Rmk Chapter 4 Pusat Pertanggungjawaban
-
Upload
hiwatarisasuke -
Category
Documents
-
view
240 -
download
2
description
Transcript of Rmk Chapter 4 Pusat Pertanggungjawaban
Nama : Anisa Kautsar Juniardi
NIM : F0311016
Kelas : B
Mata Kul : Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat Pertanggungjawaban : Pusat Pendapatan dan Pusat Beban
Pusat Pertanggungjawaban
Yakni sebuah unit organisasi yang dikepalai oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab pada berbagai aktifitas. Perusahaan bisa jadi memiliki pusat
pertanggungjawaban, setiap dari pertanggungjawaban tersebut diwakili oleh sebuah
grafik organisasi. Pusat pertanggungjawaban tersebut berbentuk sebuah hirarki, pada
tingkat yang paling rendah dari pusat yakni antara lain pergantian kerja atau workshift,
dan unit organisasi kecil lainnya.
Hakekat Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban ada untuk menjalankan atau mencapai sebuah tujuan bahkan
lebih yang berbentuk tujuan. Perusahaan memiliki sebuah sasaran dan manajemen
tingkat atas memutuskan semua strategi yang akan dijalankan demi mencapai sasaran-
sasaran tersebut. Semua bentuk tujuan perusahaan memiliki pusat pertanggungjawaban
yang bervariasi untuk membantu menjalankan semua strategi yang telah dibentuk
sebelumnya. Jika setiap pusat pertanggungjawaban organisasi mencapai tujuannya,
maka dapat dikatakan bahwa sasaran organisasi telah dapar dicapai. Biasanya dalam
perusahaan terdapat macam-macam produk, misal barang dan jasa yang dihasilkan oleh
pusat pertanggungjawaban yang mungkin akan melengkapi pusat pertanggungjawaban
yang lainnya. Mereka menghasilkan output bagi organisasi perusahaan dan output
tersebut menghasilkan pendapatan.
Berikut skema pusat pertanggungjawaban :
Input Output
Sumber yang digunakan diukur oleh Biaya Modal Barang/jasa
Hubungan antara Input dan Output
Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan adanya maksimalisasi dalam
hubungan antara input dan output dalam organisasi perusahaan. Pada berbagai pusat,
hubungan tersebut timbul karena adanya sebab akibat dan bersifat langsung seperti
dalam produksi department. Contohnya, dimana ada input dari bahan-bahan mentah
yang menjadi bagian fisik dari barang jadi. Disinilah, pengendalian lebih dititikberatkan
pada penggunaan input yang dibutuhkan seminimum mungkin untuk menghasilkan
output yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi yang tepat dan benar serta memenuhi
Work
standar kualitas pada waktu yang diminta, dan menghasilkan kuantitas seperti yang
diinginkan. Dalam berbagai situasi, input tidak berpengaruh secara langsung pada
output. Misalnya, beban iklan masuk ke dalam input yang cenderung menaikkan
pendapatan penjualan, namun karena pendapatan dipengaruhi oleh banyak faktor
dibandingkan iklan tersebut, hubungan antara naiknya iklan dan berbagia program yang
mengikutinya dalam pendapatan dikatakan tidak bisa selalu dibuktikan dan keputusan
manajemen untuk menaikkan beban iklan pun akan didasarkan pada penilaian
dibandingkan dengan datanya.
Mengukur Input dan Output
Perlu dicatat bahwa input merupakan sumberdaya yang digunakan oleh pusat
pertanggungjawaban. Semua pasien dalam rumah sakit dan siswa di dalam sekolah
bukanlah input. Input merupakan sumberdaya yang rumah sakit dan sekolah gunakan
untuk mencapai tujuan atau memperlakukan para pasien mereka atau mengajar para
siswa. Lebih mudah untuk mengukur biaya input dibandingkan menghitung nilai output.
