AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA JUS BUAH dengan...
Transcript of AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA JUS BUAH dengan...
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH PENAMBAHAN JUS BROKOLI
(Brassica oleracea L.) terhadap
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA JUS BUAH dengan
METODE PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Luthfi Bachtiar Rais
1111102000083
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JULI 2018
ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Nama : Luthfi Bachtiar Rais
Program Studi : Farmasi
Judul : Pengaruh Penambahan Jus Brokoli (Brassica oleracea
var.Italica) terhadap Aktivitas Antioksidan Beberapa Jus Buah dengan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
Banyak industri membuat berbagai produk minuman, salah satunya adalah jus
buah. Jus buah mudah membuatnya dan dapat mempertahankan kualitas antioksidan
karena pada pembuatan jus tidak dilakukan pemanasan. Pada beberapa produk minuman
kemasan, jus brokoli sering ditambahkan ke dalam jus buah untuk meningkatkan citarasa
dan kandungan antioksidannya. Menurut penelitian, asam askorbat dapat merusak
antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jus brokoli ke dalam
beberapa jus buah, yaitu buah jambu biji merah, anggur, dan jeruk yang dikenal banyak
mengandung asam askorbat yang terbukti berkhasiat sebagai antioksidan. Uji aktivitas
antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas menggunakan 1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil (DPPH). Jus brokoli sebanyak 25%, 50%, dan 75% ditambahkan ke dalam
masing-masing jus buah yang mengandung berturut-turut 75%, 50% dan 25% jumlah
volume totalnya 4,0 mL. Uji aktivitas antioksidan juga dilakukan pada beberapa sampel
jus secara tunggal sebagai kontrol. Hasil dari proses antioksidan pada jus buah jambu biji
merah ditambah jus brokoli berturut-turut yaitu: 40,68%, 43,35%, dan 42,95%. Jus
anggur ditambah jus brokoli berturut-turut yaitu: 28,62%, 32,38%, dan 31,52%. Jus jeruk
ditambah jus brokoli berturut-turut yaitu: 24,01%, 25,06% dan 23,06%. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kombinasi antara jus sayur dan jus buah-buahan justru
menurunkan aktivitas antioksidan sebagaimana yang terjadi pada kombinasi jus brokoli
dengan jus jambu biji merah, jus anggur, dan jus jeruk.
Kata kunci: antioksidan, DPPH, brokoli, jambu biji merah, anggur, jeruk, antosianin.
vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Name : Luthfi Bachtiar Rais
Program Study : Pharmacy
Title : The Effect of Broccoli Juice Addition (Brassica oleracea
var.Italica) to Antioxidant Activity Some Fruit Juices with DPPH Free Radical
Method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)
Many industries make a variety of beverage products, one of which is fruit juice. Fruit
juice is easy to make and can maintain the quality of antioxidants because the juice
making is not warmed up. In some packaged beverage products, broccoli juice is often
added to the fruit juice to enhance flavor and antioxidant content. According to the
study, ascorbic acid can damage anthocyanins. This study aims to see the effect of
broccoli juice into several fruit juices, namely red guava fruit, grapes, and oranges that
are known to contain ascorbic acid proven efficacious as antioxidants. Test the
antioxidant activity by free radical damping method using 1,1-diphenyl-2-
picrilhidrazil (DPPH). 25%, 50%, and 75% broccoli juice were added to each fruit
juice containing 75%, 50% and 25%, respectively, of the total volume of 4.0 mL. The
antioxidant activity test was also performed on several juice samples singly as a
control. The results of the antioxidant process on red guava juice plus broccoli juice
respectively are: 40.68%, 43.35%, and 42.95%. Grape juice plus broccoli juice
respectively are: 28,62%, 32,38%, and 31,52%. Orange juice plus broccoli juice
respectively are: 24.01%, 25.06% and 23.06%. The results of this study indicate that
the combination of vegetable juice and fruit juice actually decreases the antioxidant
activity as occurs in the combination of broccoli juice with red guava juice, grape
juice, and orange juice.
Keyword: antioxidants, DPPH, broccoli, red guava, grapes, oranges, anthocyanin.
vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dalam
rangka untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Program Studi Farmsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang atas izinnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Hendri Aldrat Ph.D., Apt selaku pembimbing pertama dan Bapak Yardi,
Ph.D., Apt. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk mebimbing dan mengarahkan, memberikan ilmu dan saran sejak
proposal, pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi.
3. Ibu Dr. Nurmeilis, M. Si., Apt. selaku ketua program studi farmasi dan Ibu Nelly
Suryani Ph.D., Apt selaku sekretaris prodi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M. Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan.
5. Ayah Apung dan Ibu Nining serta mbak dan adik Aliyah, yang telah memberikan
do’a, kasih sayang, semangat serta dukungannya baik moral maupun material
yang tak terhingga.
6. Para Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan hingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Program Studi Farmasi FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Teman-teman seperjuangan Farmasi khususnya Ahmad Rifki, Muneera Datu, Fifi
Zuliyanti, Sausan Doni, Okka Tiara, Philia Permaisuri, Arumpuspa Azizah dan
Ahmad Fauzie atas bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dimuat di halaman ini, tetapi amal baiknya semoga
dicatat Allah SWT.
viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik kepada mereka semua.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna namun demikian penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juli 2018
Penulis
ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iv
ABSTRAK ………………………………………………………………………. v
ABSTRACT …………………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………….. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian …...………………………………………………... 4
1.4 Hipotesis .....….………………………………………………………. 5
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 5
1.5.1 Secara teoritis ..............……………………………………... 5
1.5.2 Secara metodologi .......……………………………………... 5
1.5.3 Secara aplikatif ............……………………………………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 6
2.1 Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L.) .......................…………….. 6
2.1.1 Morfologi Brokoli ......................................…....…………. 6
2.1.2 Kandungan Kimia Brokoli ........................................…….. 6
2.2 Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) ..................…………... 7
2.2.1 Morfologi Jambu Biji Merah ........……………………….. 7
2.2.2 Kandungan Kimia Jambu Biji Merah .......……………….. 8
2.3 Buah Anggur (Vitis vinifera L.) ….......………………………….......... 8
2.3.1 Morfologi Anggur ...............………………………............ 8
2.3.2 Kandungan Kimia Anggur ..........……....………………… 9
2.4 Buah Jeruk (Citrus reticulata blanco) ......……………………............ 11
2.4.1 Morfologi Jeruk .................………………………………. 12
2.4.2 Kandungan Kimia Jeruk ...............………………….......... 12
2.5 Radikal Bebas ……………………………………………………….... 12
2.6 Antioksidan …………………………………………………………... 14
2.6.1 Definisi Antioksidan .............……....…………………….. 14
2.6.2 Klasifikasi Antioksidan ....................................................... 14
2.7 Pengujian Aktivitas Antioksidan .......................................................... 15
2.8 Asam Askorbat .................................................................................... 17
2.9 Antosianin .......................................................................................... 18
2.10 Spektrofotometer Utraviolet- Cahaya Tampak (UV-VIS) ............. 19
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………….. 22
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………... 22
3.2 Alat dan Bahan Penelitian …………………………………………… 22
xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.1 Alat .................................................................................... 22
3.2.2 Bahan ................................................................................. 22
3.2.2.1 Tanaman Uji............................................................ 22
3.2.2.2 Bahan Kimia .......................................................... 22
3.3 Prosedur Kerja ……………………………………………………….. 23
3.3.1 Determinasi Tanaman ……………………………………. 23
3.3.2 Pembuatan Sampel jus sayur dan jus buah……………….. 23
3.3.3 Uji Aktivitas antioksidan dengan metode perendaman
radikal bebas (DPPH) ……………………………….....…. 23
3.3.4 Uji Statistik .........................…………………………….... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….... 26
4.1 Determinasi Buah dan Sayur ...………………………….................... 26
4.2 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimal DPPH ................ 26
4.3 Aktivitas Antioksidan Jus Brokoli dan Buah-buahan
secara Tunggal .................................................................................... 27
4.4 Aktivitas Antioksidan Jus Brokoli dan Buah-buahan
secara Kombinasi .............................................................................. 29
4.4.1 Jus Buah Jambu Biji Merah dan Kombinasi ...........…..... 30
4.4.2 Jus Buah Anggur dan Kombinasi .................................... 31
4.4.3 Jus Buah Jeruk dan Kombinasi .....................…............... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 34
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 34
5.2 Saran ………………………………………………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 35
xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Lutein ……………………………………………………........... 7
Gambar 2.2 Struktur Antosianin ....…….………............................................................ 11
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi DPPH ……………………………………………........ 16
Gambar 2.4. Struktur Asam askorbat ……………………………………...................... 17
Gambar 2.5(a) Struktur Antosianin ………………......................................................... 18
Gambar 2.5(b) Oksidasi asam askorbat ……………....................................................... 18
Gambar 2.5(c) Pemecahan antosianin oleh hidrogen peroksida ...................................... 19
Gambar 4.1 Panjang gelombang serapan maksimum lautan DPPH dalam metanol ....... 26
xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kandungan Berbagai Vitamin Dalam Sampel Jus Per 100 gram
Berdasarkan Data Dari United States Department Of Agriculture .............. 28
Tabel 4.2 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli
dan Jus Jambu Biji 25 ppm .......................................................................... 30
Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli
dan Jus Anggur 25 ppm ................................................................................ 31
Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli
dan Jus Jeruk 25 ppm ................................................................................... 32
xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian …........……........................................... 39
Lampiran 2 Hasil Determinasi Sayur dan Buah …........……......................................... 40
Lampiran 3 Alat-alat ...................................................................................................... 41
Lampiran 4 Klasifikasi Bahan ........................................................................................ 42
Lampiran 5 Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Sampel Dengan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH ............................................................... 45
Lampiran 6 Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH ....……………….................................. 46
Lampiran 7 Contoh Perhitungan Peredaman Radikal Bebas (%) .................................. 47
Lampiran 8 Data Uji Statistik ....................................................................................... 52
Lampiran 9 Hasil Pengamatan Penelitian ....................................................................... 54
Lampiran 10 USP Certificate Ascorbic Acid ................................................................... 55
Lampiran 11 Certificate of Analysis DPPH ...…………………………………............... 56
Lampiran 12 Certificate Of Methanol Proanalys Anhidrous ........................................... 57
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak penyebab penyakit yang berhubungan dengan
radikal bebas, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit
degeneratif lainnya. Adapun radikal bebas tersebut dapat berasal dari asap
rokok, polusi udara, konsumsi alkohol, dan sebagainya. Adanya senyawa
yang bersifat radikal bebas dapat memicu terjadinya stres oksidatif. Stres
oksidatif adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara
radikal bebas dengan antioksidan (penangkal) di dalam tubuh. Hal ini
mendorong dilakukannya penelitian untuk menemukan senyawa yang dapat
menangkal radikal bebas, antioksidan. Antioksidan secara alamiah dapat
diproduksi di dalam tubuh, namun apabila dalam keadaan stres oksidatif,
maka perlu adanya asupan antioksidan dari luar tubuh (Rahman 2007).
