ager asli

129
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehadiran bayi yang baru saja lahir merupakan saat paling membahagiakan buat pasangan suami istri, tentu banyak hal harus disiapkan, dan salah satu terpenting adalah memberinya Air Susu Ibu (ASI)/menyusui. Menurut pernyataan bersama World Heald Organization (WHO)/United Nations International Children Emergency Fund (UNICEF) menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan Ibu dan bayi (Perinasia, 1994). ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa makanan 1

Transcript of ager asli

Page 1: ager asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehadiran bayi yang baru saja lahir merupakan saat paling

membahagiakan buat pasangan suami istri, tentu banyak hal harus

disiapkan, dan salah satu terpenting adalah memberinya Air Susu Ibu

(ASI)/menyusui. Menurut pernyataan bersama World Heald Organization

(WHO)/United Nations International Children Emergency Fund

(UNICEF) menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam

memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi

yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik

terhadap kesehatan Ibu dan bayi (Perinasia, 1994).

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2000).

Pemberian ASI sangat bermanfaat, menurut UNICEF dalam siaran

persnya tahun 2004 mengatakan, ASI bukanlah sekedar makanan tetapi

juga penyelamat kehidupan. Setiap tahun  lebih dari 25.000 bayi di

Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan

pemberian ASI eksklusif. Kajian WHO, lebih dari 3000 penelitian

menunjukkan pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang

paling optimal untuk pemberian ASI eksklusif. Hal ini karena ASI

mengandung semua nutrisi yang diperlukan bagi bayi untuk bertahan

1

Page 2: ager asli

hidup pada 6 bulan pertama, mulai dari hormon, antibodi,  faktor

kekebalan hingga antioksidan (Nadhiroh, 2008).

UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia

dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah

melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara Eksklusif selama enam bulan

sejak kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman

tambahan kepada bayi (Rahmi, 2007).

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang

optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu

perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam

menyusui adalah menyusui secara dini dengan posisi yang benar , teratur

dan Eksklusif. Oleh karena itu salah satu yang harus diperhatikan adalah

bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya

secara Eksklusif dari 0 – 6 bulan tanpa makanan pendamping, dan dapat

dilanjutkan sampai anak berumur 2 ( dua ) tahun. Sehubungan dengan hal

tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/

2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) secara Eksklusif pada bayi

Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI ( PP-ASI ) khususnya

ASI Eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan

bayi (Nadhiroh, 2008).

Akhir-akhir ini wanita Indonesia khususnya para ibu muda, gencar

menggalakkan ASI Eksklusif. Hal ini merupakan tindakan yang positif.

Namun fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih belum

maksimal. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif

2

Page 3: ager asli

dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan susu

formula. Menurut Adelia, iklan-iklan tersebut bisa mengarahkan para ibu

untuk berfikir bahwa ASI yang diberikan kepada bayi belum cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi (Prasetyono, 2009).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari

oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut akan akan bersifat positif atau langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

1997 dan 2002,  lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang

menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun

1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI Eksklusif 4 bulan

sedikit meningkat dari 52% tahun 1997 menjadi 55,1% pada tahun 2002.

Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan menurun dari 42,4% tahun 1997 menjadi

39,5% pada tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu formula justru

meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun dari 10,8% tahun 1997

menjadi 32,5% pada tahun 2002. Menurut hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah

pemberian ASI Eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya

mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun

3

Page 4: ager asli

seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia

2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan. Yang lebih memprihatinkan,

13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga

bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan (Nadhiroh, 2008).

Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta Balita (27,3%) menderita

gizi kurang dan 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Anemia gizi

besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta anak. Apabila dikaitkan dengan

pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif, saat ini praktik menyusui di

Indonesia cukup memprihatinkan (Depkes RI, 2007).

Menurut Pekan ASI Sedunia (2009), bahwa gambaran data

pemberian ASI berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6

bulan di Indonesia hanya 32,3% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata

dunia, yaitu 38%. Sementara itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan

yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi

27,9% pada tahun 2007.

Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kepri pada tahun 2008,

pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih dibawah rata-rata.

berikut ini merupakan tabel cakupan ASI Eksklusif di Provinsi Kepri.

4

Page 5: ager asli

Tabel 1.1

Rekapitulasi Cakupan ASI Eksklusif Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2008

Kabupaten / Kota

Jumlah Bayi

Jumlah Bayi yang mendapat ASI Eksklusif

%

Karimun 5092 3689 72,45 %

Lingga 2239 1236 55,20 %

Bintan 3233 1198 37,06 %

Batam 21806 7905 36,25 %

Tanjungpinang 4705 1597 33,94 %

Natuna 2695 319 11,83 %

(Sumber: data sekunder)

Dari tabel diatas terlihat bahwa cakupan ASI eksklusif yang

tertinggi adalah di kabupaten Karimun yaitu 3689 dari 5092 bayi yang ada

atau 72,45 %. Sedangkan cakupan ASI eksklusif yang terendah terdapat

di 2 kota yaitu di kecamatan Natuna 319 dari 2695 bayi yang ada atau

11,83 %, dengan kota Tanjungpinang 1597 dari 4705 bayi yang ada

atau 33,94%.

Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang pada

Tahun 2009 pemberian ASI eksklusif di kota Tanjungpinang masih

terendah karena belum sesuai dengan target yang tercantum dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2005-2010

yaitu 60% bayi mendapatkan ASI Eksklusif. Berikut Ini merupakan tabel

cakupan ASI Eksklusif di Kota Tanjungpinang pada tahun 2009.

5

Page 6: ager asli

Tabel 1.2

Rekapitulasi Cakupan ASI Eksklusif di Kota Tanjungpinang

Tahun 2009

Kecamatan Jumlah BayiJumlah bayi yang

mendapat ASI eksklusif %

Tanjungpinang Barat 1582 54 3,4Tanjungpinang Timur 140 38 27

Tanjungpinang Kota 577 329 57

Bukit Bestari 1586 134 8,4

Kota Tanjungpinang 953 248 26

(Sumber: data sekunder)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif

yang tertinggi adalah kecamatan Tanjungpinang Kota yaitu : 57%,

sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Tanjungpinang Barat yaitu

sekitar 3,4 % pada tahun 2009.

Tabel 1.3

Rekapitulasi Cakupan ASI Eksklusif Di Puskesmas Tanjungpinang

Tahun 2009

Kelurahan Jumlah BayiJumlah bayi yang

mendapat ASI eksklusif%

Tanjungpinang Barat 546 26 4,8Kamboja 434 15 3,5Kampung Baru 311 9 2,9Bukit Cermin 291 4 1,4

(Sumber: data sekunder)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas

Tanjungpinang cakupan ASI Eksklusif yang terendah adalah kelurahan

Bukit Cermin yaitu 1,4 %.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin untuk

6

Page 7: ager asli

mengetahui “ Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat

Terhadap Perilaku Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan Dalam Pemberian

ASI Eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang pada Bulan Mei 2010 “.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah adalah

“ Bagaimana pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan penguat

terhadap perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 dalam pemberian

ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang pada Bulan Mei 2010 ”

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi,

pendukung dan faktor penguat terhadap perilaku ibu yang mempunyai bayi

0-6 bulan dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei 2010.

b. Tujuan Khusus

i. Mengetahui faktor predisposisi, pendukung dan penguat ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan

Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang Pada

Bulan Mei 2010.

ii. Mengetahui perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjungpinang Pada Bulan Mei 2010.

7

Page 8: ager asli

iii. Mengetahui pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan penguat

terhadap perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang Pada Bulan Mei 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan informasi tentang

pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan penguat terhadap

perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang Pada Bulan Mei 2010, kepada Dinas Kesehatan

Provinsi Kepulauan Riau, Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dan

Puskesmas Tanjungpinang untuk meningkatkan cakupan pemberian

ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan dan

pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang perilaku

pemberian ASI eksklusif

c. Bagi Ibu menyusui

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi ibu untuk meninjau kembali

agar bersedia memberikan ASI Ekskusif pada bayinya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membatasi mengenai pengaruh faktor

predisposisi, pendukung dan penguat terhadap perilaku ibu yang

8

Page 9: ager asli

mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI Eksklusif di kelurahan

Bukit Cermin wilayah kerja puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei

tahun 2010.

9

Page 10: ager asli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan menurut kamus besar Indonesia berasal dari kata

“Tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melaui indra mata dan telinga. Menurut Notoatmodjo ( 2003 )

pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami ( Comprehension )

Sebagai Memahami diartikan suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat meginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

10

Page 11: ager asli

d. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

e. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian tehadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang yang telah ada.

