Modul AIP Ok1
Transcript of Modul AIP Ok1
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
1/70
AIP
KODE MA : 1. 160
AKUNTABILITAS
INSTANSI
PEMERINTAH
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
Edisi Keenam
DIKLAT PEMBENTUKAN
AUDITOR ANGGOTA TIM
2011
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
2/70
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
3/70
PusatPendidikandanPelatihanPengawasan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah
PUSATPENDIDIKANDANPELATIHANPENGAWASAN
BADANPENGAWASANKEUANGANDANPEMBANGUNAN
2011
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
4/70
AkuntabilitasInstansiPemerintah
DikeluarkanolehPusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP
dalamrangkaDiklatSertifikasiJFATingkatPembentukanAuditorAnggotaTim
EdisiPertama : Tahun1998
EdisiKedua(RevisiPertama) : Tahun2000
EdisiKetiga(RevisiKedua) : Tahun2002
EdisiKeempat(RevisiKetiga) : Tahun2003
EdisiKelima(RevisiKeempat) : Tahun2007
EdisiKeenam(RevisiKelima) : Tahun2011
Perevisi : Wakhyudi,Ak.,M.Comm
Pereviu : LindaEllenTheresia,S.E.,Ak., M.B.A
Editor : DaissyErdianthy,S.E.,Ak.,M.Ak.
ISBN 979-3873-00-0
PusdiklatwasBPKP
Jl.BeringinII,Pandansari,Ciawi,Bogor16720
Telp.(0251)8249001 8249003
Fax.(0251)8248986 8248987
Email :[email protected]
Website :http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
eLearning :http://lms.bpkp.go.id
Dilarangkerasmengutip,menjiplak,ataumenggandakansebagianatauseluruhisimodulini,sertamemperjualbelikantanpaizintertulisdari
PusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
5/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP i
KATAPENGANTAR
Komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada berbagai aspek pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunandituangkandalamUndangUndangNo.28Tahun1999tentangPenyelenggaraanNegara
yangBersihdanBebasdariKKN.Komitmen ini sudahmenjadi agenda yangharusdilaksanakan guna
tercapainya transparansi dan akuntabilitas publik, tidak terkecuali komitmen APIP untuk selalu
meningkatkanperansertanyadalammewujudkanpemerintahanyangbaik.
Untukmenjagatingkatprofesionalismeaparatpengawasan,salahsatumedianyaadalahpendidikandan
pelatihan (diklat) Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap/perilaku auditor pada tingkat kompetensi tertentu
sesuai
dengan
perannya.
Guna mencapai tujuan di atas, sarana diklat berupa modul dan bahan ajar disajikan dengan sebaik
mungkin.Evaluasi terhadapmoduldilakukan secara terusmenerusuntukmenilai relevansi substansi
modul terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, oleh karena itu modul ini ditujukan untuk
memutakhirkansubstansimodulagarsesuaidenganperkembanganprofesiauditor,dandapatmenjadi
referensiyanglebihbergunabagiparapesertadiklatsertifikasiJFA.
Akhirnyakamimengucapkanterimakasihkepadasemuapihakyangtelahmemberikankontribusiatas
terwujudnyamodulini.
Ciawi, Desember 2011
KepalaPusdiklatPengawasanBPKP
MeidyahIndreswari,S.E.,Ak.,M.Sc.,Ph.D.,CKM
NIP195705021984032001
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
6/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKPii
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
7/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP iii
DAFTARISI
KATAPENGANTAR
..................................................................................................................
i
DAFTARISI .............................................................................................................................. iii
BABI PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. LatarBelakangdanIstilahPenting................................................................ 1
B. KompetensiDasardanIndikatorKeberhasilan............................................. 4
C. UraianSingkatIsiModul................................................................................ 5
D. MetodePembelajaran................................................................................... 5
BABII GOODGOVERNANCEDANAKUNTABILITAS...................................................... 7A. Revolusi
Manajemen
Sektor
Publik
...............................................................
7B. PergeseranParadigmadariNPMkeGovernance......................................... 8
C. KarakteristikGoodGovernance..................................................................... 9
D. KonsepAkuntabilitas .................................................................................... 11
E. KebijakanAkuntabilitasdiIndonesia............................................................. 13
F. LatihanSoal................................................................................................... 16
BABIII PERENCANAANKINERJA .................................................................................. 19
A. PerencanaanStrategis................................................................................... 21
B. PerencanaanKinerjaTahunan....................................................................... 28
C. PenetapanKinerja/PerjanjianKinerja(KontrakKinerja)............................... 33
D. PenentuanIndikator
Kinerja
Utama
(IKU)
....................................................
40
E. HubunganIndikatorKinerjaUtamadenganIndikatorKinerjaKunci ........... 41
F. LatihanSoal................................................................................................... 42
BABIV PENGUKURANDANEVALUASIKINERJA ........................................................... 45
A. PengukuranKinerja....................................................................................... 45
B. EvaluasiKinerja ............................................................................................. 47
C. LatihanSoal................................................................................................... 53
BABV LAPORANAKUNTABILITASKINERJAINSTANSIPEMERINTAH(LAKIP)................ 55
A. PrinsipPrinsipPenyusunanLAKIP ................................................................ 55
B. KewajibanPenyusunan
LAKIP
.......................................................................
56
C. LatihanSoal................................................................................................... 57
DAFTARPUSTAKA............................................................................................................ 59
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
8/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKPiv
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
9/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 1
BabI
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANGDANISTILAHPENTING
Sejak diterbitkannya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
instansi pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan pengelolaan sumber dayanya dengan menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah(LAKIP).DalamrangkapenerapanUndangUndangNomor17Tahun2003tentangKeuangan
Negaradan
berbagai
peraturan
pelaksanaannya,
pelaporan
keuangan
dan
kinerja
di
lingkungan
instansi
pemerintahjugamerupakanbagianyangpentinggunameningkatkanakuntabilitasdankinerjabirokrasi
pemerintahan.
Penyusunan LAKIP merupakan salah satu unsur penting dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Samahalnyadengan fungsimanajemenpadaumumnya, SAKIPmeliputi kegiatan
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Untuk dapat
mengembangkan SAKIP dengan baik pada instansi pemerintah diperlukan adanya komitmen dan
kesungguhanuntukmengikutiketentuanyangsudahditetapkan.
Dalammodul ini terdapatbeberapa istilah yang sangat erat kaitannyadenganpengembangan SAKIP.
Untuk memudahkan peserta diklat dalam mempelajari dan memahami modul ini, berikut disajikan
beberapaistilahpentingyaitusebagaiberikut:
1. Instansi Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menurut
peraturanperundangundanganyangberlakuterdiridari:Kementerian,LembagaPemerintahNon
Kementerian,KesekretariatanLembagaTinggiNegara,MarkasBesarTNI (meliputi:MarkasBesar
TNIAngkatanDarat,AngkatanUdara,danAngkatanLaut),KepolisianRepublik Indonesia,Kantor
Perwakilan Pemerintah RI di Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Perangkat Pemerintahan Provinsi,
PerangkatPemerintahanKabupaten/Kota,danlembaga/badanlainnyayangdibiayaidarianggaran
negara.
2. Akuntabilitasadalahkewajibanuntukmenyampaikanpertanggungjawabanatauuntukmenjawab
dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasikepadapihakyangmemilikihakatauberkewenanganuntukmemintaketeranganatau
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
10/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP2
pertanggungjawaban.
3. Kinerjainstansipemerintahadalahgambaranmengenaitingkatpencapaiansasaranataupun
tujuaninstansi
pemerintah
sebagai
penjabaran
dari
visi,
misi,
dan
strategi
instansi
pemerintah
yangmengindikasikan tingkat keberhasilandan kegagalanpelaksanaan kegiatankegiatan sesuai
denganprogramdankebijakanyangditetapkan.
4. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkankeberhasilan/kegagalanpelaksanaanprogramdankegiatanyangtelah
diamanatkanparapemangkukepentingandalamrangkamencapaimisiorganisasisecaraterukur
dengansasaran/targetkinerjayang telahditetapkanmelalui laporankinerja instansipemerintah
yangdisusunsecaraperiodik.
5. SistemAkuntabilitasKinerja InstansiPemerintah(SAKIP)adalahrangkaianprosesyangsistematis
dariberbagaikomponen,alat,danproseduryangdirancanguntukmencapai tujuanmanajemen
kinerja, yaitu perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran, pengumpulan data,
pengklasifikasian,pengikhtisaran,danpelaporankinerjapada instansipemerintah,dalam rangka
pertanggungjawabandanpeningkatankinerjainstansipemerintah.
6. PerencanaanStrategis,adalahsuatuprosesyangberorientasipadahasilyangingindicapaiselama
kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan
dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.
Prosesinimenghasilkansuaturencanastrategisinstansipemerintah,yangsetidaknyamemuatvisi,
misi, tujuan, sasaran, strategi,kebijakan,danprogram sertaukurankeberhasilandankegagalan
dalampelaksanaannya.
7. PerencanaanKinerjaadalahprosespenetapankegiatantahunandanindikatorkinerjaberdasarkan
program,kebijakandansasaranyangtelahditetapkandalamrencanastrategis.Hasildariproses
iniberuparencanakinerjatahunan(RKT).
8. PengukuranKinerjaadalahproseskegiatanyangsistematisdanberkesinambunganuntukmenilai
keberhasilandan
kegagalan
pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan
program,
kebijakan,
sasaran
dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah.
Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan
gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya,
dilakukanpulaanalisisakuntabilitaskinerjayangmenggambarkanketerkaitanpencapaiankinerja
kegiatandenganprogramdankebijakandalamrangkamewujudkansasaran,tujuan,visi,danmisi
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
11/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 3
sebagaimanaditetapkandalamrencanastrategis.
9. Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan akuntabilitas kinerja
kementerian,lembaga,
pemerintah
daerah,
instansi
pemerintah
di
berbagai
tingkatan,
dan
institusiyangmenggunakansertamengelolasumberdayanegara,yangdisusundandisampaikan
secarasistematikdanmelembaga.
10. LaporanAkuntabilitasKinerjaadalahlaporankinerjatahunan.Laporanakuntabilitaslazimnyajuga
dimaksudkansebagai laporankinerja. Jadi, laporanakuntabilitaskinerjasamadenganLAKIPdan
LAKIPpadadasarnyasamadenganlaporankinerjatahunan.
11. Entitas Akuntabilitas Kinerja adalah unit instansi pemerintah yang melakukan pencatatan,
pengolahan,pengikhtisaran,danpelaporandatakinerja.
