AKPRI rmk 3-4

31

Click here to load reader

Transcript of AKPRI rmk 3-4

Page 1: AKPRI rmk 3-4

Konsep Perilaku dari Psikologi dan Psikologi Sosial

Dalam chapter ini fokus akan bergeser dari sosiologi ke faktor psikologi dan

psikologi sosial, yang mana lebih relevan pada akuntansi keperilakuan. Faktor-

faktor ini termasuk sikap dan perubahan sikap, motivasi, persepsi pembelajaran

dan kepribadian.

Sikap

Sikap dipelajari sebagai tendensi untuk bereaksi secara konsisten pada cara

manusia, objek, ide-ide atau situasi2 yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Terminologi objek sikap digunakan untuk memasukkan objek2

pada seseorang yang mungkin bereaksi. Sebagai contoh, objek sikap mungkin

adalah orang sesungguhnya (Pak Franklin, pengawas perusahaan), manusia

abstrak (tuan tanah), kebijakan perusahaan, sebuah konsep yang abstrak, atau

sebuah grup sosial.

Penting diperhatikan bahwa secara definisi, bahwa sikap adalah sebuah

tendensi atau kecenderungan untuk merespon, bukan respon itu sendiri. Sikap

bukanlah perilaku; dia lebih merepresentasikan kesiapan untuk melakukan aksi

atau tindakan/berkelakuan. Maka, sikap memicu dan memandu perilaku.

Sikap dipelajari, mapan dan susah untuk berubah. Manusia mempelajari sikap dari

pengalaman pribadi, orang tua, teman sebaya dan grup sosial. Sekali belajar, sikap

menjadi bagian yang mapan dari kepribadian individu dan membantu menghitung

konsistensi tingkah laku.

Perilaku akuntan perlu untuk mengetahui tentang sikap-sikap sebagai

pemahaman dan prediksi tingkah laku. Ada banyak cara sikap-sikap yang

digunakan dalam perilaku akuntan. Sebagai pertimbangan, contohnya, dua

perusahaan, Y dan Z, yang berencana untuk merger. Garis produk mereka, metode

bisnis, struktur keuangan dan sejarah pendapatan adalah mirip dan kompatibel

(berkecocokan). Dalam rangka untuk menyelesaikan merger secara lancar dan

memungkinkan, akan sangat menguntungkan bila dua tim manajemen berbagi

filosofi bisnis yang sama dan pengaturan sikap. Bila tim manajemen dari

perusahaan Y dan Z merasa berbeda dalam penyelenggaran bisnis dan memiliki

kecenderungan untuk merespon event berdasarkan persepsi yang bertentangan,

Page 2: AKPRI rmk 3-4

maka konflik akan menjadi karakter hubungan antara manajer2 dalam perusahaan

yang baru. Bila, bagaimanapun, perbedaan dalam sikap diketahui lebih awal,

maka strategi2 dapat dibangun untuk merekonsiliasikan sikap2 dari dua tim

manajemen. Ini akan memungkinkan untuk memperbaiki konflik dan

mempertinggi kesuksesan perusahaan yang baru.

Perilaku akuntan mungkin juga tertarik pada sikap2 karyawan terhadap

paket kompensasi yang ditawarkan, sikap2 auditor internal dalam mengenalkan

paket software baru, dan sikap konsumen pada perubahan kemasan produk.

Komponen-Komponen Sikap

Sikap memiliki kognitif, emosi dan komponen-komponen perilaku.

Komponen kognitif dibuat dari ide2, persepsi2 dan keyakinan2 yang dimiliki

seseorang tentang objek sikap. Ini juga mengarah pada informasi yang dimiliki

seseorang tentang objek sikap dan untuk meniru-niru atau pengeneralisasian

(termasuk akurat atau tidak akurat) yang mungkin dibuat seseorang. Sebagai

contoh, komponen kognitif dari sikap2 melalui komputerisasi mungkin bahwa

“Bisnis kita tidak cukup besar untuk mengambil keuntungan dari komputer2” atau

“Waktu yang disimpan dalam pemrosesan data hilang dalam kemacetan

(bottlenecks)training, entry data dan hasil”.

Emosi atau komponen afektif mengarah pada perasaan yang dimiliki

seseorang melalui objek sikap. Perasaan positif termasuk menyukai, rasa hormat

atau empati. Perasaan negatif termasuk ketidaksukaan, takut atau kemuakan.

Sebagai contoh “Aku akan menikmati bekerja dengan komputer” atau “Komputer

membuatku merasa kikuk dan tidak nyaman”.

Komponen perilaku mengarah pada bagaiman seseorang akan bereaksi

pada objek sikap. Sebagai contoh: “Jika perusahaan ini terkomputerisasi , aku

akan keluar” atau “Segera setelah paket software tersedia, aku ingin belajar

bagaimana menggunakannya.”

Kepercayaan, Opini, Nilai dan Kebiasaan

Secara dekat sikap berhubungan dengan konsep kepercayaan, opini, nilai2

dan kebiasaan2. Secara luas kepercayaan bisa didefinisikan sebagai komponen2

kognitif dari sikap. Kepercayaan bisa berdasar pada bukti ilmiah, dalam prasangka

Page 3: AKPRI rmk 3-4

atau intuisi. Sesuai atau tidak, keyakinan dengan fakta tidak akan berpengaruh

pada potensi keyakinan untuk membentuk sikap atau mempengaruhi perilaku.

Seseorang harus bersikap hanya sebagai pemikiran tunggal dan dengan enerjik

keyakinan tahayul karena mereka akan menuju pada keyakinan ilmiah.

