AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA...

96
AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOM JAKARTA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Maimunah 1111013000049 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA...

Page 1: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOM

JAKARTA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Maimunah

1111013000049

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi
Page 3: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi
Page 4: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi
Page 5: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

i

ABSTRAK

Maimunah (NIM: 1111013000049). “Afiks Pembentuk Nomina pada Koran

Pos Kota Kolom Jakarta dan Impikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di SMA” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2016. Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan prefiks, infiks,

sufiks pembentuk nomina pada koran Pos Kota kolom Jakarta dan implikasinya

terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teks berita kolom Jakarta dalam koran Pos

Kota edisi 2-31 Januari 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik catat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 363 prefiks pembentuk

nomina pada koran Pos Kota kolom Jakarta, dengan rincian: penggunaan 352

prefiks pe-, dan sebelas prefiks se-. Tidak ditemukannya penggunaan infiks

pembentuk nomina dan 438 sufiks pembentuk nomina, yaitu: 409 sufiks –an, dua

puluh tujuh sufiks –isasi, satu sufiks –isme dan satu sufiks –ir.

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia di SMA kelas XI semester genap berdasarkan kurikulum 2013.

Dengan kompetensi dasar menganalisis struktur kata, frasa, dan klausa serta

dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang

menjadi pembedanya pada KI-3. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan

sumber materi untuk siswa dalam menganalisis struktur kata berimbuhan.

Kata kunci: afiks, pembentuk nomina, koran Pos Kota, kata berimbuhan dalam

k-13.

Page 6: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

ii

ABSTRACT

Maimunah (NIM: 1111013000049). “Affix are Nomina Former in Pos Kota

News Paper in Column Jakarta and the Implication Towards Learning

Indonesian Languange an Indonesian Litarature in High School” Departement of Indonesian Languange and Indonesian Literature. Faculty of

Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Advisor: Dr.

Hindun, M.Pd

The purpose of this research is to describe the use of prefix, infix, suffix

are nomina former in Pos Kota news paper in column Jakarta and the implication

towards learning Indonesian Languange an Indonesian Litarature in High School.

The source of the data which was used in this research was Jakarta column news

text in Pos Kota news paperdate 2-31 January 2016. The method wis was used in

this research was qualitative description and data collection techniques using the

technique of note.

The result showed that there are 363 prefix nomina former in Pos Kota

news paper in column Jakarta, with description: using 352 prefix pe-, and 11

prefix se-. Not founded using infix nomina former and 438 suffix nomina former,

there are 409 suffix –an, 27 suffix –isasi, 1 suffix –isme and 1 suffix –ir.

The result of this research can be applied in learning Indonesian

Languange and Indonesian Literature in High School class XI second semester

which based on curriculum 2013. With competence of structure analyze words,

frase and clause also indicator student are able to analyze structure affix which

became the distinguishing at KI-13. So that, this research can be material for

student to analyze the structure of affix.

Keywords: affix, former nomina, Pos Kota news paper, affix word in k-13.

Page 7: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kapada Allah SWT yang telah memberikat

rahmat serta karunianya sehingga skripsi ini dengan judul “Afiks Pembentuk

Nomina pada Koran Pos Kota Kolom Jakarta dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Di SMA” dapat diselesaikan. Atas izinNya

penulis diberikan kekuatan dan kesempatan untuk melalui segala kendala

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa

penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

kebaikan kepada seluruh umatnya.

Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk para

pembacanya, dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan

moral serta materil dari berbagai pihak, tanpa dukungan tersebut skripsi ini sulit

terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah memperlancar proses penyelesaian skripsi ini.

3. Toto Edidarmo, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

4. Dr. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar dan tulus

membantu, mengarahkan penulis serta meluangkan waktu dan pikirannya

dalam proses pembuatan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

iv

6. Orang tua (Papa H.Mukhtar Murikh, Lc dan Mama Hj. Mursanih)

penyemangat terbesar penulis dalam kehidupan, berkat doa, dukungan

yang tak pernah berhenti dan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang

menjadi motivasi terbesar penulis.

7. Fenty Yanuarti, Nurlaela Sari Baehaki, Desi Komalasari, Redita Dwi

Pinasti dan Adi Nugroho teman seperjuangan skripsi yang dengan sabar

mendengarkan keluh kesah kepada penulis agar tidak lelah menyelesaikan

skripsi ini.

8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2011, khususnya kelas B yang telah membantu penulis. Tak lupa

penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan yang telah membantu dengan ikhlas dalam penyusunan skripsi

ini.

Jakarta, 1 September 2016

Penulis,

MM

Page 9: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 4

C. Batasan Masalah. .......................................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah......................................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teoretis ......................................................................................................... 7

1. Pengertian Morfologi ....................................................................................... 7

2. Proses Morfologi ............................................................................................. 8

3. Jenis-Jenis Afiks

a. Prefiks ...................................................................................................... 13

b. Infiks ........................................................................................................ 13

c. Sufiks ....................................................................................................... 14

d. Konfiks ..................................................................................................... 14

4. Pengertian Media Cetak................................................................................... 27

5. Pengertian Kolom ............................................................................................ 28

6. Bahasa Jurnalistik ............................................................................................ 30

Page 10: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

vi

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sumber Data ................................................................................................................. 38

B. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 38

C. Desain dan Langkah Penelitian .................................................................................... 38

D. Teknik Analisis Data .................................................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Afiks Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta

Edisi 2-31 Januari 2016. ............................................................................................... 41

1. Prefiks Pe- Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom

Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................................................................ 41

a. Prefiks Pe- Bermakna ‘Profesi’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 41

b. Prefiks Pe- Bermakna ‘Alat Instrumentalis’ Sebagai Pembentuk

Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari

2016 ................................................................................................................. 45

c. Prefiks Pe- Bermakna ‘Habituatif’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 .................... 47

d. Prefiks Pe- Bermakna ‘Pelaku’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 48

2. Prefiks Se- Bermakna ‘Satu/Sama’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ...................................... 55

3. Sufiks -an Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom

Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................................................................ 56

a. Sufiks -an Bermakna ‘Hasil’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 56

b. Sufiks -an Bermakna ‘apa yang di-’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 .................... 61

c. Sufiks -an Bermakna ‘Lokatif’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 64

d. Sufiks -an Bermakna ‘Kolektif’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 66

Page 11: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

vii

e. Sufiks -an Bermakna ‘Alat Untuk’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 .................... 67

f. Sufiks -an Bermakna ‘Kegiatan yang Bersangkutang dengan’

Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta

Edisi 2-31 Januari 2016 ................................................................................... 69

g. Sufiks -an Bermakna ‘yang bernilai/jumlah’ Sebagai Pembentuk

Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari

2016 ................................................................................................................. 71

h. Sufiks -an Bermakna ‘Frekuensi’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ............................... 72

4. Sufiks –isasi Bermakna ‘Proses’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ...................................... 73

5. Sufiks –si Bermakna ‘Pelaku Jamak’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ...................................... 74

6. Sufiks –isme Bermakna ‘Aliran/Paham’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016 ........................... 75

B. Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .................................. 77

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................................... 79

B. Saran ............................................................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial, untuk berinteraksi dengan

manusia lainnya dibutuhkan bahasa sebagai perantara untuk

mempermudah komunikasi, karena fungsi bahasa secara umum adalah

sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa biasanya digunakan oleh suatu

masyarakat tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi dengan tujuan

mendapatkan pemahaman yang diinginkan. Dengan demikian, setiap

masyarakat dipastikan memiliki dan menggunakan alat komunikasi sosial,

tidak ada masyarakat tanpa bahasa dan tidak ada pula bahasa tanpa

masyarakat, manusia dan bahasa adalah dua unsur yang tidak dapat

dipisahkan karena keduanya saling berkaitan. Melalui bahasa seseorang

dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran serta keinginan.

Terdapat dua jenis bahasa yang digunakan oleh manusia yaitu bahasa

verbal dan non verbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang diucapkan secara

langsung dan digunakan untuk bercakap sehari-hari. Setiap suku atau

kelompok mempunyai ciri bahasa verbal yang khas dan berbeda-beda,

karena di setiap wilayah terdapat dialek daerah. Jenis ini biasa disebut

ragam lisan. Adapun, penggunaan bahasa non verbal seperti dialek yang

digunakan oleh masyarakat nusantara mempunyai kesepakatan pada setiap

komunitas penggunanya. Misalnya di Indonesia bahasa non verbal pada

penggunaan bendera kuning saat seseorang meninggal dunia atau berduka

cita.

Selain bahasa verbal dan non verbal, bahasa Indonesia juga

mempunyai jenis bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan adalah

suatu komunikasi yang dilakukan oleh manusia untuk mengutarakan

maksudnya melalui kata-kata yang terucap dari mulut, sedangkan bahasa

Page 13: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

2

tulisan adalah bentuk komunikasi yang terbentuk dari kosakata yang

disusun dan membentuk suatu kalimat serta dituangkan ke dalam bentuk

tulisan. Bahasa tulisan dapat berupa artikel, jurnal, berita, cerita pendek

dan novel.

Berita merupakan salah satu bagian dari media massa cetak yang

mudah dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Seiring

perkembangan zaman, masyarakat dapat menikmati berita di setiap waktu,

di setiap tempat melalui televisi bahkan di telepon genggam. Hal ini

menunjukan bahwa berita merupakan hal yang penting dalam kehidupan

karena berita menyajikan kejadian berupa opini atau fakta yang

memberikan informasi terhadap pembacanya. Akan tetapi, dalam

perkembangannya media massa cetak merupakan salah satu akses

terpenting dalam menyampaikan informasi kerena melalui berita

seseorang dapat mengetahui seluruh informasi dalam negeri dan dunia.

Berita mempunyai ciri bahasa sendiri yakni singkat, jelas, padat dan

objektif. Dengan demikian, menulis berita merupakan hal yang tidak

mudah, penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI), penggunaan kalimat efektif, penguasaan struktur kata

bahasa Indonesia dan penulisan bahasa formal yang mudah dipahami

menjadikan berita semakin menarik di luar dari tema.

Penggunaan bahasa untuk menulis berita tidak mudah digunakan, oleh

sebab itu penulis berita harus memerhatikan penulisan struktur kata,

pembentukan kata yang sesuai dengan EBI menjadi titik pusat yang

diperhatikan oleh pembaca, terutama dalam penulisan berita yang

menyalurkan informasi kepada khalayak. Hal ini dapat kita pelajari dalam

cabang ilmu linguistik yaitu morfologi yang mengkaji struktur

pembentukan kalimat dan „kata’ menjadi satuan terkecil dalam kajian ini.

Pembentukan kata secara umum melakukan proses dengan lima cara,

yaitu: afiksasi, reduplikasi, komposisi, abreviasi, dan metanalisis. Afiksasi

Page 14: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

3

mempunyai fungsi mengubah golongan kata dasar menjadi golongan kata

tertentu seperti nomina. Khusus untuk afiksasi (penambahan imbuhan)

mendapatkan peran penting dalam penulisan karena jika kata ditambahkan

dengan imbuhan, makna gramatikal dan leksikalnya akan berubah pula.

Misalnya, kata temu diberi imbuhan me-kan menjadi menemukan, pe-

menjadi penemu, pe-an menjadi penemuan, dan imbuhan -an menjadi

temuan, meski sama-sama memiliki kata dasar yang sama yaitu “temu”

tapi arti jika sudah diberi imbuhan akan berbeda, menemukan mempunyai

arti mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya, penemu adalah

orang yang menemukan, penemuan merupakan proses, cara, perbuatan

menemukan, sedangkan temuan merupakan hasil memikirkan dan

melakukan percobaan sehingga memperoleh suatu yang baru berdasarkan

eksperimen.

Penambahan afiks dalam penulisan berita adalah hal yang harus

diperhatikan karena apabila terdapat kesalahan dalam penggunaan afiks,

berita menjadi tidak komunikatif bahkan keakuratannya dipertanyakan.

Berdasarkan permasalahan inilah banyak editor yang tidak hanya merevisi

tulisan, tetapi berupaya untuk meningkatkan kemampuan menulis.

Pada kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan dapat telepas dari

media massa salah satunya yaitu koran. Keberadaan surat kabar sudah

dibutuhkan dari zaman kemerdekaan Indonesia yang berperan untuk

melawan sabotase komunis, hingga zaman order baru bahwa keberadaan

surat kabar sebagai kontrol sosial dan informasi pendidikan.

Berbeda pada zaman kemerdekaan Indonesia, koran hanya dapat

ditemui di tempat tertentu saja, seperti di pusat pemerintahan atau kota-

kota besar, penerbit koran juga sangat terbatas antara lain koran Soematra

Courant, Djakarta Courant, Handesslbland dll. Meski demikian, setelah

Indonesia mendapatkan kemerdekaan serta seiring perkembangan zaman,

banyak penerbit koran yang menyajikan berita setiap hari seperti

Page 15: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

4

Republika, Media Indonesia, Pos Kota, dan lain-lain. Setiap daerah juga

mempunyai penerbit korannya masing-masing, misalnya di daerah Bekasi

terdapat koran Radar Bekasi, dan daerah Tangerang Selatan mempunyai

penerbit koran Tangsel-Pos.

Meski demikian, setiap koran menyajikan bermacam-macam berita

tetapi tidak menjamin penulis berita penggunaan EBI yang baik dan benar.

Hal ini dapat terjadi karena ketidaktelitian editor ataupun kesalahan dari

penulis berita tersebut. Pos Kota adalah salah satu media cetak yang tidak

hanya beredar di Ibu Kota tetapi menjangkau kota-kota yang berada di

sekeliling Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

(JABODETABEK) hal ini menjadikan Pos Kota sebagai salah satu media

masa yang mendapat tanggapan baik dari pembaca.

Seperti kita ketahui, afiks merupakan morfem terikat yang tidak bisa

berdiri sendiri dan harus dilekatkan dengan morfem lain atau kata dasar,

afiks juga disebut sebagai penyebab kemunculan dari makna gramatikal

suatu kata. Dengan menganalisis afiks pembentuk nomina, pembaca dapat

mengetahui cara pembentukan kata, jenis dan makna yang dihasilkan dari

afiks pembentuk nomina tersebut. Selain itu, dengan menggunakan koran

sebagai bahan ajar pada materi struktur kata imbuhan kelas XI, siswa

dapat mengetahui prefiks, infiks dan sufiks pembentuk nomina dalam surat

kabar dan mendapatkan informasi dari koran yang digunakan sebagai

bahan ajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan afiks yang tidak tepat menjadikan berita tidak komunikatif

2. Terdapat makna yang dibentuk oleh afiks pembentuk nomina

Page 16: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

5

3. Implikasi penggunaan afiks pembentuk nomina pada kolom Jakarta

yang dijadikan bahan pembelajaran di SMA

C. Batasan Masalah

Seperti yang dijelaskan pada latar belakang, maka penulis membatasi

ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Koran Pos Kota kolom Jakarta

2. Edisi 2-31 Januari 2016

3. Tahun terbitan koran 2016

4. Fokus penelitian pada prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina

D. Rumusan Masalah

Berdasarakan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka masalah

yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan afiks

pembentuk nomina pada koran Pos Kota kolom Jakarta dan implikasinya

terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA?”

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat akademis yaitu

manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis yang diharapkan

dapat memberikan sumbangan analisis bagi pembinaan dan

pengembangan bahasa. Manfaat praktis yang diharapkan dapat menjadikan

penelitian ini sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan

mengenai afiks prefiks, infiks, dan sufiks pembentuk nomina. Adapun

manfaat yang terurai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

a. Bahan referensi untuk mengetahui penggunaan berbahasa,

terutama afiks prefiks, infiks, dan sufiks nomina dalam surat kabar.

Page 17: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

6

b. Menambah pengetahuan pembentukan afiks dalam surat kabar.

c. Menambah kekayaan penelitian khususnya dalam penelitian bahasa

di bidang penggunaan afiks dalam surat kabar.

2. Manfaat praktis

a. Guru

Sebagai bahan masukan untuk sumber belajar bahasa Indonesia

dalam penggunaan afiks pada surat kabar.

b. Siswa

Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai penggunaan

afiks prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina bahasa Indonesia

dalam surat kabar.

Page 18: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teoretis

1. Pengertian Morfologi

Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam

kehidupan, bahasa itu sendiri dirangkai oleh kata-kata, tentunya kata-kata

itu membentuk beragam kalimat yang terdiri dari berbagai macam bentuk,

bentuk-bentuk inilah yang menjadi pembahasan utama dalam morfologi.

