AIP-EID newsletter
-
Upload
julia-caffelany-sembiring -
Category
Documents
-
view
231 -
download
1
description
Transcript of AIP-EID newsletter
Edisi pertama I Maret 2013
AUSTRALIAINDONESIAPARTNERSHIP FOREMERGINGINFECTIOUSDISEASES
NEWSLETTER
HEWAN SEHAT, KITA SEHAT
Ayam goreng, sate kambing, atau pun sop sapi boleh
jadi tidak akan terhidang lezat di meja makan jika
semua hewan itu tidak sehat dan produktivitasnya
rendah. Ya, persoalan kesehatan hewan bukan hanya
milik para peternak atau pun importir daging.
Persoalan kesehatan hewan juga menyangkut
kesehatan manusia, yang ujung-ujungnya dapat
mengganggu ketahanan nasional.
Bayangkan apabila Indonesia tertimpa penyakit mulut
dan kuku yang bisa menyebabkan kerugian besar.
Kondisi geografis yang sangat luas dan iklim tropis
telah membuka peluang berkembangnya beragam
penyakit pada hewan. Sementara itu, pada beberapa
wilayah di Indonesia, pola hidup sehat dan bersih
belum menjadi kebiasaan masyarakat, termasuk
dalam hal pemeliharaan kesehatan hewan ternak. Pola
hidup seperti ini membuat Indonesia sangat rentan
terhadap terjadinya penularan penyakit dari hewan
kepada manusia.
NewsletterAIP-EID
HEWAN SEHAT, KETAHANAN PANGAN KUAT
1
Edisi pertama I Maret 2013
HEWAN SEHAT, KITA SEHAT
Era globalisasi membuat orang, hewan, atau pun barang
bergerak melewati batas-batas geografisnya. Penyakit tidak
mengenal perbatasan, dan tanpa pelayanan kesehatan hewan
yang kuat berbagai penyakit akan mudah menyebar luas dengan
cepat. Dengan situasi ini, Indonesia membutuhkan sistem
kesehatan hewan yang tangguh agar dapat mengatasi berbagai
tantangan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Untuk mendukung penguatan sistem kesehatan hewan Indonesia
guna mewujudkan hewan sehat dan manusia yang lebih
sejahtera, terjalinlah kerjasama antara pemerintah Indonesia dan
Australia: Australia Indonesia Partnership for Emerging
Infectious Diseases – Animal Health Program (AIP-EID).
Hewan Juga Perlu Sehat
Kerjasama Indonesia dan Australia mendukung tujuan
pemerintah Indonesia untuk memiliki sistem kesehatan hewan
yang kuat dan mandiri untuk mencegah dan mengatasi penyakit
hewan menular. Program Australia-Indonesia Partnership for
Emerging Infectious Diseases - Animal Health Program
(AIP-EID) ini dilaksanakan selama 4 tahun (2011-2014).
Pelaksananya adalah Kementerian Pertanian RI, dinas-dinas
peternakan di daerah (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat), dan
Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia
(DAFF).
Meski yang menjadi objek adalah hewan, tentu saja yang
memerlukan peningkatan keterampilan adalah sumber daya
manusianya (SDM). Nantinya, hasil akhir program ini juga
bermanfaat bagi kesehatan manusia: penyakit zoonosis lebih
terkendali, hewan lebih sehat, ketahanan pangan makin kuat, dan
produk hewani makin bergizi. Alhasil, makan daging pun makin
yummy…
Agar efektif, program ini membagi pekerjaannya ke dalam lima
cakupan kerja. Pertama, penguatan perencanaan serta
manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit
menular di tingkat nasional. Kedua, penguatan sistem informasi
kesehatan hewan Indonesia. Ketiga, meningkatkan kemampuan
untuk mendiagnosa penyakit dalam laboratorium-laboratorium
kesehatan hewan. Keempat, mendukung operasi karantina
untuk mencegah masuk dan tersebarnya penyakit. Yang terakhir,
kelima, meningkatkan pemberian layanan veteriner di tingkat
daerah, dan dalam program AIP-EID ini Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat digunakan sebagai daerah percontohan.
