Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

23
BAB I PENDAHULUAN Belakangan ini kita sering dikejutkan dengan berbagai peristiwa yang diekspos di berbagai mass media sebagai berita-berita hangat yang menggambarkan adanya persoalan-persoalan tertentu yang penting sekaligus sulit di atasi. Persoalan tersebut susul-menyusul, silih berganti mengisi lembar-lembar utama mass media. Komentar, kritik, dan saran juga solusi dipaparkan oleh berbagai kalangan. Namun ternyata penyajian tersebut justru menggambarkan bahwa masyarakat disuguhi dengan berbagai persoalan yang 'tak ada jawaban'. Seakan setiap hari koran menyampaikan topik: 'hari-hari penuh omong kosong'. Kita semua tentu ingat betapa mass media mengekspos soal beras, privatisasi semen Padang atau masalah kenaikan harga BBM dan PLN. Juga misteri pembunuhan anggota DPR fraksi PPP di Medan yang belum juga terungkap, demonstrasi buruh, penahanan dan penyiksaan 1

Transcript of Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

Page 1: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Belakangan ini kita sering dikejutkan dengan berbagai peristiwa yang

diekspos di berbagai mass media sebagai berita-berita hangat yang menggambarkan

adanya persoalan-persoalan tertentu yang penting sekaligus sulit di atasi. Persoalan

tersebut susul-menyusul, silih berganti mengisi lembar-lembar utama mass media.

Komentar, kritik, dan saran juga solusi dipaparkan oleh berbagai kalangan. Namun

ternyata penyajian tersebut justru menggambarkan bahwa masyarakat disuguhi

dengan berbagai persoalan yang 'tak ada jawaban'. Seakan setiap hari koran

menyampaikan topik: 'hari-hari penuh omong kosong'. Kita semua tentu ingat betapa

mass media mengekspos soal beras, privatisasi semen Padang atau masalah kenaikan

harga BBM dan PLN.

Juga misteri pembunuhan anggota DPR fraksi PPP di Medan yang belum juga

terungkap, demonstrasi buruh, penahanan dan penyiksaan anak dibawah umur,

penangkapan Al Chaidar yang akhirnya dilepaskan, pembebasan sementara Joko

S. Candra dalam kasus Bank Bali, korupsi-kolusi, dan terakhir kasus BLBI,

kasus Mantan Presiden Soeharto, Astra, dan DepHutbun (Republika, Jum'at 10

Maret 2000) . Peristiwa-peristiwa muncul dan ramai dibicarakan, tapi tak

lama kemudian hilang tak jelas nasibnya. Bahkan untuk masalah korupsi yang

belakangan juga menghangat lagi lantaran baru saja diangkat kembali oleh

Panja BLBI DPR RI, orang mengatakan korupsi itu bagaikan "angin", terasa

tapi tak tampak, tahu-tahu ribut, tapi tak pernah selesai.

1

Page 2: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

Semua ini tentu memprihatinkan kita, sebab, gejala tersebut menunjukkan

bahwa masyarakat kita tak memiliki satu komitmen untuk menyelesaikan

seluruh permasalahan tersebut secara tuntas. Persoalan pun menggunung tak

terselesaikan. Bahkan suatu persoalan seakan dianggap selesai setelah

tertutup oleh persoalan baru. Karenanya, diperlukan reorientasi pemikiran

dari masyarakat agar punya komitmen untuk menyelesaikan masalahnya secara

cepat, tepat, dan tuntas. Juga, perlu ditemukan suatu metode pemecahan yang

bisa memenuhi tuntutan komitmen tersebut.

Dalam rangka inilah, Kami mengajak kaum muslimin untuk menyegarkan

kembali pemikiran kita tentang 'aqidah Islamiyah' yang kita peluk serta pengaruhnya

dalam kehidupan kita baik secara individual maupun sosial.

2

Page 3: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah Islam

Sebelum kita menjelaskan pengertian aqidah Islam, kita lihat dulu

pengertian aqidah secara bahasa (lughowiy) maupun istilah (syar'iy). Secara

bahasa, kata aqidah yang berasal dari kata kerja (fi'il) -- aqada-ya'qidu'

-- berarti mengikat sesuatu dengan kuat-kuat. Secara bahasa, kata aqidah

juga bisa diartikan sebagai "yang diikat oleh hati dan hati menjadi tentram

atasnya". Secara istilah, aqidah diartikan sebagai "pemikiran menyeluruh

tentan alam semesta, manusia, dan kehidupan yang ada di dunia, juga tentang

segala sesuatu sebelum kehidupan dunia dan segala sesuatu setelah kehidupan

dunia, serta hubungan antara kehidupan dunia dengan sebelum dunia serta

sesudahnya" (lihat M. Husain Abdullah, Dirasat fil Fikril Islami, hal.35)..

