aje tugas mbois

7

Click here to load reader

description

Tugas kuliah AJE

Transcript of aje tugas mbois

1. Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah meliputi penanaman modal asing secara langsung dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik secara langsung menanggung resiko dari penanam modal tersebut.

Perumusan pasal tersebut mengandung beberapa unsur pokok yaitu:

1. Penanaman modal secara langsungDalam hal ini yang dimaksud dengan penananam modal secara langsung, ialah seperti dalam pengertian direct\ investment seperti diartikan oleh organization for European Economic Cooperation dalam hal mana penanaman modal mempunyai pengusaha atas modal yang ditanam dalam perusahaan yang bersangkutan, dalam arti bahwa pemilik modal atau penanaman modal mempuntai kekuasaan pengusaha atas pengusaha modal asing tersebut.

2. Penggunaan modal untuk menjalankan perusahaanMerupakan modal asing. Yang dibedakan antara lain menjadi dua macam:

- Modal asing dalam bentuk penanaman, atau biasa disebut penanaman modal langsung (direct investment).

- Modal asing dalam bentuk kredit, atau biasa disebut penanaman modal tak langsung (indirect investment).

Jadi yang dimaksud dengan penggunaan modal untuk menjalankan perusahaan oleh pembuat UndangUndang adalah modal asing dalam bentuk penanaman modal. Pada intinya perusahaan harus memiliki sebagian modal asing pada perusahan yang bersangkutan.

3. Resiko yang langsung ditanggung oleh Pemilik Modal.Mengenai bentuk dari perusahan yang menanam modal asing di Indonesia yang dibedakan menjadi dua macam, yaitu penanaman modal asing yang bekerjasama dengan perusahaan negara dan atas dasar kerjasama dengan perusahaan swasta nasional. Yang keduanya tetap dimasukkan dalam dana devisa nasional, dalam kata lain dapat diartikan bahwa penguasaan negara atas devisa dapat diartikan pemilik. Maka dari itu resiko ditanggung oleh pemilik modal secara langsung.Menurut pasal 1 Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Unsur pokok yang terkandung dalam pasal tersebut antara lain:

1. Penanaman modal untuk melakukan usaha diwilayah Indonesia oleh pihak asing

Dalam pasal ini tidak disebutkan bentuk penanaman modalnya, jadi dapat dikatakan bisa secara langsung dan secara tidak langsung.

2. Modal asing sepenuhnya maupun patungan dengan penanam modal dalam negeri

Tentang permodalan, dalam pasal ini dijelaskan dapat dengan dua mekanisme, dengan modal asing sepenuhnya dan patungan dengan pemodal dalam negeri. Sehingga hal ini memperkecil resiko pada pemodal asing.

Jadi dapat disimpulkan bahwa aturan dalam Undang-Undang 25 tahun 2007 jika dibandingkan dengan Undang-Undang 1 tahun 1967 mengenai konsep penanaman modal asing lebih luas dan lebih fleksibel. Dalam Undang-Undang 25 tahun 2007 batasan-batasan persyaratan masuknya pemodal asing dikurangi, yang menimbulkan maraknya penanam modal asing yang masuk Indonesia kurang dari sepuluh tahun terakhir ini baik penanaman modal asing sepenuhnya maupun bekerjasama dengan pemodal dalam negeri.2. a) Non-diskriminasi adalah merupakan salah satu prinsip dasar dari sistem WTO dan telah dibicarakan kaitannya dengan investasi. Dasar prmikiran dari perlunya diterapkan prinsip non-diskriminasi ini adalah karena host countries dengan menggunakan alasan-alasan yang sah dapat memberikan perlakuan yang berbeda kepada penanam modal dengan cara berbeda pula. Sementara hukum kebiasaan internasional tidak mensyaratkan host country untuk menjamin perlakuan yang bersifat non-diskriminasi terhadap penanaman modal asing yang berkeinginan untuk mengembangkan aktivitas bisnisnya dalam wilayah teritorialnya, atau bahkan kepada mereka yang telah mendirikan aktifitas bisnisnya.

