Agregat Halus

13
Agregat Halus (Pasir): Parameter untuk beton struktural Di bagian ini akan dibahas mengenai standar parameter yang harus dipenuhi oleh material agregat halus (pasir) beton untuk keperluan pengecekan hasil pengujian agregat halus di laboratorium atau pemeriksaan praktis di lapangan. Syarat gradasi, detail cara pengujian dan perencanaan proporsi akan dibahas tersendiri.

Transcript of Agregat Halus

Page 1: Agregat Halus

Agregat Halus (Pasir): Parameter   untuk beton strukturalDi bagian ini akan dibahas mengenai standar parameter yang harus dipenuhi oleh material agregat halus (pasir) beton untuk keperluan pengecekan hasil pengujian agregat halus di laboratorium atau pemeriksaan praktis di lapangan.

Syarat gradasi, detail cara pengujian dan perencanaan proporsi akan dibahas tersendiri.

Peraturan terkait dengan parameter-parameter yang harus dipenuhi terdapat pada :

Page 2: Agregat Halus

PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) SNI-03-2847-2002 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung) SNI-03-2461-1991/2002 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural) SNI 03-1749-1990 ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Besar Butir) SNI 03-1750-1990 ( Agregat beton, Mutu dan Cara Uji) SII.0052-80 (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton) ASTM C-33 (Specification For Concrete Aggregates) ACI 318 (Building Code Requirements for Structural Concrete)

Peraturan terkait dengan pengujian agregat halus antara lain :

SNI-1970-2008 (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus) SNI 03-2816-1992 (Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton) SNI-3407-2008 (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat) SNI 03-1756-1990 (Pasir untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Kekerasan) ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates) ASTM C40 / C40M (Standard Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete) ASTM C70 (Standard Test Method for Surface Moisture in Fine Aggregate) ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate) ASTM C123 / C123M (Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate) ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing) ASTM C142 / C142M  (Standard Test Method for Clay Lumps and Friable Particles in Aggregates) ASTM C128 (Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregate) ASTM C566 (Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying)

Page 3: Agregat Halus
Page 5: Agregat Halus
Page 6: Agregat Halus
Page 7: Agregat Halus
Page 8: Agregat Halus

Kandungan Bahan OrganikCara praktis pemeriksaan kandungan bahan organik agregat halus (pasir) di lapangan :

masukkan pasir dalam gelas atau botol bening campurkan larutan soda api 3% aduk atau kocokdiamkan 24 jam

jika larutan menjadi berwarna coklat tua : mengindikasikan kandungan organik dalam agregat cukup tinggi

Indikasi kandungan organik juga dapat terlihat jika pasir ditenggelamkan dalam air jernih, yaitu apabila terlihat partikel mengambang

Kandungan Lumpur   Cara praktis pemeriksaan kandungan lumpur agregat halus (pasir) di lapangan ada beberapa cara :

peremasan atau penggosokan  (tidak terukur) dengan penggenggaman (tidak terukur) dengan penenggelaman pasir di air jernih (tidak terukur) dengan pengocokan (terukur)

Tiga pemeriksaan sederhana pertama merupakan pemeriksaan tidak terukur, yang hanya dilakukan untuk pemeriksaan cepat ketika menerima material atau melakukan inspeksi cepat.

Cara peremasan atau penggosokan dilakukan dengan mengambil pasir kering udara atau sedikit lembab lalu diremas-remas dengan satu tangan atau digosok di antara dua telapak tangan, lalu dilihat partikel yang menempel di telapak tangan, menunjukkan perkiraan kadar lumpur yang terkandung dalam pasir.

Page 9: Agregat Halus

Cara penggenggaman adalah mengambil pasir dengan kelembaban agak tinggi atau dalam kondisi agak basah (tapi jangan terlalu basah), lalu digenggam kuat-kuat dan dilepas :

jika tetap menggumpal maka kadar lumpur cukup tinggi kandungan lumpur juga dapat terlihat di telapak tangan

Cara penenggelaman pasir dilakukan dengan menggenggam pasir lalu memasukkan tangan ke dalam air jernih, lalu dibuka dan digerak-gerakkan perlahan, dan akan terlihat partikel lumpur yang terpisah dari pasir -- jika terdapat partikel yang mengambang/mengapung, maka perlu dicurigai kandungan organik yang cukup tinggi pada pasir

Cara pengocokan dilakukan dengan :

sediakan gelas ukur (misal berukuran 1.000 cc) isikan pasir sampai kira-kira hampir setengah (misal : 450 cc) isikan air jernih sampai total pasir + air dua kali pasir (misal : 900 cc) tutup dan kocok-kocok selama sekitar 1 menit (jangan sampai tumpah) diamkan supaya mengendap, selama minimal 1 jam untuk perkiraan/perhitungan cepat

kadar lumpur

Kadar lumpur dihitung dari tinggi lapisan lumpur yang terlihat di gelas ukur dan dibagi dengan tinggi total pasir + lumpur

Periksa kembali kandungan lumpur setelah contoh didiamkan untuk mengendap selama 24 jam atau lebih.

Page 10: Agregat Halus

Kandungan Lumpur

Yang dimaksud dengan kandungan lumpur adalah persentase ukuran butiran yang lolos saringan :

no. 200  ASTM , atau no. 200 British Standar, atau no. 80 DIN (Jerman) atau ukuran lubang saringan standar SI = 0,075 mm atau 75

μm

PBI 1971.N.I-2 menetapkan ukuran saringan 0,063 mm atau 63 μm atau no 230 (ASTM) atau no 240 (BS) atau 90E (DIN) sebagai patokan pengukuran kandungan lumpurPengujian di laboratorium umumnya dilakukan dengan metoda pencucian sesuai ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing)

Modulus halus(fineness modulus)

Adalah persentase kumulatif dari butiran yang tidak lebih kecil dari 150 μm 

(total  % butiran tertahan (retained) saringan no 100 atau yang lebih kasar) :

Page 11: Agregat Halus