AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji...

7
447 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITASNYA TERHADAP PASCA LARVA UDANG WINDU, Penaeus monodon Muliani, Rosmiati, dan Endang Susianingsih Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti V. harveyiekstrak air mangroveS.lanceolatadan toksisitasnya terhadap pasca larva udang windu (P. monodon). Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga September 2014 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air payau (BPPBAP), Maros. Penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu: (a) persiapan ekstrak air mangrove S. lanceolata; (b) uji bioassay dengan metode microwell plate , (c) Uji Minimum Inhibition Concentration (MIC) dan Minimun Bactericidal Concentration (MBC); (d) Uji tantang secara in Vitro, dan (e) uji toksisitas terhadap pasca larva udang windu. Hasil uji bioassay menunjukkan bahwa ekstrak air S lanceolata menunjukkan konsistensi daya hambatnya terhadap V. harveyidimana pada konsentrasi 10.000 mg/L menunjukkan hasil yang positif seperti halnya dengan ekstrak metanolnya. Konsentrasi minimum yang dapat menghambat V. harveyi (MIC) ekstrak air S. lanceolatasama dengan konsentrasi minimum yang bersifat bakterisida (MBC) yaitu 5 mg/L. Hasil uji toksisitas terhadap pasca larva udang windu menunjukkan bahwa konsentrasi 1-1000 mg/L, ekstrak air S. lanceolata belum bersifat toksik terhadap larva udang windu. KATA KUNCI: mangrove, S. lanceolata, V. harveyi, vibriosis, udang windu, P. monodon PENDAHULUAN Vibriosis merupakan salah satu jenis penyakit yang banyak menyebabkan kerugian pada usaha budidaya udang terutama pada skala perbenihan (Azizunnisa & Sreeramulu, 2013) yang disebabkan oleh bakteri dari kelompok Vibrio. Bakteri Vibrio termasuk bakteri Gram negatif,motil, bakteri anaerob fakultatif yang termasuk ke dalam famili Vibrionaceae. Jenis bakteri ini paling banyak menyerang udang (Khamesipour et al., 2014), beberapa spesies ikan dan kekerangan (Ransangan et al., 2012; Gomathi et al., 2013) dan menyebar di seluruh dunia. Beberapa spesies bakteri Vibrio yang sering ditemukan pada kejadian penyakit baik di panti perbenihan maupun tambak pembesaran adalah V. harveyi (Mahbub et al ., 2011; Azizunnisa & Sreeramulu, 2013). V. parahaemolyticus (Sujeewa et al ., 2009; De Schryveret al, 2014; Zhanget al., 2014), V. alginolyticus dan V. campbellii (Haldar et al., 2011). Spesies-spesies bakteri ini terdistribusi secara luas pada lingkungan akuatik dan diketahui menjadi penyebab utama penyakit kunang-kunang pada organisme laut maupun payau. Selain sebagai penyebab utama, sering kali juga bertindak sebagai agen oportunistik pada infeksi sekunder (Saulnier et al., 2000). Penanggulangan penyakit vibriosis pada udang terutama di panti perbenihan hingga saat ini masih menggunakan antibiotk, meskipun hal ini telah dilarang keras oleh pemerintah, namun karena pengobatan alternatif dari bahan alam yang mudah terurai belum tersedia secara memadai baik dalam hal jumlah, jenis dan efektivitasnya sehingga pelaku bisnis perbenihan udang masih sangat mengandalkan antibiotik untuk penanggulangan penyakit vibriosis. Demikian halnya penggunaaan antibiotik, obat-obatan kimia, dan pestisida di tambak masih terus terjadi. Hal ini semakin menambah permasalahan di lapangan akibat efek samping yang ditimbulkan seperti terjadi resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik, akumulasi bahan kimia dan pencemaran pada lingkungan yang semakin memperburuk lingkungan budidaya. Penggunaan bahan alam yang mudah terurai sebagai alternatif pencegahan penyakit pada udang merupakan salah satu alternatif yang dapat digali dan dikembangkan lebih jauh lagi sehingga dapat menggantikan antibiotik dan obat-obatan kimia yang selama ini digunakan. Beberapa tanaman bahan

Transcript of AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji...

