Air Bersih 1

24
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehinggaapabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990. 2.2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. 2.2.1. Persyaratan Kualitatif. Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes Universitas Sumatera Utara

Transcript of Air Bersih 1

Page 1: Air Bersih 1

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan

menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih

adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun

persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi

kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehinggaapabila dikonsumsi tidak

menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.

2.2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat

utama.Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan

persyaratan kontinuitas.

2.2.1. Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air

bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan

biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Air Bersih 1

10

No.416/Menkes/PER/IX/1990dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah

sebagai berikut:

1. Syarat-syarat fisik.

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain

itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang

lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan

adalah 25oC ± 3

oC.

2. Syarat-syaratKimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang

melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH,

total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),

mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F),

serta logam berat.

3. Syarat-syaratbakteriologis danmikrobiologis.

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang

mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan

tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.

4. Syarat-syarat Radiologis.

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh

mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung

radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Air Bersih 1

11

2.2.2. Persyaratan Kuantitatif (Debit).

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari

banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang

akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih

yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

2.2.3. Persyaratan Kontinuitas.

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi

debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.

Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau

setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut

hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk

menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara

pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.Prioritas pemakaian

air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan,

yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.

Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah

kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan

dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada

waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas

energi yang siap setiap saat.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Air Bersih 1

12

Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran

tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus

tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus

tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau

ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan

agar kuantitas aliran terpenuhi.

2.3. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih

2.3.1. Sistem Distribusi Air Bersih.

Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung

berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air

yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini meliputi unsur

sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem

pemompaan, dan reservoir distribusi.

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa

yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menujupemukiman,

perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini

adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoirdistribusi), yang

digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk

menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.

Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah

tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Air Bersih 1

13

pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi

pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih

kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor

kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang

didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.

Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem menurut Kamala,

K. R., (1999), adalah sebagai berikut:

a. Continuous system.

Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus

menerus selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap

saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi

pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan

lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang

hilang akan sangat besar jumlahnya.

b. Intermitten system.

Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam

pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat

mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila

terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan

sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena

kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Air Bersih 1

14

Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga

sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

2.3.2. Sistem Pengaliran Air Bersih.

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan

tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan

dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi

topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Menurut Howard, S.P.,

et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air

mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan,

sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap

cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

b. Cara Pemompaan.

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang

diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke

konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau

instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan

tekanan yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Air Bersih 1

15

c. Cara Gabungan.

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan

yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi

darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama

periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam

reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai

cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak,

maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

2.3.3. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih.

Martin,D., (2004) mengkategorikan kegiatan perencanaanuntuk sistem

distribusi air bersih/minum pada dua kategori yaitu:

1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaansama

sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.

2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnyadan

sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada.

Secara umum perbedaan langkah-langkah dalam perencanaan dari

keduakategori tersebut adalah pada perencanaannya, dimana sistem sudah

adaperencana harus mengevaluasi sistem yang sudah ada terutama dari

kapasitas,kemudian beranjak dari kapasitas yang ada direncanakan

pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Air Bersih 1

16

Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem air

bersihyaitu:

1. Kajian dari sisi kebutuhan air.

2. Kajian dari sisi pasokan air.

Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang

sistemdistribusi yang optimal.

2.3.4. Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Bersih di Green Area.

Pada kondisi ini pelayanan air minum dengan perpipaan diasumsikanbelum

ada sehingga perencana mempunyai keleluasaan untuk membentuk jaringanpipa

sesuai dengan kebutuhan air dilapangan.

1. Kajian dari Sisi Kebutuhan Air.

Tahapan mengkaji kebutuhan air meliputi:

a. Kajian terhadap peta.

b. Pembuatan zone pelayanan.

c. Perhitungan kebutuhan air zone pelayanan tersebut.

2. Kajian Terhadap Peta.

Kajian terhadap topografi lokasi perencanaan, kajian ini dilakukandengan

menggunakan peta kurang lebih 1:10.000 sampai 1:25.000.Sumber peta dapat

diperoleh di Bakosurtanal sementara sampai tahun2004 baru sebagian dari Indonesia

yang sudah dipetakan dengan skala1:25.000.

Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Air Bersih 1

17

1. Lokasi pemukiman dan daerah.

2. Jalur jalan.

3. Elevasi tanah.

2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk

Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem

Penyediaan Air Bersih, proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat

diprediksikan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk yang direncanakan relatif naik

setiap tahunnya. Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih memberi

rumusan untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk dengan metode Geometrik

yaitu:

Pn = Po ( 1 + r )n ........................................................... (2.1)

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa).

