Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim
Transcript of Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dalam arti manusia
hidup dalam interaksi dan interdepedensi sesamanya. Manusia saling
membutuhkan sesamanya baik jasmani maupun rohani. Dalam proses interaksi
inilah diperlukan nilai-nilai , norma, dan aturan-aturan, karena ia menentukan
batasan-batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Jadi dalam hubungan
sosial dalam masyarakat itulah secara mutlak adanya nilai-nilai karena tiada nilai-
nilai tanpa adanya hubungan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu diwujudkan
secara nyata, tetapi terdapat dorongan dalam diri manusia untuk melakukan atau
tidak melakukan hal tertentu. Sifatnya abstrak namun dapat dirasakan manfaatnya.
Dalam masyarakat, sebagai suatu Gemeinschafts1 manusia hidup bersama,
manusia sebagai pribadi, dengan sifat-sifat individualitas yang unik bergaul satu
sama lain. Kadang-kadang saling mengerti, saling simpati, saling menghormati
dan mencintai. Tetapi adapula watak manusia adanya anti pati, salah paham,
membenci, mengkhianat dan sebagainya adalah bentuk-bentuk tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan nilai-nilai yang berlaku. Setiap hubungan
antar manusia selalu disertai dengan proses penilaian, baik aktif maupun pasif,
baik terhadap hubungan sesamanya maupun dengan lingkungan alam semesta.
Proses penilaian itu dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Realita yang
demikian merupakan kecenderungan dan kodrat manusia.
Manusia dalam hubungannya dengan sesamanya dan dengan alam semestatak mungkin melakukan sikap netral atau apatis. Kecenderungan–kecenderungan
untuk simpati, anti pati ataupun netral itu sendiri merupakan suatu sikap. Dan
setiap sikap adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu
didasarkan azas objektif rasional ataukah subjektif emosional. Di dalam garis
penilaian mulai dari pengertian, simpati, kagum, hormat, memuja, cinta, atau
1 Bahasa Jerman, artinya Masyarakat
1
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
sebaliknya salah paham, anti pati, jijik, menghinakan, membenci, bahkan netral
sekalipun adalah perwujudan dan pengejawantahan penilaian.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail masalah bagaimana sistem
nilai dalam kehidupan manusia atau bermasyarakat. Baik buruknya dalam
kehidupan manusia itu diciptakan oleh manusia itu sendiri (kelompok
masyarakat).
Rumusan Masalah
Bagaimana Pengertian Nilai dalam kehidupan Manusia?
Apa Saja Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam kehidupan Manusia?Bagaimana Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia?
Bagaimana Hubungan Norma dan Nilai dalam Kehidupan Manusia?
Seberapa Penting Norma Dalam Kehidupan Manusia?
Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Pengertian Nilai dalam kehidupan.
Untuk Mengetahui Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam kehidupan Manusia.
Untuk Mengetahui Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia.
Untuk Mengetahui Hubungan Norma dan Nilai dalam Kehidupan Manusia.
Untuk Mengetahui Seberapa Penting Norma Dalam Kehidupan Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
SISTEM NILAI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
A. Pengertian Nilai dalam Kehidupan
Tylor dalam Imran Manan mengemukakan moral termasuk bagian dari
kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang
kesemuanya dalam konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di
lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan
mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.2
Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka
pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting
dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang
digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai
oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai sebuah konsepsi, eksplisit
atau implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai
hal-hal yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara,
alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang tersedia. Orientasi nilai budaya adalahKonsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin
bertalian dengan hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak
yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga,
tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam
hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem
nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin
dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku
anggota-anggota suatu masyarakat.3
2 Imran Manan. (1989). Pendidikan adalah enkulturasi. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Hlm. 193
Usman Pelly dan Asih Menanti. (1994). Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: DirjenDikti Depdikbud. Hlm. 7
3
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai-nilai yang mencakup
pilihan nilai yang dominan yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu
masyarakat dalam memecahkan 6 masalah pokok kehidupan, sebagai berikut:
Masalah pertama, yang dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah
bagaimana mereka memandang sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja
bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan sosial. Hubungan antar manusia dalam
suatu masyarakat tersebut dapat mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu
yang bersifat linealism, collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah
siapa yang harus mengambil keputusan.
