Agama Dan Korupsi

7
ABAIKAN AGAMA UNTUK KORUPSI Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi, Semester 1 Dengan dosen: Drs. Djarot Triyogo, M.Si. Karin Aramitha Iswari (103112350750033) Kelas D JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

Transcript of Agama Dan Korupsi

Page 1: Agama Dan Korupsi

ABAIKAN AGAMA UNTUK KORUPSI

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliahPengantar Sosiologi, Semester 1

Dengan dosen: Drs. Djarot Triyogo, M.Si.

Karin Aramitha Iswari (103112350750033)

Kelas D

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2010

Page 2: Agama Dan Korupsi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya dan

karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Abaikan

Agama Untuk Korupsi”. Tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen kami dalam mata kuliah

Pengantar Sosiologi, Drs. Djarot Triyogo, M.Si., yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menyusun makalah ini serta mendukung makalah ini. Penulis juga sangat

berterima kasih kepada kedua orang tua yang telah member dukungan dan motivasi dalam

menyelesaikan tugas ini serta kepada teman-teman yang selalu mendukung kami dalam suka

maupun duka.

Makalah ini ditulis dengan pencarian dan pengumpulan data dari buku-buka yang ada.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi,

Semester 1, di Universitas Nasional. Demikian makalah ini penulis susun, semoga makalah ini

bermanfaat dan menambah wawasan pembaca. Mohon maaf atas segala kekurangan penulis.

Jakarta, 12 Desember 2010

Penulis

Page 3: Agama Dan Korupsi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….. 2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………… 3

Deskripsi…………………………………………………………………………………….4

Analisis…………………………………………………………………………………….. 4

Catatan Kritis………………………………………………………………………………. 4

Sumber Rujukan/Kepustakaan……………………………………………………………...4

Oleh:

Abaikan Agama Untuk Korupsi

Page 4: Agama Dan Korupsi

Karin Aramitha Iswari1 (103112350750033)

Deskripsi:Korupsi adalah suatu kejahatan yang menjadi bagian dari perilaku masyarakat di

Indonesia khususnya masyarakat perkotaan di Jakarta. Dalam catatan Pacific Economy and Risk Consultancy pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara terkorup di Asia. Korupsi adalah tindakan yang bertentangan dengan norma masyarakat, agama, moral, dan hukum dengan tujuan memperkaya diri atau orang lain atau korporasi yang mengakibatkan rusaknya tatanan yang sudah disepakati yang berakibatkan pada hilangnya hak-hak orang lain, korporasi, atau negara yang semestinya diperoleh.2

Dalam Islam, korupsi adalah salah satu bentuk dari syirik, jelas koruptor menjadi sejajar dengan para musyrik. Oleh karena itu, koruptor akan dihukum oleh Allah SWT seperti yang tertera pada hadis Nabi yaitu “Allah melaknat orang yang melakukan suap (risywah) dan menerima suap”3. Ayat dari al Quran dan hadis Rasullulah SAW seringkali di ungkapkan oleh berbagai ahli agama di Indonesia, namun korupsi pun terus dilaksanakan bahkan berkembang dari generasi ke generasi selanjutnya seperti contoh dibawah ini:

‘W’ adalah seorang pejabat di sebuah lembaga Negara dan telah ditunjuk sebagai ketua panitia atau penanggungjawab proyek pengadaan barang pada tahun 2005 di lembaga tersebut. Pada akhir tahun anggaran, ‘S’ selaku seorang pemeriksa dari instansi yang berwenang melakukan pemeriksaan keuangan telah ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan proses pengadaan barang yang telah dilakukan ‘W’. Dalam melakukan pemeriksaan, ‘S’ menemukan adanya sejumlah indikasi penyimpangan dalam proses pengadaan yang menimbulkan kerugian negara. ‘W’ mengetahui hal tersebut, lalu ia berusaha melakukan pendekatan pada ‘S’ dengan menawarkan uang sebesar Rp300 juta dan menyampaikan keinginannya kepada ‘S’ agar temuan indikasi penyimpangan itu dihilangkan dari laporan hasil pemeriksaan. ‘S’ melaporkan upaya pemberian uang tersebut kepada Penyidik yang kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan perekaman terhadap pembicaraan ‘W’ dengan ‘S’ serta merekam proses pemberian uang yang dilakukan oleh ‘W’ kepada ‘S’. Pada saat ‘W’ memberikan uang kepada ‘S’, penyidik melakukan penangkapan4.

Analisis:

1. Pelaku dihukum sesuai dengan matrik unsur pidana korupsi Pasal 5 ayat (1) huruf a UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 yaitu “memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya”.

2. Perbuatannya dikenakan sanksi di dunia (hukum, sosial, moral) dan sanksi di akhirat.

1 Mahasiswi Universitas Nasional , Semester 1, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional2 Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. 2010. Koruptor Itu Kafir: Telaah Fiqih Korupsi Dalam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Bambang Widjoyanto. Jakarta: Mizan. h.183 HR Ibn Majah4 Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. 2006. Memahami Untuk Membasmi: Buku Panduan Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. h.7

Page 5: Agama Dan Korupsi

Catatan Kritis:Sanksi koruptor ditentukan dengan berat atau ringannya kesalahan yang terbagi menjadi:

1. Sanksi Hukum Nonfisik a. Pemecatanb. Dendac. Penyitaan

2. Sanksi Hukum Fisika. Potong tangan sebagaimana pencuri yang hanya merampok harta tanpa membunuh.b. Potong tangan dan kaki secara silang dimana pencuri melakukannya berulang kali.c. Dibunuh dan disalib dimana pencuri merampok harta dan mengakibatkan kematian. d. Diusir dan diasingkan atau dipenjara sebagaimana pencuri mengancam kehidupan atau

keselamatan orang lain. 3. Sanksi Sosial

a. Dikucilkan karena memakan harta korupsi yang sama saja dengan memakan barang haram. Termasuk bagian daru pengucilan itu adalah memilih pelaku koruptor sebagai pemimpin formal, bagai sebagai wakil rakyat dan pejabat, dan tidak mengakuinya sebagai pemimpin nonformal.

b. Tidak diterima kesaksiannya, seperti kesaksian dalam hukum di pengadilan, kesaksian dalam penetapan awal Ramadhan atau Syawal, dan lain-lain. Kesaksian seorang pengkhianat tidak diterima, sementara pelaku korupsi adalah orang yang telah berkhianat. Termasuk bagian dari penolakan pelaku korupsi sebagai saksi adalah menolaknya sebagai saksi persengketaan di luar maupun di dalam pengadilan, saksi pernikahan, dan saksi lainnya.

4. Sanksi Morala. Jenazahnya tidak dishalati oleh pemuka agama5

b. Koruptor adalah orang tercela dan celaka karena mereka berbuat curangc. Koruptor dilaknat Allah SWT

5. Sanksi di Akhirata. Terhalangnya masuk surgab. Masuknya ke pintu nerakac. Harta hasil korupsi akan membebaninya pada Hari Kiamat

Sumber Rujukan/ Kepustakaan:

1. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. 2010. Koruptor Itu Kafir: Telaah Fiqih Korupsi Dalam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Bambang Widjoyanto. Jakarta: Mizan.

2. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. 2006. Memahami Untuk Membasmi: Buku Panduan Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

5 HR Abu Da’ud