NOMINA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA · penelitian sintaksis yang memperhitungkan nomina...
Transcript of NOMINA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA · penelitian sintaksis yang memperhitungkan nomina...
NOMINA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA
INDONESIA
SKRIPSI
'
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
MUJAHID ZENUL AMBIYA
C0214045
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
ii
NOMINA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA
Disusun oleh
MUJAHID ZENUL AMBIYA
C0214045
Telah disetujui oleh pembimbing
Pembimbing
Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum.
NIP 195504091983032001
Mengetahui
Kepala Program Studi Sastra Indonesia
Dra. Chattri S. Widyastuti, M.Hum.
NIP 196412311994032005
iii
NOMINA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA
Disusun oleh
MUJAHID ZENUL AMBIYA
C0214045
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal …………………………
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Dr. Henry Yustanto, M.A. ……………..
NIP 196204141990031002
Sekretaris Bakdal Ginanjar, S.S., M.Hum. ……………..
NIP 198406302014041001
Penguji I Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum. ………………
NIP 195504091983032001
Penguji II Dr. F.X. Sawardi, M.Hum. ………………
NIP 196105261990031003
Dekan
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D.
NIP 196003281986011001
iv
PERNYATAAN
Nama : Mujahid Zenul Ambiya
NIM : C0214045
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Nomina Predikat
dalam Klausa Bahasa Indonesia adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat,
dan tidak dibuartkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam
skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, 20 Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
Mujahid Zenul Ambiya
v
MOTTO
―Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.‖
(Terjemah Q.S. Al-Baqarah: 286)
―Kita semua pernah jatuh. Kita semua pernah kehilangan harapan. Akan selalu
ada dinding yang merintangi kita dari tujuan. Satu yang akan jadi pemenang
adalah yang setidak-tidaknya berpikir untuk bangkit kembali.‖
Mujahid Zenul Ambiya.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
Ilmu pengetahuan, terutama linguistik.
Ibu dan Bapak tercinta yang telah mendukung, mendoakan, mencintai, dan
menyayangi yang begitu besar selama ini.
Adikku (Nasrullah), yang telah memberikan kontribusi besar.
Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan limpahan kasih
sayang-Nya, peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul
Nomina Predikat dalam Klausa Bahasa Indonesia dalam rangka melengkapi gelar
sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini merupakan ekspresi peneliti dalam menyikapi penggunaan
nomina dalam masyarakat. Skripsi ini berisikan uraian mengenai masalah nomina
yang menempati fungsi predikat.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga pihak-pihak tersebut
mendapat balasan yang berlipat ganda atas kebaikan karena telah membantu
peneliti. Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum., selaku Kaprodi Sastra Indonesia.
3. Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum., selaku pembimbing skripsi, yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran memberikan petunjuk, arahan, serta motivasi
yang sangat luar biasa berharga bagi peneliti.
4. Dr. F.X. Sawardi, M.Hum., selaku penelaah proposal skripsi, yang dengan
sabar memberikan petunjuk dan arahan bagi peneliti.
viii
5. Bapak dan ibu dosen, serta seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya,
terima kasih atas semua ilmu dan fasilitas yang telah peneliti terima.
6. Ibu, Bapak, Nasrul yang telah mendoakan, mendukung dan memberikan
kontribusi yang besar kepada peneliti
7. Kawan-kawan mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, khususnya angkatan 2014
yang memberi semangat kepada peneliti.
8. Kawan-kawan Reviewer Internal PKM UNS, Kelas Bahasa Isyarat
Angkatan 2014, Syiar Kegiatan Islam, Saseru Study Club, HMP Kemasindo,
dan Badan Eksekutif Mahasiswa FIB yang senantiasa mendukung peneliti.
9. Kawan-kawan dari KKN Gunung Kidul: Yaya, Anis, Anas, Ay Ay, Mimin,
Yoyo, dan Toval, serta semua masyarakat Gunung Kidul, terutama Pak RW
dan Pak RT.
10. Kawan-kawan Magang Badan Bahasa: Mimir, Mba Pur, Mba Feb, Titi, Ron
Ron, Isti, dan Sifa, serta semua pegawai Badan Bahasa, terutama Pak Ganjar
dan Mba Icha.
11. Kawan-kawan Student Exchange Malaysia-Indonesia: Mimir, Indah, Puput,
Udin, Bondan, Septi, Siti, Radit, Sifa, Nicul, Imron, David, Aviva, Azza,
dan Winda serta semua mahasiswa APM, terutama Aisyah.
12. Geng Destroyer dan 9gag.com yang selalu membuat tertawa.
13. Tim Aksara yang tersusun dari Zulfahmirda Matondang dan Haidar Hendri
Setyawan yang bersama-sama membangun mimpi dari nol.
14. Teman curhat: Gipty, Nur, Tya, Novia, Mirda, dan Dika.
15. Hasan dan Agus, yang telah memberikan arti hidup.
ix
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam karya tulis masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 20 Juli 2018
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4
C. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR......................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8
B. Landasan Teori ........................................................................................... 14
xi
1. Sintaksis.................................................................................................. 14
2. Kalimat ................................................................................................... 14
3. Klausa ..................................................................................................... 15
4. Fungsi sintaksis ...................................................................................... 15
5. Nomina ................................................................................................... 20
6. Nominalisasi ........................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 30
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 30
B. Objek, Data dan Sumber Data Penelitian ................................................... 31
1. Objek Penelitian ..................................................................................... 31
2. Data Penelitian ....................................................................................... 31
3. Sumber Data ........................................................................................... 31
C. Teknik Penyediaan Data ............................................................................ 32
D. Klasifikasi Data .......................................................................................... 33
E. Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 34
1. Metode Analisis Data ............................................................................. 34
2. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34
F. Penyajian Hasil Analisis Data .................................................................... 36
G. Teknik Penarikan Simpulan ....................................................................... 36
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37
A. Ciri Nomina dalam Klausa Bahasa Indonesia ............................................ 37
1. Ciri Semantis .......................................................................................... 37
xii
2. Ciri Morfologi ........................................................................................ 46
3. Ciri Sintaksis .......................................................................................... 62
B. Nomina yang Menduduki Predikat dan Subjek dalam Klausa Bahasa
Indonesia .................................................................................................... 71
1. Kecenderungan Subjek: Diakhiri dengan Demonstrativa ini atau itu .... 72
2. Kecenderungan Predikat: Profesi, Jati Diri atau Identitas, atau Referensi
dari Subjek. ............................................................................................. 76
3. Penggunaan Jeda untuk Membatasi Subjek dan Predikat ...................... 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 80
A. Simpulan .................................................................................................... 80
1. Ciri Nomina dalam Klausa Bahasa Indonesia ........................................ 80
2. Nomina yang Menduduki Predikat dan Nomina yang Menduduki Subjek
dalam Bahasa Indonesia ......................................................................... 81
B. Saran ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nomina yang Individual dan Non-Individual .......................................... 25
Tabel 2. Ciri Semantis Nomina .............................................................................. 44
Tabel 3. Ciri Afiks Nomina.................................................................................... 57
Tabel 4. Ciri Morfologi Nomina ............................................................................ 60
Tabel 5. Ciri Sintaksis Nomina .............................................................................. 66
Tabel 6. Ciri Nomina ............................................................................................. 68
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nomina yang Menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia ...................................................................................... 86
Lampiran 2. Nomina Dasar yang menempati Predikat dalam Kalimat
Bahasa Indonesia ......................................................................... 99
Lampiran 3. Nomina Afiks yang Menempati Predikat dalam Kalimat Bahasa
Indonesia .................................................................................... 102
Lampiran 4. Nomina Perulangan yang Menempati Predikat dalam Klausa
Bahasa Indonesia ....................................................................... 103
Lampiran 5. Nomina Majemuk yang Menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia .................................................................................... 103
Lampiran 6. Nomina Bernyawa yang Menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia .................................................................................... 108
Lampiran 7. Artikel Ilmiah berjudul ‖Keberlakuan Nomina sebagai
Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis‖
yang terbit di Jurnal Ranah ........................................................ 111
xv
DAFTAR SINGKATAN
Adj : adjektiva
Art : artikel
Adv : adverbia
Dem : demonstrativa
FAdj : frasa adjektiva
FN : frasa nomina
FNum : frasa numeralia
FPr : frasa pronomina
FV1: frasa verba pertama
FV2 : frasa verba kedua
K : keterangan
Konj : konjungsi
N : nomina
N1 : nomina pertama
N2 : nomina kedua
Neg: negatif
Num : numeralia
O : objek
P : predikat
Pel : pelengkap
Pr : pronomina
16
S : subjek
V : Verba
VK : Verba kopula
xvii
ABSTRAK
Mujahid Zenul Ambiya. C0214045. 2018. Nomina Predikat dalam Klausa
Bahasa Indonesia. Skripsi: Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alasan yang mendasari dilakukannya penelitian ini, yakni kurangnya
penelitian sintaksis yang memperhitungkan nomina predikat dewasa ini. Padahal,
dalam bahasa Indonesia, terdapat kalimat yang menggunakan nomina predikat.
Hal ini menjadi penting untuk keberlangsungan pengajaran sintaksis, terutama
kajian fungsi.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (i) Bagaimanakah
ciri nomina yang menduduki predikat dalam bahasa Indonesia? dan (ii)
Bagaimana nomina yang menduduki predikat dan subjek dalam bahasa Indonesia?
Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni: (i) Mendeskripsikan ciri
nomina yang menduduki predikat dalam bahasa Indonesia, dan (ii) Menjelaskan
nomina yang menduduki predikat dan subjek dalam bahasa Indonesia.
Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung
nomina predikat dalam klausa bahasa Indonesia. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah laman Kompas dan Solopos yang terbit pada Desember 2017-
Juni 2018. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber data
lokasional.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak
dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik bagi unsur langsung,
teknik sisip, teknik perluas, dan teknik balik.
Simpulan penelitian ini adalah: (i) secara semantis, morfologis dan
sintaksis, nomina yang menempati predikat tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan nomina yang menempati subjek, dan (ii) subjek cenderung
diakhiri dengan demonstrativa ini atau itu, sementara predikat cenderung
bermakna profesi, jati diri atau identitas, atau referensi dari subjek dalam kalimat
yang subjek dan predikatnya berkelas kata nomina.
Kata kunci: nomina, predikat, sintaksis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Verhaar (2004: 164) mengatakan bahwa di dalam klausa, konstituen induk
adalah verba (atau frasa verbal); namanya secara fungsional adalah ―predikat‖.
Verba itu disertai nomina atau frasa nominal satu atau lebih (frasa nomina dapat
menjadi nomina tanpa pemarkah, atau nomina dengan pemarkah seperti sufiks
kasus atau preposisi atau kedua-duanya).
Umum dibicarakan bahwa verba mengisi fungsi predikat. Hampir di setiap
bahasa, verba merupakan kategori kata yang paling pokok dalam struktur kalimat
dan paling sering dibicarakan oleh para ahli bahasa. Alwi (2003: 90)
mengungkapkan bahwa ―verba merupakan unsur yang sangat penting dalam
kalimat karena dalam kebanyakan hal verba berpengaruh besar terhadap unsur-
unsur lain yang harus atau boleh ada dalam kalimat tersebut‖.
Verhaar (2004: 165) mengungkapkan bahwa ―predikat itu biasanya berupa
verbal — artinya, secara kategorial, predikat itu berupa verba‖. Sama halnya
dengan Sukini yang berkata bahwa unsur predikat suatu kalimat biasanya
diduduki oleh verba (2010: 56). Bahkan, Alwi (2003: 363) mengungkapkan verba
adalah inti dari kalimat. Alwi menganggap bahwa posisi verba sangat penting
dalam kalimat. Verba menentukan fungsi selain predikat dalam kalimat.
Contohnya sebagai berikut:
2
(1) Prabowo memprediksi Indonesia akan bubar tahun 2030.
(3/Kompas/22/3/2018/verba)
Dari kalimat (1), kata memprediksi berkelas kata verba dan menduduki
verba. Kata memprediksi menentukan apa yang dilakukan subjek terhadap objek.
Hal ini membuktikan bahwa kedudukan kata memprediksi dalam kalimat (1)
sangat penting.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat kasus, yaitu nomina yang menempati
posisi predikat. Hal ini dapat dibuktikan dengan contoh:
(2) Bambang guru kelas enam SD.
(1/Percakapan/13/3/2017/nomina)
Dalam kalimat (2), kata Bambang menduduki subjek, sementara guru
kelas enam SD menduduki predikat. Frasa guru kelas enam SD berkelas kata
nomina.
Kalimat (2) membuktikan bahwa eksistensi nomina yang menempati
predikat ada dalam bahasa Indonesia. Bahkan, Badru dkk (2000: 74-77)
mengatakan bahwa ―nomina dapat menempati setiap tempat kosong dalam tataran
klausa. Tempat kosong itu adalah kerangka struktur klausa yang berada dalam
tataran sintaksis dan bersifat formal relasional, seperti subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan‖.
Dengan demikian, nomina memiliki kedudukan yang sama dengan verba,
yaitu dapat menduduki fungsi predikat. Adapun salah satu ciri nomina secara
sintaksis adalah (i) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel
tidak dan (ii) mempunyai potensi didahului oleh partikel dari (Kridalaksana,
3
1982: 68). Namun, kenyataannya, dalam KBBI, terdapat kata berkelas kata
nomina seperti kata kelebihan yang diragukan kelas katanya jika menempati
fungsi predikat. Perhatikan kalimat (3b):
(3a) Wah, ini kelebihan satu tingkat kadar lemaknya.
(17/Kompas/19/11/2017/nomina)
(3b) *Wah, ini bukan kelebihan satu tingkat kadar lemaknya.
(3c) Wah, ini tidak kelebihan satu tingkat kadar lemaknya.
Dalam kalimat (3c), terlihat bahwa kata pengingkar dari kelebihan adalah
tidak, bukan bukan. Dengan demikian, terdapat anggapan bahwa kelebihan bukan
nomina, tetapi kelas kata lain. Ciri-ciri nomina yang melekat dalam kata kelebihan
pun dipertanyakan. Apakah masuk sebagai nomina atau kelas kata lain?
Nomina yang menduduki predikat juga berbeda dengan nomina yang
menduduki subjek. Ada beberapa nomina yang tidak dapat menempati predikat,
tetapi dapat menempati subjek dan predikat. Perhatikan kalimat (4b) dan (5b):
(4a) Asu itu anjing yang baik hati.
(9/Kompas/10/8/2014/nomina)
(4b) ? anjing yang baik hati asu itu.
(5a) Bambang guru kelas enam SD.
(1/Percakapan/13/3/2017/nomina)
(5b) ? guru kelas enam SD Bambang.
Kalimat (4b) dan (5b) tidak dapat langsung diterima. Keberterimaan
kalimat (4b) dan (5b) dapat terjadi karena penambahan intonasi. Padahal, subjek
4
asu itu dengan predikat anjing yang baik hati dan subjek Bambang dengan
predikat guru kelas enam SD berkelas kata yang sama, yaitu nomina.
Dari kasus-kasus di atas, dapat disimpulkan untuk sementara bahwa masih
banyak masalah tentang nomina yang menduduki fungsi predikat. Oleh karena itu,
perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang nomina yang menduduki predikat.
Penelitian harus dilaksanakan mengingat teori-teori sintaksis dewasa ini sedikit
memperhitungkan nomina predikat. Padahal, dalam bahasa Indonesia, terdapat
kalimat yang menggunakan nomina sebagai predikat. Hal ini menjadi penting
untuk keberlangsungan pengajaran sintaksis, terutama kajian fungsi. Jika tidak
segera dilakukan penelitian, perkembangan teori sintaksis hanya terpaku pada
predikat yang berkelas kata verba.
B. Pembatasan Masalah
Dalam setiap penelitian perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan
masalah diperlukan agar pembahasannya terarah, mendalam, sesuai dengan
rumusan masalah, dan tidak terlalu luas permasalahannya. Dengan demikian,
penelitian ini dibatasi masalahnya pada nomina yang menempati predikat dalam
klausa bahasa Indonesia pada laman Kompas dan Solopos. Adapun batasan
masalah dalam pembahasan pertama adalah nomina yang menempati predikat dan
subjek dari segi semantik, morfologi, dan sintaksis. Kemudian, batasan masalah
dalam pembahasan kedua adalah nomina bernyawa yang menempati subjek dan
predikat.
5
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
tersebut, maka rumusan masalahnya ialah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah ciri nomina yang menduduki predikat dalam bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana nomina yang menduduki predikat dan subjek dalam bahasa
Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan ciri nomina yang menduduki predikat dalam bahasa
Indonesia.
2. Menjelaskan nomina yang menduduki predikat dan subjek dalam
bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
1) Melengkapi teori dengan bukti-bukti dalam bahasa Indonesia
tentang teori fungsi, terutama predikat.
2) Menyumbang teori tentang hubungan kelas kata dengan fungsi
dalam kalimat.
6
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi bahan yang membantu para ahli bahasa dalam pembuatan
tata bahasa Indonesia.
b. Menjadi bahan pengajaran bahasa, terutama sintaksis yang
berkaitan dengan kelas kata.
c. Membantu pengajaran sintaksis, terutama tentang hubungan kelas
kata dengan fungsi.
F. Sistematika Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan secara runtut dan sistematis. Oleh karena itu,
sistematika penelitian dalam penelitian ini diperlukan. Sistematika penelitian
penelitian ini dibagi menjadi lima bab.
Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian. Latar belakang masalah mendeskripsikan alasan peneliti
melakukan penelitian ini. Pembatasan masalah mengidentifikasi masalah secara
lebih terperinci agar penelitian yang dilakukan lebih fokus. Rumusan masalah
merupakan pertanyaan yang berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak
dipecahkan melalui penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian merupakan
kalimat pernyataan dari rumusan masalah yang berisi uraian tentang tujuan
penelitian secara spesifik dari penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian
terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini.
7
Sistematika penelitian, yakni gambaran umum dari masing-masing bab yang ada
di dalam penelitian ini.
Bab dua, yakni kajian pustaka, landasan teori, dan kerangka pikir. Dalam
kajian pustaka, dipaparkan mengenai tinjauan terdahulu. Tinjauan terdahulu
berupa uraian secara sistematis tentang penelitian terdahulu yang mirip dengan
penelitian ini dan sudah ada sebelumnya. Landasan teori berupa kutipan teori-
teori yang relevan digunakan dalam penelitian ini. Kerangka pikir berisi mengenai
cara kerja untuk menyelesaikan masalah yang akan diteliti dalam penelitian yang
dilakukan.
Bab tiga, yakni metode penelitian. Dalam bab ini dipaparkan mengenai
jenis penelitian, objek penelitian, data penelitian, sumber data penelitian, teknik
penyajian data, klasifikasi data, metode dan teknik analisis data, penyajian hasil
analisis data, dan teknik penarikan simpulan.