12. LaporanakuntabilitaskinerjaK/Ladalahdokumenyangberisigambaranperwujudanakuntabilitas
kinerjakementerian/lembaga.
13. Laporanakuntabilitaskinerjaunitorganisasiadalahdokumenyangberisigambaranperwujudan
akuntabilitaskinerjaunitorganisasieselon1.
14. Laporan akuntabilitas kinerja unit kerja mandiri adalah dokumen yang berisi gambaran
perwujudan akuntabilitas kinerja pada unit kerja yangmengelola anggaran tersendiri dan/atau
unityang
ditentukan
oleh
pimpinan
instansi
masing
masing.
15. Laporan akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi/kabupaten/kota adalah dokumen yang berisi
gambaranperwujudanakuntabilitaskinerjapemerintahprovinsi/kabupaten/kota.
16. LaporanakuntabilitaskinerjaSatuanKerjaPerangkatDaerah (SKPD)adalahdokumenyangberisi
gambaranperwujudanakuntabilitaskinerjaSatuanKerjaPerangkatDaerah.
17. Hasil (outcome)adalah segala sesuatuyangmencerminkanberfungsinyakeluarandarikegiatan
kegiatandalamsatuprogram.
18. IndikatorKinerjaadalahukurankeberhasilanyangakandicapaidariprogramdankegiatanyang
telahdirencanakanatausasaranyangakandicapai.
19. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja
sebagaibagiandaripencapaiansasaranterukurpadasuatuprogramdanterdiridarisekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
12/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP4
modal termasukperalatandan teknologi,dana,ataukombinasidaribeberapaatau semuajenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentukbarang/jasa.
20. Keluaran(output)adalahbarangataujasayangdihasilkanolehkegiatanyangdilaksanakanuntuk
mendukungpencapaiansasarandantujuanprogramdankebijakan.
21. Kinerjaadalahkeluaran/hasildarikegiatan/programyanghendakatautelahdicapaisehubungan
denganpenggunaananggarandengankuantitasdankualitasterukur.Kinerjajugadapatdiartikan
sebagaiunjukkerjadanhasilkerja.
22. Perjanjiankinerjaadalah lembar/dokumenyangberisikanpenugasandaripimpinan instansiyang
lebih tinggi kepadapimpinan instansi yang lebih rendahuntukmelaksanakanprogram/kegiatan
yang disertai dengan targettarget kinerja yang digambarkan dengan capaian suatu indikator
kinerja.
23. Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga dalam bentuk upaya yang
berisisatuataubeberapakegiatandenganmenggunakansumberdayayangdisediakan.
B. KOMPETENSIDASARDANINDIKATORKEBERHASILAN
1. KompetensiDasar
Peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) memahami konsep akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai salah satu langkah stratejikdalammewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance). Hal ini selaras dengan pengertian internal auditing untuk memberikan
keyakinan yang memadai danjaminan kualitas terhadap berfungsinya unsurunsur manajemen
risiko,sistempengendalian,danprosestatakelola(governance)padainstansiauditan.
2. IndikatorKeberhasilan
Pesertadiklat
mampu
menjelaskan
konsep
akuntabilitas,
perencanaan
stratejik,
perencanaan
kinerja,penetapan kinerja,pengukuran kinerja,evaluasi/analisis kinerja,danpelaporan kinerja
instansipemerintahsebagaimediapertanggungjawaban instansipemerintahdalammenjalankan
tugaspokokdanfungsinya.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
13/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 5
C. URAIANSINGKATISIMODUL
Modul inimenguraikan tentang gambaran umum, pengertian/definisi akuntabilitas, keterkaitan
antaraakuntabilitas
dengan
good
governance,
proses
penyusunan
perencanaan
kinerja
yang
terdiri atasperencanaan stratejik,perencanaan kinerja tahunan,danpenetapan kinerja,proses
pengukuran kinerja, proses pengevaluasian/penganalisisan kinerja, serta pemahaman tentang
pelaporankinerjainstansipemerintah.
D. METODEPEMBELAJARAN
Pembelajaranmodulinidilakukandenganmenggunakanmetodesebagaiberikut.
1. TatapMuka
Dalam sesi tatapmuka, instruktur menjelaskan substansi yang berkaitan dengan materi sesuai
dengan modul disertai contohcontoh nyata dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran
dilakukansecarainteraktifdengansistemkomunikasidua arah(twowayscommunication)antara
instruktur dengan peserta diklat. Proses pembelajaran dua arah tersebut diharapkan dapat
menciptakan suasana kelas yang dinamis dan dapat memotivasi peserta diklat untuk saling
bertukar pengalaman sesuai dengan latar belakang masingmasing. Agar proses pembelajaran
dapatberlangsungsecaraefektifdanefisien,makaparapesertadiklatperlumenyadaripentingnya
mempelajarimodul
ini
dan
mempersiapkan
komentar,
pertanyaan,
saran,
atau
studi
kasus
yang
relevandenganisimodulinisebelumprosespembelajarandidalamkelasdilaksanakan.
2. DiskusidanLatihanSoal
Diskusi dan latihan soal sangat dianjurkan untuk lebih meningkatkan pemahaman peserta
terhadap isi modul ini. Pada sesi diskusi, instruktur berperan sebagai fasilitator dengan
memberikankesempatankepadaparapesertadiklatuntukbertanya,memberikanpendapatatau
saran, dan berdiskusi mengenai substansi yang berkaitan dengan akuntabilitas instansi
pemerintah.Pada
akhir
sesi
diskusi,
instruktur
menyimpulkan
hasil
pemikiran
para
peserta
menjadi suatu simpulanpemikiranhasildiskusi yang lengkapdanbulat. Sedangkan latihan soal
bermanfaatuntukmemberikangambarankepadapesertadiklatmengenaijenisdantipesoalyang
terdapat pada akhir setiap bab dan soalsoal yang pernah diujikan pada periode sebelumnya.
Latihansoal inidiharapkandapatmembantupesertadiklatuntuk lebihmengenalsoalsoalyang
akandikerjakanpadasaatujian.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
14/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP6
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
15/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 7
BabII
GOODGOVERNANCEDANAKUNTABILITASIndikatorKeberhasilan
Setelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskanmengenai
konsepgoodgovernancedanakuntabilitaspadainstansipemerintah.
A. REVOLUSIMANAJEMENSEKTORPUBLIK
Seiring dengan meningkatnya peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan,
manajemen sektorpublik telahmengalamiperubahanyangcukup signifikan.Hal iniantara laindipicu
olehpemikiranOsbornedanGaeblerdalambukunyaReinventingGovernment(1992)ataupemerintahan
wirausaha. Perubahan tersebut pada dasarnya diarahkan pada penciptaan manajemen publik yang
handaldanmempertajamsertameningkatkankualitaspenyelenggaraanadministrasipublik.Konsepdan
sistemadministrasipublikyangkaku, struktural/hirarkis,danbirokratis telahditinggalkandan sebagai
gantinya telahdikembangkan suatukonsepmanajemenpublik yang fleksibeldanberorientasi kepada
pasar.Dalamparadigmamanajemensektorpublikyangbaru,birokrasipemerintahdibuatseefisiendan
seefektifmungkinsehinggamerekadapatbergerakfleksibeldalammengikutituntutanmasyarakatdan
perubahan lingkungan. Paradigma baru ini dianggap sebagai solusi atas berbagai label negatif yang
melekat pada sektor publik yaitu dengan mengacu pada kaidahkaidah terhadap new public
management(NPM).
Perubahaninibukanperubahansederhanadalammanagementstyleadministrasipublik.Akantetapi,
perubahan ini merupakan perubahan peranan pemerintah dalam masyarakat dan hubungan antara
pemerintahdenganmasyarakatnya.Paradigmabaru inimerupakan tantangan langsung atasberbagai
fungsiprinsip administrasipublik yang telahdiyakini sebagaiparadigma terpenting selamahampir20
abad.Dalamparadigmabaru,birokratdanpemerintahbukanlahsatusatunyaproviderbarangdanjasa
masyarakat. Perspektif ini menempatkan organisasi swasta sebagai mitra pemerintah untuk
menyediakan berbagai kebutuhan publik. Pemerintah berperan dalam memfasilitasi kebutuhan
masyarakatnyamelaluisubsidi,pengaturanperundangundangandanpengaturankontrak.Keterbukaan
pemerintahjugaditekankandalamparadigmabaru ini,yangditunjukkandengandiadopsinyaberbagai
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
16/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP8
prinsip dan sistem manajemen sektor swasta ke dalam sektor publik untuk memperbaiki kinerja
birokrasi.
Dalammekanisme
dan
pola
hubungan
ini
akuntabilitas
yang
ada
tidak
hanya
mengalir
dari
bawah
ke
atas,dalamartipegawaisecarahirarkismempertanggungjawabkankegiatanyangdilakukannyakepada
pejabatdiatasnya,namunpertanggungjawabanjugadilakukankepadapihak luar(eksternal)organisasi
publik(misalnyamasyarakatataupunkepadasektorswasta).
B. PERGESERANPARADIGMANEWPUBLICMANAGEMENTKEGOVERNANCEOrientasi privatisasi yang terdapat pada new public management tidak berarti bahwa peran
pemerintahberkurang.Peranpemerintah ini tetap terwujuddengan munculnyaperananpengaturan
(regulations)terhadap
keterlibatan
sektor
swasta
dan
juga
dengan
me
manage
respon
yang
efektif
terhadaptuntuntansosialdanekonomimasyarakat.WorldBank(1997)menyebutkanbahwameskipun
terjadikecenderunganprivatisasiterhadapberbagaikegiatanpemerintah,hal initidakberartibahwa
peran pemerintah menjadi berkurang. Peran pemerintah masih sangat penting/dominan dalam
manajemenpembangunan.Peranpemerintahmungkinakanberkurangdalam memberikanarahandan
petunjukdaripusatpemerintahan.Akan tetapi,pemerintahmasih tetapbertanggungjawab terhadap
perancangandanpelaksanaankebijakanpublik,terutamayangberkaitandengantransformasiekonomi,
pengurangan kemiskinan, peningkatan kinerja sektor pertanian, ketenagakerjaan, fasilitas sosial dan
umum,sertapengelolaanlingkunganhidup.