Seorang individu dapat memiliki keyakinan-keyakinan yang tidak saling

berhubungan tentang objek sikap. Sebagai contoh, seseorang mungkin percaya

bahwa buku panduan software adalah “menarik”, “poorly written (?)” dan

“berguna”. Tidak diperlukan kecocokan antara keyakinan, sikap dan tingkah laku

akhir. Sebagai contoh, keyakinan bahwa buku panduan adalah “menarik” tidak

berimplikasi bahwa seseorang dipengaruhi oleh “kesukaan”pada buku panduan

atau dia akan bertindak satu arah atau lainnya dari ini.

Behavioral accounting pages 30 - 31

Opini kadangkala didefinisikan seperti sinonim baik untuk sikap dan juga

keyakinan. Umumnya, bagaimanapun, opini dipandang sebagai konsep yang lebih

sempit daripada sikap. Seperti keyakinan/kepercayaan, opini ini berkaitan dengan

komponen yang kognitif dari sikap dan mementingkan bagaimana seseorang

menilai atau mengevaluasi suatu objek. Ketika suatu penilaian dianggap benar,

opini ini hadir dengan melewati semacam proses intelektual, meskipun tidak harus

didasarkan pada bukti yang kuat atau alat bukti.

Nilai adalah tujuan hidup yang penting dan standar dari perilaku. Nilai-

nilai ini merupakan perasaan yang mendalam dan mendasar yang digunakan orang

untuk mengorientasikan diri mereka sendiri ke arah tujuan yang lebih tinggi dan

yang dengannya mereka membedakan apa yang berharga dan indah dari apa yang

kotor dan duniawi. Sebagai contoh, seseorang mungkin menilai kemakmuran,

prestasi, kebebasan, dan harga diri sebagai tujuan utama. Nilai-nilai ini akan

mempengaruhi sikap dan, selanjutnya, perilakunya. Nilai adalah elemen yang

paling penting dan utama dalam pembentukan sikap.

Nilai ini lebih umum daripada sikap. Artinya, sementara sikap

berhubungan dengan objek tertentu seperti kebijakan perusahaan, masyarakat,

atau situasi, sedangkan nilai-nilai tidak berhubungan dengan satu objekpun.

Sebagai contoh, perhatikan orang yang menjunjung prestasi dan kesetaraan namun

Page 4: AKPRI rmk 3-4

berhadapan dengan situasi kerja di mana manajer cenderung untuk menghargai

dan mempromosikan bawahan “favoritnya” dibandingkan mereka yang jelas-jelas

lebih kompeten. Orang ini dapat memiliki suatu sikap yang negatif terhadap

pekerjaan, menunjukkan perilaku kerja yang buruk, dan mulai ketinggalan dalam

produktivitasnya. Tanda-tanda luar ini tidak dapat ditafsirkan sebagai tidak

menyukai pekerjaan. Nilai-nilai inti dari sikap yang sangat positif terhadap

pekerjaan, Namun, kondisi telah menyebabkan pengembangan sikap negatif

terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi tertentu.

Kebiasaan merupakan pola bawah sadar, otomatis, dan berulang

dari respon tingkah laku. Mereka berbeda dari sikap karena sikap bukanlah

perilaku.

Fungsi Sikap

Sikap melayani empat fungsi utama: pemahaman, perlu kepuasan, ego

pertahanan, dan ekspresi nilai. Pemahaman, atau pengetahuan, berfungsi

membantu seseorang memberi makna pada, atau "memahami" dari, situasi baru

dengan cepat, tanpa harus mengumpulkan seluruh informasi yang relevan tentang

situasi tersebut. Misalnya, beberapa orang dalam kaitannya dengan sikap mereka

sehingga ada "korupsi merajalela di tempat-tempat yang tinggi" mungkin

memahami penyataan kecurangan tersebar di sebuah perusahaan besar. Orang lain

mungkin mencapai fakta yang sama dengan keyakinan bahwa "beberapa apel

buruk dapat merusak tempayan".

Sikap juga melayani suatu kemanfaatan, atau berfungsi untuk pemenuhan

kebutuhan. Misalnya, orang cenderung membentuk sikap positif terhadap objek

yang memenuhi kebutuhan mereka dan sikap negatif terhadap objek yang

menggagalkan kebutuhan mereka. Seorang karyawan mungkin membentuk sikap

positif atau negatif terhadap kebijakan perusahaan yang diusulkan tergantung

pada apakah kebijakan tersebut dipandang sebagai demi kepentingan terbaik

karyawan.

Sikap melayani fungsi pertahanan ego dengan mengembangkan atau

merubah untuk melindungi orang dari mengakui kebenaran dasar tentang diri

mereka sendiri atau dunia. Misalnya, sikap ini dapat meningkatkan harga diri

Page 5: AKPRI rmk 3-4

orang dan memungkinkan mereka untuk menghindari pemikiran tentang

kekurangan mereka sendiri dengan menyalahkan orang lain. Karyawan yang

menolak semua ulasan negatif tentang perilaku mereka dengan pernyataan bahwa

"supervisor benar-benar pemarah" menggunakan sikap sebagai suatu pertahanan

ego.

Terakhirnya, sikap melayani fungsi dari ekspresi nilai. Orang-orang

mendapatkan kepuasan dengan mengekspresikan diri mereka melalui sikap

mereka. Sikap dapat memberitahu dunia siapa orang itu dan dimana seseorang

berdiri.

