ailurophobia

13
Listyo Yuwanto Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Miauw...pus...manis...meong! Panggilan-panggilan tersebut identik dengan kucing. Apa yang terbayang saat Anda mendengar panggilan-panggilan tersebut ? Binatang berkaki empat yang manis dan lucu ? atau sebuah monster yang menakutkan ? Bagi pecinta dan penyayang kucing, jawaban yang pertama mungkin akan muncul, sedangkan bagi penderita ailurophobia maka jawaban kedua yang akan muncul. Ailurophobia adalah salah satu tipe gangguan specific phobia yang ditandai dengan adanya ketakutan irasional (irrational thinking) dan berlebihan (unproportional) terhadap kucing. Ailurophobia lebih populer dengan sebutan fobia kucing. Bagi penderita ailurophobia, kucing benar-benar membuat mereka takut. Bagi yang tidak mengalami fobia kucing menilai bahwa ketakutan yang penderita alami tidak wajar. Setiap orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu termasuk kucing, merupakan hal yang wajar dan emosi yang normal. Beberapa hal yang memberikan potensi penyebab takut terhadap kucing adalah bulu kucing yang bisa menjadi tempat berkembangnya virus toxoplasma. Seseorang yang mengalami ketakutan terhadap kucing belum tentu mengalami ailurophobia karena bisa jadi hanya karena jijik, risih, atau takut terhadap virus toxoplasma. Tidak sampai memberikan respon yang berlebihan seperti menangis, pingsan, berkeringat, dan jantung berdebar

Transcript of ailurophobia

Page 1: ailurophobia

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Miauw...pus...manis...meong! Panggilan-panggilan tersebut identik dengan kucing. Apa yang

terbayang saat Anda mendengar panggilan-panggilan tersebut ? Binatang berkaki empat yang

manis dan lucu ? atau sebuah monster yang menakutkan ? Bagi pecinta dan penyayang

kucing, jawaban yang pertama mungkin akan muncul, sedangkan bagi penderita ailurophobia

maka jawaban kedua yang akan muncul. Ailurophobia adalah salah satu tipe gangguan

specific phobia yang ditandai dengan adanya ketakutan irasional (irrational thinking) dan

berlebihan (unproportional) terhadap kucing. Ailurophobia lebih populer dengan sebutan

fobia kucing.

Bagi penderita ailurophobia, kucing benar-benar membuat mereka takut. Bagi yang tidak

mengalami fobia kucing menilai bahwa ketakutan yang penderita alami tidak wajar. Setiap

orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu termasuk kucing, merupakan hal yang wajar dan

emosi yang normal. Beberapa hal yang memberikan potensi penyebab takut terhadap kucing

adalah bulu kucing yang bisa menjadi tempat berkembangnya virus toxoplasma. Seseorang

yang mengalami ketakutan terhadap kucing belum tentu mengalami ailurophobia karena bisa

jadi hanya karena jijik, risih, atau takut terhadap virus toxoplasma. Tidak sampai memberikan

respon yang berlebihan seperti menangis, pingsan, berkeringat, dan jantung berdebar

berlebihan, atau selalu menghindari kucing. Seseorang mengalami ailurophobia bila

mengalami ketakutan yang sangat berlebihan, menetap, dan ada penurunan dalam kehidupan

sosial atau pekerjaannya akibat ailurophobia yang dialami.

    Terdapat beberapa penyebab ailurophobia sebagai berikut :

1. Penyebab predisposisi (predisposising causes), penyebab yang sifatnya predisposisi

atau kondisi yang rentan terhadap adanya gangguan tertentu. Penelitian longitudinal

menyatakan bahwa anak-anak tertentu memiliki predisposisi konstitusional terhadap

fobia karena mereka lahir memiliki temperamen negatif yang disebut dengan inhibisi

perilaku terhadap yang tidak dikenal (behavioral inhibition to the unfamiliar).

Tekanan dari lingkungan harus ada untuk mengaktifkan temperamen tersebut, seperti

kucing yang mengancam (traumatic event) karena menggigit atau mencakar dan

Page 2: ailurophobia

menimbulkan dampak ketakutan. Faktor ini seringkali disebut orang awam sebagai

”memang dasarnya orangnya penakut jadi kena sesuatu yang sedikit mengancam

langsung takut”.