Contohnya, pendapatan satu tahun mungkin akan menjadi pengukuran yang penting dari
sebuah output perusahaan yang berorientas pada laba, namun perlu diketahui bahwa
bentuk dari banyaknya bilangan tersebut tidak akan diuraikan seluruhnya dimana
organisasi perusahaan melakukannya selama satu tahun. Berbagai input seperti aktifitas
R&D, pelatihan sumber daya manusia, dan beban serta promosi penjualan tidak akan
mempengaruhi output pada tahun dimana hal-hal tersebut berlangsung atau sedang
terjadi. Namun, ada kemungkinan untuk mengukur nilai secara akurat yang diperoleh
dari pekerjaan yang telah dilakukan oleh department PR (hubungan masyarakat) atau
staff yang sah. Dalam organisasi yang tidak berorientasi pada laba, mungkin terdapat
pengukuran nonkuantitatif dari berbagai output, misalnya mahasiswa dapat dengan
mudah mengukur jumlah siswa yang lulus, namun tidak dapat mengukur seberapa
banyak setiap pelajaran yang mereka terima.
Efisiensi dan Efektifitas
Kedua kriteria ini digunakan oleh pusat pertanggungjawaban dalam menjelaskan konsep
input dan output. Kriteria ini dipakai dalam pelaksanaan pusat pertanggungjawaban
yang dituangkan dalam bentuk penilaian. Efisiensi merupakan rasio dari Output ke
Input atau jumlah output per unit dari input. Dalam pusat pertanggungjawaban, efisiensi
diukur dengan cara membandingkan biaya sebenarnya dengan biaya standar dimana
metode ini sedikit bermanfaat karena diluar sisi tersebut menghasilkan dua kekurangan,
yakni antara lain :
1) Pencatatan biaya tersebut tidak tepat dalam mengukur biaya yang sebenarnya
digunakan.
2) Standar tersebut secara idel seringkali kurang digunakan pada keadaaan yang
berlaku.
Berbeda pada efisiensi, yang mana ditentukan oleh hubungan antara input dan output,
keefektifitasan ditentukan oleh hubungan antara output milik pusat pertanggungjawaban
dan tujuan yang ditetapkan. Output-output tersebut memberikan kontribusi pada
pencapaian tujuan. Output dan input tidak mudah untuk diukur, sehingga keefektifitasan
cenderung digambarkan dalam bentuk subjektif. Efisiensi dan efektifitas tidaklah sama,
masing-masing terpisah. Setiap pusat pertanggungjawaban seharusnya lebih efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan dan dengan tindakan yang
maksimal. Pusat pertanggungjawaban yang membawa perintah disertai dengan
konsumsi yang serendah mungkin akan sumberdaya mungkin akan efisien, namun jika
output gagal untuk dikontribusikan secara cukup demi sasaran yang ingin dicapai
perusahaan maka hal tersebut tidaklah efisien. Singkatnya, pusat pertanggungjawaban
akan efisien jika dilakukan dengan benar dan akan menjadi efektif jika dilakukan
dengan cara yang benar pula.
Peran Laba
Tujuan utama dari perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan
laba yang maksimal serta memuaskan bagi pihak-pihak organisasi perusahaan.
Sayangnya, karena laba merupakan selisih antara pendapatan (hasil output) dan beban
(hasil input), maka laba juga dapat mengukur efisiensi. Oleh karena itu, laba digunakan
untuk mengukur efektifitas dan efisiensi. Ketika seluruh pengukuran sudah ada, maka
laba tidak dibutuhkan dalam menentukan pentingnya efektivitas banding efisiensi.
Berbeda ketika pengukuran tidak ada, maka ada kemungkinan dan penggunaan untuk
mengelompokkan pelaksanaan pengukuran karena menghubungkan antara
keefektifitasan dengan efisiensi.
Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yakni antara lain, pengelompokan ini
didasarkan menurut hakekat input atau output keuangan yang diukur untuk
mengendalikan sasaran pusat-pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat
investasi. Dalam pusat pendapatan, output dihitung dalam bentuk uang , dalam pusat
ebban maka input juga diukur, dalam pusat laba, yakni antara pendapatan( output) dan
beban (input) juga dihitung, dan pada pusat investasi, hubungan antara laba dan
investasi juga dihitung.