Tumbuh-tumbuhan memiliki peran penting bagi umat manusia, tidak
hanya untuk keperluan makanan, tumbuh-tumbuhan juga berperan penting
dalam pemeliharaan kesehatan dan pengobatan. Beberapa ayat di dalam Al
Qur’an membahas tentang tumbuh-tumbuhan:
Allah SWT befirman dalam Q.S At - Thaha (20):53
"Yang telah menjadikan bagimu bumi, sebagai hamparan (tempat
hidupmu), dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu (sebagai tempat
berjalan-jalan), dan menurunkan dari langit air hujan'. Maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu, berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam." (QS 20:53) (terjemahan oleh Departemen
Agama RI).
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan ayat diatas, telah jelas bahwa Allah SWT telah
menurunkan air hujan dari langit, air merupakan komponen penting dalam
menghidupkan tumbuhan yang bermacam-macam rupa dan bentuk, agar
kita berpikir.
Lalu selanjutnya Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mu’minun
(23):19
"Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma
dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang
banyak, dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan," (QS.23:19)
(terjemahan oleh Departemen Agama RI).
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa, meskipun
terdapat bermacam-macam rupa dan bentuk tumbuhan, namun tidak semua
tumbuh-tumbuhan itu dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu, penting bagi kita
untuk memahami, berpikir dan bahkan meneliti tumbuh-tumbuhan apa saja
yang baik untuk dikonsumsi, dan interaksi antar tumbuh-tumbuhan.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa buah-
buahan dan sayuran dapat menurunkan resiko penyakit, contohnya
penyakit kanker yang disebabkan karena stres oksidatif. Hal itu
disebabkan karena buah-buahan serta sayuran memiliki aksi menangkal
serangan radikal bebas dengan adanya senyawa yang berfungsi sebagai
antioksidan. Senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan ini,
mampu mencegah terjadinya keadaan stres oksidatif pada tubuh manusia.
Buah mengandung senyawa vitamin C yang mampu berfungsi sebagai
antioksidan (Hamid, Aiyelaagbe et al. 2010).
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Banyak industri makanan dan minuman membuat berbagai produk
minuman kemasan termasuk kombinasi jus sayur dan buah. Pengolahan
buah-buahan menjadi jus (fruit juice) merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan. Jus buah didefinisikan
sebagai cairan yang diperoleh dari buah-buahan segar melalui proses
mekanik sehingga memiliki warna, aroma, dan cita rasa yang sama dengan
buah aslinya (Syahridin, 2013).
Produk minuman berupa jus buah ini, selain mudah pembuatannya
juga dapat mempertahankan kualitas senyawa antioksidan karena pada
pembuatan jus tidak dilakukan pemanasan. Senyawa antioksidan dalam
buah dapat berupa senyawa fenolik, β-karoten, vitamin C, dan berbagai
senyawa flavonoid yang memberikan warna berbeda pada buah-buahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Adeline Kartika Putri menunjukkan
bahwa penambahan asam askorbat ke dalam jus buah maupun sayuran
hingga konsentrasi 100 bpj, 200 bpj, 300 bpj, dan 400 bpj dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan karena senyawa yang terkandung
dalam buah bersinergi dengan asam askorbat. Namun penambahan asam
askorbat ke dalam jus buah tertentu seperti buah yang mengandung
antosianin, malah dapat menurunkan aktivitas antioksidan (Iacobucci and
Sweeny 1983, Putri 2012).
Seiring dengan meningkatnya penggunaan minuman kemasan di
pasaran yaitu kombinasi dari brokoli dengan jambu biji merah, anggur dan
jeruk, maka perlu dilakukan studi untuk mempelajari pengaruh
penambahan brokoli terhadap aktivitas antioksidan jambu biji merah,
anggur dan jeruk.
Pada penelitian ini diuji pengaruh penambahan jus sayur ke dalam
beberapa jenis jus buah dengan konsentrasi yang berbeda untuk melihat
pengaruh aktivitas antioksidan buah. Buah yang dipilih yaitu buah yang
banyak diproduksi dalam kemasan seperti buah jambu biji merah, buah
anggur, dan buah jeruk yang mengandung vitamin C. Sayur yang dipilih
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah sayur yang banyak mengandung senyawa antioksidan seperti
brokoli.
Buah jambu biji, buah anggur, dan buah jeruk mengandung
senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antara lain vitamin
C. Vitamin C telah terbukti bersifat sebagai antioksidan kuat yang berguna
dalam mengatasi keadaan stres oksidatif. Pada penambahan jus sayur ke
dalam jus buah apakah akan merubah aktivitas antioksidan pada jus buah
tersebut dibandingkan pada keadaan tunggal. Oleh sebab itu aktivitas
senyawa antioksidan dihitung menggunakan metode peredaman radikal
bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), dimana DPPH ini bersifat
radikal bebas dan akan menangkap hidrogen dan antioksidan yang
berwarna ungu dan mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrihidrazin yang
berwarna kuning kemudian diukur intensitasnya pada panjang gelombang
516 nm (Ionita 2005).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan jus brokoli pada aktivitas
antioksidan buah jambu.
2. Bagaimana pengaruh penambahan jus brokoli pada aktivitas
antioksidan buah anggur.
3. Bagaimana pengaruh penambahan jus brokoli pada aktivitas
antioksidan buah jeruk.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk melihat pengaruh penambahan jus brokoli terhadap kombinasi
yang paling potensial sebagai antioksidan, untuk mengetahui adanya
perbedaan yang signifikan dari kombinasi, serta sinergisitas aktivitas
antioksidan brokoli dengan jus buah jambu biji, buah anggur, dan buah jeruk
pada berbagai variasi konsentrasi.
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4 Hipotesis
Senyawa dalam jus sayur brokoli diduga akan mempengaruhi reaksi
antioksidan beberapa jus buah.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang efek kombinasi sayuran dan buah-buahan untuk mencegah dan
menangkal radikal bebas, sehingga dapat dimanfaaatkan dengan
berdasarkan landas an ilmiah.
1.5.2 Secara metodologi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan tambahan untuk
penelitian pada sayuran dan buah-buahan lainnya sebagai metodologi
pengujian antioksidan.
1.5.3 Secara aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai seleksi
penggunaan kombinasi sayuran dengan buah-buahan untuk upaya
pencegahan dan penangkal radikal bebas oleh masyarakat.
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Brokoli (Brassica oleraceae L.)
2.1.1 Morfologi Brokoli
Brokoli memiliki kepala bunga besar, biasanya berwarna hijau,
diatur seperti pohon di cabang yang tumbuh dari tangkai yang tebal
dan dapat dimakan. Spesies brokoli ini sangat mirip dengan
kembang kol, jenis sayuran lainnya dengan kelompok kultivar yang
berbeda (Subroto 2008).
2.1.2 Kandungan Kimia Brokoli
Brokoli memiliki senyawa fitokimia yang berperan mengurangi
risiko kanker, yaitu glukosinolat dan lutein, senyawa karotenoid
(Agin and Jegtvig 2009). Adapun kandungan lutein pada brokoli
segar sekitar 0,0283 mg/g sayuran (Xavier and Pérez-Gálvez 2016).
Brokoli adalah salah satu bahan makanan yang merupakan
sumber serat. Brokoli kaya akan mineral seperti kalsium,
magnesium, kalium, besi, zinc, serta folat dan serat. Brokoli juga
kaya antioksidan (vitamin C, vitamin E) serta fitokimia, karotenoid,
klorofil, sulforafan, isotiosianat, dan glukosionat. Kadar serat
dalam brokoli sebesar 3,3 gram/100 gram, lebih tinggi
dibandingkan wortel, selada, dan jagung (Handayani dan Fitriyono,
2014). Kandungan vitamin C pada brokoli sangat tinggi yakni sekitar
110 mg/100 g komoditas segar. (Rahmat1994).
Senyawa antikanker brokoli bernama glukosinolat efektif dalam
mencegah kanker payudara. Indol-3-carbinol dan sulphoraphan
dalam glucosinolates meningkatkan ekskresi estrogen yang akan
melawan kanker. Kandungan lutein pada brokoli juga memiliki efek
antikanker dan dapat mencegah perkembangan degenerasi makula.
Kedua senyawa antioksidan ini dapat bekerja secara efektif jika
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
brokoli tidak terlalu matang karena pemanasan yang parah dapat
menghancurkan senyawa (Subroto 2008, Agin and Jegtvig 2009).
