Ahmad Zaynie - g1b111007

17
1. Jenis-jenis ikan perairan rawa yang mempunyai nilai ekonomis Haruan Propinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh perairan rawa dan sungai. Cekungan sungai Barito memiliki areal sekitar 3,5 juta ha, sekitar 1 juta ha diantaranya berada di Kalimantan Selatan (Chairuddin, 1977). Produksi perairan tawar khususnya ikan dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan sebagian jenis-jenis ikan menjadi langka, seperti : ikan tapah dan papuyu galam. Penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :terjadinya pendangkalan di muara-muara sungai, 2) pelepasan / pembuangan bahan cemaran ke perairan umum dan 3) tingginya tingkat eksploitasi tanpa diiringi dengan kegiatan budidaya (Anonim, 2002). Sejalan dengan hal di atas maka kebijakan pembangunan perikanan Propinsi Kalimantan Selatan diarabkan untuk menitik beratkan pada strategi pengelolaan clan pemanfaatan perairan rawa tersebut secara berkelanjutan. Beberapa jenis ikan lokal ekonomis yang sangat digemari oleh masyarakat Banjar (dalam kaftan dengan budaya masyarakat Banjar) adalah Ikan Gabus (Channa = Ophiocephalus striatus) dengan nama umum "murrel" atau "snake head" (Weber clan Beaufort, 1922 dirivisi oleh Ng dan Lim di dalam Kottelat et al, 1993). Nama daerah untuk ikan ini adalah "haruan". Ikan ini menjadi bahan utama untuk makanan yang dikenal dengan nama "ketupat kandangan", tidak menjadi makanan "ketupat kandangan" kalau tidak menggunakan ikan "haruan". Jenis makanan ini sangat digemari oleh masyarakat Banjar. Karakteristik khas jenis ikan "haruan" adalah kemampuannya bertahan pada kondisi perairan yang ekstrim seperti : kandungan oksigen yang rendah, pH Klasifikasi

Transcript of Ahmad Zaynie - g1b111007

Page 1: Ahmad Zaynie - g1b111007

1. Jenis-jenis ikan perairan rawa yang mempunyai nilai ekonomis

Haruan

Propinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh perairan rawa dan sungai. Cekungan sungai Barito memiliki areal sekitar 3,5 juta ha, sekitar 1 juta ha diantaranya berada di Kalimantan Selatan (Chairuddin, 1977). Produksi perairan tawar khususnya ikan dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan sebagian jenis-jenis ikan menjadi langka, seperti : ikan tapah dan papuyu galam. Penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :terjadinya pendangkalan di muara-muara sungai, 2) pelepasan / pembuangan bahan cemaran ke perairan umum dan 3) tingginya tingkat eksploitasi tanpa diiringi dengan kegiatan budidaya (Anonim, 2002).

Sejalan dengan hal di atas maka kebijakan pembangunan perikanan Propinsi Kalimantan Selatan diarabkan untuk menitik beratkan pada strategi pengelolaan clan pemanfaatan perairan rawa tersebut secara berkelanjutan. Beberapa jenis ikan lokal ekonomis yang sangat digemari oleh masyarakat Banjar (dalam kaftan dengan budaya masyarakat Banjar) adalah Ikan Gabus (Channa = Ophiocephalus striatus) dengan nama umum "murrel" atau "snake head" (Weber clan Beaufort, 1922 dirivisi oleh Ng dan Lim di dalam Kottelat et al, 1993). Nama daerah untuk ikan ini adalah "haruan". Ikan ini menjadi bahan utama untuk makanan yang dikenal dengan nama "ketupat kandangan", tidak menjadi makanan "ketupat kandangan" kalau tidak menggunakan ikan "haruan". Jenis makanan ini sangat digemari oleh masyarakat Banjar.