Abdul Chaer menjelaskan, secara etimologi kata morfologi berasal dari

kata morf yang berarti „bentuk‟ dan kata logi yang berarti „ilmu‟, di dalam

kajian linguistik morfologi berarti „ilmu mengenai bentu-bentuk dan

pembentukan kata‟.1 Harimurti Kridalaksana mengungkapkan bahwa

“morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan

kombinasi-kombinasinya serta bagian dari struktur bahasa yang mencakup

kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem”.2

Hal serupa juga dikemukakan oleh Ahmad dan Alek yang

menjelaskan morfologi sebagai bagian dan ilmu kebahasaan, mempelajari

strktur intern kata, tata kata atau tata bentuk.3 Maka dapat disimpulkan

morfologi merupakan salah satu kajian dari ilmu linguistik yang

mempelajari tentang struktur bahasa meliputi bentuk, klarifikasi dan

bagian-bagian kata yang disebut juga sebagai morfem. Morfem menjadi

bagian terkecil dalam kajian morfologi dan tidak dapat dibagi lagi menjadi

satuan yang lebih kecil. Meski demikian, morfem mempunyai makna.

1 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: PT Rineka

Cipta, Cet. Pertama, 2008), hlm. 3. 2 Harimurti Kridalaksna, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, Edisi Keempat Cetakan

Kedua, 2009), hlm. 159. 3 Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta:FITK PRESS, 2009), hlm.

57-58.

Page 19: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

8

Tidak berbeda dengan definisi di atas, J. W. M Verhaar

mendefinisikan morfologi merupakan cabang linguistik yang

mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan

gramatikal.4 Morphology is the study of words.

5 Morphology is the study

of word formation, including the ways new words are coined in the

language of the world, and the way forms of words are varied depending

on how they’re used in sentences.6 Dengan demikian, morfologi

mempelajari struktur kata, bagian-bagian kata meliputi cara pembentukan

kata di dalam bahasa serta cara mengubah kata yang sesuai dengan

penggunaannya menurut tata bahasa yang benar.

Ramlan mendefinisikan morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa

yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta

pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti

kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari

seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,

baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.7 Berdasarkan pendapat-

pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa morfologi disebut ilmu

yang mempelajari tata kata atau tata bentuk kata dan merupakan bagian

gramatika yang menyelediki struktur kata, bagian-bagiannya, serta cara

pembentukannya yang mempengaruhi golongan kata tersebut.

2. Proses Morfologi

Setiap bahasa mempunyai tata bahasa tersendiri dan mempunyai

kemungkinan untuk membentuk kata-kata baru dari bentuk dasar yang

telah ada. Pembentukan kata sering disebut juga proses morfologi, yaitu

4 J.W. M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, Cet. Ketujuh, 2010), hlm. 97. 5 David E Freeman dan Yvonne S. Freeman, Essential Linguistics, (Portsmouth: United

States of America on Acid-Free Paper, 2004), hlm. 166. 6 Rochelle Lieber, Introducting Morphology, (New York: Cambridge University Press,

Frist Published, 2010), hlm. 2. 7 M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: PH. CV Karyono, Cet.

Ketujuh, 1985), hlm. 19.

Page 20: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

9

proses terjadinya kata yang berasal dari morfem dasar melalui perubahan

morfemis.8 Proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem satu

dengan morfem yang lainnya yang menjadi kata.9 Dengan demikian,

proses morfologi adalah proses pembentukan morfem menjadi kata yang

mengalami beberapa proses morfologi.

Parera mengungkapkan proses morfologi sebagai proses morfemis,

yaitu proses pembentukan kata bermorfem jamak baik derivatif maupun

inflektif, proses ini bermakna dan berfungsi sebagai pelengkap makna

leksikal yang dimiliki oleh sebuah bentuk dasar.10

Widdowson dalam

Farkhan mendefinisikan morfologi morphology as the study of the

structure of the words; of how morphemes operate in the process of

direvation and inflection.11

Berdasarkan pendapat tersebut, morfologi juga

dipahami sebagai ilmu yang mempelajari pembentukan kata yang

melibatkan proses derivasi (mengubah kelas kata) dan infleksi (tidak

mengubah kelas kata).

Menurut Abdul Chaer proses morfologi pada dasarnya adalah

proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan

afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplikasi),

penggabungan (dalam proses komposisi), pemendekan (dalam proses

akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konversi).12

Ahmad

dan Alek dalam buku Linguistik Umum membagi proses morfologi antara

lain: gramatikalisasi, afiksasi, reduplikasi, komposisi, modifikasi internal

8 Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta:FITK PRESS, 2009), hlm.

68. 9 Mansur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif,

(Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ketiga, 2010), hlm. 32. 10

Jos Daniel Parera, Morfologi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. Keempat,

2007), hlm.18. 11

Muhammad Farkhan, An Introduction To Linguistics, (Jakarta: UIN JAKARTA

PRESS, Cetakan 1, 2006), hlm. 51. 12

Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka

Cipta, Cet. Pertama, 2008), hlm. 25.

Page 21: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

10

dan suplisi, serta pemendekan. 13

Pembagian proses morfologi berdasarkan

pendapat Chaer dan Alek tidaklah jauh berbeda, yang membedakan adalah

Alek menambahkan modifikasi internal dan suplisi dalam proses

morfologi.

Ramlan mendefinisikan proses morfologi adalah proses

pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya

dan membagi proses morfologis menjadi tiga bagian yaitu proses

pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses pemajemukan. Ramlan

menambahkan bahwa proses perubahan zero juga termasuk proses

morfologis.14

Senada dengan Ramlan, Masnur Muslich membagi tiga

macam proses morfologi; 1) pembentukan kata dengan menambahkan

morfem afiks pada bentuk dasar; 2) pembentukan kata dengan mengulang

bentuk dasar; 3) pembentukan kata dengan menggabungkan dua kata atau

lebih bentuk dasar. 15

Berdasarkan pendapat di atas proses morfologi hanya

terbagi kepada tiga bagian yaitu afikasasi, reduplikasi dan komposisi. Jika

dibandingkan dengan pendapat Chaer dan Alek yang memasukkan

akronim sebagai salah satu proses morfologi, Muslich berpendapat bahwa

akronim atau pemendekan kata termasuk dalam pembentukan kata di luar

proses morfologi.

Proses morfologis membicarakan hubungan struktural antara

morfem-morfem, ada berbagai macam bentuk hubungan struktural antara

satu morfem dengan morfem lainnya, proses morfologis yang umumnya

tercatat dan berlangsung dalam hampir setiap bahasa dapat dibedakan atas

13

Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta:FITK PRESS, 2009), hlm.

68-74. 14

M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: PH. CV Karyono,

Cet. Ketujuh, 1985), hlm. 46-47. 15

Mansur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa

Deskriptif, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ketiga, 2010), hlm. 35.

Page 22: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

11

proses afiksasi, proses pergantian, proses reduplikasi/ulangan, dan proses

kosong (zero morphemes).16

Meski beberapa ahli di atas membagi bagian proses morfologi

secara berbeda, tetapi hanya istilahnya saja yang membedakan. Pada

hakikatnya, proses morfologi melibatkan bentuk dasar dengan

menggunakan alat pembentuk meliputi afiksasi (penambahan), reduplikasi

(pengulangan), komposisi (penggabungan), akromisasi (pemendekan) dan

konversi (pengubahan status), makna gramatikal, dan hasil proses

pembentukan yang membentuk kata baru.

Salah satu proses morfologi adalah afiksasi, yaitu proses

penambahan afiks untuk membentuk suatu kata. Afiks adalah sebuah

bentuk dan biasanya berupa morfem terikat.17

Definisi afiks berdasarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bentuk terikat yang apabila

ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan merubah makna

gramatikal (seperti prefiks, infiks, konfiks, atau sufiks); bentuk (atau

morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata imbuhan.18

Dengan

demikian, afiks merupakan salah satu morfem yang bersifat terikat, dan

jika ditambahkan dengan kata dasar maka akan terjadi perubahan makna.

Afiks merupakan satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata

merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki

kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain membentuk kata atau pokok

kata baru.19

Afiks dapat didefinisikan sebagai bentuk kebahasaan terikat

yang hanya mempunyai arti gramatikal yang merupakan unsur langsung

suatu kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar yang memiliki

16

Jos Daniel Parera, Pengantar Linguistik Umum Bidang Morfologi Seri B, (Flores:

Penerbit Nusa Indah, 1977), hlm. 25. 17

Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta:FITK PRESS, 2009), hlm. 63. 18

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 14. 19

M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: PH. CV Karyono, Cet.

Ketujuh, 1985), hlm. 50.

Page 23: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

12

kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru.20

Lieber juga

mendefinisikan “afiks is a mophemes that cannot stand alone”.21

Maka

dapat disimpulkan, afiks menjadi morfem yang melekat pada bentuk dasar

kata, afiks bukan bagian dari kata dan bersifat terikat yang berarti tidak

dapat berdiri sendiri, selalu melekat dengan kata lain dan mempunyai

fungsi membentuk suatu kata baru.

Afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa,

proses ini terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubukan atau dilekatkan

pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus.22

Afiksasi adalah proses

penambahan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, dalam afiksasi

terlibat unsur-unsur dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal

yang dihasilkan. Muslich mengemukakan bahwa afiksasi ialah peristiwa

pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar

yang berupa suatu pokok kata.23

Jadi, afikasasi adalah proses pembubuhan

afiks pada sebuah bentuk dasar yang menghasilkan suatu makna

gramatikal.

Kridalaksana berpendapat afiksasi adalah proses yang mengubah

leksem menjadi kata kompleks dalam bahasa Indonesia yang kompleks,

afiks membentuk suatu sistem, sehingga kejadian kata dalam bahasa

Indonesia merupakan rangkaian proses yang berkaitan. Proses ini leksem

berubah bentuknya menjadi kategori tertentu sehingga status katanya

berganti ketegori, dan terkadang berubah maknanya. 24

Seperti hal bentuk:

pelajar – pengajar, pesuruh – penyuruh, petinju – peninju dan petatar –

penatar.

20

Mansur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif,

(Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Pertama, 2010), hlm. 41. 21

Rochelle Lieber, Introducting Morphology, (New York: Cambridge University Press,

Frist Published, 2010), hlm. 33. 22

Jos Daniel Parera, Morfologi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. Keempat,

2007), hlm. 18. 23

Mansur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif,

(Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Pertama, 2010), hlm. 38. 24

Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Utama, Edisi Kedua, 1996), hlm. 28.

Page 24: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

13

3. Jenis afiks

Proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam

bahasa, proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan

atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus, dalam

bahasa Indonesia terdapat jenis afiks, yaitu:

a. Prefiks

Prefiks yaitu afiks yang diletakan di muka dasar. Contoh:

me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, se-. prefiks me- pada kata

menghibur.25

Prefiks adalah afiks yang diletakan di muka bentuk

dasar. Dalam bahasa Indonesia misalnya mem-, di-, ber-, ke-, ter-,

se-, pem-, dan pe-/per.26

Parera juga menjelaskan bahwa prefiks

adalah pembubuhan morfem terikat terhadap morfem bebas dalam

bahasa Indonesia seperi per-, di-, ke-, me-, dan sebagainya. Dengan

demikan, pendapat Kridalaksana dan Ahmad mempunyai

kesamaan, namun prefiks menurut Parera tidaklah jauh berbeda,

Parera tidak menggunakan istilah prefiks, infiks, sufiks, konfiks

tetapi menggunakan istilah “Pembubuhan depan dengan morfem

terikat depan”.

b. Infiks

Infiks yaitu afiks yang diletakan di dalam dasar. Dalam

bahasa Indonesia terdapat tiga macam infiks yaitu: -el-, -er-, -em,

misalnya infiks –el pada kata telunjuk yang berasal dari kata

tunjuk, kata patuk+-el menjadi pelatuk, kata gilang+em menjadi.

pembubuhan tengah dengan morfem terikat tengah dapat

dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti: -er, -em-, dan –el.

25

Ibid., hlm. 28-29. 26

Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta: FITK PRESS, 2009),

hlm. 68-69.

Page 25: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

14

gemilang dan kata suling yang diberi imbuhan –er- menjadi

seruling. 27

c. Sufiks

Sufiks yaitu afiks yang diletakan di belakang dasar. seperti:

-an, -kan, -i, -nya, -wati, -wan, -man, -isme, dan –isasi. Umpanya,

dalam bahasa Indonesia sufiks –an pada kata bagian, dan sufiks –

in seperti terdapat pada kata bagikan. 28

Parera membagi jenis

sufiks lebih sedikit dibandingkan dengan Harimurti, yaitu sufiks

adalah pembubuhan akhir dengan morfem terikat akhir dapat

dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti: -kan, -i, -an, -wan.

d. Konfiks

Konfiks terdiri dari dua unsur, satu di muka bentuk dasar

dan satu di belakang bentuk dasar, dan berfungsi sebagai satu

morfem terbagi. Dalam hal ini perlu kita bedakan antara konsep

konfiks dan kombinasi afiks. Konfiks adalah satu afiks dengan satu

makna gramatikal, sedangkan kombinasi afiks bukanlah satu afiks,

dan kemungkinan mengungkapkan makna gramatikal. Dalam

bahasa Indonesia setidak-tidaknya terdapat empat konfiks, yaitu

ke-...-an, pen-...-an, per-...-an, dan ber-...an. konfiks ini misalnya

melekat pada kata pengiriman, persahabatan, berhalangan. 29

Sedangkan Parera menggunakan istilah untuk konfiks yaitu

pembubuhan terbagi dengan morfem terikat terbagi, seperti ke-an,

per-an, ke-i, ber-an, dan sebagainya.

27

Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Utama, Edisi Kedua, 1996), hlm. 28. 28

Ibid., hlm. 28. 29

Ibid., hlm. 28.

Page 26: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

15

Berdasarkan proses pembentukannya, kata akan mengalami

perubahan makna dan golongan kata jika terjadi proses gramatik salah

satunya adalah afiksasi (proses penambahan afiks pada kata dasar).

Proses afiksasi ini menjadikan kata dasar berubah golongan ke

beberapa bentuk antara lain: verba, nomina dan ajektiva. Proses

pembentukan nomina yang berasal dari morfem atau kelas kata yang

lain di sebut nominalisasi, proses ini dapat terjadi salah satunya akibat

afiksasi.30

Seperti yang sudah dijelaskan pada subab sebelumnya yaitu

jenis-jenis afiks terdiri dari 9 afiks. Akan tetapi, dalam skripsi ini

penulis memusatkan hanya kepada prefiks, infiks, dan sufiks

pembentuk nomina menurut Kridalaksana. Yakni :

1) Sufiks –an

-an1 V → N „hasil‟

Catatan murid itu sangat rapi.

Tulisan anak itu tidak terbaca olehku.

-an2 A → N „hasil‟

Manisan Cianjur sangat disukai

Kami sangat menyukai asinan Bogor.

-an3 N → N „tempat (lokatif)‟

Tepian sungai itu semakin lama semakin menjorok

ke darat karena erosi arus yang deras.

Daratan negeri Belanda lebih rendah dari pada

permukaan laut.

Ruangan pesta itu dipenuhi oleh pasangan-pasangan

yang sedang berdansa.

-an4 V → N „tempat (lokatif)‟

Kuburan itu menyeramkan pada malam hari.

30

Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,

Cetakan Pertama, 1986), hlm. 70.

Page 27: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

16

Jangan memberi tumpangan kepada orang yang

tidak dikenal.

Untuk menuju ke desa itu kita harus melelaui titian

yang sangat licin.

-an5 A → N „tempat (lokatif)‟

Lapangan tenis itu baru diresmikan kemarin.

-an6 N → N „hasil mengukur‟

takaran

Ibu membeli beras kiloan di pasar.

Di sini menjual kain meteran.

-an7 Num→ N „yang bernilai/jumlah‟

Untuk mengukur panjang kain digunakan satuan

meter.

Ribuan orang berkumpul di lapangan untuk

menghadiri rapat terbuka itu.

Sekarang banyak diterbitkan novel picisan.

-an8 N → N „frekuensi‟

waktu

Pabrik itu mempekerjakan buruh harian.

Ia mendapat gaji mingguan.

-an9 N → N „kolektif‟

takaran

Punya uang recehan?

Jangan membeli barang kodian meskipun harganya

murah.

Ibu membeli lusinan piring kertas untuk makan

dalam piknik besok.

Catatan:

Kata kodian mengandung makna peyoratif.

Page 28: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

17

-an10 N → N „yang mempunyai‟

Kami sangat menyukai durian.

Indonesia telah memproduksi rambutan dalam

kalengan.

-an11 N → N „yang ditempatkan di‟

Kata makanan mempunyai akhiran –an.

Awalan me- mempunyai banyak makna.

Walaupun ia seorang bawahan, ia sangat rajin

bekerja.

-an12 V → N „apa yang di-‟

Di toko tersedia pelbagai jenis makanan.

Akhir-akhir ini minuman dalam botol besar sangat

digemari.

-an13 N → N „kolektif‟

Pasangan suami istri itu sedang menunggu

kelahiran anak mereka yang pertama.