Page 1: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

447 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DANTOKSISITASNYA TERHADAP PASCA LARVA UDANG WINDU, Penaeus monodon

Muliani, Rosmiati, dan Endang SusianingsihBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti V. harveyiekstrak air mangroveS.lanceolatadantoksisitasnya terhadap pasca larva udang windu (P. monodon). Penelitian dilakukan pada bulan Mei hinggaSeptember 2014 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air payau (BPPBAP), Maros. Penelitianterdiri atas beberapa tahap yaitu: (a) persiapan ekstrak air mangrove S. lanceolata; (b) uji bioassay denganmetode microwell plate, (c) Uji Minimum Inhibition Concentration (MIC) dan Minimun Bactericidal Concentration(MBC); (d) Uji tantang secara in Vitro, dan (e) uji toksisitas terhadap pasca larva udang windu. Hasil ujibioassay menunjukkan bahwa ekstrak air S lanceolata menunjukkan konsistensi daya hambatnya terhadap V.harveyidimana pada konsentrasi 10.000 mg/L menunjukkan hasil yang positif seperti halnya dengan ekstrakmetanolnya. Konsentrasi minimum yang dapat menghambat V. harveyi (MIC) ekstrak air S. lanceolatasamadengan konsentrasi minimum yang bersifat bakterisida (MBC) yaitu 5 mg/L. Hasil uji toksisitas terhadappasca larva udang windu menunjukkan bahwa konsentrasi 1-1000 mg/L, ekstrak air S. lanceolata belumbersifat toksik terhadap larva udang windu.

KATA KUNCI: mangrove, S. lanceolata, V. harveyi, vibriosis, udang windu, P. monodon

PENDAHULUAN

Vibriosis merupakan salah satu jenis penyakit yang banyak menyebabkan kerugian pada usahabudidaya udang terutama pada skala perbenihan (Azizunnisa & Sreeramulu, 2013) yang disebabkanoleh bakteri dari kelompok Vibrio. Bakteri Vibrio termasuk bakteri Gram negatif,motil, bakteri anaerobfakultatif yang termasuk ke dalam famili Vibrionaceae. Jenis bakteri ini paling banyak menyerangudang (Khamesipour et al., 2014), beberapa spesies ikan dan kekerangan (Ransangan et al., 2012;Gomathi et al., 2013) dan menyebar di seluruh dunia. Beberapa spesies bakteri Vibrio yang seringditemukan pada kejadian penyakit baik di panti perbenihan maupun tambak pembesaran adalah V.harveyi (Mahbub et al., 2011; Azizunnisa & Sreeramulu, 2013).V. parahaemolyticus (Sujeewa et al.,2009; De Schryveret al, 2014; Zhanget al., 2014), V. alginolyticus dan V. campbellii (Haldar et al., 2011).Spesies-spesies bakteri ini terdistribusi secara luas pada lingkungan akuatik dan diketahui menjadipenyebab utama penyakit kunang-kunang pada organisme laut maupun payau. Selain sebagaipenyebab utama, sering kali juga bertindak sebagai agen oportunistik pada infeksi sekunder (Saulnieret al., 2000).

Penanggulangan penyakit vibriosis pada udang terutama di panti perbenihan hingga saat inimasih menggunakan antibiotk, meskipun hal ini telah dilarang keras oleh pemerintah, namun karenapengobatan alternatif dari bahan alam yang mudah terurai belum tersedia secara memadai baikdalam hal jumlah, jenis dan efektivitasnya sehingga pelaku bisnis perbenihan udang masih sangatmengandalkan antibiotik untuk penanggulangan penyakit vibriosis. Demikian halnya penggunaaanantibiotik, obat-obatan kimia, dan pestisida di tambak masih terus terjadi. Hal ini semakin menambahpermasalahan di lapangan akibat efek samping yang ditimbulkan seperti terjadi resistensi bakteripatogen terhadap antibiotik, akumulasi bahan kimia dan pencemaran pada lingkungan yang semakinmemperburuk lingkungan budidaya.

Penggunaan bahan alam yang mudah terurai sebagai alternatif pencegahan penyakit pada udangmerupakan salah satu alternatif yang dapat digali dan dikembangkan lebih jauh lagi sehingga dapatmenggantikan antibiotik dan obat-obatan kimia yang selama ini digunakan. Beberapa tanaman bahan