• Masyarakat dengan orientasi nilai yang lineal orang akan berorientasi
kepada seseorang untuk membuatkan keputusan bagi semua anggota
kelompok.
• Masyarakat dengan orientasi nilai yang collateral, orientasi nilai akan
berpusat pada kelompok. Kelompoklah yang mempunyai keputusan
tertinggi.
• Masyarakat dengan orientasi individualism, semua keputusan dibuat oleh
individu-individu. Individualisme menekankan hak tertinggi individu
dalam mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan berbagai
permasalahan kehidupan.
Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan
menentukan dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas
kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan yang
menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang berorientasi ke
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu yang dominan akan
menjiwai perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang sangat berpengaruh
dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengejaran kemajuan.
Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam. Hubungan dapat
berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau
manusia harus menguasai alam.
4
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah
masalah kerja. Apakah orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup
saja, ataukah kerja untuk mencari kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan
kerja yang lebih banyak.
Masalah Kelima, Masalah kepemilian kebudayaan. Alternatif pemilikan
kebudayaan yang tersedia adalah suatu kontinum antara pemilikan kebudayaan
yang berorientasi pada materialisme atau yang berorientasi pada spiritualisme.
Ada kesan bahwa kebudayaan barat sangat berorientasi kepada materialisme
sedang kebudayaan timur sangat berorientasi kepada spiritualisme.
Masalah Keenam, Apakah hakekat hidup manusia. Orientasi nilai yang tersediaadalah pandangan-pandangan bahwa hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang
buruk, atau sesuatu yang buruk tetapi dapat disempurnakan.
Ahli lain yang menganalisa nilai inti atau pola orientasi nilai suatu
masyarakat adalah Talcots Parson. Dia telah memperkembangkan suatu
taksonomi nilai dasar yang dinamakannya ” pattern variables” yang menentukan
makna situasi-situasi tertentu dan cara memecahkan dilema pengambilan
keputusan. Lima pattern tersebut adalah:
1. Dasar-dasar pemilihan objek terhadap mana sebuah orientasi berlaku,
yaitu apakah pemilihan ditentukan oleh keturunan (ascription) atau
keberhasilan (achievement).
2. Kepatutan atau ketidak-patutan pemuasan kebutuhan melalui tindakan
ekspresif dalam konteks tertentu, yaitu apakah pemuasan yang patut harus
disarankan atas pertimbangan perasaan, (affectivity) atau netral perasaan
(affective neutrality).
3. Ruang lingkup perhatian dan kewajiban terhadap sebuah objek yaitu
apakah perhatian harus jelas dan tegas untuk sesuatu (specificity) atau
tidak jelas dan tegas, atau berbaur (diffuseness).
4. Tipe norma yang menguasai orientasi terhadap suatu objek yaitu apakah
norma yang berlaku bersifat universal (universlism) atau normanya
bersifat khusus (particularism).
5
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
5. Relevan atau tidak relevannya kewajiban-kewajiban kolektif dalam
konteks tertentu, yaitu apakah kewajiban-kewajiban didasarkan kepada
orientasi kepentingan pribadi (self-orientation) atau kepentingan kolektif
(collective orientation).
Menurut pandangan Sutan Takdir Alisyahbana (STA) yang menggunakan
struktur nilai-nilai yang universal yang ada dalam masyarakat manusia. Menurut
STA yang dinamakan kebudayaan adalah penjelmaan dari nilai-nilai. Bagian
penting adalah membuat klasifikasi nilai yang universal yang ada dalam
masyarakat manusia. Dia merasa klasifikasi nilai yang digunakan E. Spranger
adalah yang terbaik untuk dipakai dalam melihat kebudayaan umat manusia.