Kawanan domba itu sedang digiring oleh gembala

itu menuju padang rumput yang hijau.

-an14 N → N „kegiatan yang bersangkutan dengan‟

Pesta Natalan biasanya dirayakan setelah hari Natal.

Keluarga itu mengadakan syukuran karena putra

mereka sudah sembuh dari sakit berat.

-an15 V → N „alat untuk‟

Anak-anak senang bermain di ayunan itu.

Garisan ini pecah, jadi tidak dapat dipakai untuk

mengukur.

Page 29: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

18

2) Prefiks ke-

ke1- A → N „yang di + D + kan/i‟

Karena disiplin dan tanggung jawabnya yang tinggi,

ia diangkat menjadi ketua.

ke2- V → N „abstrak‟

Ia hanya melaksanakan kehendak orang tuanya.

ke3- V → N „orang yang di....‟

Kekasih hatinya telah pergi menghadap yang Maha

Kuasa.

3) Prefiks Pe1-

pe1- V → N (me- + V) „pelaku‟

telis

Di sepanjang jalan Malioboro banyak penjual

cindera mata.

Wakil presiden menjadi wakil pejabat presiden.

Penyanyi asal Bandung itu berhasil menjuarai

pemilihan bintang radio dan televisi 1987.

Pemangku lurah di desa ini belum ditunjuk.

pe2- V → N (me- + N) „pelaku‟

telis

Peninju wanita itu berhasil ditangkap.

pe3- V → N (me- + V) „alat (instrumentalis)‟

telis

Tongkat pemukul softball itu patah menjadi dua.

pe4- V → N (me- + N) „alat (instrumentalis)‟

telis

Page 30: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

19

Siapa yang mematahkan penggaris ini, dia yang

harus menggantikannya.

Kau dapat membersihkan ruangan ini dengan

menggunakan alat penyapu lantai itu.

pe5- V → N (me- + N) „mempunyai kebiasaan

(habituatif)‟

telis

Ia seorang perokok berat.

pe6 - V → N (me- + V) „mempunyai kebiasaan

(habituatif)‟

Pemabuk itu menelantarkan keluarganya.

Peminum itu ditangkap polisi karena mengganggu

ketenangan masyarakat di sekitar rumahnya.

pe7- V → N (me- + V) „profesi‟

telis

Setelah lulus sekolah guru, ia menjadi seorang

pengajar sekolah dasar.

Kau kenal penulis buku tata bahasa yang sedang kau

baca ini?

pe8- V → N (me- + N) „profesi‟

telis

Suaminya seorang pelaut, oleh karena itu jarang ada

di rumah.

Penari itu sudah berhasil mendapat gelar sarjana.

Kata orang, nenek itu seorang penyihir.

pe 9- V → N (me- + V(+kan) „abstrak‟

telis

Bacalah penunjuk itu supaya tidak salah arah.

Page 31: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

20

Catatan:

Bentuk perokok dan pelaut berasal dari bentuk antara merokok dan

melaut, bukan dari bentuk berokok dan berlaut.

Pendapat tidak berasal dari bentuk mendapat atau mendapatkan

melainkan proses pembentukan dari bentuk dasar.

pe- A N „orang yang mempunyai kedudukan,

propesi‟

Walaupun ia seorang penggede, hidupnya sangat

sederhana.

Massa mencemaskan para petinggi itu.

Ketika pembesar itu datang ke desa kami, semua

halaman rumah harus dibersihkan.

Penjahat yang sangat ditakuti itu sudah ditangkap

polisi.

Berapa besar gaji penjinak binatang buas itu?

4) Prefiks per-

per1- V N (ber-+N) „pelaku‟

Para pejalan kaki harus berjalan di tepi sebelah kiri.

R. A. Kartini adalah pejuang hak-hak wanita

Indonesia.

Pejabat yang curang sangat mengecewakan rakyat.

per2- V N (ber-+N) „profesi‟

Dulu ia seorang petinju yang ternama, sekarang

hanya beberapa orang saja yang masih

mengenalnya.

Ada 200 orang lebih petatar yang ikut serta dalam

penataran kali ini.

Mari kita bantu petugas ini menyelidiki perkara

yang rumit itu.

Page 32: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

21

per3- V N (ber-+V) „profesi‟

atelis

Dilihat dari caranya berpakaian, apakah dia seorang

pelajar?

Kabarnya pertapa itu sudah bertapa selama puluhan

tahun.

per4- V N (ber-+V) „alat, yang ber- (instrumentalis)‟

atelis

perhatikan baik-baik petunjuk berikut ini.

5) Prefiks se-

se- N N „satu dan bersama-sama‟

Hasan sekantor dengan saya.

Paham yang dianutnya sealiran dengan paham saya.

Pak Suyudi dan Pak Maurits pernah seasrama.

Sekantornya ditraktirnya, ketika ia mendapat bonus.

6) Infiks –el-

-el1- A→ N „benda yang …‟

Anak itu sedang asyik bermain dengan gelembung-

gelembung sabun.

-el2- V→ N „alat (intrumentalis)‟

Jangan kau sentuh pelatuk pistol itu.

Telunjuk gadis itu luka tergores pisau.

Page 33: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

22

-el3- N→ N „alat (instrumentalis)‟

Telapak tanganku selalu terasa panas setelah aku

mengiris cabai.

-el4- N→ N „kumpulan‟

Geligi anak itu sedang diperiksa oleh seorang dokter

gigi.

7) Infiks –er-

-er1- N → N „alat (instrumentalis)‟

Seruling itu terbuat dari bambu.

-er2- N → N „yang ber…‟

Gerigi gergaji itu sudah tumpul.

8) Sufiks –at

-at - „pelaku jamak feminin‟

Selamat datang kami sampaikan kepada para

hadirin dan hadirat.

Pada hari raya Lebaran orang-orang Kristen

mengucapkan selamat kepada kaum muslimin dan

muslimat.

9) Sufiks –si

-si N → Npelaku jamak (dasar + -us) „pelaku jamak‟

abs

Para kritisi film menganggap pilihan juri terhadap

film itu sebagai film terbaik masih perlu

dipertanyakan.

Mengapa para politisi di negara itu melempem saja?

Page 34: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

23

10) Sufiks –ika

-ika - (penanda bidang ilmu)

Fisika adalah mata pelajaran yang paling tidak saya

senangi.

Kita harus memakai logika juga dalam mamutuskan

masalah ini, jangan hanya mengandalkan perasaan

saja.

11) Sufiks –in

-in - „pelaku jamak maskulin‟

Ketika Bapak Presiden memasuki ruangan, hadirin

diminta berdiri.

Setiap hari Jumat, para muslimin bersembahyang di

mesjid.

12) Sufiks –ir

-ir V→ N „pelaku‟

Para pemilik toko seharusnya menjalin hubungan

yang baik dengan para leveransir.

Para importir beras merasa keberatan dengan

dinaikkannya bea masuk.

13) Sufiks –ur

-ur1 V→ N „pelaku maskulin‟

Direktur P.T Abadi Jaya tidak hadir dalam rapat.

Yang bertugas sebagai inspektur upacara pada

tanggal 17 Agutus adalah Presiden Soeharto.

Page 35: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

24

Redaktur majalah Sarinah menerima banyak surat.

-ur2 -„sistem‟

Usaha kaum komunis mendirikan diktaktur

proletariat digagalkan kaum sosialis.

Praktik sensur di negara itu gagal memberantas

ajaran-ajaran sesat.

14) sufiks-ris

-ris -pelaku feminin-

Direkteris perusahaan itu pintar lagi pula cantik.

Rebecca giling, aktris jelita dari australia

membintangi film seri return to eden.

Dia terpilih sebagai inspekteris dalam upacara

sumpah pemuda.

15) sufiks –us

-us -pelaku tunggal, orang yang bergerak dalam bidang‟

H.B jassin adalah kritikus sastra yang terkenal.

Ia ingin menjadi sorang politikus ulung

16) sufiks –isme

-isme1 -paham-

Aliran humanisme mengutamakan unsur

kemanusiaan.

Kapitalisme ditolak negara komunis.

Feodalisme sudah tidak sesuai lagi untuk zaman

sekarang.

Catatan: Bentuk ini dapat digunakan sebagai proleksem.

Page 36: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

25

-isme2 -„kebiasaan atau gaya hidup yang kurang baik‟

Pemuda-pemuda kita menghadapai bahaya yang

datang dari individualisme, hedonisme, laikisme,

dan sekularisme.

Holandisme sudah tidak nampak dalam bahasa

Indonesia

17) sufiks-is (berhubungan dengan -isme)

-is -(dasar+isme)‟ orang yang bersangkutan dengan. .‟

Apakah kedudukan kaum kapitalis makin kuata

pada masa ini?

Pikirannya mencerminkan ia seorang feodalis.

18) sufiks –isasi

-isasi -„proses‟

Perusahaan yang bagkrut itu tidak mempunyai

investarisasi yang cukup.

Ia mengambil spesialisasi bidang kedokteran anak.

Ibu aktif dalam pelnagai organisasi dikantornya

19) sufiks-isida

-isida -„pembunuh‟

Fungisida digunakan untuk mengendalikan jamur.

Penyiangan itu dapat dilakukan dengan

menggunakan cat kimia yang terkenal dengan nama

herbisida.

Pengaruh sampingan dari insektisida itu terjadi

ketika pemberantasan malaria seang dilakukan

dengan besar-besaran.

Page 37: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

26

20) sufiks –ita

-ita -„wanita‟

Dia seorang seniorita yang sangat cerewet selama

masa perpeloncoan.

Salah seorang rekanita kita akan pergi bertugas ke

daerah.

Madona adalah biduanita yang paling banyak

penggemarnya.

21) sufiks –or

-or - pelaku maskulin‟(dengan nuansa unggul)

Aktor terbaik yang mendapat piala citra pada tahun

1987 adalah Dedy Mizwar.

Anak yangberdasi biru itu terpilih menjadai

deklamator terbaik karena ia dapat membaca puisi

dengan baik.

Negara agresor itu dikutuk oleh dewan keamanan

PBB.

Koruptor yang sudah dihukum berat ini belum juga

jera.

Kudeta di asuncion telah menjatuhkan diktator

Alfredo Stroessner

Badan sensor ikut menyaring film-film video.

22) sufiks –tas

-tas –abstrak

Page 38: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

27

Berenang merupakan salah satu aktivitas yang

digemari para remaja.

Kita harus menghadapi realitas hidup ini.

Kaulaitas barang ekspor di negara itu semakin

merosot.

Banyak universitas swasta Indonesia yang belum

memiliki status.

4. Media Cetak

Sejak awal mula pertumbuhannya media cetak mengalami banyak

perubahan baik dari sisi perwajahan, sopistikasi bahasanya, kualitas pesan-

pesannya, semua telah berubah sejalan dengan perubahan masyarakat dan

kemajuan teknologi pendukungnya.31

Perjalanan media cetak tidaklah

singkat, empat puluh tahun media cetak mengalami perjalanan yang cukup

panjang menuju pengabdian, kehidupan media cetak dipengaruhi oleh sisi

internal media cetak dan kondisi sistem politik, sistem kekuasaan, serta

kultur kekuasaan.32

Hal ini menjadikan media massa menjadi salah satu

media massa yang paling populer, media cetak merupakan media

komunikasi yang bersifat tertulis atau tercetak.33

Dengan demikian, media

cetak merupakan salah satu jenis media massa yang bersifat tertulis atau

tercetak, sebab perjalanan media cetak yang panjang menjadikan media

cetak menjadi media yang terpopuler di masyarakat.

Jenis media cetak yang beredar di masyarakat sangat beragam.

Secara garis besar, media cetak dapat dikelompokan sebagai surat kabar,

majalah dan tabloid, Asep Saiful Muhtadi dalam bukunya yang berjudul

31

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik, (Ciputat: PT Logos

Wacana Ilmu, Cet. Pertama, 1999), hlm. 88. 32

Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Cet.

Pertama, 2005), hlm. 85. 33

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. Pertama, 2010),

hlm. 28.

Page 39: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

28

Jurnalisik Pendekatan Teori dan Praktik menjelaskan surat kabar atau

biasa disebut koran merupakan salah satu kekuatan sosial dan ekonomi

yang cukup penting dalam masyarakat, yang pada awal perkembangannya

surat kabar tumbuh secara bertahap mulai dari lembaran-lembaran kertas

yang dipublikasikan secara lokal, sampai jumlah halaman yang banyak

dan telah dipublikasikan secara internasional.34

Media cetak salah satunya surat kabar harus memiliki lima

orientasi yang ada dalam setiap penyajian berita, kelima orientasi adalah

(1) aktualisasi, mengacu pada keadaan yang sebenarnya; (2) publisitas,

yang mengacu pada penyampaian informasi kepada publik; (3)

periodesitas, yang mengacu pada konsistensi jadwal penerbitan; (4)

universalitas, yang mengacu pada keberagaman isi berita; dan (5)

dokumentatif, yang mengacu pada dokumentasi konkret dan dapat

didokumentasikan. Jika ditinjau dari proses penyajiannya, setiap jenis

media cetak sangat dipengaruhi oleh dua aspek penting, yaitu (a) aspek

bahasa yang bertumpu pada pemilihan dan pemakaian bahasa (seperti

pemakaian kata, frase, kalimat, paragraf) yang informatif dan efektif dan

(b) aspek lay out (tata letak), yang bertumpu pada desain atau tata letak

penyajian berita agar mengundang daya tarik. Sebagai hasil karya

jurnalistik, setiap informasi yang disajikan dalam media cetak harus

mengandung unsur kebenaran, kejelasan, keakuratan, dan daya tarik.35

5. Pengertian Kolom

Salah satu rubik khusus dalam surat kabar yaitu kolom, kolom

adalah sebuah rubik khusus di media massa cetak yang berisikan karangan

atau tulisan pendek, yang berisikan pendapat subjektif penulisnya tentang

suatu masalah. Kolom dapat dikatakan mirip dengan artikel opini dan esai

34

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik, (Ciputat: PT Logos

Wacana Ilmu, Cet. Pertama, 1999), hlm. 88. 35

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. Pertama, 2010),

hlm. 30.

Page 40: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

29

yang dimuat di surat kabar atau majalah. Hanya saja jika dicermati, gaya

penulisan kolom terlihat khas dan berbeda dengan artikel dan esai.36

Kurniawan Djunaedhie dalam Santana mendefiniskan kolom

adalah lajur pada surat kabar atau majalah, bisa juga berarti tulisan dalam

penerbitan pers yang menyoroti suatu masalah tertentu dengan gaya

bahasa yang bebas, bersifat subjektif, biasanya satiris, dan komis

mengenai politik, ekonomi, dan lain-lain. 37

Kolom juga dapat

didefinisikan sebagai opini singkat seseorang yang lebih banyak

menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu topik atau

masalah yang berkembang masyarakat. Kolom merupakan cermin

pemikiran pribadi penulis dan sebagai pemaknaan subjektif tentang topik

atau masalah yang dibahas. Penulis kolom tidak harus jurnalis/wartawan,

siapa saja dapat menulis kolom.38

Dengan demikian, kolom adalah salah satu bagian dari media

massa, baik cetak maupun online kolom menjadi rubik khusus di media

cetak berisi tentang suatu masalah tertentu yang bersifat serius atau ringan,

meski demikian kolom mempunyai ciri khas tertentu dibandingkan dengan

rubik media cetak yang lain, yaitu cara penulisannya yang terlihat khas,

ditulis dengan bahasa yang ringan, dan bersifat subjektif.

Tulisan kolom tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada

bagian pendahuluan atau lead, isi atau tubuh tulisan, dan penutup, kolom

langsung berisi tubuh tulisan, yakni berupa pengungkapan pokok bahasan

dan pendapat penulisnya tentang masalah tersebut.39

Sedia Willing Barus

juga menjelaskan kolom ditulis dengan gaya yang sangat ringan meski

36

Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi

Buku, (Jakarta: Penerbit Earlangga, 2009), hlm 33. 37

Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Cet.

Pertama, 2005), hlm. 59. 38

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. Pertama, 2010),

hlm. 35. 39

Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi

Buku, (Jakarta: Penerbit Earlangga, 2009), hlm. 33.

Page 41: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

30

masalah yang dibahas termasuk ke dalam masalah yang serius seperti

politik, ekonomi, sosial, kriminalitas dan sebagainya.40

Pendapat Kuncoro

dan Barus menguatkan bahwa kolom mempunyai ciri khas dalam

penulisannya salah satunya adalah kolom tidak mempunyai struktur seperti

lead, isi, dan penutup.