2. Penyebab aktual (precipitating causes), merupakan suatu kondisi yang secara

langsung bertindak sebagai pencetus/pemicu gangguan. Misalnya mengalami kejadian

yang menakutkan saat dengan berinteraksi kucing, mendengar cerita menyeramkan

dari orang lain tentang kucing, atau melihat orang lain mengalami sesuatu yang tidak

menyenangkan dengan kucing.

3. Penyebab penguat (reinforcing causes), kondisi yang cenderung memperkuat

gangguan. Misalnya membiarkan gangguan terus berlangsung, mengganggap sebagai

bukan masalah, sehingga gangguan tetap ada dan akan bisa berkembang. Contoh

nyatanya selalu berusaha untuk menghindari berinteraksi dengan kucing baik melalui

bentuk gambar kucing atau kucing secara nyata.

Penderita ailurophobia memiliki penyimpangan pemikiran bahwa kucing memberikan

ancaman. Penyimpangan pemikiran ini muncul setelah mengalami kejadian yang terkait

dengan kucing yang mereka maknakan sebagai situasi yang mengancam atau tidak

menyenangkan bagi mereka. Pemikiran ini tidak harus akibat interaksi tidak menyenangkan

secara langsung dengan kucing, tetapi juga dapat dengan mendengar atau melihat orang lain

mengalami peristiwa tidak menyenangkan dengan kucing. Munculah keyakinan (belief)

bahwa kucing adalah ancaman yang harus dihindari. Kemudian mereka menilai bahwa semua

kucing ataupun hal-hal yang berkaitan dengan kucing menakutkan. Sehingga saat berhadapan

dengan kucing penderita ailurophobia selalu merasa kucing tersebut mengancam bagi mereka

dan munculah respon-respon yang berlebihan dan tidak adaptif.

Dengan mengetahui beberapa penyebab ailurophobia yang telah diuraikan secara ringkas,

pembaca bisa mengambil hikmahnya untuk mencegah terjadinya ailurophobia ataupun

membedakan antara orang yang takut kucing biasa dan ailurophobia.

Ailurphobia/Ketakutan Terhadap Kucing

Page 3: ailurophobia

Rasa ketakutan berlebihan terhadap kucing /fobia kucing disebut juga

Ailurophobia. Orang-orang yang menderita fobia ini biasanya akan stress dan panik, bahkan

histeris bila melihat kucing. 

Ailurophobia adalah salah satu tipe gangguan specific phobia yang ditandai dengan adanya

ketakutan irasional (irrational thinking) dan berlebihan (unproportional) terhadap kucing.

Ailurophobia lebih populer dengan sebutan fobia kucing.

Bagi penderita ailurophobia, kucing benar-benar membuat mereka takut. Bagi yang tidak

mengalami fobia kucing menilai bahwa ketakutan yang penderita alami tidak wajar. Setiap

orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu termasuk kucing, merupakan hal yang wajar dan

emosi yang normal. Seseorang yang mengalami ketakutan terhadap kucing belum tentu

mengalami ailurophobia karena bisa jadi hanya karena jijik, risih, atau takut terhadap virus

toxoplasma. Tidak sampai memberikan respon yang berlebihan seperti menangis, pingsan,

berkeringat, dan jantung berdebar berlebihan, atau selalu menghindari kucing. Seseorang

mengalami ailurophobia bila mengalami ketakutan yang sangat berlebihan, menetap, dan ada

penurunan dalam kehidupan sosial atau pekerjaannya akibat ailurophobia yang dialami.

   

Terdapat beberapa penyebab ailurophobia sebagai berikut :

Penyebab predisposisi (predisposising causes), penyebab yang sifatnya predisposisi atau

kondisi yang rentan terhadap adanya gangguan tertentu. Penelitian longitudinal menyatakan

bahwa anak-anak tertentu memiliki predisposisi konstitusional terhadap fobia karena mereka

lahir memiliki temperamen negatif yang disebut dengan inhibisi perilaku terhadap yang tidak

dikenal (behavioral inhibition to the unfamiliar). Tekanan dari lingkungan harus ada untuk

mengaktifkan temperamen tersebut, seperti kucing yang mengancam (traumatic event) karena

menggigit atau mencakar dan menimbulkan dampak ketakutan. Faktor ini seringkali disebut

orang awam sebagai ”memang dasarnya orangnya penakut jadi kena sesuatu yang sedikit

mengancam langsung takut”.