Spranger mengemukakan ada 6 nilai pokok dalam setiap kebudayaan, yaitu:
1. Nilai teori yang menentukan identitas sesuatu.
2. Nilai ekonomi yang berupa utilitas atau kegunaan.
3. Nilai agama yang berbentuk das Heilige atau kekudusan.
4. Nilai seni yang menjelmakan expressiveness atau keekspresian.
5. Nilai kuasa atau politik.
6. Nilai solidaritas yang menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong
dan lain-lain.4
Keenam nilai ini masing-masing mempunyai logika, tujuan, norma-norma,
maupun kenyataan masing-masing.
Menurut STA nilai-nilai yang dominan yang berfungsi menyusun
organisasi masyarakat adalah nilai kuasa dan nilai solidaritas.
Didalam hidupnya manusia dinilai atau akan melakukan sesuatu karena
nilai. Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai
tersebut. Misalnya, seorang yang telah melakukan pembunuhan kemudian ia
melakukan pengakuan dosa dihadapan pendeta dan dalam pengakuannya itu ia
benar-benar menggambarkan suatu kesalahan atau dosa. Hal ini karena dilatar
4 Sutan Takdir Alisjahbana dkk. 1986. Polemik Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya. Hlm.17
6
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
belakangi nilai ketuhanan atas nilai baik dan buruk menurut agama, sehingga
membunuh itu dosa hukumnya dan yang melakukannya itu salah.
Berbeda dengan orang yang menganggap hal itu suatu pembelaan yang
harus ditempuh, maka pembunuhan bukanlah merupakan suatu kesalahan, akan
tetapi merupakan kebanggaan yang harus dijunjung seperti budaya ‘carok’ pada
etnis Madura (carok merupakan budaya Madura masa silam, yang menjunjung
tinggi harga diri keluarga jika kehormatannya diganggu, maka carok adalah
penyelesaian yang terhormat)
Di lain pihak, semakin seseorang bersikap setia pada tuntutan-tuntutan
moral, semakin ia membuka diri terhadap dunia nilai-nilai dan realitas rohani.Boleh dikatakan bahwa ia menjadi sekodrat dengan mereka. Ia mencintai mereka,
dan dengan demikian dapat melihat arti suatu jalan menuju kepada realitas rohani
dan nilai yang terutama, yaitu Tuhan. Sehingga ia mengerti arti baik dan buruk
atau salah dan benar dalam berperilaku.
Sebelum sesuatu itu ada (sebagai landasan etis) maka nilai baik dan buruk
atau dosa dan pahala itu tidak ada, sehingga setiap perbuatan memerlukan
sandaran nilai untuk dapat dipertanggung jawabkan atas nilai perbuatan seseorang
itu. Dalam kaidah usul fikihnya ”kullu syain ibahah illa ma dalla daliilu `ala
khilaafihi” setiap sesuatu itu adalah kebolehan sehingga sampai ada dalil yang
menentukan nilai (haram atau halal).
Jika setiap perbuatan tidak memiliki landasan nilai, maka akan sulit kita
menentukan bagaimana kita mengatakan perbuatan itu baik atau buruk, walaupun
menurut pandangan etika umum menyatakan perbuatan itu buruk, misalnya orang
primitif memiliki kebiasaan tidak memakai baju bahkan hanya memakai koteka
(terbuat dari kulit labu untuk menutup kemaluan), dia tidak akan mengerti kalau
hal itu dikatakan telah bersalah karena tidak menutup auratnya, mereka justru
bingung dengan pernyataan kita, mengapa hal ini salah? baginya tidak masuk akal
mengapa orang-orang modern itu melarangnya memakai koteka? kalau hal itu
dikatakan tidak etis, etis menurut siapa?
B. Macam, Ciri dan Fungsi Nilai dalam Kehidupan Manusia
7
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tul
Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai
material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna
bagi jasmani manusia, (2) Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang
berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan
berbagai aktivitas, dan (3) Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai konsepsi
yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani
manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai
keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral,
yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan
(religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
Nilai individual – nilai sosial
Seorang individu mungkin memiliki nilai-nilai yang berbeda, bahkan
bertentangan dengan individu-individu lain dalam masyarakatnya. Nilai yang
dianut oleh seorang individu dan berbeda dengan nilai yang dianut oleh sebagaian
besar anggota masyarakat dapat disebut sebagai nilai individual. Sedangkan nilai-
nilai yang dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut nilai sosial.