Menurut Hurlock (1998), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan (formal dan informal), umur, dan pekerjaan.

Pendidikan merupakan salah satu prasyarat utama untuk membangun

masyarakat berbasis pengetahuan. Pendidikan mempunyai pengaruh dalam

proses pembentukan prilaku yang akhirnya dapat mempengaruhi pola pikir

individu (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi dan semakin formal tingkat

pendidikan seseorang, maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat

intelek yang di lakukan dan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang.

(Hurlock, 1998). Menurut Kontjoningrat yang dikutip oleh Nursalam,

(2003) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah

menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Begitu juga dengan umur, semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuasaan seseorang maka semakin tinggi pula

11

Page 12: ager asli

pengetahuan yang dimiliki. Akibat dari pengetahuan dan kematangan jiwa

adalah kemampuan mental yang diperlukan untuk mengingat hal-hal yang

dulu pernah dipelajari. Penalaran analogis berpikir kreatif dan mencapai

puncaknya dalam usia 20-an dan sedikit demi sedikit akan turun dalam

usia 40-an (Hurlock, 1998). Sedangkan pekerjaan merupakan

pengelompokan masyarakat pada jenis pekerjaan atau profesi, biasanya

berkaitan dengan keterampilan khususnya. Misalnya guru, dokter

pedagang, buruh, pegawai negeri, dan sebagainya (Siregar, 2004).

2.2 Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini

terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut

teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

12

Page 13: ager asli

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain.

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi

perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-

kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.

Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan,

yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut,

yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife

domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa dalam perkembangan

selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran

hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1. Pengetahuan (knowlegde)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

a) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya

intelegensia, minat, kondisi fisik.

b) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga,

masyarakat, sarana.

13

Page 14: ager asli

c) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi

dan metode dalam pembelajaran.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954)

menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan

yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan

(support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

a) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama.

b) Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat

kedua.

14

Page 15: ager asli

c) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka

ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi

tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Dalam hal ini perilaku dapat diukur dengan menggunakan skala

likert. Menurut Hidayat (2007), bahwa skala ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah

yang ada di masyarakat dan dialaminya. Beberapa bentuk pertanyaan atau

pernyataanyang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju/Selalu/sangat positif diberi skor 5

Setuju/Sering/positif diberi skor 4

Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral diberi skor 3

Tidak setuju/Hampir tidak pernah/ Negatif diberi skor 2

Sangat tidak setuju/tidak pernah/ sangat negatif diberi skor 1

Skala likert dapat dibuat /disusun dalam bentuk chek-list dan

pilihan berganda. Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip

15

Page 16: ager asli

Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

a. Kesadaran (awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Tertarik (interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

c. Evaluasi (evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Mencoba (trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari

berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,

motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah

pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya.

16

Page 17: ager asli

Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan pada gambar

berikut :

Bagan 2.1. Determinan terbentuknya perilaku

Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor

penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

1. Teori Lawrence Green (1980)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat

kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor

pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar

perilaku (non behavior causes). Faktor perilaku ditentukan atau

dibentuk oleh 3 domain utama, yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), adalah proses sebelum

perubahan perilaku yang memberikan rasional atau motivasi

terjadinya perilaku individu atau kelompok. Faktor yang

mempengaruhinya terwujud dalam pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

17

Pengalaman

Keyakinan

Fasilitas

Sosio-budaya

Pengetahuan

Persepsi

Sikap

Keinginan

Kehedak

Motivasi

niat

perilaku

Page 18: ager asli

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat steril dan sebagainya.

c. Faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor pendorong yang

memberikan dukungan secara terus menerus untuk kelangsungan

perilaku individu atau kelompok seperti keluarga, teman dan

petugas kesehatan.

2. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa

perilaku merupakan fungsi dari :

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behavior itention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau

fasilitas kesehatan (accesebility of information).

d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil

tindakan atau keputusan (personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

3. Teori WHO (1984)

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku

tertentu adalah :

18

Page 19: ager asli

a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang

terhadap objek (objek kesehatan).

i. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain.

ii. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau

nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan

keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

iii. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau

orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang

mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap

positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu

terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat

itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada

pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh

suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya

pengalaman seseorang.

b. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting

untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung

untuk dicontoh.

c. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang,

waktu, tenaga dan sebagainya.

19

Page 20: ager asli

d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-

sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.

Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu

berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan

umat manusia.

2.3 Sikap

Sikap adalah suatu predisposisi umum untuk merespons atau

bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang

disertai emosi positif atau negatif. Dengan kata lain, sikap perlu penilaian

seseorang terhadap objek kemudian melakukan evaluasi (Maramis,2006).

Sikap selalu bisa dinilai sebagai positif atau negatif. Menurut

Purwanto (1999), sikap yang positif yaitu kecenderungan pendidikan

mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu dan sikap negatif

yaitu kecenderungan pendidikan untuk menjalani menghindari, membenci

dan tidak menyukai objek tertentu.

Menurut Secord dan Backman dikutip Azwar (2007) sikap

adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi),dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu

aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Newcomb, salah seorang ahli

psikologisosial yang dikutip Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

20

Page 21: ager asli

reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan

untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan.

Menurut Notoatmodjo (2003), seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan objek.

b. Merespons

Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggungjawab

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Menurut Walgito (2003), bahwa ciri-ciri sikap adalah :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objeknya

21

Page 22: ager asli

b. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan karena itu

pula sikap dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap

pada seseorang tersebut.

c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap sesuatu

d. Objek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat

dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan

pendapat responden.

2.4 Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari

pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-

lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

22

Page 23: ager asli

b. Respons terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh ibu dapat mempraktekkan cara menyusui dengan benar,

merupakan indicator praktek tingkat dua.

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapi praktek

tingkat tiga.

d. Adopsi

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa

mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.5 ASI Eksklusif

ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman lain kepada bayi sampai berusia 6 bulan kecuali vitamin,

mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup ( WHO, 2007 ).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini

mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan

makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.

(Purwanti, 2004).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan kecuali

obat dan vitamin (Depkes RI, 2005).

23

Page 24: ager asli

Manfaat pemberian ASI Eksklusif antara lain :

a. Bagi Bayi

i. ASI sebagai nutrisi terbaik

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan

bayi pada masa pertumbuhannya. ASI adalah makanan bayi yang

paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan

melaksanakan tata laksana menyusui yang tepat dan benar,

produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal

bagi bayi normal sampai dengan usia enam bulan (Roesli, 2001).

Dengan demikian, bayi yang mendapatkan ASI ekslusif

mempunyai kecenderungan memiliki berat badan yang ideal.

Sebaliknya bayi yang tidak mendapatkan ASI secara Ekslusif berat

badannya menjadi tidak normal (Huliana, 2003).

ii. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapatkan

immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari –

ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah

bayi lahir. Zat kekebalan ini akan dapat digantikan jika ibu

menyusui bayinya karenam ASI merupakan cairan hidup yang

mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.

Kolostrum mengandung zat kekebalan 10 – 17 kali lebih banyak

dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI

24

Page 25: ager asli

antara lain akan melindungi bayi dari penyakit diare. Pada suatu

penelitian di Brazil Selatan bayi – bayi yang tidak diberi ASI

mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali

lebih banyak dari pada bayi ASI Eksklusif. ASI juga akan

menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga,

batuk, pilek dan penyakit alergi (Roesli, 2000). Sudah menjadi

kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan morbiditas

(angka terkena penyakit) bayi penerima ASI eksklusif jauh lebih

kecil dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif

(Roesli, 2001).

iii. ASI meningkatkan kecerdasan

Kecerdasan seorang anak berkaitan dengan otak

sedangkan pertumbuhan otak tergantung pada nutrisi yang

diberikan. Jika seorang bayi menderita gizi buruk pada masa

pertumbuhan otak cepat pertama, maka akan terjadi pengurangan

jumlah sel otak sebanyak 15 – 20 %. ASI mengandung nutrien

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau

sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain :

* Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang terdapat dalam

ASI, berfungsi sebagai neuro transmiter dan berperan dalam

proses maturasi sel otak.

* Laktosa

Merupakan hidrat arang yang utama yang hanya terdapat

sedikit sekali dalam susu sapi.

25

Page 26: ager asli

* Asam Lemak Ikatan Panjang ( DHA, AA, Omega 3, Omega 6 )

Hasil penelitian Lucas ( 1993 ) pada 300 bayi menunjukkan

bahwa bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ

lebih tinggi secara bermakna ( 8,3 poin lebih tinggi )

dibandingkan dengan bayi prematur yang tidak diberi ASI.

