Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim

19
 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dalam arti manusia hi du p da lam in tera ks i da n interdep edensi sesa ma nya. Ma nu sia sali ng membutuhkan sesamanya baik jasmani maupun rohani. Dalam proses interaksi inilah diperlukan nilai-nilai , norma, dan aturan-aturan, karena ia menentukan  batasan-batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Jadi dalam hubungan sosial dalam masyarakat itulah secara mutlak adanya nilai-nilai karena tiada nilai- nilai tanpa adanya hubungan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu diwujudkan secara nyata, tetapi terdapat doro ngan dalam diri manus ia untuk melaku kan atau tidak melakukan hal tertentu. Sifatnya abstrak namun dapat dirasakan manfaatnya. Dalam masyarakat, sebagai suatu Gemeinschafts 1 manusia hidup bersama, manu sia sebag ai pribad i, denga n sifat-s ifat indiv iduali tas yang unik berg aul satu sama lain. Kadang-kadang saling mengerti, saling simpati, saling menghormati dan men cint ai. T etap i ada pul a wat ak man usi a ada nya ant i pat i, sal ah pah am, memben ci, men gkh ianat dan seb aga inya ada lah ben tuk -bentuk tin gka h laku manusia dalam hubungannya dengan nilai-nilai yang berlaku. Setiap hubungan antar manusia selalu disertai dengan proses penilaian, baik aktif maupun pasif,  baik terhadap hubungan sesamanya maupun dengan lingkungan alam semesta. Proses penilaian itu dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Realita yang demikian merupakan kecenderungan dan kodrat manusia. Manusia dalam hubungannya dengan sesamanya dan dengan alam semesta tak mungkin melakukan sikap netral atau apatis. Kecenderungan–kecenderungan untuk simpati, anti pati ataupun netral itu sendiri merupakan suatu sikap. Dan setiap sikap adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu didasarkan azas objektif rasional ataukah subjektif emosional. Di dalam garis  pe nila ian mul ai dar i penger tian , simpati , kag um, hor mat, memuja, cin ta, atau 1 Bahasa Jerman, artinya Masyarakat 1

Transcript of Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dalam arti manusia

hidup dalam interaksi dan interdepedensi sesamanya. Manusia saling

membutuhkan sesamanya baik jasmani maupun rohani. Dalam proses interaksi

inilah diperlukan nilai-nilai , norma, dan aturan-aturan, karena ia menentukan

 batasan-batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Jadi dalam hubungan

sosial dalam masyarakat itulah secara mutlak adanya nilai-nilai karena tiada nilai-

nilai tanpa adanya hubungan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu diwujudkan

secara nyata, tetapi terdapat dorongan dalam diri manusia untuk melakukan atau

tidak melakukan hal tertentu. Sifatnya abstrak namun dapat dirasakan manfaatnya.

Dalam masyarakat, sebagai suatu Gemeinschafts1 manusia hidup bersama,

manusia sebagai pribadi, dengan sifat-sifat individualitas yang unik bergaul satu

sama lain. Kadang-kadang saling mengerti, saling simpati, saling menghormati

dan mencintai. Tetapi adapula watak manusia adanya anti pati, salah paham,

membenci, mengkhianat dan sebagainya adalah bentuk-bentuk tingkah laku

manusia dalam hubungannya dengan nilai-nilai yang berlaku. Setiap hubungan

antar manusia selalu disertai dengan proses penilaian, baik aktif maupun pasif,

 baik terhadap hubungan sesamanya maupun dengan lingkungan alam semesta.

Proses penilaian itu dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Realita yang

demikian merupakan kecenderungan dan kodrat manusia.

Manusia dalam hubungannya dengan sesamanya dan dengan alam semestatak mungkin melakukan sikap netral atau apatis. Kecenderungan–kecenderungan

untuk simpati, anti pati ataupun netral itu sendiri merupakan suatu sikap. Dan

setiap sikap adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu

didasarkan azas objektif rasional ataukah subjektif emosional. Di dalam garis

 penilaian mulai dari pengertian, simpati, kagum, hormat, memuja, cinta, atau

1 Bahasa Jerman, artinya Masyarakat

1

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

sebaliknya salah paham, anti pati, jijik, menghinakan, membenci, bahkan netral

sekalipun adalah perwujudan dan pengejawantahan penilaian.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail  masalah bagaimana sistem

nilai dalam kehidupan manusia atau bermasyarakat. Baik buruknya dalam

kehidupan manusia itu diciptakan oleh manusia itu sendiri (kelompok 

masyarakat).