Ciri-ciri nilai sosial:
• Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang
tercipta melalui interaksi sosial,
• Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses
sosialisasi, dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan
mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-
hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),
• Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
• Nilai sosial bersifat relative,
• Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
• Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
• Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau
kelompok,
• Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
8
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
• Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
Nilai Sosial dapat berfungsi:
• Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang
berhubungan dengan cita-cita atau harapan,
• Sebagai petunjuk arah mengenai cara berfikir dan bertindak, panduan
menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penghargaan sosial,
pengumpulan orang dalam suatu unit sosial,
• Sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya.
Adapun kaitannya nilai dengan norma dalam kehidupan manusia(bermasyarakat) dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat:
1. Tata cara atau usage . Tata cara (usage); merupakan norma dengan sanksi
yang sangat ringat terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang
garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum.
Pelanggaran atas norma ini hanya dinyatakan tidak sopan.
2. Kebiasaan ( folkways). Kebiasaan ( folkways); merupakan cara-cara
bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-
ulang oleh banyak orang. Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu,
membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang
lebih tua, dst.
3. Tata kelakuan (mores). Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber
kepada filsafat, ajaran agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.
Pelanggarnya disebut jahat. Contoh: larangan berzina, berjudi, minum
minuman keras, penggunaan napza, mencuri, dst.
4. Adat (customs). Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat
kuat mengikat, apabila adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat.
5. Hukum (law). Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan
sanksi terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan secara tegas.
Berbeda dengan norma-norma yang lain, pelaksanaan norma hukum
9
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
didukung oleh adanya aparat, sehingga memungkinkan pelaksanaan yang
tegas.5
Hubungan antara nilai dengan norma sosial di dalam masyarakat yang
terus berkembang, nilai senantiasa ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak
hal juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan ataupun tata kelakuan yang
berlaku dalam masyarakat. Di wilayah perdesaan, sejak berbagai siaran dan
tayangan telivisi swasta mulai dikenal, perlahan-lahan terlihat bahwa di dalam
masyarakat itu mulai terjadi pergesaran nilai, misalnya tentang kesopanan.
Tayangan-tayangan yang didominasi oleh sinetron-sinetron mutakhir yangacapkali memperlihatkan artis-artis yang berpakaian relatif terbuka, sedikit
banyak menyebabkan batas-batas toleransi masyarakat menjadi semakin longgar.
Berbagai kalangan semakin permisif terhadap kaum remaja yang pada mulanya
berpakaian normal, menjadi ikut latah berpakaian minim dan terkesan makin
berani. Model rambut panjang kehitaman yang dulu menjadi kebanggaan gadis-
gadis desa, mungkin sekarang telah dianggap sebagai simbol ketertinggalan.
Sebagai gantinya, yang sekarang dianggap trendy dan sesuai dengan konteks
zaman sekarang (modern) adalah model rambut pendek dengan warna pirang atau
kocoklat-coklatan. Jadi berubahnya nilai akan berpengaruh terhadap norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
C. Munculnya Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
Sebuah nilai muncul dari kesepakatan dalam sebuah kaum, kaum primitif
memiliki kesepakatan nilai yang menjadi landasan etis untuk mengetahui sesuatu
itu baik atau buruk. Dan dalam suatu masyarakat modern setiap tindakannya akan
mengacu kedalam perudang-undangan yang telah disepakati bersama dalam
sebuah majelis musyawarah yang diperjuangan wakil-wakilnya dalam sebuah
parlemen, sehingga menghasilkan sebuah tata hukum positif untuk menilai dan
menindak sesuatu boleh atau tidak boleh.