6. Bahasa Jurnalistik

Setiap bidang ilmu mempunyai tatabahasanya sendiri yakni

seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indera

dalam hubungannya dengan penggunaan media. Bahasa yang digunakan

oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik, bahasa pers

adalah salah satu ragam bahasa yang didasarkan pada bahasa baku, serta

memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa dan ejaan yang benar, meski

demikian bahasa jurnalistik tetap mengikuti perkembangan dalam

masyarakat.41

Sarwoko juga berpendapat bahwa bahasa Indonesia

Jurnalistik tidaklah berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yang

membedakan antara keduanya hanyalah penggunaannya, karena digunakan

sebagai media penyampaian informasi, bahasa yang digunakan media

massa memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan bahasa yang

digunakan untuk keperluan lain.42

Bahasa jurnalistik disebut juga sebagai bahasa koran, bahasa

jurnalistik dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh wartawan dan

kebiasaan berbahasa yang dianut oleh insitusi media, selain itu bahasa

jurnalistik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:43

40

Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2010), hlm. 148. 41

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Penerbit Media

Abadi, Cet. Kelima, 2004), hlm. 3. 42

Tri Adi Sarwoko, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. (Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET, Edisi 1, 2007), hlm. 1-2. 43

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. Pertama, 2010),

hlm. 80.

Page 42: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

31

1) Karena adanya keterbatasan ruang dan waktu yang dimiliki

oleh wartawan dalam menulis berita. Bahasa jurnalistik dapat

membantu wartawan untuk menulis berita tanpa meninggalkan

unsur-unsur pokok dalam berita tersebut.

2) Karena mobilitas pembaca yang tinggi sehingga menjadikan

kepentingan pembaca media menjadi terbatas, banyak pembaca

hanya sekedar memperoleh informasi semata, tanpa mau

membaca berita seluruhnya. Dengan demikian, bahasa

jurnalistik yang lebih lugas dan informatif harus menjadi

acuan, khususnya dalam penyajian head line atau lead berita.

3) Karena pembaca bersifat universal sehingga bahasa jurnalistik

harus mudah dibaca oleh setiap orang dengan latar belakang

pendidikan dan tingkat intelektual yang minimal.

Bahasa dalam media cetak ibarat roh atau nyawa. Tanpa bahasa,

media cetak tidak akan bermakna apa-apa. Dalam UU Pokok Pers nomor

40 tahun 1999, wartawan memiliki kebiasaan dalam bebahasa. Akan

tetapi, karena keterbatasan media cetak, jurnalistik harus mempunyai ciri-

ciri, antara lain:44

1) Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari

penjelasan yang panjang dan bertel-tele.

2) Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu

menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang

diperlukan pembaca sudah tertampung di dalamnya.

Menerapkan prinsip 5W+1H, pembuangan kata-kata adalah

mubazir dan lebih baik menerapkan ekonomi kata.

3) Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan

pengertia atau makna informasi secara langsung, dengan

menghindari bahasa yang berbunga-bunga.

44

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam pemberitaan, (Yogyakarta: Penerbit ANDI,

Edisi 1, 2005), hlm. 88.

Page 43: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

32

4) Menarik, artinya menggunakan pilihan kata yang masih hidup,

tumbuh, dan berkembang. Hindari kata-kata yang sudah mati

(tak pernah lagi digunakan dalam masyarakat)

5) Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan

mudah dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca).

Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan atau

pengertian makna yang berbeda, menghindari ungkapan

bersayap atau bermakna ganda (ambigu). Oleh karena itu,

sepantasnya bahasa jurnalistk menggunakan kata-kata

bermakna denotatif (makna sebenarnya)

Ciri-ciri bahasa jurnalistik secara terperinci juga dipaparkan oleh

Suhaimin dan Ruli Nasrullah, terdapat 17 ciri utama bahasa jurnalistik

yang berlaku untuk semua media berkala (cetak dan online), yakni:45

1) Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilh kata atau

kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak

pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tigkat

intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan

psikografisnya.

2) Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point),

tidak bertele-tele, tiadk berputa-putar sehingga tidak

memboroskan waktu pembaca.

3) Padat

Padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi, kalimat

yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi sedangkan

kalimat yang padat pasti mengandung banyak informasi.

45

Suhaemin dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, Cetakan 1, 2009), hlm. 11-17.

Page 44: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

33

4) Lugas

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghidari

eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang

membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan

persepsi dan kesalahan konklusi.

5) Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan

kabur. Jelas susunan kata atau kalimat sesuai dengan kaidah

SPOK, jelas sasaran dan maksudnya.

6) Jernih

Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus,

tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif

seperti prasangka atau fitnah.

7) Menarik

Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian

khalayak pembaca, memicu selera baca. Bahasa jurnalistik

berpijak pada prinsip: menarik, benar, dan baku.

8) Demokratis

Salah satu ciri yang paling menonjol dari bahasa jurnalistik

adalah demokratis. Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak

mengenal tingkatan, pangkat, kasta baik dari penulis maupun

pembaca.

9) Populis

Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang

terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di

mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca.

10) Logis

Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat,

atau paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak

bertentangan dengan kala sehat. Bahasa jurnalistik harus dapat

Page 45: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

34

diterima dan sekaligus mencerminkan nalar dan sesuai dengan

fakta.

11) Gramatikal

Bahasa jurnalistik harus mengikuti tata bahasa baku artinya

bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta

pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman

pembentukan istilah yang menyertainya.

12) Menghindarkan kata tutur

Kata tutur ialah kata yang biasanya digunakan dalam

percakapan sehari-hari secara informal. Kata tutur menekankan

pada pengertian, sama sekali tidak memperhatikan masalah

struktur dan tata bahasa.

13) Menghindarkan kata dan istilah asing

Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau

pendengar harus mengetahui arti dan makna setiap kata yang

dibaca atau didengar. Berita atau laporan yang banyak diselipi

kata-kata asing, selain tidak informatif dan komunikasi juga

membingungkan.

14) Pilihan kata (diksi) yang tepat

Pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam setiap kata

jurnalistik, bisa menimbulkan akibat fatal, diksi digunakan

untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan tetapi juga gaya

bahasa dan pengungkapan.

15) Mengutamakan kalimat aktif

Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh

khalayak pembaca daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih

mempermudah pengertian dan memperjelas pemahaman.

Kalimat pasif sering menyesatkan pengertian dan mengaburkan

pemahaman.

Page 46: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

35

16) Menghindari kata atau istilah teknis

Karena ditujukan untuk pembaca umum, maka bahasa

jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca.

Istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas

tertentu yang bersifat homogen.

17) Tunduk kepada kaidah etika

Salah satu tujuan utama pers adalah edukasi, mendidik. Fungsi

ini harus tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar dan

artikel-artikelnya, melainkan juga harus tampak pada

bahasanya.

Eni Setiati memaparkan ciri-ciri bahasa jurnalistik yang dilihat dari

segi penulisannya, seperti singkat, padat, lugas, menarik dan jelas.

Suhaemin dan Nasrullah menjelaskan secara rinci, selain ciri-ciri bahasa

jurnalistik yang dilihat dari segi penulisannya, bahasa jurnalistik perlu

mengutamakan penyajian tulisan dengan menggunakan pola kalimat

berjenis aktif, dapat dilihat pada ciri-ciri point ke-15. Kalimat aktif dalam

penyajian berita terbukti lebih mudah dipahami dan lebih disukai

pembaca, serta dapat memperjelas pemahaman pembaca.

Di samping itu, karena sifat pembacanya umum, penggunaan

kata/istilah teknis perlu diperhatikan, karena pada dasarnya kata/istilah

yang umum disajikan agar pembaca dapat memahami. Bahasa jurnalistik

juga harus tunduk dan patuh pada kaidah dan etika bahasa Indonesia yang

baku, penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah dan etika yang baku

tentu akan menjadikan perusahan penerbitan media lebih profesional dan

memiliki reputasi kuat di masyarakat.

B. Penelitian yang Relevan

Untuk menguji kerelevanan penelitian, terdapat beberapa peneliti

yang sudah melakukan penelitian pada permasalahan yang sama,

diantaranya:

Page 47: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

36

1. Siti Markamah, “Analisis afiksasi pembentuk verba dalam induk opini

surat kabar Pos Kota sebagai sumber belajar”.

Inti yang dibahas dalam skrispi ini adalah peneliti membahas

afiks-afiks yang membentuk verba (kata kerja) dalam induk opini surat

kabar yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, metode ini

menyelidiki fenomena kontemporer yaitu sedang berlangsung atau

telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan pengaruh yang

luas, kuat atau khususnya pada saat penelitian dilakukan. Pada skripsi

ini bersifat paparan, penulis menjabarkan penggunaan afiks yang

berfungsi sebagai pembentuk verba turunan dalam induk opini surat

kabar Pos Kota sehingga dapat ditentukan keuntungan dan kerugian

penggunaan penggunaan induk opini tersebut sebagai sumber belajar.

Perbedaan penelitian Siti Markamah dengan skripsi ini yaitu

pada subjek analisisnya, semua afiks pembentuk verba diteliti oleh Siti

Markamah, sedangkan penulis membahas afiks pembentuk nomina

terutama prefiks, infiks, dan sufiks.

2. Anggraini Prastikasari, “Afiksasi Pembentuk Verba dalam Teks Siswa

Kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta Tahun Pelajaran

2013/2014”.

Inti skripsi ini membahas tentang penggunaan afiksasi

pembentuk verba pada teks berita siswa kelas VIII di SMPA Darul

Muttaqien Jakarta, untuk menganalisis datanya penulis menggunakan

pendekatan kualitatif dengan tekni pengumpulan data yaitu observasi,

yaitu dengan memberikan tes kepada siswa dan dianalasis berdasarkan

teori afiks pembentuk verba.

Page 48: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

37

3. Yusuf Munandar, “Afiks Pembentuk Verba Bahasa Sunda”.

Skripsi yang ditulis Yusuf Munandar membahas tentang afiks,

kaidah yang digunakan dalam membentuk verba bahasa Sunda dalam

bentuk derivasional serta makna yang dikandung oleh afiks pembentuk

verba bahasa sunda dengan data penelitian bersumber dari informan

penutur asli bahasa Sunda. Munandar menggunakan metode cakap

simak dengan teknik rekam, teknik catat.

Fokus analisis yang dilakukan dalam penelitian Munandar

lebih luas yaitu pada afiks pembentuk verba dengan objek penelitian

informan pengguna bahasa Sunda. Sedangkan dalam skripsi ini, fokus

penelitiannya pada afiks pembentuk nomina dengan objek surat kabar

Pos Kota.

Berdasarkan tiga penelitian relevan yang telah dipaparkan, terdapat

beberapa perbedaan dengan penelitian penulis, antara lain: subjek yang

digunakan Markamah, Prastikasari, dan Munandar adalah afiks

pembentuk verba, dengan objek penelitiannya menggunakan teks

siswa dan informan pengguna. Namun, peneliti menggunakan subjek

afiks pembentuk nomina dengan objek surat kabar.

Dari hasil penelitian di atas, penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul yang berbeda, tujuannya agar

menambah ilmu pengetahuan untuk kalangan akademika dan

masyarakat umum lainnya.

Page 49: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah teks berita kolom

Jakarta dalam surat kabar Pos Kota. Penulis menggunakan kolom Jakarta

karena ingin meneliti penggunaan afiks terutama prefiks, infiks, sufiks

pembentuk nomina yang terdapat dalam kolom tersebut.

B. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik

simak catat karena yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks berita

pada kolom Jakarta surat kabar Pos Kota dengan menggunakan teknik

simak catat, peneliti mengumpulkan data, mempelajari data, dan

menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan cara menyimak dan

mencatat hasil analisis data yang kemudian dideskripsikan sesuai dengan

hasil analisis.

C. Desain dan Langkah Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah

metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati, serta analisis yang digunakan

dalam penelitian kualitatif deskriptif-analitis yang berarti intrepretasi

terhadap isi dibuat dan disusun secara sistemik atau menyeluruh dan

sistematis.43

43

Nurul Zuhriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, Cet. Kedua, 2007), hlm. 92.

Page 50: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

39

Samsudin dan Vismaia juga menjelaskan bahwa Pendekatan

kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temu-temuan tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungannya44

Dengan

demikian, karena kualitatif tidak menggunakan perhitungan dan angka

dan bersifat deskriptif-analitis. Maka penulis menggunakan metode

kualitatif deskriptif untuk menjelaskan permasalahan yang telah

dirumuskan dengan tujuan mengambil kesimpulan.

Penulis menggunakan metode penelitian dekriptif kualitatif karena

dalam penelitian ini penulis menganalisis dan mendeskripsikan

penggunaan afiks, terutama prefiks, infiks, dan sufiks pembentuk nomina

kolom Jakarta pada surat kabar Pos Kota. Oleh karena itu, penggunaan

metode deskriptif kualitatif ini sesuai untuk mengkaji dan menganalisis

data secara objektif berdasarkan fakta yang ditemukan.

Setelah mengumpulkan data dari kolom Jakarta, selanjutnya adalah

analisis data. Data dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti mengklasifikasikan bentuk-bentuk yang termasuk prefiks,

infiks, sufiks pembentuk nomina dalam kolom Jakarta Kota pada

surat kabar Pos Kota.

2. Mengidentifikasi kelas kata yang terdapat pada kata dasar yang

berimbuhan dengan prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina.

3. Mendeskripsikan proses afiksasi yang terdapat pada kata dasar

yang berimbuhan dengan prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina.

4. Mendeskripsikan pembentukan kata dan perubahan kelas kata yang

diakibatkan oleh prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.

44

Syamsuddin AR dan Vismaia S.Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Pertama, 2006), hlm. 73.

Page 51: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

40

D. Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Ciri

atau karakeristik penelitian kualitatif salah satunya adalah analisis data

dilakukan secara induktif, menurut Biklen;Lincoln dalam Guba dalam

Moleong: Nana Sudjanan dan Ibrahim; H.B Mustopo yang dimaksud

dengan analisis data dilakukan secara induktif adalah penelitian kualitatif

tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Analisis

data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data, dengan demikian temuan penelitian di lapangan yang

kemudian dibentuk ke dalam bangunan teori, hukum, bukan dari teori

yang telah ada, melainkan dikembangkan dari data lapangan (induktif).45

Dalah satu penggunaan metode dalam penelitian kualitatif adalah

metode simak, yaitu cara memperoleh data yang dilakukan dengan

menyimak penggunaan bahasa, tidak hanya berkaitan dengan penggunaan

bahasa secara lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis, metode

ini mempunyai teknik dasar berwujud teknik sadap dan diikuti dengan

teknik lanjutan yang berupa teknik catat.46

Karena peneliti menggunakan

data bahasa secara tertulis, maka peneliti hanya dapat menggunakan teknik

catat sebagai gandengan dari teknik simak. Dengan demikian, penulis

meyadap penggunaan bahasa pada data yang telah ditentukan kemudian

mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi data penelitian.

Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis

morfologi, karena penelitian ini menganalisis kesalahan penggunaan afiks,

yang merupakan salah satu pembentuk kata.

45

Nurul Zuhria, Op.cit., hlm. 93. 46

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 92-93.

Page 52: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

41

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Afiks Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota

Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

1. Prefiks Pe- Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota

Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

a. Prefiks Pe- Bermakna ‘Profesi’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(1) “Pejabat pulau seribu harus bekerja cepat”

Kata jabat bermakna „memegang‟, verba menjabat

bermakna „memegang jabatan‟ sedangkan jabatan bermakna

„orang yang memegang jabatan‟. Nomina pejabat diturunkan dari

dasar jabat melalui verba menjabat. Kata pejabat mengalami

proses analogi karena prefiks pe- dari kata dasar jabat mempunyai

dua bentuk yaitu pejabat yang bermakna „memegang jabatan‟ dan

penjabat bermakna „memegang jabatan sementara‟

Pada kalimat (1) terdapat kata pejabat. Kata pejabat

merupakan nomina yang diturunkan dari kelas kata verba jabat

yang berimbuhan dengan prefiks pembentuk nomina pe-.

Penggunaan kata pejabat pada kalimat (1) tepat, karena kata

pejabat sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat (1) yang

mempunyai makna „para pegawai pemerintah yang memegang

jabatan penting di Pulau Seribu harus bekerja cepat‟

(2) “Petugas PPSU di kelurahan tersebut dijadwalkan piket

membersihkan sejumlah titik perayaan tahun baru”

Page 53: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

42

Verba tugas mempunyai makna „yang wajib dikerjakan

atau yang ditentukan untuk dilakukan‟ melalui verba bertugas yang

bermakna „menjalankan tugas‟ dan ditambahkan sufiks pe-

bermakna „pelaku‟, sehingga menurunkan nomina petugas yang

mempunyai makna „orang yang bertugas‟

Pada kalimat (2) terdapat kata petugas, merupakan nomina

yang diturunkan dari verba tugas dan berimbuhan dengan prefiks

nomina pe- pembentuk nomina. Penggunaan kata petugas dalam

kalimat (2) tepat, karena sesuai dengan makna dan penggunaannya

dalam kalimat (2) yang mempunyai makna „orang yang bertugas

untuk melakukan pembersihan sisa perayaan tahun baru adalah

petugas PPSU (Penanganan Prasaran dan Sarana).