Hanya saja, adanya jawaban tersebut, belum berarti bahwa jawaban tersebut,

pastilah jawaban (aqidah) yang benar. Suatu aqidah dipastikan merupakan

aqidah yang benar (aqidah shahihah) jika memenuhi dua syarat:

1. Aqidah itu sesuai dengan fitrah manusia, yakni menentramkan hatinya dan

memuaskan naluri beragamanya (gharizah tadayyun). Dengan kata lain, aqidah

tersebut tidak menafikan adanya Allah SWT, Sang Pencipta sekaligus tidak

menafikan kekuasaan Allah atas mahluk-mahlukNya yang secara naluriah

fitriyah manusia dengan segala sifatnya yang lemah dan terbatas memang

membutuhkannya.

3

Page 4: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

2. Aqidah itu sesuai dengan akal sehat manusia, yakni akal sehat manusia,

yakni akal manusia puas dengan dalil-dalil dari hal-hal yang diyakini oleh

aqidah tersebut.

3. Aqidah Komunisme materialisme yang menyatakan bahwa Tuhan Sang

Pencipta itu tidak ada dan segala sesuatu yang ada didunia ini semua berasal dari

materi dan akan kembali menjadi materi serta mengatakan bahwa materi itu

azali (kekal), tidak berawal dan berakhir adalah aqidah yang tidak sesuai dengan

akal. Sebab telah terbukti dengan nyata bahwa segala sesuatu yang ada

didunia ini bersifat terbatas. Dan sesuatu yang terbatas, tidak bisa

mengadakan dirinya sendiri, jadi pasti butuh kepada sesuatu yang lain, yang

Maha Kuasa dan Maha Pencipta.

Demikian juga aqidah sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang

merupakan hasil kompromi dari konfrontasi yang panjang antara para pejabat gereja

(mewakili agama -kristen-) dan para intelektual (mewakili ahli iptek) di Eropa yang

bermuara pada soal kekuasaan. Aqidah inipun tidak bisa diterima akal sehat, karena

disatu sisi ia mengakui adanya Tuhan, tapi disisi lain ia menolak agama (Tuhan)

dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Kaum beraqidah sekulerisme

mengatakan bahwa "God is Watch Maker" (Tuhan adalah pencipta jam) artinya, saat

Tuhan telah menciptakan manusia dan alam semesta, Ia biarkan manusia dan alam ini

berjalan sendiri. Dari sini jelas sekali, aqidah komunisme materialisme dan

aqidak kapitalisme sekulerisme tidak sesuai dengan fitrah dan akal manusia !

4

Page 5: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

Aqidah Islamiyah telah memecahkan "simpul besar" tersebut dengan suatu

konsep pemecahan yang khas. Aqidah Islam menjawab pertanyaan manusia yang

paling mendasar tersebut dengan menjelaskan bahwa alam semesta, manusia dan

kehidupan, adalah mahluk dari sang Penciptanya, yaitu Allah SWT dan hari

kiamat akan terjadi setelah berakhirnya kehidupan dunia. Sedangkan hubungan

antara kehidupan dunia dengan sebelumnya adalah dalam bentuk ketundukan

kepada perintah-perintah dan larangang-larangan Allah SWT. Adapun hubungan

antara kehidupan dunia dengan sesudahnya, yakni hari kiamat, adalah bahwa

perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat yang

disana ada pahala dan dosa serta ada surga dan neraka.

Jawaban aqidah Islam atas pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia itu

tercermin dalam aqidah Islamiyah yang didefinisikan sebagai keimanan kepada

Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari akhir, dan

juga iman kepada qadla dan qadarNya yang baik maupun yang buruk (lihat An

Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah, juz Awwal hal. 29).

B. Akidah Murni dalam Masyarakat Islam

Masyarakat adalah kumpulan individu yang senantiasa melakukan interaksi

dalam memenuhi kemaslahatan hidup mereka. Hubungan tersebut tentu

berlangsung secara harmonis dan kontinyu bila masing-masing individu

anggota masyarakat tersebut memiliki kesatuan pemikiran, perasaan, dan

peraturan.

5

Page 6: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

Tentu saja, bentuk dan warna pemikiran, perasaan, dan peraturan yang

terdapat dalam suatu masyarakat akan ditentukan oleh aqidah yang dianut

masyarakat tersebut. Suatu masyarakat yang dibangun oleh Lenin dengan

revolusi Bolsheviknya misalnya, diliputi oleh pemikiran, perasaan, dan

peraturan yang bersumber dari aqidah komunis materialistis. Sedangkan

masyarakat kapitalis di Eropa dan Amerika diliputi oleh pemikiran,

perasaan, dan peraturan yang didasari oleh aqidah sekulerisme yang

memisahkan agama dari kehidupan.