5
Bryantobing, Nilai dan Norma Sosial , dalam http://bryantobing01.blog.com/nilai-dan-norma-sosial/, diakses pada 14 Feb 2012
10
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
Narkotika, sebelum disepakati sebagai barang haram merupakan benda
yang digemari para bangsawan dan para kafilah, artinya barang ini tidak memiliki
nilai apa-apa secara hukum (kebolehan) ketika tidak diketahui manfaat dan
mudharatnya, sehingga bagi pemakainya merupakan kebolehan (halal) dan
tindakannya tidak dikatakan buruk (bersalah). Namun setelah kita sepakat bahwa
narkotika itu membahayakan dan menurut hukum positif itu dilarang maka
perbuatan si pemakai itu suatu keburukan, bahkan dikatakan sebagai kejahatan
yang harus diperangi.
Jadi kesimpulannya adalah setiap perbuatan itu bisa dikatakan baik atau
buruk jika perbuatan itu di landasi nilai etis terhadap sesuatu. Bagi orang tidak memiliki landasan dalam tindakannya maka orang tersebut bisa dikategorikan
dalam enam gologan yang disebut dalam sebuah hadist, yaitu: (mafhum
mukhalafah) yaitu orang yang perbuatannya dibebaskan dari pertanggungjawaban
hukum adalah 1) anak kecil ( shabiy) sampai baligh (ihtilam), 2) orang tidur
(naim) sampai bangun (istiqadh), 3) orang gila (majnun) sampai sadar ( yufiqa)
[HR Bukhari]; 4) orang yang lupa (nisyan), 5) orang yang tersalah (khata`), dan 6)
orang yang dipaksa (mukrah
) [HR Ibnu Majah].6
Ada beberapa landasan populer yang di gunakan dalam masyarakat dunia
antara lain : Etika ketuhanan ( agama. Islam, kristen, hindu, budha, katolik,dll),
Etika budaya (etika jawa, sunda, melayu, adat dll), Filsafat (Yunani, Tao,
komunis, pancasila, dll), Budaya primitip dll.
Di dalam Islam, pengertian nilai yang dimaksud adalah bahwa manusia
memahami apa yang baik dan buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan
selanjutnya mengamalkannya. Pengertian tentang baik dan buruk tidak dilalui
oleh pengalaman, akan tetapi telah ada sejak pertama kali ruh ditiupkan.
“Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) keburukan dan kebaikan” (QS. As-Syams [91]: 7-8)7
6Ali Imran. (2008). Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional
(Studi Tentang Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum). Semarang: Disertasi
Universitas Diponegoro. 167 Depag R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag R.I, 1999), 595
11
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi manusia yang
harus diungkap lebih jelas, atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan.
Imam Alghazaly menamakan pengertian apriori sebagai pengertian awwali. Dari
mana pengertian-pengertian tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya:
“Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman
dan yakin dapat ia menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari
akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun
keterangan, melainkan dengan nur (cahaya) yang dipancarkan Allah Swt,
kedalam bathin dari ilmu ma’rifat. “8
Disini, Alghazaly mengembalikannya kedasar pengertian awwali yaitu pengertian ilahiyah, sedang Plato menyebutnya “idea”. Ia mengungkapkan bahwa
“idea” hakekatnya sudah ada, tinggal manusia mencarinya dengan cara
kontemplasi atau bagi seniman biasa disebut mencari inspirasi. Jelasnya “idea”
bukan timbul dari pengalaman atau ciptaan pikiran sehingga menghasilkan idea.
Dan idea-idea ini bersifat murni, tidak mengandung nilai baik atau buruk
dan bersifat universal, sebelum turun sampai kepada kesepakatan hukum positif.
Misalnya seorang yang mendapatkan ide membuat ilustrasi mengenai lengkuk
tubuh manusia adalah murni sebuah ide, tidak ada nilai baik ataupun buruk dalam
ide tersebut, kecuali setelah ada kesepakatan bahwa gambar itu mengandung
pengaruh yang sangat buruk dalam masyarakat tertentu, akan tetapi sebaliknya
gambar itu sekaligus merupakan sesuatu yang baik jika di kaitkan dengan kajian
ilmu kedokteran dalam mengungkapkan fakta dalam anatomi tersebut.
