Ajeng

55
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU PEKERJA YANG MENYUSUI TENTANG ASI PERASAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Ny. YUDI DESA WONOREJO KECAMATAN WATES-KEDIRI OLEH : AJENG ISTININGRUM 1

description

fgzsdfrg

Transcript of Ajeng

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PEKERJA

2038

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PEKERJA YANG MENYUSUI TENTANG ASI PERASAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Ny. YUDI

DESA WONOREJO KECAMATAN WATES-KEDIRI

OLEH :

AJENG ISTININGRUM

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA-MALANG

MALANG

2005

ABSTRAK

Saat ini masalah pelaksanaan ASI eksklusif masih perlu diperhatikan. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin dianggap sebagai salah satu penyebab utama pemberian ASI terhambat. Selain itu juga kurangnya pengetahuan ibu yang tidak memberikan ASInya selama dia bekerja, hal ini dapat menghambat mensukseskan program ASI eksklusif. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 11 dan 18 Maret 2005 terhadap 30 ibu menyusui yang berkunjung di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi desa Wonorejo Kecamatan Wates-Kediri diketahui lebih dari separuh (66,7%) tidak memberikan ASI saat pergi bekerja.

Desain penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi Desa Wonorejo Kecamatan Wates-Kediri. Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu pekerja yang menyusui yang berkunjung di Bidan Praktek Swasta tempat penelitian periode 25 April-31 Mei 2005 dengan jumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total populasi sampling sehingga besar sampel berjumlah 30 responden. Selanjutnya peneliti melakukan analisa deskriptif dengan bantuan komputer yang telah diuji SPSS 12.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan di Bidan Praktek Swasta tempat penelitian pada tingkat tahu hampir separuh responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), ini disebabkan karena ibu tidak pernah mendapat penjelasan atau penyuluhan tentang ASI perasan dan usia responden antara 21-30 tahun. Sedangkan pada tingkat paham hampir separuh responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 13 responden (43,3%), hal ini dipengaruhi oleh pendidikan responden yang tinggi.

Oleh karena itu seyogyanya memberikan KIE, leaflet, atau brosur tentang ASI perasan secara terjadwal dan terstruktur serta memberikan motivasi kepada ibu pekerja yang menyusui yang berkunjung di Bidan Praktek Swasta tersebut sehingga pengetahuan tentang ASI perasan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik

Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Ibu pekerja yang menyusui, ASI perasan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDULi

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iiiPERSEMBAHANiv

KATA PENGANTARvABSTRACTviiABSTRAKviii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBARxiDAFTAR TABEL xiiDAFTAR LAMPIRAN xiiiBAB1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA 52.1 Konsep Pengetahuan 5

2.1.1 Pengertian5

2.1.2 Proses Adopsi atau Perilaku5

2.1.3 Tingkat Pengetahuan6

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan7

2.1.5 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan8

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan8

2.2 Konsep Ibu Pekerja yang Menyusui 9

2.3 Konsep ASI Perasan 9

2.3.1 Pengertian9

2.3.2 Waktu Memeras ASI Perasaan10

2.3.3 Cara Memeras ASI Perasaan10

2.3.4 Cara Menyimpan ASI Perasaan12

2.3.5 Cara menggunakan ASI Perasaan12

2.3.6 Manfaat ASI Perasan13

BAB3METODOLOGI PENELITIAN 143.1 Kerangka Konsep 14

3.2 Desain Penelitian 15

3.3 Populasi, Sampling dan Sampel15

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 16

3.5 Variabel Penelitian 17

3.6 Definisi Variabel 17

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian18

3.8 Teknik Pengumpulan Data 19

3.9 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 19

3.10 Etika Penelitian 20

BAB4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 224.1 Hasil Penelitian 22

4.2 Pembahasan 25

4.3 Keterbatasan Penelitian28

BAB5PENUTUP 295.1 Kesimpulan 29

5.2 Saran 29

5.3 Rekomendasi Untuk Penelitian Selanjutnya30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABELNomor

Judul Tabel

Halaman

Tabel 3.1 Definisi operasional18

4.1 Distribusi frekuensi umur22

4.2 Distribusi frekuensi pendidikan22

4.3 Distribusi frekuensi pekerjaan23

4.4 Distribusi frekuensi usia anak terakhir23

4.5 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang ASI perasan pada tingkat tahu24

4.6 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang ASI perasan pada tingkat paham24

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul Lampiran

Halaman

Lampiran

1. Surat ijin penelitian

2. Permohonan menjadi responden

3. Lembar persetujuan menjadi responden

4. Kuesioner

5. Data hasil uji coba kuesioner

6. Hasil uji coba kuesioner

7. Kunci jawaban kuesioner

8. Surat ijin melakukan penelitian

9. Data penelitian

10. Lembar konsultasi

11. Jadwal penelitian

DAFTAR GAMBARNomor

Judul Gambar

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Skematik Kerangka Konsep Penelitian 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pelaksanaan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif masih memperhatikan, data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan dalam Repelita VI ditargetkan 80% (www.bsn.co.id).

ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan. Program peningkatan penggunaan ASI khususnya ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan program prioritas, karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan bawah lima tahun (Depkes RI, 2003).