Page 2: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

448Aktivitas anti Vibrio harveyi ekstrak air mangrove ..... (Muliani)

alam seperti mangrove dan tanaman asosiasinya mulai diteliti dan dikembangkan untukpenanggulangan penyakit di bidang perikanan(D’Souza et al., 2010; Millon et al., 2012; Howladeretal., 2013; Laith & Najiah, 2014; Mouafi et al., 2014; Muliani et al., 2014). Potensi tanaman mangrovedan asosiasinya untuk penanggulangan penyakit pada udang dan ikan telah dilaporkan oleh(Ravikumar et al., 2010; Sivaperumal et al., 2010; Amirkaveei & Behbahani, 2011; Babuselvam et al.,2012; Banerjee et al., 2012; Baskaran et al., 2012; Beula et al., 2012; Dhayanithi et al. 2012; Govindet al., 2012; Laith et al., 2011 dan 2012; Madhuri et al., 2012; Soonthornchareonnon et al., 2012;Sudheer et al., 2012; Velmurugan et al., 2012; Revathi et al., 2013; Sasidhar et al., 2013).

Beberapa peneliti baik dari luar maupun dari dalam negeri telah melaporkan hasil penelitianpenanggulangan penyakit pada budidaya perikanan menggunakan bahan aktif mangrove dan tanamanasosiasinya di antaranya penanggulangan bakteri dan WSSV pada udang (Arivuselvan et al., 2011;Sudheer et al., 2011 dan 2012; Sahu et al., 2012; Shamsuddin et al., 2013; Chakraborty et al., 2014adan 2014b; Muliani et al., 2014; Ramesh et al., 2014; Sivasankar et al., 2015) pada ikan mas (Ahilanet al., 2010), penyakit bakterial pada ikan hias (Dhayanithi et al., 2013), penaggulangan WSSV padaudang (Chakraborty & Ghosh, 2013a dan 2013b). Beberapa tanaman mangrove yang mempunyainilai ekonomis tinggi dan telah diketahui mengandung bakterisida (Arivuselvan et al., 2011; Shelaret al., 2012; Mulyani et al., 2013) diantaranya adalah species Rhizophora mucronata (Baskaran & Mohan,2012). Selain sebagai antibakteri, tanaman mangrove juga telah dilaporkan sebagai bahanimmunostimulant pada ikan (Avendo & Serrano, 2012; Govind et al., 2012; Dhayanithi et al., 2013).

Berdasarkan potensi bahan aktif yang terkandung dalam herbal mangrove tersebut maka dilakukanpenelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti V. harveyi ekstrak air mangrove S.lanceolatadan toksisitasnya terhadap udang windu.

METODE PENELITIAN

Persiapan Ekstrak Air S. lanceolata

Ekstrak metanol S. lanceolata ditimbang untuk menentukan jumlah pelarut yang akan digunakan,selanjutnya dimasukkan ke gelas piala dan diberi dietyleter, dikocok sehingga homogen dandimasukkan ke corong pemisah. Didiamkan hingga mengendap dan terbentuk DUA lapisan. Lapisanbawah dikeluarkan melalui bagian bawah corong pemisah dan lapisan jernih diambil melalui bagianatas corong pemisah. Hal serupa dilakukan 3-4 kali hingga lapisan dietyleter sudah terlihat jernih.Selanjutnya endapan yang tersisa dilarutkan kembali dengan butanol. Prosesnya sama denganpemisahan dengan dietyleter. Setelah lapisan butanol terlihat jernih, pemisahan dihentikan danendapan dikoleksi sebagai fraksi air.Fraksi air yang telah dikoleksi dikisat menggunakan freeze dryer.Ekstrak air yang didapatkan selanjutnya dikoleksi untuk uji selanjutnya.

Uji Bioassay

Ekstrak air, yang dikoleksi diuji bioassay untuk mengetahui aktivitas anti V. harveyi. Ekstrak airditimbang sebanyak 5 mg, selanjutnya dilarutkan dalam DMSO 10%.Uji aktivitas antibakteri dilakukandengan metode microwellplate assay yaitu dengan menggunakan microplate 96 well.(Langfield et al.,2004; Kasanah & Isnansetyo, 2013).

Uji Minimum Inhibition Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC)

Ekstrak air mangrove S. lanceolata diuji MIC menggunakan metode microwell plate assay yaitudengan menggunakan microplate 96 well. (Kasanah & Isnansetyo, 2013). Dari hasil uji MIC dilanjutkandengan uji MBC untuk mengetahui konsentrasi minimal ekstrak air S. lanceolatayang dapatmenghambat V. harveyi. Biakan bakteri dalam microwell plate dinokulasi pada media TCBSA untukmengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri.Selanjutnya dinkubasi selama 24 jam pada suhu28ÚC. Pengamatan dilakukan dengan menghitung koloni bakteri yang tumbuh pada media TCBS.NilaiMBC dapat diketahui dengan adanya pertumbuhan bakteri V. harveyi pada media TCBS yang berasaldari pengenceran terendah.