Lutein adalah salah satu pigmen karotenoid dalam bentuk
molekul kompleks berwarna kuning yang larut dalam minyak (lipid
soluble). Lutein ini tidak dapat disintesis di dalam tubuh, sehingga
kebutuhannya harus diperoleh melalui makanan atau suplemen
(Edwards, Vinyard et al. 2003). Lutein merupakan salah satu
karotenoid non-provitamin A yang dapat diukur pada darah dan
jaringan manusia. Bersama dengan zeaxanthin, lutein adalah
xanthophylls yang merupakan pigmen makula di retina manusia
(Caballero 2009). Asupan lutein yang cukup baik dari sumber
makanan dan suplemen diyakini dapat mengurangi risiko degenerasi
makula dan katarak. Lutein juga dikenal memiliki khasiat
antioksidan untuk melindungi jaringan retina dan pigmen makula
akibat merusak sinar biru. Selain itu, lutein juga mampu melindungi
beberapa bentuk kanker dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Lutein bekerja dengan baik dengan β-karoten untuk menurunkan
risiko kanker karena sifat antimutagenik dan antitumornya. Struktur
lutein dapat dilihat pada gambar:
Gambar 2.1 Struktur kimia lutein
2.2 Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava)
2.2.1 Morfologi Jambu Biji Merah
Buah yang tumbuh di daerah tropis ini mempunyai daging
buah yang berwarna merah dan kulit buah yang berwarna hijau
kekuningan. Buah jambu biji memiliki kandungan zat gizi tinggi,
megandung vitamin C, kalium, dan besi. Buah jambu biji rendah
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lemak dan energi, namun tinggi akan serat pangan. (Jiménez-
Escrig, Rincón et al. 2001).
2.2.2 Kandungan Kimia Jambu Biji Merah
Jambu biji merah banyak mengandung senyawa fitokimia
diantaranya:
1) Senyawa karotenoid
Daging buah jambu biji, khususnya yang berwarna merah,
mengandung banyak senyawa karotenoid. Antara lain β-karoten,
lutein, kriptosantin, zeaxhantin, dan likopen.
2) Komponen polifenol
Komponen polifenol dalam buah jambu berkisar antara 2,67 s.d
7,79 persen. Dengan kandungan senyawa polifenol yang besar ini,
jambu biji sangat baik dijadikan sumber antioksidan.
3) Senyawa flavonoid
Jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang tinggi. Senyawa
flavonoid memilki khasiat sebagai antiradang, antialergi, antivirus,
dan antikanker. (Gutiérrez, Mitchell et al. 2008).
2.3 Buah Anggur
Anggur yang dikenal oleh masyarakat Indonesia ada 2 yaitu: Vitis
vinifera dan V. labrusca. V. vinifera di Indonesia yaitu anggur Bali,
Probolinggo Biru dan Probolinggo Putih. V. labrusca mempunyai varietas
seperti isabella, briliant, beacon, dan carman dan hanya varietas isabella
yang dapat tumbuh baik di Indonesia. V. vinifera dikenal oleh masyarakat
anggur merah, anggur hitam, dan anggur putih (Fauzi 2009). Adapun
anggur yang digunakan dalam kajian penelitian adalah Vitis vinifera atau
anggur merah.
2.3.1 Morfologi Anggur
Anggur dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua).
Daun anggur berbentuk jantung yang mempunyai tepi bergerigi
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan tepinya berlekuk atau bercangap. Daunnya mempunyai tulang
menjari, ujungnya runcing dan berbentuk bulat hingga lonjong.
Jenis Vitis vinifera, daunnya tipis, berwarna hijau kemerahan dan
tidak berbulu (Nurcahyo, 1999).
Batang anggur dibiarkan tumbuh liar, batang anggur mempunyai
cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah. Sifat percabangan
ini menjadikan anggur sebagai golongan tumbuhan semak. Batang
dapat tumbuh dan berkembang hingga diameter lebih dari 10 cm.
Awal pertumbuhan, batang anggur selalu mencari penopang, bisa
berupa tanaman hidup atau benda mati. Anggur menggunakan
bantuan cabang pembelit atau dikenal dengan sulur untuk tumbuh
memanjat. Sulur ini tumbuh dengan membentuk lilitan (Nurcahyo,
1999).
Akar anggur mempunyai perkembangan yang cepat jika
tanahnya gembur, bila musim hujan akar anggur dapat muncul pada
akar ranting. Ini membuat anggur mudah dikembangbiakkan
dengan cara setek atau cangkok dibandingkan dengan biji. Bunga
anggur muncul pada ranting. Bunganya berbentuk malai. Malai
muncul sebagai kumpulan bunga yang padat. Satu ranting bisa
muncul lebih dari satu malai. Setelah bunga pada malai mekar akan
tumbuh buah berupa bulatan kecil. Bulatan ini akan berubah
warna sesuai dengan jenis tanaman anggur (Nurcahyo, 1999).
2.3.2 Kandungan Kimia Anggur
Senyawa nutrisi dalam anggur adalah mangan, vitamin B6,
thiamin, riboflavin, potasium, vitamin C, flavonoid, and resveratrol.
Menurut united states department of agriculture, kandungan vitamin
C dalam anggur bisa mencapai 10,8 mg/100 g buah. Senyawa fenolik
mayor dalam anggur yg berperan sebagai antioksidan adalah
resveratrol, katekin, antosianin, dan asam galat (Xu, 2008). Beberapa
komponen ini telah dilaporkan berperan menghambat oksidasi LDL.
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagaimanapun, antosianin sebagai fenolik mayor dalam anggur
merah yang memiliki aktivitas kuat dalam menghambat oksidasi LDL
daripada reaksi fenolik lain tanpa antosianin.
Antosianin juga berperan dalam pigmen ungu merah dalam
anggur. Kandungan flavonoid tertinggi yang terdapat pada anggur
yang paling gelap warnanya (Subroto 2008). Konten antosianin dalam
anggur kebanyakan muncul sebagai malvidin bisa mencapai 34.7
mg/100 g buah(Revilla, Carrasco et al. 2010). Flavonoid sangat
penting sebagai agen anti kanker, antioksidan kuat, dan pencegahan
penyakit jantung. Sedangkan, resveratrol (3,5,4’-trihydroxystilbene)
adalah senyawa polifenol (stilbene) yang ditemukan terutama pada
kulit anggur (Burns et al., 2002).Banyak penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa resveratrol memiliki efek
kardioprotektif (Bertelli dan Das, 2009), antioksidan (Cai et al.,
2008), antiinflamasi (Martin et al., 2004), anti-kanker (Kim et al.,
2003).
Antosianin merupakan salah satu senyawa flavonoid, yang
secara spesifik antosianidin mengandung satu atau lebih gula
didalamnya (Shi, Le Maguer et al. 2002). Peningkatan jumlah residu
gula bisa meningkatkan stabilitas dari antosianin. Antosianin juga
membentuk struktur intermolekular terhadap formasi kompleks
dengan flavonol, quercetin, rutin, ion logam dan antosianin lain bisa
memiliki efek perlindungan dalam senyawa. Antosianin hadir dalam
dua bentuk yakni monomerik and polimerik. Polimerik kurang sensitif
pH dan kurang bisa diterima asam asam askorbat dan degradasi
cahaya. Bagaimanapun, dengan perubahan pH, antosianin bisa
menjadi transformasi molekular yang reversibel. Sebuah pewarnaan
intens iom oxonium akan terbentuk dalam pH rendah, meskipun
bentuk hemiketal kurang berwarna nampak pada pH 4.5. Pada kondisi
basa, biru dan bentuk quinoidal tidak stabil pada umumnya. Produk
yang mengandung antosianin seperti buah-buah berri kebanyakan
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki nilai pH dibawah 4.5. Dalam kondisi ini, warna lebih intens
dan stabil. Struktur dari antosianin pada gambar 2.2:
Gambar 2.2 Struktur Antosianin
Antosianin mudah dilihat dan menyerap cahaya dan tampak
sebagai substans berwarna berperan dalam oranye atau merah atau
kebiruan dari warna anggur dan berri-berri lain. Mereka sering
tampak dalam jaringan epiderm dari beberapa buah. Supaya
antosianin muncul, beberapa perlakuan enzimatik dan mekanis
dilakukan untuk memenuhi ekstrak antosianin dari kulit dan pori-
pori dari anggur dan berri-berri. Bagaimanapun, antosianin
merupakan senyawa yang relatif tidak stabil. Stabilitas antosianin
dipengaruhi enzim, struktur molekuler, oksigen, asam askorbat,
sulfur dioksida, pH, aktivitas air, konten gula, temperatur and
cahaya (Shi, Le Maguer et al. 2002).
Fungsi antosianin sebagai antioksidan dapat nampak dalam
dua cara. Pertama, antosianin mencegah atau mengurangi reaksi
pengendalian cahaya yang menghasilkan reactive oxygen species
(ROS). Kedua, antosianin mungkin langsung mengais spesies
oksigen reaktif. Meskipun penjelasan tentang bagaimana
antosianin ini bisa bekerja sebagai antioksidan, manfaat potensial
kesehatan antosianin telah dipelajari serius. Oleh karena itu,
tanaman sumber-sumber yang kaya anthocyanin sangat disarankan
untuk dikonsumsi (Gould, Davies et al. 2008).
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Buah Jeruk (Citrus reticulata blanco)
2.4.1 Morfologi Jeruk
Secara alami, tanaman jeruk manis mempunyai pohon yang
cukup tinggi antara 3 – 10 meter, batangnya kecil dan bercabang
banyak dengan posisi relatif rendah. Daunnya berbentuk bulat telur
atau memanjang, berwarna hijau. Ketika berbuah, tiap pohon
bergelantungan buah yang bentuknya bulat atau hampir bulat yang
kulitnya mengkilat berwarna hijau kekuning-kuningan (Wati 2010)
2.4.2 Kandungan Kimia Jeruk
Seperti buah-buahan pada umumya, kandungan terbesar
dari buah jeruk adalah air, selain itu jeruk juga mengandung
karbohidrat, asam organik, asam amino, vitamin C dan mineral dan
sejumlah kecil flavonoid, karotenoid, zat-zat volatile, lemak dan
protein (Wati, 2010). Menurut united states department of
agriculture, kandungan asam askorbat per 100 gram jeruk sekitar
71 mg.