Format dan Perubahan Sikap

Pembentukan sikap mengacu pada pengembangan sebagai sikap kita

terhadap suatu objek ketika tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada

mengganti sikap baru untuk salah satu yang berlangsung sebelumnya.

Sikap terbentuk berdasarkan faktor psikologis, personal, dan sosial. Faktor

psikologis dan genetik dapat menciptakan kecenderungan ke arah pengembangan

sikap tertentu. Misalnya, faktor genetik dapat mempengaruhi tingkat agresifitas

seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pembentukan sikap

terhadap masyarakat, pekerjaan, dan kerja sama.

Kekuatan sosial mempengaruhi pembentukan sikap termasuk pengaruh

orang tua dan teman sebaya, sekolah dan pengaruh gereja, kelompok referensi,

dan media massa. Sebagai contoh, teman, iklan televisi, atau dukungan selebriti

dapat mempengaruhi perkembangan sikap terhadap film baru, mobil, atau

makanan ringan.

Sering kali, para manajer berminat untuk merubah sikap orang untuk

mendatangkan perilaku yang diinginkan. Dalam bagian selanjutnya, beberapa

teori tentang perubahan sikap akan dibahas secara singkat.

Teori Perubahan Sikap

Page 6: AKPRI rmk 3-4

Setiap hari kita dibombardir dengan pesan-pesan yang dirancang untuk

mengubah sikap dan perilaku kita. Radio, televisi, papan reklame, iklan koran,

dan himbauan pribadi mendorong kita untuk memilih suatu cara tertentu, membeli

produk tertentu, akan lebih bersimpati terhadap kasus-kasus tertentu, dan

sebagainya. Teori perubahan sikap seharusnya membantu kita memprediksi mana

seruan yang paling efektif, dimana sikap cenderung berubah sebagai hasil dari

seruan tersebut, dan kondisi tertentu mana banding tidak akan efektif.

Terjemahan 32-33

mungkin untuk berubah sebagai hasil pendekatan, dan keadaan di bawah yang

mana suatu pendekatan tidak akan efektif. kita perlu mengingat-ingat bahwa

sikap bisa berubah tanpa dorongan dari luar. sebagai contoh, jika orang-orang

diarahkan pada sebuah informasi baru tentang suatu sikap obyek perubahan sikap

bisa terjadi. Seorang karyawan setia yang belajar bahwa pegawai keuangan

perusahaan telah menggelapkan dana beberapa tahun yang lalu dapat ber;ubah

kecenderungan nya kepada perusahaan, para eksekutip perusahaan secara umum,

dan terhadap pekerjaan dirinya sendiri

tanggapan stimulus dan teori penguatan

tanggapan stimulus dan teori penguatan perubahan sikap berfokus pada

bagaimana orang-orang bereaksi terhadap stimulus tertentu. Sepertinya tanggapan

yang sama akan diulangi jika mereka dihadiahi atau diperkuat. teori ini

menempatkan lebih kepada penekanan komponen stimulus dibanding pada

tanggapan. Sebagai contoh, pesan bujukan sering digunakan sebagai stimuli di

dalam usaha untuk mengubah sikap. Seorang komunikator harus sadar beberapa

hal berikut agar pesan bisa efektip,

1. harus menarik perhatian target pendengar

2. harus dipahami oleh pendengar, dan

3. harus diterima

hal penting yang perlu diingat adalah penghargaan atau perangsang untuk

memberikan tanggapan lebih kuat daripada perangsang untuk tidak mengubah

sikap.

sosial teori pertimbangan

Page 7: AKPRI rmk 3-4

teori ini memperhatikan perubahan sikap sebagai hasil perubahan bagaimana

orang-orang merasakan suatu obyek dibanding suatu perubahan di dalam

kepercayaan tentang obyek. teori ini meyakini bahwa kita dapat menciptakan

perubahan kecil didalam sikap seseorang, jika kita tahu tentang struktur mengenai

sikap orang itu dan jika kita membuat pendekatan untuk ber;ubahdengan cara

yang paling tidak mengancam. Suatu asumsi mendasari bahwa suatu usaha untuk

menyebabkan suatu perubahan utama sikap mungkin gagal sebab perubahan

mungkin mengakibatkan ketidaknyamanan bagi subject. tetapi suatu perubahan

kecil didalam sikap bisa terjadi jika kita mengetahui suatu batas perubahan bisa

diterima.

sebagai contoh, suatu anggota sebuah asosiasi profesional mungkin menolak

permintaan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan politik oleh karena suatu ada

kecenderungan hal negatif ke arah keterlibatan didalam politik. Bagaimanapun ,

anggota tersebut boleh jadi diyakinkan untuk membuat suatu kontribusi kecil

kepada pertemuan politik.

suatu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu pesan bujukan adalah

perbedaan antara jarak yang didukung oleh komunikator dan sikap subjek. jika

posisi komunikator terlalu jauh dari jarak subjek, pesan tidak akan sampai dan

sikap tidak akan ber;ubah.

jika posisi komunikator semakin dekat kepada subjek makan apabila pesan

bujukan tersebut tidak ekstrim ataupun mengancam, pesan tersebut akan

dipikirkan dan mungkin akan berubah sikap subjek tersebut

konsistensi dan teori perselisihan

beberapa teori perubahan sikap berasumsi bahwa orang-orang mencoba untuk

memelihara suatu konsistensi, atau sama dan sebangun, antara perilaku dan sikap

mereka. teori ini menekankan pentingnya kepercayaan dan gagasan masyarakat.

teori memandang perubahan sikap sebagai suatu yang masuk akal dan teori

memproses dengan mana orang-orang, ketika dibuat sadar akan inkonsistensi

dengan mengubah baik sikap maupun perilaku. suatu asumsi mengatakan bahwa

orang tidak bisa menerima inkosnsistensi. teori konsistensi berpendapat bahwa

Page 8: AKPRI rmk 3-4

hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidak-stabilan walaupun tidak ada

teori menekan sistem.

sebagai contoh, jika Bob suka Jim, dan kedua-duanya suka henry, sebuah

keselarasan pun muncul. hubungan tidak seimbang atau inkonsisten terjadi, jika

Bob tidak menyukai Jim, dan kedua-duanya menyukai Henry. secara umum,

keseimbangan atau konsistensi ada jika semua tiga hubungan tersebut adalah hal

positif, atau jika dua diantaranya adalah hal negatif dan satu adalah hal positif.

