AFIRMASI AKSES PENDIDIKAN DALAM RANGKA ......Pendidikan Menengah Universal “Wajar 12 Tahun” 3)...
Transcript of AFIRMASI AKSES PENDIDIKAN DALAM RANGKA ......Pendidikan Menengah Universal “Wajar 12 Tahun” 3)...
AFIRMASI AKSES PENDIDIKAN DALAM RANGKA
PERCEPATAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Forum Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
11 Desember 2020
Pusat Penelitian Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
❑ Pembangunan pendidikan yang belum merata
❑ Keberhasilan wajar 9 tahun, menuju wajar 12 tahun
❑ APK dikmen, bervariasi antar daerah (70-80 persen), dan APM lebih rendah. Daerah
tertinggal masih relatif tertinggal
❑ Mempersiapkan SDM dalam menyambut bonus demograf
❑ SDM, paling tidak mempunyai minimal pendidikan menengah mempunyai produktivitas
lebih tinggi
➔ Bagaimana daerah tertinggal dalam pencapaian pendidikan menengah 12 tahun?
Bagaimana strategi yang digunakan untuk meningkatkan pencapaian
pendidikan menengah di daerah tertinggal? Apa yang harus dilakukan?
Capaian Target Restra
Capaian APK SMP Capaian APK APM
APM SM Nasional (2019)
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
0 20 40 60 80 100 120 140 160
APM_SM
KONSEP
1) Afirmasi Akses❖ Afirmasi – penegasan atau penetapan yang positi. Afirmasi akses pendidikan sebagai upaya
penegasa ke arah positif yang dilakukan berupa akses pendidikan dalam rangka percepatan Wajar 12 tahun.
2) Wajar 12 Tahun❖ Wajar 9 Tahun
❖ Pendidikan Menengah Universal
❖ “Wajar 12 Tahun”
3) Pelayanan Pendidikan Menengah❖ SMA/SMK/MA
❖ Double shift/Moving Class
❖ Untuk meningkatkan pelayanan bisa: Sekolah baru, RKB, perbaikan sarpras, guru honor/bantu/kontrak
4) Daerah Tertinggal
Perpres 131/2015 (2015 – 2019) ada 122 daerah tertinggal
Perpres 63/2020 : ada 62 (Terjadi penurunan jumlah daerah tertinggal dari 122 kab
menjadi 62 kab).
Dasar Penetapan Daerah Tertinggal:
Tujuan
Mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai Akses Pendidikan di daerah Tertinggal
1) Mengetahui disparitas/kesenjangan akses pendidikan menengah di Daerah Tertinggal
2) Mengetahui ketersediaan/input pendidikan menengah (siswa, sarana prasarana, PTK) di daerah
Tertinggal,
3) Menganalisis potensi pendanaan untuk melaksanakan wajar 12 tahun di daerah Tertinggal
Sasaran, Keluaran, dan Lingkup
◦ Sasaran: Pihak-pihak Yang terkait dengan Penerapan Kebijakan Afirmasi Akses
pendidikan dalam peningkatan Wajar 12 Tahun
◦ Keluaran: Sebuah hasil analisis mengenai afirmasi pendidikan menengah daerah
tertinggal
◦ Ruang Lingkup: Dikmen di daerah Tertinggal
Kerangka Berfikir
Pendanaan
Percepatan/
peningkatan
WAJAR 12
Thn
Faktor Geografi Sosial Budaya
Ekonomi APBD
Peran Pemda
Sekolah: Guru Sarana Prasarana
Siswa, TIK
Partisipasi Orangtua Masyarakat
Pilihan jenis Pelayanan
Pendirian sekolah baru
RKB SATAP
Double Shift Moving Class
Paket C Dll
Tingkat APK
METODE
METODE
• Pendekatan kuantitatif deskriptif
• Variabel penelitian Kondisi Daerah Tertinggal terdiri dari indek pembangunan manusia,jumlah penduduk miskin, jumlah melek huruf/literasi; APK dan APM; Input Pendidikan yangterdiri dari guru, siswa, sarana-prasarana, dan pendanaan pendidikan.
• Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunderyang berbentuk dokumen yang berasal: 1) Pusdatin; 2) Dapodik; 3) Neraca PendidikanDaerah; 4) RKAS sekolah.
• Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan teknik deskriptif
◦ D
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Daerah Tertinggal Saat Ini
Indeks Pembangunan Manusia Daerah Tertinggal
(2) Persentase Penduduk Miskin Daerah Tertinggal
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
Kab
. De
iyai
Kab
. In
tan
Jay
a
Kab
. Lan
ny
Jaya
Kab
. Yah
uki
mo
Kab
. Su
pio
ri
Kab
. Jay
awija
ya
Kab
. Nd
uga
Kab
. Pu
nca
k
Kab
. Pan
iai
Kab
. Mam
ber
amo
Ten
gah
Kab
. Pu
nca
k Ja
ya
Kab
. Peg
un
un
gan
Arf
ak
Kab
. Su
mb
a Te
nga
h
Kab
. Yal
imo
Kab
. Tam
bra
uw
Kab
. To
likar
a
Kab
. Tel
uk
Wo
nd
ama
Kab
. May
bra
t
Kab
. Do
giya
i
Kab
. War
op
en
Kab
. Tel
uk
Bin
tun
i
Kab
. Sab
u R
aiju
a
Kab
. Peg
un
un
gan
Bin
tan
g
Kab
. Su
mb
a Ti
mu
r
Kab
. Mal
uku
Bar
at D
aya
Kab
. Mam
ber
amo
Ray
a
Kab
. Lo
mb
ok
Uta
ra
Kab
. So
ron
g
Kab
. Su
mb
a B
arat
Kab
. Su
mb
a B
arat
Day
a
Kab
. Ro
te N
dao
Kab
. Tim
or
Ten
gah
Sel
atan
Kab
. Mal
uku
Ten
ggar
a B
arat
Kab
. Kep
ula
uan
Aru
Kab
. Asm
at
Kab
. Man
ggar
ai T
imu
r
Kab
. Lem
bat
a
Kab
. Nia
s B
arat
Kab
. Map
pi
Kab
. Ser
am B
agia
n B
arat
Kab
. Nia
s U
tara
Kab
. Man
okw
ari S
elat
an
Kab
. Nab
ire
Kab
. Ser
am B
agia
n T
imu
r
Kab
. Ku
pan
g
Kab
. Alo
r
Kab
. Bo
ven
Dig
oe
l
Kab
. Mu
si R
awas
Uta
ra
Kab
. So
ron
g Se
lata
n
Kab
. Do
ngg
ala
Kab
. To
jo U
na-
un
a
Kab
. Kee
rom
Kab
. Nia
s Se
lata
n
Kab
. Bu
ru S
ela
tan
Kab
. Mal
aka
Kab
. Nia
s
Kab
. Bel
u
Kab
. Pes
isir
Bar
at
Kab
. Kep
ula
uan
Me
nta
wai
Kab
. Sig
i
Kab
. Kep
ula
uan
Su
la
Kab
. Pu
lau
Tal
ibau
Jumlah penduduk Miskin
Jumlah Buta Aksara di Daerah Tertinggal
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
Kab
. Kep
ula
uan
Me
nta
wai
Kab
. Pes
isir
Bar
at
Kab
. Pu
lau
Tal
iab
u
Kab
. Kep
ula
uan
Su
la
Kab
. To
jo U
na-
Un
a
Kab
. Mal
uku
Ten
ggar
a B
arat
Kab
. Kep
ula
uan
Aru
Kab
. Mal
uku
Bar
at D
aya
Kab
. Ser
am B
agia
n B
arat
Kab
