Adsorbsi Dan Koloid

32
BAB I PENDAHULUAN Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspense. Suatu kerumunan / kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran 10 A sampai 2000 A dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu system pendispersinya, zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid berupa zat padat, cair atau gas. Terdapat 8 tipe system koloid, yaitu busa, busa padat, aerosol padat, emusi, emulsi padat, aerosol cair, sol dan sol padat. (Michael Purba, 2006) Kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang ilmu kimia berkepentingan dalam ilmu koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup bersifat kolaidal. Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bias dicangkul terdiri dari bagian – bagian yang bersifat koloid. Dalam bidang industri, ilmu koloid

description

Adsorbsi Dan Koloid

Transcript of Adsorbsi Dan Koloid

Page 1: Adsorbsi Dan Koloid

BAB I

PENDAHULUAN

Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspense.

Suatu kerumunan / kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel

yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran 10 A sampai 2000 A

dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu system

pendispersinya, zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid berupa

zat padat, cair atau gas. Terdapat 8 tipe system koloid, yaitu busa, busa

padat, aerosol padat, emusi, emulsi padat, aerosol cair, sol dan sol padat.

(Michael Purba, 2006)

Kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang

ilmu kimia berkepentingan dalam ilmu koloid dalam satu atau lain cara.

Semua jaringan hidup bersifat kolaidal. Bagian kerak bumi yang dikatakan

sebagai tanah yang bias dicangkul terdiri dari bagian – bagian yang bersifat

koloid. Dalam bidang industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramik,

plastik tekstil, kertas, dan film foto, lem, tinta, semen, karet, dan sejumlah

produk besar lainnya. Proses seperti memutihkan, menghilangkan bau,

menyamak, mewarnai, dan memurnikan serta pengapungan bahan galian,

melibatkan adsorbs pada permukaan materi koloid dan karena itu

berkepentingan dalam kimia koloid.(Paulina Hendrajanti, 2006)

Page 2: Adsorbsi Dan Koloid

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari adsorbsi arang

aktif terhadap asam asetat dari berbagai konsentrasi.

Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk mempelajari atau menentukan

berat asam asetat yang diserang oleh arang aktif, untuk menentukan

konsentrasi asam asetat yang diserap oleh arang aktif.

Prinsip dari percobaan ini adalah Berdasarkan tingkat penyerapan

asam asetat pada beberapa konsentrasi oleh adsorbsi arang aktif.

Page 3: Adsorbsi Dan Koloid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Koloid adalah Bentuk campuran yang keadaannya terletak

antara larutan dan suspensi.Ciri – ciri Koloid antara lain : (Paulina

Hendrajanti, 2006)

1. Bentuk : Homogen

2. Campuran : Dispersi padatan

3. Bentuk dispersi : < 10-7 – 10-5 cm

4. Ukuran partikel melalui pengamatan : Dengan mikroskop ultra

5. Cara pemisahan : Disaring dengan kertas saring ultra

6. Kestabilan : Umumnya stabil.

Sistem koloid terdiri atas dua fase yaitu fase terdispersi dan

fase pendispresi (medium dispersi).Penggolongan suatu sistem koloid

didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya

tersebut.Berikut ini ada lima jenis koloid antara lain : (Michael Purba,

2006)

Page 4: Adsorbsi Dan Koloid

1. Aerosol

Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang

terdispersi dalam gas.Aerosol ada 2 yaitu padat dan cair.Contoh

aerosol padat : asap dan debu.Contoh aerosol cair : kabut dan

awan.

2. Sol

Sol adalah system koloid dari partikel padat yang terdispersi

dalam zat cair.Koloid jenis sol sering kita temukan dalam

kehidupan sehari – hari maupun dalam industry.Contoh sol : Air

sungai, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

3. Emulsi

Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam

zat cair lain.Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu

tidak saling melarutkan.Contoh emulsi adalah santan, susu, lateks,

mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.Emulsi terbentuk

karena pengaruh suatu pengemulsi.

4. Buih

Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat

cair.Buih juga membutuhkan zat pembuih seperti sabun, deterjen,

dan protein untuk menstabilkan buih.

Page 5: Adsorbsi Dan Koloid

5. Gel

Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan

cair).Contoh gel : agar – agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun,

gel silica.Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya

mengadsorbsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang

agak padat.