Page 4: ailurophobia

Penyebab aktual (precipitating causes), merupakan suatu kondisi yang secara langsung

bertindak sebagai pencetus/pemicu gangguan. Misalnya mengalami kejadian yang

menakutkan saat dengan berinteraksi kucing, mendengar cerita menyeramkan dari orang lain

tentang kucing, atau melihat orang lain mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan dengan

kucing.

Penyebab penguat (reinforcing causes), kondisi yang cenderung memperkuat gangguan.

Misalnya membiarkan gangguan terus berlangsung, mengganggap sebagai bukan masalah,

sehingga gangguan tetap ada dan akan bisa berkembang. Contoh nyatanya selalu berusaha

untuk menghindari berinteraksi dengan kucing baik melalui bentuk gambar kucing atau

kucing secara nyata.

Penderita ailurophobia memiliki penyimpangan pemikiran bahwa kucing memberikan

ancaman. Penyimpangan pemikiran ini muncul setelah mengalami kejadian yang terkait

dengan kucing yang mereka maknakan sebagai situasi yang mengancam atau tidak

menyenangkan bagi mereka. Pemikiran ini tidak harus akibat interaksi tidak menyenangkan

secara langsung dengan kucing, tetapi juga dapat dengan mendengar atau melihat orang lain

mengalami peristiwa tidak menyenangkan dengan kucing. Munculah keyakinan (belief)

bahwa kucing adalah ancaman yang harus dihindari. Kemudian mereka menilai bahwa semua

kucing ataupun hal-hal yang berkaitan dengan kucing menakutkan. Sehingga saat berhadapan

dengan kucing penderita ailurophobia selalu merasa kucing tersebut mengancam bagi mereka

dan munculah respon-respon yang berlebihan dan tidak adaptif.

Dengan mengetahui beberapa penyebab ailurophobia yang telah diuraikan secara ringkas,

pembaca bisa mengambil hikmahnya untuk mencegah terjadinya ailurophobia ataupun

membedakan antara orang yang takut kucing biasa dan ailurophobia.

Napoleon diketahui menderita fobia ini dan sampai saat ini juga banyak orang yang

menderita hal yang sama. Beberapa artis indonesia juga mempunyai fobia yang sama. Perlu

juga dibedakan antara orang yang benar-benar menderita ailurophobia atau semata-mata

cuma benci atau jijik terhadap kucing.

Page 5: ailurophobia

Mengatasi fobia kucing!!!!

Wah, cukup merepotkan juga ya ketakutan terhadap kucing yang Anda alami. Padahal

menurut sebagian orang, kucing merupakan binatang peliharaan yang lucu dan

menggemaskan lho. Kondisi yang Anda alami ini dinamakan fobia. Fobia merupakan suatu

bentuk rasa takut yang kuat, terus-menerus, meskipun tidak ada alasan yang nyata (irasional)

yang ditimbulkan oleh suatu stimulus objek atau situasi tertentu (Chaplin, 2000). Dengan kata

lain, fobia merupakan suatu bentuk rasa takut yang ekstrim. Jenis fobia ini bisa bermacam-

macam. Secara umum, fobia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu agora phobia,

simple phobia, dan fobia sosial. Agora phobia adalah fobia terhadap tempat luas, misalnya

pasar, terminal, atau jalan raya. Simple phobia adalah fobia yang terbatas pada objek yang

sederhana, misalnya takut terhadap binatang tertentu, benda tajam dan sebagainya.

Sedangkan fobia sosial adalah ketakutan yang irasional terhadap keramaian, tempat umum

ataupun sekumpulan orang.

Menurut DSM IV TR, seseorang dikatakan mengalami fobia apabila memenuhi karakteristik

sebagai berikut:

1. Mengalami ketakutan yang luar biasa, tidak masuk akal, dan persisten terhadap kehadiran

suatu objek atau situasi.

2.Individu menyadari bahwa perasaan takut tersebut berlebihan dan tidak masuk akal.

Individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan fobia, atau bila tidak dapat

dihindari, individu akan merasakan stres dan kecemasan yang hebat.

3. Perasaan takut yang intens tersebut secara signifikan mempengaruhi dan menganggu

kehidupan sehari-hari individu, baik di dalam pekerjaan/ sekolah ataupun fungsi sosial.