2.5 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron
dari pasangan elektron bebasnya. Elektron yang tidak berpasangan dalam
senyawa radikal memiliki kecenderungan untuk mencari pasangan,
caranya dengan menarik atau menyerang elektron dari senyawa lain. Hal
ini mengakibatkan terbentuknya senyawa radikal baru. Reaksi seperti ini
akan berlanjut terus dan baru akan berhenti apabila reaktivitasnya diredam
oleh senyawa yang bersifat antioksidan. Radikal bebas yang ada di tubuh
manusia berasal dari dua sumber yakni endogen (dari dalam tubuh) dan
eksogen (dari luar tubuh). Sumber radikal bebas eksogen berbeda dengan
radikal bebas endogen, radikal ini bisa terpapar di lapangan, contohnya
polusi udara, radiasi UV, sinar-X, pestisida dan asap rokok. Sementara
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
radikal bebas endogen adalah radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh
sendiri seperti autooksidasi, oksidasi enzimatik dan respiratory burst
(Anggraini, 2015).
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas yang bersifat kronis
atau dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi
nyata seperti serangan jantung, kanker, katarak dan menurunnya fungsi
ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal
bebas diperlukan antioksidan. Pencegahan akibat radikal bebas dapat
dihindari dengan pola hidup sehat dan cerdas. Selain itu berolah raga
dengan intensitas rendah dan hindari olahraga berlebihan, konsumsi sayur
dan buah, dapat digunakan untuk mencagah akibat dari radikal bebas.
Secara umum, tahapan pembentukan radikal bebas yaitu, memiliki
3 tahap reaksi berikut(Anggraini, 2015):
- Tahap inisiasi, yaitu awal pembentukan radikal bebas
Fe ++
+ H2O Fe +++
+ OH - + OH
R1-H + OH R1 + H2O
- Tahap propagasi, yaitu pemanjangan rantai radikal
R2-H + R1 R2 + R1-H
R3-H + R2 R3 + R2-H
- Tahap terminasi, yaitu beraksinya senyawa radikal dengan radikal
lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagansinya
rendah
R1 + R1 R1 - R1
R2 + R1 R2 - R1
R2 + R2 R2 - R2 dst
Antara radikal bebas dengan antioksidan terdapat hubungan
yang berlawanan. Antioksidan memiliki kinerja untuk menetralkan
radikal bebas secara efektif sehingga mengurangi kerusakan yang
ditimbulkannya. Hubungan antagonis ini menciptakan keseimbangan
tubuh dalam menghadapi radikal bebas yang berpotensi merusak
sistem tubuh.
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 ANTIOKSIDAN
2.6.1 Definisi
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan dan melawan
bahan toksik atau radikal bebas dan menghambat terjadinya kerusakan.
Secara alamiah, tubuh manusia telah dilengkapi alat untuk meredam
dampak negatif radikal bebas, yaitu dengan memproduksi enzim-enzim
antioksidan. Namun dalam keadaan tertentu, dapat terjadi
ketidakseimbangan antara antioksidan dengan radikal bebas yang
berdampak menimbulkan stres oksidatif yang tidak diinginkan dan tubuh
membutuhkan asupan antioksidan dari luar yang berasal dari bahan
makanan, seperti vitamin E dalam minyak nabati, sayur-sayuran, dan
margarine; β-karoten dalam wortel; serta vitamin C dalam sayur-sayuran
berwarna hijau atau buah-buahan (Rahman 2007).
2.6.2 Klasifikasi Antioksidan
Berdasarkan mekasnisme kerjanya, antioksidan
digolongkanmenjadi 3 kelompok, yaitu antioksidan primer,
sekunder, dan tersier.
1. Antioksidan primer
Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah
pembentukan senyawa radikal bebas baru, atau mencegah radikal
bebas yang telah terbentuk menjadi molekul yang kurang reaktif,
antioksidan primer meliputi enzim peroksidase dismutase (SOD),
katalase, dan glutation peroksidase. Sebagi antioksidan, enzim-
enzim tersebut menghambat pembentukan radikal bebas, dengan
cara memutus reaksi berantai, kemudian mengubahnya menjadi
produk yang stabil.
2. Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder disebut juga sebagai antioksidan
eksogenus atau non-enzimatis. Sistem kerja antioksidan non-
enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari radikal bebas atau dengan cara menangkapnya. Akibatnya,
radikal bebas tidak akan bereaksi dengan komponen seluler.
Antioksidan sekunder meliputi vitamin E, vitamin C, β-karoten,
flavonoid, asam urat, bilirubin, albumin.
3. Antioksdian tersier
Antiokidan teriser meliputi sistem enzim DNA-repair dan
metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam
perbaikan biomolekuler yang rusak akibat reaktivasi radikal
bebas(Syahridin, 2013).
2.6.3 Pengujian Aktivitas Antioksidan
Prinsip dari metode peredaman radikal bebas adalah
mengukur daya hambat antioksidan terhadap radikal bebas seperti
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), superoxide anion (O2), radikal
hidroksi (OH), atau radikal peroksil (ROO). Hasil yang bervariasi
bisa didapat dari metode yang berbeda untuk mengukur aktivitas
antioksidan berdasarkan radikal bebas yang digunakan dalam
pengukuran(Syahridin, 2013).
Metode peredaman radikal bebas DPPH adalah metode
yang cepat, mudah dan murah yang digunakan secara luas untuk
mengukur kemampuan dari senyawa antioksidan atau pendonor
elektron dan juga mengukur aktivitas antioksidan dalam bentuk
produk. Metode ini dapat digunakan untuk sampel padat maupun
cair (Prakash, Rigelhof et al. 2001).
Mekanisme reaksi dari pengujian aktivitas antioksidan
adalah menggunakan radikal bebas yang direaksikan dengan
sampel yang mengandung antioksidan maka akan terjadi
penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas 1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil yang berwarna ungu kemudian berubah
menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning.
Reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin
Gambar 2.3 Mekanisme reaksi DPPH
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan persentase
peredaman radikal bebas dihitung dengan cara : Peredaman
radikal bebas (%) = Ab−As
Ab x 100%
Keterangan:
Ab = Serapan larutan DPPH dalam metanol
As = Serapan larutan DPPH setelah bereaksi dengan sampel
Prinsip metode penangkapan radikal adalah pengukuran
penangkapan radikal bebas sintetik dalam pelarut organik polar
seperti etanol pada suhu kamar oleh suatu senyawa yang
mempunyai aktivitas antioksidan. Proses penangkapan radikal ini
melalui mekanisme pengambilan atom hidrogen dari senyawa
antioksidan oleh radikal bebas sehingga radikal bebas menangkap
satu elektron dari antioksidan. Radikal bebas sintetik yang
digunakan DPPH. Senyawa DPPH bereaksi dengan senyawa
antioksidan melalui pengambilan atom hidrogen dari senyawa
antioksidan untuk mendapatkan pasangan electron (Pokorny,
Yanishlieva et al. 2001). Perbedaan kemampuan antioksidatif
senyawa antioksidan ini terhadap radikal bebas DPPH disebabkan
oleh perbedaan kemampuan mentransfer atom hydrogen
(Nakiboglu, Urek et al. 2007).
Di samping dilakukan pengujian antioksidan terhadap
ekstrak tunggal dari masing-masing sampel, juga dilakukan
pengujian terhadap kombinasinya untuk mengetahui apakah
aktivitas antioksidan yang dihasilkan bersifat sinergis (aktivitas
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
antioksidan hasil kombinasi sampel lebih besar daripada aktivitas
antioksidan dari sampel tunggalnya) atau antagonis (aktivitas
antioksidan hasil kombinasi sampel lebih kecil daripada aktivitas
antioksidan dari sampel tunggalnya). Aktivitas antioksidan dapat
ditentukan dengan mengacu pada reaksi yang terjadi antara
antioksidan sebagai reduktor dengan radikal bebas sebagai
oksidator (Ionita 2005).
2.6.4 Asam askorbat
Asam askorbat disebut juga vitamin C, merupakan vitamin
yang paling sederhana, mudah berubah akibat oksidasi. Struktur
kimianya terdiri dari rantai 6 atom C (C6H8O6) dan kedudukannya
tidak stabil karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi
asam dehidroaskorbat. Sumber utamanya berasal dari buah-buahan
dan sayur-sayuran. Sifat vitamin C adalah adalah mudah berubah
akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal murni
(Safaryani, Haryanti et al. 2007). Struktur asam askorbat dapat
dilihat pada gambar 2.4:
Gambar 2.4 Struktur asam askorbat
L-asam askorbat adalah struktur cincin 6-karbon lakton
dengan 2,3-enadiol. Aktivitas antioksidan dari asam askorbat
berasal dari 2,3-enadiol. Pertama, L-asam askorbat berubah
menjadi asam setengah dehidroaskorbat dengan memberikan satu
elektron dan satu atom hidrogen. Kedua, adalah pemberian satu
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
elektron dan satu atom hidrogen oleh L-asam dehidroaskorbat. L-
asam askorbat dan L-asam dehidroaskorbat merupakan penentu
aktivitas vitamin C. mekanisme asam askorbat sebagai antioksidan
yaitu sebagai quencher singlet oksigen, sebagai penangkap radikal
peroksil yang terbentuk pada reaksi peroksida lipid (Safaryani,
Haryanti et al. 2007).
2.6.5 Antosianin
Antosianin merupakan pigmen yang dapat larut dalam air.
Secara kimiawi antosianin dapat dikelompokkan dalam golongan
flavonoid dan fenolik (Harborne 1987). Zat tersebut berperan
dalam pemberian warna merah hingga biru pada beberapa bunga,
buah, dan daun. Antosianin adalah senyawa yang relatif tidak
stabil. Stabilitas antosianin dipengaruhi oleh oksidator, pH, suhu,
dan cahaya (Welch, Wu et al. 2008).
