Aerodinamika 2 BAB 1
-
Upload
ariefhadiyanto -
Category
Documents
-
view
209 -
download
4
description
Transcript of Aerodinamika 2 BAB 1
BAB I
JENIS - JENIS ALIRAN UDARA
1. Pengantar. Pada bab ini akan dibahas tentang macam-macam aliran udara
dalam pembahasan aerodinamika antara lain aliran udara kontinum, aliran udara
malekul bebas, aliran kompresibel dan imkompresibel serta jenis-jenis aliran
berdasarkan kecepatannya. Setiap aliran mempunyai sifat-sifat yang tidak selalu sama.
2. Aliran Udara Kontinu Terhadap Aliran Molekul Bebas. Ditentukan aliran
pada benda misalnya tabung silinder yang mempunyai diameter d. Juga ditentukan
aliran bahwa aliran terdiri atas satu molekul tunggal yang mana bergerak secara
random. Jarak rata-rata antara molekul dengan benturan molekul terdekatnya
didefinisikan rata-rata arus bebas (mean free path), . Jika mempunyai panjang lebih
kecil dibanding dengan ukuran benda, d maka aliran udara akan kelihatan tak terputus
(mengalir secara terus menerus). Tekanan molekul yang sama pada permukaan benda
secara terus menerus sehingga benda tidak dapat membedakan benturan dari tiap
molekul atau permukaan benda merasakan benturan fluida yang sama secara terus
menerus. Untuk type aliran ini disebut aliran kontinu. Sebaliknya jika sama dengan
ukuran benda dimana molekul udara/gas mempunyai jarak yang cukup jauh (relatif
terhadap d) sehingga benturan antara permukaan benda dengan molekul hanya
berkala (tidak terus menerus) dan permukan benda dapat membedakan benturan dari
tiap molekul, aliran ini disebut aliran molekul bebas (free nolekul flow). Biasanya dalam
penerbangan benda-benda terbang seperti pesawat luar angkasa menjumpai aliran
molekul bebas pada daerah di luar angkasa, di mana kerapatan udara sangat rendah
sehingga besar. Masalah dari keduanya adalah aliran menunjukan beberapa sifat
kontinu dan aliran udara bebas sehingga aliran secara umum untuk aliran kecepatan
rendah berbeda dengan aliran kontinu. Aliran kontinu merupakan bagian dari
penggunaan aerodinamika yang sederhana. Untuk pembahasan selanjutnya dalam
buku ini aliran diasumsikan aliran kontinu.
3. Aliran Inviscid Terhadap Aliran Viscous. Bagian utama dari gas atau fluida
adalah kemampuan molekul untuk bergerak secara bebas. Molekul yang bergerak
rata-rata secara random, dalam pergerakanya molekul membawa massa, momentum
dan energi dari satu tempat ke tempat yang laindalam fluida tersebut. Pergerakan
molekul membawa peningkatan difusi massa, viskositas (gaya gesekan) dan konduksi
panas. Bila aliran udara mengakibatkan perubahan sifat-sifat di atas maka aliran
tersebut di sebut aliran viscous. Sebaliknya bila aliran yang dalam pergerakkannya
tidak menyebabkan gaya gesekan, konduksi panas dan difusi thermal maka aliran ini
disebut aliran inviscid. Aliran inviscid tidak mungkin terjadi pada alam tetapi untuk
penyederhanaan pembahasan aerodinamika karena perubahan yang terjadi sangat
kecil sehingga bisa kita anggap aliran inviscid. Secara teori aliran inviscid didekati
dalam batasan dengan angka Reynolds yang menuju tak terbatas. Tetapi untuk
masalah sederhana beberapa aliran dengan angka Reynolds tinggi tetapi terbatas
dapat diasumsikan inviscid. Untuk aliran yang dipengaruhi oleh gaya gesekan,
konduksi panas dan difusi massa adalah daerah dekat permukaan yang sangat tipis
(lapisan batas) dan sisanya diluar daerah ini adalah inviscid. Pembagian kedua aliran
ini ditunjukkan dalam gambar 1.1. Untuk aliran pada benda langsing (tipis) seperti
pada gambar 1.1 teori inviscid cukup untuk memprediksi distribusi tekanan dan gaya
angkat benda dandapat memberikan gambaran yang tepat mengenai streamline dan
medan aliran seluruh benda. Karena gaya gesekan dan tegangan geser adalah
penyebab utama dari gaya hambat pergerakan udara teori inviscid tidak mencukupi
dalam memyelesaikan total gaya hambat.