Untuk itu agama salah satu jalan menentukan batasan nilai sehingga
manusia menjadi mudah dalam menentukan sikap dalam hukum dan tanggung
jawab pribadi dan hak orang lain dalam setiap tindakannya. Sebab jika tidak ada
asas nilai di khawatirkan segalanya akan menjadi tidak jelas dan menjadikan
manusia bertindak semaunya tanpa ada tindakan nilai. Jika hal ini terjadi maka
manusia akan bersikap brutal dan berlaku hukum rimba atau menjadi kaum
penjajah dan perbudakan.
8
Sangkan SB, Etika Islam dalam http://media.isnet.org/sufi/Opini/Etika.html, diakses 15 Nov 2011.
12
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
Hal ini pernah terjadi pada masa penjajahan diseluruh dunia, dimana kaum
penjajah menganggap manusia tidak lagi memiliki nilai apa-apa sehingga mereka
menjadikan kaum terjajajah sebagai budak yang diperjual belikan dipasar, seperti
binatang. Demikian pula tanah-tanah yang terhampar dianggap tidak bertuan,
dimana saja mereka berpijak disanalah miliknya.
D. Hubungan Nilai dan Norma dalam Kehidupan Manusia
Sikap menilai atas segala sesuatu didorong oleh faktor-faktor dalam yang
sudah merupakan potensi dan kejenuhan manusia. Tetapi bagaimana menilai yang
benar, objektif adalah persoalan norma-norma, azas-azas normatif. Kebenaran,kebaikan, kebajikan, kejujuran, cinta sesama, dan sebagainya adalah potensi
martabat manusia. Adalah menjadi idealisme manusia untuk merealisasi potensi
martabat manusia. Kebaikan manusia diukur dengan kenyataan seberapa jauh dia
merealisasi potensi martabat manusia itu di dalam tingkah lakunya. Martabat
manusia dan kepribadian seseorang selalu diukur dengan norma-norma yang
berlaku dalam arti sejauh mana manusia loyal dengan nilai-nilai yang berlaku.
Dengan demikian nilai-nilai dan norma-norma akan membentuk kepribadian
manusia. Manusia tak berarti apa-apa tanpa adanya nilai-nilai, norma-norma yang
berlaku.
1. Nilai Sosial
Dalam realitas sosial kehidupan bersama, manusia memerlukan aturan
hidup agar tercipta keteraturan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu
diwujudkan secara nyata, tetapi terdapat dorongan dalam diri manusia untuk
melakukan atau tidak melakukan hal tertentu. Ada perasaan-perasaan tertentu
jika orang melakukan atau tidak melakukan hal tertentu. Meskipun terlihat
abstrak, tetapi dapat dirasakan manfaatnya, bahkan ada yang dapat dihayati
secara mendalam dengan intensitas yang tinggi jadi nilai sosial adalah
gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang
mempengaruhi perilaku social dari orang yang memiliki nilai itu.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nilai sosial memiliki
ciri-ciri antara lain : a)merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui
interaksi antara anggota, b)membantu masyarakat agar berfungsi dengan baik,
13
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
c)dapat dipelajari atau bukan bawaan dari lahir, d)dapat mempengaruhi emosi,
e)dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat, baik secara
positif maupun negatif, dll.
Sedangkan fungsi nilai antara lain: a) sebagai seperangkat alat yang
siap dipakai untuk menetapkan harga diri pribadi dan kelompok, b)
mendorong, menuntun, dan terkadang menekan manusia untuk berbuat baik,
c) sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat, d)
sebagai arah dalam berfikir dan bertingkah laku secara ideal dalam masyarakat
dan, e) menjadi tujuan akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan
sosialnya.2. Norma Sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain
dalam kelangsungan hidupnya. Agar kehidupan bersama bisa berjalan teratur,
manusia memerlukan aturan-aturan tertentu karena tidak semua orang bisa
berbuat menurut kehendaknya sendiri. Untuk mencapai keteraturan dan
kenyamanan hidup bersama, manusia melakukan kesepakatan tentang apa
yang boleh dilakukan, apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan kepada orang
lain. Kesepakatan bersama itulah yang disebut norma social. Jadi norma sosial
itu adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai paduan, tatanan, dan kendali tingkah laku yang
sesuai dan diterima secara bersama.