Kerja antosianin sebagai antioksidan dapat melalui dua cara
yaitu mencegah atau mengurangi interaksi dengan cahaya yang
dapat menghasilkan oksigen reaktif dan antosianin langsung
menangkap oksigen reaktif.
Gambar 2.5(a) Struktur antosianin
Hidrogen peroksida dihasilkan pada reaksi okisdasi asam askorbat:
Gambar 2.5(b) Oksidasi asam askorbat
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Reaksi antosianin dengan hidrogen peroksida dapat dilihat pada
gambar 2.5(c):
Gambar 2.5(c) Pemecahan antosianin oleh hidrogen peroksida
2.6.6 Spektrofotometer Ultraviolet-Cahaya Tampak (UV-VIS)
Spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak (UV-VIS)
adalah metode analisis yang didasarkan atas pengukuran intensitas
cahaya pada panjang gelombang yang sesuai. Spektrofotometri
UV-VIS mengukur serapan radiasi elektromagnetik pada rentang
panjang gelombang yang sempit dan pengukuran serapan dapat
dilakukan pada daerah ultraviolet (UV) dengan rentang panjang
gelombang 190-380 nm dan pada daerah cahaya tampak (visible)
dengan rentang panjang gelombang 380-780 nm(Mursito, 2004).
Transisi terjadi pada daerah cahaya tampak dan daerah
ultraviolet. Oleh karena transisi elektronik suatu molekul biasanya
diikuti oleh transisi energi fibrasi dan rotasi yang juga meresap
cahaya maka spektrum peresapan pada daerah cahaya tampak dan
ultraviolet tidak menunjukkan puncak-puncak yang tajam,
melainkan puncak-puncak yang melebar. Intensitas cahaya yang
diserap tergantung dari jumlah molekul atau kadar larutan dari zat
peresap.
Hubungan antara harga serapan dengan konsentrasi larutan
dinyatakan dengan hukum Lambert Beer yaitu (Roth, 2000):
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keterangan:
A = serapan
a = daya serap
b = tebal larutan (cm)
c = konsentrasi larutan (g/L)
Penyimpangan terhadap hukum Lambert Beer disebabkan
karena kondisi percobaan yang ideal tidak terpenuhi lagi yaitu
cahaya tidak kromatis, cahaya sampingan (stray radiation)
mengenai detektor, kepekaan detektor berubah, intensitas sumber
cahaya dan amplifier dari detektor berubah-ubah karena tegangan
tidak stabil, pada disosiasi-disosiasi keseimbangan kimia berubah,
misalnya pada perubahan pH larutan, larutan berfluoresensi, suhu
larutan berubah selama pengukuran.
Secara umum, instrumen spektrofotometer cahaya tampak adalah
sebagai berikut:
1. Sumber cahaya
Berfungsi untuk menghasilkan radiasi pada daerah panjang
gelombang pengukuran. Ada dua macam sumber cahaya yang
dapat digunakan, yaitu lampu hidrogen/deuterium (D2) dan lampu
wolfarm/tungsten (W). Lampu hidrogen atau lampu deuterium
digunakan untuk sumber pada daerah ultraviolet sedangkan lampu
wolfram digunakan untuk sumber pada daerah visibel atau daerah
cahaya tampak.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis
dengan cara menyeleksi cahaya polikromatis yang berasal dari
lampu sehingga menghasilkan cahaya monokromatis yang
diperlukan untuk pengukuran. Alatnya dapat berupa prisma
A = a.b.c
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ataupun grating yang berfungsi untuk mendispersikan radiasi yang
masuk ke monokromator.
3. Ruang sampel
Berfungsi sebagai temapat kuvet. Kuvet atau sel yang digunakan
sebagai wadah larutan zat uji. Pengukuran di daerah cahaya tampak
dapat menggunakan kuvet yang terbuat dari gelas, plastik, kuarsa,
atau silika, sedangkan pengukuran di daerah ultraviolet hanya dapat
digunakan kuvet kuarsa atau silika.
4. Detektor
Berfungsi untuk mengubah sinyal radiasi yang diterima setelah
berinteraksi dengan larutan zat uji menjadi sinyal listrik. Oleh
sebab itu kualitas detektor akan mempengaruhi kualitas hasil
pengukuran.
5. Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar sinyal listrik dari detektor sehingga
dapat dapat diperoleh serapannya.
6. Rekorder
Sistem pencatat yang dapat menunjukan besarnya sinyal listrik.
Spektrum absorpsi digambarkan sebagai absorban atau serapan
terhadap panjang gelombang (Mursito, 2004).
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Skripsi Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan dimulai dari bulan
Februari 2018 hingga selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (Simadzu 1800), juice
etractor, sentrifus, alat-alat gelas, blender, kapas, kertas saring,
alumunium foil, timbangan analitik, lemari pendingin (freezer), oven,
tanur, pipet, tabung reaksi, sarung tangan dan masker.
3.2.2 Bahan
3.2.2.1 Tanaman Uji
Sayur brokoli, buah jambu biji, buah anggur, buah jeruk
medan yang diperoleh dari pasar tradisional Jakarta yang telah
dideterminasi di Pusat Penelitian Biologi “Herbarium
Bogoriense”, bidang Botani, LIPI-Cibinong, Bogor.
3.2.2.2 Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam penelitian ini
antara lain: metanol pro analis, aquades, DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil), dan asam askorbat BP.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Determinasi Tanaman
Sampel sayur dan buah yang akan diuji dibawa ke Pusat Penelitian
Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya
Bogor untuk di determinasi bahwa sampel Brassica oleraceae L,
Psidium guajava L, Vitis venifera, dan Citrus reticulata blanco
3.3.2 Pembuatan Sampel Jus Sayur Dan Jus Buah
Brokoli, buah jambu, buah anggur, buah jeruk masing-masing
dicuci bersih, dipotong-potong, kemudian dimasukkan ke dalam juice
etractor, diputar 1 menit hingga didapat cairan jus. Jus yang diperoleh
disentrifus 5500 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan supernatan
jernih, bisa dilakukan pengulangan agar menghilangkan pengotor, dan
zat asing lain.
3.3.3 Uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas
(DPPH)
a. Pembuatan larutan DPPH 0,4 mM
Lebih kurang 15,8 mg DPPH yang ditimbang saksama dilarutkan
dalam metanol hingga 100,0 mL, kemudian ditempatkan dalam botol
gelap.
b. Pembuatan larutan blangko
Sejumlah 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah dilapisi aluminium foil dan telah ditara 5,0
mL, ditambahkan metanol pro analis hingga tanda, dihomogenkan.
c. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum
Larutan blanko diukur serapannya pada panjang gelombang 380-650
nm. Dari spektrum yang diperoleh dapat ditentukan panjang
gelombang serapan maksimumnya.
d. Pembuatan larutan uji :
Larutan uji 1 : sejumlah 4,0 mL larutan jus buah
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Larutan uji 2 : sejumlah 3,0 mL larutan jus buah ditambah 1,0 mL
larutan jus brokoli.
Larutan uji 3 : sejumlah 1,0 mL larutan jus buah ditambah 1,0 mL
larutan jus brokoli.
Larutan uji 4 : sejumlah 1,0 mL larutan jus buah ditambah 3,0 mL
larutan jus sayur.
Larutan uji 5 : sejumlah 4,0 mL larutan jus sayur
Larutan 1, 2, 3, 4, dan 5, masing-masing dipipet masing-masing
sejumlah 10 μL ke dalam tabung reaksi yang telah ditara 5,0 mL,
ditambahkan 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM dan methanol pro analis
hingga tanda yang tadi sudah dikalibrasi. Setelah dihomogenkan,
diinkubasi 37 ᴼC selama 30 menit. Kemudian diukur pada panjang
gelombang maksimum dan dihitung persentase inhibisi. (percobaan
ini dilakukan pengulangan tiga kali atau triplo)
e. Pembuatan larutan asam askorbat
Lebih kurang 10 mg asam askorbat yang ditimbang saksama
dilarutkan dan diencerkan air hingga 10,0 mL (1000 ppm). Dari
larutan 1000 ppm dibuat larutan dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6
ppm, 8 ppm,dan 10 ppm. Kemudian ditambahkan 1,0 mL larutan
DPPH 0,4 mM dan metanol p.a hingga tanda kalibrasi. Setelah
dihomogenkan, diinkubasi 37 ᴼC selama 30 menit.
f. Cara penetapan
Larutan blanko, larutan uji, dan larutan asam askorbat diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang serapan maksimum.
g. Cara perhitungan
Persentase peredaman radikal bebas dihitung dengan rumus sebagai
berikut: Peredaman radikal bebas (%) = Ab−As
Ab x 100%
Keterangan:
Ab = Serapan larutan blanko
As = serapan larutan uji
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4 Uji Statistik
Data variasi konsentrasi antioksidan yang diperoleh diolah
dengan program spss 16 dengan metode Oneway-Anova, karena
memiliki lebih dari 4 sampel. Namun harus diketahui dahulu
bahwa data terdistribusi normal, dan homogenitas data harus
menjadi syaratnya, dengan berdasarkan hasil uji statistik
Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk. Jika tidak terpenuhi,
maka selanjutnya tes non-parametrik Kruskal-Wallis, untuk
menunjukan adanya pengaruh penambahan jus sayur brokoli
terhadap aktivitas antioksidan beberapa jus buah.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Sayur Dan Buah
Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Balitbang
Botani, Puslitbang-LIPI, Bogor, Jawa Barat, menyatakan bahwa sayur brokoli
berasal dari tanaman Brassica oleracea L., buah jambu biji merah berasal
dari tanaman Psidium guajava, buah anggur berasal dari tanaman Vitis
vinifera, dan buah jeruk Citrus reticulata blanco. Hasil determinasi dapat
dilihat pada lampiran 2.