Hal lain yangmendukungbahwaperanpemerintahmasih sangatdibutuhkandalampelayananpublik
adalahkenyataanbahwaprinsipekonomidanefisiensitidakselaudapatditerapkanpadasemuaaktivitas
pemerintah (misalnya fasilitas sosial dan fasilitas umum). Pemerintahan yang modern tidak hanya
mencakup efisiensi dan peningkatan keekonomisan, tetapi juga merupakan hubungan akuntabilitas
antaranegaradenganwarganegara,dimanawarganegaratidakdiberlakukanhanyasebagaikonsumen
tapijuga sebagaiwargaNegarayangmemilikihakuntukmendapatkanjaminanataskebutuhandasar
dan menuntut pemerintah untuk bertanggungjawab atas berbagai kebijakan yang dilakukan. Hal ini
merupakan perubahan pandangan dalam manajemen publik dari penekanan pada hubungan antara
negaradengan
pasar
ke
hubungan
antara
negara
dengan
warga
negaranya.
Pandangan
ini
dikenal
dengangovernance.GovernanceataukepemerintahandiartikanolehUNDPsebagai:
theexerciseofpolitical,economicandadministrativeauthorityinthemanagementofa
countrysaffairsatalllevelcomprisesthecomplexmechanisms,processesand institutions
throughwhichcitizensandgroupsarticulate their interests,mediate theirdifferencesand
exerciselegalrightsandobligations(UNDP,1995).
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
17/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 9
Dengankatalain,governancemeliputiberbagaikewenanganbaikyangmenyangkutkewenanganpolitik,
ekonomi,dan administrasiberinteraksi satudengan lainnya.Hubungan inimencakuphubungan yang
komplekantarberbagaikewenangandalamsemualevelpemerintahandalambentukmekanisme,proses
danpembentukan
institusi
dimana
masyarakat
dan
kelompok
masyarakat
dapat
menyampaikan
keinginan,mengaturberbagaiperbedaan,danjugamendapatkanjaminanhukum(danpengaturannya).
Konsep ini lebih luasdari fungsidankapasitas sektorpublik,akan tetapikonsep iniberkaitandengan
manajemen proses pembangunan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hubungan
semua pihak ini bukan merupakan kerangka kegiatan yang terpisah melainkan dalam kerangka
keterpaduandankerjasamayangharmonisuntukpencapaiantujuandankepentinganbersama.Tujuan
interaksisosialpolitikekonomidalampengertianiniadalahtercapainyasuatukeseimbangandansinergi
dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan masingmasing institusi dalam satu keselarasan dan
keseimbangan.
C. KARAKTERISTIKGOODGOVERNANCEDalam rangka mengembangkan strategi yang lebih implementatif, terdapat banyak karakteristik dan
prinsiptentangGG.SalahsatuyangmenjaditonggakpentingadalahkarakteristikGGyangdirumuskan
padadeklarasiManila,yaitutransparan,akuntabel,adil,wajar,demokratis,partisipatif,danresponsive.
Masingmasingkarakteristikdijelaskanlebihlanjutsebagaiberikut:
1.
Transparan
mengindikasikan
adanya
adanya
kebebasan
dan
kemudahan
didalam
memperoleh
informasiyangakuratdanmemadaibagimerekayangmemerlukan. Informatif,mutakhir,dapat
diandalkan,mudahdiperolehdandimengertiadalahbeberapaparameteryangdigunakanuntuk
mengecekkeberhasilantranparansi.
2. Akuntabel dimana semua pihak (baik pemerintah, swasta dan masyarakat) harus mampu
memberikan pertanggungjawaban atas mandat yang diberikan kepadanya (stakeholdersnya).
Secaraumumorganisasiatau institusiharusakuntabelkepadamerekayangterpengaruhdengan
keputusanatauaktivitasyangmerekalakukan.
3. Adildalamartiterdapatjaminanbagimasyarakatuntukmendapatkanpelayanandankesempatan
yang samadalammenjalankankehidupannya.Sifatadil inidiperolehdariaspekekonomi, sosial
danpolitik.Adil inijugaberarti terdapatjaminanakankesejahteraanmasyarakatdimanasemua
masyarakat merasa bahwa mereka memiliki hak dan tidak merasa diasingkan dari kehidupan
masyarakat.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
18/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP10
4. Wajar dalam artijaminan atas pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
(standar). Hal ini mensyaratkan bahwa semua kelompok, terutama kelompok yang lemah,
memilikikesempatanuntukmeningkatkankesejahteraannya.Untukalasanini,dalammemberikan
pelayanankepada
masyarakat
pemerintah
harus
menyediakan
standar
pelayanan
untuk
menjamin
kesamaan(fair)dankonsistensipelayanan.
5. Demokratis dalam arti terdapat jaminan kebebasan bagi setiap individu untuk
berpendapat/mengeluarkan pendapat serta ikut dalam kegiatan pemilihan umum yang bebas,
langsung,danjujur.
6. Partisipatifdalam arti terdapatjaminan kesamaanhakbagi setiap individudalampengambilan
keputusan (baiksecara langsungmaupunmelalui lembagaperwakilan).Dalamkaitannyadengan
partisipasiini,
terdapat
tuntutan
agar
pemerintah
meningkatkan
fungsi
kontrol
terhadap
manajemenpemerintahdanpembangunandenganmelibatkanorganisasinonpemerintah.Peran
organisasinonpemerintahsangatpentingdalamkonteksinikarenadiyakiniorganisasiinimemiliki
kontakyang lebihbaikdenganmasyarakatmiskin,memilikihubunganyangbaikdengandaerah
pedalamandanpedesaan,mampumenyediakanmetodealternatifpelayananpublikdenganharga
yang murah dan sebagai mediator dalam menyampaikan berbagai pandangan dan kebutuhan
masyarakat.
7. Tanggap/peka/responsif yang berarti bahwa dalam melaksanakan kepemerintahan semua
institusidan
proses
yang
dilaksanakan
pemerintah
harus
melayani
semua
stakeholders
secara
tepat,baikdandalamwaktuyangtepat(tanggapterhadapkemauanmasyarakat).
Berdasarkankonsepdiatas,dapatdilihatbahwagoodgovernancemempunyaitujuanyang lebihbesar
darisekedarmanajemenyangefisiendanpenggunaansumberdayayangekonomis.Goodgovernance
adalah strategi untuk menciptakan institusi masyarakat yang kuat, dan juga untuk membuat
pemerintah/publiksektorsemakinterbuka,responsif,akuntabledandemokratis.Disampingitu,konsep
good governance jika dikembangkan akan menciptakan modern governance (baik good national
governance maupun good local governance) yang handal yang tidak hanya menekankan aktivitasnya
dalamkerangka
efisiensi
tetapi
juga
akuntabilitasnya
di
mata
publik.
Yang
tidak
kalah
pentingnya,
penerapan good governance sangat berperan dalam pencegahan dan pemberantasan praktikpraktik
KKN.Haliniberartibahwadenganadanyagoodgovernancemakapenyalahgunaanfasilitaspublikuntuk
kepentinganpribadidapatdihindarkansemaksimalmungkin.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
19/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 11
D. KONSEPAKUNTABILITAS
Goodgovernancetidakhanyaterkaitdenganefisiensi,tapijugaberkaitandenganakuntabilitasberbagai
penyelenggaraankepentingan
publik
kepada
stakeholder
nya.
Ide
dasar
dari
akuntabilitas
adalah
kemampuanseseorangatauorganisasiataupenerimaamanatuntukmemberikanjawabankepadapihak
yangmemberikanamanatataumandat tersebut.Semuaunitorganisasi,apakahdipilihatauditunjuk,
dikatakan akuntabel ketika mereka mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan semua
tindakan/kegiatan yangmereka lakukan,danmenerima sanksiuntuk tindakan yang tidak layak (tidak
dapatdipertanggungjawabkan).
Konsepdanaplikasiakuntabilitas sebenarnya sudahadanamun seiringdenganperubahan lingkungan
tuntutan akuntabilitas menjadi semakin besar. Secara garis besar terdapat 4 model akuntabilitas.
Perkembanganmodel
ini
lebih
banyak
dipengaruhi
karena
perubahan
tuntutan
dan
kebutuhan
masyarakat.
1. ModelTradisionalWestminster
Modelinimenyebutkanbahwagarispertanggungjawabanakuntabilitasadalahdaribawahkeatas
(hierakhis), dan garis kewenangan (otoritas) dari atas ke bawah atau akuntabilitas ministerial.
Model akuntabilitas ini sesuai dengan konsep birokrasi yang diterapkan oleh Weber sehingga
disebutjugasebagaiadministrativeaccountability.Dalamkonsep ini,setiap individumemberikan
pertanggungjawaban
terhadap
suatu
tugas
spesifik
yang
diberikan
kepadanya
kepada
atasannya
secarahirarkis.Halinidilakukansebagaibentukkontrolatasanterhadapkinerjabawahan.
ModelTradisionalWestminstermemilikibeberapakelemahan,yaitu:
a. Ide pertanggungjawaban yangmenekankan pada penjelasandanpembenaran atas suatu
tindakandianggaptidakcukupdigunakanuntuk melihatkinerjasuatutindakan.
b. Hubungandalampertanggungjawabanyangbersifatinterpersonal.
c. Kontrolyangbersifattopdown.
2. Modeltradisionalyangdikembangkan(upward,inwarddanoutward)Model ini merupakanjawaban terhadap adanya beberapa kelemahan dalam model tradisional
Westminster. Dengan berbagai kelemahan tersebut dan tuntutan global terhadap transparansi
dan kejujuran organisasi pemerintah, maka dikembangkan konsep pertanggungjawaban
akuntabilitasyangtidakhanyadaribawahkeatas,tetapijugabersifatkedalam(perorangan)dan
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
20/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP12
ke luar (masyarakat). Untuk mendukung akuntabilitas internal dan eksternal ini, pendukung
konsep ini menyarankan diciptakannya berbagai mekanisme dan sistem akuntabilitas seperti
pengembanganjaminankebebasanmendapatkan informasidanpembentukanberbagai lembaga
independenyang
bertujuan
untuk
mengontrol
kinerja
sektor
publik
seperti
ombudsman
dan
lembagaperadilanyangkuat.
a. ModelStone
Dalammodelinipertanggungjawaban/akuntabilitasdibagidalam5kategori,yaitu:
1) KontroldariParlemen(DPR);
2) Managerialism;
3) Pengadilan/Lembagasemi
peradilan;
4) PerwakilanMasyarakat;
5) Pasar(konsumenpengusaha).
b. ModelJaringanKerja(JaringanyangKompleks)
Para pihak yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu jaringan kerja yang
kompleks dan saling memberikan kontribusi dan informasi. Model ini menekankan pada
polahubunganyangterjalindalamsuatukerjasama.Dalamsuatusistemkerjasama,semua
pihakyang
terkait
saling
melakukan
komunikasi,
pemberian
informasi
dan
hubungan
kerja
yangsalingmelengkapiuntukmencapaitujuandarijaringankerjayangdibuat.