Pemberian ASI dapat memberikan keuntungan pada ibu dan

anak terutama dalam meningkatkan kecerdasan anak.

iv. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pada waktu menyusui

akan merasakan kasih sayang ibunya, serta akan merasakan rasa

aman dan tenteram, terutama karena masih mendengar detak

jantung ibu yang dikenal sejak ia dalam kandungan ibunya.(Roesli,

2001)

b. Bagi Ibu

Selain memberi keuntungan pada bayi, menyusui jelas

memberikan keuntungan pada ibu. Berikut beberapa manfaat bagi ibu :

i. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, karena pada ibu terjadi

peningkatan kadar oksitosin yang berfungsi untuk konstriksi /

penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan lebih cepat

berhenti.

ii. Mengurangi terjadinya anemia

iii. Menjarangkan kehamilan. Ibu yang memberikan ASI eksklusif dan

belum haid selama 6 bulan pertama setelah melahirkan, 98% tidak

akan mengalami kehamilan dan 96% sampai bayi berusia 12 bulan.

26

Page 27: ager asli

Lactational Amenorrhea (LAM) merupakan metode kontrasepsi

yang efektif dalam 6 bulan pertama postpartum dan dapat

mencegah timbulnya ovulasi. Hal ini dapat terjadi apabila

pemberian ASI eksklusif dengan interval tidak lebih dari 6 jam

( Nindya, 2001)

iv. Mengecilkan rahim, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan

kadar oksitosin yang dapat membantu rahim kembali ke ukuran

semula.

v. Mempercepat penurunan berat badan, karena ibu menyusui

memerlukan energi yang tinggi sehingga untuk mencukupinya

diambil dari lemak yang tertimbun selama hamil.

vi. Mencegah kanker payudara dan indung telur.

vii. Ekonomis, hemat waktu dan praktis.

c. Manfaat lain dari pemberian ASI antara lain :

i. Tidak mudah tercemar

ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula

mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang

mengetahui cara pembuatan susu formula yang benar dan baik.

Bila botol tidak bersih, maka bakteri akan cepat tumbuh. Selain itu,

susu sudah berbahaya bagi bayi walaupun belum tercium basi.

ii. Melindungi bayi dari infeksi

ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang

disebabkan bakteri, virus, jamur, dan parasit yang menyerang

manusia.susu sapi tidak mengandung antibodi terhadap penyakit

27

Page 28: ager asli

manusia, sehingga bayi susu formula lebih sering terserang muntah

berak dan batuk filek dan infeksi saluranpernafasan.

iii. Lebih murah / ekonomis

Memberikan ASI jauh lebih murah dibanding memberikan susu

formula. Ibu tidak perlu membeli susu kaleng dan peralatan susu

botol. Ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu

kaleng dan memasak air untuk susu dan peralatan membuat susu.

Ibu dari kelompok ekonomi lemah yang tidak mampu membeli

susu formula untuk bayinya sering kali mengencerkan takaran susu

formula sehingga bayi mereka sering menderita kekurangan gizi.

iv. Mengandung vitamin yang cukup

Vitamin, mineral, dan zat besi yang terdapat dalam ASI akan

diserap dengan baik oleh usus bayi, sedangkan pada susu sapi zat-

zat tersebut hanya sebagian saja yang diserap oleh usus bayi.

v. Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi

Zat besi dari susu sapi tidak diserap secara sempurna, sehingga

bayi susu formula sering menderita anemia karena kekurangan zat

besi. Penelitian membuktikan, bahwa tingkat kecerdasan pada bayi

atau anak yang kekurangan zat besi akan menurun.

vi. Mudah dicerna

ASI mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak

mengandung enzim pencerna. Selain itu, komponen kasein yang

banyak terdapat pada susu formula membentuk gumpalan susu

tebal sehingga sukar untuk dicerna. Akibatnya akan terdapat

28

Page 29: ager asli

banyak zat sisa yang tidak dicerna oleh bayi. Selain itu, bayi akan

menderita sembelit (sukar buang air besar).

vii. Menghindari bayi dari alergi

Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih

banyak masalah alergi, misalnya asma dan eksim (Roesli, 2001).

Menurut Roesli (2000) komposisi ASI terbagi berdasarkan 3 stadium yaitu

a. Kolostrum

Merupakan cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan

tinggi protein. Cairan yang berwarna kuning kental yang keluar dari

payudara pada hari pertama pasca persalinan. Mengandung zat kekebalan

(Antibodi) (Subakti, 2007). Kolostrum ini dapat membunuh kuman dan

sebagai pencahar untuk mempersiapkan saluran pencernaan. Volume

kolostrum sangat sedikit antara 150 – 300 ml/24jam, akan tetapi sesuai

dengan kapasitas volume usus bayi. Kolostrum mengandung protein dan

zat anti infeksi 10 – 17 kali dibandingkan dengan ASI yang matang, tetapi

mempunyai kadar karbohidrat dan lemak yang rendah.

b. ASI Transisi / peralihan

ASI yang keluar sejak hari ketiga hingga kesepuluh pasca

persalinan (Subakti, 2007). Merupakan ASI peralihan dari kolostrum

manjadi ASI Mature.

i. Disekresi dari hari keempat hingga hari kesepuluh dari masa

laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru

akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.

29

Page 30: ager asli

ii. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

iii. Volume semakin meningkat (Baskoro, 2008)

c. ASI Matur/Matang

i. ASI yang keluar sejak hari kesepuluh pasca persalinan.

Komposisinya stabil tidak akan berubah (Subakti, 2007). ASI

merupakan makanan satu – satunya yang diberikan selama 6

bulan pertama bagi bayi. ASI yang disekresikan pada hari ke 10

dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relative konstan,

tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-

5 ASI komposisinya baru konstan.

ii. Merupakan cairan putih kekuning – kuningan, karena

mengandung casienat, riboflaum, dan carotene.

iii. Tidak menggumpal bila dipanaskan.

iv. Volume : 300 – 850 ml / 24 jam

v. Terdapat anti mikrobakterial factor , yaitu antibody terhadap

bakteri dan virus.

vi. Cell ( phagocyle, granulocyle, macrophage, lymhocycle, type T

), Enzim ( lysozime, lactoperoxidese ),

vii. Protein ( lactoferin, B12 Ginding Protein ), Factor resisten

terhadap staphylococcus,

viii. Complecement (C3 dan C4 ). (Baskoro, 2008)

30

Page 31: ager asli

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

a. Pengaruh sosial budaya yang negatif, seperti :

i. Kebiasaan membuang kolostrum (cairan yang keluar pertama dari

susu ibu setelah meahirkan) karena asumsi masyarakat yang

menganggap kolostrum adalah susu basi.

ii. Kepercayaan pengalaman masa lalu yang membuktikan bahwa

pemberian makanan/minuman secara dini tidak menimbukan

kerugian yang berarti.

b. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan

maupun melalui media massa, bahkan dewasa ini secara langsung

kepada ibu-ibu.

c. Minimnya RS/RB yang menerapkan ASI eksklusif.

d. Masa cuti bersalin yang relatif singkat.

e. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi yang memberi kemudahan –kemudahan seperti

pembuatan makanan bayi serta susu buatan untuk bayi mengakibatkan

ibu-ibu yang bekerja menganggap lebih praktis membeli dan

memberikan susu botol dari pada menyusui.

f. Sikap petugas kesehatan yang kurang mendukung tercapainya

keberhasilan PP-ASI.

g. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP-ASI.

h. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP-ASI di tingkat

pelayanan maupun di masyarakat (Depkes RI, 2007).

31

Page 32: ager asli

Perilaku Pemberian Asi Eksklusif Dan Faktor – Faktor Yang

Berkonstribusi

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman

serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang diwujudkan dalam

bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan demikian maka perilaku

merupakan respons atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal

dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons individu ini dapat bersifat

pasif (tanpa tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif

(melakukan tindakan). Berdasarkan uraian tersebut, maka perilaku

kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan

interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang

berhubungan dengan kesehatan (Sarwono, 2004). Untuk itu dalam

melakukan rencana teknik perubahan perilaku sebagai upaya mengubah

perilaku masyarakat perlu memperhatikan aspek perilaku yang ada dalam

masyarakat ( Machfoedz dan Suryani, 2006 ).

Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku kesehatan seseorang

atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : 1. Faktor predisposing

merupakan pencetus perilaku yang memberikan alasan atau motivasi

dikeluarkannya perilaku misalnya pengetahuan, kepercayaan, nilai, sikap,

keyakinan dan keterampilan yang dimiliki, 2. Faktor enabling, yaitu

kondisi dalam lingkungan yang memudahkan terwujudnya motivasi, 3.

