Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

35
administrasi kebijakan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan yang meliputi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk melaksanankan tugas dan mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Pembangunan di sector kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan. Dalam Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan digariskan bahwa pembangunan kesehatan terwujud untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal , sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Depkes, RI : 1999) Dalam melakukan pembangunan nasional terutama pembangunan di bidang kesehatan, salah satu aspek yang mempunyai perana penting adalah program pelayanan kesehatan di puskesmas yang merupakan upaya kesehatan bagi masyarakat dan meningkatkan kwalitas hidup masyarakat. Sumber daya Puskesmas yang berkwalitas yaitu sumber daya manusia sehat, cerdas dan produktif terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembanguna suatu bangsa. Untuk mencapai hasil pembangunan yang optimal, maka setiap proses pembangunan harus berorientasi atau berwawasan kesehatan. Salah satu yang menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan yang berorientasi atau berwawasan kesehatan salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita atau meminimalisir angka kesakitan yang terjadi pada bayi dan balita serta ibu hamil. Untuk itu banyak sekali kegiatan ataupun cara yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya gizi buruk yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan balita, dengan adanya penyuluhan tentang gizi dan meningakatkan keluarga akan sadar gizi ( KADARZI). Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia

Transcript of Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Page 1: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

administrasi kebijakan kerjaBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan kesehatan yang

berkesinambungan yang meliputi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk melaksanankan tugas dan mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Pembangunan di sector kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan. Dalam Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan digariskan bahwa pembangunan kesehatan terwujud untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal , sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Depkes, RI : 1999)

Dalam melakukan pembangunan nasional terutama pembangunan di bidang kesehatan, salah satu aspek yang mempunyai perana penting adalah program pelayanan kesehatan di puskesmas yang merupakan upaya kesehatan bagi masyarakat dan meningkatkan kwalitas hidup masyarakat. Sumber daya Puskesmas yang berkwalitas yaitu sumber daya manusia sehat, cerdas dan produktif terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembanguna suatu bangsa. Untuk mencapai hasil pembangunan yang optimal, maka setiap proses pembangunan harus berorientasi atau berwawasan kesehatan.

Salah satu yang menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan yang berorientasi atau berwawasan kesehatan salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita atau meminimalisir angka kesakitan yang terjadi pada bayi dan balita serta ibu hamil. Untuk itu banyak sekali kegiatan ataupun cara yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya gizi buruk yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan balita, dengan adanya penyuluhan tentang gizi dan meningakatkan keluarga akan sadar gizi ( KADARZI).

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.

Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada masa balita.

Anemia Gizi Besi (AGB) diderita oleh 8,1 juta anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5 juta remaja putri dan 2 juta ibu hamil. Sekitar 3,4 juta anak usia sekolah menderita Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Sementara masalah gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi, ada kecenderungan peningkatan masalah gizi lebih sejak beberapa tahun terakhir. Hasil pemetaan gizi lebih di wilayah perkotaan di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 12 % penduduk dewasa menderita gizi lebih.

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi yang dalam bahasa Inggris disebut malnutrition, dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah gizi-kurang (under nutrition) dan masalah gizi-lebih (over nutrition), baik berupa masalah gizi-makro ataupun gizi-mikro.

Page 2: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Gangguan kesehatan akibat masalah gizi-makro dapat berbentuk status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi lebih. Sedang gangguan kesehatan akibat masalah gizi mikro hanya dikenal sebutan dalam bentuk gizi kurang zat gizi mikro tertentu, seperti kurang zat besi, kurang zat yodium, dan kurang vitamin A.

Pedoman Pengelolaan Program Gizi di Puskesmas Swakelola 11 Ilirdibuat dengan tujuan memberikan penjelasan pada pelaksana gizi di tingkat puskesmas agar dapat dijadikan pedoman dalam mengelola program gizi di puskesmas dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksana dalam mengelola program gizi. Metode yang digunakan adalah menjabarkanpedoman Pengelolaan Program Gizi di wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir Palembang, Menjadi pedoman Pengelolaan Program Gizi Puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah.

Belum tercapainya cakupan pemberian 90 tablet Fe yang rata - rata( 51,93% ) dari target (90%) dari tahun 2007 sampai tahun 2009 di Puskesmas Swakelola 11 Ilir.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Factor apa yang dapat mempengaruhi terjadinya masalah pemberian tablet Fe pada ibu hamil yang belum mencapai target.

2. Bagaimana puskesmas menilai atau menanggapi masalah yang ada di wilayah kerja puskesmas swakelola 11 Ilir?

3. Apa saja indikator yang sulit di capai?1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan Kadarzi terutama pada ibu hamil akan kebutuhan Fe pada masa Pra kehamilan dan pasca melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir yaitu 9 Ilir dan 11 Ilir palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasinya masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir Palembang.

2. Diketahuinya prioritas masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir

3. Diketahinya tujuan atas prioritas masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir.

4. Diketahuinya identifikasi penyebab masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir.

5. Diketahuinya alternatif pemecahan masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat dipuskesmas swakelola 11 Ilir

6. Diketahuinya penyebab masalah terpilih program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir

7. Tersusunnya rencana oprasional ( RO ) pemecahan masalah dari program upaya perbaikan gizi masyarakat dipuskesmas swakelola 11 Ilir

8. tersusunnya kerangka acuan kegiatan pemecahaan masalah dari program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir

1.5 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup selama pratikum administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK ) di puskesmas 11 ilir palembang yaitu :

a) Lingkup Lokasi

Page 3: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Lokasi pratikum administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK ) penulis di tempatkan di Puskesmas Swakelola 11 ilir palembang

b) Lingkup MateriMateri yang akan dibahas pada laporan ini yaitu tentang organisasi dan manajemen yang diharapkan dengan kenyataan yang ada serta analisa pencapaian kenerja sehingga diperoleh pemecahan maslahyang ada pada puskesmas 11 ilir palembang

c) Lingkup Waktu Pratikum administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK ) di puskesmas 11 ilir palembang selama 6 hari yaitu dimulai pada tanggal 06 juli – 12 Juli 2010 dengan jadual sebagai berikut :

NO Kegiatan Hari ke-1

6 juli 2010

Hari ke-2

7 juli 2010

Hari ke-3

8 juli 2010

Hari ke-4

9 juli 2010

Hari ke-5

12 juli 2010

1 Orientasi tempat praktikum

2 Pengumpulan data

3 Pengolahan Bahan

4 Bimbingan

5 Menyusun Laporan

6

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi mahasiswa1.6.1.1 Mendapat pengalaman berkerja di didang administrasi dan kebijakan

kesehatan1.6.1.2 Mendapatkan bahan untuk penyusunan laporan

1.6.2 Bagi institusi tempat pratikum1.6.2.1 Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

institusi tempat pratikum dengan sekolah tinggi ilmu kesehatan ( STIK ) Bina Husada Palembang.

