Air Bersih Tamalanrea

2
Penyediaan air bersih dalam lingkungan pendidikan juga merupakan hal yang penting. Air bersih dibutuhkan oleh semua yang berada di lingkungan pendidikan baik untuk proses sanitasi maupun untuk konsumsi. Seorang pelajar perlu mengkonsumsi air yang higienis pada saat kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dimana saat itu siswa memerlukan energi yang maksimal. Konsumsi air bersih dapat mempengaruhi kondisi seorang pelajar baik dari fisik maupun mental. Apabila kekurangan konsumsi air bersih yang higienis, seseorang akan lemah dan sulit untuk berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar. Bahkan apabila mengkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi, para pelajar dapat jatuh sakit sehingga mengganggu kondisinya dalam menerima atau memberikan pembelajaran. Sebagian besar bumi kita terdiri dari perairan sebanyak 71%. Pada saat ini, air yang terdapat di belahan muka bumi, terjadi krisis sumber daya air terutama untuk air layak pakai atau air bersih. Salah satu penyebab terjadinya krisis air di muka bumi adalah banyaknya air yang telah dicemari oleh berbagai faktor. Faktor pemicu pencemaran air yaitu : limbah pabrik, limbah rumah tangga, penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan faktor alam seperti : banjir yang membuat sumur menjadi keruh. Krisis air bersih tersebut mempengaruhi kualitas anak khususnya di Indonesia. Krisis air bersih tersebut menyebabkan anak untuk kebutuhan sehari-harinya (minum, mandi, dan segala aktivitas yang berhubungan dengan air ) menggunakan air tak layak pakai atau air tidak bersih. Dengan begitu anak Indonesia akan

description

AIR

Transcript of Air Bersih Tamalanrea

Penyediaan air bersih dalam lingkungan pendidikan juga merupakan hal yang penting. Air bersih dibutuhkan oleh semua yang berada di lingkungan pendidikan baik untuk proses sanitasi maupun untuk konsumsi. Seorang pelajar perlu mengkonsumsi air yang higienis pada saat kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dimana saat itu siswa memerlukan energi yang maksimal. Konsumsi air bersih dapat mempengaruhi kondisi seorang pelajar baik dari fisik maupun mental. Apabila kekurangan konsumsi air bersih yang higienis, seseorang akan lemah dan sulit untuk berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar. Bahkan apabila mengkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi, para pelajar dapat jatuh sakit sehingga mengganggu kondisinya dalam menerima atau memberikan pembelajaran. Sebagian besar bumi kita terdiri dari perairan sebanyak 71%. Pada saat ini, air yang terdapat di belahan muka bumi, terjadi krisis sumber daya air terutama untuk air layak pakai atau air bersih. Salah satu penyebab terjadinya krisis air di muka bumi adalah banyaknya air yang telah dicemari oleh berbagai faktor. Faktor pemicu pencemaran air yaitu : limbah pabrik, limbah rumah tangga, penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan faktor alam seperti : banjir yang membuat sumur menjadi keruh. Krisis air bersih tersebut mempengaruhi kualitas anak khususnya di Indonesia. Krisis air bersih tersebut menyebabkan anak untuk kebutuhan sehari-harinya (minum, mandi, dan segala aktivitas yang berhubungan dengan air ) menggunakan air tak layak pakai atau air tidak bersih. Dengan begitu anak Indonesia akan terserang berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan air ( water diseases) yang mengakibatkan gangguan terhadap proses belajar mengajar dan menurunnya prestasi belajar.PDAM merupakan pihak yang berperan penting dalam penyediaan air bersih yang berkualitas dan layak konsumsi. Menurut BAPPENAS, rendahnya akses air minum disebabkan oleh rendahnya komitmen Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam pembangunan infrastruktur air minum, serta rendahnya kemampuan teknis keuangan-manajemen PDAM.Sumber lain menyebutkan bahwa saat ini penyediaan air minum yang dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) baru mencakup kurang lebih 18% dari penduduk Indonesia, dengan wilayah pelayanan sebagian besar di perkotaan. Dengan jumlah sekitar 290 PDAM dengan kapasitas produksi sekitar 90.000 L/detik, cakupannya masih sangat terbatas, terutama di wilayah perkotaan (Chatib, 2005). Persentase penduduk yang tidak punya akses pada air bersih yang aman diperkirakan mencapai 44,8% (The World Bank The Asia Foundation, 2004). Sebagian besar dari mereka adalah warga miskin dan warga pedesaan. Dampak dari keterbatasan atau ketiadaan akses pada air bersih adalah menurunnya kualitas hidup dan produktivitas manusianya. Departemen Kesehatan (2004) memperkirakan bahwa penduduk pedesaan yang menggu-nakan air bersih baru mencapai 67,3%. Dari angka tersebut hanya 51,4% yang memenuhi syarat bakteriologis.