Akademi Farmasi

download Akademi Farmasi

of 12

Transcript of Akademi Farmasi

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    1/12

    AKADEMI FARMASI

    YAYASAN PUTRA INDONESIA MALANG

    TUJUAN :

    1. Untuk memahami sifat alir dari suatu zat

    2. Untuk memahami peranan viskositas dalam pembuatan sediaan farmasi

    DASAR TEORI :

    Pengertian viskositas

    Rheologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu

    pengetahuan), digunakan oleh Bingham dan Crawford untuk memberikan aliran zat cair dan

    deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas adalah suatu

    ungkapan untuk menyatakan tahanan yang mencegah zat cair untuk mengalir; semakin tinggi

    viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Zat cair sederhana dapat diberikan dengan

    viskositas absolute, sedangkan untuk zat yang terdispersi heterogen tidak dapat langsung

    dinyatakan dengan satuan tunggal. Rheologi penting untuk digunakan dalam farmasi terutama

    dalam hal formulasi dan analisa bentuk sediaan farmasi tersebut, seperti emulsi, pasta,suppositoria, dan dragee/tablet bersalut. Hal ini penting dalam hal mampu menghasilkan produk

    dengan konsistensi yang baik dan mampu membuat produk ulang tersebut dengan kualitas yang

    sama.

    Alat untuk mengukur viskositas adalah viskometer. Berikut adalah macam-macam

    viskometer :

    1.

    Viskometer kapiler

    2.Viskometer bola jatuh

    3.Viskometer cup dan bup

    4.viskometer cone dan plate

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    2/12

    Apabila pemilihan alat tidak tepat, maka produk farmasi yang dihasilkan pun tidak sesuai

    dengan yang dikehendaki. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk

    sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.

    Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau

    pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan

    obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability).

    Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

    Penggolongan zat/bahan menurut tipe alir

    SISTEM NEWTONIAN

    Hukum alir dari Newton diilustrasikan oleh gambar berikut :

    Diasumsikan gambar tersebut adalah sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan

    molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak

    dengan suatu kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu

    kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang tetap diam.

    Pada kartu tersebut, perbandingan kecepatan, dv, dengan jarak, dr, disebut dengan kecepatan

    gradien/kecepatan geser, dv/dr.

    Digunakan istilah :

    Rate of shear(D)dv/druntuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang

    cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).

    Shearing stress ( atau F )F/Auntuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan

    untuk menyebabkan aliran.

    F/A = dv/dr

    Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan Rate of shear

    dv/dr. Satuan viskositas adalahpoiseatau dyne detik cm-2

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    3/12

    Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps).

    1cps= 0,01poise

    SISTEM NON-NEWTONIAN

    Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu : PLASTIS, PSEUDOPLASTIS,

    dan DILATAN.

    1.Aliran Plastis

    Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau

    akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada

    suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield (yield value). Cairan plastistidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada

    harga stress di bawah hargayield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu

    kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).

    Para ahli reologi mengklasifikasikan zat-zat bingham tersebut, yaitu zat yang memiliki yield value

    sebagai zat padat, sedangkan untuk zat yang mulai mengalir pada tekanan geser yang paling

    minimum disebut sebagai zat cair. Yield value merupakan suatu sifat yang sangat penting dari

    system disperse tertentu.

    Angka arah dari reogram pada aliran plastik, dinamakan mobilitas, yang analog dengan fluiditas

    dalam system newton dan harga resiproknya dinamakan viskositas plastik, U. Persamaan yang

    memerikan aliran plastic adalah :

    U = ( Ff )

    G

    U adalah viskositas plastis, dan f adalahyield value.

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    4/12

    Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam

    suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-

    partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus

    dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari

    kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-

    nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield

    valueterlampaui (shear stressdi atasyield value), sistem plastis akan menyerupai sistem

    newton.

    Aliran plastic diasosiasikan dengan adanya partikel-partikel terflokulasi dalam suspense yang

    pekat. Akibatnya suatu struktur yang kontinu terjadi di seluruh system. Adanya yield value

    dikarenakan bergabungnya partikel-partikel (yang disebabkan gaya Van Der Waals), yang harus

    dipecahkan sebelum aliran terjadi. Jadi yield value merupakan suatu indikasi dari gaya flokulasi.

    Makin banyak suspense yang terflokulasi, makin tinggi yield valuenya. Gaya-gaya friksional

    (geser) antara partikel-partikel yang bergerak dapat juga mempunyai andil akan adanya yield

    value. Sesuai dengan bentuk kurva, maka sekali yield value dilampaui, pemberian tekanan geser

    selanjutnya (F-f) akan berbanding lurus dengan kecepatan gesernya, G. Efeknya, system aliran

    plastic tersebut akan menyerupai sistem newton.

    2. Aliran Pseudoplastis

    Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam

    dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    5/12

    natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer

    dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-

    partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) ,

    tidak adayield value, dan bukan suatu harga tunggal.

    Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram

    lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksishearingterhadap

    molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan meningkatnya

    shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun

    sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam

    bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing

    stress berikutnya.

    FN= G

    Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika

    N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.

    3. Aliran Dilatan

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    6/12

    Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi

    dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas)

    dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan

    kembali ke keadaan fluiditas aslinya.

    Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar

    partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk

    mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak

    dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear

    stress meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu

    menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada

    tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran

    meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna

    lagi oleh pembawa. Akhirnya suspensi menjadi pasta yang kaku.

    FENOMENA TIKSOTROPI, ANTI-TIKSOTROPI, dan RHEOPEKSI

    Tiksotropi

    Tiksotropik bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isoterm dan lambat pada

    pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena sharing. Ini menunjukkan

    struktur yang tidak berbentuk kembali dengan segera jika strees tersebut dihilangkan atau

    dikurangi.

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    7/12

    Tiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu farmasetis cair yang idealnya

    harus mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah, namun dapat dituang dan tersebar

    mudah. Sebagai contoh, suspensi tiksotropi yang diformulasi dengan baik tidak akan

    mengendap dengan segera dalam wadahnya, akan menjadi cair bila dikocok, dan akan

    tinggal cukup lama selama ia digunakan. Akhirnya, suspensi tersebut akan memeperoleh

    kembali konsistensinya dengan cepat sehingga partikel-partikel tetap berda dalam

    keadaan tersuspensi. Dilihat dari kestabilan suspensi ada hubungan antara derajat

    tiksotropi dengan laju sedimentasi. Makin tinggi tiksotropi akan makin rendah laju

    pengendapannya.

    Anti-Tiksotropi

    Anti-tiksotropi yang menyatakan kenaikan bukan pengurangan konsistensi.pada kurva

    menurun. Kenaikan dalam hal kekentalan atau hambatan mengalir dengan bertambahnya

    waktu share. Anti-tiksotropi disebabkan oleh meningkatnya frekwensi tumbukan dari

    partikel-partikel terdispersi, atau molekul-molekul polimer dalam suspensi. Hal ini akan

    meningkatkan ikatan antar partikel dengan bertambahnya waktu. Ini mengubah keadaan asli

    yang terdiri dari sejumlah besar partikel sendiri-sendiri dan gumpalan-gumpalan kecil

    menjadi suatu keadaan keseimbangan yang terdiri dari sejumlah kecil gumpalan-gumpalan

    yang relatif besar. Dalam keadaan diam, gumpalan-gumpalan kecil dan partikel-partikel

    tersendiri.

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    8/12

    Rheopeksi

    Rheopeksi adalah suatu gejala dimana suatu sol membentuk suatu gel lebih cepat jika diaduk

    perlahan-lahan atau kalau di share daripada jika dibiarkan membentuk gel tersebut tanpa

    pengadukan. Dalam suatu titik reopektis, gel tersebut merupakan bentuk keseimbangan

    sedangkan dalam anti-tiksotropi keadaan keseimbangan adalah sol.

    Para ahli farmasi lebih sering berhubungan dengan zat-zat yang tidak menganut hukum

    newton. Zat bukan newton adalah zat yang tidak mengikuti persamaan alir newton, seperti

    system dispersi heterogen cair dan padat contohnya larutan koloidal, emulsi, suspensi, emulsi,

    salep dan produk yang serupa. Bila bahan non newton ini dianalisa di viskometer berputar dan

    dibuat grafiknya, maka akan terlihat tiga kelas aliran yang telah dikenal, yaitu : plastis,

    pseudoplastis, dan dilatan.

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    9/12

    ALAT DAN BAHAN :

    Viskometer Ostwald

    Visometer Brookfield

    Beker glass

    Termometer

    Stopwatch

    Piknometer

    Statif

    Botol Aquades

    Tisu

    Bola hisap Larutan gula 20 %

    Larutan gula 50%

    Gliserin

    PROSEDUR KERJA :

    1. untuk viskometer Oswald

    a.

    Menentukan bobot jenis :

    1.ukur suhu air menggunakan termometer (tOC)

    2.timbang piknometer kosong (a)

    3.isi piknometer kosong dengan air, lalu ditimbang (b)

    4.hitung bobot air (b-a)

    5.lakukan hal yang sama dari no. 2 sampai 4 untuk piknometer dengan cairan sampel

    (lar. Gula 20 % dan lar. Gula 50%)

    6.catat hasilnya

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    10/12

    b. Menentukan viskositas :

    1.masukkan cairan dalam viskometer melalui lubang berdiameter lebih besar

    2.hentikan cairan bila ruang yang berbentuk labu terisi

    3.tutup tabung yang berdiameter lebih kecil dengan bola hisap

    4.hisap cairan dengan bola hisap hingga naik paling atas

    5. lepaskan bola hisap, saat cairan tepat pada garis yang pertama lalu hidupkan

    stopwatch, hitung waktu ketika caiarn tepat pada garis kedua, catat waktu alirnya.

    2.

    untuk viskometer Brookfield

    a. siapkan statif lalu pasang viskometer, setarakan viskometer sedemikian rupa

    hingga gelembung di ujung kiri atas viskometer tepat berada di tengah bulatan

    b. pasang spindel pada gantungan spindel (terletak di bawah viskometer)

    c. masukkan sampel pada wadah, lalu turunkan spindel hingga batas tercelup ke

    dalam cairan sampel yang akan diukur viskositasnya

    d. pasang stop kontak dan selanjutnya jalankan rotor dengan cara menekan tombol

    yang ada di viskometere. biarkan spindel berputar dan lihatlah jarum pada skala sesuai rotor yang kita

    gunakan

    f. bacalah angka yang ditujukan oleh jarum tersebut (jika terbaca) untuk menghitung

    viskositasnya

    HASIL :

    a. Viskometer Ostwald :

    Zat

    t (s) Bobot (g)

    (p) log I II III pikno + zat

    pikno

    kosongbobot zat

    Air 0,8 0,8 0,8 0,8 40,5297 15,2791 25,2506 0,9233 -0,0346

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    11/12

    Lar.gula 20 % 1 1 1 1 42,3136 15,2791 27,0345 1,2357 0,0919

    Lar.gula 50% 2,6 2,4 2,4 2,46 45,0130 15,2791 29,7339 3,3432 0,5241

    Catatan : perhitungan terlampir

    b. Viskometer Brookfield

    Viskometer Brookfield Gliserin Keterangan

    Rotor I 3 Terbaca

    Rotor II - Tidak terbaca

    Rotor III 2,2 Terbaca

    PEMBAHASAN :

    Berdasarkan hasil pengamatan dengan viskometer Ostwald, diperoleh hasil bahwa

    pada pengukuran suhu air percobaan setelah diukur dengan termometer adalah 24OC,

    memiliki air= 1,6604 g/ml dengan viskositas sebesar 0,9233 cp. Sedangkan untuk larutan

    gula 20 % memiliki lar.gula 20% = 1,7777 g/ml dengan viskositas sebesar 1,2357 cp. Larutan

    gula 50 % sendiri memiliki lar.gula 50% = 1,9552 g/ml dengan viskositas sebesar 3,3432 cp.

    Hal ini menunjukkan bahwa makin kental suatu zat, maka makin tinggi harga

    massa jenisnya, begitu pula dengan harga viskositasnya.

    Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan dengan viskometer Brookfield,

    diperoleh bahwa viskositas pada gliserin dapat terbaca pada skala rotor I (3 dpass) dan

    rotor III (2,2 dpass), sedangkan skala pada rotor II tidak terbaca.

    KESIMPULAN :

    Viskometer Ostwald digunakan untuk zat yang tidak terlalu kental, sedangkan viskometer

    Brookfield untuk zat yang sangat kental. Misalnya, gliserin diukur viskositasnya menggunakan

    viskometer Ostwald, maka gliserin akan sangat sulit untuk turun kembali, dan akibatnya untuk

    menghitung selang waktu antara garis teratas dan garis terbawah sangat lama. Selain itu akan

    mempersulit pencucian/pembersihan viskometer Ostwald.

  • 8/11/2019 Akademi Farmasi

    12/12

    Bentuk rotor penggerak pada viskometer Brookfield beragam, rotor I < rotor II < rotor III. Makin

    besar bentuk rotor penggerak adalah untuk mengukur viskositas zat yang makin kental.

    Sifat viskositas ini sangat penting diketahui dalam farmasi, formulasi maupun industri. Hal ini

    dapat ditunjukkan dalam pencampuran dan aliran bahan obat, pengemasan dalam wadah serta

    dalam pengambilannya.

    Viskositas pun penting dalam analisa produk seperti emulsi, pasta, suppositoria, serta pemilihan

    peralatan untuk processing yang digunakan dalam pembuatannya.