Adapun sifat – sifat dari koloid : (Paulina Hendrajanti, 2006)

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah peristiwa pemantulan atau penghamburan

berkas cahaya oleh pertikel – partikel koloid.Hal ini dapat dipakai

untuk membedakan dengan larutan sejati yang terjadi efek Tyndall

karena cahaya yang lewat hanya diteruskan (partikelnya sangat

kecil sehingga tidak mampu memantulkan cahaya yang

diterima).Contoh efek Tyndall : debu dalam rumah yang kelihatan

saat ada sinar masuk melalui suatu celah.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid yang terus –

menerus secara acak dan patah – patah (zig - zag), yang

disebabkan karena tumbukan yang tidak seimbang antara partikel

koloid dengan medium pendispersinya.

Page 6: Adsorbsi Dan Koloid

3. Elektroforesis

Elektroforesis ada;ah Proses pergerakan pertikel koloid dalam

medan listrik menuju ke salah satu electrode bergantung pada

muatannya.Elektroforesis menjadi salah satu cara yang canggih

untuk identifikasi DNA.

4. Adsorbsi

Adsorbsi adalah proses penyerapan terhadap permukaan

koloid.Jika koloid menyerap ion positif maka koloid bermuatan

positif.Contoh : Fe(OH)3.Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan

saja ion atau muatan listrik, tetapi juga zat lain yang berupa

molekul netral.Oleh karena mempunyai permukaan yang relatif

luas, maka koloid mempunyai daya adsorbs yang besar pula.

5. Koagulasi

Koagulasi adalah prose penggabungan partikel koloid dengan

zat lain (elektrolit) yang membentuk endapan.Koagulasi dapat

terjadi karena pemanasan, pendinginan, pengaduakn,

penambahan elektrolit, atau penvcampuran dengan koloid yang

berbeda muatan.Contoh : penggumpalan lateks dengan asam

formiat.

Page 7: Adsorbsi Dan Koloid

6. Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah koloid lain yang ditambahkan dalan

sistem koloid untuk melindungi muatan fase disperse sehingga

tidak terkoagulasi.

7. Dialisis

Dialisis adalah proses untuk menghilangkan ion – ion

pengganggu kestabilan koloid, dengan kantong semipermeabel

yang mempunyai pori – pori yang dapat melewatkan partikel –

partikel kecil seperti ion – ion atau molekul sederhana tetapi dapat

menahan koloid.

8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid ini terjadi pada sol.Sol liofil adalah koloid yang fase

terdispersinya suka (dapat mengikat) pada fase

pendispersinya.Contoh : agar – agar, cat, sabun.Sol liofob adalah

koloid yang fase terdispersinya tidak suka pada fase

pendispersinya.Contoh : sol belerang, sol emas, sol As2S3, sol

Fe(OH)3.

Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan partikel

larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar

kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi dengan

berbagai cara. Cara – caranya antara lain :

Page 8: Adsorbsi Dan Koloid

1. Cara Kondensasi

Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati bergabung

menjadi partikel koloid.Cara ini dilakukan melalui reaksi kimia,

seperti reaksi redoks, hidrolisis dan dekomposisi rangkap serta

melalui reaksi fisika yaitu pergantian pelarut.

a. Reaksi redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan

oksidasi.

b. Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

c. Dekomposisi Rangkap

d. Pergantian pelarut

2. Cara Dispersi

Dengan cara disperse, partikel kasar dipecah menjadi

partikel koloid.Cara ini dapat dilakukan sacara mekanik, peptisida

atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).

a. Cara mekanik

Cara mekanik dengan pengerusan atau penggilingan.

b. Peptisida

Peptisida dengan zat pemecah atau medium yang sesuai

(misal air panas).Contoh : penambahan FeCl3 (pemecah) pada

endapan Fe(OH)3.

Page 9: Adsorbsi Dan Koloid

c. Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat solk – sol

logam.Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai

elektrode yang dicelupkan ke dalam medium disperse,

kemudian diberi loncatan bunga listrik di antara kedua

ujungnya.Mula – mula atom – atom logam akan terlempar ke

dalam air, lalu atom – atom tersebut mengalami kondensasi,

sehingga membentuk partikel koloid.Jadi, cara busur ini

merupakan gabungan cara disperse dan cara kondensasi.

B. URAIAN BAHAN

1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Berat Molekul : 18

Rumus kimia : H₂O

Pemerian : Air jernih ,Tidak berwarna,tidak berbau ,

dan tidak berbasa.