4.Untuk individu dibawah usia 18 tahun, keadaan tersebut sudah berlangsung minimal selama

6 bulan.

Fobia dapat ditimbulkan akibat pengalaman menakutkan yang secara psikologis tidak dapat

terselesaikan dengan baik. Misalnya fobia pada ruangan tertutup terjadi ketika pada usia 3-5

tahun anak mendapat hukuman dari orang tuanya secara berlebihan (misalnya dimasukan ke

ruangan yang terkunci, sempit, gelap serta sering ditakut-takuti), sehingga menyebabkan

Page 6: ailurophobia

ketakutan yang tidak tertanggulangi. Rasa takut yang tidak tertanggulangi ini kemudian

masuk ke alam bawah sadar anak, dan muncul kembali dalam bentuk fobia ketika anak

berusia dewasa.

Fobia juga bisa diperoleh setelah individu mengalami kejadian yang tidak menyenangkan

(menyebabkan rasa sakit dan penderitaan) yang sangat membekas dalam ingatan. Kecelakaan

tragis dapat menyebabkan individu trauma dan pada akhirnya mengalami fobia terhadap

kendaraan atau lalu lintas.

Sementara itu kaum behavioris bependapat bahwa didapat melalui proses belajar, antara lain

pengkondisian situasi atau melalui imitasi (proses meniru) & modelling yang dilakukan

individu terhadap orang-orang disekitarnya.

Bila sudah sangat parah dan menganggu, fobia memang sebaiknya harus segera diatasi

dengan pemberian treatmen tertentu. Tidak semua fobia harus selalu ditreatmen dengan

segera. Misalnya, bila ada seseorang yang mengalami fobia ular, namun orang tersebut

tinggal di kota metropolitan yang jauh dari hutan belantara (dan jauh dari ular tentunya),

maka fobia tersebut tidak terlalu membutuhkan treatmen dengan segera. Pada kasus anda,

objek fobia yang Anda alami adalah kucing, hewan yang mudah dan sering ditemui dalam

lingkungan kita sehari-hari. Bila melihat betapa intensnya ketakutan Anda tehadap kucing

dan betapa repot Anda dibuatnya, maka sudah selayaknya fobia Anda perlu dihilangkan.

Fobia yang dialami individu dapat dihilangkan salah satunya melalui terapi desensitisasi

sistematik. Dalam kondisi relaks, individu diminta untuk menghadirkan objek atau situasi

yang ditakutinya tersebut dalam imajinasi, dengan intensitas yang bertahap.

Mengatasi Fobia Kucing

Posted on 16 Mei 2012 by firmanpratama

Fobia adalah suatu ketakutan berlebihan yang terjadi pada diri manusia akibat suatu peristiwa

yang sangat membekas di masa dahulu. Salah satu jenis fobia yang banyak dijumpai adalah

Page 7: ailurophobia

fobia terhadapa hewan, dalam hal ini fobia terhadap kucing. Bagi sebagian besar orang,

kucing adalah binatang yang lucu dan menggemaskan.

Pada suatu siang datanglah seorang gadis ke klinik Wahana Sejati, yaitu tempat untuk

melakukan terapi pikiran. Gadis tersebut memiliki suatu permasalahn dengan dirinya, yaitu

ketakutan yang berlebihan (Fobia) terhadap kucing. Singkat cerita gadis itu sekarang telah

memasuki ruang terapi. Ia bertemu dengan seorang Hipnoterapist di situ. dimulailah

percakapan sederhana antara keduanya. “namanya siapa mbak ?” tanya sang Terapist, “saya

Dewi mas..” gadis itu menjawab dengan kondisi yang terlihat masih sedikit tegang.

Kemudian sang Terapist menanyakan apa yang menjadi masalah pada diri gadis/klien

tersebut serta menjelaskan Hipnosis secara benar kepada klien untuk mengatasi

ketegangannya. akhirnya keduanya terlibat dalam perbincangan yang santai serta diselingi

dengan canda tawa. Dari perbincangan tersebut, didapatlah sebuah informasi mengenai

masalah yang dialami oleh Klien. Masalah tersebut adalah Klien menderita fobia kucing,

mengapa sampai terjadi?.