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa).

r = Ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%).

n = Periode tahun perencanaan.

2.5. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani

penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan

domestik (rumah tangga) dan non domestik.Target pelayanan harus mengacu pada

Millenium Development Goals (MDGs) Kabupaten Aceh Barat di mana daerah

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Air Bersih 1

18

perkotaan harus sudah terlayani 60% dari jumlah penduduk. Dalam melayani jumlah

cakupan pelayanan penduduk akan air bersih sesuai target, maka direncanakan

kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian

air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.

2.5.1. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga).

Menurut Anonimus, (1990) menyatakan bahwa kebutuhan domestik

dimaksudkan adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah

tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan umum yang

disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU). Pada Tabel 2.1 dibawah ini

menunjukkan besar debit domestik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

domestik diperhitungkan terhadap beberapa faktor:

a. Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan perencanaan

sesuai dengan rencana cakupan pelayanan.

b. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori

daerah dan jumlah penduduknya.

Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.

No Katagori Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Pemakaian Air

(ltr/hari/jiwa)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Metropolitan

Kota Besar

Kota Sedang

Kota Kecil

Ibukota Kecamatan

Pedesaan

>1.000.000

500.000-1.000.000

100.000-500.000

25.000-100.000

10.000-25.000

<10.000

150

120

100

90

60

50

Sumber: Anonimus, 1990.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Air Bersih 1

19

2.5.2. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik.

Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik dialokasikan

pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih berbagai fasilitas sosial dan

komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan kesehatan, instansi

pemerintahan dan perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non

domestik diperhitungkan 20% dari kebutuhan domestik.

2.5.3. Kebutuhan Air Rata-Rata.

Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan

Air Bersih menyatakan bahwa kebutuhan rata-rata distribusi air bersih perharinya

adalah jumlah kebutuhan air untuk keperluan domestik (rumah tangga) ditambahkan

dengan kebutuhan air untuk keperluan non domestik.

Qr = Qd + Qnd ............................................................. (2.2)

Keterangan:

Qr = Kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk).

Qd = Kebutuhan air untuk keperluan domestik (ltr/dtk).

Qnd = Kebutuhan air untuk keperluan non domestik (ltr/dtk).

Berdasarkan Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem

Penyediaan Air Bersih, kebutuhan air pada hari maksimum (Qm) adalah pemakaian

air harian rata-rata tertinggi dalam satu tahun yang diasumsikan sebesar 110% dari

kebutuhan rata-rata.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Air Bersih 1

20

2.6. Kebutuhan Sistem dan Kapasitas Desain

Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan

Air Bersih, kapasitas desain adalah kapasitas produksi yang dibutuhkan oleh sistem

penyediaan air yang direncanakan terhadap kebutuhan air di daerah perencanaan.

Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, memberikan rumusan

untuk menghitung kapasitas produksi yaitu:

Qprod = Qm + Qh ........................................................ (2.3)

Keterangan:

Qprod = Kapasitas produksi (ltr/dt).

Qm = Kapasitas air hari maksimum (ltr/dt).

Qh = Kehilangan air (ltr/dt).

2.7. Definisi Kehilangan Air

Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan

Air Bersih, kehilangan air adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada

pelanggan atau konsumen. Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih

memberikan batasan faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak melebihi angka

toleransi sebesar 20% dari kapasitas debit produksi.

Kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada

suatu sistem penyediaan air, baik terhadap PDAM maupun terhadap

konsumen.dengan adanya kehilangan maka PDAM akan menderita kerugian secara

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Air Bersih 1

21

ekonomisdan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah

terganggu kapasitas dan kontinuitas pelayanan.

Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air bersih perpipaan atau air PAM

sering disebut sebagaiNon-Revenue-Water (NRW), atau ada juga yang menggunakan

istilahUnacounted For Water (UFW) terutama jika komponen air yang sah

dipakaiatau digunakan oleh pemakai tetapi tidak tertagih (unbilled authorized

consumption) dapat diabaikan karena tidak terlalu signifikan besarnya.Sederhananya

adalah air bersih hasil olahan yang tidak menjadipendapatan (revenue) pengelola

karena kesalahan pengelolaan dansebab-sebab lain disebut secara umum sebagai

“kebocoran”.