Kelarutan : Dapat melarutkan senyawa tertentu

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pelarut

Page 10: Adsorbsi Dan Koloid

2. ASAM ASETAT (FI Edisi III hal 41 )

Nama resmi : ACIDUM ACETIKUM

Nama lain : Asam asetat

Rumus kimia : CH₃COOH

Berat molekul : 60

Pemerian : Cairan jernih ,tidak berwarna, bau

menusuk ,rasa asam dan tajam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kelarutan : Dapat di campur dengan air dengan

etanol(95 %) dan gliserol

3. NATRIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 315 )

Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM

Nama lain : Natrium hidrogsida

Rumus kimia : NaOH

Berat Molekul : 40

Pemerian : Putih atau paraktis putih ,massa melebur,

berbentuk pellet ,serpihan atau batang

atau bentuk lain ,keras,rapuh dan

menunjukkan pecahan hablur.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Page 11: Adsorbsi Dan Koloid

4. INDIKATOR PP(FI Edisi III hal 675 )

Nama resmi : Fenol Sulfenotalein

Nama lain : indikator pp

Rumus kimia : C₂₀H₁₄O₄

Pemerian : Serbuk halus tidak berwarna ,warnanya

dari merah muda sampai merah tua

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut etanol

serta mudah larut dalam karbonat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai zat penunjuk

5. Arang aktif (FI Edisi IV hal 1128 )

Nama resmi : ARANG AKTIF P

Nama lain : Arang aktif P ,karbon aktif

Rumus kimia : -

Berat molekul : -

Pemerian : Serbuk halus hitam dan tidak berbau

Kelarutan : Sukar larut dalam air,larut dalam asam ,

serta larut dalm etanol

Kegunaan : Sebagai daya jerap warna

Page 12: Adsorbsi Dan Koloid

BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat – alat yang digunakan

1. Batang pengaduk

2. Buret 50 ml

3. Corong

4. Erlenmeyer 250 ml

5. Gelas kimia

6. Gelas ukur 25 ml

7. Pipet volume 25 ml

8. Pipet volume 10 ml

b. Bahan-bahan

1. Asam asetat 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M

2. Natrium hidroksida 0,1 M

3. Arang aktif

4. Indikator PP

5. Kertas saring

6. Kertas grafik

Page 13: Adsorbsi Dan Koloid

B. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3

M.

2. Dimasukkan arang aktif ke 3 buah Erlenmeyer masing-masing 1

gram

3. Ditambahkan larutan asam asetat sebanyak 25 ml dengan

konsentrasi yang berlainan pada masing-masing Erlenmeyer.

4. Dikocok secara bersamaan dan dibiarkan selama 15 menit

sehingga terjadi penyerapan yang baik.

5. Saring semua campuran

Page 14: Adsorbsi Dan Koloid

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

NoKonsentrasi

awal

Adsorbsi Norit

(gr)

Volume Titrasi

NaOH

Konsentrasi

CH3COOH

1 0,1 1 gram 20,5 0,048

2 0,2 1 gram 42,5 0,047

3 0,3 1 gram 62,5 0,048

B. Perhitungan

a. Pengenceran

1. CH3COOH 0,1 M

V1 M1 = V2 M2

20,5 . M = 10 . 0,1

M1= 1/20,5

= 0,048

Page 15: Adsorbsi Dan Koloid

2. CH3COOH 0,2 M

V1 M1 = V2 M2

42,5 . M = 10 . 0,2

M1= 2/42,5

= 0,047

3. CH3COOH 0,3 M

V1 M1 = V2 M2

62,5 . M = 10 . 0,3

M1 = 3/62,5

= 0,048

b. Untuk menentukan x

1. CH3COOH 0,1 M

= (Co – C) BM . V(l)

= (0,1 – 0,048) 60 . 0,01

= 0,312

2. CH3COOH 0,2 M

Page 16: Adsorbsi Dan Koloid

= (Co – C) BM . V(l)

= (0,2 – 0,047) 60 . 0,01

= 0,0918

3. CH3COOH 0,3 M

= (Co – C) BM . V(l)