Faktor reinforcing, yaitu faktor yang muncul sesudah perilaku,

32

Page 33: ager asli

memberikan suatu imbalan atau insentif yang berkelanjutan dan ikut

berkonstribusi dalam keberlangsungan atau pengulangan perilaku

misalnya sikap petugas kesehatan, keluarga, teman sebaya.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat

memberikan ASI eksklusif. Salah satu penyebabnya adalah karena

dikondisikan oleh jaring pemasaran susu formula, baik melalui iklan

maupun langsung ke rumah sakit atau rumah bersalin ( Arisman, 2004 ).

Hasil penelitian yang dilakukan Yuniar (2007) menunjukkan bahwa,

tingkat kesejahteraan ibu berpengaruh terhadap rendahnya pemberian ASI

eksklusif karena ibu dapat memilih cara yang efisien, yaitu dengan

memberi susu formula.

UNICEF (2006) menyatakan bahwa, ketidaktahuan ibu tentang

pentingnya ASI, cara menyusui yang benar, serta pemasaran yang

dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula, merupakan

faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua dalam

memberikan ASI eksklusif. Meskipun aturan pemasaran produk pengganti

ASI terdapat dalam kode etik internasional, tetapi tetap saja para produsen

susu bayi melakukan promosi secara gencar, bahkan sampai menyediakan

susu formula di rumah sakit ataupun klinik – klinik bersalin.

33

Page 34: ager asli

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian

yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topic yang dipilih

sesuai dengan identifikasi masalahnya.

Menurut teori Lewrence Green, perilaku kesehatan dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-niai,

dansebagainya. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan. Faktor pendorong (renforcing factor), yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan.(Notoadmodjo,2003)

Keberhasilan perilaku ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI Eksklusif ditentukan oleh faktor predisposisi, faktor

pendukung dan faktor penguat. Untuk memperoleh informasi tentang

variabel dependen dan variabel inependen, maka pengukurannya

dilakukan bersama sama pada saat penelitian dengan menggunakan

kuesioner secara kuantitatif (Sugiono, 2005).

34

Page 35: ager asli

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

3.2 Definisi Operasional

Variabel Independen

1. Faktor predisposisi adalah faktor-faktor yang diasumsikan dapat

mempengaruhi Ibu yang mempunyai bayi 0 – 6 bulan untuk

memberikan ASI eksklusif, yang dalam hal ini dibatasi pada faktor

pengetahuan dan sikap.

a. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang ASI Eksklusif meliputi pengertian ASI

35

Predisposing Pengetahuan Sikap

Enabling Ketersedian sumber daya

kesehatan Prioritas dan komitmen

masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan

Reinforcing Keluarga Petugas Kesehatan

Perilaku Ibu Yang Mempunyai bayi 0-6 Bulan Dalam

Pemberian ASI Eksklusif

Page 36: ager asli

Eksklusif, manfaat ASI Eksklusif, jenis-jenis ASI, jadwal

pemberian ASI, dan teknik menyusui.

b. Sikap adalah kecendrungan Ibu yang mempunyai bayi 0 – 6 bulan

untuk memberikan pendapat setuju dan tidak setuju tentang

pemberian ASI eksklusif

2. Faktor Pendukung adalah faktor yang mendukung Ibu yang

mempunyai bayi 0 – 6 bulan untuk memberikan ASI eksklusif

a. Ketersedian sumber daya kesehatan adalah ada tidaknya petugas

kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang manfaat

pemberian ASI eksklusif

b. Prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan

adalah ada tidaknya peran pemerintah untuk mensosialisasikan

program pemberian ASI eksklusif

3. Faktor penguat adalah faktor pendorong Ibu yang mempunyai bayi 0 –

6 bulan dalam memberikan ASI eksklusif

a. Keluarga adalah pendapat responden tentang ada tidaknya peran

serta keluarga dalam pemberian ASI secara eksklusif baik secara

langsung menyarankan atau mengharuskan Ibu menyusui untuk

memberikan ASI secara eksklusif

b. Petugas Kesehatan adalah pendapat responden tentang ada

tidaknya keterlibatan petugas dalam menyarankan pemberian ASI

eksklusif dan memberikan informasi tentang pemberian ASI

eksklusif secara terus menerus.

36

Page 37: ager asli

4. Variabel Dependen

Perilaku pemberian ASI Eksklusif adalah tindakan atau aktivitas ibu

dalam memberikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan tanpa makanan

tambahan.

Metode Pengukuran

1. Pengetahuan

Untuk mengukur tingkat pengetahuan digunakan skala

ordinal dengan cara wawancara kepada responden. Jumlah pertanyaan

untuk mengukur tingkat pengetahuan ada 8. Dari setiap pertanyaan

masing-masing jawaban a nilai 1, b nilai 1 dan c nilai 1, bila responden

menjawab sekaligus a, b dan c diberi nilai 3, jika 2 jawaban nilai 2 dan

jika hanya 1 jawaban nilai 1. Selanjutnya ditetapkan nilai tertinggi 24

dan nilai terendah 8. Kemudian variabel pengetahuan dikategorikan

sebagai % yang menjawab setuju nilai skor 4 – 6 (40 – 75%)

dikategorikan 2 dan responden yang menjawab setuju nilai skor <4

(<40%) dikategorikan 1. Kemudian variabel sikap dikategorikan

sebagai berikut (Pratomo, 1990) :

a. Sikap kurang, apabila total skor responden < 4 (<40%)

b. Sikap sedang, apabila total skor responden 4 – 6 (40-75%)

c. Sikap baik, apabila total skor responden 7 – 9 (>75%)

2. Sikap

Untuk mengukur sikap digunakan skala ordinal dengan cara

wawancara kepda responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 8

buah. Jawaban setuju diberi nilai 1 dan tidak setuju nilai 0. Selanjutnya

ditetapkan nilai skor tertinggi 9 dan terendah 0. Responden yang

menjawab setuju nilai skor > 6 (>75%) dikategorikan 3, responden yang

37

Page 38: ager asli

menjawab setuju nilai skor 4-6 (40-75%) dikategorikan 2 dan

responden yang menjawab setuju nilai skor <4 (<40%) dikategorikan 1.

Variabel sikap dikategorikan sebagai berikut ( Pratomo, 1990) :

a. Sikap kurang, apabila total skor responden < 4 (< 40%)

b. Sikap sedang, apabila total skor responden 4-6 (40-75%)

c. Sikap baik, apabila total skor responden 7-9 (>75%)

3. Ketersediaan sumber daya kesehatan

Untuk mengukur ketersediaan sumber daya kesehatan

digunakan skala ordinal dengan cara wawancara kepada responden.

Untuk ketersediaan sumber daya kesehatan disusun 4 pertanyaan.

Responden yang menjawab ya diberi nilai 1 dan menjawab tidak nilai

0. Selanjutnya ditetapkan nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 0. Untuk

menentukan ketersediaan sumber daya kesehatan dikategorikan

berdasarkan nilai median sebagai berikut :

a. Tidak tersedia jika skor < 3

b. Tersedia jika skor ≥ 3

4. Prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan

Untuk mengukur dukungan masyarakat/ pemerintah

digunakan skala ordinal dengan cara wawancara dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 5. Responden yang menjawab ya diberi nilai 1

dan yang menjawab tidak diberi nilai 0. Selanjutnya ditetapkan nilai

tertinggi 5 dan nilai terendah 0. Untuk mengukur dukungan

38

Page 39: ager asli

masyarakat/ pemerintah dikategorikan berdasarkan nilai median

sebagai berikut:

a. Tidak adanya dukungan masyarakat/ pemerintah jika skor < 3

b. Adanya dukungan masyarakat/ pemerintah jika skor ≥ 3

5. Keluarga

Untuk mengukur dukungan keluarga digunakan skala ordinal

dengan cara wawancara. Pertanyaan sebanyak 5, responden yang

menjawab ya diberi nilai 1 dan menjawab tidak nilai 0. Selanjutnya

ditetapkan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 0. Untuk mengetahui ada

atau tidak ada dukungan petugas kesehatan dikategorikan berdasarkan

nilai median sebagai berikut :

a. Tidak ada dukungan petugas kesehatan jika skor < 3

b. Ada dukungan petugas kesehatan jika skor ≥ 3

6. Petugas Kesehatan

Untuk mengukur dukungan petugas kesehatan digunakan

skala ordinal dengan cara wawancara. Pertanyaan sebanyak 5,

responden yang menjawab ya diberi nilai 1 dan menjawab tidak nilai 0.