Ketidakseimbangan atau inkonsistensi terjadi ketika semua tiga hubungan tersebut

hal negatif, atau ketika dua tersebut adalah hal positif dan satu adalah hal negatif.

Bila menggunakan contoh dalam bisnis, teori ini berpendapat bahwa ketegangan

akan muncul ketika pengawas perusahaan yang baru (P), seorang aktifis

antinuklir,bertemu dengan wakil ketua produksi (O), yang lebih mendukung pada

riset atas energi nuklir dan senjata nuklir. kedua-duanya P dan O merupakan

pengambil keputusan penting untuk perusahaan (X). suatu ketidak seimbangan

atau inconsistency disebabkan oleh P Tidak menyukai O, dan fakta bahwa P dan

O menyukai X. teori ini berpendapat kekuatan psikologis akan diperlukan untuk

mencapai suatu posisi yang seimbang.

teori perselisihan adalah suatu variasi dari teori konsistensi. Teori ini mempunyai

kaitan dengan hubungan antara unsur-unsur teori ( yaitu., informasi, kepercayaan,

dan gagasan yang dipunyai orang-orang tentang mereka sendiri). Disonansi

kognitif muncul ketika seseorang menguasai dua kontroversi. sebagai contoh, jika

Bob Larson berpikir tentang dirinya sebagai karyawan yang bertanggung jawab

dan berdedikasi, hal tersebut akan menciptakan perselisihan jika ia ketinggalan

dalam pertemuan penjualan untuk mengambil keuntungan dari dari penjualan

pakaian akhir tahun. teori berpendapat bahwa perselisihan memotivasi orang-

orang untuk mengurangi atau menghapuskan perselisihan itu.

tapi ada asumsi jika sebuah perselisihan mengakibatkan ketidaknyamanan secara

psikologis, orang-orang akan mencari jalan untuk menghindari itu. perselisihan

akan mengurangi arti penting, tentang unsur-unsur perselisihan. sebagai contoh,

Bob Larsson boleh ketinggalan rapat penjualan yang penting, tetapi dia

Page 9: AKPRI rmk 3-4

meyakinkan dirinya bahwa ia telah mempunyai semua informasi yang penting

mengenai rapat penjualan dan meyakinkan dirinya bahwa ia tidak perlu hadir

atau ia dapat meningkatkan tingkat partisipasinya di area yang lain oleh

TERJEMAHAN HAL 34-35

atau, ia mungkin dalam lipatan tingkat partisipasi nya di daerah lain dengan

membuat upaya khusus untuk demonstretehis keterlibatan dalam penganggaran

untuk penjualan. Cara ketiga untuk mengurangi disonansi adalah untuk mengubah

salah satu elemen disonan sehingga tidak ada lagi ketidaksesuaian. dalam hal ini,

bob dapat mengubah lifs persepsi diri sehingga ia tidak lagi mendefinisikan

dirinya sebagai tanggung jawab dan berdedikasi.

Teori persepsi diri

Teori persepsi diri menyatakan bahwa orang mengembangkan sikap

berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku

mereka sendiri. dengan kata lain, teori berhipotesa bahwa sikap tidak menentukan

perilaku, melainkan sikap terbentuk setelah perilaku tersebut terjadi, dalam rangka

sikap akan menjadi konsisten dengan perilaku. menurut teori ini, maka, sikap akan

berubah hanya setelah perilaku berubah. Prilaku akuntan, pertama harus

mengubah perilaku, perubahan sikap akan mengikuti.

Teori fungsional dari perubahan sikap meyakini bahwa sikap melayani

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti yang dibahas sebelumnya dalam

bab ini. Dalam rangka untuk mengubah sikap, kita harus menemukan apa

kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan rangsangan berdasarkan

kebutuhan tersebut.

Motivasi

Motivasi adalah proses memulai aksi sadar dan terarah. Ini adalah kunci

untuk memulai, penggerak, mempertahankan, dan mengarahkan perilaku.

Motivasi juga perduli dengan reaksi subyektif yang terjadi selama proses ini

Motivasi merupakan konsep penting bagi prilaku akuntan karena

efektivitas organisasi tergantung pada orang-orang yang melakukannya. Manajer

dan prilaku akuntan harus memotivasi orang untuk tingkat kinerja yang

diharapkan agar tujuan organisasi terpenuhi.

Page 10: AKPRI rmk 3-4

Motif adalah faktor tunggal yang memicu proses motivasi. Sebagai

contoh, beberapa orang menginginkan uang, sementara yang lain ingin kekuasaan,

ketenaran, atau keamanan. Motif bersifat pribadi. Seseorang dari keluarga kaya

dapat mencari pekerjaan yang memberikan rasa prestasi dan harga diri. Orang lain

dari keluarga miskin dapat mencari pekerjaan yang menawarkan kebebasan dari

kekurangan keuangan.