1) Pusat Pendapatan
(*)
Input Output Fungsi pasar
(**) (***)
Nb : (*) = Input tidak berhubungan dengan output
(**)= Dollar hanya untuk biaya langsung yang sedang terjadi
(***)= Pendapatan dollar
Dalam pertanggungjawaban pusat, output diukur dalam bentuk uang, namun
tidak ada usaha formal yang dibuat untuk menghubungkan dengan input. Pada
umumnya, pusat pertanggungjawaban merupakan unit pemasaran atau penjualan
yang tidak memiliki kepemilikan yang sah untuk mengatur harga penjualan dan
tidak diperuntukkan pada biaya barang yang mereka pasarkan.
2) Pusat Beban
Pusat beban merupakan pusat pertanggungjawaban dimana input diukur dalam
bentuk uang, namun tidak bagi output. Terdapat dua jenis umum dari pusat
beban yakni biaya perencanaan/pembangunan yang mana berhubungan dengan
jumlah yang “baik” atau “benar” dapat diestimasi dengan reliabilitas secara
beralasan. Contohnya, biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, Bahan baku
langsung, berbagai komponen, pasokan dan berbagai keperluan. Berikutnya
adalah Biaya pengelolaan/pelaksanaan, dimana biaya yang sedang terjadi terikat
dengan penilaian manajemen sebagai jumlah yang diinginkan menurut keadaan
yang tengah dihadapi.
a) Pusat Beban Perencanaan
(*)
Input Output
(dollar) (Fisik)
Nb (*) = Hubungan maksimum dapat dibangun
PekerjaanFungsi Manufaktur
Pusat beban perencanaan meliputi karakteristik dibawah ini :
Input mereka dapay diukur dalam bentuk uang
Output mereka dapat diukur dalam bentuk fisik
Jumlah dollar yang maksimum dari input yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output yang dapat ditentukan.
Dalam pusat beban perencanaan, Output dikembangkan atau
dilipatgandakan oleh standar biaya dimana setiap unitnya memproduksi
barang atau produk jadi yang memiliki atau menggunakan biaya.
Perbedaan antara biaya teoritis dan sebenarnya menggambarkan efisiensi
dari pusat beban yang akan diukur. Di samping itu, para manajer pusat
pertanggungjawaban beban perencanaan bertanggungjawab atas berbagai
aktifitas seperti pelatihan dan pengembangan tenaga kerja yang tidak
berhubungan dengan produksi, tinjauan pelaksanaan termasuk penilaian
seberapa baik mereka menjalankan tanggungjawab yang didelegasikan.
Secara singkatnya, pusat pertanggungjawaban beban perencanaan
mengarah pada tanggungjawab pusat yang merencanakan biaya
terbanyak, namun hal tersebut tidak dapat dipercaya begitu saja karena
kebenaran dari estimasi perencanaan dapat dibuat untuk setiap bahkan
semua biaya barang.
b) Pusat Beban Pelaksanaan
Pusat beban pelaksanaan melibatkan unit administrasi dan unit dukungan
termasuk akuntansi, hukum pengesahan, hubungan perusahaan,
hubungan masyarakat, dan sumberdaya manusia, penelitian, pelaksanaan
pengembangan, dan hampir seluruh aktifitas pemasaran. Output dari
pusat ini tidak dapat diukur dalam bentuk uang. Bentuk pelaksanaan
tidak dapat dipercaya penuh karena penilaian manajemen adalah sebagai
biaya optimal yang dapat berubah kapan saja dan tak terduga.
Sayangnya, tinjauan manajemen digunakan sebagai derajat yang baik
dalam biaya pelaksanaan yang selalu menjadi subjek untuk mengubah,
terutama ketika manajemen baru mengambil alih. Berikut skema dari
pusat beban pelaksanaan :
(*)
Input Output
(Dollar) (Fisik)
Nb : (*) = Hubungan yang optimum tidak dapat dibangun
Dalam pusat beban pelaksanaan, perbedaan antara anggaran dan beban
sebenarnya bukanlah sebuah pengukuran untuk efisiensi. Jika beban
sebenarnya tidak dapat melebihi jumlah anggarannya, sang manajer
harus “hidup menggunakan anggaran”, namun anggaran tidak
Fungsi penelitian& pengembangan
memiliki kapasitas dalam memprediksi atau meramalkan jumlah yang
optimum yang dikeluarkan, hidup menggunakan anggaran tidak perlu
mengindikasikan pelaksanaan yang efisien.