Selanjutnya ditetapkan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 0. Untuk

mengetahui ada atau tidak ada dukungan petugas kesehatan

dikategorikan berdasarkan nilai median sebagai berikut :

a. Tidak ada dukungan petugas kesehatan jika skor < 3

b. Ada dukungan petugas kesehatan jika skor ≥ 3

39

Page 40: ager asli

7. Tindakan Ibu menyusui yang mempunyai bayi 0 – 6 bulan dalam

memberikan ASI eksklusif

Variabel tindakan Ibu yang menyusui bayi 0 – 6 bulan dalam

memberikan ASI eksklusif dikategorikan sebagai berikut dengan

kategori :

a.Ya : bila menjawab selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayi

b.Tidak : bila menjawab tidak selalu memberikan ASI eksklusif

kepada bayi

Dilakukan wawancara kepada responden dengan menggunakan alat

ukur kuesioner dan skala ukur adalah ordinal.

3.3 Hipotesa

Ada pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan penguat terhadap

perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI

Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas

Tanjungpinang pada bulan Mei 2010.

40

Page 41: ager asli

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik yang

bertujuan untuk memperoleh Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung

dan Penguat Terhadap Perilaku Ibu Yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan

Dalam Pemberian ASI Eksklusif. Metode pendekatan yang digunakan

adalah Cross Sectional merupakan suatu penelitian dimana variabel yang

termasuk faktor resiko dan variabel efek diobservasi pada waktu yang

sama (point time approach). Dimana faktor predisposisi, pendukung dan

penguat sebagai variabel bebas (Independen) dan perilaku pemberian ASI

eksklusif sebagai variabel terikat (Dependen) dilihat dan diukur dalam

waktu yang sama.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan

desain sekat silang (cross sectional study), yaitu penelusuran sesaat,

artinya subjek diamati hanya sesaay atau satu kali. Untuk memperoleh

informasi tentang variabel dependen dan variabel independen maka

pengukurannya dilakukan bersama-sama pada saat penelitian dengan

menggunakan kuesioner secara kuantitatif (Sugiyono, 2005).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjungpinang.

41

Page 42: ager asli

b. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2010.

4.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu mempunyai bayi 0-6 bulan

di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang pada

bulan april tahun 2010 sebanyak 61 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Cara pengambilan sampel ini adalah semua anggota populasi

menjadi sampel (total sampling) yaitu seluruh ibu-ibu yang mempunyai

bayi 0-6 bulan baik yang memberikan atau tidak memberikan ASI

Eksklusif yang berjumlah 61 ibu.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :

i. Ibu yang sedang menyusui anaknya yang berumur 0 – 6 bulan

dikelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang.

ii. Ibu-ibu yang bisa membaca dan menulis huruf latin

iii. Ibu-ibu yang bisa berkomunikasi dengan baik

iv. Ibu-ibu yang bersedia menjadi responden

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah dengan data menggunakan

kuesioner yang dibuat secara sederhana agar dipahami oleh ibu-ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah kerja

42

Page 43: ager asli

Puskesmas Tanjungpinang yang terdiri dari 36 butir pertanyaan yang

terdiri dari pertanyaan tentang faktor predisposisi, pendukung dan penguat

terhadap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif dan

pernyataan tentang perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI Eksklusif.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh

langsung dari ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Bukit

Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang dengan menggunakan

kuisioner.

4.6 Pengolahan Data

Pengolahan data terkumpul dari hasil pengumpulan data dalam

sebuah penelitian, maka menurut Hidayat (2007) diakukan tahap

pengelolaan yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembal kebenaran data yang

dipeoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.

43

Page 44: ager asli

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan dat yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

tabel kontingensi.

d. Melakukan Teknik Analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis.

4.7 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Univariat dan Analisis Bivariat. Untuk mempermudah penelitian daam

menganalisis data maka peneliti menggunakan program komputer.

d. Analisa Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi dan

presentasi dari setiap variabel penelitian yaitu faktor predisposisi,

pendukung dan penguat ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan terhadap

perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

Rumus : FP = x 100 %

N

Keterangan : P : Persentase %

F : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah soal (Arikunto, 2006)

44

Page 45: ager asli

Hasil dari setiap item yang benar diberi skor 1 dan yang salah skor 0

dengan kategori peniaian :

i. Variabel Pengetahuan

* Tinggi : Bila hasil > 50 %

* Rendah : Bila hasil ≤ 50%

ii. Variabel perilaku

pemberian ASI

Eksklusif

* Perilaku positif : jika hasilnya > mean

* Perilaku negatif : jika hasilnya ≤ mean

e. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau korelasi. (Notoadmodjo, 2005).

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen yaitu faktor predisposisi,

pendukung dan penguat ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang

ASI eksklusif dengan variabel dependen yaitu perilaku ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI eksklusif. Adapun

uji hipotesis yang digunakan adalah Chi-square Test dengan tingkatan

kepercayaan 95%. Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik

digunakan batas kemaknaan 0,05. Sehingga bila P ≤ 0,05 maka hasil

statistik terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variable, dan

bila p > 0,05 berarti tidak bermakna (Hasan, 2006).

45

Page 46: ager asli

Chi-Square dengan Rumusan :

X2 =

Keterangan : X2 = Chi-Squere

Σ = Jumlah Data

O = Hasil Observasi

E = Hasil Diharapkan

α = Tingkat Signifikan untuk Bidang

Kesehatan biasanya digunakan 0,05.

Sementara itu untuk mengetahui derajat hubungan yang dikenal

dengan ukuran resiko relatif (RR) dan Odds Rasio (OR). Rasio Odds

(Odds Rasio) membandingkan odds pada kelompok ter-ekspose

dengan odds keompok tidak ter-ekspose (Hastono,2006). Rasio Odds

dapat diakukan pengujian hubungan antara sebab (Pajanan) dengan

akibat (Hasiljadi). Rasio Odds dapat ditulis dengan huruf latin ψ (psi)

dengan Rumus :

Rasio Odds = Proporsi kelompok sebab (pajanan)

Proporsi keompok akibat (Hasil jadi)

Atau

Ψ = A.D

B.C

Menarik kesimpulan nilai Rasio Odds dapat dilihat dari bagan ini :

OR > 1, artinya mempertinggi resiko

OR = 1, artinya tidak terdapat asosiasi/hubungan

46

Page 47: ager asli

OR < 1, artinya mengurangi resiko (Riwidikdo, 2008).

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN

FAKTOR PENGUAT TERHADAP PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI

BAYI 0-6 BULAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI KELURAHAN BUKIT CERMIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS

TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI 2010

PROPOSAL TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti

Program Pendidikan Pasca Sarjana

OLEH :

NURNIATI TIANASTIA RULLYNI, S.ST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

47

Page 48: ager asli

TANJUNGPINANG

2011

48

Page 49: ager asli

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Edisi Revisi ke VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arisman, M. B. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia. Edisi II, Cetakan X. Yogyakarta

Baskoro, A. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media

Dinkes Provinsi Kepulauan Riau. (2008). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.

Dinkes kota Tanjungpinang. (2009). Profil Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang. Kota Tanjungpinang

Depkes RI. (2007). Cuti Melahirkan dan Memberikan ASI Eksklusif. , http://www.depkes.go.id

Green, L.W dan Kreuter, W. (2000). Health Promotion Planning An Educational and Enviromental Approach. USA. Mayfield Publishing Company

Hasan, I. (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hastono, S. P. (2006). Modul pertama : Pengolahan Data Uji Instrumen. Depok.

. (2006). Modul Kedua : Analisis Univariat Analisis Bivariat. Depok.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Hurlock, E. (1998). Psikologi Perkembangan. Erlangga. Jakarta.

Machfoedz, I dan Suryani, E. (2006). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya

Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama, Airlangga University Press Surabaya.

Nadiroh, R. (2008). Menanti Perda ASI Eksklusif. http : // www.Wordpress.com

Nindya, S. (2001). Dampak Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Penurunan Kesuburan Seorang Wanita. Cermin Dunia Kedokteran, Hal. 44-47

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka Citra

. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

49

Page 50: ager asli

Pekan ASI Sedunia. (2009). Menyusui: Sebuah Respon yang Sangat Penting dalam Situasi Darurat. http://www.menegpp.go.id

Perinasia, (2007). Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.Cetakan ke-3. Jakarta.

Prasetyono. D. S. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta.

Pratomo, S. (1990). Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kependudukan, Depdikbud RI PMU Pengembangan FKM, Indonesia.

Puskesmas Tanjungpinang. (2010). Laporan Tahunan Cakupan ASI Eksklusif 2009. Puskesmas Tanjungpinang.