(3) “pedagang buah jualan di trotoar”

Nomina dagang bermakna „pekerjaan yang berhubungan

dengan menjual dan membei barang untuk memperoleh

keuntungan‟, verba berdagang bermakna „berjual beli‟ sedangkan

pedagang bermakna „orang yang kerjanya berdagang‟. Nomina

pedagang mengalami proses penurunan dari kata dasar jabat

melalui verba berdagang serta pembubuhan prefiks pe- bermakna

„profesi‟ dan menurunkan nomina pedagang.

Pada kalimat (3) terdapat kata pedagang. Kata pedagang

mempunyai makna „orang yang pekerjaannya berdagang untuk

mencari nafkah‟. Penggunaan kata pedagang dalam kalimat (3)

tepat, karena sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat (3)

yang mempunyai makna „orang yang pekerjaannya berdagang

buah berjualan di trotoar‟

Page 54: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

43

(4) “pekerja melalukan finishing fly over tersebut”

Nomina pekerja bermakna „orang yang bekerja‟, nomina ini

mengalami penurunan dari kata dasar kerja bermakna „kegiatan

melakukan sesuatu‟ melalu verba bekerja „melakukan suatu

pekerjaan‟, sehingga menurunkan nomina pekerja.

Pada kalimat (1) terdapat pekerja, yang berasal dari verba

kerja berimbuhan dengan prefiks pe- bermakna „profesi‟ dan

menurunkan nomina pekerja. Penggunaan nomina pekerja pada

kalimat (1) tepat, karena sesuai dengan makna dan penggunaannya

dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut mempunyai makna „orang

yang dibayar pekerjaannya seperti buruh melakukan penyelesaian

fly over tersebut‟

(5) “hal ini terungkap saat kunjungan Pengurus Yayasan Karya

Bakti Ria Pembangunan yang diterima Walikota Jaktim”

Kata dasar urus bermakna „rawat; piara‟ pelihara‟ atur‟,

melalui verba mengurus yang bermakna „mengatur segala-galanya

(tentang suatu urusan atau hal dan bertanggung jawab mengenai

hal itu)‟ menurunkan nomina pengurus yang mempunyai makna

„orang yang mengurus‟.

Pada kalimat (5) terdapat kata pengurus, yaitu nomina yang

bermakna „orang-orang yang mengurus perkumpulan/organisasi‟.

Penggunaan kata pengurus pada kalimat (5) tepat, karena sesuai

dengan makna yang terdapat pada kalimat (5), yaitu „hal ini

terungkap saat kunjungan orang-orang yang mengurus Yayasan

Karya Bakti Ria Pembangunan yang diterima Walikota Jaktim‟

Page 55: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

44

(6) “untuk merayakan tahun baru dengan dihibur berbagai hiburan

termasuk pelawak Opie”

Kata pelawak bermakna profesi „orang yang melawak‟,

nomina ini diturunkan dari adverbia lawak yang bermakna „lucu;

jenaka‟ melalui verba melawak yag mempunyai makna „berbuat

jenaka‟, yang akhirnya menurunkan nomina pelawak.

Penggunaan kata pelawak pada kalimat (6) adalah tepat

karena sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat di atas.

Kata pelawak berasal dari kata lawak yang diimbuhkan dengan

prefiks pe- bermakna „orang yang pekerjaannya melucu‟. Dengan

demikian, kalimat (6) mempunyai makna „untuk merayakan tahun

baru dengan dihibur berbagai hiburan termasuk orang yang suka

melucu yaitu Opie Kumis‟

(7) “Pengusaha Sunter Agung sumbang pemecah beton”

Nomina pengusaha mengalami proses penurunan dari

nomina usaha yang bermakna „kegiatan dengan mengerahkan

tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud‟ melalui

verba berusaha serta menambahkan prefiks pe-, sehingga

menurunkan nomina pengusaha.

Penggunaan kata pengusaha pada kalimat (7) tepat karena

sesuai makna dan penggunaannya. Pengusaha berasal dari kata

usaha yang diberi imbuhan pe- bermakna „profesi‟, sehingga

menghasilkan nomina pengusaha bermakna „orang yang berusaha

dalam bidang perdagang, industri dll‟. Dengan demikian, kalimat

(7) mempunyai makna „orang yang pekerjaannya dalam bidang

usaha/bisnis di wilayah Sunter Agung mengumbangkan pemecah

beton‟

Page 56: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

45

(8) “350 pegawai Pemko Jakut antre nomer undian rusun”

Nomina pegawai bermakna „pekerja di kantor‟, nomina ini

diturunkan dari dasar nomina gawai yang bermakna „kerja‟ yang

dibubuhkan prefiks pe- bermakna „profesi‟ hingga akhirnya

menurunkan nomina pegawai.

Pada kalimat (8) terdapat kaya pegawai, kata pegawai

bermakna „pekerja di kantor‟. Penggunaan kata pegawai pada

kalimat (8) tepat karena sesuai makna dan penggunaannya dalam

kalimat (8) yakni mempunyai makna „350 orang yang bekerja di

kantor Pemko Jakut antre nomer undia rusun‟

b. Prefiks Pe- Bermakna ‘Alat Instrumentalis’ Sebagai

Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta

Edisi 2-31 Januari 2016

(9) “Ahok mengaku telah mengintruksikan BPKAD Heru Hartono,

untuk mencairkan deposito sebagai penunjang pelaksanaan

lelang”

Nomina penunjang bermakna „alat untuk menunjang‟,

nomina ini diturunkan lagsung dari verba menunjang yang

mempunyai makna „menopang‟ serta diberikan imbuhan awal pe-

dengan makna „alat untuk‟.

Penggunaan kata penunjang pada kalimat (9) tepat, karena

sesuai dengan makna yang terdapat di kalimat (9), yaitu „Ahok

mengaku telah mengintruksikan BPKAD Heru Hartono, untuk

mencairkan deposito sebagai dana untuk mempelancar kegiatan

pelaksaaan lelang‟

Page 57: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

46

(10) Walikota Jakarta Utara menerima bantuan alat pemecah

beton dari warga Sunter Agung

Verba pecah mempunyai makna „terbelah menjadi

beberapa bagian‟, melalui verba memecah yang bermakna „menjadi

pecah-pecah‟ yang ditambahkan imbuhan awalan pe- bermakna

„alat instrumentalis‟, sehingga menurunkan nomina pemecah yang

mempunyai makna „alat pemecah‟

Pada kalimat (10) terdapat kata pemecah yang mempunyai

makna „alat pemecah‟. Penggunaan kata pemecah pada kalimat

(10) tepat, karena sesuai makna dan pengggunaannya. Dengan

demikian, kalimat (10) mempunyai makna „Walikota Jakut

menerima alat untuk memecahkan beton dari warga Sunter Agung‟

(11) “Kondisi ini dapat menjadi pemicu berkembangnya jentik-

jentik nyamuk”

Nomina pemicu merupakan nomina yang diturunkan dari

kelas kata verba memicu yang bermakna „menggerakan sesuatu

yang berakibat membahayakan‟, yang berimbuhan dengan prefiks

pe- pembentuk nomina, sehingga menurunkan nomina pemicu.

Penggunaan kata pemicu di kalimat (11) tepat, karena

nomina pemicu mempunyai makna „alat untuk menggerakan

sesuatu yang berbahaya‟ yang sesuai dengan makna kalimat di

atas. Sehingga, kalimat (11) mempunyai makna „kondisi ini

(lingkungan yang kotor) dapat menjadi alat yang merangsang

berkembangnya jentik-jentik nyamuk yang berbahaya‟

Page 58: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

47

c. Prefiks Pe- Bermakna ‘Habituatif’ Sebagai Pembentuk

Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31

Januari 2016

(12) “Walaupun tak merokok, perokok pasif tetap berisiko

terkena kanker”

Nomina perokok bermakna „mempunyai kebiasaan

(habituatif), diturunkan dari kata dasar rokok bermakna „gulungan

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun

nipah, kertas)‟, melalui verba merokok yang bermakna „menghisap

rokok‟ sehingga menurunkan nomina perokok yang mempunyai

makna „orang yang suka merokok‟.

Penggunaan kata perokok di kalimat (12) tepat, karena

nomina perokok mempunyai makna „orang yang mempunyai

kebiasaan merokok‟ yang sesuai dengan makna kalimat di atas.

Sehingga, kalimat (12) mempunyai makna „walaupun tidak

merokok. Orang yang suka mencium asap rokok dapat terkena

kanker”

(13) “penjangkauan IPWL mencapai 21.600 korban pecandu

narkoba yang dikooordinasikan di bawah Kemensos”

Nomina pecandu bermakna „mempunyai kebiasaan

penghisap candu‟, yang diturunkan melalui verba candu bermakna

„getah kuning pahit bewarna cokelat kekuning-kuningan yang

diambil dari buah Papaver somniferum, dapat mengurangi rasa

nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan rasa

ketagihan‟ dan berombuhan dengan prefiks pe- sebagai pembentuk

nomina bermakna „habitautif‟

Page 59: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

48

Penggunaan kata pecandu di kalimat (13) tepat, karena

nomina pecandu mempunyai makna „orang yang ketagihan‟ yang

sesuai dengan makna kalimat di atas. Sehingga, kalimat (13)

mempunyai makna „penjangkauan IPWL mencapai 21.600 korban

pecaorang yang ketagihan narkoba yang dikooordinasikan di

bawah Kemensos”

d. Prefiks Pe- Bermakna ‘Pelaku’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(14) “petugas yang diserahkan ke kelurahan adalah penyapu

jalan dan pembersih saluran penghubung.

Nomina penyapu diturunkan dari kata dasar nomina sapu

bermakna „alat rumah tangga dibuat dari ijuk‟ melalui verba

menyapu yang bermakna „membersihkan dengan sapu‟, sehingga

menurunkan nomina penyapu yang mempunyai makna „orang yang

menyapu‟.

Pada kalimat (15) terdapat kata penyapu mempunyai makna

„orang yang menyapu‟, nomina ini diturunkan dari verba menyapu

yang berimbuhan dengan prefiks pembentuk nomina pe-.

Penggunaan kata penyapu pada kalimat (15) tepat, karena makna

kata penyapu sesuai dengan makna yang terdapat di dalam kalimat

(15) yaitu „petugas yang diserahkan ke kelurahan adalah orang

kerjaannya menyapu jalan dan membersihkan saluran penghubung‟

(15) “sedangkan, pihaknya hanya menjadi pengawas”

Nomina pengawas bermakna „orang yang mengawasi‟,

nomina ini mengalami proses penurunan dari kata dasar awas

Page 60: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

49

bermakna „dapat melihat baik-baik‟ melalui verba mengawasi yang

bermakna „mengamati dan menjaga baik-baik‟.

Pada kalimat (15) terdapat kata pengawas yang mempunyai

makna „orang yang mengawasi‟, pengawas adalah kata nomina

yang diturunkan dari kata dasar awas dan berimbuhan dengan

prefiks pembentuk nomina pe-. Penggunaan kata pengawas pada

kalimat (15) tepat. alasannya, karena kata pengawas sesuai makna

dan penggunaannya dalam kalimat (15) yang mempunyai makna

„sedangkan, pihaknya hanya menjadi orang yang mangawasi‟

(16) “Pengendara” dilarang melintas di Jalan Layang Patai

Senayan”

Nomina pengendara yang bermakna „orang yang

mengendarai‟ ini diturunkan dari kata dasar nomina kendara

bermakna „kontruksi atau kendaraan yang dirancang untuk

perjalanan‟ melalui verba berkendara yang mempunyai makna

„duduk di atas sesuatu yang dinaiki, ditunggangi‟, diberi imbuhan

pembentuk nomina Pe- dan menghasilkan nomina pengendara.

Pada kalimat (16) terdapat kata pengendara bermakna

„orang yang mengendarai‟, yang diturunkan dari nomina kendara

yang berimbuhan dengan sufiks pembentuk nomina –an.

penggunaan kata kendaraan pada kalimat (16) tepat karena sesuai

dengan makna yang terdapat di kalimat (16), yaitu „orang yang

mengendarai motor dilarang melintas di Jalan Layang Patai

Senayan, karena Jalan Layang hanya diperuntukan untuk

kendaraan beroda 4‟

Page 61: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

50

(17) “Keselamatan pengunjung merupakan prioritas pihak

manajemen Ancol”

Nomina pengunjung diturunkan dari kata dasar kunjung

melalui verba berkunjung bermakna „pergi datang untuk

menengok‟ serta dibubuhkan prefiks Pe- bermakna „pelaku‟,

sehingga menghasilkan nomina pengunjung yang mempunyai

makna „orang yang berkunjung‟.

Pada kalimat (17) terdapat kata pengunjung yang

mempunyai makna „orang yang mengunjungi‟, nomina pengunjung

diturunkan dari verba kunjung yang berimbuhan dengan prefiks

pembentuk nomina pe-. Penggunaan kata pengunjung pada kalimat

(17) tepat, karena kata pengunjung sesuai makna dan

penggunaannya dalam kaliat (17). Sehingga, kalimat (17)

mempunyai makna „keselamatan orang yang berkunjung

merupakan prioritas pihak manajemen Ancol‟

(18) “Peserta antusias mengikuti pelatihan teknik hidroponik”

Nomina peserta bermakna „orang yang ikut serta atau yang

mengambil bagian (misal dalam kongres, seminar, lokakarya, dan

pertandingan)‟, nomina ini mengalami penurunan dari dasar serta

melalui verba beserta dan penambahan prefiks pe- yang bermakna

„pelaku‟, hingga akhirnya menurunkan nomina peserta.

Nomina peserta pada kalimat (18) mempunyai makna

„orang yang ikut serta‟, penggunaan kata peserta sudah tepat

karena sesuai dengan makna yang tedapat dalam kalimat (18),

yaitu „orang yang ikut ikut serta dalam pelatihan hidroponik sangat

antusias‟

Page 62: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

51

(19) “Pemilik kapal tradisional di Kabupaten Seribu harus

mengutamakan keselamatan penumpang”

Kata pemilik memiliki makna pelaku „orang yang

memiliki‟, proses penurunan nomina pemilik adalah dasar dari

milik melalui verba memilik kemudian menurunkan nomina

pemilik.

Penggunaan kata pemilik pada kalimat (19) sudah tepat,

karena sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat di atas.

Kata pemilik berasal dari kata miik yang diberi imbuhan pe-,

sehingga bermakna „orang yang memiliki‟. Dengan demikian,

kalimat (19) mempunyai makna „orang yang memiliki kapal

tradisional di Kabupaten Seribu harus mengutamakan keselamaran

penumpang”

(20) “Keselamatan pengunjung merupakan prioritas pihak

manajemen Ancol”

Nomina pengunjung diturunkan dari kata dasar kunjung

melalui verba berkunjung bermakna „pergi datang untuk

menengok‟ serta dibubuhkan prefiks Pe- bermakna „pelaku‟,

sehingga menghasilkan nomina pengunjung yang mempunyai

makna „orang yang berkunjung‟.

Pada kalimat (20) terdapat kata pengunjung yang

mempunyai makna „orang yang mengunjungi‟, nomina pengunjung

diturunkan dari verba kunjung yang berimbuhan dengan prefiks

pembentuk nomina pe-. Penggunaan kata pengunjung pada kalimat

(20) tepat, karena kata pengunjung sesuai makna dan

penggunaannya dalam kalimat (20). Sehingga, kalimat (20)

Page 63: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

52

mempunyai makna „keselamatan orang yang berkunjung

merupakan prioritas pihak manajemen Ancol‟

(21) “Pemilik kapal tradisional di Kabupaten Seribu harus

mengutamakan keselamatan penumpang”

Kata penumpang memiliki makna pelaku „orang yang

menumpang‟, proses penurunan nomina penumpang adalah dasar

dari kata tumpang melalui verba menumpang kemudian

menurunkan nomina penumpang.

Penggunaan kata penumpang pada kalimat (21) sudah tepat,

karena sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat di atas.

Dengan demikian, kalimat (21) mempunyai makna „pemilik kapal

tradisional di Kabupaten Seribu harus mengutamakan keselamaran

orang yang menumpang kapalnya‟

(22) “tiga pemenang terbaik santri mengaku bersyukur dapat

memenangkan hadiah Rp.50jt”

Nomina pemenang mempunyai makna „orang yang

menang‟. Pembentukan nomina tersebut akibat adanya proses

penurunan dari verba menang yang bermakna „dapat mengalahkan

(musuh, lawan, saingan)‟ melalui verba memenangkan serta

ditambahkan imbuhan awalan Pe- bermakna „pelaku‟, sehingga

menurunkan nomina Pemenang.