b) Menurut saya tidak menyalahi karena telah diisyarat dalam pasal 4 ayat (2) dan pasal 6 Undang-Undang 25 tahun 2007, bahwa Pemerintah memberikan perlakuan sama kepada penanam modal dari negara manapun berasal namun tetap memperhatikan kepentingan nasional. Prinsip dalam ketentuan ini juga diterapkan pada semua diskriminasi yang muncul dari tindakan-tindakan perpajakan dan pungutan lainnya. Namun ketentuan pasal tersebut agaknya bertentangan pasal 6 ayat (2) Undang-Undang yang sama, karena diisyaratkan ketentuan pasal 4 ayat (2) dan pasal 6 tidak berlaku bagi negara yang memperolah hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indinesia, tetapi hal itu tidak menyalahi aturan duty free policy karena dalam penerapannya Indonesia tetap harus mementingkan kepentingan nasional. Sebagai anggota CAFTA, Indonesia dapat dikatakan memiliki kepentingan nasional didalamnya dan telah melakukan perjanjian dengan anggota CAFTA lainnya yang dapat diperkecualikan dengan hak istimewa.

3. Memang dalam pasal 14 Undang-Undang no 25 tahun 2007 diisyaratkan bahwa setiap pemodal berhak mendapat perlindungan hak, hukum dan perlindungan dari negara. Rasio pemerintah melakukan hal tersebut adalah berdasarkan prinsip kepastian hukum yang dimana badan usaha yang ada tidak dapat diubah kecuali dengan peraturan presiden. Namun menurut saya hal yang dilakukan pemerintah tersebut tidak sesuai dengan perspektif hukum investasi di Indonesia pada khususnya, karena aspek utama hukum investasi Indonesia adalah kepentingan nasional paling diutamakan, jika suatu penanaman modal pada pelaksanaannya bertentangan dengan kepentingan negara, pemerintah tegas berani mencabut izin dan membatalkan perjanjian. Selain itu dalam pasal 15 huruf b, kewajiban penanam modal adalah menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Faktanya PT freeport pada pelaksanaanya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, malah terlalu banyak masyarakat setempat yang mengalami banyak kerugian karena keberadaan PT tersebut.

4. a) Termasuk penanaman modal secara langsung, karena perusahaan dari India (penanam modal asing) bekerjasama secara langsung dengan PT Adindo dengan membuat pabrik di Sumenep

b) Ciri dari penanaman modal secara langsung adalah dalam bentuk penanaman, bukan dalam bentuk kredit (pinjaman) kepada host country

c) Pengajuan izin sementara untuk pendirian perseroan perbatas penanaman podal Asing (PT PMA) melalui BPKM dengan terlebih dahulu memperhatikan Perpres No. 36 Tahun 2010 untuk mengetahui apakah bidang usaha PT PMA tersebut terbuka untuk investasi asing Pertama pengajukan aplikasi kepada BKPM untuk pendaftaran penanaman modal, yaitu dengan mengisi formulir aplikasi yang telah ditentukan dalam Lampiran I Perka BKPM No. 12 Tahun 2009 Setelah izin pendaftaran penanaman modal dari BKPM dikeluarkan, selanjutnya pengajukan permohonan izin prinsip penanaman modal dari BKPM, yaitu izin untuk memulai kegiatan penanaman modal di bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal (Pasal 1 angka 15 Perka BKPM No. 12 Tahun 2009) Setelah izin prinsip keluar dan perusahaan telah siap melakukan kegiatan komersial, maka perusahaan tersebut wajib memperoleh izin usaha dari BKPM (Pasal 20 Perka BKPM No. 12 Tahun 2009)TUGAS PERBAIKAN

HUKUM INVESTASI

OLEH:

PUNDRA AJIAKSA

031111025FAKULTAS HUKUM

UNUVERSITAS AIRLANGGA

2014

Daftar Bacaan

Transparency, Jurnal Hukum Ekonomi Juni 2013, Cindy, ANALISIS YURIDIS PRINSIP HUKUM PERLAKUAN SAMA KEPADA INVESTOR DOMESTIK DAN INVESTOR ASING YANG MELAKUKAN KEGIATAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

Rudiansyah, SH, M.Si, Pengaturan Tentang Penanaman Modal Asing Menurut UU Nomor 25 Tahun2007 tentang Penanaman Modal

Majalah Ilmiah Ilmu Hukum, QISTIE, Tri Handayani ,ASPEK-ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4c106ba70922c/pendirian-pt-pma