Rumusan Masalah

Bagaimana Pengertian Nilai dalam kehidupan Manusia?

Apa Saja Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam kehidupan Manusia?Bagaimana Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia?

Bagaimana Hubungan Norma dan Nilai dalam Kehidupan Manusia?

Seberapa Penting Norma Dalam Kehidupan Manusia?

Tujuan Masalah

Untuk Mengetahui Pengertian Nilai dalam kehidupan.

Untuk Mengetahui Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam kehidupan Manusia.

Untuk Mengetahui Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia.

Untuk Mengetahui Hubungan Norma dan Nilai dalam Kehidupan Manusia.

Untuk Mengetahui Seberapa Penting Norma Dalam Kehidupan Manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

2

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

SISTEM NILAI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

A. Pengertian Nilai dalam Kehidupan

Tylor dalam Imran Manan mengemukakan moral termasuk bagian dari

kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang

kesemuanya dalam konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di

lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan

mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.2

Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka

 pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting

dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang

digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai

oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.

Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai sebuah konsepsi, eksplisit

atau implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai

hal-hal yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara,

alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang tersedia. Orientasi nilai budaya adalahKonsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang

  berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang

dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin

 bertalian dengan hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak 

yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga,

tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam

hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem

nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin

dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku

anggota-anggota suatu masyarakat.3

2 Imran Manan. (1989).  Pendidikan adalah enkulturasi. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Hlm. 193

Usman Pelly dan Asih Menanti. (1994). Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: DirjenDikti Depdikbud. Hlm. 7

3

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai-nilai yang mencakup

 pilihan nilai yang dominan yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu

masyarakat dalam memecahkan 6 masalah pokok kehidupan, sebagai berikut:

 Masalah pertama, yang dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah

 bagaimana mereka memandang sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja

 bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan sosial. Hubungan antar manusia dalam

suatu masyarakat tersebut dapat mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu

yang bersifat linealism, collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah

siapa yang harus mengambil keputusan.

• Masyarakat dengan orientasi nilai yang lineal orang akan berorientasi

kepada seseorang untuk membuatkan keputusan bagi semua anggota

kelompok.

• Masyarakat dengan orientasi nilai yang collateral, orientasi nilai akan

  berpusat pada kelompok. Kelompoklah yang mempunyai keputusan

tertinggi.

• Masyarakat dengan orientasi individualism, semua keputusan dibuat oleh

individu-individu. Individualisme menekankan hak tertinggi individu

dalam mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan berbagai

 permasalahan kehidupan.

 Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan

menentukan dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas

kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan yang

menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang berorientasi ke

masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu yang dominan akan

menjiwai perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang sangat berpengaruh

dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengejaran kemajuan.

  Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam. Hubungan dapat

 berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau

manusia harus menguasai alam.

4

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

 Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah

masalah kerja. Apakah orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup

saja, ataukah kerja untuk mencari kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan

kerja yang lebih banyak.

  Masalah Kelima, Masalah kepemilian kebudayaan. Alternatif pemilikan

kebudayaan yang tersedia adalah suatu kontinum antara pemilikan kebudayaan

yang berorientasi pada materialisme atau yang berorientasi pada spiritualisme.

Ada kesan bahwa kebudayaan barat sangat berorientasi kepada materialisme

sedang kebudayaan timur sangat berorientasi kepada spiritualisme.

 Masalah Keenam, Apakah hakekat hidup manusia. Orientasi nilai yang tersediaadalah pandangan-pandangan bahwa hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang

 buruk, atau sesuatu yang buruk tetapi dapat disempurnakan.

Ahli lain yang menganalisa nilai inti atau pola orientasi nilai suatu

masyarakat adalah Talcots Parson. Dia telah memperkembangkan suatu

taksonomi nilai dasar yang dinamakannya ” pattern variables” yang menentukan

makna situasi-situasi tertentu dan cara memecahkan dilema pengambilan

keputusan. Lima pattern tersebut adalah:

1. Dasar-dasar pemilihan objek terhadap mana sebuah orientasi berlaku,

yaitu apakah pemilihan ditentukan oleh keturunan (ascription) atau

keberhasilan (achievement).