Gambar 1.1 : Pembagian aliran udara dalam dua daerah inviscid dan viscous
4. Hampir semua aliran udar menyebabkan pengaruh viscous, sebagai contoh jika
airfoil gambar 1.1 dimiringkan dengan sudut incidence yang tinggi (sudut serang yang
tinggi) maka lapisan batas akan cenderung terpisah di permukaan atas dan timbul wake
yang besar pada belakang airfoil ke arah bawah (downstream). Pemisahan aliran
ditunjukkan pada gambar 1.2 bagian atas, sifat medan aliran ini disebut “stalled” airfoil.
Pemisahan aliran juga terjadi pada benda tumpul seperti silinder pada gambar 1.2
2
bagian bawah, di sini aliran menyebar ke bagian atas dan bawah silinder membentuk
wake di belakang silinder. Type aliran seperti gambar 1.2 menunjukan adanya
pengaruh viscous.
Gambar 1.2 : Aliran viscous pada benda
5. Aliran inkompresibel terhadap aliran komprsibel. Aliran uadara di mana
kerapatan udara, adalah konstan disebut aliran inkompresibel. Kebalikannya aliran
bila kerapatan udara berubah disebut aliran kompresibel. Untuk lebih memahami
tentang kompresibilitas akan dibahas pada bab selanjutnya. Perlu diperhatikan dalam
menentukan apakah aliran kompresibel atau inkompresibel dengan melihat perubahan
kerapatan udara, hal ini tidak sesuai dengan keadaan alam. Tetapi untuk penyamaan
pembahasan tentang aliran inviscid terdapat masalah aerodinamika bahwa dapat
dimodelkan aliran inkompresibel tanpa adanya kesalahan ketepatannya. Sebagai
contoh aliran pada fluida homogen dinyatakan sebagai inkompresibel dan terdapat
beberapa masalah penyelesaian hidrodinamika dengan asumsi adalah konstan.
Demikian juga aliran gas dengan angka Mach yang sangat kecil adalah inkompresibel
untuk M < 0,3, untuk hal ini diasumsikan konstan. Untuk aliran udara kecepatan
tinggi (Angka Mach mendekati satu atau lebih) adalah aliran kompresibel.
3
6. Kecepatan Aliran Udara berdasarkan Angka Mach. Pembagian aliran
udara berdasarkan angka Mach adalah lebih sering digunakan. Jika M adalah angka
Mach lokal pada sembarang titik dalam medan aliran udara maka didefinisikan aliran
secara lokal adalah :
a. Subsonik jika M < 1
b. Sonik Jika M = 1
c. Supersonik jika M > 1
Dengan melihat seluruh medan aliran secara bersama-sama, terdapat 4 perbedaan
berdasarkan pada kecepatan yang dapat diindentifikasikan menggunakan angka Mach
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Aliran Subsonik (M < 1 di semua titik). Medan aliran didefinisikan
sebagai aliran subsonik jika angka Mach kurang dari 1 di semua titik. Aliran
subsonik ditunjukkan dengan streamline yang halus (tidak ada yang terputus
dalam kurva) seperti ditunjukkan dalam gambar 1.3a. Karena kecepatan aliran
di mana saja kurang dari kecepatan suara gangguan dalam aliran udara
menyebar ke atas dan ke bawah airfoil dan dapat dirasakan seluruh medan
aliran. Angka Mach di freestream kurang dari satu tidak menjamin semua aliran
subsonik pada benda. Untuk bentuk benda yang melebar kecepatan aliran
udara akan bertambah di atas nilai di freestream, dan jika M mendekati satu
maka lokal angka Mach bisa menjadi supersonik didalam medan aliran udara.