Selanjutnya Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan Air (Water Losses) adalah

selisih antara jumlah air yang dipasok kedalam jaringanperpipaan air dan jumlah air

yang dikonsumsi.

Kehilangan Air = Jumlah Air yang dipasok - Jumlah Air yang dikonsumsi ......... (2.4)

Sedangkan Tingkat Kehilangan Air adalah persentase perbandingan

antarakehilangan air dan jumlah air yang dipasok ke dalam jaringanperpipaan air.

Tingkat Kehilangan Air ����������� ���

������ ��� ���� ���� !" x 100% ......................... (2.5)

Menurut Richard G., et al (2000) Secara umum, air yang tidak

terhitungUnaccounted-For Water (UFW) adalah perbedaan antara air yang dipasok

ke sistemdistribusi danairyang meninggalkansistem melaluipenggunaandimaksud.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Air Bersih 1

22

Selanjutnya MWAC, (1999) UFW dapat didefinisikan sebagai persentase air

yang dihasilkan dari sumber air baku yang tidak diperhitungkan.

Sedangkan Yepes, (1995) UFW didefinisikan perbedaan antara air yang diantar ke

sistem distribusi dan air yang dijual.

Battermann, A., (2001) Unaccounted-For Water didefinisikan sebagai

hilangnya air dihitung sebagai perbedaan antara kuantitas air diumpankan kedalam

sistem distribusi (produksi air minum) dan kuantitas air dimanfaatkan dengan sah,

yang telah dimeterkan atau dapat diperkirakan. Kuantitas air dimasukkan yang sah

belum termasuk pemakaian masyarakat yang tidak dimeterkan.

Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air atau NRW berbeda dengan

Kebocoran Air (Water Leakage). Pengertian kebocoran air dapat dikatakan lebih

sempit darikehilangan air.Water leakage, yang diartikan kebocoran air dan

biasanyaistilah water leakage sering diilustrasikan dengan gambar “pipabocor”.Oleh

sebab itu water leakage atau kebocoran air lebih tepatdigunakan untuk kehilangan air

secara fisik/teknis saja.

Berdasarkan hasil seminar Perpamsi 2005 menyatakan bahwa Air yang Tak

Bisa Direkeningkan (ATBD) adalah input sistem dikurangi konsumsi rekening

sehingga dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

ATBD = Input Sistem – Konsumsi Berekening ............................. (2.6)

Sehingga kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisihantara volume yang

masuk ke dalam sistem dan konsumsi resmi denganvolume air yang ditagihkan

kepada pelanggan. Kehilangan air harusbenar-benar dipertimbangkan sebagai bagian

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Air Bersih 1

23

dari volume total untuksemua sistem, atau untuk sebagian sistem seperti pipa induk

air baku,transmisi dan distribusi.

2.8. Fluktuasi Kebutuhan Air

Jumlah pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada dalam

nilai yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu

menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun

atau dapat disebut berfluktuasi. Fluktuasi Pemakaian air terbagi menjadi dua jenis

yaitu:

1. Faktor hari maksimum.

Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak

dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum

digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air bahan baku

air minum. Perbandingan antara debit pemakaian hari maksimum dengan

debit rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum, fm. Besarnya faktor

hari maksimum untuk kota Meulaboh adalah sebesar 1,1.

2. Pemakaian jam puncak.

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbesar dalam

24 jam. Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbalik dengan

jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka besarnya faktor

jam puncak akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Air Bersih 1

24

bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut juga

akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin kecil.

Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai tersebut seperti

terdapat pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2Nilai Faktor Hari Maksimum dan Faktor Jam Puncak.

No Katagori Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Faktor Hari

Maksimum

Faktor Jam

Puncak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Metropolitan

Kota Besar

Kota Sedang

Kota Kecil

Ibukota Kecamatan

Pedesaan

>1.000.000

500.000-1.000.000

100.000-500.000

25.000-100.000

10.000-25.000

<10.000

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya, 1998.

2.9. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk dan

merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang

bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan

bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan

perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi

produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk

pelaksanaan proses produksi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Air Bersih 1

25

Menurut Sinulingga, S., (2007) Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan

yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak

diproduksi, kapan diproduksi dan apa sumberdaya yang dibutuhkan untuk

mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Menurut Sinulingga, S., (2007) perencanaanproduksi memiliki

fungsi:

a. Mempersiapkan rencana produksi tingkat agregat untuk seluruh pabrik.

b. Membuat jadwal penyelesaian setiap produk.

c. Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan dari

luar (boughout items) dan bahan baku.

d. Menjadwalkan proses operasi setiap order pada stasiun kerja terkait.

e. Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.