Norma-norma, aturan procedural dan aturan perilaku dalam kehidupan
social pada hakekatnya adalah bersifat kemasyarakatan. Maksudnya adalah
bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan social
tetapi juga karena norma-norma tersebut adalah pada dasarnya hasil dari
kehidupan bermasyarakat. Norma-norma adalah bagian dari masyarakat.
Norma tumbuh dari proses kemasyarakatan, ia menentukan batasan-
batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Robert M.Z Lawang
membagi norma menjadi dua macam, yaitu adat istiadat (mores) dan
kebiasaan (folkway). Sering juga adat istiadat ini menjadi hukum tertulis yang
berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Adat istiadat maupun hukum
memiliki kekuatan mengikat yang tegas. Adapun kebiasaan tidak memiliki
14
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
kekuatan yang mengharuskan sanksi terhadap pelanggarannya tidak terlalu
berat, misalnya cemoohan, ejekan, sinis, atau si pelanggar akan dijauhi oleh
yang lain. Biasanya kebiasaan lebih mudah berubah dari pada adat atau
hukum.
Norma-norma dalam masyarakat memiliki kekuatan yang mengikat
yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada yang kuat. Berdasarkan kekuatan
mengikatnya norma dapat dibagi sebagai berikut.
1. Cara (Usage); merupakan norma yang menunjuk pada suatu bentuk
perbuatan dan memiliki kekuatan yang sangat lemah dibanding dengan
kebiasaan.2. Kebiasaan (Folkways); merupakan norma yang memiliki kekuatan yang
lebih besar dari cara (usage) dan merupakan perbuatan yang diulang-ulang
dalam bentuk yang sama sehingga dapat dikatakan orang banyak
menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan merupakan perilaku yang
diterima masyarakat.
3. Tata Kelakuan (Mores) ; merupakan norma yang berkembang dari
kebiasaan, dimana kebiasaan tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai
cara berperilaku saja, tetapi bahkan diterima sebagai norma-norma
pengatur.
4. Adat Istiadat (Custom); merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat
yang melanggarnya akan menderita sanksi yang keras yang kadang-
kadang diterima secara tak langsung.
Berdasarkan bidang-bidangnya norma dibagi sebagai berikut:
1. Norma Agama, merupakan norma yang mengandung peraturan-peraturan
yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang
atau masyarakat.
2. Norma Kesopanan, merupakan norma yang mengatur seseorang dalam
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Norma Kebiasaan, merupakan tata aturan seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu kegiatan yang didasarkan pada tradisi atau perilaku yang
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
15
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
4. Norma Kesusilaan, merupakan salah satu aturan yang berasal dar akhlak
atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Norma Hukum, merupakan tata aturan yang paling tegas sanksi dan
hukumnya yang terdiri dari hukum tertulis (KUHP, Undang-Undang, PP)
dan hukum tidak tertulis misalnya hukum adat.9
Nilai yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya. Sedangkan
norma sebenarnya mengatur perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai
yang terdapat dalam suatu kelompok. Artinya, untuk menjaga agar nilai kelompok
agar tetap bertahan, lalu disusunlah norma-norma untuk menjaganya. Oleh karena
itu pelanggaran terhadap norma berarti juga pelanggaran terhadap nilai yangdimiliki oleh kelompok atau masyarakat.
E. Pentingnya Nilai dan Norma dalam Kehidupan Manusia
Suatu norma dibuat untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
Untuk itulah, setiap norma memiliki dua macam isi, yaitu sebagai berikut.
a. Berisi perintah, yaitu keharusan bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu karena dipandang
akibat- Norma dan Hukum dan akibatnya akan berdampak baik.
