Aha
Click here to load reader
-
Upload
risang-bagaskoro -
Category
Documents
-
view
31 -
download
3
description
Transcript of Aha
Alpha - hydroxy Acid Peels
Penggunaan alpha-hydroxy acid (AHA) peels sering digunakan oleh
dokter kulit dan kelamin karena bermanfaat digunakan sebagai anestesi dan
mempunyai efek terapi dengan waktu penyembuhan yang relatif cukup cepat.
AHA peels juga dikenal sebagai "lunchtime peels" karena tidak menimbulkan
bekas pada kulit setelah digunakan. Karena berefek dari stratum corneum hingga
stratum basiler, maka AHA peels diklasifikasikan sebagai peels superfisial.
Karena mempunyai efek pada bagias superfisisal kulit, maka AHA dapat
digunakan pada semua jenis kulit dan mengobati kelainan keratinisasi. Saat ini,
asam glikolat merupakan AHA yang paling sering digunakan. Selain itu, asam
laktat juga sering digunakan sebagai peeling agent dikombinasikan dengan asam
salisilat ( atau lebih dikenal dengan beta-hydroxy acid). Jenis-jenis AHA lain
seperti asam mandelic dan asam nitrat diketahui juga dapat digunakan sebagai
peeling agent, namun belum ada studi klinis yang membahas keduanya.
Bab ini akan membahas penggunaan AHA peels (glicolic acid peels /
GAP) dalam mengobati photoaging, acne, melasma, lenigines, dan keratosis
seboroik, keratosis pilaris, dan warts. GAP juga dapat digunakan untuk mengobati
lesi prekaknker seperti actinic keratosis dan actinic cheilitis saat dikombiasikan
dengan pluorouracil.
Glicolic acid peels
Asam glikolat memiliki berat molekul terkecil di antara AHA lain, sehingga dapat
dengan mudah menembus kulit, tergantung dengan zat pembawanya,
formularium, pH, tempat dioleskan, dan kondisi kulit saat ini. Oleh karena itu,
sangta penting untuk mengetahui zat pembawa, formularium, dan pH yang tepat.
Pemilihan Formularium Asam Glikolat
Bentuk asal dari asam glikolat adalah kristal, lalu dicampurkan dengan zat
pembawanya. Pemilihan zat pembawa yang tepat dapat meningkatkan efikasi dari
GAP. Sebagai contoh, asam glikolat dalam bentuk gel akan lebih lambat
menembus kulit. Namun, penggunaan AHA dalam bentuk gela akn lebih diterima
pasien yang memiliki kulit yang sensitif, mudah teriritasi, dan pasien dengan
rosacea. Saat ini asam glikolat tersedia dalam beberapa bentuk :
free acid
partially neutralized
buffered
esterified
Free glycolyc acid solution merupakan sediaan asam glikolat dengan
rentang pH 0,6 - 1,7. Sediaan ini memiliki bioavailbilitas yang terbesar. Partially
neutralized merupakan kombinasi asam glikolat dan membentuk garam, misalnya
dikombinasikan dengan ammonium hydroxyda membentuk garam ammonium
glycolat. pH sediaan ini sekitar 3,8. Asam glikolat dalam bentuk buffer lebih
tahan terhdap perubahan pH akibat penambahan asam atau basa. Bentuk buffer ini
memang tidak memilki efet terapetik tertentu, hanya untuk kepentingan
penyimpanan obat, dimana dalam bentuk buffer ini akan lebih tahan lama. Bentuk
ester dari asam glikolat merupakan ikatan antara rantai karboksil dari asam
glikolat dengan rantai hidoksil dari asam sitrat. Sediaan ester dinilai mempunyai
efek iritasi yang lebih kecil daripada bentuk sediaan lain.
Indikasi Penggunaan Glicolic Acid Peel
Sebelum dimulainya terapi, sebaiknya dokter menjelaskan kepada pasien
keuntungan dan kerugian dari penggunaan AHA. AHA dapat digunakan untuk
mengobati berbagai kondisi kulit pasien, seperti dispigmentasi, lentigenes,
ephilides,. Dokter sebaiknya menjelaskan bahwa kondisi kulit akan kembali
seperti semula setelah perawatan rutin dan teratur. Biasanya dibutuhkan hingga 6
sesi perawatan, namun bisa berbeda untuk masing-masing pasien. AHA juga
dapat digunakan sebagai terapi ajuvan pada acne, hiperpigmentasi post inflamasi,
melasma, keratosis, dan kondiloma akuminata.
Pasien lebih memilih menggunakan AHA karena memiliki waktu
penyembuhan yang lebih cepat tanpa mengganggu aktivitas pasien. Namun,
pasien juga dapat memilih periode pengobatan yang lebih singkat, sehingga dapat
dipilihkan bentuks sediaan yang menembus lapisan kulit media atau profunda atau
dengan laser.