2.10. Kapasitas

Kapasitas adalah kemampuan berproduksi dari suatu stasiun kerja,

departemen atau fasilitas yang berhubungan dengan pekerja dan peralatan dan

dinyatakan dalam satuan unit pengukuran (unit, ton, meter, waktu standar dan lain-

lain) per satuan waktu. Beberapa definisi kapasitas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kapasitas Teoritis (theoritical capacity), merupakan kapasitas maksimum

yang mungkin digunakan dari suatu sistem manufaktur dengan

mengasumsikan kondisi ideal.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Air Bersih 1

26

b. Kapasitas Aktual (actual capacity), merupakan tingkat output yang dapat

diharapkan berdasarkan pada pengalaman, pengukuran produksi secara

aktual dari pusat kerja di saat waktu yang lalu, yang biasanya diukur

menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.

c. Kapasitas Normal (normal capacity), merupakan kapasitas yang

ditetapkan sebagai sasaran bagi manajemen, supervisor dan para operator

mesin yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran.

Utilisasi merupakan pecahan yang menggambarkan persentase jam kerja yang

tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan

pengalaman masa lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin, tenaga kerja ataupun

keduanya tergantung situasi dan kondisi aktual perusahaan dan angka utilisasi

tidaklebih dari 1,0 (100%). Efisiensi merupakan faktor yang mengukur performansi

aktual dari pusat kerja relatif terhadap standar yang ditetapkan.

Pengukuran kapasitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Pengukuran laju output per unit waktu, merupakan keadaan dimana

pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dan

hanya untuk satu jenis produk dan dinyatakan dalam jumlah produk per

unit waktu.

b. Pengukuran laju input per unit waktu, merupakan suatu keadaan dimana

pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah bahan baku yang masuk ke

dalam proses produksi per unit waktu.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Air Bersih 1

27

2.11. Perencanaan Kapasitas

Strategi operasi jangka panjang suatu organisasi sampai tingkat tertentu

dinyatakan dalam rencana kapasitas.Dalam hubungannya dengan rencana kapasitas

hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan.Bagaimana kecenderungan pasarnya, baik

dalam ukuran, lokasi pasar maupun inovasi teknologi.Sejauh mana faktor ini dapat

diperkirakan. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses di masa depan yang akan

memberikan dampak pada rancangan produk dan jasa. Bagaimana pengaruh produk

baru pada kebutuhan kapasitas. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses dimasa

depan yang akan mempengaruhi metode produksi. Apakah sistem produksi yang

kontinyu cocok di masa depan.

Bagaimana kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh inovasi dalam proses

produksi. Apakah akan menguntungkan untuk melakukan integrasi secara vertikal

selama jangka waktu perencanaan. Dalam merencanakan kapasitas baru, apakah kita

mengembangkan fasilitas yang sudah ada atau akan membangun pabrik baru.

Berapakah ukuran pabrik yang optimal.Apakah serangkaian unit kecil ditambahkan

apabila dibutuhkan, atau unit yang lebih besar ditambahkan secara periodik.Apakah

kebijakannya adalah menyediakan kapasitas sedemikian hingga dimungkinkan

adanya kehilangan penjualan dalam jumlah tertentu, ataukah seluruh permintaan

harus dipenuhi.

Masalah-masalah strategis itu harus dipecahkan sebagai bagian perencanaan

kapasitas.Dalam menilai alternatif-alternatif, maka pendapatan, biaya modal, dan

biaya operasi dapat diperbandingkan, tetapi manager mungkin harus menimbang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Air Bersih 1

28

akibat yang mungkin dari masalah strategis itu terhadap keuntungan dan kerugian

ekonomis.

Perencanaan kapasitas produksi adalah kemampuan pembatas dari unit

produksi untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan

dalam bentuk output per satuan waktu. Yang dimaksud dengan unit produksi adalah

tenaga kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan dan organisasi

produksi. Tujuan perencanaan kapasitas adalah melihat apakah pabrik mampu

memenuhi permintaan pasar yang diramalkan atau tidak. Manfaat dari perhitungan

kapasitas produksi ini adalah:

a. Dapat meminimalkan keterlambatan pengiriman produk karena kesalahan

perhitungan.

b. Menjembatani ketidakharmonisan antara kapasitas yang ada dengan

kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

c. Sebagai pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan operator,

mesin ataupun perubahan jam kerja (shift).

d. Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan unit

produk.