Adapaun masyarakat Islam, adalah masyarakat yang diliputi oleh pemikiran,

perasaan, dan peraturan yang bersumber dari Aqidah Islamiyah. Karenanya,

dalam masyarakat Islam yang merupakan masyarakat tauhid ini terasa sekali

pengaruh aqidah Islamiyah dalam kehidupan masyarakat. Pengaruh aqidah

Islamiyah itu antara lain sebagai berikut:

1. Masyarakat tauhid itu beriman kepada Tuhan Yang Satu (rabbun wahid),

beriman kepada agama yang satu (diinun wahid), dan tunduk kepada

peraturan yang satu (nizhamun wahid). Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama

yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" (QS. Al

Anbiya: 92)1

1 Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

6

Page 7: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

2. Dalam masyarakat tauhid akan terbentuk suatu masyarakat yang saling

menyempurnakan dan saling menanggung seperti satu tubuh dan

masyarakat itu bersifat menyatukan pemikiran dan perasaan anggota-

anggotanya. Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan kaum mukminin

itu dalam cinta dan kasih sayang serta solidaritas di

antara mereka bagaikan satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh

mengeluh, maka bagian lain ikut mengeluh dengan demam dan panas".

3. Aqidah Islamiyah akan membentuk satu ikatan idiologis (rabithah

mabdaiyyah) di antara anggota masyarakat secara kuat dan kontinyu,

yakni ikatan ukhuwah Islamiyah. Allah SWT berfirman:

"Hanyalah orang-orang mukmin yang bersaudara" (QS. Al Hujurat: 10).

Dalam hal ini aqidah Islamiyah mencela ikatan-ikatan lain yang sifatnya

emosional dan sementara, seperti ikatan kesukuan, tanah air, dan

kemaslahatan.

Allah SWT berfirman:

7

Page 8: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

"Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-

istrimu, keluargamu, harta kekayaan dan perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai

daripada Allah dan RasulNya dan (dari) jihad fisabilillah, maka tunggulah sampai

Allah mendatangkan keputusanNya dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada

orang-orang yang fasik" (QS. At Taubah: 24).

C. Pengaruh Akidah Murni Pada Seseorang (Individual)

Seseorang yang telah memahami aqidah Islamiyah akan merasakan

pengaruh-pengaruhnya sebagai berikut:

1. Aqidah Islamiyah memberikan kepuasan kepada akalnya dan menentramkan

hatinya. Sebab aqidah Islamiyah telah menjawab semua pertanyaannya

secara benar dan memuaskan. Sehingga yang bersangkutan menjadi muslim

yang mantap imannya, tak mudah digoyang oleh apapun.

2. Aqidah Islamiyah membentunya menjadi seoeang muslim yang maju dan

pemberani. Setelah seorang muslim mengetahui dan memahami firman

Allah SWT:

"Katakanlah, tak akan menimpa kami sesuatu pun kecuali apa yang telah

ditetapkan oleh Allah SWT kepada kami (QS. At Taubah: 151).

Dan hadits Rasulullah SAW: "Tidak akan mati seseorang hingga dipenuhi

ajalnya, rizkinya, dan apa-apa yang telah ditakdirkan untuknya". Ia akan

8

Page 9: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

yakin bahwa segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT pasti

akan terjadi, buruk ataupun baik. Seorang muslim yang berkeyakinan

seperti ini akan terjun ke medan pertempuran dengan gagah berani dan dia

akan berjuang sekuat tenaga dalam mencari rizki, tentunya setelah ia

menempuh sebab-sebab kemenangan dalam pertempuran dan sebab-sebab

perolehan harta dalam aktivitas ekonomi, tanpa rasa khawatir sedikitpun

tentang hasil yang akan dicapai.

3. Aqidah Islamiyah akan membentuk sikap taqwa dalam diri seoran muslim.

Setelah seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah SWT, dan

bahwa Allah SWT akan menghisab perbuatannya pada hari kiamat dia akan

membentengi dirinya dari perbuatan yang haram dan berusaha selalu

mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan halal. Sebab dia yakin, hari

perhitungan (yaumul hisab) pasti datang. Ia pun beriman kepada firman

Allah SWT:

"Siapa saja yang berbuat kebaikan sebesar zarrah (atom) niscaya akan

melihatnya dan siapa yang berbuat kejahatan sekalipin sebesar

atom, dia akan melihatnya (QS. Al Zilzalah:7-8)

D. Komitmen Kaum Muslimin Terhadap Akidah

Seseorang yang telah memahami aqidah Islamiyah akan merasakan

pengaruh-pengaruhnya sebagai berikut:

9

Page 10: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

1. Aqidah Islamiyah memberikan kepuasan kepada akalnya dan menentramkan

hatinya. Sebab aqidah Islamiyah telah menjawab semua pertanyaannya secara

benar dan memuaskan. Sehingga yang bersangkutan menjadi muslim yang

mantap imannya, tak mudah digoyang oleh apapun.

