Modul AIP Ok1

download Modul AIP Ok1

of 70

Transcript of Modul AIP Ok1

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    1/70

    AIP

    KODE MA : 1. 160

    AKUNTABILITAS

    INSTANSI

    PEMERINTAH

    PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

    BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    Edisi Keenam

    DIKLAT PEMBENTUKAN

    AUDITOR ANGGOTA TIM

    2011

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    2/70

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    3/70

    PusatPendidikandanPelatihanPengawasan

    Akuntabilitas Instansi Pemerintah

    PUSATPENDIDIKANDANPELATIHANPENGAWASAN

    BADANPENGAWASANKEUANGANDANPEMBANGUNAN

    2011

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    4/70

    AkuntabilitasInstansiPemerintah

    DikeluarkanolehPusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP

    dalamrangkaDiklatSertifikasiJFATingkatPembentukanAuditorAnggotaTim

    EdisiPertama : Tahun1998

    EdisiKedua(RevisiPertama) : Tahun2000

    EdisiKetiga(RevisiKedua) : Tahun2002

    EdisiKeempat(RevisiKetiga) : Tahun2003

    EdisiKelima(RevisiKeempat) : Tahun2007

    EdisiKeenam(RevisiKelima) : Tahun2011

    Perevisi : Wakhyudi,Ak.,M.Comm

    Pereviu : LindaEllenTheresia,S.E.,Ak., M.B.A

    Editor : DaissyErdianthy,S.E.,Ak.,M.Ak.

    ISBN 979-3873-00-0

    PusdiklatwasBPKP

    Jl.BeringinII,Pandansari,Ciawi,Bogor16720

    Telp.(0251)8249001 8249003

    Fax.(0251)8248986 8248987

    Email :[email protected]

    Website :http://pusdiklatwas.bpkp.go.id

    eLearning :http://lms.bpkp.go.id

    Dilarangkerasmengutip,menjiplak,ataumenggandakansebagianatauseluruhisimodulini,sertamemperjualbelikantanpaizintertulisdari

    PusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    5/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP i

    KATAPENGANTAR

    Komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta bebas

    Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada berbagai aspek pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

    pembangunandituangkandalamUndangUndangNo.28Tahun1999tentangPenyelenggaraanNegara

    yangBersihdanBebasdariKKN.Komitmen ini sudahmenjadi agenda yangharusdilaksanakan guna

    tercapainya transparansi dan akuntabilitas publik, tidak terkecuali komitmen APIP untuk selalu

    meningkatkanperansertanyadalammewujudkanpemerintahanyangbaik.

    Untukmenjagatingkatprofesionalismeaparatpengawasan,salahsatumedianyaadalahpendidikandan

    pelatihan (diklat) Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang bertujuan untuk meningkatkan

    pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap/perilaku auditor pada tingkat kompetensi tertentu

    sesuai

    dengan

    perannya.

    Guna mencapai tujuan di atas, sarana diklat berupa modul dan bahan ajar disajikan dengan sebaik

    mungkin.Evaluasi terhadapmoduldilakukan secara terusmenerusuntukmenilai relevansi substansi

    modul terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, oleh karena itu modul ini ditujukan untuk

    memutakhirkansubstansimodulagarsesuaidenganperkembanganprofesiauditor,dandapatmenjadi

    referensiyanglebihbergunabagiparapesertadiklatsertifikasiJFA.

    Akhirnyakamimengucapkanterimakasihkepadasemuapihakyangtelahmemberikankontribusiatas

    terwujudnyamodulini.

    Ciawi, Desember 2011

    KepalaPusdiklatPengawasanBPKP

    MeidyahIndreswari,S.E.,Ak.,M.Sc.,Ph.D.,CKM

    NIP195705021984032001

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    6/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKPii

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    7/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP iii

    DAFTARISI

    KATAPENGANTAR

    ..................................................................................................................

    i

    DAFTARISI .............................................................................................................................. iii

    BABI PENDAHULUAN................................................................................................ 1

    A. LatarBelakangdanIstilahPenting................................................................ 1

    B. KompetensiDasardanIndikatorKeberhasilan............................................. 4

    C. UraianSingkatIsiModul................................................................................ 5

    D. MetodePembelajaran................................................................................... 5

    BABII GOODGOVERNANCEDANAKUNTABILITAS...................................................... 7A. Revolusi

    Manajemen

    Sektor

    Publik

    ...............................................................

    7B. PergeseranParadigmadariNPMkeGovernance......................................... 8

    C. KarakteristikGoodGovernance..................................................................... 9

    D. KonsepAkuntabilitas .................................................................................... 11

    E. KebijakanAkuntabilitasdiIndonesia............................................................. 13

    F. LatihanSoal................................................................................................... 16

    BABIII PERENCANAANKINERJA .................................................................................. 19

    A. PerencanaanStrategis................................................................................... 21

    B. PerencanaanKinerjaTahunan....................................................................... 28

    C. PenetapanKinerja/PerjanjianKinerja(KontrakKinerja)............................... 33

    D. PenentuanIndikator

    Kinerja

    Utama

    (IKU)

    ....................................................

    40

    E. HubunganIndikatorKinerjaUtamadenganIndikatorKinerjaKunci ........... 41

    F. LatihanSoal................................................................................................... 42

    BABIV PENGUKURANDANEVALUASIKINERJA ........................................................... 45

    A. PengukuranKinerja....................................................................................... 45

    B. EvaluasiKinerja ............................................................................................. 47

    C. LatihanSoal................................................................................................... 53

    BABV LAPORANAKUNTABILITASKINERJAINSTANSIPEMERINTAH(LAKIP)................ 55

    A. PrinsipPrinsipPenyusunanLAKIP ................................................................ 55

    B. KewajibanPenyusunan

    LAKIP

    .......................................................................

    56

    C. LatihanSoal................................................................................................... 57

    DAFTARPUSTAKA............................................................................................................ 59

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    8/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKPiv

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    9/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 1

    BabI

    PENDAHULUAN

    A. LATARBELAKANGDANISTILAHPENTING

    Sejak diterbitkannya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

    instansi pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta

    kewenangan pengelolaan sumber dayanya dengan menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi

    pemerintah(LAKIP).DalamrangkapenerapanUndangUndangNomor17Tahun2003tentangKeuangan

    Negaradan

    berbagai

    peraturan

    pelaksanaannya,

    pelaporan

    keuangan

    dan

    kinerja

    di

    lingkungan

    instansi

    pemerintahjugamerupakanbagianyangpentinggunameningkatkanakuntabilitasdankinerjabirokrasi

    pemerintahan.

    Penyusunan LAKIP merupakan salah satu unsur penting dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (SAKIP). Samahalnyadengan fungsimanajemenpadaumumnya, SAKIPmeliputi kegiatan

    perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Untuk dapat

    mengembangkan SAKIP dengan baik pada instansi pemerintah diperlukan adanya komitmen dan

    kesungguhanuntukmengikutiketentuanyangsudahditetapkan.

    Dalammodul ini terdapatbeberapa istilah yang sangat erat kaitannyadenganpengembangan SAKIP.

    Untuk memudahkan peserta diklat dalam mempelajari dan memahami modul ini, berikut disajikan

    beberapaistilahpentingyaitusebagaiberikut:

    1. Instansi Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menurut

    peraturanperundangundanganyangberlakuterdiridari:Kementerian,LembagaPemerintahNon

    Kementerian,KesekretariatanLembagaTinggiNegara,MarkasBesarTNI (meliputi:MarkasBesar

    TNIAngkatanDarat,AngkatanUdara,danAngkatanLaut),KepolisianRepublik Indonesia,Kantor

    Perwakilan Pemerintah RI di Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Perangkat Pemerintahan Provinsi,

    PerangkatPemerintahanKabupaten/Kota,danlembaga/badanlainnyayangdibiayaidarianggaran

    negara.

    2. Akuntabilitasadalahkewajibanuntukmenyampaikanpertanggungjawabanatauuntukmenjawab

    dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu

    organisasikepadapihakyangmemilikihakatauberkewenanganuntukmemintaketeranganatau

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    10/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP2

    pertanggungjawaban.

    3. Kinerjainstansipemerintahadalahgambaranmengenaitingkatpencapaiansasaranataupun

    tujuaninstansi

    pemerintah

    sebagai

    penjabaran

    dari

    visi,

    misi,

    dan

    strategi

    instansi

    pemerintah

    yangmengindikasikan tingkat keberhasilandan kegagalanpelaksanaan kegiatankegiatan sesuai

    denganprogramdankebijakanyangditetapkan.

    4. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

    mempertanggungjawabkankeberhasilan/kegagalanpelaksanaanprogramdankegiatanyangtelah

    diamanatkanparapemangkukepentingandalamrangkamencapaimisiorganisasisecaraterukur

    dengansasaran/targetkinerjayang telahditetapkanmelalui laporankinerja instansipemerintah

    yangdisusunsecaraperiodik.

    5. SistemAkuntabilitasKinerja InstansiPemerintah(SAKIP)adalahrangkaianprosesyangsistematis

    dariberbagaikomponen,alat,danproseduryangdirancanguntukmencapai tujuanmanajemen

    kinerja, yaitu perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran, pengumpulan data,

    pengklasifikasian,pengikhtisaran,danpelaporankinerjapada instansipemerintah,dalam rangka

    pertanggungjawabandanpeningkatankinerjainstansipemerintah.

    6. PerencanaanStrategis,adalahsuatuprosesyangberorientasipadahasilyangingindicapaiselama

    kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan

    dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

    Prosesinimenghasilkansuaturencanastrategisinstansipemerintah,yangsetidaknyamemuatvisi,

    misi, tujuan, sasaran, strategi,kebijakan,danprogram sertaukurankeberhasilandankegagalan

    dalampelaksanaannya.

    7. PerencanaanKinerjaadalahprosespenetapankegiatantahunandanindikatorkinerjaberdasarkan

    program,kebijakandansasaranyangtelahditetapkandalamrencanastrategis.Hasildariproses

    iniberuparencanakinerjatahunan(RKT).

    8. PengukuranKinerjaadalahproseskegiatanyangsistematisdanberkesinambunganuntukmenilai

    keberhasilandan

    kegagalan

    pelaksanaan

    kegiatan

    sesuai

    dengan

    program,

    kebijakan,

    sasaran

    dan

    tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah.

    Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan

    gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya,

    dilakukanpulaanalisisakuntabilitaskinerjayangmenggambarkanketerkaitanpencapaiankinerja

    kegiatandenganprogramdankebijakandalamrangkamewujudkansasaran,tujuan,visi,danmisi

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    11/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 3

    sebagaimanaditetapkandalamrencanastrategis.

    9. Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan akuntabilitas kinerja

    kementerian,lembaga,

    pemerintah

    daerah,

    instansi

    pemerintah

    di

    berbagai

    tingkatan,

    dan

    institusiyangmenggunakansertamengelolasumberdayanegara,yangdisusundandisampaikan

    secarasistematikdanmelembaga.

    10. LaporanAkuntabilitasKinerjaadalahlaporankinerjatahunan.Laporanakuntabilitaslazimnyajuga

    dimaksudkansebagai laporankinerja. Jadi, laporanakuntabilitaskinerjasamadenganLAKIPdan

    LAKIPpadadasarnyasamadenganlaporankinerjatahunan.