. So
ron
g
Kab
. Man
ggar
ai T
imu
r
Kab
. Ser
am B
agia
n T
imu
r
Kab
. Mu
si R
awas
Uta
ra
Kab
. Sig
i
Kab
. Do
ngg
ala
Kab
. Su
pio
ri
Kab
. So
ron
g Se
lata
n
Kab
. Alo
r
Kab
. Lem
bat
a
Kab
. Nia
s U
tara
Kab
. Tel
uk
Bin
tun
i
Kab
. Tel
uk
Wo
nd
ama
Kab
. Bu
ru S
ela
tan
Kab
. Nab
ire
Kab
. May
bra
t
Kab
. Nia
s
Kab
. Bo
ven
Dig
oe
l
Kab
. Ro
te N
dao
Kab
. Nia
s B
arat
Kab
. Nia
s Se
lata
n
Kab
. Tam
bra
uw
Kab
. Bel
u
Kab
. War
op
en
Kab
. Kee
rom
Kab
. Ku
pan
g
Kab
. Sab
u R
aiju
a
Kab
. Su
mb
a Ti
mu
r
Kab
. Man
okw
ari S
elat
an
Kab
. Mal
aka
Kab
. Tim
or
Ten
gah
Sel
atan
Kab
. Su
mb
a Te
nga
h
Kab
. Peg
un
un
gan
Arf
ak
Kab
. Me
mb
eram
o R
aya
Kab
. Map
pi
Kab
. Lo
mb
ok
Uta
ra
Kab
. Su
mb
a B
arat
Kab
. Su
mb
a B
arat
Day
a
Kab
. Asm
at
Kab
. Pu
nca
k Ja
ya
Kab
. Peg
un
un
gan
Bin
tan
g
Kab
. Jay
a W
ijaya
Kab
. Pan
iai
Kab
. Yah
uki
mo
Kab
. Yal
imo
Kab
. Do
giya
i
Kab
. Me
mb
ram
o T
enga
h
Kab
. To
likar
a
Kab
. De
iyai
Kab
. In
tan
Jay
a
Kab
. Pu
nca
k
Kab
. Nd
uga
Kab
. Lan
ny
Jaya
Jumlah Buta Aksara
Angka Partisipasi (APM dan APK) Guru, Siswa
APK dan APM Daerah Tertinggal
APK APM
Guru Berdasar Pendidikan dan Status kepegawaian
Latar Belakang Pendidikan Guru (%) Persentase Guru PNS di Daerah Tertinggal
Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru di daerah Tertinggal
Rasio Siswa per Guru SMA/SMK di daerahTertinggal
Ratio Siswa per Rombel di Daerah Tertinggal
Sarana Prasarana
Sarana Prasarana
Kondisi Ruang Kelas
Jumlah Lab Berdasar Jenis Lab
Perpustakaan
◦ 19 kabupaten mempunya pepustakaan sesuai
dengan jumlah sekolah → Kab: Pesisir barat
(Lampung), Alor, Kupang, Lembata, Sumba Timur
(NTT), Deiyai, Keerom, Manggarai Timur,
Manokwari Selatan, Kab. Pegunungan Bintang,
Supiori, Waropen, Maybrat, Teluk Bintuni, Teluk
Wondana (Papua), Donggala, Tojo Una-Una
(Sulawesi Tengah), dan Kepulauan Mentawai
(Sumatera Barat).
◦ di 43 kabupaten masih banyak sekolah belum
memiliki perpustakaan (ketersediaan perpustakaan
dibawah 100%), bahkan daerah yang masih belum
memiliki perpustakaan yaitu Kab. Mamberamo
Tengah (Papua Barat).