Pada kalimat (22) terdapat kata pemenang, yang berasal

dari verba menang dan diberi sufiks pementuk nomina pe-,

sehingga menurunkan nomina pemenang. Penggunaan kata

Page 64: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

53

pemenang dalam kalimat (22) tepat, karena sesuai makna dan

penggunaannya dalam kalimat (22) mempunyai makna „tiga orang

santri yang memenangkan perlombaan mengaku bersyukur

mendapatkan 50jt.

(23) “petugas yang diserahkan ke kelurahan adalah penyapu

jalan dan pembersih saluran penghubung.

Nomina pembersih, diturunkan dari kata dasar bersih

bermakna „bebas dari kotoran‟ dan melalui verba membersihkan

yang bermakna „membuat supaya bersih‟, dan menurunkan nomina

pembersih yang mempunyai makna „orang yang membersihkan.

Pada kalimat (23) terdapat kata pembersih mempunyai

makna „orang yang membersihkan‟, nomina ini diturunkan dari

adjektiva menyapu yang berimbuhan dengan prefiks pembentuk

nomina pe-. Penggunaan kata pembersih pada kalimat (23) tepat,

karena makna kata pembersih sesuai dengan makna yang terdapat

di dalam kalimat (23) yaitu „petugas yang diserahkan ke kelurahan

adalah penyapu jalan dan orang yang bertugas membersihkan

saluran penghubung‟

(24) “sedangkan, pihaknya hanya menjadi pengawas”

Nomina pengawas bermakna „orang yang mengawasi‟,

nomina ini mengalami proses penurunan dari kata dasar awas

bermakna „dapat melihat baik-baik‟ melalui verba mengawasi yang

bermakna „mengamati dan menjaga baik-baik‟.

Pada kalimat (24) terdapat kata pengawas yang mempunyai

makna „orang yang mengawasi‟, pengawas adalah kata nomina

yang diturunkan dari kata dasar awas dan berimbuhan dengan

Page 65: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

54

prefiks pembentuk nomina pe-. Penggunaan kata pengawas pada

kalimat (24) tepat. Alasannya, karena kata pengawas sesuai makna

dan penggunaannya dalam kalimat (24) yang mempunyai makna

„sedangkan, pihaknya hanya menjadi orang yang mangawasi‟

(25) “Camat Kebayoran Baru mengingatkan kepada pemangku

kepentingan supaya meningkatkan kewaspadaan kawasan akan

DBD”

Nomina pemangku memiliki makna „orang yang

memangku‟, nomina ini diturunkan dari kata dasar pangku melalui

verba memangku. Penggunaan kata pemangku pada kalimat (25)

tepat, karena pemangku mempunyai makna „pengelola‟ yang sesuai

dengan makna dan penggunaannya dalam kalimat (25), yaitu

„Camat Kebayoran Baru mengingatkan kepada pengelola

kepentingan seperti kepala RT/RW untuk meningkatkan

kewaspadaan wilayah dari DBD‟

(26) “masih ada 6000 pengembang yang belum menyerahkan

fasos fasum”

Verba kembang bermakna „buka lebar‟, melalui verba

mengembang yang bermakna „melebar‟ serta dibubuhkan prefiks

pe- bermakna „pelaku‟, sehingga menurunkan nomina

pengembang yang mempunyai makna „orang yang

mengembangkan‟.

Penggunaan kata pengembang pada kalimat (26) tepat,

karena sesuai makna dan penggunaannya pada kalimat (26) yang

mempunyai makna „masih ada 6000 perusahaan yang melakukan

kegiatan pengadaan dan pengelolahan tanah dan pengadaan

Page 66: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

55

bangunan untuk dijual/disewakan belum menyerahkan fasos fasum

(fasilitas sosial & fasilutas umum)‟

2. Prefiks Se- Bermakna ‘Satu/Sama’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(1) “pesertanya ada 20 orang, terdiri dari putra-putri dan

pelaksanaannya kita lakukan sehari pada 23 November 2015”

Nomina sehari mempunyai makna „satu hari‟. Nomina ini

mengalami proses penurunan langsung dari kata dasar hari yang

bermakna „waktu dari pagi sampai pagi lagi‟ dan diberikan imbuhan

awal se- bermakna „satu‟, sehingga menurunkan nomina sehari.

Penggunaan kata sehari pada kalimat (1) tepat, karena nomina

sehari mempunyai makna „satu hari‟, yang sesuai dengan makna yang

terkandung di dalam kalimat (1) yaitu „peserta ada 20 orang yang terdiri

dari putra-putri dan pelaksaan acaranya panitia lakukan satu hari pada

23 November 2016‟

(2) Kewajiban menggunakan seragam sekolah telah menjadi bagian

tata tertib sekolah dan dilaksanakan secara ketat

Nomina seragam bermakna „sama ragam atau satu ragam‟,

diturunkan dari kata dasar ragam bermakna „jenis‟. Penggunaan kata

seragam pada kalimat (2) tepat, karena nomina seragam mempunyai

makna „satu ragam/satu jenis‟, yang sesuai dengan makna yang

terkandung di dalam kalimat (2) yaitu „kewajiban menggunakan baju

sekolah yang sama ragamnya telah menjadi bagian tata tertib sekolah

dan dilaksanakan secara ketat‟

Page 67: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

56

(3) “ratusan bangunan dibongkar setahun lebih‟

Nomina setahun mempunyai makna „satu tahun‟ ini diturunkan

langsung dari nomina tahun yang mempunyai makna „masa yang

lamanya dua belas bulan‟ yang diberikan imbuhan awal Se- bermakna

„satu‟.

Penggunaan kata setahun pada kalimat (3) tepat, karena nomina

setahun mempunyai makna „satu tahun‟, yang sesuai dengan makna

yang terkandung di dalam kalimat (3) yaitu „ratusan bangunan

dibongkar satu tahun lebih‟

3. Sufiks -an Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota

Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

a. Sufiks -an Bermakna ‘Hasil’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(1) “Kemendagri akan langsung tidaklanjuti dengan melakukan

penyesuaian anggaran”

Nomina anggaran diturunkan dari verba menganggar. Verba

anggar bermakna „mengira-ngira‟ dan anggaran bermakna „hasil

mengira-ngira‟, keduanya memiliki kedekatan secara semantik.

Penggunaan sufiks pembentuk nomina -an pada kata anggaran

sudah tepat. karena nomina anggaran mempunyai makna „perkiraan

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas‟ yang sesuai dengan makna

dan penggunaannya di dalam kalimat (1), yang bermakna „Kemendagri

akan langsung tindaklanjuti dengan melakukan peyesuaian perkiraan

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang telah direncanakan‟

(2) “kita akan rapikan dan sesuaikan dengan koreksian dan rekomendasi

Kemedagri”

Page 68: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

57

Nomina Koreksi bermakna „pembentulan‟ melalui verba

mengoreksi bermakna „membetulkan (memperbaiki) kesalahan‟,

menurunkan nomina koreksian yang bermakna „hasil mengoreksi‟.

Pada kalimat (2) terdapat kata koreksian. Kata koreksian

merupakan nomina yang mempunyai makna „hasil dari membetulkan,

memeriksa, dan merapikan‟. Penggunaan nomina koreksian pada

kalimat (2) tepat, karena sesuai makna dan penggunaannya dengan

kalimat (2) yang mempunyai makna „kita akan rapikan dan sesuaikan

dengan hasil yang yang telah diperiksa dan rekomendasi Kemendagri‟

(3) “pantauan di lokasi, sebagian tukang masih memasang keramik”

Nomina Pantauan bermakna „hasil memantau‟, nomina ini

diturunkan dari verba memantau, yakni „menengok‟.

Pada kalimat (3) terdapat kata pantauan yang bermakna „hasil

memantau‟, penggunaan kata pantauan ini tepat karena sesuai dengan

makna dan penggunaan dalam kalimat (3) yang mempunyai makna

„hasil memantau di lokasi, sebagian tukang masih memasang keramik‟.

(4) “Dinas Pendidikan akan merekomendasikan ke gubernur untuk

menindaklanjuti temuan tersebut”

Nomina temuan bermakna „hasil memikirkan dan melakukan

percobaan‟, nomina ini diturunkan dari verba menemukan bermakna

„mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya‟.

Pada kalimat (4) terdapat kata temuan yang merupakan bentuk

nomina bermakna „hasil melakukan percobaan‟. Penggunaan kata

temuan pada kalimat (4) tepat, karena sesuai makna dan

penggunaannya. Dengan demikian, kalimat (4) mempunyai makna

Page 69: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

58

„Dinas Pendidikan akan merekomendasikan ke gubernur untuk

mengambil tindakan berupa langkah-langkah atas hasil melakukan

percobaan tersebut‟

(5) “beberapa tanaman hidroponik juga dikembangkan di permukiman

warga”

Verba tanam, mempunyai makna „melakukan pekerjaan tanam-

menanam‟ melalui verba menanam dan diberi imbuhan –an bermakna

„hasil‟ sehingga menurunkan nomina tanaman yang bermakna „hasil

menanam‟.

Pada kalimat (5) terdapat kata tanaman yang bermakna „apa

yang ditanam‟. Penggunaan kata tanaman pada kalimat (5) sudah tepat

karena sesuai makna dan penggunaannya. Dengan demikian, kalimat

(5) mempunyai makna „beberapa yang ditanam dengan cara hidroponik

(budidaya menanam dengan memanfaatkan air dan tidak menggunakan

tanah) juga dikembangkan di permukiman warga‟

(6) “kita akan rapikan dan sesuaikan dengan koreksian dan rekomendasi

Kemedagri”

Nomina Koreksi bermakna „pembentulan‟ melalui verba

mengoreksi bermakna „membetulkan (memperbaiki) kesalahan‟,

menurunkan nomina koreksian yang bermakna „hasil mengoreksi‟.

Pada kalimat (6) terdapat kata koreksian. Kata koreksian

merupakan nomina yang mempunyai makna „hasil dari membetulkan,

memeriksa, dan merapikan‟. Penggunaan nomina koreksian pada

kalimat (6) tepat, karena sesuai makna dan penggunaannya dengan

kalimat (6) yang mempunyai makna „kita akan rapikan dan sesuaikan

dengan hasil yang yang telah diperiksa dan rekomendasi Kemendagri‟

Page 70: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

59

(7) “acara panggung hiburan rakyat berlagsung meriah”

Nomina hiburan mengalami proses penurunan dari verba hibur,

menghibur yang bermakna ;menyenangkan dan menyejukkan hati yang

susah‟ dibubuhkan sufuks –an bermakna „hasil‟, sehingga menurunkan

nomina hiburan yang mempunyai makna „sesuatu atau perbuatan yang

dapat menghibur hati (melupakan kesedihan dsb)‟.

Penggunaan kata hiburan pada kalimat (7) tepat. Karena, kata

hiburan yang mempunyai makna „sesuatu yang dapat menghibur hati‟

sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat di atas. Dalam kalimat

(7) mempunyai makna „acara panggung yang diadakan untuk

menghibur hati rakyat berlangsung meriah‟

(8) “kontraktor juga harus memberikan uang jaminan senilai pekerjaan

yang belum dilaksanakan”

Nomina jaminan mempunyai makna „tanggungan atas pinjaman

yang diterima‟, nomina ini mengalami proses penurunan dari verba

jamin yang bermakna „menanggung (tt keselamatan, ketulenan,

kebenaran dari orang, barang, harta benda, dsb) yang dibubuhkan sufiks

–an dan menurunkan nomina jaminan.

Penggunaan kata jaminan pada kalimat (8) sudah tepat karena

sesuai makna dan penggunaannya. Dengan demikian, kalimat (8)

mempunyai makna „uang tanggungan yang harus diberikan kontraktor

senilai pekerjaan yang belum diselesaikan‟

(9) “kami menargetkan semua kegiatan fisik dan bina sosial temasuk

laporan pertanggungjawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung”

Page 71: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

60

Nomina laporan bermakna „hasil melaporkan‟. Pembentukan

nomina ini terjadi karena adanya proses penurunan dari verba lapor

yang diberi imbuhan akhir –an bermakna „hasil‟.

Pada kalimat (9) terdapat nomina laporan, bermakna „segala

sesuatu yang dilaporkan/berita‟. Penggunaan kata laporan pada kalimat

(9) sudah tepat, karena sesuai dengan makna dan penggunaannya dalam

kalimat (9) yang mempunyai makna „kami menargetkan semua

kegiatan fisik dan bina sosial termasuk hasil laporan pertanggung

jawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung‟

(10) “kondisi bangunan SMPN 37 Jakarta diperbaiki total sejak 2013”

Nomina bangunan bermakna „sesuatu yang dibangun‟, diturunkan

dari verba membangun. Pada kalimat (10) terdapat kata bangunan yang

bermakna „sesuatu yang dibangun seperti gedung dan rumah‟.

Penggunaan kata bangunan pada kalimat (10) tepat, karena sesuai

dengan makna dan penggunaannya. Dengan demikian, kalimat (10)

mempunyai makna „kondisi gedung SMPN 37 Jakarta diperbaiki total

sejak 2013‟

(11) “hal ini terungkap saat kunjungan Pengurus Yayasan Karya Bakti

Ria Pembangunan yang diterima Walikota Jaktim”

Nomina kunjungan diturunkan dari kata dasar kunjung melalui

verba mengunjungi. Verba kunjung bermakna „datang untuk

menjumpai‟, mengunjungi bermakna „mendatangi untuk menjumpai‟

sedangkan nomina kunjungan bermakna „hasil mengunjungi‟.

Pada kalimat (11) terdapat kata kunjungan, yaitu nomina yang

bermakna „hasil mengunjungi‟. Penggunaan kata kunjungan pada

kalimat (11) tepat, karena sesuai dengan makna yang terdapat pada

Page 72: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

61

kalimat (11), yaitu „hal ini terungkap saat hasil kunjungan orang-orang

yang mengurus Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan yang diterima

Walikota Jaktim‟

b. Sufiks -an Bermakna ‘apa yang di-’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(12) “mereka mempertanyakan pasokan air bersih”

Nomina pasokan bermakna „yang dipasokan‟, nomina ini

mengalami proses penurunan dari nomina pasok melalui verba

memasok yang bermakna „mengadakan persediaan‟ kemudian

menurunka nomina pasokan.

Penggunaan kata pasokan kalimat (12) sudah tepat, karena kata

pasokan mempunyai makna „apa yang dipasok‟ yang sesuai makna dan

penggunaannya dalam kalimat (12) yaitu mempunyai makna „mereka

mempertanyaka air besih yang dipasok/disalurkan‟

(13) “sampah kebanyakan bekas makanan dan minuman”

Nomina Makanan bermakna „segala sesuatu yang dapat

dimakan (spt panganan, lauk-pauk, kue), nomina ini mengalami

penurunan yang berasal dari verba makan yang bermakna „memasukan

makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya‟

dibubuhkan imbuhan –an kemudian menurunkan nomina makanan.

Pada kalimat (13) terdapat kata makanan mempunyai makna

„sesuatu yang dimakan‟. Penggunaan kata makanan dalam kalimat (13)

tepat karena sesuai dengan makna dan penggunaannya pada kalimat

(13). Dengan demikian, kalimat (13) mempunyai makna „lebih banyak

sisa sampah terdiri dari sesuatu yang telah dimakan dan diminum

seperti gelas dan bungkusan makanan‟

Page 73: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

62

(14) “tumpukan pasir dan batu bikin mampet saluran”

Nomina tumpukan bermakna „barang yang ditumpuk‟ ini

diturunkan lagsung dari nomina tumpuk yang bermakna „longgok

(timbunan sesuatu) yang tidak berapa banyak‟ dan sufiks –an.

Kata tumpukan pada kalimat (14) bermakna „kolektif‟, kolektif

adalah bersama-sama dan tidak dapat dipisahkan. Penggunaan kata

tumpukan pada kalimat (14) sudah tepat, karena sesuai dengan makna

dan penggunaannya.

(15) “kami menargetkan semua kegiatan fisik dan bina sosial temasuk

laporan pertanggungjawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung”

Nomina laporan bermakna „segala sesuatu yang dilaporkan‟.

Pembentukan nomina ini terjadi karena adanya proses penurunan dari

verba lapor yang diberi imbuhan akhir –an bermakna „apa yang di-‟.

Pada kalimat (15) terdapat nomina laporan, bermakna „segala

sesuatu yang dilaporkan/berita‟. Penggunaan kata laporan pada kalimat

(15) sudah tepat, karena sesuai dengan makna dan penggunaannya

dalam kalimat (15) yang mempunyai makna „kami menargetkan semua

kegiatan fisik dan bina sosial termasuk hasil laporan pertanggung

jawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung‟

(16) “kami menargetkan semua kegiatan fisik dan bina sosial temasuk

laporan pertanggungjawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung”

Nomina laporan bermakna „segala sesuatu yang dilaporkan‟.