Bab empat, yakni analisis dan pembahasan. Analisis dan pembahasan
berpacu pada rumusan masalah, yaitu (1) pendeskripsian ciri nomina dalam
bahasa Indonesia, dan (2) pendeskripsian nomina yang menduduki predikat dan
nomina yang menduduki subjek dalam bahasa Indonesia.
Bab lima adalah penutup yang berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi
intisari dari penelitian yang dilakukan. Saran berisi rekomendasi atau tindak lanjut
dari penelitian ini.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Penelusuran pustaka yang telah dilakukan, diperoleh empat penelitian
yang relevan dengan penelitian ini:
Nisrina (2011) menulis skripsi yang berjudul ―Struktur Frasa Pengisi
Fungsi Predikat pada Kumpulan Romansa Jawa Tembange Wong Kangen‖.
Dalam penelitiannya, Nisrina memaparkan bahwa fungsi predikat dapat diisi oleh
berbagai kategori frasa. Pengkajian frasa berdasarkan kategori frasanya telah
banyak dilakukan, tetapi pengkajian frasa yang mengisi fungsi predikat masih
jarang dilakukan. Di dalam penelitiannya, permasalah yang dibahas adalah
struktur frasa pengisi fungsi predikat di dalam Tembange Wong Kangen yang
meliputi struktur frasa berdasarkan satuan lingual dan kategori unsurnya. Tujuan
penelitiannya adalah mendeskripsi struktur frasa pengisi fungsi predikat
berdasarkan satuan lingual unsur-unsurnya dan kategori unsur-unsurnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya ada dua macam, yaitu
pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis menggunakan
pendekatan strukturalisme, sedangkan pendekatan metodologis menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitiannya berupa penggalan kalimat
dalam kumpulan romansa Jawa Tembange Wong Kangen yang diduga fungsi
predikatnya mengandung frasa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
simak, dilanjutkan dengan teknik catat pada kartu data. Data yang diperoleh
9
dianalisis menggunakan metode agih, dengan teknik bagi unsur langsung. Hasil
penelitian struktur frasa pengisi fungsi predikat pada kumpulan romansa Jawa
Tembange Wong Kangen berdasarkan satuan lingual unsur-unsurnya ada lima
tipe, yaitu (1) kata + kata, (2) kata + frasa, (3) frasa + kata, (4) frasa + frasa dan
(5) frasa + klausa; dan menurut kategori unsur-unsurnya ada enam belas tipe,
yaitu (1) V + V, (2) V + Adv, (3) Kata tugas + V, (4) N + N, (5) Kata ingkar + N,
(6) N + Adv, (7) Adj + Adj, (8) Adj + N, (9) Adj + Adv, (10) kata tugas + Adj,
(11) Adv + Adv, (12) Adv + Adj, (13) Kata lain + Adv, (14) Num + Adv, (15) Pr
+ N, dan (16) Pr + V. Pemaparan hasil analisis data menggunakan metode
informal.
Rabita (2004) menulis tesis yang berjudul ―Morfosintaksis Reduplikasi
Kategori Nomina dalam Bahasa Indonesia‖. Penelitiannya mengungkapkan
permasalahan mengenai fungsi reduplikasi kategori nomina bahasa Indonesia,
pengaruh reduplikasi kategori nomina terhadap konstituen yang ada di dekatnya,
penggunaan kata tertentu pada konstituen yang ada di sebelah kiri dan kanan
reduplikasi kategori nomina, dan tipe-tipe reduplikasi kategori nomina dalam
bahasa Indonesia. Metode yang dipakai dalam penelitiannya adalah metode
deskriptif kepustakaan, yaitu metode melalui penelitian kepustakaan dengan
mengandalkan data bahasa seperti apa adanya. Metode kepustakaan digunakan
karena data primer penelitiannya adalah data-data yang ditemukan dari sumber
pustaka. Data intuitif hanya digunakan sebagai data sekunder. Hasil penelitiannya
ada bermacam-macam bentuk nomina reduplikasi, yaitu bentuk monomorfemis +
reduplikasi, bentuk polimorfemis + reduplikasi, bentuk dasar + reduplikasi yang
10
dikuti perubahan vokal, bentuk dasar + reduplikasi yang diikuti perubahan
konsonan, bentuk dasar + reduplikasi + ber-, bentuk dasar + reduplikasi + -em-/-
el-, bentuk dasar + reduplikasi parsial, bentuk dasar + reduplikasi + -an, dan
bentuk dasar reduplikasi ke-an. Selain itu, Rabita juga menemukan ciri semantis
nomina reduplikasi, yaitu: reduplikasi utuh bentuk monomorfenis menyatakan
makna keanekan atau ketaktunggalan, reduplikasi utuh bentuk polimorfemis
menyatakan makna kegiatan yang melakukan sesuatu dengan ketaktunggalan,
reduplikasi yang diikuti perubahan vokal menyatakan makna keanekaan,
reduplikasi yang diikuti perubahan konsonan menyatakan makna keanekaan,
reduplikasi yang diikuti penambahan imbuhan menyatakan makna orang tua dan
anak-(anak)-nya, reduplikasi yang diikuti imbuhan -em-/-el- menyatakan makna
kekolektifan yang merupakan kumpulan yang sejenis, reduplikasi yang diikuti
penambahan suku pertama yang disertai perubahan vokal atau bentuk dasar yang
menyatakan makna (a) ketaktunggalan; (b) kekolektifan yang merupakan
kumpulan yang sejenis; dan (c) keanekaan, reduplikasi yang diikuti dengan
penambahan imbuhan -an menyatakan makna (a) kemiripan rupa; (b) kemiripan
cara; dan (c) kekolektifan yang merupakan kumpulan berbagai jenis.
Ismail (2016) menulis skripsi yang berjudul ―Penggunaan Frasa Nominal
pada Rubrik Cerpen Koran Kompas Bulan Juni-Agustus 2014‖. Dari
penelitiannya, konstruksi frasa nominal dalam kalimat pada rubrik cerpen koran
Kompas bulan Juni-Agustus 2014 terdapat tiga macam jenis konstruksi frasa
nominal, yaitu endosentrik koordinatif, endosentrik atributif, dan endosentrik
apositif. Konstruksi frasa nominal yang paling banyak muncul adalah jenis
11
endosentrik atributif dengan kemunculan sebanyak 693 data dari 738 data frasa
nominal yang dianalisis dan yang paling sedikit muncul adalah jenis endosentrik
apositif dengan kemunculan sebanyak 6 data dari 738 frasa nominal yang
dianalisis. Pada frasa nominal endosentrik atributif ditemukan struktur atribut
pembentuk frasa nominal. Struktur atribut frasa nominal 2 macam yaitu struktur
atribut kata dan struktur atribut frasa. Struktur atribut yang paling banyak
ditemukan adalah struktur atribut kata dengan kemunculan sebanyak 567 data dari
693 frasa nominal yang dianalisis. Pada frasa nominal endosentrik atributif juga
ditemukan makna atribut pembentuk frasa nominal. Makna atribut frasa nominal
yang telah dikemukakan terdapat 13 macam yaitu makna insani/pelaku,
jumlah/banyaknya, tindakan, penentu, keadaan, jenis, ingkar, sapaan, tempat,
bagian, ukuran, alat dan makna waktu. Makna atribut yang paling banyak
ditemukan adalah makna atribut penentu dengan kemunculan sebanyak 192 data
dari 693 frasa nominal endosentrik atributif yang dianalisis. Penggunaan pola
frasa nominal terdapat tujuh belas pola frasa nominal. Pola tersebut , yaitu N + N,
N + N1… + Nn, FN/N + yang +FV/V, FN/N + FAdj/Adj, FN/N +, yang +
FAdj/Adj, FNum/Num + FN/N, N + V, FN/N + Pr, FN/N + Dem, Art + N, N, (N1
+ N2), N + Adj + N, N+ Konj + N, FN/N + FNum/Num, FN/N + yang + N, FN +
Konj + FN, dan Neg + N. Penggunaan pola frasa nominal pada rubrik cerpen
koran Kompas bulan Juni-Agustus 2014 yang mendominasi adalah penggunaan
pola frasa nominal N + N dengan kemunculan sebanyak 257 data dari 738 frasa
nominal yang dianalisis, dan yang paling sedikit ditemukan adalah penggunaan
pola frasa nominal FN/N + FNum/Num dan FN + Konj + FN dengan kemunculan
12
sebanyak 4 data dari 738 frasa nominal yang dianalisis. Fungsi frasa nominal
terdapat lima macam yaitu sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan atau dengan demikian frasa nominal dapat menduduki semua fungsi
dalam kalimat. Fungsi frasa nominal yang mendominasi adalah fungsi frasa
nominal sebagai subjek dengan kemunculan sebanyak 280 data dari 738 frasa
nominal yang dianalisis, dan yang paling sedikit ditemukan adalah fungsi frasa
nominal sebagai predikat dengan kemunculan sebanyak 12 data dari 738 frasa
nominal yang dianalisis. Hubungan makna antar-unsur pembentuk frasa nominal
terdapat delapan hubungan makna, yaitu Penjumlahan, Pemilihan, Kesamaan,
Penerang, Pembatas, Penentu/Penunjuk, Jumlah, dan Sebutan. Hubungan makna
antar unsur pembentuk frasa nominal yang mendominasi adalah hubungan makna
frasa pembatas dengan kemunculan sebanyak 345 data dari 738 frasa nominal
yang dianalisis, dan yang paling sedikit ditemukan adalah hubungan makna
pemilihan dengan kemunculan sebanyak 2 data dari 738 frasa nominal yang
dianalisis.
Sari (2016) menulis skripsi yang berjudul ―Kata Adalah, Ialah, dan
Merupakan dalam Klausa Bahasa Indonesia: Kajian Sintaktis dan Semantik‖.
Dalam penelitiannya, ditemukan fakta bahwa kata ialah, adalah, dan merupakan
dengan melihat fungsinya di dalam konstuksi kalimat berdampak pada struktur
fungsi kalimat. Pandangan bahwa VK adalah, ialah, dan merupakan berfungsi
sebagai kata pemisah menyebabkan ketiga kopula tersebut tidak menduduki
fungsi apa pun di dalam kalimat. Akan tetapi, ahli bahasa lain berpandangan
bahwa ketiga kata tersebut merupakan kata berkategori verba kopula yang
13
keberadaannya di dalam konstruksi klausa berkedudukan sebagai predikat.
Pandangan ini menyebabkan kalimat berpredikat ketiga kata ini memiliki struktur
fungsi pokok S-P-PEL. Kalimat ber-P VK adalah, ialah, dan merupakan tidak
hanya berjenis kalimat nominal. Selain memang lebih sering ditemui pada kalimat
nominal, penggunaan ketiga kata ini juga dapat muncul pada kalimat dengan frasa
berkategori lain sehingga didapat struktur kategori FN1—VK—FN2, FV1—
VK—FV2, FN—VK—FAdj, dan FPr—VK—FN. Klausa ber-P VK adalah,
ialah, dan merupakan memiliki setidaknya 5 jenis struktur makna (peran), yaitu
Pokok—Pengenal—Penderita, Pokok—Pengenal—Hasil, Pokok—Pengenal—
Ciri, Pokok—Pengenal—Tujuan, dan Pokok—Pengenal—Pelaku. Dilihat dari
segi keberadaan predikator dan jumlah argumen yang hadir, kalimat jenis ini
membutuhkan 2 argumen di antara predikatornya dan tidak bisa kurang dari
jumlah itu. Tiap-tiap argumen menempati peran penting dalam kegramatikalan
klausa. Di dalam ragam formal, klausa ber-P VK adalah, ialah, dan merupakan
lebih sering muncul dengan struktur makna Pokok—Pengenal—Ciri.
Dari penelitian-penelitian di atas ditemukan fakta bahwa penelitian
sintaksis dewasa ini tidak terlalu memperhitungkan predikat berkelas kata nomina.
Predikat verba lebih diutamakan. Banyak penelitian sintaksis, terutama klausa
atau inti klausa, membahas verba. Oleh karena itu, peneliti menerapkan teori-teori
yang peneliti ketahui untuk meneliti predikat yang berkelas kata nomina.
14
B. Landasan Teori
1. Sintaksis
Menurut Ramlan, ―sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase, berbeda dengan
morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan morfem‖ (2001: 21).
Kridalaksana menambahkan bahwa sintaksis berkaitan dengan pengaturan dan
hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar,
atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa (1982: 154). Satuan
dalam bidang ini adalah kata. Chaer berpendapat bahwa subsistem sintaksis
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata ke dalam satuan satuan yang
lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa,
kalimat, dan wacana (2009: 37). Dari pengertian di atas, peneliti menarik
simpulan bahwa sintaksis adalah cabang dari sistem gramatika yang membahas
tentang kata, frase, klausa, dan kalimat.
2. Kalimat
Alwi mengungkapkan bahwa ―kalimat merupakan satuan dasar wacana.
Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat atau lebih yang
letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan‖ (2003: 317). Dilihat dari
segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar
yang terdiri atas dua kata atau lebih. Chaer menjelaskan bahwa kalimat adalah
satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa,
15
dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan serta disertai dengan intonasi final
(2007: 240).
Chaer mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kalimat sebagai
berikut:
Dalam pendefinisian kalimat, intonasi merupakan hal yang sangat penting
untuk dibahas. Intonasi merupakan ciri utama yang membedakan kalimat
dari sebuah klausa, sebab bisa dikatakan: kalimat minus intonasi sama
dengan klausa; atau kalau dibalik: klausa plus intonasi sama dengan
kalimat. Jadi kalau intonasi dari sebuah kalimat ditanggalkan maka sisanya
yang tinggal adalah klausa (Chaer, 2007: 255).
3. Klausa
Chaer menjelaskan bahwa:
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi
predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau
frase yang berfungsi sebagai predikat dan yang lainnya berfungsi sebagai
subjek, objek, dan keterangan. Selain predikat, subjek harus ada dalam
konstruksi klausa (2007: 231).
Selain itu, Ramlan meringkas klausa sebagai satuan gramatik yang terdiri
dari subjek dan predikat baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan (2001:
79). Dengan demikian, klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata
berkonstruksi predikat yang harus memiliki subjek.
4. Fungsi sintaksis
Dari struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur predikat
dan unsur subjek, dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan (Alwi,
2003: 319). Oleh Verhaar, subjek, objek, pelengkap atau keterangan disebut
dengan fungsi (2004: 165). Chaer mengungkapkan bahwa ―fungsi sintaksis adalah
16
"semacam ―kotak-kotak‖ atau ‗tempat-tempat‘ dalam struktur sintaksis yang
kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu‖ (Chaer, 2009: 20). Secara
umum ―kotak-kotak‖ fungsi itu dapat dibagankan sebagai berikut, meskipun di
dalam praktik berbahasa urutannya bisa tidak sama:
Subjek Predikat (Objek/Pelengkap) Keterangan
a. Subjek
Sudardi mengungkapkan bahwa ―subjek adalah sesuatu yang diberitakan,
pelaku perbuatan, sesuatu yang menjadi pokok permasalahan. Untuk mengetahui
subjek dalam kalimat, dapat dilakukan dengan cara menanyakannya ke predikat
dengan menggunakan kata tanya siapa‖ (Sudardi, 2013: 65). Kridalaksana (dalam
Chaer, 2009: 21) mengatakan bahwa subjek adalah bagian klausa yang mendai
apa yang dinyatakan oleh pembicaraan. Subjek selalu mendahlui predikat. Subjek
diisi oleh konstituen yang tarif, sedangkan predikat diisi oleh konstituen tidak
sakrif. Contoh subjek adalah sebagai berikut:
(1) Ani mencuci pakaian.
Siapa yang mencuci pakaian?
Jawabannya: Ani
Ani adalah subjek pada kalimat, Ani mencuci pakaian.
b. Predikat
Sudardi mengungkapkan bahwa ―predikat adalah hal yang dilakukan
subjek. Untuk mengetahui predikat, dapat ditanyakan kepada subjek
17
menggunakan kata mengapa‖ (Sudardi, 2013: 65). Kridalaksana (dalam Chaer,
2009: 21) mengatakan bahwa predikat adalah bagian klausa yang menandai apa
yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek. Adapun kata-kata yang
menduduki fungsi predikat adalah sebagai berikut:
1) Kata kerja, misalnya: Adik membaca buku, Kakak berlari, dan
sebagainya.
2) Kata benda, misalnya: Bapak saya guru, Paman sedang di rumah, dan
sebagainya.
3) Kata bilangan, misalnya: Buku itu satu, Adik saya dua, dan sebagainya.
4) Kata sifat, misalnya: Karin memang pemalu, Ali tidak berani melawan
kakaknya, dan sebagainya.
Sukini (2010: 56) menambahkan bahwa unsur predikat suatu kalimat
biasanya diduduki oleh verba. Misalnya dalam contoh kalimat berikut:
(1) Orang itu jatuh
(2) Anak itu membersihkan halaman
Pada contoh (1), kata jatuh menduduki unsur predikat. Sama halnya
dengan kata membersihkan pada contoh (2).
Verhaar mengatakan bahwa fungsi induk dalam klausa memang predikat.
Predikat itu biasanya berupa verbal—artinya, secara kategorial predikat itu berupa
verbal. Jumlah peserta tergantung dari jenis verba di tempat predikat (2004: 165).
Alwi dkk (2003: 326) mengatakan bahwa:
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di
sebelah kiri dan, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan/atau
keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa
18
verbal atau frasa adjektival. Pada kalimat yang berpola subjek- predikat,
frasa nominal, numeral, dan preposisional dapat menempati predikat.
Ramlan (2001: 81) mengatakan bahwa:
Berdasarkan intonasinya, antara subjek dan predikat secara potensial
terdapat jeda sedang. Subjek ialah unsur klausa yang berintonasi [2] 3 //
dan predikat ialah unsur klausa yang berintonasi [2] 3 1 # atau [2] 3 #
apabila dengan kata yang suku keduanya dari belakangnya bervokal /ə/
seperti kata lemah, keras, bekerja, dan penting.
Contohnya sebagai berikut:
(3) Ibu tidak berlari-lari.
[2] 3 // 2 3 1 #
(4) Badannya sangat lemah.
[2] 3 // [2] 3 #
c. Objek
Objek adalah bagian yang terdekat dengan predikat (Sudardi, 2013: 65).
Sukini (2010: 60) menyatakan bahwa objek merupakan konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat verba transitif pada kalimat aktif. Sementara
Verhaar mengatakan bahwa ―objek adalah pihak yang mengalami tindakan yang
diartikan oleh verba bervalensi dua‖ (2004: 166). Letaknya langsung setelah
predikat. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Contoh konstituen
objek adalah sebagai berikut:
(5) Ibu mengunjungi Paman Adi.
Paman Adi adalah unsur objek dalam kalimat.