Purwanti. H.S. 2004. Konsep penerapan ASI Eksklusif : Buku Saku Untuk Bidan. Jakarta : EGC

Rahmi. (2007). ASI Eksklusif Turunkan 41 % Angka Kematian Bayi. http : // www.halohalo.co.id

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya

. (2001). Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta : Elex Media Komputindo

Sarwono, S. (2004). Sosiologi Kesehatan. Cetakan Ketiga, Penerbit Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Siregar, A. M. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor yang Mempengaruhinya. http://www.library usu.ac.id

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta

UNICEF. (2006). ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian bayi Indonesia. http ://www.kespro.info/kia/2006

Walgito, B. (2003). Psikologi Pengantar (Suatu Pengantar). Yogyakarta, Edisi IV, Penerbit Andi

WHO. (2007). What is the Recommended Food for Children in Their Very Early Years. http//www.who.int/features/index/html

Yuniar, R. (2007). Pemberian ASI Berkorelasi Negatif dengan Kemapanan Ekonomi. Insan Hitawasana Sejahtera (IHS) Social Science Research & Consulting

50

Page 51: ager asli

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : NURNIATI TIANASTIA RULLYNI

Tempat / Tanggal Lahir : Padang, 03 Oktober 1979

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Arief Rahman Hakim No. 1 Rt 004/002

Kel. Tanjung Ayun Sakti Kec. Bukit Bestari

Tanjung Pinang - Kepri

Nama Suami : Zakir Sofyan

II. PENDIDIKAN

1. TK Perwari II Padang Tahun 1984-1986, Sumbar

2. SD Negeri No.10 Ganting Tahun 1986-1992, Sumbar

3. SMP Negeri No. 26 Padang Tahun 1992-1995, Sumbar

4. SPK Negeri Bukittinggi Tahun 1995-1998, Sumbar

5. Akademi Kebidanan (DIII) Depkes Bukittinggi Tahun 1998-2001,

Sumbar

6. Akademi Kebidanan (DIV) Fak. Kedokteran UNPAD Bandung Tahun

2002-2003, Jawa Barat

51

Page 52: ager asli

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesempatan kepada penulis sehingga

dapat menyusun dan menyelesaikan proposal tesis ini sebagai salah satu syarat

mengikuti program pendidikan pasca sarjana Fakultas Kedokteran Prodi

Kebidanan Universitas Padjadjaran Bandung dengan judul “PENGARUH

FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGUAT

TERHADAP PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN

DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN BUKIT

CERMIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPINANG PADA

BULAN MEI 2010”.

Penulis menyadari bahwa proposal tesis ini masih banyak kekurangan dan

masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun guna kesempurnaan proposal ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah berserah diri. Semoga segala bentuk

yang telah diberikan mendapat imbalan dari-Nya dan semoga proposal tesis ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Tanjungpinang, Mei 2010

Penulis

52

Page 53: ager asli

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1.1 Rekapitulasi cakupan pemberian ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008....................................................5

Tabel 1.2 Rekapitulasi cakupan pemberian ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2009............................................................6

Tabel 1.3 Rekapitulasi cakupan pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Tanjungpinang Tahun 2009....................................................................6

53

Page 54: ager asli

DAFTAR BAGAN

Nomor Halaman

Bagan 2.1 Determinan Terbentuknya Perilaku........................................................17

Bagan 3.1 Kerangka Konsep....................................................................................35

54

Page 55: ager asli

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 kisi-kisi

Lampiran 2 Kuisioner

Lampiran 3 Surat Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 4 Surat Izin Persetujuan Menjadi Responden

55

Page 56: ager asli

Lampiran 1

KISI – KISI KUESIONER

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGUAT

TERHADAP PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DALM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIKELURAHAN BUKIT CERMIN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI 2010

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Pengertian ASI Eksklusif

Jadwal pemberian ASI Eksklusif

Manfaat pemberian ASI Eksklusif

Jenis ASI Eksklusif

Tekhnik pemberian ASI Eksklusif

1

1

3

1

2

1

2

3.4,5

6

7.8

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Sikap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Wujud pemberian ASI Eksklusif

Jadwal pemberian ASI Eksklusif

Tekhnik pemberian ASI Eksklusif

Manfaat pemberian ASI Eksklusif

2

2

2

2

1,2

3.4

5.6

7.8

56

Page 57: ager asli

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Ketersediaan sumber daya kesehatan terhadap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Ketersediaan petugaskesehatan

Informasi yang diperoleh

Informasi lain yang diperoleh

1

2

1

1

2,3

4

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Prioritas dan komitmen masyarakat/ pemerintah dalam kesehatan terhadap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Peraturan pemerintah

LSM yang berperan

Prioritas dan komitmen mensosialisasikan ASI

Aplikasi dari komitmenyang dibuat

1

2

1

1

1

2,3

4

5

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Dukungan keluarga terhadap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Pemahaman tentangASI Eksklusif

Informasi yang diperoleh

Perbedaan pendapat dan alternatif

1

1

2

1

2

3,4

57

Page 58: ager asli

Variabel Sub Variabel Jumlah Pertanyaan

NoPertanyaan

Dukungan Petugas kesehatan terhadap ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang

Keberadaan petugasKesehatan

Informasi yang diperoleh

Jadwal pemberian informasi

1

3

1

1

2,3,4

5

Variabel Skala pengukuran Keterangan

Perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang

Skala likert

Hampir selalu : skor 2

Kadang-kadang : skor 1

Hampir tidak pernah : skor 0

58

Page 59: ager asli

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGUAT

TERHADAP PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DALAM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIKELURAHAN BUKIT CERMIN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI 2010

1. Petunjuk

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut ibu benar

3. Beri tanda ( x ) pada jawaban yang di anggap benar

2. Identitas

Umur : < 20 Tahun

21- 40 Tahun

> 41 Tahun

Pendidikan : Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Swasta

Ibu Rumah Tangga

Lain-lain

59

Page 60: ager asli

KUESIONER PENGETAHUAN

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?

a. Pemberian ASI pada bayi selama 2 bulan

b. Pemberian ASI pada bayi selama 6 bulan tanpa makanan tambahan

c. Pemberian ASI pada bayi selama 3 bulan

d. Pemberian ASI pada bayi selama 6 bulan ditambah madu dan susu

formula

2. Sampai usia berapa bulan kah bayi diberikan ASI Eksklusif?

a. 6 bulan

b. 4 bulan

c. 3 bulan

d. 2 bulan

3. Dibawah ini adalah manfaat ASI Eksklusif pada bayi, kecuali…

a. Untuk meningkatkan kecerdasan bagi bayi

b. sebagai nutrisi yang baik

c. Sebagai daya tahan tubuh

d. Membuat bayi diare

4. Dibawah ini adalah manfaat ASI Eksklusif pada ibu, kecuali…

a. Untuk menjarangkan kehamilan

b. Menghindari bayi dari alergi

c. Lebih cepat langsing kembali

d. Mengurangi perdarahan

5. Kolostrum adalah:…

a. ASI yang keluar pertama kali,berwarna kuning kental

b. ASI yang keluar pada hari ke sepuluh setelah persalinan.

c. Semua salah

d. Semua benar

60

Page 61: ager asli

6. Mengapa ASI yang keluar pertama kali sangat penting bagi bayi?

a. Karena mengandung zat kekebalan bagi bayi

b. Karena rasanya enak

c. Semua salah

d. Semua benar

7. Berapa lama sebaiknya bayi disusui dalam satu kali pemberian ASI :

a. 10 – 15 menit

b. 15 – 20 menit

c. 20 – 25 menit

d. 5 10 menit

8. Bagaimanakah posisi ibu yang benar pada saat menyusui bayi :

a. Duduk atau berbaring dengan santai

b. Berdiri

c. Berjalan – jalan

d. Jawaban a, b, dan c salah

61

Page 62: ager asli

KUESIONER SIKAP

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. ASI Eksklusif diberikan pada bayi sampai umur 2 tahun, bagaimana

pendapat ibu dengan hal ini ?

a. Setuju b. Tidak Setuju

2. Bagaimanakah pendapat ibu dengan waktu yang tepat untuk pemberian

ASI Eksklusif pertama kali pada bayi adalah dua (2) jam setelah

persalinan

a. Setuju b. Tidak Setuju

3. Bayi mendapatkan ASI dalam satu (1) hari adalah sebanyak 2-3 jam

sekali. Setujukah ibu tentang pernyataan tersebut diatas ?

a. Setuju b. Tidak Setuju

4. Setujukah Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi ditambahkan

dengan makanan lain?

a. Setuju b. Tidak Setuju

5. Cara menyusui yang benar adalah dengan posisi ibi duduk atau berbaring

santai. Bagaimana menurut pendapat ibu tentang hal ini ?