Pembentukan nomina ini terjadi karena adanya proses penurunan dari

verba lapor yang diberi imbuhan akhir –an bermakna „apa yang di-‟.

Page 74: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

63

Pada kalimat (16) terdapat nomina laporan, bermakna „segala

sesuatu yang dilaporkan/berita‟. Penggunaan kata laporan pada kalimat

(16) sudah tepat, karena sesuai dengan makna dan penggunaannya

dalam kalimat (16) yang mempunyai makna „kami menargetkan semua

kegiatan fisik dan bina sosial termasuk hasil laporan pertanggung

jawaban dan PPMK kepada kami cepat rampung‟

(17) “beberapa tanaman hidroponik juga dikembangkan di permukiman

warga”

Verba tanam, mempunyai makna „melakukan pekerjaan tanam-

menanam‟ melalui verba menanam dan diberi imbuhan –an bermakna

„hasil‟ sehingga menurunkan nomina tanaman yang bermakna „hasil

menanam‟.

Pada kalimat (17) terdapat kata tanaman yang bermakna „apa

yang ditanam‟. Penggunaan kata tanaman pada kalimat (17) sudah tepat

karena sesuai makna dan penggunaannya. Dengan demikian, kalimat

(17) mempunyai makna „beberapa yang ditanam dengan cara

hidroponik (budidaya menanam dengan memanfaatkan air dan tidak

menggunakan tanah) juga dikembangkan di permukiman warga‟

(18) “sampah kebanyakan bekas makanan dan minuman”

Sama halnya seperti nomina makanan, nomina minuman yang

mengalami penurunan yang berasal dari verba minum yang bermakna

„memasukan air (atau benda cair) ke dalam mulut dan meneguknya‟

diberi sufiks –an dan menurunkan nomina minuman yang bermakna

„barang yang diminum‟.

Pada kalimat (18) terdapat kata minuman mempunyai makna

„sesuatu yang diminum‟. Penggunaan kata minuman dalam kalimat (18)

Page 75: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

64

tepat karena sesuai dengan makna dan penggunaannya pada kalimat

(18). Dengan demikian, kalimat (18) mempunyai makna „lebih banyak

sisa sampah terdiri dari sesuatu yang telah dimakan dan diminum

seperti gelas dan bungkusan makanan‟

c. Sufiks -an Bermakna ‘Lokatif’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(19) “kata gubernur, pelayanan terhadap masyarakat di lingkungan

Pemprov DKI pada tahun ini akan lebih baik”

Nomina lingkungan memiliki makna lokatif atau tempat yang

bermakna „daerah (kawasan dsb) yang termasuk wilayah di

didalamnya‟, nomina ini mengalami proses penurunan dari verba

lingkung yang bermakna „memberi batas (pagar)‟ dan diberi imbuhan –

an yang bermakna lokatif atau tempat.

Pada kalimat (19) terdapat kata lingkungan. Lingkungan

merupakan nomina yang mempunyai makna „bagian wilayah yang

merupakan lingkungan kerja dalam pelaksanaan pemerintahan‟,

penggunaan kata lingkungan pada kalimat (19) tepat, karena kata

lingkungan sesuai makna dan penggunaannya dengan kalimat (19) yang

mempunyai makna „kata gubernur, pelayanan terhadap masyarakat di

wilayah kerja pemerintahan Pemprov DKI pada tahun ini akan lebih

baik‟

(20) “Rustam Effendi, saat meninjau saringan sampah di saluran

pengubung (Phb)”

Nomina ini diturunkan dari verba salur, menyalurkan yang

bermakna „mengalirkan; mengarahkan‟ dan ditambahkan imbuhan

Page 76: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

65

akhir –an yang mempunyai makna tempat sehingga menghasilkan

nomina saluran yang mempunyai makna „aliran‟.

Penggunaan kata saluran pada kalimat (20) sudah tepat karena

sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat (20) yang mempunyai

makna „Rustam Effeni saat meninjau saringan sampah di aliran

penghubung‟

(21) “genangan ini terjadi akibat sistem drainase yang berada di sekitar

tidak berfungsi dengan baik”

Nomina genangan memiliki makna lokatif atau tempat, nomina

ini mengalami proses penurunan dari verba genang, bergenang yang

bermakna „berhenti mengalir‟ dan diberi imbuhan –an.

Pada kalimat (21) terdapat kata genangan. Kata genangan

merupakan nomina yang diturunkan dari verba genang dan sufiks

pembentuk nomina –an. Penggunaan kata genangan dalam kalimat (21)

sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat (21) yang mempunyai

makna „suatu tempat yang airnya tidak mengalir diakibatkan karena

sistem drainase tidak berfungsi dengan baik‟

(22) “Tepat pukul 06.30, ratusan siswa dari kelas VIII-IX dengan

berseragam putih biru berkumpul di lapangan untuk mengikuti

upacara”

Nomina lapangan bermakna „tempat atau tanah yang luas

(biasanya rata), nomina ini mengalami proses penurunan dari adjektiva

lapang yang mempunyai makna „lebar‟ dan diberi imbuhan –an yang

bermakna lokatif atau tempat.

Page 77: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

66

Penggunaan kata lapangan dalam kalimat (22) sesuai makna dan

penggunaannya dalam kalimat (22) yang mempunyai makna „Tepat

pukul 06.30, ratusan siswa dari kelas VIII-IX dengan berseragam putih

biru berkumpul di tempat yang lapang untuk mengikuti upacara‟

(23) “seluruh siswa kembali ke ruangan kelas untuk belajar seperti

biasa”

Nomina ruangan bermakna „tempat yang lega‟, nomina ini

diturunkan langsung dari nomina ruang yang bernakna „sela-sela antara

dua (deret) tiang atau empat tiang (di bawah kolong rumah)‟.

Penggunaan kata ruangan dalam kalimat (23) sesuai makna dan

penggunaannya dalam kalimat (23) yang mempunyai makna „seluruh

siswa kembali ke tempat yang luas seperti kelas untuk belajar seperti

biasa”

d. Sufiks -an Bermakna ‘Kolektif’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(24) “Walikota Jakpus, Mangara Pardede, bersama rombongan saat

meninjau RPTRA Borobudur di Malang”

Nomina romobongan yang bermakna „sekumpulan orang‟

merupakan turunan dari kata rombong yang diberi sufiks –an.

Penggunaan kata rombongan pada kalimat (24) digunakan secara tepat,

karena kata rombongan merupakan kelas nomina yang mempunyai makna

„sekelompok orang yang sama-sama bekerja dan bepergian‟ yang sesuai

makna dan penggunannya dengan kalimat (24), yaitu kalimat tersebut

mempunyai mempunyai makna „Walikota Jakpus, Mangara Pardede,

bersama sekelompok orang yang bekerja dengannya saat meninjau RPTA

Borobudur di Malang‟

Page 78: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

67

(25) “tumpukan pasir dan batu bikin mampet saluran”

Nomina tumpukan bermakna „barang yang ditumpuk‟ ini

diturunkan lagsung dari nomina tumpuk yang bermakna „longgok

(timbunan sesuatu) yang tidak berapa banyak‟ dan sufiks –an.

Penggunaan kata tumpukan pada kalimat (25) sudah tepat, karena sesuai

dengan makna dan penggunaannya.

(26) “pasangan suami istri Arta (53) dan Sari (56) warga Cilincing

mengaku kecewa dengan layanan kartu BPJS”

Sufiks –an pada nomina pasangan bermakna „kolektif/ bersama-

sama/ gabungan‟. Nomina pasangan diturunkan dari nomina pasang yang

bermakna „dua orang, laki-laki dan perempuan atau dua binatang, jantan

betina‟ yang diberi imbuhan akhir –an dan menghasilkan nomina

pasangan.

Penggunaan kata pasangan pada kalimat (26) digunakan secara

tepat, karena kata pasangan merupakan kelas nomina yang mempunyai

makna „dua orang, laki-laki dan perempuan‟ yang sesuai makna dan

penggunannya dengan kalimat (26), yaitu kalimat tersebut mempunyai

mempunyai makna „dua orang laki laki dan perempuan, suami istri Arta

(53) dan Sari (56) warga Cilincing mengaku kecewa dengan layanan kartu

BPJS‟

e. Sufiks -an Bermakna ‘Alat Untuk’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(27) “tujuan utama adanya ERP adalah untuk alat kontrol jumlah

kendaraan”

Page 79: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

68

Nomina kendaraan bermakna „sesuatu yang digunakan untuk

dikendarai atau dinaiki (spt kuda, kereta, mobil)‟. Pembentukan nomina ini

terjadi karena adanya proses penurunan dari nomina kendara yang diberi

imbuhan akhir –an.

Penggunaan kata kendaraan dalam kalimat (27) sudah tepat. Kata

kendaraan merupakan nomina yang mempunyai makna „alat untuk

berkendara seperti motor/mobil‟ sesuai makna dan penggunaanya di dalam

kalimat (27) Sehingga, dalam kalimat di atas menghasilkan makna „ERP

atau sistem jalan berbayar elektronik mempunyai tujuan yaitu mengotrol

jumlah alat yang dipakai masyarakat untuk berkendaraan seperti mobil‟

(28) “7 angkutan umum dikandangkan”

Nomina angkutan mengalami proses penurunan dari verba angkut

yang bemakna „angkat; bawa; muat‟ dibubuhkan sufiks –an bermakna

“apa yang di-‟ kemudian menurunkan nomina angkutan yang mempunyai

makna „barang-barang (orang-orang dsb) yang diangkut‟.

Pada kalimat (28) terdapat kata angkutan. Penggunaan kata

angkutan dalam kalimat (28) sudah tepat, karena makna dari kata

angkutan sesuai dengan makna yang terdapat di kalimat (28), yaitu „7 alat

untuk mengangkut manusia secara umum seperti kopaja dan bus

diamankan‟

(29) “Walikota Jakarta Timur memberikan bantuan dana yang akan

diterima oleh ketua panitia pembangunan Musola Al-Ikhlas”

Nomina bantuan mengalami proses penurunan dari verba tolong

yang bermakna „tolong‟ dibubuhkan sufiks –an bermakna „alat untuk,

Page 80: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

69

sehingga menurunkan nomina bantuan yang mempunyai makna „barang

yang dipakai untuk membantu‟.

Penggunaan kata bantuan pada kalimat (29) sudah tepat.

Karena,kata bantuan bermakna „barang untuk membantu‟ sesuai makna

dan penggunaanya dengan kalimat (29) yang mempunyai makna

„Walikota Jakarta Timur memberikan barang yang dipakai untuk

membantu dalam bentuk uang yang akan diterima oleh ketua panitia

pembangunan Musola Al-Ikhlas‟

(30) Rustam Effendi, saat meninjau saringan sampah di saluran

pengubung (Phb)”

Nomina saringan mempunyai makna „alat untuk memisahkan zat

cair dari zat padat‟. Nomina ini diturunkan dari verba saring yang

mempunyai makna „menyaring‟ dan ditambahkan sufiks –an bermakna

„alat untuk‟.

Pada kalimat (30) terdapat kata saringan, yaitu nomina yang

bermakna „alat untuk menyaring‟. Penggunaan kata saringan pada kalimat

(30) sudah tepat karena sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat

(30) yang mempunyai makna „Rustam Effeni saat meninjau alat untuk

penyaring sampah di saluran penghubung‟

f. Sufiks -an Bermakna ‘Kegiatan yang Bersengkutan dengan-’

Sebagai Pembentuk Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta

Edisi 2-31 Januari 2016

(31) “kantor kelurahan Krendang boleh untuk tempat hajatan”

Page 81: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

70

Nomina hajat bermakna „maksud; keinginan; kehendak‟, nomina

hajat yang diberi imbuhan akhir –an dan menurunkan nomina hajatan

yang bermakna „acara untuk menyampaikan keinginan‟

Penggunaan kata hajatan dalam kalimat (31) sudah tepat karena

kata hajatan sesuai dengan makna dan penggunaan dalam kalimat (31)

yang mempunyai makna „kantor keluruhan Krendang dapat digunakan

sebagai tempat acara untuk menyampaikan kehendak seperti resepsi,

sunatan atau selamatan‟

(32) “yang ingin menggelar pesta hajatan, sunatan dapat menggunakan

kantor kelurahan secara gratis”

Nomina sunatan bermakna „upacara menyunatkan‟

mengkhitankan‟, nomina ini diturunkan langsung dari kata dasar sunat

yang bermakna „berpotong kulup; khitan‟ yang dibubuhkan sufiks –an

bermakna „kegiatan yang bersangkutan dengan‟.

Pada kalimat (32) terdapat kata kata sunatan yang bermakna

„suatu upacara untuk menyunatkan‟.Sama halnya seperti kata hajatan di

kalimat nomor (32), penggunaan kata sunatan pada kalimat (32) juga

sudah tepat karena sesuai makna dan penggunaanya. Kalimat (32)

mempunyai makna „kantor kelurahan tidak dikenakan biaya apabila

masyarakat ingin mengadakan hajatan dan sunatan‟

(33) “Jumlah wisatawan di Kepulauan Seribu meningkat tajam pada

suasana liburan”

Nomina liburan mengalami proses penurunan dari verba libur

„bebas dari bekerja atau masuk sekolah‟ dan dibubuhkan sufiks –an yang

bermakna „kegiatan yang bersangkutan dengan‟ kemudian menurunkan

nomina liburan yang mempunyai makna „masa libur‟

Page 82: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

71

Pada kalimat (33) terdapat kata liburan. Kata liburan merupakan

nomina yang diturunkan dari verba libur dan sufiks pembentuk nomina –

an. Karena nomina liburan bermakna „kegiatan yang diadakan karena

sedang tidak bekerja atau masuk sekolah‟. Penggunaan kata liburan pada

kalimat (33) tepat, karena kata liburan sesuai makna dan penggunaannya

yang terdapat di kalimat (33), mempunyai makna „peningkatan wisatawan

di kepulauan Seribu terjadi pada suasana liburan di saat masyarakat bebas

dari bekerja dan bersekolah‟

g. Sufiks -an Bermakna ‘apa yang di-’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(34) “Keberadaan puluhan pedagang buah mengakibatkan kemacetan”

Nomina puluhan bermakna „bilangan kelipatan‟, pembentukan

nomina ini terjadi akibat adanya proses penurunan dari kelas kata

numeralia sepuluh bermakna „bilangan yang dilambangkan dengan angka

10 (Arab) atau X (Romawi)‟ diberi sufiks –an dan menurunkan nomina

puluhan.

Peggunaan kata puluhan pada kalimat (34) tepat, karena sesuai

makna dan penggunaanya. Dengan demikian, kalimat (34) mempunyai

makna „kehadiran pedagang buah yang jumlahnya lebih dari sepuluh

bahkan dua puluh atau tiga puluh mengakibatkan kemacetan‟

(35) "pada suasana weekend biasa yang berkisar ribuan pengunjung”

Nomina ribuan yang bermakna „uang yang bernilai seribu‟

diturunkan dari kelas kata numeralia seribu yang bermakna „bilangan yang

dilambangkan dengan angka 1000 (Arab) atau M (Romawi)‟.

Page 83: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

72

Pada kalimat (35) terdapat kata liburan. Kata ribuan merupakan

nomina yang berasal dari kelas kata numeralia seribu yang dibubuhkan

sufiks –an pembentuk nomina, sehingga menghasilkan nomina ribuan

bermakna „lebih dari seribu‟. Penggunaan kata ribuan pada kalimat (35)

tepat karena kata ribuan sesuai makna dan penggunaannya dalam kalimat

(35) yang mempunyai makna „pada hari sabtu-minggu pengunjung

mencapai lebih dari seribu‟

h. Sufiks -an Bermakna ‘Frekuensi’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

(36) “sebanyak tujuh petugas harian di Kemayoran bekerja mulai pukul

04.00-16.00”

Nomina harian bermakna „setiap hari‟, nomina ini diturunkan dari

kata dasar hari yang dibubuhkan sufiks –an dengan makna „frekuensi‟. .