Teori kebutuhan

Teori motivasi yang terkenal adalah hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini

menyatakan bahwa orang yang di motivasi oleh keinginan untuk memenuhi

kebutuhan secara hirarki: kebutuhan fisiologis dasar (makanan, udara, seks),

kebutuhan keselamatan (keamanan fisik dan psikologis), kebutuhan sosial dan

kepemilikan (persahabatan, cinta), kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan,

kekuasaan dan status), dan kebutuhan aktualisasi diri (pemenuhan potensi

seseorang).

Menurut teori Maslow. Setelah seseorang memenuhi kebutuhan yang lebih

rendah, kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi penting dalam

mengarahkan perilaku. Hal ini tidak perlu bahwa kebutuhan terendah telah

terpenuhi sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi penting. Teori

ini juga menyatakan bahwa setelah puas, kebutuhan tidak lagi menjadi motivator.

Konsep hirarki kebutuhan belum didukung oleh penelitian empiris. Hal ini

mungkin karena di Amerika Serikat, di mana sebagian besar penelitian ini

dilakukan, kebutuhan dasar kebanyakan sudah terpenuhi. Beberapa peneliti

mempertanyakan gagasan memisahkan struktur kebutuhan yang kompleks

manusia ke dalam urutan hirarkis. Kritikus lain berpendapat bahwa teori tidak

memungkinkan untuk memprediksi perilaku.

Meskipun merupakan kelemahan, teori kebutuhan Maslow penting bagi

manajer dan akuntan untuk mengetahui perilaku karena kekokohan tidak

memusatkan perhatian pada kebutuhan individu dan mengakui bahwa insentif

yang sama tidak mungkin memenuhi kebutuhan semua orang.

Konsep ERG merupakan penyempurnaan dari hirarki kebutuhan. Ini

tersusun dari tiga kategori kebutuhan: eksistensi (keinginan pisik dan materi),

Page 11: AKPRI rmk 3-4

keterkaitan (persahabatan, memiliki), dan pertumbuhan (pengebangan diri dan

pemenuhan diri). Ini berbeda dari hierarki kebutuhan Maslow bahwa tidak semua

keinginan selalu lebih tinggi dan lebih rendah dan meskipun kebutuhan mungkin

telah terpenuhi, kebutuhan yang sama mungkin masih tetap menjadi motivator

dominan. Sebagai contoh: seorang eksekutif bergaji yang frustrasi oleh usaha

untuk memenuhi kebutuhan hubungan, dia mungkin akan lebih termotivasi bila

gaji meningkat.

Ketiga, teori kebutuhan motivasi adalah McClelland teori kebutuhan

prestasi, yang menyatakan bahwa semua motif, termasuk kebutuhan untuk

berprestasi, dipelajari. Oleh karena itu, waktu yang penting untuk

mengembangkan motif adalah ketika masa kecil adalah mungkin untuk struktur

belajar, ehingga anak-anak akan meningkatkan harapan mereka dan

mengembangkan kebiasaan bekerja untuk mengaktualisasikan harapan mereka.

Sementara kebutuhan untuk berprestasi adalah penting untuk keberhasilan

dalam bisnis, orang-orang di posisi eksekutif tinggi juga memiliki kebutuhan yang

kuat akan kekuasaan. Dengan demikian, kebutuhan-untuk-prestasi tidak

membantu kita menjelaskan motivasi bagi semua orang, dan harus digunakan

dalam kombinasi teori lain untuk memahami motivasi.

Dua faktor teori Herzberg berfokus pada dua penghargaan yang dihasilkan

dari pekerjaan: yang berhubungan dengan kepuasan kerja (motivator) dan yang

berkaitan dengan ketidakpuasan kerja (faktor higienis). Motivator, terkait dengan

isi dari pekerjaan, termasuk promation, pengakuan, tanggung jawab, pekerjaan itu

sendiri dan potensi untuk aktualisasi diri. Faktor kebersihan, berkaitan dengan

konteks pekerjaan, atau lingkungan di mana pekerjaan dilakukan, termasuk

keamanan kerja, gaji, kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan hubungan pribadi

di tempat kerja.

Terjemahan halaman 36-37

Teori ini menyatakan bahwa motivator yang berhubungan dengan

kepuasan kerja tetapi tidak ketidakpuasan. faktor higienis terkait ketidakpuasan

tetapi tidak untuk kepuasan. Dengan demikian, karyawan termotivasi oleh hal-hal

Page 12: AKPRI rmk 3-4

seperti pengakuan dan kemajuan dalam perusahaan. kenaikan gaji tidak akan

memotivasi melainkan hanya berfungsi untuk mencegah ketidakpuasan kerja.

Teori Harapan

Teori harapan dari motivasi mengasumsikan bahwa tingkat motivasi untuk

melakukan tugas tergantung pada keyakinan seseorang tentang

imbalan/penghargaan untuk tugas. dengan kata lain, seseorang termotivasi ketika

dia mengharapkan menerima hadiah tertentu untuk melakukan tugas tertentu.

Pada umumnya, motivasi adalah hasil dari harapan, perantaraan dan

valensi. Harapan mengacu pada kemungkian dirasakan bahwa tindakan tertentu

akan menghasilkan hasil tertentu. Misalnya, karyawan percaya bahwa kinerja

yang memuaskan akan menghasilkan promosi. Valensi adalah kekuatan dari

keinginan seseorang untuk hasil tertentu. Misalnya, betapa pentingnya promosi

kepada karyawan? perantaraan mengacu pada efek kausal dari salah satu hasil

yang akan diterima di masa depan. Keinginan karyawan untuk promosi dapat

dilihat sebagai intrumental dalam memperoleh transfer ke rumah dinas

perusahaan.