Page 3: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

449 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Uji Tantang Secara Invitro

Ekstrak air S.lanceolata dibuat larutan stok 50.000 mg/L dalam larutan DMSO 10%. Selanjutnyadengan menggunakan rumus pengenceran N1V1=N2V2, larutan stok tersebut diencerkan sehinggadiperoleh konsentrasi yang lebih rendah sesuai perlakuan yang diinginkan yaitu: A) 5000 mg/L, B).500 mg/L, C). 50 mg/L, D). 5 mg/L, E). 0,5 mg/L, F). 0,05 mg/L, dan G). Kontrol negatif (tanpapemberian ekstrak mangrove).Masing-masing diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit percobaan.

Biakan V. harveyi pasase 2 diambil secara aseptik sebanyak 100 mikroliter dan dimasukkan kedalam media NB 10 mL. Selanjutnya dihomogenkan dengan cara digoyang-goyang. Setelah itudiinkubasi selama 24 jam sambil digoyang pada shaker. Setelah 24 jam, biakan tersebut diambilsebanyak 100 mL, kemudian diukultur dalam media NB 100 mL selama 4 jam pada suhu ruangsambil dishaker pada inkubator shaker, populasi V. harveyi mencapai 108 CFU/mL.Sebanyak 100mikroliter biakan bakteri V. harveyi yang berumur 4 jam (108 CFU/mL) dimasukkan secara aseptik kedalam masing-masing tabung yang telah diberi ekstrak mangrove sesuai perlakuan. Konsentrasi V.harveyi dalam tabung adalah 106 CFU/mL.Biakan tersebut diinkubasi pada suhu ruang sambil digoyangpada inkubator shaker. Sampling untuk mengetahui pertumbuhan V. harveyi dilakukan setiap 4 jamselama 24 jam (6 kali sampling).

Uji Toksisitas terhadap Benur Windu

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples kaca volume 3 liter. Air laut salinitas 28ppt yang telah didisinfeksi dengan kaporit 150 mg/L dan dinetralisir dengan Natrium thiosulfat 75mg/Ldigunakan sebagai media pemeliharaan udang. Sedangkan sebagai hewan uji digunakan udangwindu PL 12 yang diambil dari Instalasi Broodstock Center Udang Windu, Balai Penelitian danPengembangan Budidaya Air Payau. Setiap wadah diisi air laut sebanyak 1 L dan ditebari 30 ekorudang windu PL12. Untuk mempertahankan oksigen, pada setiap wadah dipasang aerasi.

Dosis ekstrak Air dari S. lanceoalata digunakan adalah: (A) 5000 mg/L, (B) 1000 mg/L, (C) 500 mg/L, (D)100 mg/L, (E) 50 mg/L, (F) 10 mg/L, (G) 5 mg/L, (H) 1 mg/L, (I) Kontrol negatif (tanpa pemberianekstrak mangrove). Pemberian ekstrak mangrove ke dalam wadah dilakukan beberapa saat setelahpenebaran benur. Penghitungan mortalitas udang windu dilakukan setiap 12 jam selama 96 jam.

HASIL DAN BAHASAN

Uji Bioassay

Hasil bioassay secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak air mangrove, S. lanceolata (dikoleksidari Kabupaten Pangkep) menunjukkan konsistensi aktivitasnya terhadap V. harveyi seperti halnyaekstrak kasarnya (ekstrak metanol). Hasil uji Minimun Inhibition Concentration (MIC) danMinimumBactericidal Concentration (MBC) menunjukkan bahwa konsentrasi minimal menghambat V. harveyidan konsentrasi minimal bakterisida ekstrak air S. lanceolata sama yaitu pada konsentrasi 5 mg/L.