NewsletterAIP-EID
2
Edisi pertama I Maret 2013
NewsletterAIP-EID
3
LIMA CAKUPAN KERJA DAN BERAGAM AKTIVITAS
Sejumlah kegiatan dan inisiatif diselenggarakan sepanjang 2012
lalu dengan tujuan meningkatkan kapasitas SDM dan
mewujudkan sistem kesehatan hewan nasional berstandar
internasional. Kegiatan ini melibatkan sejumlah pelaku dan
pemangku kepentingan tingkat nasional maupun daerah. Ada lima
cakupan kerja yang menjadi fokus perhatian.
Penguatan Perencanaan dan Manajemen di Tingkat Nasional
Dalam rangka peningkatan kapasitas kesiapsiagaan darurat, telah
terlaksana simulasi ‘Borneo Siaga PMK’. Berlangsung selama tiga
hari pada Juli 2012 di Pontianak, Kalimantan Barat, simulasi
penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) tersebut diikuti 87
peserta. Simulasi ini berhasil meningkatkan kesadaran para
petugas kesehatan hewan terhadap bahaya PMK, dan pentingnya
kebijakan dan prosedur kesiagaan serta respons darurat.
Dalam simulasi ini, peningkatan kemampuan teknis serta elemen
organisasi dalam respons darurat juga mendapat perhatian.
Sejumlah peserta mengakui simulasi ini efektif meningkatkan
pengetahuan dan membuat mereka lebih memahami apa saja
langkah yang harus diambil oleh sejawat mereka di pemerintah
pusat, provinsi, maupun kabupaten, terkait dengan kesiapsiagaan
dan respons terhadap wabah PMK.
Pada akhir 2012, dalam rangka mendukung pengendalian dan
penanggulangan penyakit hewan menular, Permentan tentang
Penyakit Hewan Menular Strategis di Indonesia telah direvisi
dengan menggunakan kerangka dan cara memprioritaskan
penyakit yang konsisten dan berbasis ilmiah. Setidaknya
25 jenis penyakit hewan menular telah disepakati sebagai
penyakit strategis yang harus diawasi. Daftar ini menjadi dasar
saat penyusunan rencana roadmap pengendalian dan
pertimbangan alokasi dana dan sumber daya.
Edisi pertama I Maret 2013
HEWAN SEHAT, KITA SEHAT
NewsletterAIP-EID
4
Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Hewan
Dalam rangka penguatan sistem informasi
kesehatan hewan, telah dilakukan review
berdasarkan pandangan menyeluruh terhadap
sistem kesehatan hewan Indonesia. Tim review
melakukan analisis data dari studi lapangan
pada Mei dan Juni 2012 untuk mengukur
kinerja sistem informasi kesehatan hewan
Indonesia. Data dilengkapi serangkaian
konsultasi dan lokakarya dengan para
pemangku kepentingan di Jakarta, Jawa Barat,
dan Sulawesi Selatan. Hasilnya, peserta
lokakarya memiliki pemahaman yang lebih
mendalam tentang pengumpulan dan
penggunaan data untuk penyusunan kebijakan
kesehatan hewan. Dari review tersebut, telah
tersusun sebuah roadmap yang komprehensif
untuk memperkuat sistem informasi kesehatan
hewan Indonesia. Program juga mulai
mengembangkan sistem informasi kesehatan
hewan yang terpadu (iSIKHNAS).
Meningkatkan kemampuanuntuk mendiagnosa penyakitdalam laboratorium kesehatan hewan
Pada area kerja ini, telah dilakukan pelatihan diagnosa brucellosis
bagi 52 orang di laboratorium BBV Maros dan pelatihan diagnosa
rabies bagi 42 orang di BPPV Bukittinggi. Para peserta berasal
dari berbagai laboratorium veteriner di Indonesia, termasuk
BBV/BPPV, laboratorium tipe B, dan laboratorium karantina.
Pelatihan yang dipandu oleh Australian Animal Health Laboratory
(AAHL) diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan keahlian
para tenaga kerja.
Edisi pertama I Maret 2013
Karantina
Standar DataNasional
Vaksinasi
Populasi hewan
Pelaporan Negatif
Inspeksi daging
GIS
Web
SMS
Laboratorium tipe C
Laboratorium tipe B
iSIKHNAS
Laboratorium BBVet, BPPV
Sertifikat kesehatan (lalu-lintas hewan)
Data program Pengendalian(PDSR, Rabies, dsb.)