2. Kepatutan atau ketidak-patutan pemuasan kebutuhan melalui tindakan

ekspresif dalam konteks tertentu, yaitu apakah pemuasan yang patut harus

disarankan atas pertimbangan perasaan, (affectivity) atau netral perasaan

(affective neutrality).

3. Ruang lingkup perhatian dan kewajiban terhadap sebuah objek yaitu

apakah perhatian harus jelas dan tegas untuk sesuatu (specificity) atau

tidak jelas dan tegas, atau berbaur (diffuseness).

4. Tipe norma yang menguasai orientasi terhadap suatu objek yaitu apakah

norma yang berlaku bersifat universal (universlism) atau normanya

 bersifat khusus (particularism).

5

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

5. Relevan atau tidak relevannya kewajiban-kewajiban kolektif dalam

konteks tertentu, yaitu apakah kewajiban-kewajiban didasarkan kepada

orientasi kepentingan pribadi (self-orientation) atau kepentingan kolektif 

(collective orientation).

Menurut pandangan Sutan Takdir Alisyahbana (STA) yang menggunakan

struktur nilai-nilai yang universal yang ada dalam masyarakat manusia. Menurut

STA yang dinamakan kebudayaan adalah penjelmaan dari nilai-nilai. Bagian

  penting adalah membuat klasifikasi nilai yang universal yang ada dalam

masyarakat manusia. Dia merasa klasifikasi nilai yang digunakan E. Spranger 

adalah yang terbaik untuk dipakai dalam melihat kebudayaan umat manusia.

Spranger mengemukakan ada 6 nilai pokok dalam setiap kebudayaan, yaitu:

1. Nilai teori yang menentukan identitas sesuatu.

2. Nilai ekonomi yang berupa utilitas atau kegunaan.

3. Nilai agama yang berbentuk das Heilige atau kekudusan.

4. Nilai seni yang menjelmakan expressiveness atau keekspresian.

5. Nilai kuasa atau politik.

6. Nilai solidaritas yang menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong

dan lain-lain.4

Keenam nilai ini masing-masing mempunyai logika, tujuan, norma-norma,

maupun kenyataan masing-masing.

Menurut STA nilai-nilai yang dominan yang berfungsi menyusun

organisasi masyarakat adalah nilai kuasa dan nilai solidaritas.

Didalam hidupnya manusia dinilai atau akan melakukan sesuatu karena

nilai. Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai

tersebut. Misalnya, seorang yang telah melakukan pembunuhan kemudian ia

melakukan pengakuan dosa dihadapan pendeta dan dalam pengakuannya itu ia

 benar-benar menggambarkan suatu kesalahan atau dosa. Hal ini karena dilatar 

4 Sutan Takdir Alisjahbana dkk. 1986. Polemik Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya. Hlm.17

6

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

  belakangi nilai ketuhanan atas nilai baik dan buruk menurut agama, sehingga

membunuh itu dosa hukumnya dan yang melakukannya itu salah.

Berbeda dengan orang yang menganggap hal itu suatu pembelaan yang

harus ditempuh, maka pembunuhan bukanlah merupakan suatu kesalahan, akan

tetapi merupakan kebanggaan yang harus dijunjung seperti budaya ‘carok’ pada

etnis Madura (carok merupakan budaya Madura masa silam, yang menjunjung

tinggi harga diri keluarga jika kehormatannya diganggu, maka carok adalah

 penyelesaian yang terhormat)

Di lain pihak, semakin seseorang bersikap setia pada tuntutan-tuntutan

moral, semakin ia membuka diri terhadap dunia nilai-nilai dan realitas rohani.Boleh dikatakan bahwa ia menjadi sekodrat dengan mereka. Ia mencintai mereka,

dan dengan demikian dapat melihat arti suatu jalan menuju kepada realitas rohani

dan nilai yang terutama, yaitu Tuhan. Sehingga ia mengerti arti baik dan buruk 

atau salah dan benar dalam berperilaku.

Sebelum sesuatu itu ada (sebagai landasan etis) maka nilai baik dan buruk 

atau dosa dan pahala itu tidak ada, sehingga setiap perbuatan memerlukan

sandaran nilai untuk dapat dipertanggung jawabkan atas nilai perbuatan seseorang

itu. Dalam kaidah usul fikihnya ”kullu syain ibahah illa ma dalla daliilu `ala

khilaafihi” setiap sesuatu itu adalah kebolehan sehingga sampai ada dalil yang

menentukan nilai (haram atau halal).