19
d. Pelengkap
Pelengkap dan objek di dalam kalimat fungsinya hampir sama. Oleh
karena itu, sering terjadi kekeliruan dalam analisis kalimat. Untuk itu, cara yang
tepat untuk menentukan pelengkap atau objek dapat dilakukan dengan memutar
balik unsur-unsurnya. Jika dapat diputar balik, di dalam kalimat tersebut hanya
mengandung objek (Sudardi, 2013: 65). Akan tetapi, jika tidak, di dalam kalimat
itu terkandung pelengkap. Verhaar menyebut pelengkap sebagai ―periferal‖
(2004: 166). Periferal adalah fungsi yang mirip dengan argumen—sesuatu
tambahan demi lengkapnya informasi di dalam klausa. Berikut adalah contoh
konstituen pelengkap:
(6) Bibi membelikan anaknya boneka.
Boneka merupakan pelengkap dalam kalimat.
e. Keterangan
Jika objek adalah unsur yang terdekat dengan predikat, keterangan adalah
unsur yang terjauh dari predikat (Sudardi, 2013: 65). Verhaar (2004: 166)
mengatakan bahwa keterangan adalah konstituen periferal yang ada untuk
melengkapi informasi seperti keterangan waktu, tempat, modus, dan lain
sebagainya. Keterangan merupakan bagian luar inti klausa. Hal ini karena
kedudukan keterangan lebih fleksibel, artinya, dapat berada pada awal klausa
maupun akhir klausa (Kridalaksana dalam Chaer, 2009: 24). Dalam kalimat (7),
Sejak bulan lalu merupakan keterangan dalam kalimat.
(7) Ayah tidak mengirimkan uang sejak bulan lalu.
20
5. Nomina
Nomina dapat disebut dengan kata benda. Alwi, dkk. (2003: 213-217)
mengatakan bahwa untuk menentukan nomina, dapat dilihat:
a. Ciri Semantis
Dilihat dari ciri semantis, dapat dikatakan bahwa nomina adalah kata yang
mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Dengan
demikian, kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah nomina.
Kridalaksana (2005: 75-78) membagi nomina menjadi subkategorisasi.
Subkategorisasi terhadap nomina dilakukan dengan membedaan:
1) Nomina bernyawa dan Tak Bernyawa
Nomina bernyawa dapat disubstitusikan dengan ia atau mereka, sedangkan
yang tak bernyawa tidak dapat. Nomina bernyawa dibagi menjadi nomina persona
(insan) dan flora dan fauna. Nomina persona (insan) dapat disubstitusikan dengan
ia, dia, atau mereka dan dapat didahului partikel si. Nomina persona (insan) dapat
digolongkan lagi menjadi nama diri, sistem kekerabatan, nomina yang
menyatakan orang atau yang diperlakukan seperti orang, nama kelompok
manusia, nomina tak bernyawa yang dipersonifikasikan.
Kategori nomina bernyawa selanjutnya adalah flora dan fauna. Kategori
nomina jenis ini tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia atau mereka.
Kemudian, tidak dapat didahului partikel si, kecuali flora dan fauna yang
dipersonifikasikan.
21
Selanjutnya, nomina tak bernyawa. Nomina tak bernyawa dapat dibagi
atas: nama lembaga, konsep geografis, waktu, nama bahasa, ukuran dan takaran,
dan tiruan bunyi.
2) Nomina terbilang dan Nomina Tak Terbilang
Maksud dari nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung (dan
dapat didampingi oleh numeralia). Sementara nomina tak terbilang ialah nomina
yang tidak dapat didampingi oleh numeralia.
3) Nomina kolektif dan Nomina Bukan Kolektif
Nomina kolektif mempunya ciri dapat disubstitusikan dengan mereka atau
dapat diperinci atas anggota atau atas bagian-bagian. Nomina kolektif terdiri atas
nomina dasar seperti: tentara, puak, keluarga, dan nomina turunan seperti wangi-
wangian, tepung-tepungan, dan minuman. Nomina yang tidak dapat diperinci atas
bagian-bagiannya termasuk nomina yang bukan kolektif.
b. Ciri Morfologis
Alwi, dkk. (2003: 216) mengatakan bahwa nomina dibedakan menjadi dua
macam: (i) nomina dasar dan (ii) nomina turunan. Nomina dasar adalah nomina
yang terdiri satu morfem. Nomina turunan adalah nomina yang terbentuk melalui
afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.
Dasar Afiksasi
Nomina Turunan Perulangan
Pemajemukan
22
Ramlan mengungkapkan bahwa:
Bentuk dasar ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi
dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Kata berpakaian, misalnya,
terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber-; selanjutnya kata
pakaian terbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks -an. Kata
berkesudahan terbentuk dai bentuk dasar kesudahan dengan afiks ber-,
dan selanjutnya kesudahan terbentuk dari bentuk dasar sudah dengan afiks
ke-an (Ramlan, 1987: 45).
Sementara afiks:
Suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur
yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata
baru. Misalnya, kata minuman. Kata ini terdiri dari dua unsur, ialah minum
yang merupakan kata dan -an yang merupakan satuan terikat. Maka
morfem -an diduga merupakan afiks (Ramlan, 1987: 50).
Perulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan
bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah
(Ramlan, 1987: 57).
Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di
samping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata sebaga unsurnya, misalnya daya tahan. Ada pula yang terdri dari pokok kata
semua, misalnya jual beli (Ramlan, 1987: 69).
c. Ciri Sintaksis
Alwi, dkk. (2003: 215) mengungkapkan bahwa, dari segi sintaksis,
nomina mempunyai ciri:
1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki
fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
23
2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarannya
adalah bukan. Jadi, untuk pengingkaran kalimat Ayah saya guru harus
dipakai kata bukan, sehingga kalimatnya menjadi Ayah saya bukan guru.
3) Nomina dapat diikuti adjektiva, baik langsung maupun dengan diantarai
kata yang. Jadi, kata rumah adalah nomina karena dapat bergabung dengan
adjektiva menjadi rumah mewah atau rumah yang mewah. Selain itu,
nomina juga dapat diikuti oleh verba atau kelas kata lainnya.
4) Nomina dapat digunakan dalam frasa preposional. Dalam frasa
preposisional, nomina bertindak sebagai poros yang didahului oleh
preposisi tertentu. Contohnya: di kantor.
5) Kridalaksana menambahkan bahwa ―nomina adalah kategori yang secara
sintaksis (i) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel
tidak dan (ii) mempunyai potensi didahului oleh partikel dari‘ (2005: 68).
6. Nominalisasi
Proses nominalisasi adalah proses pembentukan nomina yang berasal dari
morfem atau kelas kata yang lain (Kridalaksana, 2005: 72). Proses ini dapat
dijelaskan:
a. Afiksasi
Kridalaksana (2007:28) berpendapat bahwa afiksasi adalah proses yang
mengubah leksem menjadi kata kompleks. Adapun menurut Chaer afiksasi
pembentuk nomina terdapat empat jenis, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks
(2008: 144).
24
1) Prefiks pembentuk nomina antara lain ke-, pe-, dan ter-.
Prefiks ke-
Ramlan (1987: 128) mengatakan bahwa afiks ke- melekat pada
betuk dasar yang termasuk golongan kata bilangan, seperti
keempat, kelima, dan seterusnya. Ada juga yang melekat pada
bentuk dasar yang bukan kata bilangan, tetapi jumlahnya sangat
terbatas, ialah kehendak, ketua, kekasih, dan ketahu.
Prefiks pe-
Ramlan (1987: 121) mengatakan bahwa afiks pe- bertalian
dengan kata kerja berafiks ber-, seperti petani dengan bertani.
Hal ini berbeda dengan prefiks pe- yang bertalian dengan afiks
men-, seperti penulis dengan menulis. Prefiks pe- hanya
mempunyai satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata nominal,
dan pada umumnya menyatakan makna ‗yang
biasa/pekerjaannya/gemar melakukan pekerjaan yang tersebut
pada bentuk dasar‘.
Prefiks ter-
Ramlan (1987: 108) mengatakan bahwa adakalanya kata-kata
berafiks ter- yang termasuk golongan kata nominal. Kata-kata
tersebut seperti terdakwa, tertuduh, terhukum, dan tersangka
25
2) Infiks pembentuk nomina antara lain -el- dan -er-.
Infiks -el-
Infiks -el- membentuk kata nomina. Infiks ini dapat bermakna (i)
yang melakukan, (ii) alat, dan (iii) benda yang kelopak. Misalnya,
pelatuk, telapak, dan gelembung.
Infiks -er-
Infiks -er- membentuk kata nomina. Infiks ini dapat bermakna (i)
alat dan (ii) yang memiliki, mengandung, dan bersifat. Misalnya,
seruling dan gerigi.
3) Sufiks pembentuk nomina ialah -an dan -nya. Selain itu, terdapat
sufiks: -is, -isme, -itas, dan -wan.
Sufiks -an
Ramlan (1987: 141-145) mengatakan bahwa sufiks -an mempunyai
satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata nominal, sedangkan
makna yang dinyatakannya dapat: (i) ‗sesuatu yang berhubungan
dengan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar‘, (ii) ‗tiap-tiap‘,
(iii) ‗satuan yang terdiri dari apa yang tersebut pada bentuk dasar‘,
(iv) ‗beberapa‘, dan (v) ‗sekitar‘.
Sufiks -nya
Sufiks -nya merupakan varian pronomina persona ia/dia dan
pronomina benda yang menyatakan milik, pelaku, atau penerima.
Misalnya, rumahnya, mengambilnya, dan memperolehnya.
26
Sufiks -is
Sufiks -is membentuk kata nomina. Sufiks ini dapat bermakna
orang yang bergerak atau ahli dalam hal tersebut (insani). Misalnya,
jurnalis.
Sufiks -isme
Sufiks -isme membentuk kata nomina. Sufiks -isme bermakna
sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, ekonomi, dan
sebagainya. Misalnya, komunisme, liberalisme, dan terorisme.
Sufiks -itas
Sufiks -itas membentuk kata nomina. Sufiks ini dapat bermakna
kualitas, keadaan, dan tingkat. Misalnya, loyalitas dan intensitas.
Sufiks -wan
Ramlan (1987: 145) mengatakan bahwa sufiks –wan mempunyai
satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata nominal. Makna yang
dinyatakannya dapat: (i) ‗orang yang ahli dalam hal yang tersebut
pada bentuk dasar, dan tugasnya berhubungan dengan hal yang
tersebut pada bentuk dasar‘, dan (ii) ‗orang yang memiliki sifat
yang tersebut pada bentuk dasar‘.
4) Konfiks pembentuk nomina antara lain ke-an, peng-an, dan per-an.
Konfiks ke-an
Ramlan (1987: 147-149) mengatakan bahwa ada dua jenis konfiks
ke-an. Pertama, sufiks ke-an yang berfungsi membentuk kata
nominal, seperti kebaikan, keberanian, dan keberhasilan. Kedua,
27
sufiks ke-an yang berfungsi membentuk kata verba, seperti
kehujanan, kedinginan, kehilangan, dan kematian.
Konfiks peng-an
Ramlan (1987: 150) mengatakan bahwa konfiks peng-an memiliki
satu fungsi, yaitu sebagai pembentuk kata nomina, dan
sesungguhnya kata berafiks peng-an itu sebagai besar merupakan
hasil nominalisasi dari kata berafiks meng-, baik disertai afiks -a
atau ikan, maupun tidak. Misalnya, kata pembelian sejalan dengan
membeli. Akibat pertemuan sufiks peng-an dengan bentuk dasar
timbul berbagai makna, yaitu menyatakan (i) ‗hal melakukan
perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan‘, (ii) ‗hal melakukan
perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan‘, (iii) hasil
perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan‘, (iv) ‗alat yang
digunakan melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang
sejalan‘, dan (v) ‗tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada
kata yang sejalan‘.
Konfiks per-an
Ramlan (1987: 150) mengatakan bahwa konfiks per-an mempunyai
satu fungsi, yaitu sebagai pembentuk kata nominal. Akibat
pertemuannya dengan bentuk dasar, konfiks per-an menyatakan
makna (i) ‗perihal apa yang tersebut pada bentuk dasar‘, (ii) ‗hasil‘
atau ‗hal‘ yang terkaitan dengan kata dasar, (iii) ‗tempat melakukan
perbuatan yang tersebut pada kata dasar, (iv) ‗daerah yang berupa
28
atau terdiri dari apa yang tersebut pada bentuk dasar‘, dan (v)
‗berbagai-bagai‘.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah suatu kerangka bagaimana masalah-masalah dalam
penelitian ini muncul. Penelitian ini dimulai dari data-data nomina yang
menduduki predikat yang diambil dari laman Kompas. Data-data tersebut
diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu nomina dasar atau turunan. Nomina
dasar adalah nomina yang terdiri satu morfem, sementara nomina turunan terbagi
atas nomina berafiks, perulangan, dan majemuk. Selain itu, dalam proses
pengklasifikasian, dikelompokkan nomina bernyawa dari data-data tersebut. Data-
data yang didapat dan diklasifikasikan tersebut dikaji dengan teori-teori yang
berkaitan, sehingga mencapai pembahasan yang mampu menjawab rumusan
masalah. Setelah melakukan analisis data, ditemukan kaidah nomina yang
menempati predikat. Langkah terakhir adalah menarik simpulan dari penelitian
ini. Adapun kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:
29
Bagan I
Kerangka Pikir
Nomina Predikat dalam Klausa Bahasa Indonesia
Nomina yang
menduduki
predikat dan
subjek dalam
bahasa
Indonesia
Ciri nomina
dalam bahasa
Indonesia
1. Ciri Semantik
2. Ciri Morfologi
3. Ciri Sintaksis
Pengklasifikasian data
Nomina dasar Nomina turunan Nomina bernyawa
Analisis data
Menentukan kaidah predikat nomina
Simpulan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Subroto menyatakan bahwa:
Metode kualitatif lebih banyak dipakai untuk ilmu-ilmu kebudayaan atau
ilmu-ilmu humaniora. Metode penelitian kualitatif mempunyai
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data, deskriptif,
proses lebih penting daripada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna merupakan hal
yang esensial, sedangkan untuk penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian terhadap suatu masalah yang didesain atau dirancang
menggunakan prosedur-prosedur statistik (2007:5).
Sudaryanto mengatakan bahwa ―penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang
ada, sehingga hasilnya adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan apa
adanya‖ (1992: 62).
Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti akan mendeskripsikan
data-data yang telah dikumpulkan peneliti dengan berbagai teori dan metode
berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.
31
B. Objek, Data dan Sumber Data Penelitian
1. Objek Penelitian
Mahsun mengatakan bahwa di dalam data terkandung objek penelitian dan
unsur lain yang membentuk data, yang disebut konteks (objek penelitian)
(2005:19). Sementara Sudaryanto mengatakan bahwa ―objek penelitian adalah
pokok atau topik penelitian‖ (1990: 9). Objek penelitian dalam penelitian ini
adalah nomina yang menduduki fungsi predikat, baik kata dasar maupun turunan,
dalam bahasa Indonesia.
2. Data Penelitian
Subroto mengatakan bahwa ―data adalah semua informasi atau bahan yang
disediakan oleh alam (dalam arti luas), yang harus dicari/dikumpulkan dan dipilih
oleh peneliti‖ (2007: 38). Sudaryanto memberi batasan data sebagai bahan
penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena
pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah) (2015:3). Data dalam penelitian
ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung nomina sebagai predikat dalam
klausa bahasa Indonesia.
3. Sumber Data
Sutopo mengatakan bahwa ―data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya
sumber data. Betapapun menariknya suatu permasalahan atau topik penelitian,
bila sumber datanya tidak tersedia, maka tidak akan mempunyai arti karena tidak
akan bisa diteliti dan dipahami‖ (2002:49).
32
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah laman Kompas yang terbit
pada Desember 2017-Juli 2018, sumber data lokasional, dan data yang diambil
dari skripsi Ismail (2014) yang berjudul ―Penggunaan Frasa Nominal pada Rubrik
Cerpen Koran Kompas Bulan Juni-Agustus 2014‖. Adapun sumber data
lokasional merupakan sumber data yang berasal dari lokasi asal-muasalnya data
(Sudaryanto, 1990: 33-34). Sumber yang demikian dalam penelitian linguistik
dianggap sebagai penghasil atau pencipta data. Sumber data jenis ini adalah si
penutur bahasa itu sendiri yang dalam kesehariannya bertutur dengan bahasa
tersebut. Pemilihan sumber data ini dikarenakan: (i) terdapat banyak data, (ii)
data-data yang ada disajikan untuk dibaca khalayak banyak, sehingga peneliti
tidak sembarangan menulis, (iii) data-data yang tersaji berkaitan erat dengan
masyarakat Indonesia, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
formal, dan (iv) data yang tersaji mudah diakses peneliti, sehingga menghemat
tenaga, waktu, dan biaya.
C. Metode dan Teknik Penyediaan Data
Metode dan teknik dan penyediaan data diperlukan untuk memperoleh
data-data yang berkualitas. Pemerolehan data-data ini bertujuan untuk
menyediakan data yang siap untuk dianalisis.
Metode yang digunakan untuk menyediakan data dalam penelitian ini
adalah metode simak. Sudaryanto menyatakan bahwa ―metode simak adalah
metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa‖ (1993: 203).
Dalam hal ini, peneliti menyimak penggunaan bahasa dari sumber-sumber data.
33
Teknik penyediaan data pada penelitian ini adalah teknik catat.
Sudaryanto (1993: 244) mengatakan bahwa ―teknik catat adalah mencatat pada
kartu data yang dilanjutkan dengan klasifikasi‖. Adapun teknik pengumpulan data
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan laptop.
D. Klasifikasi Data
Pengklasifikasian data dilakukan setelah semua data terkumpul. Subroto
mengatakan bahwa pengklasifikasian data merupakan masalah pengaturan data
menurut asas-asas tetentu yang mempunyai kepentingan cukup strategis dalam
penelitian (2007: 51). Klasifikasi data bertujuan untuk memudahkan analisis data
penelitian.
Data-data yang telah terkumpul diklasifikasikan atau digolongkan sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Pengklasifikasian data di dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara dikelompokkan berdasarkan bentuknya, yaitu nomina
dasar atau turunan. Dari data yang diklasifikasikan tersebut, diambil nomina
bernyawa untuk dicari kecenderungan antara subjek dan predikat dalam kalimat
yang berpredikat nomina. Kemudian, dilakukan pengurutan sesuai dengan sumber
data, tanggal data, bulan data, dan tahun data.
Setelah pengklasifikasikan, data diberikan nomor untuk memudahkan
analisis data. Contoh penomorannya adalah 3/Kompas/14/5/2018 yang dibaca
sebagai keterangan nomor data (3)/ sumber data (Kompas)/ tanggal terbit (14)/
bulan terbit (5)/ tahun terbit (2018).