Karakteristik khas jenis ikan "haruan" adalah kemampuannya bertahan pada kondisi perairan yang ekstrim seperti : kandungan oksigen yang rendah, pH

Klasifikasi

Secara taksonomi dan sistematis (Weber clan Beaufort, 1922), direvisi oleh Ng dan Lim di dalam (Kottelat et al, 1993), mengklasifikasikan ikan Gabus dalam :Kingdom : Animalia Phylum : ChorclataSubphylum : VertebrataKelas : PiscesSubkelas : TeleosteiOrdo : LabyrinthychyFamily : ChannidaeGenus : ChannaSpesies : Channa striata (Kottelat el al, 1993)Sinonim : Ophiocephalus striatus (Weber dan Beaufort, 1922)Nama Inggris : Head Snake Nama Indonesia : Ikan GabusNama Daerah : Haruan

Morfologi Ikan Haruan

Page 2: Ahmad Zaynie - g1b111007

(Ko t t e l a t e t a l , 1993 ) mengemukakan bahwa i kan i n i d i s i r i p punggungnya terdapat 38 - 43 jari-jari lemah , sirip dubur mempunyai 23 - 27 jari-jari lemah, terdapat 52 - 57 sisik pada gurat sisi panjang total maksimum yang pernah diketahui adalah 90 cm. Sisi badan memputiyai pita warna berbentuk "V", mengarali kebagian atas umumnya tidak jelas pada ikan dewasa; ada 4 - 5 sisik antara gurat sisi dan pangkal jari-jari sirip punggung bagian depan

Penyebaran dan Habitat Penyebaran

Penyebaran dan Habitat Penyebaran ikan ini berada di lingkungan Sunda, Sulawesi, Lesser Sunda, Maluku, India, Indochina, Srilangka, Philiphina dan China (Kottelat, et al 1993). Di Kalimantan Selatan terdapat hampir disemua jenis perairan umum (rawa monoton, rawa pasang surut, sungai kecil dan waduk). Habitat ikan ini di lahan basah Sungai Negara Kal-Sel dan sungai-sungai kecil, danau dan rawa (Chairuddin, 1990).

Reproduksi

Reproduksi adalah mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi tergantung pada keberhasilan pernijahan dan juga pada kondisi telur, dimana telur clan larva kelak akan berkembang. Kepastian akan keamanan kelangsungan hidup turunannya menjadi hal yang penting bagi keberlanjutan spesies tersebut.

Di alarm ikan ini inembangun sarang sederhana di dasar perairan dan induk betina mengeluarkan telur untuk dibuahi oleh induk jantan. Selanjutnya Mangalik (1997) mengemukakan 'mama pemijahan bisa dilaktikm di rumput-rumput tergenang air clan mcmbentuk sarang, juga rawa atau hutan-hutan rawa disekitar danau dan sungai. Ikan ini memijah dimusim penghujan (Chairuddin, 1990).

Makana dan Kebiasaan

Page 3: Ahmad Zaynie - g1b111007

Menurut (Chairuddin, 1990) bahwa ikan ini menyukai makanan seinua ukuran dari zooplankton, udang, katak, kepiting dan anak ikan yang seukuran dengan bukaan mulutnya. Pada ukuran / stadia larva atau 3 hari setelah kuning telur habis dapat diberi pakan berupa dapnia dan rotifera. Setelah 5 - 8 minggu dapat diberikan pakan berupa cacing tubifek atau ikan rucah.

Kualitas Air

Ikan ini dapat bertahan hidup pada kualitas air yang cukup ekstrim seperti : Oksigen terlarut antara 2,0 — 3,7 ppm (Adriani, 1995). Kisaran pH yang mampu ditolerirnya antara 4,5 - 6,0 (Asmawi, 1993).

Harga Ikan Haruan di Pasaran adalah Rp. 30.000,- sementara tingkat pengumpul adalah Rp. 25.000,-

Ini terjaadi karena daur hidup haruan yang kompleks dan lama dan merupakan ikan favorit yang banyak dicari

Betok

Betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jw.), puyu (Mly.) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus (Bloch, 1792).

Klasifikasi ilmiah

Klasifikasi ilmiah Ikan Betok, adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Anabantidae Genus : Anabas Spesies : A. testudineus Nama binomial: Anabas testudineus

Ciri-ciriIkan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun

kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping

(lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.