Teori ini membedakan antara penghargaan intrinsik dan ekstrinsik.

penghargaan intrinsik secara internal dibuat dan hasil dari melakukan pekerjaan

itu sendiri, termasuk perasaan prestasi seseorang yang didapatkan dari melakukan

pekerjaan dengan baik atau perasaan kepuasan yang diperoleh ketika sebuah

proyek berhasil diselesaikan. Penghargaan ekstrinsik meliputi gaji, pengakuan,

keamanan kerja, dan promosi, mereka mewakili pembayaran untuk kinerja. Teori

ini menyatakan bahwa motivasi merupakan fungsi kedua dari penghargaan

intrinsik dan ekstrinsik.

PERSEPSI

Persepsi adalah bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan

peristiwa, benda, dan orang-orang. orang bertindak atas dasar persepsi mereka

terlepas dari apakah persepsi mereka akurat atau tidak akurat mencerminkan

realitas. pada kenyataannya, "realitas" adalah apa yang setiap orang merasakan hal

Page 13: AKPRI rmk 3-4

itu terjadi. Deskripsi seseorang dari realitas mungkin jauh dari deskripsi orang

lain. definisi formal persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan

menafsirkan rangsangan menjadi sebuah gambar yang bermakna dan koheren.

Manajer dan akuntan keperilakuan harus mengembangkan persepsi yang

akurat dari orang-orang dengan siapa mereka berhubungan. perbedaan yang

memandang antara kelompok utama dapat menjelaskan sukses atau gagalnya

operasi. Misalnya, seorang manajer pabrik harus mengembangkan persepsi

pengawas individu, pelanggan utama, pengurus serikat, perwakilan penjualan, dan

manajer lainnya. manajer pabrik yang benar harus memahami kekuatan dan

kelemahan dari masing-masing pengawas di daerah tertentu. manajer pabrik harus

memahami mana supervisor terkuat dalam menyelesaikan konflik karyawan,

memperbaiki hambatan produksi, memotivasi tenaga kerja, dan sebagainya.

persepsi yang salah atau tidak lengkap dari perbedaan-perbedaan individual dapat

mengakibatkan orang yang salah yang ditugaskan untuk tugas penting.

Akuntan keperilakuan perlu tahu tentang persepsi karena persepsi

seseorang bisa berkembang menjadi ide-ide dan sikap yang mempengaruhi

perilaku. jika karyawan potensial merasakan promosi perusahaan dan kebijakan

kompensasi adil, orang itu kemungkinan akan bergabung dengan perusahaan dan

puas menjadi seorang pekerja. jika kebijakan yang dianggap tidak adil, calon

karyawan akan bergabung dengan beberapa perusahaan lain atau menjadi pekerja

yang kurang produktif. beberapa aplikasi persepsi yang dibahas di bawah ini.

Rangsangan Fisik Vs Kecenderungan Individu

Orang memandang dunia secara berbeda karena tergantung pada persepsi

kedua rangsangan fisik dan kecenderungan individu. Rangsangan fisik adalah

input sensorik baku seperti penglihatan, suara, dan sentuhan. kecenderungan

individu meliputi motif, kebutuhan, sikap, pembelajaran masa lalu, dan harapan.

Persepsi berbeda antara setiap orang karena reseptor sensori individu mungkin

fungsinya berbeda, tetapi terutama karena kecenderungan berbeda. Dengan

demikian, kebijakan perusahaan yang sama akan dirasakan berbeda oleh para

pekerja produksi, manajer menengah, dan manajemen puncak.

Page 14: AKPRI rmk 3-4

Empat faktor lain yang terkait dengan kecenderungan individu adalah

keakraban, perasaan, kepentingan, dan emosi. orang umumnya merasakan benda

asing lebih cepat dari benda tidak asing atau orang. Misalnya, jika kita tahu bahwa

seorang manajer baru adalah anggota dari Elks atau Lions, keakraban kita dengan

organisasi-organisasi ini dapat mengakibatkan cepat - meskipun tidak selalu

akurat-persepsi manajer. jika manajer dikenal sebagai anggota dari kura-kura atau

harimau, kami kurangnya keakraban dengan organisasi-organisasi akan

menghasilkan pengembangan lebih lambat dari persepsi.

Perasaan orang terhadap suatu benda atau orang juga mempengaruhi

persepsi. Orang cenderung mencari informasi lebih lanjut tentang obyek ke arah

mana perasaan positif atau negatif yang kuat. Semakin banyak informasi yang

tersedia tentang suatu objek, semakin melengkapi persepsi objek.

Akhirnya, keadaan emosional seseorang dapat mempengaruhi persepsi.

persepsi mungkin berbeda tergantung pada apakah kita mengalami hari baik atau

hari buruk, apakah kita merasa ceria atau tertekan, dan sebagainya.

Terjemahan halaman 40-41

BELAJAR

Pola berpikir dan cara berperilaku orang akan terbawa pada lingkungan kerja

mereka dan tercermin dalam pengalaman , persepsi dan motivasi mereka.

Pola berperilaku ini mungkin tidak akan dapat optimal dalam organisasi. Oleh

karena itu akuntansi peilaku harus terbiasa dengan prinsip teori, dalam rangka

untuk membenarkan persepsi karyawan dan modifikasi perilaku disfungsional.