2.12. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerencanaan Kapasitas Produksi

Menurut Krajewzki, et al dalam Yamit, (2003), ada 5 cara yang dapat

digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek:

1. Meningkatkan jumlah sumber daya:

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Air Bersih 1

29

a. Penggunaan kerja lembur.

b. Penambahan regu kerja.

c. Memberikan kesempatan kerja secara part-time.

d. Sub-kontrak.

e. Kontrak kerja.

2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:

a. Mengatur regu kerja.

b. Menetapkan jadwal.

3. Memodifikasi produk:

a. Menentukan standar produk.

b. Melakukan pengawasan kualitas.

4. Memperbaiki permintaan:

a. Melakukan perubahan harga.

b. Melakukan perubahan promosi.

5. Tidak memenuhi permintaan: tidak mensuplai semua permintaan.

Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumberdaya yang dimiliki

seperti:

1. Kapasitas mesin.

Jam kerja normal mesin yang mampu disediakan untuk melaksanakan

kegiatan produksi.

2. Kapasitas tenaga kerja.

Jumlah jam tenaga kerja normal yang mampu disediakan yang

dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Air Bersih 1

30

3. Kapasitas bahan baku.

Jumlah bahan baku yang mampu disediakan dalam waktu tertentu.

4. Kapasitas modal.

Kemampuan penyediaan dana untuk melaksanakan proses produksi.

2.13. Perencanaan Strategi

Managemen strategis menurut Suwarsono, (1994) dapat diartikan

sebagaiusaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan

untukmengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan

yangtelah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan. Komponen pokok

darimanajemen strategis adalah:

1. Analisis lingkungan yang diperlukan untuk mendeteksi peluang dan

ancaman.

2. Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan.

3. Strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan

misi.

Menurut Salusu,J., (1996) menawarkan rumusan yangkomprehensif tentang

strategi sebagai berikut:

1. Strategi adalah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.

2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran

jangkapanjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Air Bersih 1

31

3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.

4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama,

denganmemberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari

lingkunganeksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya.

5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.

Manajemen strategis di lingkungan pemerintahan akan banyak

berkaitandengan pengalokasian kekuasaan dan sumber daya, pendelegasian

wewenangmengambil keputusan, penggalian sumber-sumber keuangan pemanfaatan

dana yangdiperoleh dari rakyat berupa pajak dengan cara yang paling efisien dan

paling efektif.

Menurut Bryson, J., (1988) manajemen strategis tidak terlepas dari strategi itu

sendiri. Strategi secara luas dapatdipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program,

tindakan, keputusan atau alokasisumber daya yang mendefinisikan bagaimana

organisasi itu, apa yang dikerjakanorganisasi, dan mengapa organisasi itu

melakukannya.

Menurut Salusu,J., (1996) strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan

dansumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya

yangefektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Oleh

karenaitu strategi dapat dikatakan sebagai perluasan misi guna menjembatani

organisasi danlingkungannya dalam pencapaian tujuan.Strategi dikembangkan untuk

mengatasi isustrategis, strategi menjelaskan tentang respon organisasi terhadap

pilihan kebijakanpokok.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Air Bersih 1

32

Menurut Salusu,J., (1996) manfaat dari penggunaan manajemen strategi:

1. Manajemen strategi mampu memberikan petunjuk bagaimana

mengantisipasimasalah-masalah dan peluang di masa yang akan datang.

2. Memungkinkan para karyawan memahami tujuan dan sasaran organisasi.

3. Meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.

4. Menyediakan informasi kepada para pengambil keputusan tepat pada

waktunya.

5. Mempercepat pengambilan keputusan yang bermutu dan bisa menghemat

biaya.

2.14. Strategi Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas yang tepat ini penting untuk menghindari kehilangan

keuntungan karena kekurangan kapasitas atau utilitas yang rendah karena kelebihan

kapasitas. Didalam perencanaan kapasitas terdapat tiga strategi yaitu:

a. Capacity lead strategy yaitu kapasitas berada didepan permintaan. Strategi

ini cocok untuk untuk pasar yang ada berkembang saat ini.

b. Capacity lag strategy yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi

ini berpeluang untuk mengalami kerugian.

c. Average lead strategy yaitu kapasitas berada sejajar dengan permintaan

dimana kapasitas yang ada jumlahnya yang tersedia hanya sebanyak

permintaan yang ada.

Universitas Sumatera Utara