Karakteristik Pengendalian Umum
Persiapan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran bagi pusat beban pelaksanaan yang berbeda
dari pusat beban perencanaan. Manajemen menyusun anggaran bagi pusat beban
pelaksanaan dengan cara mennetukan besarnya pekerjaan yang perlu dilakukan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh pusat beban pelaksanaan terbentuk ke dalam dua
kategori, yakni continuing dan Special. Continuing berarti terus melanjutkan pekerjaan
secara konsisten mulai dari tahun ke tahun. Special berarti proyek “satu kali tembakan”.
Teknik yang digunakan dalam menyiapkan pusat beban pelaksanaan adalah manajemen
yang berorientasi pada tujuan, proses formal yang mana anggaran digunakan untuk
menjalankan pekerjaan khusus dan mengandalkan pengukuran untuk digunakan dalam
pelaksanaan penilaian. Fungsi perencanaan dalam pusat beban pelaksanaan biasanya
dilakukan dalam dua cara yakni penganggaran incremental dan Tinjauan berbasis nol.
Penganggaran incemental memiliki dua kekurangan. Pertama, tingkat pusat beban
pelaksanaan pada pengeluaran diterima dan tidak diuji kembali selama proses persiapan
anggaran. Kedua, para manajer dari jenis pusat-pusat ini ingin menaikkan tingkat
pelayanan, dan hal ini lebih cenderung meminta tambahan sumberdaya. Kecenderungan
ini digambarkan oleh Hukum kedua Parkinson yang berbunyi “biaya overhead
cenderung untuk naik, dalam satu periode. Terdapat banyak bukti bahwa tidak semua
tingkat kenaikan itu dibutuhkan, ketika perusahaan menghadapi krisis atau ketika
manajemen baru mengambil alih, biaya overhead terkadang berkurang secara drastis
tanpa ada akibat yang merugikan. Meskipu bersifat terbatas, hampir seluruh anggaran
dalam pusat beban pelaksanaan incremental. Cara kedua yakni Tinjauan berbasis 0.
Pendekatan penganggaran ini adalah untuk membuat sebuah analisis yang teliti dari
setiap pusat beban pelaksanaan yang ada pada daftar jadwal, sehingga seluruhnya
ditinjau paling tidak setiap lima tahun sekali. Berbeda dengan penganggaran
incremental, tinjaun ini dijalankan untuk memastikan bahwa mulai dari proses awal,
sumberdaya sebenarnya perlu untuk digunakan pada setiap aktifitas dalam pusat beban.
Analisis ini membangun sebuah basis lain yang baru, dimana penggunaan dalam
tinjauan penganggaran tahunan secara sederhana untuk mencapai serta mempertahankan
biaya hingga tinjuan yang selanjutnya, sekitar 5 tahun. Penting untuk dicatat bahwa
mencapai perbandingan adalah tindakan yang sulit untuk dijalankan, terutama dalam
menantukan “kebenaran” hubungan antara biaya dan output dalam keadaan biaya
pelaksanaan. Dalam tinjauan berbasis nol ini para manajer tidak hanya akan melakukan
apa yang terbaik untuk memberikan tingkat pengeluaran mereka, namun juga berusaha
menghalangi usaha-usaha yang masuk, mengingat tinjauan berbasis nol merupakan
sesuatu yang tak terbatas dalam menyokong banyaknya tekanan dalam dunia bisnis.