34
E. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Data
Sudaryanto mengatakan bahwa ―metode adalah cara yang harus
dilaksanakan‖ (2015:9). Untuk menjawab rumusan masalah diperlukan metode
yang tepat. Untuk itu, metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode agih. Menurut Sudaryanto:
Metode agih adalah metode yang memiliki alat penentu, yaitu bagian dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam metode agih
tersebut selalu bagian dari bahasa sasaran penelitian itu sendiri, seperti
kata (kata ingkar, preposisi, adverbia, dan sebagainya.), fungsi sintaksis
(subjek, predikat, objek, dan sebagainya.), klausa, silabe kata, titinada, dan
yang lain (1993: 18-19).
2. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan, data akan dianalisis dengan
teknik tertentu. Sudaryanto mengatakan bahwa teknik adalah cara melaksanakan
metode (2015:9). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik
bagi unsur langsung. Sudaryanto mengatakan:
Teknik bagi unsur langsung adalah cara yang digunakan pada awal
analisis dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian
atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai yang
langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat
penggerak bagi alat penentu-atau pirantinya-ialah daya bagi yang bersifat
intuitif, atau secara singkat: intuisi-tentu saja intusi kebahasaan atau intuisi
lingual; sedangkan alat penentunya adalah jeda, baik jeda yang silabik
atau jeda yang sintaktik (1993: 37).
Teknik kedua adalah teknik sisip. Sudaryanto mengatakan bahwa teknik
sisip merupakan teknik dengan cara menyisipkan unsur satuan lingual yang ada
(1993: 64). Teknik sisip memilki kegunaan yang khusus, yaitu terutama untuk
mengetahui kadar keeratan kedua unsur yang dipisahkan oleh penyisip itu.
35
Apabila adanya penyisip itu dimungkinkan berarti kadar keeratan unsur yang
dipisahkan itu rendah dan apabila tidak dimungkinkan berarti tinggi.
Teknik ketiga adalah teknik perluas. Teknik perluas dilaksanakan dengan
memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan
perluasan itu menggunakan ―unsur‖ tertentu. Misalnya, satuan lingual data ABCD
dengan menggunakan teknik perluas akan didapat: ABCDE, atau EABCD
(Sudaryanto, 1993: 55).
Teknik keempat adalah teknik balik. Teknik balik tidak mengubah jumlah
serta wujud unsur satuan lingual yang ada. Yang berubah hanyalah wujud satuan
lingualnya sebagai satu keseluruhan, karena unsur yang ada berpindah tempatnya
dalam susunan beruntun. Misalnya, dengan menggunakan teknik balik itu, satuan
lingual yang berunsurkan ABCD, antara lain akan menjadi ABDC, ACDB,
BACD, BCDA, atau DABC (Sudaryanto, 1993: 72).
Dari paparan di atas, teknik bagi unsur langsung, sisip, perluas, balik
digunakan untuk menganalisis nomina predikat dalam penelitian ini. Teknik-
teknik tersebut dapat diilustrasikan pada uraian berikut:
(1) Ayah saya seorang pengarang yang kaya.
(11/Kompas/10/8/2014/nomina)
Kalimat (1) merupakan kalimat yang memiliki predikat yang berkelas kata
nomina. Adapun predikat tersebut adalah seorang pengarang yang kaya. Frasa
seorang pengarang yang kaya dikatakan sebagai nomina karena dapat diingkari
dengan kata bukan. Kemudian, di akhir frasa, dapat disisipi dengan kata yang, dan
sebelum frasa predikat dapat diberi kopula. Sebagai nomina yang menempati
36
predikat, frasa seorang pengarang yang kaya tidak bisa disisipi dengan kata di
dan dari. Selain itu, secara morfologis, frasa seorang pengarang yang kaya
merupakan bentuk turunan.
Frasa nomina seorang pengarang yang kaya yang menempati predikat
dalam kalimat (1) tidak bisa ditukar dengan subjeknya, kecuali dengan bantuan
jeda. Frasa nomina seorang pengarang yang kaya dalam kalimat (1) merupakan
bukti kecenderungan nomina yang bermakna profesi.
F. Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini, hasil analisis data disajikan secara informal.
Sudaryanto mengatakan bahwa penyajian informal adalah perumusan dengan
kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (2015: 241).
Hasil analisis data dari penelitian ini disajikan dengan kata-kata yang memuat isi
dari analisis data secara keseluruhan. Selain menggunakan kata-kata sebagai
analisis data, tabel digunakan untuk menyajikan data untuk mempermudah
analisis data tersebut.
G. Teknik Penarikan Simpulan
Setelah melakukan penelitian, peneliti mengambil simpulan atas hasil
analisis data yang dilengkapi dengan saran-saran. Dalam penelitian ini penarikan
simpulan dilakukan secara induktif. Menurut Sudaryanto, penarikan simpulan
induktif adalah penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan
yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum (1993: 241).
37
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Ciri Nomina dalam Klausa Bahasa Indonesia
1. Ciri Semantis
Alwi (2003: 213) menyebutkan bahwa nomina dapat mengacu kepada
manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Hal ini juga berlaku pada
nomina yang menempati predikat. Pada kalimat (1a) terdapat nomina yang
menempati fungsi predikat dan mengacu kepada binatang, yaitu anjing yang baik
hati. Dalam hal ini, kata anjing yang baik hati mengacu kepada binatang
menyusui yang biasa dipelihara untuk menjaga rumah, berburu, dan sebagainya
yang memiliki sifat baik hati (2016: 72).
(1a) Asu itu anjing yang baik hati.
(9/Kompas/10/8/2014/nomina)
(1b) Anjing yang baik hati sedang memakan tulang.
Sama dengan ciri nomina yang menempai predikat, nomina yang
menempati subjek juga dapat mengacu kepada manusia, binatang, benda, konsep
atau pengertian. Pada kalimat (1b), terdapat nomina yang menduduki subjek yang
mengacu kepada binatang, yaitu anjing yang baik hati.
Kalimat (1a) dan (1b) membuktikan bahwa nomina dapat menempati
fungsi subjek, predikat, dan objek. Nomina tersebut dapat mengacu kepada
manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian.
Kalimat (1a) dan (1b) membuktikan bahwa nomina dapat menempati
38
fungsi subjek, predikat, dan objek. Nomina tersebut dapat mengacu kepada
manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Dalam kalimat (1a) dan (1b),
terdapat nomina yang mengacu kepada binatang.
Kridalaksana (2005: 75-78) membagi nomina menjadi beberapa
subkategorisasi. Adapun subkategorisasi tersebut dibagi menjadi nomina
bernyawa, nomina tidak bernyawa, nomina terbilang, nomina tak terbilang,
nomina kolektif, dan nomina bukan kolektif.
a. Nomina bernyawa
Nomina bernyawa dibagi menjadi nomina persona (insani) dan flora dan
fauna. Nomina bernyawa persona (insani) dapat digolongkan lagi menjadi nama
diri, sistem kekerabatan, nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan
seperti orang, nama kelompok manusia. Data dari nomina persona yang
menduduki predikat dalam kalimat (2):
(2) Pria yang berkumis seram itu Anton Muliana.
(58/Percakapan/25/6/2018/nomina)
Dalam kalimat (2), terdapat nomina persona (insan), yaitu Anton Muliana.
Nomina Anton Muliana merujuk kepada nama manusia berjenis kelamin pria dan
berkumis seram. Nomina persona (insan) Anton Muliana dalam kalimat (2)
menempati fungsi predikat.
Kridalaksana mengungkapkan bahwa nomina persona (insan) dapat
disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka dan dapat didahului partikel si (2005:
75). Predikat kalimat (3a) dapat didahului partikel si. Selain itu, jika nomina
39
seorang penari balet yang menempati predikat disubstitusikan dengan kata dia,
kalimat dapat berterima seperti dalam kalimat (3b).
(3a) Pria yang berkumis seram itu si Anton Muliana.
(3b)
Pria yang berkumis seram itu Dia
Selain itu, nomina bernyawa persona (insani) juga dapat menduduki fungsi
subjek. Hal ini dibuktikan dengan kalimat (4a).
(4a) Anton Muliana mempertunjukkan tariannya.
(4b)
Ia
Dia mempertunjukkan tariannya
Mereka
(4c) Si Anton Muliana mempertunjukkan tariannya.
Dalam kalimat (4b), nomina nomina persona (insan) yang menempati
subjek, yaitu Anton Muliana dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka.
Selain itu, nomina persona (insan) yang menempati subjek dapat didahului
partikel si seperti dalam kalimat (4c).
Kategori nomina bernyawa flora dan fauna yang menempati predikat
memiliki ciri yang sama dengan nomina yang bernyawa persona (insani)
menempati predikat. Kategori nomina bernyawa flora dan fauna tidak dapat
disubstitusikan dengan ia, dia atau mereka. Kemudian, tidak dapat pula didahului
partikel si, kecuali flora dan fauna yang dipersonifikasikan.
(5) Asu itu anjing yang suka minum susu.
(10/Kompas/10/8/2014/nomina)
40
Dalam kalimat (5), terdapat nomina bernyawa fauna, yaitu anjing yang
suka minum susu yang menempati predikat. Dalam hal ini, kata anjing yang baik
hati mengacu kepada binatang menyusui yang biasa dipelihara untuk menjaga
rumah, berburu, dan sebagainya yang memiliki sifat baik hati (2016: 72). Nomina
anjing yang baik hati tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia atau mereka
seperti dalam kalimat (6a). Kemudian, nomina anjing yang baik hati yang
menempati predikat juga tidak dapat didahului dengan partikel si seperti dalam
kalimat (6b). Akan tetapi, jika kata si anjing yang suka minum susu dalam kalimat
(6b) adalah bentuk personifikasi, kalimat berterima.
(6a)
ia
*Asu itu dia
mereka
(6b) *Asu itu si anjing yang suka minum susu
Kategori nomina bernyawa flora dan fauna juga dapat menempati subjek
seperti dalam kalimat (7a). Ketika menempati fungi subjek, kategori nomina
bernyawa flora dan fauna tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia atau mereka
seperti dalam kalimat (7b). Kemudian, tidak dapat pula didahului partikel si
seperti dalam kalimat (7c). Akan tetapi, jika flora dan fauna tersebut adalah
bentuk personifikasi, kalimat dapat berterima.
(7a) Anjing yang suka minum susu sedang memakan tulang.
(7b)
*Ia
*Dia sedang memakan tulang.
*Mereka
41
(7c) *Si Anjing yang suka minum susu sedang memakan tulang.
b. Nomina tak bernyawa
Nomina tak bernyawa dapat dibagi atas: nama lembaga, konsep geografis,
waktu, nama bahasa, ukuran dan takaran, dan tiruan bunyi. Dalam kalimat (8a),
terdapat nomina tak bernyawa yang menempati predikat, yaitu malam purnama.
Dalam hal ini, frasa malam purnama mengacu kepada konsep dan memiliki arti
waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit yang saat itu memiliki
purnama (2016: 976).
(8a) Malam itu malam purnama.
(8/Kompas/10/8/2014/nomina)
(8b) Malam purnama disambut meriah oleh warga.
Nomina tak bernyawa juga dapat menempati subek seperti dalam kalimat
(8b). Dalam kalimat (8b), terdapat nomina tak bernyawa, yaitu malam purnama.
c. Nomina terbilang
Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung (dan dapat didampingi
oleh numeralia). Dalam kalimat (9a), terdapat nomina terbilang yang menempati
predikat, yaitu cuma salah satu karyawan saja. Frasa ini dikatakan nomina
terbilang karena didampingi numeralia, yaitu kata salah satu.
(9a) Saya ini cuma salah satu karyawan saja.
(15/Kompas/13/4/2018/nomina)
(9b) Salah satu karyawan saja mengejakan tugas itu.
42
Selain itu, nomina terbilang juga dapat menempati fungi subjek. Dalam
kalimat (9b), salah satu karyawan saja menempati fungsi subjek. Sama seperti
kalimat (9a), frasa yang menduduki fungi subjek dalam kalimat (9b) dikatakan
nomina terbilang karena didampingi numeralia, yaitu kata salah satu.
d. Nomina tak terbilang
Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi oleh
numeralia. Dalam kalimat (10a), terdapat nomina tak terbilang yang menduduki
fungsi predikat, yaitu ekonomi. Sementara dalam kalimat (10b), terdapat nomina
nomina tak terbilang yang menduduki fungsi subjek, yaitu ekonomi.
(10a) Alasannya (pasti) ekonomi...
(35/Kompas/15/1/2018/nomina)
(10b) Ekonomi sedang melonjak tahun ini.
Kata ekonomi dalam kalimat (10a) dikatakan sebagai nomina tak terbilang
karena tidak dapat didampingi oleh numeralia. Dalam kalimat (11a) dan (11b),
jelas terlihat bahwa ekonomi yang menempati predikat tidak dapat didahului kata
tiga. Oleh karena itu, nomina ekonomi dikategorikan sebagai nomina tak
terbilang.
(11a) *Alasannya (pasti) tiga ekonomi...
(11b) *Tiga ekonomi sedang melonjak tahun ini.
e. Nomina kolektif
Nomina kolektif mempunya ciri dapat disubstitusikan dengan kata mereka
atau dapat diperinci atas anggota atau atas bagian-bagian. Dalam kalimat (12a),
43
terdapat nomina kolektif yang menempati predikat, yaitu guru kelas enam SD.
Sementara dalam kalimat (12c), terdapat nomina kolektif yang menempati subjek.
(12a) Bambang guru kelas enam SD.
(1/Percakapan/13/3/2017/nomina)
(12b) *Bambang mereka.
(12c) Guru kelas enam SD menjadi teladan muridnya.
(12d) Mereka menjadi teladan muridnya.
Nomina kolektif yang menempati predikat dalam (12a) tidak dapat
disubstitusikan dengan kata mereka. Dalam kalimat (12b), kalimat tidak berterima
karena guru kelas enam SD disubstitusikan dengan kata mereka. Akan tetapi,
nomina kolektif yang menempati subjek disubstitusikan dengan kata mereka dapat
berterima. Dalam kalimat (12d), guru kelas enam SD disubstitusikan dengan kata
mereka.
f. Nomina bukan kolektif
Nomina yang bukan kolektif adalah nomina yang tidak dapat diperinci atas
bagian-bagiannya. Dalam kalimat (13a) dan (13b), terdapat nomina bukan
kolektif, yaitu kekasih Dwi Sinta yang baru.
(13a) Sucipto Mahardika kekasih Dwi Sinta yang baru.
(2/Percakapan/6/6/2016/nomina)
(13b) Kekasih Dwi Sinta yang baru meninggal hari ini.
44
Nomina kekasih Dwi Sinta yang baru yang menduduki fungsi predikat dan
subjek dalam kalimat (13a) dan (13b) digolongkan nomina bukan kolektif karena
tidak dapat diperinci atas bagian-bagiannya.
Salah satu ciri dari nomina bukan kolektif adalah tidak dapat diperinci atas
bagian-bagiannya. Nomina yang menempati predikat dan subjek dalam kalimat
(13a) dan (13b), yaitu kekasih Dwi Sinta yang baru tidak dapat diperincikan atas
bagian-bagiannya.
Nomina dapat mengacu kepada manusia, binatang, benda, konsep atau
pengertian. Kridalaksana (2005: 75-78) membagi nomina menjadi
subkategorisasi. Adapun subkategorisasi tersebut dibagi menjadi nomina
bernyawa, nomina tidak bernyawa, nomina terbilang, nomina tak terbilang,
nomina kolektif, dan nomina bukan kolektif.
Secara ciri semantis, hampir tidak ada perbedaan antara nomina yang
menempati predikat dan subjek. Nomina bernyawa persona (insani) dapat
menempati subjek dan predikat. Nomina bernyawa persona (insani) yang
menempati subjek dan predikat dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka
serta dapat didahului partikel si. Nomina bernyawa flora dan fauna dapat
menempati subjek dan predikat. Nomina bernyawa flora dan fauna yang
menempati subjek dan predikat tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau
mereka serta tidak dapat didahului partikel si. Nomina tak bernyawa, terbilang,
tak terbilang, serta kolektif dapat menempati subjek dan predikat. Akan tetapi,
nomina kolektif yang menempati subjek dapat disubstitusikan dengan mereka,
sementara nomina kolektif yang menempati predikat tidak dapat disubstitusikan
45
dengan mereka. Terakhir, nomina bukan kolektif dapat menempati subjek dan
predikat. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 2.
Tabel 2
Ciri Semantis Nomina
No Ciri Semantis Fungsi
Subjek Predikat
1a Nomina Bernyawa
1b Nomina bernyawa persona (insan)
Dapat disubstitusikan dengan ia,
dia, atau mereka
Dapat didahului partikel si
1c Nomina bernyawa flora dan fauna
Dapat disubstitusikan dengan ia,
dia, atau mereka
Dapat didahului partikel si
2 Nomina tak bernyawa
3 Nomina terbilang
4 Nomina tak terbilang
5 Nomina kolektif
46
Dapat disubstitusikan
dengan mereka
6 Nomina bukan kolektif
2. Ciri Morfologi
a. Nomina dasar
Nomina dasar adalah nomina yang terdiri satu morfem. Dalam kalimat
(14a), terdapat nomina dasar yang menempati fungsi predikat, yaitu kesatria. Kata
kesatria dalam kalimat (14a) adalah orang (prajurit, perwira) yang gagah berani;
pemberani (2016: 758).
(14a) Namun, hari ini mereka (Dovizioso, Lorenzo, dan Pedrosa) kesatria.
(26/Kompas/18/5/2018/nomina)
(14b) Kesatria melawan para penantang.
Dalam kalimat (14b), terdapat nomina dasar yang menempati subjek, yaitu
kesatria. Nomina dasar yang menempati subjek tidak memiliki perbedaan dengan
nomina dasar yang menempati predikat. Kedua-duanya sama-sama tidak memiliki
memiliki afiks atau reduplikasi.
b. Nomina Turunan
1) Afiksasi
Afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata
merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki
kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok
47
kata baru (Ramlan, 1987: 50). Adapun proses afiksasi memiliki lima macam afiks
yaitu: prefiks, infiks, sufiks, kombinasi afiks, dan konfiks.
a) Prefiks
Ke-
(15a) Yang berkuasa di sini ketua.
(61/Percakapan/22/6/2018/nomina)
(15b) Ketua bertanggung jawab atas anggotanya.
Dalam kalimat (15a), kata ketua merupakan kata berkelas kata nomina
yang berprefiks ke-. Kata ketua dalam kalimat (15a) menduduki fungsi predikat.
Kata ketua merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar tua dan prefiks ke-.
Kata tua sendiri merupakan adverbia yang berarti udah lama hidup; lanjut usia
(tidak muda lagi) (2016: 1732). Sementara prefiks ke- dalam bentuk ketua berarti
yang mempunyai sifat atau ciri (sebagai profesi, kegemaran, kebiasaan). Oleh
karena itu, ketua berarti orang yang tertua dan banyak pengalamannya (2016:
1733).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (15a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (15b),
tampak bahwa nomina dengan prefiks ke- dapat menempati subjek.
Pe-
(16a) Pekerjaan orang itu peneliti.