Jika setiap perbuatan tidak memiliki landasan nilai, maka akan sulit kita

menentukan bagaimana kita mengatakan perbuatan itu baik atau buruk, walaupun

menurut pandangan etika umum menyatakan perbuatan itu buruk, misalnya orang

 primitif memiliki kebiasaan tidak memakai baju bahkan hanya memakai koteka

(terbuat dari kulit labu untuk menutup kemaluan), dia tidak akan mengerti kalau

hal itu dikatakan telah bersalah karena tidak menutup auratnya, mereka justru

 bingung dengan pernyataan kita, mengapa hal ini salah? baginya tidak masuk akal

mengapa orang-orang modern itu melarangnya memakai koteka? kalau hal itu

dikatakan tidak etis, etis menurut siapa?

B. Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam Kehidupan Manusia

7

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tul

Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai

material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna

 bagi jasmani manusia, (2) Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang

 berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan

 berbagai aktivitas, dan (3) Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai konsepsi

yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani

manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai

keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral,

yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan

(religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.

 Nilai individual – nilai sosial

Seorang individu mungkin memiliki nilai-nilai yang berbeda, bahkan

  bertentangan dengan individu-individu lain dalam masyarakatnya. Nilai yang

dianut oleh seorang individu dan berbeda dengan nilai yang dianut oleh sebagaian

 besar anggota masyarakat dapat disebut sebagai nilai individual. Sedangkan nilai-

nilai yang dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut nilai sosial.

Ciri-ciri nilai sosial:

•   Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang

tercipta melalui interaksi sosial,

•   Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses

sosialisasi, dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan

mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-

hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),

•  Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,

•  Nilai sosial bersifat relative,

•  Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,

• Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,

• Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau

kelompok,

•  Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan

8

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

•  Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.

 Nilai Sosial dapat berfungsi:

• Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang

 berhubungan dengan cita-cita atau harapan,

• Sebagai petunjuk arah mengenai cara berfikir dan bertindak, panduan

menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penghargaan sosial,

 pengumpulan orang dalam suatu unit sosial,

• Sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya.

Adapun kaitannya nilai dengan norma dalam kehidupan manusia(bermasyarakat) dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat:

1. Tata cara atau usage . Tata cara (usage); merupakan norma dengan sanksi

yang sangat ringat terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang

garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum.

Pelanggaran atas norma ini hanya dinyatakan tidak sopan.

2. Kebiasaan ( folkways). Kebiasaan ( folkways); merupakan cara-cara

 bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-

ulang oleh banyak orang. Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu,

membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang

lebih tua, dst.

3. Tata kelakuan (mores). Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber 

kepada filsafat, ajaran agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.

Pelanggarnya disebut jahat. Contoh: larangan berzina, berjudi, minum

minuman keras, penggunaan napza, mencuri, dst.

4. Adat (customs). Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat

kuat mengikat, apabila adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat.

5. Hukum (law). Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan

sanksi terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan secara tegas.

Berbeda dengan norma-norma yang lain, pelaksanaan norma hukum

9

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

didukung oleh adanya aparat, sehingga memungkinkan pelaksanaan yang

tegas.5

Hubungan antara nilai dengan norma sosial di dalam masyarakat yang

terus berkembang, nilai senantiasa ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak 

hal juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan ataupun tata kelakuan yang

  berlaku dalam masyarakat. Di wilayah perdesaan, sejak berbagai siaran dan

tayangan telivisi swasta mulai dikenal, perlahan-lahan terlihat bahwa di dalam

masyarakat itu mulai terjadi pergesaran nilai, misalnya tentang kesopanan.

Tayangan-tayangan yang didominasi oleh sinetron-sinetron mutakhir yangacapkali memperlihatkan artis-artis yang berpakaian relatif terbuka, sedikit

 banyak menyebabkan batas-batas toleransi masyarakat menjadi semakin longgar.

Berbagai kalangan semakin permisif terhadap kaum remaja yang pada mulanya

 berpakaian normal, menjadi ikut latah berpakaian minim dan terkesan makin

 berani. Model rambut panjang kehitaman yang dulu menjadi kebanggaan gadis-

gadis desa, mungkin sekarang telah dianggap sebagai simbol ketertinggalan.