Belajar adalah proses dimana perilaku baru diperoleh. Hal ini sebagai akibat dari

motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam menanggapi rangsangan atau

situasi.

Combinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan terjadi dalam dua bentuk

yaitu: classical conditioning dan operant conditioning.

CLASSICAL CONDITIONING

Pavlov mengamati bahwa anjing akan mengeluarkan air liur tidak hanya ketika

makanan ada dimulutnya, tapi juga ketika mereka mengamati makanan. Makanan

Page 15: AKPRI rmk 3-4

dikondisikan sebagai rangsangan yang menyebabkan perilaku reflek terjadi.

Perilaku berkondisi tidak belajar.

Dalam percobaannya, Pavlov membunyikan bel oertama, kemudian membawa

makanan. Pada awalnya anjing hanya mengeluarkan air liur ketika makanan

disajikan. Setelah treatmen dilakukan berulang_ulang, anjing akhirnya

mengeluarkan air liur saat mendengan suara bel(stimulus) dan diikuti respon.

Respon kondisi adalah belajar. Hubungan antara rangsangan dengan tanggapan

disebut dengan “pengkondisian klasik”. Jika penguatan (daging setelah bel

ditarik)bperilaku belajar akan berhenti.

OPERANT CONDITIONING

Dalam pengkondisianklasik stimulus netral diikuti dengan hadiah yang

menghasilkan respon. Setelah banyak pengulangan, stimulus netral dengan

sendirinya akan menghasilkan respon yang sama. dalam operant conditioning,

respon membawa pada pahala. misalnya, ketika diperintahkan dengan "goyang"

stimulus anjing akan merespon dengan memperluas cakarnya. hewan merespon

dengan cara ini karena telah belajar bahwa respons ini akan membawa pada

hadiah.

Prinsip pembelajaran telah diterapkan untuk organisasi objectivers banyak.

penguatan positif dan umpan balik, dalam bentuk pengakuan, bonus, dan manfaat

lainnya, telah digunakan untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi turnover

dan absenteeis dan membuat karyawan lebih responsif terhadap kebutuhan

pelanggan. hukuman, atau sanksi negatif, telah digunakan menuju tujuan yang

sama

Akuntan perilaku dan manajer harus memeriksa kebijakan perusahaan dan

prosedur untuk menentukan apakah penghargaan dan hukuman benar digunakan

untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Misalnya, mereka mungkin

menemukan thet perusahaan tidak memiliki hukuman tertentu untuk

keterlambatan atau ketidakhadiran. untuk meminimalkan keterlambatan absensi,

kebijakan perusahaan harus pahala behavoir karyawan yang sesuai dan

menghukum perilaku yang tidak pantas. perubahan kebijakan harus cepat

memadamkan praktik personel yang merugikan perusahaan.

Page 16: AKPRI rmk 3-4

KEPRIBADIAN

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis batin (sifat, kualitas, dan

perangai) yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang menanggapi

nya atau lingkungannya. kepribadian adalah inti dari perbedaan individu. ada dua

orang yang sama dalam hal kepribadian, tetapi mereka mungkin mirip dalam hal

karakteristik kepribadian tertentu.

Kepribadian cenderung konsisten dan bertahan lama, individu yang pemalu

kemungkinan akan tetap pemalu dan orang yang dominan kemungkinan akan

tetap mendominasi untuk jangka waktu yang lama. konsep kepribadian dan

pengetahuan itu komponen yang penting karena mereka memungkinkan kita

untuk memprediksi perilaku. Misalnya, orang yang introvert mungkin akan ditarik

dan pemalu dan menunjukkan perilaku nonassertive. kita tidak akan

mengharapkan orang itu menjadi forcr untuk perubahan dalam organisasi.

kepribadian, bagaimanapun, dapat berubah. peristiwa besar dalam hidup,

misalnya, dapat menyebabkan perubahan dalam kepribadian. akuntan perilaku

dapat menangani secara efektif dengan orang-orang jika mereka memahami

bagaimana kepribadian berkembang dan bagaimana hal itu dapat berubah,

Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah dalam memprediksi

perilaku. tes kepribadian mungkin menentukan siapa yang akan menjadi paling

efektif dalam pekerjaan stres. yang akan merespon dengan baik terhadap kritik,

yang pertama kali harus dipuji sebelum diberitahu perilaku yang tidak diinginkan,

yang adalah pemimpin potensial, yang cenderung untuk bekerja lebih baik dalam

lingkungan kerja partisipatif, yang mungkin menjadi resiko keamanan, dan

sebagainya

Terjemahan halaman 51-52

Mengarah pada pergerakan hubungan-hubungan antar manusia pada tahun

1930-an, banyak pekerjaan yang diperluas dan dirotasi. Ketika mungkin

pekerjaan dibuat lebih berkurang dan di beberapa industri para pekerja diminta

untuk berpartisipasi di beberapa pembuatan keputusan organisatoris: kebijakan-

kebijakan personalia sering menghabiskan biaya yang lebih banyak, tetapi

manajemen menemukan bahwa mereka meningkatkan kepuasan pekerja. Industri

Page 17: AKPRI rmk 3-4

Amerika Modern sekarang ditandai dengan pemandangan dari pekerjaan dan

pekerja yang seperti disebutkan di atas.

ASUMSI-ASUMSI TENTANG PERILAKU MANUSIA.

Ekonom klasik maupun pencetus teori manajemen klasik di asumsikan

bahwa tujuan utama aktivitas bisnis adalah memaksimalkan laba dan organiosasi

yang bersangkutan termotivasi utamanya oleh faktor-faktor ekonomi. Dengan

demikian para pencetus teori tersebut mengasumsikan bahwa manajer terlibat

dalam perilaku untuk memaksimalkan pendapatan dan memperkecil beban.