Selain model akuntabilitas yang menekankan pada cara dan institusi pendukung dalam pelaksanaan
akuntabilitas, terdapat faktor lain yang penting, yaitu mekanisme akuntablitas. Pengembangan
mekanismeakuntabilitasdiarahkanuntukmeningkatkan:
1. kejelasantugasdanperan,
2. hasilakhiryangspesifik,
3. prosesyang
transparan,
4. ukurankeberhasilankinerja,
5. konsultasidaninspeksipublik.
Mekanismeakuntabilitasjugameliputibeberapaaspek,yaitusiapayangharusmelakukanakuntabilitas,
kepada siapa akuntabilitas ini dilakukan, untuk apa akuntabilitas dilakukan, dan bagaimana proses
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
21/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 13
akuntabilitas dilaksanakan.Mekanisme akuntabilitas ini sangat bervariasi dan sangat ditentukan oleh
keputusan atau aktivitas yang dilakukan suatu organisasi mengikat organisasi secara internal atau
mengikatsecaraeksternal.
Kepada siapa kita harus bertanggungjawab, tergantung pada siapa yang memberi kita mandat dan
seberapa besar berbagai tindakan yang kita lakukan mempengaruhi orang lain. Pertanggungjawaban
dapatdiberikankepadamasyarakat(pelanggan),pemerintahpusatdandaerah(termasukdalamhal ini
Presiden, Menteri, Bupati, Walikota, Gubernur, Pejabat Struktural dalam Birokrasi Pemerintah),
organisasikemasyarakatan/NGOs,organisasipemerintah lainnyamisalnyaBUMN,dan lembagapenilai
organisasipublikyangdiaturdalamundangundang.
Mulgan, Richard (2003) dalam bukunya Holding Power toAccount, membuat matriks mekanisme
akuntabilitaspemerintah.
Contoh
dari
matriks
yang
dikembangkan
adalah
sebagai
berikut:
E. KEBIJAKANAKUNTABILITASDIINDONESIA
Pengembangan kebijakan akuntabilitas di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh dua hal penting,
yaitu:pertama,adanyatuntutan internal(masyarakatIndonesia)antaralainagarsektorpubliksemakin
transparandanmampumempertanggungjawabkanatasberbagaikebijakandantindakanyangdilakukan
yangditujukanuntukmenyelesaikandanmemenuhituntutanpublik.Kedua,adalahtuntutanperubahan
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
22/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP14
dalam lingkunganglobaldalamhalmanajemensektorpublikmisalnya tuntutanGoodGovernancedan
PerformanceManagement.
Kebijakanakuntabilitas
di
Indonesia
dimulai
sejak
dikeluarkannya
TAP
MPR
RI
Nomor
XI/MPR/1998
dan
danUUNo.28/1999tentangPenyelenggaraanNegaraYangBersihdanBebasdariKKN.DalamUUNo.
28/1999disebutkanbahwaazaspenyelenggaraankepemerintahanyangbaikmeliputi:
1. AzasKepastianHukum.
2. AzasTertibPenyelenggaraanNegara.
3. AzasKepentinganUmum.
4. AzasKeterbukaan.
5.
Azas
Proporsionalitas.
6. AzasProfesionalistas.
7. AzasAkuntabilitas.
Azas akuntabilitasdi sinidiartikanbahwa setiap kegiatandanhasil akhirdari kegiatanpenyelenggara
negaraharusdapatdipertanggungjawabkankepadamasyarakatsebagaipemegangkedaulatantertinggi
negarasesuaidenganketentuanperundangundanganyangberlaku.
SistemAKIPpadadasarnyaharusdapatmenggambarkankinerja instansipemerintahyangsebenarnya,
secarajelas
(berdasar
data
yang
tepat
dan
akurat)
dan
transparan
kepada
publik
(pemberi
amanah),
dan
pihakpihak yang berkepentingan/stakeholders, mengenai kemampuan (keberhasilan atau kegagalan)
setiap pimpinan instansi pemerintah/unit kerja dalam melaksanakan misi, tugas pokok, fungsi, dan
kewenangannya.Semuanyaitudiarahkanpadaupayauntukmendorong(DjokoSusilo,2005):
1. percepatanreformasibirokrasi;
2. penerapanprinsipprinsipgoodgovernancedanfungsifungsimanajemenkinerjasecarataatasas;
3. pencegahanterjadinyaKKN;
4. pengelolaandanadansumberdayalainnyamenjadiefisiendanefektif;
5. pengukuran tingkat keberhasilan dan atau kegagalan setiap pimpinan instansi pemerintah/unit
kerjadalammenjalankanmisi,tujuandansasaranorganisasiyangtelahditetapkan;
6. penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, sistem perencanaan dan penganggaran,
ketatalaksanaan,metodadanprosedurpelayananmasyarakat;
7. kreativitas,produktivitas,sensitivitas,disiplindantanggungjawabaparaturnegara.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
23/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 15
Dalam tataran praktis, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentangAkuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah wujud nyata penerapan akuntabilitas di Indonesia. Inpres ini mendefinisikan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sebagai pertanggungjawaban keberhasilan atau
kegagalanmisi
dan
visi
instansi
pemerintah
dalam
mencapai
tujuan
dan
sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui seperangkat indikator kinerja.Dalam konteksAKIP ini, instansi pemerintah diharapkan dapat
menyediakan informasi kinerja yang dapat dipahami dan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut. InpresNomor 7 Tahun 1999 dijabarkan
lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang
PedomanPelaporanAkuntabilitasInstansipemerintah.Padatahun2003,pedomantersebut diperbaiki
dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan
AkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah.
Perbaikanini
dilakukan
sesudah
mendapatkan
saran
dan
masukan
dari
berbagai
instansi
pemerintah
yangmenerapkankebijakanakuntabilitasini.Tujuanperbaikanantaralain:
1. untuk menyempurnakan sistem lama yang belum dapat memperlihatkan keterkaitan antara
kegiatankegiatanyangdilaksanakandengansasaran,tujuan,misidanvisi;
2. memudahkanimplementasi;
3. mendoronginstansipemerintahuntukdapatmenyusunLAKIPdenganlebihobjektif.
AdapunkebijakanlainyangterkaitdenganSistemAKIPdiIndonesiaadalah:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undangundang ini mewajibkan adanya
integrasi dari sistem akuntabilitas kinerja dan sistem penganggaran serta penerapan anggaran
berbasiskinerjapadaseluruhinstansipemerintah.
2. UUNo.1/2004 tentangPerbendaharaanNegara;yangmengamanatkanpenyusunanPP tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (PP Nomor 8 Tahun 2006) dan PP tentang
SistemPengendalianInternpemerintah(SPIP)yangdiaturdalamPP60Tahun2008.
3. UUNo.25/2004 tentangSistemPerencanaanPembangunanNasional.DalamUU inidisebutkan
bahwaSistemPerencanaanPembangunanNasionalterdiriatasperencanaanpembangunanyang
disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
meliputi:1)PenyusunanRencana,2)PenetapanRencana,3)PengendalianPelaksanaanRencana,
dan 4) Evaluasi Pelaksanaan Rencana. Dalam konsep manajemen kinerja, keseluruhan proses
perencanaan inimengarahpadaupayaakuntabilitasberbagai tapankegiatanyangdilaksanakan
padasektorPublik.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
24/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP16
4. InpresNo.5/2004berkaitandenganpenyusunanpenetapankinerja sebagaiupayapeningkatan
kualitaspenerapansistemAKIPselamaini.
5. PerpresNo.9/2005yangmewajibkansetiapInstansiPemerintahuntukmelaksanakanSistemAKIP.
6. Inpres nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan
Negara yang mengamanatkan Kepala BPKP untuk melaksanakan (1) asistensi kepada
kementerian/lembaga/ pemerintah daerah untuk meningkatkan pemahaman bagi pejabat
pemerintahpusat/daerahdalampengelolaankeuanganNegara/daerah,meningkatkankepatuhan
terhadapperaturanperundangundangan,danmeningkatkankualitas laporankeuangandantata
kelola,(2)evaluasiterhadappenyerapananggarankementerian/lembaga/pemerintahdaerah,dan
memberikan rekomendasi langkahlangkah strategis percepatan penyerapan anggaran, dan (3)
audit tujuan tertentu terhadap programprogram strategisnasional yang mendapat perhatian
publikdan
menjadi
isu
terkini,
dan
(4)
rencana
aksi
yang
jelas,
tepat,
dan
terjadwal
dalam
mendorongpenyelenggaraanSPIPpadasetiapkementerian/lembaga/pemerintahdaerah.
SistemAkuntabilitasKinerjaInstansipemerintah(SAKIP)merupakan instrumenyangdigunakan instansi
pemerintahdalammemenuhikewajibanuntukmempertanggungjawabkankeberhasilandankegagalan
pelaksanaanmisiorganisasi (LAN, 2004, hal. 63). Sebagai suatu sistem, SAKIP terdiri dari komponen
komponenyangmerupakansatukesatuan,yakniperencanaankinerja,pengukurandanevaluasikinerja,
serta pelaporan kinerja. Komponen dalam SAKIP ini menceminkan semua proses yang ada dalam
manajemenkinerja.BabberikutmembahasunsusunsurSAKIPyaituperencanaankinerja,pengukuran
danevaluasi
kinerja,
serta
pelaporan
kinerja
dalam
bentuk
LAKIP.
F. LATIHANSOAL
Pilihlahjawabanyangpalingtepatdiantaraa,b,c,dand!