Sebagai gantinya, yang sekarang dianggap trendy dan sesuai dengan konteks

zaman sekarang (modern) adalah model rambut pendek dengan warna pirang atau

kocoklat-coklatan. Jadi berubahnya nilai akan berpengaruh terhadap norma-

norma yang berlaku dalam masyarakat.

C. Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia

Sebuah nilai muncul dari kesepakatan dalam sebuah kaum, kaum primitif 

memiliki kesepakatan nilai yang menjadi landasan etis untuk mengetahui sesuatu

itu baik atau buruk. Dan dalam suatu masyarakat modern setiap tindakannya akan

mengacu kedalam perudang-undangan yang telah disepakati bersama dalam

sebuah majelis musyawarah yang diperjuangan wakil-wakilnya dalam sebuah

 parlemen, sehingga menghasilkan sebuah tata hukum positif untuk menilai dan

menindak sesuatu boleh atau tidak boleh.

5

Bryantobing, Nilai dan Norma Sosial , dalam http://bryantobing01.blog.com/nilai-dan-norma-sosial/, diakses pada 14 Feb 2012

10

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

  Narkotika, sebelum disepakati sebagai barang haram merupakan benda

yang digemari para bangsawan dan para kafilah, artinya barang ini tidak memiliki

nilai apa-apa secara hukum (kebolehan) ketika tidak diketahui manfaat dan

mudharatnya, sehingga bagi pemakainya merupakan kebolehan (halal) dan

tindakannya tidak dikatakan buruk (bersalah). Namun setelah kita sepakat bahwa

narkotika itu membahayakan dan menurut hukum positif itu dilarang maka

 perbuatan si pemakai itu suatu keburukan, bahkan dikatakan sebagai kejahatan

yang harus diperangi.

Jadi kesimpulannya adalah setiap perbuatan itu bisa dikatakan baik atau

 buruk jika perbuatan itu di landasi nilai etis terhadap sesuatu. Bagi orang tidak memiliki landasan dalam tindakannya maka orang tersebut bisa dikategorikan

dalam enam gologan yang disebut dalam sebuah hadist, yaitu: (mafhum

mukhalafah) yaitu orang yang perbuatannya dibebaskan dari pertanggungjawaban

hukum adalah 1) anak kecil ( shabiy) sampai baligh (ihtilam), 2) orang tidur 

(naim) sampai bangun (istiqadh), 3) orang gila (majnun) sampai sadar ( yufiqa)

[HR Bukhari]; 4) orang yang lupa (nisyan), 5) orang yang tersalah (khata`), dan 6)

orang yang dipaksa (mukrah

) [HR Ibnu Majah].6

Ada beberapa landasan populer yang di gunakan dalam masyarakat dunia

antara lain : Etika ketuhanan ( agama. Islam, kristen, hindu, budha, katolik,dll),

Etika budaya (etika jawa, sunda, melayu, adat dll), Filsafat (Yunani, Tao,

komunis, pancasila, dll), Budaya primitip dll.

Di dalam Islam, pengertian nilai yang dimaksud adalah bahwa manusia

memahami apa yang baik dan buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan

selanjutnya mengamalkannya. Pengertian tentang baik dan buruk tidak dilalui

oleh pengalaman, akan tetapi telah ada sejak pertama kali ruh ditiupkan.

     

 

“Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada

 jiwa itu (jalan) keburukan dan kebaikan” (QS. As-Syams [91]: 7-8)7

6Ali Imran. (2008).  Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional 

(Studi Tentang Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum). Semarang: Disertasi

Universitas Diponegoro. 167 Depag R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag R.I, 1999), 595

11

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi manusia yang

harus diungkap lebih jelas, atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan.

Imam Alghazaly menamakan pengertian apriori sebagai pengertian awwali. Dari

mana pengertian-pengertian tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya:

“Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman

dan yakin dapat ia menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari

akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun

keterangan, melainkan dengan nur (cahaya) yang dipancarkan Allah Swt,

kedalam bathin dari ilmu ma’rifat. “8

Disini, Alghazaly mengembalikannya kedasar pengertian awwali yaitu pengertian ilahiyah, sedang Plato menyebutnya “idea”. Ia mengungkapkan bahwa

“idea” hakekatnya sudah ada, tinggal manusia mencarinya dengan cara

kontemplasi atau bagi seniman biasa disebut mencari inspirasi. Jelasnya “idea”

 bukan timbul dari pengalaman atau ciptaan pikiran sehingga menghasilkan idea.