2. Aqidah Islamiyah membentunya menjadi seoeang muslim yang maju dan

pemberani. Setelah seorang muslim mengetahui dan memahami firman Allah

SWT:

"Katakanlah, tak akan menimpa kami sesuatu pun kecuali apa yang telah

ditetapkan oleh Allah SWT kepada kami (QS. At Taubah: 151). Danmhadits

Rasulullah SAW: "Tidak akan mati seseorang hingga dipenuhi ajalnya,

rizkinya, dan apa-apa yang telah ditakdirkan untuknya". Ia akan yakin bahwa

segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT pasti akan terjadi, buruk

ataupun baik. Seorang muslim yang berkeyakinan seperti ini akan terjun ke

medan pertempuran dengan gagah berani dan dia akan berjuang sekuat tenaga

dalam mencari rizki, tentunya setelah ia menempuh sebab-sebab kemenangan

dalam pertempuran dan sebab-sebab perolehan harta dalam aktivitas ekonomi,

tanpa rasa khawatir sedikitpun tentang hasil yang akan dicapai.

3. Aqidah Islamiyah akan membentuk sikap taqwa dalam diri seoran muslim.

Setelah seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah SWT, dan

bahwa Allah SWT akan menghisab perbuatannya pada hari kiamat dia akan

membentengi dirinya dari perbuatan yang haram dan berusaha selalu

10

Page 11: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan halal. Sebab dia yakin, hari

perhitungan (yaumul hisab) pasti datang.

Ia pun beriman kepada firman Allah SWT:

"Siapa saja yang berbuat kebaikan sebesar zarrah (atom) niscaya akan

melihatnya dan siapa yang berbuat kejahatan sekalipin sebesar atom, dia akan

melihatnya (QS. Al Zilzalah:7-8)

11

Page 12: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Aqidah Islamiyah memberikan kepuasan kepada akalnya dan menentramkan

hatinya. Sebab aqidah Islamiyah telah menjawab semua pertanyaannya

secara benar dan memuaskan. Sehingga yang bersangkutan menjadi muslim

yang mantap imannya, tak mudah digoyang oleh apapun.

2. Aqidah Islamiyah membentunya menjadi seoeang muslim yang maju dan

pemberani. Setelah seorang muslim mengetahui dan memahami firman

Allah SWT: "Katakanlah, tak akan menimpa kami sesuatu pun kecuali apa

yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada kami (QS. At Taubah: 151).

Dan hadits Rasulullah SAW: "Tidak akan mati seseorang hingga dipenuhi

ajalnya, rizkinya, dan apa-apa yang telah ditakdirkan untuknya". Ia akan

yakin bahwa segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT pasti

akan terjadi, buruk ataupun baik. Seorang muslim yang berkeyakinan

seperti ini akan terjun ke medan pertempuran dengan gagah berani dan dia

akan berjuang sekuat tenaga dalam mencari rizki, tentunya setelah ia

menempuh sebab-sebab kemenangan dalam pertempuran dan sebab-sebab

perolehan harta dalam aktivitas ekonomi, tanpa rasa khawatir sedikitpun

tentang hasil yang akan dicapai.

12

Page 13: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

B. Daftar Pustaka

1. http://realish.net/web/surat-anbiya-ayat-83

2. Anonim, 1990, Al Quran dan Terjemahannya, Mujamma’ Al Malik Fahd Li

Thiba’at Al Mush-haf Asy Syarif, Medinah Munawwarah

3. Ibrahim, Najih, Dr., dkk., 2005, Mitsaq Amal Islami, Panduan Bagi Gerakan

Islam dalam Memperjuangkan Islam, Pustaka Al 'Alaq, Solo.

4. Matdawam, M.N., Drs., 1989, Pembinaan dan Pemantapan Dasar Agama,

Yayasan “Bina Karier”, Yogyakarta.

5. Sauri, Sofyan, Dr., H., 2004, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Alfabeta, Bandung.

6. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Dr., 2004, Edisi Indonesia: Kitab

Tauhid 1, Darul Haq, Jakarta.

7. Suryana Af, A.T., Drs., M.Pd., dkk., 1997, Pendidikan Agama Islam untuk

Perguruan Tinggi, Tiga Mutiara, Bandung.

8. Tim penyusun Pustaka Al Wustho, 1994, Bekal Da’i Aktivis Muslim, Pustaka

Al Wustho, Solo.

13

Page 14: Akidah Murni Dalam Masyarakat Islam

14