AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

10
TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN: DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI A. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Dengan adanya kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah tujuan akhir. Kesempurnaan teknis tidak prnah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi organisasi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang- orang di dalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun pelaksana. Akuntansi adalah Tentang Manusia Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dari pengalaman dan praktik, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Dengan menganalisis secara sistematis hubungan antara sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia dan keputusan, serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya keluar, sehingga hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan pertentangan dari banyaknya

Transcript of AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

Page 1: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN: DALAM PERSPEKTIF

AKUNTANSI

A. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi

Dengan adanya kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan

informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan dapat tersedia dengan cepat. Tetapi,

seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada

dasarnya bukanlah tujuan akhir. Kesempurnaan teknis tidak prnah mampu mencegah orang

untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi organisasi bukan hanya sekedar teknik yang

didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada

bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun

pelaksana.

Akuntansi adalah Tentang Manusia

Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam

aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dari pengalaman dan praktik,

banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar

aspek manusia dalam tugas mereka. Dengan menganalisis secara sistematis hubungan antara

sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia dan keputusan, serta tingkatan sosial

dan perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya keluar, sehingga hal tersebut tidak

menjadi dasar bagi munculnya konflik dan pertentangan dari banyaknya permasalahan

akuntansi, tetapi juga tidak menyebabkan potensi organisasi dan akuntansi sosial itu sendiri

diragukan.

Akuntansi adalah Tindakan

Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam

mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung

jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan. Untuk itu,

keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya

sinergi antara individu dan organisasi. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan

manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam

Page 2: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

anggaran. Lewat akuntansi, berbagai realisasi dalam anggaran dapat diwujudkan dan secara

terus-menerus berdampak pada pola tindakan individu yang ada dalam organisasi tersebut.

B. Dimensi Akuntansi Keperilkuan

Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan. Pada beberapa

dekade terakhir, para manajer dan akuntan profesional mulai mengetahui kebutuhan akan

tambahan informasi ekonomi dengan melaporkan data-data keuangan dan nonkeuangan yang

terkait dengan proses pengambilan keputusan, yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.

Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti

mngumpulkan, mengukur, mencatat, dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian,

dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi,

serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien. Secara umum, lingkup dari

akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar, yaitu:

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi dan penggunaan sistem

akuntansi. Bidang ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang

mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.

2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang ini berkenaan dengan

bagaimana sistem akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan

keputusan,kepuasan kerja, serta kerja sama.

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang

ini mempunyai hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga

memengruhi perilaku.

Akuntansi Keperilakuan: Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional

Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan dapat menjadi

lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan

mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan

penuh (full disclosure). Prinsip ini memerlukan penjelasan yang tidak hanya berfungsi

sebagai pengganti dan penambah informasi guna mendukung laporan data keuangan

Page 3: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

perusahaan, tetapi juga sebagai laporan yang menjelaskan kritik terhadap kejadian-kejadian

nonkeuangan. Informasi tambahan ini dilaporkan baik dalam satu kerangka laporan keuangan

mupun dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan.

C. Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan

Ilmu keperilakuan mencerminkan observasi sistematis atas perilaku manusia dengan

tujuan untuk mengonfirmasikan hipotesis tertentu secara eksperimental melalui referensi

terhadap perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Bernard Berelson dan G.A Stainer

menyatakan bahwa keperilakuan adalah sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara

langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu

keperilakuan, yaitu riset ilmiah (scientific research) dan perilaku manusia (human behavior).

D. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan

Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan

biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksikan

masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari

perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan

memengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian

secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan

perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Akuntan

keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk memengaruhi

perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan.

E. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan

manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan

akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi

keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan.

Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan

untuk menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan

konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lainnya untuk meningkatkan kegunaannya.

F. Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mengukur, menjelaskan,

dan terkadang untuk mengubah perilaku manusia. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan

Page 4: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

yang mempelajari orang-orang dalam hubungannya dengan sesama manusia. Psikologi sosial

adalah suatu bidang kajian di dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep baik dari

psikologi maupun sosiologi. Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi, dan psikologi

sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan.

G. Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi

Teori-teori perilaku organisasional mencerminkan inti yang ditangani oleh teori-teori

tersebut. Manusia bersifat kompleks dan rumit, demikian pula dengan teori-teori yang

dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakannya.

Teori Peran

Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki ditunjukkan

sebagai peranan sosial. Peran dapat digambarkan secara sederhana sebagai bagian dari orang-

orang yang berinteraksi satu sama lain. Peranan sosial menggambarkan hak atau kebenaran,

tugas-tugas, kewajiban, dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang posisi

tertentu dalam konteks sosial tertentu. Peran merupakan komponen perilaku nyata yang

disebut norma. Norma-norma adalah harapan dan kebutuhan perilaku yang sesuai untuk

suatu peranan tertentu.

Struktur Sosial

Struktur sosial mengacu pada hubungan yang dipolakan antara berbagai subsistem

sosial dan individu memungkinkannya berfungsi bagi masyarakat, organisasi sosial, atau

kelompok sosial.

Budaya

Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan

hidup oleh suatu masyarakat. Budaya memengaruhi pola teladan perilaku manusia yang

teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu. Aspek

budaya yang terpenting adalah memastikan kehidupan manusia baik secara fisik maupun

secara sosial. Budaya dapat dipecah menjadi tiga faktor mendasar, yaitu:

Page 5: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

1. Faktor struktural, ditentukan oleh ukuran-ukuran, seperti umur dan sejarah

perusahaan, tempat operasi, serta lokasi geografis perusahaan dalam satu jenis

industri.

2. Faktor politis, ditentukan oleh distribusi kekuasaan dan cara pengambilan

keputusan manajerial.

3. Faktor emosional merupakan pemikiran kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan, dan

pola-pola perilaku.

Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan

memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk

mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen organisasi juga

merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan

atau komitmen pada perusahaan. Tiga karakteristik yang berhubungan dengan komitmen

organisasi menurut Cherrington (1996) adalah:

1. Keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.

2. Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan yang diperlukan untuk kepentingan

organisasi.

3. Keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan dalam organisasi.

Sementara, Aranya, dkk. (1980) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai:

1. Suatu kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan serta nilai-nilai dari

organisasi dan atau profesi.

2. Suatu kemauan untuk melakukan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan

organisasi dan atau profesi.

3. Suatu keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi.

Konflik Peran

Menurut Wolfe dan Snoke (1962), konflik peran timbul karena adanya dua “perintah”

berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan

mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain. Konflik peran, yaitu suatu konflik yang

Page 6: AKPER 2 Tinjauan Terhadap Keperilakuan

timbul karena mekanisme pengendalian birokratis organisasi tidak sesuai dengan norma,

aturan, etika, dan kemandirian profesional. Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis

yang dialami oleh anggota organisasi, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam

bekerja dan berpotensi untuk menurunkan motivasi kerja. Konflik peran mempunyai dampak

yang negatif terhadap perilaku karyawan, seperti timbulnya ketegangan kerja, penurunan

komitmen pada organisasi, dan penurunan kinerja secara keseluruhan.

Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan timbul dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di

antara sesama anggota organisasi atau antara organisasi dengan anggotanya. Banyak bukti

riset yang menunjukkan bahwa konflik kepentingan pekerja dan keluarga sangat merugikan

karyawan dan perusahaan. Konflik kerja dan keluarga cenderung berpengaruh negatif

terhadap kinerja karyawan. Hasil-hasil riset tersebut merekomendasikan perlunya manajemen

perusahaan untuk mengambil kebijakan yang menginterpretasikan kepentingan pekerjaan

dengan kepentingan pribadi.

Pemberdayaan Karyawan

Apabila organisasi melaksanakan pemberdayaan karyawan, maka berarti bahwa dalam

organisasi tersebut karyawan diperlakukan sesuai dengan teori Y. Artinya, pimpinan

organisasi menganut paham atau cara pandang (paradigma) bahwa karyawan di perusahaan

tersebut adalah karyawan yang mempunyai karakteristik yang pada umumnya positif.