Page 4: Ahmad Zaynie - g1b111007

Kebiasaan dan penyebaranBetok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga

pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka.Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.

Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernapas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair. Betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimekarkan, dan berlaku sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati. Ikan ini menyebar luas, mulai dari India, Tiongkok hingga Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara di sebelah barat Garis Wallace.

Cara mendapatkan ikan ini pada kebanyakan daerah dengan dipancing berumpan cacing, akan tetapi ada juga dengan menggunakan jangkrik, cilung (ulat bambu). Di Kalimantan Tengah dan Banjarmasin, penduduk setempat mempunya cara tersendiri, yakni dengan mencampur telur semut (kroto) dengan getah karet dan dimasak dengan cara dikukus. Selain untuk ikan betok, umpan ini juga dapat sebagai umpan ikan seluang.

Harga Ikan betok Di pasaran adalah Rp. 40.000 sementara di pengumpul berharga 30.000Ini terjadi karena di daerah HSS marak terjadi kegiatan ilegal fishing

Kapar

Kapar, ketoprak atau beloncah (Belontia hasselti) adalah nama sejenis ikan dari suku gurami-guramian (Osphronemidae). Ikan ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti kakapar, kopar, selincah (bahasa Melayu Sumatra dan Kalimantan), kumpang (Kalbar) atau ketoprak, tambakan (dialek Betawi). Terutama ditemukan dari perairan gambut, ikan ini biasa dikonsumsi secara lokal dan belakangan juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Dalam bahasa Inggris ikan ini dikenal sebagai Javan combtail atau Malay combtail.

Klasifikasi ilmiahKlasifikasi ilmiah dari ikan Kapar :

Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : ActinopterygiiOrdo : PerciformesFamili : Osphoronemidae

Page 5: Ahmad Zaynie - g1b111007

Genus : BelontiaSpesies : Belontia hasselti

Ciri - ciriIkan yang bertubuh relatif pipih sedikit melebar, panjang total (termasuk ekor) hingga

19,5 cm; sekira 2,5–3,5 × tinggi tubuhnya. Moncongnya meruncing seperti sepat, namun juntai ‘cambuk’ sirip perutnya tidak seberapa panjang.

Sirip dorsal (punggung) terdiri dari XVI – XX jari-jari (duri) keras dan 10–13 jari-jari lunak; sirip analnya XV – XVII dan 11–13. Badan berwarna kecoklatan, dengan pinggiran hitam pada tiap-tiap sisiknya. Ekor dengan pola jala berwarna hitam. Ikan remaja dengan bercak hitam pada pangkal sirip punggung bagian belakang.

Habitat dan kebiasaan

Kondisi lingkungan yang cocok untuk Belontia hasselti adalah air dengan temperatur 22–28 °C, dan pH 6,5 - 8,0.

Jenis ikan ini memiliki kebiasaan tidur yang aneh yaitu diam tak bergerak pada dasar air tempat ia berada, bahkan kadang dalam posisi berbaring sehingga terlihat seperti mati.

Harga ikan kapar diperkirakan sekitar 35000, selain karena jarang ditemukan produk ini bisa sebagai substitusi papuyu

Sepat rawa

Sepat rawa, Trichogaster trichopterus, atau sering disebut sepat (biasa) adalah sejenis

ikan anggota suku gurami (Osphronemidae). Seperti kerabatnya yang bertubuh lebih besar,

sepat siam (T. pectoralis), ikan ini merupakan ikan konsumsi yang disukai orang, meski

umumnya hanya bernilai lokal. Namun di samping itu terdapat pula varian-varian hiasnya

yang berwarna menarik, yang populer sebagai ikan akuarium.

Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawah, sepat jawa,

sepat biru, sepat ronggeng (Mly.), sapek (Min.) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias,

bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot

Page 6: Ahmad Zaynie - g1b111007

gourami, Blue gourami, Cosby gourami, Gold gourami, Golden gourami, serta Opaline

gourami.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Osphronemidae

Genus : Trichogaster

Spesies : T. trichopterus

Morfologi

Ikan yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga

120mm. Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap,

serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor.

Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu,

ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal,

berbintik-bintik.

Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun

pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip

Page 7: Ahmad Zaynie - g1b111007

dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal X-XII, 33–

38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali tinggi badan. Sepasang

jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau

pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai

pendek

Penyebaran

Sepat rawa menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di

Indonesia barat, yakni di Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, sepat ini

dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi.

Ikan ini hidup di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan

basah di dataran rendah termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Di saat musim banjir,

penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir ini. Sepat rawa memangsa zooplankton,

krustasea kecil dan aneka larva serangga. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun

sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina, yang

dijagainya dengan agresif.

Sepat, sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan, gurami, betok, dan cupang,

tergolong ke dalam anak bangsa (subordo) Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya

organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup

oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di

tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.

Harga ikan sepat rawa di pengumpul adalah 20.000 sementara harga di pasaran sekitar 35.000an karena diminati, banyak devirsifikasi produk ini.

Mujair

Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami

ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di

muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih

menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak

urung ikan tersebut dinamai ‘mujair’ untuk mengenang sang penemu.

Nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut "Java tilapia".

Ciri-ciri

Page 8: Ahmad Zaynie - g1b111007

Ikan berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning.

Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.

KebiasaanIkan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas),

sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang

relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun.

Mujair juga sangat peridi. Ikan ini mulai berbiak pada umur sekitar 3 bulan, dan

setelah itu dapat berbiak setiap 1½ bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah

dibuahi akan ‘dierami’ dalam mulut induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu

hingga menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun mulut ini tetap menjadi tempat

perlindungan anak-anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya.

Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat

meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan

perairan dan kondisi ketersediaan makanan.

Tidak mengherankan apabila ikan ini dianggap invasif dan menimbulkan berbagai

masalah baru di perairan yang didatanginya, seperti halnya di Singapura, dan di California

Selatan, Amerika Serikat. Tidak luput pula adalah berbagai waduk dan danau-danau di

Indonesia yang 'ditanami' ikan ini, seperti misalnya Danau Lindu di Sulawesi Tengah.

Page 9: Ahmad Zaynie - g1b111007

Harga ikan mujaer sekitar 20.000 dipasaran, sementara di pengumpul bisa mencapai 13.000.

2. Contoh Ikan perairan rawa berkenaan dengan tingkat domestikasinya

Pengertian Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.

Domestikasi ikan atau akuakultur secara keseluruhan telah berperan dalam pening-katan produksi ikan dunia yang terjadi dalam 18 tahun terakhir ini (Naylor et al., 2000). Peningkatan produksi ikan ini diperoleh dengan melakukan domestikasi di darat. Akan tetapi, hal ini kelihatannya sudah tidak bisa ditingkatkan lagi, karena transformasi di darat hanya menghasilkan sedikit perubahan. Oleh karena itu, saat ini mungkin sudah waktunya untuk melakukan domestikasi di laut. Domestikasi laut ini mungkin sudah menjadi keharusan dan sesegera mungkin untuk dilakukan, mengingat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Namun demikian, kita juga harus mampu menjawab bagaimana domestikasi diterapkan, sehingga pengelolaannya tetap memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesinambungannya.

Domestikasi adalah pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara  mengambil dari alam kemudian dipelihara dalam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan. Suatu jenis ikan dalam sistem  budidaya ikan dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat domestikasinya menjadi empat tingkat yaitu :

1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh siklus hidup ikan sudah dapat dipelihara di dalam sistem budidaya. 2. Domestikasi dikatakan hampir sempurna apabila seluruh siklus hidupnya sudah dapat dipelihara di dalam sistem budidaya, tetapi keberhasilannya masih rendah. Ikan asli Indonesia yang terdomestikasi hampir sempurna antara lain adalah ikan betutu, balashark dan arwana.3. Domestikasi belum sempurna apabila baru sebagian siklus hidupnya yang dapat dipelihara di dalam sistem budidaya. Contohnya antara lain  dalah ikan Napoleon, ikan hias laut, ikan tuna.4. Belum terdomestikasi apabila seluruh siklus hidupnya belum dapat dipelihara di dalam sistem budidaya.