    11. Entitas Akuntabilitas Kinerja adalah unit instansi pemerintah yang melakukan pencatatan,

    pengolahan,pengikhtisaran,danpelaporandatakinerja.

    12. LaporanakuntabilitaskinerjaK/Ladalahdokumenyangberisigambaranperwujudanakuntabilitas

    kinerjakementerian/lembaga.

    13. Laporanakuntabilitaskinerjaunitorganisasiadalahdokumenyangberisigambaranperwujudan

    akuntabilitaskinerjaunitorganisasieselon1.

    14. Laporan akuntabilitas kinerja unit kerja mandiri adalah dokumen yang berisi gambaran

    perwujudan akuntabilitas kinerja pada unit kerja yangmengelola anggaran tersendiri dan/atau

    unityang

    ditentukan

    oleh

    pimpinan

    instansi

    masing

    masing.

    15. Laporan akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi/kabupaten/kota adalah dokumen yang berisi

    gambaranperwujudanakuntabilitaskinerjapemerintahprovinsi/kabupaten/kota.

    16. LaporanakuntabilitaskinerjaSatuanKerjaPerangkatDaerah (SKPD)adalahdokumenyangberisi

    gambaranperwujudanakuntabilitaskinerjaSatuanKerjaPerangkatDaerah.

    17. Hasil (outcome)adalah segala sesuatuyangmencerminkanberfungsinyakeluarandarikegiatan

    kegiatandalamsatuprogram.

    18. IndikatorKinerjaadalahukurankeberhasilanyangakandicapaidariprogramdankegiatanyang

    telahdirencanakanatausasaranyangakandicapai.

    19. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja

    sebagaibagiandaripencapaiansasaranterukurpadasuatuprogramdanterdiridarisekumpulan

    tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    12/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP4

    modal termasukperalatandan teknologi,dana,ataukombinasidaribeberapaatau semuajenis

    sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam

    bentukbarang/jasa.

    20. Keluaran(output)adalahbarangataujasayangdihasilkanolehkegiatanyangdilaksanakanuntuk

    mendukungpencapaiansasarandantujuanprogramdankebijakan.

    21. Kinerjaadalahkeluaran/hasildarikegiatan/programyanghendakatautelahdicapaisehubungan

    denganpenggunaananggarandengankuantitasdankualitasterukur.Kinerjajugadapatdiartikan

    sebagaiunjukkerjadanhasilkerja.

    22. Perjanjiankinerjaadalah lembar/dokumenyangberisikanpenugasandaripimpinan instansiyang

    lebih tinggi kepadapimpinan instansi yang lebih rendahuntukmelaksanakanprogram/kegiatan

    yang disertai dengan targettarget kinerja yang digambarkan dengan capaian suatu indikator

    kinerja.

    23. Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga dalam bentuk upaya yang

    berisisatuataubeberapakegiatandenganmenggunakansumberdayayangdisediakan.

    B. KOMPETENSIDASARDANINDIKATORKEBERHASILAN

    1. KompetensiDasar

    Peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) memahami konsep akuntabilitas kinerja instansi

    pemerintah sebagai salah satu langkah stratejikdalammewujudkan kepemerintahan yang baik

    (good governance). Hal ini selaras dengan pengertian internal auditing untuk memberikan

    keyakinan yang memadai danjaminan kualitas terhadap berfungsinya unsurunsur manajemen

    risiko,sistempengendalian,danprosestatakelola(governance)padainstansiauditan.

    2. IndikatorKeberhasilan

    Pesertadiklat

    mampu

    menjelaskan

    konsep

    akuntabilitas,

    perencanaan

    stratejik,

    perencanaan

    kinerja,penetapan kinerja,pengukuran kinerja,evaluasi/analisis kinerja,danpelaporan kinerja

    instansipemerintahsebagaimediapertanggungjawaban instansipemerintahdalammenjalankan

    tugaspokokdanfungsinya.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    13/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 5

    C. URAIANSINGKATISIMODUL

    Modul inimenguraikan tentang gambaran umum, pengertian/definisi akuntabilitas, keterkaitan

    antaraakuntabilitas

    dengan

    good

    governance,

    proses

    penyusunan

    perencanaan

    kinerja

    yang

    terdiri atasperencanaan stratejik,perencanaan kinerja tahunan,danpenetapan kinerja,proses

    pengukuran kinerja, proses pengevaluasian/penganalisisan kinerja, serta pemahaman tentang

    pelaporankinerjainstansipemerintah.

    D. METODEPEMBELAJARAN

    Pembelajaranmodulinidilakukandenganmenggunakanmetodesebagaiberikut.

    1. TatapMuka

    Dalam sesi tatapmuka, instruktur menjelaskan substansi yang berkaitan dengan materi sesuai

    dengan modul disertai contohcontoh nyata dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran

    dilakukansecarainteraktifdengansistemkomunikasidua arah(twowayscommunication)antara

    instruktur dengan peserta diklat. Proses pembelajaran dua arah tersebut diharapkan dapat

    menciptakan suasana kelas yang dinamis dan dapat memotivasi peserta diklat untuk saling

    bertukar pengalaman sesuai dengan latar belakang masingmasing. Agar proses pembelajaran

    dapatberlangsungsecaraefektifdanefisien,makaparapesertadiklatperlumenyadaripentingnya

    mempelajarimodul

    ini

    dan

    mempersiapkan

    komentar,

    pertanyaan,

    saran,

    atau

    studi

    kasus

    yang

    relevandenganisimodulinisebelumprosespembelajarandidalamkelasdilaksanakan.

    2. DiskusidanLatihanSoal

    Diskusi dan latihan soal sangat dianjurkan untuk lebih meningkatkan pemahaman peserta

    terhadap isi modul ini. Pada sesi diskusi, instruktur berperan sebagai fasilitator dengan

    memberikankesempatankepadaparapesertadiklatuntukbertanya,memberikanpendapatatau

    saran, dan berdiskusi mengenai substansi yang berkaitan dengan akuntabilitas instansi

    pemerintah.Pada

    akhir

    sesi

    diskusi,

    instruktur

    menyimpulkan

    hasil

    pemikiran

    para

    peserta

    menjadi suatu simpulanpemikiranhasildiskusi yang lengkapdanbulat. Sedangkan latihan soal

    bermanfaatuntukmemberikangambarankepadapesertadiklatmengenaijenisdantipesoalyang

    terdapat pada akhir setiap bab dan soalsoal yang pernah diujikan pada periode sebelumnya.

    Latihansoal inidiharapkandapatmembantupesertadiklatuntuk lebihmengenalsoalsoalyang

    akandikerjakanpadasaatujian.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    14/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP6

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    15/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 7

    BabII

    GOODGOVERNANCEDANAKUNTABILITASIndikatorKeberhasilan

    Setelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskanmengenai

    konsepgoodgovernancedanakuntabilitaspadainstansipemerintah.

    A. REVOLUSIMANAJEMENSEKTORPUBLIK

    Seiring dengan meningkatnya peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan,

    manajemen sektorpublik telahmengalamiperubahanyangcukup signifikan.Hal iniantara laindipicu

    olehpemikiranOsbornedanGaeblerdalambukunyaReinventingGovernment(1992)ataupemerintahan

    wirausaha. Perubahan tersebut pada dasarnya diarahkan pada penciptaan manajemen publik yang

    handaldanmempertajamsertameningkatkankualitaspenyelenggaraanadministrasipublik.Konsepdan

    sistemadministrasipublikyangkaku, struktural/hirarkis,danbirokratis telahditinggalkandan sebagai

    gantinya telahdikembangkan suatukonsepmanajemenpublik yang fleksibeldanberorientasi kepada

    pasar.Dalamparadigmamanajemensektorpublikyangbaru,birokrasipemerintahdibuatseefisiendan

    seefektifmungkinsehinggamerekadapatbergerakfleksibeldalammengikutituntutanmasyarakatdan

    perubahan lingkungan. Paradigma baru ini dianggap sebagai solusi atas berbagai label negatif yang

    melekat pada sektor publik yaitu dengan mengacu pada kaidahkaidah terhadap new public

    management(NPM).

    Perubahaninibukanperubahansederhanadalammanagementstyleadministrasipublik.Akantetapi,

    perubahan ini merupakan perubahan peranan pemerintah dalam masyarakat dan hubungan antara

    pemerintahdenganmasyarakatnya.Paradigmabaru inimerupakan tantangan langsung atasberbagai

    fungsiprinsip administrasipublik yang telahdiyakini sebagaiparadigma terpenting selamahampir20

    abad.Dalamparadigmabaru,birokratdanpemerintahbukanlahsatusatunyaproviderbarangdanjasa

    masyarakat. Perspektif ini menempatkan organisasi swasta sebagai mitra pemerintah untuk

    menyediakan berbagai kebutuhan publik. Pemerintah berperan dalam memfasilitasi kebutuhan

    masyarakatnyamelaluisubsidi,pengaturanperundangundangandanpengaturankontrak.Keterbukaan

    pemerintahjugaditekankandalamparadigmabaru ini,yangditunjukkandengandiadopsinyaberbagai

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    16/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP8

    prinsip dan sistem manajemen sektor swasta ke dalam sektor publik untuk memperbaiki kinerja

    birokrasi.

    Dalammekanisme

    dan

    pola

    hubungan

    ini

    akuntabilitas

    yang

    ada

    tidak

    hanya

    mengalir

    dari

    bawah

    ke

    atas,dalamartipegawaisecarahirarkismempertanggungjawabkankegiatanyangdilakukannyakepada

    pejabatdiatasnya,namunpertanggungjawabanjugadilakukankepadapihak luar(eksternal)organisasi

    publik(misalnyamasyarakatataupunkepadasektorswasta).

    B. PERGESERANPARADIGMANEWPUBLICMANAGEMENTKEGOVERNANCEOrientasi privatisasi yang terdapat pada new public management tidak berarti bahwa peran

    pemerintahberkurang.Peranpemerintah ini tetap terwujuddengan munculnyaperananpengaturan

    (regulations)terhadap

    keterlibatan

    sektor

    swasta

    dan

    juga

    dengan

    me

    manage

    respon

    yang

    efektif

    terhadaptuntuntansosialdanekonomimasyarakat.WorldBank(1997)menyebutkanbahwameskipun

    terjadikecenderunganprivatisasiterhadapberbagaikegiatanpemerintah,hal initidakberartibahwa

    peran pemerintah menjadi berkurang. Peran pemerintah masih sangat penting/dominan dalam

    manajemenpembangunan.Peranpemerintahmungkinakanberkurangdalam memberikanarahandan

    petunjukdaripusatpemerintahan.Akan tetapi,pemerintahmasih tetapbertanggungjawab terhadap

    perancangandanpelaksanaankebijakanpublik,terutamayangberkaitandengantransformasiekonomi,

    pengurangan kemiskinan, peningkatan kinerja sektor pertanian, ketenagakerjaan, fasilitas sosial dan

    umum,sertapengelolaanlingkunganhidup.