Dan idea-idea ini bersifat murni, tidak mengandung nilai baik atau buruk 

dan bersifat universal, sebelum turun sampai kepada kesepakatan hukum positif.

Misalnya seorang yang mendapatkan ide membuat ilustrasi mengenai lengkuk 

tubuh manusia adalah murni sebuah ide, tidak ada nilai baik ataupun buruk dalam

ide tersebut, kecuali setelah ada kesepakatan bahwa gambar itu mengandung

 pengaruh yang sangat buruk dalam masyarakat tertentu, akan tetapi sebaliknya

gambar itu sekaligus merupakan sesuatu yang baik jika di kaitkan dengan kajian

ilmu kedokteran dalam mengungkapkan fakta dalam anatomi tersebut.

Untuk itu agama salah satu jalan menentukan batasan nilai sehingga

manusia menjadi mudah dalam menentukan sikap dalam hukum dan tanggung

 jawab pribadi dan hak orang lain dalam setiap tindakannya. Sebab jika tidak ada

asas nilai di khawatirkan segalanya akan menjadi tidak jelas dan menjadikan

manusia bertindak semaunya tanpa ada tindakan nilai. Jika hal ini terjadi maka

manusia akan bersikap brutal dan berlaku hukum rimba atau menjadi kaum

 penjajah dan perbudakan.

8

Sangkan SB,  Etika Islam dalam http://media.isnet.org/sufi/Opini/Etika.html, diakses 15 Nov 2011.

12

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

Hal ini pernah terjadi pada masa penjajahan diseluruh dunia, dimana kaum

 penjajah menganggap manusia tidak lagi memiliki nilai apa-apa sehingga mereka

menjadikan kaum terjajajah sebagai budak yang diperjual belikan dipasar, seperti

  binatang. Demikian pula tanah-tanah yang terhampar dianggap tidak bertuan,

dimana saja mereka berpijak disanalah miliknya.

D. Hubungan Nilai dan Norma dalam Kehidupan Manusia

Sikap menilai atas segala sesuatu didorong oleh faktor-faktor dalam yang

sudah merupakan potensi dan kejenuhan manusia. Tetapi bagaimana menilai yang

 benar, objektif adalah persoalan norma-norma, azas-azas normatif. Kebenaran,kebaikan, kebajikan, kejujuran, cinta sesama, dan sebagainya adalah potensi

martabat manusia. Adalah menjadi idealisme manusia untuk merealisasi potensi

martabat manusia. Kebaikan manusia diukur dengan kenyataan seberapa jauh dia

merealisasi potensi martabat manusia itu di dalam tingkah lakunya. Martabat

manusia dan kepribadian seseorang selalu diukur dengan norma-norma yang

 berlaku dalam arti sejauh mana manusia loyal dengan nilai-nilai yang berlaku.

Dengan demikian nilai-nilai dan norma-norma akan membentuk kepribadian

manusia. Manusia tak berarti apa-apa tanpa adanya nilai-nilai, norma-norma yang

 berlaku.

1. Nilai Sosial

Dalam realitas sosial kehidupan bersama, manusia memerlukan aturan

hidup agar tercipta keteraturan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu

diwujudkan secara nyata, tetapi terdapat dorongan dalam diri manusia untuk 

melakukan atau tidak melakukan hal tertentu. Ada perasaan-perasaan tertentu

  jika orang melakukan atau tidak melakukan hal tertentu. Meskipun terlihat

abstrak, tetapi dapat dirasakan manfaatnya, bahkan ada yang dapat dihayati

secara mendalam dengan intensitas yang tinggi jadi nilai sosial adalah

gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang

mempengaruhi perilaku social dari orang yang memiliki nilai itu.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nilai sosial memiliki

ciri-ciri antara lain : a)merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui

interaksi antara anggota, b)membantu masyarakat agar berfungsi dengan baik,

13

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

c)dapat dipelajari atau bukan bawaan dari lahir, d)dapat mempengaruhi emosi,

e)dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat, baik secara

 positif maupun negatif, dll.