Mereka lebih lanjut mengasumsikan bahwa pekerjaan pada dasarnya tidak

menyenangkan dan orang-orang akan menghindarinya sesering mungkin. Orang-

orang diasumsikan menjadi malas dan tidak efisien. Hanya insentif-insentif

ekonomi yang dapat memotivasi mereka.

Dengan asumsi tentang bisnis dan perilaku manusia ini, system akuntansi

pada era itu disusun untuk membantu manajemen memaksimalkan laba,

mengukur dan mengontrol kinerja dan perencanaan secara rasional untuk waktu

yang akan datang. Dengan demikian sebagai penyedia informasi terbanyak kepada

manajemen, akuntan akan memilih informasi yang mereka pertimbangkan akan

berguna untuk manajemen. Mereka juga memutuskan bagaimana menyajikan

informasi tersebut dan siapa yang akan menerima informasi tersebut.

Teori organisasi modern mengemukakan perbedaan asumsi tentang tujuan

perusahaan bisnis dan perilaku para anggota organisasi. Pertama, tidak ada

pengesampingan tujuan utama, seperti memaksimalkan laba. Jika tujuan utama

ada , ini memungkinkan kelangsungan hidup organisasi. Dalam pandangan para

pencetus teori organisasi modern , perusahaan bisnis mengejar banyak tujuan,

yang mungkin akan berubah saat bereaksi dengan lingkungan eksternal dan

merubah tujuan dari anggota organisasi yang dominan. Selain itu, di beberapa

kasus tujuan tertentu organisasi mungkin berbenturan dengan tujuan yang lain.

Artinya sasaran sebuah perusahaan, menurut pencetus teori modern lebih banyak

dibandingkan dengan pemikiran para pencetus teori klasik.

Serupa dengan hal di atas, penggagas teori modern melihat perilaku

manusia sama kompleksnya. Daripada dilihat termotivasi oleh insentif utama

Page 18: AKPRI rmk 3-4

ekonomi, motivasi dilihat dari social, psikologi, dan arah ekonomi dan kebutuhan.

Kekuatan relative dari pengarahan ini berbeda antara orang-orang yang tergantung

pada bacgroundnya dan kondisi hidup yang sedang mereka alami. Para pencetus

teori modern melihat bekerja sebagai sebuah proses potensial untuk menghasilkan

arti dan kepuasan dalam hidup. Orang-orang akan bekerja, dan menikmatinya, jika

pekerjaa tersebut dapat memuaskan beberapa kebutuhan dasar mereka. Dengan

demikian, sebaliknya jika mengejar keuntungan yang lebih besar, manajer harus

menjadi pemecah masalah, pengkoordinasi , dan menjadi pembuat keputusan dan

sebagai orang yang menyeimbangkan, dimaksudkan untuk memastikan

perusahaan bertahan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Sehubungan dengan asumsi ini, akuntansi dianggap sebagai system

informasi yang menghasilkan data yang sesuai dan relevan untuk beberapa macam

tingkatan manajemen dalam pemakaiannya untuk pengambilan keputusan.

Kemudian untuk berbagai macam perencanaan, pengendalian, dan laporan

keuangan menjadi penggunaan terbesar, akuntansi harus berdasarkan pada sebuah

kesadaran kompleksitas perilaku manusia dan pemahaman tentang bahgaimana

orang-orang merespon informasi akuntansi. Ini menunjukkan bahwa agar system

akuntansi berguna dalam bisnis organisasi modern, system akuntansi harus

melaporkan lebih dari data keuangan, harus all inclusive system informasi

manajemen (mengikutsertakan system informasi manajemen). Akuntan yang

membuat system harus sadar akan kompleksnya tujuan organisasi dan social,

psikologi, dan factor-faktor ekonomi yang memperngaruhi perilaku manusia.

RINGKASAN

Pada bab ini kita menyajikan sejarah singkat perkembangan kapitalis,

berfokus pada kebutuhan nilai-nilai untuk ekonomi baru dan tatanan social untuk

menggantikan feodalisme dan untuk mengembangkannya. Nilai system kapitalis

telah tumbuh keluar dari kepercayaan relijius orang calvin (?). Etika protestan ini

menekankan kerja keras, disiplin,hemat dan menghindari kesenanga duniawi.

Kepemilikan kebaikan ini adalah pembenaran untuk manajerial dan hak istimewa

kewirausahaan. Barang siapa yang tidak menunjukkan bukti-bukti nyata atas hal

diatas, mereka termasuk dikategorikasn sebagai malas dan immortal (?).

Page 19: AKPRI rmk 3-4

Nilai-nilai yang melekat pada kaitalisme berevolusi dari waktu ke waktu.

Kita mengikuti jejak perubahannya , sebagai contoh untuk tujuan perusahaan dari

memaksimakan laba, menjadi bagaimana perusahaan bertahan. Kita juga

menggambarkan perubahan asumsi tentang perilaku manusia yang berevolusi dari

pandangan bahwa para pekerja pada dasarnya adalah pemalas dan butuh panduan

dari manajerial, pada akhirnya menyadri bahwa pekerja, faktanya manusia biasa

dengan kebutuhan yang harus terpenuhi.

Akhirnya kita menyajikan perbedaan antara karakteristik dari system

akuntansi berdasarkan pencetus teori klasik, asumsi pemaksimalan laba, dan

perusahaan dengan pencetus teori modern.