    Hal lain yangmendukungbahwaperanpemerintahmasih sangatdibutuhkandalampelayananpublik

    adalahkenyataanbahwaprinsipekonomidanefisiensitidakselaudapatditerapkanpadasemuaaktivitas

    pemerintah (misalnya fasilitas sosial dan fasilitas umum). Pemerintahan yang modern tidak hanya

    mencakup efisiensi dan peningkatan keekonomisan, tetapi juga merupakan hubungan akuntabilitas

    antaranegaradenganwarganegara,dimanawarganegaratidakdiberlakukanhanyasebagaikonsumen

    tapijuga sebagaiwargaNegarayangmemilikihakuntukmendapatkanjaminanataskebutuhandasar

    dan menuntut pemerintah untuk bertanggungjawab atas berbagai kebijakan yang dilakukan. Hal ini

    merupakan perubahan pandangan dalam manajemen publik dari penekanan pada hubungan antara

    negaradengan

    pasar

    ke

    hubungan

    antara

    negara

    dengan

    warga

    negaranya.

    Pandangan

    ini

    dikenal

    dengangovernance.GovernanceataukepemerintahandiartikanolehUNDPsebagai:

    theexerciseofpolitical,economicandadministrativeauthorityinthemanagementofa

    countrysaffairsatalllevelcomprisesthecomplexmechanisms,processesand institutions

    throughwhichcitizensandgroupsarticulate their interests,mediate theirdifferencesand

    exerciselegalrightsandobligations(UNDP,1995).

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    17/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 9

    Dengankatalain,governancemeliputiberbagaikewenanganbaikyangmenyangkutkewenanganpolitik,

    ekonomi,dan administrasiberinteraksi satudengan lainnya.Hubungan inimencakuphubungan yang

    komplekantarberbagaikewenangandalamsemualevelpemerintahandalambentukmekanisme,proses

    danpembentukan

    institusi

    dimana

    masyarakat

    dan

    kelompok

    masyarakat

    dapat

    menyampaikan

    keinginan,mengaturberbagaiperbedaan,danjugamendapatkanjaminanhukum(danpengaturannya).

    Konsep ini lebih luasdari fungsidankapasitas sektorpublik,akan tetapikonsep iniberkaitandengan

    manajemen proses pembangunan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hubungan

    semua pihak ini bukan merupakan kerangka kegiatan yang terpisah melainkan dalam kerangka

    keterpaduandankerjasamayangharmonisuntukpencapaiantujuandankepentinganbersama.Tujuan

    interaksisosialpolitikekonomidalampengertianiniadalahtercapainyasuatukeseimbangandansinergi

    dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan masingmasing institusi dalam satu keselarasan dan

    keseimbangan.

    C. KARAKTERISTIKGOODGOVERNANCEDalam rangka mengembangkan strategi yang lebih implementatif, terdapat banyak karakteristik dan

    prinsiptentangGG.SalahsatuyangmenjaditonggakpentingadalahkarakteristikGGyangdirumuskan

    padadeklarasiManila,yaitutransparan,akuntabel,adil,wajar,demokratis,partisipatif,danresponsive.

    Masingmasingkarakteristikdijelaskanlebihlanjutsebagaiberikut:

    1.

    Transparan

    mengindikasikan

    adanya

    adanya

    kebebasan

    dan

    kemudahan

    didalam

    memperoleh

    informasiyangakuratdanmemadaibagimerekayangmemerlukan. Informatif,mutakhir,dapat

    diandalkan,mudahdiperolehdandimengertiadalahbeberapaparameteryangdigunakanuntuk

    mengecekkeberhasilantranparansi.

    2. Akuntabel dimana semua pihak (baik pemerintah, swasta dan masyarakat) harus mampu

    memberikan pertanggungjawaban atas mandat yang diberikan kepadanya (stakeholdersnya).

    Secaraumumorganisasiatau institusiharusakuntabelkepadamerekayangterpengaruhdengan

    keputusanatauaktivitasyangmerekalakukan.

    3. Adildalamartiterdapatjaminanbagimasyarakatuntukmendapatkanpelayanandankesempatan

    yang samadalammenjalankankehidupannya.Sifatadil inidiperolehdariaspekekonomi, sosial

    danpolitik.Adil inijugaberarti terdapatjaminanakankesejahteraanmasyarakatdimanasemua

    masyarakat merasa bahwa mereka memiliki hak dan tidak merasa diasingkan dari kehidupan

    masyarakat.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    18/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP10

    4. Wajar dalam artijaminan atas pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

    (standar). Hal ini mensyaratkan bahwa semua kelompok, terutama kelompok yang lemah,

    memilikikesempatanuntukmeningkatkankesejahteraannya.Untukalasanini,dalammemberikan

    pelayanankepada

    masyarakat

    pemerintah

    harus

    menyediakan

    standar

    pelayanan

    untuk

    menjamin

    kesamaan(fair)dankonsistensipelayanan.

    5. Demokratis dalam arti terdapat jaminan kebebasan bagi setiap individu untuk

    berpendapat/mengeluarkan pendapat serta ikut dalam kegiatan pemilihan umum yang bebas,

    langsung,danjujur.

    6. Partisipatifdalam arti terdapatjaminan kesamaanhakbagi setiap individudalampengambilan

    keputusan (baiksecara langsungmaupunmelalui lembagaperwakilan).Dalamkaitannyadengan

    partisipasiini,

    terdapat

    tuntutan

    agar

    pemerintah

    meningkatkan

    fungsi

    kontrol

    terhadap

    manajemenpemerintahdanpembangunandenganmelibatkanorganisasinonpemerintah.Peran

    organisasinonpemerintahsangatpentingdalamkonteksinikarenadiyakiniorganisasiinimemiliki

    kontakyang lebihbaikdenganmasyarakatmiskin,memilikihubunganyangbaikdengandaerah

    pedalamandanpedesaan,mampumenyediakanmetodealternatifpelayananpublikdenganharga

    yang murah dan sebagai mediator dalam menyampaikan berbagai pandangan dan kebutuhan

    masyarakat.

    7. Tanggap/peka/responsif yang berarti bahwa dalam melaksanakan kepemerintahan semua

    institusidan

    proses

    yang

    dilaksanakan

    pemerintah

    harus

    melayani

    semua

    stakeholders

    secara

    tepat,baikdandalamwaktuyangtepat(tanggapterhadapkemauanmasyarakat).

    Berdasarkankonsepdiatas,dapatdilihatbahwagoodgovernancemempunyaitujuanyang lebihbesar

    darisekedarmanajemenyangefisiendanpenggunaansumberdayayangekonomis.Goodgovernance

    adalah strategi untuk menciptakan institusi masyarakat yang kuat, dan juga untuk membuat

    pemerintah/publiksektorsemakinterbuka,responsif,akuntabledandemokratis.Disampingitu,konsep

    good governance jika dikembangkan akan menciptakan modern governance (baik good national

    governance maupun good local governance) yang handal yang tidak hanya menekankan aktivitasnya

    dalamkerangka

    efisiensi

    tetapi

    juga

    akuntabilitasnya

    di

    mata

    publik.

    Yang

    tidak

    kalah

    pentingnya,

    penerapan good governance sangat berperan dalam pencegahan dan pemberantasan praktikpraktik

    KKN.Haliniberartibahwadenganadanyagoodgovernancemakapenyalahgunaanfasilitaspublikuntuk

    kepentinganpribadidapatdihindarkansemaksimalmungkin.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    19/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 11

    D. KONSEPAKUNTABILITAS

    Goodgovernancetidakhanyaterkaitdenganefisiensi,tapijugaberkaitandenganakuntabilitasberbagai

    penyelenggaraankepentingan

    publik

    kepada

    stakeholder

    nya.

    Ide

    dasar

    dari

    akuntabilitas

    adalah

    kemampuanseseorangatauorganisasiataupenerimaamanatuntukmemberikanjawabankepadapihak

    yangmemberikanamanatataumandat tersebut.Semuaunitorganisasi,apakahdipilihatauditunjuk,

    dikatakan akuntabel ketika mereka mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan semua

    tindakan/kegiatan yangmereka lakukan,danmenerima sanksiuntuk tindakan yang tidak layak (tidak

    dapatdipertanggungjawabkan).

    Konsepdanaplikasiakuntabilitas sebenarnya sudahadanamun seiringdenganperubahan lingkungan

    tuntutan akuntabilitas menjadi semakin besar. Secara garis besar terdapat 4 model akuntabilitas.

    Perkembanganmodel

    ini

    lebih

    banyak

    dipengaruhi

    karena

    perubahan

    tuntutan

    dan

    kebutuhan

    masyarakat.

    1. ModelTradisionalWestminster

    Modelinimenyebutkanbahwagarispertanggungjawabanakuntabilitasadalahdaribawahkeatas

    (hierakhis), dan garis kewenangan (otoritas) dari atas ke bawah atau akuntabilitas ministerial.

    Model akuntabilitas ini sesuai dengan konsep birokrasi yang diterapkan oleh Weber sehingga

    disebutjugasebagaiadministrativeaccountability.Dalamkonsep ini,setiap individumemberikan

    pertanggungjawaban

    terhadap

    suatu

    tugas

    spesifik

    yang

    diberikan

    kepadanya

    kepada

    atasannya

    secarahirarkis.Halinidilakukansebagaibentukkontrolatasanterhadapkinerjabawahan.

    ModelTradisionalWestminstermemilikibeberapakelemahan,yaitu:

    a. Ide pertanggungjawaban yangmenekankan pada penjelasandanpembenaran atas suatu

    tindakandianggaptidakcukupdigunakanuntuk melihatkinerjasuatutindakan.

    b. Hubungandalampertanggungjawabanyangbersifatinterpersonal.

    c. Kontrolyangbersifattopdown.

    2. Modeltradisionalyangdikembangkan(upward,inwarddanoutward)Model ini merupakanjawaban terhadap adanya beberapa kelemahan dalam model tradisional

    Westminster. Dengan berbagai kelemahan tersebut dan tuntutan global terhadap transparansi

    dan kejujuran organisasi pemerintah, maka dikembangkan konsep pertanggungjawaban

    akuntabilitasyangtidakhanyadaribawahkeatas,tetapijugabersifatkedalam(perorangan)dan

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    20/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP12

    ke luar (masyarakat). Untuk mendukung akuntabilitas internal dan eksternal ini, pendukung

    konsep ini menyarankan diciptakannya berbagai mekanisme dan sistem akuntabilitas seperti

    pengembanganjaminankebebasanmendapatkan informasidanpembentukanberbagai lembaga

    independenyang

    bertujuan

    untuk

    mengontrol

    kinerja

    sektor

    publik

    seperti

    ombudsman

    dan

    lembagaperadilanyangkuat.

    a. ModelStone

    Dalammodelinipertanggungjawaban/akuntabilitasdibagidalam5kategori,yaitu:

    1) KontroldariParlemen(DPR);

    2) Managerialism;

    3) Pengadilan/Lembagasemi

    peradilan;

    4) PerwakilanMasyarakat;

    5) Pasar(konsumenpengusaha).

    b. ModelJaringanKerja(JaringanyangKompleks)

    Para pihak yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu jaringan kerja yang

    kompleks dan saling memberikan kontribusi dan informasi. Model ini menekankan pada

    polahubunganyangterjalindalamsuatukerjasama.Dalamsuatusistemkerjasama,semua

    pihakyang

    terkait

    saling

    melakukan

    komunikasi,

    pemberian

    informasi

    dan

    hubungan

    kerja

    yangsalingmelengkapiuntukmencapaitujuandarijaringankerjayangdibuat.