(62/Percakapan/22/6/2018/nomina)
(16b) Peneliti biasanya menulis cerita.
48
Dalam kalimat (16a), terdapat bentuk berprefiks pe- yang berkelas kata
nomina, yaitu kata peneliti, yang menduduki fungsi predikat. Kata peneliti
merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar tulis dan prefiks pe-. Kata tulis
sendiri merupakan verba yang berarti ada huruf (angka) yang dibuat (digurat)
dengan pena (pensil dan cat); bersurat (yang sudah disetujui); yang ada tulisannya
(2016: 1743). Sementara prefiks pe- dalam bentuk peneliti berarti yang orang
yang berprofesi. Kata peneliti sendiri berarti orang yang menulis (2016: 1744).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (16a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (16b),
tampak bahwa nomina dengan prefiks pe- dapat menempati subjek.
Ter-
(17a) Yang membunuh orang itu tersangka.
(63/Percakapan/22/6/2018/nomina)
(17b) Tersangka dihukum seberat-beratnya.
Dalam kalimat (17a), kata tersangka merupakan kata berkelas kata nomina
yang berprefiks ter-. Kata tersangka dalam kalimat (17a) menduduki fungsi
predikat. Kata tersangka merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar sangka
dan prefiks ter-. Kata sangka sendiri merupakan verba yang berarti duga; kira
(2016: 1360). Sementara prefiks ter- dalam bentuk tersangka berarti yang dikenai
suatu tindakan. Oleh karena itu, tersangka berarti orang yang diduga; dicurigai
(2016: 1360).
49
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (17a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (17b),
tampak bahwa nomina dengan prefiks ter- dapat menempati subjek.
b) Infiks
-el-
(18a) Yang disentuhnya itu pelatuk.
(64/Percakapan/22/6/2018/nomina)
(18b) Pelatuk memicu api.
Dalam kalimat (18a), kata pelatuk merupakan kata berkelas kata nomina
yang berinfiks -el-. Kata pelatuk dalam kalimat (18a) menduduki fungsi predikat.
Kata pelatuk merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar patuk dan infiks -el-.
Kata patuk sendiri merupakan nomina yang berarti catuk; pagut (dengan paruh)
(2016: 1134). Sementara infiks -el- dalam bentuk pelatuk berarti yang melakukan.
Kata pelatuk sendiri berarti bagian bedil berfungsi menggerakan picu (2016:
1142).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (18a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (18b),
tampak bahwa nomina dengan infiks -el- dapat menempati subjek.
-er-
(19a) Benda itu seruling.
(65/Percakapan/22/6/2018/nomina)
50
(19b) Seruling dimainkan orang itu.
Dalam kalimat (19a), terdapat kata seruling yang merupakan kata
berkelas kata nomina yang berinfiks -er-. Kata seruling dalam kalimat (19a)
menduduki fungsi predikat. Kata seruling merupakan nomina yang memiliki
bentuk dasar suling dan infiks -er-. Kata suling sendiri merupakan nomina yang
berarti seruling; bangsi (2016: 1548). Sementara infiks -er- dalam bentuk seruling
berarti alat. Kata seruling sendiri berarti alat musik tiup yang terbuat dari buluh,
logam, dan sebagainya; suling (2016: 1434).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (19a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (19b),
tampak bahwa nomina dengan infiks -er- dapat menempati subjek.
c) Sufiks
-an
(20a) Yang ditulisnya itu catatan.
(66/Percakapan/23/6/2018/nomina)
(20b) Catatan ditulis orang itu.
Dalam kalimat (20a), kata catatan merupakan kata berkelas kata nomina
yang bersufiks -an. Kata catatan dalam kalimat (20a) menduduki fungsi predikat.
Kata catatan merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar catat dan sufiks -an.
Kata catat sendiri merupakan verba yang berarti menuliskan sesuatu untuk
peringatan (dalam buku catatan) (2016: 262). Sementara sufiks -an dalam bentuk
51
catatan berarti hasil tindakan. Kata catatan sendiri berarti hasil mencatat (2016:
262).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (20a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (20b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -an dapat menempati subjek.
-nya
(21a) Orang itu ayahnya.
(67/Percakapan/24/6/2018/nomina)
(21b) Ayahnya sedang merokok.
Dalam kalimat (21a), kata ayahnya merupakan kata berkelas kata nomina
yang bersufiks -nya. Kata ayahnya dalam kalimat (21a) menduduki fungsi
predikat. Kata ayahnya merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar ayah dan
sufiks -nya. Kata ayah sendiri merupakan nomina yang berarti orang tua laki-laki;
bapak (2016: 105). Sementara sufiks -nya dalam bentuk ayahnya memiliki arti
menyatakan milik, pelaku, atau penerima. Kata ayahnya sendiri berarti orang tua
laki-laki yang dimiliki oleh dia.
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (21a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (21b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -nya dapat menempati subjek.
52
-is
(22a) Pekerjaan orang itu jurnalis.
(68/Percakapan/24/6/2018/nomina)
(22b) Jurnalis sedang dicari-cari perusahaan.
Dalam kalimat (22a), kata jurnalis merupakan kata berkelas kata nomina
yang bersufiks -is. Kata jurnalis dalam kalimat (22a) menduduki fungsi predikat.
Kata jurnalis merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar jurnal dan sufiks -
is. Kata jurnal sendiri merupakan nomina yang berarti (buku) catatan harlan; surat
kabar harian; (2016: 649). Sementara sufiks -is dalam bentuk jurnalis berarti hasil
orang yang bergerak atau ahli dalam (insani). Kata jurnalis sendiri memiliki arti
wartawan (orang yang mengemudikan atau yang kerjanya menulis berita dalam
surat kabar) (2016: 649).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (22a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (22b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -is dapat menempati subjek.
-isme
(23a) Hal yang harus dihindari itu komunisme.
(69/Percakapan/24/6/2018/nomina)
(23b) Komunisme telah menyerap di masyarakat USSR tahun 1960-an.
Dalam kalimat (23a), kata komunisme merupakan kata berkelas kata
nomina yang bersufiks -isme. Kata komunisme dalam kalimat (23a) menduduki
fungsi predikat. Kata komunisme merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar
53
komune dan sufiks -isme. Kata komune sendiri merupakan adverbia yang memiliki
arti wilayah administrasi terkecil yang ditandai oleh pemilihan dan pemakaian hak
secara kolektif (2016: 798). Sementara sufiks -isme dalam bentuk komunisme
memiliki arti sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi. Kata
komunisme sendiri berarti paham yang menganut ajaran komunis (2016: 798).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (23a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (23b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -isme dapat menempati subjek.
-itas
(24a) Hal yang harus dijunjung itu loyalitas.
(70/Percakapan/24/6/2018/nomina)
(24b) Loyalitas bagaikan rantai.
Dalam kalimat (24a), kata loyalitas merupakan kata berkelas kata nomina
yang bersufiks -itas. Kata loyalitas dalam kalimat (24a) menduduki fungsi
predikat. Kata loyalitas merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar loyal dan
sufiks -itas. Kata loyal sendiri merupakan adverbia yang memiliki arti patuh;
setia; taat (2016: 946). Sementara sufiks -itas dalam bentuk loyalitas memiliki arti
kualitas; keadaan; tingkat. Kata loyalitas sendiri berarti kesetiaan; ketaatan;
kepatuhan (2016: 946).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (24a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
54
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (24b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -itas dapat menempati subjek.
-wan
(25a) Yang menjadi tombang utama itu bangsawan.
(71/Percakapan/25/6/2018/nomina)
(25b) Bangsawan merias wajahnya.
Dalam kalimat (25a), kata bangsawan merupakan kata berkelas kata
nomina yang bersufiks -wan. Kata bangsawan dalam kalimat (25a) menduduki
fungsi predikat. Kata bangsawan merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar
bangsa dan sufiks -wan. Kata bangsa sendiri merupakan nomina yang memiliki
arti kesatuan dari orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri (2016: 132). Sementara sufiks -wan
dalam bentuk bangsawan memiliki arti orang yang memiliki barang atau sifat
khusus. Kata bangsawan sendiri berarti keturunan orang mulia, terutama raja dan
kerabatnya; ningrat (2016: 946).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (25a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (25b),
tampak bahwa nomina dengan sufiks -wan dapat menempati subjek.
d) Konfiks
ke-an
(26a) Islam itu keyakinan.
(72/Percakapan/25/6/2018/nomina)
55
(26b) Keyakinan diperlukan agar hati tegar.
Dalam kalimat (26a), kata keyakinan merupakan kata berkelas kata
nomina yang berkonfiks ke-an. Kata keyakinan dalam kalimat (26a) menduduki
fungsi predikat. Kata keyakinan merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar
yakin dan konfiks ke-an. Kata yakin sendiri merupakan nomina yang berarti
percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh (merasa pasti tidak salah lagi) (2016:
1819). Sementara konfiks ke-an dalam bentuk keyakinan berarti abstraksi yang
mempunyai ciri atau sifat. Kata keyakinan sendiri berarti kepercayaan yang
sungguh-sungguh; kesungguhan; kepastian; ketentuan (2016: 1819).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (26a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (26b),
tampak bahwa nomina dengan konfiks ke-an dapat menempati subjek.
Konfiks ke-an tidak hanya dapat membentuk nomina, tetapi juga verba.
Dalam kalimat (27), terdapat kata kelaparan merupakan kata berkelas kata verba
yang berkonfiks ke-an. Kata kelaparan dalam kalimat (27) menduduki fungsi
predikat. Kata kelaparan merupakan verba yang memiliki bentuk dasar lapar dan
konfiks ke-an. Kata lapar sendiri merupakan adjektiva yang berarti berasa lengin
makan (karena perut kosong) (2016: 881). Sementara konfiks ke-an dalam bentuk
kelaparan berarti menderita; mengalami kejadian atau keadaan. Kata kelaparan
sendiri berarti dalam keadaan lapar karena kurang makan; (2016: 881).
(27) Orang itu kelaparan.
56
Secara semantis, konfiks ke-an berbeda antara kelaparan dalam kalimat
(27) dengan keyakinan dalam (26a). Konfiks ke-an dalam keyakinan berarti
abstraksi yang mempunyai ciri atau sifat, sementara dalam kelaparan berarti
menderita; mengalami kejadian atau keadaan. Oleh karena itu, kelaparan
dikategorikan sebagai verba.
Untuk dapat membedakan antara kalimat (26a) dengan (27), dapat dilekati
dengan kata bukan. Jika berterima, kalimat tersebut berpredikat nomina. Jika tidak
kalimat tersebut berpredikat verba.
(28a) Islam itu bukan keyakinan.
(72/Percakapan/25/6/2018/nomina)
(28b) *Islam itu tidak keyakinan.
(28c) Orang itu tidak kelaparan.
(28d) *Orang itu bukan kelaparan.
Kalimat (28a) berterima jika didahului dengan kata bukan. Sementara
kalimat (28b) tidak berterima jika didahului tidak. Begitu pun sebaliknya, kalimat
(28c) berterima jika didahului oleh kata tidak. Sementara kalimat (28d) tidak
berterima jika didahului kata bukan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kata
keyakinan merupakan nomina dengan konfiks pembentuk nomina, sementara kata
kelaparan merupakan verba dengan konfiks pembentuk verba.
peng-an
(29a) Yang dilakukannya pendaftaran.
(73/Percakapan/25/6/2018/nomina)
(29b) Pendaftaran dibuka sampai sore.
57
Dalam kalimat (29a), kata pendaftaran merupakan kata berkelas kata
nomina yang berkonfiks pen-an. Konfiks pen-an merupakan varian dari peng-an.
Kata pendaftaran dalam kalimat (29a) menduduki fungsi predikat. Kata
pendaftaran merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar daftar dan konfiks
pen-an. Kata daftar sendiri merupakan nomina yang berarti catatan sejumlah hal
atau nama-nama (tentang kata-kata, nama orang, barang, dan sebagainya) yang
disusun berderet, dr atas ke bawah (2016: 302). Sementara konfiks pen-an dalam
bentuk pendaftaran berarti perbuatan. Kata pendaftaran sendiri memiliki arti
pencatatan nama, alamat, dan sebagainya dalam daftar; perihal mendaftar
(mendaftarkan) (2016: 303).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (29a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (29b),
tampak bahwa nomina dengan konfiks pen-an dapat menempati subjek.
per-an
(30a) Hal itu pelajaran.
(74/Percakapan/25/6/2018/nomina)
(30b) Pelajaran segera dimulai.
Dalam kalimat (30a), kata pelajaran merupakan kata berkelas kata nomina
yang berkonfiks pel-an. Konfiks pel-an merupakan varian dari per-an. Kata
pelajaran dalam kalimat (30a) menduduki fungsi predikat. Kata pelajaran
merupakan nomina yang memiliki bentuk dasar ajar dan konfiks pel-an. Kata ajar
sendiri merupakan nomina yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
58
supaya diketahui (diturut) (2016: 23). Sementara konfiks pel-an dalam bentuk
pelajaran berarti hasil. Kata pelajaran sendiri memiliki arti segala sesuatu yang
dipelajari atau yang diajarkan (2016: 23).
Nomina turunan yang menempati predikat yang terbentuk melalui afiksasi
seperti dalam kalimat (30a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan
yang menempati subjek yang terbentuk melalui afiksasi. Dalam kalimat (30b),
tampak bahwa nomina dengan konfiks pel-an dapat menempati subjek.
Secara afiksasi, hampir tidak ada perbedaan antara nomina yang
menempati predikat dan subjek. Nomina berprefiks, berinfiks, bersufiks, dan
berkonfiks dapat menempati subjek dan predikat. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat tabel 3.
Tabel 3
Ciri Afiks Nomina
No Afiks Fungsi
Subjek Predikat
Prefiks
1 ke-
2 pe-
3 ter-
Infiks
1 -el-
59
2 -er-
Sufiks
1 -an
2 -nya
3 -is
4 -isme
5 -itas
6 -wan
Konfiks
1 ke-an
2 pe-an
3 per-an
2) Perulangan atau reduplikasi
Perulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak
(Ramlan, 1987: 57). Dalam kalimat (31a), terdapat bentuk perulangan yang
berkelas kata nomina, yaitu kata rumah-rumah. Kata rumah-rumah merupakan
60
nomina yang memiliki bentuk dasar rumah. Kata rumah merupakan nomina yang
berarti bangunan untuk tempat tinggal (2016: 1323).
(31a) Penghalangnya itu rumah-rumah.
(59/Percakapan/25/6/2018/nomina)
(31b) Rumah-rumah akan segera digusur.
Selain fungsi predikat, bentuk perulangan juga dapat menduduki subjek.
Misalnya, dalam kalimat (31b). Dalam kalimat (31b), nomina rumah-rumah
menduduki subjek. Bentuk dasar dari nomina perulangan yang menduduki subjek
dalam kalimat (31b) adalah rumah.
3) Pemajemukan
Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di
samping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata sebagai unsurnya (Ramlan, 1987: 69). Dalam kalimat (32a), terdapat bentuk
pemajemukan nomina yang menempati fungsi predikat, yaitu kata malam
purnama. Kata malam purnama merupakan nomina yang tersusun dari dua kata
yaitu malam dan purnama. Kata malam merupakan nomina yang berarti waktu
setelah matahari terbenam hingga matahari terbit (2016: 976), sementara purnama
merupakan adverbia yang berarti saat bulan bundar benar (tanggal 14 dan 15
bulan Kamariah) (2016: 1232).
(32a) Malam itu malam purnama.
(8/Kompas/10/8/2014/nomina)
(32b) Malam purnama menunjukkan pesonanya.
61
Nomina turunan hasil pemajemukan yang menempati predikat seperti
dalam kalimat (32a) tidak memiliki perbedaan dengan nomina turunan hasil
pemajemukan yang menempati subjek seperti dalam kalimat (32b). Kedua-duanya
sama-sama terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya.
Secara morfologi, hampir tidak ada perbedaan antara nomina yang
menempati predikat dan subjek. Nomina dasar dapat menempati subjek dan
predikat. Nomina turunan berupa afiks juga dapat menempati predikat dan subjek.
Nomina hasil perulangan atau reduplikasi dapat menempati subjek dan predikat.
Nomina majemuk juga dapat menempati subjek dan predikat. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat tabel 4.
Tabel 4
Ciri Morfologi Nomina
No Ciri Morfologi Fungsi
Subjek Predikat
1 Nomina Dasar
2 Nomina Turunan
3 a. Afiks
1) Prefiks
2) Infiks
3) Sufiks
4) Konfiks
62
4 b. Perulangan atau reduplikasi
5 c. Pemajemukan
3. Ciri Sintaksis
Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki
fungsi subjek, objek, atau pelengkap. Dalam bahasa Indonesia, terdapat nomina
yang menempati predikat. Dalam kalimat (33), nomina malam purnama,
menduduki sebagai predikat.
(33) Malam itu malam purnama.
(8/Kompas/10/8/2014/nomina)
Ramlan mengatakan bahwa berdasarkan intonasinya, antara subjek dan
predikat secara potensial terdapat jeda sedang. Subjek ialah unsur klausa yang
berintonasi [2] 3 // dan predikat ialah unsur klausa yang berintonasi [2] 3 1 # atau
[2] 3 # apabila dengan kata yang suku keduanya dari belakangnya bervokal /ə/
(2001: 81). Dalam kalimat (34), subjek malam itu memiliki intonasi [2] 3 2,
sementara predikat malam purnama memiliki intonasi 3 1 #. Hal ini dapat
digambarkan dalam kalimat (34).
(34) Malam itu malam purnama.
[2] 3 2 3 1 #
a. Dapat diingkarkan kata bukan
Nomina memiliki ciri sintaksis tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
Kata untuk mengingkari nomina adalah bukan. Hal ini juga berlaku untuk nomina
yang menempati predikat, bukan subjek.
63
(35a) Bambang guru kelas enam SD.
(1/Percakapan/13/3/2017/nomina)
(35b) Bambang bukan guru kelas enam SD.
(35c) *Bambang tidak guru kelas enam SD.
Kalimat (35b) berterima karena nomina guru kelas enam SD diingkari
dengan bukan yang merupakan salah satu ciri predikat nomina. Sementara, dalam
kalimat (35c), kalimat tidak berterima karena diingkari dengan kata tidak yang
merupakan bentuk ingkaran predikat verba.
Terdapat kasus yang cukup unik dalam bahasa Indonesia. Menurut KBBI,
kata kegemukan dalam kalimat (36a) termasuk ke dalam nomina, yang memiliki
arti perihal gemuk; keadaan gemuk (2016: 468). Namun, dalam posisinya sebagai
predikat, kata kegemukan tidak dapat diingkari dengan kata bukan. Kata
pengingkar yang tepat untuk kegemukan adalah tidak.
(36a) Anak-anak yang orangtua obesitas atau kegemukan, sekitar 50-80
persen juga akan kegemukan.