1. Perubahanmanajemensektorpublikterutamabertujuanuntuk.
a. mendorongpartisipasimasyarakatdalampengambilankeputusanpemerintahan
b. meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam perwujudan tata kelola
pemerintahanyangbaik
c. meningkatkan dominasi para penyelenggara pemerintahan dalam memberikan arahan
terhadapterwujudnyagoodgovernance
d. menjawab tuntutan pihak IMF setelah terjadinya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
1997
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
25/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 17
2. Dalam rangka menutupi kelemahan model akuntabilitas tradisional Wesminster, maka
dikembanganmodel.
a. Stone
b. ReinventingGovernment
c. AkuntabilitasTunggal
d. AkuntabilitasBersyarat
3. Inpres Nomor 4 Tahun 2011 memberikan kewenangan penuh untuk memperbaiki sistem
pengendalian dan kualitas akuntabilitas keuangan Negara dalam rangka mewujudkan good
governance.Kewenanganinidiberikankepada.
a. BPKPselakuinstansiPembinaSPIP
b. MenteriKeuangan
c. UKP4
d. MenpandanReformasiBirokrasi
4. InpresNomor7Tahun1999mengaturtentang.
a. PercepatanPemberantasanKorupsi
b. PenyusunanPenetapanKinerja/KontrakKinerjaInstansiPemerintah
c. AkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah
d. SistemPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintah
5. Padahakikatnya,
SAKIP
dikembangkan
di
Indonesia
dengan
tujuan
untuk
.
a. percepatanrenumerasibirokrasi
b. penerapan prinsipprinsip good governance dan fungsifungsi manajemen kinerja secara
taatasas
c. mendorongterjadinyaKKN
d. pengelolaandanadansumberdayalainnyakepadapihakasingsecara efisiendanefektif
~
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
26/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP18
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
27/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 19
BabIII
PERENCANAANKINERJA
IndikatorKeberhasilanSetelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskan
tentangperencanaankinerjayangmencakupperencanaanstrategis,
perencanaankinerjatahunan,kontrakkinerja,penentuanIndikatorKinerjaUtama,
danhubunganIndikatorKinerjaUtamadenganIndikatorKinerjaKunci.
Dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global dalam tatanan Sistem Administrasi Negara
Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yangjelas, instansi pemerintah dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya
peningkatanakuntabilitaskinerjanya. Instrumenataualatalat lainyangdigunakanuntukmewujudkan
perencanaan strategis ke dalam realitas dan melakukan langkah operasional adalah melakukan
pengelolaan (manajemen) berbasis kinerja. Pengelolaan kinerja di lingkungan instansi pemerintah
meliputi perencanaan strategis (perencanaan jangka menengah), perencanaan kinerja tahunan,
penetapan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pengintegrasiannya
denganmanajemenpersonel(humanresourcemanagement).
SkemamengenaisiklusManajemenBerbasisKinerjadapatdilihatpadagambar1dibawahini:
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
28/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP20
Gambar1:SiklusManajemenBerbasisKinerja
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu tatanan, instrumen, dan metode
pertanggungjawabanyangintinyameliputitahaptahapsebagaiberikut.
1. PenetapanPerencanaanStrategis,
2. PengukuranKinerja,
3. PelaporanKinerja,
4. Pemanfaataninformasikinerjabagiperbaikankinerjasecaraberkesinambungan.
Siklusakuntabilitaskinerjainstansipemerintahdapatdigambarkansebagaiberikut.
Gambar2:SiklusAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
29/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 21
Siklus akuntabilitas kinerja instansi pemerintah seperti terlihat pada gambar 2 di atas dimulai dari
penyusunanperencanaan strategis (Renstra) yangmeliputipenyusunanvisi,misi, tujuan,dan sasaran
sertamenetapkan strategiyangakandigunakanuntukmencapai tujuandan sasaranyangditetapkan.
Perencanaanstrategis
ini
kemudian
dijabarkan
dalam
perencanaan
kinerja
tahunan
yang
dibuat
setiap
tahun.Rencanakinerja inimengungkapkan seluruh targetkinerjayang ingindicapai (output/outcome)
dari seluruh sasaran strategis dalam tahun yang bersangkutan serta strategi untuk mencapainya.
Rencanakinerjainimerupakantolokukuryangakandigunakandalampenilaiankinerjapenyelenggaraan
pemerintahuntuksuatuperiodetertentu.DalamsetiaptahunjugadisusundokumenPenetapanKinerja
atauKontrakKinerja,yangmerupakanberisikansasaranberupaoutcomedanoutputyangharusdicapai
dalam periode satu tahun anggaran. Setelah rencana kinerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah
pengukuran kinerja. Dalam melaksanakan kegiatan, dilakukan pengumpulan dan pencatatan data
kinerja. Data kinerja tersebut merupakan capaian kinerja yang dinyatakan dalam satuan indikator
kinerja. Dengan diperlukannya data kinerja yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja, maka
instansipemerintahperlumengembangkansistempengumpulandatakinerja,yaitutatanan,instrumen,
danmetodepengumpulandatakinerja.Padaakhir suatuperiode, capaiankinerja tersebutdilaporkan
kepada pihak yang berkepentingan atau yang meminta dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja
InstansiPemerintah(LAKIP).Tahapterakhir,informasiyangtermuatdalamLAKIPtersebutdimanfaatkan
bagiperbaikankinerjainstansisecaraberkesinambungan.
A. PERENCANAANSTRATEGIS
Perencanaan strategismerupakan proses yang sistematis dalam pembuatan keputusan dimasa yang
akandatangyangpenuhrisiko,denganmemanfaatkansebanyakbanyaknyapengetahuanantisipatifdan
mengorganisasikannya secara sistematis untuk usahausaha melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukurhasilnyamelaluiumpanbalikyangsistematis.Olehkarenanya,perencanaanstrategisbukan
sekedar seperti perencanaan anggaran belanjamodal (capital budgeting) atau sekedar rencana kerja
jangka menengah (5 tahunan). Perencanaan strategis lebih merupakan wahana bagi para pemimpin
instansi dan seluruh staf/anggota dalam menskenariokan dan menentukan masa depan organisasi
instansimereka.
Perencanaanstrategisjugamemberikanarahdansekaligusmenentukanapayang ingindihasilkan,apa
yang ingin dicapai dan apa yang ingin diubah. Dengan demikian, proses perencanaan strategis yang
menghasilkan dokumen Rencana Strategis (Renstra) akan dapat digunakan dalam mengukur
akuntabilitaskinerjasebuahentitas.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
30/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP22
Prosespenyusunanrencanastrategisorganisasiyangberorientasikepadahasilyangingindicapaiselama
kurun waktu tertentu, (biasanya 35 tahun) dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala
yangadaataumungkintimbul.Analisisterhadap lingkunganorganisasibaik internalmaupuneksternal
merupakanlangkah
yang
sangat
penting
dalam
memperhitungkan
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats). Analisis terhadap unsurunsur
tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi
pemerintah.
Dokumen yangdihasilkandariprosesperencanaan strategisdisebut Rencana Strategis ataupopuler
disebut Renstra. Format Renstra meski variatif dalam praktiknya, namun setidaknya mengandung
informasitentanghalhalsebagaiberikut:
1. Wheredowewanttobe?Merupakanarahmasadepanorganisasiyangingindituju(visi,tujuan,dansasaranstrategis).
2. Where are we now? Analisis organisasi tentang nilainilai luhur yang dimiliki, kekuatan,kelemahan, kesempatan dan kendala organisasi (SWOT analysis) serta tugas pokok dan fungsi
utamaorganisasiyangmenunjukkanalasanutamakeberadaanorganisasi(misi).
3. Howdowegetthere?Merupakanlangkahlangkahstrategisyangdilakukanolehorganisasidalamrangkamencapai tujuandan sasaran yangditetapkan. Langkahlangkah inibiasanyadituangkan
dalamkebijakan,programdankegiatanorganisasi.
4. Howdowemeasureourprogress?Berkaitandengancaraorganisasimenetapkanukuranukurankeberhasilanpelaksanaanmisidalammencapaitujuandansasaranorganisasi.Karenanya,setiap
tujuan dan sasaran yang ditetapkan harus dapat terukur dengan seperangkat indikator kinerja
yangidealnyamerupakanindikatorkinerjaoutcomeatausetidaknyaoutput.
ManfaatyangdiperolehdaripenyusunanRenstraantaralainsebagaiberikut.
1. Merencanakanperubahandalamlingkunganyangdinamisdankompleks.
2. Mengelolaorganisasi
untuk
mencapai
keberhasilan.
3. Mengantisipasimasadepan.
4. Menyesuaikantuntutanperubahanlingkungan.
5. Selalumemfokuskantindakanorganisasidenganmisimemberikanpelayananterbaik(prima)pada
masyarakat.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
31/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 23
6. Meningkatkankomunikasi.
7. Mengaturpenggunaansumberdayaorganisasisupayaefisiendanefektif.
8. Meningkatkanproduktivitas.
KomponenRenstradalamSAKIPmeliputi:(1)Pernyataanvisidanmisi;(2)Perumusantujuandansasaran
besertaindikatorkinerja;(3)Uraiantentangcaramencapaitujuandansasaran(strategi)yangdijabarkan
kedalam kebijakan dan program. Uraian lebih lanjutmengenai analisis strategis (analisis SWOT), visi,
misi, tujuan, sasaran, strategi mencapai tujuan dan sasaran (melalui penyusunan dan pelaksanaan
programdankegiatan)secarasingkatdiuraikansebagaiberikut.
1. AnalisisStrategi
Pimpinandan
seluruh
komponen
organisasi
harus
selalu
mengelola
organisasinya
sesuai
dengan
dinamika kompleksitas perubahan dan tuntutan masyarakat. Meningkatnya tranparansi dalam
pengelolaan sumber daya dan informasi menyebabkan semakin terbukanya kesempatan bagi
sektor publik untuk berkompetisi dengan sektor swasta dalam pemenuhan kebutuhan publik.
Menciptakan organisasi publik yang mampu memenuhi dan melayani serta mampu bersaing
dalam borderless world economy membutuhkan pengarahan strategi dan akuntabilitas. Pada
tahap inilah, organisasi sektor publik perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi
lingkunganstrategisnya.Halinidilakukanuntukmendapatkanstrategiyangtepatdanvaliddalam
penyusunanrencanastrategik,yangakandigunakansebagaidasarpembuatanrencanaaksi.
Terdapat tiga langkah penting dalam pembuatan pengarahan stategi, yaitu pencermatan
lingkunganstrategis,faktorfaktorkuncikeberhasilan,dananalisisuntukkepentinganpenyusunan
strategi. Kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk mengenali kekuatan dan
kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi
sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahanperubahan di masa yang akan datang. Di
samping itu, dengan menggunakan informasi dari hasil pencermatan tersebut organisasi lebih
berkemampuanuntukmengambillangkahlangkahdalamjangkapanjang.
Atasdasar
pencermatan
lingkungan
strategis
atau
analisis
lingkungan
maka
disusun
faktor
faktor
kunci keberhasilan (ctritical successfactors/CSFs).CSFsdapatdidefinisikan sebagaiaspekaspek
tertentu yang dapat menunjukkan keberhasilan suatu organisasi. Aspekaspek ini harus sesuai
dengan apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Pemimpin adalah sumber utama dalam proses
identifikasiCSFsini,meskipunsumberlaindaridalamorganisasimaupundariluarorganisasijuga
dapat dimanfaatkan. Kepemimpinan memegang kontrol utama karena mereka yang akan
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
32/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP24
mengarahkandanmenggerakkanorganisasi,sehinggaberbagaikeputusan tentangarahdanapa
yangingindicapaiorganisasimerupakanbentukkomitmendariseorangpemimpin.