1.6.2.2 Menjalin tali silturrahmi antara mahasisa sekolah tinggi ilmu kesehatan ( STIK ) Bina Husada Palembang dengan petugas atau pegawai puskesmas 11 ilir palembang

1.6.3 Bagi program studi1.6.3.1 Memperkenalkan program studi kesehatan masyarakat ke institusi – institusi

tempat pratikum1.6.3.2 Terbinanya kerjasama dengan institusi tempat pratikum dalam pembangunan

kesehatan masyarakat.Laporan pratikum dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PUSKESMAS

Page 4: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas2. Lokakarya Mini Puskesmas3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat,

keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance ).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapain tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan. mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan.

Beberapa definisi atau pengertian berikut ini merupakan opini pribadi, hasil olahan spesifik dalam lingkup pelayanan kesehatan masyarakat, berdasarkan tinjauan berbagai sumber kepustakaan maupun pengalaman bersama tim kerjasama institusi kesehatan.

1. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi.

2. Puskesmas Keliling (Puskel) adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan terdekat.

3. Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian yang sistematik dan terpadu yang meliputi unsure-unsur perencanaan (P1), penggerakkan pelaksanaan (P2), Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan Puskesmas.

4. Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan sesuai profesi keahlian masing-masing.

5. Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

6. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Page 5: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

7. Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit.

8. Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang.

9. Administrasi adalah suatu kegiatan pelayanan ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan organisasi.

10.Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan pengamatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk menentukan hasil program pelayanan kesehatan dan penetapan kebijakan program selanjutnya.

11.Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian target pelayanan.

2.2 ORGANISASI

2.2.1 Definisi Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerja sama untuk mancapai yujuan yang telah ditetapkan.

2.2.2 Jenis Organisasi

1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang kekuasaan semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber pada satu orang.

2. Berdasarkan Lalu Lintas KekuasaanDimana bentuk Organisasi ini meliputi, organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan

mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung kepada pejabat yang memimpin unit – unit dala organisasi, bentuk lini dan staff yaitu pucuk pimpinan dibantu oleh staff pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, bentuk fungsional yaitu bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi – fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli di bidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.

3. Berdasarkan sifat hubungan personalYaitu organisasi formal yang diatur secara resmi misalnya organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hokum, organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby.

4. Berdasarkan Tujuan

Organisasi ini dapat dibedakan menjadi organisasi yang tujuannya mecari keuntungan atau organisasi sosial.

5. Berdasarkan kehidupan dalam bermasyarakat

Yaitu organisasi pendidikan, organisasi kesehatan, dan organisasi pertanian.

6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani

Page 6: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Yaitu organisasi produksi misalnya organisasi produk makanan, organisasi orientasi dan politik misalnyaserikat pekerja, organisasi pemelihara misalnya organisasi pedul lingkungan dan lain - lain.

7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat

Orientasi ini meliputi organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti kooperasi, organisasi yang kemanfaatanya dinikmati oleh pelanggan, misalnya Bank, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan –perusahaan, organisasi yang kemanfaatanya dinikmati oleh masyarakat umum, misalnya organisasi yang bergerak dalam pelayanan kesehatan, contonya Rumah Sakit atau puskesmas.

2.2.3 Tata Kerja Puskesmas

1. Dengan kantor kecamatan harus berkoordinasi.

Melalui pertemuan berkala dengan melakukan perencanaan, penggerakan

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalia serta penilaian dan fungsi fasilitasi.2. Bertanggung jawab terhadap Dinas Kabupaten / Kota

Teknis administrative puskesmas bertanggung jawab kepada Dinkes kabupaten / kota.

3. Bermitra dengan sarana yankes tingkat pertama lainnya.a. Sebagai Mitra Pelayanan Kesehatan yang dikelola lembaga / swasta,

menjalin kerjasama, penyelenggaraan rujukan dan pemantauan kegiatan pelayanan kesehatan tersebut.

b. Terhadap upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( posyandu, dll) sebagai Pembina, melaksanakanbimbingan teknis, pemberdayaa dan rujukan sesuai kebutuhan.

4. Menjalin kerjasama yang erat dengan fasilitas rujukanKerjasama dan rujukan dengan berbagai penyelenggara upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, termasuk Dinkes Kabupaten / Kota.

5. Puskesmas dengan lintas sektoral dapat berkoordinasi dalam mewujudkan suatu tujuan.Dengan harapan penyelenggaraan lintas sektor terkait, sedangkan pembangunan yang diselenggarakan lintas sektor lain berdampak positif terhadap kesehatan.

6. Dengan masyarakat bermitra dengan BPP ( Organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesehatan)

a. Puskesmas memerlukan dukungan aktif masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.

b. Dukungan aktif dapat diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas, yang menghimpun berbagai potensi masyarakat.

2.3 Manajemen

2.3.1 pengertian Manajemen Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi

ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :

Page 7: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan

sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang

dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting things

done thought and with people).

2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain.

3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan

pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan

memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning,

organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and

followed in order to accomplish predetermined objectives)

4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa

manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :- Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan- Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan- Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain- Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan

efektif- Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)- Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus

dimiliki oleh manajer.