Variabilitas Biaya
Tidak seperti biaya dalam pusat beban pelaksanaan yang dengan kuat dipengaruhi oleh
perubahan volume biaya dalam pusat beban pelaksanaan yang secara terpisah
dibandingkan mulai fluktuasi jangka pendek. Perbedaan yang mengakar dari fakta
bahwa dalam menyiapkan anggaran untuk pusat beban pelaksanaan, para manajer
cenderung untuk menerima perubahan koresponden untuk bersiap-siap mengubah
volume penjualan. Misalnya, memberikan ijin untuk menambahkan personil ketika
volume penjualan diharapkan akan meningkat, dan pengurangan ketika volume
penjualan diharapkan akan menurun. Personil dan hubungan antar personil begitu jauh
dari beban terbanyak di setiap pusat beban pelaksanaan, oleh karena itu anggaran
tahunan bagi pusat-pusat ini cenderung memasuki persentase tetap yang diakibatkan
oleh anggaran volume penjualan.
Jenis-jenis pengendalian keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat beban pelaksanaan sungguh berbeda dari pusat
beban perencanaan. Tujuan dari pengendalian keuangan adalah menjadikan biaya
persaingan dengan cara mengatur standar dan pengukuran biaya sebenarnya berbanding
terbalik dengan standar ini. Berbeda dengan tujuan dari anggaran beban pelaksanaan
yang digunakan untuk mengendalikan biaya dengan cara mengijinkan manajer untuk
turut serta dalam perencanaan di dalam sebuah diskusi mengenai tindakan apa yang
harus dijalankan, dan seberapa besar usaha yang digunakan untuk mencapai hal
tersebut.
Mengukur Pelaksanaan
Pekerjaan utama manajer pusat beban pelaksanaan yakni memastikan adanya
permintaan output. Pengeluaran jumlah “anggaran” demi melakukan hal ini dianggap
sebagai kepuasaan organisasi, mengeluarkan anggaran yang lebih demi
keberlangsungan perusahaan dan mengeluarkan anggaran lebih sedikit untuk
mengindikasikan bahwa perencanaan yang dilakukan tidak berjalan dengan lancar. Jika
kedua jenis pusat pertanggungjawaban ini tidak hati-hati dalam membedakannya, maka
manajemen mungkin tidak yakin dalam mengolah laporan pusat pertanggungjawaban
pelaksanaan yang mengindikasikan keefisiensian unit yang ditangani. Akan berbeda
cerita ketika pengendalian yang dilakukan secara berlebihan dapat dijalankan dengan
cara menuntut persetujuan khusus sebelum anggaran ditutup. Penting untuk diketahui
bahwa paragraf yang sebelumnya, semata-mata untuk menghubungkan dengan
pengendalian keuangan. Seluruh pengendalian yang ada pada pusat beban pelaksanaan
adalah untuk mencapai keutamaan melalui pengukuran pelaksanaan nonkeuangan.
Pusat Administratif dan Bantuan
Pusat administratif melibatkan manajemen tingkat atas dan manajemen unit bisnis,
bersamaan dengan juga melibatkan para manajerdari unit staff pembantu. Pusat bantuan
merupakan berbagai unit yang memberikan jasa terhadap pusat pertanggungjawaban.
Pengendalian permasalahan
Pengendalian dari beban administratif merupakan permasalahan yang sulit karena :
1) Permasalahan yang melekat dalam mengukur output, dan
2) Adanya kekurangan dari keselarasan antara tujuan sasaran yang ada
pada sebuah staff departemen dan perusahaan secara keseluruhan
Sulitnya mengukur Output
Beberapa staff aktifitas, akuntansi penggajian yang rutin menjalankan setiap bagian
unit mereka masuk ke dalam ranah pusat beban pelaksanaan. Karena output tidak dapat
diukur, hal tersebut tidak memungkinkan untuk mengatur standar biaya yang
bertolakbelakang dengan pelaksanaan pengukuran keuangan. Perbedaan anggaran tidak
dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan yang efisien dan tidak efisien. Jika staff
keuangan memberikan pengesahan untuk mengembangkan sebuah aktifitas berdasarkan
sistem manajemen. Contohnya, perbedaan antara biaya yang sebenarnya hingga biaya
anggaran yang tidak akan mengindikasikan iya atau tidaknya penugasan yang
dijalankan menjadi efektif, juga tanpa melibatkan beban di dalamnya.