Untuk benda tipis seperti airfoil angka Mach di freestream M < 0,8 mungkin
belum menyebabkan aliran supersonik di lokal angka Mach tetapi bila benda
yang lebih tebal bisa menyebabkan aliran supersonik.
b. Aliran transonik (Daerah campuran di mana M < 1 dan M > 1). Jika M
adalah subsonik tetapi mendekati 1 maka aliran lokal dapat menjadi supersonik,
seperti ditunjukan pada gambar 1.3b, yang mana ditunjukan aliran supersonik
pada bagian atas dan bawah permukaan airfoil, dengan adanya weak shock
wave dibelakangnya dan aliran menjadi subsonik kembali. Tetapi jika M
ditambah melebihi/di atas 1 maka akan terbentuk Bow shock wave di depan
airfoil, kemudian aliran lokal dibelakang Bow shock wave adalah subsonik seperti
pada gambar 1.3c. Aliran subsonik ini menjadi bagian dalam nilai supersonik
4
rendah pada airfoil. Weak shock wave selalu terjadi di daerah trailing edge,
kadang-kadang membentuk seperti ekor ikan seperti pada gambar 1.3c. Medan
aliran yang ditunjukan pada gambar 1.3b dan 1.3c mempunyai sifat gabungan
antara aliran subsonik dan supersonik dan hal ini sering terjadi pada kenyatan
aliran udara. Aliran seperti ini disebut dengan aliran transonik. Aliran transonik
pada benda tipis bisa terjadi bila angka Mach aliran udara pada freestream
mempunyai nilai : 0,8 < M < 1,2.
Gambar 1.3 : Perbedaan daerah aliran udara
5
c. Aliran supersonik (M > 1 di semua titik). Mwedan aliran didefinisikan
sebagai aliran supersonik jika angka Mach lebih besar dari satu di semua titik.
Aliran supersonik kadang-kadang ditentukan dengan munculnya gelombang
kejut (shock wave) dalam alirannya dan streamline berubah menjadi diskontinu.
Hal ini ditunjukan dalam gambar 1.3d untuk aliran supersonik pada benda yang
lancip, aliran tetap supersonik dibelakang gelombang kejut miring (oblique shock
wave) dari ujung depan. Dalam aliran supersonik karena lokal kecepatan aliran
udara lebih besar dari kecepatan suara, gangguan yang ditimbulkan pada
beberapa titik dalam aliran tidak dapat diteruskan .
d. Aliran hipersonik (M > 5 di semua titik). Tinjau kembali benda pada
gambar 1.3d. Asumsikan diketahui dengan nilai yang tetap. Untuk M
bertambah di atas 1 shock wave bergerak menutupi permukaan benda. Juga
kekuatan shock wave bertambah, leading edge lebih tinggi temperaturnya dalam
daerah antara shock dengan benda (lapisan shock). Jika M lebih besar lapisan
shock menjadi sangat tipis dan terjadi hubungan antara shock wave dengan
lapisan batas viscous di permukaan. Juga temperatur lapisan shock menjadi
cukup tinggi hal ini karena adanya reaksi kimia pada udara. Ketika M menjadi
cukup besar lagi sehingga hubungan viscous dan atau reaksi kimia sangat
mempengaruhi aliran (gambar 1.3e), medan aliran ini disebut hipersonik.
7. Latihan soal.
a. Sebutkan aliran udara berdasarkan perbedaan jenis kecepatan ?
b. Gambar dan jelaskan pengertian aliran subsonik dan transonik ?
c. Gambar dan jelaskan pengertian aliran supersonik ?
d. Bagaimana besarnya sudut oblique shock wave bila sudut benda tetap
dan kecepatannya bertambah besar ?
e. Jelaskan pengertian aliran viscous dan inviscid ?
f. Jelaskan pengertian aliran udara inkompresibel dan kompresibel ?
6