Uji Tantang secara Invitro

Hasil uji tantang secara invitro ekstrak air dari S. lanceolata disajikan pada (Gambar 1). Pada Gambar1 terlihat bahwa populasi awal bakteri V. harveyiadalah 106 CFU/mL dan setelah 4 jam masa kulturpopulasi bakteri V. harveyi pada perlakuan dengan konsentrasi 5000 mg/L dan 500 mg/L mengalamipenurunan, namun pada perlakuan dengan konsentrasi ekstrak air S. lanceolata yang lebih rendahpopulasi bakteri V. harveyi justru mengalami kenaikan seperti halnya pada kontrol (tanpa pemberianekstrak). Populasi V. harveyi terus meningkat pada perlakuan tersebut seiring dengan bertambahnyawaktu kultur, namun sebaliknya pada perlakuan dengan konsentrasi 5000 mg/L mengalami penurunan,sedangkan pada perlakuan 500 mg/L relatif stabil selama 24 jam. Dari data tersebut terlihat bahwadengan konsentrasi 500 mg/L ekstrak air S. lanceolata dapat menekan pertumbuhan V. harveyi 50- 60%dibanding kontrol, sedangkan dengan konsentrasi 5000 mg/L dapat menekan pertumbuhan V. harveyi60-70% dibanding dengan kontrol (tanpa ekstrak).

Page 4: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

450Aktivitas anti Vibrio harveyi ekstrak air mangrove ..... (Muliani)

Uji Toksisitas terhadap Benur Windu

Setelah uji tantang secara invitro selesai, ekstrak air S.lanceolata diuji toksisitasnya terhadap larvaudang windu (Tabel 1). Pada Tabel 1 terlihat bahwa mortalitas udang windu setelah 24 jam tertinggipada perlakuan dengan dosis ekstrak 5000 mg/L yaitu70% dan terendah pada perlakuan dengandosis ekstrak 10, 5, dan 1 mg/L yaitu 0%. Pada 48 jam perendaman mortalitas larva udang windumasih tertinggi pada konsentrasi 5000 mg/L (80%). dan terndah pada perlakuan 10 mg/L (1,11%).Pada perendaman 72 hingga 96 jam, mortalitas udang windu masih tertinggi pada konsentrasi 5000mg/L dan terendah pada perlakuan 50 mg/L.

Hasil uji statistik setelah 96 jam perendaman menunjukkan bahwa mortalitas udang windu padaperlakuan dengan konsentrasi 5000 mg/L berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Hal inimenunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut ekstrak air S. lanceolata sudah bersifat toksik terhadaplarva udang windu, sementara konsentrasi yang lebih rendah dari 5000 mg/L tidak bersifat toksikterhadap larva udang windu, hal ini dapat diketahui karena tidak adanya perbedaan dengan kontrol(tanpa ekstrak air S. lanceolata).

Gambar 1. Populasi V. harveyi (log CFU/mL) pada uji tantang secara In Vitro denganekstrak Air Sonneratia lanceolata padakonsentrasi yang berbeda

0

2

4

6

8

10

0 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 20 jam 24 jam

Tota

l Vib

rio

harv

eyi

(log

CFU

/mL)

Waktu pengamatan

5000 mg/L 500 mg/L 50 mg/L 5 mg/L

0,5 mg/L 0,005 mg/L Kontrol

Tabel. 1. Hasil uji toksisitas ekstrak air S. lanceolata terhadap benur udang winduPenaeus monodon pada konsentrasi yang berbeda

24 jam 48 jam 72 jam 96 jamA. 5000 mg/L 70 80 80 80,00a

B. 1000 mg/L 13,34 20 20 20,00b

C. 500 mg/L 14,44 18,19 18,89 18,89b

D. 100 mg/L 2,22 5,56 5,56 5,56b

E. 50 mg/L 2,22 3,33 3,33 3,33b

F. 10 mg/L 0 1,11 4,44 4,44b

G. 5 mg/L 0 5,56 10 10,00b

H. 1 mg/L 0 3,33 4,44 4,44b

I. 0 mg/L (kontrol) 1,11 4,44 4,44 15,55b

Mortalitas(%)Perlakuan

Page 5: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

451 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

KESIMPULAN

Nilai MIC dan MBC terhadap V. harveyi ekstrak Air S. lanceolata yaitu 5 mg/L. Konsentrasi 500 mg/L dan 5000 mg/L, ekstrak air S. lanceolata dapat menekan pertumbuhan V. harveyi masing-masing 50-60%, dan 60-70% dibanding dengan kontrol (tanpa ekstrak). Konsentrasi 1-1000 mg/L ekstrak air S.lanceolata belum bersifat toksik terhadap udang windu

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih atas bimbingan Bpk. Ir.Muharijadi Atmomarsono, sebagai Ka. Kelti Patologi, danrekan-rekan peneliti dan teknisi yang penuh dedikasi dan tanggung jawab membantu terlaksananyapenelitian ini. Penelitian ini dibiayai dari dana DIPA BPPBAP Maros.