4.2 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH
Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode peredaman
radikal bebas dengan menggunakan DPPH. Pengukuran serapan larutan
DPPH dalam metanol pro analis pada rentang 380-700 nm, memberikan
serapan maksimum pada panjang gelombang 516,0 nm. Panjang gelombang
ini digunakan untuk pengukuran serapan pada uji aktivitas antioksidan. Hasil
dapat dilihat pada gambar 4.1:
Gambar 4.1 Panjang gelombang serapan maksimum larutan dpph dalam
metanol pro analis.
Pada bahan uji, pembacaan serapan sinar tampak sangat dipengaruhi
kekeruhan saat setelah disentrifugasi, sehingga perlu ada penambahan atau
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pengulangan sentrifugasi sesuai metode yang ada, agar tidak ada lagi atau
setidaknya mengurangi endapan, pengotor, dan zat asing lainnya.
4.3 Aktivitas Antioksidan Jus Brokoli dan Buah-buahan Secara Tunggal
Percobaan pendahuluan yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan
menguji aktivitas antioksidan jus brokoli dan jus buah-buah secara tunggal. Ada
beberapa konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini, yakni konsentrasi 5,
10, 15, 20 dan 25 ppm. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ternyata pada
konsentrasi 25 ppm ternyata jambu biji memiliki aktivitas paling tinggi
dibandingkan dengan jus brokoli, anggur dan jeruk. Hasil pengamatan dapat
dilihat pada lampiran 7.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ternyata jus jambu memiliki aktivitas
antioksidan tertinggi dibandingkan dengan jus brokoli, jeruk dan anggur berturut-
turut. Jika dilihat dari kandungan vitamin C yang ada pada ke empat jus di atas,
ternyata kandungan vitamin C tertinggi dimiliki oleh jambu biji, jika
dibandingkan dengan brokoli, anggur dan jeruk. Meskipun kandungan vitamin C
pada jambu biji dua kali lipat, tapi tidak serta merta meningkatkan aktivitas
antioksidan menjadi dua kali lipat bila dibandingkan dengan brokoli. Hal ini
menyatakan bahwa ada beberapa komponen lain yang berperan dalam
memberikan aktivitas antioksidan selain vitamin C. Dalam hal ini, kandungan
beberapa fitokimia lain dari sayur dan buah-buahan tentu saja akan berperan
dalam memberikan aktivitas antioksidan, seperti pada Tabel 4.1 berdasarkan
United States Department of Agriculture:
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.1 Kandungan Berbagai Vitamin Dalam Sampel Jus Per 100 gram
Berdasarkan Data Dari United States Department Of Agriculture
Vitamin Satuan Brokoli Jambu
biji
merah
Anggur Jeruk
Vitamin C, total
ascorbic acid
Mg 89.2 228.3 10.8 71.0
Thiamin Mg 0.065 0.067 0,069 0.100
Riboflavin Mg 0.119 0.040 1.500 0.050
Niacin Mg 0.638 1.084 0.500
Vitamin B-6 Mg 0.2 0.110 0.093
Folate, DFE µg 71 49 30
Vitamin A, RAE µg 31 13
Vitamin A, IU IU 623 624 67 250
Vitamin E
(alpha-
tocopherol)
Mg 0.17 0.73 14,6 0,20
Vitamin K µg 101.6 2.6 22
Komponen-komponen lain pada jus buah-buahan dan jus brokoli, seperti
vitamin A, E, K, dan polifenol. Oleh karena itu, meskipun terjadi perbedaan
kandungan vitamin C pada sampel di atas, nilai aktivitas antioksidan tidak jauh
berbeda antar sampel jus. Hal ini juga menunjukkan bahwa komponen selain
vitamin C memberikan kontribusi dalam aktivitas antioksidan. Selanjutnya di
tengah-tengah masyarakat ada kebiasaan mengkombinasikan atau mencampurkan
jus sayur dan jus buah-buahan. Jika dilihat bahawa masing-masing jus sayur dan
buah-buahan merupakan kumpulan berbagai substansi kimia, maka ketika terjadi
percampuran, terjadi pula interaksi kimiawi antar senyawa. Dengan kata lain,
kondisi seperti ini sesuai dengan konsep interaksi, yaitu perubahan efek suatu zat
akibat dari pemakaian zat lain, seperti terjadinya interaksi antara obat dengan
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
obat, obat dengan makanan, obat tradisional dan atau dengan senyawa kimia
lain. Interaksi tersebut bisa meningkatkan, menghilangkan, menurunkan efeknya,
dan atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan (Nuryati, 2017).
Beberapa interaksi sampel jus dengan obat, contohnya meningkatkan efek
yaitu saat ada pasien yang meminum segelas jus jeruk bersamaan dengan
suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin
C yang ada dalam jus akan meningkatkan penyerapan zat besi. Contoh efek
yang saling menghilangkan yaitu saat ada yang menggunakan obat pengencer
darah warfarin seharusnya tidak mengkonsumsi secara bersamaan dengan
makanan yang banyak mengandung vitamin K seperti brokoli, atau bayam.
Vitamin K membantu pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat
warfarin (Nuryati, 2017). Secara umum, interaksi yang berakibat buruk dan tidak
terduga harus dihindari, dan untuk mengetahui lebih dalam maka dilakukan
berbagai macam penelitian.
4.4 Aktivitas Antioksidan Jus Brokoli dan Buah-buahan Secara Kombinasi
Setelah uji pendahuluan sampel secara tunggal, maka selanjutnya melakukan
kombinasi antara jus buah-buahan dengan jus brokoli pada. Kombinasi yang
dilakukan untuk percobaan ini adalah variasi perbandingan 1:3, 2:2, dan 3:1
dengan volume akhir 4 ml pada konsentrasi 25 ppm. Masing-masing jus buah-
buahan dan jus brokoli dalam bentuk tunggal digunakan sebagai pembanding
antioksidannya. Sebagaimana kejadian yang berlangsung di tengah masyarakat
menunjukkan bahwa ada kebiasaan mencampurkan antara jus buah-buah dan
sayuran, penelitian ini mencoba mencari tahu apakah ada interaksi, efek dan atau
manfaat dari percampuran tersebut, dengan melihat dari persentase daya hambat
aktivitas antioksidan kombinasi tersebut.
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4.1 Jus Buah Jambu Biji Merah Dan Kombinasi
Kombinasi jus brokoli dan jus jambu biji merah dilakukan
dengan variasi perbandingan volume pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli dan Jus Jambu Biji 25
ppm
Sampel Tunggal
brokoli
(A)
Tunggal
jambu
(B)
Kombinasi
1:3
(A:B)
Kombinasi
2:2
(A:B)
Kombinasi
3:1
(A:B)
% Inhibisi
57,72 61,75 42,86 42,5 40,67
60,49 62,01 43,26 42,37 40,56
62,02 62,15 43,06 42,51 41,15
Rata-rata 60,07 61,97 43,06 42,46 40,79
Hasil peredaman radikal bebas jus buah jambu biji merah
yang ditambah sampel jus brokoli menunjukkan bahwa persentase
peredaman radikal bebas mengalami ketidakseimbangan dalam
penurunan pada hasil uji. Berdasarkan hasil uji statistik
Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk yaitu membanding kan
normalitas data sampel secara tunggal dan kombinasi, uji
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (P>0,05) . Lalu, uji
homogenitas jus jambu karena (P<0,05), maka tidak homogen.
Karena tidak sesuai syarat Oneway-Anova, jadi lanjutkan ke
analisis Kruskall-Wallis ada perbedaan penurunan yang bermakna
pada perhitungan perdaman radikal bebas (P<0,05). Penambahan
jus brokoli ke dalam sampel jus buah jambu biji merah berbeda
secara bermakna artinya penambahan jus brokoli ke dalam jus buah
jambu biji merah terjadi penurunan aktivitas antioksidan yang
signifikan.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4.2 Jus buah anggur dan kombinasi
Kombinasi jus brokoli dan jus anggur dilakukan dengan
variasi perbandingan volume pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli dan Jus Anggur 25
ppm
Sampel Tunggal
brokoli
(A)
Tunggal
anggur
(C)
Kombinasi
1:3
(A:C)
Kombinasi
2:2
(A:C)
Kombinasi
3:1
(A:C)
% Inhibisi
57,72 52,97 31,43 32,41 28,72
60,49 53,65 31,764 32,53 28,79
62,02 54,63 31,764 32,58 28,74
Rata-rata 60,07 53,75 31,65 32,5 28,75
Aktivitas antioksidan semakin menurun jika kombinasi
antara jus brokoli dengan jus anggur 3:1. Berdasarkan hasil uji
statistik Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk yaitu
membandingkan sampel secara tunggal dan kombinasi, uji
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (P>0,05) . Lalu, uji
homogenitas jus anggur (P<0,05), maka tidak homogen. Karena
tidak sesuai syarat Oneway-Anova, jadi lanjutkan ke analisis
Kruskall-Wallis ada perbedaan penurunan yang bermakna pada
perhitungan perdaman radikal bebas (P<0,05). Penambahan jus
brokoli ke dalam sampel jus buah anggur berbeda nyata artinya
penambahan jus brokoli ke dalam jus buah anggur terjadi
penurunan aktivitas antioksidan yang signifikan. Menurunnya
aktivitas antioksidan pada jus buah anggur disebabkan karena
terjadi pemecahan struktur antosianin yang terdapat pada jus buah
anggur oleh hidrogen peroksida yang dihasilkan pada reaksi
oksidasi asam askorbat sehingga menyebabkan penurunan aktivitas
antioksidan (Iacobucci and Sweeny 1983, Putri 2012). Reaksi yang
terjadi yaitu reaksi yang berkelanjutan, dimulai dari oksidasi asam
akorbat oleh oksidator DPPH menghasilkan asam dehidroaskorbat
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan hidrogen peroksida. Kemudian hidrogen peroksida bereaksi
dengan antosianin, reaksi ini mengakibatkan pecahnya cincin
pirilium pada struktur antosianin yang mengakibatkan turunnya
aktivitas antioksidan. Gambar reaksi tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.5 (a), (b), dan (c) .