Dalampenyusunan
strategi,
hasil
CSFs
dianalisis
sesuai
dengan
kondisi
dan
kebutuhan
organisasi.
Analisis diarahkan pada penilaian lingkungan organisasi melalui proses analisis lingkungan
organisasi,yangmeliputikondisi,situasi,keadaan,peristiwadanpengaruhpengaruhdidalamdan
di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal,
kelemahaninternal,peluangeksternaldantantanganeksternal.Beberapametodebisadigunakan
untukmelakukananalisisdansalahsatuyangdapatdigunakanadalahanalisisSWOT (Strenghts,
Weakness,Opportunities,Threats).
2. Visi
PenyusunanVisiberkaitandenganpandangan ke depanmenyangkut kemanaorganisasiharus
dibawa.Visimerupakanbayanganorganisasidimasadepandanbiasanyaberisicitacitadancitra
yang ingin diwujudkan organisasi. Menurut A.C. Hax dan N.S. Majluf dalam buku Strategic
Management:An IntegratedPerspectiveyangdikutipdalamModulDiklatTeknisAkuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Dalam Negeri dan LAN, visi menjawab pertanyaan
what dowewant to become?.Vision statement thinking about what is our business in the
future?,oraboutourmissioninthefuture. Avisionisastatementaboutthefuture,spokenor
written today; it isaprocessofmanaging thepresentfroma stretchingviewof thefuture.Visi
adalahpernyataan
yang
diucapkan
atau
ditulis
hari
ini,
yang
merupakan
proses
manajemen
saat
iniyangmenjangkaukedepan.
Visiharusmampumemberikangambarantentangareakerjasuatuorganisasiberupapernyataan
yangmerupakansaranauntuk:
a. mengkomunikasikanalasankeberadaanorganisasidalamartitujuandantugaspokok,
b. memperlihatkanframeworkhubunganantaraorganisasidenganstakeholders(sumberdaya
manusiaorganisasi,konsumen,danpihaklainyangterkait),
c. menyatakansasaran
utama
kinerja
organisasi
dalam
arti
pertumbuhan
dan
perkembangan.
3. Misi
Visiyang telahkitaperolehharuskita terjemahkankedalampanduanyang lebihpragmatisdan
konkret (membumi) yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan strategi dan
aktivitasdalamorganisasi.Untukitudibutuhkanmisi.Pernyataandalammisilebihtajamdanlebih
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
33/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 25
rinci jika dibandingkan dengan visi. Misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh organisasi
sebagaipenjabarandari visi.Misi adalahpernyataanmengenaihalhal yangharusdilaksanakan
oleh organisasi bagi pihakpihak yang berkepentingan. Pernyataan misi mencerminkan segala
sesuatupenjelasan
tentang
tindakan,
produk
atau
pelayanan
yang
ditawarkan
untuk
memenuhi
kebutuhanataumenyelesaikanpermasalahanmasyarakat.
4. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang harus dicapai atau dihasilkan dalamjangka waktu tertentu
(biasanyaantara15tahun).Acuandalampengembangantujuanadalahpernyataanvisidanmisi
sertadidasarkanpadaanalisisstrategis.Dalamkerangkapikirmanajemenstrategis, tujuan tidak
harusmerupakantargettargetyangbersifatkuantitatifdarisuatuorganisasi.Pencapaian tujuan
merupakanukuran
dari
keberhasilan
kinerja
faktor
faktor
kunci
keberhasilan
suatu
organisasi.
Oleh karena itu, tujuan merupakan bagian integral dari proses manajemen strategis yang di
dalamnya mengandung usaha untuk melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan haruslah
menegaskan tentang apa (what) yang secara khusus (spesifik)harusdicapaidan kapan (when).
Pencapaiantujuandapatmenjaditolokukuruntukmenilaikinerjaorganisasi.
Kriteriadalampenyusunantujuanantaralainadalahsebagaiberikut.
a. Tujuanharusserasidanmengklarifikasimisidanvisi.
b. Pencapaiantujuanberkontribusiuntukpencapaianvisidanmisi.
c. Tujuan sesuai dengan hasil analisis strategis dan sesuai dengan isuisu strategis yang
berkembang.
d. Tujuan cenderung untuk secara esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran
lingkungan,ataudalamsuatutujuanyangstrategishasilyangdiinginkantelahdicapai.
e. Tujuanbiasanyasecararelatifberjangkapanjang,yaitusekurangkurangnyatigatahunatau
lebih.Namun demikian, pada umumnyajangkawaktu tujuan disesuaikandengan tingkat
organisasi,kondisi,posisidanlokasi.
f. Tujuanharus
dapat
mengatasi
kesenjangan
antara
tingkat
pelayanan
saat
ini
dengan
yang
diinginkan.
g. Tujuanmenggambarkanhasilyangdiinginkan(kondisiyangdiinginkan).
h. Tujuanmenggambarkanarahyangjelasdariorganisasi,tetapibelummenetapkanukuran
ukuranspesifikataustrategi.
i. Tujuanharusmenantang,namunrealistikdandapatdicapai.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
34/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP26
5. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi, gambaran hal yang ingin
diwujudkanorganisasi
melalui
tindakan
tindakan
guna
mencapai
tujuan.
Fokus
sasaran
adalah
aksi,yaitukegiatanyangbersifatspesifik,terinci,dapatdiukurdanjelasperiodewaktunya(lebih
pendek dari tujuan). Penyusunan sasaran sangat penting untuk dilakukan karena merupakan
tonggak dalampenyusunan strategi. Bentuk dari sasaran adalah pernyataan tugastugas (tugas
khusus)yangharusdiselesaikandalamjangkawaktu tertentu (biasanyabersifatjangkapendek).
Dengan demikian, karateristik yang harus dipenuhi dalam penyusunan sasaran adalah SMART
(Specific,Measurable,AggressiveandAttainable,Resultoriented,Timebound),denganpenjelasan
sebagaiberikut:
a. Specific, sasaran harus spesifik karena merupakan panduan (guidance) dalam organisasi
dalammelakukantugasnya.
b. Measurable, sasaranharusdapatdiukur.Sasaran tersebutmerupakanstandaryangdapat
dipakaiuntukmengukurkeberhasilankinerjaorganisasi.Dimensiyangdapatdiukurantara
laindimensikuantitas,kualitas,waktu,tempat,anggaran,maupunpenanggunggugat.
c. AggressiveandAttainable, sasaranharus kuat (jelas),menantangdandapatdicapai atau
diwujudkan.
d. ResultsOriented, sasaranharusmencerminkan danmampumenspesifikasikan hasil yang
ingindicapai.
e. Timebound,sasaranharusmemilikijangkawaktuyangjelasdanjangkapendek.
6. Strategi(CaraMencapaiTujuandanSasaran)
Setelahmenetapkanapa(what)dankapan(when)sasaranyangakandicapai,langkahselanjutnya
adalahmenentukanbagaimanahaltersebutdicapaiataumenentukanstrategipencapaiantujuan
dansasaran.Strategiiniditerjemahkansebagaipenyusunankebijakandanprogramagarberbagai
tujuandansasaranyangtelahditetapkandapatdicapai.Strategiberkaitandenganhalhalberikut.
a. Bagaimanatarget
target
kinerja
yang
harus
dipenuhi?
b. Bagaimanaorganisasiakanmemberikanperhatianpadapelanggan?
c. Bagaimanaorganisasiakanmemperbaikikinerjapelayanan?
d. Bagaimanaorganisasiakanmelaksanakanmisinya?
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
35/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 27
Strategibisamengalamiperubahansetiapsaatsesuaidenganlingkunganyangmempengaruhinya.
Strategi tidakbersifat statismelainkandinamis.Strategiatau caramencapai tujuandan sasaran
dituangkandalamkebijakandanprogramdalamkurunwaktu5(lima)tahun.Jabarandaristrategi
adalahkebijakan
dan
program.
Kebijakan adalah ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran,
tujuan,sertavisidanmisiinstansipemerintah.
Programadalahkumpulankegiatanyang sistematisdan terpaduuntukmendapatkanhasilyang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama
denganmasyarakat,
guna
mencapai
sasaran
tertentu.
Agarstrategidapatditerapkandenganbaik,perludimintakomitmenpimpinanpuncak,terutama
dalammenentukankebijakanorganisasi.Hal initerjadikarenakeberhasilanprogramsangaterat
kaitannyadengankebijakaninstansi.Dalamrangka ituperludiidentifikasipulaketerkaitanantara
kebijakan yang telah ditetapkan dengan program dan kegiatan sebelum diimplementasikan.
Kebijakan tersebut perlu dikaji terlebih dahulu untukmeyakinkan apakah kebijakan yang telah
ditetapkanbenarbenardapatdilaksanakan.
7. DokumenRenstra
Dalam Modul SAKIP Lembaga Administrasi Negara (2004) disebutkan bahwa cakupan renstra
meliputi:(1)Pernyataanvisi,misi;(2)PerumusanTujuandanSasaranbesertaindikatorkinerjanya;
(3) Uraian tentang cara mencapai Tujuan dan Sasaran (strategi) yang dijabarkan kedalam
Kebijakan dan Program. Dalam modul LAN ini juga disajikan formulir untuk mempermudah
pembuatanrenstra(dasarpenyusunanrenstra).Formulirinimemperlihatkanketerkaitanvisi,misi,
tujuan,sasaransertakebijakandanprogram.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
36/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP28
FormulirRS
R e n c a n a S t r a t e g i s
Tahun..........s.d...........
Instansi :..........
Visi :..........
Misi :..........
TujuanSasaran
CaraMencapaiTujuandan
Sasaran Keterangan
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5 6
Sebagaialternatif,
Modul
SAKIP
LAN
(2004)
memberikan
outline
Renstra,
yaitu:
RENCANASTRATEGIS
Pengantar
BabI Pendahuluan
Memuatlatarbelakang,asumsiasumsi,manfaat,danlainlain
BabII TugasPokokdanFungsi
Memuattugaspokokdanfungsisebagaimanadituangkandalamlandasanhukum
instansimasingmasing
BabIII AnalisisStrategis
Memuathasilanalisisstrategis:analisislingkungan,CSFs,danSWOT
BabIV RencanaStrategis
MemuatVisi,Misi,Tujuan,Sasaran,sertaStrategi(KebijakandanProgram)
BabV Penutup
B. PERENCANAANKINERJATAHUNAN
Perencanaankinerja
tahunan
merupakan
langkah
penjabaran
renstra
dalam
target
target
tahunan
yang
cukupterinci.Perencanaankinerjatahunaninijugamerupakansuatumediayangakanmenghubungkan
antararenstraataudokumenperencanaankinerjajangkamenengahdengankebutuhananggaranyang
diperlukanuntukmencapaikinerjaorganisasidalamsuatutahuntertentu.Targettargetkinerjatahunan
inibolehjadisudahditetapkandalammenyusunrenstra.Akantetapi, rinciandan informasitambahan
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
37/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 29
tentang penetapan target kinerja ini dapat dilakukan setiap tahun, sehingga lebih dapat ditetapkan
denganlebihakurat.