2.3.2 Manajemen Tingkat Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Wajib

1. Promosi Kesehatan (promkes)

2. Kesehatan Lingkungan (kesling)

3. Kesehatan Ibu dan Anak / Keluarga Berencara (KIA/KB)

4. Perbaikan Gizi

5. Pencegahan Penyakit Menular (P2M)

6. Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

2. Kesehatan Mata

3. Perawatan Kesehatan Masyarakat (perkesmas)

4. Kesehatan Jiwa

5. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

6. Kesehatan Lanjut Usia (lansia)

7. Pengobatan Tradisional (batra)

8. Poliklinik Infeksi Menular Seksual (IMS)

Page 8: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

9. Polilinik Rumatan Methadone

10. Poliklinik Voluntary Counselling and Testing (VCT)

3. Upaya Kesehatan Penunjang

1. Laboratorium

2. Gudang Obat

3. Apotik

4. Loket

5. Logistik

6. ASKES2.3.3 Fungsi Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan melalui fungsi Planning dan decision making, organizing, leading dan controlling (Wibowo, 2007:1). Manjemen dikatakan debagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia.Oleh Daft.L.Richard (2006:7) menjelaskan empat fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan tujuan kinerja orgasisasi di masa depan adalah

a) Perencanaan (Planning)Menentukan tujuan utnuk kinerja organisasi di masa depan, serta memutuskan

tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kurangnya perencanaan, atau perencanaan yang buruk akan menghancurkan kinerja organisasi.

b) Pengorganisasian (Organizing)Dilakukan setelah perencanaan dan mencerminkanusaha untuk mencapainya.

Pengorganisasian meliputi penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya.

c) Kepemimpinan (leading)Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang semakin penting,

merupakan pengguna pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan tujuan di seluruh organisasi dan memberikan masukan. Pemimpin melihat pemberian motivasi kepada seluruh departemen, divisi dan individu yang bekerja langsung dengan manajer.

d) Pengendalian (controlling)Mengawasi aktifitas, menentukan apakah organisasi dapat memenuhi target

tujuan dan melakukan koreksio bila diperlukan. Manajer harus memastikan bahwa organisasi bergerak menuju tujuannya.

2.3.4 Rencana Kegiatan

Dalam melaksanakan kegiatan pokok, terdapat target program yang telah

ditetapkan. Untuk dapat mencapai target, maka dilaksanakan kegiatan berupa

pelayanan:

 Di dalam gedung

 Di luar gedung: Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) / Peran Serta Masyarakat

(PSM), UKS / UKGS, perkesmas, pusling, PJB, grading hotel dan restoran

Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten adalah merupakan unit

pelaksana teknis dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas. Dalam urutan tingkat pelayanan kesehatan, puskesmas merupakan

Page 9: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

fasilitas pelayanan tingkat pertama. Tata kerja puskesmas adalah bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /kota Palembang.2.3.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas

Setiap program yang dilaksanakan mengacu pada manajemen puskesmas, yaitu:

Perencanaan (P1); Pergerakan dan Pelaksanaan (P2); Pengawasan, Pengendalian, dan

Penilaian (P3).

1. Perencanaan diwujudkan dalam bentuk pembentukan Plan of Action (POA) / RPK

yang dimulai dari pengumpulan data, mengolah data, menganalisa data, kemudian

menyusun rencana usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan yang

dilaksanakan oleh semua pemegang program bersama koordinatornya.

2. Pergerakan Pelaksanaan diwujudkan dalam pelaksanaan Lokakarya Mini

Puskesmas yang dilaksanakan setiap tahun untuk penggalangan kerja sama tim,

pembagian tugas program, dan pembagian wilayah binaan. Dilanjutkan dengan

melaksanakan lokakarya bulanan untuk membahas hasil kegiatan program dalam

bulan yang berlangsung apakah sudah sesuai dengan rencana program yang telah

dibuat.

3. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian diwujudkan dalam pembuatan Stratifikasi

Puskesmas.Tiga Prinsip (3P) tersebut kami uraikan kembali dalam pola pengalaman

pelayanan pengabdian selama bertugas keliling Puskesmas.

1. PERENCANAAN : P1

 Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K) :

o RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru

o Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):

o RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :

o Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu

o Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :

o DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan

2. PENGATURAN : P2

 Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas Program

 Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan

 Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral

 Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan puskesmas.

3. PENILAIAN : P3

 Pengawasan : Monitoring

Page 10: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

 Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan

 Pengendalian : Controlling

 Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan

 Penilaian : Evaluation

 Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah daerah.

2.3.6 Mini Lokakarya Puskesmas

Dalam rangka membina petugas puskesmas untuk berkerja sama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi puskesmas dengan baik ,telah dikembangkan mini lokakarya puskesmas .

Mini lokakarya puskesmas merupakan suatu pertemuan antara petugas puskesmas dan petugas puskesmas dengan sektor terkait ( lintas sektoral ) untuk meningkatkan kerja sama tim ,memantau cakupan pelayanan puskes serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Mini lokakarya puskesmas dalam manajemen puskesmas diadakan dalam aula puskesmas .dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan puskesmas mberkerja sama dalam tim dan membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral ,sedangkan manfaat diadakannya lokaharya mini puskesmas ini adalah untuk mengepaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan

1. Penggalangan atau peningkatan kerjasama dalam tim.Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan

puskesmas sendiri dalam rangka meningkatakan kerjasama antar petugas puskesmas untuk meningkatkan fungsi puskesmas

2. Lokakarya bulanan puskesmasSebagai tindak lanjut lokakarya penggalang atau peningkatan kerjasama

tim setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yng lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan .jika ada masalah dibahas dan dipecahkan bersama serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga

3. penggalangan atau peningkatan kerjasama lintas sektoralDalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dan dukungan sektor –

sektor yang dilaksanakan dalam satu pertemua setahun sekali .sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidng kesehatan .

2.3.7 Evaluasi Kegiatan Evaluasi

Evaluasi adalah Suatu proses untuk mengukur keterkaitan, efektivitas, efisiensi dan dampak suatu program, dilakukan dengan Tujuan Memperbaiki rancangan,Menentukan suatu bentuk kegiatan yang tepat, Memperoleh masukan untuk digunakan dalam PROSES perencanaan yang akan datang dan Mengukur keberhasilan suatu program.

Page 11: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Demikian ringkasan Pedoman Pengelolaan Program Gizi di Puskesmas dibuat dengan tujuan memberikan penjelasan padapelaksana gizi di tingkat puskesmas agar dapat dijadikan pedoman dalam mengelola program gizi di puskesmas dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksana dalam mengelola program gizi. Pertanggung jawaban yang dimaksud disini adalah pertanggung jawaban masyarakat (Akuntabilitas public) bahwa petugas telah melaksanakan kegiatan (program) sesuai dengan standar operasional prosedur program atau juga telah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana program gizi puskesmas, bila diminta pertanggung jawaban oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

 Penilaian Kinerja Puskesmas

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrument mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan ( khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan ) atas perhitungan seluruh Puskesmas.

Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.

 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

1. Tujuana.Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

b.Tujuan Khusus

1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

 Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan

dengan target yang harus dicapai.

b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come)

Page 12: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan dating berdasarkan prioritasnya.

d. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

 Ruang Kingkup Penilaian Kinerja PuskesmasRuang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil

pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi “ Indonesia Sehat 2010.

