Adsorbsi Dan Koloid
-
Upload
olgasatriaputri -
Category
Documents
-
view
61 -
download
4
description
Transcript of Adsorbsi Dan Koloid
BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspense.
Suatu kerumunan / kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel
yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran 10 A sampai 2000 A
dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu system
pendispersinya, zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid berupa
zat padat, cair atau gas. Terdapat 8 tipe system koloid, yaitu busa, busa
padat, aerosol padat, emusi, emulsi padat, aerosol cair, sol dan sol padat.
(Michael Purba, 2006)
Kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang
ilmu kimia berkepentingan dalam ilmu koloid dalam satu atau lain cara.
Semua jaringan hidup bersifat kolaidal. Bagian kerak bumi yang dikatakan
sebagai tanah yang bias dicangkul terdiri dari bagian – bagian yang bersifat
koloid. Dalam bidang industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramik,
plastik tekstil, kertas, dan film foto, lem, tinta, semen, karet, dan sejumlah
produk besar lainnya. Proses seperti memutihkan, menghilangkan bau,
menyamak, mewarnai, dan memurnikan serta pengapungan bahan galian,
melibatkan adsorbs pada permukaan materi koloid dan karena itu
berkepentingan dalam kimia koloid.(Paulina Hendrajanti, 2006)
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari adsorbsi arang
aktif terhadap asam asetat dari berbagai konsentrasi.
Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk mempelajari atau menentukan
berat asam asetat yang diserang oleh arang aktif, untuk menentukan
konsentrasi asam asetat yang diserap oleh arang aktif.
Prinsip dari percobaan ini adalah Berdasarkan tingkat penyerapan
asam asetat pada beberapa konsentrasi oleh adsorbsi arang aktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Koloid adalah Bentuk campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi.Ciri – ciri Koloid antara lain : (Paulina
Hendrajanti, 2006)
1. Bentuk : Homogen
2. Campuran : Dispersi padatan
3. Bentuk dispersi : < 10-7 – 10-5 cm
4. Ukuran partikel melalui pengamatan : Dengan mikroskop ultra
5. Cara pemisahan : Disaring dengan kertas saring ultra
6. Kestabilan : Umumnya stabil.
Sistem koloid terdiri atas dua fase yaitu fase terdispersi dan
fase pendispresi (medium dispersi).Penggolongan suatu sistem koloid
didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya
tersebut.Berikut ini ada lima jenis koloid antara lain : (Michael Purba,
2006)
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang
terdispersi dalam gas.Aerosol ada 2 yaitu padat dan cair.Contoh
aerosol padat : asap dan debu.Contoh aerosol cair : kabut dan
awan.
2. Sol
Sol adalah system koloid dari partikel padat yang terdispersi
dalam zat cair.Koloid jenis sol sering kita temukan dalam
kehidupan sehari – hari maupun dalam industry.Contoh sol : Air
sungai, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
3. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam
zat cair lain.Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu
tidak saling melarutkan.Contoh emulsi adalah santan, susu, lateks,
mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.Emulsi terbentuk
karena pengaruh suatu pengemulsi.
4. Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat
cair.Buih juga membutuhkan zat pembuih seperti sabun, deterjen,
dan protein untuk menstabilkan buih.
5. Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan
cair).Contoh gel : agar – agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun,
gel silica.Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya
mengadsorbsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang
agak padat.
Adapun sifat – sifat dari koloid : (Paulina Hendrajanti, 2006)
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa pemantulan atau penghamburan
berkas cahaya oleh pertikel – partikel koloid.Hal ini dapat dipakai
untuk membedakan dengan larutan sejati yang terjadi efek Tyndall
karena cahaya yang lewat hanya diteruskan (partikelnya sangat
kecil sehingga tidak mampu memantulkan cahaya yang
diterima).Contoh efek Tyndall : debu dalam rumah yang kelihatan
saat ada sinar masuk melalui suatu celah.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid yang terus –
menerus secara acak dan patah – patah (zig - zag), yang
disebabkan karena tumbukan yang tidak seimbang antara partikel
koloid dengan medium pendispersinya.
3. Elektroforesis
Elektroforesis ada;ah Proses pergerakan pertikel koloid dalam
medan listrik menuju ke salah satu electrode bergantung pada
muatannya.Elektroforesis menjadi salah satu cara yang canggih
untuk identifikasi DNA.
4. Adsorbsi
Adsorbsi adalah proses penyerapan terhadap permukaan
koloid.Jika koloid menyerap ion positif maka koloid bermuatan
positif.Contoh : Fe(OH)3.Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan
saja ion atau muatan listrik, tetapi juga zat lain yang berupa
molekul netral.Oleh karena mempunyai permukaan yang relatif
luas, maka koloid mempunyai daya adsorbs yang besar pula.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah prose penggabungan partikel koloid dengan
zat lain (elektrolit) yang membentuk endapan.Koagulasi dapat
terjadi karena pemanasan, pendinginan, pengaduakn,
penambahan elektrolit, atau penvcampuran dengan koloid yang
berbeda muatan.Contoh : penggumpalan lateks dengan asam
formiat.