4.4.3 Jus Buah Jeruk Dan Kombinasi
Kombinasi jus brokoli dan jus jeruk dilakukan dengan
variasi perbandingan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Inhibisi Jus Brokoli dan Jus Jeruk 25 ppm
Sampel Tunggal
brokoli
(A)
Tunggal
jeruk
(D)
Kombinasi
1:3
(A:D)
Kombinasi
2:2
(A:D)
Kombinasi
3:1
(A:D)
% Inhibisi
57,72 58,74 23,38 25,43 23,87
60,49 58,12 23,26 24,92 24,27
62,02 57,34 22,99 24,82 24,31
Rata-
rata 60,07 58,06 23,21 25,05 24,15
Hasil peredaman radikal bebas jus jeruk yang ditambah sampel jus
brokoli menunjukkan bahwa persentase peredaman radikal bebas
mengalami penurunan pada hasil uji. Berdasarkan hasil uji statistik
Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk yaitu membandingkan sampel
secara tunggal dan kombinasi, uji menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal (P>0,05) . Lalu, uji homogenitas jus jeruk karena (P<0,05), maka
tidak homogen. Karena tidak sesuai syarat Oneway-Anova, jadi lanjutkan
ke analisis Kruskall-Wallis. Hasilnya ada perbedaan penurunan yang
bermakna pada perhitungan perdaman radikal bebas (P<0,05). Jadi,
penambahan jus brokoli ke dalam sampel jus buah jeruk, juga mengalami
pengaruh penurunan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian secara kombinasi yang dilakukan pada
konsentrasi 25 ppm, ternyata jambu biji, anggur dan jeruk mengalami
penurunan yang signifikan ketika ditambahkan jus brokoli. Hasil
pengamatan dan uji statistik dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. Hasil ini
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menyatakan bahwa ada beberapa komponen lain yang berperan dalam
memberikan aktivitas antioksidan selain vitamin C. Dalam hal ini,
kandungan beberapa senyawa fitokimia lain dari sayur dan buah-buahan
tentu saja akan berinteraksi dalam memberikan efek aktivitas antioksidan
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kombinasi antara jus buah-buahan dan sayuran sering dilakukan di tengah
masyarakat dengan harapan akan mendapatkan manfaat yang lebih baik
akibat adanya kombinasi tersebut. Akan tetapi hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kombinasi antara jus sayur dan jus buah-buahan justru
menurunkan aktivitas antioksidan secara signifikan, sebagaimana yang terjadi
pada kombinasi jus brokoli dengan jus jambu biji, jus anggur dan jus jeruk.
5.2 Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa utama yang
berperan sebagai aktivitas antioksidan pada jus brokoli, jambu biji merah,
anggur dan jeruk. Selanjutnya diidentifikasi potensi interaksi dari
senyawa-senyawa antioksidan yang mengakibatkan terjadinya penurunan
aktivitas antioksidan pada jus brokoli, buah jambu biji merah, anggur, dan
jeruk.
2. Pada saat pengujian sampel, perlu sesekali diperhatikan kejernihan larutan
uji karena pengotor-pengotor yang terbawa akan mempengaruhi
pembacaan hasil spektroskopi.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Agin, B. and Jegtvig, S. (2009). Superfoods for dummies. Chichester: John Wiley.
Anggraini H. (2015). Uji aktivitas antioksidan daging dan kulit buah melon hijau
dan jingga (Cucumis melo L.) menggunakan peredaman radikal bebas DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). (Skripsi). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila. h.11-12.
Bertelli, A. and Das, D. (2009). Grapes, Wines, Resveratrol, and Heart Health.
Journal of Cardiovascular Pharmacology, 54(6), pp.468-476.
Cai, Y., Fang, J., Ma, L., Yang, L. and Liu, Z. (2003). Inhibition of free radical-
induced peroxidation of rat liver microsomes by resveratrol and its analogues.
Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Molecular Basis of Disease, 1637(1),
pp.31-38.
Edwards, A., Vinyard, B., Wiley, E., Brown, E., Collins, J., Perkins-Veazie, P.,
Baker, R. and Clevidence, B. (2003). Consumption of Watermelon Juice
Increases Plasma Concentrations of Lycopene and β-Carotene in Humans.
The Journal of Nutrition, 133(4), pp.1043-1050.
Fauzi, R. (2009). Efek jus buah anggur merah (Vitis vinifera linn.) terhadap
penghambatan peningkatan kadar LDL kolesterol darah tikus putih (rattus
norvegicus). (Skripsi). Solo: Universitas Sebelas Maret.
Gould, K., et al. (2008). Anthocyanins: biosynthesis, functions, and applications.
Springer Science & Business Media.
Gutiérrez, R., Mitchell, S. and Solis, R. (2008). Psidium guajava: A review of its
traditional uses, phytochemistry and pharmacology. Journal of
Ethnopharmacology, 117(1), pp.1-27.
Hamid, A., et al. (2010). Antioxidants: Its medicinal and pharmacological
applications. African Journal of Pure and Applied Chemistry 4(8), pp.142-
151.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Handayani L dan Fitriyono Ayustaningwarno. (2014). Indeks Glikemik dan
Beban Glikemik Vegetable leather Brokoli (Brassica oleracea var Italica)
Dengan Substitusi Inulin. (Skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro.
Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
Bandung: Institut Teknologi Bandung. h.9-71.
Iacobucci, G. and Sweeny, J. (1983). The chemistry of anthocyanins,
anthocyanidins and related flavylium salts. Tetrahedron, 39(19), pp.3005-
3038.
Ionita P. (2003). Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen
Active Species. Journal of the Chemical Society, Perkin Transactions.
Romania: Institute of Physical Chemistry Bucharest.
Jiménez-Escrig, A., Rincón, M., Pulido, R. and Saura-Calixto, F. (2001). Guava
Fruit (Psidium guajava L.) as a New Source of Antioxidant Dietary
Fiber. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49(11), pp.5489-5493.
Kim, Y., Rhee, S., Park, K. and Choi, Y. (2003). Antiproliferative Effect of
Resveratrol in Human Prostate Carcinoma Cells. Journal of Medicinal Food,
6(4), pp.273-280.
Martin, A.R., Villegas, I., La Casa, C., de la Lastra, C.A. 2004.
Resveratrol, a polyphenol found in grapes, suppresses oxidative damage
and stimulates apoptosis during early colonic inflammation in rats.
Biochemical Pharmacology, (67). pp.1399-1410.
Mursito B. (2004). Analisis Spektrofotometri UV/VIS. Jakarta: Farmasi
Universitas Pancasila. h.47-66.
Nurcahyo, Eko. (1999). Anggur dalam Pot. Jakarta : Penebar Swadaya.
Nuryati. (2017). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK).
Jakarta : Kemenkes RI.
Nakiboglu, M., Urek, R., Kayali, H. and Tarhan, L. (2007). Antioxidant capacities
of endemic Sideritis sipylea and Origanum sipyleum from Turkey. Food
Chemistry, 104(2), pp.630-635.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pokorný, J. (1991). Natural antioxidants for food use. Trends in Food Science &
Technology, (2), pp.223-227.
Prakash, A., et al. (2001). Medallion Laboratories Analytical Progress.
Minneapolis: Plymouth Ave North,pp.1-4.
Putri, A. K. (2012). Effect of ascorbic acid addition in enhancing antioxidant
activity of several beverages. (Tesis). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila. h.46-78.
Rahman, K. (2007). Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
interventions in aging, 2(2), pp.219.
Rahmat, R. (1994). Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta: Kanisius.
Revilla, E., Carrasco, D., Benito, A. and Arroyo-García, R. (2010). Anthocyanin
Composition of Several Wild Grape Accessions. American Journal of
Enology and Viticulture, 61(4), pp.536-543.
Roth J, Blaschke G. (2000). Analisis Farmasi, diterjemahkan oleh Kisman S,
Ibrahim S. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. h.361-364.
Safaryani, N., et al. (2007). Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap
penurunan kadar vitamin C brokoli (Brassica oleracea L). Buletin anatomi
dan fisiologi, 15(2).
Setiadi. (2007). Bertanam Anggur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Shi, J. (2002). Antioxidant Lycopene from Tomatoes. Nutrition Bulletin, 27(1),
pp.53-53.
Subroto, M. A. (2008). Real Food True Health–Makanan Sehat Untuk Hidup
Lebih Sehat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Syahridin DA. (2013). Pengaruh penambahan asam askorbat terhadap aktivitas
antioksidan pada beberapa jus buah. (Skripsi). Jakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila. h.1-29.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
United States Departement of Agriculture (USDA). (2018). Nutrient Database for
Standard Reference of raw sample 100g. Diakses pada: 18 juli 2018, sumber
dari: https://ndb.nal.usda.gov/ndb/
Wati, F. A. (2010). Pengaruh Air Perasan Kulit Jeruk Manis (Citrus Aurantium
Sub Spesies Sinensis) Terhadap Tingkat Kematian Larva Aedes Aegypti Instar
Iii In Vitro, Solo: Universitas Sebelas Maret.
Welch, C., Wu, Q. and Simon, J. (2008). Recent Advances in Anthocyanin
Analysis and Characterization. Current Analytical Chemistry, 4(2), pp.75-
101.
Xavier, A. A., & Pérez-Gálvez, A. (2016). Carotenoids as a Source of
Antioxidants in the Diet. Subcellular Biochemistry Carotenoids in
Nature,pp.359-375.