2.4 Standar Pelayanan MinimalStandar Pelayanan Gizi

1. Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun 90%2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet fe 90%3. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin

100%4. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100%

2.5 Teori Tentang Masalah Gizi2.5.1 Pengantar Ilmu Gizi

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.

Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.

2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.

4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.

2.5.2 Sejarah Gizi Seimbang

Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995.Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam PUGS.

2.5.3 Pengertian Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga

Page 13: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001) Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”.

o Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.

o Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut.

o Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.

2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang

1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)

2. Sosial budaya (tidak bertentangan)

3. Kondisi kesehatan

4. Umur

5. Berat badan

6. Aktivitas

7. Kebiasaan makan (like or dislike).

8. Ketersediaan pangan setempat.

2.5.5 13 Pesan Umum Gizi Seimbang

1. Makanlah aneka ragam makanan.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.

5. Gunakan garam beryodium.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.

8. Biasakan makan pagi.

9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.

10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.

11. Hindari minuman yang beralkohol.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

2.5.6 GIZI.

Istilah-istilah yang sering dijumpai dalam Ilmu Gizi Masyarakat

o Zat gizi adalah : zat-zat yang terkandung dalam tubuh kita yang diperlukan oleh tubuh

o Bahan Makanan : Asupan yang diberikan bagi tubuh dan melengkapi kebutuhan tubuh

o Bahan Pangan : bahan-bahan yang dikonsumsi dan berguna bagi tubuh manusia.

 Kebutuhan : Saat-saat dimana asupan yang diperlukanoleh tubuh meningkat

karena keadaan-keadaan tertentu. Misalnya : penyakit ginjal, dan lain-lain

 Kecukupan : Batas maksimal yang dibutuhkan oleh tubuh agar fungsi tubuh

dapat berjalan optimal2.5.6.1 Secara garis besar zat gizi ada 6 macam yang dikelompokkan dalam 2 golongan:

Makro:

Page 14: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

1. Karbohidrat2. Protein3. Lemak

Mikro:

1. Mineral2. Vitamin

Air2.5.7 4 masalah gizi utama yang sering terjadi di Indonsia :1. KEP ( Kurang Energi Protein ).

KEP dibagi menjadi 3:

 Kwasiorkor : Penyakit KEP yang dominan disebabkan kurangnya protein dalam waktu yang lamaTanda-tanda:- Edema di seluruh tubuh, terutama punggung kaki- Wajahnya bulat. Sembab atau moon face- Perut buncit (asites)- Rambut merah, kusam dan mudah dicabut- Terdapat bercak-bercak merah dan hitam

Marasmus : Penyakit KEP yang dominan disebabkan karena kurangnya energy dalam waktu yang lama.

Tanda-tanda:

- Tampak sangat kurus- Wajah cekung- Perut cekung- Tulang iga kelihatan- Otot pantat Nampak kendur- Terjadi atropi otot-otot tungkai dan lengan- Anak apatis cengeng dan rewel

Marasmic Kwasiorkor

Tanda-tanda:

- Tulang iga kelihatan- Perut buncit

Penyebab dari penyakit KEP diatas adalah karena kurangnya konsumsi karbohidrat dan lemak dalam waktu yang lama.

 Akibat yang ditimbulkan karena terjadinya KEP :

1. Pada ibu: ini disebabkan karena kemungkinan sang ibu pada waktu remaja si ibu juga mengalami kurang gizi dan kemudian ditambaha lagi pada waktu kehamilan mengalami masalah yang sama, maka yang besar kemungkinan akan mengalami kegagalan tumbuh kembang janin dan kemungkinan akan kelahiran BBLR atau kelahiran dalam keadaaan cacat.

2. Pada anak: Akan terjadi gagal tumbuh kembang atau terjadi atropi atau gizi buruk

 Pencegahan KEP

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein – termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan.

Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan mengurangi resiko mereka terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika ibu tidak bias atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk

Page 15: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

mendapatkan susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman – susu sapi normal tidaklah cukup. Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan variasu makanan termasuk yang mengandung protein.

Remaja dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup.Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan.

2. KVA

KVA merupakan salah satu penyakit yang menjadi salah satu masalah gizi, KVA adalah penyakit dimana si penderita mengalami kekurangan vitamin A.

Umumnya penyakit kekurangan vitamin A mengganggu sistem penglihatan atau mata, maka sebelum membahas tentang penyakit kekurangan vitamin A. maka perlu diketahui tentang tanda-tanda sebuah mata sehat, yaitu :

 Selaput bening benar-benar jernih dan putih

 Mata hitam letaknya di tengah dan berwarna bening

 Orang-orangan mata benar-benar hitam, jernih dan ada reflek cahaya, dan pupil mengecil bila menerima cahaya.

 kelopak mata dapat dibuka dan ditutup

 bulu mata tumbuh teratur ke arah luar

 Tidak ada sekret pada mata

 Tidak ada benjolan atau buntilan-buntilan pada mata.

 PenyebabTidak makan makanan yang kaya akan kandungan vitamin A, hal ini juga dapat diperburuk oleh infeksi, terutama campak.

 Gejala dan Akibat Kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan dan masalah2 mata – xeropthalmia – dan juga mengurangi ketahanan terhadap infeksi lainnya.

 Pencegahan Makan makanan yang mengandung vitamin A - misalnya daun2 hijau, tomat, wortel, mangga, ikan, hati, telur, jeruk, papaya, labu, kentang dan red palm oil (sorry can not found it)

3. Kekurangan Zat Besi (FE)

 Penyebab Tidak cukup mengkonsumsi makanan tinggi zat besi, juga perempuan yang terlalu sering hamil dan memliki anak, malaria, cacing tambang dan menstruasi meningkatkan resiko kekurangan zat besi.

 Gejala dan AkibatKekurangan zat besi adalah hal yang umum terjadi di dunia dan berbahaya terutama untuk perempuan hamil - meningkatkan resiko pendarahan dan kematian saat melahirkan. Kekurangan zat besi dilaporkan sebagai penyebab utama dari 20% kematian ibu dan menyumbang hingga 50% factor penyebab kematian ibu. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi perkembangan otak dan psikologi anak-anak, dan membuat orang menjadi malas dan lebih mudah terkena infeksi.