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid lain yang ditambahkan dalan
sistem koloid untuk melindungi muatan fase disperse sehingga
tidak terkoagulasi.
7. Dialisis
Dialisis adalah proses untuk menghilangkan ion – ion
pengganggu kestabilan koloid, dengan kantong semipermeabel
yang mempunyai pori – pori yang dapat melewatkan partikel –
partikel kecil seperti ion – ion atau molekul sederhana tetapi dapat
menahan koloid.
8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol.Sol liofil adalah koloid yang fase
terdispersinya suka (dapat mengikat) pada fase
pendispersinya.Contoh : agar – agar, cat, sabun.Sol liofob adalah
koloid yang fase terdispersinya tidak suka pada fase
pendispersinya.Contoh : sol belerang, sol emas, sol As2S3, sol
Fe(OH)3.
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan partikel
larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar
kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi dengan
berbagai cara. Cara – caranya antara lain :
1. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati bergabung
menjadi partikel koloid.Cara ini dilakukan melalui reaksi kimia,
seperti reaksi redoks, hidrolisis dan dekomposisi rangkap serta
melalui reaksi fisika yaitu pergantian pelarut.
a. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi.
b. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
c. Dekomposisi Rangkap
d. Pergantian pelarut
2. Cara Dispersi
Dengan cara disperse, partikel kasar dipecah menjadi
partikel koloid.Cara ini dapat dilakukan sacara mekanik, peptisida
atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
a. Cara mekanik
Cara mekanik dengan pengerusan atau penggilingan.
b. Peptisida
Peptisida dengan zat pemecah atau medium yang sesuai
(misal air panas).Contoh : penambahan FeCl3 (pemecah) pada
endapan Fe(OH)3.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat solk – sol
logam.Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai
elektrode yang dicelupkan ke dalam medium disperse,
kemudian diberi loncatan bunga listrik di antara kedua
ujungnya.Mula – mula atom – atom logam akan terlempar ke
dalam air, lalu atom – atom tersebut mengalami kondensasi,
sehingga membentuk partikel koloid.Jadi, cara busur ini
merupakan gabungan cara disperse dan cara kondensasi.
B. URAIAN BAHAN
1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Berat Molekul : 18
Rumus kimia : H₂O
Pemerian : Air jernih ,Tidak berwarna,tidak berbau ,
dan tidak berbasa.
Kelarutan : Dapat melarutkan senyawa tertentu
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
2. ASAM ASETAT (FI Edisi III hal 41 )
Nama resmi : ACIDUM ACETIKUM
Nama lain : Asam asetat
Rumus kimia : CH₃COOH
Berat molekul : 60
Pemerian : Cairan jernih ,tidak berwarna, bau
menusuk ,rasa asam dan tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan : Dapat di campur dengan air dengan
etanol(95 %) dan gliserol
3. NATRIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 315 )
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidrogsida
Rumus kimia : NaOH
Berat Molekul : 40
Pemerian : Putih atau paraktis putih ,massa melebur,
berbentuk pellet ,serpihan atau batang
atau bentuk lain ,keras,rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. INDIKATOR PP(FI Edisi III hal 675 )
Nama resmi : Fenol Sulfenotalein
Nama lain : indikator pp
Rumus kimia : C₂₀H₁₄O₄
Pemerian : Serbuk halus tidak berwarna ,warnanya
dari merah muda sampai merah tua
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut etanol
serta mudah larut dalam karbonat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat penunjuk
5. Arang aktif (FI Edisi IV hal 1128 )
Nama resmi : ARANG AKTIF P
Nama lain : Arang aktif P ,karbon aktif
Rumus kimia : -
Berat molekul : -
Pemerian : Serbuk halus hitam dan tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air,larut dalam asam ,
serta larut dalm etanol
Kegunaan : Sebagai daya jerap warna
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
a. Alat – alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Buret 50 ml
3. Corong
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Gelas kimia
6. Gelas ukur 25 ml
7. Pipet volume 25 ml
8. Pipet volume 10 ml
b. Bahan-bahan
1. Asam asetat 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M
2. Natrium hidroksida 0,1 M
3. Arang aktif
4. Indikator PP
5. Kertas saring
6. Kertas grafik
B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3
M.
2. Dimasukkan arang aktif ke 3 buah Erlenmeyer masing-masing 1
gram
3. Ditambahkan larutan asam asetat sebanyak 25 ml dengan
konsentrasi yang berlainan pada masing-masing Erlenmeyer.
4. Dikocok secara bersamaan dan dibiarkan selama 15 menit
sehingga terjadi penyerapan yang baik.