a. Setuju b. Tidak Setuju

6. Posisi bayi yang benar pada saat menyusui adalah tubuh bayi menempel

dan menghadap tubuh ibunya. Bagaimana menurut pendapat ibu?

a. Setuju b. Tidak Setuju

7. Pemberian ASI Eksklusif sangat bermanfaat untuk meningkatkan

kecerdasan bayi. Setujukah ibu dengan hal tersebut ?

a. Setuju b. Tidak Setuju

8. ASI yang keluar pertama kali mengandung zat kekebalan yang penting

bagi bayi . Bagaimana pendapat ibu ?

a. Setuju b. Tidak Setuju

62

Page 63: ager asli

KUESIONER KETERSEDIAAN SUMBER DAYA KESEHATAN

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. Apakah ada petugas kesehatan diwilayah tempat tinggal ibu ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ibu mendapatkan informasi tentang pemberian dan manfaat ASI

oleh petugas kesehatan setempat ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan bisa ibu

mengerti ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah ada informasi lain yang ibu dapat selain pengetahuan tentang

pemberian ASI Eksklusif ?

a. Ya b. Tidak

63

Page 64: ager asli

KUESIONER PRIORITAS DAN KOMITMEN MASYARAKAT/

PEMERINTAH DALAM KESEHATAN

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. Adakah peraturan dari pemerintah mengenai program pemberian ASI

Eksklusif yang ibu ketahui ?

a. Ada b. Tidak

2. Apakah ada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan dalam

mensosialisasikan ASI Eksklusif ?

a. Ada b. Tidak

3. Apakah ada prioritas utama dari pemerintah/ masyarakat kepada ibu

memberikan ASI Eksklusif ?

a. Ada b. Tidak

4. Apakah komitmen yang dibuat oleh masyarakat/ pemerintah sudah ibu

rasakan manfaatnya ?

a. Ada b. Tidak

5. Adakah wujud dari komitmen masyarakat khususnya pemerintah yang

sudah ibu liat ?

a. Ada b. Tidak

64

Page 65: ager asli

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. Apakah keluarga ibu memahami tentang ASI Eksklusif ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ada keluarga yang mendukung ibu dalam pemberian ASI Ekslusif

ini ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah ibu mendapatkan informasi juga tentang pemberian dan manfaat

ASI dari keluarga ibu ?

a. Ya b. Tidak

4. Bisakah ibu menerima pendapat keluarga yang bertentangan dengan

keinginan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif ini ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah ada dukungan dari keluarga yang menganjurkan pemakaian susu

formula pengganti ASI ?

a. Ya b. Tidak

65

Page 66: ager asli

KUESIONER PETUGAS KESEHATAN

Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

1. Apakah wilayah tempat tinggal ibu ada petugas kesehatan/ bidan ?

a. Ada b. Tidak

2. Apakah ibu mendapat informasi tentang anjuran pemberian ASI Eksklusif

dari petugas kesehatan/bidan ?

b. Ada b. Tidak

3. Adakah diposyandu ibu juga mendapatkan informasi lebih lanjut tentang

pemberian ASI Eksklusif ?

c. Ada b. Tidak

4. Apakah ada lembaga lain selain petugas kesehatan/ bidan setempat yang

menginformasikan tentang ASI Eksklusif ?

a. Ada b. Tidak

5. Apakah ada jadwal khusus dari petugas kesehatan/ bidan untuk

memberikan informasi tentang ASI Eksklusif ?

a. Ada b. Tidak

66

Page 67: ager asli

KUISIONER PERILAKU

N

OPerilaku pemberian ASI Eksklusif

Hampir

Selalu

Kadang-

kadang

Hampir

tidak

pernah

1.

Saya memberikan ASI kepada bayi saya tanpa makanan tambahan apapun seperti : pisang, pepaya, bubur nasi, dan nasi tim, atau susu formula, madu, dan teh sampai usia 6 bulan.

2. Saya memberikan ASI kepada bayi saya setiap saat bayi saya menginginkannya.

3. Saya memberikan ASI kepada bayi saya walaupun saya bekerja

4. Saya menyusui bayi saya selama 15-20 menit.

5.

Saya membersihkan puting susu saya dengan kapas basah atau kain basah, kemudian saya mengoleskan ASI pada puting susu sebelum menyusui bayi.

6.

Saya memasukkan putting susu setelah mulut bayi terbuka lebar sehingga bagian hitam pada payudara masuk sebagian kemulut bayi

7.Saya menyusui bayi saya tidak hanya dari satu payudara, tetapi saya menyusui bayi saya pada kedua payudara

8.

Saya menyusui bayi dengan cara mendekap bayi hingga dagu bayi menempel pada payudara dan perut bayi menempel pada perut ibU

9. Saya mengelus-elus punggung bayi agar bayi bersendawa setelah menyusui

10.

Saya mengkonsumsi makanan yang memperlancar pengeluaran ASI seperti: sayur-sayuran, daun katu, kacang hijau, dan lain-lain.

67

Page 68: ager asli

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

DAFTAR TABEL .....................................................................................................iv

DAFTAR BAGAN .....................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan ..............................................................................................10

2.2 Perilaku ......................................................................................................12

2.3 Sikap ..........................................................................................................20

2.4 Tindakan ....................................................................................................22

2.5 ASI Eklusif ................................................................................................23

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESA PENELITIAN

68

Page 69: ager asli

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................34

3.2 Definisi Operasional .................................................................................35

3.3 Hipotesa......................................................................................................40

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .......................................................................................41

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................41

4.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................42

4.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................42

4.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................43

4.6 Pengolahan Data ........................................................................................43

4.7 Analisa Data ...............................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 3

LEMBAR PERMINTAAN RESPONDEN

Tanjungpinang, Mei 2010

69

Page 70: ager asli

Kepada :

Yth. Ibu-ibu Calon Responden

di

Kelurahan Bukit Cermin

Dengan hormat,

Berkenaan dengan salah satu syarat mengikuti program pendidikan pasca

sarjana program studi kebidanan fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran

dengan ini saya :

Nama : Nurniati Tianastia Rullyni

Mohon bantuan ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan untuk menjadi responden

dalam penelitian yang saya lakukan, dengan judul “ PENGARUH FAKTOR

PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGUAT TERHADAP

PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DALaM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIKELURAHAN BUKIT CERMIN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI

2010 ” Jawaban yang ibu-ibu isi dalam kuesioner yang tersedia hanya akan

digunakan untuk keperluan penelitian. Kerahasiaan responden akan dijaga dan

tidak akan disebarluaskan.

Untuk itu saya mohon responden bersedia menandatangani lembar

persetujuan yang saya berikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan

terimakasih.

Penulis

Nurniati Tianastia Rullyni

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

70

Page 71: ager asli

Setelah membaca penjelasan yang ada pada lembar surat permohonan,

maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi pada penelitian yang akan

dilakukan peneliti dengan judul “ PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGUAT TERHADAP PERILAKU IBU

YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DALAM PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DIKELURAHAN BUKIT CERMIN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI 2010, saya berjanji

akan memberikan informasi dengan sesungguhnya yang saya ketahui tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, semoga

dapat digunakan seperlunya.

Tanjungpinang, Mei 2010

Responden

( )

71

Page 72: ager asli

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data penelitian Faktor Predisposisi, pendukung

dan penguat terhadap Perilaku Ibu Mempunyai Bayi 06 Bulan Dalam Pemberian

ASI Eksklusif Di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang dilaksanakan 2428 Mei 2010 terhadap 61 orang responden yaitu

ibuibu yang mempunyai bayi 06 pada bulan Mei 2010 di Kelurahan Bukit

Cermin. Penelitian dilakukan dengan mendatangi responden dari rumah ke rumah.

Hasil yang didapatkan sebagai berikut :

5.1.1 Data Umum

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di

Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang pada bulan Mei 2010

No Umur Frekuensi %

1 < 20 tahun 11 18.03

2  2035 tahun 50 81.97

3 >35 tahun 0 0

Jumlah 61 100

( Sumber : Data Primer )

72

Page 73: ager asli

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 61 responden, mayoritas 50

responden (25,0%) berumur 20-35 tahun, dan minoritas 11 responden (18,03%)

berumur < 20 tahun.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan

di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang bulan Mei 2010

No Pendidikan Frekuensi %

1 SD 7 11.5

2 SMP 13 21.3

3 SMA 33 54.1

4 Perguruan Tinggi 8 13.1

Total 61 100

( Sumber : Data Primer )

Dari Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 61 responden, 7 responden

(11,5%) berpendidikan SD, 13 responden (21,3%) berpendidikan SMP, 33

responden (54,1%) berpendidikan SMU, dan 8 responden (13,1 %) berpendidikan

di Perguruan Tinggi.