 PencegahanMakan makanan yang mengandung zat besi – makanan yang kaya (zat besi) misalnya daging, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, kacang tanah, tahu dan tempe. Makanan2 ini juga sangat penting untuk ibu hamil dan anak sejak usia 6 bulan. Strategi

Page 16: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

penting lainnya untuk memerangi kekurangan zat besi adalah dengan mencegah dan mengobati malaria- terutama pada saat hamil, pendidikan mengenai KB, menganjurkan untuk menjaga jarak dan mengurangi kehamilan dan pencegahan terhadap cacing di usus dan keteraturan pengobatan untuk cacingan.

4. Kekurangan Yodium

 Penyebab Tidak mengkonsumsi makanan yang kaya akan yodium dalam jumlah yang cukup.

 Gejala dan AkibatKekurangan yodium pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran mati dan meningkatkan resiko keguguran dan bayi lahir dengan berat badan rendah dan pada tingkat kekurangan yang parah dapat menyebabkan cacat permanent dan bayi lahir dengan tingkat intelegensi dan kemampuan gerak yang rendah dari biasanya/harusnya. Kekurangan iodium juga menimbulkan kelelahan dan pembesaran kelenjar tiroid – gondok.

 Pencegahan Makan makanan yang kaya akan kandungan yodium alami seperti ikan, makanan laut dan ganggang laut dan tanaman yang tumbuh didaerah dengan tanah yang mengandung yodium, garam beryodium dan suplemen yang mengandung yodium.

BAB III

GAMBARAN INSTANSI TEMPAT PRAKTIKUM

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Sejarah puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang

Puskesmas 11 Ilir didirikan pada tahun 1983 sebagai Puskesmas Pembantu 11 Ilir dari Puskesmas Induk Boom Baru. Sejak tahun 1996 Puskesmas Pembantu 11 Ilir berubah menjadi Puskesmas Induk 11 Ilir Palembang dan Mempunyai satu Puskesmas Pembantu yang berada di Kelurahan 9 Ilir. Sejak 16 Mei 2008 meningkat menjadi puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang.

Puskesmas 11 Ilir sejak pertama kali diresmikan menjadi puskesmas induk telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan puskesmas, yaitu:

1. Tahun 1996 sampai juni 1998 dipimpin oleh dr. Farida Akbar

2. Juni 1998 sampai November 1998 dipimpin oleh dr. Linda Tedja

3. Desember 1998 sampai juni 2005 dipimpin oleh dr. Emma Novita

4. Juni 2005 sampai maret 2006 dipimpin oleh dr. Desty Aryani

5. Maret 2006 sampai sekarang dipimpin oleh dr. HJ. MAH. Rosyidah Namawi

Penghargaan yang pernah diterima Puskesmas 11 Ilir :

1. Sekolah Dasar Indriasana, sebagai juara UKS tingkat kota Palembang tahun 2001

2. Lomba Balita Kelompok Umur 2 – 5 tahun, sebagai juara tingkat kota Palembang tahun 2002.

3. Susilawati sebagai Paramedis Teladan Juara 2 Tingkat Kota Palembang tahun 2002.

3.1.2Wilayah Kerja, Geografis, Demografi

Page 17: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

3.1.2.1 Wilayah Kerja

Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang Wilayah kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir meliputi dua Kelurahan, yaitu:

1. Keluraha 9 Ilir

Luas Wilayah 270 Ha dengan jumlah penduduk 17.529 Jiwa.

2. Kelurahan 11 Ilir

Luas Wilayah 20 Ha dengan jumlah penduduk 2.823 jiwa

3.1.2.2 Geografi

Puskesmas Swakelola 11 Ilir terletak di jalan Slamet Riyadi no. 455 Palembang. Puskesmas Swakwlola 11 Ilir relative mudah dicapai masyarakat dalam wilayah kerja maupun masyarakat diluar wilayah kerja kerena dapat dilalui kendaraan umum maupun pribadi, baik dari kalangan ekonomi yang kurang mampu sampai menengah keatas. Geografi wilayah kerja puskesmas Swakelola 11 Ilir terdiri dari daerah daratan dan sebagian kecil pinggiran sungai.

3.1.2.3 Demografi

Data jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang sampai akhir tahun 2009 adalah 21.352 jiwa.

Tabel 1. Demografi wilayah Kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang

NO Data 9 Ilir 11 Ilir Jumlah

1 Luas Wilayah 270 Ha 20 Ha 290 Ha

2 Jumlah RT 35 17 52

3 Jumlah KK 3583 849 4432

4 Jumlah KK Gakin 920 217 1137

5 Kader 40 19 59

6 Jumlah Posiandu 11 5 16

7 Toga - - -

8 Jumlah Penduduk 17529 3823 21352

9 Jumlah Laki –Laki 8814 2158 10972

10 Jumlah Perempuan 8996 1710 10706

11 Bayi( 0-1 Th ) 335 73 408

12 Baduta ( 0 – 2 Th) 403 92 495

13 Batita ( 0- 3 Th ) 581 185 1036

14 Balita ( 0 -5 Th) 1550 338 1888

15 Remaja 3396 740 4136

16 Bumil 364 79 443

Page 18: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

17 Bulin 349 76 425

18 PUS 2842 678 3520

19 WUS 4767 1054 5821

20 Lansia 1102 240 1342

Tabel 2. FASILITAS (Sarana Pendidikan dalam Wilayah Puskesmas Swakelola 11 Ilir )No Nama Sekolah Jumlah

1 TK 8

2 SD Nengri 0

3 SD Swasta 3

4 SLTP / MTS Negri 0

5 SLTP / MTS Swasta 3

6 SLTA /MA Negri 0

7 SLTA /MA Swasta 3

8 Perguruan Tinggi 1

Total 18

Tabel 3. Sarana Kesehatan (Sarana kesehatan dalam wilayah puskesmasswakelolah 11 Ilir)NO DISKRIPSI JUMLAH