5. Saring semua campuran
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
NoKonsentrasi
awal
Adsorbsi Norit
(gr)
Volume Titrasi
NaOH
Konsentrasi
CH3COOH
1 0,1 1 gram 20,5 0,048
2 0,2 1 gram 42,5 0,047
3 0,3 1 gram 62,5 0,048
B. Perhitungan
a. Pengenceran
1. CH3COOH 0,1 M
V1 M1 = V2 M2
20,5 . M = 10 . 0,1
M1= 1/20,5
= 0,048
2. CH3COOH 0,2 M
V1 M1 = V2 M2
42,5 . M = 10 . 0,2
M1= 2/42,5
= 0,047
3. CH3COOH 0,3 M
V1 M1 = V2 M2
62,5 . M = 10 . 0,3
M1 = 3/62,5
= 0,048
b. Untuk menentukan x
1. CH3COOH 0,1 M
= (Co – C) BM . V(l)
= (0,1 – 0,048) 60 . 0,01
= 0,312
2. CH3COOH 0,2 M
= (Co – C) BM . V(l)
= (0,2 – 0,047) 60 . 0,01
= 0,0918
3. CH3COOH 0,3 M
= (Co – C) BM . V(l)
= (0,3 – 0,048) 60 . 0,01
= 0,1512
c. Untuk menentukan xm
1. CH3COOH 0,1 M
xm
=0,3121000
= 0,000312
2. CH3COOH 0,2 M
xm
=0,09181000
= 0,0000918
3. CH3COOH 0,3 M
xm
=0,15121000
= 0,0001512
d. Untuk menentukan logxm
1. CH3COOH 0,1 M
= log. 0,000312
= - 3,50
2. CH3COOH 0,2 M
= log. 0,0000918
= - 4,03
3. CH3COOH 0,3 M
= log. 0,0001512
= - 3,82
e. Table hasil perhitungan
No Co Cxm
logxm
Log Co
1 0,1 0,048 0,000312 -3,50 -1
2 0,2 0,047 0,0000918 -4,03 -0,69
3 0,3 0,048 0,0001512 -3,82 -0,52
f. Grafik antara log x / m dan log Co
Log Co
Log x / m
C. Reaksi
1. CH3COOH CH3COO- + H+
2. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
3. CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan ini digunakan arang aktif dan asam
asetat.Dalam hal ini arang aktif berfungsi sebagai adsorben, karena
arang aktif mempunyai daya serap yang tinggi
Pada percobaan ini digunakan 3 macam larutan yaitu
CH3COOH dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, NaOH 0,1 M dan
indicator PP. NaOH 0,1 M ini digunakan untuk menitrasi larutan
CH3COOH yang telah ditetesi indicator P, sehingga terjadi perubahan
warna.
Selain ke-3 larutan tersebut juga digunakan arang aktif
sebanyak 1 gram. Pada arang aktif inilah dilakukan penambahan
CH3COOH yang kemudian disaring dan hasil saringan tersebut ditetesi
indicator PP. arang aktif merupakan contoh adsorbs yang dibuat dengan
cara pemanasan arang dalam udara kering. Arang aktif mempunyai
kemampuan untuk menyerap berbagai zat sehingga cocok digunakan
dalan percobaan.
Konsentrasi asam asetat setelah di titrasi mengalami
perubahan dari konsentrasi awal. Hal ini yang membuktikan kemampuan
dari adsorbs arang aktif dalam menyerap zat. Selain konsentrasi, arang
aktif juga menyerap berat dari CH3COOH yang dipengaruhi oleh
konsentrasi sebelum dan setelah titrasi sesuai dengan perhitungan.
Dalam pelaksanaan praktek ini ada juga terjadi kesalahan –
kesalahan.Adapun faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Konsentrasi larutan tidak tepat
2. Alat – alat yang digunakan kurang bersih
3. Kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi
4. Pengukuran atau pemipetan larutan yang kurang tepat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa dapat disimpulkan :
a) Untuk konsentrasi awal 0,1 M : konsentrasi CH3COOH yang
diserap adalah 0,048, xm
= 0,000312 dan log xm
= - 3,50
b) Untuk konsentrasi awal 0,2 M : konsentrasi CH3COOH yang
diserap adalah 0,047, xm
= 0,0000918 dan log xm
= -4,03
c) Untuk konsentrasi awal 0,3 M : konsentrasi CH3COOH yang
diserap adalah 0,048, xm
= 0,0001512 dan log xm
= -3,82
B. Saran
Saran saya agar asisten datang tepat waktu pada saat adanya
praktikum.Dan kiranya asisten lebih mempertahankan cara
asistensinya agar praktikan lebih memahami materi yang dibawakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Purba, Michael. 2006. Kimia 2b untuk SMA kelas XI. Jakarta :Erlangga
Hendrajanti, Paulina. 2006. Aspirasi kimia untuk SMA kelas XI.
Surakarta :Pustaka manggala
Tim Dosen Kimia. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar :
Universitas Indonesia Timur
Tim Dosen Kimia UNHAS. 2009. Kimia Dasar . Makassar : Universitas
Hasanuddin
LAMPIRAN
CARA KERJA
25 ml CH3COOH 0,1 M 25 ml CH3COOH 0,2 M 25 ml CH3COOH 0,3 M
+ arang aktif + arang aktif + arang aktif
Larutan disaring Larutan disaring Larutan disaring
Dipipet 10 ml Dipipet 10 ml Dipipet 10 ml
10 ml CH3COOH 10 ml CH3COOH 10 ml CH3COOH
0,1 M + arang aktif 0,2 M + arang aktif 0,3 M + arang aktif
Dititrasi dengan NaOH 0,1 M