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2. Surat Determinasi Sayur Dan Buah
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3. Alat-alat
Vortex mixer (Thermolyne) Timbangan analitik (KERN ABJ)
Spektrofotometer UV-VIS (Simadzu 1240) Centrifuge PLCseries
Waterbath (Memmert) juice etractor (Cosmos CJ-
388)
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4. Klasifikasi Bahan
Gambar Brokoli
Untuk klasifikasi sayur Brokoli adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. italica
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar Buah jambu biji merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn
Gambar Buah Anggur
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ordo : Rhamnales
Famili : Vitaceae
Genus: Viti
Spesies : Vitis vinifera
Gambar Buah Jeruk
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaccae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus reticulata blanco
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dicuci, dipotong, dihaluskan
Sentrifus 5500 rpm, 15 menit
dipipet
Lampiran 5. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Sampel Dengan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH
Buah dan sayur
Filtrat
Supernatan
4,0 mL larutan
jus buah
3,0 mL + 1,0 mL
larutan jus buah +
jus brokoli
2,0 mL + 2,0 mL
larutan jus buah +
jus brokoli
1,0 mL + 3,0 mL
larutan jus buah+
jus brokoli
4,0 mL larutan jus
brokoli
dipipet 0,01 mL ke dalam tabung reaksi
+ 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM +
metanol sampai 5,0 mL Dihomogenkan,
ditutup dengan aluminium foil
Diukur serapan larutan pada panjang
gelombang serapan maksimum
% peredaman radikal bebas
Diinkubasi 37ᴼC selama 30 menit
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipipet
Lampiran 6. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan
Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH
Larutan asam askorbat
(1000 ppm)
5 μL
(1 bpj)
10 μL
(2 bpj)
15 μL
(3 bpj)
20 μL
(6 bpj)
25 μL
(8 bpj)
+ 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM +
metanol sampai 5,0 mL Dihomogenkan,
ditutup dengan aluminium foil
Diukur serapan larutan pada panjang
gelombang serapan maksimum
% peredaman radikal bebas
Diinkubasi 37ᴼC selama 30 menit
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Peredaman Radikal Bebas (%)
Tunggal Brokoli
Pipet Ab As 100 AbxAs Hasil (%)
5 µl 0,839 0,6783 100 0,1591 18,99928
0,839 0,645 100 0,1924 22,97588
0,839 0,62 100 0,2174 25,96131
10 µl 0,839 0,588 100 0,2494 29,78266
0,839 0,5631 100 0,2743 32,75615
0,839 0,536 100 0,3014 35,99236
15 µl 0,839 0,4718 100 0,3656 43,65894
0,839 0,4558 100 0,3816 45,56962
0,839 0,439 100 0,3984 47,57583
20 µl 0,839 0,4219 100 0,4155 49,61786
0,839 0,395 100 0,4424 52,83019
0,839 0,3805 100 0,4569 54,56174
25 µl 0,839 0,354 100 0,4834 57,7263
0,839 0,3308 100 0,5066 60,49678
0,839 0,318 100 0,5194 62,02532
Tunggal Jambu
Pipet Ab As 100 AbxAs Hasil (%)
5 µl 0,839 0,5613 100 0,2777 33,09893
0,839 0,5648 100 0,2742 32,68176
0,839 0,5757 100 0,2633 31,3826
10 µl 0,839 0,4771 100 0,3619 43,13468
0,839 0,4802 100 0,3588 42,7652
0,839 0,4867 100 0,3523 41,99046
15 µl 0,839 0,4333 100 0,4057 48,35518
0,839 0,4335 100 0,4055 48,33135
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
0,839 0,436 100 0,403 48,03337
20 µl 0,839 0,3966 100 0,4424 52,72944
0,839 0,3959 100 0,4431 52,81287
0,839 0,4025 100 0,4365 52,02622
25 µl 0,839 0,3175 100 0,5215 62,15733
0,839 0,3187 100 0,5203 62,0143
0,839 0,3209 100 0,5181 61,75209
Tunggal Anggur
Pipet Ab As 100 AbxAs Hasil (%)
5 µl 0,839 0,5266 100 0,3124 37,2348
0,839 0,5437 100 0,2953 35,19666
0,839 0,5656 100 0,2734 32,58641
10 µl 0,839 0,4707 100 0,3683 43,8975
0,839 0,4818 100 0,3572 42,57449
0,839 0,5049 100 0,3341 39,82122
15 µl 0,839 0,4313 100 0,4077 48,59356
0,839 0,4443 100 0,3947 47,0441
0,839 0,4515 100 0,3875 46,18594
20 µl 0,839 0,4117 100 0,4273 50,92968
0,839 0,4166 100 0,4224 50,34565
0,839 0,4202 100 0,4188 49,91657
25 µl 0,839 0,3806 100 0,4584 54,63647
0,839 0,3888 100 0,4502 53,65912
0,839 0,3945 100 0,4445 52,97974
Tunggal Jeruk
Pipet Ab As 100 AbxAs Hasil (%)
5 µl 0,839 0,658 100 0,181 21,5733
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
0,839 0,6919 100 0,1471 17,53278
0,839 0,7177 100 0,1213 14,45769
10 µl 0,839 0,6268 100 0,2122 25,29201
0,839 0,6307 100 0,2083 24,82718
0,839 0,6292 100 0,2098 25,00596
15 µl 0,839 0,5215 100 0,3175 37,84267
0,839 0,5231 100 0,3159 37,65197
0,839 0,533 100 0,306 36,47199
20 µl 0,839 0,453 100 0,386 46,00715
0,839 0,4548 100 0,3842 45,79261
0,839 0,4633 100 0,3757 44,7795
25 µl 0,839 0,3461 100 0,4929 58,74851
0,839 0,3513 100 0,4877 58,12872
0,839 0,3579 100 0,4811 57,34207
Kombinasi brokoli : jambu 25 ppm
Ab As 100 AbxAs Hasil (%) Perbandingan
0,839 0,4794 100 0,3596 42,86055 1:3
0,839 0,476 100 0,363 43,26579
0,839 0,4777 100 0,3613 43,06317
0,839 0,4824 100 0,3566 42,50298 2:2
0,839 0,4835 100 0,3555 42,37187
0,839 0,4823 100 0,3567 42,5149
0,839 0,4977 100 0,3413 40,67938 3:1
0,839 0,4987 100 0,3403 40,56019
0,839 0,4937 100 0,3453 41,15614
Kombinasi brokoli : anggur 25 ppm
Ab As 100 AbxAs Hasil (%) Perbandingan
0,839 0,5753 100 0,2637 31,43027 1:3
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
0,839 0,5725 100 0,2665 31,764
0,839 0,5725 100 0,2665 31,764
0,839 0,567 100 0,272 32,41955 2:2
0,839 0,566 100 0,273 32,53874
0,839 0,5656 100 0,2734 32,58641
0,839 0,598 100 0,241 28,72467 3:1
0,839 0,5974 100 0,2416 28,79619
0,839 0,5978 100 0,2412 28,74851
Kombinasi brokoli : jeruk 25 ppm
Ab As 100 AbxAs Hasil (%) Perbandingan
0,839 0,6428 100 0,1962 23,38498 1:3
0,839 0,6438 100 0,1952 23,26579
0,839 0,6461 100 0,1929 22,99166
0,839 0,6244 100 0,2146 25,57807 2:2
0,839 0,6287 100 0,2103 25,06555
0,839 0,6295 100 0,2095 24,9702
0,839 0,6387 100 0,2003 23,87366 3:1
0,839 0,6353 100 0,2037 24,2789
0,839 0,635 100 0,204 24,31466
1. Penghitungan sampel jus tunggal
Contoh pembuatan jus brokoli konsentrasi 25 ppm dari larutan induk 1000
ppm menggunakan tabung reaksi 10 mL
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 25 ppm x 10 mL
V1 = 0,5 mL atau 500 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk), kemudian
dicukupkan dengan metanol p.a hingga 20 mL (telah ditakar sebelumnya)
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Jambu biji
Peredaman radikal bebas (%) = Ab−As
Ab x 100%
Peredaman radikal bebas (%) 25 % = 0,839−0,4967
0,839 x 100%
= 40,798%
Peredaman radikal bebas (%) 50 % = 0,839−0,4827
0,839 x 100%
= 42,46 %
Peredaman radikal bebas (%) 75 % = 0,839−0,4777
0,839 x 100%
= 43,063 %
Peredaman radikal bebas (%) 100 % = 0,839−0,3190
0,839 x 100%
= 61,97 %
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8. Data Uji Statistik
1. Jus jambu biji merah
Tests of Normalityb,c,d,e,f
perseni
nhibisi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sampel 42 .367 5 .026 .684 5 .006
ANOVA
Sampel
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13.800 5 2.760 13.800 .003
Within Groups 1.200 6 .200
Total 15.000 11
Test Statisticsa,b
Perseninhibisi
Chi-Square 10.250
Df 3
Asymp. Sig. .017
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: sampel
2. Jus Anggur
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sampel .166 12 .200* .876 12 .078
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test Statisticsa,b
perseninhibisi
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Chi-Square 10.839
Df 3
Asymp. Sig. .013
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: sampel
3. Jus jeruk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sampel .166 12 .200* .876 12 .078
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances
Sampel
Levene Statistic df1 df2 Sig.
9.625a 2 6 .013
a. Groups with only one case are ignored in computing
the test of homogeneity of variance for sampel.
Test Statisticsa,b
perseninhibisi
Chi-Square 9.845
Df 3
Asymp. Sig. .020
a. Kruskal Wallis Test
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9. Hasil Pengamatan Penelitian
Brokoli Jambu Biji Merah
Anggur Jeruk
Jus yang telah di sentrifus
Beberapa Jus sebelum dan setelah DPPH secara tunggal dan kombinasi.
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10. USP Certificate of Ascorbic Acid
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 11. Certificate of Analysis DPPH
Lampiran 12. Certificate of Methanol Pro Analysis
Lampiran 12. Certificate of methanol proanalys anhidrous
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 12. Certificate of Methanol Proanalys Anhidrous