    Selain model akuntabilitas yang menekankan pada cara dan institusi pendukung dalam pelaksanaan

    akuntabilitas, terdapat faktor lain yang penting, yaitu mekanisme akuntablitas. Pengembangan

    mekanismeakuntabilitasdiarahkanuntukmeningkatkan:

    1. kejelasantugasdanperan,

    2. hasilakhiryangspesifik,

    3. prosesyang

    transparan,

    4. ukurankeberhasilankinerja,

    5. konsultasidaninspeksipublik.

    Mekanismeakuntabilitasjugameliputibeberapaaspek,yaitusiapayangharusmelakukanakuntabilitas,

    kepada siapa akuntabilitas ini dilakukan, untuk apa akuntabilitas dilakukan, dan bagaimana proses

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    21/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 13

    akuntabilitas dilaksanakan.Mekanisme akuntabilitas ini sangat bervariasi dan sangat ditentukan oleh

    keputusan atau aktivitas yang dilakukan suatu organisasi mengikat organisasi secara internal atau

    mengikatsecaraeksternal.

    Kepada siapa kita harus bertanggungjawab, tergantung pada siapa yang memberi kita mandat dan

    seberapa besar berbagai tindakan yang kita lakukan mempengaruhi orang lain. Pertanggungjawaban

    dapatdiberikankepadamasyarakat(pelanggan),pemerintahpusatdandaerah(termasukdalamhal ini

    Presiden, Menteri, Bupati, Walikota, Gubernur, Pejabat Struktural dalam Birokrasi Pemerintah),

    organisasikemasyarakatan/NGOs,organisasipemerintah lainnyamisalnyaBUMN,dan lembagapenilai

    organisasipublikyangdiaturdalamundangundang.

    Mulgan, Richard (2003) dalam bukunya Holding Power toAccount, membuat matriks mekanisme

    akuntabilitaspemerintah.

    Contoh

    dari

    matriks

    yang

    dikembangkan

    adalah

    sebagai

    berikut:

    E. KEBIJAKANAKUNTABILITASDIINDONESIA

    Pengembangan kebijakan akuntabilitas di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh dua hal penting,

    yaitu:pertama,adanyatuntutan internal(masyarakatIndonesia)antaralainagarsektorpubliksemakin

    transparandanmampumempertanggungjawabkanatasberbagaikebijakandantindakanyangdilakukan

    yangditujukanuntukmenyelesaikandanmemenuhituntutanpublik.Kedua,adalahtuntutanperubahan

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    22/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP14

    dalam lingkunganglobaldalamhalmanajemensektorpublikmisalnya tuntutanGoodGovernancedan

    PerformanceManagement.

    Kebijakanakuntabilitas

    di

    Indonesia

    dimulai

    sejak

    dikeluarkannya

    TAP

    MPR

    RI

    Nomor

    XI/MPR/1998

    dan

    danUUNo.28/1999tentangPenyelenggaraanNegaraYangBersihdanBebasdariKKN.DalamUUNo.

    28/1999disebutkanbahwaazaspenyelenggaraankepemerintahanyangbaikmeliputi:

    1. AzasKepastianHukum.

    2. AzasTertibPenyelenggaraanNegara.

    3. AzasKepentinganUmum.

    4. AzasKeterbukaan.

    5.

    Azas

    Proporsionalitas.

    6. AzasProfesionalistas.

    7. AzasAkuntabilitas.

    Azas akuntabilitasdi sinidiartikanbahwa setiap kegiatandanhasil akhirdari kegiatanpenyelenggara

    negaraharusdapatdipertanggungjawabkankepadamasyarakatsebagaipemegangkedaulatantertinggi

    negarasesuaidenganketentuanperundangundanganyangberlaku.

    SistemAKIPpadadasarnyaharusdapatmenggambarkankinerja instansipemerintahyangsebenarnya,

    secarajelas

    (berdasar

    data

    yang

    tepat

    dan

    akurat)

    dan

    transparan

    kepada

    publik

    (pemberi

    amanah),

    dan

    pihakpihak yang berkepentingan/stakeholders, mengenai kemampuan (keberhasilan atau kegagalan)

    setiap pimpinan instansi pemerintah/unit kerja dalam melaksanakan misi, tugas pokok, fungsi, dan

    kewenangannya.Semuanyaitudiarahkanpadaupayauntukmendorong(DjokoSusilo,2005):

    1. percepatanreformasibirokrasi;

    2. penerapanprinsipprinsipgoodgovernancedanfungsifungsimanajemenkinerjasecarataatasas;

    3. pencegahanterjadinyaKKN;

    4. pengelolaandanadansumberdayalainnyamenjadiefisiendanefektif;

    5. pengukuran tingkat keberhasilan dan atau kegagalan setiap pimpinan instansi pemerintah/unit

    kerjadalammenjalankanmisi,tujuandansasaranorganisasiyangtelahditetapkan;

    6. penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, sistem perencanaan dan penganggaran,

    ketatalaksanaan,metodadanprosedurpelayananmasyarakat;

    7. kreativitas,produktivitas,sensitivitas,disiplindantanggungjawabaparaturnegara.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    23/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 15

    Dalam tataran praktis, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentangAkuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah adalah wujud nyata penerapan akuntabilitas di Indonesia. Inpres ini mendefinisikan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sebagai pertanggungjawaban keberhasilan atau

    kegagalanmisi

    dan

    visi

    instansi

    pemerintah

    dalam

    mencapai

    tujuan

    dan

    sasaran

    yang

    telah

    ditetapkan

    melalui seperangkat indikator kinerja.Dalam konteksAKIP ini, instansi pemerintah diharapkan dapat

    menyediakan informasi kinerja yang dapat dipahami dan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan

    ataupun kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut. InpresNomor 7 Tahun 1999 dijabarkan

    lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang

    PedomanPelaporanAkuntabilitasInstansipemerintah.Padatahun2003,pedomantersebut diperbaiki

    dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan

    AkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah.

    Perbaikanini

    dilakukan

    sesudah

    mendapatkan

    saran

    dan

    masukan

    dari

    berbagai

    instansi

    pemerintah

    yangmenerapkankebijakanakuntabilitasini.Tujuanperbaikanantaralain:

    1. untuk menyempurnakan sistem lama yang belum dapat memperlihatkan keterkaitan antara

    kegiatankegiatanyangdilaksanakandengansasaran,tujuan,misidanvisi;

    2. memudahkanimplementasi;

    3. mendoronginstansipemerintahuntukdapatmenyusunLAKIPdenganlebihobjektif.

    AdapunkebijakanlainyangterkaitdenganSistemAKIPdiIndonesiaadalah:

    1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undangundang ini mewajibkan adanya

    integrasi dari sistem akuntabilitas kinerja dan sistem penganggaran serta penerapan anggaran

    berbasiskinerjapadaseluruhinstansipemerintah.

    2. UUNo.1/2004 tentangPerbendaharaanNegara;yangmengamanatkanpenyusunanPP tentang

    Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (PP Nomor 8 Tahun 2006) dan PP tentang

    SistemPengendalianInternpemerintah(SPIP)yangdiaturdalamPP60Tahun2008.

    3. UUNo.25/2004 tentangSistemPerencanaanPembangunanNasional.DalamUU inidisebutkan

    bahwaSistemPerencanaanPembangunanNasionalterdiriatasperencanaanpembangunanyang

    disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh

    Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional

    meliputi:1)PenyusunanRencana,2)PenetapanRencana,3)PengendalianPelaksanaanRencana,

    dan 4) Evaluasi Pelaksanaan Rencana. Dalam konsep manajemen kinerja, keseluruhan proses

    perencanaan inimengarahpadaupayaakuntabilitasberbagai tapankegiatanyangdilaksanakan

    padasektorPublik.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    24/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP16

    4. InpresNo.5/2004berkaitandenganpenyusunanpenetapankinerja sebagaiupayapeningkatan

    kualitaspenerapansistemAKIPselamaini.

    5. PerpresNo.9/2005yangmewajibkansetiapInstansiPemerintahuntukmelaksanakanSistemAKIP.

    6. Inpres nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan

    Negara yang mengamanatkan Kepala BPKP untuk melaksanakan (1) asistensi kepada

    kementerian/lembaga/ pemerintah daerah untuk meningkatkan pemahaman bagi pejabat

    pemerintahpusat/daerahdalampengelolaankeuanganNegara/daerah,meningkatkankepatuhan

    terhadapperaturanperundangundangan,danmeningkatkankualitas laporankeuangandantata

    kelola,(2)evaluasiterhadappenyerapananggarankementerian/lembaga/pemerintahdaerah,dan

    memberikan rekomendasi langkahlangkah strategis percepatan penyerapan anggaran, dan (3)

    audit tujuan tertentu terhadap programprogram strategisnasional yang mendapat perhatian

    publikdan

    menjadi

    isu

    terkini,

    dan

    (4)

    rencana

    aksi

    yang

    jelas,

    tepat,

    dan

    terjadwal

    dalam

    mendorongpenyelenggaraanSPIPpadasetiapkementerian/lembaga/pemerintahdaerah.

    SistemAkuntabilitasKinerjaInstansipemerintah(SAKIP)merupakan instrumenyangdigunakan instansi

    pemerintahdalammemenuhikewajibanuntukmempertanggungjawabkankeberhasilandankegagalan

    pelaksanaanmisiorganisasi (LAN, 2004, hal. 63). Sebagai suatu sistem, SAKIP terdiri dari komponen

    komponenyangmerupakansatukesatuan,yakniperencanaankinerja,pengukurandanevaluasikinerja,

    serta pelaporan kinerja. Komponen dalam SAKIP ini menceminkan semua proses yang ada dalam

    manajemenkinerja.BabberikutmembahasunsusunsurSAKIPyaituperencanaankinerja,pengukuran

    danevaluasi

    kinerja,

    serta

    pelaporan

    kinerja

    dalam

    bentuk

    LAKIP.

    F. LATIHANSOAL

    Pilihlahjawabanyangpalingtepatdiantaraa,b,c,dand!

    1. Perubahanmanajemensektorpublikterutamabertujuanuntuk.

    a. mendorongpartisipasimasyarakatdalampengambilankeputusanpemerintahan

    b. meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam perwujudan tata kelola

    pemerintahanyangbaik

    c. meningkatkan dominasi para penyelenggara pemerintahan dalam memberikan arahan

    terhadapterwujudnyagoodgovernance

    d. menjawab tuntutan pihak IMF setelah terjadinya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun

    1997

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    25/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 17

    2. Dalam rangka menutupi kelemahan model akuntabilitas tradisional Wesminster, maka

    dikembanganmodel.

    a. Stone

    b. ReinventingGovernment

    c. AkuntabilitasTunggal

    d. AkuntabilitasBersyarat

    3. Inpres Nomor 4 Tahun 2011 memberikan kewenangan penuh untuk memperbaiki sistem

    pengendalian dan kualitas akuntabilitas keuangan Negara dalam rangka mewujudkan good

    governance.Kewenanganinidiberikankepada.

    a. BPKPselakuinstansiPembinaSPIP

    b. MenteriKeuangan

    c. UKP4

    d. MenpandanReformasiBirokrasi

    4. InpresNomor7Tahun1999mengaturtentang.

    a. PercepatanPemberantasanKorupsi

    b. PenyusunanPenetapanKinerja/KontrakKinerjaInstansiPemerintah

    c. AkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah

    d. SistemPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintah

    5. Padahakikatnya,

    SAKIP

    dikembangkan

    di

    Indonesia

    dengan

    tujuan

    untuk

    .

    a. percepatanrenumerasibirokrasi

    b. penerapan prinsipprinsip good governance dan fungsifungsi manajemen kinerja secara

    taatasas

    c. mendorongterjadinyaKKN

    d. pengelolaandanadansumberdayalainnyakepadapihakasingsecara efisiendanefektif

    ~

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    26/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP18

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    27/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 19

    BabIII

    PERENCANAANKINERJA

    IndikatorKeberhasilanSetelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskan

    tentangperencanaankinerjayangmencakupperencanaanstrategis,

    perencanaankinerjatahunan,kontrakkinerja,penentuanIndikatorKinerjaUtama,

    danhubunganIndikatorKinerjaUtamadenganIndikatorKinerjaKunci.

    Dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis

    merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab

    tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global dalam tatanan Sistem Administrasi Negara

    Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yangjelas, instansi pemerintah dapat

    menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya

    peningkatanakuntabilitaskinerjanya. Instrumenataualatalat lainyangdigunakanuntukmewujudkan

    perencanaan strategis ke dalam realitas dan melakukan langkah operasional adalah melakukan

    pengelolaan (manajemen) berbasis kinerja. Pengelolaan kinerja di lingkungan instansi pemerintah

    meliputi perencanaan strategis (perencanaan jangka menengah), perencanaan kinerja tahunan,

    penetapan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pengintegrasiannya

    denganmanajemenpersonel(humanresourcemanagement).

    SkemamengenaisiklusManajemenBerbasisKinerjadapatdilihatpadagambar1dibawahini:

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    28/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP20

    Gambar1:SiklusManajemenBerbasisKinerja

    Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu tatanan, instrumen, dan metode

    pertanggungjawabanyangintinyameliputitahaptahapsebagaiberikut.

    1. PenetapanPerencanaanStrategis,

    2. PengukuranKinerja,

    3. PelaporanKinerja,

    4. Pemanfaataninformasikinerjabagiperbaikankinerjasecaraberkesinambungan.

    Siklusakuntabilitaskinerjainstansipemerintahdapatdigambarkansebagaiberikut.

    Gambar2:SiklusAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    29/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 21

    Siklus akuntabilitas kinerja instansi pemerintah seperti terlihat pada gambar 2 di atas dimulai dari

    penyusunanperencanaan strategis (Renstra) yangmeliputipenyusunanvisi,misi, tujuan,dan sasaran

    sertamenetapkan strategiyangakandigunakanuntukmencapai tujuandan sasaranyangditetapkan.

    Perencanaanstrategis

    ini

    kemudian

    dijabarkan

    dalam

    perencanaan

    kinerja

    tahunan

    yang

    dibuat

    setiap

    tahun.Rencanakinerja inimengungkapkan seluruh targetkinerjayang ingindicapai (output/outcome)

    dari seluruh sasaran strategis dalam tahun yang bersangkutan serta strategi untuk mencapainya.

    Rencanakinerjainimerupakantolokukuryangakandigunakandalampenilaiankinerjapenyelenggaraan

    pemerintahuntuksuatuperiodetertentu.DalamsetiaptahunjugadisusundokumenPenetapanKinerja

    atauKontrakKinerja,yangmerupakanberisikansasaranberupaoutcomedanoutputyangharusdicapai

    dalam periode satu tahun anggaran. Setelah rencana kinerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah

    pengukuran kinerja. Dalam melaksanakan kegiatan, dilakukan pengumpulan dan pencatatan data

    kinerja. Data kinerja tersebut merupakan capaian kinerja yang dinyatakan dalam satuan indikator

    kinerja. Dengan diperlukannya data kinerja yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja, maka

    instansipemerintahperlumengembangkansistempengumpulandatakinerja,yaitutatanan,instrumen,

    danmetodepengumpulandatakinerja.Padaakhir suatuperiode, capaiankinerja tersebutdilaporkan

    kepada pihak yang berkepentingan atau yang meminta dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja

    InstansiPemerintah(LAKIP).Tahapterakhir,informasiyangtermuatdalamLAKIPtersebutdimanfaatkan

    bagiperbaikankinerjainstansisecaraberkesinambungan.

    A. PERENCANAANSTRATEGIS

    Perencanaan strategismerupakan proses yang sistematis dalam pembuatan keputusan dimasa yang

    akandatangyangpenuhrisiko,denganmemanfaatkansebanyakbanyaknyapengetahuanantisipatifdan

    mengorganisasikannya secara sistematis untuk usahausaha melaksanakan keputusan tersebut dan

    mengukurhasilnyamelaluiumpanbalikyangsistematis.Olehkarenanya,perencanaanstrategisbukan

    sekedar seperti perencanaan anggaran belanjamodal (capital budgeting) atau sekedar rencana kerja

    jangka menengah (5 tahunan). Perencanaan strategis lebih merupakan wahana bagi para pemimpin

    instansi dan seluruh staf/anggota dalam menskenariokan dan menentukan masa depan organisasi

    instansimereka.

    Perencanaanstrategisjugamemberikanarahdansekaligusmenentukanapayang ingindihasilkan,apa

    yang ingin dicapai dan apa yang ingin diubah. Dengan demikian, proses perencanaan strategis yang

    menghasilkan dokumen Rencana Strategis (Renstra) akan dapat digunakan dalam mengukur

    akuntabilitaskinerjasebuahentitas.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    30/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP22

    Prosespenyusunanrencanastrategisorganisasiyangberorientasikepadahasilyangingindicapaiselama

    kurun waktu tertentu, (biasanya 35 tahun) dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala

    yangadaataumungkintimbul.Analisisterhadap lingkunganorganisasibaik internalmaupuneksternal

    merupakanlangkah

    yang

    sangat

    penting

    dalam

    memperhitungkan

    kekuatan

    (strengths),

    kelemahan

    (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats). Analisis terhadap unsurunsur

    tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi

    pemerintah.

    Dokumen yangdihasilkandariprosesperencanaan strategisdisebut Rencana Strategis ataupopuler

    disebut Renstra. Format Renstra meski variatif dalam praktiknya, namun setidaknya mengandung

    informasitentanghalhalsebagaiberikut:

    1. Wheredowewanttobe?Merupakanarahmasadepanorganisasiyangingindituju(visi,tujuan,dansasaranstrategis).

    2. Where are we now? Analisis organisasi tentang nilainilai luhur yang dimiliki, kekuatan,kelemahan, kesempatan dan kendala organisasi (SWOT analysis) serta tugas pokok dan fungsi

    utamaorganisasiyangmenunjukkanalasanutamakeberadaanorganisasi(misi).

    3. Howdowegetthere?Merupakanlangkahlangkahstrategisyangdilakukanolehorganisasidalamrangkamencapai tujuandan sasaran yangditetapkan. Langkahlangkah inibiasanyadituangkan

    dalamkebijakan,programdankegiatanorganisasi.

    4. Howdowemeasureourprogress?Berkaitandengancaraorganisasimenetapkanukuranukurankeberhasilanpelaksanaanmisidalammencapaitujuandansasaranorganisasi.Karenanya,setiap

    tujuan dan sasaran yang ditetapkan harus dapat terukur dengan seperangkat indikator kinerja

    yangidealnyamerupakanindikatorkinerjaoutcomeatausetidaknyaoutput.

    ManfaatyangdiperolehdaripenyusunanRenstraantaralainsebagaiberikut.

    1. Merencanakanperubahandalamlingkunganyangdinamisdankompleks.

    2. Mengelolaorganisasi

    untuk

    mencapai

    keberhasilan.

    3. Mengantisipasimasadepan.

    4. Menyesuaikantuntutanperubahanlingkungan.

    5. Selalumemfokuskantindakanorganisasidenganmisimemberikanpelayananterbaik(prima)pada

    masyarakat.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    31/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 23

    6. Meningkatkankomunikasi.

    7. Mengaturpenggunaansumberdayaorganisasisupayaefisiendanefektif.

    8. Meningkatkanproduktivitas.

    KomponenRenstradalamSAKIPmeliputi:(1)Pernyataanvisidanmisi;(2)Perumusantujuandansasaran

    besertaindikatorkinerja;(3)Uraiantentangcaramencapaitujuandansasaran(strategi)yangdijabarkan

    kedalam kebijakan dan program. Uraian lebih lanjutmengenai analisis strategis (analisis SWOT), visi,

    misi, tujuan, sasaran, strategi mencapai tujuan dan sasaran (melalui penyusunan dan pelaksanaan

    programdankegiatan)secarasingkatdiuraikansebagaiberikut.

    1. AnalisisStrategi

    Pimpinandan

    seluruh

    komponen

    organisasi

    harus

    selalu

    mengelola

    organisasinya

    sesuai

    dengan

    dinamika kompleksitas perubahan dan tuntutan masyarakat. Meningkatnya tranparansi dalam

    pengelolaan sumber daya dan informasi menyebabkan semakin terbukanya kesempatan bagi

    sektor publik untuk berkompetisi dengan sektor swasta dalam pemenuhan kebutuhan publik.

    Menciptakan organisasi publik yang mampu memenuhi dan melayani serta mampu bersaing

    dalam borderless world economy membutuhkan pengarahan strategi dan akuntabilitas. Pada

    tahap inilah, organisasi sektor publik perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi

    lingkunganstrategisnya.Halinidilakukanuntukmendapatkanstrategiyangtepatdanvaliddalam

    penyusunanrencanastrategik,yangakandigunakansebagaidasarpembuatanrencanaaksi.

    Terdapat tiga langkah penting dalam pembuatan pengarahan stategi, yaitu pencermatan

    lingkunganstrategis,faktorfaktorkuncikeberhasilan,dananalisisuntukkepentinganpenyusunan

    strategi. Kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk mengenali kekuatan dan

    kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi

    sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahanperubahan di masa yang akan datang. Di

    samping itu, dengan menggunakan informasi dari hasil pencermatan tersebut organisasi lebih

    berkemampuanuntukmengambillangkahlangkahdalamjangkapanjang.

    Atasdasar

    pencermatan

    lingkungan

    strategis

    atau

    analisis

    lingkungan

    maka

    disusun

    faktor

    faktor

    kunci keberhasilan (ctritical successfactors/CSFs).CSFsdapatdidefinisikan sebagaiaspekaspek

    tertentu yang dapat menunjukkan keberhasilan suatu organisasi. Aspekaspek ini harus sesuai

    dengan apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Pemimpin adalah sumber utama dalam proses

    identifikasiCSFsini,meskipunsumberlaindaridalamorganisasimaupundariluarorganisasijuga

    dapat dimanfaatkan. Kepemimpinan memegang kontrol utama karena mereka yang akan

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    32/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP24

    mengarahkandanmenggerakkanorganisasi,sehinggaberbagaikeputusan tentangarahdanapa

    yangingindicapaiorganisasimerupakanbentukkomitmendariseorangpemimpin.

    Dalampenyusunan

    strategi,

    hasil

    CSFs

    dianalisis

    sesuai

    dengan

    kondisi

    dan

    kebutuhan

    organisasi.