Kurangnya keselarasan Tujuan
Biasanya para manajer dari kantor staff administrasi bekerja guna mencapai keunggulan
atau mutu yang baik. Tidak jauh dari hal tersebut, keinginan untuk menyelaraskan
dengan tujuan perusahaan faktanya tergantung pada bagaimana cara menjabarkan
keunggulan. Meskipun seorang staff kantor ingin mengembangkan sistem program, atau
fungsi yang “ideal” maka idelanya jika secara biaya terlalu relatif demi menambah laba
maka kesempurnaan akan dapat dicapai. Sulitnya mengukur output dan kurangnya
keselarasan tujuan secara langsung berhubungan dengan ukuran dan kemakmuran
perusahaan. Dalam perusahaan kecil dan menengah, manajemen tingkat atas dekat
dengan hubungan personil serta berbagai unit staff dan dapat menentukan dari
pengamatan personil apakah yang sedang mereka lakukan dan apa saja unit yang
memanfaatkan biaya. Dan di dalam perusahaan dengan laba yang rendah, ukuran yang
dinilai kurang, maka beban pelaksanaan sering berada di bawah kontrol. Dalam
perusahaan besar, manajemen tingkat atas tidak mungkin mengetahui akan seberapa
kurangnya evaluasi, seluruh aktifitas staff, dan jika perusahaan menguntungkan, maka
terdapat godaan untuk menerima permintaan staff akan peningkatan anggaran secara
cuma-cuma.
Persiapan Anggaran
Pengusulan anggaran untuk pusat administrasi dan dukungan biasanya terdiri dari
berbagai daftar item beban, dengan usulan anggaran makan akan dibandingkan dengan
beban terbaru tahun berjalan. Berbagai perusahaan meminta paparan serinci dan seteliti
mungkin yang melibatkan beberapa dari seluruh komponen dibawah ini :
Sebuah bagian yang menutup dasar biaya pusat, yakni termasuk biaya
perusahaan ditambah biaya dari keseluruhan aktifitas yang dibutuhkan
dimana tidak ada keputusan manajemen umum yang diperlukan
Sebuah bagian yang menutup aktifitas pelaksanaan pusat, yakni termasuk
penjabaran tujuan dan estimasi biaya.
Sebuah bagian yang secara lengkap menjelaskan seluruh kenaikan anggaran
lain dibandingkan dengan inflasi.
Penambahan dari berbagai bagian ini secara jelas berguna hanya jika anggaran terlalu
besar atau manajemen berharap untuk menetapkan atau menentukan seberapa baik
jalannya pusat aktifitas.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Dalam pusat penelitian dan pengembangan, output semi berwujud berbentuk paten,
produk terbaru, proses baru namun hubungan output dengan input sangat sulit untuk
menilai dasar akrual karena melengkapi “produk” dari Pusat penelitian dan
pengembangan mungkin akan memakan usaha bertahun-tahun. Hingga kini, input
dinyatakan dalam anggaran tahunan yang tidak berhubungan dengan output. Sayangnya,
bahkan ketika hubungan tersebut dibangun, hubungan itu tidak mungkin untuk
mengestimasi nilai output secara reliable. Bahkan ketika penilaian dibuat, hakekat
teknik dari fungsi pusat penelitian dan pengembangan dapat menggulingkan usaha
manajemen untuk mengukur efisiensi. Persamalahan mengenai keselarasan dalam pusat
penelitian dan pengembangan ini adalah sama dengan pusat administrasi. Manajer
penelitian biasanya ingin membangun organisasi penelitian terbaik dengan cara
membeli pakai uang, bahkan mungkin lebih mahal dibandingkan perusahaan yang dapat
berkembang. Permasalah utama dalam pusat penelitian dan pengembangan ini adalah
penelitian masyarakat sering tidak cukup dalam menggunakan ilmu pengetahuan bisnis
untuk menentukan arah maksimal dari usaha sang peneliti. Aktifitas yang dijalankan
oleh organisasi pusat penelitian dan pengembangan merupakan rangkaian kesatuan yang
disertai dengan dasar penelitian dan pengujian produk. Dasar penelitian memiliki dua
karakteristik, yakni (1) tidak direncanakan, (2) sering hilangnya waktu yang dianggap
signifikan antara permulaan penelitian dan pengenalan akan suksesnya produk terbaru.