Pendanaan
IKF Daerah Tertinggal
0
5
10
15
20
25
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi
24 24
11
3
Jml K
ab
IKF
◦ IKF
◦ Kapasitas fiscal mrp gambaran kemampuankeuangan daerah yang dicerminkan melaluipenerimaan umum aggaran pendapatan danbelanja daerah
◦ IKF=indek kapasitas fiscal, pengelompokkandaerah berdasar KF
◦ Kategori IKF
1) sangat tinggi
2) tinggi
3) sedang
4) rendah
5) sangat rendah
IKF 62 Daerah Tertinggal
Persentase Anggaran Pendidikan thd APBD
IKF
FUNGSIP
ENDD APBD
Pearson
Correlation 1 .083 .543**
Sig. (2-
tailed).523 .000
N 62 62 62
Pearson
Correlation .083 1 .280*
Sig. (2-
tailed).523 .028
N 62 62 62
Pearson
Correlation .543**
.280* 1
Sig. (2-
tailed).000 .028
N 62 62 62
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
IKF
FUNGSIP
ENDD
APBD
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2 3 4 5
Count 3 1 4 1 9
% within
KATAPK2
019
33.3% 11.1% 44.4% 11.1% 100.0%
% within
KATIKF2100.0% 12.5% 14.8% 4.2% 14.5%
Count 0 7 9 11 27
% within
KATAPK2
019
0.0% 25.9% 33.3% 40.7% 100.0%
% within
KATIKF20.0% 87.5% 33.3% 45.8% 43.5%
Count 0 0 2 2 4
% within
KATAPK2
019
0.0% 0.0% 50.0% 50.0% 100.0%
% within
KATIKF20.0% 0.0% 7.4% 8.3% 6.5%
Count 0 0 12 10 22
% within
KATAPK2
019
0.0% 0.0% 54.5% 45.5% 100.0%
% within
KATIKF20.0% 0.0% 44.4% 41.7% 35.5%
Count 3 8 27 24 62
% within
KATAPK2
019
4.8% 12.9% 43.5% 38.7% 100.0%
% within
KATIKF2100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Total
KATAPK2019 * KATIKF2 Crosstabulation
KATIKF2
Total
KATAPK2
019
1.00
2.00
3.00
4.00
Sumber Pendanaan SMA dan SMK
No. Standar Nasional Pendidikan BOS Reguler BOS AfirmasiSiLPA BOS
Reguler
SiLPA BOS
Afirmasi
SiLPA BOS
KinerjaTotal
01 Standar Kompetensi Lulusan 100.00 - - - - 100.00
02 Standar Isi 100.00 - - - - 100.00
03 Standar Proses 100.00 - - - - 100.00
04 Standar PTK 100.00 - - - - 100.00
05 Standar Sarpras 91.27 - - 8.73 - 100.00
06 Standar Pengelolaan 100.00 - - - - 100.00
07 Standar Pembiayaan 100.00 - - - - 100.00
08 Standar Penilaian 100.00 - - - - 100.00
Jumlah 97.15 - - 2.85 - 100.00
Proporsi Pengeluaran Sekolah Menurut Komponen Pembiayaan
SIMPULAN DAN SARAN
saran
▪ Kerjamasa/sinergi kemendikbud dan Kemendes → pemanfaatan dana desa dalammendukung pendidikan
❑ Mendukung peningkatan mutu Guru (diklat, pendidikan)
❑ Asrama siswa sekolah menengah
❑ Mendukung perbaikan/pendirian skb/rkb
▪ Komitmen Pemprov dan Pemda
▪ Advokasi dan sosialisasi pentingnya pendidikan → untuk menjaring anak masuk ataukembali ke sekolah
▪ Mendirikan/Membangun sekolah Baru atau ruang kelas baru, dan memperbaiki sekolahatau ruang kelas baru
▪ Menyelenggarakan pembelajaran Paket C, Satap (sekolah satu Atap) untuk daerah-daerahjauh/terpencil dan jumlah siswa sedikit
▪ Ketercukupan sarana-prasarana (Ruang kelas, lab, perpustakaan) sesuai standar
▪ Perbaikan Sarana transportasi
▪ Perlu dikembangkan alternative pendanaan, tidak ketergantungan pada 1 sumber, Wajar12 tahun tidak harus gratis sepenuhnya
Terimakasih