II.SARANA KESEHATAN

1 Jumlah RS 1

2 Jumlah Puskesmas Pembantu 1

3 Jumlah Posyandu Balita 14

4 Jumlah Posyandu Lnsia 2

5 Jumlah Bidan praktek swasta ( BPS ) 4

6 Jumlah Klinik 24 jam -

7 Jumlah klinik KB 4

8 Jumlah Balai Pengobatan -

9 Jumlah Praktek dr umum 15

10 Jumlah Praktek dr gigi -

11 Jumlah dr bersama -

12 Jumlah Laboraturium Kesehatan -

13 Jumlah Apotek 4

14 Jumlah optik -

15 Jumlah Panti jompo -

Page 19: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

16 Jumlah Pijat -

17 Jumlah toko obat -

18 Jumlah Toga binaan -

19 Jumlah Kader Posyandu

a.Yang dilatih

b. Yang Aktif

32

59

20 Jumlah Dukun Bayi

a. yang terlatih

b. yang aktif

-

-

21 Julah Toko masyarakat yang aktif -

3.2 Gambaran Khusus Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang

3.2.1 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas

 VisiTercapainya kelurahan 9 Ilir Sehat Tahun 2010 bertumpu pada Pelayanan

Prima dan Pemberdayaan Masyarakat

 Misio Meningkatkan disiplin kerja, tertib administrasi dan profesionalitas di

Puskesmas Swakelola 11 Iliro Meningkatkan sarana dan prasarana yang bermutu prima

o Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

o Kemitraan pada semua pihak

 Motto

o Berikan pelayanan dengan salam, sapa, senyum

3.2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Swakelola 11 Ilir (terlampir)

3.2.3 Tupoksi Puskesmas

Tugas Pokok Puskesmas

1. Melaksanakan pembinaan teknis kesehata lingkungan kepada masyarakat umum, kader kesehatan lingkungan.

2. Membantu masyarakat dalam pengolahan pembangunan sarana sanitasi dasar.3. Melaksanakan pengawasan kwalitas kesehatan lingkungan, air bersih, penyehatan

makanan minuman, tempat-tempat umum, dan lingkungan pemukiman.4. Membuat perencanaan program kesehatan lingkungan dan tingkat kelurahan.5. Mengevaluasi pelaksanaan program di lingkungan kelurahan dan pembuatan

laporan.

Page 20: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.3.2.4 Sumber Daya Puskesmas (terlampir)

3.2.5 Upaya Kesehatan Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang telah ditetapkan berdasarkan Komitmen Nasional, Regional, dan Global, serta mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Adapun upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di puskesmas swakelola kenten dikenal dengan program kesehatan dasar (Basic Six).Program tersebut adalah:

1. Promosi Kesehatan (Promkes) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

 Sosialisasi Program Kesehatan

 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

 Surveilens Epidemiologi

 Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies

3. Program Pengobatan :

 Rawat Jalan Poli Umum

 Rawat Jalan Poli Gigi

 Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan

 Unit Gawat Darurat (UGD)

 Puskesmas Keliling (Puskel)

4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

 ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),

 Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

5. Upaya Peningkatan Gizi

 Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi6. Kesehatan Lingkungan

 Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah

 Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

 Adapun Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :

Page 21: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan

1. Masalah Gizi keluarga (Gizi buruk & Gizi lebih) bagi bayi, balita, anak sekolah,

dan orang dewasa.2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus.3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan.4. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil.5. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

2.5 10 Penyakit Terbesar

1. Ispa 6. Asma2. Rematik 7. Tonsilitis3. Gastritis 8. Stomatitis4. Diare 9. Anorexia5. Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan 10. Disentri

3.3 Gambaran Khusus Program3.3.1 Input (5M Program)

Kegiatan yang dilakukan antara lain: Pencegahan dan penanggulangan Program Gizi terutama gizi ibu hamil. Pengendalian terhadap cakupan pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil. Penyuluhan tentang Kadarzi

 Sumber daya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut yaitu:

a. Man (Manusia)

Jumlah tenaga yang tersedia diprogram Gizi khususnya tenaga penyuluh berjumlah 1 orang yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan Diploma Tiga Keperawatan (Akper).

b. Money (Sumber Daya Keuangan)

Dalam melaksakan program Pelayanan Gizi di Puskesmas swakelola 11 Ilir, menggunakan dana yang berasal dari APBD Kota Palembang yang tercermin dalam dana rutin dan dana pembangunan, Retribusi Kesehatan, Dana Jasa Medis ASKES, Jamkesmas, dan Jamsoskes.

c. Material (Sarana)

Dalam melakukan kegiatan Program Pelayanan Gizi di Puskesmas swakelola 11 Ilir mempunyai ruangan khusus.

d. Method ( Metode)

Dengan melakukan penyuluhan di posyandu kasih Ibu di Kelurahan 9 Ilir tentang pengetahuan gizi atau Kadarzi.

e. Machine (alat)

Dalam melakukan penyuluhan program gizi di tunjang oleh peralatan yang memadai untuk melakukan pengamatan kasus (Surveilans) dalam wilayah kerja puskesmas.

3.3.2 Proses

Manajemen POACE yang dilakukan pada unit ini fungsi manajemennya (POACE) tidak diterpakan secara menyeluruh, unit ini hanya mengacu pada POA / rencana pelaksanaan kegiatan, sedangkan Controling dan Evaluasi tidak ada

Page 22: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

1. PlanningPerencanaan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pihak puskesmas khususnya pada

program gizi sebagai berikut :

1. Pengamatan (Surveilens) baik pasif maupun aktif2. Penyuluhan tentang kadarzi dan pemberian tablet Fe.

2. OrganizingTenaga pengelola program ini terdiri dari tim pengelola program Gizi.

3. ActuatingAdapun rincian dan lokasi pelaksanaan pada program Gizi adalah sebagai berikut :

1. Mengetahu penderita Fe dan tindak lanjut pengobatan

2. Informasi dan desiminasi pembekalan penyuluhan Kadarzi terutama Pada masa pra kehamilan dan pada masa pasca melahirkan, praktik penyuluhan setiap petugas.

3. Mengetahui cara memutuskan mata rantai penularan.3.3.3 Output

Table 4 Target dan Cakupan Program Gizi Tahun 2007, 2008, 2009

No KEGIATANTARGET

SPM

Cakupan (%)

Tahun2007

Tahun2008

Tahun2009

1

Cakupan balita mendapat kapsul VIT A 2 kali per tahun

 6-11 bulan 12-59 bulan

90% 93,65% 94,15% 92,81%

2Cakupan Ibu hamil mendapat tablet FE

 FE 1 FE 3

90% 51,78% 51,59% 52,44%

3Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin

100% 100% 100% 100%

4Balita gizi buruk mendapat perawatan 100%

100% 100% 100% 100%

5Cakupan bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan

90% 85.96% 86,78% 87,08%

BAB IVMASALAH DAN PEMECAHANNYA

4.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pengamatan dan data sekunder program Pelayanan . Gizi diketahui terdapat tiga masalah utama yang dianggap penting, masalah tersebut, adalah :

1. Cakupan Bayi dan Balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun sudah mencapai Target akan tetapi adanya penurunan dari tahun 2007 - 2009.