Bagian tubuh yang diterapi juga menjadi pertimbangan dalam menentukan
dosis terapi. Pada bagian leher, jumlah AHA yang diberikan akan lebih sedikit
jikan dibandingkan dengan dada, punggung, ataupun tangan.
Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan
Sebelum melakukan terapi, dokter akan melakukan anamnesa untuk
mengetahui riwayat pasien sebelumnya. Pasien dengan infeksi herpes rekuren
harus diberikan obat antiviral profilaksis, misalnya Valtrex (Valacyclovir), pagi
hari sebelum dilakukan peeling. Jika masih terdapat infeksi, sebaiknya terapi
diundur.
Pemberian retinoid oral dan topikal dapat menyebabkan gangguan pada
stratum corneum sehingga lebih memudahkan AHA menembus kulit. Sehingga
pasien yang mendapat terapi retinoid sebaiknya dihentikan terlebih dahulu, minla
selama 7 hari untuk mengutangi efek samping yang tidak diinginkan. Medikasi
lain yang dapat mempengaruhi penetrasi AHA adalah 5-fluorouracil, seperti
Efudex atau Carac. Obat tersebut jika dikombinasikan dengan AHA dapat
menyebabkan epidermolysis yang dapat memudahkan proses penyembuahn lesi
prakanker.
Pasien dengan riwayat atopi, eczema, kulit sensitif sebaiknya diterapi
dengan sediaan partially neutralized atau dengan menggunakan konsentrasi yang
lebih rendah. Direkomendasikan menggunakan sediaan asam glikolat 8-10%.
Kontraindikasi Penggunaan Glycolic Acid Peels
Beberapa infeksi seperti herpes virus, papilloma, dapat menyebar pada
kulit yang mengalami deskuamasi, sehingga pada pasien ini tidak dapat diberikan
terapi AHA, sebelum penyakit awalnya diobati.
Program perawatan kulit lain, seperti mikrodermabrasi, elektrolisis,
depilatories, waxing, bleaching, masker, sebaiknya dihentikan 1 minggu sebelum
dilakukan peeling AHA.
Persiapan Pasien
Pasien yang akan menjalani terapi AHA akan mendapatkan preparat AHA
topikal yang digunakan di rumah. Asam glikolat yang diberikan dengan rentang
konsentrasi 8%-20%. Zat pembawa yang digunakan hendaknya disesuaikan
dengan kondisi pasien, misalnya krim digunakan pada psaien dengan kulit kering,
gel pada pasien dengan kulit berminyak, dan lotion untuk kulit normal. Pemberian
dimulai dengan dosis rendah, tiap malam selama 2 minggu dengan sedikit demi
sedikit ditingkatkan hingga dua kalinya. Hal ini juga bertujuan untuk menilai
sensitivitas pasien terhadap asam glikolat.
Jika memungkinkan, sebelum dan sesudah peeling bagian tubuh pasien
yang diterai difoto dan dibandingkan dengan hasil foto sebelumnya. Pada saat
diterapi, pasien harus datang dengan muka yang bersih, bebas makeup, dan bagi
pria hendaknya tidak bercukur sebelumnya. Lensa kontak juga wajib dilepaskan,
setelah itu pasien wajib menandatangani informed consent.
Glycolic acid peel / acne wash prepocedure instuctions
1. Rutin membersihkan wajah dengan glycolic acid clenaser yang diberikan
dokter. Jangan menggunakan sabun mandi untuk membersihkan wajah.
2. Hindari paparan sinar matahari yang berlebihan. Gunakan tabir surya dengan
SPF 15 atau lebih jika hendak bepergian ke luar rumah
3. Dua minggu sebelum peeling, lakukan perawatan wajah sesuai dengan jadwal
4. Satu minggu sebelum peeling, HENTIKAN penggunaan obat-obatan maupun
perawatan sebagai berikut:
- retinol dan derivatnya
- waxing, depilaries, elektrolisis
- perawatan rambut, seperti pengeringan, catok, dan sebagainya
- perawatan exofoliasi lainnya
5. Mengetahui riwayat pasien meliputi :
- alergi
- riwayat dermatitis atopi, eczema, dermatitis seboroik, infeksi viral, penyakit
autoimun
- pengobatan yang dijalani saat ini
- photosensitivity
Jika ada informasi yang kurang, silahkan menghubungi dokter penanggung jawab
pasien. Jika pasien memiliki riwayat herpes simplex, dapat diberikan antiviral
profilaksis
6. Pda hari pelaksanaan peeling, sebaiknya pasien telah membersihkan wajah
mereka, tanpa makeup. Hindari mencukur pada hari dilakukan peeling
,