Sedangkan fungsi nilai antara lain: a) sebagai seperangkat alat yang

siap dipakai untuk menetapkan harga diri pribadi dan kelompok, b)

mendorong, menuntun, dan terkadang menekan manusia untuk berbuat baik,

c) sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat, d)

sebagai arah dalam berfikir dan bertingkah laku secara ideal dalam masyarakat

dan, e) menjadi tujuan akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan

sosialnya.2. Norma Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain

dalam kelangsungan hidupnya. Agar kehidupan bersama bisa berjalan teratur,

manusia memerlukan aturan-aturan tertentu karena tidak semua orang bisa

  berbuat menurut kehendaknya sendiri. Untuk mencapai keteraturan dan

kenyamanan hidup bersama, manusia melakukan kesepakatan tentang apa

yang boleh dilakukan, apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan kepada orang

lain. Kesepakatan bersama itulah yang disebut norma social. Jadi norma sosial

itu adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam

masyarakat, dipakai sebagai paduan, tatanan, dan kendali tingkah laku yang

sesuai dan diterima secara bersama.

 Norma-norma, aturan procedural dan aturan perilaku dalam kehidupan

social pada hakekatnya adalah bersifat kemasyarakatan. Maksudnya adalah

 bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan social

tetapi juga karena norma-norma tersebut adalah pada dasarnya hasil dari

kehidupan bermasyarakat. Norma-norma adalah bagian dari masyarakat.

 Norma tumbuh dari proses kemasyarakatan, ia menentukan batasan-

  batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Robert M.Z Lawang

membagi norma menjadi dua macam, yaitu adat istiadat (mores) dan

kebiasaan (folkway). Sering juga adat istiadat ini menjadi hukum tertulis yang

  berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Adat istiadat maupun hukum

memiliki kekuatan mengikat yang tegas. Adapun kebiasaan tidak memiliki

14

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

kekuatan yang mengharuskan sanksi terhadap pelanggarannya tidak terlalu

 berat, misalnya cemoohan, ejekan, sinis, atau si pelanggar akan dijauhi oleh

yang lain. Biasanya kebiasaan lebih mudah berubah dari pada adat atau

hukum.

  Norma-norma dalam masyarakat memiliki kekuatan yang mengikat

yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada yang kuat. Berdasarkan kekuatan

mengikatnya norma dapat dibagi sebagai berikut.

1. Cara (Usage); merupakan norma yang menunjuk pada suatu bentuk 

 perbuatan dan memiliki kekuatan yang sangat lemah dibanding dengan

kebiasaan.2. Kebiasaan (Folkways); merupakan norma yang memiliki kekuatan yang

lebih besar dari cara (usage) dan merupakan perbuatan yang diulang-ulang

dalam bentuk yang sama sehingga dapat dikatakan orang banyak 

menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan merupakan perilaku yang

diterima masyarakat.

3. Tata Kelakuan (Mores) ; merupakan norma yang berkembang dari

kebiasaan, dimana kebiasaan tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai

cara berperilaku saja, tetapi bahkan diterima sebagai norma-norma

 pengatur.

4. Adat Istiadat (Custom); merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat

integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat

yang melanggarnya akan menderita sanksi yang keras yang kadang-

kadang diterima secara tak langsung.

Berdasarkan bidang-bidangnya norma dibagi sebagai berikut:

1. Norma Agama, merupakan norma yang mengandung peraturan-peraturan

yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang

atau masyarakat.

2. Norma Kesopanan, merupakan norma yang mengatur seseorang dalam

 bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Norma Kebiasaan, merupakan tata aturan seseorang atau kelompok dalam

melakukan suatu kegiatan yang didasarkan pada tradisi atau perilaku yang

 berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.

15

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

4. Norma Kesusilaan, merupakan salah satu aturan yang berasal dar akhlak 

atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang baik dan apa yang buruk.

5. Norma Hukum, merupakan tata aturan yang paling tegas sanksi dan

hukumnya yang terdiri dari hukum tertulis (KUHP, Undang-Undang, PP)

dan hukum tidak tertulis misalnya hukum adat.9

 Nilai yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya. Sedangkan

norma sebenarnya mengatur perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai

yang terdapat dalam suatu kelompok. Artinya, untuk menjaga agar nilai kelompok 

agar tetap bertahan, lalu disusunlah norma-norma untuk menjaganya. Oleh karena

itu pelanggaran terhadap norma berarti juga pelanggaran terhadap nilai yangdimiliki oleh kelompok atau masyarakat.

E. Pentingnya Nilai dan Norma dalam Kehidupan Manusia

Suatu norma dibuat untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.

Untuk itulah, setiap norma memiliki dua macam isi, yaitu sebagai berikut.

a. Berisi perintah, yaitu keharusan bagi seseorang untuk  

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu karena dipandang

akibat- Norma dan Hukum dan akibatnya akan berdampak baik.