Surveilansaktif
Laporan pasif penyakit
Excel, R
5
NewsletterAIP-EID
Mendukung operasi karantinauntuk mencegah masukdan tersebarnya penyakit
Pada 2012 kegiatan penguatan operasional karantina terfokus
pada review jalur risiko (risk pathway) hewan dan produk hewan di
enam daerah: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan
Kepulauan Riau. Hasil dari temuan jalur risiko ini telah dipelajari
dan dianalisis bersama oleh pusat (Badan Karantina Pertanian
dan Dirjennakkeswan), UPT karantina, dan dinas daerah pada
Desember 2012.
Beberapa rekomendasi utama termasuk: mempertimbangkan
upaya harmonisasi peraturan perundang-undangan di pusat dan
daerah; mekanisme koordinasi dan kolaborasi lintas-sektor;
peningkatan kapasitas kesiagaan dini di pelabuhan;
meningkatkan pengumpulan data intelijen dan data kepatuhan di
pelabuhan yang tidak resmi dan pelabuhan penyeberangan untuk
penyusunan manajemen risiko. Beberapa temuan kunci dan
rekomendasi prioritas dari tinjauan tersebut juga disepakati
bersama untuk ditindaklanjuti pada 2013 – 2014.
Peningkatan kegiatan layanan veteriner di tingkat daerah
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menjadi fokus
pelaksanaan kegiatan dalam lingkup komponen sub-nasional
ini. Fokus kegiatannya adalah penguatan layanan veteriner di
tingkat sub-nasional (provinsi, kabupaten, dan kota). Dalam
lingkup kegiatan ini, para petugas veteriner terkait telah
menerima berbagai masukan sehubungan dengan hal-hal
teknis maupun kebijakan. Tujuannya adalah peningkatan
kapasitas para petugas kesehatan hewan, sehingga mereka
mampu mengidentifikasi, menginvestigasi, dan melaporkan
kejadian penyakit.
Pada 2012, fokus utama kegiatan adalah pada peningkatan
kapasitas investigasi penyakit dan penyusunan modul
investigasi. Para peserta melewati lebih dari 12 rapat teknis
sepanjang Juni – Agustus 2012, diikuti lebih dari total seratus
peserta. Tim penyusunan modul investigasi juga sudah terlatih
dan tersusun. Diharapkan pada 2013, modul investigasi
tersebut bisa diujicobakan di beberapa kabupaten/kota
percontohan.
Suatu sistem layanan kesehatan hewan memerlukan dana yang
memadai. Untuk mendukung tujuan tersebut, pada 2012 juga
dilaksanakan serangkaian pelatihan perencanaan dan
pendanaan yang akan menjadi bekal para petugas kesehatan
hewan saat menyusun proposal dan anggaran.
Edisi pertama I Maret 2013
HEWAN SEHAT, KITA SEHAT6
NewsletterAIP-EID
MARI KITA SAMBUT 2013! Beberapa kegiatan program untuk 2013 antara lain:
ulasi Penyakit Mulut dan Kuku yang
gembangan program pengendalian brucellosis
engembangan sistem informasi yang
kungan teknis pada laboratorium rujukan untuk mendukung sistem laboratorium yang efisien dan berkelanjutan
kungan terhadap penyusunan tim analisa risiko terpadu, yang terdiri dari staff
giatan percontohan meningkatkan
meningkatkan pelaporan penyakit dari
pelatihan untuk meningkatkan investigasi serta tindakan respons terkait yang
latihan lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan penganggaran, perencanaan, dan analisis ekonomi di tingkat kabupaten/kota
Edisi pertama I Maret 2013
NewsletterAIP-EID
SekretariatGedung Kementerian Pertanian Republik Indonesia AIP-EIDJl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lt. 7 Ruang 705 Telepon: 62-21-7802119Fax: 62-21-7805238
Untuk diikutsertakan dalam mailing list dan distribusi newsletter ini, silakan kirimkan email ke [email protected].
Pencapaian program yang diperoleh pada 2012 dan kegiatan pada
2013 diharapkan mampu membangun fondasi kukuh bagi suatu
pendekatan yang menyeluruh terhadap penanganan penyakit hewan
menular. Bersama, kita akan mencapai ‘Hewan Sehat, Kita Sehat’
HEWAN SEHAT, KITA SEHAT
Edisi pertama I Maret 2013