2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe yang belum mencapai Target.3. Cakupan bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan yang belum mencapai

Target.

Masalah ini diketahui dari data penilaian kinerja puskesmas Swakelola 11 Ilir dari tahun 2007-2009. tingginya jumlah penderita penyakit yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi penyakit akibat Gizi.

Page 23: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

4.2. Prioritas MasalahDari hasil identifikasi masalah kemudian dibuat skala priorotas dalam bentuk

tabel dengan menggunakan “Metode Pair Comparison” dan “Metode Skoring”, sehingga dapat suatu prioritas masalah.

Tabel 5 Metode Pair Comparison

Aspek Urgensi Aspek Seriousnes Aspek Growth

A:B = BA:C = CB:C = B

A:B = BA:C = CB:C = B

A:B = BA:C = AB:C = B

A = 0 B = 2 C = 1 A = 0 B = 2 C = 1 A = 1 B = 2 C = 0

Tabel 6 Rekapitulasi Metode Pair Comparison

Masalah Urgensi Seriousnes Growth Total Tingkat

A 0 0 1 1 III

B 2 2 2 6 I

C 1 1 0 2 II

Tabel 7 Metoda Skoring

MasalahKepentinga

nDukungan

Resiko bila tak

ditanganiKemudahan Total Tingkat

A 1 1 2 1 5 III

B 3 3 3 3 12 I

C 2 2 1 2 7 II

Keterangan Metode Skoring :1 = Nilai rendah 2 = Nilai sedang 3 = Nilai tinggi

Berdasarkan hasil penetapan prioritas masalah, maka prioritas masalah yang dipilih adalah masih rendahnya tingkat ibu hamil mendapat tablet Fe dengan skor tertinggi.

4.3. Perumusan TujuanBerdasarkan prioritas masalah dengan menggunakan metoda diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai adalah meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan program gizi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat mengenai gizi terutama ibu hamil.

4.4. Identifikasi Penyebab MasalahIdentifikasi Penyebab Masalah dapat dilihat melalui pendekatan sistem pelaksanaan

program gizi dengan menggunakan Metoda Fish Bone/diagram tulang ikan, sebagai berikut:

Dari penyebab masalah yang ada maka dipilih beberapa penybab masalah yang paling dominan melatar belakangi masalah Fe tersebut :

1. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti kegiatan gizi2. Kurangnya promosi3. Kurangnya petunjuk mengenai pentingya gizi pada masa pra kehamilan dan pada masa

Pasca melahirkan4.5. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diketahui penyebab masalah, maka dapat diuraikan beberapa alternative pemecahan masalah, antara lain :

Tabel 9 Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Penyebab Masalah Pemecahan Masalah

Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe yang belum mencapai Target

Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti kegiatan gizi

Memberikan penyuluhan kepada masyrakat tentang pentingnya gizi untuk memantau tumbuh

Page 24: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

kembang janin dalam kandungan

Kurangnya promosiMempromosikan masalah gizi

Kurangnya petunjuk mengenai pentingya gizi

Membuat poster, leaflet mengenai program gizi

4.6. Pemecahan Masalah Terpilih Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada, dilakukan pemilihan prioritas

pemecahan masalah dengan menggunakan tehnik solution priority pengambilan keputusan. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebgai berikut :1. Efektivitas pemecahan masalah

M = Magnitude (besarnya masalah)I = Importancy (pentingnya pemecahan masalah)V = Vunerability (kecepatan maslah teratasi)

2. Efesiensi pemecahanC = cost (biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah)

Tabel 10 Tehnik Solution Priority Pengambilan Keputusan

NoInventarisasi

Pemecahan Masalah

Efektivitas Efesiensi JumlahMIV/CM I V C

1

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi untuk memantau tumbuh kembang anak

3 3 2 3 6

2Mempromosikan masalah gizi 2 1 3 2 3

3Membuat poster, leaflet mengenai program gizi 1 2 1 1 2

Dari hasil penentuan prioritas pemecahan masalah, maka pemecahan masalah yang terpilih adalah “Memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya gizi besi (Fe)”.4.7 penyusunan Rencana Operasional dan Jadwal Waktu (terlampir)

4.8 Kerangka Acuan Kegiatan / TOR

Kerangka Acuan Kegiatan Penyuluhan ke masyarakat.

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PENYULUHAN FE PADA IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SWAKELOLA 11 ILIR PALEMBANG

I. Pendahuluan.

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.

Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.

2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

Page 25: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.

4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.

 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi.

1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)2. Sosial budaya (tidak bertentangan)

3. Kondisi kesehatan

4. Umur

5. Berat badan

6. Aktivitas

7. Kebiasaan makan (like or dislike).

8. Ketersediaan pangan setempat.

 Penyebab Tidak cukup mengkonsumsi makanan tinggi zat besi, juga perempuan yang terlalu sering hamil dan memliki anak, malaria, cacing tambang dan menstruasi meningkatkan resiko kekurangan zat besi.

 Gejala dan Akibat.

Kekurangan zat besi adalah hal yang umum terjadi di dunia dan berbahaya terutama untuk perempuan hamil - meningkatkan resiko pendarahan dan kematian saat melahirkan. Kekurangan zat besi dilaporkan sebagai penyebab utama dari 20% kematian ibu dan menyumbang hingga 50% factor penyebab kematian ibu. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi perkembangan otak dan psikologi anak-anak, dan membuat orang menjadi malas dan lebih mudah terkena infeksi.

 Pencegahan Makan makanan yang mengandung zat besi – makanan yang kaya (zat besi) misalnya daging, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, kacang tanah, tahu dan tempe. Makanan2 ini juga sangat penting untuk ibu hamil dan anak sejak usia 6 bulan 

Strategi penting lainnya untuk memerangi kekurangan zat besi adalah dengan mencegah dan mengobati malaria- terutama pada saat hamil, pendidikan mengenai KB, menganjurkan untuk menjaga jarak dan mengurangi kehamilan dan pencegahan terhadap cacing di usus dan keteraturan pengobatan untuk cacingan.

Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku masyarakat khususnya ibu pra hamil dan pasca hamil akan pentingnya pemberian tablet Fe, maka kami bersama pihak Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang akan melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian tablet Fe.