Perencanaankinerja
mengandung
arti
bahwa
instansi
pemerintah
harus
merencanakan
apa
yang
akan
dilaksanakan (program, kegiatan) dan apa hasilnya (outcome, output). Perencanaan kinerja
sesungguhnya tidak sajamerencanakan apa yang akan dikerjakan, akan tetapi sekaligusmenetapkan
target (quantitativeobjective)hasilyang ingindicapai.Olehkarena itu,perencanaankinerjayangbaik
akan sangat tergantung dari pengumpulan data pelaksanaan tahuntahun sebelumnya, pemetaan
sumberdaya/kekuatanyangada,danketepatanpenentuanasumsiasumsiataupunprognosis/proyeksi
kedepan.
Modul SAKIP (LAN, 2004)menyebutkan bahwa dokumendalam rencana kinerja antara lain berisikan
informasimengenai:
1. Sasaran,IndikatorKinerja,danTargetyangakandicapaipadaperiodeyangbersangkutan.
2. Programyangakandilaksanakan.
3. Kegiatan,IndikatorKinerja,danTargetyangdiharapkandalamsuatukegiatan.
Dokumen tersebut dituangkan dalam bentuk Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yaitu sebagai
berikut.
FormulirRKT
R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n
Tahun..........
Instansi:..........
Sasaran
Program
Kegiatan
Ket.Uraian
Indikator
Kinerja
Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
UraianIndikator
KinerjaSatuan
Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sebagaiperbandingan,FormulirRKTberdasarkanPermenpanNomor29 tahun2010 tentangPedoman
PenyusunanPenetapanKinerjadanPelaporanAkuntabilitasKinerja InstansiPemerintahuntuk tingkat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Pemerintah kabupaten dan Kota,UnitOrganisasi Eselon I
Kementerian/LembagadanSKPD,sertaunitkerjamandiriadalahsebagaiberikut.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
38/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP30
FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN
TINGKATKEMENTERIAN/LEMBAGADANPEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
Kementerian/LembagaProvinsi/Kab/Kota :(a)
Tahun :(b)
SasaranStrategis IndikatorKinerja Target
1 2 3
PetunjukPengisian:
1. Header(a)
diiisi
nama
kementerian/lembaga/pemerintah
provinsi/kabupaten/kota.
2. Header(b)diisidengantahunanggaran.
3. Kolom (1)diisi dengan sasaran strategis kementerian/lembaga/pemerintah provinsi/kabupaten/
kotasesuaidengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari kementerian/lembaga/
pemerintahprovinsi/kabupaten/kotadalamkolom(1).
5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaranstrategis.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
39/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 31
FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN
TINGKATUNITORGANISASIESELONIKLDANSATUANKERJA
PERANGKATDAERAH(SKPD)
UnitEselonIKementerian/Lembaga/SKPD :(a)
Tahun :(b)
SasaranStrategis IndikatorKinerja Target
1 2 3
PetunjukPengisian:
1. Header(a)
diiisi
nama
unit
organisasi
eselon
kementerian/lembaga/SKPD.
2. Header(b)diisidengantahunanggaran.
3. Kolom(1)diisidengansasaranstrategisunitorganisasieselonkementerian/lembaga/SKPDsesuai
dengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari unit organisasi eselon
kementerian/lembaga/SKPDdalamkolom(1).
5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaran.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
40/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP32
FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN
TINGKATUNITORGANISASIESELONII/UNITKERJAMANDIRIK/L
UnitEselonII/UnitMandiriK/L :(a)
Tahun :(b)
SasaranStrategis IndikatorKinerja Target
1 2 3
PetunjukPengisian:
1. Header(a)diiisinamaunitorganisasieselonII/UnitMandirikementerian/lembaga.
2. Header(b)diisidengantahunanggaran.
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis unit organisasi eselon II/Unit Mandiri
kementerian/lembagasesuaidengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.
4. Kolom (2)diisidengan indikatorkinerjaatas sasaran strategisdariunitorganisasieselon II/Unit
Mandirikementerian/lembagadalamkolom(1).
5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaran.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
41/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 33
C. PENETAPANKINERJA/PERJANJIANKINERJA(KONTRAKKINERJA)
Dokumen
penetapan
kinerja
merupakan
suatu
dokumen
pernyataan
kinerja/
kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerjajuga menggambarkan
capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun
tertentudenganmempertimbangkansumberdayayangdikelola.
Tingkatcapaiankinerjatertentuinimembutuhkanbeberapainformasi,antaralain:
1. sasaranstrategisorganisasiataukondisiyangingindiwujudkanorganisasi;
2.
output
(hasil
kegiatan)
dan
atau
outcome
(hasil
program);
3. indikatorkinerjaoutputdanatauoutcome;
4. perkiraanrealististentangtingkatcapaian.
Pada dasarnya, dokumen penetapan kinerja dapat dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi
pemerintahuntuk:
1. memantaudanmengendalikanpencapaiankinerjaorganisasi;
2. melaporkancapaianrealisasikinerjadalamLaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah;
3. menilaikeberhasilanorganisasi.
Dalampenyusunandokumenpenetapankinerjaagarmemperhatikan:kontrakkinerjaantaraPresiden
denganmenteri,dokumenperencanaanjangkamenengah,dokumenperencanaankinerjatahunan,dan
dokumenpenganggarandanataupelaksanaananggaran.
ContohFormulirPenetapanKinerja
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
42/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP34
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
43/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 35
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
44/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP36
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
45/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 37
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
46/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP38
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
47/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 39
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
48/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP40
D. PENENTUANINDIKATORKINERJAUTAMA(IKU)
Dalam kaitannyadenganpenerapanperjanjian kinerja atau kontrak kinerja ataudokumenpenetapan
kinerja(PK),
yang
perlu
juga
diperhatikan
adalah
penggunaan
IKU
(Indikator
Kinerja
Utama)
yang
menjadiukurankeberhasilanunitunitatauentitasorganisasi tertentu.Ukuranukuranatau indikator
indikator keberhasilan ini (yang merupakan IKU) haruslah termasuk yang diperjanjikan di dalam
dokumenperjanjian kinerja. Selain itujanji tentang pencapaian target kinerjadari IKU tersebut,juga
dapat disertakan indikator output atau outcome yang sangat membantu atau menjelaskan ataupun
melengkapi gambaran keberhasilan yang diungkapkan dengan memakai IKU. Berikut ini dijelaskan
mengenaicarapenyusunanIKUpadamasingmasingdokumenperencanaankinerja.
1. PenentuanIKUpadaPenyusunanRenstra
Pedomanpenyusunandanpelaporanakuntabilitaskinerja instansipemerintahyangdisusunoleh
LAN (Lembaga Administrasi Negara) memuat petunjuk menentukan target pencapaian sasaran
denganmenentukanrencanacapaianindikatorpencapaiansasaran.
Agar perencanaan berbasiskan kinerja menjadi lebih terukur hendaknya di dalam Renstrapun
harus sudah ditentukan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilaninstansiyangbersangkutan.
2. PenentuanIKUpadaPenyusunanRKT
Pada proses penyusunan RKT, penentuan indikator kinerja untuk setiap kegiatan sudah mulai
ditentukan secara rinci.Kegiatankegiatanyangakandilaksanakandan rinciannya (subkegiatan)
terdapat indikatorkinerjaberupakeluarandandicantumkanpula targetcapaiannya.Sedangkan
indikatoryang lebihtinggi,yaituhasildariprogrambeberapa instansitelahmengidentifikasidan
menentukan indikator hasil program tersebut. Akan tetapi, dalam petunjuk PP 21 Tahun 2004
memang tidakadakeharusanuntukmenentukan target capaianpada tahunyangdirencanakan
atashasilprogramini.
Walaupuntidak
ada
kewajiban
dalam
penyusunan
RKA
KL
untuk
menetapkan
target
hasil
program,sebaiknyaindikatorkeberhasilanprogramyangberupahasilprogrammaupunindikator
lainnya sudahditentukan. Perbaikanperbaikan dalamperencanaan terutama pada penyusunan
RKT seharusnya juga menjadi perhatian instansi pemerintah seperti dianjurkan pada buku
pedomanpenyusunandanpelaporanakuntabilitaskinerjainstansipemerintah.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
49/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 41
3. PenentuanIKUpadaPenyusunanPK
Dokumenpenetapankinerja,berdasarkan InpresNomor5Tahun2004harusdisusunolehsetiap
instansipemerintah
sebagai
perwujudan
komitmen
instansi
dalam
mencapai
sasaran
dan
tujuan
yang diinginkan. Indikator kinerja dan targettarget output maupun outcome sudah harus
dicantumkandidalamdokumenini.
Sinergi dan koordinasi antar satuan kerja atau antar unit organisasi sangat penting untuk
mewujudkan hasilhasil program. Pada penyusunan dokumen penetapan kinerja (performance
agreement). yang terpenting adalah pencantuman target hasil (outcome) dan targettarget
keluaran (output). Sedangkan masalah pendanaan dari anggaran dapat diperkirakan dari pagu
anggarankeseluruhanyangditerimainstansi.
lndikator kinerja yang disajikan di dalam dokumen penetapan kinerja (persetujuan kinerja)
hendaknya adalah IKU yang menggambarkan keberhasilan instansi (atau unit organisasi) yang
menyusunnya.Walaupundemikian,indikatorindikatorpenyeimbangdanindikatorindikatoryang
sangatberhubungandenganpencapaiantujuanorganisasijugadapatdisajikan.
E. HUBUNGANLNDIKATORKINERJAUTAMADENGANINDIKATORKINERJAKUNCI
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Pelaksanaan Pemerintahan Daerahmenyebutkan
bahwa
Pemerintah
akan
melakukan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
pemerintahan
di
daerah dengan menilai capaian seperangkat indikator kinerja kunci (IKK) untuk setiap urusan yang
dibebankankepadamasingmasingdaerah.Capaian setiap indikatorkinerjakunciuntuk setiapurusan
tersebut akan menunjukkan seberapa jauh suatu daerah mampu melaksanakan urusan yang
didelegasikanPemerintahkepadasetiapdaerah.