    Analisis diarahkan pada penilaian lingkungan organisasi melalui proses analisis lingkungan

    organisasi,yangmeliputikondisi,situasi,keadaan,peristiwadanpengaruhpengaruhdidalamdan

    di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal,

    kelemahaninternal,peluangeksternaldantantanganeksternal.Beberapametodebisadigunakan

    untukmelakukananalisisdansalahsatuyangdapatdigunakanadalahanalisisSWOT (Strenghts,

    Weakness,Opportunities,Threats).

    2. Visi

    PenyusunanVisiberkaitandenganpandangan ke depanmenyangkut kemanaorganisasiharus

    dibawa.Visimerupakanbayanganorganisasidimasadepandanbiasanyaberisicitacitadancitra

    yang ingin diwujudkan organisasi. Menurut A.C. Hax dan N.S. Majluf dalam buku Strategic

    Management:An IntegratedPerspectiveyangdikutipdalamModulDiklatTeknisAkuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Dalam Negeri dan LAN, visi menjawab pertanyaan

    what dowewant to become?.Vision statement thinking about what is our business in the

    future?,oraboutourmissioninthefuture. Avisionisastatementaboutthefuture,spokenor

    written today; it isaprocessofmanaging thepresentfroma stretchingviewof thefuture.Visi

    adalahpernyataan

    yang

    diucapkan

    atau

    ditulis

    hari

    ini,

    yang

    merupakan

    proses

    manajemen

    saat

    iniyangmenjangkaukedepan.

    Visiharusmampumemberikangambarantentangareakerjasuatuorganisasiberupapernyataan

    yangmerupakansaranauntuk:

    a. mengkomunikasikanalasankeberadaanorganisasidalamartitujuandantugaspokok,

    b. memperlihatkanframeworkhubunganantaraorganisasidenganstakeholders(sumberdaya

    manusiaorganisasi,konsumen,danpihaklainyangterkait),

    c. menyatakansasaran

    utama

    kinerja

    organisasi

    dalam

    arti

    pertumbuhan

    dan

    perkembangan.

    3. Misi

    Visiyang telahkitaperolehharuskita terjemahkankedalampanduanyang lebihpragmatisdan

    konkret (membumi) yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan strategi dan

    aktivitasdalamorganisasi.Untukitudibutuhkanmisi.Pernyataandalammisilebihtajamdanlebih

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    33/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 25

    rinci jika dibandingkan dengan visi. Misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh organisasi

    sebagaipenjabarandari visi.Misi adalahpernyataanmengenaihalhal yangharusdilaksanakan

    oleh organisasi bagi pihakpihak yang berkepentingan. Pernyataan misi mencerminkan segala

    sesuatupenjelasan

    tentang

    tindakan,

    produk

    atau

    pelayanan

    yang

    ditawarkan

    untuk

    memenuhi

    kebutuhanataumenyelesaikanpermasalahanmasyarakat.

    4. Tujuan

    Tujuan adalah sesuatu (apa) yang harus dicapai atau dihasilkan dalamjangka waktu tertentu

    (biasanyaantara15tahun).Acuandalampengembangantujuanadalahpernyataanvisidanmisi

    sertadidasarkanpadaanalisisstrategis.Dalamkerangkapikirmanajemenstrategis, tujuan tidak

    harusmerupakantargettargetyangbersifatkuantitatifdarisuatuorganisasi.Pencapaian tujuan

    merupakanukuran

    dari

    keberhasilan

    kinerja

    faktor

    faktor

    kunci

    keberhasilan

    suatu

    organisasi.

    Oleh karena itu, tujuan merupakan bagian integral dari proses manajemen strategis yang di

    dalamnya mengandung usaha untuk melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan haruslah

    menegaskan tentang apa (what) yang secara khusus (spesifik)harusdicapaidan kapan (when).

    Pencapaiantujuandapatmenjaditolokukuruntukmenilaikinerjaorganisasi.

    Kriteriadalampenyusunantujuanantaralainadalahsebagaiberikut.

    a. Tujuanharusserasidanmengklarifikasimisidanvisi.

    b. Pencapaiantujuanberkontribusiuntukpencapaianvisidanmisi.

    c. Tujuan sesuai dengan hasil analisis strategis dan sesuai dengan isuisu strategis yang

    berkembang.

    d. Tujuan cenderung untuk secara esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran

    lingkungan,ataudalamsuatutujuanyangstrategishasilyangdiinginkantelahdicapai.

    e. Tujuanbiasanyasecararelatifberjangkapanjang,yaitusekurangkurangnyatigatahunatau

    lebih.Namun demikian, pada umumnyajangkawaktu tujuan disesuaikandengan tingkat

    organisasi,kondisi,posisidanlokasi.

    f. Tujuanharus

    dapat

    mengatasi

    kesenjangan

    antara

    tingkat

    pelayanan

    saat

    ini

    dengan

    yang

    diinginkan.

    g. Tujuanmenggambarkanhasilyangdiinginkan(kondisiyangdiinginkan).

    h. Tujuanmenggambarkanarahyangjelasdariorganisasi,tetapibelummenetapkanukuran

    ukuranspesifikataustrategi.

    i. Tujuanharusmenantang,namunrealistikdandapatdicapai.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    34/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP26

    5. Sasaran

    Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi, gambaran hal yang ingin

    diwujudkanorganisasi

    melalui

    tindakan

    tindakan

    guna

    mencapai

    tujuan.

    Fokus

    sasaran

    adalah

    aksi,yaitukegiatanyangbersifatspesifik,terinci,dapatdiukurdanjelasperiodewaktunya(lebih

    pendek dari tujuan). Penyusunan sasaran sangat penting untuk dilakukan karena merupakan

    tonggak dalampenyusunan strategi. Bentuk dari sasaran adalah pernyataan tugastugas (tugas

    khusus)yangharusdiselesaikandalamjangkawaktu tertentu (biasanyabersifatjangkapendek).

    Dengan demikian, karateristik yang harus dipenuhi dalam penyusunan sasaran adalah SMART

    (Specific,Measurable,AggressiveandAttainable,Resultoriented,Timebound),denganpenjelasan

    sebagaiberikut:

    a. Specific, sasaran harus spesifik karena merupakan panduan (guidance) dalam organisasi

    dalammelakukantugasnya.

    b. Measurable, sasaranharusdapatdiukur.Sasaran tersebutmerupakanstandaryangdapat

    dipakaiuntukmengukurkeberhasilankinerjaorganisasi.Dimensiyangdapatdiukurantara

    laindimensikuantitas,kualitas,waktu,tempat,anggaran,maupunpenanggunggugat.

    c. AggressiveandAttainable, sasaranharus kuat (jelas),menantangdandapatdicapai atau

    diwujudkan.

    d. ResultsOriented, sasaranharusmencerminkan danmampumenspesifikasikan hasil yang

    ingindicapai.

    e. Timebound,sasaranharusmemilikijangkawaktuyangjelasdanjangkapendek.

    6. Strategi(CaraMencapaiTujuandanSasaran)

    Setelahmenetapkanapa(what)dankapan(when)sasaranyangakandicapai,langkahselanjutnya

    adalahmenentukanbagaimanahaltersebutdicapaiataumenentukanstrategipencapaiantujuan

    dansasaran.Strategiiniditerjemahkansebagaipenyusunankebijakandanprogramagarberbagai

    tujuandansasaranyangtelahditetapkandapatdicapai.Strategiberkaitandenganhalhalberikut.

    a. Bagaimanatarget

    target

    kinerja

    yang

    harus

    dipenuhi?

    b. Bagaimanaorganisasiakanmemberikanperhatianpadapelanggan?

    c. Bagaimanaorganisasiakanmemperbaikikinerjapelayanan?

    d. Bagaimanaorganisasiakanmelaksanakanmisinya?

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    35/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 27

    Strategibisamengalamiperubahansetiapsaatsesuaidenganlingkunganyangmempengaruhinya.

    Strategi tidakbersifat statismelainkandinamis.Strategiatau caramencapai tujuandan sasaran

    dituangkandalamkebijakandanprogramdalamkurunwaktu5(lima)tahun.Jabarandaristrategi

    adalahkebijakan

    dan

    program.

    Kebijakan adalah ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk

    dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan

    program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran,

    tujuan,sertavisidanmisiinstansipemerintah.

    Programadalahkumpulankegiatanyang sistematisdan terpaduuntukmendapatkanhasilyang

    dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama

    denganmasyarakat,

    guna

    mencapai

    sasaran

    tertentu.

    Agarstrategidapatditerapkandenganbaik,perludimintakomitmenpimpinanpuncak,terutama

    dalammenentukankebijakanorganisasi.Hal initerjadikarenakeberhasilanprogramsangaterat

    kaitannyadengankebijakaninstansi.Dalamrangka ituperludiidentifikasipulaketerkaitanantara

    kebijakan yang telah ditetapkan dengan program dan kegiatan sebelum diimplementasikan.

    Kebijakan tersebut perlu dikaji terlebih dahulu untukmeyakinkan apakah kebijakan yang telah

    ditetapkanbenarbenardapatdilaksanakan.

    7. DokumenRenstra

    Dalam Modul SAKIP Lembaga Administrasi Negara (2004) disebutkan bahwa cakupan renstra

    meliputi:(1)Pernyataanvisi,misi;(2)PerumusanTujuandanSasaranbesertaindikatorkinerjanya;

    (3) Uraian tentang cara mencapai Tujuan dan Sasaran (strategi) yang dijabarkan kedalam

    Kebijakan dan Program. Dalam modul LAN ini juga disajikan formulir untuk mempermudah

    pembuatanrenstra(dasarpenyusunanrenstra).Formulirinimemperlihatkanketerkaitanvisi,misi,

    tujuan,sasaransertakebijakandanprogram.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    36/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP28

    FormulirRS

    R e n c a n a S t r a t e g i s

    Tahun..........s.d...........

    Instansi :..........

    Visi :..........

    Misi :..........

    TujuanSasaran

    CaraMencapaiTujuandan

    Sasaran Keterangan

    Uraian Indikator Kebijakan Program

    1 2 3 4 5 6

    Sebagaialternatif,

    Modul

    SAKIP

    LAN

    (2004)

    memberikan

    outline

    Renstra,

    yaitu:

    RENCANASTRATEGIS

    Pengantar

    BabI Pendahuluan

    Memuatlatarbelakang,asumsiasumsi,manfaat,danlainlain

    BabII TugasPokokdanFungsi

    Memuattugaspokokdanfungsisebagaimanadituangkandalamlandasanhukum

    instansimasingmasing

    BabIII AnalisisStrategis

    Memuathasilanalisisstrategis:analisislingkungan,CSFs,danSWOT

    BabIV RencanaStrategis

    MemuatVisi,Misi,Tujuan,Sasaran,sertaStrategi(KebijakandanProgram)

    BabV Penutup

    B. PERENCANAANKINERJATAHUNAN

    Perencanaankinerja

    tahunan

    merupakan

    langkah

    penjabaran

    renstra

    dalam

    target

    target

    tahunan

    yang

    cukupterinci.Perencanaankinerjatahunaninijugamerupakansuatumediayangakanmenghubungkan

    antararenstraataudokumenperencanaankinerjajangkamenengahdengankebutuhananggaranyang

    diperlukanuntukmencapaikinerjaorganisasidalamsuatutahuntertentu.Targettargetkinerjatahunan

    inibolehjadisudahditetapkandalammenyusunrenstra.Akantetapi, rinciandan informasitambahan

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    37/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 29

    tentang penetapan target kinerja ini dapat dilakukan setiap tahun, sehingga lebih dapat ditetapkan

    denganlebihakurat.