Sejauh ini, contoh domestikasi penuh bisa kita lihat pad budidaya terhadap ikan Nila, patin dan patin. Sementara donestikasi hampir sempurna bisa kita lihat pada budidaya ikan betutu. Contoh domestikasi belum sempurna adalah ikan Lais

Faktor-faktor yang mempengaruhi mudahnya domestikasi adalah literatur yang kurang dan siklus hidup ikan yang kompleks.

3. Fasilitas budidaya ikan yang dapat diterapkan dalam budidaya ikan rawa

Page 10: Ahmad Zaynie - g1b111007

-Sistem karamba adalah sebuah sistem budidaya ikan yang dilaksanakan didalam sebuah wadah yang terbuat dari bambu maupun jaring. Budidaya ikan dengan menggunakan sistem karamba dipelopori oleh para petani ikan yang berada disekitar aliran sungai Cibunut, Bandung pada periode tahun 1940an. Berdasarkan letaknya didalam sebuah perairan, sistem karamba dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu karamba dasar, karamba bawah serta karamba sejajar. Beberapa jenis ikan air tawar yang ditengarai dapat tumbuh optimal apabila dipelihara dengan sistem karamba adalah ikan mas, ikan bandeng, ikan lele, ikan nila serta ikan mujaer.

-Keramba Jaring apungKeramba Jaring Apung (KJA) adalah tempat pemeliharaan ikan yang dibuat di

permukaan air, dibatasi dengan jaring, dan terapung dipermukaan. Ciri lain dari kolam ini adalah terdapat saung/rumah jaga dibagian tengahnya.

Umumnya KJA ini ada didaerah perairan yang luas seperti waduk, danau dan laut. Beberapa waduk yang terkenal denan KJA nya adalah waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur. Setiap kelompok KJA terdiri dari 4 kolam dan setiap kolam berlapis dua. Pada seluruh areal KJA terkadang diberi jaring lagi yang lebih besar. KJA memiliki 8 bagian yaitu kerangka, pelampung, jembatan, jangkar, jaring, rumah jaga dan gudang.

Pada daerah rawa tertentu di Kalsel, kita mendapati hampang yaitu ikan yang dibudidayakan di alam dengan pembatas tertentu namun dalam keadaan air tidak terkontrol. Namun jika kita ingin membuat suasana air terkontrol maka kita membuat susungaian ke kolam.

4. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan budidaya rawaSeperti pada budidaya lam terbuka pada umumnya, budidaya rawa pada lahan teerbuka tidak dapat dikontrol keadaaan airnya. Baik pH, DO salinitas, kecerahan dan lainnya yang diperlukan ikan. Misalnya saja disaat kita ingin mengatur pH pada air yang asam, pada kolam tertutup kita bisa menebarkan kapur. Namun jika kita menebarkannya di rawa terbuka kita tidak bisa mengaturnya karena sirkulasi air yang terlalu besar dan berimbas pada terganggunya ekosistem yanbg ada.

Page 11: Ahmad Zaynie - g1b111007

5. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebutUpaya yang dapat dilakukan adalah pengembangan kawasan rawa menjadi areal budidaya, yaitu pencetakan kolam-kolam untuk pemeliharaan ikan-ikan local dan sebagian untuk ikan introduksi. Khusus untuk ikan local dapat dilakukan secara bertahap sampai ikan local tersebut terdomestikasi secara sempurna.

Page 12: Ahmad Zaynie - g1b111007

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Betok

http://id.wikipedia.org/wiki/Belontia_hasselti

http://id.wikipedia.org/wiki/Sepat_rawa

http://www.pusatbudidaya.com/tag/bagaimana-pengembangbiakan-ikan/

http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2&view=item&id=142:domestikasi-laut-

atau-restoking?

http://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasi

http://perikanantawar.blogspot.com/2011/05/cara-membuat-keramba-ikan.html

http://taniternakbudidaya.blogspot.com/2012/10/4-jenis-kolam-pembudidaya-ikan-air-tawar.html

http://haruanrawa.wordpress.com/2011/03/16/iwak-haruan/