Dengan dilakukannya evaluasi ini, maka setiap daerah akan didorong untuk melaporkan berbagai
capaian kinerja setiap urusan yang dilaksanakannya sesuai dengan indikator kinerja kunci yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Selanjutnya capaian setiap indikator kinerja kunci ini akan dituangkan
dalamberbagai
laporan
pelaksanaan
pemerintahan
daerah
yang
disampaikan
kepada
Pemerintah,
terutamadalamLaporanPelaksanaanPemerintahanDaerah(LPPD).
Dariuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwaantara indikatorkinerjautama (IKU)dan indikatorkinerja
kunci(IKK)bukanmerupakansuatupertentangan,namunlebihkepadafokuspenilaianmanajemen.IKK
ditetapkanolehPemerintahdalamhal inimelaluiKementerianDalamNegeriuntuksetiapurusanyang
dilaksanakan oleh setiap daerah. IKK ini disusun dan ditetapkan Pemerintah berdasarkan standar
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
50/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP42
pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait. Di sisi lain, IKU
disusundanditetapkan sendirioleh setiaporganisasidalam rangkamengukur keberhasilanorganisasi
secaramenyeluruhdalamrangkapelaksanaantugasdan fungsiorganisasi. IKUdisusundanditetapkan
tidakdidasarkan
atas
pelaksanaan
standar
pelayanan
minimal
semata,
namun
dalam
rangka
mengukur
kinerjaorganisasidalamrangkamemberikanpelayananmaksimalkepadamasyarakatdanstakeholder.
F. LATIHANSOAL
Pilihlahjawabanyangpalingtepatdiantaraa,b,c,dand!
1. SistemAKIPatausistemmanajemenberbasiskinerjadiawalidenganpenyusunan.
a. IndikatorKinerja
b. PerencanaanKinerja
c. PerjanjianKinerja
d. AkuntabilitasKinerja
2. Dokumenpenetapankinerjakementerian/lembagadisampaikankepada.
a. Presiden
b. MenpandanReformasiBirokrasi
c. MenteriKeuangan
d. MenteriSekretarisNegara
3. Dalampenetapanmisi,instansipemerintahtidakperlumemperhatikankriteria berikutini.
a. Menjelaskantindakan,produkataupelayananyangditawarkan.
b. Memilikisasarantentangpublikyangakandilayani.
c. Kualitas tindakan, produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkanmasyarakat.
d. Produkyangditawarkanbersifatumum(tidakspesifik).
4. DalamPermenpanNomor29Tahun2010dinyatakanbahwapenyusunanpenetapankinerjaharus
memperhatikan.
a. kontrakkinerjaantaraPresidendenganmenteri
b. dokumenperencanaanjangkamenengah
c. dokumenperencanaankinerjatahunan,dandokumenpenganggarandanataupelaksanaan
anggaran
d. Jawabana,b,dancbenar
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
51/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 43
5. Padadasamya,IndikatorKinerjaUtama(IKU)disusundengantujuan.
a. menjadiukurankeberhasilanunitunitatauentitasorganisasitertentu
b. mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi oleh
organisasidi
masa
yang
akan
datang
c. memberikancitrapositifbagiorganisasikarenasudahmengimplementasikanSAKIP
d. menentukankapabilitaspimpinanorganisasidalammengelolasumberdayaorganisasi
~
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
52/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP44
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
53/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 45
BabIV
PENGUKURANDAN
EVALUASI
KINERJA
IndikatorKeberhasilanSetelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskan
tentangpengukurandanevaluasikinerjainstansipemerintah.
A. PENGUKURANKINERJA
MenurutPedomanPenyusunanPelaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah,pengukurankinerja
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasarandantujuanyangtelahditetapkandalamrangkamewujudkanvisidanmisi instansipemerintah.
Pengukurandimaksudmerupakanhasildarisuatupenilaian(assessment)yangsistematikdandidasarkan
pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikatorindikator masukan, keluaran, hasil,
manfaat,dandampak.
Pengukuran
kinerja
merupakan
suatu
alat
manajemen
yang
digunakan
untuk
meningkatkan
kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Selanjutnya, dikatakan bahwa pengukuran kinerja juga
digunakanuntukmenilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and objectives) dengan elemen kunci
sebagaiberikut.
1. Perencanaandanpenetapantujuan.
2. Pengembanganukuranyangrelevan.
3. Pelaporanformalatashasil.
4. Penggunaaninformasi.
Pengukuran adalah aktivitas pembandingan antara sesuatu dengan alat ukurnya. Oleh karena itu,
instrumen penting dalam pengukuran adalah alat ukurnya sendiri. Alat ukur kinerja adalah ukuran
kinerja (performance measures) ataujika tidak ada alat ukur yang lebih akurat cukup menggunakan
indikator kinerja (performance indicators). Oleh karenanya, kadangkadang istilah ukuran kinerja dan
indikatorkinerjamenjadisinomimyangsangatdekat.
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
54/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP46
Pengukurankinerjadi lingkungan instansipemerintahdilakukansesuaidenganperan,tugasdan fungsi
masingmasing instansi pemerintah, sehingga lebih mengandalkan pada pengukuran keberhasilan
instansipemerintahyangdilakukan secaraberjenjangdari tingkatanunit kerja sampaipada tingkatan
tertinggiorganisasi
suatu
instansi.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
berbagai
indikator
kinerja
di
berbagai
tingkatan. Misalnya indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaan kegiatan.
Denganindikatoritudiharapkanpengelolakegiatan,atasandanpihakluardapatmengukurkeberhasilan
pelaksanaankegiatantersebut.
Untuk mengatasi berbagai kerumitan pengukuran di berbagai tingkatan dan agregasinya untuk
mengambil simpulan, seringkali digunakanbeberapa indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama
(IKU) inidipilihdiantaraberbagai indikatoryangpalingdapatmewakilidanmenggambarkanapayang
diukur.
Pengukuran kinerja di berbagai tingkatan dilakukan dengan mengacu pada dokumen perencanaan
kinerja,penganggarandanperjanjiankinerja.Berbagaitingkatanitumempunyai,tugaspokokdanfungsi
dantanggungjawabmasingmasingyangberbedaantarasatutingkatandengantingkatanyanglain.
Tingkatanentitasakuntabilitasitudapatdikategorikansebagaiberikut:
1. entitasakuntabilitaskinerjasatuankerjaatauEselonIIpadaInstansiPemerintahPusat;
2. entitasakuntabilitaskinerjaunitorganisasiEselonI;
3. entitasakuntabilitas
kinerja
kementerian
negara/lembaga;
4. entitasakuntabilitaskinerjaSKPD;
5. entitasakuntabilitaskinerjaPemerintahProvinsi/Kabupaten/Kota.
Seluruh entitas tersebut wajib menyusun rencana kinerja, melaksanakan kegiatan/program dan
memantau realisasi capaian berbagai indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur terwujudnya
output atau outcome sampai sasaran strategis Kementerian/Lembaga. Oleh karena itu, pengukuran
kinerjajugadilakukanpadasetiaptingkatantersebut,yaitu:
1. pengukurankinerja
hasil
kegiatan
atau
output
untuk
entitas
akuntabilitas
kinerja
satuan
kerja
atau
EselonIIpadaPemerintahPusat;
2. pengukurankinerjahasilprogramatauoutcomeuntukentitasakuntabilitaskinerjaunitorganisasi
EselonI;
3. pengukuran kinerja pencapaian sasasaran strategis K/L untuk entitas akuntabilitas kinerja
kementeriannegara/lembaga;
-
7/27/2019 Modul AIP Ok1
55/70
Akuntabilitas InstansiPemerintah
Pusdiklatwas BPKP 47
4. pengukurankinerjahasilprogramdankegiatanuntukentitasakuntabilitaskinerjaSKPD;
5. pengukurankinerjahasilprogramuntukentitasakuntabilitaskinerjaPemerintahDaerah.
Instrumen pengukuran kinerja dengan menggunakan berbagai formulir pengukuran kinerja dapat
dibedakanpadasetiaptingkatantersebutdiatas.
B. EVALUASIKINERJA
Evaluasiatauanalisisadalahprosesuntukmenguraisuatukondisisehinggadiperolehpemahamanyang
lebihmendalam.Analisismerupakankebalikandarisintesis,yaituprosesuntukmenyatukankondisi,ide,
atauobjekmenjadisesuatuyangbarusecarakeseluruhan.Olehkarena itu,analisiskinerjapalingtidak
dilakukandengan
cara
melakukan
analisis
adanya
beda
kinerja
(performance
gap
analysis),
yaitu
melihat
beda (gap)antarayangsudahdirencanakandengan realisasinyaataukenyataannya. Jika terdapatgap
yang besar, maka perlu diteliti sebabsebabnya berikut berbagai informasi kendala dan hambatan
termasuk usulan tindakantindakan apa yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Keseluruhanhasilanalisiskinerjaselanjutnyadituangkandalampelaporanakuntabilitaskinerja.
Dalamsistemakuntabilitaskinerjainstansipemerintah(SAKIP)analisiskinerjadilakukanterhadapkinerja
instansipemerintahsesuaidenganentitasakuntabilitaskinerjadenganmemanfatkanhasildariaktivitas
pengukurankinerjayangtelahdilakukan.
Olehkarena itu, adalahpentinguntukmengidentifikasientitasyangmelaporkanakuntabilitaskinerja.
AkuntabilitaskinerjaditingkatKementerian/Lembagasudahtentumenyangkuthalhalyanglebihbesar,
lebih penting, dan terkait dengan hasilhasil pembangunan nasional yang bersifat strategis. Jika
dibandingkan dengan laporan akuntabilitas kinerja Unit Kerja Organisasi tingkat Eselon I, maka
akuntabilitaskinerjaditingkatunitkerjaeselonI lebihrincidan lebihoperasional,demikianseterusnya
sampaiketingkatandibawahnya.
PengukurandananalisiskinerjayangdilakukanpadatingkatKementerian/Lembagadisarankanterbatas
pada pencapaian sasaransasaran strategis kementerian/lembaga. Dengan demikian, K/L hanya
melaporkan halhal yangpenting atau strategis saja,dan kemudianhalhal yang lebih rincidan lebih
operasionaldilaporkanunitkerjaeselonIataueselonIIdibawahnya.
Pengukuran kinerja di tingkat unit kerja organisasi eselon I, sebaiknya meliputi pelaporan sasaran
strategis unit kerja tersebut dan juga kin