= (0,3 – 0,048) 60 . 0,01

= 0,1512

c. Untuk menentukan xm

1. CH3COOH 0,1 M

xm

=0,3121000

= 0,000312

2. CH3COOH 0,2 M

xm

=0,09181000

= 0,0000918

3. CH3COOH 0,3 M

Page 17: Adsorbsi Dan Koloid

xm

=0,15121000

= 0,0001512

d. Untuk menentukan logxm

1. CH3COOH 0,1 M

= log. 0,000312

= - 3,50

2. CH3COOH 0,2 M

= log. 0,0000918

= - 4,03

3. CH3COOH 0,3 M

= log. 0,0001512

= - 3,82

e. Table hasil perhitungan

No Co Cxm

logxm

Log Co

1 0,1 0,048 0,000312 -3,50 -1

Page 18: Adsorbsi Dan Koloid

2 0,2 0,047 0,0000918 -4,03 -0,69

3 0,3 0,048 0,0001512 -3,82 -0,52

f. Grafik antara log x / m dan log Co

Log Co

Log x / m

C. Reaksi

1. CH3COOH CH3COO- + H+

2. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

3. CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+

Page 19: Adsorbsi Dan Koloid

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan ini digunakan arang aktif dan asam

asetat.Dalam hal ini arang aktif berfungsi sebagai adsorben, karena

arang aktif mempunyai daya serap yang tinggi

Pada percobaan ini digunakan 3 macam larutan yaitu

CH3COOH dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, NaOH 0,1 M dan

indicator PP. NaOH 0,1 M ini digunakan untuk menitrasi larutan

CH3COOH yang telah ditetesi indicator P, sehingga terjadi perubahan

warna.

Selain ke-3 larutan tersebut juga digunakan arang aktif

sebanyak 1 gram. Pada arang aktif inilah dilakukan penambahan

CH3COOH yang kemudian disaring dan hasil saringan tersebut ditetesi

indicator PP. arang aktif merupakan contoh adsorbs yang dibuat dengan

cara pemanasan arang dalam udara kering. Arang aktif mempunyai

Page 20: Adsorbsi Dan Koloid

kemampuan untuk menyerap berbagai zat sehingga cocok digunakan

dalan percobaan.

Konsentrasi asam asetat setelah di titrasi mengalami

perubahan dari konsentrasi awal. Hal ini yang membuktikan kemampuan

dari adsorbs arang aktif dalam menyerap zat. Selain konsentrasi, arang

aktif juga menyerap berat dari CH3COOH yang dipengaruhi oleh

konsentrasi sebelum dan setelah titrasi sesuai dengan perhitungan.

Dalam pelaksanaan praktek ini ada juga terjadi kesalahan –

kesalahan.Adapun faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain :

1. Konsentrasi larutan tidak tepat

2. Alat – alat yang digunakan kurang bersih

3. Kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi

4. Pengukuran atau pemipetan larutan yang kurang tepat

Page 21: Adsorbsi Dan Koloid

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa dapat disimpulkan :

a) Untuk konsentrasi awal 0,1 M : konsentrasi CH3COOH yang

diserap adalah 0,048, xm

= 0,000312 dan log xm

= - 3,50

b) Untuk konsentrasi awal 0,2 M : konsentrasi CH3COOH yang

diserap adalah 0,047, xm

= 0,0000918 dan log xm

= -4,03

c) Untuk konsentrasi awal 0,3 M : konsentrasi CH3COOH yang

diserap adalah 0,048, xm

= 0,0001512 dan log xm

= -3,82

B. Saran

Page 22: Adsorbsi Dan Koloid

Saran saya agar asisten datang tepat waktu pada saat adanya

praktikum.Dan kiranya asisten lebih mempertahankan cara

asistensinya agar praktikan lebih memahami materi yang dibawakan.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen

Kesehatan

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan

Purba, Michael. 2006. Kimia 2b untuk SMA kelas XI. Jakarta :Erlangga

Hendrajanti, Paulina. 2006. Aspirasi kimia untuk SMA kelas XI.

Surakarta :Pustaka manggala

Tim Dosen Kimia. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar :

Universitas Indonesia Timur

Tim Dosen Kimia UNHAS. 2009. Kimia Dasar . Makassar : Universitas

Hasanuddin

Page 23: Adsorbsi Dan Koloid

LAMPIRAN

CARA KERJA

25 ml CH3COOH 0,1 M 25 ml CH3COOH 0,2 M 25 ml CH3COOH 0,3 M

+ arang aktif + arang aktif + arang aktif

Larutan disaring Larutan disaring Larutan disaring

Page 24: Adsorbsi Dan Koloid

Dipipet 10 ml Dipipet 10 ml Dipipet 10 ml

10 ml CH3COOH 10 ml CH3COOH 10 ml CH3COOH

0,1 M + arang aktif 0,2 M + arang aktif 0,3 M + arang aktif

Page 25: Adsorbsi Dan Koloid

Dititrasi dengan NaOH 0,1 M