Tidak ada cara untuk menentukan ukuran yang maksimum dari anggaan pusat penelitian
dan pengembangan. Banyak perusahaan menggunakan rata rata pendapatan sebagai
dasar ukuran yang dipengaruhi oleh naik turunnya pendapatan jangka pendek .
Persentase yang lebih sempet diterapkan untuk menentukan bagian yang dibandingkan
dengan pengeluaran para pusat penelitian dan pengembangan pesaing serta bagian dari
sejarah pemilik perusahaan. Program pusat penelitian dan pengembangan terdiri dari
program ditambah lapisan perizinan untuk pekerjaan yang tak terencana, hal ini
biasanya ditinjau secara tahunan oleh manajemen tingkat atas. Peninjuan ini sering
dijalankan oleh komite penelitain seperti CEO, pemimpin penelitian, dan manajer
produksi serta pemasaran (melibatkan mereka karena mereka akan menggunakan output
pada semua proyek penelitian supaya mencapai keberhasilan). Komite ini membuat
keputusan dasar sebagai proyek yang akan ditangani, diperluas, ditunda, dan
dilanjutkan. Program penelitian ini ditentukan tidak dari penghitungan seluruh jumlah
proyek yang diterima, namun lebih kepada memutuskan penelitian yang mudah ke
dalam bagian yang sekiranya paling memberikan manfaat.
Anggaran Tahunan
Jika perusahaan memutuskan program pusat penelitian dan pengembangan jangka
panjang dan menerapkan program ini pada sebuah sistem dengan proyek yang sudah
diterima, maka persiapan anggaran tahunan pusat penelitian dan pengembangan wajar
saja akan terjadi, termasuk penjadwalan dari beban yang diharapkan bagi anggaran satu
periode. Jika anggaran satu arah dengan perencanaan strategi, maka pertama-tama
adalah memberikan bantuan kas dan perencanaan personil. Persiapan anggaran
mengijinkan manajer untuk melihat program yang lain dari pusat penelitian dan
pengembangan.
Mengukur Pelaksanaan
Dalam beberapa perusahaan, manajemen menerima dua jenis laporan keuangan pada
aktifitas pusat penelitian dan pengembangan. Jenis pertama membandingkan penaksiran
terakhir pada biaya dengan jumlah yang diterima disetiap proyek aktifitasnya. Kedua,
laporan keuangan terdiri dari perbandingan antara beban anggaran dengan beban yang
sedang terjadi pada setiap pusat pertanggungjawaban. Tujuan utamanya adalah untuk
membantu beban pelaksanaan penelitian dan memastikan bahwa beban berbagai
komitmen sudah dibayar.
Pusat Pemasaran
Dalam berbagai perusahaan pusat pemasaran memiliki dua jenis perbedaan aktifitas
grup dibawah pengendalian kepala bagian pemasaran.
1. Aktifitas Logistik
Aktifitas ini melibatkan perpindahan barang dari perusahaan kepada
pelanggan dan mencatat jumlah iuran yang harus dibayar. Aktifitas ini
meliputi transportasi hingga pusat distribusi, gudang, pengiriman, dan
pengantaran, membayar dan melibatkan fungsi kredit serta mencatat piutang
usaha. Pusat pertanggungjawaban menjalankan fungsi-fungsi tersebut.
2. Aktifitas Pemasaran
Aktifitas ini merupakan penanganan untuk memastikan pesanan bagi produk-
produk perusahaan. Aktifitas ini meliputi pemasaran, pembukuan, pelatihan, dan
pengawasan penjualan, iklan, dan promosi penjualan, semua aktifitas ini
memiliki karakteristikn yang menggambarkan permasalahan pengendalian
manajemen. Aktifitas ini memungkinkan untuk mengukur output pemasaran
organisasi, mengevaluasi efektifitas usaha pemasaran yang dinilai sulit. Hal ini
dikarenakan perubahan berbagai faktor yang terjadi pada pengendalian
departemen pemasaran.