Tabel 5.3

73

Page 74: ager asli

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan

di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang pada bulan Mei 2010

No Pekerjaan Frekuensi %

1 Pegawai Negeri 6 9.8

2 Swasta 7 11.5

3 Ibu Rumah Tangga 48 78.7

Jumlah 61 100

( Sumber : Data Primer )

Dari Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas 48 responden

(78,7%) bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, minoritas 6 responden (9,8%)

bekerja sebagai Pegawai Negeri, dan 7 Responden (11,5%) bekerja dibidang

Swasta.

5.1.2 Data Khusus

5.1.2.1. Analisis Univariat

Setelah data di Entry, dilakukan analisa univariat untuk melihat distribusi

frekuensi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI

Eksklusif, dan perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI

74

Page 75: ager asli

Eksklusif di kelurahan Bukit Cermin bulan Mei 2010, seperti pada tabel berikut

ini :

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di

Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang

pada bulan Mei 2010

No Pengetahuan Frekuensi %

1. Tinggi 37 60.7

2. Rendah 24 39.3

Jumlah 61 100

( Sumber : Data Primer )

Berdasarkan tabel 5.4, diperoleh distribusi frekuensi bahwa pengetahuan

responden tentang ASI Eksklusif sebagian besar responden dengan kategori

“Tinggi” yaitu 37 Responden (60.7%) dan sebagian kecil responden dengan

kategori “Rendah” yaitu 24 responden (39,3%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu yang Mempunyai BAyi 0-6 Bulan dalam

Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei 2010

No Perilaku Frekuensi %

1. Positif 34 55.7

75

Page 76: ager asli

2. Negatif 27 44.3

Jumlah 61 100

( Sumber : Data Primer )

Berdasarkan tabel 5.5, diperoleh distribusi frekuensi bahwa sebagian

besar responden mempunyai perilaku positif dalam pemberian ASI eksklusif

yaitu 34 responden (55.7%) dan sebagian kecil responden mempunyai perilaku

negatif dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 27 responden (44.3%).

5.1.2.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan secara komputerisasi dengan uji chi-square

pada confident interval 95% dengan 0,05. Untuk melihat kemaknaan antara

variabel independen dan variabel dependen, dilihat pada nilai p yang diperoleh.

Apabila nilai p 0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI eksklusif dengan perilaku ibu yang

mempunyai 0-6 bulan dalam pemberian ASI eksklusif. Analisa bivariat dilakukan

untuk melihat hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang

ASI eksklusif dengan perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI eksklusif, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Yang mempunyai

Bayi 0-6 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Perilaku Ibu yang

Mempunyai Bayi 0-6 Bulan Dalam Pemberian ASI Eksklusif

di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjungpinang

76

Page 77: ager asli

pada bulan Mei 2010

No.Pengetahuan

PerilakuTotal

Positif Negatif

F % F % F %

1. Tinggi 32 86,5 5 13,5 37 100

2. Rendah 2 8,3 22 91,7 24 100

Total 34 55,7 27 44,3 61 100

X2 = 36,190 df = 1 p = 0,000

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh hasil uji Chi Square pada penelitian yang

dilakukan secara komputerisasi, p 0,05 yaitu p = 0,000. Ini dapat diartikan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan

tentang ASI eksklusif dengan perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang bulan Mei 2010. Sedangkan untuk melihat derajat hubungan

didapat OR = 70,400 yang artinya ibu yang pengetahuan tinggi tentang ASI

eksklusif cendrung 70,4 kali lebih positif dalam perilaku pemberian ASI eksklusif

dibandingkan ibu yang pengetahuannya rendah tentang ASI eksklusif.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 5.4, diperoleh distribusi frekuensi bahwa pengetahuan

responden tentang ASI Eksklusif sebagian besar responden dengan kategori

“Tinggi” yaitu 37 Responden (60.7%) dan sebagian kecil responden dengan

kategori “Rendah” yaitu 24 responden (39,3%). Pengetahuan adalah hasil dari

77

Page 78: ager asli

tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain

(Notoadmodjo,2005). Menurut Hurlock(1998), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain umur, pendidikan, dan

pekerjaan.

Pada hasil pengukuran perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dapat

dilihat pada tabel 5.5 bahwa bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku

positif dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 34 responden (55.7%) dan sebagian

kecil responden mempunyai perilaku negatif dalam pemberian ASI eksklusif yaitu

27 responden (44.3%). Menurut Teori Green yang terdapat dalam buku

Notoadmodjo(2003), mengatakan bahwa perilaku ditentukan oleh 3 faktor, yaitu

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai), faktor

pendukung (ketersediaan sumber-sumber/fasilitas), dan faktor pendorong (sikap

dan perilaku petugas/ tokoh masyarakat).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 responden

(100%) yang mempunyai pengetahuan tinggi terdapat 32 responden (86,5%),

yang mempunyai perilaku positif dan 5 responden (13,5%), yang mempunyai

perilaku negatif. Sedangkan 24 responden (100%) yang mempunyai pengetahuan

rendah, terdapat 2 responden (8,3%) yang mempunyai perilaku positif dan 22

responden (91,7%) yang mempunyai perilaku negatif.

Pada penelitian ini hasil uji Chi-Square yang dilakukan secara

komputerisasi, bahwa p 0,05 yaitu p = 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa

78

Page 79: ager asli

ada hubungan antara pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang

ASI eksklusif dengan perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam

pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungpinang bulan Mei 2010.

Menurut Notoadmodjo (2003), apabila penerimaan perilaku baru atau

adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka

perilaku tersebut akan akan bersifat positif atau langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

maka tidak akan berlangsung lama.

Dilihat dari hasil penelitian di Kelurahan Bukit Cermin wilayah kerja

Puskesmas Tanjungpinang bahwa derajat hubungan antara ibu yang pengetahuan

tinggi tentang ASI eksklusif cendrung 70,4 kali lebih positif dalam perilaku

pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang pengetahuannya rendah tentang

ASI eksklusif.

Hasil penelitian ini dapat memperkuat teori Rogers (1974) dalam buku

Notoadmodjo(2003), bahwa jika pengetahuan yang diperoleh positif maka

responden lebih cendrung berperilaku positif dan sebaliknya jika pengetahuan

yang diperoleh negatif maka responden lebih cenderung berperilaku negatif.

Dalam hal ini pengetahuan yang tinggi tentang ASI Eksklusif dapat menunjang

perilaku ibu yang positif dalam pemberian ASI Eksklusif.

79

Page 80: ager asli

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

80

Page 81: ager asli

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan Antara

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif dengan

perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dalam pemberian ASI Ekklusif di

Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang pada bulan

Mei 2010 dapat disimpulkan bahwa :

a. Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin

wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei 2010 sebagian

besar responden dengan kategori “Tinggi” yaitu 37 responden (60,7%) dan

sebagian keci responden dengan kategori “Rendah” yaitu 24 responden

(39,3%).

b. Perilaku responden dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit

Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei 2010

sebagian besar responden berada dalam kategori “Positif” yaitu 34

responden (55,7%) dan sebagian kecil responden berada dalam kategori

“Negatif” yaitu 27 responden (44,3%).

c. Ada hubungan antara pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan

tentang ASI eksklusif dengan perilaku ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan

dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bukit Cermin Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjungpinang pada bulan Mei 2010 dimana nilai p 0,05

(0,000 0,05)

6.2 Saran

81

57

Page 82: ager asli

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yang

dapat dijadikan masukan nantinya, antara lain :

1. Bagi ibu yang mempunyai 0-6 bulan

Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan untuk dapat

meningkat pengetahuan serta wawasan tentang pentingnya ASI eksklusif

sehingga ibu-ibu dapat memberikan ASI eksklusif sampai usia bayi 6

bulan tanpa makanan tambahan.

2. Bagi tempat penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan di

Puskesmas Tanjungpinang untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar penelitian ini bermanfaat untuk peneliti selanjutnya serta

lebih mengembangkan masalah yang mungkin ditemukan dengan

menghubungkan dengan berbagai variabel untuk di teliti.

82

Page 83: ager asli

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN

FAKTOR PENGUAT TERHADAP PERILAKU IBU MEMPUNYAI BAYI

0-6 BULANDALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI KELURAHAN BUKIT CERMIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS

TANJUNGPINANG PADA BULAN MEI 2010

KARYA TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti

Program Pendidikan Pasca Sarjana

OLEH :

NURNIATI TIANASTIA RULLYNI, S.ST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

83

Page 84: ager asli

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

TANJUNGPINANG

2011

84