    Perencanaankinerja

    mengandung

    arti

    bahwa

    instansi

    pemerintah

    harus

    merencanakan

    apa

    yang

    akan

    dilaksanakan (program, kegiatan) dan apa hasilnya (outcome, output). Perencanaan kinerja

    sesungguhnya tidak sajamerencanakan apa yang akan dikerjakan, akan tetapi sekaligusmenetapkan

    target (quantitativeobjective)hasilyang ingindicapai.Olehkarena itu,perencanaankinerjayangbaik

    akan sangat tergantung dari pengumpulan data pelaksanaan tahuntahun sebelumnya, pemetaan

    sumberdaya/kekuatanyangada,danketepatanpenentuanasumsiasumsiataupunprognosis/proyeksi

    kedepan.

    Modul SAKIP (LAN, 2004)menyebutkan bahwa dokumendalam rencana kinerja antara lain berisikan

    informasimengenai:

    1. Sasaran,IndikatorKinerja,danTargetyangakandicapaipadaperiodeyangbersangkutan.

    2. Programyangakandilaksanakan.

    3. Kegiatan,IndikatorKinerja,danTargetyangdiharapkandalamsuatukegiatan.

    Dokumen tersebut dituangkan dalam bentuk Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yaitu sebagai

    berikut.

    FormulirRKT

    R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n

    Tahun..........

    Instansi:..........

    Sasaran

    Program

    Kegiatan

    Ket.Uraian

    Indikator

    Kinerja

    Rencana

    Tingkat

    Capaian

    (Target)

    UraianIndikator

    KinerjaSatuan

    Rencana

    Tingkat

    Capaian

    (Target)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Sebagaiperbandingan,FormulirRKTberdasarkanPermenpanNomor29 tahun2010 tentangPedoman

    PenyusunanPenetapanKinerjadanPelaporanAkuntabilitasKinerja InstansiPemerintahuntuk tingkat

    Kementerian/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Pemerintah kabupaten dan Kota,UnitOrganisasi Eselon I

    Kementerian/LembagadanSKPD,sertaunitkerjamandiriadalahsebagaiberikut.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    38/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP30

    FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN

    TINGKATKEMENTERIAN/LEMBAGADANPEMERINTAH

    PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

    Kementerian/LembagaProvinsi/Kab/Kota :(a)

    Tahun :(b)

    SasaranStrategis IndikatorKinerja Target

    1 2 3

    PetunjukPengisian:

    1. Header(a)

    diiisi

    nama

    kementerian/lembaga/pemerintah

    provinsi/kabupaten/kota.

    2. Header(b)diisidengantahunanggaran.

    3. Kolom (1)diisi dengan sasaran strategis kementerian/lembaga/pemerintah provinsi/kabupaten/

    kotasesuaidengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.

    4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari kementerian/lembaga/

    pemerintahprovinsi/kabupaten/kotadalamkolom(1).

    5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaranstrategis.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    39/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 31

    FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN

    TINGKATUNITORGANISASIESELONIKLDANSATUANKERJA

    PERANGKATDAERAH(SKPD)

    UnitEselonIKementerian/Lembaga/SKPD :(a)

    Tahun :(b)

    SasaranStrategis IndikatorKinerja Target

    1 2 3

    PetunjukPengisian:

    1. Header(a)

    diiisi

    nama

    unit

    organisasi

    eselon

    kementerian/lembaga/SKPD.

    2. Header(b)diisidengantahunanggaran.

    3. Kolom(1)diisidengansasaranstrategisunitorganisasieselonkementerian/lembaga/SKPDsesuai

    dengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.

    4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari unit organisasi eselon

    kementerian/lembaga/SKPDdalamkolom(1).

    5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaran.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    40/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP32

    FORMULIRRENCANAKINERJATAHUNAN

    TINGKATUNITORGANISASIESELONII/UNITKERJAMANDIRIK/L

    UnitEselonII/UnitMandiriK/L :(a)

    Tahun :(b)

    SasaranStrategis IndikatorKinerja Target

    1 2 3

    PetunjukPengisian:

    1. Header(a)diiisinamaunitorganisasieselonII/UnitMandirikementerian/lembaga.

    2. Header(b)diisidengantahunanggaran.

    3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis unit organisasi eselon II/Unit Mandiri

    kementerian/lembagasesuaidengandokumenrencanaperencanaanjangkamenengah.

    4. Kolom (2)diisidengan indikatorkinerjaatas sasaran strategisdariunitorganisasieselon II/Unit

    Mandirikementerian/lembagadalamkolom(1).

    5. Kolom(3)diisidenganangkatargetdarimasingmasingindikatorkinerjasasaran.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    41/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 33

    C. PENETAPANKINERJA/PERJANJIANKINERJA(KONTRAKKINERJA)

    Dokumen

    penetapan

    kinerja

    merupakan

    suatu

    dokumen

    pernyataan

    kinerja/

    kesepakatan

    kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu

    berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerjajuga menggambarkan

    capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun

    tertentudenganmempertimbangkansumberdayayangdikelola.

    Tingkatcapaiankinerjatertentuinimembutuhkanbeberapainformasi,antaralain:

    1. sasaranstrategisorganisasiataukondisiyangingindiwujudkanorganisasi;

    2.

    output

    (hasil

    kegiatan)

    dan

    atau

    outcome

    (hasil

    program);

    3. indikatorkinerjaoutputdanatauoutcome;

    4. perkiraanrealististentangtingkatcapaian.

    Pada dasarnya, dokumen penetapan kinerja dapat dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi

    pemerintahuntuk:

    1. memantaudanmengendalikanpencapaiankinerjaorganisasi;

    2. melaporkancapaianrealisasikinerjadalamLaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah;

    3. menilaikeberhasilanorganisasi.

    Dalampenyusunandokumenpenetapankinerjaagarmemperhatikan:kontrakkinerjaantaraPresiden

    denganmenteri,dokumenperencanaanjangkamenengah,dokumenperencanaankinerjatahunan,dan

    dokumenpenganggarandanataupelaksanaananggaran.

    ContohFormulirPenetapanKinerja

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    42/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP34

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    43/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 35

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    44/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP36

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    45/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 37

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    46/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP38

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    47/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 39

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    48/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP40

    D. PENENTUANINDIKATORKINERJAUTAMA(IKU)

    Dalam kaitannyadenganpenerapanperjanjian kinerja atau kontrak kinerja ataudokumenpenetapan

    kinerja(PK),

    yang

    perlu

    juga

    diperhatikan

    adalah

    penggunaan

    IKU

    (Indikator

    Kinerja

    Utama)

    yang

    menjadiukurankeberhasilanunitunitatauentitasorganisasi tertentu.Ukuranukuranatau indikator

    indikator keberhasilan ini (yang merupakan IKU) haruslah termasuk yang diperjanjikan di dalam

    dokumenperjanjian kinerja. Selain itujanji tentang pencapaian target kinerjadari IKU tersebut,juga

    dapat disertakan indikator output atau outcome yang sangat membantu atau menjelaskan ataupun

    melengkapi gambaran keberhasilan yang diungkapkan dengan memakai IKU. Berikut ini dijelaskan

    mengenaicarapenyusunanIKUpadamasingmasingdokumenperencanaankinerja.

    1. PenentuanIKUpadaPenyusunanRenstra

    Pedomanpenyusunandanpelaporanakuntabilitaskinerja instansipemerintahyangdisusunoleh

    LAN (Lembaga Administrasi Negara) memuat petunjuk menentukan target pencapaian sasaran

    denganmenentukanrencanacapaianindikatorpencapaiansasaran.

    Agar perencanaan berbasiskan kinerja menjadi lebih terukur hendaknya di dalam Renstrapun

    harus sudah ditentukan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemajuan dan

    keberhasilaninstansiyangbersangkutan.

    2. PenentuanIKUpadaPenyusunanRKT

    Pada proses penyusunan RKT, penentuan indikator kinerja untuk setiap kegiatan sudah mulai

    ditentukan secara rinci.Kegiatankegiatanyangakandilaksanakandan rinciannya (subkegiatan)

    terdapat indikatorkinerjaberupakeluarandandicantumkanpula targetcapaiannya.Sedangkan

    indikatoryang lebihtinggi,yaituhasildariprogrambeberapa instansitelahmengidentifikasidan

    menentukan indikator hasil program tersebut. Akan tetapi, dalam petunjuk PP 21 Tahun 2004

    memang tidakadakeharusanuntukmenentukan target capaianpada tahunyangdirencanakan

    atashasilprogramini.

    Walaupuntidak

    ada

    kewajiban

    dalam

    penyusunan

    RKA

    KL

    untuk

    menetapkan

    target

    hasil

    program,sebaiknyaindikatorkeberhasilanprogramyangberupahasilprogrammaupunindikator

    lainnya sudahditentukan. Perbaikanperbaikan dalamperencanaan terutama pada penyusunan

    RKT seharusnya juga menjadi perhatian instansi pemerintah seperti dianjurkan pada buku

    pedomanpenyusunandanpelaporanakuntabilitaskinerjainstansipemerintah.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    49/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 41

    3. PenentuanIKUpadaPenyusunanPK

    Dokumenpenetapankinerja,berdasarkan InpresNomor5Tahun2004harusdisusunolehsetiap

    instansipemerintah

    sebagai

    perwujudan

    komitmen

    instansi

    dalam

    mencapai

    sasaran

    dan

    tujuan

    yang diinginkan. Indikator kinerja dan targettarget output maupun outcome sudah harus

    dicantumkandidalamdokumenini.

    Sinergi dan koordinasi antar satuan kerja atau antar unit organisasi sangat penting untuk

    mewujudkan hasilhasil program. Pada penyusunan dokumen penetapan kinerja (performance

    agreement). yang terpenting adalah pencantuman target hasil (outcome) dan targettarget

    keluaran (output). Sedangkan masalah pendanaan dari anggaran dapat diperkirakan dari pagu

    anggarankeseluruhanyangditerimainstansi.

    lndikator kinerja yang disajikan di dalam dokumen penetapan kinerja (persetujuan kinerja)

    hendaknya adalah IKU yang menggambarkan keberhasilan instansi (atau unit organisasi) yang

    menyusunnya.Walaupundemikian,indikatorindikatorpenyeimbangdanindikatorindikatoryang

    sangatberhubungandenganpencapaiantujuanorganisasijugadapatdisajikan.

    E. HUBUNGANLNDIKATORKINERJAUTAMADENGANINDIKATORKINERJAKUNCI

    Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Pelaksanaan Pemerintahan Daerahmenyebutkan

    bahwa

    Pemerintah

    akan

    melakukan

    evaluasi

    terhadap

    pelaksanaan

    pemerintahan

    di

    daerah dengan menilai capaian seperangkat indikator kinerja kunci (IKK) untuk setiap urusan yang

    dibebankankepadamasingmasingdaerah.Capaian setiap indikatorkinerjakunciuntuk setiapurusan

    tersebut akan menunjukkan seberapa jauh suatu daerah mampu melaksanakan urusan yang

    didelegasikanPemerintahkepadasetiapdaerah.