(4/Kompas/24/8/ 2016/nomina)
(36b) *Anak-anak yang orangtua obesitas atau kegemukan, sekitar 50-80
persen juga bukan akan kegemukan.
(36c) Anak-anak yang orangtua obesitas atau kegemukan, sekitar 50-80
persen juga tidak akan kegemukan.
Dalam kalimat (36b), tampak kalimat tidak berterima karena penyisipan
ingkaran bukan. Namun, dalam kalimat (36c), kalimat berterima dengan
penyisipan tidak yang merupakan bentuk ingkaran verba. Dari kalimat (36b),
64
terbukti bahwa kegemukan tidak dapat dikatakan nomina jika dilihat dari ciri
sintaksis nomina.
Menurut KBBI, kata kehujanan yang menduduki predikat dalam kalimat
(37a) tidak dapat diingkari dengan kata bukan. Kata pengingkar yang tepat untuk
kehujanan adalah tidak.
(37a) Aku kehujanan.
(17/Kompas/19/11/2017/nomina)
(37b) * aku bukan kehujanan.
(37c) Aku tidak kehujanan.
Dalam kalimat (37b), tampak kalimat tidak berterima karena penyisipan
ingkaran bukan. Namun, dalam kalimat (37c), kalimat berterima dengan
penyisipan tidak yang merupakan bentuk ingkaran verba. Dari kalimat (37b),
terbukti bahwa kehujanan tidak dapat dikatakan nomina jika dilihat dari ciri
sintaksis nomina.
Dari kalimat (36a) dan (37a), kata kegemukan dan kehujanan memilki
afiks yang sama, yaitu konfiks ke-an. Namun, dasar kata keduanya adalah
berbeda. Kata kegemukan memiliki dasar kata gemuk yang berkelas kata adverbia,
sementara kehujanan memiliki dasar kata hujan yang berkelas kata nomina.
Dalam kalimat (38a), kata dasar dari nomina berafiks ke-an yang
menempati predikat adalah nomina. Tidak seperti kegemukan dan kehujanan.
Kata keyakinan dalam kalimat (38b) dapat diingkari dengan kata bukan.
(38a)
Itu keyakinan kami.
(30/Kompas/31/3/2018/nomina)
65
(38b) Itu bukan keyakinan kami.
(38c) *Itu tidak keyakinan kami.
Perbedaan antara kegemukan, kehujanan, dan keyakinan kami adalah
semantisnya. Frasa keyakinan kami mengacu kepada abstraksi yang mempunyai
ciri atau sifat, sehingga frasa keyakinan kami menjadi nomina. Sementara, kata
kegemukan dan kehujanan mengacu kepada sifat atau hal terjadi pada subjek,
sehingga lebih mirip verba.
b. Dapat diikuti adjektiva baik langsung maupun dengan diantarai kata yang
Nomina dapat diikuti adjektiva, baik langsung maupun dengan diantarai
kata yang dan dapat diikuti oleh verba atau kelas kata lainnya. Hal ini juga
berlaku pada nomina yang menempati predikat. Dalam kalimat (39a), terdapat
nomina yang menduduki predikat, yaitu seorang penari balet.
(39a) Mungkin ia dulunya seorang penari balet.
(7/Kompas/29/6/2014/nomina)
(39b) Mungkin ia dulunya seorang penari balet cantik.
(39c) Mungkin ia dulunya seorang penari balet yang cantik.
Dalam kalimat (39b), penambahan adjektiva cantik pada nomina seorang
penari balet berterima secara sintaksis. Penambahan cantik tidak melewati batas
fungsi dan tidak menjadi keterangan. Hal ini juga berlaku pada kalimat (39c).
Penambahan yang cantik tidak melewati batas fungsi dan tidak menjadi
keterangan.
Penambahan adjektiva baik langsung maupun dengan diantarai kata yang
juga berlaku pada nomina yang menduduki subjek. Dalam kalimat (40b)
66
penambahan adjektiva galak pada nomina seorang penari balet berterima secara
sintaksis. Penambahan galak tidak melewati batas fungsi subjek. Hal ini juga
berlaku pada kalimat (40c). Penambahan yang galak tidak melewati batas fungsi
subjek.
(40a) Seorang penari balet memarahi muridnya.
(40b) Seorang penari balet galak memarahi muridnya.
(40c) Seorang penari balet yang galak memarahi muridnya.
c. Dapat didahului oleh partikel dari dan di
Nomina dapat digunakan dalam frasa preposional. Dalam frasa
preposisional, nomina bertindak sebagai poros yang didahului oleh preposisi
tertentu, seperti di dan dari.
Nomina menempati subjek dan predikat dapat disisipi dengan kata di atau
dari. Namun, penyisipan di atau dari membuat kelas katanya berbeda.
(41a) Yang melakukan kekerasan itu individu.
(48/Kompas/15/2/2018/nomina)
(41b) Yang melakukan kekerasan itu dari individu.
(41c) *Yang melakukan kekerasan itu di individu.
Jika nomina individu dalam kalimat (41b) didahului preposisi dari, kelas
katanya berubah menjadi preposisi. Berbeda dengan kalimat (41c). Kalimat (41c)
tidak berterima karena penyisipan di.
Hal yang sama juga terjadi pada nomina yang menempati subjek. Jika
nomina individu dalam kalimat (42b) didahului preposisi dari, kelas katanya
67
berubah menjadi preposisi. Sementara, kalimat (42c) tidak berterima karena
penyisipan di.
(42a) Individu menjadi sosialis.
(42b) Dari individu menjadi sosialis.
(42c) Di individu menjadi sosialis.
Secara sintaksis, terdapat perbedaan antara nomina yang menempati
predikat dan subjek. Nomina yang menempati subjek tidak dapat diingkarkan
kata bukan, sementara nomina yang menempati predikat dapat diingkarkan kata
bukan. Nomina yang menempati subjek dan predikat dapat diikuti adjektiva baik
langsung maupun dengan diantarai kata yang dan dapat diikuti verba atau kelas
kata lainnya. Terakhir, jika menempati subjek dan predikat, nomina tidak dapat
didahului oleh partikel dari dan di. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 5.
Tabel 5
Ciri Sintaksis Nomina
No Ciri Sintaksis Fungsi
Subjek Predikat
1 Dapat diingkarkan kata bukan
2 Dapat diikuti adjektiva baik langsung
maupun dengan diantarai kata yang dan
dapat diikuti oleh verba atau kelas kata
lainnya
3 Dapat didahului oleh partikel dari dan di
68
Secara ciri semantis, hampir tidak ada perbedaan antara nomina yang
menempati predikat dan subjek. Nomina bernyawa persona (insani) dapat
menempati subjek dan predikat. Nomina bernyawa persona (insani) yang
menempati subjek dan predikat dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka
serta dapat didahului partikel si. Nomina bernyawa flora dan fauna dapat
menempati subjek dan predikat. Nomina bernyawa flora dan fauna yang
menempati subjek dan predikat tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau
mereka serta tidak dapat didahului partikel si. Nomina tak bernyawa, terbilang,
tak terbilang, serta kolektif dapat menempati subjek dan predikat. Akan tetapi,
nomina kolektif yang menempati subjek dapat disubstitusikan dengan mereka,
sementara nomina kolektif yang menempati predikat tidak dapat disubstitusikan
dengan mereka. Terakhir, nomina bukan kolektif dapat menempati subjek dan
predikat.
Secara morfologi, hampir tidak ada perbedaan antara nomina yang
menempati predikat dan subjek. Nomina dasar dapat menempati subjek dan
predikat. Nomina turunan berupa afiks juga dapat menempati predikat dan subjek.
Nomina hasil perulangan atau reduplikasi dapat menempati subjek dan predikat.
Nomina majemuk juga dapat menempati subjek dan predikat.
Secara sintaksis, terdapat perbedaan antara nomina yang menempati
predikat dan subjek. Nomina yang menempati subjek tidak dapat diingkarkan
kata bukan, sementara nomina yang menempati predikat dapat diingkarkan kata
bukan. Nomina yang menempati subjek dan predikat dapat diikuti adjektiva baik
langsung maupun dengan diantarai kata yang dan dapat diikuti oleh verba atau
69
kelas kata lainnya. Terakhir, jika menempati subjek dan predikat, nomina tidak
dapat didahului oleh partikel dari dan di.
Tabel 6
Ciri Nomina
No Ciri Nomina Fungsi
Subjek Predikat
Ciri Semantis
1 Nomina bernyawa
2 Nomina tak bernyawa
3 Nomina terbilang
4 Nomina tak terbilang
5 Nomina kolektif
6 Nomina bukan kolektif
Ciri Morfologi
Nomina Dasar
Nomina Turunan
a. Afiks
1) Prefiks
2) Infiks
70
3) Sufiks
4) Konfiks
b. Perulangan
c. Pemajemukan
Ciri Sintaksis
Dapat diingkarkan kata bukan
Dapat diikuti adjektiva baik langsung
maupun dengan diantarai kata yang dan
dapat diikuti oleh verba atau kelas kata
lainnya
Dapat didahului oleh partikel dari dan di
71
B. Nomina yang Menduduki Predikat dan Subjek dalam Klausa Bahasa
Indonesia
Dalam posisinya sebagai predikat, nomina juga memiliki ciri semantis,
sintaksis, dan morfologi. Secara semantis, tidak ada perbedaan antara nomina
yang menduduki predikat dengan nomina secara umum, yaitu dapat mengacu
kepada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Secara sintaksis,
nomina juga dapat menempati fungsi predikat. Nomina yang menempati fungsi
predikat memiliki ciri sintaksis tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
Nomina yang menempati predikat juga dapat diikuti adjektiva, baik langsung
maupun dengan diantarai kata yang dan dapat diikuti oleh verba atau kelas kata
lainnya. Nomina yang menempati predikat tidak dapat disisipi dengan kata di atau
dari. Secara morfologi, terdapat dua bentuk nomina yang menempati fungsi
predikat, yaitu nomina dasar dan nomina turunan.
Dari pembahasan sebelumnya, hampir tidak ada perbedaan antara nomina
yang menduduki fungsi objek dengan predikat, baik secara semantis, morfologi,
maupun sintaksis. Namun, pada kenyataannya, nomina yang menduduki predikat
berbeda dengan nomina yang menduduki subjek.
(43a) Paling pejabat yang memesan itu ya Pak Direktur Sabhara.
(21/Kompas/13/4/2018/nomina)
(43b) Paling pejabat yang memesan itu / ya Pak Direktur Sabhara.
S P
(43c) *Ya Pak Direktur Sabhara / paling pejabat yang memesan itu.
S P
72
(44a) Asu itu anjing yang suka minum susu.
(10/Kompas/10/8/2014/nomina)
(44b) Asu itu / anjing yang suka minum susu.
S P
(44c) * Anjing yang suka minum susu / asu itu.
S P
Pada kalimat (43c) dan (44c) kalimat tidak berterima setelah adanya
perpindahan antara subjek dan predikat. Padahal, Paling pejabat yang memesan
itu dan ya Pak Direktur Sabhara dalam kalimat (43a) dan Asu itu dan anjing yang
suka minum susu dalam kalimat (44a) adalah sama, yaitu nomina.
Nomina yang menempati subjek dan predikat pada kalimat (43a) dan (44b)
tidak dapat ditukar. Tentu hal ini terjadi karena faktor tertentu; bisa dari subjeknya
atau predikatnya. Subjek dan predikat yang berkelas kata nomina seperti memiliki
kecenderungan tertentu. Kecenderungan itu dapat berasal dari subjek, yaitu subjek
memiliki kecenderungan diakhiri dengan demonstrativa ini atau itu. Kemudian,
kecenderungan dapat berasal dari predikat, yaitu predikat memiliki
kecenderungan bermakna profesi, jati diri, atau referensi dari subjek. Berikut ini
adalah penjelasannya:
1. Kecenderungan Subjek: Diakhiri dengan Demonstrativa ini atau itu
(45) Yang melakukan kekerasan itu individu.
(48/Kompas/15/2/2018/nomina)
73
Subjek dan predikat dalam kalimat (45) berkelas kata nomina. Subjek
yang melakukan kekerasan itu mengacu kepada manusia, sementara individu juga
mengacu kepada manusia. Jika kedua kalimat tersebut dibalik seperti dalam
kalimat (46), kalimat tidak berterima.
(46) * Individu yang melakukan kekerasan itu.
S P
Keberterimaan dalam kalimat (45) dikarenakan adanya kecenderungan
yang diakibatkan demonstrativa itu. Jika subjek ditukar dengan predikat dengan
demonstrativa itu melekat di subjek, kalimat akan berterima seperti pada kalimat
(47).
(47) Individu itu yang melakukan kekerasan.
S P
Kalimat (48) membuktikan bahwa demonstrativa itu melekat di subjek
dalam kalimat berpredikat nomina. Hal ini juga terjadi pada demonstrativa ini.
(48) Anak saya ini pahlawan Indonesia.
(75/Percakapan/12/7/2018/nomina)
Pada kalimat (48), anak saya ini serta pahlawan Indonesia berkelas kata
nomina. Namun, jika kalimat dibalik seperti pada kalimat (49), kalimat tidak
berterima.
(49) *Pahlawan Indonesia anak saya ini.
S P
Keberterimaan dalam kalimat (48) dikarenakan adanya kecenderungan
yang diakibatkan demonstrativa ini. Jika subjek ditukar dengan predikat dengan
74
demonstrativa ini melekat di subjek, kalimat akan berterima seperti pada kalimat
(50)
(50) Pahlawan Indonesia ini anak saya.
S P
Kalimat (45), (47), (48), dan (50) membuktikan bahwa demonstrativa itu
atau ini melekat di subjek dalam kalimat yang berpredikat nomina. Jika subjek
dan predikat ditukar seperti pada kalimat (46) dan (49) dibutuhkan demonstrativa
itu atau ini untuk diterimanya kalimat.
Selain, terjadi pada nomina bernyawa insani, kecenderungan melekatnya
demonstrativa itu dan ini juga terjadi pada nomina bernyawa fauna.
(51) Asu itu anjing yang baik hati.
(9/Kompas/10/8/2014/nomina)
Subjek dan predikat dalam kalimat (51) berkelas kata nomina. Subjek asu
itu mengacu kepada binatang, sementara anjing yang baik hati juga mengacu
kepada binatang. Jika kedua kalimat tersebut dibalik seperti dalam kalimat (52),
kalimat tidak berterima.
(52) *Anjing yang baik hati asu itu.
S P
Keberterimaan dalam kalimat (51) dikarenakan adanya kecenderungan
yang diakibatkan demonstrativa itu. Jika subjek ditukar dengan predikat dengan
demonstrativa itu melekat di subjek, kalimat akan berterima seperti pada kalimat
(53).
75
(53) Anjing yang baik hati itu asu.
S P
Kalimat (51) dan (53) membuktikan bahwa demonstrativa itu melekat di
subjek dalam kalimat berpredikat nomina. Hal ini juga terjadi pada demonstrativa
ini pada kalimat berpredikat nomina.
(54) Mawar hitam ini tanaman langka.
(77/Percakapan/12/7/2018/nomina)
Pada kalimat (54), mawar hitam ini serta tanaman langka berkelas kata
nomina. Namun, jika kalimat dibalik seperti pada kalimat (55), kalimat tidak
berterima.
(55) * Tanaman langka mawar hitam ini.
S P
Keberterimaan dalam kalimat (54) dikarenakan adanya kecenderungan
yang diakibatkan demonstrativa ini. Jika subjek ditukar dengan predikat dengan
demonstrativa ini melekat di subjek, kalimat akan berterima seperti pada kalimat
(56)
(56) Tanaman langka ini mawar hitam.
S P
Kalimat (45), (47), (48), (50), (51), (53), (54), dan (56) membuktikan
bahwa demonstrativa itu atau ini melekat di subjek dalam kalimat yang
berpredikat nomina. Jika subjek dan predikat ditukar seperti pada kalimat (46) dan
(49) serta kalimat (51) dan (55) dibutuhkan demonstrativa itu atau ini untuk
diterimanya kalimat.
76
2. Kecenderungan Predikat: Profesi, Jati Diri atau Identitas, atau Referensi
dari Subjek.
Kecenderungan dalam kalimat yang memiliki subjek dan predikat berkelas
kata nomina bernyawa insani adalah predikatnya bermanka profesi, jati diri atau
identitas, atau referensi dari subjek. Maksud dari profesi adalah pekerjaan, profesi,
atau hal yang dilakukan.
(59) Bambang guru kelas enam SD.
(1/Percakapan/13/3/2018/nomina)
Dalam kalimat (59), subjek dan predikat berkelas kata nomina. Subjek
Bambang adalah nama seseorang, sementara guru kelas enam SD merupakan
profesi yang dimiliki subjek. Jika subjek dan predikat dalam kalimat (59) ditukar
seperti dalam (60), kalimat tidak berterima, kecuali dibantu jeda.
(60) *Guru kelas enam SD Bambang.
S P
Ketidakberterimaan dalam kalimat (60) karena pada umumnya predikat
ditempati oleh profesi dalam kalimat yang subjek dan predikatnya berkelas kata
nomina. Sebaliknya, kalimat (59) berterima karena predikatnya bermakna profesi,
yaitu guru kelas enam SD.
Selain profesi, dalam kalimat dengan subjek dan predikat berkelas kata
nomina, predikat pada umumnya bermakna jati diri atau identitas. Maksud dari
jati diri adalah hal yang menandakan seseorang atau sesuatu itu, sementara
identitas adalah identitas dari seseorang atau sesuatu itu.
77
(61) Paling pejabat yang memesan itu ya Pak Direktur Sabhara.
(21/Kompas/13/4/2018/nomina)
Dalam kalimat (61), subjek dan predikat berkelas kata nomina. Subjek
pejabat yang memesan itu merujuk ke seseorang, sementara ya Pak Direktur
Sabhara merupakan identitas yang dimiliki subjek. Jika subjek dan predikat
dalam kalimat (61) ditukar seperti dalam (62), kalimat tidak berterima kecuali
dibantu jeda.
(62) * Ya Pak Direktur Sabhara pejabat yang memesan itu.
S P
Ketidakberterimaan dalam kalimat (62) karena pada umumnya predikat
ditempati oleh nomina bermakna identitas dalam kalimat yang subjek dan
predikatnya berkelas kata nomina. Sebaliknya, kalimat (61) berterima karena
predikatnya bermakna identitas, yaitu ya Pak Direktur Sabhara.
Selain profesi dan jati diri atau identitas, dalam kalimat dengan subjek dan
predikat berkelas kata nomina, predikat pada umumnya bermakna referensi dari
subjek. Maksud dari referensi dari subjek adalah hal tersebut mengacu pada hal
yang sama yang diacu oleh subjek. Predikat yang bermakna referensi dari subjek
juga berarti subjek dan predikat memiliki referen yang sama.
(63) Pria yang berkumis seram itu Anton Muliana.
(58/Percakapan/25/6/2018/nomina)
Dalam kalimat (63), subjek dan predikat berkelas kata nomina. Subjek
pria yang berkumis seram itu merujuk ke seseorang yang berkumis seram,
sementara Anton Muliana merupakan seseorang yang bernama Anton Muliana.