DAFTAR ACUAN

Ahilan, B., Nithiyapriyatharshini, A., & Ravaneshwaran, K. (2010). Influence of certain herbal additiveson the growth, survival and disease resistance of goldfish, Carassius auratus (linnaeus). TamilnaduJ. Veterinary & Animal Sciences, 6(1), 5-11.

Alapide-Tendencia, E.V., & Dureza, L.A. (1997). Isolation of Vibrio spp. from Penaeus monodon (Fabri-cius) with red disease syndrome. Aquaculture, 154,107–114.

Arivuselvan, N., Jagadeesan, D., Govindan, T., Khatiresan, K., & Anantharaman, T. (2011). In Vitroantibacterial activity of leaf and bark extracts of selected mangroves against fish and shrimppathogens. Global Journal of Pharmacology, 5(2),112-116.

Avendo P., & Serrano, A.E., (2012). Effect of the aplle mangrove (Sonneratia caseolaris)on antimicrobial,Immunostimulatory, and histological responses in balck tiger shrimp postlarvae fed at varyingfeeding frequensi. ACCL BIOFLUX. 5 Issue 3, p. 112-123.

Azizunnisa, S., & .Sreeramulu, K. (2013). A study on luminiscent bacteria in shrimp post larvae inhatcheries & rearingtanks in east godavari district of Andhra Pradesh, India. International Journalof Advancements in Research & Technology, (2), 109-116.

Babuselvam, M., Farook, K.A.M., Abideen, S., Mohamed, M.P., & Uthiraselvam, M. (2012). Screeningof antibacterial activity of mangrove plant exract against fish and shrimp patogens. InternationalJournal of Applied Microbiology Science. 1(3), 20-25.

Banerjee, M.B., Ravikumar, S., Gnanadesigan, M., Rajakumar, B., & Anand, M. (2012). Antiviral, anti-oxidant and toxicological evaluation of mangrove associatefrom South East coast of India. AsianPacific Journal of Tropical Biomedicine.S1775-S1779.

Baskaran, R., & Mohan, P.M. (2012). In vitro antibacterial activity of leaf extracts of Rhizophora mucronataL. against multi drug resisten Vibrio spp. isolated from marine water lobster ’s larvaehatcheries.Indian Journal of Geo-Marine Science, 41(3, :218-222.

Beula, J.M., Gnanadesigan, M., Rajkumar, P.B., Ravikumar, S., & Anand, M. (2012). Antiviral, antioxi-dant and toxicological evaluation of mangrove plant from South East coast of India. Asian PacificJournal of Tropical Biomedicine, S352-S357.

Chakraborty, S., & Ghosh, U. (2013a). Pharmaceutical and phytochemical evaluation of a novel anti –white spot syndrome virus drug derived from marine plants. International Journal of Natural ProductsResearch, 3(4): 82-91.

Chakraborty, S., & Ghosh, U. (2013b). In Vivo biochemical changes occurring at different time inter-vals in white spot syndrome virus infected shrimp, treated with anti-WSSV drug drived from ma-rine plants. J. App Pharm Sci. 3(11):059-069.

Chakraborty, S., & Ghosh, U. (2014a). In Vivo Immunological changes occurring at different timeintervals in white spot syndrome virus infected shrimp, treated with anti-WSSV drug drived frommarine plants. International Journal of Basic and Applied Virology 3(1):01-15.

Chakraborty, S., Ghosh, U., Balasubramanian, T., & Das, P. (2014b). Screening, isolation and optimizationof ant-white spot yndrome virus drug derived from marine plants. Asian Pacific Journal of TropicalBiomedicine:S107-S117.

Page 6: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

452Aktivitas anti Vibrio harveyi ekstrak air mangrove ..... (Muliani)

Chatterjee S, Haldar S (2012) Vibrio Related Diseases in Aquaculture and Development of Rapid andAccurate Identification Methods. JMarine Sci Res Dev S1:002. doi:10.4172/2155-9910.S1-002.

De Schryver, P., Defoirdt, T., & Sorgeloos, P. (2014). Early Mortality Syndrome Outbreaks: AMicrobialManagement Issue in Shrimp Farming? PLoS Pathog 10(4): e1003919. doi:10.1371/journal.ppat.1003919.