Klien menjelaskan bahwa pada masa kecilnya Ia sangat menyenangi kucing dan Ia adalah

anak yang cukup nakal. Pada suatu hari di masa kecilnya, karena Ia anak yang nakal, Ia

dengan sengaja memukul seekor kucing lalu dengan reflek kucing tadi mencakarnya. Dari

pengalaman traumatis di masa kecil Klien tadi, dapat disimpulkan bahwa penyebab fobia

kucing yang dialami Klien adalah karena Ia pernah dicakar oleh seekor kucing karena Ia

sebelumnya memukul kucing tersebut. Dari situ kemudian sang Terapist bertanya kepada

Klien “Anda dicakar kucing karena Anda memukul kucing tersebut kan..!?” “iya..” jawab

Klien, “berarti jika Anda tidak memukul kucing tadi maka kucingnya juga tidak akan

mencakar anda kan..!?” “bener juga ya..” jawab Klien sambil tertawa kecil, lalu Terapist

lanjut bertanya “jika Anda baik sama kucing maka kucingnya juga baik sama Anda, salah

atau benar..!?” “Benar Pak…” Klien tersenyum semakin lebar.

“Oke, sekarang coba pejamkan mata Anda, tarik nafas yang dalam, keluarkan…. sekarang,

bayangkan di depan Anda ada seekor kucing, sudah..?” “sudah..” “berikan warna pada kucing

tersebut, bayangkan bentuknya, perjelas warnanya, bentuknya, bayangkan dan rasakan

kucing tersebut sekarang ada di depan Anda, lihatlah betapa lucunya kucing tersebut, kucing

Page 8: ailurophobia

itu suka kepada Anda, kucing itu ingin bersahabat dengan Anda, dia menuruti semua perintah

Anda, seperti apa kucinnya..?” “Lucu mas…” “terus..?” “ada kalungnya, dia nurut…”

“sekarang bayangkan dan rasakan, jika Anda senang dengan kucing maka kucing tadi juga

senang dengan anda, jika anda baik maka dia juga baik, paham” “iya..” “oke, mulai sekarang

dan seterusnya, dimanapun dan kapanpun juga, jika Anda melihat kucing maka bayangan

Anda adalah kucing yang lucu dan baik seperti yang di depan Anda ini, kucing yang sangat

bersahabat dengan Anda, mulai sekarang dan seterusnya, dimanapun dan kapanpun juga

Anda akan senang dengan kucing dan kucingnya juga senang dengan Anda, paham..?” Klien

menganggukkan kepalanya, “bagus, pada hitungan ke-10 silakan Anda bangun dengan

kondisi segar sesegar-segarnya, dengan kondisi sehat sesehat-sehatnya, dengan kondisi yang

penuh semangat, 1… 2… 3..rasakan tubuh Anda mulai terasa segar dan bersemangat 4…

rasakan tubuh Anda semakin segar dan bersemangat 5…kesegaran dan semangat Anda

semakin meningkat dari sebelumnya 6… 7… 8… Anda semakin bersemangat dari

sebelumnya, semakin ingin terbangun 9… tubuh Anda terasa sangat segar, sangat sehat,

sangat bersemangat, dan Anda sangat ingin bangun… 10… bangunkan diri Anda dengan

kondisi segar sesegar-segarnya, dengan kondisi sehat sesehat-sehatnya, dengan kondisi yang

penuh semangat sekarang…” Klien terbangun dengan tersenyum kepada sang Terapist.

“Gimana rasanya..?” “nyaman Mas, rasanya lega…” “Mbak itu ada kucing mbak..!” sang

Terapist mencoba mengagetkan Klien “Mana Mas…?”

Klien bertanya sambil mencari-cari kucing tersebut dengan ekspresi keingintahuaan, suatu

indikator bahwa Klien tersebut tidak lagi takut kepada kucing. Terapi tadi adalah mengatasi

permasalahan yang diderita Klien dengan mencari ‘Inti’ penyebab permasalahan tersebut,

setelah inti permasalahan ditemukan, selanjutnya dimodifikasi dari peristiwa yang sangat

traumatis dan menakutkan bagi Klien menjadi suatu peristiwa yang menyenangkan, sehingga

sampai kapanpun Klien tadi melihat kucing maka yang ada dalam pikirannya adalah “kucing

itu baik, lucu, bersahabat dengan saya” sehingga Klien tidak akan merasa takut lagi kepada

kucing alias fobianya telah sembuh secara permanen.