78
Jika subjek dan predikat dalam kalimat (63) ditukar seperti dalam (64), kalimat
tidak berterima, kecuali dibantu jeda.
(64) * Anton Muliana pria yang berkumis seram itu.
S P
Ketidakberterimaan dalam kalimat (64) karena pada umumnya predikat
ditempati oleh nomina yang bermakna referensi dari subjek dalam kalimat yang
subjek dan predikatnya berkelas kata nomina. Sebaliknya, kalimat (63) berterima
karena predikatnya bermakna identitas, yaitu Anton Muliana.
3. Penggunaan Jeda untuk Membatasi Subjek dan Predikat
Keberterimaan kalimat pada kalimat berpredikat nomina dapat dibantu
oleh jeda subjek dengan predikatnya. Jeda dapat membantu membedakan subjek
dan predikat, meskipun kedua fungsi tersebut memiliki ciri yang sama.
(65a) Namun, hari ini mereka (Dovizioso, Lorenzo, dan Pedrosa) kesatria.
(26/Kompas/18/5/2018/nomina)
(65b) Namun, hari ini mereka (Dovizioso, Lorenzo, dan Pedrosa) kesatria.
[2] 3 //2 3 1 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 2 3 1 #
(65c) * Namun, hari ini kesatria mereka (Dovizioso, Lorenzo, dan Pedrosa).
[2] 3 //2 3 1 2 3 1 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 #
(65d) Namun, hari ini kesatria, mereka (Dovizioso, Lorenzo, dan Pedrosa).
[2] 3 //2 3 1 2 3 1// 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 #
Dalam kalimat (65b), 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 merupakan subjek, sementara
2 3 1 # merupakan predikatnya. Kalimat (65c), subjek dan predikat tidak jelas
79
pembatasnya karena tidak ada jeda. Diperlukan jeda yang jelas untuk
membedakan subjek dan predikat dalam kalimat berpredikat nomina seperti pada
kalimat (65d). Dalam kalimat (65d), subjek dan predikat lebih dapat dibedakan
daripada kalimat (65c).
Nomina yang menempati subjek dan predikat memiliki kecenderungan.
Subjek cenderung diakhiri dengan demonstrativa ini atau itu dalam kalimat yang
subjek dan predikatnya berkelas kata nomina, sementara predikat cenderung
bermakna profesi, jati diri atau identitas, atau referensi dari subjek dalam kalimat
yang subjek dan predikatnya berkelas kata nomina.
80
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat dikemukakan sebagai hasil dari penelitian yang
berjudul Nomina Predikat dalam Klausa Bahasa Indonesia ini dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yakni (1) ciri nomina dalam klausa bahasa Indonesia, dan
(2) nomina yang menduduki predikat dan nomina yang menduduki subjek dalam
klausa bahasa Indonesia.
1. Ciri Nomina dalam Klausa Bahasa Indonesia
Nomina bernyawa persona (insani) dapat menempati subjek dan predikat.
Nomina bernyawa persona (insani) yang menempati subjek dan predikat dapat
disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka serta dapat didahului partikel si.
Nomina bernyawa flora dan fauna dapat menempati subjek dan predikat. Nomina
bernyawa flora dan fauna yang menempati subjek dan predikat tidak dapat
disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka serta tidak dapat didahului partikel si.
Nomina tak bernyawa, terbilang, tak terbilang, serta kolektif dapat menempati
subjek dan predikat. Akan tetapi, nomina kolektif yang menempati subjek dapat
disubstitusikan dengan mereka, sementara nomina kolektif yang menempati
predikat tidak dapat disubstitusikan dengan mereka. Terakhir, nomina bukan
kolektif dapat menempati subjek dan predikat.
81
Secara morfologis, nomina dasar dapat menempati subjek dan predikat.
Nomina turunan berupa afiks juga dapat menempati predikat dan subjek. Nomina
hasil perulangan atau reduplikasi dapat menempati subjek dan predikat. Nomina
majemuk juga dapat menempati subjek dan predikat.
Secara sintaksis, nomina yang menempati subjek tidak dapat diingkarkan
kata bukan, sementara nomina yang menempati predikat dapat diingkarkan kata
bukan. Nomina yang menempati subjek dan predikat dapat diikuti adjektiva baik
langsung maupun dengan diantarai kata yang dan dapat diikuti oleh verba atau
kelas kata lainnya. Terakhir, jika menempati subjek dan predikat, nomina tidak
dapat didahului oleh partikel dari dan di.
2. Nomina yang Menduduki Predikat dan Nomina yang Menduduki
Subjek dalam Bahasa Indonesia
Nomina yang menempati subjek dan predikat memiliki kecenderungan.
Subjek cenderung diakhiri dengan demonstrativa ini atau itu dalam kalimat yang
subjek dan predikatnya berkelas kata nomina, sementara predikat cenderung
bermakna profesi, jati diri atau identitas, atau referensi dari subjek dalam kalimat
yang subjek dan predikatnya berkelas kata nomina.
B. Saran
Penelitian yang berjudul Nomina Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti
82
lain untuk mengkaji nomina yang menempati predikat dalam klausa bahasa
Indonesia lebih dalam lagi.
Peneliti juga menyarankan kepada peneliti lagi untuk mengkaji kelas kata
selain nomina seperti adjektiva dan adverbia. Kelas kata adjektiva dan adverbia
juga dapat menempati predikat, sama seperti kelas kata nomina. Akan tetapi,
belum banyak penelitian mengenai kedua kelas kata tersebut.
83
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Arka, I Wayan. 2014. ―Locative-Related Roles and the Argument-Adjunct
Distinction in Balinese‖. Dalam Linguistic Discovery. Jilid 12: 56–84.
Badru dkk. 2000. Nomina dan Pemakaiannya dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
-------. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.
-------. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.
Curnow, Timothy Jowan. 1999. ―Towards a Cross-linguistic Typology of Copula
Constructions‖. Dalam Proceedings of the 1999 Conference of the
Australian Linguistic Society.
Dinakaramani, Arawinda. 2011. ―Afiksasi Pembentuk Verba dalam Bahasa
Indonesia: Afiks Meng- dan Afiks Ber-―. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.
Ismail, Maulana Muhammad. 2016. ―Penggunaan Frasa Nominal pada Rubrik
Cerpen Koran Kompas Bulan Juni-Agustus 2014‖. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
-------. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta:
Gramedia.
-------. 2007. Pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
84
Kridalaksana, Harimurti dkk. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia:
Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, Metode dan
Tekniknya. Jakarata: Raya Grafindo.
Moeljadi, David. 2013. ―Nominal Predicate Construction in Indonesian‖. Dalam
Journal of Linguistics. Jilid 40: 219–62.
Moleong, Lexy Johannes. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nisrina, Rizqiya Afifatun. 2011. ―Struktur Frasa Pengisi Fungsi Predikat pada
Kumpulan Romansa Jawa Tembange Wong Kangen‖. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Purwo, Bambang Kaswanti dan Anton Moeliono. 1985. ―Analisis Fungsi Subjek
dan Objek: Sebuah Tinjauan‖ dalam Bambang Kaswanti Purwo (Ed.).
1980. Untaian Teori Sintakis 1970-1980an. Jakarta: Arcan.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. ―Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba‖ dalam
Bambang Kaswanti Purwo (Ed.). PELLBA 2. Yogyakarta: Kanisius.
Rabita, Eva. 2004. ―Morfosintaksis Reduplikasi Kategori Nomina dalam Bahasa
Indonesia‖. Skripsi. Sumatra Utara: Universitas Sumatera Utara.
Ramlan, M. 1987. Morfologi. Yogyakarta: Karyono.
-------. 1991. Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi
Offset.
-------. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.
Sari, Kiki Riskita. 2016. ―Kata Adalah, Ialah, dan Merupakan dalam Klausa
Bahasa Indonesia: Kajian Sintaktis dan Semantik‖. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Setiawan, Ebta. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline v 1.3.
Sneddon, James. 2000. ―Another Look at ke-...-an Verbs‖. Dalam Kajian Serba
Linguistik: untuk Anton Moeliono Peresa Bahasa. Jakarta: Gunung Mulia.
Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:
UNS Press.
85
Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
-------. 1992. Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode Linguistik.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
-------. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
-------. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguis. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Suhardi. 2013. Dasar-dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Sukini. 2010. Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sulistyowati, Ririn. 2014. ―Morfosintaksis Verba Reduplikasi dalam Bahasa
Indonesia‖. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Press.
Verhaar, J.W.M. 2004. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
86
LAMPIRAN
Lampiran 1. Nomina yang Menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia
No Data Data Sumber Data
1/Percakapan/13/3
/2018/nomina
Bambang guru kelas
enam SD
Percakapan antara Pak Mulyono dan
Anisa/ 13 Maret 2018/di lingkungan
kos
2/Percakapan/6/6/
2016/nomina
Sucipto Mahardika
kekasih Dwi Sinta yang
baru
Percakapan antara Ronggur dan
Peneliti/6 Juni 2016/Jakarta Utara
3/Kompas/14/5/
2018
Pengamanan memang
tugas kami.
Kompas/14 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/14/14371381/hoaks-bom-
gereja-santa-anna-kapolres-jaktim-
minta-masyarakat-jangan-mudah
4/Kompas/24/8/
2016/nomina
Anak-anak yang orangtua
obesitas atau kegemukan,
sekitar 50-80 persen juga
akan kegemukan
Kompas/24 Agustus 2016/
https://health.Kompas.com/read/2016
/08/24/110039423/bahaya.kelebihan.
berat.badan.pada.anak
5/Kompas/23/6/
2014/nomina
Kau seorang penyuka
bintang dan seringkali
takjub ketika melihat
bintang jatuh atau
Kompas/23 Juni 2014/
http://id.klipingsastra.com/2014/06/k
uda-emas.html
87
himpunan kunang-
kunang terbang
Kearahmu.
6/Kompas/29/6/20
14/nomina
ZÉphirine Drouhin nama
gadis itu.
Kompas/ 29 Juni 2014/
https://klipingsastra.wordpress.com/2
014/06/30/joyeux-anniversaire/
7/Kompas/29/6/20
14/nomina
Mungkin ia dulunya
seorang penari balet.
Kompas/ 29 Juni 2014/
https://klipingsastra.wordpress.com/2
014/06/30/joyeux-anniversaire/
8/Kompas/10/8/20
14/nomina
Malam itu malam
purnama.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
9/Kompas/10/8/20
14/nomina
‖Asu itu anjing yang baik
hati,‖ jawab Ayah.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
10/Kompas/10/8/2
014/nomina
―Asu itu anjing yang
suka minum susu,‖
timpal saya.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
11/Kompas/10/8/2
014/nomina
Ayah saya seorang
pengarang yang kaya.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
12/Kompas/10/8/2
014/nomina
Dialah Om Butet yang
bintang film itu.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
88
/08/jalan-asu.html?m=1
13/Kompas/3/8/20
14/nomina
Kaki tua kakek tanpa
sandal, sudah hafal
membaca arah.
Kompas/ 3 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/pohon-kakek.html
14/Kompas/3/8/20
14/nomina
Kakek sering
membiarkan rasa nyeri
isapan lintah hutan
menggrogoti kakinya,
seolah itu terapi
pelemasan otot.
Kompas/ 3 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/pohon-kakek.html
15/Kompas/13/4/2
018/nomina
Saya ini cuma salah satu
karyawan saja.
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
16/Kompas/8/5/20
18/nomina
Itu bukan budaya kita Kompas/8 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/13/19210851/kutuk-terorisme-
prabowo-tegaskan-indonesia-butuh-
ketenangan
17/Kompas/19/11/
2017/nomina
Wah ini kelebihan satu
tingkat kadar lemaknya
Kompas/ 19
November/2017/https://megapolitan.
Kompas.com/read/2014/11/19/12410
89
491/Ternyata.Ahok.Kelebihan.Berat.
Badan
18/Kompas/1/1/20
18/nomina
Dua korban tewas masih
remaja dengan masing-
masing berusia 17 dan 18
tahun.
Kompas/ 1 Januari
2018/https://internasional.Kompas.co
m/read/2018/01/01/21554331/4-
warga-london-tewas-ditikam-di-
malam-tahun-baru
19/Kompas/1/1/20
18/nomina
"Inilah alam, siapa yang
bisa menebak," ujarnya.
Kompas/ 1 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/01/21500801/tenggelam-
di-pantai-baron-gunungkidul-jasad-
ilham-ditemukan-di-malang
20/Kompas/13/4/2
018/nomina
Jadi kami ini kan hanya
penjahit, jadi tidak
membuat dalam partai
besar.
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
21/Kompas/13/4/2
018/nomina
Paling pejabat yang
memesan itu ya Pak
Direktur Sabhara karena
tempat ini kan dikelola
oleh koperasi Sabhara
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
22/Percakapan/20/ Kehidupan itu pelajaran Ceramah Jamil/20 April 2018/Musola
90
4/2018/nomina yang tidak terduga FIB UNS
23/Kompas/8/5/20
18/nomina
Islam di Indonesia, Islam
yang damai.
Kompas/8 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/13/19210851/kutuk-terorisme-
prabowo-tegaskan-indonesia-butuh-
ketenangan
24/Kompas/13/5/2
018/nomina
Naik turun itu hal yang
biasa, karena beda
nakhoda.
Kompas/13 Mei 2018/
https://entertainment.Kompas.com/re
ad/2018/05/13/202915010/kata-
anang-soal-hubungan-aurel-dan-
azriel-dengan-krisdayanti
25/Kompas/3/5/20
18/nomina
Panasnya persaingan
pasar ponsel di tanah air
juga bukan tanpa alasan.
Kompas/3 Mei 2018/
https://tekno.Kompas.com/read/2018/
05/03/14514597/asus-dan-xiaomi-
adu-banting-harga-di-indonesia-
samsung
26/Kompas/18/5/2
018/nomina
" Namun, hari ini mereka
(Dovizioso, Lorenzo, dan
Pedrosa) kesatria,"
katanya.
Kompas/18 Mei 2018/
https://olahraga.Kompas.com/read/20
18/05/08/11410788/tanggapi-
tabrakan-di-gp-spanyol-marquez-
tersirat-sindir-rossi
27/Kompas/31/3/2
018/nomina
Itu memang listrik PLN
tapi siapa yang
Kompas/8 Maret 2018/
https://regional.Kompas.com/read/20
91
memasang di sana masih
harus diselidiki.
18/03/31/23263681/panjat-pagar-
rumah-walet-bocah-7-tahun-tewas-
tersengat-listrik
28/Kompas/31/3/2
018/nomina
Maksudnya, kata dia,
buruh bukan kepanjangan
partai politik, tetapi
bukan berarti netral
dalam berpolitik.
Kompas/8 Maret 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/03/31/22581231/kspi-minta-
buruh-jangan-antipolitik
29/Kompas/31/3/2
018/nomina
Yang menguat ya nama
Pak Prabowo dan Rizal
Ramli.
Kompas/8 Maret 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/03/31/22140151/kspi-agak-berat-
dukung-pak-jokowi-karena-dia-
enggak-cabut-pp-78
30/Kompas/31/3/2
018/nomina
Itu keyakinan kami Kompas/31 Maret 2018/
https://regional.Kompas.com/read/20
18/03/31/17334811/golkar-targetkan-
65-persen-untuk-kemenangan-
jokowi-di-pilpres-2019
31/Kompas/1/1/20
18/nomina
―Hidup ini bukan soal
kedudukan kita di mana,
tapi apa yang kita buat
untuk masyarakat,‖
tandasnya.
Kompas/1 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/01/20345981/dikunjungi-
dedi-mulyadi-deddy-mizwar-bantah-
bahas-posisi-gubernur-dan-wagub
92
32/Kompas/1/1/20
18/nomina
Komitmennya urusan
hati antar keluarga.
Kompas/1 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/01/20345981/dikunjungi-
dedi-mulyadi-deddy-mizwar-bantah-
bahas-posisi-gubernur-dan-wagub
33/Kompas/1/1/20
18/nomina
hari ini kunjungan antar-
keluarga.
Kompas/1 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/01/20345981/dikunjungi-
dedi-mulyadi-deddy-mizwar-bantah-
bahas-posisi-gubernur-dan-wagub
34/Kompas/15/1/2
018/nomina
Menurut info yang
kebakaran itu kedai
suvenir di pintu timur
anjungan.
Kompas/15 Januari
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/01/15/22520651/diduga-
lupa-matikan-teko-pemanas-air-kios-
suvernir-di-tmii-terbakar
35/Kompas/15/1/2
018/nomina
Alasannya (pasti)
ekonomi, itu biasa,
alasan di mana-mana.
Kompas/15 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/15/21122581/menteri-
yohana-video-porno-anak-sudah-
diblokir-kemkominfo
36/Kompas/15/1/2
018/nomina
Paling nanti alasannya
pembiayaan dan sumber
daya.
Kompas/15 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/15/19425171/aktivis-
93
lingkungan-sesalkan-temuan-
bangkai-orangutan-tak-diotopsi.
37/Kompas/15/1/2
018/nomina
Setahu saya yang dalam
tempo sesingkat-
singkatnya proklamasi,
yang lain tidak dalam
tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Kompas/15 Januari
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/01/15/19404181/anies-
hgb-pulau-reklamasi-selesai-dalam-
tempo-sesingkat-singkatnya.
38/Kompas/15/1/2
018/nomina
DPR bukanlah Jaka
Sembung naik ojek, alias
tidak nyambung jack.
Kompas/15 Januari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/01/15/19365601/bambang-
soesatyo-dpr-bukanlah-jaka-
sembung-naik-ojek.
39/Kompas/30/1/2
018/nomina
Ini bukan gurauan. Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
40/Kompas/30/1/2
018/nomina
semua ini sebuah
kutukan
Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
94
41/Kompas/30/1/2
018/nomina
Pikirkanlah hal-hal yang
baik.
Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
42/Kompas/30/1/2
018/nomina
Cari pertolongan, kawan Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
43/Kompas/30/1/2
018/nomina
Menurut Gatot, senjata
yang digunakannya
senapan angin.
Kompas/30 Januari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22305661/jaksa-gatot-
pernah-todongkan-senpi-ke-
asistennya-dan-elma-theana
44/Kompas/30/1/2
018/nomina
Itu airsoft gun. Kompas/30 Januari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22305661/jaksa-gatot-
pernah-todongkan-senpi-ke-
asistennya-dan-elma-theana
45/Kompas/1/2/20
18/nomina
Ini gara-gara
moratorium.
Kompas/1 Februari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/02/01/22440701/gubernur-
95
sebut-kemiskinan-di-maluku-karena-
kebijakan-menteri-susi
46/Kompas/1/2/20
18/nomina
Itu pandangan yang
keliru dan menyesatkan.