Dhayanithi, N.B., Kumar, T.T.A., Balasubramanian, T., & Tissera, K. (2013). A study on the effect ofusing mangrove leaf extracts as a feed additive in the progress of bacterial infections in marineornamental fish. Journal of Coastal Life Medicine, 1(3), 217-224.

D’Sousa, L., Wahidulla, S., & Devi, P. (2010). Antibacterial phenolics from the mangrove Lumnitzeraracemosa.Indian Journal of Marine Sciences. 39(2):294-298.

Gomathi, R.S., Vinothkumar, R., & Arunagiri, K. (2013).Isolation and Identification Vibrios from marineSeafood Samples.Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci. 2(2), 36-43.

Govind, P., Madhuri, S., & Mandloi, A.K. (2012). Immunostimulnat effect of medicinal plants on fish.IRJP, (3), 112-114.

Haldar, S., Chatterjee, Sugimoto, N., Das, S., Chowdhury, N., Hinenoya, A., Asakura, M., & Yamasaki,S. (2011). Identification of Vibrio campbellii isolated from diseased farm-shrimps from south Indiaand establishment of its pathogenic potential in an Artemia model. Microbiology, 157: 179–188.DOI 10.1099/mic.0.041475-0

Howlader, M.S.I., Ahmed, M.,J., Kabir, A.N.M.H., Uddin, M.G., & Hossain, M.K. (2013). Antibacterial,cytotoxic, analgesic, and diuretic activities of Rhizophora mucronata Lam. Bark.Indian Journal ofNatural Products and Resource. Vol. 4 (3):229-232.

Kannapiran, E., Ravindran, J., Chandrasekar, R., & Kalalarasi, A. (2009). Studies on luminous, Vibrioharveyi associated with shrimp culture system rearing Penaeus monodon. J Environ. Biol. 30 (5):791-795.

Kasanah, N., & Isnansetyo, A. (2013). High ThroughputScreening dan Bioassay dalam Penemuansenyawa Bioaktif dari Alam. Materi workshop dan Pelatihan Bioprospekting Bahan Alam KelautanII. Laboratorium Hidrobiologi. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. 22hal.

Khamesipour, F., Noshadi, E., Moradi, M., & Raissy. M. (2014). Detection of Vibrio spp. in shrimpfromaquaculture sites in Iran using polymerase chainreaction (PCR). AACL Bioflux,7 (1):1-7. http://www.bioflux.com.ro/aacl.

Karuppusamy, S., & Rajsekaran, K.M. (2009). High Throughput Antibacterial Screening of Plnat Ex-tracts by Resazurin Redox with Special Reference to Medical Plant of Western Ghats. Global journalof Pharmacology, 3 (2):63-68.

Laith, A.A., & Najiah, M. 2014. Antimocrobial activities of blinding tree, Excoecaria agallocha againstselected bacterial pathogens. Jounal of Microbiology and Antimocrobial.Vo 6(2): 29-3.

Langfield, R.D., Scarano, F.J., Heitzman, M.E., Konodo, M., Hammond, G.B., & Neto, C.C. (2004). Useof modified microplate bioassay method to investigate antibcaterial ac tivity in the Peruvianmedicinal plant Peperomia galioides. Journal of Ethnophrmacology, 94:279-281.

Mahbub, K.R., Paul, K.P., & Ahmed, M.M. (2011). Prevalence of Vibrio Spp and Antibiogram of Isolatesfrom Shrimp Rearing Ponds in Bangladesh.J Adv Scient Res, 2(4): 74-80.

Millon, M.A., Muhit, M.A., Goshwami, D., Masud, M.M., & Begum, B. (2012). Antioxidant, cytotoxicand antimicrobial activity of Sonneratia alba bark. IJPSR. Vol. 3 (7):2233-2237.

Mouafi, F.E., Abdel-Aziz, S.M., Bashir, A.A., & Fyiad, A.A. (2014). Phytochemical Analysis andAntimicrobial Activity of Mangrove Leaves (Avicenna marina and Rhizophora stylosa) Against SomePathogens. World Applied Sciences Journal 29 (4): 547-554.

Muliani, Nurhaidayah, & Kurniawan, K. (2014). Skreening herbal tanaman mangrove dari beberapalokasi di sulawesi selatan sebagai sumber anti bakteri V. harveyi penyebab penyakit pada udangwindu Penaeus mondon (JRA in Press).