    Dengan dilakukannya evaluasi ini, maka setiap daerah akan didorong untuk melaporkan berbagai

    capaian kinerja setiap urusan yang dilaksanakannya sesuai dengan indikator kinerja kunci yang

    ditetapkan oleh Pemerintah. Selanjutnya capaian setiap indikator kinerja kunci ini akan dituangkan

    dalamberbagai

    laporan

    pelaksanaan

    pemerintahan

    daerah

    yang

    disampaikan

    kepada

    Pemerintah,

    terutamadalamLaporanPelaksanaanPemerintahanDaerah(LPPD).

    Dariuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwaantara indikatorkinerjautama (IKU)dan indikatorkinerja

    kunci(IKK)bukanmerupakansuatupertentangan,namunlebihkepadafokuspenilaianmanajemen.IKK

    ditetapkanolehPemerintahdalamhal inimelaluiKementerianDalamNegeriuntuksetiapurusanyang

    dilaksanakan oleh setiap daerah. IKK ini disusun dan ditetapkan Pemerintah berdasarkan standar

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    50/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP42

    pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait. Di sisi lain, IKU

    disusundanditetapkan sendirioleh setiaporganisasidalam rangkamengukur keberhasilanorganisasi

    secaramenyeluruhdalamrangkapelaksanaantugasdan fungsiorganisasi. IKUdisusundanditetapkan

    tidakdidasarkan

    atas

    pelaksanaan

    standar

    pelayanan

    minimal

    semata,

    namun

    dalam

    rangka

    mengukur

    kinerjaorganisasidalamrangkamemberikanpelayananmaksimalkepadamasyarakatdanstakeholder.

    F. LATIHANSOAL

    Pilihlahjawabanyangpalingtepatdiantaraa,b,c,dand!

    1. SistemAKIPatausistemmanajemenberbasiskinerjadiawalidenganpenyusunan.

    a. IndikatorKinerja

    b. PerencanaanKinerja

    c. PerjanjianKinerja

    d. AkuntabilitasKinerja

    2. Dokumenpenetapankinerjakementerian/lembagadisampaikankepada.

    a. Presiden

    b. MenpandanReformasiBirokrasi

    c. MenteriKeuangan

    d. MenteriSekretarisNegara

    3. Dalampenetapanmisi,instansipemerintahtidakperlumemperhatikankriteria berikutini.

    a. Menjelaskantindakan,produkataupelayananyangditawarkan.

    b. Memilikisasarantentangpublikyangakandilayani.

    c. Kualitas tindakan, produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang

    meyakinkanmasyarakat.

    d. Produkyangditawarkanbersifatumum(tidakspesifik).

    4. DalamPermenpanNomor29Tahun2010dinyatakanbahwapenyusunanpenetapankinerjaharus

    memperhatikan.

    a. kontrakkinerjaantaraPresidendenganmenteri

    b. dokumenperencanaanjangkamenengah

    c. dokumenperencanaankinerjatahunan,dandokumenpenganggarandanataupelaksanaan

    anggaran

    d. Jawabana,b,dancbenar

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    51/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 43

    5. Padadasamya,IndikatorKinerjaUtama(IKU)disusundengantujuan.

    a. menjadiukurankeberhasilanunitunitatauentitasorganisasitertentu

    b. mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi oleh

    organisasidi

    masa

    yang

    akan

    datang

    c. memberikancitrapositifbagiorganisasikarenasudahmengimplementasikanSAKIP

    d. menentukankapabilitaspimpinanorganisasidalammengelolasumberdayaorganisasi

    ~

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    52/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP44

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    53/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 45

    BabIV

    PENGUKURANDAN

    EVALUASI

    KINERJA

    IndikatorKeberhasilanSetelahmempelajaribabini,diharapkanparapesertadiklatdapatmenjelaskan

    tentangpengukurandanevaluasikinerjainstansipemerintah.

    A. PENGUKURANKINERJA

    MenurutPedomanPenyusunanPelaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah,pengukurankinerja

    digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

    sasarandantujuanyangtelahditetapkandalamrangkamewujudkanvisidanmisi instansipemerintah.

    Pengukurandimaksudmerupakanhasildarisuatupenilaian(assessment)yangsistematikdandidasarkan

    pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikatorindikator masukan, keluaran, hasil,

    manfaat,dandampak.

    Pengukuran

    kinerja

    merupakan

    suatu

    alat

    manajemen

    yang

    digunakan

    untuk

    meningkatkan

    kualitas

    pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Selanjutnya, dikatakan bahwa pengukuran kinerja juga

    digunakanuntukmenilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and objectives) dengan elemen kunci

    sebagaiberikut.

    1. Perencanaandanpenetapantujuan.

    2. Pengembanganukuranyangrelevan.

    3. Pelaporanformalatashasil.

    4. Penggunaaninformasi.

    Pengukuran adalah aktivitas pembandingan antara sesuatu dengan alat ukurnya. Oleh karena itu,

    instrumen penting dalam pengukuran adalah alat ukurnya sendiri. Alat ukur kinerja adalah ukuran

    kinerja (performance measures) ataujika tidak ada alat ukur yang lebih akurat cukup menggunakan

    indikator kinerja (performance indicators). Oleh karenanya, kadangkadang istilah ukuran kinerja dan

    indikatorkinerjamenjadisinomimyangsangatdekat.

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    54/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP46

    Pengukurankinerjadi lingkungan instansipemerintahdilakukansesuaidenganperan,tugasdan fungsi

    masingmasing instansi pemerintah, sehingga lebih mengandalkan pada pengukuran keberhasilan

    instansipemerintahyangdilakukan secaraberjenjangdari tingkatanunit kerja sampaipada tingkatan

    tertinggiorganisasi

    suatu

    instansi.

    Oleh

    karena

    itu,

    diperlukan

    berbagai

    indikator

    kinerja

    di

    berbagai

    tingkatan. Misalnya indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaan kegiatan.

    Denganindikatoritudiharapkanpengelolakegiatan,atasandanpihakluardapatmengukurkeberhasilan

    pelaksanaankegiatantersebut.

    Untuk mengatasi berbagai kerumitan pengukuran di berbagai tingkatan dan agregasinya untuk

    mengambil simpulan, seringkali digunakanbeberapa indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama

    (IKU) inidipilihdiantaraberbagai indikatoryangpalingdapatmewakilidanmenggambarkanapayang

    diukur.

    Pengukuran kinerja di berbagai tingkatan dilakukan dengan mengacu pada dokumen perencanaan

    kinerja,penganggarandanperjanjiankinerja.Berbagaitingkatanitumempunyai,tugaspokokdanfungsi

    dantanggungjawabmasingmasingyangberbedaantarasatutingkatandengantingkatanyanglain.

    Tingkatanentitasakuntabilitasitudapatdikategorikansebagaiberikut:

    1. entitasakuntabilitaskinerjasatuankerjaatauEselonIIpadaInstansiPemerintahPusat;

    2. entitasakuntabilitaskinerjaunitorganisasiEselonI;

    3. entitasakuntabilitas

    kinerja

    kementerian

    negara/lembaga;

    4. entitasakuntabilitaskinerjaSKPD;

    5. entitasakuntabilitaskinerjaPemerintahProvinsi/Kabupaten/Kota.

    Seluruh entitas tersebut wajib menyusun rencana kinerja, melaksanakan kegiatan/program dan

    memantau realisasi capaian berbagai indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur terwujudnya

    output atau outcome sampai sasaran strategis Kementerian/Lembaga. Oleh karena itu, pengukuran

    kinerjajugadilakukanpadasetiaptingkatantersebut,yaitu:

    1. pengukurankinerja

    hasil

    kegiatan

    atau

    output

    untuk

    entitas

    akuntabilitas

    kinerja

    satuan

    kerja

    atau

    EselonIIpadaPemerintahPusat;

    2. pengukurankinerjahasilprogramatauoutcomeuntukentitasakuntabilitaskinerjaunitorganisasi

    EselonI;

    3. pengukuran kinerja pencapaian sasasaran strategis K/L untuk entitas akuntabilitas kinerja

    kementeriannegara/lembaga;

  • 7/27/2019 Modul AIP Ok1

    55/70

    Akuntabilitas InstansiPemerintah

    Pusdiklatwas BPKP 47

    4. pengukurankinerjahasilprogramdankegiatanuntukentitasakuntabilitaskinerjaSKPD;

    5. pengukurankinerjahasilprogramuntukentitasakuntabilitaskinerjaPemerintahDaerah.

    Instrumen pengukuran kinerja dengan menggunakan berbagai formulir pengukuran kinerja dapat

    dibedakanpadasetiaptingkatantersebutdiatas.

    B. EVALUASIKINERJA

    Evaluasiatauanalisisadalahprosesuntukmenguraisuatukondisisehinggadiperolehpemahamanyang

    lebihmendalam.Analisismerupakankebalikandarisintesis,yaituprosesuntukmenyatukankondisi,ide,

    atauobjekmenjadisesuatuyangbarusecarakeseluruhan.Olehkarena itu,analisiskinerjapalingtidak

    dilakukandengan

    cara

    melakukan

    analisis

    adanya

    beda

    kinerja

    (performance

    gap

    analysis),

    yaitu

    melihat

    beda (gap)antarayangsudahdirencanakandengan realisasinyaataukenyataannya. Jika terdapatgap

    yang besar, maka perlu diteliti sebabsebabnya berikut berbagai informasi kendala dan hambatan

    termasuk usulan tindakantindakan apa yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

    Keseluruhanhasilanalisiskinerjaselanjutnyadituangkandalampelaporanakuntabilitaskinerja.

    Dalamsistemakuntabilitaskinerjainstansipemerintah(SAKIP)analisiskinerjadilakukanterhadapkinerja

    instansipemerintahsesuaidenganentitasakuntabilitaskinerjadenganmemanfatkanhasildariaktivitas

    pengukurankinerjayangtelahdilakukan.

    Olehkarena itu, adalahpentinguntukmengidentifikasientitasyangmelaporkanakuntabilitaskinerja.

    AkuntabilitaskinerjaditingkatKementerian/Lembagasudahtentumenyangkuthalhalyanglebihbesar,

    lebih penting, dan terkait dengan hasilhasil pembangunan nasional yang bersifat strategis. Jika

    dibandingkan dengan laporan akuntabilitas kinerja Unit Kerja Organisasi tingkat Eselon I, maka

    akuntabilitaskinerjaditingkatunitkerjaeselonI lebihrincidan lebihoperasional,demikianseterusnya

    sampaiketingkatandibawahnya.

    PengukurandananalisiskinerjayangdilakukanpadatingkatKementerian/Lembagadisarankanterbatas

    pada pencapaian sasaransasaran strategis kementerian/lembaga. Dengan demikian, K/L hanya

    melaporkan halhal yangpenting atau strategis saja,dan kemudianhalhal yang lebih rincidan lebih

    operasionaldilaporkanunitkerjaeselonIataueselonIIdibawahnya.

    Pengukuran kinerja di tingkat unit kerja organisasi eselon I, sebaiknya meliputi pelaporan sasaran

    strategis unit kerja tersebut dan juga kin