Modal dasar untuk pembentukan atau memperoleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi dilaksanakan sejak bayi dalam kandungan dan juga memperhatikan nutrisi yang baik sejak konsepsi, masa kehamilan dan kelahiran. Salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif yang benar (www.tempointeraktif.com). ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. Dalam ASI terkandung nilai-nilai komponen yang tidak dapat digantikan oleh susu formula, misalnya perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh bayi (Mellyna Huliana, 2003). Meski demikian tidak semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dengan benar, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan pekerjaan ibu.

Sebagaimana diperoleh dari akses internet (www.kespro.info/kia.sep/ 2002) dapat diketahui bahwa kondisi ibu dan anak dalam upaya peningkatan pemberian ASI terhambat karena ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin. Dengan alasan klasik, ibu bekerja mempunyai kebiasaan memberikan susu botol atau susu formula secara dini. Sehingga menggeser atau menggantikan kedudukan ASI. Karena kurangnya pengetahuan ibu yang tidak memberikan ASInya selama dia bekerja, hal ini dapat menghambat mensukseskan program ASI eksklusif.

Bukti-bukti penurunan ASI dinegara-negara yang telah maju telah banyak dikemukakan antara lain di Amerika. Pada permulaan abad ke-20 sampai sekarang kira-kira 71% bayi mendapat ASI kurang lebih 6 bulan, sedangkan tahun 1971 menurun menjadi 25% (Soetjiningsih,1997). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1997 menunjukkan pemberian ASI eksklusif sampai 4 bulan baru mencapai 52% (www.tempo interaktif.com) dari target pencapaian pemberian ASI eksklusif sebesar 80% (Utami Roesli, 2000).

Berdasarkan studi pendahuluan dilakukan tanggal 11 dan 18 Maret 2005 dengan cara wawancara terhadap 30 ibu menyusui yang berkunjung di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi diketahui 60% (18 orang) ibu bekerja dan 40% (12 orang) yang tidak bekerja. Dari 18 orang yang bekerja terdapat 33,3% (6 orang) yang memberikan ASI dan yang tidak memberikan ASI 66,7% (12 orang) saat bekerja. Dan didapatkan bahwa 80% (24 orang) dari 30 ibu-ibu yang menyusui sekaligus sebagai responden belum mengetahui tentang ASI perasan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi Desa Wonorejo Kecamatan Wates-Kediri. Dengan harapan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang cara pemberian ASI eksklusif atau ASI perasan bagi ibu pekerja yang menyusui.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi Desa Wonorejo Kecamatan Wates-Kediri?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan di Bidan Praktek Swasta Ny. Yudi Desa Wonorejo Kecamatan Wates-Kediri.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi ibu pekerja dalam menerapkan program ASI perasan.

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan pada tingkat tahu.

3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan pada tingkat paham.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1.Menambah pengetahuan peneliti tentang ASI perasaan.

2.Menambah pengalaman peneliti dalam hal penerapan riset.

3.Sebagai penerapan dari ilmu yang sudah didapat selama dibangku kuliah, terutama mengenai pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja yang menyusui.

1.4.2 Bagi Institusi

Pengembangan ilmu pengetahuan, misalnya dengan masukan ASI perasan dalam mata kuliah yang memberikan tentang ASI eksklusif.

1.4.3 Bagi Profesi

1.Sebagai dasar masukan atau informasi bagi tenaga kesehatan tentang ASI perasan dalam hal perencanaan usaha memperlancar program ASI ekslusif.

2.Sebagai tambahan pengetahuan bidan dilahan praktik dalam hal menentukan kebijakan.

3.Bahan masukan dalam memperbaiki kebijakan pelayanan kesehatan bagi ibu menyusui.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberi gambaran atau informasi pengetahuan masyarakat tentang ASI perasan, sehingga diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan tentang ASI perasan.

1.4.5 Bagi Pembaca

1.Penulis berharap hasil penelitian dapat menambah pengetahuan bagi pembaca terutama mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan.

2.Sebagai data awal yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu pekerja yang menyusui tentang ASI perasan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penerimaan rasa dan raba (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Proses Adopsi Atau Perilaku

Dari pengalaman penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian (Rogens, 1974) dalam (Soekidjo Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1.Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus (objek) tersebut.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Trial yakni subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut (Soekidjo Notoatmodjo, 2003) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

1. Tahu (Know)

Artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil sebenarnya yaitu penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian kedalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap sesuatu materi atau objek. Penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Soekidjo Notoatmodjo, 2002) cara memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :

1. Cara Kuno (Tradisional) atau Non Ilmiah

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kebiasaan

Yaitu cara kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran dan kebiasaan ini diwariskan secara turun-temurun.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi dan generasi ke generasi berikutnya

Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4) Melalui jalan pemikiran

Merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan kemudian dicari hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2. Cara modern atau cara ilmiah disebut juga metode penelitian ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan ilmiah.

2.1.5 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Menurut (Suharsimi Arikunto, 1998) bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu baik bila skor 76-100%, cukup baik bila skor 56-75%, kurang baik bila skor 40-55%, dan tidak baik bila skor