Page 7: AKTIVITAS ANTI Vibrio harveyi EKSTRAK AIR MANGROVE Sonneratia lanceolata DAN TOKSISITAS… · Uji Toksisitas terhadap Benur Windu Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah stoples

453 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Mulyani, Y., Bachtiar, E., & Kurnia, A.M.U. (2013). Peranan Senyawa Metabolit Sekunder TumbuhanMangrove Terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L). JurnalAkuatika. Universitas Padjajaran. Bandung, 4 (1): 1-9.

Ramesh, K., Natarajan, M., & Sridhar, H. (2014). Anti-Vibrio Activity of Mangrove and MangroveAssosiates on Shrimp Pathogen, Vibrio harveyi VSH5. Global Veterinaria 12 (2):270-276.

Ravikumar, S., Muthuraja, M., Sivaperumal, P., & Gnanadesigan, M. 2010. Antibacterial activity of themangrove leaves Exocaria agalloca against selected fish pathogens. Asian Journal of Medical sciences.Vol. 2(5):211-213.

Revathi, P., Senthinath, T.J., Thirumalaikolundusubramanian, P., & Prabhu, N. (2013). Medicinalproperties of mangrove plants – an overview.Int. J. Bioassays, 02 (12), 1597-1600.

Sahu, K.S., Kathiresan, K., Sing, R., & Senthilraja, P. (2012). Molecular docking analyses of Aviceniamarina derived phytochemicals against white spot syndrome virus (WSSV) envelope protein-VP28.Bioinformation 8(8):897-900.

Sasidhar, K., Tirupathi, Ch., Vishnuvardhan, Z., & Krishna, R.H. (2013). A Review on Chemistry ofMangrove Plants and Prospects of Mangroves as Medicinal Plants. IJGHC, Vol.2, No.4, 943-953.

Saulnier, D., Haffner, P., Goarant, C., Levy, P., & Ansquer, D. (2000). Experimental infection models forshrimp vibriosis studies: a review. Aquaculture 191:133–144.

Shamsuddin, A.A., Najiah, M., Suvik, A., Azariyah, M.N., Kamaruzzaman, B.Y., Effendy, A.W., & John,B.A. (2013). Antibacterial Properties of Selected Mangrove Plants AgainstVibrioSpecies and itsCytotoxicity Against Artemia salina. World Applied Sciences Journal 25 (2): 333-340.

Shelar, P.S., Reddy, V.K., Shelar, G.S., & Reddy, G.V.S. (2012). Medicinal value of mangroves and itsantimicrobial properties –a review. Continental J. Fisheries and Aquatic Science 6 (1), 26–37.

Sivasankar, P., Santhiya, A.V.A., & Kanaga, V. (2015). A review on plants and herbal extracts againstviral diseases in aquaculture. Journal of Medicinal Plants Studies, 3(2), 75-79.

Sivaperumal, P., Ramasamy, P., Inbaneson, J.S., & Ravikumar, S. (2010). Screening of antibacterialactivity of mangrove leaf bioactive compounds against antibotct resistant clinical isolates. WorldJournal of Fish and Marine scince, 2(5), 348-353.

Soonthornchareonnon, N., Wiwat, C., & Chuakul, W. (2012). Biological Activities of Medicinal Plantsfrom Mangrove and Beach Forests.Mahidol University Journal of Pharmaceutical Science, 39(1), 9-18.

Sudheer, N.S., Philip, R., & Singh, I,S.B. (2012). Anti–white spot syndrome virus activity of Ceriopstagal aqueous extract in giant tiger shrimp Penaeus monodon. Arch Virol, 157, 1665–1675.

Sujeewa, A.K.W., Norrakiah, A.S., & Laina, M. (2009). Prevalence of toxic genes of Vibrio parahaemolyticusin shrimps (Penaeus monodon) and culture environment. International Food Research Journal,16: 89-95.

Velmurugan, S., Babu, M.M., Punitha, S.M.J., Viji, V.T., & Citarasu, T. (2012). Screening and character-ization of antiviral compounds from Psidium guajava Linn. Root bark against White Spot SyndromeVirus. Indian Journal of Natural Products Resources. 3(2), 208-214.

Zhang, X.J., Yan, B.L., Bai, S.X., Bi, K.R., Gao, H., & Qin, G.M. (2014). Isolation and Characterization ofVibrio parahaemolyticus and Vibrio rotiferianus Associated with Mass Mortality of Chinese Shrimp(Fenneropenaeus chinensis). Journal of Shellfish Research.33 (1): 61-68. doi: 10.2983/035.033.0108.