Agk Farmakologi Ckd Nida Garam Dan Air

download Agk Farmakologi Ckd Nida Garam Dan Air

of 3

Transcript of Agk Farmakologi Ckd Nida Garam Dan Air

Nida An Chovia11/311937/KU/14295Pengaturan Nutrisi untuk Gagal Ginjal Akut dan Kronis (Intake Cairan dan Garam)

1. Penjelasan umum CKD (Chronic Kidney Disease)Pada jenis ini terjadi penurunan filtrasi pada glomelurus (tempat penyaringan darah pada ginjal) yang menyebabkan banyaknya fungsi nefron yang rusak. Nefron sendiri berfungsi sebagai pengatur air dan elektrolit dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian menyerap kembali cairan dan molekulyang masih diperlukan tubuh.Peningkatan jumlah nefron yang rusak inilah yang mencetuskan terjadinya gagal ginjal kronis. Pada tahap ini, penderita akan mengalami retensi cairan (edema), kalium, natrium, dan fosfor. Jumlah air seni yang dikeluarkan sedikit sehingga sampah yang seharusnya dibuang, akhirnya menumpuk dalam darah, terutama urea (yang berasal dari pemecahan protein tubuh).Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin meningkat, dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan, hilang nafsu makan, mual dan muntah. Jika keadaan sudah demikian,yang perlu dibatasi adalah cairan (maksimal 500-1000ml/hari), protein (difokuskan pada protein dengan nilai biologis tinggi), natrium dan kalium. Jumlah protein yang ditentukan berdasarkan nilai GFR (Glomelural Filtration Rate).(Sumber : Indonesia Kidney Care Club) diakses dari http://www.ikcc.or.id/ (16 Maret 2014)

Pada penyakit chronic kidney disease pasien dihadapkan pada beberapa perubahan gaya hidup. Parameter yang digunakan untuk menilai ketidakpatuhan adalah dengan menggunakan interdialytic weight gain (IDWG) atau berat badan diantara waktu dialysis. Menurut Kugler (2005) interdialytic weight gain merupakan nilai yang reliabel untuk mengukur ketidakpatuhan terhadap cairan. Pertambahan berat badan diantara waktu dialysis diklasifikasikam menjadi tiga kelompok yaitu pertambahan berat badan < 4 % adalah ringan, 4% 6% adalah rata rata dan > 6% adalah bahaya.1. KomplikasiAdanya kelebihan cairan dapat menyebabkan hipertensi, oedema pulmonal akut, gagal jantung kongestif dan kematian lebih awal. Dampak kelebihan cairan pada sistem kardiovaskuler merupakan penyebab utama terjadinya kematian.2. Managemen IDWGa. Pengaturan natriumPengaturan natrium dalam diit memiliki arti penting dalam gagal ginjal. Jumlah natrium yang diperbolehkan adalah 40 sampai 90 mEq/hari (1 hingga 2 gram natrium sehari), akan tetapi asupan yang optimal harus ditentukan secara individual pada setiap pasien untuk mempertahankan hidrasi yang baik. Asupan yang terlalu bebas dapat menyebabkan terjadinya retensi cairan, edema perifer, edema paru, hipertensi dan gagal jantung kongestif. Pada kondisi jumlah natrium terbatas pada titik keseimbangan negative akan dapat terjadi hipovolemia. b. Pengaturan asupan cairanAsupan cairan membutuhkan regulasi yang hati-hati dalam gagal ginjal lanjut karena rasa haus pasien merupakan panduan yang tidak dapat diyakini mengenai keadaan hidrasi klien. Berat badan harian merupakan parameter penting yang dipantau selain catatan yang akurat menngenai asupan dan keluaran. Asupan yang terlalu bebas dapat menyebabkan kelebihan beban sirkulasi, edema dan intoksikasi cairan. Asupan yang kurang dari optimal dapat menyebabkan dehidrasi, hipotensi dan perburukan fungsi ginjal. Asupan secara umum untuk asupan cairan adalah keluaran urin dalam 24 jam ditambah 500 ml yang mencerminkan kehilangan cairan yang tidak disadari. Pada klien dengan dialysis diberi cairan yang memungkinkan penambahan berat badan sekitar 0,9 hingga 1,3 kg. Pada prinsipnya asupan cairan dan natrium diatur sedemikian rupa untuk mencapai keseimbangan cairan.c. Mengurangi rasa haus dan xerostomiauntuk mengurangi rasa haus dan xerostomia dapat digunakan permen karet dan saliva substitute

Sumber :Sulistyaningsih, Dwi Retno. 2012. Efektivitas Training Efikasi Diri pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik dalam Meningkatkan Kepatuhan terhadap Intake Cairan. Jurnal. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung diakses dari http://jurnal.unissula.ac.id/ pada tanggal 16 Maret 2014.

Pengaturan diet natrium penting pada penderita gagal ginjal termasuk langkah pencegahan sekunder berupa penatalaksanaan konservatif terdiri atas pengobatan penyakit-penyakit komorbid (penyakit penyerta) untuk menghambat progresifitas, mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas. Jumlah natrium yang dianjurkan adalah 40 sampai 90 mEq/hari (1 sampai 2 gr natrium). Asupan natrium maksimum harus ditentukan secara tersendiri untuk tiap penderita agar hidrasi yang baik dapat tetap dipertahankan. Asupan natrium yang terlalu longgar dapat mengakibatkan retensi cairan, edema perifer, edema paru-paru, hipertensi dan gagal jantung kongestif.

Sumber :Price, A. dan Wilson, L. (1995). Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. Penebit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, hal :1117-1119

2. Syarat Dalam Menyusun Diet Membatasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, edema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan diasinkan. Pembatasan garam berkisar 2,5-7,6 g/hari setara dengan 1000-3000 mg Na/hari. Sumber : Kresnawan, Triyani., Markun, HMS. 2012. Diet Rendah Protein Dan Penggunaan Protein Nabati pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: Divisi Ginjal Hipertensi Bag. Penyakit Dalam FKUI-RSCM diakses dari http://gizi.depkes.go.id/pada tanggal 16 Maret 2014