II. Tujuan

a. Tujuan umum :

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil dan ibu menyusui akan pentingnya asupan ( konsumsi) atau pemberian tablet Fe.

b. Tujuan khusus :

Page 26: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

Kegiatan penyuluhan ini mempunyai tujuan khusus,yakni:

1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan pentingnya zat besi pada masa kehamilan.

2. Meningkatkan pengetahuan iby hamil akan pentingnya pemilihan bahan makanan dan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi – makanan yang kaya (zat besi).

III. Sasaran

Sasaran kegiatan penyuluahan adalah ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang.

IV. Pelaksanaan

Pelaksaaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang adalah Pimpinan Puskesmas sebagai Penanggung jawab kegiatan dan Petugas Gizi.

V. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan adalah penyuluhan tentang pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan ibu menyusui.

VI. Waktu dan Tempat

Waktu kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di Puskesmas Swaklelola 11 Ilir yaitu :

a. Penyuluhan di Posyandu Kasih Ibu Kelurahan 9 Ilir

VII. Metode dan alat

Metode yang dipergunakan dalam penyuluhan kepada masyarakat di Puskesmas Swakelola 11 Ilir adalah ceramah dan tanya jawab. Sedangkan alat yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah leaflet, poster dan lembar balik.

VIII. Pembiayaan

Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan kepada masyarakat ini berasal dari dana operasinal Puskesmas Swakelola 11 Ilir tahun 2010.

VII. Penutup

Demikianlah Kerangka Acuan kegiatan penyuluhan pemberian tablet Fe pada masyarakat di Puskesmas Swakelola 11 Ilir tahun 2010. Kerangka Acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksaan kegiatan penyuluhan tersebut.

Palembang,

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pengamatan dan data sekunder program Gizi diketahui terdapat tiga masalah utama yang dianggap penting, masalah tersebut, adalah :

Page 27: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

1. Cakupan Bayi dan Balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun sudah mencapai Target akan tetapi adanya penurunan dari tahun 2007 - 2009.

2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe yang belum mencapai Target.3. Cakupan bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan yang belum mencapai Target.Masalah ini diketahui dari data penilaian kinerja puskesmas Swakelola 11 Ilir dari tahun

2007-2009. Tingginya jumlah penderita penyakit disebabkan karena kurangnya pengetahuan Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti kegiatan gizi, Kurangnya promosi, Kurangnya petunjuk mengenai pentingya gizi pada masa pra kehamilan dan pada masa Pasca melahirkan

5.2 Prioritas masalah

Dari beberapa masalah yang ditemukan, di lakukan prioritas masalah dengan menggunakan kriteria pair comparison atau PAHO

5.3 Perumusan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan mengangkat masalah pamberian Tablet Fe Pada Ibu agar ada peningkatan target di wilayah kerja Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembang.

5.4 Identifikasi Penyebab Masalah

Dari banyaknya penyebab masalah yang ada hanya dipilih satu yang dianggap berperan dominan dalam menelatarbelakangi terjadinya masalah tersebut, yaitu Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe yang belum mencapai Target.

5.5 Pemecahan Masalah Terpilih

Dari hasil penemuan prioritas pemecahan masalah, maka pemecahan masalah terpilih adalah ”Melakukan Penyuluhan Ke Masyarakat terutama Ibu Hamil”

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Dari berbagai masalah yang ada pada program gizi yang meliputi balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun, ibu hamil mendapat 90 tablet Fe,pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin, Balita gizi buruk mendapat perawatan. Teridentifikasinya masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir Palembang.

Dapat diketahuinya prioritas masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir adalah pemberian tablet Fe pada ibu hamil mendapat 90 tablet Fe yang belum mencapai Target.

Tujuan atas prioritas masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku ibu hamil dalam mengurangi resiko akibat kekurangan zat besi pada masa melahirkan.

Diketahuinya identifikasi penyebab masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas swakelola 11 Ilir antara lain adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti kegiatan gizi,kurangnya promosi dari puskesmas akan pentingnya pemberian table Fe, dan kurangnya petunjuk mengenai pentingya gizi pada masa pra kehamilan dan pada masa Pasca melahirkan.

Alternatif pemecahan masalah program upaya perbaikan gizi masyarakat dipuskesmas swakelola 11 Ilir Palembang adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang

Page 28: Administrasi Kebijakan Kerja Puskesmas

pentingnya gizi untuk mamantau tumbuh kembang pertumbuhan janin dalam kandungan, mempromosikan masalah terkait tentang zat besi (Fe).6.2 Saran

Dari permasalahan yang ada di Puskesmas Swakelola 11 Ilir Palembangterutama Gizi maka saran yang dapat di berikan adalah :

1. Perlu lebih meningkatkan frekuensi kegiatan penyuluhan masyarakat terutama ibu hamil terhadap konsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi dan penggunaan tablet Fe

2. Memasang poster dan menyebarkan leaflet tentang bagai mana mengetahui gejala akibat kekurangan Fe dan bagaimana cara pengobatannya.

3. Mengusulkan kepada pimpinan puskesmas atau ke dinas kesehatan kota palembang untuk pengadaan sarana prasarana penunjang promosi gizi.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan ( 1998 ) “Administrasi Pusat Kesehatan Masyarakat “ Depkes,

Jakarta

 Departemen Kesehatan ( 2006 ) “ Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat “ Depkes, Jakarta

 Departemen Kesehatan ( 2006 ) “ Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota “ Depkes, Jakarta

 Lembaga Administrasi Negara RI ( 2003 ), “ Etika Organisasi Pemerintah” LAN RI, Jakarta

 Malayu SP Hasibuan ( 2008 ) ,” Manajemen Sumber Daya Manusia” Bumi Aksara, Jakarta

 A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen Kesehatan, EGC – Jakarta Arifin Abdurahman (1973), Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum,Jakarta Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Auliana, R. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Mitra Gama Widya, Jakarta, 1999. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.

Jakarta, 2002. Anwar Prabu Mangkunegara,DR ,2003 ; ”Perencanaan dan Pengembangan sumber daya

manusia”, Refika Aditama,,Bandung

 H.S.R.Tilaar,Prof,DR , 1997 ; ”Pengmabangan sumber daya manusia dalam Era Globalisasi”, Gransindo , Jakarta

 Malayu Hasibuan,Drs ,2008 ; ” Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara , Jakarta

 Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982. Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.