Penggunaan kata harian pada kalimat (36) tepat karena kata harian sesuai

makna dan penggunaannya dalam kalimat (36) yang mempunyai makna

„sebanyak tujuh petugas yang bekerja setiap hari di Kemayoran bekerja

mulai pukul 02.00-16.00‟

(37) “juga terdapat laman berisikan laporan tahunan”

Nomina tahunan bermakna „tiap-tiap tahun atau setahun sekali‟,

nomina ini diturunkan dari kata dasar tahun yang diberi imbuhan akhir –

an bermakna „frekuensi‟. Penggunaan kata tahunan pada kalimat (37)

tepat karena kata tahunan sesuai makna dan penggunaannya dalam

kalimat (37) yang mempunyai makna „juga terdapat lama berisikan

laporan yang dibuat setahun sekali‟

Page 84: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

73

4. Afiks -isasi Bermakna ‘Proses’ Sebagai Pembentuk Nomina dalam

Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

Selain sufiks –an dan makna makna yang telah dipaparkan,

terdapat juga 27 penggunaan sufiks –isasi bermakna „proses‟, terdiri dari

15 kata normalisasi, 11 kata sosialisasi dan 1 kata kaderisasi, dengan

analisis sebagai berikut:

(27) „Satu dari tiga musola yang terkena normalisasi kali Ciliwung di

Kampung Pulo‟

Kata normalisasi yang bermakna „tindakan menjadikan normal

(biasa) kembali‟ diturunkan dari adverbia normal bermakna „menurut

aturan atau menurut pola yang umum‟ yang dibubukan dengan sufiks –isasi

bermakna „proses‟ kemudian menurunkan nomina normalisasi.

Pada kalimat (1) terdapat kata normalisasi yang berasal dari kata

dasar normal dan berimbuhan dengan sufiks pembentuk nomina –isasi.

Sehingga, menurunkan nomina normalisasi bermakna „proses

mengembalikan keadaan secara normal kembali‟. Penggunaan kata

normalisasi dalam kalimat (1) tepat karena sesuai makna dan

penggunaannya dengan kalimat (1) yang mempunyai makna „satu dari tiga

musola yang terkena proses pengembaliin keadaan secara normal kali

Ciliwung di Kampung Pulo.

(28) “PT JIEP akan lakukan sosialisasi e-gate berbayar kepada warga

Kelurahan Jatinegara”

Adverbia sosial bermakna „berkenaan dengan masyarakat‟,

adverbia ini menurunkan nomina sosialisasi yang mempunyai mankan

„usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik umum (milik

negara)‟.

Page 85: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

74

Penggunaan nomina sosialisasi pada kalimat (2) tepat, karena kata

nomina sosialisasi sesuai dengan makna yang terkandung di dalam

kalimat (2), yaitu „PT JIEP akan lakukan proses upaya agar masyarakat

wilayah Jatinegara memahami bahwa tujuan dari e-gate berbayar adalah

untuk mengembalikan kawasan menjadi jalur hijau‟

(29) “tetapi, untuk pertanian olahan berkurang, ini dikarenakan tidak

berjalannya kederisasi”

Nomina kaderisasi bermakna „proses, cara, perbuatan mendidik

atau membentuk seseorang menjadi kader‟, nomina kaderisasi bersinonim

dengan nomina pengaderan.

Pada kalimat (3) terdapat kata kaderisasi. Nomina kaderisasi

bermakna „proses, cara perbuatan atau membentuk seseorang menjadi

kader”. Penggunaan kata kaderisasi pada kalimat (3) tepat, karena sesuai

dengan makna yang terdapat di dalam kalimat (3), yaitu „tetapi untuk

pertanian olahan berkurang, ini karena tidak berjalannya proses

membentuk seseorang dalam organisasi‟

5. Afiks -si Bermakna ‘Pelaku Jamak’ Sebagai Pembentuk Nomina

dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari 2016

Meski penggunaan prefiks pe-, sufiks –an begitu banyak. Namun,

dalam koran Pos Kota kolom Jakarta juga terdapat penggunaan sufiks

yang melekat dengan kata dasar asing sehingga menjadi bahasa Indonesia.

Seperti 1 sufiks –si bermakna „pelaku jamak yaitu pda kata direksi.

(1) "Kalau semua direksi Jakpro enggak sanggup, saya minta mereka mundur

saja"

Page 86: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

75

Nomina direksi bermakna „(dewan) pengurus atau (dewan)

pimpinan perusahaan, bank, yayasan, dsb‟. Sufiks –si yang melekat pada

nomina direksi mempunyai makna „pelaku jamak‟ yang artinya „seseorang

yang lebih dari satu atau perkumpulan yang menjadi pelaku‟.

Penggunaan kata direksi pada kalimat (2) tepat, karena sesuai

dengan makna yang terdapat di dalam kalimat (2), yaitu „Kalau semua

pengurus pimpuinan Jakpro enggak sanggup, saya minta mereka mundur

saja‟

6. Sufiks –isme Bermakna ‘aliran/paham’ Sebagai Pembentuk

Nomina dalam Koran Pos Kota Kolom Jakarta Edisi 2-31 Januari

2016

(1) “BSM mendorong kaum santri untuk menyelamatkan Indonesia dari

cengkraman kapitalisme”

Nomina kapitalisme bermakna „sistem dan paham ekonomi

(perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan

industrinya) bersunmber pada modal pribadi atau modal perusahaan

swasta dengan ciri persaingan di pasaran bebas‟, nomina ini diturunkan

dari nomina kapitalis yang bermakna „kaum bermodal‟ dan diberikan

imbuhan –isme bermakna „paham‟.

Penggunaan kata kapitalisme pada kalimat (1) tepat, karena sesuai

dengan makna dan penggunaannya, dalam kalimat tersebut mempunyai

makna „Badan Syariah Mandiri (BSM) mendorong santri untuk berusaha

menyelamatkan Indonesia dari paham ekonomi yang modalnya bersumber

pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan

dalam pasaran bebas‟

Page 87: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

76

Berdasarkan analisis prefiks, infiks sebagai pembentuk nomina ditemukan

penggunaan prefiks pe- dalam kolom Jakarta koran Pos Kota sebanyak

334, dengan rincian, 140 pe- bermakna „profesi‟ yaitu: 21 kata pejabat, 29

kata petugas, 24 kata pedagang, 18 kata pekerja, 29 kata pengurus, 1 kata

pelawak, 3 kata pengusaha, 1 kata pegawai. Pe- bermakna „alat

instrumentalis‟ sebanyak yaitu 1 kata penunjang, 5 kata pemicu dan 5 kata

pemecah. Pe- makna „habituatif‟ yaitu 1 kata pecandu dan 1 kata

perokok, pe- bermakna „pelaku‟ sebanyak 204 kata, dengan rincian: 3 kata

penyapu, 6 kata pengawas, 20 kata pengendara, 15 kata pengunjung, 29

kata peserta, 18 kata pemilik, 13 kata pengunjung, 21 kata penumpang, 20

kata pemenang, 21 kata pembersih, 22 kata pengawas, 3 kata pemangku,

10 kata pengembang. Terdapat juga penggunaan 11 prefiks se- yang

bermakna „satu/sama‟, yaitu: 2 kata setahun, 3 kata seragam, 6 kata sehari.

Pada koran Pos Kota kolom Jakarta tidak ditemukan penggunaan

infiks sebagai pembentuk nomina. Meskipun demikian, penggunaan sufiks

pembentuk nomina terbanyak dalam koran Pos Kota kolom Jakarta edisi

2-31 Januari 2016, yaitu sebanyak 516 kata, dengan rincian, penggunaan

186 sufiks –an bermakna „hasil‟, dengan rincian 20 kata anggaran, 26 kata

koreksian, 5 kata tambahan, 14 kata pantauan, 21 kata temuan, 1 kata

koreksian, 15 kata tanaman, 20 kata hiburan, 21 kata jaminan, 21 kata

layanan, 13 kata laporan, 23 bangunan dan 7 kata kunjungan. Penggunaan

78 sufiks –an pembentuk nomina bermakna „apa yang di-‟ yaitu 25 kata

pasokan, 17 kata makanan, 7 kata tumpukan, 18 kata laporan, 20 kata

tanaman dan 1 kata minuman. Penggunaan 76 sufiks –an bermakna

„lokatif‟.

Terdapat juga penggunaan 76 sufiks –an bermakna „lokatif‟, yaitu

22 kata lingkungan, 23 kata saluran, 18 kata genangan dan 17 kata

genangan. 37 sufiks –an bermakna „kolektif‟ yaitu 8 kata rombongan, 20

kata pasangan dan 9 kata tumpukan. 44 sufiks –an bermakna „alat untuk,

Page 88: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

77

yaitu 16 kata kendaraan, 9 kata ngkutan, 17 kata bantuan dan 2 kata

saringan. 9 -an bermakna „kegiatan yang bersangkutan‟ yaitu 4 kata

hajatan, 2 kata sunatan, 3 kata liburan. 16 -an bermakna „yang

bernilai/jumlah‟ yaitu 8 kata puluhan dan 8 kata ribuan, 16 pe- bermakna

frekuensi yaitu 6 kata harian dan 10 kata tahunan.

B. Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendidikan di Indonesia, telah mengalami beberapa kali perubahan

kurikulum. Pada tanggal 15 Juli 2013 telah diberlakukannya sistem

pendidikan dengan menggunakan kurikulum 2013 dan telah diterapkan di

6.221 sekolah sejak Tahun pelajaran 2013/2014 dan di semua sekolah di

seluruh tanah air pada Tahun Pelajaran 2014/2015. Akan tetapi, keputusan

itu dicabut dengan ditandai penerbitan surat dari kementrian pendidikan

dan kebudayaan RI nomor: 179342/MPK/KR/2014 tanggal 5 Desember

2014 yang berisi tentang menggentikan pelaksaaan kurikulum di sekolah-

sekolah dan kembali menggunakan kurikulum 2006 serta tetap

menerapkan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah menerapkan

sistem ini selama 3 semester.

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadi salah satu mata

pelajaran yang harus dipelajari oleh seluruh tingkat jenjang pendidikan di

Indonesia. Bagi pengguna kurikulum 2013 atau kurikulum 2006 di tingkat

SMA, bahasa dan sastra Indonesia masuk ke dalam mata pelajaran yang

diujikan pada Ujian Nasional. Dengan demikan, materi dalam

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus dikuasai oleh siswa agar

lulus pada ujian tersebut.

Salah satu sumber materi pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia adalah surat kabar. Selain fungsi surat kabar untuk memberikan

informasi bagi pembacanya, kelebihan surat kabar lainnya adalah terdapat

banyak jenis berita yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.

Page 89: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

78

Seperti materi menganalisis struktur kata berimbuhan, surat kabar Pos

Kota kolom Jakarta dapat dijadikan yang sebagai sumber belajar dalam

materi tersebut. Sebelum memulai dan menjelaskan materi pelajaran, guru

perlu membuat rencana pelaksanaan, agar kegiatan pembelajaran

berlangsung secara terstruktur dan mampu dipahami siswa dengan baik.

Selain itu, penelitian ini mempunyai pengaruh dan kelebihan

terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, yaitu

memudahkan dalam mencari bahan ajar. Karena koran merupakan salah

satu media massa yang paing dekat degan kita karena mudah dijangkau,

dengan menggunakan koran sebagai bahan ajar materi struktur kata

imbuhan, siswa dapat mengetahui prefiks, infiks dan sufiks pembentuk

nomina dalam surat kabar. Selain itu, siswa juga memperoleh informasi

dari koran yang dijadikan sumber pembelajaran tersebut. Dengan

demikian, berdasarkan kelebihan koran yang telah diutarakan, alangkah

jika para pendidik menggunakan koran sebagai bahan ajar dan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah terlampir.

Page 90: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

79

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa prefiks, infiks dan sufiks pada koran Pos

Kota kolom Jakarta edisi Januari 2016 adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan prefiks pembentuk nomina sebanyak 363, dengan rincian:

penggunaan 352 prefiks pe-, dan sebelas prefiks se-.

2. Tidak ditemukan penggunaan infiks pembentuk nomina.

3. Penggunaan sufiks pembentuk nomina menduduki penggunaan afiks

pembentuk nomina tertinggi yaitu sebanyak 438, dengan rincian: 409

sufiks –an, dua puluh tujuh sufiks –isasi, satu sufiks –isme, dan satu sufiks

–ir.

Implikasi penggunaan prefiks dan sufiks pembentuk nomina terhadap

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah, dapat diterapkan pada kelas

XI yang menggunakan kurikulum 2013, dengan kompetensi inti memahami,

menerapkan dan menganalisis pengetahuan aktual, konseptual, prosuderal, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya memecahkan masalah dan kompentensi dasar

menganalisis struktur kata, frasa, dan klausa serta dengan indikator siswa mampu

menganalisis struktur kata berimbuhan. Dengan demikian, penelitian ini dapat

dijadikan sumber materi untuk siswa dalam menganalisis struktur kata

berimbuhan.

Page 91: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

80

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implementasi di atas, beberapa saran berikut

dapat menjadi masukan bagi pihak-pihakk yang terkait, antara lain:

1. Saran untuk siswa, dalam membaca surat kabar hendaknya siswa

memperhatikan penggunaan imbuhan terutama afiks pembentuk nomina,

sehingga siswa mengetahui afiks pembentuk nomina yang digunakan

dalam surat kaba, sehingga dapat membantu siswa dalam mengerhadapi

materi tentang imbuhan.

2. Saran untuk guru, sebagai seorang pengajar seharusnya memaksimalkan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan memperhatikan empat

aspek keterampilan berbahasan serta menggunakan banyak sumber dalam

mengajar, karena ilmu pengetahuan tidak hanya bersumber dari buku.

3. Saran untuk pembaca, tidak hanya informasi yang bisa pembaca dapatkan

dari surat kabar, tetapi penggunaan prefiks dan sufiks pembentuk nomina

yang benar.

Selain tiga saran yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini mempunyai

pengaruh dan kelebihan terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

SMA, yaitu memudahkan dalam mencari bahan ajar. Karena koran merupakan

salah satu media massa yang paing dekat degan kita karena mudah dijangkau,

dengan menggunakan koran sebagai bahan ajar materi struktur kata imbuhan,

siswa dapat mengetahui prefiks, infiks dan sufiks pembentuk nomina dalam

surat kabar. Selain itu, siswa juga memperoleh informasi dari koran yang

dijadikan sumber pembelajaran tersebut. Dengan demikian, berdasarkan

kelebihan koran yang telah diutarakan, alangkah jika para pendidik

menggunakan koran sebagai bahan ajar dan dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

terlampir.

Page 92: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, HP., dan Abdullah, Alek. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Earlangga,

2012.

Ali, Muhammad. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka

Cendikia Utama, 2010.

Alwasilah, A. Chaedar. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa, 1993.

Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Yogyakarta: Penerbit Media

Abadi, 2004.

Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2010.

Chaer, Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka

Cipta, 2015.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Farkhan, Muhammad. An Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN JAKARTA

PRESS, 2006.

Freeman, David E., and Freeman, Yvonne S. Essential Linguistics. Portsmouth:

United States of America on Acid-Free Paper, 2004.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia, 2009.

____________________. Kelas Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia,

1986.

____________________. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

PT Gramedia Utama, Edisi Kedua, 1996.

Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom &

Resensi Buku. Jakarta: Penerbit Earlangga, 2009.

Lieber, Rochelle. Introducting Morphology. New York: Cambridge University

Press, 2010.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik. Ciputat: PT Logos

Wacana Ilmu, 1999.

Page 93: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

Muslich, Mansur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa

Deskriptif, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Parera, Jos Daniel. Morfologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.

_______________. Pengantar Linguistik Umum Bidang Morfologi Seri B. Flores:

Penerbit Nusa Indah, 1977.

Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: PH. CV Karyono,

1980.

Santana , Septian K . Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005.

Sarwoko, Tri Adi. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET, 2007.

Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta: Penerbit

ANDI, 2005.

Suhaemin., dan Nasrullah, Ruli. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Syamsuddin, AR., dan Damaianti, Vismaia S. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa, 2009.

Verhaar, J.W. M. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1982.

Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Zuhriah, Nurul. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Page 94: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi
Page 95: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi
Page 96: AFIKS PEMBENTUK NOMINA PADA KORAN POS KOTA KOLOMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dengan indikator siswa mampu menganalisis struktur kata berimbuhan yang menjadi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Maimunah, yang biasa dipanggil Mumun adalah

anak ketiga dari lima bersaudara. Kecintaan

orang tuanya terhadap pendidikan di yayasan

Attaqwa membuat wanita kelahiran Bekasi ini

menuntaskan pendidikannya di TK 01 Attaqwa

Pusat, melanjutkan di Madrasah Ibtidaiyah 03

Attaqwa dan Madrasah Ibtidaiyah 02 Attaqwa

Puteri dan meneruskan pendidikan Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Pondok

Pesantren Attaqwa 01 Puteri Pusat, Bekasi Utara.

Selanjutnya, pada tahun 2011 anak perempuan dari pasangan H. Mukhtar

Murikh dan Hj. Mursanih ini melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain mengikuti kegiatan akademik di kampus, ia

juga pernah aktif di organisasi intra dan ekstra kampus, seperti HMJ PBSI dan

HMI. Motto hidupnya adalah sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang

bermanfaat bagi orang lain, dan menjadi guru salah satu cara agar bermanfaat bagi

orang lain.