Contohnya, seorang anak harus menghormati orangtuanya.

  b. Berisi larangan, yaitu berupa pencegahan untuk  

melakukan atau Hukum tidak melakukan sesuatu karena dipandang

akibat-akibatnya akan berdampak buruk. Contohnya, larangan

merokok di tempat- tempat umum. Apakah kamu tahu tentang macam-

macam norma yang berlaku di masyarakat? Dalam kehidupan

masyarakat, terdapat empat macam norma, yaitu norma kesopanan,

norma kesusilaan, norma agama, dan norma hukum.10

9 Afiful Ikhwan, Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia, dalam

http://afive07.blogspot.com, diakses 15 Nov 2011.10 Arnie, Seberapa Pentingkah Norma dalam Kehidupan Manusia, dalam

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110306025222AAsjGyD, diakses pada 14 Feb2012

16

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tindakan nilai merupakan hak asasi yang terpenting untuk menentukan

sesuatu baik atau buruk. Kalau hal ini sudah jelas maka kita akan bisa berkata

  perbuatan saya salah atau perbuatan saya baik, maka berdosalah saya jika

demikian dan berpahalalah tindakan saya jika demikian. Islam menekankan setiap

tindakan harus dilandasi niat lillahita’ala (karena Allah ta’ala) untuk 

membedakan tindakan etis selain Allah, sehingga jika tidak dilandasi niat karena

Allah, maka perbuatannya tidak diterima oleh Allah Swt.

Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai

material, (2) Nilai vital, dan (3) Nilai kerohanian. Ciri-ciri nilai sosial: Nilai sosial

merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui interaksi

sosial, Nilai sosial bukan bawaan lahir, Nilai sosial memberikan kepuasan kepada

 penganutnya, Nilai sosial bersifat relative, Nilai sosial berkaitan satu dengan yang

lain membentuk sistem nilai, Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan

dengan yang lain, Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan

atau kelompok, Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan Nilai sosial

mempengaruhi perkembangan pribadi. Nilai Sosial dapat berfungsi: Sebagai

faktor pendorong, Sebagai petunjuk arah mengenai cara berfikir dan bertindak,

Sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya.

Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar 

  sesuai dengan niatnya (HR Bukhari Muslim) Suatu riwayat, ketika RasulullahHijrah ke Madinah, diungkapkan masalah niat. Maka barang siapa hijrahnya

didasari niat karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya akan sampai diterima

oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya didasari niat karena

kekayaan dunia yang akan di dapat atau karena perempuan yang akan dikawin,

maka hijrahnya terhenti (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya ( Al hadist

shahih).

17

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

  Nilai sosial memiliki ciri-ciri antara lain : a) merupakan konstruksi

masyarakat yang tercipta melalui interaksi antara anggota, b) membantu

masyarakat agar berfungsi dengan baik, c) dapat dipelajari atau bukan bawaan

dari lahir, d) dapat mempengaruhi emosi, e) dapat mempengaruhi perkembangan

 pribadi dalam masyarakat, baik secara positif maupun negatif, dll.

 Norma-norma adalah bagian dari masyarakat, Norma tumbuh dari proses

kemasyarakatan. Norma terbagi menjadi empat macam, yaitu adat istiadat (mores)

kebiasaan (folkway), cara (Usage), tata kelakuan (Mores). Lebih spesifiknya:

 Norma agama, norma kesopanan, norma kebiasaan, norma kesusilaan dan norma

hukum.

18

5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...

http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu

DAFTAR RUJUKAN

Alisjahbana, Takdir, Sutan, dkk.   Polemik Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya.

1986

Asih Menanti dan Usman Pelly. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdikbud. 1994

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag R.I. 1999

Bryantobing,   Nilai dan Norma Sosial  , dalam

http://bryantobing01.blog.com/nilai-dan-norma-sosial/, diakses pada 14 Feb 2012

Ikhwan, Afiful. Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia, dalam

http://afive07.blogspot.com, diakses 15 Nov 2011

Imran, Ali.  Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional 

(Studi Tentang Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum).Semarang: Disertasi Universitas Diponegoro. 2008

Manan, Imran.  Pendidikan adalah enkulturasi. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. 1989

SB, Sangkan.   Etika Islam dalam http://media.isnet.org/sufi/Opini/Etika.html, 

diakses 15 Nov 2011

19