Contohnya, seorang anak harus menghormati orangtuanya.
b. Berisi larangan, yaitu berupa pencegahan untuk
melakukan atau Hukum tidak melakukan sesuatu karena dipandang
akibat-akibatnya akan berdampak buruk. Contohnya, larangan
merokok di tempat- tempat umum. Apakah kamu tahu tentang macam-
macam norma yang berlaku di masyarakat? Dalam kehidupan
masyarakat, terdapat empat macam norma, yaitu norma kesopanan,
norma kesusilaan, norma agama, dan norma hukum.10
9 Afiful Ikhwan, Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia, dalam
http://afive07.blogspot.com, diakses 15 Nov 2011.10 Arnie, Seberapa Pentingkah Norma dalam Kehidupan Manusia, dalam
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110306025222AAsjGyD, diakses pada 14 Feb2012
16
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulun
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tindakan nilai merupakan hak asasi yang terpenting untuk menentukan
sesuatu baik atau buruk. Kalau hal ini sudah jelas maka kita akan bisa berkata
perbuatan saya salah atau perbuatan saya baik, maka berdosalah saya jika
demikian dan berpahalalah tindakan saya jika demikian. Islam menekankan setiap
tindakan harus dilandasi niat lillahita’ala (karena Allah ta’ala) untuk
membedakan tindakan etis selain Allah, sehingga jika tidak dilandasi niat karena
Allah, maka perbuatannya tidak diterima oleh Allah Swt.
Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai
material, (2) Nilai vital, dan (3) Nilai kerohanian. Ciri-ciri nilai sosial: Nilai sosial
merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui interaksi
sosial, Nilai sosial bukan bawaan lahir, Nilai sosial memberikan kepuasan kepada
penganutnya, Nilai sosial bersifat relative, Nilai sosial berkaitan satu dengan yang
lain membentuk sistem nilai, Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan
dengan yang lain, Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan
atau kelompok, Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan Nilai sosial
mempengaruhi perkembangan pribadi. Nilai Sosial dapat berfungsi: Sebagai
faktor pendorong, Sebagai petunjuk arah mengenai cara berfikir dan bertindak,
Sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya.
Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar
sesuai dengan niatnya (HR Bukhari Muslim) Suatu riwayat, ketika RasulullahHijrah ke Madinah, diungkapkan masalah niat. Maka barang siapa hijrahnya
didasari niat karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya akan sampai diterima
oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya didasari niat karena
kekayaan dunia yang akan di dapat atau karena perempuan yang akan dikawin,
maka hijrahnya terhenti (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya ( Al hadist
shahih).
17
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
Nilai sosial memiliki ciri-ciri antara lain : a) merupakan konstruksi
masyarakat yang tercipta melalui interaksi antara anggota, b) membantu
masyarakat agar berfungsi dengan baik, c) dapat dipelajari atau bukan bawaan
dari lahir, d) dapat mempengaruhi emosi, e) dapat mempengaruhi perkembangan
pribadi dalam masyarakat, baik secara positif maupun negatif, dll.
Norma-norma adalah bagian dari masyarakat, Norma tumbuh dari proses
kemasyarakatan. Norma terbagi menjadi empat macam, yaitu adat istiadat (mores)
kebiasaan (folkway), cara (Usage), tata kelakuan (Mores). Lebih spesifiknya:
Norma agama, norma kesopanan, norma kebiasaan, norma kesusilaan dan norma
hukum.
18
5/13/2018 Afif - Revisi Sistem Nilai Dalam Kehidupan Manusia - PPs IAIN Tulungagung Jatim - sli...
http://slidepdf.com/reader/full/afif-revisi-sistem-nilai-dalam-kehidupan-manusia-pps-iain-tulu
DAFTAR RUJUKAN
Alisjahbana, Takdir, Sutan, dkk. Polemik Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya.
1986
Asih Menanti dan Usman Pelly. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud. 1994
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag R.I. 1999
Bryantobing, Nilai dan Norma Sosial , dalam
http://bryantobing01.blog.com/nilai-dan-norma-sosial/, diakses pada 14 Feb 2012
Ikhwan, Afiful. Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia, dalam
http://afive07.blogspot.com, diakses 15 Nov 2011
Imran, Ali. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional
(Studi Tentang Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum).Semarang: Disertasi Universitas Diponegoro. 2008
Manan, Imran. Pendidikan adalah enkulturasi. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. 1989
SB, Sangkan. Etika Islam dalam http://media.isnet.org/sufi/Opini/Etika.html,
diakses 15 Nov 2011
19