Kompas/1 Februari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/02/01/21551041/kuasa-hukum-
kemenkumham-pandangan-yusril-
keliru-dan-menyesatkan
47/Kompas/1/2/20
18/nomina
Ini usulan dari Panglima
Armabar yang langsung
kami sambut dan
rencananya kegiatannya
akan langsung
melibatkan beberapa
dinas seperti Sumber
Daya Air, Lingkungan
Hidup, juga UMKM
Kompas/1 Februari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/02/01/22012921/sandiaga-
kawasan-pasar-baru-ingin-dibuat-
seperti-boat-quay-dan-clarke.
48/Kompas/15/2/2
018/nomina
Yang melakukan
kekerasan itu individu,
dia sendiri sudah bukan
santri di Ponpes Sirojul
Mukhlasin
Kompas/15 Februari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/02/15/22474991/mantan-
santrinya-jadi-pelaku-penyerangan-
gereja-ponpes-payaman-perketat.
49/Kompas/15/2/2
018/nomina
Itu bukan kewenangan
kami. berapa lama
Kompas/15 Februari
2018/https://nasional.Kompas.com/re
96
sakitnya ad/2018/02/15/22112331/dokter-rs-
polri-pastikan-tak-ada-bekas-luka-di-
tubuh-jefri.
50/Kompas/15/2/2
018/nomina
itu kewenangan yang di
Atas
Kompas/15 Februari
2018/https://nasional.Kompas.com/re
ad/2018/02/15/22112331/dokter-rs-
polri-pastikan-tak-ada-bekas-luka-di-
tubuh-jefri.
51/Kompas/27/2/2
018/nomina
Pendaftaran (pasangan
bakal capres cawapres),
kan, Agustus 2018 ya
Kompas/15 Februari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/02/27/21454341/ada-kader-pdi-p-
masuk-nominasi-cawapres-jokowi-
puan-maharani.
52/Kompas/27/2/2
018/nomina
Penetapannya September. Kompas/15 Februari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/02/27/21454341/ada-kader-pdi-p-
masuk-nominasi-cawapres-jokowi-
puan-maharani.
53/Kompas/12/3/2
018/nomina
Tiang-tiang beton di
Jakarta bukan satu-
satunya sasaran.
Kompas/12 Maret 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/03/12/08494021/mewarnai-
jakarta-ala-anies-sandiaga.
54/Kompas/12/3/2 Biaya modifikasinya Rp Kompas/12 Maret 2018/
97
018/nomina 18-20 juta https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/03/12/07550791/becak-listrik-
wacana-sandiaga-yang-ditanggapi-
putra-amien-rais
55/Kompas/27/5/2
018/nomina
Itu kan KTP reject ya,
yang tidak bisa
digunakan.
Kompas/27 Mei
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/05/27/20435211/polisi-
sudah-amankan-barang-bukti-e-ktp-
yang-tercecer-di-bogor.
56/Kompas/27/5/2
018/nomina
Untuk wilayah
Trenggalek, perbaikan
jalur nasional ini
sepanjang 50 Kilometer
lebih
Kompas/27 Mei
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/05/27/15551901/persiapan-
jalur-mudik-jalan-rusak-di-
trenggalek-diperbaiki.
57/Kompas/27/5/2
018/nomina
Ini salah satu contoh rest
area yang tipe B, yang
lebih kecil tanpa adanya
SPBU seperti di tipe A.
Kompas/27 Mei 2018/
https://regional.Kompas.com/read/20
18/05/27/12104831/ruas-tol-brebes-
timur-pemalang-siap-beroperasi-saat-
mudik-gratis.
58/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Pria yang berkumis
seram itu Anton Muliana
Percakapan antara Pembeli dan
Penjual/ 25 Juni 2018/di lingkungan
kos
59/Percakapan/22/ Penghalangnya itu Percakapan antara di dalam bus/ 22
98
6/2018/nomina rumah-rumah Juni 2018/di lingkungan kos
60/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Aku kehujanan. Percakapan dalam hati/ 25 Juni
2018/di lingkungan kos
61/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Yang berkuasa di sini
ketua.
Percakapan antara teman/ 22 Juni
2018/di perpustakaan UNS
62/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Pekerjaan orang itu
peneliti.
Percakapan antara teman/22 Juni
2018/ di perpustakaan UNS
63/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Yang membunuh orang
itu tersangka.
Percakapan antara teman/22 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
64/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Yang disentuhnya itu
pelatuk.
Percakapan antara teman/22 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
65/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Benda itu seruling. Percakapan antara teman/ 22 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
66/Percakapan/23/
6/2018/nomina
Yang ditulisnya itu
catatan
Percakapan antara teman/ 23 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
67/Percakapan/24/
6/2018/nomina
Orang itu ayahnya. Percakapan antara peneliti dengan
keluarga/ 24 Juni 2018/ di lingkungan
kos via telepon.
68/Percakapan/24/
6/2018/nomina
Pekerjaan orang itu
jurnalis
Percakapan antara teman/ 24 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
69/Percakapan/24/
6/2018/nomina
Hal yang harus dihindari
itu komunisme
Ceramah di masjid/ 24 Juni 2018/ di
Kentingan.
70/Percakapan/24/ Hal yang harus dijunjung Percakapan antara teman/ 23 Juni
99
6/2018/nomina itu loyalitas 2018/ di perpustakaan UNS.
71/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Yang menjadi tombang
utama itu bangsawan
Percakapan antara teman/25 Juni
2018/ di lingkungan kos via telepon
72/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Islam itu keyakinan. Percakapan dengan keluarga/25 Juni
2018/ di lingkungan kos via telepon
73/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Yang dilakukannya itu
pendaftaran
Percakapan antara peneliti dengan
UKM SSC/25 Juni 2018/ di
lingkungan kos via WA
74/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Hal itu pelajaran Percakapan antara teman/ 25 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
75/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Anak saya ini pahlawan
Indonesia
Percakapan antara teman/ 12 Juli
2018/ di perpustakaan UNS.
76/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Sapi ini betina Percakapan antara petani/ 12 Juli
2018/ di lingkungan kos.
77/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Mawar hitam ini tanaman
langka
Percakapan antara petani/ 15 Juli
2018/ di lingkungan kos.
Lampiran 2. Nomina Dasar yang menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia
No Data Data Sumber Data
12/Kompas/10/
8/2014/nomina
Dialah Om Butet yang
bintang film itu.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
100
18/Kompas/1/1/
2018/nomina
Dua korban tewas masih
remaja dengan masing-
masing berusia 17 dan 18
tahun.
Kompas/ 1 Januari
2018/https://internasional.Kompas.co
m/read/2018/01/01/21554331/4-
warga-london-tewas-ditikam-di-
malam-tahun-baru
19/Kompas/1/1/
2018/nomina
"Inilah alam, siapa yang
bisa menebak," ujarnya.
Kompas/ 1 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/01/21500801/tenggelam-
di-pantai-baron-gunungkidul-jasad-
ilham-ditemukan-di-malang
26/Kompas/18/
5/2018/nomina
" Namun, hari ini mereka
(Dovizioso, Lorenzo, dan
Pedrosa) kesatria,"
katanya.
Kompas/18 Mei 2018/
https://olahraga.Kompas.com/read/20
18/05/08/11410788/tanggapi-
tabrakan-di-gp-spanyol-marquez-
tersirat-sindir-rossi
35/Kompas/15/
1/2018/nomina
Alasannya (pasti)
ekonomi, itu biasa,
alasan di mana-mana.
Kompas/15 Januari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/01/15/21122581/menteri-
yohana-video-porno-anak-sudah-
diblokir-kemkominfo
37/Kompas/15/
1/2018/nomina
Setahu saya yang dalam
tempo sesingkat-
singkatnya proklamasi,
Kompas/15 Januari
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/01/15/19404181/anies-
101
yang lain tidak dalam
tempo yang sesingkat-
singkatnya.
hgb-pulau-reklamasi-selesai-dalam-
tempo-sesingkat-singkatnya.
41/Kompas/30/
1/2018/nomina
Pikirkanlah hal-hal yang
baik.
Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
48/Kompas/15/
2/2018/nomina
Yang melakukan
kekerasan itu individu,
dia sendiri sudah bukan
santri di Ponpes Sirojul
Mukhlasin
Kompas/15 Februari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/02/15/22474991/mantan-
santrinya-jadi-pelaku-penyerangan-
gereja-ponpes-payaman-perketat.
52/Kompas/27/
2/2018/nomina
Penetapannya September. Kompas/15 Februari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/02/27/21454341/ada-kader-pdi-p-
masuk-nominasi-cawapres-jokowi-
puan-maharani.
58/Percakapan/
25/6/2018/nomi
na
Pria yang berkumis
seram itu Anton Muliana.
Percakapan antara Pembeli dan
Penjual/ 25 Juni 2018/di lingkungan
kos
102
Lampiran 3. Nomina Afiks yang Menempati Predikat dalam Klausa Bahasa
Indonesia
No Data Data Sumber Data
39/Kompas/30/
1/2018/nomina
Ini bukan gurauan. Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
40/Kompas/30/
1/2018/nomina
semua ini sebuah
kutukan
Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
42/Kompas/30/
1/2018/nomina
Cari pertolongan, kawan Kompas/30 Januari 2018/
https://internasional.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22312201/pria-ini-
janjikan-imbalan-bagi-orang-yang-
bersedia-membunuhnya.
47/Kompas/1/2/
2018/nomina
Ini usulan dari Panglima
Armabar yang langsung
kami sambut dan
rencananya kegiatannya
akan langsung
Kompas/1 Februari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/02/01/22012921/sandiaga-
kawasan-pasar-baru-ingin-dibuat-
seperti-boat-quay-dan-clarke.
103
melibatkan beberapa
dinas seperti Sumber
Daya Air, Lingkungan
Hidup, juga UMKM
Lampiran 4. Nomina Perulangan yang Menempati Predikat dalam Klausa
Bahasa Indonesia
No Data Data Sumber Data
59/Percakapan/
25/6/2018/nomi
na
Penghalangnya itu
rumah-rumah
Percakapan antara di dalam bus/
25Juni 2018/di lingkungan kos
Lampiran 5. Nomina Majemuk yang Menempati Predikat dalam Klausa
Bahasa Indonesia
No Data Data Sumber Data
1/Percakapan/1
3/3/2018/nomin
a
Bambang guru kelas
enam SD
Percakapan antara Pak Mulyono dan
Anisa/ 13 Maret 2018/di lingkungan
kos
3/Kompas/14/5/
2018
Pengamanan memang
tugas kami.
Kompas/14 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/14/14371381/hoaks-bom-
gereja-santa-anna-kapolres-jaktim-
minta-masyarakat-jangan-mudah
6/Kompas/29/6/ ZÉphirine Drouhin nama Kompas/ 29 Juni 2014/
104
2014/nomina gadis itu. https://klipingsastra.wordpress.com/2
014/06/30/joyeux-anniversaire/
8/Kompas/10/8/
2014/nomina
Malam itu malam
purnama.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
9/Kompas/10/8/
2014/nomina
‖Asu itu anjing yang baik
hati,‖ jawab Ayah.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
10/Kompas/10/
8/2014/nomina
―Asu itu anjing yang
suka minum susu,‖
timpal saya.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
13/Kompas/3/8/
2014/nomina
Kaki tua kakek tanpa
sandal, sudah hafal
membaca arah.
Kompas/ 3 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/pohon-kakek.html
15/Kompas/13/
4/2018/nomina
Saya ini cuma salah satu
karyawan saja.
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
16/Kompas/8/5/
2018/nomina
Itu bukan budaya kita Kompas/8 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/13/19210851/kutuk-terorisme-
prabowo-tegaskan-indonesia-butuh-
105
ketenangan
20/Kompas/13/
4/2018/nomina
Jadi kami ini kan hanya
penjahit, jadi tidak
membuat dalam partai
besar.
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
21/Kompas/13/
4/2018/nomina
Paling pejabat yang
memesan itu ya Pak
Direktur Sabhara karena
tempat ini kan dikelola
oleh koperasi Sabhara
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
22/Percakapan/
20/4/2018/nomi
na
Kehidupan itu pelajaran
yang tidak terduga
Ceramah Jamil/20 April 2018/Musola
FIB UNS
23/Kompas/8/5/
2018/nomina
Islam di Indonesia, Islam
yang damai.
Kompas/8 Mei 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/05/13/19210851/kutuk-terorisme-
prabowo-tegaskan-indonesia-butuh-
ketenangan
24/Kompas/13/
5/2018/nomina
Naik turun itu hal yang
biasa, karena beda
nakhoda.
Kompas/13 Mei 2018/
https://entertainment.Kompas.com/re
ad/2018/05/13/202915010/kata-
anang-soal-hubungan-aurel-dan-
106
azriel-dengan-krisdayanti
25/Kompas/3/5/
2018/nomina
Panasnya persaingan
pasar ponsel di tanah air
juga bukan tanpa alasan.
Kompas/3 Mei 2018/
https://tekno.Kompas.com/read/2018/
05/03/14514597/asus-dan-xiaomi-
adu-banting-harga-di-indonesia-
samsung
27/Kompas/31/
3/2018/nomina
Itu memang listrik PLN
tapi siapa yang
memasang di sana masih
harus diselidiki.
Kompas/8 Maret 2018/
https://regional.Kompas.com/read/20
18/03/31/23263681/panjat-pagar-
rumah-walet-bocah-7-tahun-tewas-
tersengat-listrik
29/Kompas/31/
3/2018/nomina
Yang menguat ya nama
Pak Prabowo dan Rizal
Ramli.
Kompas/8 Maret 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/03/31/22140151/kspi-agak-berat-
dukung-pak-jokowi-karena-dia-
enggak-cabut-pp-78
34/Kompas/15/
1/2018/nomina
Menurut info yang
kebakaran itu kedai
suvenir di pintu timur
anjungan.
Kompas/15 Januari
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/01/15/22520651/diduga-
lupa-matikan-teko-pemanas-air-kios-
suvernir-di-tmii-terbakar
38/Kompas/15/
1/2018/nomina
DPR bukanlah Jaka
Sembung naik ojek, alias
Kompas/15 Januari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
107
tidak nyambung jack. 18/01/15/19365601/bambang-
soesatyo-dpr-bukanlah-jaka-
sembung-naik-ojek.
43/Kompas/30/
1/2018/nomina
Menurut Gatot, senjata
yang digunakannya
senapan angin.
Kompas/30 Januari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22305661/jaksa-gatot-
pernah-todongkan-senpi-ke-
asistennya-dan-elma-theana
44/Kompas/30/
1/2018/nomina
Itu airsoft gun. Kompas/30 Januari 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/01/30/22305661/jaksa-gatot-
pernah-todongkan-senpi-ke-
asistennya-dan-elma-theana
45/Kompas/1/2/
2018/nomina
Ini gara-gara
moratorium.
Kompas/1 Februari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/02/01/22440701/gubernur-
sebut-kemiskinan-di-maluku-karena-
kebijakan-menteri-susi
51/Kompas/27/
2/2018/nomina
Pendaftaran (pasangan
bakal capres cawapres),
kan, Agustus 2018 ya
Kompas/15 Februari 2018/
https://nasional.Kompas.com/read/20
18/02/27/21454341/ada-kader-pdi-p-
masuk-nominasi-cawapres-jokowi-
puan-maharani.
108
54/Kompas/12/
3/2018/nomina
Biaya modifikasinya Rp
18-20 juta
Kompas/12 Maret 2018/
https://megapolitan.Kompas.com/rea
d/2018/03/12/07550791/becak-listrik-
wacana-sandiaga-yang-ditanggapi-
putra-amien-rais
55/Kompas/27/
5/2018/nomina
Itu kan KTP reject ya,
yang tidak bisa
digunakan.
Kompas/27 Mei
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/05/27/20435211/polisi-
sudah-amankan-barang-bukti-e-ktp-
yang-tercecer-di-bogor.
57/Kompas/27/
5/2018/nomina
Ini salah satu contoh rest
area yang tipe B, yang
lebih kecil tanpa adanya
SPBU seperti di tipe A.
Kompas/27 Mei 2018/
https://regional.Kompas.com/read/20
18/05/27/12104831/ruas-tol-brebes-
timur-pemalang-siap-beroperasi-saat-
mudik-gratis.
Lampiran 6. Nomina Bernyawa yang Menempati Predikat dalam Klausa
Bahasa Indonesia
No Data Data Sumber Data
1/Percakapan/13/3
/2018/nomina
Bambang guru kelas
enam SD
Percakapan antara Pak Mulyono dan
Anisa/ 13 Maret 2018/di lingkungan
kos
2/Percakapan/6/6/ Sucipto Mahardika Percakapan antara Ronggur dan
109
2016/nomina kekasih Dwi Sinta yang
baru
Peneliti/6 Juni 2016/Jakarta Utara
9/Kompas/10/8/20
14/nomina
Asu itu anjing yang baik
hati.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
10/Kompas/10/8/2
014/nomina
Asu itu anjing yang suka
minum susu
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
11/Kompas/10/8/2
014/nomina
Ayah saya seorang
pengarang yang kaya.
Kompas/ 10 Agustus
2014/http://id.klipingsastra.com/2014
/08/jalan-asu.html?m=1
21/Kompas/13/4/2
018/nomina
Paling pejabat yang
memesan itu ya Pak
Direktur Sabhara.
Kompas/13 April
2018/https://megapolitan.Kompas.co
m/read/2018/04/13/15413401/menya
pa-para-penjahit-baju-polisi-di-sisi-
tersembunyi-polda-metro-jaya
48/Kompas/15/2/2
018/nomina
Yang melakukan
kekerasan itu individu
Kompas/15 Februari
2018/https://regional.Kompas.com/re
ad/2018/02/15/22474991/mantan-
santrinya-jadi-pelaku-penyerangan-
gereja-ponpes-payaman-perketat.
58/Percakapan/25/
6/2018/nomina
Pria yang berkumis
seram itu Anton Muliana
Percakapan antara Pembeli dan
Penjual/ 25 Juni 2018/di lingkungan
110
kos
62/Percakapan/22/
6/2018/nomina
Pekerjaan orang itu
peneliti.
Percakapan antara teman/22 Juni
2018/ di perpustakaan UNS
67/Percakapan/24/
6/2018/nomina
Orang itu ayahnya. Percakapan antara peneliti dengan
keluarga/ 24 Juni 2018/ di lingkungan
kos via telepon.
68/Percakapan/24/
6/2018/nomina
Pekerjaan orang itu
jurnalis
Percakapan antara teman/ 24 Juni
2018/ di perpustakaan UNS.
75/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Anak saya ini pahlawan
Indonesia
Percakapan antara teman/ 12 Juli
2018/ di perpustakaan UNS.
76/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Sapi ini betina Percakapan antara petani/ 12 Juli
2018/ di lingkungan kos.
77/Percakapan/12/
7/2018/nomina
Mawar hitam ini tanaman
langka
Percakapan antara petani/ 15 Juli
2018/ di lingkungan kos.
111
Lampiran 7. Artikel Ilmiah berjudul ”Keberlakuan Nomina sebagai
Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis” yang terbit di
Jurnal Ranah
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130