0

10

20

30

0 500 1000

% P

engik

ata

n D

PP

H

Konsentrasi Etil Asetat

Absorbansi Etil Asetat

absorbansi

Linear

(absorbansi)

Page 89: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

73

Kurva hubungan antara konsentrasi etanol 96% dengan % pengikatan terhadap DPPH

Kurva hubungan antara konsentrasi n-heksan dengan % pengikatan terhadap DPPH

y = 0.0792x + 22.443

R² = 0.9836

0

50

100

0 500 1000

% P

engik

ata

n D

PP

H

Konsentrasi Etanol

Absorbansi Etanol 96 %

absorbansi

Linear

(absorbansi)

y = 0.013x + 81.927

R² = 0.882

80

82

84

86

88

90

92

94

0 500 1000

% P

engik

ata

n D

PP

H

Konsentrasi N-heksan

Absorbansi N-heksan

absorbansi

Linear

(absorbansi)

Page 90: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

74

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Bahan baku

2. Ektraksi (Maserasi)

Page 91: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

75

3. Fenol total

4. Uji aktivitas antioksidan

Blanko Vitamin C

Larutan etanol Larutan etil asetat Larutan n-heksan

Larutan standar asam galat

Page 92: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

76

Larutan etanol Larutan etil asetat

Larutan n-heksan

Page 93: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ZAT EKSTRAKTIF BEKATUL SORGUM ...repositori.uin-alauddin.ac.id/15811/1/Nur Afni.pdf · dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

77

RIWAYAT HIDUP

NUR AFNI. Saya merupakan anak pertama dari empat

bersaudara dari pasangan Muh. Sabir dan Nurbaya, yang

dilahirkan di Talamangape Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi

Selatan tanggal 30 November 1995. Saya mulai mengeyam

pendidikan di SDN Borongkanang dan menamatkan diri pada

tingkat sekolah dasar pada tahun 2007, saya melanjutkan

pendidikan di SMP PGRI Barembeng dan tamat pada tahun 2010, pada tahun yang

sama saya kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bontonompo Kab. Gowa

dan berhasil menamatkan sekolah saya pada tahun 2013. Berdasarkan hasil seleksi

penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2015. Saya berhasil untuk menjadi Mahasiswa

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknolgi di Sekolah Tinggi Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar.