PERSEPSI MAHASISWA D3 PERBANKAN SYARIAH TERHADAP AKAD-AKAD …
Akad Tabarru Dan Tijarah
-
Upload
abdul-ghofur -
Category
Documents
-
view
52 -
download
3
description
Transcript of Akad Tabarru Dan Tijarah
TABARRU’
Akad Tabarru’ (gratuitous contract) adalah perjanjian yang bersifat non profit transaction
(transaksi nirlaba), yakni perjanjian transaksi yang tidak ditujukan untuk memeperoleh
keuntungan akan tetapi hanya semata untuk tolong-menolong, tabarru’ berasal dari kata birr
dalam bahasa arab yang artinya kebaikan. Dalam akad tabarru’ pihak yang berbuat kebaikan
tidak boleh sedikititpun mengambil keuntungan dari akad tersebut,tujuan akad tersebut
hanya semata mengharap imbalan dari Allah SWT, bukan dari manusia. Namun pihak yang
berbuat baik diperbolehkan untuk sekadar menutupi biaya (cover the cost) yang
dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut tanpa mengambil keuntungan.
Ada tiga bentuk akad tabarru’, yaitu :
1. Meminjamkan Uang (lending Rp)
Akad meminjamkan uang dibagi lagi menjadi tiga jenisnya, apabila meminjamkan uang tanpa
disertai syarat apapun selain pengembalian pada waktu tertentu maka disebut Qard.
Jika si pemberi pinjaman mensyaratkan suatu jaminan tertentu atau jumlah tertentu maka
bentuk pemberian seperti ini disebut Rahn.
Yang ketiga, jika memberikan pinjaman dengan maksud untuk mengambil alih piutang
kepada pihak lain, maka bentuknya adalah hiwalah.
2. Meminjamkan Jasa Kita (lending yourself)
Seperti halnya meminjamkan uang, meminjamkan jasa juga dibagi menjadi tiga jenisnya,
yakni jika meminjamkan jasa kita untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain maka
disebut wkalah.
Selanjutnya apabila meminjamkan jasa kita dengan rician tugas penitipan dan pemeliharaan
maka disebut Wadi’ah.
Ketiga, yakni wakalah bersyarat yang disebut kafalah, terjadi apabila syarat terpenuhi.
3. Memberikan sesuatu (giving something)
Akad memberikan sesuatu diantaranya hibah, shodaqoh, waqaf, hadiah, dll.
Apabila akad tabarru’ telah disepakai atara kedua belah pihak maka akad tersebut tidak boleh
berubah menjadi akad Tijarah (akad komersil).
TIJARAH
Tijarah (compensational contract) adalah akad yang berkebalikan dengan akad tabarru’
dimana akad tijarah diperuntukkan untuk memperoleh keuntungan komersil.
berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya, akad tijarah pun dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar, yakni:
1. Natural Uncertainty Contracts
Dalam akad ini masing-masing pihak yang bertransaksi saling mencampurkan aset (real
maupun financial) menjadi satu kesatuan dan kemudian menanggung resikomaupun
keuntungan secara bersama-sama. contoh dari Natural Uncertainty Contracts adalah :
Mudharabah : yakni, akad antara dua pihak (orang) saling menanggung, salah satu pihak
menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah
ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
Musyarakah : akad kerjasama yang terjadi antara pemilik modal (mitra musyarakah) untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan
nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
Sukuk (obligasi syariah): merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.
Saham syariah : yang produknya harus sesuai syariah. Syarat lainnya: a) perusahaan tersebut
memiliki piutang dagang yang relative lebih kecil dibandingkan total asetnya, b) perusahaan
tersebut memiliki utang yang kecil dibandingkan nilai kapitalisasi pasar, c) perusahaan
memiliki pendapatan bunga kecil.
2. Natural Certainty Contracts
Adalah akad dengan cara kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang dimilkinya
karena itu objek yang dipertukarkan (barang atau jasa) harus ditetapkan secara pasti baik
harga, jumlah, kualitas, dan waktu penyerahannya. Dalam akad ini akan diperoleh imbal hasil
yang tetap dan pasti karena telah ditetapkan diawal akad. Contoh dari Natural Certainty
Contracts adalah :
Murabahah: transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli.
Salam: transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Barang diserahkan
secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tunai.
Istishna’: memiliki system yang mirip dengan salam, namun dalam istishna’ pembayaran
dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali (termin) atau ditangguhkan selama
jangka waktu tertentu.
Ijarah: akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
manfaat atas objek sewa yang disewakan.
Berbeda dengan akad tabarru’ yang tidak boleh berubah akad menjadi tijarah, dalam akad
tijarah apabila kedua belah pihak sepakat untuk mengganti menjadi akad tabarru’ hal itu
diperbolehkan.
Daftar pustaka :
Agusta, Rizki. "Pengertian Akad Tabarru’ dan Jenisnya". 24 Juni 2014
httpa://accounting-media.blogspot.com/2014/06/pengertian-akad-tijarah-dan-jenisnya.html
Agusta, Rizki. "Pengertian Akad Tijarah dan Jenisnya". 15 Juni 2014
httpa://accounting-media.blogspot.com/2014/06/pengertian-akad-tijarah-dan-jenisnya.html
Al hushein, Imron. "AKAD TABARU DAN TIJARAH". 17 Januari 2012
http://alhushein.blogspot.com/2012/01/akad-tabaru-dan-tijarah.html
AKAD TABARRU’ DAN TIJARAH
Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Fiqih Muamalah
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015